Disusun Oleh :
Puput Indriany
N 111 17 117
Pembimbing Klinik :
dr. Sasono Udijanto, Sp.OG
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Menopause adalah berhentinya masa menstruasi secara permanen dan akhir
dari masa reproduktif wanita. Kondisi ini akan stabil setelah menstruasi berhenti
selama dua tahun. Hal ini ditenggarai dengan pengertian menstruasi secara
grandula, pada periode pertama siklus menstruasi menjadi tidak teratur dan
kemudian terhenti. Biasa usia menopause berada pada kisaran 45-50 tahun.(3)
2.2 Epidemiologi
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) menunjukan
pertambahan jumlah wanita yang memasuki fase klimakterium yang diperkirakan
meningkat hingga lebih satu miliar di tahun 2030. Proporsi di Asia diperkirakan
akan mengalami peningkatan dari 107 juta menjadi 373 juta di tahun 2025.
Sedangkan menurut Badan Sensus Penduduk, di Indonesia jumlah setiap
tahunnya mencapai 5,3 juta orang dari jumlah total penduduk perempuan
Indonesia yang berjumlah 118.010.413 juta jiwa (Pusat data dan Informasi
Kesehatan RI, 2013).(4)
WHO juga mengatakan pada tahun 1990, sekitar 467 juta wanita berusia 50
tahun keatas menghabiskan hidupnya dalam keadaan pasca menopause, dan 40%
dari wanita pasca menopause tersebut tinggal di negara berkembang dengan usia
rata-rata mengalami menopause pada usia 51 tahun. Menurut WHO, di Asia pada
tahun 2025 jumlah wanita menopause akan melonjak dari 107 juta. (1)
Wanita Indonesia yang memasuki masa premenopouse tahun 2013 sebanyak
7,4 % dari populasi. Jumlah tersebut diperkirakan menjadi 11% pada tahun 2005,
kemudian naik lagi sebesar 14 % pada tahun 2015.(1)
2.3 Fisiologi Menopause
Berhentinya berhentinya siklus haid seorang wanita kata-kata pada
menopause ketika usia antara 45 dan 55 tahun secara tradisional dikaitkan dengan
terbatasnya pasokan folikel yang ada sejak lahir. Menopause didahului oleh suatu
periode kegagalan ovarium progresif yang ditandai oleh peningkatan daur ireguler
dan kemerosotan kadar esterogen. Periode transisi ke seluruh dari kematangan
seksual hingga terhentinya kemampuan reproduksi ini dikenal sebagai klimakterik
atau perimenopause. (5)
Klimaterik merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase
tua atau senium yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif maupun
endokrinologi dari ovarium. Produksi estrogen ovarium menurun dari sebanyak
300 mg per hari menjadi hampir nol.(4)
Namun wanita pascamenopause bukan tidak memiliki estrogen sama sekali,
karena estrogen terus dihasilkan hingga 20 mg estrogen per hari di dalam jaringan
lemak, hati dan korteks adrenal. Selain berakhirnya daur ovarium dan haid,
hilangnya estrogen ovarium setelah menopause menimbulkan banyak perubahan
fisik dan emosional. Perubahan-perubahan ini mencakup seringnya vagina yang
dapat menimbulkan rasa tidak nyaman selama hubungan seks dan atrofi terhadap
organ. Namun wanita pasca menopause tetap memiliki hasrat seks karena
pengaruh androgen adrenal mereka.(5)
Fase klimakterik dibagi menjadi beberapa fase, antara lain :
a. Peri-menopause terutama dipakai untuk tujuan-tujuan klinik yang
mengacu kepada perubahan-perubahan pola haid dalam masa klimakterik
sebagai akibat dari berkurangnya fungsi ovarium. Perimenopause dimulai
sejak haid mulai tidak teratur dan adanya keluhankeluhan berkisar diantara
umur 45 tahun sampai 55 tahun. Jadi masa perimenopause terdiri atas
premenopause (usia 45-48), menopause (usia 49-51) dan postmenopause
(usia 52-55).(6)
b. Pre-menopause mendahului menopause beberapa tahun lamanya, di mana
gejala-gejala dan keluhan-keluhan klimakterik terjadi. Perempuan yang
masih mengalami haid dalam 12 bulan sebelumnya, dianggap sedang
dalam premenopause. Menopause alamiah adalah perdarahan surut
terakhir yang berkaitan dengan berkurangnya fungsi ovarium dan terjadi
klimakterium. Datang haid terakhir baru diketahui setelah mengalami 12
bulan amenorea.(6)
c. Postmenopause adalah kelanjutan menopause selama 3-5 tahun, dimana
gejala-gejala dan keluhan-keluhan klimakterik bisa terjadi, dan produksi
estrogen dari ovarium akhirnya berhenti. Biasanya tidak ada batas yang
sangat jelas, akan tetapi secara perlahan-lahan memasuki senium.(6)
d. Senium ialah masa setelah postmenopause yaitu setelah usia 65 tahun
ketika telah tercapai keseimbangan baru dalam kehidupan perempuan,
sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis.(6)
2.6 Diagnosis
Diagnosis menopause fisiologis ditegakkan secara klinis dan laboratoris di
mana antara lain :
a. Diagnosis ini biasanya ditegakkan apabila seorang wanita tidak lagi
menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. (8)
b. Wanita mengalaminya pada usia antara 45 — 55 tahun. (8)
c. Terjadi perubahan fisik yang terasa dan menimbulkan rasa tidak nyaman
yaitu semburan panas (hot flushes) dari dada keatas yang sering disusul
dengan keringat banyak. (6)
d. keluhan lain yang dirasakan lagi seperti berdebardebar (palpitasi), vertigo,
migraine, nafsu seks (libido) menurun, gelisah, lekas marah, depresi,
susah tidur(insomnia),rasa kekurangan, rasa kesunyian, ketakutan
keganasan, tidak sabar lagi, rasa lelah, keropos tulang dan nyeri tulang
belakang.(6)
e. Pada pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan pengukuran kadar plasma
FSH telah dilakukan untuk mencoba mengidentifikasi wanita
perimenopause dan postmenopause. Kadar FSH yang tinggi menunjukkan
telah terjadi menopause yang terjadi pada ovarium.(9)
2.7 Penatalaksanaan
Terapi hormon adalah salah satu perawatan yang paling efektif untuk
mengurangi gejala menopause. Walaupun efektif, tetapi terapi hormon dapat
menyebabkan peningkatan risiko kanker payudara dan efek negatif lainnya.
Alternatif lain yang lebih aman untuk mengatasi gejala menopause adalah
fitoestrogen dan antioksidan. Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan
efektifitas fitoestrogen dalam penurunan gejala menopause. (8)
Hormone replascement therap (HRT) tetap hanya satu-satunya terapi yang
efektif untuk gejala kekurangan estrogen. Ini adalah terapi pilihan pada wnita
yang sehat dan hampir menopause dengan gejala – gejala sedang sampai berat
yang menurunkan hidup.(9)
Terapi hormon saat ini merupakan pengobatan paling efektif menangani
masalah vasomotorik. Terapi hormon dapat mengurangi gejala vagina yang
kering dan memperbaiki juga fungsi seksual. Selain itu didapatkan juga
perbaikan kualitas tidur, mengurangi nyeri otot, dan meningkatkan kualitas hidup
pasien.(10)
2.8 Pencegahan
Pengetahuan yang cukup akan membantu ibu pra menopause memahami dan
mempersiapkan dirinya menghadapi masa menopause dengan lebih baik, dengan
memahami menopause diharapkan ibu pra menopause mampu melakukan upaya
pencegahan sedini mungkin untuk siap memasuki umur menopause tanpa
mengalami keluhan-keluhan yang berat.(11)
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Ny. AL
Umur : 56 tahun
Paritas : P3A0
Alamat : Jl.Teluk Tomini-Palu
Pekerjaan : URT
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Tanggal Pemeriksaan : 4 juli 2019
Ruangan :Matahari RSUD Undata
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama :
Nyeri Perut
E. Riwayat Menstruasi :
Menarche : 12 tahun
Siklus : Teratur
Lama Haid : 4-5 hari
Banyak : normalnya 2-3 kali per hari
Kepala – Leher :
Konjungtiva anemis (+/+), sclera tidak ikterus, tidak terjadi pembesaran KGB dan
kelenjar tiroid.
Thorax :
I : Pergerakan thoraks simetris
P : Vocal premitus simetris
P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area jantung, batas jantung dalam
batas normal.
A: Bunyi pernapasan vesicular, Bunyi jantung I/II murni Regular.
Abdomen :
I : Tampak datar, kesan lemas
A: Peristaltik usus (Kesan normal)
P : Timpani pada empat kuadran bawah
P : Nyeri tekan abdomen tidak ada
Ekstremitas :
Akral hangat kedua ekstremitas, edema tidak ada
Pemeriksaan Ginekologi :
Pemeriksaan Luar :
Inspeksi : Perut tampak datar, tidak tampak sikatrik, tidak tampak tanda
radang, tidak tampak striae gravidarum
Palpasi : -
Inspekulo : -
Pemeriksaan Dalam :
Flour albus : tidak ada
Vulva : tidak ada kelainan, dinding vagina licin
Portio : teraba lunak, ostium uteri externa tertutup
Corpus Uteri : dalam batas normal
Cavum douglas: tidak menonjol
Adneksa Parametrium :
Kanan : tidak teraba massa
Kiri : tidak teraba massa
Pada Handskoen terdapat darah.
V. RESUME
Pasien masuk di IGD dengan keluhan nyeri perut bagian bawah yang di
rasakan sejak 5 hari yang lalu dan memberat sejak 2 hari yang lalu, hal ini
dirasakan bersamaan dengan menstruasi yang dialami. Pasien mengatakan hal ini
biasa terjadi setiap kali haid dalam 1 tahun terakhir ini, dan pasien mengaku 1
tahun sebelumnya pasien tidak pernah menderita hal serupa (nyeri perut hebat
yang di alami setiap kali menstruasi). Pasien mengatakan bahwa siklus menstruasi
yang dirasakan masih tiap bulan hanya saja tidak teratur, kadang cepat namun
kadang lambat, pasien sempat memiliki riwayat menstruasi terlambat hingga 2
bulan kemudian menstruasi. Durasi menstruasi yang dialami biasanya
berlangsung 5 hari, dengan frekuensi sedang. Pasien mengaku hanya hari ke dua
dan ketiga pasien dapat mengganti pembalut sebanyak 4-5 kali, dan hari yang lain
hanya 1 kali (ketika mandi sore). Pasien juga mengeluh mual, muntah, pusing,
dan sakit kepala. Pasien mengatakan beberapa minggu terakhir setiap menjelang
tidur merasa tubuhnya panas, sampai berkeringat dan terkadang sampai susah
tidur. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sedang,
kesadaran Komposmentis. Dari tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah
120/80 mmHg, Nadi 72 x/menit, respirasi 20 x/menit dan suhu tubuh 36.8OC,
IMT 30.04 %. Pemeriksaan ginekologi dalam bats normal
Pada pemeriksaan laboratorium tertanggal 06 / 07 / 2019 didapatkan WBC :
8.43 x 103/mm3, Hb : 10.4 gr/dL, HCT : 32.4 %, PLT : 325 x 103/mm3, RBC :
4.09 x 106/mm3, HbsAg : non reaktif, Anti HIV : non reaktif, GDS : 156 mg/dL
VI. DIAGNOSIS
Sindroma Premenopause
VII. PENATALAKSANAAN
Pasang IVFD Ringer Lactat 20 tpm
Injeksi Ketorolac 1 amp / 8 jam/IV
Injeksi Ranitidine 1 amp / 12 jam/IV
Rencana USG
FOLLOW UP
PEMBAHASAN
Keluhan lain dapat berupa sakit kepala, sukar tidur, berdebar-debar, rasa
kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan otot. Keringat malam hari
merupakan keluhan yang sangat mengganggu, sehingga menimbulkan lelah dan
kesukaran bangun pagi. Semua keluhan ini kurang menggembirakan bagi seorang
wanita, dan mendorong penderita mencari pengobatan.(6)
Tanda dan gejala pada wanita dengan syndrome pre menopause adalah wanita
akan mengalami gangguan neurovegetatif, gangguan psikis dan gangguan somatik.
Gangguan neurovegetatif berupa gejolak panas (hot flush), keringat banyak, rasa
kedinginan, sakit kepala, dada berdebar- debar, susah bernapas, jari-jari atrofi, dan
gangguan usus atau pencernaan. Gangguan psikis berupa depresi, kelelahan, mudah
tersinggung, gairah berkurang, dan susah tidur. Gangguan somatik berupa gangguan
haid atau amenorea, gangguan kolpitis atrofikans, ektropium ekstropion,
osteoporosis, atritis, aterosklerosis, sclerosis coroner dan adipositas.(1)
Pasien ini di berikan obat pulang anti nyeri asam mefenamat sebagai
analgesic anti-inflamasi oral. Dosis asam mefenamat yang diberikan adalah 2-3 kali
250-500 mg per hari. Pemberian obat ini untuk megurangi rasa nyeri saat pasien
rawat jalan. Pasien ini juga di beri suplemen hemaviton yang dapat membantu untuk
memaksimalkan fungsi otot dan memulihakan stamina.(12)