PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
i
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah.................................................... 4
C. Rumusan Masalah........................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian............................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian........................................................................... 5
F. Penelitian Terdahulu....................................................................... 6
G. Metode penelitian............................................................................ 9
H. Sistematika Pembahasan................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
A. Latar Belakang Masalah
Pembinaan dan pengajaran merupakan aspek penting bagi kehidupan
manusia, untuk itu pendidikan sangat diperlukan karena merupakan jalan dalam
membentuk pribadi anak. Terutama pendidikan agama yang berhubungan dengan
akhlak, baik penanaman pendidikan tersebut dilakukan pada lembaga-lembaga
formal, informal maupun non formal. Pembentukan pribadi anak sejalan dengan
tujuan Pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu :
Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi anak didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Hal ini sejalan dengan ajaran islam itu sendiri, sebagaimana kita ketahui
bahwa salah satu tugas utama Nabi Muhammad saw adalah sebagai penyempurna
akhlak, maka ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dalam musnadnya pada bab musnad Abi Hurairah yang
berbunyi:
Dalam makna Hadis ini adalah seluruh kebaikan yang ada, seperti
kehormatan diri, adil,. Tentu saja dalam kenyataannya, melaksanakan perkara-
perkara yang baik tidaklah semudah yang dibayangkan. Terkadang dalam
melaksanakannya kita mendapati adanya rasa kebosanan dan semacamnya. Maka,
perkara yang baik pun juga perlu pembiasaan dimulai dari hal-hal kecil agar
kebaikan tersebut menjadi terpatri dalam diri kita dan menjadi akhlak yang
membaguskan kita.
1
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
1
Pembinaan akhlak peserta didik merupakan suatu hal yang
didambakan oleh setiap orang dalam proses pendidikan, sebab akhlak
memiliki fungsi menjadikan perilaku manusia menjadi lebih beradab
serta mampu mengidentifikasi berbagai persoalan kehidupan, baik atau
buruk menurut norma yang berlaku. 2Oleh karena itu,perhatian terhadap akhlak
menjadi salah satu fokus utama diselenggarakannya pendidikan. Melalui
pendidikan akhlak, seseorang akan mengetahui mana yang benar dan mana
yang buruk. Oleh karena itu, seiring perkembangan zaman dan teknologi,
pendidikan akhlak memiliki posisi yang strategis dalam pengendalian
perilaku manusia
Akhlak yang mulia tidak dibawa dari lahir atau pun terbentuk dengan tiba-
tiba namun dilakukan melalui proses yang panjang yaitu dengan pembinaan
akhlak yang tentunya dapat dilakukan oleh guru pendidikan Agama Islam sesuai
dengan salah satu tugas yang dimilikinya tentu saja dengan menyesuaikan dengan
pembelajaran tidak dilakukan dengan tatap muka atau pun jika dilakukan hanya
dengan beberapa jam saja tentu saja hal yang demikian belumlah dapat melakukan
2
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002), hal.43
2
pembinaan akhlak padahal pembinaan akhlak untuk anak-anak usia sekolah dasar
sangat diperlukan karena bagaimana akhlak mereka pada saat kecil akan menjadi
pondasi bagi mereka ketika dewasa.
Akhlak merupakan tingkah laku seseorang yang Masa sekolah dasar secara
ilmiah memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan tertarik akan kehidupan dunia
sekitar yang ada di sekelilingnya. Anak sekolah dasar memiliki perkembangan
fisik dan motorik, tak tekecuali perkembangan kepribadian, watak, intelektual,
budi pekerti dan bahasa yang pesat. Pada anak usia dasar inilah sangat tepat
dilakukan pembinaan dan penanaman akhlak mulia sebagai bekal yang akan
mereka bawa untuk membangun suatu bangsa yang cerdas menguasai ilmu
pengetahuan yang tinggi dan yang paling terpenting adalah berakhlak mulia. Hal
inilah yang mendasari pembinaan akhlak perlu dilakukan supaya terbentuk pribadi
yang mempunya akhlak mulia baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan
masyarakat.
Adapun akhlak dibagi menjadi 2 yaitu Akhlak Mahmudah (Terpuji) dan
Akhlak Mazmumah (Tercela), Akhlak mahmudah adalah sifat dan tabiat mulia
yang dianjurkan pengerjaannya dalam Islam. Saking pentingnya akhlak terpuji ini,
sampai-sampai dijadikan sebagai tolok ukur keimanan seorang muslim,
Sedangkan Akhlak Mazmumah (Tercela) adalah sifat dan tabiat tercela yang mesti
dihindari seorang muslim. Saking buruknya akhlak mazmumah ini,
Berdasarkan berbagai macam definisi akhlak, maka akhlak tidak memiliki
pembatasnya, ia melingkupi dan mencakup semua kegiatan, usaha, dan upaya
manusia, yaitu dengan nilai-nilai perbuatan. Dalam perspektif Islam, akhlak itu
komprehensif dan holistik, dimana dan kapan saja mesti berakhlak. Oleh sebab
itulah merupakan tingkah laku manusia dan tidak akan pernah berpisah dengan
aktivitas manusia. Jadi, ruang lingkup akhlak Islam adalah seluas kehidupan
manusia itu sendiri yang mesti diaplikasikan fi kulli al-makan wa fi kulli al
zaman. Akhlak Islam meliputi:
1. Akhlak terhadap Allah sebagai penciptanya. Bersyukur kepada Allah.
Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuandan kesadaran bahwa
tiada Tuhan melainkan Allah. Adapun akhlak kepada Allah meliputi selalu
3
menjaga tubuh dan pikiran dalam keadaan bersih, menjauhkan diri dari
perbuatan keji dan munkar, dan menyadari bahwa semua manusia
sederajat.
2. Akhlak terhadap sesama manusia. Banyak sekali rincian tentang perlakuan
terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal itu tidak hanya
berbentuk larangan melakukan hal-hal yang negatif seperti membunuh,
menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar,
melainkan juga menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib sesama.
Akan tetapi akhlak kepada sesama manusia meliputi menjaga kenormalan
pikiran orang lain, menjaga kehormatannya, bertenggang rasa dengan
keyakinan yang dianutnya, saling tolong menolong dan lain-lain.3
3. Akhlak terhadap lingkungan, yaitu lingkungan alam dan lingkungan
makhluk hidup lainnya, termasuk air, udara, tanah, tumbuh-tumbuhan, dan
hewan. Jangan membuat kerusakan dimuka bunmi ini.4
4
Hal inilah yang mendasari pembinaan akhlak perlu dilakukan supaya terbentuk
pribadi yang mempunya akhlak mulia baik di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan masyarakat. Berdasarkan latar belakang di atas maka pembahasan
terkait dengan implemenasi pembinaan Akhlak siswa merupakan hal yang
menarik untuk di bahas, mengingat pembinaan akhlak memiliki peran yang sangat
penting dalam pembentukan karakter anak.
1. Identifikasi Masalah
5
akhlak siswa untuk meningkatkan sikap kemanusiaan antar siswa di MIS
Salafiyah
D. Tujuan Penelitian
6
e. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan mampu menjadi
refrensi bagi penelitian selanjutnya dan bisa dikembangkan menjadi
penelitian yang lebih sempurna
F. Penelitian Terdahulu
7
yayasan dalam mewujudkan generasi yang berakhlak mulia, adanya
petunjuk teknis yang jelas untuk pelaksanaan bimbingan akhlak, serta
hubungan yang baik sesama warga sekolah dan lingkungan sekolah, dan
majlis guru yayasan alBadr. Adapun faktor penghambat yaitu
kurangnya kerjasama antara orang tua dengan pihak sekolah Dalam
mewujudkan generasi Islami, namun hal ini dapat dijembatani Dengan
diadakannya pertemuan rutin orang tua dan pihak sekolah untuk
menyatukan visi dan misi dalam mewujudkan pengembangan akhlak
mulia diantara para siswa.7
8
pembiasaan, keteladanan, serta pemberian pahala dan sanksi. Orang tua
peserta didik pun ikut bekerja sama dengan pihak sekolah dalam
pembinaan akhlak anaknya. Faktor pendukung dalam pelaksanaan
pembinaan akhlak mulia adalah lingkungan belajar yang kondusif serta
religius dengan prasarana yang lengkap dan memadai bagi peserta didik
diimbangi dengan pendidiknya yang berkompeten dan sudah pasti dapat
dijadikan contoh yang baik bagi peserta didik. Faktor penghambat dalam
pelaksanaan pembinaan akhlak mulia adalah kepribadian yang kurang
baik dari setiap individu, faktor keluarga, teknologi yang pesat, serta
faktor dari pendidik itu sendiri. Hasil dari pembinaan akhlak mulia
adalah terbentuknya akhlak mulia peserta didik. Hal ini dapat terlihat
pada keseharian peserta didik di sekolah.9
5. Penelitian yang dilakukan oleh Harmellawati dengan judul penelitian
“Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan ekstrakurikuler Teater di
SD Nusantara Tangerang”. Penelitian ini membahas tentang nilai
karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater di SD Nusantara
Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan nilai
karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater berjalan cukup baik
dengan dilakukannya latihan rutin pada hari Sabtu dan dibentuknya nilai
karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater, yaitu religius, jujur, kreatif,
disiplin, percaya diri, mandiri, tanggung jawab dan kebersamaan.10
6. Penilitian lain di lakukan oleh, Restiana Lestari dengan judul penelitian
“Pembentukan Karakter Siswa melalui kegiatan Rohani Islam di SD
Negeri 4 Purwokerto”. Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakanan
pendekatan dekriptif kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus.
Subjek penelitiannya adalah ekstrakurikuler rohani islam dan siswa
yang mengikuti kegiatan rohani islam. Sedangkan yang menjadi obyek
penelitiannya adalah pembentukan karakter siswa melalui kegiatan
rohani islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan
karakter melalui kegiatan rohani islam dilakukan dengan berbagai
kegiatan yang di adakan oleh ekstrakurikuler rohani islam dengan
menggunakan berbagai metode, seperti pada pengajian rutin yang
menerapkan peraturan dalam berpakaian, serta metode hukuman bagi
siswa yang tidak hadir tanpa alasan, hal itu untuk mendidik siswa agar
lebih disiplin, serta dengan diberi pengetahuan keagamaan secara rutin
9
Selly Sylviyanah, PEMBINAAN AKHLAK MULIA PADA SEKOLAH DASAR (Studi
Deskriptif Pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Nur Al-Rahman), Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 3
September 2012, h.191-202
10
Harmellawati, Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Teater di
SD Nusantara Tangerang “Skripsi”. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.
9
siswa menjadi lebih religius. Begitu juga dengan kegiatan keputrian dan
pendalaman materi yang menerapkan metode keteladanan dengan
berbagai materi keagamaan, hal itu untuk mendidik siswa agar lebih
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan mereka kepada Allah swt.
Kemudian kegiatan hadroh dan qiroah yang mampu mengembangkan
kreatifitas siswa, dan juga kegiatan hafalan juz amma yang mendidik
siswa agar senantiasa bersikap disiplin dengan metode pembiasaan yaitu
menghafal minimal 3 surat setiap minggunya. Beberapa nilai karakter
yang di peroleh siswa antara lain religius, disiplin, kreatif, dan juga
tanggung jawab.11
Adapun yang membedakan penelitian di atas dengan penlitian kali ini adalah
G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Jenis penelitian
kualitatif. Penelitian ini hanya berusaha mengungkapkan atau
mendeskripsikan fakta di lapangan dengan apa adanya. Secara istilah
penelitian kualitatif sebagaimana pendapat yang diungkapkan Bogdan
dan Taylor dalam Lexy J.Moleong adalah merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang lain atau perilaku yang diamati.12 Jadi penelitian
kualitatif hanya berusaha mendeskripsikan atau mengungkapkan fakta
dengan apa adanya sesuai kondisi dan keadaan yang sebenarnya
sebagaimana kenyataan yang terjadi di lapangan.
Adapun metode peneliian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif yang merupakan pelaporan penelitiannya dengan
penggambaran menggunakan kalimat. Penelitian ini juga ditunjukan
untuk mendeksripsikan suatu keadaan atau fenomena- fenoma apa
adanya.
2. Lokasi penelitian
11
Restiana Lestari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Rohani Islam di SD
Negeri 4 Purwokerto “ Skripsi” Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Institut Agama Islam Negri
Purwokerto 2016.
12
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. XXIX; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), hal.5.
10
Penelitian ini mengambil lokasi sebagaimana tempat meneliti yakni di
MIS Salafiyah Bandung baru Barat Kecamatan Adiluwih Kabupaten
Pringsewu Lampung.
3. Data dan Sumber Data
Sumber data yang dimaksud adalah perolehan data/darimana data diperoleh,
baik itu sumber primer ataupun sumber sekunder.13
a. Data Primer
Data primer yaitu sumber data yang langsung berkaitan dengan objek
riset. Yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, guru dan peserta didik. Adapaun guru dalam hal ini dikhususkan
pada guru Pendidikan agama Islam.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi data-
data primer. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah
buku-buku atau karya ilmiah yang isinya dapat melengkapi data yang
diperlukan dalam penelitian ini. Data sekunder berupa dokumen-dokumen
dan buku-buku lain yang mendukung pembahasan ini.
4. Tekhnik pengumpulan data
Tekhnik pengumpulan data yang di gunakan dalam peneliian kualitatif adalah :
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.14 Observasi adalah
pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai
fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan
pencatatan”.15 Pengertian lain Observasi adalah “pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian.16 Adapun jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
13
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Cet. 2; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006), hal.60.
14
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2010), Cet. 8, hal. 158
15
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,2011), hal. 63
16
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal.
173
11
adalah observasi non partisipan artinya penulis tidak mengambil bagian
atau tidak terlibat langsung dalam kegiatan orang-orang yang di observasi.
Dalam observasi ini penulis hanya bersifat mengamati dan mencatat hal
yang berkaitan dengan implementasi pembinaan akhlak siswa untuk
meningkatkan sikap kemanusiaan antar siswa di mis salafiyah
bandungbaru barat adiluwih pringsewu.
b. Wawancara
Wawancara/interview atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi
dari terwawancara. Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai
keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel, latar
belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap
sesuatu.17 Wawancara terbagi menjadi tiga jenis yaitu wawancara
terstruktur/terpimpin, wawancara tidak terstruktur/bebas, dan wawancara
semi terstruktur/bebas terpimpin. 18
Wawancara terstruktur/terpimpin
artinya pewawancara telah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang sekaligus alternatif jawaban telah disediakan. Sedangkan wawancara
tidak terstruktur/bebas artinya pewawancara bebas untuk menanyakan apa
saja kepada nara sumber, tetapi tetap mengingat data apa yang akan
dikumpulkan. Dalam hal ini narasumber berhak untuk menjawab sesuai
dengan pikiran dan pendapatnya. Wawancara semi terstruktur/bebas
terpimpin artinya kombinasi antara wawancara terstruktur/terpimpin
dengan wawancara tidak terstruktur/bebas. Dari tiga macam metode
wawancara tersebut maka penulis menggunakan metode wawancara
semi terstruktur/bebas terpimpin yang ditujukan kepada kepala
sekolah, guru dan siswa . Metode wawancara ini penulis gunakan untuk
mendapatkan data terkait implementasi pembinaan akhlak siswa untuk
17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta: Rineka cipta,
2010), hal. 198.
18
Ibid., hal. 199.
12
meningkatkan sikap kemanusiaan antar siswa di mis salafiyah
bandungbaru barat adiluwih pringsewu.
c. Dokumentasi
Selain observasi dan wawancara dalam proses pengumpulan data peneliti
juga mengumpulkan data dokumentasi. Studi dokumentasi adalah teknik
pengumpulan data dengan menghimpun data dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen ertuliss, gambar maupun elektronik.19
5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
a. Teknik Pengolohan Data
Data yang diperoleh di lapangan selama melakukan penelitian melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi diolah dengan teknik induktif.
Teknik induktif adalah teknik pengolahan data dengan memulai dari
masalah yang sifatnya khusus, kemudian dari hasil tersebut ditarik suatu
kesimpulan secara umum.
b. Analisis Data
Miles dan Hubermen mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan
dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1) reduksi data (data
reduction); (2) paparan data (data display); dan (3) penerikan kesimpulan
dan verifikasi (conclusion drawing/verifying). Analisis data kualitatif
dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung,
artinya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan juga selama dan sesudah
pengumpulan data. Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum,
memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan
mencari tema dan polanya. Selanjutnya ditarik kesimpulan untuk
menjawab focus penelitian berdasarkan hasil analisis data.20 Selanjutnya
tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi yang merupakan tahap lanjutan
untuk menarik kesimpulan dari temuan data. Ini adalah interpretasi peneliti
atas temuan dari suatu wawancara atau suatu dokumen.21
19
Sukmadinata, “metode penelitian pendidikan”, bandung, 2007, hal.221
20
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2015), hal.21.
21
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu (Jakarta: Rajawali Perss, 2015), hal.180.
13
H. Sistematika Pembahasan
1. BAB I : PENDAHULUAN
b. Pembahasan
5. BAB V : PENUTUP
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Adjat Sudrajat dkk, Din Al-Islam, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi
Umum, ( Yogyakarta UNY Press , 2008), h.82
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu (Jakarta: Rajawali
Perss, 2015), h. 180.
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002), h. 43
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Perkembangan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
Persada, 2012), 152-153.
Harmellawati, Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Teater di SD Nusantara Tangerang “Skripsi”. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2015), h. 21.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. XXIX; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 5.
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. IV; Jakarta: Bumi Akasara, 1994), h.
14.
Marzuki, Prinsip Dasar Akhlak Mulia Pengantar studi konsep-konsep etika dalam
Islam, ( FISE UNY , 2009), h.13
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional (Jakarta PT: Bumi Askara, 2011), h. 86.
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional h.
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Depok : Rajawali Pers, 2018.),
h.356
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Cet. 2; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006), h. 60.
Restiana Lestari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Rohani Islam di
SD Negeri 4 Purwokerto “ Skripsi” Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Institut Agama Islam Negri Purwokerto 2016.
Siti Nurjanah, Metode Pembinaan Akhlak melalui Program Ekstrakurikuler
Tapak Suci (Penelitian di SD Muhammadiyah 6 Baleendah Bandung)
“Skripsi”. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.UIN Sunan Gunung Jati
Bandung. 2017.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi;
Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 274.
Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian pendidikan, ( Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2016), h.18
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
16