Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KURIKULUM KREATIF

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum AUD


Dosen Pengampu Mata Kuliah: Nur Ika Sari Rakhmawati, S.Pd., M.Pd.
Dr. Ruqoyyah Fitri, S.Ag., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 4 Kelas 2022 C
1. Isabel Wisnain (22010684008)
2. Caesaria Sabrina (22010684014)
3. Lilik Sangadah Dwi Saputri (22010684057)
4. Agustin Praptining Ayu (22010684058)
5. Ayu Mustika Dewi (22010684059)
6. Tri Nisa Ramadhani (22010684083)
7. Rivierra Amirna Fadila (22010684113)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Tuhan YME karena telah memberikan


rahmat juga hidayah-NYA sehingga penyusunan makalah ini berjalan dengan
benar dan terpercaya. Ucapan terimakasih yang kedua disampaikan kepada Nur
Ika Sari Rakhmawati,S.Pd., M.Pd. dan Dr. Ruqoyyah Fitri, S.Ag., M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kognitif AUD beserta rekan-rekan
belajar yang sudah membantu menambah ide atau gagasan dengan baik dan tepat.
Dengan penyusunan makalah ini, diharap akan memperjelas materi
perkembangan kognitif pada Anak Usia Dini.
Judul makalah saat ini yakni “Kurikulum Kreatif”.Cakupan materi dalam
makalah ini adalah mengenai analisis konsep pengembangan kurikulum yang
digunakan pada satuan Pendidikan Anak Usia Dini. Analisis dan pengamatan
mengenai Materi diambil dari beberapa buku pedoman, artikel dan pengamatan
pada lingkungan sekitar juga sumber lainnya. Makalah ini akan memperjelas
presentasi kelompok dan menjabarkan manfaat materi pada perkembangan
kognitif anak usia dini.
Akhirnya, penulis sampaikan terimakasih atas perhatiannya terhadap
makalah, juga tidak lupa dari ucapan banyak terimakasih telah meluangkan waktu
untuk membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat membantu para guru,
pendidik, pemateri dan juga kita semua sebagai mahasiswa yang akan
mempelajari materi perkembangan kurikulum kreatif pada satuan PAUD. Penulis
mohon dengan segala kerendahan hati agar dapat disampaikan saran dan kritik
yang konstruktif dari pembaca guna meningkatkan pembuatan tugas makalah
pada waktu mendatang. Terimakasih semoga bermanfaat.

Surabaya, 16 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KataPengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengertian Kurikulum Kreatif ............................................................................3
B. Prinsip-prinsip Kurikulum Kreatif.......................................................................4
C. Manfaat Kurikulum Kreatif ................................................................................6
D. Tantangan dan Hambatan Kurikulum Kreatif.....................................................7
E. Implementasi Kurikulum Kreatif.........................................................................8
F. Peran Guru dalam Penerapan Kurikulum Kreatif..............................................14
BAB III PENUTUP...........................................................................................15
A. Simpulan………………....................................................................................15
B. Saran…………………………………………………..……………………….15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan kurikulum adalah pusat dan pedoman untuk para tenaga
pendidik, khususnya pada satuan PAUD yang sudah menampakkan banyak
kemajuan mengenai perkembangan kurikulum yang digunakan. Dalam beberapa
kajian literatur yang sudah dianalisis mengemukakan bahwa kurikulum yakni
sebuah rancangan untuk proses pembelajaran. Permasalahan mengenai perubahan
kurikulum dan kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam kependidikan
menjadi umum dan marak terjadi disebabkan perubahan kurikulum yang
ditentukan berbeda jauh atau tidak relevan dengan kondisi tenaga pendidik.
Penggunaan serta keterjaminan kurikulum yang terancang dengan baik dan
tepat akan berdampak pada kondisi, kualitas, serta hasil setiap sekolah terkhusus
anak usia dini. Macam kurikulum yang banyak dapat membuat masalah atau
kejanggalan yang ada pada setiap daerah masing-masing. Ketika kejanggalan itu
dialami satu daerah dan tidak ada yang dapat mengurangi atau memberi solusi
pada permasalahan itu akan sangat berdampak besar bagi kependidikan pada
daerah tersebut. Maka pada kali ini akan dibahas sedalam mungkin bagaimana
kurikulum yang baik untuk digunakan dan menjunjung perkembangan pendidikan
di setiap daerah.
Pembahasan mengenai kurikulum kali ini dikupas mengenai kurikulum yang
termasuk data pembaruan pada cakupan Pendidikan AUD, yakni Kurikulum
Kreatif yang masih jarang digunakan pada beberapa satuan Pendidikan di
Indonesia. Pengertian dan contoh yang dapat dipahami mengenai Kurikulum
Kreatif juga masih menjadi hal awam pada pandangan tenaga pendidik Indonesia.
Pusat awal dari kurikulum kreatif adalah ketika ide-ide pemikiran yang muncul
dan direalisasikan secara bertahap sehingga menghasilkan sebuah nilai yang
dapat dianalisis secara saksama dan akan bermanfaat untuk berbagai segi
kependidikan khsusnya lingkup PAUD.

1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, mengenai
bagaimana pengaruh dan akibat yang terlihat dan berhubungan dengan kurikulum
pendidikan lingkup PAUD. Pembiasaan dan pedoman yang diambil pada satuan
pendidikan dapat saja bermasalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini yaitu:
1. Apa pengertian Kurikulum Kreatif?
2. Bagaimana prinsip yang menjadi Panutan pada Kurikulum Kreatif?
3. Bagaimana dampak manfaat yang dihasilkan oleh Kurikulum Kreatif?
4. Adakah hambatan dalam pelaksanaan Kurikulum Kreatif?
5. Bagaimana Implementasi yang dilakukan untuk Kurikulum Kreatif ini?
6. Apakah peran guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Kreatif?
C. Tujuan Penelitian
Ketika kurikulum yang digunakan lembaga sekolah sangat berdampak pada
seluruh tatanan kependidikan termasuk pada hasil pembelajaran pada anak didik.
Tenaga pendidik yangmemiliki pedoman pengajaran akan sangat terbantu dan
tersusun pada pelaksanaan pembelajaran. Berikut beberapa tujuan penyusunan
makalah ini:
1. Untuk mengetahui apakah pengertian Kurikulum Kreatif yang dapat
diterapkan pada lingkup PAUD.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar yang digunakan ketika menganut
Kurikulum Kreatif.
3. Untuk mengetahui apa saja manfaat yang didapat dari penggunaan
Kurikulum Kreatif.
4. Untuk memahami apa saja yang menjadi hambatan saat pelaksanaan
Kurikulum Kreatif, khususnya pada satuan PAUD.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara implementasi yang baik untuk Kurikulum
Kreatif.
6. Untuk mengetahui bagaimana peran untuk guru pada Kurikulum Kreatif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Kreatif


Kurikulum kreatif untuk anak usia dini adalah kurikulum umum yang
pertama kali diterbitkan oleh Teaching Strategies for Early Childhood pada tahun
1978. Kurikulum kreatif ini didasari oleh teori teroi para ahli antara lain Jean
Piaget, Lev Vygotsky, Howard Gardner dan Sara Smilansky. Kurikulum kreatif
merupakan kurikulum yang berpusat pada anak-anak yang menumbuhkan
kompetensi sosial-emosional anak, mendukung hubungan positif dalam
pembelajaran lingkungan, permainan konstruktif, serta mendorong untuk
melibatkan keluarga. Guru didorong dapat mengatur ruang kelas dan pelajaran
sedemikian rupa agar anak dapat membangun belajar melalui penemuan dan
bermain (Noviearty et al., 2020) . Pada kurikulum kreatif ini anak diberi
kesempatan untuk bereksplorasi secara mandiri, berkelompok kecil, dan
berkelompok besar. Anak dapat bereksplorasi dalam pembelajaran sesuai dengan
minatnya seperti, permainan drama, balok, seni, pasir dan air, musik dan gerakan
dan komputer.
Pada pembelajaran kreatif makna kreatif sendiri memiliki definisi daya
cipta atau mempunyai kemampuan untuk menciptakan. Menurut Piaget, anak usia
dini dapat tumbuh secara alamiah. Pemikirannya tersebut sesuai dengan istilah
kreatif yang berarti menciptakan. Menurut Vygotsky mengenai pembelajarkan
kreatif di sampaikan melalui teori contextual perspective yaitu anak usia dini
dapat belajar serta berkembang melalui interaksi budaya yang diturunkan oleh
orang tuanya (Hasanah et al., 2023) . Maka dari itu belajar kreatif menurut
pemahaman Vygotsky merupakan adanya aktifitas, interaksi, serta komunikasi
antara anak dengan lingkungannya sebagai konteks sosial.
Pedoman kependidikan yang dapat dianut untuk sistem pembelajaran satuan
pendidikan terutama PAUD, ketika terdapat pembaharuan yang inovatif dan
mudah dipahami akan menjadi tonggak besar yang diminati banyak kalangan
khususnya orang tua dan guru. Bahkan tidak hanya PAUD yang terbantu dengan
inovasi baru rancangan ringkas pada metode pelaksanaan kegiatan belajar
disekolah. Banyak tenaga pendidik yang kesulitan ketika diganti atau kebijakan
baru untuk diterapkan pada pembelajaran kesehariannya (Wahyudin & Susilana, 2011).
3
4
Perencanaan pendidikan yang terarah akan berdampak pada mutu sekolah
dan kualitas anak didik. Inovasi pendidikan yang dirancang untuk memperbarui
metode pembelajaran dengan tujuan yang memajukan kualitas sekolah. Terutama
pada satuan PAUD adalah sebuah sistem pendidikan yang sangat fleksibel dalam
kontruktivismenya, dengan model pemberian ruang bebas yang menunjang
kemampuan dan bakat minat anak (Wahyuni et al., 2018) . Konsep pembaharuan
kurikulum khususnya kurikulum kreatif secara utuh juga harus dipahami oleh
orangtua untuk membantu proses pembelajaran anak ketika dilungkup rumah,
pemahaman orangtua akan pelaksanaan pembelajaran disekolah sangat penting
agar pembelajaran dilakukan secara menyeluruh dan utuh.

B. Prinsip-prinsip Kurikulum Kreatif


Proses pembelajaran yaitu segala suatu bersama antara guru dan siswa
untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang
diberikan akan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar yang
berkelanjutan, juga diharapkan adanya perubahan-perubahan yang lebih baik
untuk mencapai suatu peningkatan yang positif yang ditandai dengan perubahan
tingkah laku individu agar terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan
efisien. Menurut (Hasanah et al., 2023) prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
menunjukkan pada suatu pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan
patokan pada suatu pengertian.
Berbagai hal yang terkait dengan pengembangan pengembangan
kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum (curriculum planning).
Prinsip-prinsip tersebut menggambarkan ciri dari hakikat kurikulum itu sendiri.
Jika proses pengembangan kurikulum ingin berjalan secara efektif dan efisien,
maka para pengembang kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum, baik yang bersifat umum maupun khusus. Menurut
(Kamelia et al., 2020) dengan terlaksanya proses belajar yang sesuai dengan
prinsip kurikulum maka guru sebagai fasilitator dapat terarah dan hasilnya bisa
dipertanggung jawabkan dalam pembelajaran. Produk dari aktivitas
pengembangan kurikulum tersebut diharapkan akan sesuai dengan harapan
masyarakat yang bersifat dinamis dan zaman yang akan selalu berubah, berikut
prinsip-prinsip utama pada kurikulum kreatif yang harus diperhatikan:
5
1. Flekbilitas
Kurikulum harus harus lentur (tidak kaku), terutama dalam hal
pelaksanaannya. Pada dasarnya, kurikulum disesain untuk mencapai suatu tujuan
tertentu sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Meskipun demikian,
dalam proses pengembangan kurikulumnya harus fleksibel. Di dalam kurikulum
harus terdapat suatu system tertentu yang dapat memberikan alternatif dalam
mencapai tujuannya. Pengembangan kurikulum harus menggunakan berbagai
metode atau cara-cara tertentu yang sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu,
tempat di mana kurikulum itu diterapkan, seperti: Proses belajar anak tidak
pernah berhenti dan harus berlangsung terus menerus agar terjadi penambahan
pengetahuan sehingga anak dapat menghubungkan pengelaman lalu dengan yang
akan diterimanya dan peranan aktif dari anak sangat dominan pada saat bermain
dan bereksplorasi.
2. Kolaborasi
Kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik
kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan
yang diprediksi pada masa yang akan datang. Intinya, kurikulum harus bisa
menyiapkan program belajar bagi anak untuk menyiapkan anak agar bisa
beradaptasi dengan masyarakat, memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat
serta situasi dan kondisi kehidupan masyarakat tempat di mana anak berada,
seperti: konsepnya berdasarkan riset ataupun teori dan menyesuaikan dengan
pengaturan lingkungan pembelajaran.
3. Penilaian kreatif
Anak adalah subjek dalam pembelajaran. Kegiatan-kegiatan pembelajaran
perlu disiapkan untuk membangun rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk
berpikir kritis dan menemukan hal-hal yang baru, seperti: anak tidak dinilai dari
hasil capaian atau hasil akhirnya tetapi dari proses kreativitas yang ditunjukkan
anak.
Pembelajaran kreatif di Taman Kanak-kanak adalah menyajikan
pembelajaran yang terpadu menurut (Kamelia et al., 2020) . Hal ini dikarenakan
pembelajaran di PAUD memiliki karakteristik yang beragam namun tetap harus
menyajikan pelayananan individual, sehingga kurikulum yang disajikan harus
berfokus kepada tiga hal:
6
a. Fokus kepada anak.
Kurikulum PAUD tidak sepotongsepotong disajikannya, namun secara
sistematis mulai dari hal yang terdekat, hal sederhana, hal yang menarik dan hal
yang insidental.
b. Fokus kepada orangtua
Kurikulum yang dirancang, sedemikian rupa harus memfasilitasi keduanya.
Sebuah kurikulumharus dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak yang dirasa
tidak didapat di sekolah.
c. Fokus kepada lingkungan
Kurikulum dirancang untuk menstimulasi kemampuan anak agar turut serta
bergabung di dalam komunitas sosialnya.

C. Manfaat Kurikulum Kreatif


Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan di atas, terdapat beberapa
manfaat dari penerapan kurikulum kreatif. Menurut (Abdukosimovna, 2021) ,
kurikulum kreatif ini diciptakan dan dirancang untuk anak usia dini agar
mendorong perkembangan sosial-emosional, fisik, kognitif, serta bahasa anak
usia dini. Selain itu kurikulum ini juga berfungsi untuk meningkatkan
pembelajaran dalam bidang literasi, matematika, sains, sosial, seni dan teknologi.
Hal ini didukung berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Zhang, 2021)
mengenai penerapan kurikulum kreatif pada anak prasekolah, dimana kurikulum
kreatif ini membuktikan bahwa kemampuan literasi dan matematika anak
prasekolah yang menggunakan kurikulum kreatif ini lebih tinggi daripada anak-
anak prasekolah yang menggunakan kurikulum lain. Kurikulum kreatif juga
bermanfaat untuk meningkatkan ketrampilan motorik pada anak, memberikan
kesempatan anak agar dapat mengeksplorasi serta memahami apa yang mereka
rasakan, menjadi wadah bagi anak untuk berimajinasi dan meningkatkan
kekuatan mental serta meningkatkan kemampuan bersosialisasi mereka..
Dinilai dari aspek sosial anak, kurikulum kreatif ini mampu membantu
anak untuk merasa nyaman di sekolah, serta membuat anak mampu cepat
beradaptasi dengan lingkungan barunya dan membuat anak tidak merasa left-
behind atau merasa tidak dianggap. Dalam aspek emosional, kurikulum kreatif ini
juga membantu anak untuk lebih percaya diri dan mengendalikan dirinya serta
memiliki
7
sikap positif terhadap kehidupan. Setelah itu dalam aspek kognitif, anak jadi lebih
terlatih untuk memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan serta menyusun
kalimat untuk menyampaikan ide yang mereka punya. Dan yang terakhir dalam
aspek fisik, kurikulum kreatif ini sangat bermanfaat untuk membantu anak dalam
meningkatkan otot besar dan kecilnya dan yang utama anak jadi merasa percaya
diri seputar kemampuan tubuhnya. Dalam penerapan kurikulum kreatif juga
terdapat lesson plan yang guru harus sediakan. Berikut beberapa contoh lesson
plan kurikulum kreatif:

D. Tantangan dan Hambatan Kurikulum Kreatif


Berhubungan dengan manfaat yang dihasilkan dari penerapan kurikulum
kreatif pada masa kini. Semua perancangan, peraturan dan pedoman memiliki
konsekuensi dan dampak yang dirasakan juga harus ditanggung, termasuk pada
pelaksanaan kurikulum dalam sebuah satuan pendidikan. Banyak hal yang harus
diperhatikan penuh atas pelaksanaan kurikulum karena menjadi pedoman dalam
proses pembelajaran. Model pembelajaran yang berbeda setiap daerah termasuk
pada tantangan dan hambatan saat implementasi kurikulum.
Beberapa yang perlu diperhatikan oleh guru khususnya dalam satuan
PAUD adalah sebagai berikut :
1. Buku sebagai sumber pembelajaran : ketika buku menjadi sumber
pembelajaran, biasa terjadi pada generasi sebelum abad 21 akan sulit untuk
mengubah kurikulum baru dan kemungkinan besar akan perlu usaha yang
lebih ulet untuk menjalankan kurikulum kreatif.,
2. Pembuatan media pembelajaran : hal ini menjadi hambatan ketika perlu hal
baru atau ide yang inovatif untuk media pembelajaran sesuai dengan
kurikulum kreatif.
3. Pemahaman guru : seminar, atau workshop yang selalu dan wajib untuk diikuti
oleh semua anggota guru untuk menyamakan pemahaman yang akan
digunakan di setiap instansi atau satuan sekolah.
4. Pemaduan antar muatan pelajaran dalam tematik : setiap pembelajaran
berdasar pada satu kurikulum dan akan digunakan dengan modivikasi cara
penyampaian dan lain sebagainya.

8
5. Penguasaan teknologi informasi dan sarana prasarana yang kurang
mendukung. Ini sangat menjadi tantangan dan hambatan yang sangat perlu
diperhatikan dengan intens, karena dengan adanya teknologi dapat sangat
membantu semua pekerjaan terutama sebagai guru pengajar anak usia dini,
setidaknya ada satu atau dua tenaga pendidik yang menguasai kecanggihan
teknologi komunikasi.

E. Implementasi Kurikulum Kreatif


Keberhasilan dalam mengimplementasikan kurikulum sangat bergantung
pada guru. Kurikulum dapat diimplementasikan dengan baik jika guru
mempunyai komitmen untuk melaksanakan kurikulum tersebut. Selain komitmen,
potensi dan kreativitas guru dalam menyusun dokumen kurikulum juga dapat
menentukan keberhasilan implementasi kurikulum. Guru yang berhasil
melaksanakan kurikulum dengan baik mampu memilih dan menciptakan suasa
pembelajaran yang menggairahkan siswa, mampu memilih dan melaksanakan
metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, memilih bahan
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif.
Salah satu yang menjadi permasalahan dalam implementasi kurikulum
kreatif pada satuan PAUD adalah model pembelajaran yang berbasis proyek dan
penilaian kreatif yang harus disusun dalam RPPH guru di PAUD
(Fatmawati, 2022)
Oleh karena itu, model pembelajaran berbasis proyek ini dinilai mampu
membantu peserta didik menjadi pembelajar yang aktif, kreatif dan mampu
menghadapi tantangan dalam dunia yang terus berubah. Dalam penerapan
kurikulum kreatif ini sangat dibutuhkan pemahaman tentang tema dan sub tema
serta penguasaan materi ajar. Kurikulum kreatif PAUD menekankan pada
pendekatan kreatif, pendekatan kreatif ini meliputi portofolio, proyek, presentasi
atau penugasan lainnya yang melibatkan pemikiran kreatif.
Implementasi kurikulum kreatif pada PAUD merupakan langkah yang
penting untuk memfasilitasi perkembangan holistik anak dengan cara yang
kreatif, interaktif dan menyenangkan. Dalam penerapan kurikulum kreatif penting
untuk selalu mengutamakan kebebasan bereksperimen, berimajinasi dan
menjadikan pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi anak-anak untuk
terus belajar dengan cara kreatif. Menurut (Azizah, 2022) ada langkah yang harus
diperhatikan dalam menerapkan pembelajaran kurikulum kreatif anak usia dini,
yaitu:
9
1. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam penerapan kurikulum adalah
menentukan apa yang ingin dicapai dalam pembelajarannya. Tujuan
pembelajaran pada kurikulum kreatif harus mencakup aspek kreatif seperti
merangsang imajinasi, berpikir kritis, dan berkolaborasi. Tujuan
pembelajaran ini akan tercapai jika guru menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai.
2. Mengenali Kebutuhan dan Minat Anak
Mengamati dan mengidentifikasi kebutuhan, minat dan tingkat
perkembangan individu setiap anak sangat diperlukan dalam menentukan
tujuan pembelajaran. Kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan anak
akan menciptakan sebuah pembelajaran yang relevan dan menarik
bagi mereka. Sehingga, untuk menciptakan pembelajaran yang menarik
seorang guru harus kreatif juga dalam membuat kegiatan pembelajaran.
3. Memilih Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dalam kurikulum kreatif bertujuan untuk
merangsang kreativitas, pemikiran kritis, inovasi dan eksplorasi dalam
proses belajar. Ada beberapa pendekatan yang sering digunakan
dalam kurikulum kreatif, yaitu:
a. Pendekatan Bermain (Play-Based Approach)
Pendekatan ini menekankan pembelajaran melalui bermain. Pendekatan
ini sesuai dengan cara belajar pada anak usia ini. Melalui pendekatan
ini anak-anak diajak untuk bermain sambil belajar, yang
memungkinkan mereka untuk bereksplorasi, berimajinasi dan belajar
dengan cara yang alami dan menyenangkan. Ada beberapa contoh
kegiatan dengan pendekatan bermain yang dapat diterapkan dalam
kurikulum kreatif, yaitu:
1.) Bermain dengan bola plastik. Permainan jenis ini biasanya
diberikan pada anak yang berusia 1-2 tahun. Dalam usia ini anak-
anak pada tahap sensorimotor nya. Mereka akan meraih, melempar
dan menggulung yang dapat melatih koordinasi mata-tangan
mereka.

10
2.) Bermain pasir. Permainan ini dapat diberikan pada anak usia 2-3
tahun. Mereka akan mencoba merasakan pasir, membuat bentu-
bentuk sederhana. Hal ini akan membantu anak untuk berekplorasi
dan merasakan tekstur.
3.) Bermain puzzle sederhana. Jenis permainan ini dapat diberikan pada
anak usia 3-5 tahun. Pada usia ini berikan puzzle yang sederhana
dengan potongan besar-beasr yang mudah digenggam. Kegiatan ini
dapat membantu anak untuk memecahkan masalah, pengenalan pola
dan koordinasi mata-tangan.
b. Pendekatan Berbasis Proyek (Project-Based Approach)
Melalui pendekatan ini, peserta didik terlibat dalam proyek-proyek
yang relevan dan bermakna. Pendekatan ini dapat melatih aspek sosial
emosional anak seperti kerja sama. Peserta didik bekerja sama untuk
menciptakan sesuatu yang nyata dan memecahkan suatu masalah.
Contoh kegiatan dengan pendekatan proyek yang dapat diterapkan
dalam kurikulum kreatif, yaitu:
1.) Membuat boneka tangan (usia 3-4 tahun). Kegiatan ini dapat
membantu anak untuk mengembangkan motorik halus dan daya
imajinasi anak. Mereka dapat menghias bonekanya menggunakan
cat, kancing, sisa-sisa kain.
2.) Menanam tanaman mini di taman sekolah (usia 4-5 tahun). Melalui
kegiatan ini anak-anak dapat belajar tentang pertumbuhan tanaman,
penting air dan cahaya. Kegiatan ini juga dapat mengajarkan anak
tanggung jawab dan peduli terhadap makhluk hidup.
3.) Pameran seni lukis kelompok (usia 5-6 tahun). Anak-anak dapat
bekerja sama dalam kelompok untuk membuat lukisan kolaboratif.
Mereka dapat memilih tema bersama dan setelah itu, setiap anak
dapat menggambar atau melukis bagian dari gambar tersebut.
Kegiatan ini dapat mengajarkan anak untuk bekerja sama, saling
menghargai.
c. Pendekatan Berdasarkan Pertanyaan (inquiry-Based Approach)
Melalui pendekatan ini, pembelajaran dimulai dengan pertanyaan yang
diajukan oleh siswa. Mereka diberi kebebasan untuk mengejar jawaban
11
mereka sendiri melalui penelitian, eksperimen, dan eksplorasi. Jenis
pertanyaan yang sering digunakan dalam pendekatan ini yaitu
pertanyaan terbuka (Ali Putri & Nisfa, 2022) . Contoh kegiatan yang
dapat diterapkan pada pendekatan inquiry, yaitu:
1.) Penelitian tentang binatang. Anak-anak dapat diajak untuk
memilih binatang yang mereka ingin pelajari lebih lanjut. Mereka
dapat mengajukan pertanyaan seperti "Mengapa jerapah memiliki
leher yang panjang?" atau "Bagaimana cara memerah susu sapi?"
Selanjutnya, mereka dapat melakukan penelitian sederhana,
membaca buku, dan mungkin mengunjungi kebun binatang untuk
menemukan jawaban.
2.) Kegiatan sains di dapur. Anak-anak dapat diajak untuk menjelajahi
sains melalui eksperimen sederhana di dapur. Kegiatan ini dapat
menggunakan perlengkapan yang ada di dapur. Mereka dapat
bertanya, misalnya, “ Mengapa es batu jika dikeluarkan dari kulkas
menjadi cair? ”Ini akan merangsang rasa ingin tahu mereka tentang
dunia sekitar.
3.) Proyek seni berbasis pertanyaan. Anak-anak diajak untuk
menciptakan karya seni berdasarkan pertanyaan mereka. Mereka
bisa bertanya, "Bagaimana cara membuat kepala manusia dari
huruf U? " atau " Bagaimana cara kita menggunakan sedotan untuk
mewarnai? "
Kemudian, biarkan mereka menciptakan lukisan, kerajinan, atau instalasi seni
yang mencerminkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

d. Pendekatan Kolaboratif (Collaborative Approach)


Pendekatan ini merupakan bagian penting dari pembelajaran. Peserta didik
diajak untuk bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah,
berdiskusi, dan belajar satu sama lain. Melalui pendekatan ini perkembangan
sosial anak juga akan berkembang. Contoh kegiatan yang dengan pendekatan
kolaboratif dalam kurikulum kreatif, yaitu:

12
1.) Pembuatan puzzle bersama (usia 3-4 tahun). Anak-anak dapat mengambil bagian
dalam membuat puzzle bersama-sama. Mereka dapat memilih gambar atau tema
yang mereka sukai, lalu bekerja sama dalam merakit puzzle tersebut. Kegiatan ini
mengajarkan kesabaran, berpikir logis, dan berbagi tugas.
2.) Bermain peran bersama (usia4-5 tahun). Anak-anak dapat berpartisipasi dalam
permainan peran, seperti bermain "tokoh" dalam cerita atau mengatur situasi
bermain peran. Kegiatan ini melatih anak untuk empati dan berkomunikasi dalam
peran.
3.) Cerita kolaboratif (usia 5-6 tahun). Guru dapat mengajak anak-anak duduk
bersama dalam lingkaran dan satu anak memulai cerita dengan kalimat pertama.
Kemudian, setiap anak bergantian menambahkan kalimat ke cerita. Kegiatan ini
mengembangkan kemampuan berbicara, mendengarkan, dan berpikir kreatif
mereka.

e. Pendekatan Multisensori (Multisensory Approach)


Pendekatan multisensori adalah metode pembelajaran yang melibatkan
penggunaan berbagai panca indera untuk memperkuat pemahaman dan
pengalaman pembelajaran (Suryani, 2019) .
Pendekatan ini sangat efektif untuk anak usia dini karena mereka masih dalam
tahap perkembangan yang intensif dalam penggunaan indera meraka. Ada
beberapa contoh kegiatan pembelajaran dengan pendekatan multisensori, yaitu
bermain tekstur, bau dan rasa dan aktivitas seni visual. Contoh kegiatan dengan
pendekatan multisensori pada kurikulum kreatif, yaitu:
1.) Kegiatan seni lukis pasir. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan
kreativitas, koordinasi mata-tangan, dan pengenalan bentuk dan warna. Mereka
dapat merasakan tekstur pasir, melihat warnanya, dan mendengarkan suara pasir
ketika diangkat atau digerakkan.
2.) Kegiatan memasak sederhana. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman tentang bahan makanan, mengembangkan indera penciuman dan
pengecapan, serta meningkatkan keterampilan sosial. Kegiatan anak-anak dapat
membantu dalam proses memasak makanan sederhana seperti membuat roti
tawar.

13
Mereka dapat merasakan tekstur adonan, mencium aroma roti yang sedang
dipanggang, dan merasakan rasanya ketika roti sudah jadi.
3.) Kegiatan eksplorasi alam. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan
pengenalan alam dan lingkungan sekitar, serta merangsang indra penglihatan,
pendengaran, dan perabaan. Anak-anak dapat diajak melakukan perjalanan
singkat ke taman atau area alam terbuka lainnya. Mereka dapat meraba tekstur
tanah, daun, dan benda-benda alam lainnya, mendengarkan suara burung atau
aliran air, serta mengamati warna dan bentuk bunga, daun, atau batu.
4.) Menggunakan materi yang relevan dalam kurikulum kreatif merupakan kunci
untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan bermakna bagi mereka. Materi
yang digunakan dalam kurikulum kreatif biasanya bersifat konkret yang dapat
mereka amati, sentuh dan eksploitasi. Anak-anak dapat belajar melalui
pengalaman langsung dan objek yang konkret. Selain itu, saat merancang
kurikulum kreatif biasanya menggunakan tema-tema yang menarik bagi anak
misalnya binatang, transportasi dan lingkungan.
5.) Penilaian pada kurikulum kreatif untuk anak usia dini harus dirancang dengan
cermat untuk mencerminkan perkembangan anak, mempromosikan kreativitas
dan memberikan wawasan berharga tentang kemajuan mereka
(Adinda et al., 2020)
Penilaian pada PAUD dapat menggunakan secara manual atau digital.
Sudah ada penilaian yang berbentuk digital seperti Si-Raport. Dalam penerapan
kurikulum kreatif ada beberapa jenis penilaian yang dapat digunakan, yaitu:
penilaian formatif, portofolio, pengamatan langsung, rubrik penilaian, presentasi
dan self asseessemnt.
6.) Lingkungan yang mendukung sangat dibutuhkan dalam implementasi kurikulum
kreatif. Lingkungan yang baik dapat merangsang kreativitas, pembelajaran aktif
dan pengembangan holistik anak-anak. Lingkungan sekolah yang dibutuhkan
dalam penerapan kurikulum kreatif, yaitu ruang yang terbuka dan ramah anak,
area bermain yang kreatif, area alat musik dan alat seni, area untuk berkumpul
dan berdiskusi, tempat untuk menyimpan karya, akses ke alam terbuka dan
lingkungan yang aman.

14

F. Peran Guru dalam Penerapan Kurikulum Kreatif


Guru menjadi tokoh utama dalam segala bentuk kegiatan pendidikan,
sehingga peran guru untuk implementasi kurikulum adalah seutuhnya ada pada
guru. Berikut beberapa peran yang guru laksanakan untuk implementasi
kurikulum kreatif :
1. Guru menyusun RPP melalui langkah-langkah yang sesuai : dengan kurikulum
yang sudah dirundingkan dengan baik, secara menyeluruh akan mudah saat
penyusunan RPP.
2. Guru sebagai fasilitator : dengan kurikulum dan RPP yang disusun juga harus
diperhatikan fasilitas sekolah apa saja yang dapat membantu melancarkan
kegiatan pembelajaran.
3. Guru memberikan pendidikan karakter : dengan kurikulum dan sistem yang sudah
disusun, akan lebih terarah saat pemberian pendidikan karakter pada anak usia
dini.
4. Guru membimbing peserta didik dalam belajar sesuai pendekatan saintifik :
pendekatan saintifik akan mudah dilakukan dengan kurikulum yang sudah
tersistem dengan runtut.
5. Guru menggunakan metode, media, dan sumber belajar yang bervariasi : metode
implementasi kurikulum dapat dilakukan dengan segala macam cara, yang utama
adalah untuk melaksanakan secara runtut RPP yang sudah disusun.
6. Guru melakukan penilaian otentik : setelah pelaksanaan RPP yang disusun, dapat
diambil penilaian dari hasil kerja anak.
7. Guru menggunakan teknik penilaian yang bervariasi : agar didapati hasil
penilaian yang baik dan jelas, penggunaan cara dan teknik penilaian yang
bervariasi, karena dengan ini dapat memudahkan peran guru dalam pengambilan
nilai setiap individu.
8. Guru memberikan pengajaran remedial. Hambatan guru dalam implementasi
kurikulum kreatif : implementasi kurikulum kreatif masih banyak beberapa stuan
pendidikan yang belum menerapkan sistem ini, dapat dimulai dengan beberapa
krasi inovasi implementasi kurikulum yang memudahklan dan tidak membuat
anak usia dini bosan dengan proses pembelajaran.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan materi yang dikaji kali ini, didapati banyak pengetahuan baru
yang dapat menambah kamus pengetahuan kita semua. Pembahasan mengenai
kurikulum kreatif yang menjadi hal awam yang banyak satuan sekolah juga
belum menerapkan proses pembelajaran ini, sangat memungkinkan ketika inovasi
dan kreasi tenaga pendidik untuk melatih anak dalam belajar, juga tidak
mengurangi minat anak dalam belajar. Banyak cara sederhana juga metode
belajar yang kreatif sehingga tidak monoton untuk anak, juga guru akan
merasakan hal baru tentang mengajar. Materi ini sangat baik untuk dipelajari dan
didalami, sekaligus memberi bekal untuk calon pendidik agar memahami
bagaimana cara dan tahapan pembelajaran disatuan pendidikan.
B. Saran
Pada makalah kali ini dikumpulkan dari beberapa jurnal literatur, masukan
dari beberapa anggota kelolmpok dan kajian yang dilakukan dengan umum pada
beberapa hasil penelitian para ahli. Dengan besar hati tidak mengurangi rasa
hormat penulis harap dengan adanya makalah ini didapati beberapa saran untuk
memperbaiki beberapa isi, dan kritik yang mendukung untuk hasil kajian makalah
ini. Sekian dari penulis, terimakasih, semoga bermanfaat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abdukosimovna, A. S. (2021). Creating an Innovative Environment for Teaching Children
Visual Arts on the Basis of Steam-Technology in Preschool Education. In International
Journal of Innovative ….
Adinda, W. N., Wahyuni, S., & S, K. M. (2020). Penilaian autentik pada pembelajaran
kreativitas anak usia dini di Annur I Sleman Yogyakarta. Jurnal Raudah, 8(1).
Ali Putri, F. K., & Nisfa, N. L. (2022). Pembelajaran Sains Inquiry pada Anak Usia
Dini. Tinta Emas: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1).
https://doi.org/10.35878/tintaemas.v1i1.384
Azizah, H. F. (2022). Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini pada Paud Purwanida
Metro. Indonesian Research Journal On Education, 2(2).
https://doi.org/10.31004/irje.v2i2.169
Fatmawati. (2022). Kreativitas dan Intelegensi Fatmawati. Jurnal Pendidikan Dan
Konseling, 4(5).
Hasanah, L., Febriyanti, N., Oktaviani, N., Syafira, P., & Zahra, A. (2023).
Manajemen Kurikulum Anak Usia Dini di Taman Kanak Kanak Nurul Hasanah
Early Childhood Curriculum Management at Nurul Hasanah Kindergarten.
Jurnal Ilmiah PESONA PAUD, 10(1).
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/index
Kamelia, D., Jannah, S. U., & Pratiwi, Y. W. (2020). Islamic EduKids: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini Pengembangan Kurikulum PAUD Berbasis Alam.
02(01).
Noviearty, L., Berliani, T., & Setiawan. (2020). MANAJEMEN PEMBELAJARAN
PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN. Equity In Education Journal, 2(1).
https://doi.org/10.37304/eej.v2i1.1687
Suryani, A. S. (2019). Pendekatan Multisensori dalam Menstimulasi Kemampuan
Literasi Anak Usia Dini Kelompok B5 TK Islam Tunas Melati Yogyakarta. In
Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga.
Wahyudin, D., & Susilana, R. (2011). Inovasi Pendidikan Dan Pembelajaran.
Kurikulum Pembelajaran.

16
Wahyuni, M., Yuliantina, I., & Ritayanti, U. (2018). Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran : Pendidikan Anak Usia Dini. Direktorat Pembinaan
Pendidikan Anak Usia Dini, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, 021.
Zhang, H. (2021). APPLICATION OF EDUCATIONAL PSYCHOLOGY IN
PRESCHOOL EDUCATION CURRICULUM. In Psychiatria Danubina.
17

Anda mungkin juga menyukai