Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Model-model Kurikulum di Indonesia


(KBK, KTSP, K-13, Kurikulum Merdeka)
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran
Matematika
Dosen Pengampu : Ibu Nidya Ferry Wulandari, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 1

1. Mutia Fadlilah (22104040045)


2. Arum Puspitarini (22104040049)
3. Ulya Tsani I. (22104040058)
4. Fadhilatun Niha (22104040065)
5. Siti Nur Baiti H. (22104040066)

Kelas C

Program Studi Pendidikan Matematika


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Tahun 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Model-model Kurikulum di Indonesia (KBK, KTSP, K-13,
Kurikulum Merdeka)” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Shalawat serta salam selalu
tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah
menuju zaman terang benderang.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nidya Ferry Wulandari, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Telaah Kurikulum Prerencanaan Pembelajaran Matematika yang telah
membantu penulis dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada teman- teman kelompok 1 yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 10 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
A. Pengertian Kurikulum.......................................................................................................2
B. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004.................................................................2
1. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)........................................................2
2. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi................................................................3
3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Berbasis Kompetensi.........................................3
4. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi...............................................................4
C. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006......................................................5
1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).............................................5
2. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).........................................5
3. Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..............................6
4. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan......................................................6
D. Kurikulum 2013 (K-13)....................................................................................................7
1. Pengertian Kurikulum 2013 (K-13).....................................................................................7
2. Karakteristik Kurikulum 2013 (K-13)..................................................................................8
3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 (K-13)...........................................................8
4. Implementasi Kurikulum 2013 (K-13).................................................................................9
E. Kurikulum Merdeka 2022...................................................................................................10
1. Pengertian Kurikulum Merdeka......................................................................................10
2. Karakteristik Kurikulum Merdeka..................................................................................11
3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka...........................................................12
4. Implementasi Kurikulum Merdeka.................................................................................12
BAB III..........................................................................................................................................14
PENUTUP.....................................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................................14
B. Saran dan Kritik..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan adalah landasan kemajuan sebuah negara. Dalam hal ini pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia guna menunjang dan memenuhi kebutuhan pribadi atau bahkan kebutuhan
sebuah negara. Pendidikan akan berjalan dengan baik dan terstruktur apabila adanya
suatu sistem pendidikan yang terarah. Salah satu di dalam sistem pendidikan terdapat
kurikulum sebagai pelaksana dan acuan dalam bergeraknya pendidikan. Indonesia sendiri
telah menggunakan beberapa kurikulum diantaranya Kurikulum KBK, KTSP, K13 dan
kurikulum merdeka. oleh karena itu sangatlah penting untuk memahami kurikulum
kurikulum yang ada di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum KBK, KTSP, K13 dan kurikulum
merdeka?
2. Bagaimana karakteristik dari Kurikulum KBK, KTSP, K13 dan kurikulum
merdeka?
3. Bagaimana penerapan kurikulum KBK, KTSP, K13 dan kurikulum merdeka pada
pendidikan di Indonesia?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing kurikulum?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari Kurikulum KBK, KTSP, K13 dan kurikulum
merdeka.
2. Dapat mengetahui karakteristik dari Kurikulum KBK, KTSP, K13 dan kurikulum
merdeka
3. Dapat mengetahui penerapan kurikulum KBK, KTSP, K13 dan kurikulum
merdeka pada pendidikan di Indonesia.
4. Dapat mengetahui kelebihan serta kekurangan dari masing-masing kurikulum

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya
pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia
olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang berarti jarak yang harus ditempuh
oleh pelari dari garis start sampai finish. Dapat dipahami jarak yang harus ditempuh di
sini bermakna kurikulum dengan muatan isi dan materi pelajaran yang dijadikan jangka
waktu yang harus ditempuh oleh siswa untuk memperoleh ijazah.
Menurut Crow and Crow, sebagaimana yang dikutip oleh Oemar Hamalik
(Hamalik, 1995), kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran
yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh
ijazah. Dalam bukunya yang lain, Hamalik menjelaskan lebih luas bahwa kurikulum di
sini memuat isi dan materi pelajaran. Jadi kurikulum ialah sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan, mata
ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai
masa lampau yang telah disusun sistematis dan logis.
Dengan demikian, pengertian kurikulum dalam pandangan modern merupakan
program pendidikan yang disediakan oleh sekolah, tidak terbatas pada bidang studi dan
kegiatan belajar saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang
diharapkan dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaannya bukan saja di
sekolah, akan tetapi juga di luar sekolah.

B. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004


1. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan
bertindak yang secara konsisten dilakukan memungkinkan seseorang menjadi
kompeten dalam artian memiliki kompetensi dalam melakukan sesuatu.
Menurut Depdiknas dalam bukunya yang berjudul Kurikulum Berbasis
Kompetensi (2002), Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai
siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Berdasarkan gagasan Kaber (1988), kurikulum memiliiki setidaknya empat
komponen yang termuat didalamnya. Komponen tersebut adalah tujuan, materi,
metode, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut saling berkesinambungan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki tujuan secara general yaitu
memandirikan atau memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi

2
yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan lingkungannya. Materi
yang dimuat dalam KBK yaitu pengembangan silabus, kompetensi dasar tentang
pengetahuan, keterampilan, sikap sesuai kriteria standar performa dari mulai hasil
belajar, indikator, target pencapaian, materi pembelajaran, pengalaman belajar,
alokasi waktu, dan bahan rujukan. Metode yang digunakan dalam KBK ini yaitu
mengarah ke pembelajaran yang lebih luas (learning to know, learning to do,
learning to live together, learning to be) secara integratif dan proporsional. Evaluasi
pada KBK merujuk kepada tiga hal sebelumnya pada komponen kurikulum tersebut,
apabila ada kekurangan dapat diperbaiki dalam pengajaran selanjutnya. Evaluasi
tersebut juga memungkinkan adanya pembaruan kurikulum setelahnya.

2. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi


Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada beberapa hal yaitu hasil dan
dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian
pengalaman belajar yang bermakna, dan keberagaman yang dapat dimanifestasikan
sesuai dengan kebutuhannya.
Kurikulum Berbasis Kompetensi biasanya memiliki rumusan kompetensi seperti
pertanyaan “apa yang dapat diketahui, disikapi, atau dilakukan siswa” dalam setiap
lingkaran baik kelas hingga sekolah, dan sekaligus menggambarkan kemajuan siswa
yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi kompeten.
Dalam beberapa poin, Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal.
b. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi.
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber lainnya yang memenuhi
unsur edukatif.
e. Penilaian ditekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.

3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Berbasis Kompetensi


Kelebihan :
a. Mengembangkan kompetensi siswa pada setiap aspek mapel dan bukan pada
penekanan penguasaan konten mapel itu sendiri.
b. Bersifat alamiah/ kontekstual.
c. Lebih memberi kebebasan pada guru untuk mengembangkan materi secara
kreatif dibandingkan dengan kurikulum 1994.
d. Hasil belajar dipaparkan setiap aspek dari mapel dan di evaluasi serta perbaikan
terhadap kekurangan siswa dalam pembelajaran.
e. Penilaian ditekankan pada proses dan hasil.

3
f. Bidang-bidang studi tertentu dikembangkan menggunakan pendekatan
kompetensi keterampilan.

Kekurangan :
a. Kurikulum dan hasil belajar sudah disusun, padahal indikator seharusnya
disusun oleh guru, karena guru yang paling lebih tahu kondisi siswa dan
lingkungan.
b. Konsep KBK sering mengalami perubahan meliputi SK dan KD oleh
kemendikbud, sehingga menyulitkan guru untuk merancang dan
mengembangkan pembelajaran secara berkelanjutan.
c. Dalam metode pembelajarannya, KBK, menghendaki siswanya untuk to learn,
to know, to do, dan lain sebagainya namun, KBK masih menganut sistem
teacher oriented.
d. Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal, yang di
dalam implementasinya banyak menghabiskan waktu, biaya, dan tenaga.
e. Adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran
individual sehingga mengurangi interaksi sosial peserta didik.

4. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi


Pembelajaran dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki prinsip dalam
pelaksanaannya seperti pembelajaran berpusat pada peserta didik, belajar dengan
melakukan, mengembangkan kemampuan sosial, keingintahuan, dan imajinasi,
perpaduan kompetisi dengan kerjasama dan solidaritas, dan lain sebagainya.
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi terbagi menjadi dua bagian besar.
Bagian pertama adalah pengorganisasian kurikulum dan pembelajaran. Bagian kedua
adalah penilaian. Pengorganisasian kurikulum dan pembelajaran mencakup beberapa
hal seperti kalender pendidikan, diversifikasi kurikulum, penyusunan silabus,
kegiatan kurikuler dan pendekatan pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, tenaga
guru, sumber dan sarana belajar, bahasa pengantar, nilai-nilai pancasila, pendidikan
budi pekerti, akselerasi belajar, dan remidial pengayaan, serta bimbingan dan
konseling pendidikan. Sedangkan pada bagian penilaian mencakup tentang penilaian
kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi,
benchmarking, dan penilaian program.
Implementasi KBK di sekolah beberapa contohnya adalah yang pada kurikulum
terdahulu masih menggunakan sistem caturwulan, namun pada KBK ini diterapkan
sistem semester. Selain itu, terjadi perubahan paradigma pada proses belajar dari apa
yang harus diajarkan (konten atau isi) menjadi apa yang harus dikuasai peserta didik
(kompetensi). Perubahan kurikulum sebelumnya menjadi KBK juga membuat guru
mengubah cara mengajarnya yang pada awalnya guru lebih menekankan pada
selesainya pokok bahasan tetapi melupakan hasil, lalu KBK menekankan tujuan
kepada hasil dengan metode belajar yang bervariasi.

4
C. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pengajar (KTSP) atau Kurikulum 2006 merupakan
program pendidikan operasional yang disusun dan dilaksanakan pada setiap satuan
pendidikan di Indonesia. KTSP disahkan secara hukum berdasarkan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Republik Indonesia tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan
mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk
pendidikan dasar, dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006, dan Nomor 23
Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Dengan adanya landasan penyusunan KTSP berupa undang-undang, peraturan
pemerintah, dan peraturan menteri pendidikan nasional menjadi landasan yang sangat
kokoh bagi pengelolaan dan penyelenggaraan otonomi pendidikan disekolah.
Kebijakan otonomi pendidikan ini merupakan suatu keniscayaan dan harus
diimplementasikan pada tataran praktis, tidak hanya sebuah wacana semata-mata.
Berdasarkan definisi tersebut, maka pihak sekolah mempunyai
kewenangan penuh untuk mengembangkan dan menerapkan kurikulum. Penerapan
KTSP ini menuntut kemampuan sekolah dengan cara memberikan otonomi yang
lebih besar kepada sekolah dalam pengembangan kurikulum, karena masing-masing
sekolah lebih memahami tentang kondisi satuan pendidikannya.
Kurikulum mencakup sejumlah mata pelajaran yang harus diselesaikan
oleh siswa serta suatu rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh guru dan
sejumlah pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh siswa. Dalam
penyelenggaraan pendidikan perlu adanya komponen-komponen pendidikan agar
tercapainya tujuan pendidikan, di antaranya adalah tenaga pendidik, peserta didik,
lingkungan, alat-alat pendidikan, kurikulum dan fasilitas yang mendukung
tercapainya tujuan pendidikan.

2. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memungkinkan
berkurangnya materi pembelajaran yang banyak dan padat, tersusunnya perangkat
standar dan patokan kompetensi yang perlu dikuasai oleh siswa, berkurangnya beban
tugas guru yang selama ini sangat banyak dan beban belajar siswa yang selama ini
sangat berat, serta terbukanya kesempatan bagi sekolah untuk mengembangkan
kemandirian sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah.
Sebagai suatu konsep dan program, KTSP mempunyai ciri-ciri atau karakteristik
sebagai berikut:

5
a. KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didik dilatih untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada
akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil dan mandiri
b. KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif
e. Penilaian menitikberatkan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi (Kunandar 2007, hlm. 138).

3. Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Setiap kurikulum memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing tergantung
kepada situasi dan kondisi, dimana kurikulum tersebut diberlakukan. Menurut Fasli
Jalal (dalam Imam Hanafie 2008, hlm. 1-5), kelebihan atau keunggulan yang dimiliki
KTSP adalah:
a. Mendorong terlaksananya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
b. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk lebih
berupaya meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program
pendidikan.
c. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menekankan dan
mengembangkan beberapa mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi
kebutuhan siswa.
d. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan
kurang lebih 20 %.
e. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.

Kelemahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan mampu menjabarkan
KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada.
a. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang memadai
b. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
konsep penyusunan maupun prakteknya di lapangan.
c. Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurang pendapatan para guru.
Beberapa kelebihan KTSP tersebut merupakan faktor pendukung bagi sekolah
untuk meningkatkan mutu pembelajarannya. Sedangkan faktor kelemahannya adalah
faktor penghambat yang perlu diantisipasi dan diatasi oleh pihak sekolah dan juga
menjadi perhatian bagi pemerintah agar pemberlakuan KTSP tidak hanya akan
menambah daftar persoalan yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita.

6
4. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Implementasi KTSP tergantung pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
yakni bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (standar kompetensi dan
kompetensi dasar) dapat diterima oleh siswa secara tepat dan optimal. Secara umum,
pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yaitu pembukaan, pembentukan
kompetensi, dan penutup. Kegiatan pembukaan merupakan kegiatan awal yang harus
dilakukan guru untuk memulai pembelajaran. Memulai pembelajaran merupakan
suatu kegiatan untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta
didik secara optimal agar memusatkan diri sepenuhnya untuk belajar.
Kegiatan inti dalam proses pembelajaran merupakan tahapan kegiatan
pembelajaran yang paling utama untuk pembentukan kompetensi peserta didik
selama berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas. Pembentukan kompetensi
peserta didik merupakan kegiatan inti pembelajaran, antara lain mencakup
penyampaian informasi tentang materi pokok dan membahas materi pokok untuk
membentuk kompetensi peserta didik. Pembentukan kompetensi peserta didik perlu
dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut tentu saja menuntut
aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.
Kegiatan penutup adalah kegiatan mengakhiri materi pembelajaran. Kegiatan
menutup pembelajaran perlu dilakukan secara profesional agar mendapatkan hasil
yang memuaskan dan menimbulkan kesan yang menyenangkan (Mulyasa 2008, hlm.
180-187).
Uraian di atas memberikan pemahaman bahwa kurikulum dalam dimensi
kegiatan adalah sebagai manifestasi atau wujud dari upaya untuk mewujudkan
kurikulum yang masih bersifat tertulis menjadi aktual dalam bentuk serangkaian
kegiatan pembelajaran di sekolah. Implementasi KTSP memberikan pemahaman
tentang situasi dan kondisi sekolah, sasaran implementasi yang efektif dan efisien,
serta harapan sekolah terhadap kurikulum yang diimplementasikan.

D. Kurikulum 2013 (K-13)


1. Pengertian Kurikulum 2013 (K-13)
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan
tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta
didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar,
dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka
ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih
kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka
Kurikulum dalam hal ini diharapkan dapat memberikan keseimbangan aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor secara berimbang, sehingga
pembelajaran yang terjadi diharapkan dapat berjalan dengan menyeimbangkan ketiga
aspek tersebut, tidak seperti yang selama ini terjadi dimana pembelajaran lebih

7
cenderung mengutamakan aspek kognitif saja. Kurikulum 2013 juga membawa
perubahan besar dalam pelaksanaannya
Hal ini ditunjukkan dengan disediakannya buku ajar yang disusun sesuai dengan
tuntutan kurikulum itu sendiri. Artinya kurikulum 2013 itu tidak sekedar hanya sebuah
konsep dan dokumen semata tetapi dalam implementasinya, kurikulum 2013 itu
menata bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan guru dalam melaksanakan
pembelajarannya.

2. Karakteristik Kurikulum 2013 (K-13)


Kurikulum 2013 (K-13) mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Mengembangkan kompetensi yang berimbang antara sikap spiritual dan sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di
sekolah dan masyarakat
b. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar
c. Memberikan waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
d. Menggunakan kompetensi yang lebih rinci dibandingkan dengan kurikulum
sebelumnya
e. Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti.
f. Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal)

3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 (K-13)


Kurikulum 2013 sudah diteliti oleh para pakar pendidikan Sehingga, harapannya
kurikulum ini akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di masa mendatang. Oleh
karena itu, ada beberapa kelebihan dari kurikulum 2013 ini yang dinilai dari para ahli
pendidikan. Berikut rincian dari kelebihan tersebut.
a. Lebih Menekankan Kepada Pendidikan Karakter Sehingga, memungkinkan
karakter anak bangsa semakin terbentuk
b. Memungkinkan Siswa Lebih Aktif, Inovatif dan Kreatif.Karena kurikulum ini
didesain secara khusus agar siswa lebih inovatif dan kreatif di dalam berbagai
hal.
c. Lebih Responsif Terhadap Fenomena Sosial yang Ada.Hal ini sangat penting
dalam rangka memupuk kepedulian terhadap nasib dan masa depan bangsa.
d. Proses Penilaian Dilakukan Dari Semua Aspek atau secara komprehensif. Jika
pada kurikulum sebelumnya penilaian hanya dilakukan dari sisi intelektual

8
siswa, maka kurikulum 2013 ini juga membuat suatu indikator penilaian dari
aspek yang lainnya. Di antaranya adalah dari sisi kecerdasan, sikap dan karakter,
sosial bahkan aspek religius.
e. adanya pendampingan dan arahan langsung dari pemerintah pusat yang
memungkinkan adanya koordinasi yang baik Mendorong Guru untuk Semakin
f. Mendorong guru agar semakin kreatif di dalam memberikan pengajaran kepada
para siswa. Dimana, inovasi dan keahlian guru diperlukan agar materi yang
dimaksud dapat tersampaikan dengan baik dan mudah dipahami siswa.
g. Penyediaan Fasilitas Belajar Semakin Efisien. Misalnya mengenai buku ajar dan
berbagai fasilitas yang lain. Dalam hal ini, sekolah sudah tidak perlu
kebingungan mencari fasilitas pembelajaran yang tepat. Karena kurikulum 2013
sudah dilengkapi dengan perangkat dan fasilitas belajar yang sesuai dengan
kurikulum

Meskipun ada berbagai kelebihan kurikulum 2013, tentu saja tidak lepas dari
kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai
dari faktor kurangnya kompetensi guru, faktor materi pembelajaran untuk siswa
hingga faktor lembaga sekolah dan pemerintahan.
Berikut adalah beberapa di antara kelemahan kurikulum ini.
a. Guru Tidak Dilibatkan dalam Pembuatan Kurikulum 2013
b. Banyak Sekolah yang Masih Menerapkan KBM Konvensional
c. Banyaknya Guru yang Belum Memiliki Kesiapan Mental
d. Guru Banyak Salah Paham sehingga Kurang Memberikan Penjelasan
e. Dalam Menyusun RPP Guru Kurang Kreatif
f. Materi yang Wajib Dikuasai oleh Siswa Terlalu Banyak
g. Sekolah Kurang Mandiri di dalam Menyikapi Kurikulum yang Ada

4. Implementasi Kurikulum 2013 (K-13)


Proses implementasi kurikulum 2013 ini harus dilakukan dengan baik dan benar.
Kesalahan dalam implementasi dapat menyebabkan output yang kurang baik. Berikut
ini adalah tahapan implementasi kurikulum 2013
a. Pengadaan Buku oleh Sekolah kepada Siswa
Implementasi kurikulum 2013 yang pertama adalah proses pengadaan
buku. Proses ini dimulai dari adanya penyediaan anggaran. Dalam hal ini yang
diperlukan adalah data siswa, HPS/ HET, Juknis BOS/ DAK dan surat edaran
yang berasal dari SK Menteri. Setelah itu, dilanjutkan kepada proses pengadaan
buku baik oleh pihak Dinkas atau sekolah. Untuk pemasok bukunya bisa dengan
membeli sendiri atau tender.
Setelah tahapan pengadaan buku tersebut diubah kepada dokumen
pengadaan buku, maka berikutnya adalah mendapatkan jadwal semesteran dan
jadwal pelatihan. Baru kemudian buku diberikan kepada para siswa.
b. Pelatihan Terhadap Guru

9
Implementasi yang kedua dari kurikulum 2013 adalah pelatihan guru.
Tahapan pelatihan guru ini juga dimulai dari penyediaan anggaran yang
melibatkan data guru, kurikulum dari pelatihan, modul, rincian biaya dan surat
edaran. Kemudian dilanjutkan dengan proses persiapan pelatihan mulai dari
persiapan materi dan dilanjutkan dengan persiapan narasumber.Setelah itu, akan
dilanjutkan dengan pengadaan instruktur nasional melalui proses seleksi. Jika
sudah, maka akan dilanjutkan dengan pelatihan guru sasaran.
c. Pendampingan Terhadap Guru
Setelah melalui tahapan implementasi yang kedua, maka akan dilanjutkan
dengan tahapan ketiga yaitu proses pendampingan guru. Dalam hal ini akan
diperlukan yang namanya pembuatan anggaran dan guru pendamping. Sesudah
ada penetapan guru pendamping, maka akan dilanjutkan kepada proses
pelaksanaan pendampingan. Setelah itu, sudah bisa dilaksanakan proses
pembelajaran.
d. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan oleh guru yang telah
mendapatkan bimbingan dari pihak pendamping. Selain itu, guru tersebut juga
telah memiliki kompetensi dan kemampuan standar untuk mengaplikasikan
rancangan kurikulum ini. Proses pembelajaran ini melibatkan keseluruhan siswa
yang ada di setiap sekolah atau lembaga pendidikan.
e. Adanya Monitoring dan Evaluasi
Setelah proses pembelajaran dilakukan dalam beberapa waktu, berikutnya
akan diadakan monitoring dan evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini akan
dilakukan langsung oleh petugas monev. Dan sesudah proses monitoring dan
evaluasi dijalankan, berikutnya aka nada tindak lanjut dari monitoring dan
evaluasi tersebut agar proses pendidikan menjadi lebih baik.

E. Kurikulum Merdeka 2022


1. Pengertian Kurikulum Merdeka
Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran
intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik
memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
(Kemendikbud Ristek, 2022)
Kurikulum merdeka memberikan keleluasaan bagi pendidik maupun peserta
didik. Para pendidik dapat memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran
dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum
merdeka ini lebih menekankan pada pembelajaran kokurikuler yang mana dapat
menumbuhkan dan mengembangkan karakter baik pada diri siswa melalui suatu
Projek. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang diterapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak

10
diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat
pada konten mata pelajaran.
Kurikulum merdeka memiliki tujuan yakni mengembangkan potensi peserta
didik, pembelajaran yang lebih menyenangkan, serta merespon kebutuhan sistem
pendidikan. (Darlis dkk, 2022)
Kurikulum Merdeka dapat membantu menyelesaikan permasalahan –
permasalahan yang muncul pada sistem pendidikan di Indonesia. Pada Kurikulum
Merdeka, pembelajaran mengutamakan pengetahuan dasar dan kemampuan peserta
didik sesuai dengan fasenya sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna,
menyeluruh, dan menyenangkan (Priantini dkk, 2022). Harapan adanya kurikulum
merdeka ialah peserta didik dapat berkembang sesuai bakat minat dan kemampuan
yang dimiliki karena dengan kurikulum merdeka menyenangkan, efektif, bervariasi
dan maju.

2. Karakteristik Kurikulum Merdeka


Kurikulum Merdeka memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
a. Fokus pada materi esensial
Kurikulum merdeka fokus pada materi esensial sehingga pendidik lebih
leluasa untuk memperdalam pembelajaran khususnya pada kompetensi dasar
yakni literasi dan numerasi. Pendidik tidak lagi terbebani dengan terlalu banyak
materi sehingga dapat melakukan asesmen awal dan menyesuaikan kecepatan
mengajar dengan tingkat kemampuan peserta didik. Hal ini juga didukung oleh
rumusan Capaian Pembelajaran yang tidak lagi pertahun, melainkan per fase yang
lebih panjang.
b. Mendorong kerangka yang fleksibel
Kerangka kurikulum merdeka memberikan keleluasaan bagi pendidik dalam
menyusun kurikulum satuan pendidikan yang kontekstual dan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Dalam implementasinya, kurikulum satuan pendidikan
tersebut diwujudkan menjadi pembelajaran yang terdiferensiasi atau pembelajaran
yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Pembelajaran
berdiferensiasi juga mendorong pendidik untuk tidak hanya bergantung pada buku
teks saja, namun juga dapat menggunakan dan/atau memodifikasi berbagai
sumber belajar lain.
c. Memfasilitasi pengembangan karakter
Dalam kurikulum merdeka, pembelajaran intrakurikuler akan lebih
dioptimalkan dan siswa diberikan banyak waktu untuk mendalami konsep dan
memperkuat kompetensi mereka (Kurniati et al., 2022). Kurikulum merdeka
mengalokasikan sekitar 20-30% jam pelajaran yang digunakan untuk aktivitas
kokurikuler berupa Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau biasa disebut
P5. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan karakter diluar pelajaran akademik
di kelas.

11
Proyek penguatan profil pelajar pancasila memungkinkan peserta didik
melakukan eksplorasi dalam belajar, mengembangkan keterampilan dan mengokohkan
enam dimensi profil pelajar pancasila yaitu:
a. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
b. Berkebhinekaan global
c. Bergotong royong
d. Kreatif
e. Bernalar kritis
f. Mandiri
Pembelajaran berbasis proyek juga memberikan ruang kepada peserta didik untuk
melakukan contextual and experimental learning pada waktu yang bersamaan
terhadap berbagai topik penting dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kehidupan
berkelanjutan, toleransi, kesehatan, wirausaha, budaya dan kehidupan berdemokrasi.
Sehingga, tidak hanya menjadi media pembelajaran bagi peserta didik untuk
bereksplorasi, tetapi juga merupakan aksi nyata sebagai respons terhadap berbagai isu
dan memberikan kontribusi pada lingkungan sekitarnya. (Kurikulum Nasional Pusat
Kurikulum Dan Pembelajaran, 2022, https://kurikulum.kemdikbud.go.id.)

3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka


Suatu program pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan dalam setiap proses
pelaksanaannya. Pada pembahasan ini akan dijabarkan kelebihan dan kekurangan dari
program kurikulum merdeka belajar. Hasil dari studi literatur menyebutkan bahwa
kelebihan kurikulum merdeka belajar yaitu:
a. menjadikan dunia pendidikan lebih fleksibel, yang artinya melepas belenggu
dunia pendidikan agar lebih mudah bergerak
b. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendalami pelajaran yang
diambil sesuai kebutuhan
c. memberikan wadah untuk para peserta didik mengeksplor pengetahuan umum
dengan terjun ke masyarakat
d. peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia pekerjaan.

Kemudian kekurangan kurikulum merdeka belajar yakni:


a. persiapan yang dilakukan harus dimatangkan terlebih dahulu baru dilaksanakan,
itu membutuhkan pelatihan yang jangka waktunya cukup lama
b. Perencanaan pendidikan dan pengajaran belum tersusun dengan baik untuk saat
ini
c. Sumber daya manusia dalam menjalankan program kurikulum merdeka belajar
harus dibekali dengan pelatihan yang memerlukan anggaran lebih. (Andari, 2022)

4. Implementasi Kurikulum Merdeka


Kurikulum Merdeka sebagai opsi pemulihan pembelajaran yang dicanangkan oleh
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek)

12
menerbitkan kebijakan mengenai pengembangan Kurikulum Merdeka. Opsi kebijakan
pengembangan Kurikulum Merdeka ini diberikan kepada satuan pendidikan sebagai
tambahan upaya untuk melakukan pemulihan krisis pembelajaran selama 2022-2024
akibat adanya pandemi COVID-19. Pada masa di awal pandemi tahun 2020 sampai
dengan tahun 2021, Kemdikbudristek mengeluarkan kebijakan untuk
pengimplementasian Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang
disederhanakan).
Kemudian pengimplementasian tersebut, juga menjadi rujukan kurikulum bagi
satuan pendidikan. Setelah itu, pada masa pandemi tahun 2021 sampai dengan tahun
2022 Kemdikbudristek mengeluarkan kebijakan penggunaan Kurikulum 2013,
Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak (SP) dan SMK
Pusat Keunggulan (PK). Di masa sebelum dan pandemi COVID-19, Kemdikbudristek
menerbitkan kebijakan untuk penggunaan Kurikulum 2013 serta penyederhanaan
Kurikulum 2013 menjadi kurikulum darurat yang diharapkan dapat memberikan
kemudahan bagi satuan pendidikan dalam mengelola pelaksanaan proses pembelajaran
dengan substansi materi yang esensial. Keberadaan Kurikulum Merdeka di SP/SMK-
PK menjadi salah satu best practice sebagai upaya perbaikan dan pemulihan krisis
pembelajaran akibat keberadaan pandemi COVID-19 yang diluncurkan pertama kali
tahun 2021. Dalam pelaksanaannya, Kemdikbudristek juga memberikan kebijakan
untuk sekolah yang belum siap untuk menggunakan Kurikulum Merdeka. Sekolah-
sekolah tersebut masih dapat menggunakan Kurikulum 2013 sebagai dasar
pengelolaan pembelajaran untuk pemulihan krisis pembelajaran tahun 2022 sampai
dengan tahun 2024.Begitu juga Kurikulum Darurat yang merupakan modifikasi dari
Kurikulum 2013 masih dapat digunakan oleh satuan pendidikan tersebut.
Selama proses pengimplementasian Kurikulum Merdeka sebagai salah satu opsi
bagi satuan pendidikan ini dalam pelaksanaan proses pembelajaran, dilakukan proses
pendataan untuk melihat satuan pendidikan yang siap melaksanakan Kurikulum
Merdeka. Setelahnya, tahun 2024 menjadi penentuan kebijakan Kurikulum Nasional
yang akan dilakukan oleh Kemdikbudristek berdasarkan evaluasi terhadap kurikulum
pada masa pemulihan pembelajaran. Hasil evaluasi ini nantinya akan menjadi acuan
bagi Kemdikbudristek dalam pengambilan kebijakan lanjutan pasca pemulihan krisis
pembelajaran.Pemulihan pembelajaran pasca pandemi menjadi hal yang disoroti oleh
Kemdikbudristek karena dianggap sebagai hal yang penting. Pada proses pemulihan
pembelajaran pasca pandemi ini Kemdikbudristek berencana untuk melibatkan
banyak teknologi, informasi, dan komunikasi.
Adapun evaluasi pada kurikulum merdeka meluputi:
a. sasaran program relatif belum tercapai secara penuh, namun telah merubah
perilaku para aktor pemangku kepentingam.
b. pelaksanaan sosialisasi program telah menyampaikan kebijakan kurikulum
merdeka belajar secara efektif
c. dalam pelaksanaan kebijakan kurikulum merdeka belajar telah ditetapkan oleh
pihak sekolah tentang tujuan program dalam bentuk buku panduan pelaksanaan

13
kurikulum merdeka belajar, secara konsisten sesuai dengan tujuan program yang
telah ditentukan sebelumnya
d. pemantauan pelaksanaan dilakukan secara periodik setiap triwulan atau tiga bulan
sekali, bersamaan dengan persiapan pelaksanaan ujian sekolah. (Muhartono et al.,
2023, )

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sistem Kurikulum
dengan tujuan penyempurnaan. Usaha yang dilakukan pemerintah dalam penyempurnaan
yaitu mengubah dan memberi inovasi kurikulum. Di antaranya kurikulum KBK, KTSP,
K-13, dan Kurikulum merdeka. Dalam setiap kurikulum memiliki berbagai kelebihan dan
kelemahan tersendiri. Hal tersebut menjadi evaluasi bagi kita khususnya tenaga pendidik
agar dapat menelaah dan mengembangkan kurikulum di Indonesia.

B. Saran dan Kritik


Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi
pembaca sekalian. Apabila terdapat saran maupun kritik yang sekiranya ingin
disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila terdapat kesalahan mohon untuk
memaafkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anarisa. (2020, Maret). KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KONSEP DAN


IMPLEMENTASI). Bunayya Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 1(No.
1), 25-34. Retrieved from http://jurnal.stai-alazharmenganti.ac.id/index.php/BUNAYYA
Andari, E. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Menggunakan Learning
Management System (LMS). Jurnal Pendidikan Profesi Guru, 01.
Darlis, A., Sinaga, A. I., Perkasyah, M. F., Nawawi, L. S., & Rahmah, I. (2022). Pendidikan
Berbasis Merdeka Belajar. Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 11.
Hamalik, O. (1987). Pembinaan Pengembangan Kurikulum. Pustaka Martina.
Hamalik, O. (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Akasara.
Kemendikbud. (2022, September 20). Berbagai Kurikulum Yang Pernah Diterapkan di
Indonesia - Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek. Retrieved September 14, 2023,
from Inspektorat Jenderal: https://itjen.kemdikbud.go.id/web/berbagai-kurikulum-yang-
pernah-diterapkan-di-indonesia/
Kemendikbudristek. (2022, November 17). Kurikulum Merdeka. Retrieved from Kenali
Kurikulum Merdeka, Tingkatkan kualitas pembelajaran:
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/faq/topik/kurikulum-merdeka-
secara-umum
Kurikulum Berbasis Kompetensi. (2002, Juni). (2002). Depdiknas.
Kurniati, P., Kelmaskouw, A. L., Deing, A., Haryanto, B. A., & Bonin, B. (2022). Model Proses
Inovasi Kurikulum Merdeka Implikasinya Bagi Siswa Dan Guru Abad 21. Jurnal
Citizenship Virtues, 2(Civic Education dalam perspektif global), 408–423.
Langgulung, H. (1986). Manusia dan Pendidikan suatu Analisa Psikologi Pendidikan. Pustaka
Al-Husna.
Muhartono, D. S., S. W., S. U., Azhar, A. W., & Puspaningrum, I. I. (2023). Evalusai
Pelaksanaan Kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar Dalam Rangka Peningkatan Hasil
Belajar. PUBLICIANA, 16.
Nugraha, T. S. (2022). Kurikulum Merdeka Untuk Pemulihan Krisis Pembelajaran. Jurnal UPI,
19.
Nurhasanah, A. (n.d.). Analisis kurikulum 2013. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang,
7(02), 484-493.
Rahdiyanta, D. (2015, Juli 01). Pengertian dan Konsep KBK. Retrieved September 14, 2023,
from KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) (Pengertian dan Konsep KBK):
https://staffnew.uny.ac.id/upload/131569341/penelitian/19-kurikulum-berbasis-
kompetensi-kbk-pengertian-dan-konsep-kbk.pdf
Sari, M. (2017, Januari 28). DASAR-DASAR KURIKULUM. Retrieved from Universitas Negeri
Padang.
Sinambela, P. (n.d.). Kurikulum 2013 dan implementasinya dalam pembelajaran. Generasi
Kampus, 6(02).

15

Anda mungkin juga menyukai