Disusun Oleh:
Kelompok 1
Kelas C
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Model-model Kurikulum di Indonesia (KBK, KTSP, K-13,
Kurikulum Merdeka)” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Shalawat serta salam selalu
tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah
menuju zaman terang benderang.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nidya Ferry Wulandari, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Telaah Kurikulum Prerencanaan Pembelajaran Matematika yang telah
membantu penulis dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada teman- teman kelompok 1 yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
A. Pengertian Kurikulum.......................................................................................................2
B. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004.................................................................2
1. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)........................................................2
2. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi................................................................3
3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Berbasis Kompetensi.........................................3
4. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi...............................................................4
C. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006......................................................5
1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).............................................5
2. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).........................................5
3. Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..............................6
4. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan......................................................6
D. Kurikulum 2013 (K-13)....................................................................................................7
1. Pengertian Kurikulum 2013 (K-13).....................................................................................7
2. Karakteristik Kurikulum 2013 (K-13)..................................................................................8
3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 (K-13)...........................................................8
4. Implementasi Kurikulum 2013 (K-13).................................................................................9
E. Kurikulum Merdeka 2022...................................................................................................10
1. Pengertian Kurikulum Merdeka......................................................................................10
2. Karakteristik Kurikulum Merdeka..................................................................................11
3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka...........................................................12
4. Implementasi Kurikulum Merdeka.................................................................................12
BAB III..........................................................................................................................................14
PENUTUP.....................................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................................14
B. Saran dan Kritik..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan adalah landasan kemajuan sebuah negara. Dalam hal ini pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia guna menunjang dan memenuhi kebutuhan pribadi atau bahkan kebutuhan
sebuah negara. Pendidikan akan berjalan dengan baik dan terstruktur apabila adanya
suatu sistem pendidikan yang terarah. Salah satu di dalam sistem pendidikan terdapat
kurikulum sebagai pelaksana dan acuan dalam bergeraknya pendidikan. Indonesia sendiri
telah menggunakan beberapa kurikulum diantaranya Kurikulum KBK, KTSP, K13 dan
kurikulum merdeka. oleh karena itu sangatlah penting untuk memahami kurikulum
kurikulum yang ada di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum KBK, KTSP, K13 dan kurikulum
merdeka?
2. Bagaimana karakteristik dari Kurikulum KBK, KTSP, K13 dan kurikulum
merdeka?
3. Bagaimana penerapan kurikulum KBK, KTSP, K13 dan kurikulum merdeka pada
pendidikan di Indonesia?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing kurikulum?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari Kurikulum KBK, KTSP, K13 dan kurikulum
merdeka.
2. Dapat mengetahui karakteristik dari Kurikulum KBK, KTSP, K13 dan kurikulum
merdeka
3. Dapat mengetahui penerapan kurikulum KBK, KTSP, K13 dan kurikulum
merdeka pada pendidikan di Indonesia.
4. Dapat mengetahui kelebihan serta kekurangan dari masing-masing kurikulum
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya
pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia
olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang berarti jarak yang harus ditempuh
oleh pelari dari garis start sampai finish. Dapat dipahami jarak yang harus ditempuh di
sini bermakna kurikulum dengan muatan isi dan materi pelajaran yang dijadikan jangka
waktu yang harus ditempuh oleh siswa untuk memperoleh ijazah.
Menurut Crow and Crow, sebagaimana yang dikutip oleh Oemar Hamalik
(Hamalik, 1995), kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran
yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh
ijazah. Dalam bukunya yang lain, Hamalik menjelaskan lebih luas bahwa kurikulum di
sini memuat isi dan materi pelajaran. Jadi kurikulum ialah sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan, mata
ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai
masa lampau yang telah disusun sistematis dan logis.
Dengan demikian, pengertian kurikulum dalam pandangan modern merupakan
program pendidikan yang disediakan oleh sekolah, tidak terbatas pada bidang studi dan
kegiatan belajar saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang
diharapkan dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaannya bukan saja di
sekolah, akan tetapi juga di luar sekolah.
2
yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan lingkungannya. Materi
yang dimuat dalam KBK yaitu pengembangan silabus, kompetensi dasar tentang
pengetahuan, keterampilan, sikap sesuai kriteria standar performa dari mulai hasil
belajar, indikator, target pencapaian, materi pembelajaran, pengalaman belajar,
alokasi waktu, dan bahan rujukan. Metode yang digunakan dalam KBK ini yaitu
mengarah ke pembelajaran yang lebih luas (learning to know, learning to do,
learning to live together, learning to be) secara integratif dan proporsional. Evaluasi
pada KBK merujuk kepada tiga hal sebelumnya pada komponen kurikulum tersebut,
apabila ada kekurangan dapat diperbaiki dalam pengajaran selanjutnya. Evaluasi
tersebut juga memungkinkan adanya pembaruan kurikulum setelahnya.
3
f. Bidang-bidang studi tertentu dikembangkan menggunakan pendekatan
kompetensi keterampilan.
Kekurangan :
a. Kurikulum dan hasil belajar sudah disusun, padahal indikator seharusnya
disusun oleh guru, karena guru yang paling lebih tahu kondisi siswa dan
lingkungan.
b. Konsep KBK sering mengalami perubahan meliputi SK dan KD oleh
kemendikbud, sehingga menyulitkan guru untuk merancang dan
mengembangkan pembelajaran secara berkelanjutan.
c. Dalam metode pembelajarannya, KBK, menghendaki siswanya untuk to learn,
to know, to do, dan lain sebagainya namun, KBK masih menganut sistem
teacher oriented.
d. Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal, yang di
dalam implementasinya banyak menghabiskan waktu, biaya, dan tenaga.
e. Adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran
individual sehingga mengurangi interaksi sosial peserta didik.
4
C. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pengajar (KTSP) atau Kurikulum 2006 merupakan
program pendidikan operasional yang disusun dan dilaksanakan pada setiap satuan
pendidikan di Indonesia. KTSP disahkan secara hukum berdasarkan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Republik Indonesia tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan
mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk
pendidikan dasar, dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006, dan Nomor 23
Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Dengan adanya landasan penyusunan KTSP berupa undang-undang, peraturan
pemerintah, dan peraturan menteri pendidikan nasional menjadi landasan yang sangat
kokoh bagi pengelolaan dan penyelenggaraan otonomi pendidikan disekolah.
Kebijakan otonomi pendidikan ini merupakan suatu keniscayaan dan harus
diimplementasikan pada tataran praktis, tidak hanya sebuah wacana semata-mata.
Berdasarkan definisi tersebut, maka pihak sekolah mempunyai
kewenangan penuh untuk mengembangkan dan menerapkan kurikulum. Penerapan
KTSP ini menuntut kemampuan sekolah dengan cara memberikan otonomi yang
lebih besar kepada sekolah dalam pengembangan kurikulum, karena masing-masing
sekolah lebih memahami tentang kondisi satuan pendidikannya.
Kurikulum mencakup sejumlah mata pelajaran yang harus diselesaikan
oleh siswa serta suatu rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh guru dan
sejumlah pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh siswa. Dalam
penyelenggaraan pendidikan perlu adanya komponen-komponen pendidikan agar
tercapainya tujuan pendidikan, di antaranya adalah tenaga pendidik, peserta didik,
lingkungan, alat-alat pendidikan, kurikulum dan fasilitas yang mendukung
tercapainya tujuan pendidikan.
5
a. KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didik dilatih untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada
akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil dan mandiri
b. KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif
e. Penilaian menitikberatkan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi (Kunandar 2007, hlm. 138).
6
4. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Implementasi KTSP tergantung pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
yakni bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (standar kompetensi dan
kompetensi dasar) dapat diterima oleh siswa secara tepat dan optimal. Secara umum,
pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yaitu pembukaan, pembentukan
kompetensi, dan penutup. Kegiatan pembukaan merupakan kegiatan awal yang harus
dilakukan guru untuk memulai pembelajaran. Memulai pembelajaran merupakan
suatu kegiatan untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta
didik secara optimal agar memusatkan diri sepenuhnya untuk belajar.
Kegiatan inti dalam proses pembelajaran merupakan tahapan kegiatan
pembelajaran yang paling utama untuk pembentukan kompetensi peserta didik
selama berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas. Pembentukan kompetensi
peserta didik merupakan kegiatan inti pembelajaran, antara lain mencakup
penyampaian informasi tentang materi pokok dan membahas materi pokok untuk
membentuk kompetensi peserta didik. Pembentukan kompetensi peserta didik perlu
dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut tentu saja menuntut
aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.
Kegiatan penutup adalah kegiatan mengakhiri materi pembelajaran. Kegiatan
menutup pembelajaran perlu dilakukan secara profesional agar mendapatkan hasil
yang memuaskan dan menimbulkan kesan yang menyenangkan (Mulyasa 2008, hlm.
180-187).
Uraian di atas memberikan pemahaman bahwa kurikulum dalam dimensi
kegiatan adalah sebagai manifestasi atau wujud dari upaya untuk mewujudkan
kurikulum yang masih bersifat tertulis menjadi aktual dalam bentuk serangkaian
kegiatan pembelajaran di sekolah. Implementasi KTSP memberikan pemahaman
tentang situasi dan kondisi sekolah, sasaran implementasi yang efektif dan efisien,
serta harapan sekolah terhadap kurikulum yang diimplementasikan.
7
cenderung mengutamakan aspek kognitif saja. Kurikulum 2013 juga membawa
perubahan besar dalam pelaksanaannya
Hal ini ditunjukkan dengan disediakannya buku ajar yang disusun sesuai dengan
tuntutan kurikulum itu sendiri. Artinya kurikulum 2013 itu tidak sekedar hanya sebuah
konsep dan dokumen semata tetapi dalam implementasinya, kurikulum 2013 itu
menata bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan guru dalam melaksanakan
pembelajarannya.
8
siswa, maka kurikulum 2013 ini juga membuat suatu indikator penilaian dari
aspek yang lainnya. Di antaranya adalah dari sisi kecerdasan, sikap dan karakter,
sosial bahkan aspek religius.
e. adanya pendampingan dan arahan langsung dari pemerintah pusat yang
memungkinkan adanya koordinasi yang baik Mendorong Guru untuk Semakin
f. Mendorong guru agar semakin kreatif di dalam memberikan pengajaran kepada
para siswa. Dimana, inovasi dan keahlian guru diperlukan agar materi yang
dimaksud dapat tersampaikan dengan baik dan mudah dipahami siswa.
g. Penyediaan Fasilitas Belajar Semakin Efisien. Misalnya mengenai buku ajar dan
berbagai fasilitas yang lain. Dalam hal ini, sekolah sudah tidak perlu
kebingungan mencari fasilitas pembelajaran yang tepat. Karena kurikulum 2013
sudah dilengkapi dengan perangkat dan fasilitas belajar yang sesuai dengan
kurikulum
Meskipun ada berbagai kelebihan kurikulum 2013, tentu saja tidak lepas dari
kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai
dari faktor kurangnya kompetensi guru, faktor materi pembelajaran untuk siswa
hingga faktor lembaga sekolah dan pemerintahan.
Berikut adalah beberapa di antara kelemahan kurikulum ini.
a. Guru Tidak Dilibatkan dalam Pembuatan Kurikulum 2013
b. Banyak Sekolah yang Masih Menerapkan KBM Konvensional
c. Banyaknya Guru yang Belum Memiliki Kesiapan Mental
d. Guru Banyak Salah Paham sehingga Kurang Memberikan Penjelasan
e. Dalam Menyusun RPP Guru Kurang Kreatif
f. Materi yang Wajib Dikuasai oleh Siswa Terlalu Banyak
g. Sekolah Kurang Mandiri di dalam Menyikapi Kurikulum yang Ada
9
Implementasi yang kedua dari kurikulum 2013 adalah pelatihan guru.
Tahapan pelatihan guru ini juga dimulai dari penyediaan anggaran yang
melibatkan data guru, kurikulum dari pelatihan, modul, rincian biaya dan surat
edaran. Kemudian dilanjutkan dengan proses persiapan pelatihan mulai dari
persiapan materi dan dilanjutkan dengan persiapan narasumber.Setelah itu, akan
dilanjutkan dengan pengadaan instruktur nasional melalui proses seleksi. Jika
sudah, maka akan dilanjutkan dengan pelatihan guru sasaran.
c. Pendampingan Terhadap Guru
Setelah melalui tahapan implementasi yang kedua, maka akan dilanjutkan
dengan tahapan ketiga yaitu proses pendampingan guru. Dalam hal ini akan
diperlukan yang namanya pembuatan anggaran dan guru pendamping. Sesudah
ada penetapan guru pendamping, maka akan dilanjutkan kepada proses
pelaksanaan pendampingan. Setelah itu, sudah bisa dilaksanakan proses
pembelajaran.
d. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan oleh guru yang telah
mendapatkan bimbingan dari pihak pendamping. Selain itu, guru tersebut juga
telah memiliki kompetensi dan kemampuan standar untuk mengaplikasikan
rancangan kurikulum ini. Proses pembelajaran ini melibatkan keseluruhan siswa
yang ada di setiap sekolah atau lembaga pendidikan.
e. Adanya Monitoring dan Evaluasi
Setelah proses pembelajaran dilakukan dalam beberapa waktu, berikutnya
akan diadakan monitoring dan evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini akan
dilakukan langsung oleh petugas monev. Dan sesudah proses monitoring dan
evaluasi dijalankan, berikutnya aka nada tindak lanjut dari monitoring dan
evaluasi tersebut agar proses pendidikan menjadi lebih baik.
10
diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat
pada konten mata pelajaran.
Kurikulum merdeka memiliki tujuan yakni mengembangkan potensi peserta
didik, pembelajaran yang lebih menyenangkan, serta merespon kebutuhan sistem
pendidikan. (Darlis dkk, 2022)
Kurikulum Merdeka dapat membantu menyelesaikan permasalahan –
permasalahan yang muncul pada sistem pendidikan di Indonesia. Pada Kurikulum
Merdeka, pembelajaran mengutamakan pengetahuan dasar dan kemampuan peserta
didik sesuai dengan fasenya sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna,
menyeluruh, dan menyenangkan (Priantini dkk, 2022). Harapan adanya kurikulum
merdeka ialah peserta didik dapat berkembang sesuai bakat minat dan kemampuan
yang dimiliki karena dengan kurikulum merdeka menyenangkan, efektif, bervariasi
dan maju.
11
Proyek penguatan profil pelajar pancasila memungkinkan peserta didik
melakukan eksplorasi dalam belajar, mengembangkan keterampilan dan mengokohkan
enam dimensi profil pelajar pancasila yaitu:
a. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
b. Berkebhinekaan global
c. Bergotong royong
d. Kreatif
e. Bernalar kritis
f. Mandiri
Pembelajaran berbasis proyek juga memberikan ruang kepada peserta didik untuk
melakukan contextual and experimental learning pada waktu yang bersamaan
terhadap berbagai topik penting dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kehidupan
berkelanjutan, toleransi, kesehatan, wirausaha, budaya dan kehidupan berdemokrasi.
Sehingga, tidak hanya menjadi media pembelajaran bagi peserta didik untuk
bereksplorasi, tetapi juga merupakan aksi nyata sebagai respons terhadap berbagai isu
dan memberikan kontribusi pada lingkungan sekitarnya. (Kurikulum Nasional Pusat
Kurikulum Dan Pembelajaran, 2022, https://kurikulum.kemdikbud.go.id.)
12
menerbitkan kebijakan mengenai pengembangan Kurikulum Merdeka. Opsi kebijakan
pengembangan Kurikulum Merdeka ini diberikan kepada satuan pendidikan sebagai
tambahan upaya untuk melakukan pemulihan krisis pembelajaran selama 2022-2024
akibat adanya pandemi COVID-19. Pada masa di awal pandemi tahun 2020 sampai
dengan tahun 2021, Kemdikbudristek mengeluarkan kebijakan untuk
pengimplementasian Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang
disederhanakan).
Kemudian pengimplementasian tersebut, juga menjadi rujukan kurikulum bagi
satuan pendidikan. Setelah itu, pada masa pandemi tahun 2021 sampai dengan tahun
2022 Kemdikbudristek mengeluarkan kebijakan penggunaan Kurikulum 2013,
Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak (SP) dan SMK
Pusat Keunggulan (PK). Di masa sebelum dan pandemi COVID-19, Kemdikbudristek
menerbitkan kebijakan untuk penggunaan Kurikulum 2013 serta penyederhanaan
Kurikulum 2013 menjadi kurikulum darurat yang diharapkan dapat memberikan
kemudahan bagi satuan pendidikan dalam mengelola pelaksanaan proses pembelajaran
dengan substansi materi yang esensial. Keberadaan Kurikulum Merdeka di SP/SMK-
PK menjadi salah satu best practice sebagai upaya perbaikan dan pemulihan krisis
pembelajaran akibat keberadaan pandemi COVID-19 yang diluncurkan pertama kali
tahun 2021. Dalam pelaksanaannya, Kemdikbudristek juga memberikan kebijakan
untuk sekolah yang belum siap untuk menggunakan Kurikulum Merdeka. Sekolah-
sekolah tersebut masih dapat menggunakan Kurikulum 2013 sebagai dasar
pengelolaan pembelajaran untuk pemulihan krisis pembelajaran tahun 2022 sampai
dengan tahun 2024.Begitu juga Kurikulum Darurat yang merupakan modifikasi dari
Kurikulum 2013 masih dapat digunakan oleh satuan pendidikan tersebut.
Selama proses pengimplementasian Kurikulum Merdeka sebagai salah satu opsi
bagi satuan pendidikan ini dalam pelaksanaan proses pembelajaran, dilakukan proses
pendataan untuk melihat satuan pendidikan yang siap melaksanakan Kurikulum
Merdeka. Setelahnya, tahun 2024 menjadi penentuan kebijakan Kurikulum Nasional
yang akan dilakukan oleh Kemdikbudristek berdasarkan evaluasi terhadap kurikulum
pada masa pemulihan pembelajaran. Hasil evaluasi ini nantinya akan menjadi acuan
bagi Kemdikbudristek dalam pengambilan kebijakan lanjutan pasca pemulihan krisis
pembelajaran.Pemulihan pembelajaran pasca pandemi menjadi hal yang disoroti oleh
Kemdikbudristek karena dianggap sebagai hal yang penting. Pada proses pemulihan
pembelajaran pasca pandemi ini Kemdikbudristek berencana untuk melibatkan
banyak teknologi, informasi, dan komunikasi.
Adapun evaluasi pada kurikulum merdeka meluputi:
a. sasaran program relatif belum tercapai secara penuh, namun telah merubah
perilaku para aktor pemangku kepentingam.
b. pelaksanaan sosialisasi program telah menyampaikan kebijakan kurikulum
merdeka belajar secara efektif
c. dalam pelaksanaan kebijakan kurikulum merdeka belajar telah ditetapkan oleh
pihak sekolah tentang tujuan program dalam bentuk buku panduan pelaksanaan
13
kurikulum merdeka belajar, secara konsisten sesuai dengan tujuan program yang
telah ditentukan sebelumnya
d. pemantauan pelaksanaan dilakukan secara periodik setiap triwulan atau tiga bulan
sekali, bersamaan dengan persiapan pelaksanaan ujian sekolah. (Muhartono et al.,
2023, )
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sistem Kurikulum
dengan tujuan penyempurnaan. Usaha yang dilakukan pemerintah dalam penyempurnaan
yaitu mengubah dan memberi inovasi kurikulum. Di antaranya kurikulum KBK, KTSP,
K-13, dan Kurikulum merdeka. Dalam setiap kurikulum memiliki berbagai kelebihan dan
kelemahan tersendiri. Hal tersebut menjadi evaluasi bagi kita khususnya tenaga pendidik
agar dapat menelaah dan mengembangkan kurikulum di Indonesia.
14
DAFTAR PUSTAKA
15