Anda di halaman 1dari 19

IMPLEMENTASI PEMBINAAN AKHLAK SISWA UNTUK

MENINGKATKAN SIKAP KEMANUSIAAN ANTAR SISWA DI MIS


SALAFIYAH BANDUNGBARU BARAT ADILUWIH PRINGSEWU

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh :

YENI NUR INDAH SARI


19020034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
1444 H / 2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL

Judul Proposal Skripsi : Implemenasi Pembinaan Akhlak Siswa Untuk


Meningkatkan Sikap Kemanusiaan Antar Siswa di
MIS Salafiyah Bandungbaru Barat Adiluwih
Pringsewu
Nama Mahasiswa : YENI NUR INDAH SARI
Nomor Induk Mahasiswa : 19020034
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II

AMRULLOH KHOIRUL MA’ARIF, M.Pd Dr. SALAMUN, M.Pd.I


NIDN. 2129119101 NIDN. 2105037302

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

ERI PURWANTI, M.Pd


NIDN. 2125029101

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah.................................................... 4
C. Rumusan Masalah........................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian............................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian........................................................................... 5
F. Penelitian Terdahulu....................................................................... 6
G. Metode penelitian............................................................................ 9
H. Sistematika Pembahasan................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
A. Latar Belakang Masalah
Pembinaan dan pengajaran merupakan aspek penting bagi kehidupan
manusia, untuk itu pendidikan sangat diperlukan karena merupakan jalan dalam
membentuk pribadi anak. Terutama pendidikan agama yang berhubungan dengan
akhlak, baik penanaman pendidikan tersebut dilakukan pada lembaga-lembaga
formal, informal maupun non formal. Pembentukan pribadi anak sejalan dengan
tujuan Pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu :
Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi anak didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Hal ini sejalan dengan ajaran islam itu sendiri, sebagaimana kita ketahui
bahwa salah satu tugas utama Nabi Muhammad saw adalah sebagai penyempurna
akhlak, maka ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dalam musnadnya pada bab musnad Abi Hurairah yang
berbunyi:

‫ن َّ َما بُ ِعث ُْت ُأِلتَ ِّم َم َصا ِل َح اَأْل ْخاَل ِق‬


‫ِإ‬
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia”(HR. Al-Hakim)

Dalam makna Hadis ini adalah seluruh kebaikan yang ada, seperti
kehormatan diri, adil,. Tentu saja dalam kenyataannya, melaksanakan perkara-
perkara yang baik tidaklah semudah yang dibayangkan. Terkadang dalam
melaksanakannya kita mendapati adanya rasa kebosanan dan semacamnya. Maka,
perkara yang baik pun juga perlu pembiasaan dimulai dari hal-hal kecil agar
kebaikan tersebut menjadi terpatri dalam diri kita dan menjadi akhlak yang
membaguskan kita.

1
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

1
Pembinaan akhlak peserta didik merupakan suatu hal yang
didambakan oleh setiap orang dalam proses pendidikan, sebab akhlak
memiliki fungsi menjadikan perilaku manusia menjadi lebih beradab
serta mampu mengidentifikasi berbagai persoalan kehidupan, baik atau
buruk menurut norma yang berlaku. 2Oleh karena itu,perhatian terhadap akhlak
menjadi salah satu fokus utama diselenggarakannya pendidikan. Melalui
pendidikan akhlak, seseorang akan mengetahui mana yang benar dan mana
yang buruk. Oleh karena itu, seiring perkembangan zaman dan teknologi,
pendidikan akhlak memiliki posisi yang strategis dalam pengendalian
perilaku manusia

Pembinaan akhlakul karimah pada generasi muda saat ini sangatlah


dibutuhkan karena semakin berkembangnya zaman dan teknologi akan semakin
membuka pengetahuan para siswa tentang segala hal dunia luar, kelak merekalah
yang akan memegang masa depan dan memimpin agama dan bangsa. Usaha
pembinaan akhlakul karimah dalam lembaga pendidikan bisa dilakukan melalui
berbagai macam metode, setiap sekolah tentunya mempunyai cara yang berbeda-
beda dalam pelaksanaanya. Dengan dikembangkannya metode yang ada
pembinaan tersebut akan menampakkan hasil yang baik yakni terbentuknya
pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat dan patuh kepada Tuhan serta
menyayangi semua ciptaan-Nya. Pentingnya pembinaan akhlakul karimah bukan
hanya dilakukan oleh guru dan berada dilingkungan sekolah saja namun juga
memerlukan peran semua lapisan masyarakat untuk member keteladanan kepada
generasi muda saat ini.

Akhlak yang mulia tidak dibawa dari lahir atau pun terbentuk dengan tiba-
tiba namun dilakukan melalui proses yang panjang yaitu dengan pembinaan
akhlak yang tentunya dapat dilakukan oleh guru pendidikan Agama Islam sesuai
dengan salah satu tugas yang dimilikinya tentu saja dengan menyesuaikan dengan
pembelajaran tidak dilakukan dengan tatap muka atau pun jika dilakukan hanya
dengan beberapa jam saja tentu saja hal yang demikian belumlah dapat melakukan
2
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002), hal.43

2
pembinaan akhlak padahal pembinaan akhlak untuk anak-anak usia sekolah dasar
sangat diperlukan karena bagaimana akhlak mereka pada saat kecil akan menjadi
pondasi bagi mereka ketika dewasa.
Akhlak merupakan tingkah laku seseorang yang Masa sekolah dasar secara
ilmiah memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan tertarik akan kehidupan dunia
sekitar yang ada di sekelilingnya. Anak sekolah dasar memiliki perkembangan
fisik dan motorik, tak tekecuali perkembangan kepribadian, watak, intelektual,
budi pekerti dan bahasa yang pesat. Pada anak usia dasar inilah sangat tepat
dilakukan pembinaan dan penanaman akhlak mulia sebagai bekal yang akan
mereka bawa untuk membangun suatu bangsa yang cerdas menguasai ilmu
pengetahuan yang tinggi dan yang paling terpenting adalah berakhlak mulia. Hal
inilah yang mendasari pembinaan akhlak perlu dilakukan supaya terbentuk pribadi
yang mempunya akhlak mulia baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan
masyarakat.
Adapun akhlak dibagi menjadi 2 yaitu Akhlak Mahmudah (Terpuji) dan
Akhlak Mazmumah (Tercela), Akhlak mahmudah adalah sifat dan tabiat mulia
yang dianjurkan pengerjaannya dalam Islam. Saking pentingnya akhlak terpuji ini,
sampai-sampai dijadikan sebagai tolok ukur keimanan seorang muslim,
Sedangkan Akhlak Mazmumah (Tercela) adalah sifat dan tabiat tercela yang mesti
dihindari seorang muslim. Saking buruknya akhlak mazmumah ini,
Berdasarkan berbagai macam definisi akhlak, maka akhlak tidak memiliki
pembatasnya, ia melingkupi dan mencakup semua kegiatan, usaha, dan upaya
manusia, yaitu dengan nilai-nilai perbuatan. Dalam perspektif Islam, akhlak itu
komprehensif dan holistik, dimana dan kapan saja mesti berakhlak. Oleh sebab
itulah merupakan tingkah laku manusia dan tidak akan pernah berpisah dengan
aktivitas manusia. Jadi, ruang lingkup akhlak Islam adalah seluas kehidupan
manusia itu sendiri yang mesti diaplikasikan fi kulli al-makan wa fi kulli al
zaman. Akhlak Islam meliputi:
1. Akhlak terhadap Allah sebagai penciptanya. Bersyukur kepada Allah.
Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuandan kesadaran bahwa
tiada Tuhan melainkan Allah. Adapun akhlak kepada Allah meliputi selalu

3
menjaga tubuh dan pikiran dalam keadaan bersih, menjauhkan diri dari
perbuatan keji dan munkar, dan menyadari bahwa semua manusia
sederajat.
2. Akhlak terhadap sesama manusia. Banyak sekali rincian tentang perlakuan
terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal itu tidak hanya
berbentuk larangan melakukan hal-hal yang negatif seperti membunuh,
menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar,
melainkan juga menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib sesama.
Akan tetapi akhlak kepada sesama manusia meliputi menjaga kenormalan
pikiran orang lain, menjaga kehormatannya, bertenggang rasa dengan
keyakinan yang dianutnya, saling tolong menolong dan lain-lain.3
3. Akhlak terhadap lingkungan, yaitu lingkungan alam dan lingkungan
makhluk hidup lainnya, termasuk air, udara, tanah, tumbuh-tumbuhan, dan
hewan. Jangan membuat kerusakan dimuka bunmi ini.4

MIS Salafiyah adalah Madrasah Ibtidaiyah Swasta yang terletak Jl.


Bandungbaru barat, Kecamatan. Adiluwih, Kabupaten. Pringsewu, Lampung,
35674.
Berdasarkan temuan awal melalui observasi dan wawancara dengan guru PAI
menemukan bahwa peneliti masih mendapati adanya perilaku menyimpang yang
dilakukan oleh siswa. Diantaranya adalah :
Kedisiplinan, bahwasannya siswa masih banyak yang terlambat datang ke
sekolah. Dari Kebersihan, banyak siswa yang belom memiliki kesadaran untuk
membuang sampah pada tempatnya, dan tidak piket kelas dan dari segi Tanggung
jawab, masih terdapat siswa yang tidak tanggung jawab dengan tugas yang telah
diberikan oleh guru. Daari sudut pandang Sopan santun, bahwasannya masih
terdapat siswa yang kurang sopan dengan guru, suka membantah dan tidak
memperhatikan guru disaat jam pelajaran di kelas. dari sudut pandang Kejujuran,
masih terdapat siswa yang tidak mengakui kesalahan. Dari Pelaksanaan ibadah
ritual, masih terdapat siswa yang tidak mengikuti sholat dhuha dan dzuhur yang
diwajibkan oleh sekolah.5
3
Adjat Sudrajat dkk, Din Al-Islam, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi
Umum, ( Yogyakarta UNY Press , 2008), hal.82
4
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Perkembangan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO Persada, 2012), hal.152-153.
5
Madgirin S.Pd.I, Wawancara dengan Kepala sekolah MIS Salafiyah

4
Hal inilah yang mendasari pembinaan akhlak perlu dilakukan supaya terbentuk
pribadi yang mempunya akhlak mulia baik di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan masyarakat. Berdasarkan latar belakang di atas maka pembahasan
terkait dengan implemenasi pembinaan Akhlak siswa merupakan hal yang
menarik untuk di bahas, mengingat pembinaan akhlak memiliki peran yang sangat
penting dalam pembentukan karakter anak.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah temuan-temuan yang dapat di teliti, bertujuan


agar peneliti mendapatkan sejumlah masalah yang dapat diteliti terkait dengan
masalah pokoknya. Adapun identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Masih banyak siswa yang terlambat datang ke sekolah,
b. Masih banyak siswa yang belum memiliki kesadaran untuk membuang
sampah pada tempatnya, dan tidak piket kelas
c. Masih terdapat siswa yang tidak tanggung jawab dengan tugas yang telah
diberikan oleh guru
d. Masih terdapat siswa yang kurang sopan dengan guru, suka membantah
dan tidak memperhatikan guru disaat jam pelajaran di kelas.
e. Masih terdapat siswa yang tidak mengakui kesalahan
f. Masih terdapat siswa yang tidak mengikuti sholat dhuha dan dzuhur yang
diwajibkan oleh sekolah
2. Batasan Masalah
Mengingat banyak masalah yang terdapat pada identifikasi masalah, maka
penulis membatasi masalah pada aspek akhlak siswa di MIS Salafiyah.
C. Rumusan Masalah
Masalah adalah inti dari persoalan penelitian. Masalah yaitu pertanyaan yang
diajukan untuk mencari jawaban penelitian. Maka penulis merumuskan
masalah penelitian ini sebagai berikut, Bagaimana implementasi pembinaan

5
akhlak siswa untuk meningkatkan sikap kemanusiaan antar siswa di MIS
Salafiyah
D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini


adalah untuk mengetahui Implementasi Pembinaan Akhlak Siswa Untuk
Meningkatkan Sikap Kemanusiaan Antar Siswa di MIS Salafiyah,
E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan


mempunyai manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang akan dilakukan
di MIS Salafiyah.
Diantara manfaatnya adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak sekolah khususnya guru
Aqidah Akhlak agar lebih konsisten dan serius dalam memberikan
Pembinan Akhlak, agar peserta didik memiliki akhlak yang baik.
Penelitian ini juga diharapkan dapat mendukung teori-teori yang
berhubungan dengan Implementasi Pembinaan Akhlak Siswa Untuk
Meningkatkan Sikap Kemanusiaan Antar Siswa di MIS Salafiyah
Bandungbaru Barat
2. Manfaat praktis
a. Bagi Sekolah diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan
pertimbangan dalam pembinaan akhlak pada siswa
b. Bagi guru diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
bahan acuan serta menerapkan kebiasaan untuk menyampaikan
pembinaan tersebut pada siswa.
c. Bagi siswa diharapkan selalu menerapkan pembinaan akhlak yang
sudah disampaikan oleh guru
d. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan mampu maenjadi skripsi yang
berkualitas sehingga mampu meluluskan peneliti dengan nilai yang
memuaskan.

6
e. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan mampu menjadi
refrensi bagi penelitian selanjutnya dan bisa dikembangkan menjadi
penelitian yang lebih sempurna
F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penulusuran karya-karya dan penelitian dengan


tema yang sama atau mirip dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian
terdahulu yang penulis ambil sebagai bahan perbandingan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Hestu Nugroho Warasto, dengan judul
Pembentukan Akhlak Siswa (Studi Kasus Sekolah Madrasah Aliyah
Annida Al-Islamy, Cengkareng), temuan dalam penelitian ini
menyatakan bahwa pembentukan akhlak terhadap diri sendiri di MA
Annida Al-Islami sudah baik hal ini terlihat dari pembentukan akhlak
dengan cara mengaji sebelum masuk kelas, shalat dhuha berjamaah,
membuat aturan disiplin, memberikan hukuman bagi yang melanggar.
Pembentukan akhlak terhadap orang tua dilakukan dengan membuat
aturan yang dibuat telah membuat siswa memiliki akhlak yang baik
ditambah peran orang tua sebagai faktor yang dapat dijadikan langkah
dalam perbaikan akhlak siswa. Pembentukan akhlak terhadap
teman/sahabat menghasilkan akhlak yang baik dapat
mempergunakannya dalam kehidupan pergaulan setelah mereka terjun
ke masyarakat. Pembentukan akhlak terhadap guru perlu ditingkatkan
dengan langkah-langkah yang lebih baik, karena dengan akhlak yang
baik siswa akan menghormati guru. Pembentukan akhlak terhadap orang
yang lebih tua dan lebih muda menyatakan bahwa MA Annida Al-
Islamy telah mendidik siswanya untuk selalu menghormati orang yang
lebih tua. Pembentukan akhlak. Pembentukan akhlak terhadap
lingkungan hidup / lingkungan sekitar membuktikan bahwa MA Annida
Al-Islamy memiliki langkah yang baik dalam pembentukan akhlak di
sekolah.6
2. Penelitian yang dilakukan Nelly Yusra dengan judul Implementasi
Pendidikan Akhlak di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) al-Badr
Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar, Hasil penelitian ini
menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mendukung keberhasilan
sekolah dalam mengimplementasikan pendidikan akhlak adalah
komitmen yang kuat dari pihak sekolah, komitmen yang kuat dari
6
Hestu Nugroho Warasto, PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA (Studi Kasus Sekolah
Madrasah Aliyah Annida Al-Islamy, Cengkareng), JURNAL MANDIRI: Ilmu Pengetahuan, Seni,
dan Teknologi, Vol. 2, No. 1, Juni 2018: 65 - 86

7
yayasan dalam mewujudkan generasi yang berakhlak mulia, adanya
petunjuk teknis yang jelas untuk pelaksanaan bimbingan akhlak, serta
hubungan yang baik sesama warga sekolah dan lingkungan sekolah, dan
majlis guru yayasan alBadr. Adapun faktor penghambat yaitu
kurangnya kerjasama antara orang tua dengan pihak sekolah Dalam
mewujudkan generasi Islami, namun hal ini dapat dijembatani Dengan
diadakannya pertemuan rutin orang tua dan pihak sekolah untuk
menyatukan visi dan misi dalam mewujudkan pengembangan akhlak
mulia diantara para siswa.7

3. Penelitian yang dilakukan terkait dengan pembinaan Akhlak bagi siswa,


antara lain Penelitian yang dilakukan oleh Asti Nurjanah dengan judul
penelitian “Metode Pembinaan Akhlak melalui Program Ekstrakurikuler
Tapak Suci (Penelitian di SD Muhammadiyah 6 Baleendah Bandung”.
Penelitian ini membahas tentang metode pembinaan akhlak melalui
program ekstrakurikuler tapak suci (Penelitian di SD Muhammadiyah 6
Baleendah Bandung serta faktor penunjang dan penghambatnya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa metode pembinaan akhlak melalui
program ekstrakurikuler tapak suci adalah metode pembiasaan,
keteladanan, nasihat, hukuman, dan ganjaran. Adapun faktor
pendukungnya terdiri dari support dari seluruh komponen sekolah dan
penyelenggara sekolah, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
dan efektifitas metode yang digunakan. Sementara faktor penghambat
terdiri dari lingkungan luar sekolah dan budaya masyarakat lingkungan
sekitar.8

4. Penelitian yang dilakukan Selly Sylviyanah, Pembinaan Akhlak Mulia


Pada Sekolah Dasar Studi Deskriptif Pada Sekolah Dasar Islam Terpadu
Nur Al-Rahman), Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran
mengenai perencanaan pembinaan akhlak mulia yaitu dengan
menetapkan indikator atau acuan pembinaan akhlak mulia di sekolah.
Indikator tersebut terdiri dari pembiasaan 5S (senyum, salam, sapa,
sopan, dan santun) serta janji pelajar Islam. Setelah itu barulah dibentuk
team khusus afeksi agar pembinaan tersebut bisa berjalan sesuai dengan
yang telah direncanakan. Pelaksanaan pembinaan akhlak mulia pada
SDIT Nur al Rahman dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu
7
Nelly Yusra, Implementasi Pendidikan Akhlak di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)
al-Badr Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar, Jurnal Al-hikmah vol. 12, No. 2, Oktober
2015 ISSN 1412-5382
8
sti Nurjanah, Metode Pembinaan Akhlak melalui Program Ekstrakurikuler Tapak Suci
(Penelitian di SD Muhammadiyah 6 Baleendah Bandung) “Skripsi”. Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan.UIN Sunan Gunung Jati Bandung. 2017.

8
pembiasaan, keteladanan, serta pemberian pahala dan sanksi. Orang tua
peserta didik pun ikut bekerja sama dengan pihak sekolah dalam
pembinaan akhlak anaknya. Faktor pendukung dalam pelaksanaan
pembinaan akhlak mulia adalah lingkungan belajar yang kondusif serta
religius dengan prasarana yang lengkap dan memadai bagi peserta didik
diimbangi dengan pendidiknya yang berkompeten dan sudah pasti dapat
dijadikan contoh yang baik bagi peserta didik. Faktor penghambat dalam
pelaksanaan pembinaan akhlak mulia adalah kepribadian yang kurang
baik dari setiap individu, faktor keluarga, teknologi yang pesat, serta
faktor dari pendidik itu sendiri. Hasil dari pembinaan akhlak mulia
adalah terbentuknya akhlak mulia peserta didik. Hal ini dapat terlihat
pada keseharian peserta didik di sekolah.9
5. Penelitian yang dilakukan oleh Harmellawati dengan judul penelitian
“Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan ekstrakurikuler Teater di
SD Nusantara Tangerang”. Penelitian ini membahas tentang nilai
karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater di SD Nusantara
Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan nilai
karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater berjalan cukup baik
dengan dilakukannya latihan rutin pada hari Sabtu dan dibentuknya nilai
karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater, yaitu religius, jujur, kreatif,
disiplin, percaya diri, mandiri, tanggung jawab dan kebersamaan.10
6. Penilitian lain di lakukan oleh, Restiana Lestari dengan judul penelitian
“Pembentukan Karakter Siswa melalui kegiatan Rohani Islam di SD
Negeri 4 Purwokerto”. Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakanan
pendekatan dekriptif kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus.
Subjek penelitiannya adalah ekstrakurikuler rohani islam dan siswa
yang mengikuti kegiatan rohani islam. Sedangkan yang menjadi obyek
penelitiannya adalah pembentukan karakter siswa melalui kegiatan
rohani islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan
karakter melalui kegiatan rohani islam dilakukan dengan berbagai
kegiatan yang di adakan oleh ekstrakurikuler rohani islam dengan
menggunakan berbagai metode, seperti pada pengajian rutin yang
menerapkan peraturan dalam berpakaian, serta metode hukuman bagi
siswa yang tidak hadir tanpa alasan, hal itu untuk mendidik siswa agar
lebih disiplin, serta dengan diberi pengetahuan keagamaan secara rutin

9
Selly Sylviyanah, PEMBINAAN AKHLAK MULIA PADA SEKOLAH DASAR (Studi
Deskriptif Pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Nur Al-Rahman), Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 3
September 2012, h.191-202
10
Harmellawati, Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Teater di
SD Nusantara Tangerang “Skripsi”. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.

9
siswa menjadi lebih religius. Begitu juga dengan kegiatan keputrian dan
pendalaman materi yang menerapkan metode keteladanan dengan
berbagai materi keagamaan, hal itu untuk mendidik siswa agar lebih
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan mereka kepada Allah swt.
Kemudian kegiatan hadroh dan qiroah yang mampu mengembangkan
kreatifitas siswa, dan juga kegiatan hafalan juz amma yang mendidik
siswa agar senantiasa bersikap disiplin dengan metode pembiasaan yaitu
menghafal minimal 3 surat setiap minggunya. Beberapa nilai karakter
yang di peroleh siswa antara lain religius, disiplin, kreatif, dan juga
tanggung jawab.11

Adapun yang membedakan penelitian di atas dengan penlitian kali ini adalah

G. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Jenis penelitian
kualitatif. Penelitian ini hanya berusaha mengungkapkan atau
mendeskripsikan fakta di lapangan dengan apa adanya. Secara istilah
penelitian kualitatif sebagaimana pendapat yang diungkapkan Bogdan
dan Taylor dalam Lexy J.Moleong adalah merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang lain atau perilaku yang diamati.12 Jadi penelitian
kualitatif hanya berusaha mendeskripsikan atau mengungkapkan fakta
dengan apa adanya sesuai kondisi dan keadaan yang sebenarnya
sebagaimana kenyataan yang terjadi di lapangan.
Adapun metode peneliian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif yang merupakan pelaporan penelitiannya dengan
penggambaran menggunakan kalimat. Penelitian ini juga ditunjukan
untuk mendeksripsikan suatu keadaan atau fenomena- fenoma apa
adanya.
2. Lokasi penelitian
11
Restiana Lestari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Rohani Islam di SD
Negeri 4 Purwokerto “ Skripsi” Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Institut Agama Islam Negri
Purwokerto 2016.
12
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. XXIX; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), hal.5.

10
Penelitian ini mengambil lokasi sebagaimana tempat meneliti yakni di
MIS Salafiyah Bandung baru Barat Kecamatan Adiluwih Kabupaten
Pringsewu Lampung.
3. Data dan Sumber Data
Sumber data yang dimaksud adalah perolehan data/darimana data diperoleh,
baik itu sumber primer ataupun sumber sekunder.13
a. Data Primer
Data primer yaitu sumber data yang langsung berkaitan dengan objek
riset. Yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, guru dan peserta didik. Adapaun guru dalam hal ini dikhususkan
pada guru Pendidikan agama Islam.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi data-
data primer. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah
buku-buku atau karya ilmiah yang isinya dapat melengkapi data yang
diperlukan dalam penelitian ini. Data sekunder berupa dokumen-dokumen
dan buku-buku lain yang mendukung pembahasan ini.
4. Tekhnik pengumpulan data
Tekhnik pengumpulan data yang di gunakan dalam peneliian kualitatif adalah :
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.14 Observasi adalah
pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai
fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan
pencatatan”.15 Pengertian lain Observasi adalah “pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian.16 Adapun jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini

13
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Cet. 2; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006), hal.60.
14
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2010), Cet. 8, hal. 158
15
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,2011), hal. 63
16
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal.
173

11
adalah observasi non partisipan artinya penulis tidak mengambil bagian
atau tidak terlibat langsung dalam kegiatan orang-orang yang di observasi.
Dalam observasi ini penulis hanya bersifat mengamati dan mencatat hal
yang berkaitan dengan implementasi pembinaan akhlak siswa untuk
meningkatkan sikap kemanusiaan antar siswa di mis salafiyah
bandungbaru barat adiluwih pringsewu.
b. Wawancara
Wawancara/interview atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi
dari terwawancara. Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai
keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel, latar
belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap
sesuatu.17 Wawancara terbagi menjadi tiga jenis yaitu wawancara
terstruktur/terpimpin, wawancara tidak terstruktur/bebas, dan wawancara
semi terstruktur/bebas terpimpin. 18
Wawancara terstruktur/terpimpin
artinya pewawancara telah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang sekaligus alternatif jawaban telah disediakan. Sedangkan wawancara
tidak terstruktur/bebas artinya pewawancara bebas untuk menanyakan apa
saja kepada nara sumber, tetapi tetap mengingat data apa yang akan
dikumpulkan. Dalam hal ini narasumber berhak untuk menjawab sesuai
dengan pikiran dan pendapatnya. Wawancara semi terstruktur/bebas
terpimpin artinya kombinasi antara wawancara terstruktur/terpimpin
dengan wawancara tidak terstruktur/bebas. Dari tiga macam metode
wawancara tersebut maka penulis menggunakan metode wawancara
semi terstruktur/bebas terpimpin yang ditujukan kepada kepala
sekolah, guru dan siswa . Metode wawancara ini penulis gunakan untuk
mendapatkan data terkait implementasi pembinaan akhlak siswa untuk

17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta: Rineka cipta,
2010), hal. 198.
18
Ibid., hal. 199.

12
meningkatkan sikap kemanusiaan antar siswa di mis salafiyah
bandungbaru barat adiluwih pringsewu.
c. Dokumentasi
Selain observasi dan wawancara dalam proses pengumpulan data peneliti
juga mengumpulkan data dokumentasi. Studi dokumentasi adalah teknik
pengumpulan data dengan menghimpun data dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen ertuliss, gambar maupun elektronik.19
5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
a. Teknik Pengolohan Data
Data yang diperoleh di lapangan selama melakukan penelitian melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi diolah dengan teknik induktif.
Teknik induktif adalah teknik pengolahan data dengan memulai dari
masalah yang sifatnya khusus, kemudian dari hasil tersebut ditarik suatu
kesimpulan secara umum.
b. Analisis Data
Miles dan Hubermen mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan
dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1) reduksi data (data
reduction); (2) paparan data (data display); dan (3) penerikan kesimpulan
dan verifikasi (conclusion drawing/verifying). Analisis data kualitatif
dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung,
artinya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan juga selama dan sesudah
pengumpulan data. Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum,
memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan
mencari tema dan polanya. Selanjutnya ditarik kesimpulan untuk
menjawab focus penelitian berdasarkan hasil analisis data.20 Selanjutnya
tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi yang merupakan tahap lanjutan
untuk menarik kesimpulan dari temuan data. Ini adalah interpretasi peneliti
atas temuan dari suatu wawancara atau suatu dokumen.21
19
Sukmadinata, “metode penelitian pendidikan”, bandung, 2007, hal.221
20
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2015), hal.21.
21
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu (Jakarta: Rajawali Perss, 2015), hal.180.

13
H. Sistematika Pembahasan

1. BAB I : PENDAHULUAN

latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah.

Rumusan permasalahan, ujuan dan manfaat penelitian.

2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Penjabaran kajian pustaka tentang pengertian akhlak,

macam-macam akhlak, faktor pendorong dan faktor

penghambat pembinaan akhlak.

3. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan

peneliti beserta alasannya, jenis penelitian, subjek

penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik

pengumpulan data, serta analisis data yang digunakan.

4. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil penelitian, klasifikasi bahasa disesuaikan dengan

pendekatan, sifat penelitian dan rumusan masalah

b. Pembahasan

5. BAB V : PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran-saran

14
DAFTAR PUSTAKA

15
Adjat Sudrajat dkk, Din Al-Islam, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi
Umum, ( Yogyakarta UNY Press , 2008), h.82
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu (Jakarta: Rajawali
Perss, 2015), h. 180.
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002), h. 43
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Perkembangan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
Persada, 2012), 152-153.
Harmellawati, Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Teater di SD Nusantara Tangerang “Skripsi”. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2015), h. 21.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. XXIX; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 5.
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. IV; Jakarta: Bumi Akasara, 1994), h.
14.
Marzuki, Prinsip Dasar Akhlak Mulia Pengantar studi konsep-konsep etika dalam
Islam, ( FISE UNY , 2009), h.13
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional (Jakarta PT: Bumi Askara, 2011), h. 86.
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional h.
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Depok : Rajawali Pers, 2018.),
h.356
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Cet. 2; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006), h. 60.
Restiana Lestari, Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Rohani Islam di
SD Negeri 4 Purwokerto “ Skripsi” Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Institut Agama Islam Negri Purwokerto 2016.
Siti Nurjanah, Metode Pembinaan Akhlak melalui Program Ekstrakurikuler
Tapak Suci (Penelitian di SD Muhammadiyah 6 Baleendah Bandung)
“Skripsi”. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.UIN Sunan Gunung Jati
Bandung. 2017.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi;
Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 274.
Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian pendidikan, ( Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2016), h.18
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

16

Anda mungkin juga menyukai