Anda di halaman 1dari 130

LAPORAN AKHIR

PELAKSANAAN PEMBEKALAN
PESERTA PLPG TAHUN 2017

Nama Peserta : NUR LAILATUL M, S.Pd


NUPTK : 6848762663300012
Nomor Peserta PLPG : 17050520710264
Bidang Studi Sertifikasi : GEOGRAFI
Sekolah Asal : SMAN 1 DANDER BOJONEGORO

i
ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Akhir Pelaksanaan Pembekalan Peserta PLPG tahun 2017 disusun oleh:
Nama Peserta : NUR LAILATUL M, S.Pd
NUPTK : 6848762663300012
Nomor Peserta PLPG : 17050520710264
Bidang Studi Sertifikasi : GEOGRAFI
Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 DANDER
Alamat Sekolah : JL. RAYA DANDER KM. 2
KEC. DANDER KAB. BOJONEGORO

Mengesahkan, Penyusun,
Kepala Sekolah

WANTONO GONO PUTRO, S.Pd, M.Pd NUR LAILATUL M,S.Pd


NIP. 19671119199001 1 001 NIP. 19840516 201001 2 005

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Akhir Pelaksanaan Pembekalan Peserta PLPG Tahun 2017.
Penyusunan laporan akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu
persyaratan kelulusan PLPG di Universitas Negeri Surabaya. Laporan Akhir ini
disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada pada modul yang sudah
diberikan oleh para Mentor pada situs yang kami unduh. Materi – materi
bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami sebagai guru
yang merupakan pelayan ilmu bagi peserta didik. Serta juga dapat memahami
nilai – nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak. Mudah-
mudahan dengan mempelajari laporan akhir ini, akan mampu menghadapi
masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang timbul dalam proses kegiatan
belajar mengajar di kelas.
Penyusunan laporan akhir ini dapat berlangsung dengan lancar berkat
dukungan dari banyak pihak. Dengan demikian, di kesempatan kali ini juga
penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada para Mentor dan segenap pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang sudah memberikan bantuan
kepada penulis baik itu secara langsung ataupun tak langsung selama
menyelesaikan laporan akhir ini.
Meskipun demikian, penulis sadar bila masih ada banyak kekurangan pada
laporan akhir ini. Oleh karena itu, kami menantikan kritik beserta saran yang
membangun oleh segenap pihak untuk kami pakai sebagai evaluasi demi
menambah kualitas diri nantinya.
Mudah-mudahan laporan akhir ini bisa berguna bagi semua pihak khususnya bagi
ilmu Geografi

Bojonegoro, September 2017


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................i
Lembar Pengesahan ..................................................................................................i
Kata pengantar .........................................................................................................ii
Daftar Isi ...................................................................................................................iii
BAB I : SUMBER BELAJAR PEDAGOGIK
A. Ringkasan Materi
1. Pengembangan Pendidikan Karakter dan Potensi Peserta Didik........1
2. Teori Belajar.......................................................................................3
3. Model Model Pembelajaran................................................................4
4. Media Pembelajaran............................................................................6
5. evaluasi hasil belajar...........................................................................9
B. Deskripsi Kemajuan..............................................................................11
C. Materi Esensial Yang Tidak Ada Dalam Sumber Belajar.....................11
D. Materi Tidak Esensial Tetapi Ada di Sumber Belajar...........................12
E. Masukan Untuk Mentor Saat Kegiatan Pembekalan/ Mentoring..........12

BAB II : SUMBER BELAJAR BIDANG STUDI


A. Ringkasan Materi
1. Pengetahuan Dasar dan Penelitian Geografi.................................13
2. Dinamika Planet Bumi..................................................................19
3. Hidrosfer.......................................................................................29
4. Atmosfer.......................................................................................36
5. Perpetaan, Penginderaan Jauh dan SIG........................................42
6. Biosfer...........................................................................................57
7. Kependudukan..............................................................................61
8. Lingkungan Hidup, SDA dan Pembangunan Berkelanjutan........68
9. Interaksi Desa Kota......................................................................75
B. Deskripsi Kemajuan..............................................................................81

iii
C. Materi Esensial Yang Tidak Ada Dalam Sumber Belajar.....................81
D. Materi Tidak Esensial Tetapi Ada di Sumber Belajar...........................82
E. Kemajuan dalam Menyelesaikan Latihan Soal Uraian..........................83
BAB III:
PENUTUP............................................................................................................84

iv
BAB I
SUMBER BELAJAR PEDAGOGIK

A. Ringkasan materi

1. PENGEMBANGAN PENIDIDIKAN KARAKTER DAN POTENSI


PESERTA DIDIK
Siswa sebagai subyek pembelajaran merupakan individu aktif
dengan berbagai karakteristiknya. Oleh karena itu, salah satu dari
kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru adalah memahami
karakteristik anak didiknya, sehingga tujuan pembelajaran, materi yang
disiapkan, dan metode yang dirancang untuk menyampaikannya benar-
benar sesuai dengan karakteristik siswanya. Oleh karena itu, guru harus
bias mengetahui karakteristik dan potensi pesertadidiknyayang bisa
dipelajari dalam psikologi perkembangan.
a. Metode dalam psikologi perkembangan
Ada dua metode yang sering dipakai dalam meneliti
perkembangan manusia, yaitu
1. Metode Longitudinal, yaitu peneliti mengamati dan mengkaji
perkembangan satu atau banyak orang yang sama usia dalam waktu
yang lama.
2. Metode Cross Section, yaitu peneliti mengamati dan mengkaji
banyak anak dengan berbagai usia dalam waktu yang sama.
b. Pendekatan dalam psikologi perkembangan
Manusia merupakan individu yang kompleks, terdiri dari
banyak aspek, termasuk jasmani, intelektual, emosi, moral, sosial,
yang membentuk keunikan pada setiap orang.
Pendekatan yang digunakan yaitu:
(1) Pendektaan menyeluruh/ global : perkembangan fisik, motorik,
sosial, intelektual, moral, emosi, religi dsb
(2) Pendekatan khusus/ spesifik : memfokuskan pada perkembangan
aspek fisik saja, intelektual saja, moral saja dsb.

1
c. Teori perkembangan
Teori yang sering menjadi acuan dalam pendidikan, yaitu
(1) Teori Menyeluruh/ Global : Rousseau, Stanley Hall, Havigurst
Dari Teori Menyeluruh/ Global ada sepuluh tugas
perkembangan yang harus dikuasai anak pada setiap fase, yaitu:

1) Ketergantungan – kemandirian
2) Memberi – menerima kasih saying
3) Hubungan social
4) Perkembangan kata hati
5) Peran biososio dan psikologis
6) Penyesuaian dengan perubahan badan
7) Penguasaan perubahan badan dan motorik
8) Memahai dan mengendalikan lingkungan fisik
9) Pengembangan kemampuan konseptual dan sistem symbol
10) Kemampuan melihat hubungan dengan alam semesta
(2) Teori Khusus/ Spesifik : Piaget, Kohlbergf, Erikson.

Menurut Erick Homburger Erickson dalam perkembangan,


anak melewati delapan tahap perkembangan (developmental
stages), disebut siklus kehidupan (life cycle) yang ditandai dengan
adanya krisis psikososial tertentu

2
2. TEORI BELAJAR
Menurut isi lampiran Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standart Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru bahwa penguasaan
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik menjadi
salah satu unsur kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru.
Terdapat dua aliran teori belajar, yaitu :
a. Teori Belajar Tingkah Laku ( Behavioristik )
Yaitu pembelajaran terjadi melalui hubungan stimulus
(rangsangan) dan respon (response). Terdapat empat teori belajar
tingkah laku, yaitu:
1. Teori belajar Thorndike
Belajar akan lebih berhasil bila repon siswa terhadap siswa
terhadap stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan.
Terdapat hukum yang terkait dengan teori koneksionisme yaitu
hukum kesiapan (law of readiness), hukum latihan (law of
exercise), dan hukum akibat (law of effect).
2. Teori belajar Pavlov
Konsep pembiasaan (conditioning). Terkait dengan kegiatan
belajar mengajar, agar siswa belajar dengan baik maka harus
dibiasakan. Misalnya, agar siswa mengerjakan soal pekerjaan
rumah dengan baik, biasakanlah dengan memeriksanya,
menjelaskannya, atau memberi feed back terhadap hasil
pekerjaannya.
3. Teori belajar Skinner
Ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang amat penting
dalam proses belajar. Ganjaran sifatnya menggembirakan dan
subjektif, sedangkan Penguatan mengakibatkan kemungkinan
suatu respon dan lebih mengarah pada hal yang dapat diamati dan
diukur.
4. Teori belajar Bandura
Siswa belajar melalui meniru (meniru yang dilakukan orang lain)
terutama guru. Dengan demikian guru harus menjadi manusia

3
model yang professional dengan memberikan contoh yang baik
seperti berbicara sopan santun dengan menggunakan bahasa
yang baik dan benar, tingkah laku yang terpuji, menerangkan
dengan jelas dan sistematik, karena siswa akan menirunya.
b. Teori belajar Kognitif
Adalah menekankan pendidikan sebagai proses internal peserta
didik termasuk bagaimana peserta didik berfikir, merasakan,
mengingat dan belajar. Terdapat empat teori, yaitu:
1. Teori belajar Vygotsky mengemukakan bahwa siswa dalam
mengonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan
sosial
2. Teori belajar Van Hiele mengemukakan bahwa yang menguraikan
tahap-tahap perkembangan mental anak dalam geometri. Terdapat
lima tahap geometri, yaitu pengenalan, analisis, pengurutan,
deduksi, dan akurasi.
3. Teori belajar Ausubel mengemukakan bahwa penekanan pada
proses belajar yang bermakna dan pentingnya pengulangan
sebelum belajar dimulai.
4. Teori belajar Bruner mengemukakan bahwa pandangan mengenai
perkembangan kognitif manusia, bagaimana manusia belajar atau
memperoleh pengetahuan, menyimpan pengetahuan, dan
menstransformasikan pengetahuan.

3. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 103 Tahun 2014 dinyatakan tentang konsep dasar mengenai
proses pembelajaran yaitu bahwa peserta didik dipandang sebagai subjek
yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah,
mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan
Untuk dapat membelajarkan peserta didik sesuai dengan cara gaya
belajar mereka serta tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
Berbagai model pembelajaran yang selaras dengan prinsip pembelajaran
menggunakan kurikulum 2013 diantaranya adalah:

4
a. Pendekatan Saintifik
Disebut juga pendekatan berbasis proses keilmuan. Artinya, proses
untuk memperoleh pengetahuan (ilmiah) secara sistematis. Pendekatan
Saintifik itu sendiri merupakan prosedur atau proses, yaitu langkah-
langkah sistematis yang perlu dilakukan untuk memperoleh
pengetahuan (ilmiah) yang didasarkan pada persepsi inderawi dan
melibatkan uji hipotesis serta teori secara terkendali.
Pembelajaran Saintifik terdiri dari kegiatan :
1. Mengamati : Siswa menggunakan panca inderanya untuk
mengamati fenomena yang relevan dengan apa yang dipelajari.
2. Menanya : Siswa merumuskan pertanyaan tentang apa saja
yang tidak diketahui atau belum dapat dilakukan terkait dengan
fenomena yang diamati.
3. Mengumpulkan informasi/mencoba : Siswa mengumpulkan data
melalui berbagai teknik, misalnya melakukan eksperimen
4. Menalar/ mengasosiasi : Siswa menggunakan data atau
informasi yang sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang mereka rumuskan.
5. Mengomunikasikan : Siswa menyampaikan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan mereka ke kelas secara lisan dan/atau
tertulis atau melalui media lain
b. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) / PBM
Adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam
kehidupan sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-endet)
untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan
ketrampilan berpikir, ketrampilan menyelesaikan masalah, ketrampilan
sosial, ketrampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau
memperoleh pengetahuan baru.
Prinsip-prinsip PBM yaitu:
1. Penggunaan masalah nyata (otentik)
2. Berpusat pada peserta didik (student-centered)
3. Guru berperan sebagai fasilitator

5
4. Kolaborasi antarpeserta didik
5. Sesuai dengan paham konstruktivisme yang menekankan peserta
didik untuk secara aktif memperoleh pengetahuannya sendiri.
c. Pembelajaran Berbasis Projek (Project-based Learning)
Adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan projek/ kegiatan
sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan. Dimana penekanan pembelajaran
terletak dalam aktivitas peserta didik menghasilkan produk yaitu dalam
bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/ prakarya.
d. Pembelajaran Inquiry / Discovery
Adalah proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Tujuan dalam
pembejalaran ini adalah agar siswa mampu berpikir secara analitis serta
merumuskan dan menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana,
bagaimana, mengapa, dsb. Terdapat lima langkah yaitu merumuskan
pertanyaan, merencanakan, mengumpulkan dan menganalisis data,
menarik simpulan,aplikasi dan tindak lanjut.

4. MEDIA PEMBELAJARAN
Media dapat diartikan sebagai alat fisik komunikasi yang
berfungsi menyampaikan informasi (pengetahuan) dari sumber ke
penerima informasi. Adapun media pembelajaran merupakan alat atau
perantara untuk memfasilitasi komunikasi dari sumber belajar ke siswa
dan mendukung proses belajar guna mencapai tujuan belajar.
a. Macam Media Pembelajaran
 Menurut Bentuknya , dibedakan menjadi :
(1) media cetak
(2) media non cetak
(3) media audio
(4) media non audio

6
 Secara Spesifik media itu berupa:
(1) Media teks
(2) Media audio
(3) Media visual
(4) Media bergerak
(5) Media manipulatif
(6) Manusia
 Menurut Fungsinya media dikelompokkan menjadi dua, yaitu
(1) pembawa informasi/ ilmu pengetahuan (papan tulis, kapur,
spidol, jangka, mistar, komputer/laptop, dan LCD Proyektor)
(2) alat untuk menanamkan konsep (lembar kerja)
b. Alat Peraga
Alat peraga adalah alat yang digunakan untuk memperagakan.
Sedangkan alat peraga manipulatif merupakan media berupa benda
nyata tiga dimensi yang dapat menggambarkan secara kongkret suatu
obyek, ide, model, atau konsep abstrak dan memungkinkan untuk
digerakkan atau dimanipulasi secara fisik dalam kaitannya dengan
pembentukan konsep bagi penggunaannya yaitu siswa.
c. Fungsi Media
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai
pembawa informasi atau pesan dari sumber (guru) menuju penerima
(siswa). Media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama,
yaitu: (1) motivasi (membangkitkan minat belajar siswa), (2)
menyajikan informasi, (3) memberikan intruksi.

7
d. Pola dan Strategi Pemanfaatan Media Pembelajaran
Model ASSURE adalah model perencanaan penggunaan/
pemanfaatan media yang efektif. Model ini menyarankan enam
kegiatan utama, yaitu:
(1) Analyze Learner Characteristics (menganalisis karakter
pebelajar)
(2) State objective (merumuskan tujuan pembelajaran)
(3) Select, Modify, or Design materials (memilih, memodifikasi,
atau merancang materi)
(4) Utilize materials (menggunakan materi dan media)
(5) Require Learner Respon (meminta tanggapan siswa)
(6) Evaluate (evaluasi)
Penggunaan media pembelajaran memberikan manfaat praktis,
yaitu:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat mempelancar dan meningkatkan proses
dan hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat mengarahkan dan meningkatkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,
dan waktu.
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.

e. Pengembangan Media Sederhana


Tergolong media sederhana adalah berbagai media visual yang
tidak diproyeksikan seperti gambar, ilustrasi, poster, bagan, diagram,
grafik, peta, sketsa, dll. Prinsip dalam mendesain suatu media
sederhana adalah sebagai berikut: (1) kesederhanaan (simplycity), (2)
kesatuan (unity), (3) penekanan (emphasis), (4) keseimbangan.

8
f. Pemilihan Media Pembelajaran
Dalam pemilihan media disarankan perlunya mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
(1) tujuan yang ingin dicapai
(2) kesesuaian media dengan materi ajar
(3) karakteristik siswa
(4) gaya belajar siswa
(5) kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang
tersedia.

5. EVALUASI HASIL BELAJAR


a. Pengertian Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
1. Penilaian adalah proses pengumpulaninformasi/ data tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek ketrampilan yang dilakukan secara
terencana dan sistematis untuk memantau proses, kemajuan
belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan
evaluasi hasil belajar.
2. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan
dengan suatu kriteria atau ukuran.
3. Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-
hasil penilaian.
b. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar berfungsi untuk memantau kemajuan
belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Berdasarkan fungsinya penilaian hasil belajar meliputi fungsi
formatif dan fungsi sumatif.
Fungsi formatif adalah memperbaiki kekurangan hasil belajar
peserta didik dalam sikap, pengetahuan, dan ketrampilan dalam satu
semester. Sedangkan fungsi sumatif adalah menentukan keberhasilan
belajar peserta didik pada KD tertentu, akhir suatu semester, satu
tahun pembelajaran.

9
c. Cakupan Aspek Penilaian oleh Pendidik
1. Sikap, penilaiannya yaitu sikap spiritual (keimanan, ketakwaan)
dan sikap sosial (kejujuran, kedisiplinan, kesantunan,
kepercayaan diri, kepedulian dan tanggung jawab).Berdasarkan
Permendikbud nomor 24 Tahun 2016, mata pelajaran Agama dan
Budi Pekerti dan PPKn memiliki KD yang diturunkan dari K-1
dan K2.
2. Pengetahuan, untuk mengetahui tingkat penguasaan kecakapan
berpikir siswa dalam dimensi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, maupun metakognitif. Kemampuan proses berfikir
meliputi; mengingat – memahami – menerapkan-menganalisis –
mengevaluasi-dan mencipta.
3. Ketrampilan, adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai
kemmapuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam
melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks sesuai
dengan indikator pencapaian kompetensi. Dengan menggunakan
praktik, produk, proyek dan portofolio.

d. Pendekatan Penilaian
Penilaian dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu;
1. Assessment of Learning (penilaian akhir pembelajaran)
2. Assessment for Learning (penilaian untuk pembelajaran)
3. Assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran)

e. Prinsip Penilaian
Penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
(1) sahih/ valid (6) menyeluruh dan berkesinambungan
(2) objektif (7) sistematis
(3) adil (8) beracuan kriteria
(4) terpadu (9) akuntabel
(5) terbuka

10
f. Tehnik Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar menggunakan berbagai instrumen penilaian
berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan/ kelompok, dan
bentuk lain sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik. Tehnik yang biasa dilakukan adalah tes
tertulis, tes lisan, dan penugasan.

g. Prosedur Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik


Secara umum, prosedur penilaian hasil belajar oleh pendidik
mencakup
(1) penyusunan rencana penilaian
(2) pelaksanaan penilaian
(3) pengolahan, analisis, dan interpretasi hasil penilaian.

B. Diskripsikan kemajuan yang Anda peroleh setelah


pembekalan/mentoring:
1. Materi yang sudah Anda pahami/kuasai
Dari Modul yang ada, materi yang sudah saya pahami adalah tentang
pengembangan pendidikan karakter dan potensi peserta didik, sebagian
Teori Belajar, Model-model Pembelajaran, Media Pembelajaran, dan
Evaluasi Hasil Belajar.
2. Materi yang belum dapat Anda kuasai
Materi yang belum saya kuasai adalah pada sebagian dari Bab I tentang
Teori Belajar karena banyaknya pendapat dari para ahli. Selain itu saya
juga kurang paham penerapan dari model-model pembelajaran.

C. Materi esensial apa saja yang tidak ada dalam Sumber Belajar
Dalam penilaian selalu ada analisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar
untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar yaitu dengan beberapa syarat
yang sudah dijabarkan dalam modul, tetapi ketika pada kenyataan proses
pembelajaran ada banyak siswa yang masih dibawah tingkat ketuntasan bisa
dikarenakan faktor khusus yaitu keterbelakangan mental dan cacat, dalam

11
sumber belajar blm dijelaskan cara penilaian peserta didik tersebut yang
memang beda dari kondisi peserta didik yang normal.
Kesulitan belajar peserta didik, jenis kesulitan belajar peserta didik karena
selain mengenal karakteristik peserta didik guru juga harus mengetahui
mengapa peserta didik masih kesulitan dalam pembelajaran.

D. Materi apa saja yang tidak esensial namun ada dalam Sumber Belajar
Semua materi dalam sumber belajar pada dasarnya bersifat essensial mulai
dari pengembangan karakteristik siswa sampai penilaian dan evaluasi
pembelajaran, karena semua sudah merangkum apa saja yang dibutuhkan oleh
guru dalam proses pembelajaran. Tetapi menurut saya materi yang tidak
essensial adalah beberapa yang ada dalam teori belajar, dimana banyak sekali
teori yang dibahas tetapi tidak semua digunakan oleh guru sebagai pedoman.

E. Masukan-masukan apa saja yang telah diberikan oleh mentor pada saat
kegiatan pembekalan/mentoring?
Masukan yang diberikan mentor pada saat kegiatan pembekalan
diantaranya bagaimana mereview materi yang benar dan sesuai dengan format
laporan yang diharapkan. Mentor kami juga selalu memberikan kabar apabila
ada pengumuman baru ataupun tagihan baru yang harus kami persiapkan.
Selain itu, mentor kami juga memberi motivasi dalam memperbaiki tugas
tugas yang mungkin perlu pembenahan

12
BAB II
SUMBER BELAJAR BIDANG STUDI

F. Ringkasan materi

BAB I : PENGETAHUAN DASAR DAN PENELITIAN GEOGRAFI

1. Pengertian Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan
dalam konteks keruangan (Seminar dan Lokakarya Ikatan Geografi
Indonesia)
2. Obyek Studi Geografi
a. Obyek Material (berhubungan dengan fenomena geosfer); atmosfer,
hidrosfer, biosfer, lithosfer, dan antroposfer.
b. Obyek Formal: menganalisis fenomena dari obyek material melalui
pendekatan keruangan, kelingkungan dan kompleks wilayah
3. Pendekatan Geografi
a. Pendekatan Keruangan (berhubungan dengan eksistensi ruang)
Terdapat sembilan analisis, yaitu:
- Pola - asosiasi keruangan
- struktur keruangan - tendensi atau kecenderungan
- proses keruangan - pembandingan
- interaksi keruangan - sinergisme keruangan.
- organisasi dalam sistem keruangan
b. Pendekatan Ekologi (berhubungan dengan Kelingkungan)
Terdapat 4 tema analisis, yaitu:
- interaksi antara perilaku manusia-lingkungan
Sebagai fokus adalah perilaku manusia, baik perilaku sosial,
ekonomi, kultural, dan perilaku politik yang dilakukan seseorang atau
komunitas tertentu
- aktivis manusia – lingkungan

13
Analisis ini menekankan pada keterkaitan antara aktivitas
manusia dengan lingkungan.
- keterkaitan antara kenampakan fisika alami - elemen-elemen
lingkungan
Analisis ini menekankan pada keterkaitan antara kenampakan
fisikal alami dengan elemen-elemen lingkungannya
- keterkaitan antara fisik-buatan.
Analisis ini memfokuskan pada keterkaitan antara kenampakan
fisikal buatan dengan lingkungan
c. Pendekatan Komplek Wilayah ( integrasi dari pendekatan keruangan dan
ekologi)
Contoh untuk mengendalikan banjir tahunan di Jakarta tidak
mungkin dapat ditangani secara internal di dalam kota Jakarta sendiri,
tetapi juga harus dianalisis dalam kaitannya dengan daerah lain yang
lebih luas. Karena banjir yang terdapat di Jakarta bukan semata-mata
disebabkan oleh hal-hal yang terdapat di Jakarta itu sendiri, tetapi juga
terkait dengan wilayah di sekitarnya, seperti misalnya Bogor
4. Konsep Dasar Geografi
(a) Lokasi : dibedakan jadi dua yaitu lokasi absolut (berhubungan
dengan letak astronomis), dan lokasi relatif (berhubungan dengan
daerah).
(b) Jarak : berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan
kebutuhan serta pengangkutan barang dan penumpang.
(c) Keterjangkauan : mudah tidaknya suatu wilayah dijangkau.
(d) Pola : menggambarkan bentuk persebaran fenomena alamiah
ataupun hasil karya manusia.
(e) Morfologi : bentuk muka bumi.
(f) Aglomerasi : pengelompokkan suatu fenomena tertentu di suatu
wilayah.
(g) Nilai kegunaan : manfaat fenomena atau sumber daya alam tertentu.
(h) Interaksi : adanya keterkaitan antar dua tempat.

14
(i) Differensiasi area : mempunyai karakteristik yang dapat
membedakan dengan wilayah lain.
(j) Keterkaitan keruangan : keterkaitan antara fenomena yang satu
dengan yang lain.
5. Prinsip Geografi
a. Prinsip Persebaran : fenomena dlm geosfer tersebar di permukaan
bumi.
b. Prinsip Interelasi : fenomena dalam geosfer, yang terkait unsur fisik-
manusia terdapat keterkaitan satu dengan yang lain.
c. Prinsip Deskripsi : menjelaskan secara jelas melalui tulisan, tabel,
gambar, peta, grafik, dll dengan penjelasan baik secara kualitatif/
kuantitatif.
d. Prinsip Korologi : gabungan dari ketiga prinsip sebelumnya.
6. Penelitian Geografi
Proses penelitian merupakan suatu rangkaian langkah-langkah yang
dilakukan secara terencana dan sistematis; satu sama lain harus saling
mendukung dan secara keseluruhan merupakan satu keterkaitan. Adapun
langkah-langkah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Identifikasi; pemilihan dan perumusan masalah
2. Penelaahan kepustakaan (teori, konsep dan hasil penelitian)
3. Penyusunan Hipotesis
4. Identifikasi, klarifikasi, dan pemberian definisi operasional variabel-
variabel
5. Pemilihan, pengembangan alat pengambil data/ instrumen
6. Penyusunan rencana penelitian
7. Penentuan sampel
8. Pengumpulan data
9. Pengolahan dan analisis data
10. Interpretasi hasil analisis
11. Penyusunan laporan
7. Identifikasi, Pemilihan, dan Perumusan Masalah
1. Masalah
Penelitian diawali keinginan untuk memecahkan suatu masalah.

15
2. Perumusan Masalah
Syaratnya berikut:
1. Masalah hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
2. Rumusan ini hendaklah padat dan jelas.
3. Menautkan hubungan antara dua atau lebih variabel.
4. Rumusan itu hendaklah memberikan petunjuk tentang mungkinnya
mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terkandung dalam rumusan itu.
3. Penelaahan Kepustakaan
Dari kajian pustaka dapat dihasilkan suatu kerangka berpikir baru
yang dapat dijadikan landasan, baik untuk penyusunan hipotesis
penelitian, cara-cara penelitian, maupun kegiatan-kegiatan penelitian
lainnya.
4. Penyusunan Hipotesis
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai suatu kesimpulan yang
sifatnya sementara.
8. Identifikasi, Klasifikasi, dan Pemberian Definisi
1. Definisi Variabel adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai
2. Sekala Variabel
3. Pemilihan dan Pengembangan Alat Pengambil Data
4. Penentuan Sampel (Cuplikan)
5. Pengumpulan Data, kualitas data ditentukan oleh kualitas alat
pengambil data atau alat pengukurannya
6. Analisis Data (Pengolahan Data), Setelah diolah data dapat berupa:
a. Tabel frekuensi tunggal
b. Rata-rata, median, modus, korelasi, regresi, dll
c. Grafik
d. Peta
7. Penyusunan Laporan
Penulisan laporan merupakan tahap akhir dari suatu penelitian
yang merupakan laporan hasil penelitian secara lengkap . Kerangka
isi laporan penelitian pada umumnya berisi hal-hal sebagai berikut.

16
1) Judul
2) Nama Peneliti
3) Kata Pengantar
4) Abstrak
5) Daftar Isi
6) Daftar Tabel
7) Daftar Gambar
8) Daftar Lampiran
9 ) Bab I Pendahuluan
10) Bab II Telaah Pustaka dan Kerangka Teoritis
11) Bab III Metode Penelitian
12) Bab IV Hasil penelitian dan Pembahasan
13) Simpulan dan saran
14) Daftar Pustaka
15) Lampiran-lampiran

17
PETA KONSEP PENGETAHUAN DASAR DAN PENELITIAN GEOGRAFI

Pengertian
Pengetahuan Material
Dasar Geografi
Obyek Studi
Geografi
Formal

Spasial
Pendekatan
Geografi
Ekologi

Pengetahuan Kompleks
Dasar dan Wilayah
penelitian
Geografi Konsep Dasar Lokasi, Jarak, Keterjangkauan,
Geografi Pola, Morfologi, Aglomerasi,
Nilai Kegunaan, Interaksi,
Differensiasi area, Keterkaitan
Keruangan

Prinsip Dasar PERSEBARAN


Geografi
INTERELASI

DESKRIPSI

Pengertian
KOROLOGI
Penelitian
Langkah-
Geografi
langkah
penelitian

Identifikasi,
Klasifikasi,
Pemberian
Definisi

18
BAB II : DINAMIKA PLANET BUMI
1. Sifat Fisik Bumi
a. Bentuk Bumi
Bumi berbentuk spheroid dengan jari-jari wilayah kutub lebih
pendek dari pada jari-jari di wilayah khatulistiwa. Permukaan bumi
menjadi agak datar (flat) di daerah kutub dan lebih cembung di wilayah
khatulistiwa (equator).
b. Gravitasi Bumi
Batasan gravitasi digunakan untuk sifat percepatan pada bumi
yang menghasilkan benda jatuh secara bebas. Di equator percepatan
gravitasi sekitar 9,78 meter perdetik tiap detiknyanya, sedangkan di
daerah kutub 9,83 meter perdetik tiap detik
c. Berat Jenis Bumi
Berat jenis pada lapisan-lapisan bumi yaitu Lithosfer (berat jenis
3,4-4), Mantel Bumi (berat jenis 4-6), dan Inti Bumi (berat jenis 6-12)
d. Sifat magnetik bumi
Kemagnetan bumi ditandai oleh dua hal yaitu :
a. Deklinasi magnetis yaitu sudut yang dibentuk antara jarum magnetis
dengan bujur geografik.
b. Inklinasi magnetis yaitu inklinasi jarum magnet terhadap horizon.
e. Tekanan bumi
Tekanan bumi ditentukan satu atmosfer, tekanan ini semakin
meningkat searah dengan kedalamannya.
f. Temperatur bumi/ Suhu bumi
Temperatur di bumi dipengaruhi oleh faktor: insolasi, tinggi
rendahnya permukaan bumi, distribusi tanah dan air di permukaan bumi
yang tidak merata, vegetasi, arus laut dan arus udara.
2. Gerakan Bumi
a. Rotasi, adalah perputaran bumi pada porosnya dari arah barat ke timur,
dimana sekali putaran memerlukan waktu 23 jam 56 menit.

19
Akibat rotasi bumi:
(a) Perbedaan waktu
(b) Terjadi pembelokan arah angin
(c) Terjadinya peredaran semu matahari,dll
b. Revolusi, adalah bumi bergerak mengelilingi matahari, memakan waktu
selama 365 hari 5jam 48 menit

Akibat revolusi bumi:


(a) Peredaran semu tahunan matahari
(b) Pergantian musim
(c) Perubahan panjang siang/malam, Dll
3. Lithosfer dan dinamikanya
a. Lithosfer

Merupakan lapisan yang paling atas dari tubuh bumi yang secara
keseluruhan terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
1. Lithosfer
Lapisan yang terletak diatas lapisan pengantara, dengan ketebalan
1200km yang terdiri atas lapisan SIAL (silisium aluminium) dan
SIMA (silisium magnesium). SIAL terdapat di kerak benua dan SIMA
terletak di kerak samudera.

20
2. Lapisan Pengantara/ astenosfer/mantel
Kedalamannya mencapai 2.900 km dari dasar kerak bumi, banyak
mengandung mineral Ferro-Magnetik
3. Inti bumi/ Barysfer
Kedalammya mencapai 5.500 km yang mengandung besi dan nikel
atau nife.
b. Mineral dan Batuan
1. Mineral, adalah persenyawaan anorganik asli yang mempunyai
persenyawaan kimia tetap, terdapat dalam keadaan padat, setengah
padat, gas atau cair. Mineral dapat dibedakan menjadi:
(a) Mineral Utama (penting fungsinya: kuarsa kalsedon, Feldspar,
ortoklas)
(b) Mineral Sekunder ( mineral khorit dari mineral biotit karena
pelapukan)
(c) Mineral Aksesor (magnetit yang terdapat pada batuan beku).
2. Batuan, batuan pembentuk lithosfer dikelompokkan menjadi tiga
yaitu:
a. Batuan Beku, terbentuk dari hasil pembekuan magma. Contoh:
basalt, Obsidian, Granit, dan Apung. Berdasar tempat terjadinya
ada tiga jenis batuan beku:
1. Batuan beku dalam, terbentuk ketika magma masih dalam
bagian kerak bumi dalam.
2. Batuan beku luar, terbentuk dari pembekuan magma di
permukaan bumi.
3. Batuan beku gang, terbentuk dalam celah-celah kerak bumi.
b. Batuan Sedimen, terbentuk dari endapan hasil proses pelarutan atau
pengikisan batuan yang sudah ada sebelumnya, baik berasal dari
batuan beku, batuan metamorf atau batuan sedimen. Ciri utama
batuan adalah berlapis-lapis. Contoh: konglomerat, breksi, kapur,
pasir, serpih dll.

21
c. Batuan Metamorf, terbentuk dari batuan sedimen dan beku yang
mengalami panas, tekanan, dan aktivitas zat-zat kimia. Contoh:
pualam, sabak, kuarsa.
Siklus batuan dimulai dari magma yang keluar mengalami
pendinginan- terbentuklah batuan beku-mengalami pelapukan dan
erosi-terbentuk batuan sedimen-mengalami endapan dan tekanan-
terbentuk batuan metamorf-mengalami peleburan-menjadi magma
kembali
4. Dinamika Lithosfer
a. Teori Pembentukan Relief Permukaan Bumi, yaitu:
1. Teori Kontraksi (James Dana dan Elie De Boumant)
Bahwa kerak bumi mengalami pengerutan karena terjadinya
pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas
2. Teori Laurasia-Gondwana (Eduard Zuess dan Frank B.Taylor)
Bahwa pada mulanya terdapat dua benua yaitu benua Laurasia (utara)
dan Gondwana (Selatan), kedua benua itu kemudian bergerak secara
perlahan ke arah ekuator sehingga terpecah-pecah membentuk benua-
benua seperti sekarang.Laurasia pecah menjadi Eropa, Asia, Amerika
Utara dan Gondwana pecah menjadi Amerika Selatan, Afrika,
Australia.
3. Teori Pergeseran Benua ( Alfred Wegener)
Permukaan bumi pada awalnya hanya terdapat satu benua besar yaitu
Pangea, kemudian benua bergeser secara perlahan ke arah ekuator dan
barat mencapai posisi seperti sekarang.
4. Teori Konveksi (Harry H.Hess)
Pada lapisan astenosfer terdapat arus memutar (arus konveksi) yang
merambat sampai permukaan bumi dan menyebabkannya permukaan
bumi menjadi tidak datar.
5. Teori Lempeng Tektonik (Mc.Kenzie dan Robert Parker)
Kerak bumi mengapung diatas lapisan astenosfer karena adanya aliran
arus konveksi maka terseret mengikuti arah arus konveksi yang

22
menyebabkan pergeseran pada kerak bumi.Maka terjadilah pergeseran
saling menjauh, berpapasan dan bertabrakan.
b. Tenaga Geologi, dibedakan menjadi dua:
1. Tenaga Endogen (tenaga dari dalam bumi)
a. Tektonisme

Tektonisme adalah proses gerakan-gerakan lapisan


penyusun kerak bumi. Adanya tenaga tektonik dapat
menyebabkan terjadinya pengangkatan, lipatan, dan patahan. Ada
beberapa bentuk lipatan seperti terlihat dalam gambar berikut.

Bagian puncak lipatan dinamakan antiklin dan


lembahnya disebut sinklin.
b. Vulkanisme
* Adalah peristiwa penerobosan magma dari dalam bumi ke
permukaan bumi terdapat dua kemungkinan bsebagai akibat
akhtivitas vulkanisme. Peristiwa penyusupan magma kedalam
lapisan kerak bumi disebut intrusi, sedangkan jika magma
itu dapat mencapai permukaan bumi disebut ekstrusi atau gunung
berapi
* Berdasarkan bentuknya intrusi dapat dibedakan menjadi
beberapa macam:
1) Batolit 4) Sill
2) Stok 5) Dike
3) Lakolit 6) Phakolit
* Hasil-hasil erupsi gunung berapi:
a. Material cair (aliran lava ketika suatu vulkan bererupsi)

23
b. Material padat atau Eflata ( lapili, Abu vulkanik dan
debu vulkanik)
c. Material vulkanik yang berbentuk gas (CL, HCL, C02,
H2S, H2SO3, CH4, H2)
* Erupsi vulkanik
Berdasarkan bentuk lubang tempat keluarnya magma ke
permukaan bumi, erupsi vulkanik dapat dibedakan menjadi:
a. Erupsi sentral
Pada erupsi ini, magma keluar kepermukaan bumi
melalui sebuah pipa kepundan.
b. Erupsi Efusif
Pada erupsi ini magma keluar dari lubang
kepundan tanpa disertai ledakan.
c. Erupsi Eksplosif
Erupsi pada umumnya ditandai dengan ledakan
yang keras.
d. Erupsi campuran
Sifat erupsi yang bervariasi, yaitu antara efusi dan
eksplosif yang silih berganti. Erupsi semacam ini
menghasilakan gunung berapi strato
e. Erupsi linier
* Berdasarkan kekuatan tekanan gas dan derajat kecairan lava,
Eschar mengklasifikasikan erupsi sentral menjadi beberapa tipe,
yaitu :
a. Tipe hawai (lava yang cair encer)
b. Tipe Stroboli (lava yang cair encer)
c. Tipe vulkano (lava cair)
d. Tipe Merapi (magma kental)
e. Tipe pelee (magma kental)
f. Tipe St. Vincent (magma kental)
g. Tipe perret (letusan vulkan yang paling hebat, cirri –
cirinya lava cair)

24
* Gejala Pasca Vulkanik
Terdapat bermacam-macam bentuk pasca vulkanik,
antara lain berupa:
a. Fumarol (gas)
b. Ekshalasi, yaitu berupa mofet (CO2), fumarol (H2O), dan
solfatar
(H2S).Kegiatan ini banyak di temukan di Dieng Jawa tengah.
c. Mata air panas, yaitu mata air yang temperaturnya lebih
tinggi dari udara
disekitarnya. Contohnya mata air panas di Pacet Mojokerto Jawa
Timur.
d. Mata air mineral, yaitu mata air yang airnya
mengandung mineral-mineral tertentu, seperti belerang, atau
mineral yang lain.
e. Geyser, yaitu pancaran air panas yang terjadi secara
periodik
* Hubungan antara Lempeng Tektonik dan Vulkanisme
Keterkaitan antara gerakan lempeng tektonik dengan
keberadaan gunung api dibuktikan dari persebaran gunung
api yang sebagian besar berada di sepanjang jalur subduksi di
dunia.
* Dampak keberadaan vulkanisme terhadap kehidupan manusia.
Letusan gunung api sering menimbulkan bencana bagi
manusia yang menelan korban jiwa maupun harta benda serta
dapat merusak infrastruktur di suatu wilayah. Di samping akibat-
akibat yang merugikan dari adanya letusan gunung api, seperti
timbulnya korban harta, benda, dan nyawa, keberadaan
gunung berapi banyak memberikan keuntungan bagi
kehidupan manusia.
Keuntungan keberadaan gunung api bagi suatu wilayah, antara
lain sebagai berikut.
 Material yang dikeluarkan menghasilkan tanah yang subur.

25
 Menghasilkan berbagai jenis bahan tambang.
 Dengan morfologinya menimbulkan hujan orografis.
 Mengatur tata hidrologis di suatu wilayah.
 Dengan morfologinya menyebabkan terjadinya variasi iklim.
 Sebagai salah satu sumber energi, yaitu panas bumi.
 Potensial sebagai objek wisata.
* Persebaran vulkanisme di dunia

d. Gempa Bumi
* Gempa bumi adalah getaran yang berasal dari dalam bumi
dan dapat dirasakan sampai dipermukaan bumi. Ada beberapa
istilah yang perlu dipahami dalam mempelajari gempa bumi,
antara lain sebagai berikut.
 Hiposentrum, adalah pusat/ sumber gempa yang terletak di
dalam bumi.
 Episentrum, adalah titik atau garis yang terletak di permukaan
bumi.
 Seismograf, adalah alat yang digunakan untuk mencatat
getaran gempa.
 Seismogram, adalah gambaran getaran gempa yang dicatat
oleh seismograf.
 Jarak fokus, adalah jarak antara episentrum dan
hiposentrum (kedalaman gempa).

26
 Isoseis, adalah garis pada peta yang menghubungkan
daerah -daerah dipermukaan bumi yang mengalami getaran
gempa bumi yang kekuatannya sama.
 Pleistosesis, adalah garis pada peta yang menggambarkan
daerah-daerah yang mengalami kerusakan paling hebat ketika
terjadi gempa bumi.
 Homoseis, adalah garis pada peta yang menggambarkan
daerah yang merasakan getaran gelombang primer pada waktu
yang sama.
 Getaran gempa, adalah getaran yang terjadi pada saat
terjadinya gempa bumi.

b. Tenaga Eksogen (tenaga dari luar bumi), terdiri dari:


(1) Pelapukan
Pelapukan merupakan proses perusakan dan penghancuran
batuan penyusun kerak bumi. Pelapukan terjadi melalui tiga
macam proses yaitu secara mekanis, kimia dan organis.
(3) Pengikisan dan Pengendapan
Organisme dapat mengubah bentuk batuan baik secara
mekanik maupun kimiawi. Kehadiran mikroorganisme pada
lapisan batuan dapat mengakibatkan reaksi – reaksi kimia
berlangsung secara lebih intensif
(4) Aktivitas Geologi Oleh Manusia
Dengan bermacam-macam kegiatannya, manusia
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kerak bumi.
Pengolahan tanah untuk lahan pertanian dengan cara membajak
atau mencangkul, menyebabkan tanah yang semula padat
menjadi gembur dan tidak terkobnsulidasi lagi. Tanah yang semula
merupakan lahan kering diusahakan untuk di airi, sebaliknya tanah
rawa yang semula selalu tergenang air di buat saluran-saluran
pemutus supaya kering untuk dijadikan lahan pertanian.

27
Bentuk bumi
PETA KONSEP
Gravitasi bumi
Sifat Fisik Bumi
Berat jenis bumi

Sifat magnetik bumi

Tekanan bumi

Temperatur bumi
Dinamika Rotasi
planet bumi Gerakan Bumi

Revolusi

Lithosfer
Lapisan
Asthenosfer
Lithosfer dan
Dinamikanya Barysfer

Mineral: utama,
Sekunder,
Mineral dan Aksesor
batuan

Batuan: Beku,
Sedimen,
Metamorf
Teori
Pembentukan
Bumi Kontraksi

Laurasia-Gondwana

Pergerakan Benua

Konveksi

Endogen Tenaga Lempeng Tektonik


Geologi
Eksogen

28
BAB III : HIDROSFER

Hidrosfer terdiri dari laut, danau, rawa, sungai, air tanah, salju dan es. Air
laut meliputi 97,22% sedangkan sisanya 2, 78% merupakan air tawar. Siklus
hidrologi dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini:

Siklus Hidrologi dimulai dari penguapan air laut dan mengalami


kondensasi terbawa angin menjadi awan kemudian turun hujan
(presipitasi) dan menyerap ke dalam tanah (infiltrasi).
 Siklus hidrologi mempunyai 3 macam siklus, yaitu:
a. Siklus Pendek: Evaporasi-Kondensasi-Presipitasi diatas laut
b. Siklus Sedang: Evaporasi-Kondensasi-Presipitasi diatas daratan-
Infiltrasi-Perkolasi
c. Siklus Panjang: Evaporasi-Sublimasi-Kristal es-Hujan salju-Infiltrasi-
Perkolasi
 Distribusi di air samudera dan air tawar di bumi (Tarbuck,1998)
Gambaran jumlah air yang ada di permukaan bumi dapat dilihat pada tabel
berikut.
a. Di lautan/samudra : 329.000.000 cubic milies
b. Di danau dan sungai : 55.000 cubic milies
c. Didalam tanah : 20.780.000 cubic milies
d. Salju dan es : 3.250.000 cubic milies
e. Di atmosfer : 3.600 cubic milies

29
1. Samudera dan Laut
a. Topografi dasar laut dibedakan dua, yaitu;
1. Continental Margin, yaitu dasar laut yang berdekatan dengan benua.
Yang dibedakan menjadi tiga bagian
(a) continental shelf; dasar laut yang berbatasan dengan benua
(b) continental slope; dasar laut terletak dibawah continental shelf
(c) continental rise;dasar laut yang lebih dalam.
2. Ocean Basin, yaitu dasar laut dengan relatif yang sangat bervariasi.
Disini dijumpai; abysal plain, trench, sub marine ridge, seamount, dan
guyot.

b. Berdasarkan kedalamannya, dasar laut dibedakan menjadi empat zona


yaitu:
1. Zone Litoral
Zone ini terletak dipantai, yaitu merupaka daerah yang terletak
diantara permukaa air laut pasang naik dan pasang surut.
2. Zone Neritik

30
Yaitu dasar laut sejak dari pantai sampai kedalaman sekitar 200
meter.
3. Zone Bathyal
Yaitu dasar laut yang berada pada kedalaman antara 200-1800 meter.
4. Zone Abysal
Yaitu dasar laut dengan kedalaman lebih dari 1800 meter.

2. Sungai
Air sungai berasal dari curahan air hujan dari atmosfer yang jatuh dan
mengalir di permukaan bumi membentuk saluran-saluran kecil yang
bergabung menjadi lebih besar dan membentuk sungai.
a. Berdasarkan sumber airnya, sungai dibedakan menjadi
(1) Sungai Gletser
(2) Sungai Hujan, dan
(3) Sungai Campuran.

b. Pola aliran sungai dalam DAS:


(1) Dendritik (6) Radial sentripetal
(2) Rectangular (7) Annular
(3) Pararel (8) Pinnate
(4) Trelis (9) Multibasinal
(5) Radial sentrifugal

31
Gambar: Pola aliran sungai
(http://wgbis.ces.iisc.ernet.in/energy/water/paper/ETR_23/chapter1.htm)
Diakses 23 Juli 2016
c. Berdasarkan debit airnya, sungai dibedakan menjadi;
(1) Sungai Permanent : sungai yang airnya sepanjang tahun relative
tetap. Contoh sungai Kapuas, Sungai Musi, sungai Batanghari, dll
(2) Sungai Periodic : sungai yang pada musim hujan airnya banyak
sedang pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai Brantas, sungai
Opak, sungai Bengawan Solo.
(3) Sungai Episodic : Sungai yang pada musim kemarau kering
sedangkan pada musim penghujan airnya banyak. Contoh sungai Loku
Kalada di P. Sumba.
d. Berdasarkan asal kejadian (genesis) sungai dibedakan
(1) Sungai Konsekuen : sungai yang mengalir mengikuti arah
lereng awal
(2) Sungai Subsekuen : sungai yang mengikuti DIP batuan
(3) Sungai Obsekuen : sungai yang mengalir berlawanan dengan
arah sungai konsekuen atau berlawanan
dengan arah DIP (kemiringan lapisan batuan)
dan bermuara di sungai subsekuen.
(4) Sungai Resekuen : sungai yang mengalir mengikuti arah dip
dan bermuara di sungai subsekuen.
(5) Sungai Insekuen : sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh
lapisan batuan maupun struktur geologi.

32
e. Berdasarkan struktur geologinya, sungai dibedakan; (1) Sungai
Antesenden, (2) Sungai Superposed
3. Danau
Danau adalah suatu genangan air di sebuah ledokan besar/depresi di
permukaan bumi dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan laut.
Keadaan ini makin lama mempengaruhi keadaan kadar garam air danau.
Pada danau yang memilki jalan keluar (outlet) dan airnya mengalir
umumnya kadar garamnya rendah (tawar) sedangakan pada danau yang
tidak punya jalan keluar (outlet) dan airnya tidak mengalir, makin lama
kadar garamnya makin naik (air asin).
4. Air Tanah
Air bawah tanah adalah air yang terdapat dalam batuan.Terdapat dua
lapisan batuan utama yaitu impermeable (lapisan batuan kedap air) dan
permeable (lapisan tembus air). Kapasitas air atau moisture capacity yaitu
kemampuan batuan untuk menyimpan air yang telah diserap, dibedakan
menjadi tiga bagian yaitu:
a. Batuan dengan kapasitas tinggi; peat dan clyloam.
b. Batuan dengan kapasitas rendah; loess, argillaceous sandstone dan
argillaceous sand.
c. Batuan yang tidak memiliki kapasitas; batuan beku.
Berdasarkan tempat terdapatnya air bawah tanah dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
a. Soil water adalah air yang berada dalam lapisan tanah yaitu sampai
kedalaman beberapa kaki dari permukaan tanah.
b. Sub soil waters (water table), kedalaman water table sangat bervariasi
yang dipengaruhi oleh keadaan presipitasi, evapotranspirasi, infiltrasi,
kedalaman lapisan batuan kedap air.
c. Interstrata waters adalah air bawah tanah yang terdapat antar lapisan
batuan yang impermeable. Pada daerah yang memiliki struktur sebagai
sinklin, interstrata waters ini dapat menyebabkan timbulnya sumber air
artesis.

33
Gambar: Sumber air artesis
http://geograph88.blogspot.co.id/2013/05/profil-air-tanah.html, Diakses 13
Juni 2016
Temperatur air tanah tergantung pada kondisi batuan yang ada
disekitarnya yaitu litosfernya. Disamping itu juga dipengaruhi oleh
kegiatan vulkanisme sehingga kadang – kadang timbul sumber air panas
dan gletser. Di antara peran yang sanggt penting yang dilakukan air
adalah penghancur secara universal. Jika waktu mencukupi, hampir
semua mineral secara umum di dalam lapisan kulit bumi dilarutkan ke
dalam air

34
PETA KONSEP

Pengertian Pendek

Siklus Hidrologi Sedang

Panjang
Continental Margin
Samudera dan
Laut Topografi
Ocean Basin

Lithoral
Kedalamannya
Hidrosfer
Neritik

Bathyal

Abysal

Sungai Sumber air Gletser, Hutan, campuran

Dendritik, Rectangular, Pararel,


Pola Aliran
Radial Sentrifugal, Radial
Sentripetal, Annular, Pinnate,
Multibasinal

Debit Air

35
Permanent, Periodic, Episodic

Asal Kejadian Konsekuen, Obsekuen,


Resekuen, Insekuen

Danau

Air Tanah

BAB IV: ATMOSFER


1. Pengertian dan Struktur Lapisan Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi yang terdiri dari
campuran gas yang terdiri dari Nitrogen (78%), Oksigen (21%), Argon
(0,9%), Neon (0,0018%), Hidrogen (0,00005%), Helium (0,0005%),
Kripton (0,0001%), karbondioksida (0,038%) dan Xenon (0,000009%).
Lapisan-lapisan Atmosfer

1. Troposfer
Lapisan ini terdapat pada bagian yang paling bawah dari atmosfer.
Ketebalan troposfer berbeda-beda, di daerah ekuator ketebalannya
mencapai kira-kira 16 km, di daerah sedang sekitar 11 km, dan di kutub
sekitar 8 km. Pada lapisan ini semakin tinggi suhunya akan semakin
rendah. Penurunan suhu ini dapat dihitung menurut teori Braak, bahwa
setiap kenaikan 100m dari permukaan bumi akan diikuti oleh penurunan
suhu 0,61°C. Hampir semua fenomena cuaca dan iklim terjadi pada
lapisan ini.
2. Stratosfer
Stratosfer terletak di atas lapisan troposfer yang antara keduanya
dipisahkan lapisan tropopause. Lapisan stratosfer ini berkembang sampai
ketinggian kira-kira 50 km dari ketinggian 11 km di daerah sedang. Dari
bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin

36
bertambah seiring kenaikan ketinggian. Pada lapisan ini terjadi akumulasi
ozon menyerap radiasi ultraviolet dari pancaran matahari. Lapisan ini
sangat penting peranannya bagi makhluk hidup di bumi, karena sinar ultra
violet yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
3. Mesosfer
Lapisan mesosfer terletak di atas stratosfer dengan ketinggian
sekitar 50 - 80 km di atas permukaan bumi. Pada lapisan ini, kenaikan
ketinggian diikuti oleh penurunan suhu, yaitu setiap bertambahnya
ketinggian 100 meter diikuti oleh penurunan suhu 0,4°C. Lapisan ini bagi
bumi berfungsi sebagai perisai hujan meteor yang menuju permukaan
bumi.
4. Termosfer
Termosfer terletak di atas mesosfer dengan ketinggian sekitar 80
km sampai 650 km di atas permukaan bumi. Suhu udara di lapisan bagian
atas Thermosfer dapat mencapai 1.100°C sampai 1.650°C. Pada lapisan ini
gas-gas mengalami ionisasi, terjadi pemecahan molekul oksigen menjadi
oksigen atomik yang menghasilkan panas pada lapisan tersebut. Itulah
sebabnya maka lapisan ini disebut juga ionosfer. Lapisan ini berfungsi
sebagai pemantul gelombang radio sebagai media komunikasi yang sangat
penting di bumi.
5. Eksosfer
Lapisan eksosfer adalah lapisan atmosfer yang paling atas. Lapisan
ini ketinggiannya tidak diketahui secara pasti dan tidak ada batas yang
jelas antara eksosfer dan luar angkasa.

2. Cuaca dan Iklim

37
a. Cuaca
Adalah keadaan atmosfer pada waktu tertentu dalam periode yang
pendek dan wilayah yang sempit.
1. Unsur-unsur Cuaca
a. Suhu Udara (alat pengukur: Thermometer)
adalah keadaan panas dinginnya udara.Faktor-faktor yang
mempengaruhi suhu suatu wilayah: letak lintang, jarak dari lautan,
ketinggian, arus laut, letak lereng, dan kondisi keawanan.
b. Angin (alat pengukur: Anemometer)
adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan maksimum
menuju daerah bertekanan minimum.
Angin dibedakan menjadi:
(1) Angin tetap: angin pasat, angin barat, dan angin timur
(2) Angin lokal: angin muson, angin laut, angin darat, angin
gunung, angin lembah, dan angin jatuh.
c. Tekanan Udara (alat pengukur: Barometer)
adalah tekanan yang diberikan oleh udara setiap luas 1cm 2 bidang
datar di permukaan bumi sampai batas atmosfer.
d. Curah Hujan (alat pengukur: Fluviometer)
Hujan dapat dibedakan menjadi tiga:
(1) Hujan Orografis
Hujan ini terjadi karena angin yang bergerak dipaksa naik
melalui pegunungan. Ketika udara naik, suhunya akan turun
sampai di pada titik kondensasi. Dengan demikian akan
terbentuk awan dan kemudian jatuh sebagai hujan
(2) Hujan konveksi
Daratan yang menerima panas dari matahari menyebabkan
udara di atasnya menjadi panas melalui konduksi. Udara yang
dipanaskan naik dan digantikan oleh udara yang lebih sejuk.
Udara yang terus naik akan sampai pada ketinggian yang
menjadikan uap air yang dikandungnya mengalami

38
kondensasi. Dengan demikian akan terbentuk awan dan
hujanpun bisa terjadi
(3) Hujan Front
Hujan front terjadi jika dua massa udara yang suhunya berbeda
bertemu. Jika massa udara hangat dan udara dingin bertemu,
maka udara yang hangat akan naik dan berada di atas udara
dingin. Udara panas yang terangkat akan mendingin,
membentuk awan dan menyebabkan terjadinya hujan
e. Kelembapan Udara (alat pengukur: hygrometer)
adalah kandungan uap air yang terdapat dalam 1m3massa udara.
f. Sinar matahari (alat pengukur: Campbell-stokes) Dengan alat ini
intensitas sinar matahari dapat direkam secara terus menerus
sepanjang hari.
g. Tutupan Awan
Awan adalah kumpulan titik-titik air/Kristal es di dalam udara yang
terjadi dari kondensasi/sublimasi uap air dalam udara.
1. Berdasar bentuknya: awan Commulus (bergumpal-gumpal
bagian dasarnya horizontal), awan stratus (tipis tersebar luas
dan merata), awan cirus (halus, berserat seperti bulu burung).
2. Berdasar ketinggiannya: (a) Awan rendah (<2000m):
stratocumulus, nimbostratus, cumulus, cumulunimbus, dan
stratus, (b) Awan medium (2000-6000m): altocumulus,
altostratus, dan altocirus, (c) Awan tinggi (>6000m): cirrus,
cirrusstratus, cirrocumulus.
b. Iklim
Adalah kondisi rata-rata dari suatu daerah yang relative luas dalam waktu
yang lama.
1. Iklim matahari: didasarkan atas letak lintang suatu wilayah di
permukaan bumi. Dibedakan menjadi:
(a) iklim tropis (23,5oLU-23,5oLS)
(b) iklim sub tropis (23,5-40)
(c) iklim sedang (40-60,5), dan

39
(d) iklim dingin (66,5-90)
2. Iklim Junghuhn: berdasarkan ketinggian tempat dan mengkaitkan
iklim dan jenis vegetasi. Dibedakan:
(1) Panas (0-700m, 26,3-22oC)
(2) Sedang (700-1500m, 22-17,1oC)
(3) Sejuk (1500m-2500m, 17,1-11,1oC)
(4) Dingin (>2500-3300m, 11,1-6,2 oC).

Gambar:Pembagian Iklim menurut Junghuhn

3. Iklim Schmidt-Ferguson: didasarkan jumlah bulan kering dan


jumlah bulan basah/ didasarkan nilai indeks nilai Q.

Rata-rata bln kering


Rumus Q = ............................................x 100%
Rata-rata bln basah

Dimana:
- Bulan kering adalah bulan yang menerima curah hujan kurang dari
60 mm
- Bulan basah adalah bulan yang menerima curah hujan lebih dari 100
mm
- Bulan lembab adalah bulan yang menerima curah hujan 60-100 mm
Berdasarkan nilai Q, Schmidt dan Ferguson meentukan tipe hujan di
Indonesia sebagai berikut. Semakin kecil harga Q, makin basah suatu
tempat dan sebaliknya

Golongan Iklim Nilai Q (%) Sifat


A 0 - 14,3 Sangat basah
B 14,3 – 33,3 Basah
C 33,33 – 60,0 Agak basah
D 60,0 – 100 Sedang

40
E 100,0 – 167,0 Agak kering
F 167,0 – 300,0 Kering
G 300,0 – 700,0 Sangat kering
H Lebih dari 700 Luar biasa kering

4. Iklim Koppen: berdasarkan suhu dan curah hujan.Dibedakan


menjadi:
a. iklim A (iklim tropis): Af (hutan tropis), Am (hutan musim), Aw
(hutan sabana).
b. iklim B (iklim kering): Bs (stepa kering), Bw (padang pasir).
c. iklim C (iklim sedang): Cs, Cw, Cf.
d. iklim D (iklim dingin): Dw, Df.
e. iklim E (iklim kutub): ET, EF, Eh.
5. Iklim Thornthwaite: berdasarkan vegetasi, menggunakan unsur
penguapan yaitu kebutuhan air oleh tanaman tidak hanya tergantung
pada besarnya hujan tapi tergantung pada besarnya penguapan.

PETA KONSEP
Atmosfer dan dampaknya
Terhadap kehidupan

struktur lapisan

Troposfer Stratosfer Mesosfer Eksosfer

pengamatan untuk kehidupan Cuaca


suhu Tetap Pasat
unsur
bentuk Angin
Iklim Local Barat
Tekanan
udara Timur
Curah
hujan
Kelembap Muson
an
s.matahari Darat/laut

Awan Gunung/lembah
Iklim matahari

41
Jatuh/fohn
Iklim junghunh

Iklim schimidt ferguson

Iklim koppen

Iklim
thornthwaite

BAB V: PERPETAAN, PENGINDERAAN JAUH, DAN SISTEM


INFORMASI GEOGRAFI (SIG)

1. PERPETAAN
a. Pengertian Peta
Menurut Erwin Raiz, Peta adalah gambaran konvensional permukaan
bumi seperti kenampakannya dilihat dari atas secara tegak lurus dan
dibubuhi tulisan-tulisan serta keterangan-keterangan untuk kepentingan
pengenalan.

2. Klasifikasi Peta
a. Berdasarkan Skala:
1. kadaster (1:100-1:5.000)
2. skala besar (1: 5.000-1:250.000)
3. skala sedang (1:250.000-1:500.000)
4. skala kecil (1:500.000-1:1.000.000), dan
5. geografi (1:>1.000.000)
b. Berdasarkan Isinya
1. Peta umum: menggambarkan kenampakan umum dari permukaan
bumi baik kenampakan alami ataupun buatan manusia.
2. Peta Khusus: menggambarkan kenampakan khusus/ tema tertentu.
3. Syarat-syarat Peta

42
Sebuah Peta terdiri dari muka peta (cakupan wilayah daerah yang
digambar dalam peta) dan informasi tepi peta (informasi yang biasanya
terletak di seputar muka peta yang disebut komponen-komponen peta).
Komponen-komponen peta yaitu:
a. Judul peta, menunjukkan nama wilayah yang digambarkan.
b. Skala peta, perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang
sebenarnya di permukaan bumi.
c. Orientasi peta, petunjuk arah pada peta.
d. Legenda, keterangan dari simbol yang digambarkan dalam peta.
e. Penyusun/pembuat peta, dapat mengetahui kualitas peta yang
dibaca.
f. Sumber data, referensi yang digunakan sebagai dasar pembuatan
peta.
g. Grid peta, berhubungan dengan garis lintang dan garis bujur.
h. Inzet, untuk memberikan posisi wilayah yang digambar dalam peta
terhadap cakupan wilayah administrasi diatas atau dibawahnya.

4. Fungsi Peta
a. Alat bantu memberikan informasi bersifat spasial dan spesifik dari
suatu daerah.
b. Alat pandung yang penting untuk terjun di lapangan.
c. Alat menganalisis/ deskripsi daerah yang sedang diteliti.
d. Dll.

5. Skala Peta
Dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Skala numerik/ angka/ pecahan, dinyatakan dengan angka yang
berupa perbandingan atau pecahan, contoh: 1:25.000 dapat dinyatakan
1/25.000
b. Skala Verbal, dinyatakan dengan kata-kata, contoh: 1 inchi to 12 miles
artinya jarak 1 inchi di peta mewakili 12 mil di lapangan.
c. Skala grafis, dinyatakan dalam bentuk garis lurus

43
6. Pararel dan Meridian
a. Pararel (garis lintang): lingkaran-lingkaran yang sejajar dengan
lingkaran equator.
b. Meridian (garis bujur): lingkaran-lingkaran yang melalui kutub-kutub
bumi sebanyak 180o lingkaran/ membagi lingkaran pararel menjadi
360o bagian yang sama. Garis ini berfungsi sebagai pedoman untuk
membedakan waktu dari tempat satu ke tempat lain.
Wilayah Indonesia terbentang melalui tiga bujur standart: 105 o;
120o; 135o BT, oleh sebab itu Indonesia dibagi menjadi 3wilayah
waktu:
a. WIB dengan bujur standart 105oBT. Waktu tolaknya = waktu
Greenwich+(105/15)jam= waktu Greenwich+7 jam.
b. WITA dengan bujur standart 120oBT. Waktu tolaknya =
Greenwich+(120/15)jam= waktu Greenwich+8 jam.
c. WIT dengan bujur standart 135oBT. Waktu tolaknya =
Greenwich+(135/15)jam= waktu Greenwich+9 jam.

7. Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah suatu sistem yang memberikan hubungan antara
posisi titik-titik di bumi dan di peta/ suatu sistem garis-garis pararel dan
meridian yang teratur tempat digambarkan suatu peta.
a. Klasifikasi Proyeksi Peta
1. Berdasarkan garis karakteristiknya
a. Proyeksi normal: proyeksi dengan garis karakteristik berimpit
dengan sumbu bumi.
b. Proyeksi Transversal: proyeksi dengan garis karakteristik
berpotongan tegak lurus dengan sumbu bumi.
c. Proyeksi Oblique: proyeksi dengan garis karakteristik
berpotongan secara miring dengan sumbu bumi.
2. Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan
a. Proyeksi equivalen: luas

44
b. Proyeksi conform: bentuk atau sudut
c. Proyeksi equidistant: jarak
3. Berdasarkan kontruksinya
a. Proyeksi gnomonis: kontruksinya diperoleh dengan pusat
penyinaran dari pusat bola bumi.
b. Proyeksi stereografis: kontruksinya diperoleh dengan pusat
penyinaran dari ujung bola bumi
c. Proyeksi orthografis: kontruksinya diperoleh dengan pusat
penyinaran dari tempat yang tak terhingga, sehingga sinar
proyeksi berupa garis-garis sejajar.

4. Berdasarkan bidang proyeksinya


a. Proyeksi Azimuthal (zenithal): bidang proyeksinya berupa
bidang datar. Ada tiga yaitu azimuthal gnomonis, azimuthal
stereografis, dan azimuthal orthografis.
b. Proyeksi kerucut: bidang proyeksinya kerucut. Ada dua yaitu
kerucut sederhana dan kerucut polyconic.
c. Proyeksi silinder: bidang proyeksinya silinder
 Beberapa proyeksi dengan pararel horizontal
a. Proyeksi mercator, mempunyai ciri-ciri: 1).proyeksi silinder
normal konform, seluruh muka bumi dilukiskan pada bidang
silinder yang sumbunya berimpit dengan sumbu bumi,
kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar. 2).
Ekuator diproyeksikan equidistan, 3) daerah kutub tidak
dapat digambarkan, 4) dll.
b. Proyeksi Gall’s: proyeksi silinder yang kontruksinya
diperoleh dengan penyinaran secara stereografis.
c. Proyeksi sinsoidal: memiliki meridian sentral berupa garis
lurus vertical yang berpotongan secara tegak lurus dengan
garis pararel.
d. Proyeksi universal Transvers Mercator (UTM)

45
Sistem UTM membagi permukaan bumi antara 80oS dan
84oU menjadi 60 zona, masing-masing 6o bujur lebar dan
berpusat di 180o-174oB dan berpusat pada 177 B meridian.
Zona penomoran meningkatkan ke arah timur, masing-
masing dari 60 zona bujur dalam sistem UTM didasarkan
pada mercator melintang proyeksi. Pemetaan wilayah besar
utara-selatan dengan batas jumlah rendah distorsi, dengan
menggunakan zona sempit dari 6o bujur-800km lebarnya dan
mengurangi skala faktor sepanjang meridian sentral dengan
hanya 0,0004-0,9996 (pengurangan 1:2500), jumlah distorsi
diselenggarakan di bawah 1bagian di 1.000 dalam setiap
zona. Distorsi skala meningkat menjadi 1,00010 pada batas
luar zona sepanjang khatulistiwa.

8. Simbol Peta
Merupakan gambaran dari fenomena-fenomena tertentu yang ada di
permukaan bumi. Simbol peta dapat dibedakan menjadi:
a. Berdasarkan kenampakan geografis yang digambarkan
1. Simbol untuk menggambarkan relief, dengan metode hachuring
(menempatkan garis-garis arsiran pararel searah drainase), metode
plastic shading (menganggap bahwa bumi sebagai relief model),
metode counturing (dengan menggunakan garis-garis kontur),
metode tanaka kitiro (menggambarkan relief didasarkan pada garis
kontur dengan menempatkan gari-garis horizontal melalui kontur
tersebut), dan metode morfografi (penggambaran relief dengan
bentuk yang sebenarnya dengan mengutamakan tipe-tipe landscap
dan genesisnya).
2. Simbol untuk menggambarkan kenampakan hidrografi,
digambarkan dengan warna biru.
3. Simbol untuk menggambarkan hasil karya manusia, dalam peta
digambarkan dengan warna merah atau hitam.

46
4. Simbol untuk menggambarkan vegetasi, digambarkan dengan
warna hijau sedangkan untuk peta hitam putih dapat digambarkan
dengan pictorial.

b. Berdasarkan Nilainya
a. Simbol Kualitatif: semua simbol yang hanya menunjukkan jenis
kenampakan yang diwakili. Simbol ini dapat menggambarkan data
sebagai berikut: data posisional/titik, data linier, dan data bidang/
luasan.
b. Simbol Kuantitatif: simbol yang menunjukkan kecuali lokasi dari
unsur yang digambarkan juga menunjukkan jumlah atau kuantum
data, baik relatif maupun absolut. Simbol ini dapat menggambarkan
data sebagai berikut: data posisional/titik, data linier kuantitatif,
dan data wilayah.

9. Lattering
a. Tipe Huruf; roman (untuk penulisan kenampakan kultural), inclined
ghotic (untuk penulisan kenampakan kultural), italic (untuk penulisan
kenampakan perairan), dan gotic (untuk penulisan kenampakan relief).
b. Penempatan huruf
1. Huruf harus ditempatkan sedekat mungkin dengan
kenampakannya, harus jelas, sederhana, mudah dibaca.
2. Nama sungai harus menempel pada sungai
3. Nama samudera/laut harus ditempatkan membentang sepanjang
laut pada gambar.
4. Nama selat/terusan/teluk ditempatkan mengikuti bentuk
kenampakan tersebut
5. Nama kota harus menempel pada kota tersebut.
6. Penulisan nama kota tidak memotong batas dengan wilayah lain.

47
7. Nama negara/ bagian negara ditempatkan membenatang sepanjang
negara dengan huruf besar semua, dan sejajar dengan pararel
daerah tersebut.
8. Nama-nama pegunungan huruf ditempatkan membentang
sepanjang pegunungan dengan huruf besar semua.

2. PENGINDERAAN JAUH
a. Pengertian Penginderaan Jauh
 Menurut Lillesand dan Kiefer, 1998: penginderaan jauh adalah ilmu
atau seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau
gejala, dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat, tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau
gejala yang akan dikaji.

b. Komponen Penginderaan Jauh


1. Sumber Tenaga, dibedakan jadi dua yaitu: (a) sumber tenaga alamiah/
pasif, (b) sumber tenaga buatan/ aktif.
2. Atmosfer, bersifat selektif terhadap panjang gelombang sehingga
hanya sebagian kecil tenaga elektromagnetik dari radiasi matahari
yang dapat mencapai bumi. Bagian spektrum elektromagnetik yang
mampu melalui atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi disebut
Jendela atmosfer..
3. Interaksi antara Tenaga dan Objek, Interaksi antara tenaga dan objek
dapat terlihat pada rona (warna) yang dihasilkan. Interaksi antara
tenaga dengan objek di permukaan bumi dapat dikelompokkan
menjadi tiga bentuk, yaitu: (a) Absorption, (b) Transmission, dan (c)
Reflection.

4. Sensor, adalah alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan


merekam suatu objek dalam daerah jangkauan tertentu. Berdasarkan
proses perekamannya: (a) Sensor fotografik: merekam objek melalui
proses kimiawi, (b) Sensor elektronik: sensor yang bekerja secara
elektrik dalam bentuk sinyal.

48
5. Wahana adalah kendaraan yang membawa sensor, diklasifikasi
menjadi tiga: (a) Pesawat terbang rendah, (b) Pesawat terbang tinggi,
(c) Satelit
6. Perolehan Data, Dapat dilakukan dengan cara manual (menggunakan
interpretasi citra secara visual) dan cara numerik /digital
(menggunakan komputer)
7. Pengguna Data, Keberhasilan aplikasi penginderaan jauh terletak
pada dapat diterima atau tidaknya hasil penginderaan jauh itu oleh
para pengguna data.

c. Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh


1. Citra penginderaan jauh dibedakan menjadi:
a. Citra foto: Gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan sensor
kamera. Citra foto dibedakan menjadi:
1. Spektrum elektromagnetik yang digunakan: Ultraviolet,
Ortokromatik, Pankromatik , Infra merah, inframerah asli,
inframerah modifikasi
2. Arah sumbu kamera ke permukaan bumi: Foto
vertikal/tegak/orto photograph, Foto condong/miring/oblique
photograph.
3. Jenis Kamera yang digunakan, dibedakan (a) Foto tunggal, (b)
Foto jamak
4. Warna yang digunakan: (a) Foto berwarna semu, (b) Foto
berwarna asli
5. Wahana yang digunakan: (a) Foto udara, dan (b)Foto satelit
b. Citra Non Foto: gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan
kamera. Citra non foto dibedakan:
1. Spektrum elektromagnetik yang digunakan: (a) Infra merah
thermal pancarnya, (b) Citra radar dan citra gelombang mikro.
2. Sensor yang digunakan: (a) Citra tunggal, (b) Citra multispektral
3. Wahana yang digunakan:

49
a. Citra dirgantara (airborne Image): citra dibuat dengan wahana
yang beroperasi di udara (contoh: citra infra merah thermal,
citra radar dan citra MSS).
b. Citra Satelit (satellite/spaceborne image): citra yang dibuat
dari antariksa atau luar angkasa. Citra ini dibedakan:
1. Citra satelit penginderaan planet; viking (AS), Venera
(Rusia).
2. Citra satelit penginderaan cuaca; NOAA (AS), meteor
(Rusia).
3. Citra satelit penginderaan sumber daya bumi; Landsat
(AS), Soyuz (Rusia), SPOT (Perancis).
d. Interpretasi Citra
1. Interpretasi citra adalah kegiatan menafsir, mengkaji,
mengidentifikasi, dan mengenali objek pada citra, selanjutnya menilai
arti penting dari objek tersebut.
2. Tahapan Interpretasi
a. Deteksi, adalah penyadapan data secara global baik yang tampak/
tidak tampak.
b. Identifikasi, adalah kegiatan mengenali objek yang tergambar pada
citra berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor.
c. Analisis, merupakan proses untuk merujuk kelompok-kelompok
objek yang mempunyai kekhususan tersendiri. Identitas objek
ditentukan dulu kemudian diklasifikasi dilanjutkan penelaahan dan
penguraian data hasil identifikasi sehingga dapat dihasilkan tabel,
grafik, peta tematik.
d. Deduksi, merupakan proses yang didasarkan pada bukti-bukti yang
mengarah pada satu titik.
e. Idealisasi, Yaitu menyajikan hasil interpretasi citra ke dalam
bentuk peta yang siap pakai.

3. Unsur Interpretasi Citra

50
a. Ciri Spektral: ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga
elektromagnetik dengan objek, yang dinyatakan dengan rona dan
warna. Rona adalah tingkat kegelapan/ kecerahan.
b. Ciri Spasial: ciri yang terkait dengan ruang, yang meliputi:
1. Bentuk, bentuk kerangka objek
2. Ukuran, berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume
3. Tekstur, frekwensi perubahan rona pada citra, dinyatakan
dengan kasar, halus, dan sedang.
4. Pola, ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia
dan bagi beberapa objek alamiah.
5. Bayangan, Dipengaruhi oleh arah datangnya sinar pada saat
pemotretan.
6. Situs, letak suatu objek terhadap objek lain disekitarnya.
7. Asosiasi, keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang
lainnya.
8. Konvergensi Bukti, penggunaan beberapa unsur interpretasi
citra sehingga lingkupnya menjadi semakin menyempit ke arah
satu kesimpulan tertentu.
c. Ciri Temporal, ciri yang terkait dengan benda pada saat
perekaman.

3. SISTEM INFORMASI GEOGRAFI


d. Pengertian
Menurut Aronoff (1989), SIG adalah sistem yang berbasis komputer
yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi
yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan
kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir
(output).
e. Data SIG
Dalam SIG terdapat 4 tahapan utama:
1) pengumpulan data dan input
2) pengelolaan database

51
3) analisis untuk mencapai tujuan pembangunan data SIG
4) pelaporan. SIG dapat dibangun dari berbagai jenis data yaitu: data peta
analog (peta dalam bentuk cetakan/hard print), peta digital, data statistik,
data hasil survei lapangan, foto udara ataupun satelit. Data spasial terdiri
dari data vektor (titik, garis, poligon) dan data raster (kumpulan pixel-
pixel).
f. Sub Sistem SIG
1. Data input, bertugas untuk mengumpulkan data dan mempersiapkan
data spasial dan atribut dari berbagai sumber.
2. Data output, menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau
sebagian basis data baik dalam bentuk shoftcopy/ hardcopy, seperti
grafik, tabel, peta dan lain-lain.
3. Data management, mengorganisasikan data spasial dan data atribut ke
dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil,
di edit atau update.
4. Data manipulasi dan analisis, menentukan informasi-informasi yang
dapat dihasilkan oleh SIG.

d. Komponen SIG
1. Brainware yaitu Orang yang menjalankan sistem yaitu yang
mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari
sistem. Contoh: operator, analis, programmer, dll.
2. Aplikasi yang mengolah data menjadi informasi. Contoh:
penjumlahan, klasifikasi, rotasi dll.
3. Data SIG yaitu data grafis dan data atribut.
4. Sofware yaitu perangkat lunak SIG yang memiliki kemampuan
pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data
spasial. Contoh: ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIL, Mapinfo)
5. Hardware yaitu perangkat keras SIG untuk menjalankan sistem.
Contoh: perangkat komputer, printer, scanner, digitizer, plotter, dll.
e. Analisis SIG
Ada beberapa tehnik dalam SIG, yaitu:

52
1. Buffering, digunakan untuk membuat poligon baru berdasarkan jarak
yang telah ditentukan dari titik, garis atau poligon tertentu. Contoh:
digunakan untuk menentukan kawasan sempadan sungai, sempadan
jalan, dll.
2. Overlay, dilakukan dengan cara menggabungkan dua atau lebih data
grafis untuk memperoleh data grafis baru yang memiliki satuan
pemetaan (unit pemetaan). Jadi dalam proses tumpang susun akan
diperoleh satuan pemetaan baru (unit baru), serta syarat dalam
membuat overlay adalah harus mempunyai sistem koordinat yang
sama.

f. Manfaat SIG
1. Di bidang pertanian: untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk usaha
pertanian dan perencanaan tata guna lahan.
2. Di bidang kebencanaan: untuk menentukan daerah rawan bencana dan
menentukan jalur evakuasi jika terjadi bencana.
3. Di bidang kehutanan: untuk memantau luas dan kondisi hutan

53
PETA KONSEP

PERPETAAN, INDERAJA DAN SIG

Klasifikasi peta Berdasar skala Kadaster

Skala besar

Berdasar Isinya Skala sedang

Skala kecil
Umum
Topografi

Khusus Chart

Tematik
Komponen peta

Judul peta

Skala peta
Numerik
Klasifikasi proyeksi
PERPETAAN Orientasi peta Verbal
peta
Legenda
Grafis

Berdasar garis Penyusunan peta


karakterisitik
Sumber data

Grid peta

Inzet

Normal, Transversal, Oblique


Berdasar sifat asli
dipertahankan Equivalent , Conform, Equidistant

Perspektif Stereografis,
Berdasar Gnomonis, Orthografis
konstruksinya
Non perspektif

54
Berdasar
bidang Azimuthal, Kerucut, Silinder
proyeksinya

Proyeksi
dengan pararel Mercator , Gall’s, Sinsoidal, Utm
horizontal
Menggambar
Hanchuring,
kan relief
Berdasarkan Plastic
Simbol peta Kenampakan shading,
geografis Menggambar Counturing,
kan Morfografi
kenampakan
hidrografi

Menggambar
kan hasil
karya
manusia
Berdasarkan
nilainya Simbol kualitatif

Lattering Sumber tenaga Aktif, Pasif


Komponen Simbol kuantitatif
Atmosfer

Interaksi tenaga dan objek

Sensor

Perolehan data

Pengguna data
Spektrum Foto ultraviolet,
PENGINDERAAN Klasifikasi citra elektromagnetik Foto
Citra foto
JAUH inderaja yang digunakan Orthokromatik,
Foto Pankromatik,
Foto Inframerah
Arah sumbu
kamera Foto vertikal,
Foto Condong
Jenis Kamera
Foto tunggal,
Foto Jamak

Warna yang
digunakan Semu, Asli

Wahana yang Foto udara: pesawat


digunakan udara/balon, satelit

Spektrum
Citra non foto elektromagnetik Infra merah thermal,
yang digunakan Citra Radar dan Citra
gelombang mikro

Sensor yang
Citra tunggal, Citra
digunakan
Multispektral, Citra mss

wahana
Dirgantara, Satelit

55
Interpretasi
Tahapan Deteksi
citra
Identifikasi

Analisis

Deduksi

Idealisme

unsur Ciri spektral

Bentuk, ukuran, tekstur, pola,


Ciri spasial bayangan, situs, asosiasi,
konvergensi bukti
Ciri temporal

Sub sistem Data Input

Data Output

Data Management

Data Manipulasi
dan Analisis

Orang yang menjalankan sistem

SIG Komponen
Aplikasi

Data yang digunakan

Software

Hardware

Analisis SIG Buffering

Overlay

56
BAB VI: BIOSFER
1. Pengertian
Biosfer adalah lapisan di permukaan bumi, yang terdiri dari lithosfer,
hidrosfer, dan atmosfer tempat kehidupan organisme berlangsung.
Lingkungan Keseluruhan komponen memiliki peran yang sangat hidup
(biotik) bersama-sama dengan komponen fisik (biotik) membentuk suatu
ekosistem.
 Ekosistem adalah satuan fungsional dari makhluk hidup dan
lingkungannya.
 Populasi adalah individu-individu yang sejenis yang ada pada suatu
tempat pada saat tertentu.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna
a. Faktor Abiotik
1. Iklim,
2. Keadaan tanah
3. Air
4. Tinggi rendah permukaan bumi,
b. Faktor biotik
Faktor biotik terdiri dari tumbuhan, hewan, dan manusia.
3. Persebaran Flora

57
a. Tundra, vegetasi yang hanya terdiri dari tumbuhan gulma terutama
berbagai tumbuhan sejenis rumput dan lumut kerak. Tundra terdapat di
bagian utara Scandinavia, Finlandia, Rusia, Siberia dan kanada.
b. Taiga, Hutan yang terdiri dari kelompok pohon jarum yang hijau
sepanjang tahun, yang tersebar di semenanjung Scandinavia, Rusia,
Alaska dan Kanada.
c. Hutan meranggas daerah iklim sedang, terdapat hutan hijau dalam
musim panas dan meranggas pada musim dingin, tumbuhannya terdiri
dari pohon berdaun lebar. Memiliki empat musim yaitu musim semi,
panas, gugur, dan dingin yang terjadi secara periodik. Terdapat di Eropa,
Asia.

d. Padang rumput, merupakan hamparan bumi yang vegetasinya


didominasi tumbuhan rumput.
e. Vegetasi gurun dan setengah gurun, terdapat sepanjang garis balik,
yaitu garis 23,5o LU dan LS sebagai akibat dari curah hujan tahunan yang
sangat rendah. Tumbuhannya adalah kaktus dan tersebar di Gobi RRC,
gurun Arab di Asia Depan, Sahara di afrika Utara dan Liano Estacado di
Amerika Utara, sedangkan sepanjang garis balik selatan terdapat di
Australia, Kalahari di Afrika Selatan dan Atakama di Amerika Selatan.
f. Sabana, Bentang lahan yang menyerupai stepa tetapi di tempat tertentu
terdapat pepohonan yang bergerombol. Terdapat di Afrika, Australia dan
juga Indonesia timur.
g. Hutan Tropika Basah, vegetasi hijau sepanjang tahun, pohon-pohon
yang tinggi dari berbagai macam jenis dalam hutan membentuk berbagai
tingkat, banyak pohon terdapat epifit dan memiliki jenis vegetasi paling
banyak. Hutan ini sangat rapat, cahaya matahari terhalang dan tidak bisa
menembus hutan. Intensitas penyinaran tinggi, siang dan malam hari
sama panjang, suhu dan kelembapan tinggi, curah hujan tinggi dan
amplitudo harian ataupun tahunan relatif kecil.
h. Hutan Musim, terdapat di daerah tropis yang terpengaruh oleh iklim
musim, hutan musim pohon-pohonnya tahan terhadap kekeringan. Pohon

58
penyusunnya meranggas dan hijau pada musim hujan. Pohonnya rapat
tidak begitu rindang sehingga matahari bisa menembus lantai hutan.
Persebaran di Indonesia yaitu di Jawa tengah, jawa timur, NTT, dam
NTB.
i. Hutan Mangrove/ hutan bakau, hutan yang tumbuh dalam lingkungan
air asin disepanjang dataran pantai, yang mempunyai daun tebal, kaku
dengan lapisan kulit tebal untuk mencegah penguapan air yang berlebih.
Persebarannya di Indonesia di sepanjang pantai timur sumatra, pantai
barat dan selatan kalimantan, papua, dan sumatra bagian timur.

4. Persebaran Fauna
a. Persebaran fauna di Dunia
1. Wilayah Neotropik, meliputi Amerika tengah, Meksiko bagian
selatan, dan Amerika Selatan. Faunanya: ikan piranha, jenis ular
anaconda, belut listrik, ilama, monyet.
2. Wilayah Neartik, meliputi: Amerika utara, Amerika tengah, Kanada,
Greenland, dan kepulauan Karibia. Faunanya: tikus air, rakun, kalkun,
karibau, bison, kambing gunung, dan antelop.
3. Wilayah Ethiopia, meliputi Gurun sahara, Afrika Selatan, dan
Madagaskar. Faunanya: gajah, kuda nil, singa, simpanse, jerapah,
badak, babon zebra, kijang dan antelop.
4. Wilayah Paleartik, meliputi hampir seluruh daratan Eurasia, sebagian
Himalaya, Afganistan, Afrika, Inggris, dan Jepang. Faunanya: lynx,
landak, macan tutul salju, rusa kutub, panda, serigala, bison, dan rusa
kutub.
5. Wilayah Oriental, meliputi Asia Selatan, Asia Tenggara, dan
Indonesia bagian barat. Faunanya: gajah Sumatra, orang utan, babi
rusa, badak bercula satu, ikan arwana, tapir, kera, dan harimau.

59
6. Wilayah Australis, meliputi Australia, Selandia baru, Papua, dan
kawasan Oceania. Faunanya: platypus, hewan berkantung (kanguru
dan kiwi), koala, kuskus, cendrawasih, kasuari, dan kakatua.
b. Persebaran Fauna di Indonesia
a. Indonesia bagian Barat
Wilayah: Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan .faunanya: badak jawa,
harimau, orang utan, gajah, beruang madu, wau-wau, lutung, banteng,
merah hijau, dan burung jalak bali.
b. Indonesia bagian Tengah
Wilayah: pulau maluku, Timor, Sulawesi, Sumbawa, Sumba, dan
Lombok. Faunanya: komodo, anoa, babirusa, dan burung maleo.

c. Indonesia bagian Timur


Wilayah: pulau Papua, dan pulau-pulau di sekitarnya. Faunanya:
kangguru pohon, tikus berkantung, musang berkantung, burung
kasuari, burung cendrawasih, dan burung kakatua.

PETA KONSEP
iklim
Faktor yang
mempengaruhi abiotik Keadaan tanah
persebaran flora&
fauna air

Tinggi rendah
permukaan bumi

biotik hewan

tumbuhan

BIOSFER manusia
Persebaran flora dunia
Tundra

Taiga

Hutan meranggas

Padang rumput

Gurun

60
Sabana
Persebaran flora
dunia Neotropik

Neartik

Ethiopia

Paleartik

Oriental

Australis

Bagian barat
Indonesia
Bagian tengah

Bagian timur

BAB VII: KEPENDUDUKAN


1. Dinamika Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis yang
diakibatkan oleh empat komponen, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas), migrasi masuk (in-migration), dan migrasi keluar (out-
migration).
 Perubahan reproduksi (reproductive change) atau pertumbuhan alami
adalah selisih antara kelahiran dan kematian.
 Migrasi netto adalah selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar.
2. Menghitung Pertumbuhan Penduduk
a. Pertumbuhan Penduduk Alami (natural increase)
Adalah selisih jumlah jumlah kelahiran dengan jumlah kematian.
Rumus:T = (L-M)
Ket:
T= pertumbuhan penduduk
L= jumlah kelahiran
M= jumlah kematian
b. Pertumbuhan Penduduk Total
Rumus: T = (L-M)+(I-E)

61
Ket:
T= pertumbuhan penduduk I= jumlah imigrasi
L= jumlah kelahiran E= jumlah emigrasi
M= jumlah kematian

3. Menghitung Proyeksi Penduduk


Rumus: Pn=Po(1+r)n
Ket:
Pn= jumlah penduduk pada tahun n (ditanyakan)
Po= jumlah penduduk pada tahun o atau tahun dasar (diketahui)
n= jumlah tahun antara o dan n
r= tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (dalam %)

4. Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bayi dibedakan menjadi lahir hidup (sewaktu lahir mempunyai
tanda-tanda kehidupan), dan lahir mati (sewaktu lahir tidak menunjukkan
tanda-tanda kehidupan).
 Faktor-faktor yang menghambat kelahiran (antinatalitas):
a. Pembatasan umur nikah
b. Program KB
c. Pembatasan tunjangan anak
d. Anak merupakan beban
 Faktor-faktor mendukung kelahiran (pronatalitas):
a. Kawin usia muda
b. Tingkat kesehatan
c. Anggapan banyak anak banyak rezeki
5. Kematian (Mortalitas)
Biasanya tingkat kematian laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan
perempuan.
 Faktor-faktor antimortalitas:
a. Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai

62
b. Lingkungan bersih dan teratur
c. Ajaran agama yang melarang bunuh diri
d. Tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi
 Faktor-faktor promortalitas
a. Kurangnya kesadaran tentang kesehatan
b. Fasilitas kesehatan kurang memadai
c. Seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas
d. Adanya bencana alam
e. Terjadi peperangan
 Pengukuran kematian dapat dilakukan dengan beberapa cara:
a. Angka kematian kasar (crude death rate/CDR),
Rumus: CDR= D/P x k
Ket:
D= jumlah kematian k= konstanta (1.000)
b. Angka kematian menurut umur (ASDR),
Rumus: ASDR = Di/Pi x k
Ket:
Di= jumlah kematian pada kelompok umur i
Pi= jumlah penduduk pada kelompok umur i
k= konstanta (1.000)
6. Persebaran dan Kepadatan Penduduk
- Faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk:
a. Faktor fisiografi: wilayah yang strategis, subur, relatif landai, cukup air,
akan memiliki penduduk yang padat.
b. Faktor Biologi: perbedaan penduduk suatu wilayah dipengaruhi oleh
tingkat kematian, kelahiran, dan angka perkawinan.
c. Faktor Kebudayaan dan Teknologi: daerah yang teknologinya maju,
memiliki pola pikir bagus, pembangunan fisiknya maju akan memiliki
kepadatan penduduk.
a. Kepadatan penduduk terdapat dua jenis:
a. Kepadatan penduduk aritmatik: jumlah rata-rata pendudu setiap
km2
Rumus:

63
jumlahpenduduk ( jiwa)
Kepadatan Penduduk Aritmetik=
luaswilayah(k m2 )

b. Kepadatan penduduk agraris: rata-rata penduduk petani pada setiap


satuan luas lahan pertanian.
Rumus:

jumlahpendudukpetani( jiwa)
Kepadatan penduduk agraris=
luaslahanpertanian (k m2)

7. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)


Adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah
penduduk perempuan di suatu daerah atau negara pada suatu waktu tertentu.
Rumus:
Pi
SR= x 100
Pp
Ket:
SR= sex ratio
Pi= jumlah penduduk laki-laki
Pp= Jumlah penduduk perempuan

8. Rasio ketergantungan (Depedency Ratio)


Adalah suatu angka menunjukkan besar beban tanggungan kelompok usia
produktif atas penduduk usia nonproduktif.
Rumus:
jumlahpendudukusianonproduktif
Depedency Ratio= x 100
jumlahpendudu kusiaproduktif
9. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas dasar kriteria
tertentu.Berdasarkan jenis kelamin, penduduk dapat dikelompokkan
menjadi penduduk laki-laki dan perempuan.
a. Piramida penduduk digolongkan dalam tiga macam, yaitu:

64
a. Piramida penduduk kerucut (muda)
 Sebagian besar penduduk berada pada kelompok umur muda
 Angka kelahiran dan kematian tinggi
 Contoh: Indonesia
b. Piramida penduduk stationer
 Jumlah kematian dan kelahiran seimbang
 Contoh: Swedia
c. Piramida penduduk Tua
 Banyak penduduk kelompok tua
 Contoh: Amerika Serikat

Gambar piramida penduduk

10. Cara Menghitung Jumlah Penduduk


 Sensus Penduduk, mengumpulkan, menghimpun, dan menyusun data
penduduk baik penduduk asli atau pendatang pada waktu dan wilayah
tertentu. Sensus dibedakan:
a. Sensus de facto: perhitungan atau pencacahan penduduk yang
dilakukan terhadap setiap orang pada waktu diadakan dalam wilayah
sensus.
b. Sensus De Jure: pencacahan yang dikenakan pada penduduk benar-
benar bertempat tinggal sesuai wilayah tersebut.
 Registrasi, merupakan kumpulan keterangan mengenai kelahiran,
kematian, dan segala kejadian penting manusia misalnya perkawinan,
perceraian, dan perpindahan penduduk.
 Survei, merupakan pencacahan penduduk dengan cara mengambil sampel
daerah.

11. Mobilitas Penduduk

65
 Mobilitas penduduk dibedakan dua, yaitu:
1. Mobilitas penduduk vertical: perubahan status sosial, misalnya
perubahan status pekerjaan.
2. Mobilitas penduduk horizontal: gerak penduduk yang melintasi batas
wilayah menuju ke wilayah lain dalam periode waktu tertentu. Batas
wilayah yang digunakan umumnya adalah batas administrasi. Dibagi
menjadi mobilitas permanen/ migrasi, dan mobilitas non permanen.
 Teori dan model yang berkaitan dengan migrasi
a. Teori Dorong-tarik (puss-pull theory)
Terdapat empat faktor yang mempengaruhi terhadap keputusan
seseorang melakukan migrasi, yaitu (1) faktor-faktor di daerah asal,
(2) faktor-faktor di daerah tujuan, (3) faktor-faktor rintangan, (4)
faktor-faktor bersifat pribadi.
b. Teori Gravitasi
Menjelaskan hukum-hukum mengenai fenomena migrasi, yaitu (1)
semakin jauh jarak, semakin berkurang volume migran, (2) setiap
arus migrasi yang benar akan menimbulkan arus balik sebagai
penggantinya, (3) adanya perbedaan desa dan kota akan
mengakibatkan timbulnya migrasi, (4)wanita cenderung bermigrasi
ke daerah yang dekat letaknya, (5) kemajuan teknologi
meningkatkan intensitas migrasi, (6) motif utama migrasi adalah
ekonomi.
c. Teori Ekonomi
Menurut Lee (1966) dan Todaro (1979) bahwa motivasi seseorang
pindah adalah motif ekonomi.
d. Teori Berantai
Timbulnya pola migrasi berantai karena migran pemula yang
berperan sebagai pionir akan menarik penduduk dari daerah asal.

12. Masalah Kependudukan di Indonesia dan Upaya Penanggulangannya


Terdapat empat masalah pokok dalam kependudukan di Indonesia
yaitu:

66
(1) jumlah penduduk yang besar
(2) tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi
(3) kualitas penduduk yang relatif rendah, dan
(4) persebaran yang tidak merata.
Secara garis besar kebijaksanaan kependudukan di indonesia meliputi:
a. Meningkatkan taraf hidup, kesejahteraan dan kecerdasan bangsa
b. Pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi dan anak, dan
peningkatan harapan hidup, dan pemerataan penduduk dan tenaga kerja.
c. Peningkatan jumlah peserta keluarga berencana, dan peningkatan
kesejahteraan ibu dan anak.
d. Peningkatan penanganan dan pendidikan mengenai masalah
kependudukan.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berancana Nasional (BKKBN) telah


tuntas menyusun grand design Pengendalian kuantitas penduduk dan siap
untuk disinkronisasikan dengan aspek lain pada awal tahun 2012.
Program KB merupakan program prioritas nasional. Pemerintah
seharusnya memberikan pemahaman terus-menerus kepada masyarakat
menyangkut KB. Pengalaman masa lalu dalam mengatasi masalah
kependudukan telah menjadikan Indonesia menjadi contoh dunia dan
tempat belajar negara-negara lain menyangkut pengendalian penduduk.
Jadi, Keluarga Berencana mutlak untuk direvitalisasikan

PETA KONSEP

Menghitung Pertumbuhan
Penduduk a. Pertumbuhan penduduk
Dinamika alami
Penduduk b. Pertumbuhan penduduk
Menghitung proyeksi total
penduduk

natalitas a. Angka kematian kasar


b. Angka kematian
menurut umur
mortalitas

Persebaran dan kepadatan a. Kepadatan penduduk


penduduk aritmatik
b. Kepadatan penduduk
67 agraris
Sex Ratio

Depedency Ratio
Dinamika dan
Masalah Komposisi penduduk
kependudukan menurut umur dan Piramida Piramida penduduk muda
jenis kelamin penduduk
Piramida penduduk stationer

Piramida penduduk tua

Sumber data Sensus Penduduk


kependudukan
Registrasi penduduk

Survei penduduk

Mobilitas Vertikal
Mobilitas
Penduduk
Mobilitas horizontal

Permasalahan
penduduk dan
BAB VIII: LINGKUNGAN
solusinya
HIDUP, SUMBERDAYA ALAM, DAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

1. Lingkungan Hidup
 Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain (Menurut UU No.23 tahun 1997)
 Ekosistem: tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan
utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
 Populasi: individu-individu sejenis yang ada pada suatu tempat pada saat
tertentu.
 Komunitas: semua populasi dari semua jenis makhluk hidup yang slaing
berinteraksi di antara berbagai populasi di suatu tempat.

68
 Biosfer: seluruh ekosistem dipermukaan bumi membentuk lapisan
kehidupan.
Dalam ekologi, lingkungan dapat dibedakan menjadi:
a. Lingkungan fisik (abiotik): Yaitu segala benda tak hidup dan keadaan
fisik yang ada di sekitar individu. Misal: tanah, air, dll.
b. Lingkungan Biotik: Yaitu semua makhluk hidup yang ada di sekitar
individu.
2. Sumberdaya Alam
a. Pengertian
Sumberdaya alam adalah semua unsur tata lingkungan biofisik yang
dengan nyata atau potensial dapat memenuhi kebutuhan manusia.
(Menurut Katili;1983)
b. Klasifikasi Sumberdaya Alam (SDA)
1. SDA Biotik
meliputi hewan liar/ ternak, hutan dan tumbuhan lainnya yang
bersifat dapat diperbarui (renewable resources).

2. SDA Abiotik
bersifat tidak dapat memperbarui diri atau tak dapat bertambah
banyak (unrenewable resources), Misalnya sumberdaya berupa
mineral.
c. Potensi Sumberdaya Alam di Indonesia
a. Potensi Sumberdaya Air
berfungsi untuk membantu berbagai usaha dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan manusia seperti pertanian,
perindustrian pembangkit tenaga listrik dsb. Indonesia mempunyai
curah hujan tinggi mencapai 300mm/tahun, hal ini merupakan
potensi besar air tanah.
b. Potensi Sumberdaya Pertanian
Indonesia dilalui jalur vulkanik aktif di dunia, akibatnya wilayah-
wilayah yang dilalui oleh jalur vulkan memiliki tingkat kesuburan
yang tinggi.Indonesia mempunyai iklim tropis yang reliefnya

69
sangat bervariasi sehingga hasil pertaniaanya menjadi lebih
beragam.
d. Potensi Sumberdaya Mineral
a. Bijih besi: pasir besi hitam titan-magnetit (pantai selatan
yogyakarta dan kedu), pasir besi laterit (sulawesi dan
kalimantan), bijih besi magnetit-hematit (lampung).
b. Nikel: digunakan sebagai unsur alloy dalam baja tahan karat,
dalam pipa tekanan tinggi untuk bagian otomotif dan mesin
(pulau Gak, GEB, pegunungan cyclop papua dan jazirah
tenggara sulawesi).
c. Mangan: alloy penting dalam pembuatan baja (P. Jawa, Ternate,
dan NTT).
d. Chromium: untuk bahan pelapis pelat (Sulawesi bagian
tenggara, kalimantan bagian tenggara, Timor, beberapa pulau
barat Papua).
e. Molibdenium dan Vanadium: untuk pembuatan baja (Sulawesi
tengah, Kalimantan barat, Sumatera, dan pulau-pulau timah).
f. Wolfarm dan Kobalt: wolfarm di kepulauan Timah, Kobalt di
Sulawesi bagian Tenggara dan Pulau Gap di Papua.
g. Tembaga: untuk industri alat-alat listrik (Papua, Sulawesi bagian
utara dan selatan).
h. Timbal: digunakan untuk patri, aki, amunisi, plat, pipa, dan
pelindung radiasi (Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan).
i. Seng: untuk pelapis baja ( Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan).
j. Timah: untuk industri elektro (Kepulauan Riau, Bangka,
Belitung, Singkep, timur Sumatera).
k. Aluminium: untuk industri dan kontruksi alat transportasi
(Kalimantan Barat dan derah Riau sebagai bauksit).
l. Bahan galian industri: mineral bukan logam seperti pasir,
lempung, gamping, dan intan.
m. Belerang: bahan baku industri kimia (Sumatera, Jawa, NTT, dan
Sulawesi Utara).

70
n. Fosfat: untuk industri pertanian sebagai bahan pupuk (Pulau
jawa bagian selatan).
o. Batu kapur/ gamping: untuk bahan pembuatan jalan, kontruksi
bangunan, dan semen (terdapat hampir semua pulau di
Indonesia)
p. Kaolin: untuk industri keramik dan bahan tahan api (Jawa,
Sumatera, Bangka, Belitung, kalimantan, dan Sulawesi).
e. Potensi Sumberdaya Energi
q. Minyak bumi: berhubungan erat dengan cekungan-cekungan
sedimen tersier yang berupa geosinklin yang terdapat di Pulau
kalimantan bagian timur, Pulau jawa bagian utara, dan lepas
pantai bagian utara.
r. Batu bara: Pulau Kalimantan bagian Timur, Sumatera bagian
tengah dan selatan).
s. Panas bumi: memiliki prospek baik untuk pembangkit tenaga
listrik di masa mendatang (Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi,
Nusa Tenggara barat, Nusa tenggara timur, dan Maluku).
t. Sumber energi matahari
u. Radioaktif: endapan uranium di beberapa tempat Kalimantan.
4. Konservasi Sumber Alam
Keperluan sumberdaya alam terus meningkat karena adanya
pertumbuhan penduduk dan semakin berkembangnya peradapan. Jumlah
penduduk yang terus bertambah akan diikuti oleh semakin banyaknya
kebutuhan hidup dengan mengeksploitasi sumberdaya alam. Pemanfaatan
yang tidak bijaksana maka banyak timbul bencana seperti banjir, tanah
longsor, polusi.Terkait hal itu maka perlu adanya konservasi lingkungan
pada air, tanah, hutan, mineral dan margasatwa.
5. Pencemaran
c. Pencemaran Udara
Terjadi dari hasil pembakaran yang tidak lengkap dari bahan fosil,
yang paling banyak menghasilkan polutan adalah batu bara dan paling
sedikit adalah gas alam. Penghasil polutan terutama dari alat

71
transportasi dan mesin industri yaitu karbon monoksida, sulfur
dioksida, hidrokarbon, dan nitrogen oksida.
d. Pencemaran air
Disebabkan oleh bahan buangan organis yang berasal dari sampah
rumah tangga, buangan insdutri (seperti Hg, Pb, Zm) , racun dari
pestisida.
e. Pencemaran tanah
Disebabkan pemupukan kimia dan penggunaan obat-obatan pembasmi
hama (insektisida, pestisida).
3. Pembangunan Berkelanjutan
Beberapa definisi pembangunan berkelanjutan yang dikutip oleh Muta’Ali
(2012) adalah sebagai berikut:
a. Komisi Burndtland
Pembangunan Berkelanjutan adalah pembangunan untuk keperluan
hidup manusia kini dengan tanpa mengabaikan keperluan hidup manusia
masa datang.

b. Menurut Salim dalam Brata (1992)


Pembangunan Berkelanjutan adalah sebuah proses pembangunan yang
mengoptimalkan manfaat dari sumberdaya alam dan sumberdaya
manusia, dengan menyerasikan sumber alam dan manusia dalam
pembangunan.
c. Menurut Muta’Ali
Pembangunan Berkelanjutan memiliki tiga matra, yaitu:
a. Keberlanjutan pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan fakta bahwa
lingkungan hidup dan berbagai elemen di dalamnya memiliki
keterkaitan dan juga memiliki nilai ekonomi.
b. Keberlanjutan sosial budaya
c. Keberlanjutan kehidupan lingkungan manusia dan segala
eksistensinya.
4. Kearifan Lokal

72
Kearifan Lokal merupakan unsur bagian dari tradisi budaya masyarakat
suatu bangsa, yang muncul menjadi bagian-bagian yang ditempatkan pada
tatanan fisik bangunan (arsitektur) dan kawasan (perkotaan) dalam geografi
kenusantaraan sebuah bangsa (Menurut antariksa;2009)
Jadi pengertian Kearifan Lokal dapat dikatakan sebagai nilai-nilai
budaya yang baik yang ada dalam masyarakat.Hal ini berarti, untuk
mengetahui suatu kearifan lokal di suatu wilayah maka harus bisa
memahami nilai-nilai budaya yang ada dalam wilayah tersebut.
5. Bentuk Kearifan Lokal
a. Kearifan Lokal di Bidang pertanian
1. Suku Bali terdapat subak yang mengatur sistem irigasi pada lahan
persawahan di pulau tersebut.
2. Di Jawa terdapat istilah pranoto mongso digunakan arahan pada petani
untuk bercocok tanam mengikuti tanda-tanda alam, yang
menhindarkan eksploitasi lahan secara berlebihan keseimbangan alam
tetap terjaga.
3. Dll

b. Kearifan lokal di bidang pertambangan


1. Suku Madura memanfaatkan potensi salinitas laut dan karakteristik
iklim yang ada di pulau Madura dijadikan sebagai tambang garam.
2. Di pedesaan Jawa di lereng gunung api pada masa lalu masih
mengkeramatkan batu besar sehingga tidak ada orang yang
mengusiknya. Hal ini penting karena bagi lingkungan yaitu untuk
menghindari terjadinya erosi dan tanah longsor.
c. Kearifan lokal di bidang industri
1. Kabupaten Bojonegoro berpotensial hasil hutan yaitu kayu jati
dimanfaatkan dalam industri mebel. Di kabupaten Tulungaung muncul
industri kerajinan marmer yang bahan mentahnya tersedia di wilayah
tersebut.
2. Penggunaan warna alami, misal dari tumbuh-tumbuhan atau bahan
lain untuk kerajinan batik.

73
d. Kearifan bidang pariwisata
1. Pengembangan pariwisata berbasis potensi fisik, karena keindahan
alamnya.
2. Pengembangan pariwisata berbasis budaya, karena tariannya, bentuk
rumah, upacara adatnya dll.

PETA KONSEP

Pengertian
Lingkungan Hidup

Unsur biotik
Lingkungan
hidup Unsur-unsur
Lingkungan Hidup Unsur abiotik

Pengertian
Sumberdaya Sumberdaya Alam
Alam
SDA biotik
Klasifikasi
sumberdaya alam
SDA abiotik

Potensi SDA di Potensi SDA Air


Indonesia
Potensi SDA Pertanian

Lingkungan Konservasi Sumber


Potensi SDA Mineral
Hidup, Alam
Sumberdaya
alam, dan
Pembanguan 74
Berkelanjutan
Potensi SDA Energi

Pencemaran
Pencemaran Udara

Pencemaran Air

Pencemaran Tanah

Pembangunan
Pengertian Pembangunan Berkelanjutan
Berkelanjutan

Kearifan Lokal
Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan lokal di Bidang Pertanian


Bentuk
Kearifan Lokal Kearifan lokal di Bidang Pertambangan

Kearifan lokal di Bidang Industri

Kearifan lokal di Bidang Pariwisata

BAB IX: INTERAKSI DESA-KOTA


1. Desa
a. Pengertian Desa
 Menurut UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa pada pasal 1 ayat 1, Desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/ atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Menurut Bintarto (1984) ditinjau dari segi geografi, Desa adalah
merupakan suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok
manusia dengan lingkungannya.

75
Di Indonesia pembentukan desa baru diatur dalam UU No.6 tahun
2014 pasal 8 ayat 3 disebutkan bahwa pembentukan desa baru di luar
desa yang telah ada diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:
 Harus memenuhi syarat:
(1) batas usia Desa induk paling sedikit 5 tahun terhitung sejak
pembentukan;
(2) jumlah penduduk, yaitu: wilayah Jawa (6.000 jiwa/1.200 KK), Bali
(5.000 jiwa/1.000 kk), Sumatera (4.000jiwa/800 kk), Sulawesi
Selatan dan Sulawesi Utara (3000 jiwa/ 600 kk), NTT (2500 jiwa/
500 kk), Sulawesi tengah-sulawesi tenggara-gorontalo-kalimantan
selatan (2.000 jiwa/ 400 kk), Kalimantan timur-kalimantan barat-
kalimantan tengah-kalimantan utara (1500 jiwa/ 300 kk), NTT-
maluku-maluku utara (1.000 jiwa/ 200 kk), dan Papua-Papua barat
(500 jiwa/ 100 kk).
b. Unsur-unsur dan Potensi Desa
Menurut Bintarto (1977), desa terdiri dari unsur-unsur:
a. Daerah: tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta
penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang
merupakan lingkungan geografi setempat.
b. Penduduk: meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran, dan
mata pencaharian penduduk desa setempat.
c. Tata Kehidupan: meliputi tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan
warga desa.
c. Klasifikasi Desa
1. Menurut perkembangannya:
a. Desa Tradisional
Desa yang kehidupannya masih sangat tergantung pada lingkungan
alam sekitarnya.
b. Desa Swadaya
Penduduk masih jarang, masih terikat adat, mata pencaharian
homogen agraris, kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
sendiri, produktivitas rendah, bersifat tertutup, teknologi rendah,

76
sarana prasarana sangat kurang, hubungan masyarakat erat, lembaga
kemasyarakatannya masih sederhana.
c. Desa Swakarya
Desa yang tingkat perkembangannya lebih maju, merupakan desa
transisi dari desa swadaya menuju swasembada dimana adat sudah
mengalami perubahan, sudah mulai menggunakan iptek, mata
pencaharian bervariasi, komunikasi dengan dunia luar sudah terbuka,
lembaga kemasyarakatan berkembang dan lalu lintas desa kota agak
lancar.
d. Desa Swasembada
Desa yang masyarakatnya lebih maju, mampu memanfaatkan potensi
sumberdaya alam yang dimilikinya, tidak terikat lagi dengan adat,
menggunakan alat-alat mekanik, kepadatan penduduk tinggi, mata
pencaharian bervariasi, lembaga kemasyarakatan sangat berkembang
dan pendidikan lebih maju.
2. Menurut mata pencaharian:
a. Desa agraris: pertanian atau perkebunan
b. Desa industri: industri kecil rumah tangga
c. Desa nelayan: perikanan dan pertambakan
d. Pola Persebaran Desa
Menurut Bintarto (1977) berdasar pola keruangannya:
1. Pola Memanjang: terletak di sepanjang jalan, sungai, dan daerah pantai.
2. Pola radial/ melingkar: terletak di daerah gunung berapi.
3. Pola tersebar: terletak di daerah homogen tetapi kesuburan tidak merata.
2. Kota
a. Pengertian
Menurut Bintarto (1984) dari segi geografi, kota adalah sebagai sistem
jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk
yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial-ekonomi yang heterogen
dan coraknya materialistis.
b. Teori Perkembangan Kota
 Teori Konsentris (the Consentric Theory): E.W Burgess

77
Berasal dari suatu tempat pengelompokan penduduk yang tiap
bagiannya berkembang sedikit demi sedikit ke arah luar.
1. Daerah pusat atau kawasan pusat bisnis/ CBD.
2. Daerah peralihan (transitional zone).
3. Daerah pabrik dan perumahan pekerja.
4. Daerah perumahan yang lebih baik kondisinya.
5. Daerah penglaju (commuter zone).
 Teori Sektor: Homer Hoyt
Perkembangan-perkembangan baru yang terjadi di dalam kota
berangsur-angsur menghasilkan kembali karakter yang dimiliki oleh-
sektor-sektor yang sama terlebih dahulu.
1. Central business district
2. Transportation and industry
3. Low-class residential
4. Middle-class residential
5. High-class residential

 Teori Inti Ganda: Harris dan Ullman


Suatu kota dibentuk oleh pusat-pusat kegiatan fungsional kota yang
terbesar, kemudian setiap pusat mempunyai peran yang penting dalam
kota.
1. CBD
2. Wholesale and light manufacturing
3. Low-class residential
4. Midlle-class residential
5. High-class residential
6. Heavy manufacturing
7. Sub business district
8. Residential suburb
9. Industrial suburb

78
3. Interaksi Antar Wilayah
Interaksi merupakan hubungan saling berpengaruh antara dua wilayah
atau lebih yang dapat menimbulkan fenomena baru. Faktor yang
mempengaruhi interaksi antar wilayah: ketersediaan dan keadaan sarana
trasportasi dan prasarana, jarak antar wilayah, ada tidaknya kendala baik
fisik-sosial-budaya-politik.
a. Interaksi antara Desa dengan Desa
Interaksi antar desa terjadi ketika suatu desa belum bisa memenuhi
kebutuhannya sendiri.
b. Interaksi antara Desa dengan Kota
Desa merupakan hinterland bagi kota, kota memerlukan bahan pangan
yang dihasilkan desa sebaliknya desa juga memerlukan hasil industri
yang diproduksi di kota. Kota membutuhkan tenaga kerja dari desa,
sebaliknya desa membutuhkan dalam hal pekerjaan.
c. Interaksi antara Kota dengan Kota
Kota merupakan pusat pertumbuhan, sehingga interaksi antara kota akan
berpengaruh terhadap kota yang saling berinteraksi.
 Teori analisis Gravitasi
Pi . Pj
Iij =
( Dij)²
Iij = interaksi antara tempat i dan j
Pi = jumlah penduduk di tempat i
Pj= jumlah penduduk di tempat j
Dij= jarak antara tempat i dan j
 Teori Breaking Point
Jab
Jb = Pa
1+ √
Pb
Jb= breaking point antara tempat a dan tempat b
Jab = jarak antara tempat a dan tempat b
Pa = jumlah penduduk di tempat a
Pb = jumlah penduduk di tempat b
 Teori Gravitasi
 Kekuatan interaksi

79
Pa . Pb
I=k
( Dab)²
Iab = kekuatan interaksi antara A dan B
K = nilai konstanta empiris=1
Pa= jumlah penduduk daerah a
Pb= jumlah penduduk daerah b
Dab= jarak mutlak yang menhubungkan A dan B
 Teori Titik Henti
dAB
DA-B = Pb
1+ √
Pa
DA-B= jarak lokasi titik henti
dAB= jarak antara kota A-B
PA= jumlah penduduk A (yang lebih kecil)
PB= jumlah penduduk B (yang lebih besar)

PETA KONSEP

Pengertian Daerah
Desa Unsur-unsur dan
Penduduk
potensi desa

Tata kehidupan
Unsur-unsur dan
potensi desa Menurut perkembangan

Tradisional, Swadaya,
Swakarya, Swasembada

80
Menurut mata pencaharian

Agraris, Industri, Nelayan

Pola persebaran
desa Memanjang

Radial

INTERAKSI Tersebar
DESA-KOTA Kota
Pengertian kota
konsentris
Teori perkembangan
kota Sektor

Inti Ganda

Desa dengan Desa

Interaksi antar wilayah


Desa dengan Kota

Kota dengan Kota

B. Deskripsikan/uraikan kemajuan yang Anda peroleh selama pembekalan


1. Materi yang sudah Anda pahami/kuasai.
Materi yang sudah saya pahami hampir dari bab I sampai bab 9 sebagian
besar sudah saya pahami, namun masih ada beberapa materi yang saya
belum begitu menguasai.
2. Materi yang belum dapat Anda pahami/kuasai
 Pengetahuan dasar geografi yaitu tentang:
a. Pendekatan geografi
b. Konsep geografi
c. Prinsip geografi

81
Ketiga point tersebut sulit untuk bisa memahami dan menganalisa suatu
kejadian, karena setiap guru atau siswa berbeda pemahaman suatu
peristiwa, itulah yang membuat sulit pada materi tersebut. Dalam
menjawab satu soal bisa mendapatkan jawaban lebih dari satu jawaban.
 Pada materi Kota adalah teori perkembangan kota
 Bab V mengenai Proyeksi UTM

C. Materi esensial apa saja yang tidak ada dalam Sumber Belajar
Materi yang disajikan dalam sumber belajar sudah cukup sesuai dengan
yang diajarkan selama ini kepada siswa di sekolah, bahkan ada beberapa materi
yang bisa menjadi bahan ajar tambahan untuk disampaikan kepada siswa
Ada beberapa materi yang kami dapat dari bahan ajar yang selalu kami
gunakan untuk media yang mungkin tidak kami dapatkan di dalam modul di
antaranya :
Bab I : aspek-aspek dalam geografi dan peran geografi dalam kehidupan
Bab II: macam gunung api berdasar sifat erupsinya yang terdiri dari gunung api
strato, gunung api perisai dan gunung api maar. Serta cara mencari
jarak episentrum dimana materi tersebut selalu dijabarkan dalam materi
pembelajaran peserta didik.
Bab III: penyebab dan usaha menanggulangi banjir, pengukuran kedalaman
laut dan pemanfaatan sumber daya laut.
Bab IV: perhitungan penentuan suhu udara di suatu tempat (ketinggian suatu
tempat, dan jika diketahui ketinggian 2 tempat).

Bab V: - cara perhitungan skala, perhitungan kontur interval serta penentuan


sudut azimut dan beiring pada bab perpetaan
v. Cara perhitungan skala foto udara pada bab penginderaan jauh.

Bab VI: penjabaran tentang garis weber, wallace, dan peralihan secara luas dan
jelas serta tentang persebaran flora dunia yang terkait dengan
beberapa hutan/ bioma dalam penjelasannya kurang detail.

82
Bab VII: tidak ada penjelasan mengenai Kualitas Penduduk (berdasarkan
pendidikan, kesehatan, mata pencaharian, pendapatan perkapita, dan
indeks pembangunan manusia).
Bab VIII: pada lingkungan hidup yang tidak adanya penjelasan lebih lanjut
tentang: bentuk-bentuk penyebab kerusakan lingkungan hidup dan
usaha pelestarian lingkungan hidup serta tentang AMDAL.
Bab IX: sejarah pertumbuhan kota, perkembangan kota dan alih fungsi lahan.

D. Materi apa saja yang tidak esensial namun ada dalam Sumber Belajar
Semua materi yang disajikan dalam sumber belajar ini adalah materi yang
penting sebagai dasar penyampaian materi pelajaran di sekolah. Namun ada
beberapa point yang kami temukan di dalam modul yang belum pernah kami
sampaikan pada peserta didik, di antaranya :
Bab II: Banyaknya sifat fisik bumi yang dijabarkan yang pada kenyataan dalam
pengajaran di sekolah materinya hanya sedikit yang dibahas tentang
sifat fisik bumi.
Bab III: Pembahasan dalam materi air tanah yang sangat detail dan banyak,
yang pada kenyataannya dalam pembelajaran di sekolah pada materi
ini hanya sedikit yang dibahas.
Bab IV: Iklim Thornthwaite karena materi ini tidak masuk dalam pembelajaran
di SMA pada bab atmosfer kelas X.
Bab V: Simbol peta dengan banyaknya penjabaran didalamnya yang embahas
tentang beberapa metode dan klasifikasi lainnya.
E. Kemajuan dalam menyelesaikan Latihan Soal Uraian
1. Soal uraian yang dapat Anda selesaikan sendiri tanpa bantuan mentor
Bab I sampai Bab 9 semua saya selesaikan sendiri tanpa bantuan mentor.
2. Soal uraian yang dapat Anda selesaikan setelah mendapat bantuan mentor.
Tidak ada, semua saya selesaikan sendiri dengan mencari di modul yang
diberikan mentor, bila masih belum menemukan jawabannya, saya
konsultasi dengan beberapa teman.
3. Soal uraian yang mana saja yang masih belum dapat Anda selesaikan
dengan baik atau belum sempat dilakukan pembimbingan oleh mentor.

83
Yaitu Bab VI materi Kependudukan nomor 3:
Soal : Hasil sensus tahun 2000 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
Indonesia sebanyak 205 juta jiwa dan sensus tahun 2010 jumlah penduduk
tersebut meningkat menjadi 233 juta. Berdasarkan data kedua sensus
tersebut hitunglah berapa perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2019!
Jawaban sementara saya :
m
Rumus Pm = Pn+ (Pn-Po)
n

Diket: Po= 205 juta (thn 2000)

Pn= 233juta (thn 2010)

m= 2019-2010= 9
n = 2010-2000= 10
m
Pm = Pn+ (Pn-Po)
n
= 233jt+0.9 (28jt)
= 258,2 juta
Jadi estimasi jumlah penduduk tahun 2019 adalah 258,2 juta

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pelatihan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru ini merupakan salah satu
program yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas guru agar semakin
profesional dalam perkembangan dunia pendidikan. Pelatihan PLPG ini sangat

84
bermanfaat bagi peserta sertifikasi guru. Adapun manfaat yang bisa diperoleh
adalah kegiatan ini mampu meningkatkan kompetensi diri peserta sertifikasi guru
agar lebih siap sebelum mengikuti kegiatan PLPG 2017, sehingga bisa
memperoleh hasil yang memuaskan dan lulus sertifikasi guru serta menjadi
seorang pendidik yang lebih bertanggung jawab dan profesional.

B. SARAN
Kegiatan Pembekalan (Prakondisi) PLPG yang telah dilaksanakan
sebelum pelatihan dilakukan diharapkan agar tetap dipertahankan dan
dipertahankan dan diteruskan untk ke depannya, karena pada dasarnya dengan
adanya kegiatan ini bisa membantu peserta sebeum mengikuti kegiatan PLPG,
sehingga tingkat ketidaklulusan guru dalam kegiatan PLPG dapat dikurangi.
Sebagai penyusun kami menyadari masih banyak kekurangsempurnaan
dalam laporan ini, untuk itu kami menunggu kritik dan saran dari Saudara selaku
pembaca dan pengguna untuk menyempurnakan hasil laporan Pelatihan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini.Demikian Laporan Akhir kegiatan
Pembekalan (Prakondisi) PLPG 2017 ini dibuat, semoga laporan laporan ini bisa
bermanfaat, khususnya bagi peserta sertifikasi guru.

85
LAMPIRAN- LAMPIRAN

I. SOAL LATIHAN DAN JAWABAN

BAB I
LATIHAN URAIAN PENGETAHUAN DASAR PETA DAN PENELITIAN
GEOGRAFI

1. Di Kota Surabaya, pusat kegiatan seperti pemerintahan, perdagangan, jasa, dan


pendidikan sebagian besar berada di pusat kota. Akibatnya setiap pagi dan sore
hari, jalan-jalan di kota tersebut selalu dilanda kemacetan. Jelaskan, dalam
kajian geografi pendekatan apakah yang paling tepat digunakan!
JAWAB : :
Pendekatan geografi yang digunakan dari pernyataan tersebut adalah
Pendekatan Kompleks Kewilayahan yaitu kombinasi antara pendekatan
keruangan dengan pendekatan kelingkungan. Dari pernyataan di atas, sorotan
wilayahnya sebagai obyek bersifat multivariate,maka kajiannya bersifat
horisontal (menekankan pada keruangan yaitu pada kajian bahwa pusat
kegiatan pemerintahan di Kota Surabaya ada di pusat kotanya) dan vertikal
(menekankan pada kelingkungan yaitu pada kajian akibat dari pemusatan itu
adalah macet).

2. Pada musim hujan, beberapa tempat di Indonesia sering mengalami bencana


banjir. Jelaskan Prinsip Geografi yang manakah yang paling sesuai untuk
menjelaskan fenomena tersebut!
JAWAB :
Prinsip yang digunakan adalah Prinsip Interelasi. Karena saling terjadi
keterkaitan (sebab-akibat) antara aspek yang satu dengan yang lain. Keterkaitan
itu dapat terjadi antara aspek fenomena alam dengan aspek fenomena alam
lainnya.atau fenomena aspek manusia dengan aspek fenomena manusia.
Sebab : musim hujan.Akibat : beberapa tempat di Indonesia mengalami banjir.

1
3. Sejak sepuluh tahun terakhir, di kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur
terdapat perubahan penggunaan lahan yang cukup luas dari lahan persawahan
menjadi lahan permukiman dan industri. Dalam waktu kurun waktu yang sama,
setiap musim hujan tiba, beberapa bagian wilayah Sidoarjo terjadi banjir
dengan genangan yang semakin luas dan dalam. Jika Anda mengadakan
penelitian mengenai hal tersebut, rumuskan hal-hal sebagai berikut.
a. Judul Penelitian
b. Masalah penelitian
c. Variabel penelitian
d. Jenis data yang diperlukan
e. Teknik pengumpulan data yang digunakan
f. Teknikanalisis data yang digunakan
JAWAB :
a. Judul Penelitian :
Analisis Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Dan Persebaran Banjir Di
Wilayah Sidoarjo
b. Masalah penelitian :
1. Perubahan penggunaan lahan persawahan menjadi pemukiman dan
industri
2. wilayah banjir yang meluas akibat penggunaan lahan
c. Variabelpenelitian :
1. Penggunaan lahan
2. wilayah banjir
d. Jenis data yang diperlukan :
1. data peta penggunaan lahan Sidoarjo tahun 2007-2017
2. peta curah hujan Sidoarjo
3. peta daerah aliran sungai (DAS) Sidoarjo
e. Teknikpengumpulan data yang digunakan :
1. wawancara
2. pengamatan (observasi)
3. analisis SIG

2
f. Teknikanalisis data yang digunakan :
Melakukan observasi untuk memperoleh data. Data yang diperoleh lalu
dikumpulkan selanjutnya data diseleksi atas dasar reabilitas dan validitasnya.
Kemudian data itu diolah dan dianalisa berupa data tabel perbandingan luas
perubahan penggunaan lahan, luas persebaran banjir, peta perubahan
penggunaan lahan, dan peta wilayah banjir.

BAB II
LATIHAN URAIAN DINAMIKA PLANET BUMI

1. Indonesia secara geologis merupakan wilayah tempat bertemunya tiga lempeng


tektonik besar di dunia. Sebutkan ketiga lempeng tektonik tersebut danjelaskan
dampak negative dan dampak positif yang ditimbulkannya!
JAWAB :
Tiga lempeng di Indonesia :

1. Lempeng Indo-Australia
2. Lempeng Eurasia, dan
3. Lempeng Pasifik
Hal tersebut berdampak pada fenomena berikut :
* relief yang bervariasi (lipatan pegunungan dan patahan) menghasilkan
panorama yang menagumkan di berbagai wilayah Indonesia
* terdapat aneka macam bahn galian berharga di wilayah Indonesia
* terbentuknya dangkala sunda dan dangkalan sahul yang menunjang
terhadap perkembangan sektor perikanan
*banyak terjadi erupsi gunung api dan gempa bumi di sepanjang jalur
patahan.

2.Wilayah-wilayah di Indonesia seperti Banda Aceh, Padang, dan Pangandaran


memiliki potensi terjadi bencana tsunami. Jelaskan dan lengkapi dengan
gambar aspek geologis yang menyebabkan wilayah-wilayah tersebut rawan
bencana tsunami!
JAWAB :

3
Tsunami merupakan rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan
kecepatan hingga lebih dari 900 km perjam. Terutama diakibatkan oleh
gelombang bumi yang didasar laut. Wilayah-wilayah di Indonesia seperti
Banda Aceh, Padang, danPangandaranmemilikipotensiterjadibencana tsunami
dikarenakan celah retakan antara kedua lempeng tektonik ini disebut dengan
sesar (fault). Sebagai contoh, di sekeliling tepian Samudra Pasifik yang biasa
disebut dengan Lingkaran Api ( Ring Of Fire), lempeng samudra yang lebih
padat menujam masuk ke bawah lempeng benua. Proses ini dinamakan dengan
penujaman (subduction). Gempa subduksi sangat efektif membangkitkan
gelombang tsunami.
Proses terjadinya tsunami karena adanya patahan di dasar laut.Di
Indonesia, zone penunjaman tersebut antara lain terletak di dasar
samudera Hindia di sebelah barat Sumatera, selatan Jawa, Bali,
Sumbawa, Timor, Maluku, Sulawesi utara, dan Irian Jaya. Oleh karena itu
sepanjang daerah tersebut merupakan daerah yang rawan terhadap bencana
gempa. Karena gerakan lempeng yang terus terjadi menyebabkan daerah
tersebut pada suatu waktu pasti akan terjadi gempa. Hanya saja mengenai
kapan terjadinya gempa tersebut belum bisa diramalkan

3. Jelaskan, mengapa kawasan bagian utara Jawa dan bagian timur Kalimantan
memiliki potensi tambang minyak bumi!

JAWAB :
Penyebab adanya mineral di daerah Kalimantan adalah karena ada intrusi dari
wilayah Kalimantan Utara dari Gunung Kinabalau lalu hasil intrusi tersebut

4
menyusup sampai wilayah Kalsel sehingga banyak terdapat kandungan
mineral.
Hal ini merupakan dampak positif dari pergerakan lempeng bumi, yang
mengakibatkan adanya cekungan-cekungan / atau daerah lipatan. Pantai utara
pulau Jawa dan timur Kalimantan merupakan daerah lipatan, daerah ini sangat
berpotensi memiliki banyak sumber minyak bumi yang terdapat pada salah satu
bentukannya yaitu pada lembah lipatan atau sering disebut dengan cekungan
luar. Pada daerah ini sumber minyak bumi akan mengalami pengendapan,
sedimentasi serta prosesnya. lingkungan yang memungkinkan adanya sumber
minyak bumi adalah Lingkungan pengendapan, suatu cekungan dimana
kehidupan plankton berkembang baik. Di daerah tersebut terdapat banyak
makanan dan cahaya matahari yang cukup
Daerah Kalimantan timur terdapat delta ( Delta Mahakam ). Delta ini
merupakan suatu kawasan delta yang terdiri dari beberapa pulau yang terbentuk
akibat adanya endapan di muara Sungai Mahakam dengan Selat Makasar,
Kalimantan Timur. Jika dilihat dari angkasa, kawasan delta ini berbentuk
menyerupai bentuk kipas, kawasan Delta Mahakam memiliki luas sekitar
150.000 ha (termasuk wilayah perairan). Kawasan Deta Mahakam merupakan
wilayah yang kaya akan sumber daya alam, terutama minyak bumi dan gas
alam (migas). Cadangan terbesar terdapat di lapangan Peciko dan Tunu yang
kini di eksploitasi perusahaan migas multinasional asal Perancis.

4. Bumi terdiri dari lapisan-lapisan yang konsentris. Jelaskan karakteristik dari


lapisan-lapisan tersebut dan lapisan yang manakah yang memiliki peranan
paling besar terhadap perubahan geologi seperti pembentukan pegunungan,
lembah keretakan (rief valley), dataran tinggi, gempa bumi dan letusan gunung
berapi?

JAWAB :

 Lapisan bumi dan karakteritiknya :

5
a. Kerak bumi (Earth’s crust : The Upper Sell), merupakan lapisan
bumi yang aling atas, mempunyai tebal 30 km sampai 40 km pada
daratan, dan pada pegunungan ketebalannya bisa mencapai 70 km. Berat
jenis rata-rata 2,7 yang terdiri dari unsurunsur dominan berupa oksigen,
silisium dan aluminium, sehingga dinamakan lapisan sial. Kerak bumi
dan selubung bumi bagian atas, disebut lithosfer.
a. Bagian atas yang mempunyai tebal 15 km dengan berat jenis kurang
lebih 2,7 dan
mempunyai tipe magma granit.
b. Bagian tengah yang mempunyai tebal 25 km dengan berat jenis 3,5 dan
mempunyai
tipe magma basalt.
c. Bagian bawah yang mempunyai tebal 20 km dengan berat jenis 3,5 dan
mempunyai
tipe magma peridotit dan magma eklogit.
* Holmes melakukan pembagian kerak bumi seperti berikut:
-Bagian atas dan bagian tengah disebut sial karena sebagian besar terdiri
dari zatzat silisium dan aluminium
-Bagian bawah disebut sima karena sebagain besar
terdiri dari silium dan magnesium.
* Tebal sial dan sima di bawah kontinen (benua) tidak sama, hal ini
berdasarkan
penyelidiakan yang dilakukan pada samudra pasifik. Dari hasil
penyelidikan diperoleh bahwa dasar samudra pasifik tidak terdapat lapisan
sial sedangkan pada kontinen dan pegunungan lapisan sial sangat tebal.
b. Selubung bumi atau mantel, ketebalannya sampai kedalaman
1.200 km dari
permukaan bumi. Berat jenis laipsan ini antara 3,4 sampai 4. Unsur-
unsur yang
dominan pada selubung bumi adalah oksigen, silisium dan magnesium
sehingga
dinamakan sima.

6
c. Lapisan Antara (intermediate shell) atau mantel bumi atau
chalkosfera yang merupakan sisi oksida dan sulfida dengan ketebalan
1.700 km dan berat jenis 6,4. Lapisan ini terbagi 2 yaitu lapisan yang
terletak pada kedalaman antara 1.200 km sampai 1.250 km dinamakan
Crofesima, berat jenis antara 4 sampai 5 terdiri dari unsur-unsur
dominan oksigen, ferrum, silisium, magnesium, dan sedikit chromium.
Lapisan antara kedalaman 1.250 km sampai 2.900 km dinamakan
Nifesima, berat jenis antara 5 sampai 6, unsur yang penting (dominan)
adalah Nikel.
d. Inti Bumi (The earth’s core) atau Barysfera.
Lapisan ini diperkirakan mencapai kedalaman 5.500 km, banyak
mengandung besi dan nikel sehingga disebut Nife, berat jenisnya antara 6
samapi 12 dengan rata-rata 9,6. ketebalan inti bumi mempunyai jari-jari
kurang lebih 3.500 km.
 Lapisan yang memiliki peranan paling besar terhadap perubahan geologi
seperti pembentukan pegunungan, lembah keretakan (rief valley), dataran
tinggi, gempa bumi dan letusan gunung berapi adalah lapisan Astenosfer
karena astenosfer berbahan cair dan panas yang selalu mengalami
reaksi.Kerak (kulit bumi) terdiri dari lempengan yang mengembang, dan
bergerak di atas lapisan padat (astenosfer) karena adanya aliran panas.
Adanya aliran panas ini menyebabkan kerak bumi pecah menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil yang disebut Lempeng Tektonik.
Lempeng Tektonik merupakan dasar dari terbentuknya sistem kejadian
gempa bumi, peristiwa gunung berapi, pemunculan gunung api bawah laut,
dan peristiwa geologi lainnya.

5. Di Indonesia terdapat beberapa gunung api yang masih aktif. Jelaskan usaha-
usaha mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya korban bencana tersebut!

Mitigasi bencana letusan gunungapi adalah “proses pencegahan bencana


letusan unungapi atau pengurangan dampak bahaya letusan gunungapi” untuk
meminimalkan:
 Jatuhnya korban jiwa

7
 Kerugian harta benda
 Rusaknya lingkungan dan Terganggunya roda perekonomian masyarakat.
Mitigasi Bencana Gunungapi
Sebelum Terjadi Bencana
1. Dilakukan pemantauan gunungapi
2. Penyediaan peta kawasan rawan bencana gunungapi, peta zona risiko
bahaya gunung api
3. Pemantapan protap tingkat kegiatan gunungapi
4. Pembimbingan dan informasi gunungapi
5. Penerbitan peta geologi gunungapi
6. Penyelidikan geologi, geofisika dan geokimia
7. Peningkatan sumberdaya manusia dan pendukungnya
Saat Terjadi Bencana
1. Mengirimkan tim tanggap darurat
2. Meningkatkan pengamatan
3. Melaporkan tingkat kegiatan sesuai alur
4. Memberikan rekomendasi kepada pemda sesuai protap
Sesudah Terjadi Bencana
1. Menurunkan tingkat kegiatan gunungapi sesuai protap
2. Menginventarisir data letusan, termasuk sebaran dan volume bahan letusan
3. Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya sekunder
4. Memberikan saran teknis penanggulangan bahaya sekunder
Pengurangan Resiko Bencana
1. Melakukan identifikasi, kajian dan pemantauan resiko bencana dan
memperkuat sistem peringatan dini
2. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun
suatu budaya aman dan ketahanan terhadap bencana di semua tingkatan
3. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk menjamin pelaksanaan
tanggap darurat yang efektif
Sosialisasi dan Koordinasi

8
1. Sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat yang tinggal disekitar gunungapi tentang potensi gunungapi,
baik yang negatif (bahaya), maupun yang positif (sumberdaya).
2. Koordinasi dilakukan dengan pemerintah daerah dan instansi terkait guna
meningkatkan efektivitas dalam penanggulangan bencana erupsi
gunungapi.
Penataan Ruang Berbasis Kebencanaan
Upaya pengurangan risiko bencana gempabumi adalah dengan
mengurangai elemen kerentanan, salah satunya adalah dengan cara penataan
ruang yang berlandaskan kepada ainaliss kebencanaan gunungapi.
Berikut ini adalah upaya yang dilakukan dalam rangka penanggulangan
bencana geologi yang disebabkan oelh erupsi gunung api yaitu:
1. Melakukan pengamatan dan pemantauan terhadap gunung api aktif.
2. Dengan melakukan pengamatan dan pemantauan yang terus menerus,
maka diharapkan dapat dipelajari tingkah laku dan aktifitas semua gunung
api aktif yang ada sehingga usaha perkiraan erupsi dan bahaya gunung api
akan tepat dan cepat. Penyampaian informasi dalam rangka pengamanan
penduduk dalam kawasan rawan bencana dapat dilakukan tepat waktu
sehingga korban bisa dihindari.

3. Melakukan pemetaan kawasan rawan bencana gunung apai


4. Untuk mengetahui dan menentukan kawasan rawan bencana gunung api,
tempat-tempat yang aman jika terjadi letusan, tempat pengungsian, alur
pengungsian. Sehingga pada saat terjadi peningkatan aktifitas/ letusan, kita
sudah siap dengna peta operasional lapangan.
5. Mengosongkan kawasan rawan bencana
6. Daerah atau kawasan yang termasuk kedalam kawasan rawan bencana
harus dikosongkan dan dilarang untuk hunian tetap, karena daerah ini
sering dilanda oleh produk letusan gunung api (lava, awan panas, jatuhan
piroklastik)
7. Melakukan usaha preventif

9
8. Upaya untuk mengurangi bahaya akibat aliran lahar, yaitu dengan cara
membuat tanggul penangkis, tanggul-tanggul untuk mengurangi kecepatan
lahar, serta mengurangi volume air di kawah (Kelud , Galunggung)
Tahap kesiap siagaan merupakan tindakan-tindakan yang mmungkinkan
pemerintah, masyarakat maupin perorangan mampu mengantisipasi segera
mungkin dan seefektif mungkin terhadap situasi kejadian bencana misalnya:
1) Menyiapkan peralatan penanggulangan bencana untuk digunakan sewaktu-
waktu.
2) Pelaksanaan efakuasi atau pengungsian.
3) Menyiapkan sistem peringatan dini (komunikasi darurat).
4) Melakukan penyuluhan serta memberi informasi tentang kebencanaan pada
masyarakat.
5) Melakukan pelatihan penanggulangan bencana
6. Di beberapa wilayah kota besar di Indonesia pada musim hujan sering terjadi
banjir. Jelaskan bagaimanakah alternative cara-cara yang bias dilakukan untuk
mengantisipasi bencana banjir tersebut!

JAWAB :
Cara-cara efektif untuk mengatasi masalah banjir. Berikut adalah 13 cara
mengatasi dan mencegah terjadinya banjir :
1. Membuat Saluran Air yang Baik
2. Buanglah Sampah pada Tempatnya
3. Rajin Membersihkan Saluran Air
4. Mendirikan Bangunan/Konstruksi Pencegah Banjir
5. Menanam Pohon atau Tanaman di Area Sekitar Rumah
6. Melestarikan Hutan
7. Membuat Lubang Biopori
8. Membuat Sumur Serapan

10
BAB III
LATIHAN URAIAN HIDROSFER

1. Pada musim hujan, terdapat kawasan daerah aliran sungai (DAS) yang ketika
hujan cepat mengalami banjir, tetapi ada juga yang datangnya banjir lebih
lambat, bahkan ada yang tidak mengalami banjir meskipun sama-sama
mengalami hujan dengan intensitas dan waktu hujan yang relative sama.
Jelaskan dan lengkapi dengan gambar, bentuk-bentuk DAS dan pengaruhnya
terhadap kejadian banjir pada wilayah tersebut!
2. Pada musim kemarau, beberapa wilayah di Gunung Kidul mengalami
kekurangan air minum. Jelaskan factor apakah yang menyebabkan terjadinya
hal tersebut!
3. Di beberapa daerah kedalaman air tanah sangat bervariasi. Jelaskan faktor-
faktor yang mempengaruhi potensi air tanah di suatu wilayah!
JAWAB :
1. a) Paralel

Bentuk DAS ini mempunyai corak dimana 2 jalur aliran sungai yang
sejajar. Debit banjir terjadi pada bagian hilir.
anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada
ungaisungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara ke
laut. Berkembang di lereng yang terkontrol oleh struktur (lipatan
monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi yang
pendek) atau dekat pantai.

b) Radial

11
Bentuk DAS ini menyerupai kipas, debit banjir terjadi pada titik
pertemuan anak-anak sungainya meskipun tidak lama. Anak sungai
terkonsentrasi ke satu titik secara radial
Pola aliran sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik. Pola aliran
ini berkembang di daerah vulkan atau dome.
c) Bentuk Bulu Burung

Bentuk DAS ini mempunyai debit banjir yang relatif kecil karena waktu
tiba banjir dari anak-anak sungainya yang terletak di kiri kanan sungai
utama berbeda-beda. Waktu banjir di daerah ini relatif lama.

2. Gunung Kidul adalah salah satu wilayah yang sering mengalami


kekeringan. Menurut penduduk setempat, kekeringan bukanlah dianggap suatu
bencana, tetapi dianggap suatu keadaan yang semestinya karena sudah terjadi
sejak dahulu dan setiap tahun.
Berdasarkan study dan penelitian kekeringan di Gunung Kidul termasuk suatu
bencana yang terjadi akibat kondisi daerah tersebut yang merupakan perbukitan
karst. Wilayah karst merupakan wilayah dengan batuan kapur dengan porositas
yang tinggi dan apabila terkena air hujan maupun air permukaan akan terlarut.
Air tidak bisa bertahan lama di permukaan atau terapung. Karena selain
porositas yang tinggi sehingga air tidak bisa bertahan di permukaan. Batuan
kapur akan terlarut dan membentuk gua-gua dan lorong bawah tanah sehingga
air akan masuk dan mengalir di bawah tanah menjadi sungai bawah tanah dan
mata air akan berada pada air tanah yang dalam yang tidak mampu terangkat
keluar dengan sendirinya.

12
Karena sebab tersebut maka daerah Gunung Kidul menjadi daerah yang sulit
mendapatkan sumber air bersih.
Adapun parameter yang digunakan adalah :

1. Jumlah gua
2. Persebaran gua
3. Aktivitas manusia
4. Topografi daerah
5. Persebaran sungai bawah tanah

Berdasarkan parameter yang diketahui, kita dapat mengetahui daerah-


daerah mana yang rawan bencana kekeringan dan membuat skala prioritas
untuk daerah tersebut. Skala prioritas dapat dibuat untuk daerah yang
kekeringannya paling parah, sehingga penanganan-penanganan awal dapat
dilakukan.
Solusi awal adalah dengan memasok air bersih yang bisa dilakukan oleh
bantuan pemerintah setempat. Untuk solusi dengan proses jangka panjang bisa
dibangun sumur-sumur bor yang mampu mengangkat sumber air bawah tanah
ke permukaan dengan data peta persebaran sungai bawah tanah dan survey
debit air sungai bawah tanah. Berdasarkan data tercatat ada 10 % diantara
jumlah gua yang ada (243 gua) memiliki potensi gua dan sungai bawah tanah
yang memiliki debit air yang mencukupi.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kadar air tanah terdiri dari:


1. Kadar Bahan Organik
Kadar bahan organic tanah mempunyai pori pori yang jauh lebih banyak
dari pada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan
juga lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan organic tanah makin
tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
2. Kedalaman Solum
Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah,
semakin dalam maka ketersediaan kadar air juga akan semakin banyak.
3. Iklim dan Tumbuhan

13
Iklim dan tumbuhan pempunyai pengaruh yang penting bagi ketersediaan
air yang dapat yang dapat diabsorbsi dengan efisiensi tumbuhan dalam
tanah. Temperature dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan
berpengaruh pada efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan air yang
dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan
ketahanan pada kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah factor
pertumbuhan yang berarti
4. Senyawa Kimiawi
Senyawa kimiawi garam garam dan senyawa pupuk baik alamiah maupun
non alamiah mempunyai gaya asmotic yang dapat menarik dan
menghidrolisis air sehingga koefisien laju meningkat.
5. Tekstur Tanah
Tekstur tanah berpengaruh bahwa dengan adanya perbedaan jenis tekstur
tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat air.
6. Strukrur Tanah, Permeabilitas, Serta Pori Ttanah
Strukrur Tanah, permeabilitas tanah serta pori tanah merupakan hal yang
penting bagi factor factor yang mempengaruhi kadar air didalam tanah.
Tanah yang mempunyai ruang pori yang lebih banyak akan mampu
menyimpan air lebih banyak. Tanah yang lebih baik untuk proses
pertumbuhan tanaman adalah jenis tanah jenis inseptisol, karena jenis tanah
inseptisol cukup subur karena mempunyai bahan organic yang cukup
tinggi.
BAB IV
LATIHAN URAIAN ATMOSFER

1. Dewasa ini di bumi terjadi fenomena efek rumahkaca yang menyebabkan


terjadinya pemanasan global. Terkait dengan fenomena tersebut jelaskan hal-hal
sebagai berikut.
a. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca?
b. Dampak apakah yang ditimbulkan oleh fenomena tersebut?
c. Bagaimanakah solusi untuk mengatasi masalah tersebut?

14
2. Terjadinya pergantian musim hujan dan musim kemarau di Indonesia relative
terjadi secara teratur. Terkait dengan hal ini jelaskan proses terjadinya pergantian
musim tersebut dan lengkapi jawaban Saudara dengan peta!
3. Buatlah analisis, banyak manakah jenis tumbuhan yang bisa tumbuh dengan
baik antara Kanada dan Indonesia, jelaskan pendapat Saudara!
JAWAB
1. a. Faktor Penyebab terjadinya efek rumah kaca antara lain :
Efek rumah kaca disebabkan karena meningkatnya konsentrasi gas karbon
dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Meningkatnya konsentrasi
gas CO2 ini disebabkan oleh banyaknya pembakaran bahan bakar minyak,
batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melebihi kemampuan
tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:
25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
25% diserap awan
45% diserap permukaan bumi
10% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah
oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang
dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk
dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca
diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan
malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang
dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta
beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC).
Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek
rumah kaca.
Adapun faktor penyebab lainnya adalah:
 Penggundulan hutan
Mengapa penggundulan hutan menjadi masalah? Hutan primer merupakan
penyerap karbon dioksida (CO2), sehingga dapat membantu mengurangi

15
karbon dioksida di atmosfer. Selain itu, metode yang digunakan dalam
penggundulan hutan, yaitu dengan cara dibakar, turut menyumbangkan
berton-ton CO2.
 Polusi transportasi
Pada 2013, 104 juta kendaraan bermotor telah terdaftar di Indonesia. Selain
itu, 1,6 penerbangan domestik terjadi di negeri ini. Sehingga tidak
mengherankan jika 114 juta ton CO2 dilepaskan pada tahun itu. Dapatkah
Anda bayangkan berapa banyak CO2 yang diproduksi pada tahun-tahun
selanjutnya...
 Besarnya konsumsi energi
Suatu negara yang pertumbuhan penduduknya berkembang dengan cepat
(Indonesia contohnya), sehingga memiliki tuntutan besar dalam
menggunakan listrik. Per hari saat ini, Indonesia menggunakan 173,8 miliar
kWh, sangat jauh bila dibandingkan dengan 10 tahun lalu, yaitu hanya 92
miliar kWh. Listrik adalah energi yang sangat penting, tapi produksi listrik
perlu dikhawatirkan, mengingat 72 persen dari listrik negara dihasilkan oleh
pembakaran batu bara, minyak dan gas.
 Penumpukan dan pembakaran sampah
Semua sampah yang terurai dan menghasilkan metana. Metana diketahui 20
kali lebih efisien dalam menghalau radiasi di atmosfer bumi. Masalah klasik
lain yang dimiliki Indonesia berasal dari tradisi membakar sampah. Sampah
organik dan sampah plastik disatukan untuk dibakar, padahal hasil
pembakarannya adalah gas beracun dan mampu meningkatkan efek rumah
kaca.

b. Dampak yang ditimbulkan oleh fenomena efek rumah kaca :


 Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya
perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat
mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga
mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
 Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di
daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek

16
rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut
sehingga berakibat kepada beberapa pulau kecil tenggelam di negara
kepulauan , yang membawa dampak perubahan yang sangat besar.
 Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu
rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca
tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global
antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi
gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang
dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan
mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
 Hampir 20 persen terumbu karang di dunia punah akibat emisi karbon
dioksida yang meningkat.Karbon-karbon tersebut oleh laut sehingga laut
menjadi lebih asam, yang akan berdampak negatif terhadap biota laut
(terumbu karang, kumpulan plankton, udang besar, rumput laut).
c. Solusi untuk mengatasi masalah efek rumah kaca :
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan deforestasi yaitu penanaman
satu miliar pohon per tahun dapat menurunkan emisi gas rumah kaca
sehingga target 26 persen pada 2020 diharapkan akan tercapai. Upaya
penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dapat dilakukan dengan upaya
pengendalian kerusakan hutan, penggunaan energi dan transportasi dan
pengolahan limbah.Teknologi terbarukan dalam di dunia yang ramah
lingkungan dapat membantu mengurangi emisi gas.

2. Indonesia terletak di sekitar khatulistiwa (23,5 LU - 23,5 LS) disebut


daerah tropis, iklimnya disebut iklim tropis yaitu memiliki dua musim dengan
kelembapan udara paling cocok untuk banyak jenis makhluk hidup. Banyak
yang menduga bahwa musim-musim terjadi karena orbit Bumi mengelilingi
Matahari yang berbentuk elips: saat posisi terjauh, maka Bumi dingin, dan
sebaliknya. Contoh ekstremnya adalah planet Merkurius yang panas dan
Pluto yang dingin. Atau kita akan merasakan hangat saat dekat dengan api
unggun dan dingin saat jauh. Teori ini logis jika hanya menjelaskan hangat
dan dingin, tapi tidak menjelaskan kenapa ada dua musim berbeda (misalnya

17
bagian utara khatulistiwa musim dingin dan selatan musim panas) pada saat
yang bersamaan?
Sebenarnya, jarak bumi dan matahari tidaklah menentukan musim di Bumi,
karena perbedaannya jarak terjauh dan terdekat tidak signifikan.
Perbandingannya seperti kita berdiri satu meter dari api unggun, kemudian
menjauh sekira dua cm, tentu kita tidak bisa membedakan perbedaan panas
yang kita rasakan. Ternyata kemiringan poros bumilah yang mempengaruhi
terjadinya pergantian musim. Bumi dengan kemiringan poros buminya yang
kemudian berotasi mengelilingi matahari mengakibatkan terjadinya
pergantian musim.
Pergantian musim diIndonesia disebabkan adanya pengaruh angin muson
yaitu muson timur dan muson barat.
* ANGIN MUSON BARAT
Angin Muson barat terjadi pada bulan oktober –februari, hal ini terjadi
karena pada tanggal 23 september sampai dengan 21 maret, matahari tepat
berada di bumi bagian selatan sampai pada garis lintang 23 ½ LS tepat
pada 22 desember. Letak matahari menyebabkan intensitas penyinaran
matahari di benua Austalia lebih tinggi dari pada di benua Asia. Suhu
udara di benua Australia maksimum menyebabkan tekanan udaranya
rendah dan Asia minimum menyebabkan tekanan udaranya tinggi,

sehingga angin bergerak dari tekanan udara tinggi (Asia) menuju tekanan
udara rendah (Australia). Karena melalui samudera (laut Cina selatan dan

18
Samudera Hindia) yang luas maka banyak membawa uap air sehingga
sebagian besar wilayah Indonesia mengalami hujan.

3. Jenis tumbuhan yang bisa tumbuh dengan baik antara Kanada dan Indonesia
adalah lebih baik di Indonesia, hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu :
* Indonesia berada pada lintang rendah (Iklim Tropis) sehingga jenis tanaman
akan dapat tumbuh subur karna curah hujan yang tinggi . vegetasi hutan hujan
tropis sangat bervariasi dan tinggi-tinggi.
Sedangkan Kanada terkenal dengan iklimnya yang dingin. Musim dingin di sini
dapat menjadi sangat kasar di banyak daerah, dengan risiko badai salju, dan badai
es, dan suhu mencapai serendah -50 °C dapat terjadi di Utara. Vegetasi di Kanada
adalah hutan konifer sampai hutan tundra
*dilihat dari struktur geologisnya, Indonesia berada pada daerah dengan jenis
tanah yang subur, sedangkan Kanada yang terdiri dari batuan-batuan prekambium

BAB V
LATIHAN URAIAN PETA, PJ, DAN SIG
1. Perhatikan gambar berikut.

19
Menurut Saudara, dapatkah gambar diatas disebut peta? Jelaskan pendapat
Saudara!
2. Jelaskan mengapa wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi menjadi
tiga daerah waktu!
3. Citra dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan. Jelaskan
bagaimanakah cara memanfaatkan citra untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Memantau kerusakan hutan selama 15 tahun terakhir!
b. Memperkirakan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu!
4. Jika Saudara akan membuat peta tingkat kerawanan bencana tsunami pada
suatu wilayah di pantai selatan Pulau Jawa dengan menggunakan SIG, peta apa
sajakah yang diperlukan, dan bagaimakah langkah-langkah yang Saudara lakukan
untuk membuat peta tersebut!
JAWAB :
1. Peta adalah gambaran konvensional yang selektif dan yang diperkecil dengan
skala tertentu,, sedangkan gambar di atas menurut saya bukan merupakan
peta akan tetapi hanya merupakan gambar atau sketsa penampakan alam saja
(gunung dan pegunungan). Karena dalam gambar tersebut tidak terdapat
komponen,-komponen peta yaitu judul, skala, orientasi, legenda, dan
seterusnya.
2. Pedoman awal garis bujur dimulai dari kota greenwich, London Inggris yang
ditetapkan sebagai garis bujur 0˚. Sekali berputar bumi butuh 24 jam untuk
putaran 360˚, sehingga 1 jam bumu berputar 15˚. Oleh karena itu setiap 15˚
dan kelipatannya daro 0˚ dijadikan garis bujur.
Indonesia terletak pada 6˚LU-11˚LS dan 95˚BT-141˚BT, berdasarkan garis
bujur Indonesia terletak pada 95˚BT-141˚BT artinya mencakup 46˚ .
berdasarkan ketentuan perbedaan 15˚ garis bujur mengakibatkan perbedaan
waktu 1 jam. Jika dihitung maka 46/15=3,07 dan dibulatkan menjadi 3 dan
Indonesia terletak pada tiga garis bujur yaitu105˚ ,120˚ , dan 135˚ (kelipatan
15). Inilah mengapa Indonesia kemudian dibagi menjadi tiga daerah waktu
WIB, WITA, dan WIT.
3. a. Citra untuk memantau kerusakan hutan selama 15 tahun terakhir:
Monitoring batas-batas fungsi kawasan hutan

20
Identifikasi wilayah habitat satwa

1. Identifikasi perubahan kawasan hutan akibat illegal loging.


2. Inventarisasi Potensi Sumber Daya Hutan
3. Pemetaan kawasan unit-unit pengelolaan hutan
4. Perencanaan lokasi reboisasi.

Bagi unit pengelolaan hutan HPH

 Inventarisasi luas lahan HPH


 Menghitung potensi volume kayu
 Perencanaan dan pembuatan site plan
 Perencanaan jalur transportasi loging
 Mengidentifikasi batas kawasan
 Evaluasi laju produksi

Bagi unit pengelolaan hutan HTI

 Perencanaan pembagian areal usaha ke dalam bentuk blok, petak dan anak
petak
 Perencanaan lokasi camp, lokasi menara pengawas, lokasi persemaian, dan
lain-lain.
 Monitoring pertumbuhan tanaman dan areal siap panen.

Secara berkala (time series) digunakan untuk :

 Memantau laju kerusakan hutan (deforestation)


 Memantau perubahan lahan pada kawasan hutan
 Memantau keberhasilan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Perubahan lahan hutan dapat dilihat dari contoh gambar di bawah:
Tahun awal pemantauan, hutan masih dalam kondisi normal

Karena kegiatan manusia, hutan sudah mulai rusak dan berubah

21
b. Pertambahan penduduk di suatu wifayah pada umumnya akan berdampak
pada bertambahnya kebutuhan akan Jahan permukiman. Citra Satelit
Worldview-2 digunakan untuk mendapatkan data penggunaan lahan, blok
permukiman aan jumlah bangunan. Data penggunaan lahan dan jumlah
bangunan diperoleh dengan cara interpretasi visual. Data Jumlah penduduk
tahun 2003- 2015 diperoleh dari BPS digunakan untuk menghitung kepadatan
penduduk, rnenghitung proyeksi penduduk dan mencari persamaan regresi
antara jumlah bangunan dan jumlah penduduk. Metode Geometrik digunakan
untuk menghitung proyeksi penduduk dari tahun 2012 hingga tahun 2022.
Persamaan regresi antara umlah penduduk dan jumlah permukiman digunakan
untuk menghitung proyeksi luas lahan permukiman. Hasil penelitian
“‘menunjukkan bahwa Citra Worldview-2 dapat digunakan untuk memetakan
pola permukiman dan kepadatannya. Hasil analisis kepadatan permukiman dari
citra menunjukkan hubungan positif dengan kepadatan penduduk hasil
perhitungan data statistik. Pola spasial kepadatan penduduk juga dapat
diketahui apakah wilayah tersebut bersifat mengelompok/clustering atau yang
lainnya. Proyeksi jumlah penduduk juga dapat dihitung, misalkan tahun 2022
sebesar 255.305 jiwa, sedangkan jumlah penduduk tahun 2012 sebesar 119.356
jiwa, sehingga terjadi kenaikan jumlah penduduk selama kurun waktu 10 tahun
sebesar ±135.949 jiwa. Proyeksi luas lahan juga dapat diketahui, contohnya
permukiman tahun 2022 sebesar 1.911 ha, sedangkan luas lahan permukiman
tahun 2012 sebesar 898 ha, sehingga terjadi kenaikan kebutuhan lahan
oennukiman dalam waktu 10 tahun kedepan sebesar 1.013 ha.

5. Apabila akan membuat peta tingkat kerawanan bencana tsunami pada suatu
wilayah di pantai selatan Pulau Jawa dengan menggunakan SIG maka peta
yang diperlukan adalah peta geologi dasar laut, peta topografi, dan peta
kepadatan penduduk. Langkahnya yaitu dengan mengoverlay peta-peta tersebut

22
sehingga peta peta tingkat kerawanan bisa dibuat. Prosedur analisis
menggunakan peta tersebut:

a. Dikodekan menjadi data raster


b. Meng input ke dalam komputer
Tiap peta direkam pada file terpisah selanjutnya dengan proses tumpang
tindih dihasilkan data turunan yang dapat dianalisis tiap sel dan keluarannya
berupa peta kerawanan bencana tsunami

BAB VI
LATIHAN URAIAN BIOSFER

1. Indonesia memiliki daerah yang sangat luas, yaitu membentang dari 6°LU -
11° LS dan 95° - 141° BT. Sedemikian luas wilayahnya, menyebabkan
Indonesia memiliki beberapa jenis hutan. Sebutkan jenis-jenis hutan yang ada
di Indonesia dan jelaskan karakteristik masing-masing hutan tersebut!
2. Jelaskan bukti yang secara empirik dapat dijadikan bukti bahwa Asia Selatan
dan Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika!
3. Persebaran Fauna di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga wilayah, yaitu
Indonesia bagian barat, Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian timur.
Jelaskan faktor apakah yang menyebabkan terjadinya perbedaan jenis fauna
tersebut
JAWABAN

1. Jenis-jenis hutan yang ada di Indonesia dan karakteristiknya:


a. Hutan tropika basah
 Hutan tropika basah terdapat di sepanjang katulistiwa.

23
 intensitas penyinaran tinggi, siang dan malam hari kurang lebih sama
panjang, suhu selalu dan kelembaban tinggi, curah hujan tinggi dan
amplitudo harian maupun tahunan yang relatif kecil.
 vegetasi variasinya paling banyak dan hijau sepanjang tahun
(evergreen), terdiri dari pohon – pohon yang tinggi dari berbagai
macam jenis
 cahaya matahari terhalang oleh tajuk pohon yang tinggi sehingga tidak
bisa menembus lantai hutan.Akibatnya di bagian lantai hutan
tumbuhan tidak bisa berkembang. .
b. Hutan musim
 Hutan musim terdapat di daerah tropis yang terpengaruh oleh
iklim musim.
 vegetasi berupa pohon-pohon yang tahan terhadap kekeringan.pohon-
pohon penyusunnya meranggas pada musim dan hijau kembali pada
musim hujan.
 Di Indonesia, hutan musim ditemukan di Jawa Tengah, Jawa
Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
c. Hutan mangrove atau hutan bakau
 tumbuh dalam lingkungan air asin, yaitu disepanjang dataran pantai
 pohon-pohon penyusun umumnya mempunyai daun yang tebal, kaku
dengan lapisan kulit yang tebal untuk mencegah penguapan air yang
berlebihan.
 di Indonesia hutan mangrove terdapat di sepanjang pantai Timur
Sumatra, pantai Barat dan Selatan kalimantan, sepanjang pantai
yang rendah di Papua, dan di Sumatera bagian timur.

2. Dilihat dari sejarah pergerakan lempeng Pangea. Jadi antara Asia Selatan dan
Tenggara merupakan bagian dari Gondwana. Asia Selatan yang bersatu dengan
Afrika sedangkan Asia Tenggara bersatu ke Laurasia. Bukti yang menyatakan
kalau Afrika dan Asia Selatan bersatu adalah struktur batuan antara Afrika dan
Asia sama. Selain itu fosil dan lapisan batuan juga sama.

24
3. faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan jenis fauna di Indonesia bagian
barat, tengah, dan timur

a. Indonesia Bagian Barat


Hewan yang ada di Indonesia bagian barat mirip dengan hewan yang ada di
Benua Asia. Hal ini disebabkan karena pada jaman pleistosen, beberapa
pulau di Indonesia, yaitu Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan menjadi
satu daratan dengan Asia. Oleh karenanya hewan dari Benua Asia bisa
bermigrasi ke pulau-pulau tersebut.
Jenis hewan antara lain, badak jawa, Harimau, orang utan, gajah, beruang
madu, wau-wau, lutung, banteng, merak hijau, dan burung jalak bali.
b. Indonesia bagian tengah/peralihan.
Wilayahnya meliputi Pulau Maluku, Timor, Sulawesi, Sumbawa, Sumba,
dan Lombok.
Di bagian barat, wilayah ini dibatasi oleh Garis Wallace, sedangkan
dibagian timur
dibatasi garis webber dengan Indonesia bagian timur. Pada Kawasan
tersebut terdapat peluang terjadinya percampuran antara unsur fauna
oriental dan fauna australis.
Jenis fauna di Indonesia bagian timur antara lain komodo, anoa, babirusa,
dan burung maleo.
c. Indonesia Bagian Timur
Persebaran fauna di Indonesia bagian timur meliputi Pulau Papua dan
pulau-pulau kecil yang ada di sekitarnya. Fauna yang ada di wilayah ini ada
kemiripan dengan yang ada di Benua Australia. Hal ini disebabkan
karena pada jaman pleistosen wilayah tersebut menjadi satu daratan dengan
Australia. Jenis fauna yang terdapat dikawasan Indonesia bagian timur,
antara lain kangguru pohon, t ikus berkantung, musang berkantung,
burung kasuari, burung cenderawasih, dan burung kakatua

BAB VII
LATIHAN URAIAN KEPENDUDUKAN

25
1. Buatlah gambar tiga macam bentuk piramida penduduk dan jelaskan
bagaimanakan karakteristik penduduk dari masing-masing bentuk piramida
penduduk tersebut!
2. Jelaskan sedikitnya tiga bentuk masalah kependudukan yang dihadapi
Indonesia dan jelaskan pula bagaimanakah solusi untuk mengatasi masalah-
masalah tersebut!
3. Hasil sensus tahun 2000 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia
sebanyak 205 juta jiwa dan sensus tahun 2010 jumlah penduduk tersebut
meningkat menjadi 233 juta. Berdasarkan data kedua sensus tersebut hitunglah
berapa perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2019!

JAWAB :
1. Bentuk piramida penduduk dan karakteristik penduduknya :

1. Piramida penduduk muda (ekspansif)


Piramida penduduk muda berbentuk kerucut alasnya lebar dan puncaknya
meruncing. Piramida ini menggambarkan penduduk yang sedang mengalami
pertumbuhan pesat dimana usia muda berada dalam jumlah yang besar. Hal ini
disebabkan adanya angka kelahiran yang tinggi dan kematian yang rendah.
Negara yang penduduknya berbentuk piramida ini adalah Indonesia dan
China.Piramida penduduk muda / expensive ini menggambarkan:
a. Sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda.
b. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa penduduk daerah tersebut sedang
mengalami pertumbuhan.
c. Tingkat kelahiran dan kematian masih cukup tinggi.
d. Pertumbuhan enduduknya tinggi.Berikut adalah gambar dari piramida
penduduk muda:

26
2. Piramida penduduk dewasa (Stationer)
Piramida ini menggambarkan penduduk yang pertumbuhannya stabil. Hal ini
terjadi karena kelahiran (natalitas) dengan kematian (mortalitas) stabil
(seimbang). Penduduk dunia dengan piramida seperti ini biasanya terdapat di
negara-negara maju, seperti: Amerika dan Inggris.
Bentuk piramida penduduk dewasa / stationer menyerupai persegi empat,
bentuk tersebut menggambarkan keadaan penduduk:
a. Jumlah penduduk dalam keadaan stasioner.
b. Jumlah kelahiran dan kematian seimbang.
c. Jumlah penduduk relatif tetap.
d. Pertumbuhan penduduk rendah
e. Penduduk muda hampir sebanding dengan penduduk tua.
Berikut adalah gambar dari piramida penduduk dewasa:

3. Piramida penduduk tua (Konstruktif)


Piramida penduduk tua ini menggambarkan penduduk yang cenderung
pertumbuhannya mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan karena angka
kelahiran (natalitas) dan kematian yang seimbang. Grafik semacam ini terjadi
di negara-negara, seperti: Jerman, Belgia, dan Swedia.
Bentuk piramidanya menyerupai bentuk nisan, bentuk ini menggambarkan
bahwa:
a. Jumlah penduduk terus berkurang.
b. Angka kelahiran lebih kecil dari angka kematian.
c. Sebagian besar penduduk berada pada kelompok usia tua.
d. Pertumbuhan penduduk sangat rendah bahkan tidak ada sama sekali.
Berikut adalah gambar dari piramida penduduk tua:

27
2. Masalah kependudukan Indonesia dan solusinya :

a. Masalah tingkat pendidikan


Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh:

 Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.


 Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan
sarana pendidikan.
 Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.
 Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap
pembangunan adalah:
 Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan
tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan
jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi
kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
Usaha-usaha tersebut di antaranya:
1. Pencanangan wajib belajar 9 tahun.
2. Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan
Universitas Terbuka.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah,
perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain).
4. Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.
5. Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
6. Mencanangkan gerakan orang tua asuh.
7. Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.
b. Masalah kesehatan

28
 Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka
kematian, karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan.
 Kualitas kesehatan yang rendah umumnya disebabkan:
 Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.
 Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
 Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
 Gizi yang rendah.
 Penyakit menular.
Upaya-upaya tersebut di antarnya:
1. Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.
2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
4. Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan
lain-lain.
5. Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.
6. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan
lingkungan.

c. Masalah tingkat penghasilan/pendapatan

 Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari


pendapatan per kapita, yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam
suatu negara.
 Negara-negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita
rendah, hal ini disebabkan oleh:
 Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
 Jumlah penduduk banyak.
 Besarnya angka ketergantungan.
 Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara digolongkan menjadi 3,
yaitu:
 Negara kaya, pendapatan per kapitanya > US$ 1.000.
 Negara sedang, pendapatan per kapitanya = US$ 300 – 1.00.
 Negara miskin, pendapatan per kapitanya < US$ 300.

29
Upaya-upaya tersebut di antarnya:
1. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat (kesejahteraan masyarakat),
sehingga dapat mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan
pemerintah melakukan upaya dalam bentuk:
2. Menekan laju pertumbuhan penduduk.
3. Merangsang kemauan berwiraswasta.
4. Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.
5. Memperluas kesempatan kerja.
6. Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa.

m
3. Rumus Pm = Pn+ (Pn-Po)
n
Diket: Po= 205 juta (thn 2000)
Pn= 233juta (thn 2010)

m= 2019-2010= 9
n = 2010-2000= 10
m
Pm = Pn+ (Pn-Po)
n
= 233jt+0.9 (28jt)
= 258,2 juta

Jadi estimasi jumlah penduduk tahun 2019 adalah 258,2 juta

BAB VIII
LATIHAN URAIAN LINGKUNGAN HIDUP, SUMBER DAYA ALAM,
DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

1. Sebutkan bentuk kearifan lokal sedikitnya dari lima daerah yang berbeda di
Indonesia dan jelaskan manfaat dari keberadaan masing-masing kearifan lokal
tersebut bagi masyarakat!
2. Uuntuk meningkatkan hasil produksi pertanian di P Jawa pada umumnya
dilakukan melalui intensifikasi. Jelaskan bagaimanakah seharusnya usaha
pertanian dikelola, sehingga sesuai dengan konsep pembangunan
berkelanjutan! Berikan contoh dari penjelasan Saudara!

30
3. Luas hutan di Indonesia dari waktu ke waktu terus mengalami penyusutan.
Jelaskan hal-hal apakah yang seharusnya dilakukan dalam memanfaatkan
sumberdaya hutan sehingga kerusakan hutan tidak semakin parah!
JAWAB :

1. Bentuk kearifan lokal di Indonesia


Contoh Kearifan Lokal
a. Hutan Larangan Adat ( Desa Rumbio Kec. Kampar Prov. Riau )
Kearifan Lokal ini dibuat dengan tujuan untuk agar masyarakat sekitar
bersama-sama melestarikan hutan disana, dimana ada peraturan untuk
tidak boleh menebang pohon dihutan tersebut dan akan dikenakan denda
seperti beras 100 kg atau berupa uang sebesat Rp 6.000.000,- jika
melanggar.
b. Awig-Awig ( Lombok Barat dan Bali )
Merupakan aturan adat yang menjadi pedoman untuk bertindak dan
bersikap terutama dalam hal berinteraksi dan mengolah sumber daya alam
dan lingkungan didaerah Lombok Barat dan Bali.
c. Cingcowong ( Sunda / Jawa Barat )
Merupakan upacara untuk meminta hujan, tradisi Cingcowong ini
dilakukan turun temurun oleh masyarakat Luragung guna untuk
melestarikan budaya serta menunjukan bagaimana suatu permintaan
kepada yang Maha Kuasa apabila tanpa adanya patuh terhadap
perintahNya.
d. Bebie ( Muara Enim – Sumatera Selatan )
Merupakan tradisi menanam dan memanen padi secara bersama-
sama dengan tujuan agar pemanenan padi cepat selesai, dan setelah panen
selesai akan diadakan perayaan sebagai bentuk rasa syukur atas panen
yang sukses.
e. Subak di Balim
Merupakan suatu organisasi masyarakat adat di Bali dalam bidang
pertanian yang memiliki karakteristik sosio-agraris-religius yang
menekankan pada keseimbangan dan keharmonisan antara manusi, alam,
dan Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Dengan adanya organisasi ini

31
maka diharapkan antara kegiatan manusia dengan alam akan
berkesinambungan dan terjaga karna masih tetap berpedoman Tuhan
sebagai penciptanya.

2. Seperti kita ketahui bahwa Intensifikasi pertanian adalah salah satu usaha
untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan
perhatian yang sudah ada. Dalam melakukan intensifikasi pertanian, terdapat
cara-cara yang penting yang perlu saudara ketahui dalam melakukannya. Cara
ini disebut dengan Panca Usaha Tani. Hal-hal yang termasuk dalam Panca
Usaha Tani bisa saudara dapatkan pada halaman berikut. Panca Usaha Tani :
1. Pengolahan tanah yang baik
2. Pengairan/irigasi yang teratur
3. Pemilihan bibit unggul
4. Pemupukan
5. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
Seiring dengan perkembangan, Panca Usaha Tani kemudian berubah
menjadi Sapta Usaha Tani:dengan penambahan 6. Pasca Panen dan 7.
Pemasaran.
*Ada hal-hal yang harus dilakukan dalam pertanian berkelanjutan :
1. Sumberdaya biologis harus dimanfaatkan atau dikelola sesuai dengan
kemampuan dan kodrat alamiahnya
2. Kualitas lingkungan hidup dan produktivitas sumberdaya alam yang
diwariskan oleh suatu generasi kepada generasi selanjunya sekurang-
kurangnya harus sama dengan kualitas lingkungan hidup dan produktivitas
sumberdaya alam dari generasi sebelumnya.
3. Produksi pertanian harus ditingkatkan tetapi efisien dalam pemanfaatan
sumberdaya
4. Proses biologis harus dikontrol oleh sistem pertanian itu sendiri (bukan
bergantung pada masukan yang berasal dari luar pertanian)
5. Daur hara dalam sistem pertanian harus lebih ditingkatkan dan bersifat
lebih tertutup

32
3. Dalam rangka sistem pencegahan (preventive) dan penanggulangan (repressive)
yang dilakukan untuk itu, tidak akan efektif jika hanya ditangani melalui aspek
fisik, ilmu pengetahuan dan teknologi, atau ekonomi saja. Tetapi solusinya
adalah harus pula melibatkan dan mengintegrasikan semua aspek humanistis
yang harus secara bersama-sama mengatasi masalah tersebut dengan cermat
dan tepat. Maka dalam hal ini, peran ilmu-ilmu humaniora seperti sosiologi,
antropologi, psikologi, hukum, kesehatan, religi, etologi, dan sebagainya sangat
strategis dalam pendekatan persoalan lingkungan hidup.
Berikut ini beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk melestarikan hutan,
yaitu sebagai berikut:
1) Melakukan Reboisasi.
Kita dapat menanam kembali hutan – hutan yang sudah rusak, sehingga hutan
akan tetap terjaga keberadaannya. Salah satu program dari reboisasi yang
dilaksanakn di Indonesia adalah Program Pohon Asuh yang sudah bergulir
sejak tahun 2005. Salah satunya adalah Taman Ekologi Pusat Sains Cibinong
LIPI, konsep pada program tersebut adalah masing-masing individu, kelompok
ataupun perusahaan bisa terlibat untuk menanamkan pohon di taman tersebut.
Syaratnya pihak yang ingin berpartisipasi harus mengeluarkan biaya perawatan
untuk satu tahun. Biaya untuk memiliki pohon asuh bagi individu atau anak
sekolah sebesar Rp.50.000 per orang per pohon. Sementara biaya untuk
perusahaan kecil, US$ 100 atau sekitar Rp. 980.000 per pohon dan US$ 1.000
(Rp. 9,8 juta) per blok yang berisi sekitar 50 pohon bagi perusahaan besar. Ir
Sugiarti, anggota staf HUMAS Kebun Raya Bogor menuturkan bahwa
Program Pohon Asuh sebagai upaya konservasi tanaman asli Indonesia. Dalam
penanamannya, LIPI mengutamakan spesies yang memiliki nilai konservasi
atau tumbuhan langka.
2) Menerapkan Sistem Tebang Pilih.
Pemerintah harus menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. Hal
ini dapat mengurangi penebangan hutan secara liar dan eksploitasi dalam
jumlah besar – besaran.
3) Menerapkan Sistem Tebang – Tanam.
System ini sangat berguna bagi pelestarian hutan. Sistem penebangan hutan

33
yang kemudian diganti dengan menanam hutan yang telah ditebang agar hutan
tetap terjaga keberadaannya.
4) Melakuakan Penebangan secara Konservatif.
Penebangan secara konservatif adalah penebangan dengan cara menebang
pohon yang sudah tidak berproduktif lagi. Sehingga mencegah kemungkinan
terjadinya penebangan pada pohon yang masih muda dan produktif.
5) Menerapkan Larangan Penebangan Hutan Secara Sewenang – wenang dan
Memberikan Sanksi yang Berat Bagi Pelakunya.
Selain masyarakat yang harus menjaga kelestarian hutan, pemerintah juga
harus ikut terlibat dalam pelestarian hutan. Yang mana pemerintah bisa ikut
berpartisipasi dengan cara memberikan sanksi yang berat bagi para pelaku
perusak hutan, yang bisa membuat mereka jera dan tidak melakukan kesalahan
mereka lagi.

BAB IX
LATIHAN URAIAN INTERAKSI DESA KOTA

1. Diketahui jumlah penduduk kota Anu 6.000 jiwa, Kota Beta 10.000 jiwa, dan
Kota Cendol 4000 jiwa. Jarak kota Anu - Beta adalah 30 km, Kota Beta-
Cendol 60 km. Berdasarkan data tersebut, hitunglah kekuatan interaksi Kota
Anu, Kota Beta, dan Kota Cendol!
2. Jelaskan bentuk-bentuk pola persebaran desa dan jelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi pola persebaran tersebut!
3. Jelaskan faktor fisik yang paling dominan yang paling mempengaruhi
perkembangan kota dengan menunjukkan sebuah kota sebagai contoh yang
merupakan bukti untuk membenarkan pendapat Saudara!

JAWAB :
1. Diketahui:

Pa= 6.000 jiwa, Pb= 10.000 jiwa, Pc= 4.000 jiwa


Dab= 30 km

34
Dbc= 60 km

Ditanya: kekuatan interaksi kota Anu (A), kota Beta (B), dan kota Cendol (C)

Jawab:
Pa . Pb
Iab= k
( Dab)²
6.000 x 10.000
=1
(30) ²
= 66666,67
= 66.667

Pb . Pc
Ibc= k
( Dbc)²
10.000 x 4.000
=1
(60) ²
= 11111,11
= 11.111

Pc . Pa
Ica= k
( Dca)²
4.000 x 6.000
=1
(90) ²
= 2962,96
= 2.963
kekuatan interaksi kota Anu dan Beta (AB)= 66.667
kekuatan interaksi kota Beta dan Cendol (BC)= 11.111
kekuatan interaksi kota Cendol dan Anu (CA)= 2.963

2. Berdasarkan pola keruangannya, Bintarto (1977), membedakan pola


persebaran
desa menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut.
a) POLA MEMANJANG

35
Biasanya terdapat pada desa yang terletak di sepanjang jalan, jalur
sungai, dan daerah pantai.
Pola ini terjadi karena adanya kepentingan terhadap kondisi geografis
tertentu.
Pola memanjang (line village community type) memiliki ciri permukiman
berupa deretan memanjang. Kanan-kiri pemukiman adalah jalan atau sungai.
Tanah pertanian yang memiliki terletak di belakang rumah dan tidak begitu
luas.
b) POLA RADIAL/ MELINGKAR (MENGELOMPOK)
Biasanya terdapat pada di daerah gunung berapi. Pola ini umumnya terjadi
karena penduduk mencari sumber-sumber tertentu, misalnya tanah yang subur
dan ketersediaan sumber air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola ini antara lain :
* daerah tersebut mempunyai kesuburan tanah yang tinggi
* daerah tersebut mempunyai ketersediaan sumber air yang cukup
* daerah tersebut keamanannya belum dapat dipastikan
c) POLA TERSEBAR
Biasanya terdapat pada desa yang terletak di daerah yang homogen
tetapi kesuburannya tidak merata yaitu uumnya terdapat di daerah lereng,
karena penduduk umumnya mencari daerah datar untuk mendirikan
pemukiman.
Faktor yang mempengaruhi pola desa ini adalah :
- Daerah yang reliefnya kasar
- Daerah yang sering dilanda banjir
- Pemukiman air tanah yang dangkal

36
3. Saya mencoba menganalisa kota Batu dimana fisiografis yang menonjol dari
kota ini terletak pada keadaan topografi, klimatologi,dan juga geologinya.
 Letak Astronomis
Kota Batu terletak pada posisi 112°17’10,90″ – 122°57’11″ Bujur Timur dan
7°44’55,11″ – 8°26’35,45 Lintang Selatan.
 Letak Geografis
Batas adminstratif wilayahnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Prigen, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten
Pasuruan
Sebelah Timur : Kecamatan Karang Ploso dan Kecamatan Dau Kabupaten
Malang
Sebelah Selatan : Kecamatan Dau dan Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang
dan Kabupaten Blitar
Sebelah Barat : Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang
 Topografi
Kota Batu yang terletak 800 meter di atas permukaan air laut ini dikarunia
keindahan alam yang memikat. Wilayah Kota Batu dibedakan menjadi enam
kategori ketinggian yaitu mulai dari 600-3000 meter dari permukaan laut.
Dari enam kategori tersebut wilayah yang paling luas berada pada ketinggian
1000-1500 meter dari permukaan laut yaitu seluas 6.493,64 ha. Kemiringan
lahan (slope) di Kota Batu berdasarkan data dari peta kontur Bakosurtunal
tahun 2001 diketahui bahwa sebagian besar wilayah Kota Batu mempunyai
kemiringan sebesar 25-40 % dan kemiringan >40 %.
Gunung-gunung di sekitar Kota Batu adalah Gunung Panderman (2010 m),
Gunung Welirang (3156 m), Gunung Arjuno (3339 m) dan masih banyak lagi
lainnya. Keadaan topografi Kota Batu memiliki dua karasteristik yang
berbeda. Karakteristik pertama yaitu bagian sebelah utara dan barat yang
merupakan daerah ketinggian yang bergelombang dan berbukit. Kedua, yaitu

37
daerah timur dan selatan merupakan daerah yang relatif datar meskipun
berada pada ketinggian 800 – 3000 m dari permukaan laut.

 Klimatologi
Dengan kondisi topografi pegunungan dan perbukitan tersebut menjadikan
kota Batu terkenal sebagai daerah dingin. Kota Batu memiliki suhu minimum
18-24° C dan suhu maksimum 28-32° C dengan kelembaban udara sekitar 75
– 98 % dan curah hujan rata-rata 875 – 3000 mm per tahun. Temperatur rata-
rata Kota Batu 21,5° C, dengan temperatur tertinggi 27,2° C dan terendah
14,9° C. Rata-rata kelembaban nisbi udara 86′ % dan kecepatan angin 10,73
km/jam. Curah hujan tertinggi di Kecamatan Bumiaji sebesar 2471 mm dan
hari hujan mencapai 134 hari. Karena keadaan tersebut, Kota Batu sangat
cocok untuk pengembangan berbagai komoditi tanaman sub tropis pada
tanaman holtikultura dan ternak.
 Geologi
Dilihat dari keadaan geografi-nya, Kota Batu dapat dibagi menjadi 4 jenis
tanah. Pertama jenis tanah Andosol, berupa lahan tanah yang paling subur
meliputi Kecamatan Batu seluas 1.831,04 ha, Kecamatan Junrejo seluas
1.526,19 ha dan Kecamatan Bumiaji seluas 2.873,89 ha. Kedua jenis
Kambisol, berupa jenis tanah yang cukup subur meliputi Kecamatan Batu
seluas 889,31 ha, Kecamatan Junrejo 741,25 ha dan Kecamatan Bumiaji
1395,81 ha. Ketiga tanah alluvial, berupa tanah yang kurang subur dan
mengandung kapur meliputi Kecamatan Batu seluas 239,86 ha, Kecamatan
Junrejo 199,93 ha dan Kecamatan Bumiaji 376,48 ha. Dan yang terakhir jenis
tanah Latosol meliputi Kecamatan Batu seluas 260,34 ha, Kecamatan Junrejo
217,00 ha dan Kecamatan Bumiaji 408,61 ha. Tanahnya berupa tanah
mekanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung
berapi, sifat tanah semacam ini mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi.
 Hidrologi
Ketersediaan air hujan dapat dihitung dari ketersediaan air sungai berdasarkan
curah hujan. Ketersediaan air sungai diperoleh dari 5 sungai yang
keseluruhannya bermuara pada Sungai Brantas. Ketersediaan sumber-sumber

38
mata air yang cukup potensial, baik dikomsumsi oleh masyarakat Kota Batu
sendiri maupun wilayah sekitar seperti Kota Malang.

II. PRINT OUT POWER POINT DARI LAPORAN AKHIR

39

Anda mungkin juga menyukai