KELAS B
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Hakekat Mutu Pengembangan pembelajaran PAI.....................................................................6
B. Faktor-Faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran PAI disekolah.................7
C. Strategi Pengembangan Mutu......................................................................................................8
D.Model Pengembangan PAI di Sekolah.................................................................................................9
E. Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran PAI disekolah.........................................................9
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam secara umum memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Ada beberapa hal yang hendak dituju dalam pendidikan agama Islam yaitu: (1) dimensi
keimanan terhadap ajaran agama Islam, (2) dimensi pemahaman atau penalaran
(intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam, (3) dimensi
penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan
ajaran Islam, (4) dimensi pengamalannya, dalam arti bagian mana ajaran Islam yang telah
diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasikan oleh peserta didik.
Azyumardi menjelaskan bahwa pembelajaran yang bermutu apabila model pembelajaran
yang berisi materi agama bisa menjadikan seseorang peserta didik belajar beragama
dengan benar dan terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran agama Islam
lebih ditekankan kepada kondisi terampil atau mengalami sikap maupun akhlak yang
lebih baik dalam kehidupannya.
Di sisi lain perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa pengaruh
pada kemajuan. Semua hasil temuan iptek di satu sisi harus diakui telah secara nyata
mempengaruhi bahkan memperbaiki taraf dan mutu hidup manusia. Akan tetapi, di sisi
lain produk temuan dan kemajuan iptek telah mempengaruhi bangunan kebudayaan, dan
gaya hidup manusia.
Peningkatan mutu peembelajaran pendidikan agama islam melalui standarisasi dan
profesionalisasi yang sedang dilakukan dewasa ini menuntut pemahaman berbagai pihak
terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai komponen sistem pendidikan.
Pendidikan bangsa Indonesia sekarang ini sangat memprihatinkan banyak kasus-kasus
yang terjadi di setiap penjuru negeri. Masalah pendidikan yang ada di Indonesia semakin
hari semakin rumit bertambah banyak dan komplek. Salah satu permasalahan pendidikan
yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap
jenjang dan satuan pendidikan, meskipun mungkin telah banyak upaya dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya kurikulum nasional dan lokal,
peningkatan kompetensi guru melalui pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan
perbaikan sarana dan prasarana dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun
demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang
berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota menunjukkan peningkatan mutu
pendidikan yang cukup menggembirakan, tetapi sebagian lainnya masih memprihatinkan
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakekat mutu pengembangan pembelajaran PAI ?
2. Faktor-Faktor apa yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran PAI disekolah?
3. Strategi pengembangan mutu.
4. Model pengembangan PAI disekolah
5. Upaya Peningkatkan mutu pembelajaran PAI.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas salah satu tugas mata kuliah
yaitu Materi PAI II. Dan diharapkan semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kepada para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
Strategi pengembangan untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak terlepas dari upaya
untuk meyakinkan masyarakat salah satunya dengan cara melahirkan lulusan yang
mampu berdaya saing di tengah-tengah kebutuhan pasar kerja dan perkembangan zaman,
meningkatkan akreditasi sekolah sehingga nantinya akan melahirkan citra public tentang
sekolah yang berkualitas di tengah-tengah masyarakat luas, kemudian meningkatkan
kualitas proses pembelajaran dengan memberikan kesempatan bagi tenaga pendidikan
dan kependidikan untuk meningkatkan komptenesi keilmuaannya sehinga mampu
melahirkan generasi (output) yang berkualitas, sesuai kebutuhan masyarakat dalam
perkebangan zaman yang semakin pesat. Saat ini pendidikan di Indonesia telah berada di
era revolusi industri 4.0 yang telah membuka kran persaingan terbuka dalam berbagai
sektor, termasuk dalam lingkup pendidikan. Pada dasarnya, persaingan antar lembaga
pendidikan nyaris tidak ada bedanya dengan sektor bisnis, hanya saja persaingan antar
lembaga pendidikan masih terkendali dengan adanya nilai-nilai luhur yang melekat pada
sosok pendidik.
Langkah-Langkah strategik dalam penguatan PAI, diantaranya :
• Orientasi pengembangan materi pembelajaran PAI
• Penselarasan materi dengan tantangan global
• Penguatan sumber daya manusia
• Penguatan nilai-nilai pembelajaran dalam konteks implementatif
• Integritas dalam pengembangan pembelajaran PAI
• Penguatan sarana dan prasarana pembelajaran PAI
D. Model Pengembangan PAI di Sekolah
- Model Dikotomi :Pandangan dikotomis ini mempunyai implikasi terhadap
pengembangan pendidikan agama Islam yang lebih berorientasi pada keakhiratan,
sedangkan masalah dunia dianggap tidak penting. Sehingga menekankan pada
pendalaman al ulum al addiniyah, yang merupakan jalan pintas untuk menuju
kebahagiaan akhirat, sementara sains (ilmu ulum) dianggap terpisah dengan agama.
Pendekatan yang dipergunakan lebih bersifat keagamaan yang normatif. Doktriner
dan absolutis.
- Model Mekanisme
Model ini dapat diaplikasikan melalui pengintregasian imtak dengan mata materi
pelajaran yakni dengan upaya mengintregasikan konsep atau ajaran agama ke dalam
materi (teori,konsep) yang sedang dipelajari oleh peserta didik atau diajarkan oleh
guru. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara:
a) Pengintregasian secara filosofis, yakni bila tujuan fungsional mata pelajaran umum
sama saja dengan tujuan fungsional mata pelajaran agama, misalnya, Islam
mengajarkan perlunya hidup sehat, sementara itu kesehatan juga begitu. Demikian
juga matematika juga mengajarkan ketelitian, keuletan, maka Islam juga mengajarkan
demikian.
b) Pengintregasian dilakukan jika konsep agama saling mendukung dengan konsep
pengetahuan umum. Misalnya Islam mengajarkan membela Negara dan taat kepada
aturan pemerintah, maka tatacara dan pelaksanaan diajarkan oleh mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan.
- Model Organism atau Sistematik
model organism bertolak dari pandangan bahwa aktivitas kependidikan merupakan
suatu sistem yang terdiri atas komponen- komponen bersama dan bekerja sama secara
terpadu menuju tujuan tertentu, yaitu perwujudan hidup yang religius atau dijiwai
oleh ajaran dan nilai-nilai agama.5
Upaya perbaikan pada lembaga pendidikan tidak sederhana yang dipikirkan karena butuh
perbaikan yang berkelanjutan, berikut ini langkah-langkah dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
1. Memperkuat Kurikulum
Kurikulum adalah instrumen pendidikan yang sangat penting dan strategis dalam
menata pengalaman belajar siswa, dalam meletakkan landasan-landasan pengetahuan,
nilai, keterampilan,dan keahlian, dan dalam membentuk atribut kapasitas yang
diperlukan untuk menghadapi perubahan-perubahan sosial yang terjadi. Kompetensi
mensyaratkan tiga elemen dasar yaitu basic, knowledge, skill ( intellectual skill,
5
Muhaimin, Rekontruksi Pendidikan Islam,hlm 43-44
participation skill), and disposition. Melalui proses pembelajaran yang efektif, dari
tiga elemen dasar ini dapat dibentuk kompetensi dan komitmen untuk setiap
keputusan yang diambil. Kapasitas ini harus menjadi muatan utama kurikulum dan
menjadi landasan bagi pengembangan proses pembelajaran dalam rangka
pembentukan kompetensi.
2. Memperkuat Kapasitas Manajemen Sekolah
Dewasa ini telah banyak digunakan model-model dan prinsip-prinsip manajemen
modern terutama dalam dunia bisnis untuk kemudian diadopsi dalam dunia
pendidikan. Salah satu model yang diadopsi dalam dunia pendidikan. Salah satu
model yang diadopsi adalah . School Based Management. Dalam rangka
desentralisasi di bidang pendidikan, model ini mulai dikembangkan untuk diterapkan.
3. Memperkuat Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Abad ke-21 perolehan
keahlian itu memerlukan perubahan dalam system pembelajaran karena alasan:(1)
keahlianyang diperlukan untuk mencapai keberhasilan akan semakin tinggi dan
berubah sangat cepat, (2) Keahlian yang diperlukan sangat tergantung pada teknlogi
dan inovasi baru, maka banyak dari keahlian itu harus dikembangkan dan dilatih
melalui pelatihan dalam pekerjaan, dan (3) kebutuhan akan keahlian itu didasarkan
pada keahlian individu.
4. Meningkatkan Mutu Mengajar Melaui Program Inovatif Berbasis Kompetensi Selama
ini sekolah terutama guru masih sangat terbatas dalam melakukan inovasiinovasi
pembelajaran. Kebutuhan akan inovasi itu dapat dilihat dalam dua hal yaitu untuk
kepentingan inventions dan untuk kepentingan perubahan kultural sekolah, sehingga
terbangun suatu kultur yang (1) berorientasi inovasi, (2) menumbuhkan kebutuhan
untuk terus maju dan meningkat, (3) kebutuhan untuk berprestasi, (4) inovasi adalah
sebagai suatu kebutuhan.
5. Mengoptimalkan Fungsi-Fungsi Tenaga Pendidik Di sekolah-sekolah selama ini yang
berperan utama adalah guru. Seorang guru melaksanakan berbagai fungsi baik fungsi
mengajar, konselor, teknisi, maupun pustakawan. Bahkan, dalam kasus-kasus tertentu
terdapat guru mengajar bukan berdasarkan keahliannya. Kondisi ini jelas kurang
menguntungkan bagi terselenggaranya suatu proses pendidikan yang baik diperlukan
fungsi-fungsi kependidikan yang saling mendukung, sehingga dapat dicapai suatu
hasil yang maksimal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1, Mutu dari segi proses mengandung arti efektivitas atau ketepatan dan efisiensi
keseluruhan faktor-faktor atau unsur-unsur yang berperan dalam proses pendidikan.
Tingkat kemampuan lulusan seperti aspek penguasaan ilmu, keterampilan, dan
kecakapan lulusan akan bergantung pada layanan yang didapatkan selama proses
pembelajaran baik layanan proses dari guru yang berkualitas, layanan saran dan
prasarana yang mendukung, serta lingkungan pendidikan yang mendorong
terciptanyaiklim pendidikan yang berkualitas. Susanto menjelaskan bahwa
pendidikan dikatakan
bermutu bila digunakan alat ukur yaitu indikator mutu yang dapat dibedakan menjadi
lima jenis, yaitu: 1) mutu masukan; 2) mutu proses; 3) mutu output; 4) mutu SDM; 5)
mutu fasilitas.
2. Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non
formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung
jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing,
mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan,
keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan-kemampuan, sebagai
bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke
arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal serta
pribadi mandiri (Iskandar Wiryokusumo, 2011). Dari pendapat para ahli di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan
secara sadar, terencana, terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga menjadi
pembelajaran yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai upaya
untuk menciptakan mutu pembelajaran yang lebih baik.
3. Penyebab rendahnya mutu pembelajaran PAI adalah akumulasi dari penyebab
rendahnya mutu pendidikan disekolah. Banyak hal yang menyebabkan rendahnya
mutu pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan pula secara khusus beberapa masalah
yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan diindonesia
- faktor pendidik
- faktor peserta didik
- faktor sarana prasarana
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/377981616/Hakikat-mutu-pembelajaran
http://jim.stkip-pgri-sumbar.ac.id/jurnal/download/8599
https://dinastirev.org/JIMT/article/download/202/116
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tadib/article/download/63/58/
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/4029/3/BAB%20II.pdf