Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

”KURIKULUM”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

BATINA YULIA UTAMI 1910013411011


SINDYA CLAUDYA : 1910013411161
SILFINA RAHMAYUNI : 1910013411162
GEBY ANANDA W : 1910013411170
MELATI AULIA : 1910013411181
PUTRI PERMATA BUNDA : 1910013411206
EZA YUHZANI : 1910013411225

DOSEN PEMBINA :
YULFIA NORA,S.Pd.,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2020

KATA PENGANTAR

1
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah “ Kurikulum Pendidikan ” guna
memenuhi tugas, sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu
berpegang teguh pada sunnahnya Aamiin.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi
Mahasiswa pada umumnya, dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari
keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kebaikan kami untuk kedepannya.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

2
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................1
C. TUJUAN..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
1. Pengertian Kurikulum...........................................................................................2
a. Prof. Dr. S. Nasution, M. A.............................................................................2
b. Kerr, J. F (1968).................................................................................................2
c. Dr. H. Nana Sudjana Tahun (2005)................................................................2
2. Komponen Atau Isi Kurikulum...........................................................................2
a) . Komponen Tujuan.........................................................................................3
b) Komponen Isi/ Materi Pelajaran...................................................................3
c) Komponen Metode/ Strategi.........................................................................3
d) Komponen Evaluasi........................................................................................3
Komponen Isi kurikulum.........................................................................................3
3. Fungsi Kurikulum..................................................................................................4
4.Jenis Dan Perkembangan Kurikulum Di Indonesia.....................................4
1. Kurikulum tahun 1947........................................................................................4
2. Kurikulum Tahun 1952.......................................................................................5
3. Kurikulum Tahun 1964.......................................................................................5
4. Kurikulum Tahun 1968.......................................................................................5
5. Kurikulum Tahun 1975.......................................................................................5
6. Kurikulum Tahun 1984.......................................................................................5
7. Kurikulum 1994...................................................................................................6
8.Kurikulum Berbasis Kompetensi – Versi Tahun 2002 dan 2004.....................7
9.Kurikulum Berbasis Kompetensi – Versi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan)..............................................................................................................8
10.Kurikulum 2013..................................................................................................9
Kelebihan dan Kekurangan 2013.............................................................................9
Kelebihan:................................................................................................................9
Kekurangan...........................................................................................................10
Kurikulum 2013........................................................................................................10

3
Macam - Macam Kurikulum...................................................................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................12
1. Kesimpulan...........................................................................................................12
2. Saran.......................................................................................................................12
DAFTAR PUSAKA......................................................................................................13

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program
pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada
peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan
pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan
dan landasan yang jelas, sebab perubahan ini disemangati oleh keinginan
untuk terus memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan kualitas
sistem pendidikan nasional. Persekolahan sebagai ujung tombak dalam
implementasi kurikulum dituntut untuk memahami dan
mengaplikasikannya secara optimal dan penuh kesungguhan, sebab mutu
penyelenggaraan proses pendidikan salah satunya dilihat dari hal
tersebut. Namun di lapangan, perubahan kurikulum seringkali
menimbulkan persoalan baru, sehingga pada tahap awal implementasinya
memiliki kendala teknis.
Sehingga sekolah sebagai penyelenggara proses pendidikan formal
sedikit banyaknya pada tahap awal ini membutuhkan energi yang besar
hanya untuk mengetahui dan memahami isi dan tujuan kurikulum baru.
Dalam teknis pelaksanaannya pun sedikit terkendala disebabkan perlu
adaptasi terhadap perubahan atas kurikulum terdahulu yang sudah biasa
diterapkannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian Kurikulum?
2. Apa saja komponen komponen(isi) kurikulum ?
3. Apa fungsi kurikulum pendidikan diindonesia ?
4. Apa peranan kurikulum bagi pendidikan di indonesia?
5. Bagaimana jenis dan perkembangan kurikulum di indonesia?

C. TUJUAN
1.menjelasakan pengertian kurikulum
2.memahami apa fungsi dari kurikulum
3.menjelaskan isi atau komponen yang terdapat dalam kurikulum
4.mengetahui bagaimana jenis atau perkembangan kurikulum
pendidikan di indonesia

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kurikulum
Pada awal mulanya istilah Kurikulum dalam dunia olah raga
khususnya atletik pada zaman Yunani kuno. Curriculum berasal dari
bahasa YunaniCurier atau kurir (dalam bahasa Indonesia) yang berarti
seseorang yang bertugas menyampaikan sesuatu kepada orang lain di lain
tempat. Curere berarti berlari. Kamus Webster tahun 1856 mengartikan “a
race course, a place for running, a chariot”. Kurikulum diartikan suatu
jarak yang ditempuh oleh pelari. Tapi juga suatu chariot kereta pacu pada
zaman dulu, suatu alat yang membawa seseorang dari tempat start ke
tempat finish.
Secara terminologi, istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan,
yaitu sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh atau
diselesaikan siswa guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan
dapat dipertanggung jawabkan.

a. Prof. Dr. S. Nasution, M. A.


Menjelaskan kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses kegiatan belajar mengajar di bawah naungan,
bimbingan & tanggunga jawab sekolah / lembaga pendidikan.
Drs. Cece Wijaya,dkk
Mengartikan kurikulum dalam arti yang luas yakni meliputi keseluruhan
program dan kehidupan didalam sekolah.

b. Kerr, J. F (1968)
Pengertian kurikulum ialah sebuah pembelajaran yang dirancang dan
juga dilaksanakan dengan individu serta juga berkelompok baik itu di
luar ataupun di dalam sekolah.

c. Dr. H. Nana Sudjana Tahun (2005)


Kurikulum merupakan niat & harapan yang dituangkan kedalam bentuk
rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan oleh para
pendidik di sekolah. Kurikulum sebagai niat & rencana, sedangkan
pelaksaannya adalah proses belajar mengajar.
2. Komponen Atau Isi Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen –
komponen tertentu. Sistem kurikulum terbentuk oleh empat komponen,
yaitu : komponen tujuan, isi kurikulum, komponen metode atau strategi

6
pencapaian tujuan, dan komponen evaluasi. Sebagai suatu sistem, setiap
komponen harus saling berkaitan satu sama lain.
a) . Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan.
Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan
filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Dalam skala mikro,
tujuan kurikulum berhubungan dengan misi dan visi sekolah serta tujuan
yang lebih sempit, seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses
pembelajaran.
b) Komponen Isi/ Materi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu
menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan
atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap materi
pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik
materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan
yang ditentukan.
c) Komponen Metode/ Strategi
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan
kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran
yang sangat penting, sebab strategi meliputi rencana,metode,dan
perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang
berhubungan dengan implementasi kurikulum.
d) Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum.
Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum sehingga
dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu
dipertahankan atau tidak, dan bagian – bagian mana yang harus
disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas
pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai
atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam
perbaikan strategi yang ditetapkan.

Komponen Isi kurikulum


Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan
kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang
diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut.Bidang-
bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur
pendidikan yang ada.
Kriteria yang dapat membantu pada perancangan kurikulum dalam
menentukan isi kurikulum. Kriteria itu antara lain:

7
 Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi
perkembangan siswa.
 Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
 Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan
uji.
 Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas.
 Isi kurikulum dapat menunjanga tercapainya tujuan pendidikan.

3. Fungsi Kurikulum
Menurut Alexander Inglis, fungsi kurikulum meliputi :
1. Fungsi Penyesuaian,
fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan menuju individu yang
well adjusted membuat setiap individu bisa menyesuaikan dengan
perkembangan kehidupan.
2. Fungsi Integrasi,
kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi.
3. Fungsi Deferensiasi, kurikulum perlu memberikan pelayanan
terhadap perbedaan- perbedaan perorangan dalam masyarakat.
Pada dasarnya deferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis
dankreatif, dan ini akan mendorong kemajuan sosial dalam
masyarakat.
4. Fungsi Persiapan, kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar
mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih
jauh atau terjun ke masyarakat.

Sedangkan fungsi praksis dari kurikulum adalah meliputi :


1. Fungsi bagi sekolah yang bersangkutan yakni sebagai alat untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai
pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan sehari-hari.
2. Fungsi bagi sekolah yang diatasnya adalah untuk menjamin
adanya pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan.
3. Fungsi bagi masyarakat dan pemakai lulusan.
4.Jenis Dan Perkembangan Kurikulum Di Indonesia

1. Kurikulum tahun 1947


Kurikulum pertama ini disebut Rencana Pelajaran tahun 1947 atau
leer plan. Kurikulum ini kental dengan nuansa politis. Ia merupakan
upaya dalam mengubah orientasi pendidikan yang berorientasi kolonialis
Belanda, menjadi berorintasika kepentingan nasional berasakan Pancasila.
Karena Pergolakan revolusi, Rencana Pelajaran 1947 pun baru
diterapkan pada tahun 1950 sehingga kerap disebut sebagai kurikulum
tahun 1950.Adapun susunannya yang sederahana seperti daftar mata
pelajaran, jam pengajaranya, serta garis-garis besar pengajarannya.
Kurikulum pada tahun 1947 ini mengacu pada pendidikan watak,

8
kesadaran bernegara, dan bermasyarakat dari pada pendidikan pikiran.

2. Kurikulum Tahun 1952


Kurikulum ini merupakan pengembangan dari Rencana Pelajaran
1947. Kurikulum yang dikenal sebagai Rencana Pelajaran tahun 1947.
Kurikulum yang di kenal sebagai Rencana Pelajaran tahun 1952 ini
merinci setiap mata pelajaran dan menghubungkan isi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari. Ada lima hal pokok dalam kurikulum ini, yaitu
pendidikan pikiran harus dikurangi, isi pelajaran harus dihubungkan
dengan kesenian, pendidikan jasmani, watak dan kewarganegaraan
masyarakat.
3. Kurikulum Tahun 1964
Kurikulum ini lahir di penghujung era Presiden Soekarno.
Kurikulum ini memfokuskan pengembangan daya cipta, rasa, karsa, dan
moral (Pancawardhana) siswa. Ada lima hal pokok dalam kurikulum 1964
yaitu, manusia Indonesia berjiwa Pancasila, Man power, Kepribadian
kebudayaan nasionla yang luhur, ilmu dan teknologi yang tinggi dan
pergerakan rakyat revolusi.Secara umum, mata pelajaran juga
diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi, yaitu moral,
kecerdasan, emosianal/artistik, keterampilan, dan jasmaniah. Pada
tingkatan pendidikan dasar, penekanan cenderunng pada pengetahuan
dan kegiatan fungsional praktis.

4. Kurikulum Tahun 1968


Kurikulum pada tahun 1968 menjadi prioritas yang menekankan
menjadi jiwa Pancasila sejati yang kuat, sehat jasmani, memiliki moral
yang baik dan cerdas, memiliki budi pekerti yang baik dan memiliki
keyakinan beragama. Pada kurikulum ini menjadi wujud dari perubahan
orientasi dalam melaksanakan UUD 1945 secara transparan dan
konsekuen.

5. Kurikulum Tahun 1975


Kurikulum ini berorientasi pada tujuan dan menganut pendekatan
integratif atau terpadu. yang artinya dimana setiap pelajaran memliki
makna dan peranan dalam menunjang tercapainya tujuan yang lebih
integratif atau terpadu. kurikulum ini juga menekankan efisiensi dan
efektifitas dalam hal daya dan waktu.Kurikulum ini di pengaruhi konsep
Management by Obejective (MBO) yang sangat terkenal pada era itu.
Dimana kurikulum ini juga dipengaruhi psiklogi tingkah laku dengan
menekankan kepada stimulus respons (rangsang-jawab) dan latihan
(drill).

6. Kurikulum Tahun 1984

9
Kurikulum ini berorientasi pada pendekatan Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA). CBSA sendiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
Siswa mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan kemudian
melaporkan hasil pengamatan tersebut. Kurikulum 1948 berorientasikan
tujuan instruksional. Tujuan tersebut didasari pandangan bahwa sekolah
harus benar-benar fungsional dan efektif memberikan pengalaman belajar
kepada siswa, dalam waktu yang sangat terbatas.

7. Kurikulum 1994
Tim ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan
cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran
pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup
banyak. Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984
dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem
pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester
ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya
dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi
kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup
banyak. Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan
kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut :
1. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan
2. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang
cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi)
3. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu
sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.
Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang
khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan
dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.

Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan


menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik
secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat
memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen,
divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan
penyelidikan.
Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan
dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir
siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran
yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang
menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan
masalah.Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal
yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang

10
komplek.Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu
dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan,
terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan
penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut :
1. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran
dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran
2. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan
dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang
bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-
hari.

Permasalahan di atas terasa saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum


1994. Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk
menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan
itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut
dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan
kurikulum, yaitu :
1. Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya
menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
2. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan
proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban
belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana
pendukungnya.
3. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh
kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan
tingkat perkembangan siswa.
4. Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek
terkait, seperti tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan
sarana/prasarana termasuk buku pelajaran.
5. Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam
mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku
pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia
di sekolah.
6. Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan
menengah dilaksanakan bertahap, yaitu tahap penyempurnaan
jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang.

8.Kurikulum Berbasis Kompetensi – Versi Tahun 2002 dan 2004


Kurikulum 1994 perlu disempurnakan lagai sebagai respon
terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik
menjadi desentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU No.
22 dan 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.

11
Kurikulum yang dikembangkan saat ini diberi nama Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan
pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-
tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan.
Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya
penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang
telah ditentukan. Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu
kurikulum berbasis kompetensi sebagai pedoman pembelajaran.

9.Kurikulum Berbasis Kompetensi – Versi KTSP (Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan)
Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi
manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan
dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan
diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya
melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya
saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai
dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam
Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan
melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan
pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang
perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan,
yaitu: (1)standar isi, (2)standar proses, (3)standar kompetensi lulusan,
(4)standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)standar sarana dan prasarana,
(6)standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan (7)standar penilaian
pendidikan.

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan


mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah menggiring pelaku
pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk
kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.

12
Secara substansial, pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang
ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan
pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket paket kompetensi
(dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu:
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan
metode yang bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar
lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

10.Kurikulum 2013
Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013
memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013,
terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang
dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan
terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi
yang ditambahkan adalah materi Matematika.

Kelebihan dan Kekurangan 2013


(Menurut Pengamat Pendidikan, Dharmaningtyas)
Pengamat Pendidikan, Dharmaningtyas, mencoba memaparkan secara
rinci kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 dalam diskusi bertajuk
Akses Pendidikan Berkualitas untuk Semua besutan Network for
Education Watch (NEW) atau Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia
(JPPI)

Kelebihan:
a. Memiliki konsep yang jelas terhadap lulusan yang ingin dicapai.
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), kompetensi ditentukan masing-masing di
tiap mata pelajaran. Sehingga, ibarat baju, semua bagiannya berasal
dari bahan berbeda. Tapi kurikulum 2013 tidak dimulai dari potongan
tapi sudah ada model lulusan yang ditetapkan. Sehingga kompetensi
masing-masing mata pelajaran menyesuaikan dengan tujuan yang
ingin dicapai

13
b. mengemas mata pelajaran menjadi lebih maknawi dalam kehidupan
sehari-hari dengan model pembelajaran tematik integratif dan
pendekatan saintifik.
Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran murid aktif, guru sebagai
fasilitator maupun motivator, semua aspek kehidupan bisa menjadi
sumber pembelajaran, serta melahirkan manusia pembelajar

Kekurangan:
a. Adanya kontradiksi, karena mau melahirkan manusia yang kreatif,
kritis, inovatif, tapi penuh materi yang normatif karena ada
penambahan jam belajar agama
b. Kedua, berharap proses pembelajaran lebih leluasa tapi ada
penambahan jam pelajaran.
c. Ketiga, kurikulum 2013 cocok untuk sekolah yang sudah maju dan
gurunya punya semangat belajar tinggi, masyarakat yang sudah
terdidik, muridnya memiliki kemampuan dan fasilitas setara, serta
infrastruktur telekomunikasi dan transportasi sudah merata sehingga
tidak menghambat proses
d. Kekurangan lainnya terletak pada penggunaan Ujian Nasional (UN)
sebagai evaluasi standar proses pembelajaran siswa aktif.

Kurikulum 2013
Kurikulum 13 adalah kurikulum yang berk0laborasi ( keterpaduan )
antara KBK dengan KTSP. Pembelajarannya melalui pendekatan saintifik.
Konsep pembelajaran saintifik adalah mengamati, Menanya,
Mengeplorasi, Mengasosiasikan mengkomonikasikan diskusi kelompok.
Konsep penilaiannya harus outentik, Kopetensi inti dan kopetensi dasar,
Indikator, Tujuan pembelajarannya; Kegiatan inti dengan pendekatan
saintifik, Metode pembelajarannya, Alat peraga, dan Langkah langkah
kegiatannya.

Macam - Macam Kurikulum


Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa istilah
kurikulum sebagai berikut:
1. Kurikulum ideal yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal,
sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam
dokumen kurikulum.
2. Kurikulum aktual yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses
pengajaran dan pembelajaran. Kurikulum merujuk kepada bahan
ajar yang telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam jangka
panjang.
3. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yaitu Segala sesuatu itu
bisa berupa pengaruh guru, kepala sekolah, tenaga administrasi,
atau bahkan dari peserta didik itu sendiri. Kebiasaan guru datang

14
tepat waktu ketika mengajar di kelas, sebagai contoh, akan menjadi
kurikulum tersembunyi yang akan berpengaruh kepada
pembentukan kepribadian peserta didik.
Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan,
kita dapat membedakan:
4. Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum), Kurikulum ini
menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata
pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain, seakan-akan ada
batas pemisah antara mata pelajaran satu dengan yang lain, juga
antara kelas yang satu dengan kelas yang lain.
5. Kurikulum terpadu (integrated curriculum), Dalam kurikulum terpadu
atau terintergrasi, batas-batas diantara mata pelajaran sudah tidak
terlihat sama sekali, karena semua mata pelajaran sudah
dirumuskan dalam bentuk masalah atau unit.
6. Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum) Yaitu kurikulum yang
menekankan perlunya hubungan diantara dua atau lebih mata
pelajaran tanpa menghilangkan batas-batas setiap mata pelajaran.
Misalnya Sejarah dan Ilmu Bumi dapat diajarkan untuk saling
memperkuat.Ada tiga jenis korelasi yang sifatnya bergantung dari
jenis mata pelajaran. Korelasi faktual, misalnya sejarah dan
kesusastraan
7. Kurikulum nasional (national curriculum), yakni kurikulum yang
disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan digunakan
secara nasional.
8. Kurikulum negara bagian (state curriculum), yakni kurikulum yang
disusun oleh masing-masing negara bagian, misalnya di masing-
masing negara bagian di Amerika Serikat.
9. Kurikulum sekolah (school curriculum), yakni kurikulum yang
disusun oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum sekolah.
Kurikulum sekolah lahir dari keinginan untuk melakukan
diferensiasi dalam kurikulum.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

15
Meskipun banyak definisi kurikulum yang satu dengan yang lain saling
berbeda, dikarenakan dasar filsafat yang dianut oleh para penulis
berbeda-beda. Walaupun demikian ada kesamaan satu fungsi, yaitu
bahwa kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum mengandung sekian banyak unsur konstruktif supaya
pembelajaran berjalan dengan optimal. Sejumlah pakar kurikulum
berpendapat bahwa jantung pendidikan berada pada kurikulum. Baik dan
buruknya hasil pendidikan ditentukan oleh kurikulum, apakah mampu
membangun kesadaran kritis terhadap peserta didik ataukah tidak.
Dengan demikian, kurikulum memegang peran penting bagi keberhasilan
sebuah pendidikan dan bagi peserta didik.

2. Saran
Sesuai dengan perkembangan dan ilmu pengetahuan sebaiknya
kurikulum disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Kurikulum perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan
dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Perubahan kurikulum harus
mengacu pada sumber hukum yaitu pancasila dan Undang-undang dasar
1945.

DAFTAR PUSAKA

https://learnmine.blogspot.com/2017/02/makalah-kurikulum-
pendidikan.html

16
https://gunawanpunyablog.wordpress.com/2012/10/25/
https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/354

17

Anda mungkin juga menyukai