Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH Angiospermae (Monokotil dan Dikotil)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Botani Tumbuhan Tinggi”

Dosen Pengampu: Nurma Aini Hanapi, M. Pd

Disusun oleh: Kelompok III Kelas:


B

1. Akhmad Syaferi 1801060003


2. Nurlita Damayanti 1801062009
3. Siti Munawaroh 1801061034
4. Yeni Eryawati 1801061036

TADRIS PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS


TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI METRO SEMESTER
GANJIL 2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya makalah ini telah dapat diselesaikan penyusun. Makalah
ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi, dengan
harapan agar penyusun mengerti dan memahami tentang kajian “Angiospermae
(Monokotil dan Dikotil)”. Makalah ini diharapkan dapat dipelajari secara mandiri
oleh mahasiswa di dalam maupun diluar kegiatan perkuliahan karena makalah ini
memuat macam-macam kajian sejarah didalamnya. Tujuannya agar mahasiswa
dapat mengadakan refleksi sejauh mana mereka merasa tuntas pada mata kuliah
yang telah diikutinya dalam hal ini adalah Botani Tumbuhan Tinggi.
Kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan
makalah ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih. Kepada para
pembaca, kami berharap makalah ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan demi
perbaikan, kami mengharapkan adanya masukan untuk penyempurnaan makalah
ini di masa mendatang.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Metro, 08 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR
....................................................................................... ii DAFTAR ISI
...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2
A. Pengertian tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) ........................................2
B. Klasifikasi tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) ........................................2
C. Bagian-bagian bunga Angiospermae ...............................................................9
BAB III PENUTUP ..............................................................................................12
A. Kesimpulan ................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13

LAMPIRAN

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta merupakan tumbuhan yang
paling maju dibandingkan dengan tumbuhan lumut (Bryophyta) dan tumbuhan
paku (Pteridophyta) hal ini dikarenakan pada tumbuhan berbiji sudah memiliki
akar, batang dan daun yang sejati serta alat reproduksinya menghasilkan biji,
sebagai perkembangbiakan generatif. Tumbuhan berbiji bisa disebut juga
sebagai Anthophyta yang artinya sebagai tumbuhan berbunga. Dalam klasifikasi
Spermatophyta dibagi menjadi dua subdivisi, yakni subdivisi tumbuhan biji
terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada
Gymnospermae biji tidak dilindungi oleh kulit buah atau karpel sedangkan pada
Angiospermae biji dilindungi oleh kulit buah. Hampir semua tumbuhan yang ada
di daratan ini merupakan Angiospermae. Berdasarkan jumlah keping biji
Angiospermae dibagi menjadi 2 kelas, yakni Tumbuhan monokotil dan dikotil.
Pada makalah ini akan menjelaskan secara khusus apa itu Angiospermae beserta
klasifikasinya.

B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae)?
2. Apa saja ciri-ciri Angiospermae?
3. Apa saja klasifikasi dari Angiospermae?
4. Apa saja perbedaan antara tanaman monokotil dan dikotil?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tumbuhan biji tertutup.
2. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri Angiospermae.
3. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari Angiospermae.
4. Untuk mengetahui apa saja perbedaan antara tanaman monokotil dan dikotil.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)


Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angeion yang
artinya botol dan sperma yang artinya biji. Kelompok tumbuhan ini berkebalikan
dari Gymnospermae, yaitu menghasilkan biji dengan terlindungi kulit buah dan
memiliki alat reproduksi berupa bunga (Anthophyta). Kelompok ini banyak
ditemukan dimana-mana karena dapat beradaptasi dengan baik disegala
lingkungan. Sebagian besar tumbuhan anggota Angiospermae batangnya
berkayu. Ada beberapa tumbuhan dalam kelompok ini berupa herba dan
berbatang basah. Ada pula yang batangnya mengalami pertumbuhan sekunder
karena berkambium, namun sebagian yang lain batang tidak mengalami
pertumbuhan sekunder karena tidak berkambium. Ciri ruas-ruas batang dan
percabangan menunjukkan adanya keragaman ciri. Daunnya pun beragam
bentuk, pertulangan daun dan ciri lainnya. Keanekaragaman juga terlihat pada
bunga, terutama jumlah bagian-bagian bunga, dalam hal ini kelopak, mahkota,
benang sari dan putik. Berdasarkan jumlah keping biji Angiospermae dibagi
menjadi 2 kelas, yakni tumbuhan berkeping satu (Monocotyledonae) dan
tumbuhan berkeping dua (Dicotyledonae).

B. Klasifikasi Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)


1. Tumbuhan Berkeping Satu (Monocotyledonae)
Tumbuhan Monocotyledonae adalah tumbuhan yang hanya
mempunyai satu daun lembaga pada bijinya. Selain itu, tumbuhan monokotil
ini juga mempunyai ciri biji berkeping satu, berakar serabut, batang tidak
bercabang dan tidak berkambium, ruas-ruas batang jelas terlihat, tulang daun
sejajar dan melengkung, daun berupih dengan letak daun yang berseling, dan
umumnya bagian bunga berjumlah tiga atau kelipatannya. Tumbuhan
monokotil terbagi menjadi beberapa suku (famili), yaitu sebagai berikut.

2
a) Gramineae (suku rumput-rumputan)
Jagung (Zay mays), padi (Oryza sativa), dan gandum (Tritium
sativum) merupakan contoh tumbuhan monokotil dari suku
rumputrumputan yang dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan
pokok. Tebu (Saccharum officinarum) bermanfaat untuk bahan baku gula,
dan bambu betung (Dendrocalamus asper) sebagai bahan bangunan dan
perabotan rumah tangga. Suku rumput-rumputan ini mempunyai ciri-ciri
daun yang berbentuk pita, tulang daun sejajar dan melekat langsung pada
batang, batang agak berongga, berakar serabut, bunganya berbentuk bulir,
mudah terbang jika tertiup angin. Penyerbukan suku rumput-rumputan ini
dibantu oleh angin.

Gambar 2.1 Oryza sativa.

b) Musaceae (suku pisang-pisangan)


Suku pisang-pisangan ini mempunyai ciri-ciri
daunnya berpelepah, tulang daun menyirip, batang merupakan
batang semu, dan memiliki bunga yang majemuk.

3
Gambar 2.2 Musa paradisiaca.

c) Palmae (suku pinang-pinangan)


Palmae ini mempunyai ciri daun yang menyirip atau berbentuk
kipas, batang tidak bercabang, berakar serabut, bunga terletak pada ketiak
daun atau ujung daun, dan biasanya hidup berumpun. Contoh tanaman
yang termasuk dalam suku palmae adalah kelapa (Cocos nucifera) yang
bermanfaat sebagai bahan baku minyak goreng dan gula merah. Selain itu,
batangnya juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Tanaman
yang lain, misalnya sagu (Metroxylon sagu) dimanfaatkan sebagai bahan
makanan pokok dan enau (Arenga pinnata) dimanfaatkan sebagai bahan
baku gula nira karena menghasilkan cairan nira.

Gambar 2.3 Arenga pinata.

4
d) Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Suku ini mempunyai ciri-ciri pelepah daun yang memeluk batang.
Batangnya tumbuh dari rimpang (batang yang tumbuh dari dalam tanah).
Bunga mengandung sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, serta
kelopaknya berbentuk tabung.

Gambar 2.4 Kaempferia galanga

e) Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan)


Suku ini mempunyai daun yang bertepi rata dan berdaging dengan
letak berseling dua baris, berakar rimpang, pangkal batang menggembung,
sebagai penyimpan cadangan air, dan dalam satu bunga mengandung sel
kelamin jantan dan sel kelamin betina.

Gambar 2.5 Phalaenopsis amabilis.

5
2. Tumbuhan Berkeping Dua (Dicotyledonae)
Tumbuhan Dicotyledonae merupakan tumbuhan yang bijinya
mempunyai dua daun lembaga. Ciri lain yang dimiliki tumbuhan dikotil
adalah mempunyai akar tunggang, batang bercabang dengan ruas-ruas batang
yang tidak tampak, tulang daun menyirip atau menjari, bagian bunga
berjumlah 2, 4, 5, atau kelipatannya, serta mempunyai kambium dan berkas
pembuluh.
Tumbuhan dikotil terdiri atas beberapa suku antara lain, suku
kacang-kacangan, suku terung-terungan, suku jambu-jambuan dan suku jarak-
jarakan.
a) Papilionaceae (suku kacang-kacangan)
Ciri-ciri suku kacang-kacangan adalah bunganya yang berbentuk
kupu-kupu yang terdiri atas lima mahkota (bendera terdiri atas satu lembar
daun mahkota, sayap terdiri atas dua lembar daun mahkota, serta benang
sari terdiri atas 10 helai, satu helai terpisah dan sembilan helai membentuk
satu bekas), terdapat bintil-bintil pada akarnya yang menjadi tempat hidup
bakteri Rhizobium radicula. Bakteri ini dapat mengikat nitrogen yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dan bentuk buahnya berupa buah polong.
Contoh tanaman yang termasuk suku ini adalah kacang hijau, kacang
kedelai, dan kacang merah yang merupakan sumber protein nabati. Kacang
panjang dan buncis dapat dimanfaatkan sebagai sayur-sayuran.

Gambar 2.6 Arachis hypogea.

b) Solanaceae (suku terung-terungan)

6
Ciri-ciri suku terung-terungan adalah mahkota bunga berbentuk
terompet atau bintang yang berjumlah lima buah, memiliki kelopak, satu
putik, dan lima benang sari. Buah terletak di atas dasar bunga, dinding
buah terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan tipis dan lapisan dalam tebal
yang berupa kotak buah dan di dalam kotak ini terdapat banyak biji.
Contoh tanaman yang termasuk suku terung-terungan adalah tomat dan
terung yang dimanfaatkan sebagai bahan sayur-sayuran, cabai, tembakau,
dan kecubung yang digunakan sebagai bahan obat-obatan.

Gambar 2.7 Solanum melongena.

c) Euphorbiaceae (suku jarak-jarakan)


Suku jarak-jarakan juga sering disebut suku getah-getahan. Suku
ini mempunyai ciri antara lain, batangnya mengandung getah berwarna
putih, tulang daun menjari, dan umumnya mempunyai buah kotak. Contoh
tanaman yang termasuk dalam suku ini adalah jarak (Ricinus communis),
karet (Hevea brasiliensis) yang getahnya dapat digunakan sebagai bahan
baku pembuatan ban, bola dan produk lain. Umbi kayu (Manihot
utilissima) umbinya merupakan sumber makanan pokok yang banyak
mengandung karbohidrat.

7
Gambar 2.8 Ricinus communis, Manihot utilissima, Hevea brasiliensis.

d) Myrtaceae (suku jambu-jambuan)


Suku jambu-jambuan ini merupakan tumbuhan perdu. Letak
daunnya berhadapan, mahkota kecil dengan jumlah benang sari yang
banyak. Contoh tanaman yang termasuk suku ini adalah jambu biji, jambu
air, cengkih, dan kayu putih.

Gambar 2.9 Syzygium aqueum.

Tabel 1 Perbedaan Monokotil dan Dikotil


Perbedaan Monokotil Dikotil

8
Keping biji Berkeping satu Berkeping dua

Jenis akar Akar serabut Akar tunggang

Tudung akar Memiliki tudung akar Tidak memiliki tudung


akar

Pembentukan akar Terbentuk dari batang Terbentuk dari


percabangan akar
utama

Cabang batang Tidak bercabang Bercabang

Kambium Tidak memiliki Memiliki kambium


kambium

Bentuk daun Memanjang Melebar

Tulang daun Sejajar atau Menyirip atau menjari


melengkung

Kelopak bunga Jumlah kelopak 3 atau Jumlah kelopak 2, 4,


kelipatannya dan 5 atau
kelipatannya

Berkas pengangkut Tersebar Tersusun atas korteks


dan stele

C. Bagian-bagian Bunga Angiospermae


Bunga merupakan alat reproduksi tumbuhan berbiji tertutup, umumnya
terdiri dari empat lingkaran daun termodifikasi yang disebut organ bunga, yang
terpisah oleh internodus pendek. Tidak seperti tunas vegetatif, bunga merupakan
tunas-tunas determinat. Artinya, tunas-tunas tersebut berhenti tumbuh setelah
bunga dan buah terbentuk. Organ-organ bunga sepal, petal stamen dan karpel
melekat ke bagian batang yang disebut reseptakel (reseptacle). Stamen dan
karpel merupakan organ reproduktif, sementara sepal dan petal bersifat steril.

Sepal, yang menyelubungi dan melindungi kuncup

9
bunga sebelum ia membuka, biasanya berwarna hijau dan berpenampilan lebih
mirip daun dari pada organ-organ bunga yang lain. Pada kebanyakan spesies,
petal lebih berwarna cerah dari pada sepal dan mempromosikan bunga kepada
serangga dan penyerbuk-penyerbuk yang lain.

Gambar 2.10 Bagian-bagian bunga.

Stamen terdiri dari sebatang tangkai yang disebut filamen (filament) dan
struktur terminal yang disebut anter (anther). Di dalam anter terdapat ruangruang
yang disebut mikrosporongium (kantong polen) yang menghasilkan polen.
Karpel memiliki sebuah ovarium (ovary) di bagian dasar dan leher yang panjang
dan langsing yang disebut stilus (style). Pada pucuk stilus terdapat struktur yang
biasanya lengket, disebut stigma, yang berperan sebagai landasan pendaratan
bagi polen. Di dalam ovarium terdapat satu ovul (ovule) atau lebih. Jumlah ovul
bergantung pada spesies. Bunga ada yang memiliki karpel tunggal, namun
kebanyakan spesies memiliki karpel majemuk. Pada sebagian besar spesies, dua
karpel atau lebih berfusi menjadi struktur tunggal, hasilnya dalah ovarium
dengan dua ruangan atau lebih. Istilah pistil terkadang digunakan untuk mengacu
pada karpel tunggal atau sekelompok karpel yang berfusi.

10
Bunga lengkap (complete flower) memiliki keempat dasar bunga.
Beberapa spesies memiliki bunga tak lengkap (incomplete flower), yang tidak
memiliki sepal, petal, stamen, atau karpel. Misalnya, sebagian bunga rumput
tidak memiliki petal. Beberapa bunga tak lengkap bersifat steril, tidak memiliki
stamen dan karpel yang fungsional, bunga yang lain bersifat uniseksual
(unisexual), tidak memilki stamen maupun karpel. Bunga juga bervariasi dalam
ukuran, bentuk, warna, bau, susunan organ, dan waktu mekar. Beberapa di
antaranya termasuk bunga tunggal , sedangkan yang lain tersusun dalam gugus
mencolok yang disebut infloresensia (infloroscences). Misalnya, cakram tengah
bunga matahari terdiri dari ratusan bunga tak lengkap yang mungil, dan bagian
yang terlihat seperti petal sebenarnya adalah bunga steril. Sebagian besar
keanekaragaman bunga merepresentasikan adaptasi terhadap
penyerbukpenyerbuk yang spesifik.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah dapat disimpulkan bahwa:
1. Angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup memiliki biji yang
dilindungi oleh kulit buah dan memiliki bunga sebagai organ reproduksi.
Sebagian besar tumbuhan yang ada di daratan ini merupakan jenis
tumbuhan Angiospermae.
2. Ciri utama yang dipakai untuk mengelompokkan tumbuhan biji tertutup
ialah sifat dan keadaan bijinya. Biji pada kelompok tumbuhan ini
memiliki cadangan makanan yang disebut keping biji (kotiledon).
Keping biji ini sesungguhnya daun pemula sebagai pertumbuhan awal
jika biji tumbuh. Anggotanya dapat berupa berkayu atau berbatang basah
(herba), mempunyai bentuk dan susunan bunga bermacam-macam.
Batangnya mengalami pertumbuhan sekunder karena berkambium,
namun sebagian yang lain batang tidak mengalami pertumbuhan
sekunder karena tidak berkambium. Memiliki beberapa jenis akar, yakni
serabut dan tunggang.
3. Angiospermae dibagi menjadi dua kelas Monocotyledonae (tumbuhan
berkeping satu) dan Dicotyledonae (tumbuhan berkeping dua).
4. Perbedaan monokotil dan dikotil dilihat dari keping bijinya yaitu
monokotil berkeping satu dan dikotil berkeping dua, jenis akarnya
monokotil berakar serabut dan dikotil berakar tunggang, tulang daun
monokotil berbentuk sejajar atau melengkung dan dikotil berbentuk
menyirip atau menjari, pada batang monokotil tidak berkambium dan
dikotil memiliki kambium.

12
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. dan Jane B. Reece. 2008. Biologi Edisi 8 Jilid 2. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Firmansyah, Rikky dkk. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Kistinnah, Idun dan Endang Sri Lestari. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Subardi dkk. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Taryono. 2017. Artikel Tumbuhan Monokotil dan Dikotil.
https://senibudaya12.blogspot.com/2017/08artikel-tumbuhan-
monokotildan-dikotil.html?m=1. Diakses pada 13 Agustus 2019 pukul
21:45.

13
LAMPIRAN

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai