Anda di halaman 1dari 15

PENGUKURAN DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Oleh:

Nama/NIM : Dela Ayunda Fausiyah / 23_1003


Fakultas / Jurusan : MIPA/Kimia
Kelompok : 01
Asisten : Nurul Fatma Hidayati
Tanggal praktikum/jam : 25 September/10.40-12.20

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Alat Ukur Dasar

2.2 Standar Deviasi

2.3. Nilai skala terkecil (nst) alat ukur

2.4. Pengukuran berulang dan tidak berulang

2.5. Nilai Ralat

BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1. Alat dan Bahan

3.2. Desain Eksperimen

3.3. Metode Analisis Data

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.2. pembahasan

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehidupan sehari-hari tidak terlepas dengan istilah pengukuran.


Pengukuran adalah menentukan panjang, besaran ataupun dimensi dari suatu benda
menggunakan alat ukur yang sesuai dengan kebutuhan. Pengukuran dalam sehari-
hari contohnya mengukur panjang baju, mengukur panjang jalan, menghitung
waktu, mengukur panjang garis dan lain lain.

Pengukuran dilakukan dengan alat-alat tertentu dan juga dengan teknik-


teknik tertentu. Alat-alat ukur mempunyai berbagai macam bentuk yang berbeda.
Bentuk-bentuk yang berbeda dari masing-masing alat ukur juga memiliki fungsi
yang berbeda. Teknik pengukuran dalam menggunakan alat ukur juga sangat
dibutuhkan agar dalam melakukan suatu pengukuran tidak terjadi kesalahan yang
cukup besar. Teknik-teknik pengukuran dasar yang akan dibahas adalah prosedur
pemakaian, cara membaca skala hingga mengenalkan berbagai kesalahan yang
mungkin muncul ketika suatu alat ukur digunakan. Semua teknik pengukuran dan
cara menghitung besaran akan dilakukan dalam bentuk fisika.

Teknik pengukuran juga terdapat penentuan nilai skala terkecil. Masing-


masing alat ukur pasti mempunyai skala terkecil atau skala yang paling terkecil
pada alat ukur tersebut. Contohnya pada mistar atau pengaris, nilai skala terkecilnya
adalah 0,1 mm.

Praktikum ini akan membahas tentang pengukuran dasar yang meliputi


pengukuran menggunakan alat-alat ukur dasar. Alat-alat ukur dasar tersebut
misalnya penggaris, amperemeter, voltmeter, termometer, stopwatch, mikrometer
sekrup, jangka sororng, neraca dan alat ukur dasar lainnya. Praktikum ini juga akan
membahas teknik laboratorium. Teknik penyampaian data dan perhitungan
ketidakpastian di dalam pengukuran juga dilakukan salam praktikum ini.
Pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung juga akan dibaahas karena
agar praktikan mengetahui perbedaan pengukuran langsung dan pengukuran tidak
langsung. Ketelitian dalam praktikum fisika kali ini membutuhkan ketelitian yang
tinggi dan arah fokus yang tinggi. Penelitian terhadap suatu benda dilakukan secara
berulang, agar praktikan dapat menghitung rata-rata dan menentukan standar
deviasi. Pengukuran berulang dilakukan semakin banyak, maka ketepatan

2
pengukuran juga akan semakin tepat pula. Semua alat ukur harus dilakukan
pengukuran secara berulang.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum pengukuran dasar adalah bagaimana


cara menggunakan alat ukur dasar, bagaimana cara menentukan nilai skala
terkecil dari suatu alat ukur, dan bagaimana melakukan pengukuran satu kali,
berulang, dan gabungan beserta menentukan nilai ralatnya.

1.3. Tujuan
 Mampu menggunakan beberapa alat ukur dasar
 Mampu menentukan nilai skala terkecil (nst) dari alat ukur
 Mampu melakukan pengukuran satu kali, berulang, dan gabungan
beserta menentukan nilai ralatnya
1.4. Manfaat
Manfaat praktikum kali ini adalah praktikan dapat mengetahui beberapa
alat ukur dasar, praktikan mengetahui cara menentukan nilai skala terkecil (nst)
dari suatu alat ukur dan praktikan dapat mengetahui cara melakukan pengukuran
satu kali, berulang, dan gabungan beserta menentukan nilai ralatnya.

3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Ukur Dasar

Alat ukur dasar adalah alat ukur yang dikategorikan sebagai alat ukur dasar.
Contohnya seperti amperemeter, voltmeter, penggaris, stopwatch, neraca, jangka
sorong, mikrometer sekrup, termometer dan alat ukur dasar lainnya. Menurut
Arendra (2021), perkembangan teknologi dapat menghasilkan suatu produk yang
memiliki bentuk unik, konstruksi yang canggih, maupun ukuran yang sesuai. Hasil
produksi maupun benda dapat diukur dengan mudah apabila mengguunakan alat
ukur yang canggih dan tepat. Alat ukur yang canggih juga mampu mengukur
kecepatan maupun getaran yang berasal dari suara. Alat ukur yang berbeda akan
menghasilkan hasil pengukuran yang berbeda pula. Alat ukur yang tepat sangat
dibutuhkan agar hasil pengukuran yang diperoleh juga akurat. Kesalahan yang
terjadi pada hasil pengukuran salah satunya disebabkan oleh pemilihan alat ukur
yang kurang tepat (Arendra, 2021).

Alat ukur dasar beserta fungsinya yaitu mistar. Mistar biasa dikenal dengan
penggaris yang memiliki kegunaan sebagai alat pengukur panjang. Mistar pada
umumnya memiliki skala terkecil 0,1 mm atau 1 mm. Menurut Indrajit (2009),
jangka sorong merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur panjang. Jangka
sorong umumnya memiliki dua bagian yaitu skala utama dan skala nonius. Jangka
sorong juga digunakan untuk mengukur tebal, diameter dalam, diameter luar,
hingga mengukur tinggi suatu benda kecil.

2.2. Standar Deviasi

Menurut Arendra (2007), standar deviasi biasa dikenal dengan simpangan


baku dalam ilmu statistik. Standar deviasi merupakan alternatif terbaik dalam hal
perbandingan antara rangkaian data yang satu dengan data yang lainnya. Standar
deviasi dapat dihitung melalui data asli walalupun terdapat beberapa sampel yang
dapat dikombinasikan dengan sampel lainnya. Nilai kuadrat yang kecil juga
dimiliki oleh standar deviasi. “Secara sistematis standar deviasi suatu rangkaian
dapat diartikan sebagai akar kuadrat rata-rata dari selisih kuadrat data terhadap rata-
rata data”.

4
2.3. Nilai skala terkecil (nst) alat ukur

Setiap alat ukur memiliki nilai skala terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi. Nilai ini disebut sebagai nilai skala terkecil (NST). Ketelitian suatu alat ukur
bergantung pada nilai skala terkecil. Sebagai contoh adalah mistar yang memiliki
skala terkecil 1 mm. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai ketidakpastian.
Beberapa penyebab ketidakpastian tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil
(NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan paralaks, fluktuasi
parameter pengukuran, metoda sampling, homogenitas sampel, kondisi alat uji,
ketidaksempurnaan metoda pengujian/pengukuran, pengaruh personil, dan kondisi
lingkungan (Lansida, 2011).

2.4. Pengukuran berulang dan tidak berulang

Pengukuran berulang, hasil pengukuran dapat dinyatakan dengan


menggunakan kesalahan setengah rentang atau dapat juga menyatakannya dengan
menggunakan standar deviasi. Pengukuran berulang atau tidak berulang bisa
disebut sebagai pengukuran tunggal. Ketidakpastiannya umumnya dinyatakan
1
sebagai setengah dari nilai skala terkecilnya (2 𝑁𝑆𝑇 ) . Misalkan suatu pengukuran

besaran X maka ketidakpastian mutlaknya dalam pengukuran tunggal adalah:

1
x = nilai skala terkecil (1)
2

Di mana x adalah nilai ketidakpastian pengukuran, sehingga hasil pengukurannya


dapat dituliskan sebagai:

X = x + ∆x (2)

2.5. Nilai Ralat

Ketidakpastian merupakan penyimpangan nilai ukur dari nilai benar.


Ketidakpastian (uncertainty) dapat dikenal juga dengan kata ralat (error). Ralat
adalah suatu perbedaan antara nilai yang terukur dengan nilai yang sesungguhnya,
atau simpangan/selisih nilai antara yang terukur dengan nilai rata-rata kuantitas
pengukuran. Pengukuran juga biasanya menghasilkan pengukuran yang tidak
sesungguhnya atau tidak sebenarnya. Ralat bukanlah merupakan salah ukur, tetapi
hal tersebut lebih mempresentasikan deviasi hasil ukur terhadap nilai benar yang
diukur. Deviasi berarti seberapa dekat nilai ukur dengan nilai rata-rata kuantitas
hasil ukur (Sa’diyah, A.,dkk, 2022).

5
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran dasar ini
adalah sebagai berikut:

1. Mistar, untuk mengukur panjang suatu benda


2. Jangka sorong, alat pengukur dari besaran panjang
3. Mikrometer, digunakan untuk mengukur panjang, tebal ataupun diameter
luar dari sebuah benda yang berukuran relatif kecil.
4. Amperemeter, digunakan untuk mengukur besarnya kuat arus yang
mengalir dalam sebuah rangkaian tertutup
5. Voltmeter, digunakan untuk mengukur besarnya tegangan
6. Stop watch, untuk mengukur waktu
7. Neraca, untuk mengukur massa dari balok
8. Termometer, digunakan untuk mengukur suhu
9. Balok logam, sebagai beban untuk ditimbang massanya
10. Bola besi kecil, sebagai objek yang akan diukur menggunakan mikrometer
sekrup
11. Resistor, sebagai papan untuk mengukur kuat arus dan tegangan listrik
12. Kabel penghubung

3.2. Desain eksperimen

Gambar 3.2. Contoh pengukuran kuat arus atau tegangan

6
Gambar 3.2. Contoh pengukuran massa pada neraca

Gambar 3.2. Pengukuran massa beban pada neraca

3.2.1. Variabel Eksperimen

Variabel pada praktikum kali ini ada tiga yaitu sebagai berikut :
1. Variabel bebas
Variabel bebas pada praktikum kali ini berupa alat yang digunakan
pada praktikum, seperti jangka sorong, mistar, mikrometer dan lain-
lain.
2. Variabel terikat
Variabel terikat pada praktikum yaitu merupakan hasil dari variabel
kontrol.
3. Variabel kontrol
Variable kontrol pada praktikum kali ini yaitu batang-batang uji
dan beban-beban pemberat.
3.2.2. Prosedur Eksperimen
a. Menentukan nilai skala terkecil (nst) dan kesalahan titik
nol
1. Diambil jangka sorong dan ditentukan nst-nya.
Dicatat juga apabila skalanya tidak menunjukkan
titik nol saat jangka sorong belum digunakan

7
2. Diambil mikrometer dan ditentukan nst-nya. Dicatat
juga apabila skalanya tidak menunjukkan titik nol
saat mikrometer belum digunakan
3. Diambil amperemeter dan ditentukan nst-nya.
Dicatat juga apabila jarum tidak menunjukkan titik
nol saat tidak ada arus
4. Diambil voltmeter dan ditentukan nst-nya. Dicatat
juga apabila jarum tidak menunjukkan titik nol saat
tidak ada tegangan
5. Diambil termometer dan ditentukan nst-nya.
6. Diambil neraca pegas dan ditentukan nst-nya
7. Diambil stopwatch dan ditentukan juga nst-nya.
8. Diambil mistar atau penggaris dan ditentukan nst-nya
9. Diambil neraca/ timbangan dan ditentukan nst-nya.
b. Pengukuran langsung dengan menggunakan nilai skala
terkecil
1. Menggunakanjangka sorong, diukur diameter dalam
dan diameter luar sebuah cincin.
2. Menggunakan mikrometer, diukur diameter luar dari
sebuah bola besi kecil
3. Dihubungkan amperemeter dan voltmeter dalam
sebuah rangkaian tertutup, dan dicatat besar arus dan
besar tegangan yang muncul
4. Neraca diberi beban dan dicatat nilai skalanya
5. Panjang, lebar dan tingi balok diukur menggunakan
mistar panjang
6. Berjalanlah dari titik A ke B sejauh 2.0 meter,
dihitung waktunya dengan stopwatch
c. Pengukuran langsung dengan menggunakan standar
deviasi
1. Menggunakan jangka sorong, diukur diameter dalam
dan diameter luar sebuah cincin
2. Diameter luar sebuah bola besi kecil diukur
menggunakan mikrometer

8
3. Dihubungkan amperemeter dan voltmeter dalam
sebuah rangkaian tertutup, serta dicatat besar arus
dan besar tegangan yang muncul
4. Neraca diberi beban dan dicatat nilai skalanya
5. Diukur panjang, lebar dan tinggi dari balok yang
tersedia menggunakan mistar panjang.
6. Berjalan dari titik A ke B sejauh 20 meter dan
dihitung waktunya menggunakan stopwatch
d. Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan nilai
skala terkecil
1. Dilakukan kembali langkah pada point b nomor 5
dengan balok yang sama kemudian ditimbang massa
balok tersebut
2. Dilakukan langkah yang sama pada point b nomor 6,
diulangi untuk jarak 2,5 meter, 3 meter dan 3,5 meter
serta dicatat masing-masing waktunya
e. Pengukuran tidak langsung dengan mengguakan standar
deviasi
1. Dilakukan kegiatan seperti point d sebanyak 3 kali
f. Pengukuran tidak langsung menggunakan nilai skala
terkecil dan standar deviasi
1. Dilakukan kembali langkah pada point c nomor 5
dengan balok yang sama, diukur panjang, lebar dan
tinggi menggunakan standar deviasi dan kemudian
penimbangan massa balok menggunakan nst.
2. Dilakukan langkah yang sama pada point d nomor 2
dengan pengukuran jarak menggunakan nst dan
perhitungan waktu menggunakan standar deviasi
3.3. Metode Analisis Data

3.3.1. Ralat

Ralat yang digunakan pada praktikum pengukuran dasar adalah

Standar deviasi (simpangan baku) merupakan akar kuadrat dari varian. s


= s 2 s=\ sqrt{s^2} s=s2 Oleh karena itu, jika salah satu nilai dari kedua

9
ukuran tersebut diketahui maka akan diketahui juga nilai ukuran yang
lain.

3.2.3. Tabel pengamatan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

10
Pengukuran Langsung Sebanyak Satu
B. Kali
no alat ukur objek hasil X ∆𝑥
jangka
1 sorong cincin 1,72 1,72 0,025
2,9 2,9 0,025
2 mikrometer bola pejal 7,83 7,83 0,0005
tegangan
3 voltmeter listrik 3 3 1
4 amperemeter arus listrik 0,35 0,35 1
5 neraca balok besi 69,5 69,5 0,005
6 stopwatch sejauh 2 m 2,6 2,6 0,005
7 mistar balok besi p=2 2 0,5
l= 2 2 0,5
t= 2 2 0,5
8 termometer suhu ruang 30 30 0,5
Pengukuran Langsung dengan Menggunakan
C. Standart Deviasi
no alat ukur P1 P2 P3 X ∆𝑥
jangka
1 sorong 1,9 2,1 2 2 0,1
2,9 2,25 2,9 2,683333 0,375278
2 mikrometer 8,35 7,85 7,92 8,04 0,27074
3 arus 0,49 0,48 0,48 0,483333 0,005774
4 voltmeter 0,36 0,23 0,22 0,27 0,258554
5 neraca 68,5 67,5 68,5 68,16667 0,57735
6 stopwatch 2,41 2,81 3,29 2,836667 0,440606
7 mistar 2 2,1 2,3 2,133333 0,152753
Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai
D. Skala Terkecil
No Objek besaran m X ∆𝑥
1 Balok 2 67,46 8,4325 0,08942
2 67,46 8,4325 0,08942
2 67,45 8,4325 0,08942
2 Perjalanan 2,5 2,44 1,02459 0,158243
3 2,91 1,030928 0,173304
3,5 3,09 1,132686 0,187169
Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Standart
E. Deviasi

11
Massa jenis
balok
percobaan p l t m V 𝜌
∆𝜌 I
P1 2 2 2 67,5 8 8,4375
1,450568 0,204407 98,5
P2 2,1 2,1 2,1 67,56 9,261 7,295109
1,450568 0,204407 98
P3 2,3 2,3 2,3 67,61 12,167 5,556834
1,450568 0,204407 99
Kecepatan perjalanan
Jarak (m) waktu (s) v (m/s) ∆𝑣 I
K AP r
P1 P2 P3
2,5 2,43 2,44 2,53 1,013514 0,01506 0,014925
99,98494 2,827998 2,46
3 3,1 3,07 2,9 0,992282 0,01506 0,005055
99,98494 2,81881 3,02
3,5 3,53 3,31 3,44 1,021401 0,01506 0,014925
99,98494 2,831371 3,42
Pengukuran Tidak Langsung dengan Menggunakan Nilai Skala Terkecil dan Standart
F. Deviasi
Massa jenis
balok
Massa jenis
balok
percobaan p l t m V 𝜌
∆𝜌 I
P1 2 2 2 8 8,4375
0,126585 0,015003 9
P2 2,1 2,1 2,1 67,5 9,261 7,28863
0,12062 0,016549 92,7
P3 2,3 2,3 2,3 12,167 5,547793
0,12062 0,021742 94,4
Kecepatan perjalanan
Jarak (m) waktu (s) v (m/s) ∆𝑣 I
K AP
P1 P2 P3
2,5 2,43 2,44 2,53 1,013514 0,004325 0,004268
99,99573 3,369808 2,46
3 3,1 3,07 2,9 0,992282 0,003372 0,003398
99,9966 3,468799 3,02
3,5 3,53 3,31 3,44 1,021401 0,244018 0,238905
99,76109 1,621774 3,42

12
4.2. Pembahasan

Pengukuran banyak dilakukan dalam kehidupan sehari hari. Teknik


pengukuran dan penggunaan alat ukur sangat dibutuhkan agar pengukuran dapat
dilakukan dengan tepat dan baik. Cara kerja dari alat-alat ukur tersebut tergantung
dengan penggunaanya. Misalnya alat ukur mistar untuk mengukur pajang balok
yang dijadikan beban pada neraca. Alat-alat ukur yang canggih tidak akan berfungsi
jika pengamatnya tidak mengetahui teknik penggunaannya dengan benar.

Semua alat ukur berfungsi dengan baik dan dapat digunakan dengan baik
dan benar. Hasil pengukuran yang dilakukan tiga kali percobaan dapat dilihat di
tabel pengamatan.

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Praktikum ini membahas tentang pengukuran dasar dalam fisika.


Pengukuran dasar tersebut menggunakan alat-alat ukur dasar. Praktikan dapat
mengetahui ralat dari sebuah alat ukur dan penghitungan rata-rata pengukurannya.

5.2. Saran

Saran pada praktikum ini adalah praktikan diharapkan membaca petunjuk


praktikum sebelum melakukan praktikum. Praktikan juga harus memperhatikan
cara menggunakan alat ukur dasar yang digunakan. Serta praktikan harus
memperhatikan perintah atau instruksi dari asisten praktikum.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arendra, A. 2021. Dasar Perancangan dan Desain Engineering. Malang : Media


Nusa Creative (MNC Publishing).
Dudi Indrajit. ( 2009 ). Mudah dan aktif Belajar Fisika, Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Lansida. (2011, Januari). Estimasi ketidakpastian pengukuran. [Online]. Available


: lansida.blogspot.co.id/2011/01/estimasi-ketidakpastian-pengukuran.html

Sa’diyah, A., Rafika Andari, Primasari Cahya Wardhani, Enggar Alfianto,


Muhammad Roy Asrori, Jan Setiawan, Zulkarnaini, Richard A. M. Napitupulu,
Humaidillah Kurniadi Wardana, Hadi Santoso, Siti Aisyah· 2022. FISIKA DASAR
PADA INDUSTRI. Sumatera Barat: Get Press.
Santosa. 2007. Karet. Diakses tanggal 21 Februari 2009.

14

Anda mungkin juga menyukai