ISSN : 2087-2879
HUBUNGAN KARAKTERISTIK WANITA PREMENOPAUSE DENGAN
TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE
DI BANDA ACEH
Relationship of The Characteristics of Premenopausal Women with Levels
of Anxiety in The Face of Menopause in Banda Aceh
Dewi Hermawati
Bagian Keilmuan Keperawatan Maternitas dan Anak, PSIK-FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Maternity and Pediatric Nursing Department, School of Nursing, Faculty of Medicine,
Syiah Kuala University, Banda Aceh
E-mail: dewi_1474@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik wanita premenopause dengan tingkat
kecemasan dalam menghadapi menopause di Gampong Lambaro Skep Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh.
Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional dengan populasi wanita
berumur 40-50 tahun dan belum mengalami menopause. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling pada 63 sampel. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 8-19 Desember 2010 di
Gampong Lambaro Skep Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh. Alat pengumpulan data berupa lembaran
angket yang terdiri dari data demografi serta kuesioner untuk mengukur tingkat kecemasan dengan skala
likert yang dilakukan dengan metode wawancara terpimpin. Data dianalisis dengan menggunakan statistik
Chi-square dengan confidence interval 95% dan alpha (α) 0,05. Pengujian hipotesa jika p-value > nilai α
maka hipotesa null (Ho) diterima. Hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur
dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi menopause (P=0,145, P>α), dan tidak ada hubungan antara
status perkawinan dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi menopause (nilai P=1,000, P>α). Hasil
penelitian juga menunjukkan ada hubungan antara pendidikan dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi
menopause (nilai P=0,021, P≤α), ada hubungan antara pekerjaan dengan tingkat kecemasan dalam
menghadapi menopause (P=0,047, P≤α), ada hubungan antara pendapatan dengan tingkat kecemasan dalam
menghadapi menopause (P=0,018, P≤α). Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan wawasan tentang
perubahan yang terjadi menjelang menopause menjadi sangat penting untuk di terapkan pada wanita
pramenopause. Hal ini dapat menurunkan kecemasan terhadap menopauase serta dapat meningkatkan
penerimaan terhadap menopause menjadi lebih baik.
ABSTRACT
This study aimed to determine the relationship of the characteristics of premenopausal women with levels of
anxiety in the face of menopause in Gampong Lambaro Skep, Kuta Alam district, Banda Aceh. The study
design is descriptive correlative with cross sectional approach to the female aged 40-50 years and have not
experienced menopause. Sampling technique that used was purposive sampling to gain 63 samples. Data
were collected on December 8 to 19, 2010 in Gampong Lambaro Skep, Kuta Alam District, Banda
Aceh. Data collection tool in the form of questionnaire that consists of: demographic data and a set
questionnaire to measure the level of anxiety by using Likert scale and by interviewing guided. Data were
analyzed by using Chi-square with 95% confidence interval and alpha (α) of 0.05. The hypothesis test
determined if p-value> value α then the null hypothesis (Ho) is accepted. The results of bivariate analysis
showed that there was no relationship between age and level of anxiety in the face of menopause (P = 0.145,
P> α), and there was no association between marital status to the level of anxiety in the face of menopause
(P = 1.000, P> α). The results also showed no relationship between education and the level of anxiety in the
face of menopause (P = 0.021, P ≤ α), there is a relationship between work and the level of anxiety in the
face of menopause (P = 0.047, P ≤ α), and there is a relationship between income the level of anxiety in the
face of menopause (P = 0.018, P ≤ α). Based on the results, increasing insight into the changes that occur
during perimenopause is essential to be applied for premenopausal women. It can reduce anxiety about
menopauase and increase acceptance of menopause.
143
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2
144
Idea Nursing Journal Dewi Hermawati
145
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2
146
Idea Nursing Journal Dewi Hermawati
147
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2
148
Idea Nursing Journal Dewi Hermawati
149
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2
tiba. Mereka mungkin kurang mendapat (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan
informasi mengenai perubahan selama masa bermakna antara pendapatan dengan tingkat
premeopause dan menopause tersebut. kecemasan dalam menghadapi menopause di
Adapun hasil analisa data diperoleh bahwa Gampong Lambaro Skep Kecamatan Kuta
dari 31 responden yang pendidikan Alam tahun 2010. Dari hasil penelitian
menengah (SMA) mempunyai tingkat tersebut di atas menunjukkan bahwa wanita
kecemasan ringan-sedang berjumlah 12 yang memiliki pendapatan lebih dan yang
responden (57,1%). memiliki pendapatan kurang mempunyai
pengaruh terhadap tingkat kecemasan dalam
Hubungan pekerjaan wanita menghadapi menopause. Pendapatan yang
premenopause dengan tingkat kecemasan sangat minimal atau kurang memadai kurang
dalam menghadapi menopause di mungkin pula untuk memenuhi kebutuhan
Gampong Lambaro Skep Kecamatan gizi dalam keluarga tersebut. Sementara itu
Kuta Alam Banda Aceh tahun 2010. kerja faal tubuh harus disuplai energi yang
Berdasarkan uji statistik didapatkan p- diperoleh melalui metabolisme makanan
value 0,047 ≤ 0,05 sehingga hipotesa null yang padat gizi (Nugroho, 2000). Keadaan
(Ho) ditolak yang berarti tidak ada sosial ekonomi memegang peranan penting
hubungan bermakna antara pekerjaan dalam meningkatkan status kesehatan
dengan tingkat kecemasan dalam keluarga. Di mana bila penghasilan tinggi
menghadapi menopause di Gampong maka pemanfaatan pelayanan kesehatan dan
Lambaro Skep Kecamatan Kuta Alam tahun pencegahan penyakit juga meningkat
2010. Dari hasil penelitian tersebut di atas dibandingkan dengan orang yang
menunjukkan bahwa wanita yang tidak berpenghasilan rendah (Wijono, 1999).
bekerja dan bekerja tidak berpengaruh Seseorang yang berasal dari keluarga
terhadap tingkat kecemasan dalam berpenghasilan tinggi cenderung lebih
menghadapi menopause. mudah dalam memperoleh pelayanan dan
Wanita karier adalah wanita yang informasi tentang kesehatan, dibandingkan
memperoleh atau mengalami perkembangan dengan orang yang berasal dari keluarga
dan kemajuan dalam pekerjaan, jabatan, dan berpenghasilan rendah. Keluarga dengan
lain-lain. Tak dapat disangkal lagi, penghasilan tinggi cenderung mendapatkan
kehadiran kaum wanita dalam dunia kerja kesempatan yang lebih tinggi untuk
besar manfaatnya dan perlu. Sebagai partner mendapatkan pengetahuan dan informasi
kaum pria, tidak hanya di rumah tapi juga tentang arti kesehatan dan manfaat dari
dalam bekerja dengan menyalurkan potensi pelayanan kesehatan (Azwar, 1996).
dan bakat-bakat mereka (Anoraga, 2005).
Menurut asumsi peneliti pendapatan
Kecemasan menghadapi menopause adalah
dapat berpengaruh pada kesehatan sesorang
kecemasan yang dirasakan wanita ketika
di karenakan pendapatan yang cukup atau
masa menopausenya kan tiba. Wanita
memadai akan dapat membantu masyarakat
bekerja tidak mudah mengalami kecemasan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan
dalam menghadapi menopause, karena
serta informasi kesehatan yang di perlukan.
wanita bekerja lebih mempunyai kesibukkan
Jika seseorang mempunyai pendapatan yang
yang dapat mengalihkan keluhan-keluhan
tinggi maka dapat memperoleh pelayanan
yang dirasakan menjelang menopause,
kesehatan maupun informasi kesehatan, dan
sehingga kecemasannya lebih rendah dari
dapat memenuhi kebutuhan gizi yang
pada wanita tidak bekerja ( Yuliastri, 2002).
berpengaruh terhadap kualitas hidup
seseorang tersebut.
Hubungan pendapatan wanita
premenopause dengan tingkat kecemasan Hal ini dapat di lihat dari hasil
dalam menghadapi menopause di penelitian dimana dari 45 responden yang
Gampong Lambaro Skep Kecamatan memiliki pendapatan di bawah UMP didapat
Kuta Alam Banda Aceh tahun 2010. 19 responden (90,5%) mempunyai tingkat
Berdasarkan uji statistik didapatkan p- kecemasan ringan-sedang. Sedangkan 18
value 0,018 ≤ 0,05 sehingga hipotesa null responden yang memiliki pendapatan di atas
150
Idea Nursing Journal Dewi Hermawati
UMP didapatkan 2 responden (9,5%) terhadap dirinya. Hal ini bukan semata-mata
mempunyai tingkat kecemasan ringan- cemas terhadap perubahan dirinya menjelng
sedang. menopause tetapi lebih kepada kecemasan
akan adanya pengalaman bencana tsunami
Hubungan status perkawinan wanita mengingat daerah tempat dilakukan
premenopause dengan tingkat kecemasan penelitian adalah daerah yang memiliki
dalam menghadapi menopause di dampak terparah akibat tsunami. Seringkali
Gampong Lambaro Skep Kecamatan mereka merasakan cemas/khawatir bila
Kuta Alam Banda Aceh tahun 2010. cuaca yang tidak baik, seperti mendung (hari
Berdasarkan uji statistik didapatkan tampak gelap), adanya angin yang kencang,
p-value 1,000 > 0,05 sehingga hipotesa null mereka teringat kejadian Tsunami yang
(Ho) ditolak yang berarti tidak ada pernah dialami beberapa tahun yang lalu.
hubungan bermakna antara status Dalam menghadapi gejala premenoupause
perkawinan dengan tingkat kecemasan ini, para wanita tersebut lebih
dalam menghadapi menopause di Gampong mempasrahkan dirinya kepada tuhan yang
Lambaro Skep Kecamatan Kuta Alam tahun maha esa, mereka yakin bahwa kehidupan
2010. Dari hasil penelitian tersebut di atas mereka sangat berharga setelah selamat dari
menunjukkan bahwa wanita yang berstatus bencana Tsunami. Mereka tampak lebih bisa
memiliki pasangan dan yang tidak lagi menyikapi perubahan yang terjadi pada
memiliki pasangan (janda) tidak dirinya, memperoleh dukungan dari keluarga
berpengaruh terhadap tingkat kecemasan serta mempunyai peran ganda sebagai orang
dalam menghadapi menopause. tua dan juga ikut berperan dalam memenuhi
Berdasarkan status perkawinan, kebutuhan keluarganya
wanita yang tidak menikah dinilai lebih
berisiko untuk mendapati menopause dalam
PENUTUP
waktu lebih awal. Begitu juga jika wanita
tersebut berstatus sebagai janda. Kondisi ini Berdasarkan hasil penelitian dan
dimungkinkan berhubungan dengan pembahasan yang tealah diuraikan,
pengalaman psikis yang terjadi pada seorang didapatkan kesimpulan penelitian berupa:
wanita yang hidup tanpa atau tidak lagi tidak ada hubungan antara umur dan status
dengan pasangannya (Nugroho, 2000). perkawainan wanita premenopause dengan
Lebih jauh menurut Kasdu (2002), banyak tingkat kecemasan dalam menghadapi
wanita yang mengeluh bahwa menjelang menopause di Gampong Lambaro Skep
menopause mereka merasa menjadi Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun
pencemas. Kecemasan yang timbul sering 2010 dengan p-value 0,145 dan 1,000.
dihubungkan dengan adanya kekhawatiran Terdapat hubungan antara pendidikan
dalam menghadapi situasi yang sebelumnya dengan tingkat kecemasan dalam
tidak pernah dikhawatirkan. Kecemasan menghadapi menopause di Gampong
pada wanita dalam menghadapi menopause Lambaro Skep Kecamatan Kuta Alam
umumnya bersifat relatif, artinya ada orang Banda Aceh Tahun 2010 dengan p-value
yang cemas dan dapat tenang kembali, 0,021. Terdapat hubungan antara pekerjaan
setelah mendapatkan semangat/dukungan dengan tingkat kecemasan dalam
dari orang di sekitarnya, namun ada juga menghadapi menopause di Gampong
yang terus-menerus cemas, meskipun orang- Lambaro Skep Kecamatan Kuta Alam
orang di sekitarnya telah memberi Banda Aceh Tahun 2010 dengan p-value
dukungan. Akan tetapi banyak juga wanita 0,0047. Terdapat hubungan antara
yang menjelang menopause tidak pendapatan pendapatan wanita
mengalami perubahan yang berarti dalam premenopause dengan tingkat kecemasan
kehidupannya. dalam menghadapi menopause di Gampong
Menurut asumsi peneliti, dari Lambaro Skep Kecamatan Kuta Alam
wawancara dengan beberapa responden Banda Aceh Tahun 2010 dengan nilai p-
yang berstatus janda didapatkan sebahagian value 0,018. Kepada profesi keperawatan
dari mereka merasa cemas/ khawatir agar lebih meningkatkan pelayanan di
151
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2
Anoraga, P. (2005). Psikologi kerja. Jakarta: Rostiana. (2008). Kecemasan pada wanita
Rineka Cipta. yang menghadapi menopause.
http://repository.gunadarma.ac.id.800
Aprilia. (2008). Faktor-faktor yang 0. (dikutip pada 24 Mei 2010).
mempengaruhi tingkat kecemasan
pada wanita premenopause. Stuart & Sundden. (1998). Buku saku
http://www.adln.lib.unair.ac.id. keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.
(dikutip pada 12 Maret 2010).
Wijono, D. (1999). Manajemen mutu
Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian. pelayanan kesehatan, volume I & II.
Jakarta: Rineka Cipta. Surabaya: Airlangga University Press.
Ayurai. (2009). Pengetahuan wanita Yuliastri, D. (2002). Perbedaan tingkat
klimakterium tentang perubahan kecemasan menghadapi menopause
siklus menstruasi. pada wanita bekerja dan tidak bekerja.
http://ayurai.wordpress.com/2009/04/ http://abstrak.unikom.ac.id. (dikutip
15/ (dikutip pada 28 April 2010). pada 12 Maret 2010).
Azwar, A. (1996). Pengantar administrasi
Yuliarti. (2008). Perbedaan tingkat
kesehatan. Jakarta: Binapura Aksara.
kecemasan dalam menghadapi
Baziad, A. (2003). Menopause dan menopause antara wanita bekerja dan
andropause. Jakarta: Yayasan Bina tidak bekerja.
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. http://www.adln.lib.unair.ac.id.
(dikutip pada16 Maret 2010).
Hidayat, A. (2005). Bunga rampai obsetri
dan ginekologi sosial. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
152