AHKAMUL HURUF
Disusun oleh:
KARAWANG
2021
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
Makna dari Hadist di atas adalah, bahwa Rasulullah memberikan himbauan kepada
seluruh umat muslim agar mempelajari Ilmu Al-Qur’an, agar dapat memahami dari setiap
kandungan dan isi firman-firman Allah SWT. Ilmu dasar yang harus dikuasai dalam
memahami isi kandungan Al-Qura’an adalah dengan mempelajari ilmu-ilmu tajwid. Ilmu
tajwid sendiri adalah salah satu ilmu yang mempelajari tentang kaidah huruf, dan hukum-
hukum dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Di dalam ilmu Tajwid sendiri memiliki banyak turunan ilmu, salah satu ilmu dasar
tajwid adalah memhami hukum bacaan nun sukun dan domah tain. Seperti; Iqlab, Idgam,
Ikhfa, Idzhar, dan Qalqalah. Namun, sebelum masuk kehukum Tajwid, seseorang yang
mempelajari Imu imla atau suatu ilmu yang mengajarkan tentang tatacara membaca dan
menulis bahasa Arab. Di Indonesia sendiri, Ilmu Imla lebih akrab disebut dengan BTQ (Baca
dan Tulis Al-Qur’an).
Ahkamul huruf sendiri merupakan sebuah ilmu turunan dari ilmu tajwid, yang
mempelajari tentang tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Di dalam ilmu ini,
1
http://pta-jambi.go.id/2-beritapta/4961-belajar-al-qur-an-dan-mengajarkannya-kultum-abd-rahman-usman
(Diakses pada 15 November 2021 13.55)
1
Ahkamul huruf mempelajari tiap huruf dari hijaiyyah dalam tatacara membaca dengan
aturan-aturan yang telah ditentukan secara mutlak. Ahkamul di dalam Al-Qur’an sendiri
dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu menurut huruf dan penemapatan bacaan huruf yang
dibaca dengan cara dan bunyi yang berbeda. Setiap orang yang membaca Al-Qur’an wajib
hukumnya untuk memahami ilmu ahkamul ini sebagai landasan utama dalam membaca Al-
Qur’an. Karena di dalam Ahkamul, seseorang akan memahami tentang segala perbedaan
dalam pengucapan setiap huruf hijaiyyah dengan baik, tepat dan benar yang mengutamakan
tiap kaidah bacaan huruf-huruf hijaiyyah tersebut.
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, bahwa Ahkamul huruf adalah ilmu
yang mempelajari tata dan cara dalam mengucapkan huruf-huruf hijaiyyah mulai dari alif
sampai dengan huruf ya. Maka penulis akan memparkan rumusan masalah sebagai berikut:
Berdasarkan pemaparan rumusan masalah di atas, maka penulisan ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah metodelogi BTQ. Adapun tujuan lain dari penulisan makalah ini
adalah:
1. Memahami cara pelafalan hurfu hijaiyyah yang baik, tepat dan benar.
2. Memahami dan mempelajari pelafalan huruf hijaiyyah yang samar dalam
pelafalannya.
3. Mengetahui kesalah pelafalan ada huruf hijaiyyah yang sering terjadi, karena
beberapa huruf yang sama dalam pelafalannya.
Adapun manfaat penulisan ini adalah untuk mengetahui, mempelajari tiap hijaiyyah,
dan cara pelafalannya dengan baik dan benar. Terutama dalam membaca Al-Qur’an.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Aartinya, Ahkamul huruf merupakan sebuah metode ilmu yang berasal dari
peranakann ilmu tajwid, yang mempelajari tatacara membaca huruf hijaiyyah yang tepat dan
baik. Menurut Abdul Asy’ari, ilmu tajwid merupakan ilmu yang mempelajari untuk
mengetahui tentang pelafalan huruf-huruf hijaiyyah yang betul, baik dalam pelafalaan huruf
yang berdiri sendiri atau tunggal mau pun huruf di dalam rangkaian. 2 Adapun hukum dalam
mempelajari ilmu tajwid adalah fadhu kifayah, dan membaca Al-Qur’an dengan
menggunakan penerapan ilmu tajwid maka hukumnya Fardu’ain 3. Ilmu dasar dari Ahkamul
huruf adalah tentang pelafalan 17 Makhrajul huruf yang diklasifikasikan menjadi 5-Tempat,
diantaranya; A-Haqi (Tenggorokan), Al-Lisani (Lidah), Asy-Syafawi (Bibir), Al-Jaufi
(Rongga mulut), dan Al-Khaisyhumi (Pangkal hidung).4
Di dalam huruf hijaiyyah terdapat beberpaa susunan huruf arab, muali dari Alif
sampai dengan huruf Ya. Kata hijaiyyah sendiri menurut bahasa Indonesia, merupakan suatu
huruf atau sistem aksara bahasa Arab yang juga disebut-sebut sebagai asal muasal kata atau
2
Akhmad Yassin Andy, Ilmu Tajwid Pedoman Membaca Al Qur’an, (Jombang: Pelita Offset, 2010), hal. 1.
3
Abdullah Asy’ari, Pelajaran Tajwid, (Surabaya:Apollo Lestari, 1987), hal. 7.
4
Ahmad Shams Madyan, Peta Pembelajaran al Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hal. 106.
3
huruf-huruf alfabet. Yaitu Alif, Ba’, Ta’. 5 Adapun susunan huruf-huruf hijaiyyah adalah
sebagai berikut:
Sumber: https://qazwa.id/blog/huruf-hijaiyah/
5
Ibid
4
Setiap huruf Hiajaiyah hakikatnya memiliki cara pelafalan yang berbeda-beda. Tiap
pelafalan itu memiliki cara dan tekniknya masing-masing sesuai dengan huruf yang
dilafalkan, karena setiap huruf sudah memiliki aturan dan ketentuannya yang mutlak dalam
pelafalannya. Pelafalan dalam kandungan ilmu tajwid merupakan suatu hal yang penting,
karena jika pelafalan huruf hijaiyyah tunggal saja salah, maka dapat memiliki arti yang
berbeda jika ditafisrkan. Begitu juga apa bila huruf-huruf itu digabungkan menjadi satu
konsonan kata, dan dibaca tidak sesuai dengan ketentuan maka besar kemungkinan memiliki
arti yang berbeda juga. Oleh sebab itu, pelafalan adalah ilmu dasar yang harus dikuasai
sebelum memulai membaca Al-Qur’an.
Di Indonesia, pelafalan huruf hijaiyyah masih sering sekali ditemukan kasus pelafalan
yang tidak sesuai dengan kaidah yang seharusnya. Hal ini diakibatkan karena kebiasaan
masyarakat Indonesia yang belum terbiasa mengucapkan huruf-huruf Arab, atau faktor
terbesarnya adalah metode pembelajara Al-Qur’an di Indonesia tidak melalui peahaman ilmu
tajwid terlebih dahulu, maka ketika membaca Al-Qur’an pelafalan huruf yang diucapkan
tidak sesuai dengan kidah bacaan hijaiyyah yang baik dan benar.
Di dalam kasus ini banyak ditemukan pelafalan yang tidak sesuai dengan kaidah,
karena ada beberapa huruf juga yang memang samar penyebutannya. Diantaranya:
Susunan huruf di atas merupakan, huruf-huruf hijaiyyah yang sering sekali salah
dalam pelafalannya, hal ini biasa dikarenakan pelafalan makrojul huruf pada huruf-huruf
diatas memiliki satu kedudukan sumber suara itu keluar. Namun, bukan berarti karena
kedudukan huruf itu sama maka sulit untuk mengucapkannya. Untuk menghindari persepsi
seperti itu, maka ilmu Tajwid adalah salah satu cara jitu yang dapat digunakan dalam
5
melafalkan huruf-huruf hijaiyyah, dengan begitu saat ketika membaca ayat Al-Qur’an
seseorang dapat lebih baik dan benar dalam pelafalannya dengan ilmu tajwid, hal ini juga
menghindari kesalah pahaman arti dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an
Dalam melafalkan huruf hijaiiyah ilmu tajwid menjadi suatu hal yang sangat berperan
untuk memandu, membenarkan tata cara membaca huruf hijaiyyah sesuai dengan kaidahnya.
Seperti isi kandungan pada karangan M Qomari Sholeh 6 yang merumuskan makhrajul huruf
yang terbagi pada 5 tempat keluar pelafalan huruf hijaiyyah. Diantaranya:
1) Al-Halqi (Tenggorokan);
a) Tenggorokan Dalam.
Suara yang dikeluarkan terletak pada Tengorokan dalam atau pangkal tenggorokan
Huruf ٔ اdan ه. Di dalam hukum mad badal, huruf hamzah ( ) ءdan Alif ( ) اadalah sama,
maka keduanya sama-sama keluar dair tenggorokan.
b) Tenggorokan Tengah Terletak pada huruf Ha (tipis) ح, ‘( عAin aga
mendengung) karena kedua huruf tersebut keluar dari tenggorokan tenngah.
c) Tenggorokan Luar pengucapan dengan metode ini berfungsi pada huruf Kho
(Seperti orang ingin keluarkan dahak) خ, (Sama seperti huruf Kho, namun
huruf Gho lebih tipis pelafalannya)غ.
2) Al-Lisani (Lidah);
Pada pelafalan menggunakan lidah sedikitnya ada 10 makhraj huruf ijaiyyah yang
menggunakan metode ini. Diantaranya:
6
M Qomari Sholeh, Ilmu Tajwid Penuntun Baca al Qur’an Fasih dan Benar, (Jombang: Pondok Pesantren Nurul
Qur’an, 1999), hal. 15-19.
6
d) ( ضDha). Huruf ini diucapkan dengan menempatkan ujung lidah pada gigi
geraham atas, dan tepi lidah kiri dan kanan menekan gigi geraham.
e) ( لLam). Cara pengucapannya adalah dengan ujung permukaan lidah ditekan
ke gusi diatas gigi seri, kemudian gigi atas bagian tengah.
f) ( نNun). Sama seperti makhraj Lam, namun ujung lidah lebih ditekan sedikit.
g) ( رRa’). Pada huruf ini, maka ujung lidah dapat dinaikan ke atas langit-langit
dengan sedikit melengkung, hingga terlihat lidah pada bagian belakang.
h) ت, ط, ( دDal, Tho, dan Ta’). Pengucapan kalimat ini serupa dengan
menempatkan ujung lidah ditekan pada pangkal gigi seri bagian atas.
i) ص, ز,( سSin, Zain/Zay, Shod). Pada huruf ini, maka ujung lidah ditekan
sedikit ke arah belakang gigi seri.
j) ذ, ث, ( ظDzo, Tsa, Dzal). Pada huruf ini, maka cara pelafalannya dengan
menempatkan ujung lidah keluar sedikit dan ditekan di uju gigi seri bagian
atas.
3) Asy-Syafawi (Bibir);
Pada metode ini, adalah kumpulan huruf yang pengucapannya berasal dari bibir.
Adapaun huruf-huruf hijaiyyah yang pelafalannya menggunakan bibir, sebagai berikut:
a) ( فFa’). Pelafalan mahkojul huruf ini dengan menekan bibir bawah yang
ditekan pada gigiseri bagian bawah.
b) ( وWawu). Pelafalan mahkrojul ini adalah dengan membulatkan bibir atas dan
bawah.
c) ( بBa’). Pelafalan huruf ini adalah dengan menutup bibir lebih sedikit dan
kuat.
d) ( مMim’). Hampir sama dengan ba, namun bedanya pelafalan ini dengan cara
menutup bibir dengan ringa.
4) Al-Jaufi (Rongga mulut); dan
Pada pelafalan ini hanya terdapt satu huruf hijaiyyah yang menggunakan rongga
mulut, ya itu dengan mengucapkan huruf-huruf mad yang dilepas masuk kedalam rongga
mulut. Diantaranya: ٔو, ا, ٔي.
7
Pada metode ini, adalah penggunaan atau pelafalan dengan pangkal hidung.
Diantaranya:
a) pada hukum Nun Sukun ( ) ْنdan tanwin ( ــًــ, ــٍــ, ) ــٌــ, yaitu Ikhfa Haqiqi,
Iqlab, dan Idgham Bighunnah.
b) pada hukum Mim Sukun ( ) ْم, yaitu Ikhfa Syafawi dan Idgham Mitslain,
c) hukum Ghunnah Musyaddadah, yaitu huruf Mim Bertasydid ( ) مdan Nun
Bertasydid ( ) ن.
d) hukum Idgham Mutajanisain hanya untuk Ba Sukun ( ْ ) بbertemu dengan
huruf Mim Berharakat ( ) م.
e) hukum Mad Lazim Harfi Mukhaffaf hanya dikhususkan untuk huruf ‘Ain
tanpa harakat ( ) ع.
Ada beberapa kategori huruf hijaiyyah yang pelafalannya samar, beberapa huruf ini
tergolong sering disalah lafalkan oleh kebanyakan orang, terutama bagi masayrakat Indonesia,
yang belum fasih mempelajarai Ilmu Tajwid. Adapun huruf-huruf samar itu adalah:
1) ج/Ha’ dengan خ/Kho. Pelafalan kedua huruf ini dapat di bedakan pada peletakan kho
yang tebal seperti orang ngorok, dan ja tebal seperi pelafalan huruf (J) bahasa
Indonesia.
2) ث/Tsa (dilafalkan tipis keluar angin sedikit dari mulut), dengan ش/Syin dan س/Sin
pelafalan sin adalah tipis dan syin sebalaiknya, untuk tempat pelafan di posisi yang
sama.
3) ذ/Dzal dengan ز/Zay,Zayy, atau Za. Semuanya memiliki perbedaan dalam penyebutan
namun bisa disamakan sesuai kaidah bahasa Indonesia.
4) ظ/Zho (Lebih kasa pelafalannya) dengan غ/Ghoin. (lebih lembut pelafalannya).
5) ق/Qof dengan ك/Kaf. Sama-sama kelaur dari langit tengorokan dan mulut namun
pengucapaan lebih jelas Qof seperti abjad (Q).
6) هـ/Ha (Penlafalannya tebal) dengan ح/H (Pelfalannya tipis tidak seperti HA)
7) غ/Ghoin dengan خ/Kho (Hakikatnya sama denngan hubungan Zho dan Ghoin, karena
keluarnya huruf Kho dan Goin adalah sama.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini, maka dapat disimpulakn bahwa makharijul huruf adalah
suatu metode untuk menentukan tempat-tempat huruf itu keluar dari mulut. Dan dapat
disimpulkan, bahwa ada 17-Makhrijul huruf yang di petakan menjadi 5 tempat, yaitu:
Disamping itu juga pada dasarnya huruf hijaiyah memiliki dua landasan dalam
pelafalannya. yaitu; Sifat huruf yang berlawanan, dan Sifat huruf yang tidak berlawanan.
Maka Ahkamul huruf dapat diartikan sebagai hubungan antara huruf-huruf hijaiyyah dalam
melafalkan bacaan Al-Qur’an yang baik sebagai penerapannya. Yang nantinya, pada huruf-
huruf hijaiyyah ini akan diulas lagi dengan hukum tajwid. Diantaranya: Hukum mim mati,
Hukum RO, Hukum nun sukun dengan mim yang ditasjid, Hukum lam alif, Hukum qalqalah.
3.2 Saran
Bagi seorang muslim mempelajari ilmu Tajwid untuk membca Al-Qur’an adalah
suatu keharusan, bahkan nabi Muhammad SAW juga menganjurkan bagi seluruh umatnya
aga mempelajari ilmu dan bisa mengamalkannya. Dengan ilmu lah seseorang tidak akan
tersesat dah salah jalan. Maka dengan ilmu tajwid juga sesorang dapat melafalkan setiap
huruf di dalam alquran dengan baik dan benar, sehingga tidak menimbulkan kesalahan arti
dan maksud dari isi kandungan tiap ayat pada Al-Qur’an. Ilmu Tajwid bukan hanya
membahas soal pengucapan huruf tunggal saja, jika memahami dan mempelajari ilmu Tajwid
lebih dalam lagi, maka akan banyak pembahasa lainnya dengan menggabungkan tiap-tiap
huruf yang ada menjadi satu ayat atau paragraf yang utuh.
9
DAFTAR PUSTAKA
Yassin Andy Akhmad. 2010. Ilmu Tajwid Pedoman Membaca Al Qur’an. Jombang: Pelita
Offset.
Madyan Ahmad Shams. 2008. Peta Pembelajaran al Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sholeh Qomari. 1999. Ilmu Tajwid Penuntun Baca al Qur’an Fasih dan Benar, Jombang:
Pondok Pesantren Nurul Qur’an.
HRM Abdurrahman. 2017. Ilmu Qiro'atil Qur'an Imam Hafash / M. Abdurrahman HR.
Bandung: Alma’arif.
Mursyid, Ali dan Mustautina, Inayatul. “Tajwid di Nusantara Kajian Sejarah, Tokoh dan
Literartur”. El-Furqania, Vol.5, No.1. Februari 2019.
Merdeka.com. (2020). “Huruf Hijaiyyah Cara Membaca yang Benar, Umat Muslim Wajib
Tahu”. Diakses pada 15 November 2021 pada
https://www.merdeka.com/sumut/huruf-hijaiyah-dan-cara-membacanya-yang-benar-
kln.html
10