Anda di halaman 1dari 128

LAPORAN AKHIR

PELAKSANAAN PEMBEKALAN PESERTA PLPG


TAHUN 2017

Nama Peserta ROSDIANA, S.Pd.SD

:
NUPTK 6340754656300033
:
Nomor Peserta 17200202712648

:
Bidang Studi Sertifikasi Guru Kelas

:
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KAB. MUNA
SD NEGERI 1 WATOPUTE
Kelurahan Watopute Kecamatan Watopute Kab. Muna

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Kepala SD Negeri 1 Watopute menyatakan bahwa laporan ini adalah benar merupakan
hasil pembekalan dalam rangka mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Tahun
2017 yang disusun oleh:

Nama Peserta : ROSDIANA , S.Pd.SD


NUPTK : 6340754656300033
Nomor Peserta : 17200202712648
Bidang Studi Sertifikasi : Guru Kelas
Asal Sekolah : SD Negeri 1 Watopute

Watuputih, 10 Oktober 2017


Kepala Sekolah SDN 1 Watopute

JAMLI, S.Pd
NIP.19561011 197803 1 010

iii
KATA PENGANTAR

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan Rahmat,
Hidayah dan Inayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir pembekalan
materi PLPG ini.
.Laporan ini tidak akan tersusun dengan maksimal tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak.Untuk itu ucapan terimakasih terkhusus kepada mentor, teman-teman
sejawat yang telah meluangkan banyak waktu,tenaga dan pikiran, sehingga laporan ini
dapat diselesaikansesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu saran dan
kritik dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan penulisan laporan-
laporan ke depannya. Akhir kata penulis berharap semoga laporan akhir pembekalan
materi PLPG ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.........................

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iv

BAB I SUMBER BELAJAR PEDAGOGIK......................................................... 1


A. Ringkasan Materi....................................................................................... 1
1. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar....................................................... dst
2. Teori Belajar.........................................................................................
3. Kurikulum 2013....................................................................................
4. Desain Pembelajaran.............................................................................
5. Media Pembelajaran..............................................................................
6. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran........................................
7. Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran...................................................
8. Refleksi Pembelajaran dan PTK...........................................................
B. Deskripsi Kemajuan Setelah Pembekalan.................................................
1. Materi yang Sudah Dipahami/Dikuasai................................................
2. Materi yang Belum Dapat Dikuasai......................................................
C. Materi Esensial yang Tidak Ada dalam Sumber Belajar...........................
D. Materi yang Tidak Esensial dalam Sumber Belajar..................................
E. Masukan-masukan Mentor pada Kegiatan Pembekalan............................

BAB II SUMBER BELAJAR BIDANG STUDI.....................................................


A. Ringkasan Materi.......................................................................................
1. Judul Bab 1 ..........................................................................................
2. Judul Bab 2 ..........................................................................................
3. Judul Bab 3 ..........................................................................................
4. Judul Bab 4...........................................................................................
5. Dst.........................................................................................................
B. Deskripsi Kemajuan Setelah Pembekalan.................................................
1. Materi yang Sudah Dipahami/Dikuasai................................................
2. Materi yang Belum Dapat Dikuasai......................................................
C. Materi Esensial yang Tidak Ada dalam Sumber Belajar...........................
D. Materi yang Tidak Esensial dalam Sumber Belajar..................................
E. Kemajuan dalam Menyelesaikan Latihan Soal Uraian..............................
1. Soal Uraian yang Dapat Diselesaikan Sendiri......................................
2. Soal Uraian yang Dapat Diselesaikan dengan Bantuan Mentor...........
3. Soal Uraian yang Belum Dapat Diselesaikan/Belum Sempat
Dilakukan Pembimbingan oleh Mentor................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................

v
BAB I 1
SUMBER BELAJAR PEDAGOGIK

A. Ringkasan Materi
1. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
1.Pengembangan pendidikan karakter dan potensi peserta didik
Siswa sebagai subyek pembelajaran merupakan individu aktif dengan berbagai
karakteristiknya, sehingga dalam proses pembelajaran terjadi interaksi timbal balik, baik
antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa.salah satu dari kompetensi
pedagogik yang harus dikuasai guru adalah memahami karakteristik anak didik, sehingga
tujuan pembelajaran, materi yang disiapkan, dan metode yang dirancang untuk
menyampaikannya sesuai dengan karakteristik siswa.
Teori perkembangan menurut Jean Piaget (Harre dan Lamb, 1988). Piaget lebih
memfokuskan kajiannya dalam aspek perkembangan kognitif anak dan
mengelompokkannya dalam empat tahap, yaitu:
a. Sensori-motor (0 – 2 tahun)
b. Pra-operasional (2 – 7 tahun)
c. Operasional konkret (7 – 11 tahun)
d. Operasi formal (11 tahun – ke atas)
1. Tingkat Sensori-motor
Tahap ini juga disebut masa discriminating dan labeling. Pada masa ini kemampuan
anak terbatas pada gerak-gerak reflex, bahasa awal, dan ruang waktu sekarang saja.
Tingkat sensori-motor menepati dua tahun pertama dalam kehidupan. Selama periode ini
anak mengatur alamnya dengan indera-inderanya (sensori) dan tindakan-tindakannya
(motor). Selama periode ini bayi tidak mempunyai konsepsi “object permanence”. Bila
suatu benda disembunyikan, ia gagal untuk menemukannya. Sambil pengalamannya
bertambah, sampai mendekati akhir periode ini, bayi itu menyadari bahwa benda yang
disembunyikan itu masih ada, dan ia mulai mencarinya sesudah dilihatnya benda itu
disembunyikan.
2. Tingkat Pra-operasional
Pada tahap praoperasional, atau prakonseptual, atau disebut juga dengan masa
intuitif, anak mulai mengembangkan kemampuan menerima stimulus secara terbatas.

1
2

Kemampuan bahasa mulai berkembang, pemikiran masih statis, belum dapat berfikir
abstrak, dan kemampuan persepsi waktu dan ruang masih terbatas. Periode ini disebut pra-
operasional, karena pada umur ini anak belum mampu melaksanakan operasi-
operasimental, seperti yang telah dikemukakan terdahulu, yaitu menambah, mengurangi,
dan lain-lain.
3. Tingkat Operasional Konkret
Tahap ini juga disebut masa performing operation. Pada masa ini, anak sudah
mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun,
menderetkan, melipat, dan membagi. Tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional.
Ini berarti, anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada masalah-
masalah konkret. Bila menghadapi suatu pertentangan antara pikiran dan persepsi, anak
dalam periode operasional konkret memilih pengambilan keputusan logis, dan bukan
keputusan perseptual seperti anak pra-operasional. Operasi-operasi dalam periode ini
terikat pada pengalaman perorangan dan konkret, bukan operasi-operasi formal.
4. Tingkat Operasional Formal
Tahap ini juga disebut masa proportional thinking. Pada masa ini, anak sudah
mampu berfikir tingkat tinggi, seperti berfikir secara deduktif, induktif, menganalisis,
mensintesis, mampu berfikir secara abstrak dan secara reflektif, serta mampu memecahkan
berbagai masalah.
Lebih lanjut Piaget (1950), menyatakan bahwa setiap anak memiliki struktur kognitif
yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil
pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek
tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang
sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam
pikiran untuk menafsirkan objek).
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkret. Pada tahapan
tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) mulai memandang
dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan
memandang unsur-unsur secara serentak, (2) mulai berpikir secara operasional, (3)
mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4)
membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana,
dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) memahami konsep substansi, volume
zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat. Sedangkan perkembangan emosi anak usia sekolah
3

dasar antara lain anak telah dapat: (1) mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, (2)
mengontrol emosi, (3) berpisah dengan orang tua, dan (4) belajar tentang benar dan salah.
Kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu: konkrit,
integratif, dan hirarkis. Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal
yang nyata, yakni segala sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan dikotak-
katik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
Dalam proses pembelajaran, penguasaan seorang guru dan cara menyampaikannya
merupakan syarat yang sangat essensial. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran dan
pengelolaan kelas sangatlah penting, namun demikian belum cukup untuk menghasilkan
pembelajaran yang optimal. Sesuai dengan isi lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru yang menyebutkan bahwa penguasaan teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik menjadi salah satu unsur kompetensi pedagogik yang
harus dimiliki guru.
Jika seorang guru akan menerapkan suatu teori belajar dalam proses belajar
mengajar, maka guru tersebut harus memahami seluk beluk teori belajar tersebut sehingga
selanjutnya dapat merancang dengan baik bentuk proses belajar mengajar yang akan
dilaksanakan. Psikologi belajar atau disebut dengan Teori Belajar adalah teori yang
mempelajari perkembangan intelektual (mental)
2. Teori Belajar
Dalam proses pembelajaran, penguasaan seorang guru dan cara menyampaikannya
merupakan syarat yang sangat essensial. Sesuai dengan isi lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru yang menyebutkan bahwa penguasaan teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik menjadi salah satu unsur kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki guru. Jika seorang guru akan menerapkan suatu teori belajar
dalam proses belajar mengajar, maka guru tersebut harus memahami seluk beluk teori
belajar tersebut sehingga selanjutnya dapat merancang dengan baik bentuk proses belajar
mengajar yang akan dilaksanakan. Psikologi belajar atau disebut dengan Teori Belajar
adalah teori yang mempelajari perkembangan intelektual (mental) siswa. Di dalamnya
terdiri atas dua hal, yaitu: (1) uraian tentang apa yang terjadi dan diharapkan terjadi pada
intelektual anak, (2) uraian tentang kegiatan intelektual anak mengenai hal-hal yang bisa
dipikirkan pada usia tertentu. Terdapat dua aliran dalam psikologi belajar, yakni aliran
4

psikologi tingkah laku (behavioristic) dan aliran psikologi kognitif. Berikut disajikan
beberapa teori belajar yang melandasi guru-guru sekolah dasar dalam merancang,
melaksanakan, dan menilai pembelajaran lima mata pelajaran.
1.Teori belajar Vygotsky
Menurut pandangan konstruktivisme tentang belajar, individu akan
menggunakanpengetahuan siap dan pengalaman pribadi yang telah dimilikinya untuk
membantu memahami masalah atau materi baru. King (1994) menyatakan bahwa individu
dapat membuat inferensi tentang informasi baru itu, menarik perspektif dari beberapa
aspek pada pengetahuan yang dimilikinya, mengelaborasi materi baru dengan
menguraikannya secara rinci, dan menggeneralisasi hubungan antara materi baru dengan
informasi yang telah ada dalam memori siswa. Aktivitas mental seperti inilah yang
membantu siswa mereformulasi informasi baru atau merestrukturisasi pengetahuan yang
telah dimilikinya menjadi suatu struktur kognitif yang lebih luas/lengkap sehingga
mencapai pemahaman mendalam
Lev Semenovich Vygotsky merupakan tokoh penting dalam konstruktivisme sosial.
Vygotsky menyatakan bahwa siswa dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu
memperhatikan lingkungan sosial. Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky, yaitu
Zone of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding. Zone of Proximal Development
(ZPD) merupakan jarak antara tingkat perkembangan aktual (yang didefinisikan sebagai
kemampuan pemecahan masalah secara mandiri) dan tingkat perkembangan potensial
(yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang
dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu). Yang dimaksud
dengan orang dewasa adalah guru atau orang tua. Scaffolding merupakan pemberian
sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian
mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab
yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya. Bantuan tersebut dapat berupa
petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah
pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan siswa itu
belajar mandiri.
Berdasarkan uraian di atas, Vygotsky menekankan bahwa pengkonstruksian
pengetahuan seorang individu dicapai melalui interaksi sosial. Tahap perkembangan aktual
(Tahap I) terjadi pada saat siswa berusaha sendiri menyudahi konflik kognitif yang
dialaminya. Perkembangan aktual ini dapat mencapai tahap maksimum apabila kepada
5

mereka dihadapkan masalah menantang sehingga terjadinya konflik kognitif di dalam


dirinya yang memicu dan memacu mereka untuk menggunakan segenap pengetahuan dan
pengalamannya dalam menyelesaikan masalah tersebut.Perkembangan potensial (Tahap II)
terjadi pada saat siswa berinteraksi dengan pihak lain dalam komunitas kelas yang
memiliki kemampuan lebih, seperti teman dan guru, atau dengan komunitas lain seperti
orang tua. Perkembangan potensial ini akan mencapai tahap maksimal jika pembelajaran
dilakukan secara kooperatif (cooperative learning) dalam kelompok kecil dua sampai
empat orang dan guru melakukan intervensi secara proporsional dan terarah. Dalam hal ini
guru dituntut terampil menerapkan teknik scaffolding yaitu membantu kelompok secara
tidak langsung menggunakan teknik bertanya dan teknik probing yang efektif, atau
memberikan petunjuk (hint) seperlunya.
Proses pengkonstruksian pengetahuan ini terjadi rekonstruksi mental yaitu
berubahnya struktur kognitif dari skema yang telah ada menjadi skema baru yang lebih
lengkap. Proses internalisasi (Tahap III) menurut Vygotsky merupakan aktivitas mental
tingkat tinggi jika terjadi karena adanya interaksi sosial.
2. Teori Belajar Van Hiele
Dalam pembelajaran geometri terdapat teori belajar yang dikemukakan oleh Van
Hiele (1954) yang menguraikan tahap-tahap perkembangan mental anak dalam geometri.
van Hiele adalah seorang guru bangsa Belanda yang mengadakan penelitian dalam
pembelajaran geometri. Penelitian yang dilakukan van Hiele melahirkan beberapa
kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalammemahami geometri.
Van Hiele menyatakan bahwa terdapat 5 tahap pemahaman geometri yaitu:
a)Tahap Visualisasi (Pengenalan) ,Pada tingkat ini, siswa memandang sesuatu
bangun geometri sebagai suatu keseluruhan (holistic).
b) Tahap Analisis (Deskriptif) ,Pada tingkat ini siswa sudah mengenal bangun-
bangun geometri berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing bangun.
c) Tahap Deduksi Formal (Pengurutan atau Relasional), Pada tingkat ini, siswa sudah
bisa memahami hubungan antar ciri yang satu dengan ciri yang lain pada sesuatu
bangun.
d) Tahap Deduksi ,Pada tingkat ini (1) siswa sudah dapat mengambil kesimpulan
secara deduktif, yakni menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus, (2)
siswa mampu memahami pengertian-pengertian pangkal, definisi-definisi,
6

aksioma-aksioma, dan terorema-teorema dalam geometri, dan (3) siswa sudah


mulai mampu menyusun bukti-bukti secara formal.
e) Tahap Akurasi (tingkat metamatematis atau keakuratan) ,Pada tingkat ini anak
sudah memahami betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang
melandasi suatu pembuktian.. Pada tahap ini memerlukan tahap berpikir yang
kompleks dan rumit. Selain mengemukakan mengenai tahap-tahap perkembangan
kognitif dalam memahami geometri, Van Hiele juga mengemukakan bahwa
terdapat tiga unsur yang utama pembelajaran geometri yaitu waktu, materi
pembelajaran dan metode penyusun. Adapun fase-fase pembelajaran yang
menunjukkan tujuan belajar siswa dan peran guru dalam pembelajaran dalam
mencapai tujuanitu. Fase-fase pembelajaran tersebut adalah: 1) fase informasi; 2)
fase orientasi; 3) fase eksplisitasi; 4) fase orientasi bebas; dan 5) fase integrasi.
3. Teori Belajar Ausubel
Ausubel (dalam Dahar, 1988:137) mengemukakan bahwa belajar bermakna adalah
suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang. Menurut Ausubel (dalam Dahar, 1988: 134), belajar dapat
diklasifikasikan berdasarkan cara menyajikan materi, yaitu: (1) Penerimaan dan (2)
Penemuan. Sedangkan berdasarkan cara siswa menerima pelajaran yaitu: (1) belajar
bermakna dan (2) belajar hafalan. Berdasarkan penjabaran di atas, berarti suatu
pembelajaran dikatakan bermakna apabila melalui prasyarat belajar, yaitu:
a. Materi yang akan dipelajari bermakna secara potensial.
b. Anak yang akan belajar harus bertujuan melaksanakan belajar bermakna sehingga
mempunyai kesiapan dan niat dalam belajar bermakna.
Kondisi-kondisi atau ciri-ciri belajar bermakna sebagai berikut:
a. Menjelaskan hubungan atau relevansi bahan-bahan baru dengan bahan-bahan lama.
b. Lebih dulu diberikan ide yang paling umum dan kemudian hal-hal yang lebih terperinci
c. Menunjukkan persamaan dan perbedaan antara bahan baru dengan bahan lama
d.Mengusahakan agar ide yang telah ada dikuasai sepenuhnya sebelum ide yang baru
disajikan.
Ausubel (Dahar , 1989 : 141) menyebutkan ada tiga kebaikan dari belajar bermakna
yaitu: (1) Informasi yang dipelajari secara bermakna dapat lebih lama untuk diingat. (2)
Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar berikutnya untuk
materi pelajaran yang mirip. (3) Informasi yang dipelajari secara bermakna mempermudah
7

belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terjadi lupa.Dalam bukunya yang berjudul
‘Educational Psychology : A cognitive View’ (1968). Ausubel mengatakan ‘ faktor yang
paling penting mempengaruhi siswa belajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa.
Agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan
konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Untuk menerapkan teori
Ausubel dalam mengajar, ada beberapa prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang perlu kita
perhatikan, yaitu :
a. Pengatur awal
Pengatur awal mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari, dan
menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat
digunakan untuk membantu menanamkan pengetahuan baru.
b. Diferensiasi Progresif
Selama belajar bermakna berlangsung, perlu terjadi pengembangan dan elaborasi konsep.
c. Belajar Superordinat
Belajar superordinat terjadi, bila konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya dikenal
sebagai unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas dan inklusif.
d. Penyesuaian integratif
Dalam pembelajaran, bukan hanya urutan menurut diferensiasi progresif yang
diperhatikan, melainkan juga harus diperlihatkan bagaimana konsep-konsep baru
dihubungkan pada konsep-konsep superordinat. Kita harus memperlihatkan secara eksplisit
bagaimana arti-arti baru dihubungkan dan dipertentangkan dengan arti-arti sebelumnya
yang lebih sempit dan bagaimana konsep-konsep yang tingkatnya lebih tinggi sekarang
mengambil arti baru.
4. Teori Belajar Bruner
Bruner (1966) mengemukakan bahwa terdapat tiga sistem keterampilan untuk
menyatakan kemampuan-kemampuan secara sempurna. Ketiga sistem keterampilan itu
adalah yang disebut tiga cara penyajian (modes of presents), yaitu:
a. Cara penyajian enaktif
Cara penyajian enaktif adalah melalui tindakan, anak terlibat secara langsung dalam
memanipulasi (mengotak-atik ) objek, sehingga bersifat manipulatif.
8

b. Cara penyajian ikonik


Cara penyajian ikonik didasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan disajikan
melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik, yang dilakukan anak berhubungan dengan
mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya
c. Cara penyajian simbolik
Cara penyajian simbolik didasarkan pada sistem berpikir abstrak, arbitrer, dan lebih
fleksibel.
3. Kurikulum 13
Di dalam kerangka pengembangan kurikulum 2013, terdapat 4 standar yang
berubah, yakni Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan
Standar Penilaian.
1.Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Berdasarkan analisis kebutuhan, potensi, dan karakteristik sosial, ekonomi, dan
budaya daerah, maka ditetapkan SKL sebagai kriteria kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. SKL terdiri 3 ranah yaitu sikap,
pengetahuan dan ketrampilan. Ranah sikap mencakup 4 elemen yaitu proses, individu,
sosial, dan alam. Ranah pengetahuan mencakup 3 elemen yaitu proses, obyek, dan subyek,
sedangkan ranah ketrampilan terbagi 3 elemen yaitu proses, abstrak, dan kongkrit.
Setiap elemen digunakan kata-kata operasional yang berbeda. Selanjutnya SKL
diterjemahkan kedalam Kompetensi Inti yang berada dibawahnya. Standar Kompetensi
Lulusan terdiri atas:
a. Dimensi Sikap.
b. Dimensi Pengetahuan.
c. Dimensi keterampilan
Perumusan kompetensi lulusan antarsatuan pendidikan mempertimbangkan gradasi
setiap tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
perkembangan psikologis anak, lingkup dan kedalaman materi, kesinambungan, dan fungsi
satuan pendidikan.Dimensi Keterampilan.
2. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi inti (KI) merupakan standar penilaian yang harus dimiliki secara
berbeda pada setiap tingkatan dan kelas. KI merupakan komponen penilaian yang akan
dapat mengejawantahkan/mewujudkan isi dari SKL. Isi KI harus mencerminkan harapan
dari SKL Kompetensi inti (KI) terdiri dari KI-1 sampai dengan KI-4. Rumusan setiap KI
9

berbeda sesuai dengan aspeknya. Untuk mencapai kemampuan yang terdapat di dalam KI
perlu diterjemahkan kedalam KD yang sesuai dengan aspek pada setiap KI.
KI merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki
seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan
pengembangan Kompetensi Dasar. Rumusan KI meliputi:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan;
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
KI berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) KD. Sebagai unsur
pengorganisasi, KI merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi
horizontal KD. Organisasi vertikal KD adalah keterkaitan KD satu kelas dengan kelas di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antarkompetensi yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal
adalah keterkaitan antara KD satu mata pelajaran dengan KD dari mata pelajaran yang
berbeda dalam satu kelas yang sama sehingga saling memperkuat.
Kompetensi inti sikap spiritual (KI-1) dan kompetensi inti sikap sosial (KI-2)
dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu: keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap
dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3.Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 SD/MI berisi Kompetensi dasar
dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-
masing mata pelajaran. Kompetensi dasar untuk Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti dan Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan meliputi
empat kelompok sesuai dengan pengelompokan kompetensi inti sebagai berikut.
a. Kelompok 1: kelompok KD sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
b. Kelompok 2: kelompok KD sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
c. Kelompok 3: kelompok KD pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
d. Kelompok 4: kelompok KD keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
10

Kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung KI-1) dan
sikap sosial (mendukung KI-2) ditumbuhkan melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching) yaitu pada saat peserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3) dan
keterampilan (mendukung KI-4). Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran
yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan
secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk
mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran KI-1 dan KI-2 terintegrasi dengan
pembelajaran KI-3 dan KI-4.
4.Indikator
Indikator pencapaian kompetensi (IPK) merupakan penanda pencapaian
KDyang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup
sikap,pengetahuan, dan keterampilan. IPK dikembangkan sesuai dengan karakteristik
siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Dalam mengembangkan IPK perlu
mempertimbangkan: (a) tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang
digunakan dalam KD; (b) karakteristik mata pelajaran, siswa, dan sekolah; (c) potensi dan
kebutuhan siswa, masyarakat, dan lingkungan/daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan
indikator, yaitu: indikator pencapaian kompetensi yang terdapat dalam RPP, dan indikator
penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang dikenal sebagai
indikator soal.
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) memiliki kedudukan yang sangat strategis
dalam mengembangkan pencapaian kompetensi dasar. IPK berfungsi sebagai berikut:
a.Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
b.Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.
c.Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
d.Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Pengembangan IPK harus mengakomodasi kompetensi yang tercantum dalam KD.
IPK dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan kata kerja operasional. Rumusan IPK
sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi
media pencapaian kompetensi. Kata kerja operasional pada IPK pencapaian kompetensi
aspek pengetahuan dapat mengacu pada ranah kognitif taksonomi Bloom, aspek sikap
11

dapat mengacu pada ranah afektif taksonomi Bloom, aspek keterampilan dapat mengacu
pada ranah psikomotor taksonomi Bloom.
IPK pada Kurikulum 2013 untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2
dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang
gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4. IPK untuk
KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang
dapat diamati dan terukur.
5.Silabus Mata Pelajaran
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap
bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
a.Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B SMA/MA/SMALB/SMK
/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
b.Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c.Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran
d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
e.Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
f. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi;
g. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
h. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik
i. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu
semester atau satu tahun; dan
j. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan polapembelajaran pada setiap
12

tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
6. Keterkaitan antara SKL, KI-KD, dan Silabus
Standar kompetensi kulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau
program yang menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar. Kompetensi inti
mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi
sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai
standar kompetensi lulusan.
Kompetensi dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus
diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Dalam setiap rumusan kompetensi dasar
terdapat unsur kemampuan berpikir dan materi. Standar kompetensi lulusan adalah
muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.
Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata
pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata
pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.
Alur pencapaian kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar
melalui proses pembelajaran dan penilaian adalah sebagai berikut.
(1) Kompetensi inti (KI-3 dan KI-4) memberikan arah tingkat kompetensi pengetahuan
dan keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik.
(2) Kompetensi dasar dari KI-3 adalah dasar pengembangan materi pembelajaran,
sedangkan kompetensi dasar dari KI-4 mengarahkan keterampilan dan pengalaman
belajar yang perlu dilakukan peserta didik. Dari sinilah pendidik dapat
mengembangkan proses belajar dan cara penilaian yang diperlukan melalui
pembelajaran langsung.
(3) Dari proses belajar dan pengalaman belajar, peserta didik akan memperoleh
pembelajaran tidak langsung berupa pengembangan sikap sosial dan spiritual yang
relevan dengan berpedoman pada kompetensi dasar dari KI-2 dan KI-1.
(4) Rangkaian dari KI-KD sampai dengan penilaian tertuang dalam silabus, kecuali
untuk tujuan pembelajaran, tidak diwajibkan dicantumkan baik dalam RPP maupun
dalam Silabus.
13

IV. Desain pembelajaran


1. Pendekatan Kontekstual
Berbicara mengenai proses pembelajaran dan pembelajaran di sekolah
seringkali membuat kita kecewa, apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman siswa
terhadap materi ajar.
Pendekatan yang menggabungkan berbagai teori atau pendekatan yang memiliki
asosiasi dengan berbagai strategi ini sekarang dikenal dengan pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching and Learning/CTL). Para ahli pendidikan mempublikasikan
pembelajaran kontekstual dalam berbagai versi. Versi pertama menyebutkan adanya
enam unsur kunci dalam CTL, yaitu: (1) pembelajaran bermakna, (2) penerapan
pengetahuan, (3) berpikir tingkat lebih tinggi, (4) pengembangan kurikulum, (5) respon
terhadap budaya, dan (6) penilaian autentik (University of Washington dalam Winarni
2012). Versi kedua menyebut adanya tujuh komponen dalam CTL, yaitu: (1)
konstruktivisme, (2) menemukan, (3) bertanya, (4) masyarakat belajar, (5) pemodelan, (6)
refleksi, dan (7) penilaian yang sebenarnarnya. Versi ketiga menyebutkan adanya delapan
komponen dari CTL, yaitu: (1) membuat hubungan yang bermakna, (2) membuat
kerjayang signifikan, (3) pengaturan kerja mandiri, (4) kolaborasi, (5) berpikir kreatif dan
kritis, (6) terkait dengan kepentingan individu, (7) menggunakan standar tinggi, dan (8)
menggunakan penilaian autentik (Winarni, 2012). Selain itu ada berbagai strategi yang
berasosiasi dengan CTL, yaitu: CBSA, pendekatan proses, life skills education, authenthic
instruction, inquiry-based learning, problem-based learning, cooperative-learning dan
service-learning. Pembelajaran kontekstual bertujuan membekali siswa dengan
pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan ke
permasalahan lain dan dari satu konteks ke konteks lainnya.

Hal terpenting di dalam belajar bukanlah pemberian latihan teknis di bangku belajar,
melainkan bagaimana mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir dan mengatasi
masalah. Agar mampu berpikir, siswa harus terlibat secara aktif dengan masalah yang
dihadapi. Pembelajaran yang dilakukan secara konvensional, kental dengan suasana
instruksional, belum menekankan pada pemecahan masalah dan kurang sesuai dengan
dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat serta belum life-
oriented. Untuk itu, diperlukan suatu “Pembelajaran Aktif Interaktif Kreatif Efektif
dan Menyenangkan/PAIKEM” PAIKEM dapat diwujudkan melalui model
14

konstruktivisme, cooperatif, kontekstual, pemecahan masalah/Problem Based Learning,


dan model pembelajaran interaktif. Dengan demikian akan tercipta “Student Centered
Learning/SCL dan Self Regulated Learning/SRL”.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, (2) siswa belajar dari teman
melalui kerja kelompok, diskusi, dan saling mengoreksi, (3) pembelajaran dikaitkan
dengan kehidupan nyata, (4) perilaku siswa dibangun atas dasar kesadaran diri, (5)
keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman, (6) pengetahuan dikonstruksi oleh
siswa sendiri, (6) penilaian autentik.
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep yang didukung oleh berbagai penelitian
actual di dalam ilmu kognitif (cognitive science) dan teori-teori tentang tingkah laku
(behavior theories) yang secara bersama-sama mendasari konsepsi dan proses
pembelajaran kontekstual, antara lain.
1) Konstruktivisme berbasis pengetahuan (Knowledge-Based Constructivism). Baik
instruksi langsung maupun kegiatan konstruktivis dapat sesuai dengan efektif di dalam
pencapaian tujuan belajar siswa (Resnick & Hall dalam Winarni 2012: 83).
2) Pembelajaran berbasis usaha/ teori pertumbuhan kecerdasan (Effort-Based
Learning/Incremental Theory of Intellegence).
3) Sosialisasi (Socialization).
4) Pembelajaran situasi (Situated Learning).
5) Pembelajaran distribusi (Distributed Learning). .
Pemanfaatan pembelajaran kontekstual akan menciptakan ruang kelas yang di
dalamnya siswa akan menjadi peserta aktif bukan hanya pengamat yang pasif, dan
bertanggung jawab terhadap belajarnya. Penerapan pembelajaran kontekstual akan sangat
membantu guru untuk menghubungkan materi mata pelajaran dengan situasi dunia nyata
dan memotivasi siswa untuk membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya
dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara pekerja.Berdasarkan
pemahaman tersebut, teori pembelajaran kontekstual berfokus pada multiaspek lingkungan
belajar diantaranya ruang kelas, laboratorium sains, laboratorium computer, tempat
bekerja, maupun tempat-tempat lainnya (misalnya ladang, sungai, dan sebagainya).
The Northwest Regional Education Laboratory USA mengidentifikasikan ada 6 kunci
dasar dari pembelajaran kontekstual, sebagai berikut.
1) Pembelajaran bermakna
15

2) Penerapan pengetahuan
3) Berpikir tingkat tinggi
4) Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar.
5) Responsif terhadap budaya. Setidaknya ada 4 hal yang perlu diperhatikan di dalam
pembelajaran kontekstual, yaitu individu siswa, kelompok siswa baik sebagai tim atau
keseluruhan kelas, tatanansekolah dan besarnya tatanan komunitas kelas.
6) Penilaian authentic
2. Pendekatan saintifik
Pada Permendikbud No. 22 tahun 2016 dinyatakan bahwa “Pembelajaran pada
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses
keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran
kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki
nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya, misalnya Discovery Learning, Project-based
Learning, Problem-based Learning,”. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam
mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Informasi bisa
berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh
karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong
peserta didik untuk mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, maka prinsip
pembelajaran yang digunakan adalah:
1) dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumberbelajar;
3) dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah;
4) dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5) dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6) dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan
jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7) dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
16

9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik


sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso
sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah, siapa saja adalah
siswa, dan di mana saja adalah kelas.
13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk efisiensi dan efektivitas
pembelajaran; dan
14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
a. Penerapan Pendekatan Saintifik
Saat ini diberlakukan pembelajaran Tematik Terpadu bagi peserta didik mulai dari
kelas sampai dengan kelas VI. Pembelajaran dimaksud adalah dengan menggunakan Tema
yang akan menjadi pemersatu berbagai mata pelajaran.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran,
yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (saintifik approach) dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi :
1) Mengamati
Dalam penyajian pembelajaran, guru dan peserta didik (Kelas 4 Sekolah Dasar)
perlu memahami apa yang hendak dicatat, melalui kegiatan pengamatan.
Mengingat peserta didik masih dalam jenjang Sekolah Dasar, maka pengamatan
akan lebih banyak menggunakan media gambar, alat peraga yang sedapat mungkin
bersifat kontekstual.Kegiatan mengamati sangat bermanfaat bagi siswa dalam
pemenuhan rasa ingin tahunya. Sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermaknaan yang tinggi. Dengan mengamati siswa dapat menemukan fakta
bahwa ada hubungan antara obyek yang diamati dengan materi pembelajaran yang
digunakan oleh guru.
2) Menanya
Peserta didik tidak mudah diajak bertanya jawab apabila tidak dihadapkan dengan
media yang menarik. Guru yang efektif seyogyanya mampu menginspirasi peserta
didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan
17

pengetahuannya.Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata,


pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah
“pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat
dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal.
3).Mengumpulkan dan mencoba
Apabila dikaitkan dengan contoh yang disajikan diatas, maka Istilah “menalar”
dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam
Kurikulum 2013 adalah untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik
merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta
didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis
dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Dalam menalar siswa dapat
mengambil hikmahdari sikap dan pengetahuan yang didapat dari proses belajarnya.
4).Mengasosiasikan dan menalar
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus
mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang
sesuai. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema
atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2)
mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus
disediakan; (3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil- hasil
eksperimen sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5)
mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik
simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan mengkomunikasikan
hasil percobaan.
5).Mengolah, Mengkomunikasikan, Mencipta dan Menerapkan
Pada tahapan mengolah ini peserta didik sedapat mungkin dikondisikan
belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan fungsi guru
lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus
lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah pribadi,
maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka
berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi
kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan
menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
18

3. Model-model Pembelajaran
1) Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning)
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning), selanjutnya disingkat
PBM, mula-mula dikembangkan di sekolah kedokteran, McMaster University Medical
School di Hamilton, Canada pada 1960-an (Barrows, 1996). Tujuan utama PBM adalah
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membentuk atau memperoleh
pengetahuan baru. Prinsip-prinsip PBM adalah sebagai berkut.
1. Penggunaan masalah nyata (otentik)
2. Berpusat pada peserta didik (student-centered)
3. Guru berperan sebagai fasilitator
4. Kolaborasi antarpeserta didik
5. Sesuai dengan paham konstruktivisme yang menekankan peserta didik untuk
secara aktif memperoleh pengetahuannya sendiri.
Secara umum, berikut langkah-langkah PBM yang mengadaptasi dari pendapat Arends
(2012) dan Fogarty (1997). Kegiatan pembelajaran terdiri atas tiga tahap, yaitu
pendahuluan, inti, dan penutup. Tahap-tahap orientasi terhadap masalah, organisasi belajar,
penyelidikan individual maupun kelompok, dan pengembangan dan penyajian hasil
penyelesaian masalah merupakantahap intipembelajaran. Tahap analisis dan evaluasi
proses penyelesaian masalah merupakan tahap penutup.
2) Pembelajaran Berbasis Projek (Project-based Learning)
Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan
projek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivias
peserta didik untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti,
menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran
berdasarkan pengalaman nyata.
Tujuan Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah sebagai berikut:
1) Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru dalam pembelajaran
2) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah projek.
3) Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah projek yang kompleks
dengan hasil produk nyata berupa barang dan jasa.
19

4) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola


sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan tugas/projek.
5) Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP yang bersifat kelompok.
Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis projek adalah sebagai berikut.
1) Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas projek pada
kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran.
2) Tugas projek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik
yang telah ditentukan dalam pembelajaran.
3) Tema atau topik yang dibelajarkan dapat dikembangkan dari suatu kompetensi dasar
tertentu atau gabungan beberapa kompetensi dasar dalam suatu mata pelajaran, atau
gabungan beberapa kompetensi dasar antarmata pelajaran.
4) Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata
yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun dalam
bentuk produk (laporan atau hasil karya)
5) Pembelajaran dirancang dalam pertemuan tatap muka dan tugas mandiri dalam fasilitasi
dan monitoring oleh guru.
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada setiap langkah PBP.
1. Penentuan projek
2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian projek
3. Penyusunan jadwal pelaksanaan projek
4. Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru
5. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek
6. Evaluasi proses dan hasil projek
3) Pembelajaran Menemukan (Discovery Learning)
Pembelajaran menemukan (Discovery Learning), adalah Pembelajaran untuk
menemukan konsep, makna, dan hubungan kausal melalui pengorganisasian pembelajaran
yang dilakukan oleh peserta didik. Tiga ciri utama belajar enemukan yaitu: (1)
mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan
menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada peserta didik; (3) kegiatan untuk
menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. Karakteristik dari
pembelajaran menemukan (Discovery Learning):
1) Peran guru sebagai pembimbing.
2) Peserta didik belajar secara aktif sebagai seorang ilmuwan.
20

3) Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik melakukan kegiatan
menghimpun, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, serta membuat
kesimpulan.
IV. Media Pembelajaran.
Proses pembelajaran tentunya akan dapat dilaksanakan dengan lebih baik apabila
telahdirancang dengan baik pula. Selain itu, guru perlu memerluas wawasan tentang
berbagai pendekatan, model, metode, maupun strategi pembelajaran.Pembelajaran perlu
dibuat agar siswa dapat membangun pengetahuannya sehingga pembelajaran dapat
berpusat pada siswa. Oleh sebab itu, guru perlu mencari cara lain dalam mengajar agar
lebih efektif. Menurut Forsyth, Jolliffe, & Stevens (2004: 69), “learning is an active
process. In order to learn a person has to take part in various learning activities. Interaction
is an essential element of learning”. Pendapat tersebut memberi pengertian bahwa belajar
merupakan suatu proses aktif.Pernyataan di atas, sejalan dengan Piaget yang berpendapat
bahwa belajarmerupakan suatu proses pengonstruksian di mana seseorang membangun
pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan (Arends, 2012: 330; Kryiacou, 2009:
24).
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan kata jamak dari medium yang berasal dari bahasa latin
yang berarti “antara” yaitu segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber
informasi dan penerima (Smaldino, et al., 2005: 9). Pernyataan tersebut dapat diartikan
bahwa segala sesuatu yang dapat menjembatani informasi antara sumber informasi dan
penerima dapat dikatakan sebagai media. Pendapat lain mengatakan bahwa media diartikan
sebagai alat fisik dari komunikasi antara lain buku, modul cetak, teks terprogram,
komputer, slide/pita presentasi, film, pita video, dan sebagainya (Gagne & Briggs, 1979:
175). Dengan kata lain, media merupak an benda fisik yang dapat menjadi penghubung
komunikasi dari sumber informasi kepada orang lain yang melihat, membaca, atau
menggunakannya. Benda tersebut dapat berbentuk cetak maupun noncetak.
Newby, et al. (2006: 308) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan
pemilihan dan pengaturan informasi, kegiatan, metode, dan media untuk membantu siswa
mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan. Dalam pembelajaran terjadi pengaturan
siswa untuk dapat belajar melalui kegiatan yang akan dilaksanakan, pemilihan metode dan
media yang akan digunakan, serta adanya target pengetahuan atau kemampuan yang akan
diperoleh setelah mengikuti serangkaian kegiatan. Semua hal tersebut dilakukan atau
21

digunakan agar dapat membantu siswa untuk mencapai target berupa tujuan belajar yang
telah direncanakan sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan guna mencapai suatu tujuan
pembelajaran didefinisikan sebagai media pembelajaran (Smaldino, et al., 2005: 9).
Dengan demikian, media pembelajaran adalah segala alat yang dapat membantu
tercapainya tujuan pembelajaran. Senada dengan definisi tersebut, Newby, et al. (2006308)
mendefinisikan media pembelajaran sebagai saluran dari komunikasiyang membawa
pesan dengan tujuan yang berkaitan den gan pembelajaran yang dapat berupa cara atau
alat lain yang dengannya informasi dapat disampaikan atau dialami siswa.
Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa media pembelajaran juga dapat berupa
cara atau alat untuk berkomunikasi dengan siswa. Segala sesuatu yangdigunakan
sebagai penyampai pesan pembelajaran diidentifikasi sebagai media pembelajaran. Dari
beberapa pendapat tersebut, media dapat diartikan sebagai alat fisik komunikasi yang
berfungsi menyampaikan informasi (pengetahuan) dari sumber ke penerima informasi.
Adapun media pembelajaran merupakan alat atau perantara untuk memfasilitasi
komunikasi dari sumber belajar ke siswa dan mendukung proses belajar guna mencapai
tujuan belajar.Segala sesuatu yang digunakan sebagai penyampai pesan pembelajaran
diidentifikasi sebagai media pembelajaran.
1. Macam Media Pembelajaran
Menurut bentuknya, media yang digunakan dalam belajar dan pembelajaran secara
umum dibedakan menjadi media cetak dengan noncetak serta media audio dengan
nonaudio. Secara lebih spesifik, media dapat berupa antara lain teks, audio, visual, media
bergerak, obyek/media yang dapat dimanipulasi (media manipulatif), dan manusia.
Manusia juga dapat berperan sebagai media pembelajaran. Siswa dapat belajar dari guru,
siswa yang lain, atau orang lain. Media manipulatif adalah benda tiga dimensi yang dapat
disentuh dan digunakan dengan tangan oleh siswa.
a. Media teks merupakan jenis media yang paling umum digunakan. Media ini
berupa karakter huruf dan bilangan yang disajikan dalam buku, poster, tulisan di papan
tulis, dan sejenisnya (Smaldino, et al., 2005: 9; Newby, et al., 2006: 21).
b.Media audio meliputi segala sesuatu yang dapat didengar misalnya suara seseorang,
musik, suara mesin, dan suara-suara lainnya.
c.Media visual meliputi berbagai bagan, gambar, foto, grafik baik yang disajikan dalam
poster, papan tulis, buku, dan sebagainya.
22

d.Media bergerak merupakan media yang berupa gambar bergerak misalnya


video/film dan animasi.
Adapun menurut fungsinya, Suherman, et al. (2001: 200) mengelompokkan media
menjadi dua bagian yaitu pembawa informasi (ilmu pengetahuan) dan alat untuk
menanamkan konsep
V. Perencanaan Dan Pelaksanaan Pembelajaran
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal
1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Standar Proses adalah kriteria
mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu
setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip
pembelajaran yang digunakan:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar;
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
23

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;


5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan
jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10.Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
11.Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
12.Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah
peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
13.Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran; dan
14.Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
A. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan
media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario
pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang
digunakan.
a. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
1) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
2) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
24

3) kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,


pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
4) tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
5) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
6) pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
7) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik;
8) alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu
semester atau satu tahun; dan
9) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi lulusan dan Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap
tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajar
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabusuntuk
mengarahkan kegiatan embelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD). setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun
berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.
RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP terdiri atas:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3) Kelas/semester;
4) Materi pokok;
25

5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus
dan KD yang harus dicapai;
6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
10) Media pembelajaran,berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
13) Penilaian hasil pembelajaran.
c. Prinsip Penyusunan RPP
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan
khusus,kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta
didik.
2) Partisipasi aktif peserta didik.
3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
26

5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas
aspek belajar, dan keragaman budaya.
8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
d. Contoh penerapan pendekatan,model, dan penilaian autentik dalam Pembelajaran
Tematik Terpadu Kurikulum 2013.
VII. Penilaian Dan Evaluasi Pembelajaran
Mutu pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah sistem
penilaian (assesment) yang dilakukan oleh guru. Setiap penilaian didasarkan pada
tigaelemen mendasar yang saling berhubungan, yaitu: aspek prestasi yang akan dinilai
(kognisi), tugas-tugas yang digunakan untuk mengumpulkan bukti tentang prestasi siswa
(observasi), dan metode yang digunakan untuk menganalisis bukti yang dihasilkan dari
tugas-tugas (interpretasi) (NRC: 2001).
Berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Standar Penilaian Pendidikan
adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam
penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Penilaian adalah merupakan pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik. Pembelajaran adalah proses interaksi antar
peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
Kompetensi Peserta Didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk
memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.
1. Penilaian Pembelajaran
Aspek yang dinilai dalam penilaian matematika meliputi pemahaman konsep
(comprehension), melakukan prosedur, representasi dan penafsiran, penalaran (reasoning),
pemecahan masalah dan sikap. Penilaian dalam aspek representasi melibatkan kemampuan
untuk menyajikan kembali suatu permasalahan atau obyek matematika melalui hal-hal
27

berikut: memilih, menafsirkan, menerjemahkan, dan menggunakan grafik, tabel, gambar,


diagram, rumus, persamaan, maupun benda konkret untuk memotret permasalahan
sehingga menjadi lebih jelas. Penilaian dalam aspek penafsiran meliputi kemampuan
menafsirkan berbagai bentuk penyajian seperti tabel, grafik, menyusun model matematika
dari suatu situasi.
Penilaian aspek penalaran dan bukti meliputi identifikasi contoh dan bukan contoh,
menyusun dan memeriksa kebenaran dugaan (conjecture), menjelaskan hubungan,
membuat generalisasi, menggunakan contoh kontra, membuat kesimpulan, merencanakan
dan mengkonstruksi argumen-argumen matematis, menurunkan atau membuktikan
kebenaran rumus dengan berbagai cara.
Penilaian pemecahan masalah dalam matematika merupakan proses untukmenilai
kemampuan menerapkan pengetahuan matematika yang telah diperolehsebelumnya
ke dalam situasi baru yang belum dikenal, baik dalam konteks matematika maupun di luar
matematika. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian
autentik dan non-autentik. Penilaian autentik merupakan pendekatan utama dalam
penilaian hasil belajar oleh pendidik. Penilaian Autentik adalah bentuk penilaian yang
menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang
sesungguhnya. Bentuk penilaian autentik mencakup: (1) penilaian berdasarkan
pengamatan, (2) tugas ke lapangan, (3) portofolio, (4) projek, (5) produk, (6) jurnal, (7)
kerja laboratorium, dan (8) unjuk kerja, serta (9) penilaian diri. Penilaian diri merupakan
teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri oleh peserta
didik secara reflektif. Bentuk penilaian non-autentik mencakup: (1) tes, (2) ulangan, dan
(3) ujian.
2. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
Secara umum, penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan untuk
memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam penilaian. Secara lebih khusus penilaian hasil
belajar oleh pendidik berfungsi untuk:
a. memantau kemajuan belajar;
b. memantau hasil belajar; dan
c. mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.
28

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan, pengamatan,
penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
digunakan untuk:
a. mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi Peserta Didik;
b. memperbaiki proses pembelajaran; dan
c. menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir
semester, akhir tahun. dan/atau kenaikan kelas.
3.Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
Prinsip umum penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi: sahih, objektif, adil, terpadu,
terbuka, holistik dan berkesinambungan, sistematis, akuntabel, dan edukatif.
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang
e. tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
f. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
g. Holistik/menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta
didik.
h. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
i. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
j. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
Prinsip khusus untuk penilaian autentik meliputi:
a. materi penilaian dikembangkan dari kurikulum;
29

b. bersifat lintas muatan atau mata pelajaran;


c. berkaitan dengan kemampuan peserta didik;
d. berbasis kinerja peserta didik;
e. memotivasi belajar peserta didik;
f. menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik;
g. memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya;
h. menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
i. mengembangkan kemampuan berpikir divergen;
j. menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran;
k. menghendaki balikan yang segera dan terus menerus;
l. menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata;
m. terkait dengan dunia kerja;
n. menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata; dan
o. menggunakan berbagai cara dan instrument.
4. Lingkup dan Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
Lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup kompetensi sikap spiritual,
kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. Sasaran
penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap kompetensi sikap spiritual dan kompetensi
sikap sosial meliputi tingkatan sikap: menerima, menanggapi, menghargai, menghayati,
dan mengamalkan nilai spiritual dan nilai sosial. Sasaran penilaian hasil belajar oleh
pendidik terhadap kompetensi pengetahuan meliputi tingkatan kemampuan mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif.
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap kompetensi
keterampilan mencakup keterampilan abstrak dan keterampilan konkrit. Keterampilan
abstrak merupakan kemampuan belajar yang meliputi: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/ mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Keterampilan konkrit merupakan kemampuan belajar yang meliputi: meniru, melakukan,
menguraikan, merangkai, memodifikasi, dan mencipta.
5. Skala Penilaian dan Ketuntasan
Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan menggunakan skala penilaian. Predikat untuk
sikap spiritual dan sikap sosial dinyatakan dengan A = sangat baik, B = baik, C =cukup,
30

dan D = kurang. Skala penilaian untuk kompetensi pengetahuan dan kompetensi


keterampilan diperoleh dengan cara merata-ratakan hasil pencapaian kompetensi setiap KD
selama satu semester. Nilai akhir selama satu semester pada rapor ditulis dalam bentuk
angka 0 – 100 dan predikat serta dilengkapi dengan deskripsi singkat kompetensi yang
menonjol bedasarkan pencapaian KD selama satu semester.
Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan meliputi: (1) ketuntasan
penguasaan substansi; dan (2) ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.
Kriteria ketuntasan minimal kompetensi sikap ditetapkan dengan predikat B = baik. Skor
rerata untuk ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan disesuaikan dengan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) masing-masing kelas/ satuan pendidikan.
6.Instrumen Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dengan menggunakan instrumen
penilaian. Dalam Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 dinyatakan bahwa instrumen
penilaian harus memenuhi persyaratan: (1) substansi yang merepresentasikan kompetensi
yang dinilai; (2) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan (3) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Penilaian hasil belajar
pesert didik dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan teknik penilaian tes
dan nontes. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Teknik penilaian tes terdiri dari tes tulis, tes lisan,
tes praktek. Penilaian dengan teknik tes tulis dapat menggunakan: (1) soal obyektif, (2)
soal isian, dan (3) soal uraian/terbuka. Penilaian dengan teknik tes lisan menggunakan
daftar pertanyaan lisan. Teknik nontes biasanya digunakan untuk mengevaluasi bidang
sikap atau keterampilan.
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
Kompetensi ranah pengetahuan dalam pembelajaran matematika dimaknai sebagai perilaku
yang diharapkan dari peserta didik ketika mereka berhadapan dengan konten matematika,
dan dapat terdiri atas domain: (1) pemahaman, (2) penyajian dan penafsiran, (3) penalaran
dan pembuktian.
31

7. Penilaian Kompetensi Ranah Keterampilan dalam Pembelajaran


Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu
dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilanmelakukan
suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu
tertentu.
c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan
seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun
waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
8. Prosedur Penilaian
Prosedur penilaian dimaksudkan sebagai langkah-langkah terurut yang harus
ditempuh dalam melaksanakan penilaian. Langkah-langkah tersebut merupakan tahapan
dari kegiatan permulaan sampai kegiatan akhir dalam rangka pelaksanaan penilaian.
Pelaksanaan penilaian diawali dengan pendidik merumuskan indikator pencapaian
kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang dijabarkan dari Kompetensi Dasar (KD)
pada mata pelajaran matematika. Indikator pencapaiankompetensi untuk KD pada KI-3
dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat terukur dan/atau
diobservasi. Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan menjadi indikator soal yang
diperlukan untuk penyusunan instrumen penilaian. Indikator tersebut digunakan sebagai
rambu-rambu dalam penyusunan butir soal atau tugas. Instrumen penilaian memenuhi
persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.
Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai, persyaratan
konstruksi memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan, dan persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Indikator pencapaian pengetahuan dan keterampilan merupakan ukuran,karakteristik,
atau ciri-ciri yang menunjukkan ketercapaian suatu KD tertentu dan menjadi acuan dalam
32

penilaian KD mata pelajaran. Setiap Indikator pencapaian kompetensi dapat dikembangkan


menjadi satu atau lebih indikator soal pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan untuk
mengukur pencapaian sikap digunakan indikator penilaian sikap yang dapat diamati.
9. Teknik penilaian
Teknik penilaian dipilih sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Penilaian sikap
dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman.
Teknik observasi merupakan teknik utama, penilaian diri dan penilaian antar teman
diperlukan sebagai teknik penunjang untuk konfirmasi hasil penilaian observasi oleh
guru. Penilaian pengetahuan menggunakan teknik penilaian tes tertulis, penugasan dan
portofolio (sebagai bahan guru mendeskripsikan capaian pengetahuan di akhir semester).
Penilaian keterampilan menggunakan teknik penilaian kinerja, projek, dan portofolio.
Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Pada bagian ini direncanakan pelaksanaan pembelajaran remedial dan pengayaan.
Pembelajaran remedial pada dasarnya mengubah strategi atau metode pembelajaran
untuk KD yang sama. Bentuknya dapat berupa pembelajaran ulang, bimbingan
perorangan, pemanfaatan tutor sebaya, dan lain-lain. Pembelajaran pengayaan berupa
perluasan dan/atau pendalaman materi dan/atau kompetensi. Strategi pembelajaran
pengayaan dapat dalam bentuk tugas mengerjakan soal-soal dengan tingkat kesulitan lebih
tinggi, meringkas buku-buku referensi dan mewawancarai nara sumber. Peserta didik yang
belum berhasil mencapai ketuntasan belajar, diberi kesempatan mengikuti pembelajaran
remedial yang dilakukan setelah suatu kegiatan penilaian (bukan di akhir semester) baik
secara individual, kelompok, maupun kelas. Bagi peserta didik yang berhasil
mencapai atau melampaui ketuntasan belajar dapat diberi program pengayaan sesuai
dengan waktu yang tersedia baik secara individual maupun kelomok.
Pengawasan Proses Pembelajaran
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Pengawasan
proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas.
1. Prinsip Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna peningkatan mutu
secara berkelanjutan.
2. Sistem dan Entitas Pengawasan
33

Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dan dinas
pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.
a. Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan melakukan
pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.
b. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi
akademik dan supervise manajerial.
3. Proses Pengawasan
a. Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui antara lain, diskusi kelompok
terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
b. Supervisi
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh
pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.
c. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran disusun dalam
bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik
secara berkelanjutan.
4. Tindak Lanjut
Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau
melampaui standar; dan pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program
pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
VIII. Refleksi Pembelajaran Dan PTK
Refleksi pembelajaran merupakan kegiatan evaluasi diri bagi seorang guru dalam
melihat kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Evaluasi diri guru dalam
melaksanakan pembelajaran dapat berupa (1) penilaian tertulis maupun lisan oleh
peserta didik (siswa) terhadap gurunya, (2) penilaian atau observasi pelaksanaan
pembelajaran oleh teman sejawat, dan (3) evaluasi diri guru dengan melakukan analisis
hasil tes tertulis, lisan maupun penugasan terhadap siswa yang diampunya. Refleksi
pembelajaran perlu dilakukan guru dalam upaya untuk mengetahui kekurangan dan
kelemahan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dengan mengetahui kekurangan
34

dan kelemahan dalam melaksanakan pembelajaran, guru dapat memperbaiki pembelajaran


berikutnya.
Kegiatan refleksi pembelajaran menjadi sangat perlu dilakukan, karena selama ini
sebagian besar guru kurang mengetahui seberapa jauh keberhasilan pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Permasalahan yang terjadi pada seorang guru antara lain bahwa guru
merasa kurang berhasil dalam melaksanakan pembelajaran apabila sebagian besar
siswanya mendapat nilai kurang dalam suatu tes atau ujian, sebaliknya merasa bangga atau
berhasil apabila sebagian besar siswa mendapat nilai tinggi dari tes atau ujian.
Permasalahan lain yang sering dihadapi guru adalah kurang memahami bahwa
seringterjadi miskonsepsi, penurunan motivasi, dan minat belajar rendah saat
proses pembelajaran berlangsung.
Dari uraian permasalahan di atas maka diperlukan bahan referensi berupa modul
yang diharapkan dapat digunakan guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran, dengan
melakukan refleksi pembelajaran serta melakukan penelitian tindakan kelas (PTK).
1. Kegiatan Refleksi dalam Pembelajaran
Dalam setiap kegiatan pembelajaran guru seharusnya memulai dari (1) kegiatan menyusun
perencanaan, kemudian (2) melaksanakan pembelajaran, (3) melakukan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan (4) tindak lanjut.Hal ini terjadi
pada guru yang melaksanakan pembelajaran konvensional dengan tahapan pembelajaran,
(1) menjelaskan konsep, (2) menjelaskan latihan soal, (3) memberikan soal latihan, dan (4)
ulangan harian.Ada beberapa pengertian kegiatan reflektif dalam pembelajaran, (1)
Kegiatan refleksi pembelajaran adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dalam proses
belajar mengajar berupa penilaian tertulis maupun lisan (umumnya tulisan) oleh anak didik
kepada guru, berisi ungkapan kesan, pesan, harapan serta kritik membangun atas
pembelajaran yang diterimanya, (2) Kegiatan refleksi pembelajaran sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar pada prinsipnya merupakan
kegiatan menilai pendidik oleh peserta didik, (3) Kegiatan refleksi pembelajaran
merupakan kegiatan penilaian (evaluasi) proses dan hasil belajar siswa dalam rangka untuk
memperoleh balikan terhadap proses belajar mengajar, dan (4) Kegiatan refleksi
pembelajaran merupakan kegiatan mendiagnosis kesulitan belajar siswa dalam rangka
perbaikan proses pembelajaran.Adapun teknik kegiatan refleksi pembelajaran antara lain
(1) penilaian guru oleh peserta didik, (2) evaluasi proses dan hasil belajar, (3) diagnosis
kesulitan belajar, dan (4) penilaian guru oleh teman sejawat.
35

2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


a. Empat jenis penelitian tindakan kelas, yaitu:
1) Penelitian Tindakan Kelas Diagnostik.
2) Penelitian Tindakan Kelas Partisipan.
3) Penelitian Tindakan Kelas Empiris.
4) Penelitian Tindakan Kelas Eksperimental (Chein, 1990).
b. Model Penelitian Tindakan Kelas
Secara umum model penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa siklus
(minimum tiga siklus), dan setiap siklus terdiri dari beberapa langkah yaitu (a)
perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengamatan/ observasi, dan (d) refleksi, namun
sebetulnya kegiatan pelaksanaan dan pengamatan dilakukan secara bersamaan
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,di mana, kapan, dan bagaimana
penelitian dilakukan.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini berupa kegiatan implementasi atau penerapan perencanaan tindakan di kelas
yang menjadi subyek penelitian.
3) Tahap Pengamatan (observasi)
Pada tahap pengamatan ini ada dua kegiatan yang diamati yaitu, kegiatan belajar
siswa, dan kegiatan pembelajaran.
4) Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi ini dilaksanakan ketika kolaborator sudah selesai melakukan pengamatan
terhadap peneliti pada saat melaksanakan pembelajaran, kemudian berhadapan dengan
peneliti untuk mendiskusikan hasil pengamatan dalam peneliti melakukan
implementasi rancangan tindakan.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah
siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai
dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.
B.Deskripsi Kemajuan Setelah Pembekalan
1. Materi yang Sudah Dipahami/Dikuasai
- Karakteristik siswa sekolah dasar
- Teori belajar
- Desain pembelajaran
36

- Media pembelajaran
2. Materi yang Belum Dapat Dikuasai
- Kurikulum K13
- Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
- Penilaian dan evaluasi pembelajaran
- Refleksi pembelajaran dan PTK.
3 Materi Esensial yang Tidak Ada dalam Sumber Belajar
 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik,
intelektual, sosial emosional,moral, spiritual, dan latar belakang sosial budaya
 Menganalisis berbagai aspek perkembangan peserta didik berdasarkan ciri-
cirinya.
 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik
 Mengurutkan prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik
 Memahami pembelajaran yang mendidik di kelas di laboratorium dan di lapangan
 Menganalisis rancangan pembelajaran yang lengkap untuk kegiatan didalam
kelas,lab, lapangan.
 Melaksanakan rancangan pembelajaran yang lengkap untuk kegiatan di
laboratorium.
 Melaksanakana rancangan pembelajaran yang lengkap untuk kegiatan di
lapangan
 Mengambil keputusan transaksional dalam lima mata pelajaran SD/MI sesuai
dengan situasi yang berkembang.
 Menerapkan pengambilan keputusan traksasional dalam lima mata pelajaran.
 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
 Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.
 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik
mencapai prestasi belajar secara optimal
 Menganalisis metode yang sesuai dengan ilustrasi proses pembelajaran di kelas
 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan sopan, baik
secara lisan maupun tulisan.
 Disajikan ilustrasi berupa proses diskusi, peserta dapat menentukan praktek
komunikasi yang tepat sesuai dengan komunikasi tersebut.
37

 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan
bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari
(a)penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (b) Memberikan pertanyaan atau
tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk merespons,(c) respons peserta
didik, (d) reaksi guru terhadap respon peserta didik, dan seterusnya
 Disajikan ilustrasi tentang kebiasaan siswa membolos dan didalam kelas.
Peserta dapat mendiagnosis penyebab membolos.
 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai
dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI
 Mengemukakan pengertian penilaian, pengukuran, tes,dan evaluasi dengan
karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
 Menyusun kisi-kisi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
 Menganalisis instrumen penilaian secara kuantitatif.
 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan menggunakan berbagai instrumen
 Menerapkan cara pengadministrasian penilaian sikap.
 Menentukan cara pengadministrasian penilaian pengetahuan.
 Menentukan cara pengadministrasian penilaian keterampilan.
 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar
 Menentukan pencapaian kompetensi.
 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan
belajar
 Menyusun laporan hasil penilaian berdasarkan ketuntasan belajar.
 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program
remedial dan pengayaan
 Menyusun program remedial sebagai hasil dari penilaian dan evaluasi.
 Melaksanakan program pengayaan sebagai hasil dari penilaian dan evaluasi.
 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan
 Mengkomunikasikan laporan hasil penilaian dan evaluasi.
 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran untuk
meningkatan kualitas pembelajaran
38

 Menyusun program berdasarkan hasil penilaian dan evaluasi.


 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan
 Menyusun program sebagai bagian dari peningkatan kualitas pembelajaran.
 Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan lima mata
pelajaran SD/MI
 Mengubah model pembelajaran dengan memadukan metode-metode atau
tehnik-tehnik yang sesuai berdasarkan kesimpulan dari hasil refleksi yang di
lakukan sebelumnya.
 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pem,belajaran
lima mata pelajaran SD/MI
 Mengaplikasi penelitian tindakan kelas lima mata pelajaran SD/MI.
4 Materi yang Tidak Esensial dalam Sumber Belajar
- Menelaah karakteristik peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata
pelajaran.
- Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik
- Menentukan tujuan lima mata pelajaran SD/MI.
- Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan lima mata
pelajaran SD/MI
- Menentukan materi lima mata pelajaran terkait dengan pengalaman belajar dan
tujuan pembelajaran.
- Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih
dan karakteristik peserta didik usia SD/MI.
- Melakukan penyusunan indikator .
- Melakukan penyusunan instrumen penilaian.
5 Masukan-masukan Mentor pada Kegiatan Pembekalan
- Laporan 1 Pedagogik tanggapan mentor baik
- Laporan 2 unit 1 Bahasa Indonesia dan unit III Ilmu Pengetahuan Alam
tanggapan mentor baik
- Laporan 3 unit IV Ilmu Pengetahuan Sosial dan unit V Pendidikan
Kewarganegaraan tanggapan mentor baik
- Laporan 4 unit II Matematika tanggapan mentor cukup tapi masih kurang baik
BAB II
SUMBER BELAJAR BIDANG STUDI

A. Ringkasan MateriUnit 1 Bahasa Indonesia


1. BAB 1 Hakikat Dan Perolehan Bahasa
Hakikat Bahasa Indonesia
1. Pengertian Bahasa
Setiap aktivitas menggunakan bahasa, tidak ada peradaban tanpa bahasa. Pernyataan
tersebut menunjukkan betapa pentingnya peranan bahasa bagi perkembangan
manusia dan kemanusiaan. Secara umum, komunikasi dibedakan atas komunikasi
verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang
menggunakan bunyi -bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang
merujuk pada bahasa tertentu. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi
yang tidak menggunakan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia melainkan menggunakan alat-alat/tanda.
2. Sifat-sifat Bahasa
Sebagai alat komunikasi, bahasa mengandung beberapa sifat, yaitu:
a) sistematik,
b) mana suka
c) ujaran
d) manusiawi,
e) komunikatif.
Hakikat Pemerolehan Bahasa
Terdapat dua keterampilan yang dilibatkan dalam pemerolehan bahasa anak, yaitu
kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara spontan dan kemampuan memahami
tuturan orang lain. Adapun karakteristik pemerolehan bahasa menurut Tarigan, dkk (1998)
adalah: (a) berlangsung dalam situasi informal, anak-anak belajar bahasa tanpa beban, dan
diluar sekolah; (b) pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal di lembaga -
lembaga pendidikan seperti sekolah atau kursus (di lakukan tanpa sadar atau secara
spontan; (c) dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang
bermakna bagi anak.

39
40

1. Waktu Pemerolehan Bahasa Dimulai


Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal dapat
disebut dengan pemerolehan bahasa anak.
2. Bahasa Siswa Sekolah Dasar (SD)
Kemampuan berbahasa anak berkembang bersama pertambahan usianya. Waktu antara
masa bayi dan masa prasekolah merupakan waktu yang paling penting dalam
perkembangan seseorang. Itulah masa yang paling baik untuk belajar bahasa yang
disebut usia keemasan untuk belajar berbahasa.
Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan oleh
peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 tahun 2015. Mendikbud
mencabut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) menjadi Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI).
A.Penggunaan huruf kapital yang benar dalam kalimat Sesuai Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI)
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
c. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
e. 1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang.
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai
sebagai sapaan.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat.
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
h. 1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
41

2).Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar
atau hari raya.
i.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk
ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen,
kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk
k.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah
dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang
tidak terletak pada posisi awal.
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau
sapaan.
m.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai
dalam penyapaan atau pengacuan.
B.Menyusun huruf miring yang benar dalam kalimat Sesuai Ejaan Bahasa
Indonesia(EBI)
a Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat
b Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
atau kelompok kata dalam kalimat.
c. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah
atabahasa asing.
C.Menerapkan penggunaan tanda baca yang benar (koma, titik dua, dan tanda
seru)melalui sajian kalimat Sesuai Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
a. Tanda Koma (,)
1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan
2) Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan
sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
3) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk
kalimatnya.
4) Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru
42

5) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
6) Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c)tempat
dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
7) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
8) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
9) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
10) Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
11) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.
12) Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat
untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
b. Tanda Titik Dua (:)
1) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan.
2) Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
3) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
4) Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
5) Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat
dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan
penerbit dalam daftar pustaka.
c. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

2. BAB II KETERAMPILAN MENYIMAK


43

Pengertian Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Menurut Tarigan


(2008a:31), “Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa menyimak merupakan suatu peristiwa penerimaan pesan, gagasan,
pikiran atau perasaan seseorang. Jadi, menyimak dapat diartikan sebagai suatu proses
mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan,
dan mereaksikan atas makna yang terkandung di dalamnya (Akhadiah, 1992:142).
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam keterampilan menyimak adalah
kemampuan menangkap dan memahami makna pesan baik yang tersurat maupun tersirat
yang terkandung dalam bunyi serta unsur kemampuan mengingat pesan. Dengan demikian,
menyimak dapat dibatasi sebagai proses besar mendengar, mendengarkan, serta
menginterpretasikan lambang-lambang lisan (Anderson, 1972:68).
Tujuan Menyimak
Ada dua aspek tujuan yang perlu diperhatikan dalam proses menyimak, yaitu: (1)
Adanya pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan pembicara dan (2)
Pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan itu sesuai dengan kehendak
pembicara. Berdasarkan dua aspek tujuan di atas kalau diperinci lebih jauh, tujuan
menyimak dapat disusun sebagai berikut: (a) mendapatkan fakta; (b) menganalisis fakta;
(c) mengevaluasi fakta; (d) mendapatkan inspirasi; (e) mendapatkan hiburan; dan (f)
memperbaiki kemampuan berbicara (Solchan, 2011:21).
Jenis-jenis Menyimak
Jenis-jenis menyimak dapat diklasifikasikan berdasarkan: (1) sumber suara,
(2)cara menyimak bahan yang disimak, dan (3) taraf aktivitas penyimak.
Strategi Menyimak sebagai suatu Keterampilan Berbahasa
Strategi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan menyimak siswa
antara lain sebagai berikut: simak ulang ucap, simak kerjakan, simak tulis, simak terka,
simak memperluas kalimat, simak rangkuman, simak menemukan benda, bisik berantai,
simak menyelesaikan cerita, identikasi kata kunci, identifikasi kalimat topik, para prase,
satu mulut satu kelas, satu rekaman satu kelas, group cloze, simak libat cakap, bebas libat
cakap, pemberian petunjuk, menyimak eksploratorif, menyimak kritis, menyimak membuat
44

catatan, simak baca, simak salin, simak setuju, menyimak selektif, simak interogatif,
menjawab pertanyaan, menelaah materi simakan, simak lengkapi, dan bermain drama.
Penilaian Menyimak
1.Penilaian Pembelajaran Menyimak di Kelas Rendah
Sebelum merumuskan penilaian menyimak di kelas rendah, terlebih dahulu perlu
dilakukan analisis kompetensi dasar pembelajaran menyimak di kelas rendah dan
merumuskan indikator yang sesuai.
2.Penilaian Pembelajaran Menyimak di Kelas Tinggi
Penilaian otentik pada pembelajaran menyimak di kelas tinggi hampir sama dengan
penilaian menyimak di kelas rendah. Perbedaannya hanya terletak pada isi materi
(kompetensi dasar) yang ingin dicapai yang kemudian tentunya berdampak pada jenis
menyimak yang digunakan.
3. BAB III KETERAMPILAN BERBICARA
Pengertian berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi
hati) seseorang kepada orang lain (Haryadi dan Zamzani, 2000:72). Pengertiannya
secara khusus banyak dikemukakan oleh para ahli. Tarigan (2008b:15) misalnya,
mengemukakan bahwa berbicara adalah, “Kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan”. Utari dan Nababan (1993:45) juga menyatakan bahwa
keterampilan berbicara adalah, “Pengetahuan bentuk-bentuk bahasa dan makna-makna
bahasa, serta kemampuan untuk menggunakannya pada saat kapan dan kepada siapa”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilnberbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-
kata dan menggunakan bahasa lisan sesuai dengan fungsi, situasi, serta norma-norma
berbahasa sebagai aktivitas untuk mengekspresikan, menyatakan, dan menyampaikan
pikiran, gagasan, serta perasaan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan penyimak dalam masyarakat yang sebenarnya.
Tujuan Berbicara
Menurut Tarigan (1991:134-135), “Tujuan berbicara dapat dibedakan atas lima
golongan, yaitu: menghibur, menginformasikan, menstimulasikan, meyakinkan, dan
menggerakkan”.
45

Jenis Keterampilan Berbicara


Ada lima landasan tumpu yang dapat digunakan dalam mengklasifikasikan berbicara
yaitu: situasi, tujuan, jumlah pendengar, peristiwa khusus, dan metode penyampaian
(Tarigan dalam Solchan, 2011:11.10).
Strategi Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa
Strategi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan berbicara antara
lain: mendongeng, bermain peran, cerita berantai, media gambar dalam bercerita,
menyajikan informasi (pidato), berpartisipasi dalam diskusi, sandiwara boneka, lihat ucap,
bercerita atau membaca puisi secara kor, ulang ucap, bercakap-cakap, modelling the way,
laporan lisan, bermain drama, parafrase, wawancara, dan deskripsi benda.
Penilaian Berbicara
Penilaian berbicara hendaknya dilakukan dengan menyesuaikan indikator pencapaian
suatu materi terlebih dahulu, sehingga untuk mengukur ketercapaian keterampilan
berbicara, alat uji yang dibuat oleh guru hendaknya disesuaikan dengan indikator. Tujuan
dari penilaian pembelajaran berbicara adalah untuk mengetahu ipakah pengetahuan yang
telah dimiliki siswa dalam proses pembelajaran berbicara sudah sesuai dengan kompetensi
dasar khususnya indikator atau belum sesuai..
4. BAB IV. KETERAMPILAN MEMBACA
Pengertian Keterampilan Membaca
Tarigan (1991:2) mengungkapkan bahwa membaca yaitu proses pemerolehan pesan
yang disampaikan oleh seorang penulis melalui tulisan. Menurut Syafi’ie (1999:6)
membaca adalah, “Proses pengolahan informasi yang dilaksanakan oleh pembaca dengan
menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan yang relevan dengan informasi”.
Sedangkan Slamet (2007a:66) berpendapat, “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
membacaadalah suatu proses interaksi memahami lambang bahasa melalui berbagai
strategi untuk memahami makna dari yang tertulis, melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakongnitif. Selain itu, membaca merupakan suatu proses
penyandian kembali dan pembacaan sandi, berlainan dengan berbicara dan menulis yang
justru melibatkan penyandian.
46

Jenis-jenis Membaca
1.Membaca Permulaan
Ada berbagai metode yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran membaca permulaan,
antara lain (1) metode bunyi, (2) metode eja abjad, (3) metode kupas rangkai suku kata,
(4) metode kata lembaga, (5) metode global, dan (6) metode Struktual Analitik Sinteksis
(SAS) (Akhadiah,1992:32-34).
2.Membaca Lanjut
Membaca lanjut adalah keterampilan membaca yang baru dapat dilakukan bila pembaca
telah dapat membaca teknik atau membaca permulaan sebab membaca teknik menjadi
dasar membaca lanjut.
Mempraktikan Jenis-jenis Membaca melalui Proses Membaca
Mempraktikan jenis-jenis membaca dapat dilakukan dengan menerapkan
proses membaca. Proses membaca dapat dilakukan dengan memperhatikan langkah-
langkah dalam membaca. Langkah kegiatan dalam proses pembelajaran membaca oleh
Burns (dalam Saleh, 2006:110) dirinci menjadi tiga tahap yaitu: “(1) prabaca (prereading),
(2) saat baca (during-reading), dan (3) pascabaca (postreading)”.
5. BAB V KETERAMPILAN MENULIS
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran
grafik itu (Tarigan, 1991:21). Menurut Nurgiyantoro (2005:273), menulis adalah aktivitas
mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Menulis merupakan kegiatan produktif
dan ekspresif sehingga penulis harus memiliki kemampuan dalam menggunakan kosakata,
tata tulis, dan struktur bahasa. Semi (1993:47) mengartikan keterampilan menulis sebagai
tindakan memindahkan pikiran dan perasaan ke dalam bahasa tulis dengan menggunakan
lambang-lambang.
Jenis-jenis Menulis
Jenis menulis secara garis besar, yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut.
1. Menulis permulaan dimulai dengan pengenalan terhadap cara memegang pensil
yang benar Tingkat permulaan, kegiatan menulis lebih didominasi oleh hal-hal yang
bersifat mekanis. Kegiatan mekanis yang dimaksud dapat berupa: Menulis permulaan
dimulai dengan pengenalan terhadap cara memegang pensil yang benar. Tingkat
permulaan, kegiatan menulis lebih didominasi oleh hal-hal yang bersifat mekanis.
47

2. Menulis Lanjut
a. Menulis Narasi
Menoleh devinisi yang dipaparkan oleh Suparno (2006:4.54) bahwa narasi adalah
tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa. Menurut Gorys (2000:136) ciri-
ciri karangan narasi adalah: (1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan, (2)
dirangkai dalam urutan waktu, (3) berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”,
dan (4) ada konflik.
b. Menulis Deskripsi
Menulis deskripsi merupakan suatu bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,
mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra
penulisnya (Suparno, 2008:4.6). Menurut Suparno (2008:4.14), menulis deskripsi ada
dua macam, yaitu karangan deskripsi orang (deskripsi impresionatis) dan karangan
deskripsi tempat (deskripsi ekspositori).
c.Menulis Persuasi
Persuasi adalah tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain. Dalam persuasi
selain logika perasaan juga memegang peranan penting. Langkah-langkah menulis
persuasi, yaitu: (1) Menentukan topik dan tujuan. (2) Membuat kerangka karangan.
(3) Mengumpulkan bahan. (4) Menarik simpulan. (5) Penutup.
d.Menulis Argumentasi
Argumentasi adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan pendapat untuk
membuat suatu simpulan (Suparno, 2008:5.56). Argumentasi ditulis untuk
memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau
gagasan. Langkah-langkah menulis argumentasi antara lain: (1) Membuat topik. (2)
Menetapkan tujuan karangan. (3) Melakukan obsevasi lapangan. (4) Membuat
kerangka karangan. (5) Mengembangkan kerangka karangan. (6) Membuat
simpulan.
e.Menulis Eksposisi
Eksposisi diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas,
menguraikan, atau menerangkan sesuatu (Suparno, 2006:5.29). Ciri-ciri karangan
eksposisi: (a) menjelaskan informasi, (b) menyatakan sesuatu yang benar-benar
terjadi (data faktual), (c) tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan
kehendak, (d) menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta
48

yang ada, dan (e) menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses
kerja sesuatu.
Mempraktikkan Jenis-jenis Menulis Melalui Proses Menulis
Langkah-langkah dalam proses menulis ada tiga. Agar tulisan rapi dan benar,
laluilah semua langkah berikut, yaitu pramenulis, saat menulis, dan pascamenulis
(merevisi, mengedit, dan menyajikan).
6. BAB VI. Apresiasi Sastra
Pengertian Sastra
Zainuddin (1992:99) menyatakan bahwa, “Sastra adalah karya seni yang dikarang
menurut standar bahasa kesusastraan”. Standar kesusastraan yang dimaksud adalah
penggunaan kata-kata yang indah dan gaya bahasa serta gaya cerita yang menarik.
Sedangkan kesusastraan adalah karya seni yang mengungkapkannya baik dan diwujudkan
dalam bentuk bahasa yang indah. Esten (1993:9) mendefinisikan “Sastra atau kesusastraan
adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif manifestasi kehidupan manusia
(masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap
kehidupan manusia (kemanusiaan)”.Gambaran pengertian oleh para ahli membuka
cakrawala untuk memahamibahwa sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan
karya seni kreatif secara lisan dan tulisan berupa gambaran dari kenyataan yang dikarang
menurut standar bahasa kesusastraan, yaitu penggunaan kata-kata yang indah dan gaya
bahasa serta gaya cerita yang menarik.
Tujuan Sastra
Tujuan pembelajaran sastra di sekolah terkait pada tiga tujuan khusus di bawah.
1. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual
serta kematangan emosional dan sosial.
2. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
3. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
Mengaplikasikan Manfaat Sastra sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Menurut Lazar (2002:15-19), beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran
sastra, antara lain yaitu:
1. Memberikan motivasi kepada siswa;
49

2. Memberi akses pada latar belakang budaya;


3. Memberi akses pada pemerolehan bahasa;
4. Memperluas perhatian siswa terhadap bahasa;
5. Mengembangkan kemampuan interpretatif siswa; dan
6. Mendidik siswa secara keseluruhan.
Analisis Jenis-jenis Sastra Indonesia
Sastra dapat dikelompokkan menjadi prosa, puisi, dan drama. Prosa juga
terbagi menjadi prosa lama dan prosa baru. Begitu juga dengan puisi, puisi terdiri dari puisi
lama dan puisi baru.
1.Prosa
Prosa merupakan karya sastra yang bersifat menguraikan atau mendeskripsikan suatu fakta
ataupun isi pikiran dan perasaan secara jelas serta tidak terikat pada syarat-syarat tertentu.
Prosa juga disebut dengan karangan bebas. Prosa terdiri atas prosa lama dan prosa baru.
a.Prosa Lama,
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra
ataukebudayaan barat. Prosa lama terdiri atas
 Dongeng
Jenis-jenis dongeng berdasarkan isinya, yaitu: mite, legenda, fabel, cerita jenaka,
farabel, dan sage.
 Cerita Sejarah
 Cerita Pelipur Lara
 Cerita-cerita Berbingkai
 Wiracerita (Epos)
 Kitab
 Hikayat
b.Prosa Baru
Prosa baru merupakan pancaran dari masyarakat baru. Ciri-ciri prosa baru yaitu: (1)
Dinamis, perubahannya cepat. (2) Rakyat sentris, mengambil bahan dari rakyat sekitar. (3)
Realistis, bentuknya roman, novel, cerpen, drama, kisah, dan sebagainya. (4) Dipengaruhi
sastra barat. (5) Nama pencipta selalu dicantumkan. Jenis-jenis prosa baru adalah:
 Roman
 Novel
 Cerpen
50

 Riwayat
 Kritik
 Resensi
 Esai
 Kisah Perjalanan
1. Puisi
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi
irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif)
(Sumardi:1995:47).
a.Puisi Lama
Ciri puisi lama: (1) Merupakan puisi rakyat yang tidak dikenal nama pengarangnya.
(2) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan. (3) Sangat
terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun
rima. Berikut adalah jenis-jenis puisi lama
1)Mantera
2)Pantun
3)Seloka
4)Talibun
5)Karmina
6)Gurindam
7)Syair
b.Puisi Baru/Modern
Ciri-ciri puisi baru: (1) Bentuknya rapi, simetris; (2) Mempunyai
persajakan akhir (yang teratur); (3) Banyak mempergunakan pola sajak pantun
dan syair meskipun ada pola yang lain; (4) Sebagian besar puisi empat seuntai; (5)
Tiap-tiap barisnya terdiri atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis); dan (6) Tiap
gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar): 4-5 suku kata. Jenis-jenis puisi
baru menurut isinya, puisi dibedakan atas:
 Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
 Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
 Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
 Elegi, yaitu puisi atau sajak duka nestapa.
51

 Epigram, yaitu puisi atau sajak yang mengandung bisikan hidup yang baik dan
benar, mengandung ajaran nasihat dan pendidikan agama.
 Satire, yaitu sajak atau puisi yang mengecam, mengejek, menyindir dengan
kasar (sarkasme) kepincangan sosial atau ketidakadilan yang terjadi dalam
masyarakat.
 Romance, yaitu sajak atau puisi yang berisikan cerita tentang cinta kasih, baik
cinta kasih kepada lawan jenis, bangsa dan negara, kedamaian, dan
sebagainya.
3. Drama
Secara umum, pengertian drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk
dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama
dikenal dengan istilah teater. Selanjutnya, dalam pengertian sekarang, yang
dimaksud drama adalah cerita yang diperagakan di panggung berdasarkan naskah.
Pada umumnya, drama mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama
dalam arti sempit. Dalam arti luas, pengertian drama adalah semua bentuk
tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak.
Dalam arti sempit, pengertian drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat
yang diproyeksikan ke atas panggung (Wijayanto, 2007:2).
Unsur-unsur yang terdapat di dalam drama, yaitu: (1) Tema. (2) Alur. (3) Tokoh
drama atau pelaku drama terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. (4) Watak.
(5) Latar atau setting. (6) Amanat drama. Ciri-ciri yang membedakan teks drama
dengan teks lainnya di antaranya, yaitu: (1) Seluruh cerita berbentuk dialog,baik
tokoh maupun narator. Inilah ciri utama naskah dialog, semua ucapan ditulis dalam
teks. (2) Semua dialog tidak menggunakan tanda petik (“…”). (3) Naskah drama
dilengkapi petunjuk tertentu yang harus dilakukan tokoh pemerannya. Petunjuk itu
ditulis dalam tanda kurung (…) atau dengan memberikan jenis huruf yang berbeda
dengan huruf dialog. (4) Naskah drama terletak di atas dialog atau disamping kiri
dialog.
Menentukan Tema Puisi
Tema puisi dapat diketahui melalui hubungan kata-kata yang semakna yang ada di
dalamnya. Penentuan tema dalam puisi dilakukan dengan cara merumuskan keseluruhan
larik puisi. Setelah itu, mencari bukti-bukti yang mendukung atas tema yang sudah
52

ditentukan berupa baris-baris tertentu yang selaras dengan tema. Bukti tersebut diharapkan
dapat meyakinkan pembaca, bahwa tema yang ditentukan tersebut benar adanya.
Melengkapi Puisi yang Rumpang
Puisi rumpang adalah bagian dari suatu puisi yang hilang dan biasanya dijadikan
sebagai .latihan dalam menulis puisi bagi siswa
Mengubah Puisi Menjadi Prosa
Parafrasa adalah pengungkapan kembali suatu tuturan bahasa dalam bentuk
bahasa lain tanpa mengubah pengertian. Pengungkapan kembali bertujuan untuk
menjelaskan makna yang tersembunyi. Cara membuat parafrasa adalah pertama-tama
hendaklah memahami puisi. Untuk memahami puisi beberapa langkah yang harus
dilalui dengan seksama. Langkah-langkah tersebut adalah : (1) membaca puisi secara
berulang-ulang, (2) memahami arti lugas kata -kata tiap larik dan bait, (3) menambahkan
kata-kata untuk memperjelas hubungan mak na kata dalam larik dan bait, (4) memahami
makna symbolik/konotatif, (5) memparafrasekan tiap bait, (6) merumuskan makna utuh,
(7) mengungkapkan amanat puisi.
Apresiasi Sastra Anak Reseptif
Apresiasi sastra anak secara reseptif adalah penghargaan, penilaian, dan pengertian
terhadap karya sastra anak-anak, baik yang berbentuk puisi maupun prosayang dapat
dilakukan dengan cara membaca, mendengarkan, dan menyaksikanpementasan
drama. Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam mengapresiasi
sastra anak-anak secara reseptif, di antaranya sebagai berikut.
1.Pendekatan Emotif
Aminuddin (2004:42) mengemukakan bahwa pendekatan emotif adalah suatu
pendekatan yang berusaha menemukan unsur-unsur yang mengajuk emosi atau
perasaan pembaca. Ajukan emosi itu berhubungan dengan keindahan
penyajian bentuk maupun ajukan emosi yang berhubungan dengan isi atau gagasan
yang lucu atau menarik.
2.Pendekatan Didaktis
Pendekatan didaktis mengantar pembaca untuk memperoleh berbagai amanat,
petuah, nasihat, pandangan keagamaan yang sarat dengan nilai-nilai yang dapat
memperkaya kehidupan rohaniah pembaca. Aminuddin (2004: 47) mengemukakan
bahwa pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha
menemukan dan memahami gagasan, tanggapan, evaluatif maupun sikap itu dalam
53

hal ini akan mampu terwujud dalam suatu pandangan etis, filosofis, maupun agamis
sehingga akan mampu memperkaya kehidupan rohaniah pembaca
3.Pendekatan Analitis
Aminuddin (2004:44) mengemukakan bahwa pendekatan analitis merupakan
pendekatan yang berupaya membantu pembaca memahami gagasan, cara pengarang
menampilkan gagasan, sikap pengarang, unsur intrinsik dan hubungan antara
elemen itu sehingga dapat membentuk keselarasan dan kesatuan dalam rangka
terbentuknya totalitas bentuk dan maknanya.
Apresiasi Sastra Anak Produktif
Apresiasi produktif adalah apresiasi karya sastra yang menekankan pada proses
kreatif dan penciptaan. Dalam hubungannya dengan apresiasi produktif, pengapresiasi
dituntut menghasilkan karya sastra yang dapat berupa puisi, prosa, drama,
pementasan, karya sastra, dan esai. Apresiasi sastra secara produktif tidak mungkin
terwujud tanpa diberikan pengajaran menulis, khususnya menulis kreatif di sekolah-
sekolah. Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam mengapresiasi sastra
anak-anak secara produktif, di antaranya sebagai berikut.
1.Pendekatan Parafrastis
Parafrase merupakan salah keterampilan yang dapat meningkatkan apresiasi sastra
siswa. Melalui parafrase, siswa berlatih mengubah bentuk karya sastra tertentu
menjadi bentuk karya sastra yang lain tanpa mengubah tema atau gagasan
pokoknya. Aminuddin (2004) menjelaskan bahwa parafrase adalah strategi
pemahaman makna suatu bentuk karya sastra dengan cara mengungkapkan
kembali karya pengarang tertentu dengan menggunakan kata-kata yang berbeda
dengan kata-kata yang digunakan pengarang.
2.Pendekatan Analitis
Pendekatan analitis merupakan pendekatan yang mengarahkan pembaca untuk
memahami unsur-unsur instrinsik yang membangun suatu karya sastra tertentu dan
hubungan antarunsur yang satu dengan lainnya sebagai suatu kesatuan yang
utuh (Aminuddin, 2004).
54

B. Deskripsi Kemajuan Setelah Pembekalan


1. Materi yang Sudah Dipahami/Dikuasai
- Hakekat dan perolehan bahasa
- Keterampilan menyimak
- Keterampilan berbicara
- Keterampilan membaca
- Keterampilan menulis
2. Materi yang Belum Dapat Dikuasai
- Apresiasi sastra ;
 Menentukan tema topik
 Melengkapi puisi yang rumpang.
 Mengubah puisi menjadi prosa.
C. Materi Esensial yang Tidak Ada dalam Sumber Belajar
 Memahami kedudukan, fungsi dan ragam Bahasa Indonesia
 Mengklasifikasikan kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia melalui sebuah
kasus.
 Mengemukakan fungsi Bahasa Indonesia melalui sebuah kasus pada contoh
kehidupan sehari-hari.
 Menerapkan ragam bahasa Indonesia melalui pemaparan kasus.
 Menguasai dasar-dasar dan kaidah Bahasa Indonesia sebagai rujukan penggunan
Bahasa Indonesia yang baik dan benatr
 Mengurutkan kalimatbyang mengunakan lambang bilangan yang benar melalui
penyajian ilustrasi.
 Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia (menyimak,berbicara, membaca dan
menulis)
 Mengkategorikan teknik pembelajaran menyimak melalui ilustrasi.
 Menjelaskan hakekat berbicara di SD baik kelas rendah maupun dikelas tinggi
melalui ilustrasi.
 Mengimplementasikan metode membaca permulaan dan lanjutan yang inovatif
ddan kreatif.
 Menegaskan perbedaaan menulis permulaan dan lanjutan.
55

 Mengaplikasikan keterampilan menulis permulaan dan menulis lanjutan


melalui ilustrasi.
 Mampu mengapresiasi karya sastra Indonesia secara reseptif dan produktif
 Mengkategorikan amanat yang terkandung di dalam cerita.
 Menentukan karakter tokohnya berdasarkan sajian tampilan drama.
D. Materi yang Tidak Esensial dalam Sumber Belajar
 menjelaskan tujuan menyimak
 menjelaskan tujuan berbicara menjelaskan strategi berbicara sebagai suatu
keterampilan berbahasa
 menjelaskan pengertian keterampilan menulis
 menjelaskan jenis-jenis menulis
 menjelaskan tujuan sastra
 mengaplikasikan manfaat sastra sebagai suatu keterampilan berbahasa
 menentukan tema puisi
 mengubah puisi menjadi prosa
 menjelaskan apresiasi sastra secara reseptif
 menjelaskan apresiasi sastra secara produktif.
E. Kemajuan dalam Menyelesaikan Latihan Soal Uraian
1. Soal Uraian yang Dapat Diselesaikan Sendiri
Semua soal uraian penulis bisa selesaikan sendiri, walaupun masih banyak jawaban
yang kurang tepat
2. Soal Uraian yang Dapat Diselesaikan dengan Bantuan Mentor
Sebagian soal uraian dapat diselesaikan dengan bantuan mentor
3. Soal Uraian yang Belum Dapat Diselesaikan/Belum Sempat Dilakukan
Pembimbingan oleh Mentor
Tidak ada
56

A.Ringkasan Materi Unit II Matematika


1. BAB 1 ARITMATIKA BILANGAN
Bilangan adalah suatu konsep atau ide yang ada dalam pikiran (abstrak) yang
memberikan gambaran tentang banyaknya suatu benda. Untuk menggambarkan bilangan
itu dalam dunia nyata digunakan angka-angka. Terdapat sepuluh angka dasar (hindu-arab)
yang berbeda, yakni: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9. Bilangan bulat merupakan gabungan bilangan nol,
bilangan asli, dan negatif bilangan asli. Dengan demikian bilangan bulat meliputi bilangan
bulat positif (positive integers), 0, dan bilangan bulat negatif (negative integers).
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
Pembelajaran FPB dan KPK memuat istilah faktor, kelipatan, dan persekutuan yang perlu
memperkenalkan istilah-istilah tersebut kepada siswa. Faktor suatu bilangan adalah
pembagi habis bilangan tersebut. Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang
merupakan hasil perkalian dari bilangan tersebut dengan himpunan bilangan asli. Selain
itu, bilangan prima erat hubungannya dengan FPB dan KPK.
Bilangan prima merupakan bilangan Asli yang lebih besar dari 1 dan tepat mempunyai dua
faktor, yaitu bilangan 1 dan dirinya sendiri. Misalnya 2 = 1 x 2, 3 = 1 x 3, 5 = 1 x 5, ....
Adapun 4 = 1 x 4 = 2 x 2 = 4 x 1, mempunyai faktor-faktor 1, 2, dan 4. Selanjutnya 6 = 1 x
6 = 2 x 3 = 3 x 2 = 6 x 1, mempunyai faktor-faktor 1, 2, 3, dan 6. Bilangan-bilangan yang
mempunyai faktor lebih dari dua disebut bilangan komposit. Setiap bilangan dapat
dituliskan sebagai perkalian bilangan-bilangan prima. Penyajian perkalian bilangan-
bilangan prima ini disebut sebagai faktorisasi prima. faktorisasi prima memudahkan dalam
perhitungan FPB dan KPK. Contoh penerapan FPB dalam masalah Matematika misalnya
pada pembagian rata-rata yang dapat dilakukan secara maksimal pada sejumlah orang.
Adapun pada KPK, beberapa penerapannya terdapat pada perhitungan jarak, waktu, dan
kecepatan.
Cara Menentukan FPB dan KPK
Contoh 15: Tentukan KPK dan FPB dari bilangan-bilangan 300 dan 350!
Penyelesaian: Penentuan KPK dan FPB dapat dikerjakan melalui beberapa cara yaitu: (1)
Faktorisasi Prima, dan (2) Tabel.
57

a. Dengan faktorisasi prima

300=22 x 3 x 52
350=21 x 52 x 7
KPK (300, 350) = hasil kali faktor prima gabungan pangkat yang terbesar.
= 22x 3 x 52 x 7 = 4 x 3 x 25 x 7 = (4 x 25) x (3 x 7) = 2.100.
FPB (300, 350) = hasil kali faktor prima sekutu pangkat yang terkecil.
= 21 x 52 = 2 x 25 = 50.
b. Metode Tabel
Cara mengerjakan:
1) Bagilah semua bilangan itu dengan faktor-faktor prima persekutuannya.
2) Setelah semua bilangan menjadi prima relatif satu sama lain (nilai FPB-nya = 1),
bagilah hasil-hasilnya dengan faktor-faktor prima yang mungkin (untuk bilangan yang
terbagi tentukan hasil baginya, sedang yang tak terbagi tetaplah ditulis apa adanya), hingga
hasil bagi terakhirnya = 1.
Contoh 16: Tentukan KPK dan FPB dari bilangan-bilangan 300, 350, dan 400.
Penyelesaian:

1. Dapat disimpulkan bahwa: FPB (300, 350, 400) = 10 x 5 = 50


2. KPK (300, 350, 400) = 10 x 5 x 23 x 3 x 7 = 8.400.
58

2. BAB II LOGIKA, PENALARAN, DAN ALJABAR


1. Logika dan Penalaran
a. Logika
Logika matematika merupakan sebuah cabang matematika yang merupakan
gabungan dari ilmu logika dan ilmu matematika. Logika matematika memberikan landasan
tentang bagaimana cara mengambil kesimpulan. Hal paling penting yang Anda dapatkan
dengan mempelajari logika matematika adalah kemampuan dalam mengambil dan
menentukan kesimpulan mana yang benar atau salah.
Pernyataan
Pernyataan di dalam logika matematika adalah sebuah kalimat yang di dalamnya
terkandung nilai kebenaran yang dinyatakan 'benar = B' atau 'salah = S' namun tidak
keduanya (benar dan salah). Sebuah kalimat tidak bisa dinyatakan sebagai sebuah
pernyataan apabila tidak bisa ditentukan nilai kebenarannya (benar atau salah). Pernyataan
yang bernilai benar saja atau salah saja disebut proposisi.
Contoh 1: 2 + 5 = 7 proposisi bernilai benar (B).
5 + 3 = 9 proposisi bernilai salah (S).
“Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia,” proposisi bernilai benar (B).
Adapun kalimat: “Tolong ambilkan buku itu!” adalah bukan proposisi.
b. Proposisi Majemuk
Proposisi-proposisi yang dihubungkan dengan perangkai logika “tidak”, “dan”,
“atau” disebut proposisi majemuk. Proposisi tanpa perangkai logika disebut proposisi
sederhana.
c. Negasi
Suatu proposisi p dinegasikan akan menjadi –p. Negasi proposisi p (ditulis -p)
adalah suatu proposisi yang menyatakan “tidak benar bahwa p”. Tabel kebenaran Negasi
seperti berikut.
Tabel Kebenran Negasi
59

d. Konjungsi
Konjungsi menggunakan perangkai logika “dan”. Untuk sembarang proposisi p dan
q, proposisi “p dan q” (ditulis pɅq atau p&q) disebut suatu konjungsi yang hanya benar
jika dua pernyataan bernilai benar, selain itu bernilai salah.
Tabel Kebenaran Konjungsi

e. Disjungsi
Disjungsi menggunakan perangkai logika “atau”. Untuk sembarang proposisi p dan
q, proposisi “p atau q” (ditulis pVq) disebut suatu disjungsi yang hanya bernilai salah jika
dua pernyataan bernilai salah, selain itu bernilai benar.
Tabel Kebenaran Disjungsi

f. Implikasi (Kondisional) dan Biimplikasi (Bikondisional)


Implikasi (kondisional) menggunakan perangkai logika “jika ..., maka ...”. Untuk
sembarang proposisi p dan q, proposisi “Jika p, maka q” (ditulis p → q) disebut suatu
60

implikasi yang hanya bernilai salah jika pernyataan pertama bernilai benar dan pernyataan
kedua bernilai salah.
Tabel Implikasi (kondisional)

Biimplikasi (bikondisional) menggunakan perangkai logika “ ... jika dan hanya jika ...”.
Untuk sembarang proposisi p dan q, proposisi “p jika dan hanya jika q” (ditulis p ↔ q)
disebut suatu biimplikasi (bikondisional) yang bernilai salah jika pernyataan pertama
bernilai benar dan pernyataan kedua bernilai salah atau sebaliknya jika pernyataan pertama
bernilai salah dan pernyataan kedua bernilai benar.
Tabel Kebenaran Biimplikasi (Bikondisional)

i. Kalimat Berkuantifikasi
Proposisi yang memuat kata-kata seperti “semua, beberapa, ada, tidak ada” disebut
kuantifikasi. Misalnya: “Semua guru itu cerdik”, “Beberapa siswa berminat membaca.”
1. Kuantifikasi Universal
Proposisi “Untuk setiap (semua) x” disebut Kuantifikasi Universal atau Kuantifikasi
Umum (Universal Quintifier), dan diberi simbol dengan “(∀)”. Proposisi umum ditulis
dengan notasi (∀x) Mx. Tanda ∀ dibaca “untuk setiap” atau “untuk semua”. Notasi (∀x)
Mx, dibaca “untuk setiap x, x mempunyai sifat “M”, atau “untuk setiap x, berlaku Mx”.
Akibat adanya kuantifikasi ∀x, maka Mx menjadi proposisi (pernyataan).
Contoh 10: Semua bilangan genap habis dibagi dua.
Semua manusia adalah makhluk hidup.
Setiap kucing bukan anjing.
61

2. Kuantifikasi Eksistensial
Perhatikan proposisi berikut ini, “Ada bilangan prima yang genap”, dengan:
- Ada paling sedikit satu bilangan prima yang genap.
- Ada sekurang-kurangnya satu bilangan prima yang genap.
- Ada paling sedikit satu obyek, sedemikian rupa sehingga obyek itu adalah bilangan
prima yang genap.
- Lebih singkat lagi dapat ditulis: Ada paling sedikit satu x, sedemikian rupa
sehingga Mx.
- Pernyataan “Ada paling sedikit satu x, sedemikian rupa sehingga”, atau “Ada
sekurang-kurangnya satu x, sedemikian rupa sehingga” dinamakan “Kuantifikasi
Khusus” atau “Kuantifikasi Eksistensial” (Exitential Quantifier), dan diberi simbol
“(Ǝx)”. Dengan menggunakan smbol (Ǝx) Mx, dibaca: Ada paling sedikit satu x,
sedemikian rupa sehingga Mx, atau beberapa x, sehingga berlaku Mx.
3. Negasi Kuantifikasi
Perhatikan 2 proposisi di bawah ini:
(1) Beberapa siswa menganggap matematika sukar.
(2) Tidak ada siswa yang suka menyontek.
Proposisi (1) merupakan negasi dari “Semua siswa tidak menganggap matematika sukar”,
sedangkan proposisi (2) merupakan negasi dari “Ada siswa yang suka menyontek”.
Pada pernyataan-pernyataan di atas, pernyataan (2), yakni “Tidak ada siswa yang suka
menyontek” sama dengan “Semua siswa tidak suka menyontek”. Ini berarti pernyataan
(2) sebenarnya masih mempunyai bentuk kuantifikasi (∀x) Mx.
Relasi
Relasi adalah suatu aturan yang memasangkan anggota-anggota dari himpunan satu
ke anggota-anggota himpunan yang lain. Cara menyatakan relasi dapat dinyatakan dengan
3 cara yaitu diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram Cartesius. Contoh
12: Jika diketahui himpunan 𝐴 = {0,1,2,5}; 𝐵 = {1,2,3,4,6}. Nyatakanlah relasi “satu
kurangnya dari” himpunan 𝐴 ke himpunan 𝐵 (3 cara)!
Penyelesaian:
Relasi “satu kurangnya dari” himpunan 𝐴 ke himpunan 𝐵 dapat disajikan dalam diagram
panah, diagam kartesius, dan himpunan pasangan berurutan.
a. Diagram Panah b. Diagram Cartesius
b. Himpunan pasangan berurutan
62

𝑅 = {(0,1), (1,2), (2,3), (5,6)}

Fungsi
Fungsi adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota (dari daerah asal)
dengan tepat satu anggota (dari daerah kawan). Jika f adalah suatu fungsi dari A ke B,
maka:
• Himpunan A disebut domain (daerah asal).
• Himpunan B disebut kodomain (daerah kawan) dan himpunan anggota B yang pasangan
(himpunan C) disebut range (hasil) fungsi f.
Aturan yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan tepat satu anggota
himpunan B disebut aturan fungsi f.
Misal diketahui fungsi-fungsi:
f : A  B ditentukan dengan notasi 𝑓(𝑥)
g : C  D ditentukan dengan notasi 𝑔(𝑥)
Contoh 13: Diketahui 𝐴 = {1, 2, 3, 4} 𝑑𝑎𝑛𝐵 = {1,2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}. Suatu fungsi 𝑓∶𝐴 x 𝐵
ditentukan 𝑜𝑙𝑒ℎ𝑓(𝑥) = 2𝑥 – 1. Gambarlah fungsi f dengan diagram panah. Tentukan range
fungsi f.
Penyelesaian: Diagram panah fungsi f
63

Dari diagram panah terlihat bahwa


𝑓(𝑥) = 2𝑥 – 1 f(1) = 2.1 – 1 = 1 f(3) = 2.3 – 1 = 5
f(2) = 2.2 – 1 = 3 f(4) = 2.4 – 1 = 7
Jadi, range fungsi 𝑓 adalah {1, 3, 5, 7}
Contoh :
Dari himpunan A dan B berikut, manakah yang merupakan fungsi? Sebutkan pula domain,
kodomain, dan rumusnya (aturan fungsi)? Ayo selesaikan soal ini sebagai latihan!

Fungsi Linier
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linier apabila fungsi itu ditentukan oleh 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏,
dimana a ≠ 0, a dan b bilangan konstan dan grafiknya berupa garis lurus.
Contoh :
Suatu fungsi dinyatakan dengan f(x) = ax + b. Jika nilai dari f(4) = 11 dan f(6) = 15,
tentukan fungsi tersebut!
Penyelesaian:
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏𝑓(4) = 4𝑎 + 𝑏 = 11 … (1)
𝑓(6) = 6𝑎 + 𝑏 = 15 … (2)
dengan eliminasi dan subtitusi diperoleh 𝑎 = 2 𝑑𝑎𝑛𝑏 = 3 sehingga fungsinya adalah: 𝑓(𝑥) =
2𝑥 + 3.
Persamaan Linear
Persaman adalah kalimat terbuka yang mengandung hubungan (relasi) sama dengan.
Adapun persamaan linear adalah suatu persamaan yang pangkat tertinggi dari variabelnya
adalah satu atau berderajat satu.
- Persamaan linear satu variabel
Bentuk umum: ax  b  0; a,bR, a  0 𝑎 adalah koefisien dari variabel x dan b
adalah konstanta. Contoh 4𝑥 + 8 = 0.
- Persamaan Linear Dua Variabel
64

Bentuk umum: ax  by  c; a,b,cR, a  0, b  0 , 𝑎 adalah koefisien dari variabel 𝑥


dan 𝑏 adalah koefisien dari variabel 𝑦 sedangkan 𝑐 adalah konstanta. Misalnya 6x  3y 
9 merupakan persamaan linear dua variabel yakni variabel x dan variabel 𝑦.
- Himpunan Penyelesaian Persamaan Linear
Menentukan himpunan penyelesaian persamaan linear berarti mencari harga yang
memenuhi untuk pengganti variabel pada persamaan linear yang bersangkutan.
6. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Bentuk Umum
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐
𝑝𝑥 + 𝑞𝑦 = 𝑟
𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑝, 𝑞, 𝑟𝑅
𝑎, 𝑝 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑖𝑥
𝑏, 𝑞 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑖𝑦
𝑐, 𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
𝑥, 𝑦 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
Ada beberapa cara menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel, antara lain
cara grafik, subtitusi, eliminasi, atau gabungan (eliminasi dan substitusi
7. Persamaan Kuadrat
Persamaan kuadrat adalah persamaan berderajat dua dalam 𝑥 yang dinyatakan dengan:
𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0; 𝑎,𝑏,𝑐𝑅 ; 𝑎0
𝑎 = 𝑘oefisien dari x2
𝑏 = koefisien dari 𝑥
𝑐 = konstanta
Penyelesaian Persamaan Kuadrat
Ada beberapa cara menyelesaikan persamaan kuadrat, antara lain :
a. Memfaktorkan
Contoh : Selesaikan x2 – 5x + 6 = 0!
Penyelesaian:
Mencari 2 buah bilangan jika dikalikan adalah 6 dan jika dijumlahkan adalah (-5).
Bilangan-bilangan tersebut adalah (-3) dan (-2).
Jadi: x2 – 5x + 6 = 0
(𝑥 – 3)(𝑥 – 2)= 0
𝑥 – 3 = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢𝑥 −2 = 0
65

𝑥 = 3 𝑎𝑡𝑎𝑢𝑥 = 2. 𝐽𝑎𝑑𝑖𝐻𝑃 = {3,2}.


b. Melengkapkan Kuadrat Sempurna
Contoh : Selesaikan x2 + 10x + 21 = 0 !
Penyelesaian:
x2 + 10x + 21 = 0
x2 + 10x = -21
x2 + 10x + 25 = -21 + 25, 25 = ( 2
1 koefisien x)2
(x + 5)2 = 4
𝑥+5=24
𝑥 + 5 = 2 𝑎𝑡𝑎𝑢𝑥 + 5 = −2
𝑥 = −3 𝑎𝑡𝑎𝑢𝑥 = −7. 𝐽𝑎𝑑𝑖𝐻𝑃 = {−3, −7}
3. BAB III GEOMETRI DAN PENGANTAR TRIGONOMETRI
1. Sudut:
Sudut merupakan suatu daerah yang dibentuk oleh dua buah sinar garis yang bertemu di
satu titik pangkal yang sama. Panamaan sudut di atas adalah < AOB, atau < O, atau <
BOA.

Ayo bernalar secara induktif! Buatlah generalisasi untuk n sinar garis!


66

Mengidentifikasi Segiempat Berdasarkan Unsur-Unsurnya:


a. Persegi
Persegi adalah segiempat yang keempat sisinya sama panjang dan keempat sudutnya siku-
siku, atau persegi adalah belahketupat yang salah satu sudutnya siku-siku, atau persegi
adalah persegi panjang yang dua sisi yang berdekatan sama panjang. Dengan kata lain,
persegi adalah bangun datar segiempat yang paling khusus, dengan sifat semua sudut siku-
siku, semua sisi sama panjang, dua pasang sisi sejajar, dan kedua diagonalnya sama
panjang

b. Persegi Panjang
Persegi panjang adalah segiempat yang mempunyai dua pasang sisi sejajar dan keempat
sudutnya siku-siku.
67

c. Jajargenjang
Jajargenjang adalah segiempat yang sisi-sisinya sepasang-sepasang sejajar, atau segiempat
yang memiliki tepat dua pasang sisi yang sejajar. Semua bentuk di bawah ini adalah
jajargenjang.

Gambar yang ketiga adalah jajargenjang dengan sifat khusus yaitu siku-siku dan disebut
persegipanjang. Gambar yang keempat adalah jajargenjang dengan sifat khusus yaitu
semua sisi sama panjang dan disebut belah ketupat. Gambar yang kelima adalah
jajargenjang dengan sifat khusus yaitu siku-siku dan semua sisi sama panjang dan disebut
persegi.

d. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah segiempat yang keempat sisinya sama panjang, atau belah ketupat
adalah jajargenjang yang dua sisinya yang berdekatan sama panjang, atau belah ketupat
adalah layang-layang yang keempat sisinya sama panjang.
68

Contoh: Perhatikan, karena persegi juga keempat sisinya sama panjang maka persegi
termasuk belah ketupat. Jadi, persegi termasuk jenis belah ketupat. Belah ketupat juga
termasuk layang-layang karena ada dua pasang sisi bergandengan yang sama panjang.
Juga, belah ketupat termasuk jenis jajargenjang, karena dua pasang sisinya sejajar, tetapi
jajargenjang bukan termasuk belah ketupat karena semua sisinya tidak sama panjang.

e. Layang-layang
Layang-layang adalah segiempat yang dua sisinya yang berdekatan sama panjang,
sedangkan kedua sisi yang lain juga sama panjang, atau segiempat yang mempunyai dua
pasang sisi berdekatan sama panjang.
69

f. Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang mempunyai tepat sepasang sisinya sejajar.

a. Pergeseran (Translasi)
Pergeseran yaitu transformasi yang memindahkan semua titik dalam suatu bidang dengan
besar dan arah yang sama. Besar dan arah pergeseran dapat digambarkan sebagai suatu
segmen garis berarah dari suatu himpunan segmen garis berarah dengan besar dan arah
yang sama.
Pada gambar di bawah ini, karena suatu translasi tertentu maka A → A’ dan B → B’. Jadi
AA’=BB’, sehingga AA’ = BB’ dan AA’ // BB’. Juga AB =A’B’ dan AB // A’B’.

b. Pencerminan (Refleksi)
Pencerminan yaitu transformasi semua titik pada bidang dengan jalan membalik bidang
pada suatu garis tertentu yang disebut sebagai sumbu pencerminan.
70

Pencerminan dalam bidang koordinat

c. Pemutaran (Rotasi)
Pemutaran yaitu transformasi semua titik pada bidang, yang masing-masing bergerak
sepanjang busur lingkaran yang berpusat pada pemutaran. Setiap pemutaran pada bidang
datar ditentukan oleh: i) pusat pemutaran, ii) jauh pemutaran, dan iii) arah pemutaran. Arah
pemutaran yang berlawanan dengan arah jarum jam disebut sebagai arah positif, sedang
arah yang searah dengan arah jarum jam disebut arah negatif

Pada gambar di atas, O adalah pusat pemutaran. Karena suatu pemutaran pada O, OA →
OA’, OB → OB’, OC → OC’, OD → OD’ dan seterusnya. Dengan demikian A → A’, B
→ B’, C → C’, D →D’, dan seterusnya
d. Perkalian (Dilatasi)
Perkalian yaitu suatu transformasi bidang yang memasangkan setiap P pada bidang
dengan setiap titik P’, sedemikian sehinggaOP  k OP , dimana O adalah titiktetap dan k
suatu konstanta real. Jika pusat dilatasi adalah O dan faktor skalanya k, maka dilatasi ini
dapat dinyatakan dengan “perkalian O, k “. Dalam sistem koordinat, bila dilatasi
berpusat pada titik pangkal O, maka koordinat-koordinat titik hasil diperoleh dari
koordinat-koordinat titik asal dengan mengalikannya dengan faktor skala.
71

Pengantar Trigonometri
Trigonometri berasal dari dua kata pada bahasa Yunani, yaitu t rígōn on (segitiga) dari
treîs/tri (tiga) + gonia (sudut) dan metrein/métron (pengukuran). Trigonometri
berhubungan dengan segitiga. Trigonometri digunakan untuk mendeskripsikan suatu
fungsi. Penggunaan trigonometri dapat ditemukan dalam permasalahan yang melibatkan
manipulasi aljabar atau analitis. Penggunaan trigonometri yang akan dibahas yang
berkaitan dengan permasalahan geometri, yaitu yang berhubungan dengan bidang datar
segitiga. Permasalahan yang dapat dimodelkan menjadi permasalahan menentukan
panjang sisi atau besar sudut suatu segitiga dapat diselesaikan dengan trigonometri.
Memahami trigonometri dapat dimulai dengan memperhatikan suatu segitiga siku-siku.
Perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku terhadap salah satu sudut lancipnya dikenal
dengan perbandingan trigonometri. Diperoleh enam perbandingan trigonometri yang diberi
nama sinus, cosinus, tangen, kotangen, sekan, dan kosekan
4. BAB IV PENGUKURAN
1. Pengukuran Panjang
Ukuran panjang suatu objek adalah banyaknya satuan panjang yang digunakan untuk
menyusun secara berjajar dan berkesinambungan dari ujung objek yang satu ke ujung
objek yang lain. Pengalaman belajar siswa tentang pengukuran panjang dimulai untuk
mengukur panjang dengan menggunakan satuan tidak baku. Satuan tidak baku yang
digunakan disesuaikan dengan benda yang diukur panjangnya. Contoh satuan tidak baku
antara lain jengkal, hasta, klip, pensil, dan sebagainya. Pada kegiatan pengukuran panjang
yang harus diperhatikan adalah: (1) Benda yang diukur, (2) Satuan ukur tidak baku yang
tepat untuk dipilih, (3) Cara mengukur, (4) Hasil pengukuran tergantung satuan yang
digunakan.
2. Pengukuran Luas dan Keliling
Luas suatu daerah adalah banyaknya satuan ukur luas yang dapat digunakan untuk
menutupi daerah itu secara menyeluruh dan tidak berhimpitan. Pengukuran luas dapat
menggunakan satuan luas tidak baku dan baku. Satuan luas tidak baku untuk mengukur
luas suatu daerah dapat berupa ubin berbentuk segienam beraturan, segitiga sama sisi,
persegi panjang, persegi dan lain-lain. Dengan demikian satuan luas tidak baku yang
dimaksud adalah satuan luas yang belum dibakukan. Adapun satuan baku adalah satuan
luas yang sudah dibakukan secara international antara lain meter persegi (m2),
hektometer persegi (hm2) atau hektar (ha).
72

3. Pengukuran Kapasitas, Isi dan Volume


Kapasitas dapat diukur dengan membilang atau menentukan dengan alat ukur tertentu,
sehingga pengukuran kapasitas memunculkan banyak benda maksimal, millimeter
maksimal, gram maksimal yang dapat dimasukkan/dikemas pada suatu kemasan benda.
4. Pengukuran Jarak, Waktu dan Kecepatan
Kecepatan dari benda yang bergerak ialah besaran yang merupakan hasil pembagian jarak
tempuh dalam perjalanan dengan waktu yang digunakan untuk menempuh jarak yang
dimaksud.
5. Pengukuran Massa dan Berat
Berat merupakan konsep yang seringkali disamakan dengan istilah massa benda. Padahal
dua istilah ini berbeda satu dengan yang lain, massa merupakan materi yang
memungkinkan suatu benda menjadi berukuran semakin naik tanpa dipengaruhi grativitasi
bumi. Massa mempunyai kekekalan, sehingga massa di bumi sama dengan massa di bulan
atau dimanapun. Berat merupakan ukuran yang dipengaruhi oleh grativasi bumi, kekuatan
grativitasi akan menentukan semakin naik tidaknya ukuran berat. Berat benda di dataran
bumi berbeda dengan di puncak gunung walaupun yang diukur beratnya adalah benda yang
sama. Ukuran standar massa (yang kebanyakan disebut berat) dalam system numerik
antara lain kilogram, gram, kuintal, ton.
6. Pengukuran Suhu
Pengukuran suhu dapat diartikan membandingkan suhu dengan skala yang terdapat pada
thermometer dengan satuan untuk mengukur suhu adalah derajat. Skala pengukuran suhu
yang umum digunakan di Indonesia adalah derajat Celcius. Selain itu masih ada skala
Fahrenheit dan Reamur. Masing-masing skala menetapkan titik didih, titik beku, dan titik
absolute yang berbeda.
- Titik didih dan titik beku air dalam Celcius adalah 1000C dan 00C.
- Titik didih dan titik beku air dalam Fahrenheit adalah 2120F dan 00F.
- Titik didih dan titik beku dalam Reamur adalah 800R dan 00R.
Perbandingan ketiga skala pengukuran Celcius:Reamur:Fahrenheit= C : R : F = 5 : 4 : 9
7. Pengukuran Debit
Debit adalah kecepatan aliran zat cair persatuan waktu atau volume zat cair yang
mengalir persatuan waktu. Misalkan debit air sungai Bengawan Solo adalah 3000 liter/det
(dalam 1 detik volume air yang mengalir 3000 liter). Satuan debit digunakan dalam
73

menghitung kapasitas atau daya tampung air sungai atau bendungan agar dapat
dikendalikan.
Rumus debit air adalah:
Debit (Q) = Volume : waktu
Satuan dari debit adalah liter/waktu
Namun untuk dapat menentukan debit air maka harus mengetahui satuan volum dan satuan
waktu karena saling berkaitan erat.
5. BAB V STATISTIKA
1. Pengertian Statistik dan Statistika
Statistik dan Statistika sangat diperlukan pada setiap lapangan pekerjaan, baik
pemerintahan, pertanian, perdagangan dan terkhusus pada bidang pendidikan karena dari
kesemuanya itu tidak terlepas dengan masalah atau persoalan yang dinyatakan dengan
angka-angka. Oleh karena itu, menyajikan angka-angka tersebut dalam sebuah daftar atau
tabel disebut sebagai statistik, sedangkan untuk menarik suatu kesimpulan informasi yang
menjelaskan masalah untuk menarik suatu kesimpulan yang benar tentu melalui beberapa
proses, meliputi proses pengumpulan informasi, pengolahan informasi, dan proses
penarikan kesimpulan. Hal tersebut memerlukan pengetahuan tersendiri yang disebut
statistika.
2. Data statistik
Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu
keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka maupun yang berbentuk kategori,
seperti baik, buruk, tinggi, rendah dan sebagainya. Pengertian lain tentang data adalah hasil
pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka-angka.Dalam menarik suatu
kesimpulan seorang peneliti memerlukan data yang benar.Apabila data yang salah untuk
membuat keputusan, maka keputusan yang dihasilkan menjadi tidak tepat. Agar tidak
terjadi kesalahan, maka data yang baik harus memenuhi syarat yaitu, objektif, relevan,
sesuai zaman, representatif, dan dapat dipercaya.
a. Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi adalah suatu susunan data mulai dari data terkecil sampai data
terbesar yang membagi banyak data kedalam beberapa kelas.
Untuk lebih jelasnya perhatikan data nilai ujian matematika siswa SD berikut:
38 64 43 70 57 52 82 78 79 49
76 81 98 87 88 76 63 88 70 48
74

66 88 79 59 63 60 83 82 60 67
89 65 70 74 99 95 80 59 71 77
75 67 72 90 70 76 93 68 68 86
43 74 73 83 35 60 73 74 81 56
38 92 71 76 86 83 93 65 51 85
72 82 67 71 54 67 61 68 60 54
Selanjutnya dilakukan langkah-langkah berikut:
1) Menentukan rentang data yaitu data terbesar dikurangi data terkecil, didapat data
terbesar adalah 99 dan data terkecil adalah 35 sehingga rentang data: (r) = 99 – 35 =64.
2) Menentukan banyaknya kelas misalnya kita gunakan aturan Sturges, dari data tersebut
banyaknya data n = 80, maka; banyaknya kelas interval:
k = 1 + (3,3) Log n = 1 + (3,3) Log 80= 1 + (3,3)x 1,9031 = 7,2802.
Banyaknya kelas harus bilangan bulat, karena itu kita boleh membuat daftar dengan
banyaknya kelas 7 atau 8 buah.
3) Menentukan panjang kelas interval p, jika banyaknya kelas diambil 7.
p  64  9,14 dibulatkan ke atas yaitu 10.
7
Syarat: p . k ≥ r + 1. Jadi 10 x 7 ≥ 64 + 1 ↔ 70 ≥ 65 benar
Harga p diambil dengan ketelitian sama dengan ketelitian data.
4) Pilih ujung bawah kelas, misalnya kita pilih 31. Selanjutnya kita siapkan kolom
tabulasi dan dengan mengambil banyak kelas 7, panjang kelas 10 dan dimulai ujung
bawah kelas pertama sama dengan 31, diperoleh daftar seperti berikut:
Tabel 5.1. Daftar Distribusi Frekuensi
NO NILAI - UJIAN TAURUS FREKWENSI
1 31-40 III 3
2 41-50 IIIII 5
3 51-60 IIIII IIIII 10
4 61-70 IIIII IIIII IIIII I 16
5 71-80 IIIII IIIII IIIII IIIII IIII 24
6 81-90 IIIII IIIII IIIII II 17
7 91-100 IIIII 5
JUMLAH 80

b. Penyajian Data dalam Bentuk Grafik atau Diagram


75

1) Diagram Batang
2) Diagram garis
3) Diagram Lingkaran
3. Ukuran Pemusatan Data
a. Rata-Rata Data Tunggal
b. Rata-Rata Data Kelompok
c. Modus Data Tunggal
d. Modus Data Kelompok
e. Median (Me)
f. Median data Kelompok

B.Deskripsi Kemajuan Setelah Pembekalan


1.Materi yang Sudah Dipahami/Dikuasai
- Aritmatika / bilangan
2. Materi yang Belum Dapat Dikuasai
- Logika, Penalaran, Aljabar
- Geometri Dan Pengantar Trigonometri
- Pengukuran
- Statistika
C. Materi Esensial yang Tidak Ada dalam Sumber Belajar
 Geometri,trigonometri, pengukuran,statistika, dan logika matematika
 Menggunakan konsep persamaan/pertidaksamaan kuadrat dalam pemecahan
masalah
 Mampu menggunakan matematisasi horizontal dan vertikal untuk menyelesaikan
masalah matematika dan masalah dalam dunia nyata
 Memecahkan matematisasi horizontal untuk menyelesaikan masalah
matematika sosial dalam dunia nyata.
 Menggunakan matematisasi vertikal untuk menyelesaikan masalah dalam dunia
nyata.
 Mampu menggunakan pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan
keduanya dalam pemecahan masalah matematika, serta penerapannya dalam
kehidupan sehatri-hari
76

 Menggunakana pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya


dalam konteks materi Aljabar.
 Menggunakana pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya
dalam konteks materi logika /penalaran matematika
 Mmapu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung dan piranti lunak komputer
 Mengklasifikasi alat peraga dalam pembelajaran geometri dan pengukuran.
 Menentukan alat ukur dalam pembelajaran geometri dan pengukuran.
D. Materi yang Tidak Esensial dalam Sumber Belajar
 Menerapkan konsep logika dan penalaran dalam pemecahan masalah.
 Menerapkan pengetahuan konseptual, prosedural dan keterkaitan keduanya
dalam konteks materi pengantar trigonometri
E. Kemajuan dalam Menyelesaikan Latihan Soal Uraian
1. Soal Uraian yang Dapat Diselesaikan Sendiri
Semua soal uraian penulis bisa selesaikan sendiri, walaupun masih bnayak jawaban
yang kurang tepaat.
2. Soal Uraian yang Dapat Diselesaikan dengan Bantuan Mentor
Sebagian soal uraian yang diselesaikan dengan bantuan mentor.
3. Soal Uraian yang Belum Dapat Diselesaikan/Belum Sempat Dilakukan
Pembimbingan oleh Mentor
Tidak ada
77

A.Ringkasan Materi Unit IIIILMU PENGETAHUAN ALAM


1. BAB I MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN
1.Gejala Alam Biotik
Komponen biotik dan komponen abiotik mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat
kita amati. ciri-ciri tersebut disebut gejala alam yang berdasarkan objeknya, gejala alam
dapat dibedakan menjadi dua gejala alam biotik dan gejala alam abiotik. Gejala alam biotik
meliputi hal-hal yang berkaitan dengan makhluk hidup, misalnya fotosintesis,respirasi,
pencernaan makanan, pertumbuhan makhluk hidup, dan lain-lain.
2.Gejala Alam Abiotik
Gejala alam abiotik berkaitan dengan sifat fisik dan kimia di luar makhluk hidup,
contoh hujan,pelapukan, erosi, ledakan, dan sebagainya. Beberapa karakteristik atau sifat
gejala alam abiotik antara lain: wujud, bentuk
3.Interaksi Peristiwa Alam Biotik dan Abiotik
Saling mempengaruhi antara alam biotik dan abiotik biasa disebut juga saling
ketergantungan.
4.Ketergantungan Manusia dan Hewan terhadap Tumbuhan Hijau
Tumbuhan hijau mampu melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen. Selain
digunakan oleh tumbuhan, sebagian oksigen dilepaskan ke udara di lingkungan sekitarnya.
Oksigen dihirup oleh manusia dan hewan pada saat bernapas. Tanpa tumbuhan hijau,
oksigen lama-kelamaan akan habis jika digunakan terus oleh manusia dan hewan.
Namun, tumbuhan selalu menyediakan oksigen di alam. Jadi, manusia dan hewan
membutuhkan tumbuhan hijau agar oksigen tetap tersedia di alam.
2 BAB II STRUKTUR, FUNGSI, DAN SISTEM KEHIDUPAN MAKHLUK HIDUP
1.Fotosintesis Pada Tumbuhan
Dalam dunia tumbuhan proses produksi oksigen merupakan bagian dari proses
fotosintesis. Fotosintesis adalah suatu proses pembuatan makanan oleh tumbuhan
menggunakan bahan berupa air dan karbon dioksida dengan bantuan cahaya. Fotosintesis
terjadi pada struktur sel daun yang disebut kloroplas. Kloroplas mengandung klorofil, yaitu
pigmen hijau yang berfungsi menyerap energi dari cahaya. Proses sintesis dikenal juga
sebagai “proses asimilasi” atau proses penyusunan senyawa kompleks dan senyawa
anorganik. Dalam proses penyusunan tersebut diperlukan energi. Apabila energi diperoleh
dari proses-proses kimia, misalkan pada bakteri maka proses tersebut kita namakan
kemosintesis. Sedangkan apabila energi yang diperlukan tersebut diperoleh dari energi
78

cahaya, kita sebut sebagai proses fotosintesis. Terjadinya proses sintesis, diperlukan
beberapa komponen bahan-bahan harus ada gas yaitu CO2, H2O (air), cahaya matahari dan
klorofil. Dalam proses fotosintesis dihasilkan karbohidrat dan oksigen (O2).
2.Sistem Pernafasan pada Manusia
Udara bersih merupakan salah satu kebutuhan penting bagi manusia. Tanpa udara
kita tidak bisa hidup. Salah satu unsur dalam udara yang diperlukan oleh manusia
adalah oksigen(O2). Manusia menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Tumbuhan melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan oksigen. Pernapasan
artinya menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai
proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara
sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi (respiration) berarti proses
pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga diperoleh
energi. Saluran pernapasan manusia terdiri dari:
a. Nares Arterior yaitu saluran-saluran di dalam lubang hidung bermura di
vestidulumrongga hidung).
b. Rongga hidung merupakan tempat pertama dilalui udara dari luar.
c. Faring yaitu pipa berotot yang terletak dari dasar tengkorak sampai
persambungan esophagus.
d. Laring (pangkal tenggorokan).
e. Trakea (tersusun 16-20 tulang rawan).
f. Bronkus, terdiri dari bronkus kiri dan kanan.
g. Paru-paru, terdiri dari paru-paru kanan (3 gelambir) dan paru-paru kiri (2
gelambir). Trakea atau batang tenggorakan kira- kira 9 cm trakea bercabang menjadi 2
bronkus ,trakea tersusun atas 16- 20 berupa cincin tulang rawan:
a. Pangkal tenggorokan berhubungan dengan faring dan trakea yang terdiri dari tulang
rawan yaitu jakun, epiglotis, dan tulang rawan krikoid.
b. Trakea atau batang tenggorokan tersusun atas 3 lapisan:
1) Lapisan luar terdiri atas jaringan ikat.
2) Lapiasan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan.
3) Lapisan dalam terdiri atas jaringan epitel bersilia yang merupakan tempat pembunuhan
makrofag yang tidak tersaring oleh bulu- bulu hidung dan disalurkan ke
alveolus.
79

c. Bronkus berjumlah satu pasang, yang satu menuju paru- paru kanan dan yang stu lagi
menuju paru- paru kiri`
d. Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang untuk melakukan beberapa
aktifitas, misalnya, mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan
reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya saling
berhubungan.
a.Pernapasan dada
Inspirasi: Udara masuk melalui hidung, kondisi otot-otot tulang rusuk berkontraksi
dan tulang rusuk terangkat, sehingga volume dada membesar dan tekanan udara dada
turun. Selanjutnya paru-paru mengembang jika tekanan udara lebih rendah dari tekanan
Atmosfer maka udara masuk ke paru-paru.Ekspirasi: Otot-otot rusuk berelaksasi dan otot
rusuk bagian dalam berkontraksi dan tulang-tulang rusuk turun sehingga rongga dada
menyempit jika tekanan udara dada naik maka paru-paru mengecil dan jika tekanan paru-
paru lebih tinggi dari Atmosfer makau udara keluar dari paru-paru.
b.Pernafasan Perut
Inspirasi: Udara masuk melalui hidung kondisi diafragma menjadi datar dan
rongga dada membesar sehingga paru-paru mengembang, jika tekanan udara paru-
paru turun maka udara masuk paru-paru.Ekspirasi: Diafragma kembali cembung dan
rongga dada menyempit, jika tekananudara paru-paru naik maka udara kelur dari paru-
paru.Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni mekanisme
pernapasan eksternal dan internal.
1) Pernafasan Eksternal
Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam
paru- paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikatdarah melalui
difusi. Pada saat yang bersamaan, darah yang mengandung karbondioksida akan
dilepaskan ke udara. Proses pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara
udara dan darah dalam alveolus dinamakan pernapasan eksternal.Saat sel darah merah
(eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar CO2 yang diangkut berbentuk
ion bikarbonat (HCO-3). Dengan bantuan enzim karbonat anhidrase, karbondioksida
(CO2) dan air (H2O) yang tinggal sedikit dalam darah akan segera berdifusi keluar.
Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi, melepaskan ion-ion hidrogen (H+) sehingga
hemoglobin (Hb)-nya juga ikut terlepas. Kemudian, hemoglobin akan berikatan dengan
oksigen (O2) menjadi oksihemoglobin (disingkat HbO2).
80

2) Pernafasan Internal
Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada
pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen
dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler. Setelah
oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan selanjutnya
menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam proses metabolisme
sel. Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses difusi.
Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan oksigen dan karbondioksida
antara darah dan cairan jaringan. Tekanan oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah
dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Oleh karena itu, oksigen dalam darah
mengalir menuju cairan jaringan. Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih
rendah daripada cairan jaringan. Akibatnya karbondioksida yang terkandung dalam
sel-sel tubuh berdifusi ke dalam darah. Karbondioksida yang diangkut oleh darah dan
sebagian kecil karbondioksida akan berikatan bersama hemoglobin membentuk karboksi
hemoglobin (HbCO2).
3.Jenis- Jenis Penyakit dan Kelainan Pada Sistem Respirasi
a. Asfiksi : gangguan pengangkutan oksigen ke jaringan.
Penyebab asfiksi antara lain:
1. Alveolus terisi air karena tenggelam atau terisi cairan limfa karena pneumonia
menyebabkan berkurangnya pemasukan oksigen.
2. Hemoglobin mengikat karbonmonoksida atau mengikat asam sianida karena
keracunan sehingga kurang dapat mengangkut oksigen afinitas Hb terhadap CO
lebih besar daripada terhadap O2
b. Penyempitan saluran nafas karena polip dan amandel, polip : pembengkakan kelenjar
limfa di rongga hidung sedangkan amandel pembengkakan kelenjar limfa di tekak.
c. Bermacam-macam radang alat pernafasan:
1) Sinusitis : radang di sebelah atas rongga hidung
2) Renitis : radang di hidung
3) Bronkitis : radang di bronkus
4) Pleuritis : radang di pleura
5) Pneumonia : radang paru-paru
d. Penyumbatan di rongga faring atau laring karena difteri laringitis atau tetanus
(kejang otot rahang).
81

e. Pada orang yang kena shock pusat syaraf oernafsannya terhentinya sehingga gerakan
pernafasan terhenti, walaupun jantung masih berdenyut.
f. Tuberkulosis (TBC) yaitu paru-paru yang berbintil kecil karena
infeksimybacterium tuberculesis.
g. Kanker paru-paru: pembengkakan pada paru- paru di duga kanker paru-paru dapat
disebabkan rokok dan faktor lain.
h. Keracunan gas dapat disebabkan keracunan gas CO, amoniak dan gas klor.
i. Penyempitan atau penyumbatan saluran nafas, dapat disebabkan oleh
pembengkakan kelenjar limfa, misalnya polip (di hidung) dan amandel (di tekak) yang
menyebabkan penyempitan saluran pernafasan sehingga menyebabkan kesan wajah
bodoh dan sering disebut wajah adenoid.penyempitan ini dapat terjadi pula karena
saluran pernafasannya yang menyempit pada asma bronkiale.
j. Anthrakosis yaitu kelainan pada alat pernafasan yang disebabkan olehmasuknya
debu tambang jika yang masuk debu silikat disebut silokosis.
k.Tonsilitis yaitu radang karena infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil.
Gejalanya yaitu tenggorokan sakit, sulit menelan, suhu tubuh naik, demam, dan otot- otot
terasa sakit.
l.Asma yaitu gangguan pada rongga saluran pernafasan yang diakibatkan oleh kontraksi
otot polos pada trakea, hal ini mengakibatkan penderita sukar bernafas.
m. Influenza disebabkan oleh virus yang menimbulkan radang pada selaput mukosa di
saluran pernafasan.
4. Sistem Pencernaan pada Manusia
Proses pencernaan pada manusia merupakan suatu proses yang melibatkan organ-
organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Proses pencernaan, organ-organ
pencernaan, dan kelenjar pencernaan merupakan sistem.
a.Saluran pencernaan
Saluran pencernaan atau alat-alat pencernaan terdiri dari mulut (rongga mulut), tekak,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
b. Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah,
infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Gangguan- gangguan ini adalah diare,
sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).
82

3 BAB III ENERGI DAN PERUBAHANNYA


1.Materi dan Perubahannya
Semua benda yang ada di sekitar kita tersusun atas materi. Materi merupakan
segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Materi berdasarkan wujudnya
dibedakan menjadi zat padat, cair, dan gas.
Materi dapat berubah. Perubahan materi ada 2 yakni perubahan fisika dan perubahan
kimia. Perubahan fisika adalah perubahan materi/zat yang tidak menghasilkan zat baru,
hanya terjadi perubahan wujud. Perubahan kimia adalah perubahan materi/zat yang
menghasilkan zat baru
2.Gaya dan Tekanan
Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang dikerahkan sebuah benda terhadap
benda lain. Besar gaya diukur dengan neraca pegas, diukur dalam satuan newton (N).
Berdasarkan sumbernya, ada gaya otot, gaya pegas, gaya mesin, gaya listrik, gaya magnet,
dan gaya gravitasi.
Gaya Sentuh dan Gaya Tak Sentuh
Disebut gaya sentuh karena sebuah benda yang memberikan gaya harus menyentuh benda
lain yang dikenai gaya tersebut.
Akibat Gaya terhadap Benda
Ternyata gaya juga dapat menyebabkan bentuk benda berubah.
Gaya Gravitasi dan Hambatan Udara
Setiap benda yang berada di permukaan bumi mendapatkan gaya gravitasi bumi, yang
berarti terjadi tarik menarik antara bumi dengan benda-benda di permukaan bumi.
Tekanan Udara dan Zat Cair
Gaya yang bekerja pada sebuah benda menyebabkan benda tersebut mendapatkan tekanan.
Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tiap satuan luas permukaan. Dalam
sistem internasional, tekanan bersatuan pascal (Pa), dengan 1 pascal = 1 newton/m2, dan
1 kPa = 1000 Pa. Satuan lain tekanan yang seringdigunakan dalam kehidupan sehari-
hari adalah atmosfer (atm).
Hukum Archimedes
Gaya apung adalah gaya ke atas yang dikerahkan fluida (zat cair atau gas) benda
yang dibenamkan ke dalam fluida tersebut. Gaya apung disebut juga gaya Archimedes.
Menurut hukum Archimedes, besar gaya apung sama dengan berat fluida yang didesak
benda.
83

Hukum Pascal
Jika Anda menginginkan pasta gigi keluar dari wadahnya, Anda akan menekan
wadah pasta gigi tersebut, pada bagian mana saja. Saat Anda tekan, pasta gigi keluar .
Hal seperti ini telah dirumuskan dalam hukum Pascal: tekanan pada fluida akan
diteruskan kesegala arah dengan sama besar.
3.Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja/usaha. Energi dapat muncul
dalam berbagai bentuk, misalnya energi kinetik (energi karena gerak benda), energi
potensial gravitasi (energi karena posisi ketinggian benda), energi potensial pegas
(misalnya batu pada ketapel yang teregang), energi potensial kimia (misalnya pada
makanan), energi panas, energi listrik, energi cahaya, dan energi nuklir. Hukum kekekalan
energi menyatakan bahwa energi dapat berubah bentuk, namun tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan.
4.Suhu dan Kalor
Suhu atau temperatur merupakan tingkat (derajat) panas dinginnya benda. Benda
yang bersuhu tinggi belum tentu memiliki energi panas yang lebih banyak daripada benda
yang suhunya rendah.
5.Gelombang, Bunyi, dan Optika Gelombang
 Gelombang
Gelombang adalah usikan yang merambat melalui medium, berdasarkan perlunya medium,
gelombang ada dua macam,yakni gelombang mekanik (gelombang yang
memerlukan medium) dan gelombang elektromagnetik ( gelombang yang tidak
memerlukan medium)
 Bunyi
Bunyi berasal dari suatu benda yang bergetar (misalnya gong dipukul), merambat dalam
bentuk gelombang, hingga akhirnya sampai ke telinga. Bunyi tidak dapat merambat
melalui ruang hampa, namun dapat merambat melalui zat padat, cair , maupun gas.
Bunyi dicirikan oleh kuat bunyi dan nada bunyi.
 Cahaya
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Dari sumber cahaya, cahaya merambat
lurus, tidak berhenti kecuali mengenai penghalang.
84

 Alat Optik
Alat optik merupakan alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan,
dan hukum pembiasan cahaya untuk membentuk bayangan suatu benda. Macam-
macam alat optik meliputi mata, lup, mikroskop, kacamata, periskop, dan teleskop.
Mata merupakan satu-satunya alat optik yang dimiliki manusia.
6.Kelistrikan dan Kemagnetan
Rangkaian Listrik
Aliran muatan listrik ini disebut arus listrik. Untuk menimbulkan arus listrik,
diperlukan sumber tegangan listrik dan membentuk rangkaian tertutup. Sumber tegangan
listik adalah alat yang menghasilkan beda tegangan listrik.
Daya dan Energi Listrik
Energi listrik diperoleh dari sumber tegangan yang terpasang. Energi yang
dikeluarkan digunakan untuk memindahkan muatan dari satu ujung ke ujung lainnya.
Kemagnetan
Kemagnetan adalah suatu sifat zat tang teramati sebagai suatu gaya tarik atau gaya
tolak antara kutub-kutub tidak senama atau senama. Gaya magnet tersebut paling kuat du
dekat ujung-ujung atau kutub-kutub magnet etrsebut.Semua magnet memiliki 2 kutub
magnet yang berlawanan, utara (U) dan selatan (S).Magnet yang dibuat dari bahan besi
lunak seperti itu disebut magnet sementara. Magnet lain dibuat dari bahan yang sulit
dihilangkan kemagnetannya. Magnet demikian disebut magnet tetap.
B.Deskripsi Kemajuan Setelah Pembekalan
1.Materi yang Sudah Dipahami/Dikuasai
- Makhluk hidup dan lingkungannya
- Struktur, fungsi, dan sistem kehidupan makhluk hidup.
2. Materi yang Belum Dapat Dikuasai
- Energi dan perubahannya.
C.Materi Esensial yang Tidak Ada dalam Sumber Belajar
 Memanfaatkan konsep-konsep dan hukum-hukum ilmu pengetahuan alam dalam
berbagai situasi kehidupan sehari-hari
 Menerapkan ilmu pengetahuan alam dengan cara ikut menjaga lingkungan alam
sekitar.
 Meningkatkan perawatan serta pemeliharaan lingkungan alam sekitar.
85

 Menerapkan ilkmu pengetahuan alam dengan cara ikut melestarikan lingkungan


alam.
 Menciptakan ide-ide untuk memperbaiki lingkungan alam sekitar.
 Menganalisis hukum-hukum ilmu pengetahuan alam yang bisa di gunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
 Memahami struktur ilmu pengetahuan alam, termasuk hubungan fungsional antar
konsep, yang berhubungan dengan mata pelajaran ipa
 Menganalisis hubungan fungsional antar konsep dengan mata pelajaran ipa.
 Menerapkan mata pelajaran ipa dalam kehidupan sehari-hari.
D. Materi yang tidak esensial namun ada dalam sumber belajar adalah
 Struktur, fungsi, dan sistem kehidupan makhluk hidup
 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis pada tumbuhan.
 Menganalisis gangguan proses fotosintetis pada tumbuhan hijau
 Menganalisis sistem pencernaaan makanan pada manusia.
 Menganalisis penyakit/gangguan pada sistem pencernaan makanan pada manusia.
 Menganalisis sistem pernapasan pada manusia.
 Menganalisis penyakit/gangguan pada sistem oernapasan manusia.
 Menganaalisis pengaruh pencemaran lingkungan terhadap sistem poernapasan
pada manusia
 Energi dan perubahannya.
 Mengklasifikasi materi berdasarkan ciri-ciri yang dapat diamati
 Mengklasifikasi perubahan materi
 Menerapkan prinsip-prinsip hukum kekekalan energi dan kemudahan
melakukan usaha dengan pesawat sederhana
 Menerapkan prinsip pemuaian zat dalam kehidupan sehari-hari
 Menerapkan pengaruh kalor dalam perubahan wujud zat
 Menerapkan perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari
 Menerapkan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari
 Menganalisis manfaat lensa bagi kehidupan manusia
 Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam kehidupan sehari-hari
 Menerapkan konsep energi dan daya listrik dalam kehidupan sehari-hari.

86

E.Kemajuan dalam Menyelesaikan Latihan Soal Uraian


1. Soal Uraian yang Dapat Diselesaikan Sendiri
Sebagiansoal uraian penulis dapat diselesaikan sendiri, walaupun jawabannya
masih kurang tepat
2. Soal Uraian yang Dapat Diselesaikan dengan Bantuan Mentor
Sebagian soal uraian diselesaikan dengan bantuan mentor.
3. Soal Uraian yang Belum Dapat Diselesaikan/Belum Sempat Dilakukan
Pembimbingan oleh Mentor
Tidak ada
87

A.Ringkasan Materi Unit IV ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


1. BAB I Hakikat Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
1.Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Menurut Muhammad Numan Soemantri (2001), pendidikan IPS adalah suatu
penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial, idiologi negara dan disiplin ilmu lainnya
serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Untuk
sekolah dasar, IPS merupakan perpaduan mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi,
sosiologi dan antropologi. Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang
memiliki keterpaduan yang tinggi. Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu
Sosial (Saidihardjo, 1996: 2) adalah sebagai berikut: “Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin
ilmu pengetahuan sosial yang bertarap akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat
perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah.” Adapun menurut Gross (Kosasih Djahiri,
1981: 1), Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai
makhluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan
pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.
2. Fokus Utama Kajian pembelajaran IPS di SD
Fokus kajian Pendidikan IPS adalah kehidupan manusia dengan sejumlah aktivitas
sosialnya. Materi pendidikan IPS berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang kemudian
diorganisasi dan disederhanakan untuk kepentingan pendidikanOrganisasi materi
pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar menggunakan pendekatan secara
terpadu/integrated. Materi pendidikan IPS yang disajikan pada tingkat sekolah dasar tidak
menunjukkan label dari masing-masing disiplin ilmu sosial. Materi disajikan secara
tematik dengan mengambil tema-tema sosial yang terjadi di sekitar siswa. Demikian
juga halnya tema-tema sosial yang dikaji berangkat dari fenomena-fenomena serta
aktivitas sosial yang terjadi di sekitar siswa. Tema-tema ini kemudian semakin
meluas pada lingkungan yang semakin jauh dari lingkaran kehidupan siswa.
3.Perbedaan IPS dan Ilmu Sosial
Hubungan IPS dengan Ilmu-Ilmu Sosial adalah: bahwa IPS bersumber pada Ilmu-
Ilmu Sosial. Atau dapat dikatakan IPS mengambil bahannya dari ilmu-ilmu sosial baik
berupa konsep, pengetahuan maupun teori. Ilmu-ilmu sosial yang perlukan dalam rangka
pengajaran IPS terbatas pada ilmu-ilmu yang dianggap sesuai dengan pengetahuan dan
perkembangan anak didik. Tidak semua ilmu-ilmu sosial diturunkan ke dalam IPS,
88

tergantung pada tingkat pendidikan dan tingkat kematangan berpikir siswa.Secara singkat
disini dikemukakan bahwa letak perbedaan antara Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) dengan IPS
adalah sebagai berikut:
1)Dilihat dari tingkatannya (level)
2)Dilihat dari batasan (scope) dan ukurannya (size)
3)Dilihat dari tingkat kesulitannya (level of difficulty)
4)Dilihat dari tujuannya (purposes)
5)Dilihat dari pendekatan (approach)
6)Kerangka kerja Ilmu-Ilmu Sosial diarahkan kepada pengembangan teori dan prinsip
Ilmiah, sedangkan kerangka kerja IPS lebih diarahkan kepada arti praktisnya dalam
mencari alternatif pemecahan masalah sosial dan dalam menyusun alternatif
pengembangan kehidupan ke taraf yang lebih tinggi.
4.Karakteristik Pembelajaran IPS SD
Karateristik mata pelajaran IPS antara lain.
a.IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan
politik,kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan
agama (Numan Soemantri, 2001).
b.Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan
sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi materi atau
topik(tema/sub tema) tertentu.
c.Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan
dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
d.Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat
dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan,
struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive
seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
e.Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami
fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.
Karakteristik IPS juga terletak pada pengembangan materinya yang menggunakan
pendekatan Expanding Community Approach (ECA) yakni mulai dari
lingkungan masyarakat yang sangat sempit/terdekat (kontekstual) menuju pada lingkungan
masyarakat yang lebih luas. Bentuk yang bersifat expanding meliputi beberapa jenis,
yaitu:
89

a.Expanding Community Approach (pendekatan kemasyarakatan yang melebar dan


meluas).
b.Expanding Environmental Approach (pendekatan lingkungan yang meluas).
c.Expanding Thematical Approach (pendekatan tema yang meluas dan mendalam).
5.Ruang Lingkup Pendidikan IPS
Tasrif (2008: 4) membagi ruang lingkup IPS menjadi beberapa aspek berikut
• Ditinjau dari ruang lingkup hubungan
• Ditinjau dari segi kelompoknya
• Ditinjau dari tingkatannya
• Ditinjau dari lingkup interaksi
Berdasarkan Permendiknas 2006 tentang Standar Isi, menjelaskan bahwa ruang
lingkup mata pelajaran IPS meliputi: (1) Manusia, tempat, dan lingkungan; (2) Waktu,
keberlanjutan, dan perubahan; (3) Sistem sosial dan budaya; dan (4) Perilaku ekonomi dan
kesejahteraan. yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam
konteks sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi: (a) substansi materi ilmu-ilmu sosial
yang bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang
kehidupan masyarakat.
6.Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental
positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi
setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang
menimpa masyarakat.
Tujuan pembelajaran IPS dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu
pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan kemampuan dan rasa
tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta pengembangan diri siswa
sebagai pribadi, ada tiga aspek yang harus dituju dalam pengembangan pendidikan IPS,
yaitu aspek intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan individual.
Pendapat lain menyatakan bahwa tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial
ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang
terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari
baik yang menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai
90

manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari


rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya,
melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang
diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah sosial.
c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk
menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu
membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri
agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.
Pembelajaran IPS juga diarahkan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk:
a. Menghayati dan mengakui nilai-nilai Pancasila.
b. Mengakui dan menghormati harkat manusia.
c. Menghayati dan mengakui nilai/ajaran agamanya.
d. Memupuk sikap toleran, arif, peduli, saling menghargai.
e. Menghormati perbedaan dan mengembangkan kebersamaan.
f. Bersikap positif kepada bangsa dan negara serta kemauan untuk membelanya.
g. Menghormati milik orang lain dan milik negara.
h. Terbuka terhadap perubahan atas dasar nilai dan norma yang dimilikinya.
i. Menghayati dan mematuhi norma-norma dalam masyarakat.
j. Menyadari sebagai makhluk sosial ciptaan Allah.
7. Fungsi IPS
Fungsi IPS diberikan di SD adalah agar anak-anak memiliki hal-hal sebagai berikut:
a. Agar peserta didik dapat mensistematisasikan bahan, informasi dan atau kemampuan
yang telah dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna;
b. Agar peserta didik dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial
secara rasional dan bertanggung jawab.
c. Agar peserta didik dapat mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan
sendiri dan antar manusia.
91

8. Sumber dan Bahan Materi IPS


Ada lima macam sumber materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) antara lain:
a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga,
sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas
b. Kegiatan manusia
c. Lingkungan geografi dan budaya
d. Kehidupan masa lampau
e. Anak sebagai sumber materi
Ada juga yang membagi sumber dan bahan materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
sebagai berikut:
a. Lingkungan sosial
b. Lingkungan alam
c. Lingkungan masyarakat dan budaya
d. Nara sumber
Keempat sumber bahan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Geografi
b. Ekonomi
c. Sosiologi
d. Sejarah
e. Antropologi
f. Politik
g. Psikologi
9.Nilai dalam pembelajaran IPS
Menurut Purwodarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai adalah harga,
hal-hal penting atau berguna bagi manusia. Nilai atau sistem nilai adalah keyakinan,
kepercayaan, norma atau kepatuhan-kepatuhan yang dianut oleh seseorang ataupun
kelompok masyarakat. (Kosasih Djahiri. 1980: 5). Adapun menurut Fraenkel dalam Husein
Achmad (1981: 87), menyatakan bahwa nilai menggambarkan suatu penghargaan atau
semangat yang diberikan seseorang atas pengalaman-pengalamannya. Selanjutnya ia
mengatakan nilai itu merupakan standar tingkah laku, keindahan, efisiensi, atau
penghargaan yang telah disetujui seseorang, dimana seseorang berusaha hidup dengan nilai
tersebut serta bersedia mempertahankannya. Richard Meril, dalam Dwi Siswoyo dan
92

kawan-kawan (2005: 23), menyatakan, bahwa nilai adalah patokan atau standar pola-pola
pilihan yang dapat membimbing seseorang atau kelompok ke arah “satisfication,
fulfillment, and meaning.”
Sangat disayangkan jika pengajaran IPS tidak dilaksanakan dengan terstruktur, maka aspek
sikap yang terdapat dalam tiap-tiap materi tidak akan tersampaikan dan tertaman dengan
baik ke dalam diri setiap peserta didik.Pengajaran IPS dilaksanakan dalam waktu yang
terbatas, sehingga tidak mungkin dapat memperkenalkan seluruh nilai-nilai kehidupan
manusia kepada siswa. Oleh karena itu nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa
merupakan nilai-nilai yang pokok dan mendasar bagi kehidupan manusia. Menurut Paul
Suparno, sikap dan tingkah laku yang berlaku umum, yang lebih mengembangkan nilai
kemanusiaan dan mengembangkan kesatuan sebagai warga masyarakat perlu mendapatkan
tekanan.
Menurut Paul Suparno (2001), beberapa sikap dan tingkah laku itu antara lain:
(1)Sikap penghargaan kepada setiap manusia
(2)Sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia, sopan, dantepat
janji
(3)Sikap demokratis dan menghargai gagasan orang lain serta mau hidup bersama orang
lain yang berbeda
(4)Kebebasan dan tanggung jawab
(5)Penghargaan terhadap alam
(6)Penghormatan kepada Sang Pencipta
(7)Beberapa sikap pengembangan sebagai pribadi manusia seperti disiplin,
bijaksana,cermat, mandiri, percaya diri, semuanya lebih menunjang penyempurnaan diri
pribadi.
10.Keterampilan Dasar dalam IPS
Keterampilan dasar IPS dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Namun secara
umum dapat terbagi atas:
1) Work-study skills
2) Group-process skills
3) Social-living skills
Keterampilan IPS merupakan dasar seseorang untuk dapat berhubungan dengan
orang lain dalam kehidupan bermasyarakat maka NCSS (1971) mengemukakan bahwa
terdapat beberapa keterampilan yang seyogianya dapat dimiliki, antara lain:
93

(1 )Keterampilan Penelitian
(2) Keterampilan Berpikir
(3)Keterampilan Berpartisipasi Sosial
(4)Keterampilan Berkomunikasi
2. BAB II Sejarah Indonesia Kebhinekaan Masyarakat Indonesia Dan Dinamika
Global
1.Kegunaan Mempelajari Sejarah
Kegunaan mempelajari sejarah :
1) Kegunaan Edukatif
2) Sejarah berguna memberikan inspirasi (ilham kepada kita)
3) Sejarah dapat berguna sebagai rekreatif
4) Bersifat Instruktif
5) Pendidikan Politik
2.Pengaruh Kebudayaan India (Hindu dan Budha)
a.Awal mula kedatangan kebudayaan India
Pada masa prasejarah kebudayaan bangsa Indonesia masih menunjukkan
keasliannya dan masih belum mengenal tulisan. Dalam masa itu pengaruh kebudayaan luar
belum dikenal. Baru pada abad pertama masehi, mulai terjadi pertemuan antara
kebudayaan asli Indonesia dengan kebudayaan luar, yaitu kebudayaan Hindu yang
datang dari India. Masuknya pengaruh Kebudayaan Hindu itu telah menandai berakhirnya
jaman prasejarah dan mulai membawa bangsa Indonesia ke dalam jaman sejarah
Masuknya pengaruh India melalui agama Hindu ke Indonesia dapat ditelusuri dengan
ditemukannya batu-batu tertulis di Kutai (Kalimantan Timur) dan Jawa Barat, yang ditulis
menggunakan huruf Pallawa. Huruf Pallawa merupakan huruf yang biasa
digunakan di India Selatan antara abad ke-3 sampai ke-7. Bahasa yang digunakan dalam
batu tertulis adalah bahasa Sansekerta bahasa resmi di India. Batu tertulis atau prasasti
dimaksud untuk memuji kebesaran raja yang memerintah saat itu.
Batu tertulis di Kutai dan di Bogor merupakan batu tertua ini membuktikan bahwa
pengaruh kebudayaan luar yang pertama mempengaruhi kebudayaan Indonesia.
Pengaruh kebudayan India terhadap kebudayaan Indonesia berlangsung dari abad
pertama masehi sampai dengan kira-kira tahun 1500 masehi dengan lenyapnya kerajaan
Majapahit.
94

b.Kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha


Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain Kutai, Tarumanagara, Kaling, Sriwijaya, Mataram,
Kediri, Singasari sampai Majapahit.
c.Pengaruh Kebudayaan Islam
Kedatangan Islam pertama diperkirakan pertama kali ke Aceh. Berdasarkan Marco Polo
(Italia) singgah di Aceh tahun 1292, sudah ada penduduk yang memeluk agama islam di
Perlak dan banyak pula pedagang Islam dari India yang giat menyebarkan agama. Bukti
kuat yaitu adanya makam raja Islam yaitu Sultan Malik al Saleh. Pedangan Islam dari
Gujarat yang membawa dan menyiarkan Islam pertama di Indonesia. Kedatangan Islam
berlangsung dengan damai.
1.Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
a.Kerajaan Samudra terletak di Aceh, kerajaan Islam pertama di Indonesia. Raja pertama
bernama Sultan al-Saleh. Pada saat pemerintahan Sultan Zain al-Abidin, Samudra
merupakan pelabuhan terpenting sehingga banyak pedangan yang datang seperti
pedangan dari Tiongkok, India dan daerah lain di Indonesia.
b.Kerajaan Malaka. Raja pertama bernama Iskandar Syah. Di bawah pemerintahan
Sultan Mudzafar Syah (1445-1458) Malaka menjadi pusat perdagangan antar barat dan
timur. Malaka mencapai puncak kebesarannya di bawah pimpinan Sultan Alaudin Syah
(1477 - 1488). Malaka mengalami kemunduran waktudiperintah Sultan Mahmud Syah
1488 - 1511 ketika orang Portugis mengalahkan Malaka tahun 1511.
c.Kerajaan Demak 1500 - 1550. Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa.
Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah, seorang bupati Majapahit yang memeluk Islam.
Demak dengan cepat mencapai kejayaannya terutama setelah Malaka jatuh ke tangan
Portugis. Raden Patah meluaskan kekuasaannya ke daerah sekitar. Putranya yang bernama
Pati Unus dan bergelar Pangeran Sabrang Lor sangat berjasa membantu ayahnya dalam
meluaskan dan memperkuat kedudukan, termasuk mengadakan serangan ke Malaka.
Raden Patah meninggal tahun 1518 diganti oleh Pati Unus, setelah Pati Unus meninggal
diganti oleh Pangeran Trenggono sampai tahun 1546. Mereka sangat giat memperkuat
kekuasaan Demak dan menegakkan agama Islam.
d.Kerajaan Mataram. Senopati mengangkat dirinya menjadi raja Mataram. Ia
kemudian menundukkan daerah-daerah di Jawa Tengah, dan Jawa Timur, bahkan sampai
Jawa Barat. Mataram mengalami jaman keemasan pada masa pemerintahan Raden
Rangsang (1613 - 1645) yang terkenal dengan nama Sultan Agung. Di bawah
95

pemerintahannya Mataram menjadi kerajaan yang dihormati dan disegani. Tahun 1628
Mataram mengadakan serangan terhadap Belanda di Batavia, tapi mengalami
kegagalan. Sultan Agung meninggal tahun 1645 dan beliau terkenal mengadakan tarikh
baru, yaitu tarikh Jawa - Islam mulai tahun 1633 untuk menggantikan tarikh Saka.
Wali Sanga adalah Sembilan orang Wali Allah yang dianggap berjasa dalam menyebarkan
agama Islam di Pulau Jawa. Wali Allah ini dianggap orang yang dekat dengan Allah
yangdalam pandangan masyarakat dianggap mempunyai ilmu yang tinggi dan mempunyai
kekuatan atau tenaga batin tinggi.
Kesembilan wali itu diberi gelar Sunan. Mereka itu adalah Sunan Gunung Jati, Sunan
Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan
Muria, dan Syekh Siti Jenar. Kebanyakan gelar-gelar yang diberikan kepada mereka itu
diambil dari tempat mereka dimakamkan.
e.Kerajaan Banten. Banten berhasil diislamkan oleh Fatahillah atas nama raja Demak.
Tahun 1527 Banten di bawah pimpinan Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa, dan
diganti namanya menjadi Jayakarta. Fatahillah terkenal dengan sebutan Sunan Gunung
Jati karena jasanya dalam bidang agama.
3.Pengaruh Kebudayaan Islam Terhadap Kebudayaan Indonesia
Agama Islam yang masuk ke Indonesia secara damai ternyata membawa pengaruh yang
sangat besar terhadap kehidupan, kebudayaan dan alam pikiran sebagian besar bangsa
Indonesia. Pengaruh kebudayaan Islam memberi corak yang khusus pada kebudayaan
bangsa Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan yang bercorak Islam itu bukan hanya dalam
bentuk bangunan atau benda-benda konkret, tetapi juga adat-istiadat,dan alam pikiran
masyarakat. Beberapa hasil kebudayaan yang bercorak Islam antara lain masjid, makam,
seni ukir, kesusastraan, dan lain-lain.
4.Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan
Ketika Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, maka
berakhirlah masa pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Sebagai penggantinya adalah
kekuatan Kemaharajaan Jepang. Kedatangan Jepang ke Indonesia disambut baik oleh
rakyat Indonesia karena berharap dapat melepaskan diri dari penderitaan yang
berkepanjangan. Bahkan tokoh-tokoh pergerakan politik seperti Ir. Soekarno dan Drs.
Mohammad Hatta bersedia melakukan kerjasama dengan pihak Jepang.Dalam
perkembangan peperangan Asia Timur Raya pada tahun 1944, Jepangternyata sudah
terdesak oleh pasukan Sekutu. Pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Kaiso
96

mengumumkan bahwa pemerintah Kemaharajaan Jepang memperkenankan


daerahIndonesia untuk merdeka “kelak kemudian hari”. Janji Jepang ini untuk menarik
simpati dan bantuan bangsa Indonesia terhadap Jepang dalam peperangan melawan
Sekutu.Janji Jepang itu kemudian mulai dilaksanakan dengan membentuk Badan
PenyelidikUasaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritzu Jumbi Cosakai)
pada tanggal 28 Mei 1945, beranggota 60 orang dan diketuai oleh K.R.T
RadjimanWediodiningrat. BPUPKI mengadakan sidang pertama untuk membahasa
tentang dasar negara bagi negara Indonesia merdeka. Dalam persidangan tersebut tiga
orang anggota mengajukan usulan tentang dasar Negara, yaitu Mr. Muh Yamin, Prof. Dr.
Supomo, dan Ir. Soekarno. Usulan Ir Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 diberi nama
Pancasila.
Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia 9 BPUPK berhasil menyusun Piagam Jakarta yang di
dalamnya terdapat juga rumusan dasar Negara. Pada tanggal 7 Agustus 1945 pihak Jepang
membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Jumbi Inkai) yang
terkenal PPKI dengan beranggotakan 21 orang diketuai Ir. Soekarno. Kemudian tanggal 9
Agustus 1945 tiga tokok nasional yaitu Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta , dan Dr.
Radjiman Wediodiningrat dipanggil oleh Jenderal Terauci (Panglima Perang Tertinggi di
seluruh Asia Tenggara) ke Dalat (Vietnam Selatan). Dalam pertemuan di Dalat pada
tanggal 12 Agustus 1945 Jenderal Terauci menyampaikan pesan pemerintah Jepang yang
telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
Ketika Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta kembali dari Dalat tanggal 14
Agustus1945 dan sesudah mendengar berita penyerahan Jepang kepada Sekutu, mereka
segera didesak oleh para pemuda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta menginginkan masalah proklamasi
kemerdekaan itu dibicarakan dulu dalam rapat dengan anggota PPKI. Sementara para
pemuda mereka keberatan proklamasi kemerdekaan itu melibatkan PPKI, karena
pemuda menganggap bawa PPKI itu bentukan Jepang, sehingga nanti kemerdekaan
Indonesia seolah-olah hadiah dari Jepang. Pemuda mendesak Ir. Soekarno untuk
memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 1945, namun ditolak oleh Ir.
Soekarno.Perbedaan pendapat antara para pemuda dengan Ir. Soekarno dan Drs.
Mohammad Hatta memuncak dengan terjadinya Peristiwa Rengasdengklok. Pada
tanggal 16Agustus1945 subuh para pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad
Hatta ke Rengasdengklok. Para pemuda yang bermaksud menekan beliau berdua untuk
97

melaksanakan proklamasi kemerdekaan yang lepas dari pengaruh Jepang ternyata tidak
terlaksana. Pada sore hari tanggal 16 Agustus 1945 itu Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad
Hatta kembali ke Jakarta.Pada pukul 23.00 malam Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
bersama rombongan menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda (Perwira Jepang, Kepala
Kantor Penghubung Angkatan Laut Jepang di daerah kekuasaan Angkatan Darat) di
Jl Imam Bonjol 1. Di rumah Maeda inilah naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dibuat. Ir. Soekarno yang menulis konsep Proklamasi, sedangkan Drs. Mohammad Hatta
dan Mr. Ahmad Subardjo menyumbangkan pikiran mereka secara lisan. Setelah
konsep itu disusun,Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta menyarankan agar naskah
ditandatangani oleh semua yang hadir. Namun usul itu ditentang oleh golongan pemuda,
dan atas usul pemuda, naskah proklamasi itu cukup ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan
Drs. Mohammad Hatta atas nama bangsa IndonesiaTeks Proklamasi Kemerdekaan itu
kemudian diketik rapi oleh Sayuti Melik disertai beberapa perubahan yang telah disepakati.
Pada keesokan harinya, tanggal 17 Agustus1945 pukul 10.00, bertempat di Jalan
Pegangsaan Timur No 56, Teks Proklamasi Kemerdekaan itu dibacakan oleh Ir. Soekarno
dengan disaksikan oleh para tokoh pejuang kemerdekaan.Dengan dibacakannya Teks
Proklamasi Kemerdekaan itu, maka berarti bangsa Indonesia telah menyatakan diri sebagai
bangsa yang merdeka dan berdaulat dan lepas dari belenggu penjajahan. Berkat Rahmat
Allah Yang Maha Kuasa dan hasil perjuangan bangsa Indonesia selama berabad-abad,
yang harus ditebus denganpengorbanan harta benda dan jiwa, akhirnya bangsa Indonesia
bisa memperoleh kemerdekaan yang didambakan. Bangsa Indonesia memang bangsa yang
mencintai perdamaian, namun lebih mencintai kemerdekaan.
5.Kebhinekaan Masyarakat Indonesia dan Kehidupan Global
Kebhinekaan yang dimaksud di sini dapat dimaknai sebagai keragaman, kemajemukan.
Keragaman berasal dari kata ragam, yang apabila kita runut dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) memiliki arti: (a) tingkah, laku, ulah; (b) macam, jenis; (c) lagu,
langgam; (d) warna, corak; (e) laras. Dengan demikian keragaman diartikan sebagai
sesuatu yang bermacam-macam atau berjenis-jenis.Dalam konteks ini, keragaman adalah
suatu keadaan masyarakat yang berbeda-beda suku, agama, bahasa, dan budaya.
1)Berbagai Bentuk Kebhinekaan
a. Keragaman Suku Bangsa
b. Keragaman Budaya
• Keragaman Bahasa
98

• Keragaman Sistem Peralatan dan Teknologi


• Keragaman Adat Istiadat
• Keragaman kesenian daerah
2)Dinamika kehidupan global
a.Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya
 Perubahan Sosial Budaya Lambat
 Perubahan Sosial Budaya Cepat
 Perubahan Sosial Budaya Kecil
 Perubahan Sosial Budaya Besar
 Perubahan Sosial Direncanakan
 Perubahan Sosial yang Tidak Direncanakan
b.Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya yaitu faktor internal
(berasal dalam masyarakat) dan faktor eksternal (berasal dari luar masyarakat). Faktor-
faktor tersebut antara lain:
Perubahan Penduduk
Penemuan baru
Konflik/pertentangan dalam masyarakat
Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi
c.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jalannya Proses Perubahan
1)Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan
Terjadinya suatu proses perubahan terdapat faktor pendorong jalannya perubahan yang
terjadi yaitu:
a) Kontak dengan kebudayaan lain.
b) Sistem pendidikan yang maju.
c) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju.
d) Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang (deviation), namun yang
bukan termasuk tindakan kejahatan (delik).
e) Sistem masyarakat yang terbuka.
f) Penduduk yang heterogen.
g) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
h) Orientasi ke masa depan.
i)Nilai meningkatkan taraf hidup.
99

2)Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan


a) Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain.
b) Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
c) Sikap masyarakat yang tradisional.
d) Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested
interest).
e) Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi
f) Prasangka terhadap hal-hal baru/asing.
g) Hambatan ideologis.
h) Adat kebiasaan.
i) Nilai pasrah.
3. BAB III Sumber Daya Alam, Iptek, Kegiatan Ekonomi, Kenampakan Alam Dan
Sistem Administrasi Wilayah Indonesia
1.Pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk Kesejahteraan Masyarakat.
Sumber daya alam terbagi atas sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan
sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui. Buah-buahan, padi, sayur-sayuran, dan
hasil hutan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Bahan tambang,
minyak bumi, dan gas alam merupakan contoh sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Sumber daya alam juga dibagi menjadi dua yakni (1) sumber daya alam
hayati, dan (2) sumber daya alam non hayati.
a.Fungsi dan Peran Sumber Daya Alam Hayati
Sumber daya alam hayati adalah semua makhluk hidup yang ada di bumi, seperti: hewan,
tumbuhan, dan mikroba. Sumber daya alam yang berasal dari tumbuhan disebut sumber
daya alam nabati, sedangkan sumber daya alam dari hewan disebut sumber daya alam
hewani.
1) Fungsi dan Peran Sumber Daya Alam Nabati
Bagi kehidupan, sumber daya alam nabati di Indonesia berfungsi sebagai tanaman
budidaya pangan, sandang, bahan baku kayu olahan, dan obat-obatan.
2) Fungsi dan Peran Sumber Daya Alam Hewani
Bagi kehidupan sumber daya alam hewani sebagai sumber pangan untuk memenuhi
kebutuhan manusia sebagai makanan sehari-hari
100

b.Fungsi dan Peran Sumber Daya Alam Non Hayati


Selain sumber daya alam hayati, ada pula sumber daya alam non hayati yang dapat ditemui
di lingkungan sekitar kita. Contoh sumber daya alam non hayati, yaitu: bahan tambang,
tanah, air, panas bumi, dan udara.
2. Kegiatan Ekonomi dalam Meningkatkan Kehidupan Masyarakat
Kegiatan dan jenis perekonomian yang dilakukan masyarakat antara lain:
a. Pertanian
b. Industri
c. Perdagangan
d. Jasa
e. Usaha yang Dikelola Sendiri dan Kelompok
Badan usaha di Indonesia digolongkan menjadi tiga bentuk, yaitu:
1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
BUMN digolongkan menjadi tiga jenis
a) Perusahaan jawatan
b) Perusahaan umum (perum)
c) Perusahaan perseroan atau persero
2) Badan Usaha Swasta
a) Perusahaan perorangan
b) Firma
c) Perseroan Terbatas (PT)
d) Persekutuan Komanditer (CV)
3) Koperasi
4) Yayasan
Jenis-Jenis Pekerjaan
a. Pekerjaan yang Menghasilkan Barang,
b. Pekerjaan yang Menghasilkan Jasa
3. Penggunaan ICT dalam Pembelajaran IPS SD
Media elektronik seperti Radio, TV, Internet dan lain-lain merupakan sumber belajar yang
sangat berharga bagi pendidikan IPS di SD. Internet juga dapat dipakai sumber belajar
yang sangat berharga bagi pembelajaranIPS. Hampir semua informasi mengenai berbagai
101

aspek kehidupan dapat diperoleh di internet. Di media ini tidak hanya tayangan audio
(suara), video (gambar bergerak) melainkan juga teks tertulis.
Menggali Sumber Belajar Melalui Melalui Internet
Untuk menggali berbagai informasi seperti keadaan sosial dan geografis wilayah
Indonesia, kondisi fisik kota-kota besar di Indonesia, pelabuhan, pengairan, pembangkit
tenaga listrik, pemukiman, industri dan lain-lain maka sarana internet dapat menyediakan
informasi tersebut. Langkah berikut dapat dilakukan:
a. Sebelum menggunakan sarana internet, jelaskan terlebih dahulu kepada para
siswainfomasi yang harus diperoleh dari internet.
b. Untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai topik yang akan dicari guru dapat
mengadakan kegiatan tanya jawab terlebih dahulu.
c. Setelah tanya jawab selesai ajaklah para siswa ke ruang internet di sekolah (bila
tersedia) atau ke warung internet di luar sekolah atau menugaskan siswa di rumah yang
memiliki sarana internet.
d. Tugasi mereka untuk menggali informasi yang dimaksud dengan prosedur yang telah
dijelaskan.
e. Sebutkan kata-kata kunci yang bisa dicari di kolom pencarian di Google, Yahoo dan
lain-lain.
f. Mintalah mereka membaca informasi yang berhubungan dengan kata-kata kunci
tersebut.
g. Setelah informasi yang dibutuhkan muncul di layar, mintalah mereka untuk mencetak
informasi tersebut sebagai bahan membuat laporan atau diskusi kelas.
h. Bila para siswa mendapatkan gambar-gambar yang dibutuhkan maka pajanglah
gambar-gambar tersebut dikumpulan dokumen atau di dinding kelas untuk diketahui
semua siswa.
i. Kegiatan menjelajah ke sarana internet dapat diikuti dengan kegaitan presentasi kelas,
tanya jawab, atau diskusi kelas.
4.Keragaman Kenampakan Alam dan Buatan serta Pembagian Wilayah WaktudiIndonesia
Wilayah negara Indonesia terdiri atas pulau-pulau besar dan kecil yang terbentang dari
Sabang sampai Merauke. Sabang adalah sebuah kota pelabuhan yang terletak di Pulau We,
ujung paling barat laut dari wilayah negara kita. Merauke adalah kota kabupaten di
Provinsi Papua bagian timur. Letak Indonesia secara geografis di antara dua Samudra,
yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Indonesia juga diapit oleh dua benua,
102

yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Adapun letak Indonesia secara astronomis adalah
antara 60 LU-110 LS dan 950 BT-1410 BT. Batas-batas wilyah negara Indonesia
adalah:
1)Bagian utara berbatasan dengan Malaysia, Singapura, dan Filipina;
2)Bagian timur berbatasan dengan Papua Nugini dan Samudra Pasifik, serta Timor Leste;
3)Bagian selatan berbatasan dengan Australia dan Samudra Pasifik;
4)Bagian barat berbatasan dengan Samudra Hindia.
Pulau-pulau di Indonesia dikelompokkan sebagai berikut:
1)Gugusan Kepulauan Sunda Besar, yaitu Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan
Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitar pulau-pulau besar itu;
2)Gugusan Kepulauan Sunda Kecil, yaitu Pulau Bali, Lombok, Sumbawa Flores
Sumba, Roti, Solor, Alor, dan Nusa Tenggara, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya;
3)Gugusan Kepulauan Maluku, yaitu Pulau Halmahera, Ternate, Tidore, Seram, Buru,
Kepulauan Sula, Obi, Ambon, Kepulauan Kai, Kepuluan Aru, dan pulau-pulau kecil
lainnya;
4)Gugusan Pulau Irian (Papua) dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, antara lain PulauBiak
Waigeo, Salawati, Yos Sudarso, dan Misool.
Pembagian Waktu di Indonesia
Wilayah Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke, pada garis bujur 95°BT–
141°BT. Dalam satu hari ada 24 jam. Setiap satu jam rentangnya adalah 360:24 atau 15
derajat. Karena Indonesia memiliki wilayah 46 derajat, maka Indonesia terbagi menjadi
tiga daerah waktu.Dari peta pembagian waktu tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) WilayahWaktu Indonesia Barat (WIB), meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat,
dan KalimantanTengah;
2) Wilayah Waktu Indonesia Tengah (WITA), meliputi Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi, Bali, NTB, dan NTT; dan
3) Wilayah Waktu Indonesia Timur (WIT), meliputi Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
Selisih waktu setiap daerah waktu di atas adalah satu jam. Wilayah Waktu Indonesia
Barat (WIB) dengan Wilayah Waktu Indonesia Tengah ( WITA ) selisihnya satu jam,
sedangkan Wilayah Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan Wilayah Waktu Indonesia
Timur (WIT) selisihnya dua jam.
5.Sistem Administrasi Wilayah Indonesia
103

Sistem administrasi negara adalah keseluruhan penyelengaraan kekuasaan pemerintah


negara Indonesia dengan memanfaatkan dan mendayagunakan segala kemampuan aparatur
negara serta segenap dana dan daya demi tercapainya tujuan nasional dan terlaksananya
tugas Negara Republik Indonesia seperti yang telah ditetapkan dalam UUD 1945
Sebagai suatu sistem administrasi negara Indonesia perlu dikembangkan dan
disempurnakan, sebagai sarana mencapai tujuan nasional. Guna senatiasa mampu
menjawab segala tantangan dan memamfaatkan peluang yang timbul. Penyempurnaan
tersebut dikarenakan antara lain:
1) Semakin meningkatnya tugas umum pemerintah.
2) Pembangunan menimbulkan masalah-masalah baru.
3) Adanya perkembangan faktor lingkungan temasuk perubahan dunia internasional.
Sistem yaitu suatu jaringan dari prosedur-prosedur yang berhubungan satu sama lain
menurut pola untuk menggerakkan suatu fungsi yang utama dari suatu usaha atau urusan.
Administrasi negara adalah suatu studi mengenai bagaimana bermacam-macam badan
pemerintahan diorganisir, dilengkapi dengan tenaga-tenaganya, digerakkan dan dipimpin.
Definisi dari negara adalah organisasi kewilayahan yang bergerak di bidang
kemasyarakatan dan kepentingan perseorangan dari segenap kehidupan yang multi
dimensional untuk pengawasan pemerintah dengan legalitas kekuasaan tertinggi. Syarat-
syarat berdirinya suatu negara yaitu (1)adanya wilayah, (2)adanya pengaturan, (3)adanya
rakyat (4)adanya pemerintahan.
Adapun bentuk negara
a.Republik ,
b.Kerajaan.
B.Deskripsi Kemajuan Setelah Pembekalan
1. Materi yang Sudah Dipahami/Dikuasai
 Hakekat pendidikan ilmu pengetahuan sosial
 Sejarah Indonesia kebhinekaan masyarakat indonesia dan dinamika global
3. Materi yang Belum Dapat Dikuasai
Sumber daya alam,iptek, kegiatan ekonomi, kenampakan alam dan sistem
administrasi wilayah Indonesia
C.Materi Esensial yang Tidak Ada dalam Sumber Belajar
 Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan, nilai, dan
keterampilan IPS
104

 Memecahkan pembelajaran IPS SD (di berikan kasus dalam pembelajaran,


peserta dapat menyimpulkan pembelajaran dalam kasus tersebut.
 Memahami cita-cita, nilai, konsep, dan prinsip-prinsip pokok ilmu-ilmu sosial
dalam konteks kebhinekaan masyarakat Indonesia dan dinamika kehidupan global
 Menjelaskan hubungan dalam pembelajaran sejarah dengan antropologi (di
berikan soal kasus)
 Menemukan makna Bhineka Tunggal Ika, dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengali pengamalan butir-butir Pancasila.
 Mengemukakan suku bangsa yang ada di Indonesia (di berikan kasus salah satu
suku bangsa di Indonesia)
D.Materi yang tidak esensial namun ada dalam sumber belajar
 Menjelaskan pengertian IPS .
 Menganalisis nilai kegunaan mempelajari sejarah Indonesia bagi siswa.
 Mengidentifikasi pengaruh kerajaan Hindu-Budha dan Islam pada kehidupan
masyarakat Indonesia.
 Menjelaskan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan dan upaya mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
 Menjelaskan berbagai bentuk kebhinekaan masyarakat Indonesia dalam
kehidupan global.
E.Kemajuan dalam Menyelesaikan Latihan Soal Uraian
1.Soal Uraian yang Dapat Diselesaikan Sendiri
Sebagian soal uraian penulis dapat diselesaikan sendiri, walaupun jawabannya masih
kurang tepat.
2.Soal Uraian yang Dapat Diselesaikan dengan Bantuan Mentor
Sebagian soal uraian dapat diselesaikan dengan bantuan mentor.
3.Soal Uraian yang Belum Dapat Diselesaikan/Belum Sempat Dilakukan
Pembimbingan oleh Mentor
Tidak ada
105

A.Ringkasan Materi Unit V Pendidikan Kewarganegaraan


1. BAB I Kedudukan Pancasila Bagi Bangsa Indonesia Dan Pengembangan Sikap
Dan Perilaku Positif Dalam Pembelajaran PKn
1. Kedudukan Pancasila Bagi Bangsa Indonesia
Pancasila bagi bangsa Indonesia, sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945, merupakan sumber tertib hukum tertinggi yang mengatur kehidupan negara
dan masyarakat. Hal ini mengandung makna bahwa Pancasila sebagai kaidah dasar
Negara bersifat mengikat dan memaksa. Maksudnya, Pancasila mengikat dan memaksa
segala sesuatu yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum negara Republik
Indonesia agar setia melaksanakan, mewariskan, mengembangkan, dan melestarikan
nilai-nilai Pancasila. Berikut ini pembahasan kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia:
a.Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Dasar negara Indonesia, dalam pengertian historisnya merupakan hasil pergumulan
pemikiran para pendiri negara (The Founding Fathers) untuk menemukan landasan atau
pijakan yang kokoh untuk di atasnya didirikan negara Indonesia merdeka. Dalam pidato 1
Juni 1945, Soekarno menyebut dasar negara dengan menggunakan bahasa Belanda,
philosophische grondslag bagi Indonesia merdeka. Philosophische grondslag itulah
fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya
untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka. Soekarno juga menyebut dasar
negaradengan istilah ‘weltanschauung’ atau pandangan hidup (Safroedin
dkk:1995).Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sesuai dengan jiwa bangsa
Indonesia,sebagaimana dikatakan oleh Soekarno bahwa dalam mengadakan Negara
Indonesia merdeka itu “harus dapat meletakkan negara itu atas suatu meja statis yang dapat
mempersatukan segenap elemen di dalam bangsa itu, tetapi juga harus mempunyai
tuntunan dinamis ke arah mana kita gerakkan rakyat, bangsa dan negara ini.”Dalam
pengertian yang bersifat yuridis kenegaraan, Pancasila yang berfungsi sebagai dasar
negara tercantum dalam Alinea Keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, Sesuai
dengan tepat keberadaan Pancasila yaitu pada Pembukaan UUD NRI Tahun1945, maka
fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada hakikatnya adalah sumber dari segala
sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam
106

Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 (Jo. Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978). Hal ini
mengandung konsekuensi yuridis, yaitu bahwa seluruh peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden dan Peraturan-peraturan Pelaksanaan lainnya yang dikeluarkan oleh negara dan
pemerintah Republik Indonesia) harus sejiwa dan sejalan dengan Pancasila. Dengan
katalain, isi dan tujuan Peraturan Perundang-undangan RI tidak boleh menyimpang dari
jiwa Pancasila.
b.Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa biasa juga disebut dengan idiologi
Negara. Pancasila sebagai ideologi Negara yakni dimana pancasila memiliki nilai-nilai
sarat (penuh) dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa untuk mewujudkan negara
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur (cita-cita nasional dalam pembukaan
UUD 1945 alinea II). Tap MPR No. XVII/MPR/1998 yang menyatakan bahwa Pancasila
adalah sebagai ideologi nasional, berarti nilai yang terkandung di dalam Pancasila adalah
merupakan tujuan dan cita-cita nasional negara.
Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah sebagai keseluruhan pandangan,cita-cita,
keyakinan dan nilai-nilai bangsa Indonesia yang secara normatif perlu diimplementasikan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai Ideologi
sifatnya terbuka, maksudnya adalah Pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan
senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Sebagai suatu ideologi
terbuka, Pancasila memiliki dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung
dalam pancasila yang bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai yang terkandung
dalam lima sila Pancasila. Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945, Dimensi realistis, harus mampu mencerminkan realitas yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila harus dijabarkan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga bersifat realistis artinya mampu dijabarkan dalam
kehidupan nyata dalam berbagai bidang. Melihat situasi demikian, masalah yang
perlu diatasi adalah bagaimana menggalang persatuan dan kesatuan bangsa yang sangat
dibutuhkan untuk mengawal penyelenggaraan negara. Dengan kata lain, nation and
character buildings merupakanprasyarat dan tugas utama yang harus dilaksanakan. Dalam
konteks ini Pancasila dipersepsikan sebagai ideologi persatuan. Pancasila sebagai
idiologi persatuan, merupakan idiologi yang mampu memberikan jaminan persatuan
107

untuk memecahkan perbedaan serta pertentangan politik di antara golongan dan kekuatan
politik Penampilan Pancasila sebagai ideologi persatuan atau pemersatu telah
menunjukkan relevansi dan kekuatannya dalam dua dasawarsa sejak permulaan kehidupan
dan penyelenggaraan negara RI. Rakyat Indonesia telah dibangun dengan kasadaran kuat
sebagai bangsa yang memiliki identitas dan hidup bersatu dalam jiwa nasionalisme dan
patriotisme.
c.Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil perenungan
jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding fathers Indonesia, yang dituangkan
dalamsuatu sistem . Sebagai suatu sistem , kelima dasar atau prinsip yang terdapat dalam
sila-sila Pancasila tersebut merupakan satu kesatuan bagian-bagian sehingga saling
berhubungan dan saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu. Meskipun setiap sila pada
hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, memiliki fungsi sendiri-sendiri, namun memiliki
tujuan tertentu yang sama, yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung pemikiran tentang manusia
yangberhubungan denganTuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat
bangsa yang semua itu dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, sebagai sistem
filsafat, Pancasila memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lain yang
ada di dunia. Kekhasan nilai filsafat yang terkandung dalam Pancasila berkembang dalam
budaya dan peradaban Indonesia, terutama sebagai jiwa dan asas kerohanian bangsa dalam
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Selanjutnya nilai filsafat Pancasila, baik
sebagai pandangan hidup atau filsafat hidup (Weltanschauung) bangsa maupun sebagai
jiwa bangsa atau jati diri (Volksgeist) nasional, memberikan identitas dan integritas
serta martabat bangsa dalam menghadapi budaya dan peradaban dunia.
d.Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-
nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan. Etika Pancasila membahas tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam
kehidupan manusia. Nilai yang pertama adalah ketuhanan. Nilai yang kedua adalah
kemanusiaan. Nilai yang ketiga adalah persatuan. Nilai yang keempat adalah kerakyatan.
Nilai yang kelima adalah keadilan..Mencermati nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, maka Pancasila dapatmenjadi sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada
tidak hanya bersifat mendasar, namun juga realistis dan aplikatif.
108

e.Nilai- nilai Pancasila


Apakah nilai itu? Nilai termasuk bidang kefilsafatan yaitu axiologi . Pengertian
axiologi berasal dari bahasa yunani exios berarti nilai , suatu yang berharga , logos berarti
perhitungan, alasan, akal budi dan teori. Jadi nilai merupakan hasil pertimbangan dan hasil
keputusan manusia . Nilai lebih abstrak daripada norma ,artinya norma adalah perwujudan
daripada nilai-nilai . Mengapa bangsa Indonesia menetapkan Pancasila sebagai dasar
negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
Pada umumnya rakyat Indonesia berada dalam pemikiran yang sama denganpara
pendiri bangsa ini , yaitu menginginkan pancasila dipraktekkan dalam kehidupan sehari-
hari bermasyarakat , berbangsa dan bernegara . Membumikan Pancasila berarti menjadikan
Pancasila sebagai panduan praktis dan perangkat tata nilai yang diwujudkan dalam
berbagai segi kehidupan.Pancasila yang dijadikan sebagai landasan ideal dalam
pembangunan nasional, menjadi pegangan rakyat indonesia ditengah arus globalisasi yang
begitu deras. Pancasila harus diwariskan kepada generasi muda bangsa Indonesia
berikutnyamelalui jalur pendidikan,karena genersi muda sebagai penerus bangsa perlu
penguatan karakter sebagai anak bangsa . Setiap bangsa memiliki kepedulian kepada
pewarisan budaya luhur bangsanya. Oleh karena itu, perlu ada upaya pewarisan budaya
penting tersebut melalui pendidikan Pancasila yang dilaksanakan dalam pendidikan formal
(sekolah). Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara yuridis.
Seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan dengan Pancasila sebagai kaidah
yuridis-konstitusional pada dasarnya tidak berlaku dan harus dicabut. Dengan demikian
penetapan Pancasila sebagai dasar falsafah negara berarti bahwa moral bangsa telah
menjadi moral negara (Dipoyudo: 1984). Hal ini berarti bahwa moral Pancasila telah
menjadi sumber tertib negara dan sumber tertib hukumnya, serta jiwa seluruh kegiatan
negara dalam segala bidang kehidupan (A. T. Segito, dkk, 2009: 6). Dalam perkembangan
masyarakat yang secara kultur, masyarakat lebih cenderung menggunakan Pancasila
sebagai dasar pembentukan dan penggunakan setiap kegiatan yang mereka lakukan.
Hukum berdiri diatas ideologi Pancasila yang berperan sebagai pengatur dan pondasi
norma masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.BAB II Konsep Dan Prinsip Kepribadian Nasional, Demokrasi Konstitusional
Indonesia, Semangat Kebangsaan,Cinta Tanah Air Serta Bela Negara
1. konsep dan prinsip kepribadiaan nasional
109

Bangsa Indonesia memiliki integritas, sikap, dan nilai kepribadian yang tidak
mudah digoyahkan oleh tekanan dari bangsa lain, dan bangsa Indonesia memiliki harga
diri untuk tidak mudah tergoyah oleh hal-hal yang dapat berakibat merendahkan harkat
dan martabat bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki kehidupan sosial budaya yang
berdasarkan kepribadian bangsa, dan bukan meniru budaya bangsa lainIdentitas Nasional
Indonesia meliputi segenap yang dimiliki bangsa Indonesia yang membedakannya dengan
bangsa lain seperti kondisi geografis, sumber kekayaan alam Indonesia, demografi atau
kependudukan Indonesia, ideologi dan agama, politik negara, ekonomi, dan pertahanan
keamanan.Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.
Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas yaitu suku
bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa. Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat
dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut : Identitas Fundamental;
yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi
Negara, Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa
Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.
Selanjutnya Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago)dan
pluralisme dalam suku, bahasa, budaya dan agama dan kepercayaan.
2. Demokrasi Konstitusional Indonesia
a. Pengertian Demokrasi
Pengertian tentang demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (etimologis) dan
istilah (terminologis). Secara etimologis” demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari
bahasa yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan
“Cratein” atau “Cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa
demokrasi adalah keadaan Negara dimana kedaulatan sistem pemerintahannya berada
ditangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat. Tegaknya
demokrasi sebagai suatu tata kehidupan sosial dan sistem politik sangat bergantung kepada
tegaknya unsur penopang demokrasi itu sendiri. Unsur yang dapat menopang tegaknya
demokrasi antara lain: 1) Negara hukum, 2) Masyarakat Madani, 3) Infra struktur politik
(parpol), 4) Pers yang bebas dan bertanggung jawab.
b Prinsip dan parameter Demokrasi
Suatu pemerintahan dikatakan demokratis apabila dalam mekanisme pemerintahan
mewujudkan prinsip-prinsip demokrasi. Menurut Masykuri Abdillah (Dede Rosyada:2003)
prinsip-prinsip demokrasi terdiri atas prinsip persamaan, kebebasan, danpluralisme.
110

Sedangkan menurut Robert A. Dahl terdapat tujuh prinsip yang harus ada dalam sistem
demokrasi yaitu: Kontrol atas keputusan pemerintah, Pemilihan yang teliti dan jujur, hak
Memilih dan dipilih, kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman, kebebasan
mengakses informasi dan kebebasan berserikat Prinsip demokrasi yang telah disebut di
atas , dituangkan dalam konsep yang lebih praktis untuk dapat diukur dan dicirikan yang
kemudian dijadikan parameter untuk mengukur tingkat pelaksanaan demokrasi yang
berjalan di suatu Negara. Adapun parameter Negara demokrasi adalah, Masalah
pembentukan Negara, dasar kekuasaan Negara, dan Masalah Kontrol rakyat.
c Pilar Demokrasi
Untuk membangun dan menegakkan demokrasi di Indonesia diperlukan pilar-pilar
demokrasi konstitusional berdasarkan filsafat bangsa pancasila dan konstitusi Negara RI
UUD 1945. Menurut Achmad Sanusi, (1993) Pilar demokrasi yang dimaksud ialah
demokrasiberdasarkan:1) Ketuhanan yang Maha Esa.2) Kecerdasan,3). Berkedaulatan
Rakyat,4). Rule of Low, 5) Pembagian Kekuasaan Negara ,6) HAM, 7) Pengadilan yang
Merdeka, 8). Otonomi Daerah, 9) Kemakmuran, 10). Keadilan Sosial
d. Demokrasi Konsitusional
Demokrasi yang baik adalah demokrasi yang berpijak kepada aturan yang dibuat
secara demokrasi pula atau disebut juga demokrasi konstitusional. Demokrasi
konstitusional adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan yang dibatasi
oleh aturan hukum (konstitusi). Oleh karena itu, Budiardjo (1998) mengidentifikasi
demokrasi konstitusional sebagai suatu gagasan pemerintahan demokratis yang
kekuasaannya terbatas dan pemerintahannya tidak dibenarkan bertindak sewenang wenang.
A.V.Dicey, mengidentifikasi unsur – unsur Rule of Law dalam demokrasi konstitusional
sebagai berikut : Supremasi aturan – aturan hukum (Supremacy of the Law), tidak adanya
kekuasaan sewenang – wenang (Absence of Arbitraty Power), Kedudukan yang sama
didepan hukum (Equality before the Law), Terjaminnya hak – hak manusia oleh undang -
undang .
Ciri-Ciri Demokrasi Konstitusional
Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang mencita-citakan tercapainya
pemerintahan yang kekuasaannya dibatasi oleh konstitusi, suatu pemerintahan yang
tunduk pada rule of law. Budiardjo (Mustafa Kamal Fasha:2002) memberikan ciri-ciri
pemerintahan yang demokratis sebagai suatu pemerintahan yang terbatas kekuasaannya,
111

dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Pembatasan-


pembatasan pemerintahan tercantum dalam konstitusi.

3. Konsep dan Prinsip Semangat Kebangsaan


a. Semangat kebangsaan dan cinta Tanah Air (nasionalisme dan patriotisme)
Bangsa Indonesia yang secara sadar ingin bersatu agar hidup kokoh sebagai bangsa
yang berdaulat, memiliki faktor-faktor pemersatu bangsa sebagai perekat persatuan
yaitu pancasila, UUD 1945, bendera kebangsan merah putih, lagu kebangsaan
Indonesia Raya, bahasa Indonesia, satu kesatuan wilayah, satu pemerintahan Negara,
satu cita-cita dan perjuangan, serta pembangunan nasional. Prinsip nasionalisme
bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia
senantiasa seperti berikut ini : 1) Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, 2)
Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara, 3) Bangga
sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri, 4)
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia
dan sesama bangsa, 5) Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia, 6)
Mengembangkan sikap tenggang rasa, 7) Tidak semena-mena terhadap orang lain, 8)
Senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, 9) Gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan, 10) Berani membela kebenaran.
Makna Semangat kebangsaan (Nasionalisme) adalah perasaan satu keturunan,senasib,
sejiwa dengan bangsa dan tanah airnya. Nasionalisme yang dapat menimbulkan
perasaan cinta kepada tanah air disebut patriotisme. Nasionalisme Indonesia adalah
nasionalisme yang berdasarkan Pancasila yang selalu menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.Cinta tanah air adalah
perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga Negara, untuk
mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan
gangguan. Cinta tanah air adalah suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap
tempat kelahiran atau tanah airnya. Perilaku cinta tanah air dapat diwujudkandalam
berbagai bentuk, diantaranya memelihara persatuan dan kesatuan menyumbangkan
pengetahuan dan keterampilan yang di miliki untuk membangun Negara.
112

Patriotisme berasal dari kata patriot yang berati pecinta/pembela tanah air. Patriotisme
diartikan sebaga semangat/jiwa cinta tanah air yang berupa sikap rela berkorban untuk
kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Patriotisme tidak hanya cinta kepada tanah air
saja,tapi juga cinta bangsa dan negara. Kecintaan terhadap tanah air tidak hanya
ditampilkan saat bangsa Indonesia terjajah, tetapi juga diwujudkan dalam mengisi
kemerdekaan. Ciri-ciri patriotisme :1) Cinta tanah air, 2) Rela berkorban untuk
kepentingan nusa dan bangsa, 3) Menempatkan persatuan, kesatuan dan keselamatan
bansga dan negara di atas kepentingan pribaadi dan golongan,4) Bersifat
pembaharuan,5) Tidak kenal menyerah, 6) Bangga sebagai bangsa Indonesia.
b. Bela Negara
Konsep bela Negara diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 3 bahwa” Setiap warga Negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Ikut serta dalam
pembelaan Negara tersebut diwujudkan dalam kegiatan penyelenggaraan pertahanan
Negara. Sebagaimana ditegaskan dalam UU Nomor 3 tahun 2002 Pasal 9 ayat 1
bahwa” setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara
yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan Negara”.
Negara yaitu tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu
dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ,rela
berkorban demi menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Bagaimana wujud
penyelenggaraan keikut sertaan warga negara dalam upaya bela negara? Menurut
Pasal 9 ayat (2) Undang- undang nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga negara dalam upaya bela Negara diselenggarakan melalui (1)
Pendidikan kewarganegaraan; (2) Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib; (3)
Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara
wajib; dan (4) Pengabdian sesuai dengan profesi.

3 BAB III. Hak Asasi Manusia Dan Penegakan Hukum Di Indonesia


Konsep dan prinsip perlindungan, pemajuan HAM
1.hak asasi manusia
Hak asasi manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat ada hakikat
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap
113

orang demi kehormatan serta, perlindungan harkat dan martabat manusia (UU No.
39Tahun 1999 Tentang HAM).Di dalam Ketetapan MPRRI No.XXVII/MPR/1998 Tentang
HAM, tercantum pula tentang hak asasi manusia yang meliputi: (1) hak untuk hidup; (2)
hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan; (3) hak mengembangkan diri; (4) hak
keadilan; (5) hak kemerdekaan; (6) hak atas kebebasan informasi; (7) hak
keamanan; (8) hak kesejahteraan; dan (9) hak perlindungan dan pemajuan. Sedangkan
pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia juga
dimuat tentang hak asasimanusia, yang meliputi: (1) hak untuk hidup; (2) hak
berkeluarga dan melanjutkan keturunan; (3) hak mengembangkan diri; (4) hak memperoleh
keadilan; (5) hak atas kebebasan pribadi; (6) hak atas rasa aman; (7) hak atas
kesejahteraan; (8) hak turut serta dalam pemerintahan; dan (9) hak khusus bagi wanita;
serta (10) hak anaka
2 Prinsip - Prinsip pelaksanaan HAM di Indonesia
Menurut Budiono, pelaksanaan HAM dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara di Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:a)
Keseimbangan antara hak dan kewajiban, b) Pelaksanaan HAM bersifat relatif, tidak
mutlak karena di batasi oleh hak asasi orang lain, c) Hak asasi yang satu dengan yang lain
mempunyai keterpaduan. d) Antara HAM perorangan dan kolektif, serta tanggung jawab
perorangan, masyarakat , dan bangsa diperlukan keseimbangan dan keselarasan,e) Kerja
sama ineternasional berdasarkan prinsip sling menghormati, persamaan derajat , dan
hubungan baik antar bangasa, f) Dalam pelaksanaam HAM, setiap orang wajib tunduk
pembatasan yangdi tetapkan undang-undang. g) Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan
bebas dengan kesamaan harkat dan martabatnya.
3.Peraturan hukum Internasional tentang HAM
Walaupun pengakuan dan usaha penegakan hak asasi manusia sudah lama
diperjuangkan, tetapi sampai saat ini masih tetap terdengar beragam masalah perihal
kejahatan, penganiayaan, pembantaian, bahkan juga pemusnahan suatu etnis atau suku
bangsa tertentu. Beragam usaha dunia dalam penegakan hukum bisa dipandang dari
banyaknya peraturan serta lembaga HAM, diantaranya seperti berikut:
a. Deklarasi umum hak asasi manusia (DUHAM) yang disebul The Universal
Declaration ofHuman Rights. Dengan diputuskannya piagam hak asasi manusia
sedunia, maka secara moral mengikat semua negara-negara yang tergabung
dalam PBB untuk melakukannya.
114

b. Konvensi tentang perlindungan HAM serta kebebasan dasar (Convention


fortheprotection of human rights and fundamental freedom). Konvensi ini
diputuskan di Roma pada th 1950 Adalah perjanjian internasional pertama yang
memasukkan mengenai HAM.
c. Perjanjian tentang hak sipil dan politik (Convenant on civil and political rights
Diputuskan PBB pada th. 1966, walau demikian baru bisa dikerjakan pada th. 1976.
d. Perjanjian hak ekonomi, sosial, dan budaya (Convenant of economic, social,,
and cultural rights)Konvensi ini ditetapkan oleh PBB pada th. 1966 serta baru berlaku
sesudah lima belas tahun kemudian.
e. Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam,
tak manusiawi serta merendahkan martabat kemanusiaan (Convention againts torture
and other cruel in human on degrading treatment and punishment) Konvensi ini
ditetapkan oleh PBB pada tanggal 10 Desember 1984 dan mulai berlaku 26 Juni 1987.
f. Konvensi tentang segala bentuk diskriminasi pada perempuan (Convention on the
elimination of all form of discrimination against women) Diskriminasi gender berarti
perbedaan atas dasar jenis kelamin.
g. Konvensi mengenai pembebasan tiap-tiap bentuk diskriminasi rasial serta
pemberantasan kejahatan genosida. Diskriminasi rasial berarti ketidaksamaan hak-hak
atas dasar ras atau suku bangsa tertentu. Sedang genosida yaitu suatu usaha untuk
menyebabkan kerusakan atau melenyapkan suatu golongan bangsa ras/etnis.
h. Perjanjian pemberantasan dan penghukuman tindak pidana apartheid (th. 1973)
Apartheid yaitu diskriminasi atau pembedaan hak-hak kemanusiaan atas dasar warna
kulit.
i. Deklarasi PliB tentang hak anak (Conventiont on the rights of the child) Deklarasi ini
diputuskan pada tanggal 20 Mei 1989 sebagai bentuk jaminan terhadap hak-hak anak.
lndonesia menerima dan meratifikasinya dengan UU No. 36Th.1990
4. Implementasi Perlindungan dan Pelanggaran HAM dalam Masyarakat
HAM tidak tergantung dari pengakuan orang lain, tidak tergantung dari pengakuan
mesyarakat atau negara. Manusia memperoleh hak-hak asasi itu langsung dari Tuhan
sendiri karena kodratnya. Penindasan terhadap HAM bertentangan dengan keadilan dan
kemanusiaan, sebab prinsip dasar keadilan dan kemanusiaan adalah bahwa semua manusia
memiliki martabat yang sama dengan hak-hak dan kewajibankewajiban yang sama. Untuk
mempertegas hakekat dan pengertian HAM diatas dikuatkanlah dengan landasan hukum
115

HAM sebagaimana dikemukakan dalam ketentuan Pasal 1 angka 1Undang-Undang


Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia bahwa hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagaimakhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
dandilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.Sebagai implementasi pelaksanaan HAM ,guru
perlu memiliki pemahaman tentang UU Hak Asasi Manusia agar dapat membelajarkan
siswa sekolah dasar tentang pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep yang terkait
dengan hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat. Selain itu, perlu pula ditanamkan
kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan bangsa,
pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan pada
aturan-aturan dan atau tata tertib yang berlaku di lingkunganya, dan sebagainya. Sehingga
pada saatnya akan menjadi warga negara yang baik sebagaimana telah dituangkan di dalam
tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Lembaga yang dipercaya untuk
mengatasi persoalan penegakan HAM adalah:
(1) Komisi Nasional Hak Asasi manusia (Komnas HAM) dibentuk berdasarkan Keppres
Nomor 5 Tahun 1993(7 juni 1993) yg dikukuhkan melalui UU No.39 Tahun 1999
tentang HAM.
(2) Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan UU No.26 Tahun 2000
(3) Partisipasi Masyarakat berdasarkan UU Nomor 39 Tahun 1999,
Penegakan Hukum di Indonesia
Kemampuan memahami materi hukum dan penegakan hukum sangat penting bagi
guru PKn sebab pendidikan hukum merupakan salah satu komponen dari pendidikan
kewarganegaraan. Mengenali norma-norma hukum, aparat penegak hukum, serta
penegakan hukum di Indonesia merupakan bagian penting yang dijalani oleh setiap
individu dalam proses sosialisasi. Warga Negara yang baik adalah warga negara yang
mampu menjunjung tinggi dan menaati norma-norma yang berlaku dalam
masyarakatnya.
1.Pengertian Hukum
Hukum adalah aturan secara resmi yang mengikat masyarakatnya berupa larangan-
larangan dan peraturan-peraturan yang di buat untuk mengatur masyarakat suatu
negara. Secara umum fungsi hukum adalah untuk menertibkan dan mengatur masyarakat
116

serta menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.Menurut Kelsen (1995) hukum adalah


tata cara yang bersifat memaksa.

2.Penegakan Hukum
Menurut Jimly Asshiddiqie, Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk
tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku
dalam melakukan hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Selanjutnya pengertian penegakan hukum dari segi objeknya menurut Jimly
Asshiddiqie ,yaitu mencakup nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalamnya bunyi
aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat. penegakan
hukum itu kurang lebih merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, baik
dalam arti formil maupun dalam arti materiel , sebagai pedoman perilaku dalam setiap
perbuatan hukum, baik oleh para subjek hukum maupun oleh aparatur penegakan
hukum yang resmi diberi tugas dan kewenangan oleh undang-undang untuk menjamin
berfungsinya norma-norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya maka dibentuk lembaga
penegakan hukum , antara lain kepolisian, yang berfungsi utama sebagai lembaga
penyidik; kejaksaan yang berfungsi utama sebagai lembaga penuntut; kehakiman, yang
berfungsi sebagai lembaga pemutus/pengadilan, dan lembaga penasihat atau bantuan
hukumPada pelaksanaan hukum maupun penegakan hukum di Indonesia masih tergolong
memiliki kelemahan yang di latarbelakangi oleh sanksi hukum.
4.BAB IV Pengertian Dan Prinsip Kewaganegaraan Serta Nilai Moral Dan Norma
Dalam Masyarakat
1)Prinsip Kewarganegaraan di Indonesia
Kewarganegaraan ialah bagian dari konsep kewargaan dalam bahasa Inggris yaitu
citizenship yang artinya warga suatu kota ataupun kabupaten. Disebut sebagai warga kota
atau warga kabupaten, dikarenakan keduanya juga merupakan satuan politik.
kewarganegaraan adalah hakdimana manusia tinggal dan menetap di suatu kawasan
negara, dalam kontrol satuan politik tertentu yang dengannya akan membawa hak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan politik.
2)Asas Kewarganegaraan Indonesia
117

Kewarganegaran RI diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006


tentangKewarganegaraan RI. Adapun prinsip yang dianut dalam Undang-Undang No. 12
tahun2006 adalah sebagai berikut:
1. Asas Ius Soli (Low of The Soil ) Adalah prinsip yang menentukan
kewarganegaraan dengan negara kelahirannya. Unsur daerah tempat kelahiran ( Ius
Soli, law of soil).Kewarganegaraan seseorang ditentukan dimana ia
dilahirkan.dianut oleh Inggris,Mesir dan Amerika dll.
2. Asas Ius Sanguinis (Law of The Blood) Adalah penentuan kewarganegaraan oleh
keturunan/pertalian darah. Kewarganegaraan dari orang tua yang
menurunkannya menentukan kewarganegaraan seseorang, betapapun ia
dilahirkan diluar negaranya. seperti yang dianut oleh Indonesia dan RRC.
3. Asas Kewarganegaraan Tunggal Adalah prinsip yang menentukan
kewarganegaraan untuk semua orang
4. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas Adalah prinsip menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai ketentuan yang diatur dalam
undang-undang ini.
Berbeda dengan UU Kewarganegaraan sebelumnya, UU Kewarganegaraan tahun2006
memungkinkan dwi kewarganegaraan secara terbatas, yaitu untuk anak usia sampai dengan
18 tahun dan belum menikah. hal ini dicantumkan pada Peraturan Pemerintah no. 2 tahun
2007. UU ini terlihat bahwa secara prinsip Republik Indonesia menganut prinsip ius
sanguinis ditambah dengan ius soli terbatas dan kewarganegaraan ganda terbatas.
beberapa asas yang juga merupakandasar untuk penyusunan Undang-Undang tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia yaitu:1) Asas kepentingan nasional, 2) Asas
perlindungan maksimum.3) Asas persamaan di depan hukum dan pemerintahan 4) Asas
kebenaran substantif , 5) Asas nondiskriminatif.
3)Penentuan Kewarganegaraan seseorang
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut hukum ini, orang yang menjadi Warga
Negara Indonesia (WNI) adalah :
1)Setiap orang yang sebelum berlakunya hukum (UU) Tersebut sudah menjadiwarga
negara.
2)Seorang Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari ayah dan ibu WNI
118

3)Seorang Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu
warga Negara Asing (WNA), atau sebaliknya
4)Seorang Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari seorang Ibu WNI dan
seorang Ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan hukum atau negara asal Ayah
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak.
5)Seorang anak yang lahir dalam jangka waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal
karena perkawinan yang sah, dan ayahnya adalah WNI.
6)Seorang anak yang lahir di luar pernikahan sah dari Ibu WNI.
7)Seorang anak yang lahir di luar pernikahan sah dari ibu WNA diakui oleh ayah WNI
sebagai anaknya dan pengakuannya dilakukan sebelum anak berusia 18 tahun atau
belum menikah.
8)Seorang anak yang lahir di wilayah Negara Republik Indonesia dan pada saat
lahirtidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9)Seorang anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Negara
RepublikIndonesia selama Ayah dan Ibu yang tidak diketahui
10) Seorang anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibu
tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
11) Seorang anak yang lahir di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu
WNI, yang karena ketentuan Negara di mana anak tersebut di lahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anakyang bersangkutan.
12) Seorang anak dari ayah atau ibu yang telah diberikan permohonan
kewarganegaraan, dan ayah atau ibu meninggal sebelum menyatakan sumpah
kesetiaan.
4. Nilai, Moral dan Norma dalam Kehidupan
a.Norma dalam Kehidupan Bermasyarakat
Suatu Masyarakat pasti menginginkan hidup aman, tentram dan damai tanpa gangguan,
oleh karena itu perlu adanya suatu “tata” berwujud aturan-aturan yang menjadi
pedoman bagi segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup, sehingga kepentingan
masing-masing dapat terpelihara dan terjamin. Tata itu lazim disebut kaidah (berasal dari
bahasa Arab) atau norma (berasal dari bahasa Latin) yang berarti ukuran- ukuran.
Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya berwujud perintah
dan larangan. Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh
karena akibat-akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan merupakan kewajiban bagi
119

seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.
norma adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan
manusia. Norma juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang
menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung nilai benar/salah.

Dalam pelaksanaannya dimasyarakat, norma dapat dikelompokkan menjadi lima macam


yaitu:
1)Norma Agama
Peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah - perintah, larangan -
larangan dan ajaran - ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Pelanggaran
terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa berupa“siksa”
kelak di akhirat ( believe or not ) Misalnya, dilarang mencuri, membunuh, menipu .
2)Norma kesusilaan
Peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia. Pelanggaran norma
kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan. Norma kesusilaan
bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat manusia. Contoh norma
ini diantaranya harus berlaku jujur dan berbuat baik terhadap sesama.
3)Norma Kesopanan
Norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan
sehingga masing - masing anggota masyarakat saling hormat menghormati. Akibat dari
pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya / masyarakat , karena sumber
norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri. Hakikat norma
kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat istiadat. Norma
kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan bersifat khusus dan
setempat (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan masyarakat tertentu saja. Apa yang
dianggap sopan bagi segolongan masyarakat, mungkin bagimasyarakat lain tidak
demikian. Contohnya : tidak makan sambil berbicara, tidak meludah di sembarang tempat,
dan harus menghormati orang yang lebih tua.
4)Norma Hukum
Peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara. Isinya mengikat setiap
orang dan pelaksanaanya dapat dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat - alat
negara, sumbernya bisa berupa peraturan perundang - undangan, yurisprudensi, kebiasaan,
120

doktrin, dan agama. Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa,
sanksinya berupa ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan
- peraturan hukum bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar,
yaitu kekuasaan negara.

5).Hukum
biasanya dituangkan dalam bentuk peraturan yang tertulis, atau disebut perundang -
undangan. Perundang - undangan baik yang sifatnya nasional maupun peraturan daerah
dibuat oleh lembaga formal yang diberi kewenangan untuk membuatnya. Oleh karena itu,
norma hukum sangat mengikat dan memaksa bagi warga negara.
6). Bagaimana hubungan antar-norma
Manusia dalam kehidupan bermasyarakat, selain diatur oleh hukum juga diatur oleh norma
- norma agama, kesusilaan, dan kesopanan, serta kaidah - kaidah lainnya. Kaidah - kaidah
sosial itu mengikat dalam arti dipatuhi oleh anggota masyarakat di mana kaidah itu
berlaku. Hubungan antara hukum dan kaidah - kaidah sosial lainnya itu saling mengisi.
Artinya kaidah sosial mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dalam hal - hal
hukum tidak mengaturnya. Selain saling mengisi, juga saling memperkuat. Suatu kaidah
hukum, misalnya “kamu tidak boleh membunuh” diperkuat oleh kaidah sosial lainnya.
Kaidah agama, kesusilaan, dan adat juga berisi suruhan yang sama. Dengan demikian,
tanpa adanya kaidah hukum pun dalam masyarakat sudah ada larangan untuk membunuh
sesamanya. Hal yang sama juga berlaku untuk “pencurian”, “penipuan”, dan lain -
lain pelanggaran hukum. Hubungan antara norma agama, kesusilaan, kesopanan dan
hukum yang tidak dapat dipisahkan itu dibedakan karena masing - masing memiliki
sumber yang berlainan. Norma Agama sumbernya kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Norma kesusilaan sumbernya suara hati (insan kamil). Norma kesopanan
sumbernya keyakinan masyarakat yang bersangkutan dan norma hukum sumbernya
peraturan perundang - undangan.
7).Bagaimana proses institualisasi norma
.Institualisasi dewasa ini begitu menjamur, karena terjadinya dikotomi antara satu
kepercayaan dengan kepercayaan yang lain, dimana satu kepercayaan ingin
mempertahankan loyalitasnya pada masyarakat tanpa terganggu oleh eksistensi
kepercayaan lain, sehingga jalur institusi sepertinya menjadi pilihan tepat bagi
ajaran-ajaran kepercayaan yang ada.
121

8).Bagaimana proses internalisasi norma


Proses internalisasi dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu pada sesorang atau
kelompok guna membentuk insan yang mulia dan bertanggung jawab berdasarkan visi dan
misi yang diemban.

b. Nilai dan Moral dalam Pembelajaran PKn


Djahiri (Ruminiati, 2007) mengemukakan bahwa nilai adalah harga, makna, isi dan pesan,
semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori, sehingga
bermakna secara fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan,
dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan standar perilaku. Sedangkan
menurut Dictionary (Ruminiati, 2007), nilai adalah harga atau kualitassesuatu. Artinya,
sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara instrinsik berharga
atau berkualitas.Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan
menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri siswa. PKn SD merupakan mata pelajaran yang
berfungsi sebagai pendidikan nilai, yaitu mata pelajaran yang mensosialisasikan dan
menginternalisasikan nila-nilai pancasila/ budaya bangsa seperti yang terdapat pada
kurikulum PKn SD. Pelaksanaan pendidikan nilai selain dapat melalui taksonomi Bloom
dkk, dapat juga menggunakan jenjang afektif berupa penerimaan nilai (receiving),
penaggapan nilai (responding), penghargaan nilai (valuing), pengorganisasi nilai
(organization), karaterisasi nilai (characterization).
Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara, nilai pancasila
merupakan standar hidup bangsa yang berideologi pancasila. secara historis, nilai
pancasila digali dari puncak-puncak kebudayaan, nilai agama, dan adat istiadat bangsa
Indonesia sendiri, bukan dikulak dari negara lain. Nilai ini sudah ada sejak bangsa
Indonesia lahir. Berdasarkan uraian di muka dapat disimpulkan bahwa pengertian dan
makna nilai adalah suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang mendapat dalam berbagai
hal yang dianggap sebagai sesesuatu yang berharga, berguna, dan memiliki manfaat.
Dalam pembelajaran PKn SD, nilai sangat penting untuk ditanamkan sejak dini karena
nilai bermanfaat sebagai standar pegangan hiduptentang moral, Suseno (1998)
mengemukakan bahwa moral adalahukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi
maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah
pendidikan untuk menjadikan manusia bermoral dan manusiawi. Pandangan Lickona
(Asri Budiningsih:2004) dikenal dengan educating for character atau pendidikan
122

karakter/watak untuk membangun karakter atau watak siswa. Lickona menekankan


pentingnya memperhatikan tiga unsur dalam menanamkan nilai moral yaitu, Pengertian
atau pemahaman moral ( moral knowing),Perasaan moral ( moral feeling ), dan Tindakan
moral ( moral behavior), Ketiga unsur ini saling berkaitan. Dalam pembelajaran moral,
guru perlu memperhatikan ketiga unsur ini, agar nilai-nilai moral yang ditanamkan tidak
sekadar sebagai pengetahuan saja, tetapi benar-benar menjadi tindakan-tindakan
yang bermoral. Teori Lickona(Ruminiati:2007) ini cukup relevan untuk digunakan
dalam pembentukan watak siswa dan sesuai dengan karakteristik materi PKn.Pengertian
atau pemahaman moral adalah kesadaran moral, rasionalitas moral atau alasan
mengapa seseorang harus melakukan sesuatu hal, suatu pengambilan keputusan
berdasarkan nilai-nilai moral. Ini seringkali disebut dengan penalaran moral atau pemikiran
moral atau pertimbangan moral, yang merupakan segi kognitif dari nilai moral.

B.Deskripsi Kemajuan Setelah Pembekalan


1. Materi yang Sudah Dipahami/Dikuasai
 Kedudukan pancasila bagi bangsa indonesia dan pengembangan sikap dan perilaku
positif dalam pembelajaran Pkn
 Pengertian dan prinsip kewarganegaraan serta nilai moral dan norma dalam
masyarakat
2.Materi yang Belum Dapat Dikuasai
 Konsep dan prinsip kepribadian nasional, demokrasi konstitusional Indonesia,
semangat kebangsaan, cinta tanah air serta bela negara
 Hak asasi manusia dan penegakan hukumdi Indonesia
C.Materi Esensial yang Tidak Ada dalam Sumber Belajar
Menurut saya, tidak ada materi esensial yang tidak ada dalam sumber belajar, semuanya
esensial karena yang ada di kisi-kisi plpg sesuai dengan yang ada di modul.
D.Materi yang tidak esensial namun ada dalam sumber belajar
Menurut saya,tidak ada materi yang tidak esensial, semuanya esensial karena yang ada di
kisi-kisi plpg sesuai dengan yang ada di modul.
E.Kemajuan dalam Menyelesaikan Latihan Soal Uraian
1.Soal Uraian yang Dapat Diselesaikan Sendiri
Sebagian soal uraian penulis dapat diselesaikan sendiri, walaupun jawabannya masih
kurang tepat
123

2.Soal Uraian yang Dapat Diselesaikan dengan Bantuan Mentor


Sebagian soal uraian dapat diselesaikan dengan bantuan mentor.
3.Soal Uraian yang Belum Dapat Diselesaikan/Belum Sempat Dilakukan
Pembimbingan oleh Mentor
Tidak ada

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah mengikuti kegiatan pembekalan (prakondisi) PLPG 2017 dapat disimpulkan
bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami peserta sertifikasi guru. Adapun
manfaat yang dapat kami peroleh dari kegiatan pembekalan ini adalah kami mampu
meningkatkan kompetensi diri sebagai peserta sertifikasi guru sehingga kami lebih
siap dalam menghadapi kegiatan PLPG 2017.Semoga melalui kegiatan pembekalan ini,
kami bisa memperoleh hasilyang memuaskan dan lulus sebagai predikat yang
terbaik,yang pada akhirnya bisa melahirkan seorang pendidik yang profesional dan
bertanggungjawab. Aamiin..........
B. Saran
Untuk kegiatan pembekalan (prakondisi) PLPG 2017 ini agar tetap
dilaksanakan.Karena pada dasarnya dengan adanya kegiatan ini dapat membantu calon
peserta sertifikasi guru sebelum mengikuti kegiatan PLPG, sehingga tingkat
ketidaklulusan guru dalam kegiatan PLPG dapat diminimalisir.

Anda mungkin juga menyukai