DISUSUN OLEH :
NAMA : RADIA NISA
NIM : 211010320017
-bahaya psikologis
a. bahaya dalam berbicara
ada empat bahaya umum dengan masalah kemampuan anak-anak
berkomunikasi,
yang pertama yaitu anak-anak masih belum bisa
mengerti apa yang dikatakan orang lain apabila memakai kata-ata
yang tidak diketahui anak, atau bila berbicara terlalu cepat.
kedua, kalau mutu pembicaraan anak-anak yang buruk sehingga sulit
dimengerti, menhambat komunikasi yang menyebabkan salah tata
bahasa.
yang ketiga, memiliki dua bahasa merupakan hambatan
karena anak akan sulit mengerti apa yang dikatakan teman
sebayanya.
keempat, bila anak suka menyakiti orang lain maka
cenderung terbiasa berbicara dalam acara yang tidak sosial, yang
akan merusak penyesuaian sosialnya.
b. bahasa emosional
kalau anak mengalami terlalu banyak emosi yang kurang baik dan
hanya sedikit mengalami emosi yang menyenangkan, maka akan
mendorong perkembangan watak yang kurang baik.
o bahaya bermain
o bahaya dalam perkembangan konsep
o bahaya dalam hubungan keluarga
o bahaya moral
- Penamaan yang ada pada masa perkembangan:
1. orang tua sering menyebutkan anak period awal ini sebagai periode
troublesome age. dengan datangnya masa kanak-kanak, sering terjadi
masalah perilaku yang lebih menyulitkan daripada masalah pada
masa bayi, dikarenakan anak sedang dalam proses pengembangan
kepribadian sehingga seringkali anak itu bandel, melawan, dan keras
kepala.
2. orang tua juga menganggap tahap ini sebagai usia mainan, karena
sebagian besar waktu anak dihabiskan untuk bermain.
3. guru atau pendidik menyebutkan periode ini sebagai usia preschool
age usia prasekolah, dimana anak sedang dipersiapkan untuk
memasuki dunia pendidikan formal. biasanya anak didaftarkan ke
dalam taman anak-anak atau TK, PUD, dan lain-lain.
4. Para ahli psikologi menggunakan sejumlah sebutan yang berbeda
untuk menguraikan Ciri-Ciri yang menonjol dari perkembangan
psikologis anak selama tahun-Tahun awal masa kanak-kanak, yaitu
usia kreatif, usia bertanya, usia meniru dan usia berkelompok
❖ Tugas Perkembangan
Menurut R.J Havighurt (1953:31-32), rumusan tugas-tugas perkembangan dalam masa
dewasa dini sebagai berikut:
1. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami/istri)
2. Belajar hidup bersama suami/istri
3. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga
4. Mengelola rumah tangga
5. Mulai bekerja dalam suatu jabatan.
6. Mulai bertanggungjawab sebagai wargaa negara secara layak
7. Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya.
❖ Masalah yang biasa terjadi pada masa perkembangan:
1. Penentuan identitas diri ideal dengan kekaburan identitas.
2. Kemandiriaan dengan ketidak mandirian.
3. Sukses meniti jenjang pendidikan dan karier dengan kegagalan menempuh jenjang
pendidikan dan karier.
4. Menikah dengan tidak menikah (lambat menikah)
5. Hubungan sosial yang sehat dengan menarik diri.
❖ Pada umumnya usia dewasa madya atau usia setengah baya (middle age) dipandang
sebagai masa usia antara 40 – 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya akan ditandai oleh
perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan
fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat.
❖ Usia: 40 – 60 tahun
❖ Ciri-ciri masa perkembangan:
1. Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti
Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin lebih terasa
menakutkan. Diantaranya adalah banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan
tentang usia madya, yaitu kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan
fisik yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi.
2. Usia madya merupakan masa transisi
Usia ini merupakan masa transisi seperti halnya masa puber, yang merupakan masa
transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.
3. Usia madya adalah masa stress
Bahwa usia ini merupakan masa stress. Penyesuaian secara radikal terhadap peran
dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan
fisik, selalu cenderung merusak nomeostatis fisik dan psikologis dan membawa ke
masa stress.
4. Usia madya adalah usia yang berbahaya
Cara biasa menginterpretasi “usia berbahaya” ini berasal dari kalangan pria yang
ingin melakukan pelampiasan untuk kekerasan yang berakhir sebelum memasuki
masa usia lanjut.
5. Usia madya adalah usia canggung
Sama seperti pada remaja, bukan anak-anak bukan juga dewasa. Demikian juga
pada pria dan wanita berusia madya. Mereka bukan muda lagi, tetapi juga bukan
tua.
6. Usia madya adalah masa berprestasi
Menurut Errikson pada masa usia madya orang akan menjadi lebih sukses atau
sebaliknya mereka berhenti (tetap) tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi.
Menurutnya apabila orang pada masa usia madya memiliki keinginan yang kuat
maka ia akan berhasi, sebaliknya dia memiliki keinginan yang lemah, dia akan
stagnasi (atau menetap) pada hidupnya.
7. Usia madya adalah masa evaluasi
Pada usia ini umumnya manusia mencapai puncak prestasinya, maka sangatlah
logis jika pada masa ini juga merupakan saat yang pas untuk mengevaluasi prestasi
tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan-harapan orang lain,
khususnya teman dan keluarga-keluarga dekat.
8. Usia madya merupakan masa jenuh
Banyak pria atau wanita yang memasuki masa ini mengalami kejenuhan yakni pada
sekitar usia 40 akhir.
❖ Tugas Perkembangan:
1. Tugas-tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik
Tugas ini meliputi penerimaan dan penyesuaian dengan berbagai perubahan fisik yang
normal terjadi pada usia madya.
2. Tugas-tugas yang berkaitan dengan minat
Mengembangkan minat pada waktu luang yang berorientasi pada kedewasaan pada
tempat kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada keluarga.
3. Tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuaian kejuruan
Tugas ini berkisar pada pemantapan dan pemeliharaan standar hidup yang relatif
mapan.
4. Tugas-tugas yang berkaitan dengan dengan Kehidupan Keluarga
Tugas yang penting dalam kategori ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
seseorang sebagai pasangan, menyesuaikan diri dengan orang tua yang lanjut usia, dan
membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan
bahagia.
❖ Masalah yang biasa terjadi pada masa perkembangan:
1. Kurang mempunyai keterampilan sosial
2. Lebih suka berhubungan dengan keluarga dari pada dengan orang luar
3. Mempunyai masalah keuangan
4. Tekanan keluarga dan kewajiban-kewajiban lain
5. Keinginan untuk mejadi populer
6. Mobilitas sosial
❖ Orang dalam usia enam puluh biasanya digolongkan sebagai usia tua, yang berarti
antar sedikit lebih tua atau setelah usia madya dan usia lanjut setelah mereka
mencapai usia tujuh puluh, yang menurut standar beberapa kamus berarti makin
lanjut usia seseorang dalam periode hidupnya dan telah kehilangan kejayaan masa
mudanya.
❖ Usia: 60 tahun – meninggal
❖ Ciri-ciri masa perkembangan:
1) Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis.
2) Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Karena sebagian akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut
usia dan di perkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia.
3) Menua membutuhkan perubahan peran
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia
cenderungmengembangkan konsep diri yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu
membuat penyesuaian diri lansia itu menjadi buruk.
Tugas perkembangan:
1) Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan\
2) Menyesuaikan diri dengan masa pensisun dan berkurangnya income (penghasilan)
keluarga
3) Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
4) Membentuk hubungan dengan orang-orang seusia
5) Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
6) Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan Dalam masa perkembangan kanak-kanak akhir anak sudah mengalami banyak
kemajuan dibandingkan dengan masa sebelumnya. Dalam aspek perkembangan kognitif anak
sudah lebih mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi, karena proses kognitifnya
sudah tidak lagi egosentrisme, dan lebih logis. Kemudian dalam aspek perkembangan emosinya,
dalam usia ini anak sudah mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah
diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol
ekspresi emosinya. Sedangkan perkembangan dalam aspek bahasa, usia SD merupakan masa
berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary).
Mereka juga mulai menyadari bahwa berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh
tempat di dalam kelompok.