LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
4.1. Hasil
4.2. pembahasan
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB 1. PENDAHULUAN
2
pengukuran juga akan semakin tepat pula. Semua alat ukur harus dilakukan
pengukuran secara berulang.
1.3. Tujuan
Mampu menggunakan beberapa alat ukur dasar
Mampu menentukan nilai skala terkecil (nst) dari alat ukur
Mampu melakukan pengukuran satu kali, berulang, dan gabungan
beserta menentukan nilai ralatnya
1.4. Manfaat
Manfaat praktikum kali ini adalah praktikan dapat mengetahui beberapa
alat ukur dasar, praktikan mengetahui cara menentukan nilai skala terkecil (nst)
dari suatu alat ukur dan praktikan dapat mengetahui cara melakukan pengukuran
satu kali, berulang, dan gabungan beserta menentukan nilai ralatnya.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Alat ukur dasar adalah alat ukur yang dikategorikan sebagai alat ukur dasar.
Contohnya seperti amperemeter, voltmeter, penggaris, stopwatch, neraca, jangka
sorong, mikrometer sekrup, termometer dan alat ukur dasar lainnya. Menurut
Arendra (2021), perkembangan teknologi dapat menghasilkan suatu produk yang
memiliki bentuk unik, konstruksi yang canggih, maupun ukuran yang sesuai. Hasil
produksi maupun benda dapat diukur dengan mudah apabila mengguunakan alat
ukur yang canggih dan tepat. Alat ukur yang canggih juga mampu mengukur
kecepatan maupun getaran yang berasal dari suara. Alat ukur yang berbeda akan
menghasilkan hasil pengukuran yang berbeda pula. Alat ukur yang tepat sangat
dibutuhkan agar hasil pengukuran yang diperoleh juga akurat. Kesalahan yang
terjadi pada hasil pengukuran salah satunya disebabkan oleh pemilihan alat ukur
yang kurang tepat (Arendra, 2021).
Alat ukur dasar beserta fungsinya yaitu mistar. Mistar biasa dikenal dengan
penggaris yang memiliki kegunaan sebagai alat pengukur panjang. Mistar pada
umumnya memiliki skala terkecil 0,1 mm atau 1 mm. Menurut Indrajit (2009),
jangka sorong merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur panjang. Jangka
sorong umumnya memiliki dua bagian yaitu skala utama dan skala nonius. Jangka
sorong juga digunakan untuk mengukur tebal, diameter dalam, diameter luar,
hingga mengukur tinggi suatu benda kecil.
4
2.3. Nilai skala terkecil (nst) alat ukur
Setiap alat ukur memiliki nilai skala terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi. Nilai ini disebut sebagai nilai skala terkecil (NST). Ketelitian suatu alat ukur
bergantung pada nilai skala terkecil. Sebagai contoh adalah mistar yang memiliki
skala terkecil 1 mm. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai ketidakpastian.
Beberapa penyebab ketidakpastian tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil
(NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan paralaks, fluktuasi
parameter pengukuran, metoda sampling, homogenitas sampel, kondisi alat uji,
ketidaksempurnaan metoda pengujian/pengukuran, pengaruh personil, dan kondisi
lingkungan (Lansida, 2011).
1
x = nilai skala terkecil (1)
2
X = x + ∆x (2)
5
BAB 3. METODE EKSPERIMEN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran dasar ini
adalah sebagai berikut:
6
Gambar 3.2. Contoh pengukuran massa pada neraca
Variabel pada praktikum kali ini ada tiga yaitu sebagai berikut :
1. Variabel bebas
Variabel bebas pada praktikum kali ini berupa alat yang digunakan
pada praktikum, seperti jangka sorong, mistar, mikrometer dan lain-
lain.
2. Variabel terikat
Variabel terikat pada praktikum yaitu merupakan hasil dari variabel
kontrol.
3. Variabel kontrol
Variable kontrol pada praktikum kali ini yaitu batang-batang uji
dan beban-beban pemberat.
3.2.2. Prosedur Eksperimen
a. Menentukan nilai skala terkecil (nst) dan kesalahan titik
nol
1. Diambil jangka sorong dan ditentukan nst-nya.
Dicatat juga apabila skalanya tidak menunjukkan
titik nol saat jangka sorong belum digunakan
7
2. Diambil mikrometer dan ditentukan nst-nya. Dicatat
juga apabila skalanya tidak menunjukkan titik nol
saat mikrometer belum digunakan
3. Diambil amperemeter dan ditentukan nst-nya.
Dicatat juga apabila jarum tidak menunjukkan titik
nol saat tidak ada arus
4. Diambil voltmeter dan ditentukan nst-nya. Dicatat
juga apabila jarum tidak menunjukkan titik nol saat
tidak ada tegangan
5. Diambil termometer dan ditentukan nst-nya.
6. Diambil neraca pegas dan ditentukan nst-nya
7. Diambil stopwatch dan ditentukan juga nst-nya.
8. Diambil mistar atau penggaris dan ditentukan nst-nya
9. Diambil neraca/ timbangan dan ditentukan nst-nya.
b. Pengukuran langsung dengan menggunakan nilai skala
terkecil
1. Menggunakanjangka sorong, diukur diameter dalam
dan diameter luar sebuah cincin.
2. Menggunakan mikrometer, diukur diameter luar dari
sebuah bola besi kecil
3. Dihubungkan amperemeter dan voltmeter dalam
sebuah rangkaian tertutup, dan dicatat besar arus dan
besar tegangan yang muncul
4. Neraca diberi beban dan dicatat nilai skalanya
5. Panjang, lebar dan tingi balok diukur menggunakan
mistar panjang
6. Berjalanlah dari titik A ke B sejauh 2.0 meter,
dihitung waktunya dengan stopwatch
c. Pengukuran langsung dengan menggunakan standar
deviasi
1. Menggunakan jangka sorong, diukur diameter dalam
dan diameter luar sebuah cincin
2. Diameter luar sebuah bola besi kecil diukur
menggunakan mikrometer
8
3. Dihubungkan amperemeter dan voltmeter dalam
sebuah rangkaian tertutup, serta dicatat besar arus
dan besar tegangan yang muncul
4. Neraca diberi beban dan dicatat nilai skalanya
5. Diukur panjang, lebar dan tinggi dari balok yang
tersedia menggunakan mistar panjang.
6. Berjalan dari titik A ke B sejauh 20 meter dan
dihitung waktunya menggunakan stopwatch
d. Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan nilai
skala terkecil
1. Dilakukan kembali langkah pada point b nomor 5
dengan balok yang sama kemudian ditimbang massa
balok tersebut
2. Dilakukan langkah yang sama pada point b nomor 6,
diulangi untuk jarak 2,5 meter, 3 meter dan 3,5 meter
serta dicatat masing-masing waktunya
e. Pengukuran tidak langsung dengan mengguakan standar
deviasi
1. Dilakukan kegiatan seperti point d sebanyak 3 kali
f. Pengukuran tidak langsung menggunakan nilai skala
terkecil dan standar deviasi
1. Dilakukan kembali langkah pada point c nomor 5
dengan balok yang sama, diukur panjang, lebar dan
tinggi menggunakan standar deviasi dan kemudian
penimbangan massa balok menggunakan nst.
2. Dilakukan langkah yang sama pada point d nomor 2
dengan pengukuran jarak menggunakan nst dan
perhitungan waktu menggunakan standar deviasi
3.3. Metode Analisis Data
3.3.1. Ralat
9
ukuran tersebut diketahui maka akan diketahui juga nilai ukuran yang
lain.
4.1. Hasil
10
Pengukuran Langsung Sebanyak Satu
B. Kali
no alat ukur objek hasil X ∆𝑥
jangka
1 sorong cincin 1,72 1,72 0,025
2,9 2,9 0,025
2 mikrometer bola pejal 7,83 7,83 0,0005
tegangan
3 voltmeter listrik 3 3 1
4 amperemeter arus listrik 0,35 0,35 1
5 neraca balok besi 69,5 69,5 0,005
6 stopwatch sejauh 2 m 2,6 2,6 0,005
7 mistar balok besi p=2 2 0,5
l= 2 2 0,5
t= 2 2 0,5
8 termometer suhu ruang 30 30 0,5
Pengukuran Langsung dengan Menggunakan
C. Standart Deviasi
no alat ukur P1 P2 P3 X ∆𝑥
jangka
1 sorong 1,9 2,1 2 2 0,1
2,9 2,25 2,9 2,683333 0,375278
2 mikrometer 8,35 7,85 7,92 8,04 0,27074
3 arus 0,49 0,48 0,48 0,483333 0,005774
4 voltmeter 0,36 0,23 0,22 0,27 0,258554
5 neraca 68,5 67,5 68,5 68,16667 0,57735
6 stopwatch 2,41 2,81 3,29 2,836667 0,440606
7 mistar 2 2,1 2,3 2,133333 0,152753
Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai
D. Skala Terkecil
No Objek besaran m X ∆𝑥
1 Balok 2 67,46 8,4325 0,08942
2 67,46 8,4325 0,08942
2 67,45 8,4325 0,08942
2 Perjalanan 2,5 2,44 1,02459 0,158243
3 2,91 1,030928 0,173304
3,5 3,09 1,132686 0,187169
Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Standart
E. Deviasi
11
Massa jenis
balok
percobaan p l t m V 𝜌
∆𝜌 I
P1 2 2 2 67,5 8 8,4375
1,450568 0,204407 98,5
P2 2,1 2,1 2,1 67,56 9,261 7,295109
1,450568 0,204407 98
P3 2,3 2,3 2,3 67,61 12,167 5,556834
1,450568 0,204407 99
Kecepatan perjalanan
Jarak (m) waktu (s) v (m/s) ∆𝑣 I
K AP r
P1 P2 P3
2,5 2,43 2,44 2,53 1,013514 0,01506 0,014925
99,98494 2,827998 2,46
3 3,1 3,07 2,9 0,992282 0,01506 0,005055
99,98494 2,81881 3,02
3,5 3,53 3,31 3,44 1,021401 0,01506 0,014925
99,98494 2,831371 3,42
Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil dan Standart
F. Deviasi
Massa jenis
balok
Massa jenis
balok
percobaan p l t m V 𝜌
∆𝜌 I
P1 2 2 2 8 8,4375
0,126585 0,015003 9
P2 2,1 2,1 2,1 67,5 9,261 7,28863
0,12062 0,016549 92,7
P3 2,3 2,3 2,3 12,167 5,547793
0,12062 0,021742 94,4
Kecepatan perjalanan
Jarak (m) waktu (s) v (m/s) ∆𝑣 I
K AP
P1 P2 P3
2,5 2,43 2,44 2,53 1,013514 0,004325 0,004268
99,99573 3,369808 2,46
3 3,1 3,07 2,9 0,992282 0,003372 0,003398
99,9966 3,468799 3,02
3,5 3,53 3,31 3,44 1,021401 0,244018 0,238905
99,76109 1,621774 3,42
12
4.2. Pembahasan
Semua alat ukur berfungsi dengan baik dan dapat digunakan dengan baik
dan benar. Hasil pengukuran yang dilakukan tiga kali percobaan dapat dilihat di
tabel pengamatan.
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14