KURIKULUM KREATIF
Disusun Oleh:
Kelompok 4 Kelas 2022 C
1. Isabel Wisnain (22010684008)
2. Caesaria Sabrina (22010684014)
3. Lilik Sangadah Dwi Saputri (22010684057)
4. Agustin Praptining Ayu (22010684058)
5. Ayu Mustika Dewi (22010684059)
6. Tri Nisa Ramadhani (22010684083)
7. Rivierra Amirna Fadila (22010684113)
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KataPengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengertian Kurikulum Kreatif ............................................................................3
B. Prinsip-prinsip Kurikulum Kreatif.......................................................................4
C. Manfaat Kurikulum Kreatif ................................................................................6
D. Tantangan dan Hambatan Kurikulum Kreatif.....................................................7
E. Implementasi Kurikulum Kreatif.........................................................................8
F. Peran Guru dalam Penerapan Kurikulum Kreatif..............................................14
BAB III PENUTUP...........................................................................................15
A. Simpulan………………....................................................................................15
B. Saran…………………………………………………..……………………….15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan kurikulum adalah pusat dan pedoman untuk para tenaga
pendidik, khususnya pada satuan PAUD yang sudah menampakkan banyak
kemajuan mengenai perkembangan kurikulum yang digunakan. Dalam beberapa
kajian literatur yang sudah dianalisis mengemukakan bahwa kurikulum yakni
sebuah rancangan untuk proses pembelajaran. Permasalahan mengenai perubahan
kurikulum dan kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam kependidikan
menjadi umum dan marak terjadi disebabkan perubahan kurikulum yang
ditentukan berbeda jauh atau tidak relevan dengan kondisi tenaga pendidik.
Penggunaan serta keterjaminan kurikulum yang terancang dengan baik dan
tepat akan berdampak pada kondisi, kualitas, serta hasil setiap sekolah terkhusus
anak usia dini. Macam kurikulum yang banyak dapat membuat masalah atau
kejanggalan yang ada pada setiap daerah masing-masing. Ketika kejanggalan itu
dialami satu daerah dan tidak ada yang dapat mengurangi atau memberi solusi
pada permasalahan itu akan sangat berdampak besar bagi kependidikan pada
daerah tersebut. Maka pada kali ini akan dibahas sedalam mungkin bagaimana
kurikulum yang baik untuk digunakan dan menjunjung perkembangan pendidikan
di setiap daerah.
Pembahasan mengenai kurikulum kali ini dikupas mengenai kurikulum yang
termasuk data pembaruan pada cakupan Pendidikan AUD, yakni Kurikulum
Kreatif yang masih jarang digunakan pada beberapa satuan Pendidikan di
Indonesia. Pengertian dan contoh yang dapat dipahami mengenai Kurikulum
Kreatif juga masih menjadi hal awam pada pandangan tenaga pendidik Indonesia.
Pusat awal dari kurikulum kreatif adalah ketika ide-ide pemikiran yang muncul
dan direalisasikan secara bertahap sehingga menghasilkan sebuah nilai yang
dapat dianalisis secara saksama dan akan bermanfaat untuk berbagai segi
kependidikan khsusnya lingkup PAUD.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, mengenai
bagaimana pengaruh dan akibat yang terlihat dan berhubungan dengan kurikulum
pendidikan lingkup PAUD. Pembiasaan dan pedoman yang diambil pada satuan
pendidikan dapat saja bermasalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini yaitu:
1. Apa pengertian Kurikulum Kreatif?
2. Bagaimana prinsip yang menjadi Panutan pada Kurikulum Kreatif?
3. Bagaimana dampak manfaat yang dihasilkan oleh Kurikulum Kreatif?
4. Adakah hambatan dalam pelaksanaan Kurikulum Kreatif?
5. Bagaimana Implementasi yang dilakukan untuk Kurikulum Kreatif ini?
6. Apakah peran guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Kreatif?
C. Tujuan Penelitian
Ketika kurikulum yang digunakan lembaga sekolah sangat berdampak pada
seluruh tatanan kependidikan termasuk pada hasil pembelajaran pada anak didik.
Tenaga pendidik yangmemiliki pedoman pengajaran akan sangat terbantu dan
tersusun pada pelaksanaan pembelajaran. Berikut beberapa tujuan penyusunan
makalah ini:
1. Untuk mengetahui apakah pengertian Kurikulum Kreatif yang dapat
diterapkan pada lingkup PAUD.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar yang digunakan ketika menganut
Kurikulum Kreatif.
3. Untuk mengetahui apa saja manfaat yang didapat dari penggunaan
Kurikulum Kreatif.
4. Untuk memahami apa saja yang menjadi hambatan saat pelaksanaan
Kurikulum Kreatif, khususnya pada satuan PAUD.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara implementasi yang baik untuk Kurikulum
Kreatif.
6. Untuk mengetahui bagaimana peran untuk guru pada Kurikulum Kreatif.
BAB II
PEMBAHASAN
8
5. Penguasaan teknologi informasi dan sarana prasarana yang kurang
mendukung. Ini sangat menjadi tantangan dan hambatan yang sangat perlu
diperhatikan dengan intens, karena dengan adanya teknologi dapat sangat
membantu semua pekerjaan terutama sebagai guru pengajar anak usia dini,
setidaknya ada satu atau dua tenaga pendidik yang menguasai kecanggihan
teknologi komunikasi.
10
2.) Bermain pasir. Permainan ini dapat diberikan pada anak usia 2-3
tahun. Mereka akan mencoba merasakan pasir, membuat bentu-
bentuk sederhana. Hal ini akan membantu anak untuk berekplorasi
dan merasakan tekstur.
3.) Bermain puzzle sederhana. Jenis permainan ini dapat diberikan pada
anak usia 3-5 tahun. Pada usia ini berikan puzzle yang sederhana
dengan potongan besar-beasr yang mudah digenggam. Kegiatan ini
dapat membantu anak untuk memecahkan masalah, pengenalan pola
dan koordinasi mata-tangan.
b. Pendekatan Berbasis Proyek (Project-Based Approach)
Melalui pendekatan ini, peserta didik terlibat dalam proyek-proyek
yang relevan dan bermakna. Pendekatan ini dapat melatih aspek sosial
emosional anak seperti kerja sama. Peserta didik bekerja sama untuk
menciptakan sesuatu yang nyata dan memecahkan suatu masalah.
Contoh kegiatan dengan pendekatan proyek yang dapat diterapkan
dalam kurikulum kreatif, yaitu:
1.) Membuat boneka tangan (usia 3-4 tahun). Kegiatan ini dapat
membantu anak untuk mengembangkan motorik halus dan daya
imajinasi anak. Mereka dapat menghias bonekanya menggunakan
cat, kancing, sisa-sisa kain.
2.) Menanam tanaman mini di taman sekolah (usia 4-5 tahun). Melalui
kegiatan ini anak-anak dapat belajar tentang pertumbuhan tanaman,
penting air dan cahaya. Kegiatan ini juga dapat mengajarkan anak
tanggung jawab dan peduli terhadap makhluk hidup.
3.) Pameran seni lukis kelompok (usia 5-6 tahun). Anak-anak dapat
bekerja sama dalam kelompok untuk membuat lukisan kolaboratif.
Mereka dapat memilih tema bersama dan setelah itu, setiap anak
dapat menggambar atau melukis bagian dari gambar tersebut.
Kegiatan ini dapat mengajarkan anak untuk bekerja sama, saling
menghargai.
c. Pendekatan Berdasarkan Pertanyaan (inquiry-Based Approach)
Melalui pendekatan ini, pembelajaran dimulai dengan pertanyaan yang
diajukan oleh siswa. Mereka diberi kebebasan untuk mengejar jawaban
11
mereka sendiri melalui penelitian, eksperimen, dan eksplorasi. Jenis
pertanyaan yang sering digunakan dalam pendekatan ini yaitu
pertanyaan terbuka (Ali Putri & Nisfa, 2022) . Contoh kegiatan yang
dapat diterapkan pada pendekatan inquiry, yaitu:
1.) Penelitian tentang binatang. Anak-anak dapat diajak untuk
memilih binatang yang mereka ingin pelajari lebih lanjut. Mereka
dapat mengajukan pertanyaan seperti "Mengapa jerapah memiliki
leher yang panjang?" atau "Bagaimana cara memerah susu sapi?"
Selanjutnya, mereka dapat melakukan penelitian sederhana,
membaca buku, dan mungkin mengunjungi kebun binatang untuk
menemukan jawaban.
2.) Kegiatan sains di dapur. Anak-anak dapat diajak untuk menjelajahi
sains melalui eksperimen sederhana di dapur. Kegiatan ini dapat
menggunakan perlengkapan yang ada di dapur. Mereka dapat
bertanya, misalnya, “ Mengapa es batu jika dikeluarkan dari kulkas
menjadi cair? ”Ini akan merangsang rasa ingin tahu mereka tentang
dunia sekitar.
3.) Proyek seni berbasis pertanyaan. Anak-anak diajak untuk
menciptakan karya seni berdasarkan pertanyaan mereka. Mereka
bisa bertanya, "Bagaimana cara membuat kepala manusia dari
huruf U? " atau " Bagaimana cara kita menggunakan sedotan untuk
mewarnai? "
Kemudian, biarkan mereka menciptakan lukisan, kerajinan, atau instalasi seni
yang mencerminkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
12
1.) Pembuatan puzzle bersama (usia 3-4 tahun). Anak-anak dapat mengambil bagian
dalam membuat puzzle bersama-sama. Mereka dapat memilih gambar atau tema
yang mereka sukai, lalu bekerja sama dalam merakit puzzle tersebut. Kegiatan ini
mengajarkan kesabaran, berpikir logis, dan berbagi tugas.
2.) Bermain peran bersama (usia4-5 tahun). Anak-anak dapat berpartisipasi dalam
permainan peran, seperti bermain "tokoh" dalam cerita atau mengatur situasi
bermain peran. Kegiatan ini melatih anak untuk empati dan berkomunikasi dalam
peran.
3.) Cerita kolaboratif (usia 5-6 tahun). Guru dapat mengajak anak-anak duduk
bersama dalam lingkaran dan satu anak memulai cerita dengan kalimat pertama.
Kemudian, setiap anak bergantian menambahkan kalimat ke cerita. Kegiatan ini
mengembangkan kemampuan berbicara, mendengarkan, dan berpikir kreatif
mereka.
13
Mereka dapat merasakan tekstur adonan, mencium aroma roti yang sedang
dipanggang, dan merasakan rasanya ketika roti sudah jadi.
3.) Kegiatan eksplorasi alam. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan
pengenalan alam dan lingkungan sekitar, serta merangsang indra penglihatan,
pendengaran, dan perabaan. Anak-anak dapat diajak melakukan perjalanan
singkat ke taman atau area alam terbuka lainnya. Mereka dapat meraba tekstur
tanah, daun, dan benda-benda alam lainnya, mendengarkan suara burung atau
aliran air, serta mengamati warna dan bentuk bunga, daun, atau batu.
4.) Menggunakan materi yang relevan dalam kurikulum kreatif merupakan kunci
untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan bermakna bagi mereka. Materi
yang digunakan dalam kurikulum kreatif biasanya bersifat konkret yang dapat
mereka amati, sentuh dan eksploitasi. Anak-anak dapat belajar melalui
pengalaman langsung dan objek yang konkret. Selain itu, saat merancang
kurikulum kreatif biasanya menggunakan tema-tema yang menarik bagi anak
misalnya binatang, transportasi dan lingkungan.
5.) Penilaian pada kurikulum kreatif untuk anak usia dini harus dirancang dengan
cermat untuk mencerminkan perkembangan anak, mempromosikan kreativitas
dan memberikan wawasan berharga tentang kemajuan mereka
(Adinda et al., 2020)
Penilaian pada PAUD dapat menggunakan secara manual atau digital.
Sudah ada penilaian yang berbentuk digital seperti Si-Raport. Dalam penerapan
kurikulum kreatif ada beberapa jenis penilaian yang dapat digunakan, yaitu:
penilaian formatif, portofolio, pengamatan langsung, rubrik penilaian, presentasi
dan self asseessemnt.
6.) Lingkungan yang mendukung sangat dibutuhkan dalam implementasi kurikulum
kreatif. Lingkungan yang baik dapat merangsang kreativitas, pembelajaran aktif
dan pengembangan holistik anak-anak. Lingkungan sekolah yang dibutuhkan
dalam penerapan kurikulum kreatif, yaitu ruang yang terbuka dan ramah anak,
area bermain yang kreatif, area alat musik dan alat seni, area untuk berkumpul
dan berdiskusi, tempat untuk menyimpan karya, akses ke alam terbuka dan
lingkungan yang aman.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan materi yang dikaji kali ini, didapati banyak pengetahuan baru
yang dapat menambah kamus pengetahuan kita semua. Pembahasan mengenai
kurikulum kreatif yang menjadi hal awam yang banyak satuan sekolah juga
belum menerapkan proses pembelajaran ini, sangat memungkinkan ketika inovasi
dan kreasi tenaga pendidik untuk melatih anak dalam belajar, juga tidak
mengurangi minat anak dalam belajar. Banyak cara sederhana juga metode
belajar yang kreatif sehingga tidak monoton untuk anak, juga guru akan
merasakan hal baru tentang mengajar. Materi ini sangat baik untuk dipelajari dan
didalami, sekaligus memberi bekal untuk calon pendidik agar memahami
bagaimana cara dan tahapan pembelajaran disatuan pendidikan.
B. Saran
Pada makalah kali ini dikumpulkan dari beberapa jurnal literatur, masukan
dari beberapa anggota kelolmpok dan kajian yang dilakukan dengan umum pada
beberapa hasil penelitian para ahli. Dengan besar hati tidak mengurangi rasa
hormat penulis harap dengan adanya makalah ini didapati beberapa saran untuk
memperbaiki beberapa isi, dan kritik yang mendukung untuk hasil kajian makalah
ini. Sekian dari penulis, terimakasih, semoga bermanfaat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abdukosimovna, A. S. (2021). Creating an Innovative Environment for Teaching Children
Visual Arts on the Basis of Steam-Technology in Preschool Education. In International
Journal of Innovative ….
Adinda, W. N., Wahyuni, S., & S, K. M. (2020). Penilaian autentik pada pembelajaran
kreativitas anak usia dini di Annur I Sleman Yogyakarta. Jurnal Raudah, 8(1).
Ali Putri, F. K., & Nisfa, N. L. (2022). Pembelajaran Sains Inquiry pada Anak Usia
Dini. Tinta Emas: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1).
https://doi.org/10.35878/tintaemas.v1i1.384
Azizah, H. F. (2022). Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini pada Paud Purwanida
Metro. Indonesian Research Journal On Education, 2(2).
https://doi.org/10.31004/irje.v2i2.169
Fatmawati. (2022). Kreativitas dan Intelegensi Fatmawati. Jurnal Pendidikan Dan
Konseling, 4(5).
Hasanah, L., Febriyanti, N., Oktaviani, N., Syafira, P., & Zahra, A. (2023).
Manajemen Kurikulum Anak Usia Dini di Taman Kanak Kanak Nurul Hasanah
Early Childhood Curriculum Management at Nurul Hasanah Kindergarten.
Jurnal Ilmiah PESONA PAUD, 10(1).
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/index
Kamelia, D., Jannah, S. U., & Pratiwi, Y. W. (2020). Islamic EduKids: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini Pengembangan Kurikulum PAUD Berbasis Alam.
02(01).
Noviearty, L., Berliani, T., & Setiawan. (2020). MANAJEMEN PEMBELAJARAN
PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN. Equity In Education Journal, 2(1).
https://doi.org/10.37304/eej.v2i1.1687
Suryani, A. S. (2019). Pendekatan Multisensori dalam Menstimulasi Kemampuan
Literasi Anak Usia Dini Kelompok B5 TK Islam Tunas Melati Yogyakarta. In
Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga.
Wahyudin, D., & Susilana, R. (2011). Inovasi Pendidikan Dan Pembelajaran.
Kurikulum Pembelajaran.
16
Wahyuni, M., Yuliantina, I., & Ritayanti, U. (2018). Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran : Pendidikan Anak Usia Dini. Direktorat Pembinaan
Pendidikan Anak Usia Dini, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, 021.
Zhang, H. (2021). APPLICATION OF EDUCATIONAL PSYCHOLOGY IN
PRESCHOOL EDUCATION CURRICULUM. In Psychiatria Danubina.
17