Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MATERI PAI II

“PENGEMBANGAN MUTU PEMBELAJARAN PAI”

DOSEN PENGAMPU : Drs.Syahrullah.M.Pd


Disusun Oleh :
Noer Rachmad Arminsyah 3119069
Shanty Riza Utami 3119081

KELAS B
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Segala puji bagi Allah SWT yang telah


memberikan kami kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Materi PAI
II tepat pada waktunya dengan tepat waktu.Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah mata kuliah Materi PAI II .
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen Materi PAI II kami yang telah membimbing
dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Hakekat Mutu Pengembangan pembelajaran PAI.....................................................................6
B. Faktor-Faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran PAI disekolah.................7
C. Strategi Pengembangan Mutu......................................................................................................8
D.Model Pengembangan PAI di Sekolah.................................................................................................9
E. Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran PAI disekolah.........................................................9
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam secara umum memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Ada beberapa hal yang hendak dituju dalam pendidikan agama Islam yaitu: (1) dimensi
keimanan terhadap ajaran agama Islam, (2) dimensi pemahaman atau penalaran
(intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam, (3) dimensi
penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan
ajaran Islam, (4) dimensi pengamalannya, dalam arti bagian mana ajaran Islam yang telah
diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasikan oleh peserta didik.
Azyumardi menjelaskan bahwa pembelajaran yang bermutu apabila model pembelajaran
yang berisi materi agama bisa menjadikan seseorang peserta didik belajar beragama
dengan benar dan terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran agama Islam
lebih ditekankan kepada kondisi terampil atau mengalami sikap maupun akhlak yang
lebih baik dalam kehidupannya.
Di sisi lain perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa pengaruh
pada kemajuan. Semua hasil temuan iptek di satu sisi harus diakui telah secara nyata
mempengaruhi bahkan memperbaiki taraf dan mutu hidup manusia. Akan tetapi, di sisi
lain produk temuan dan kemajuan iptek telah mempengaruhi bangunan kebudayaan, dan
gaya hidup manusia.
Peningkatan mutu peembelajaran pendidikan agama islam melalui standarisasi dan
profesionalisasi yang sedang dilakukan dewasa ini menuntut pemahaman berbagai pihak
terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai komponen sistem pendidikan.
Pendidikan bangsa Indonesia sekarang ini sangat memprihatinkan banyak kasus-kasus
yang terjadi di setiap penjuru negeri. Masalah pendidikan yang ada di Indonesia semakin
hari semakin rumit bertambah banyak dan komplek. Salah satu permasalahan pendidikan
yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap
jenjang dan satuan pendidikan, meskipun mungkin telah banyak upaya dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya kurikulum nasional dan lokal,
peningkatan kompetensi guru melalui pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan
perbaikan sarana dan prasarana dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun
demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang
berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota menunjukkan peningkatan mutu
pendidikan yang cukup menggembirakan, tetapi sebagian lainnya masih memprihatinkan
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakekat mutu pengembangan pembelajaran PAI ?
2. Faktor-Faktor apa yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran PAI disekolah?
3. Strategi pengembangan mutu.
4. Model pengembangan PAI disekolah
5. Upaya Peningkatkan mutu pembelajaran PAI.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas salah satu tugas mata kuliah
yaitu Materi PAI II. Dan diharapkan semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kepada para pembaca.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Mutu Pengembangan pembelajaran PAI


Dalam kamus bahasa, istilah mutu mempunyai persamaan pengertian yaitu baik
buruk sesuatu kwalitas yang berarti adanya ketidaksamaan dengan yang lainnya.
Mutu menegaskan akan kualitas yang akan menjadi standar ketercapaian sesuatu dari
proses yang direncanakan sehingga mutu menjadi tolak ukur penguatan dari proses.
Mutu berarti ukuran baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat (kepandaian,
kecerdasan, dsb.), kualitas. 1Melihat pengertian tersebut, mutu juga diartikan dengan
kualitas yang secara umum bermakna sama. Dalam konteks pendidikan, pemaknaan
mutu selalu berdasarkan pada sistem pendidikan secara utuh, mulai dari perencanaan,
proses pendidikan, evaluasi, dan hasil pendidikan.
Mutu dari segi proses mengandung arti efektivitas atau ketepatan dan efisiensi
keseluruhan faktor-faktor atau unsur-unsur yang berperan dalam proses pendidikan.
Tingkat kemampuan lulusan seperti aspek penguasaan ilmu, keterampilan, dan
kecakapan lulusan akan bergantung pada layanan yang didapatkan selama proses
pembelajaran baik layanan proses dari guru yang berkualitas, layanan saran dan
prasarana yang mendukung, serta lingkungan pendidikan yang mendorong terciptanya
iklim pendidikan yang berkualitas. Susanto menjelaskan bahwa pendidikan dikatakan
bermutu bila digunakan alat ukur yaitu indikator mutu yang dapat dibedakan menjadi
lima jenis, yaitu: 1) mutu masukan; 2) mutu proses; 3) mutu output; 4) mutu SDM; 5)
mutu fasilitas.2
Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non
formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab
dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu
dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan
bakat, keinginan serta kemampuan-kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk
menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu dan
kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri (Iskandar Wiryokusumo,
2011). 3Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan
merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terencana, terarah untuk membuat
atau memperbaiki, sehingga menjadi pembelajaran yang semakin bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas sebagai upaya untuk menciptakan mutu pembelajaran yang lebih
baik.
pembelajaran pendidikan Agama Islam merupakan suatu upaya untuk membuat
peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar,badan tertarik untuk terus-
menerus mempelajari agama Islam, baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana cara
1
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama. 2008), h. 945.
2
Pendi Susanto, op.cit .h. 158
3
W Iskandar, U Mulyadi , Dasar-Dasar pengembangan kurikulum- Bumi Aksara. Jakarta, 2011
beragama yang benar ataupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan yang
mengakibatkan beberapa perubahan yang relatif tetap dalam tingkah laku seseorang yang
baik dalam kognitif, efektif, dan psikomotorik4.Pembelajaran pendidikan agama Islam
adalah proses belajar mengajar dimana adanya interaksi dan timbal balik antara pengajar
sebagai fasilitator atau pentransfer ilmu pengetahuan dan peserta didik sebagai penerima
ilmu yang secara sadar dilakukan dilingkungan formal yaitu sekolah. Disamping itu
pembelajaran pun tentunya harus ada aspek yang menunjang seperti metode yang
merupakan cara mengajar, media yang berbentuk perlatan yang digunakan untuk
menyampaikan ilmu atau informasi, gagasan kepda anak didik, saran yang diantaranya
adalah pengalaman kseharian dan guru-guru yang kreatif dan inovatif, lingkungan
pendidikan yang kondusif , pertumbuhan dan perkembangan anak didik agar dapat
tumbuh memnjadi dewasa, dan terhindar dari kebiasaan serta pengaruh pergaulan teman
yang buruk, dan evaluasi yang inklusif atau penilaian yang merupakan usaha memahami
keberhasilan dan ketertundaan pencapaian tujuan pendidikan.

B. Faktor-Faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran PAI disekolah

Penyebab rendahnya mutu pembelajaran PAI adalah akumulasi dari penyebab


rendahnya mutu pendidikan disekolah. Banyak hal yang menyebabkan rendahnya mutu
pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan pula secara khusus beberapa masalah yang
menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan diindonesia.

1. Faktor Pendidik Pengajar merupakan seseorang yang memberikan petunjuk kepada


orang lain supaya mengerti atau paham akan sesuatu. Sebagai seorang pengajar guru
hendaknya menguasai ilmu yang ditransferkan kepada peserta didik di sekolah. Guru
yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya atau guru yang dialihkan mata
pelajarannya mempengaruhi akan tercapainya tujuan pendidikan. Guru memiliki
beberapa kompetensi pada kompetensi pedagogik yang meliputi pemahaman akan
materi, misalnya pada mata pelajaran ekonomi yang diajarkan oleh guru bahasa
inggris guru yang tidak sesuai dengan bidangnya tidak paham secara luas akan materi
sehingga mereka berpatokan pada buku pada saat menerangkan pelajaran kepada
muridmurid. Pada kompetensi sosial, guru tidak mampu berinteraksi dengan baik
dengan para siswa di dalam kelas, mereka kurang mampu mendekatkan diri dengan
siswa pada saat mengajar didepan kelas dikarenakan guru tersebut mengajarkan mata
pelajaran yang bukan bidangnya sehingga guru harus lebih lagi mempersiapkan diri
sebelum mengajar.
2. Faktor Peserta Didik peserta didik adalah orang yang sedang berada pada fase
pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan
perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta didik yang perlu bimbingan dari
seorang pendidik. Pertumbuhan yang menyangkut fisik, perkembangan menyangkut
4
Abdul Majid, Dian Andayani, PendidikanAgama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum,
2004), (Bandung: RamajaRosdakarya, cet. IIII, 2006), 132.
psikis. siswa yang cara belajarnya tidak serius mengikuti pembelajaran karena
keterbatasan buku yang ada disekolah seperti pada mata pelajaran umum, sehingga
tidak semua siswa dapat memakai buku tersebut dan juga siswa tidak mengulangi
pelajaran kembali di rumah atau tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Kurangnya motivasi siswa dalam belajar terlihat ketika mengulang pelajaran, ketika
masuknya pelajaran yang baru, siswa hanya diam. Pada saat belajar berlangsung,
siswa masih banyak keluar masuk kelas dan asyik dengan kegiatan mereka di dalam
kelas sehingga menyebabkan nilai mereka dapatkan di bawah KKM.
3. Faktor Sarana Prasarana Menurut Ketentuan Umum Permendiknas No. 24 Tahun
2007 yang dimaksud dengan sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat
dipindah-pindah sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi
sekolah. Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang dari kelancaran proses
kegiatan belajar mengajar. Diantara sarana dan prasarana itu adalah kelas, ruang
laboratorium, perpustakaan, infokus dan komputer. Manfaat sarana dan prasarana
mempermudah siswa dan memberikan kenyaman kepada siswa dalam proses belajar
mengajar.

C. Strategi Pengembangan Mutu

Strategi pengembangan untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak terlepas dari upaya
untuk meyakinkan masyarakat salah satunya dengan cara melahirkan lulusan yang
mampu berdaya saing di tengah-tengah kebutuhan pasar kerja dan perkembangan zaman,
meningkatkan akreditasi sekolah sehingga nantinya akan melahirkan citra public tentang
sekolah yang berkualitas di tengah-tengah masyarakat luas, kemudian meningkatkan
kualitas proses pembelajaran dengan memberikan kesempatan bagi tenaga pendidikan
dan kependidikan untuk meningkatkan komptenesi keilmuaannya sehinga mampu
melahirkan generasi (output) yang berkualitas, sesuai kebutuhan masyarakat dalam
perkebangan zaman yang semakin pesat. Saat ini pendidikan di Indonesia telah berada di
era revolusi industri 4.0 yang telah membuka kran persaingan terbuka dalam berbagai
sektor, termasuk dalam lingkup pendidikan. Pada dasarnya, persaingan antar lembaga
pendidikan nyaris tidak ada bedanya dengan sektor bisnis, hanya saja persaingan antar
lembaga pendidikan masih terkendali dengan adanya nilai-nilai luhur yang melekat pada
sosok pendidik.
Langkah-Langkah strategik dalam penguatan PAI, diantaranya :
• Orientasi pengembangan materi pembelajaran PAI
• Penselarasan materi dengan tantangan global
• Penguatan sumber daya manusia
• Penguatan nilai-nilai pembelajaran dalam konteks implementatif
• Integritas dalam pengembangan pembelajaran PAI
• Penguatan sarana dan prasarana pembelajaran PAI
D. Model Pengembangan PAI di Sekolah
- Model Dikotomi :Pandangan dikotomis ini mempunyai implikasi terhadap
pengembangan pendidikan agama Islam yang lebih berorientasi pada keakhiratan,
sedangkan masalah dunia dianggap tidak penting. Sehingga menekankan pada
pendalaman al ulum al addiniyah, yang merupakan jalan pintas untuk menuju
kebahagiaan akhirat, sementara sains (ilmu ulum) dianggap terpisah dengan agama.
Pendekatan yang dipergunakan lebih bersifat keagamaan yang normatif. Doktriner
dan absolutis.
- Model Mekanisme
Model ini dapat diaplikasikan melalui pengintregasian imtak dengan mata materi
pelajaran yakni dengan upaya mengintregasikan konsep atau ajaran agama ke dalam
materi (teori,konsep) yang sedang dipelajari oleh peserta didik atau diajarkan oleh
guru. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara:
a) Pengintregasian secara filosofis, yakni bila tujuan fungsional mata pelajaran umum
sama saja dengan tujuan fungsional mata pelajaran agama, misalnya, Islam
mengajarkan perlunya hidup sehat, sementara itu kesehatan juga begitu. Demikian
juga matematika juga mengajarkan ketelitian, keuletan, maka Islam juga mengajarkan
demikian.
b) Pengintregasian dilakukan jika konsep agama saling mendukung dengan konsep
pengetahuan umum. Misalnya Islam mengajarkan membela Negara dan taat kepada
aturan pemerintah, maka tatacara dan pelaksanaan diajarkan oleh mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan.
- Model Organism atau Sistematik
model organism bertolak dari pandangan bahwa aktivitas kependidikan merupakan
suatu sistem yang terdiri atas komponen- komponen bersama dan bekerja sama secara
terpadu menuju tujuan tertentu, yaitu perwujudan hidup yang religius atau dijiwai
oleh ajaran dan nilai-nilai agama.5

E. Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran PAI disekolah

Upaya perbaikan pada lembaga pendidikan tidak sederhana yang dipikirkan karena butuh
perbaikan yang berkelanjutan, berikut ini langkah-langkah dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
1. Memperkuat Kurikulum
Kurikulum adalah instrumen pendidikan yang sangat penting dan strategis dalam
menata pengalaman belajar siswa, dalam meletakkan landasan-landasan pengetahuan,
nilai, keterampilan,dan keahlian, dan dalam membentuk atribut kapasitas yang
diperlukan untuk menghadapi perubahan-perubahan sosial yang terjadi. Kompetensi
mensyaratkan tiga elemen dasar yaitu basic, knowledge, skill ( intellectual skill,

5
Muhaimin, Rekontruksi Pendidikan Islam,hlm 43-44
participation skill), and disposition. Melalui proses pembelajaran yang efektif, dari
tiga elemen dasar ini dapat dibentuk kompetensi dan komitmen untuk setiap
keputusan yang diambil. Kapasitas ini harus menjadi muatan utama kurikulum dan
menjadi landasan bagi pengembangan proses pembelajaran dalam rangka
pembentukan kompetensi.
2. Memperkuat Kapasitas Manajemen Sekolah
Dewasa ini telah banyak digunakan model-model dan prinsip-prinsip manajemen
modern terutama dalam dunia bisnis untuk kemudian diadopsi dalam dunia
pendidikan. Salah satu model yang diadopsi dalam dunia pendidikan. Salah satu
model yang diadopsi adalah . School Based Management. Dalam rangka
desentralisasi di bidang pendidikan, model ini mulai dikembangkan untuk diterapkan.
3. Memperkuat Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Abad ke-21 perolehan
keahlian itu memerlukan perubahan dalam system pembelajaran karena alasan:(1)
keahlianyang diperlukan untuk mencapai keberhasilan akan semakin tinggi dan
berubah sangat cepat, (2) Keahlian yang diperlukan sangat tergantung pada teknlogi
dan inovasi baru, maka banyak dari keahlian itu harus dikembangkan dan dilatih
melalui pelatihan dalam pekerjaan, dan (3) kebutuhan akan keahlian itu didasarkan
pada keahlian individu.
4. Meningkatkan Mutu Mengajar Melaui Program Inovatif Berbasis Kompetensi Selama
ini sekolah terutama guru masih sangat terbatas dalam melakukan inovasiinovasi
pembelajaran. Kebutuhan akan inovasi itu dapat dilihat dalam dua hal yaitu untuk
kepentingan inventions dan untuk kepentingan perubahan kultural sekolah, sehingga
terbangun suatu kultur yang (1) berorientasi inovasi, (2) menumbuhkan kebutuhan
untuk terus maju dan meningkat, (3) kebutuhan untuk berprestasi, (4) inovasi adalah
sebagai suatu kebutuhan.
5. Mengoptimalkan Fungsi-Fungsi Tenaga Pendidik Di sekolah-sekolah selama ini yang
berperan utama adalah guru. Seorang guru melaksanakan berbagai fungsi baik fungsi
mengajar, konselor, teknisi, maupun pustakawan. Bahkan, dalam kasus-kasus tertentu
terdapat guru mengajar bukan berdasarkan keahliannya. Kondisi ini jelas kurang
menguntungkan bagi terselenggaranya suatu proses pendidikan yang baik diperlukan
fungsi-fungsi kependidikan yang saling mendukung, sehingga dapat dicapai suatu
hasil yang maksimal.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1, Mutu dari segi proses mengandung arti efektivitas atau ketepatan dan efisiensi
keseluruhan faktor-faktor atau unsur-unsur yang berperan dalam proses pendidikan.
Tingkat kemampuan lulusan seperti aspek penguasaan ilmu, keterampilan, dan
kecakapan lulusan akan bergantung pada layanan yang didapatkan selama proses
pembelajaran baik layanan proses dari guru yang berkualitas, layanan saran dan
prasarana yang mendukung, serta lingkungan pendidikan yang mendorong
terciptanyaiklim pendidikan yang berkualitas. Susanto menjelaskan bahwa
pendidikan dikatakan
bermutu bila digunakan alat ukur yaitu indikator mutu yang dapat dibedakan menjadi
lima jenis, yaitu: 1) mutu masukan; 2) mutu proses; 3) mutu output; 4) mutu SDM; 5)
mutu fasilitas.
2. Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non
formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung
jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing,
mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan,
keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan-kemampuan, sebagai
bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke
arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal serta
pribadi mandiri (Iskandar Wiryokusumo, 2011). Dari pendapat para ahli di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan
secara sadar, terencana, terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga menjadi
pembelajaran yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai upaya
untuk menciptakan mutu pembelajaran yang lebih baik.
3. Penyebab rendahnya mutu pembelajaran PAI adalah akumulasi dari penyebab
rendahnya mutu pendidikan disekolah. Banyak hal yang menyebabkan rendahnya
mutu pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan pula secara khusus beberapa masalah
yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan diindonesia
- faktor pendidik
- faktor peserta didik
- faktor sarana prasarana
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/377981616/Hakikat-mutu-pembelajaran

http://jim.stkip-pgri-sumbar.ac.id/jurnal/download/8599

https://dinastirev.org/JIMT/article/download/202/116

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tadib/article/download/63/58/

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/4029/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai