Anda di halaman 1dari 16

Tugas Kelompok

Mata Kuliah: Keperawatan Anak

PHOTOTHERAPY
(MAKALAH)

OLEH:
KELOMPOK III
FANY AMELIA PUTRI (190402008)
MIRNA (190402009)
MISNAWATI (190402009)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
SENGKANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah “Phototherapy”, dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan
hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat
bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing,
sehingga kami bisa menyelesaian makalah ini. Makalah ini disusun berdasarkan
hasil data-data dari media elektronik berupa Internet dan media cetak. Dengan
adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dorongan, dan doa.
Tidak lupa pula kami mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki
makalah kami ini, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah
ini.

Sengkang, 26 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Definisi Fototerapi........................................................................................3
B. Tujuan Fototerapi..........................................................................................3
C. Mekanisme kerja...........................................................................................4
D. Cahaya yang digunakan................................................................................5
E. Indikasi..........................................................................................................5
F. Faktor yang mempengaruhi efektivitas terapi sinar......................................7
G. Komplikasi....................................................................................................8
H. Persiapan alat................................................................................................9
I. Standart Operational Procedur (SOP) Fototerapi pada bayi.........................9
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fototerapi Pada Bayi Hiperbilirubin merupakan salah satu masalah
kesehatan yang sering terjadi pada bayi baru lahir. Manifestasi klinis yang
sering muncul pada bayi adalah jaundice atau ikterus yang merupakan warna
kekuningan pada kulit, sklera dan kuku (Hockenberry & Wilson, 2009). Hal
tersebut diakibatkan karena adanya peningkatan kadar bilirubin dalam sel
darah. Kadar bilirubin yang selalu meningkat akan menyebabkan kerusakan
sel otak (kernikterus). Sehingga hal tersebut harus segera dicegah.
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi kadar
bilirubin pada bayi baru lahir antara lain pemberian ASI sedini mungkin,
menjemur bayi dibawah sinar matahari pagi, fototerapi serta pemberian
transfusi tukar (Bobak,Lowdermilk, & Jensen, 2005). Salah satu terapi yang
sering digunakan adalah fototerapi. Fototerapi digunakan sebagai terapi
pengobatan pada bayi baru lahir yang mengalami hiperbilirubinemia karena
aman dan efektif untuk menurunkan bilirubin didalam darah (Potts &
Mandleco, 2007). Fototerapi merupakan terapi dengan memanfaatkan energi
sinar untuk mengubah bentuk dan struktur bilirubin dengan cara mengubah
bilirubin indirek menjadi direk, di dalam usus bilirubin direk akan terikat oleh
makanan menjadi molekul yang dapat dieksresikan melalui feses (Maisels,
2008).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari fototerapi (terapi sinar)?
2. Apa tujuan dari fototerapi (terapi sinar)?
3. Bagaimana mekanisme kerja dari fototerapi (terapi sinar)?
4. Cahaya apa yang digunakan dalam terapi sinar (fototerapi) ?
5. Apa saja indikasi dari fototerapi?
6. Faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas terapi sinar?
7. Komplikasi apa saja yang ditimbulkan dari fototerapi?
8. Bagaimana proses persiapan alat pada fototerapi?
9. Bagaimana prosedur pelaksanaan fototerapi?

1
C. Tujuan
1. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari fototerapi
2. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dari fototerapi
3. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui mekanisme kerja fototerapi
4. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui cahaya yang digunakan dalam
terapi sinar (fototerapi)
5. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui apa saja indikasi dari
fototerapi
6. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui faktor yang mempengaruhi
efektivitas fototerapi
7. Diharapkan mahasiswa mampu menyebutkan komplikasi dari fototerapi
8. Diharapkan mahasiswa mampu menyebutkan proses persiapan alat pada
fototerapi
9. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui prosedur pelaksanaan
fototerapi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Fototerapi
Fototerapi merupakan terapi pilihan pertama yang dilakukan
terhadap bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia (Kumar et al, 2010
dalam Shinta, 2015). Fototerapi merupakan penatalaksanaan
hiperbilirubinemia yang bertujuan untuk menurunkan konsentrasi bilirubin
dalam sirkulasi atau mencegah peningkatan kadar bilirubin.
Fototerapi merupakan terapi dengan menggunakan sinar yang dapat
dilihat untuk pengobatan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir.
Keefektifan suatu fototerapi ditentukan oleh intensitas sinar. Adapun
faktor yang mempengaruhi intensitas sinar ini adalah jenis sinar, panjang
gelombang sinar, jarak sinar ke pasien yang disinari, luas permukaan
tubuh yang terpapar dengan sinar serta penggunaan media pemantulan
sinar.
Sistem fototerapi mampu menghantarkan sinar melalui bolam lampu
fluorcent, lampu quartz, halogen, emisi dioda lampu dan matres optik
fiber. Keberhasilan pelaksanaan fototerapi tergantung dari efektifitas dan
minimnya komplikasi yang terjadi (Stokowski, 2006 dalam Shinta, 2015).

Gambar fototerapi/terapi sinar biru


B. Tujuan Fototerapi
Tujuan terapi ini adalah membatasi peningkatan serum bilirubin dan
mencegah penumpukan di dalam otak yang dapat menyebabkan
komplikasi neurologis permanen yang serius. Keberhasilan pelaksanaan

3
perawatan bayi yang mengalami hiperbilirubinemia sangat tergantung
dari efektifitas fototerapi dan minimnya komplikasi yang terjadi.
C. Mekanisme kerja
Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan
mengalami reaksi fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer
konfigurasi, dimana sinar akan merubah bentuk molekul bilirubin dan
bukan mengubah struktur bilirubin. Bentuk bilirubin 4Z, 15Z akan
berubah menjadi bentuk 4Z,15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa
diekskresikan. Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari
isomer asli, lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu
tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus
untuk ekskresinya. Bentuk isomer ini mengandung 20% dari jumlah
bilirubin serum.
Eliminasi melalui urin dan saluran cerna sama-sama penting dalam
mengurangi muatan bilirubin.Reaksi fototerapi menghasilkan suatu
fotooksidasi melalui proses yang cepat. Produk fotooksidasi ini lebih
sedikit jumlahnya dibandingkan dengan pembentukan isomer konfigurasi
(4Z,15E). Fototerapi juga menghasilkan lumirubin, dimana lumirubin ini
mengandung 2% sampai 6% dari total bilirubin serum. Lumirubin
diekskresikan melalui empedu dan urin.

Gambar Mekanisme fototerapi

4
D. Cahaya yang digunakan
Pada awalnya terapi sinar dilakukan dengan mempergunakan cara
alami, yaitu dengan sumber dari sinar matahari. Tetapi karena terbatasnya
waktu yang efektif untuk penyinaran, yaitu hanya dapat dilakukan antara
rentang waktu pukul 07.00-09.00 pagi maka terapi ini tidak dapat
dilakukan sepanjang hari. Untuk mengatasi hal tersebut maka
dipergunakan alat terapi yang bersumber dari cahaya buatan, yang sering
disebut dengan blue light therapy.
Alat terapi ini mempergunakan lampu yang memancarkan spektrum
cahaya biru dengan panjang gelombang berkisar antara 450-490 nm.
Adapun jarak penyinaran antara bayi dengan sumber sinar (lampu) saat
dilakukan terapi adalah + 30-50 cm. Umumnya lampu fluorescent bentuk
tabung memanjang merupakan jenis lampu yang dipergunakan untuk blue
light therapy di puskesmas, klinik bersalin dan rumah sakit. Selain
menggunakan lampu fluorescent (TL) maka saat ini peralatan blue light
therapy ada pula yang menggunakan lampu LED (light emitting diode)
sebagai sumber penyinarannya.
Alat fototerapi ada yang menggunakan sumber cahaya tunggal yang
menyinari sebagian tubuh dan sumber cahaya ganda yang dapat
menyinari dua bagian tubuh sekaligus. Efek terapi sinar tidak bergantung
pada beberapa arah penyinaran, tetapi pada jumlah energy cahaya yang
dapat menyinari kulit neonatus.
Oleh karena itu, walaupun menggunakan penyinaran searah
(sumber cahaya tunggal) tetapi posisi pasien diubah dalam jangka waktu
tertentu dan energy cahaya yang baik akan diperoleh hasil yang optimal.
Besarnya gelombang sinar dapat diukur dengan alat iradiasi meter, jarak
antara sumber cahaya dan bagian tubuh yang disinari mempengaruhi
energy cahaya optimal yang diperoleh neonatus.
E. Indikasi
Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat
dengan kadar billirubin indireks melebihi batas normal (normal 0.60-
10.50 mg/dl) sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau

5
berdasarkan berat badan pada neonatus prematur (sesuai dengan
American Academy of Pediatrics). Tabel Rekomendasi “American
Academy of Pediatrics” (AAP) untuk penanganan hiperbilirubinemia
pada neonatus sehat dan cukup bulan:
Total serum bilirubin (mg/dL)
Usia Pertimbangan Fototerapi Transfusi tukar Transfusi
Fototerapi jika fototerapi tukar dan
intensif fototerapi
gagal intensif

≤ 24 jam - - - -
25-48 ≥ 12 ≥ 15 ≥ 20 ≥ 25
49-72 ≥ 15 ≥ 18 ≥ 25 ≥ 30
> 72 ≥ 17 ≥ 20 ≥ 25 ≥ 30

Tabel Rekomendasi “American Academy Of Pediatrcs” (AAP) untuk


penanganan hiperbilirubin pada neonates premature (sehat dan sakit)

Total serum bilirubin (mg/dL)


Neonatus Sehat Neonatus Sakit

Berat Fototerapi Transfusi Fototerapi Transfuse


badan tukar tukar
<1500 gr 5-8 13-16 4-7 10-14
1500-2000 8-12 16-18 7-10 14-16
gr
2000-2500 12-15 18-20 10-12 16-18
gr
>2500 gr Sesuaikan Sesuaikan 13-15 18-22
dengan dengan
penanganan penanganan
hiperbilirubin hiperbilirubin
berdasarkan berdasarkan
Usia usia

6
F. Faktor yang mempengaruhi efektivitas terapi sinar
Faktor yang mempengaruhi efektivitas terpi sinar antara lain:
1. spektrum sinar yang dihasilkan
2. Lama waktu penyinaran
3. besar irradiasi
4. luasnya permukaan tubuh yang terpapar
5. Penyebab dari ikterus dan kadar serum bilirubin pada saat fototerapi
dimulai.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan fototerapi :
1. Lampu yang digunakan sebaiknya tidak lebih dari 500 jam, untuk
menghindari turunnya energy yang dihasilkan oleh lampu yang
digunakan.
2. Pakaian bayi dibuka agar bagian tubuh dapat seluas mungkin
terkena sinar
3. Kedua mata ditutup dengan penutup yang dapat memantulkan
cahaya untuk mencegah kerusakan retina. Penutup mata dilepas saat
pemberian minum dan kunjungan orang tua untuk memberikan
rangsangan visual pada neonates. Pemantauan iritasi mata
dilakukan tiap 6 jam dengan membuka penutup mata.
4. Daerah kemaluan ditutup dengan penutup yang dapat memantulkan
cahaya untuk melindungi daerah kemaluan dari cahaya fototerapi.
5. Posisi lampu diatur dengan jarak 30-50 cm diatas tubuh bayi, untuk
mendapatkan energy yang optimal
6. Posisi bayi diubah setiap 8 jam, agar tubuh mendapat penyinaran
seluas ,mungkin.
7. Suhu tubuh diukur 4-6 jam sekali atau sewaktu-waktu bila perlu.
8. Pemasukan cairan dan minuman dan pengeluaran urine, feses dan
muntah diukur, dicatat dan dilakukan pemantauan tanda dehidrasi.
9. Hidrasi bayi diperhatikan, bila perlu konsumsi cairan ditingkatkan.
10. Lamanya terapi sinar dicatat.
Apabila evaluasi kadar bilirubin serum berada dalam batas normal,
terapi sinar di hentikan. Jika kadar bilirubin masih tetap atau tidak banyak

7
berubah, perlu dipikirkan adanya beberapa kemungkinan, antara lain
lampu yang tidak efektif atau bayi menderita dehidrasi, hipoksia, infeksi,
gangguan metabolism dan lain-lain.
G. Komplikasi
Kelainan atau komplikasi yang mungkin timbul pada neonates yang
mendapatkan fototerapi atau terapi sinar adalah
1. Peningkatan kehilangan cairan yang tidak terukur ( Inesible water
loss). Energy cahaya fototerapi dapat menimbulkan suhu
lingkungan dan menyebabkan peningkatan penguapan melalui kulit,
terutama bayi premature atau berat lahir sangat rendah. Keadaan ini
dapat diantisipasi dengan pemberian cairan tambahan.
2. Frekuensi defekasi meningkat, meningkatnya bilirubin indirek pada
usus akan meningkatkan pembentukan enzim lactase yang dapat
meningkatkan peristaltic usus. Pemberian susu dengan kadar
laktosa rendah akan mengurangi timbulnya diare.
3. Timbul kelainan kulit “ flea bite rash” di daerah wajah, badan dan
ekstremitas, kelainan ini akan segera hilang setelah terapi
dihentikan. Tetapi dilaporkan pada beberapa bayi terjadi “ bronze
baby syndrome,” hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu
mengeluarkan dengan segera hasil terapi sinar. Perubahan warna
kulit ini bersifat sementara dan tidak mempengaruhi proses tumbuh
kembang bayi.
4. Peningkatan suhu, beberapa neonatus yang mendapat terapi sinar
menunjukan kenaikan suhu tubuh, keadaan ini dapat disebabkan
karena suhu lingkungan yang meningkat atau gangguan pengaturan
suhu tubuh bayi. Pada bayi prematur fungsi thermostat yang belum
matang. Pada keadaan ini fototerapi dapat dilanjutkan dengan
mematikan sebagian lampu yang digunakan dan dilakukan
pemantauan suhu tubuh neonatus dengan jangka waktu (interval)
yang lebih singkat.
5. Kadang ditemukan kelainan, seperti gangguan minuman, letargi,
dan iritabilitas. Keadaan ini bersifat sementara dan akan hilang

8
dengan sendirinya.
6. Gangguan pada mata dan pertumbuhan, kelainan retina dan
gangguan pertumbuhan ditemukan pada binatang percobaan. Pada
neonatus yang mendapat terapi sinar, gangguan pada retina dan
fungsi penglihatan lainnya serta gangguan tumbuh kembang tidak
dapat dibuktikan dan belum ditemukan. Walaupun demikian
diperlukan kewaspadaan perawat tentang kemungkinan timbulnya
keadaan tersebut.
H. Persiapan alat
1. Penutup mata
2. Penutup plastik
3. Lampu fluorense
4. Box bayi
5. Alas box bayi
Alat Blue Light Therapy Fungsi terapi sinar biru adalah
mengubah bilirubin menjadi senyawa yang larut dalam air sehingga
dapat dikeluarkan dari tubuh bayi. Alat ini terdiri dari sumber
cahaya yang memancarkan cahaya biru dengan panjang gelombang
450-490 nm.
Alat blue light therapy pada gambar 1 menggunakan lampu
fluorescent bentuk tabung dengan panjang 60 cm. Jumlah lampu
untuk 1 unit alat ini, dapat terdiri dari 1-5 buah lampu fluorescent
khusus dengan daya 20 W.
I. Standart Operational Procedur (SOP) Fototerapi pada bayi
1. Pengertian
Pemberian terapi sinar pada bayi baru lahir dengan pajanan sinar
berintensitas tinggi dan berspektrum terlihat untuk mengurangi kadar
billirubin indireks.
2. Tujuan
Mengurangi kadar billirubin
3. Indikasi
Anak dengan kadar billirubin indireks melebihi batas normal (normal

9
0.60-10.50 mg/dl)
4. Persiapan pasien
a. Pastikan identitas pasien
b. Kaji kondisi anak (adanya hambatan, riwayat perdarahan,
fraktur)
c. Jaga privasi pasien
d. Jelaskan maksud dan tujuan pada anak/keluarga
e. Libatkan orang tua/pengasuh
5. Persiapan alat
a. Penutup mata
b. Penutup plastik
c. Lampu fluorense
d. Box bayi
e. Alas box bayi
6. Persiapan perawat
a. Lakukan pengkajian: umur, prematuritas, baca catatan
keperawatan dan medis
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan (intervensi)
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat lain membantu
jika perlu
e. Cuci tangan dan siapkan alat
7. Cara kerja
a. Berikan salam, perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
b. Jelaskan prosedur, tujuan dan lamanya tindakan pada keluarga
Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya
c. Berikan petunjuk alternatif komunikasi jika keluarga merasa
tidak nyaman dengan prosedur yang dilakukan
d. Jaga privasi pasien
e. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan tangan dengan
handuk
f. Siapkan box dengan penutup plastik dibawahnya untuk

10
menghindari cedera apabila lampu pecah
g. Hangatkan ruangan box dengan menyalakan lampu sehingga
suhu dibawah sinar lampu hingga suhu 28-30C̊
h. Nyalakan lampu dan pastikan semua lampu fluorense menyala
i. Ganti tabung lampu yang sudah terbakar, pemakaian 2000 jam
atau 3 bulan walaupun lampu masih bekerja
j. Pasang sprei putih/alas kasur pada pelbet, tempat tidur bayi atau
incubator dan letakkan tirai putih disekitarnya untuk
memantulkan kembali sinar ke bayi sebanyak mungkin
k. Letakkan bayi dibawah sinar fototerapi
l. Cahaya diberikan pada jarak 35-50 cm di atas bayi.
m. Jika berat bayi diatas 2 kg, letakkan bayi telanjang
n. Tutupi mata bayi dengan penutup mata
o. Ubah posisi bayi setiap 3 jam
p. Pastikan bayi juga diberi makan/minum
q. Ukur suhu bayi, bila lebih dari 37.5C̊ hentikan sementara
r. Cek kadar billirubin setelah 12 jam
s. Hentikan bila selama 3 hari billirubin tidak terukur
t. Rapikan alat
u. Cuci tangan
8. Evaluasi
a. Evaluasi respon klien
b. Berikan reinforcement positif
c. Lakukan kontak untuk tindakan selanjutnya
d. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
9. Dokumentasi
a. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan jam
pelaksanaan ada catatan keperawatan
b. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
c. Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Fototerapi merupakan penatalaksanaan hiperbilirubinemia yang bertujuan
untuk menurunkan konsentrasi bilirubin dalam sirkulasi atau mencegah
peningkatan kadar bilirubin.
2. Tujuan terapi ini adalah membatasi peningkatan serum bilirubin dan
mencegah penumpukan di dalam otak yang dapat menyebabkan
komplikasi neurologis permanen yang serius.
3. Alat terapi ini mempergunakan lampu yang memancarkan spektrum
cahaya biru dengan panjang gelombang berkisar antara 450-490 nm.
Adapun jarak penyinaran antara bayi dengan sumber sinar (lampu) saat
dilakukan terapi adalah + 30-50 cm.
B. Saran
Makalah ini kami angkat berdasarkan dari sumber penerbit dan
pengetahuan dan diskusi kelompok kami. Semoga pembaca dapat menambah
wawasan dan pengatahuan tentang makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Surasmi, Asrining. dkk. 2003. “Perawatan bayi resiko tinggi”. Jakarta : ECG
Santiari, Dewa.A.S, dkk. 2018. Kajian Area Penyinaran Dan Nilai Intensitas Pada
Peralatan Blue Light Therapy. Majalah Ilmiah teknologi Elektro. 17 (2)
279-286.
Tersedia di https://docplayer.info/74058007-Modul-fototerapi-pada-bayi- nsa419-
materi-fototerapi-pada-bayi-disusun-oleh-ns-widia-sari-m-kep-
universitas-esa-unggul-tahun-2018.html (online) diakses pada : Selasa, 7
April 2020.
Tersedi di https://kupdf.net/download/sop-
fototerapi_5c78f4aee2b6f55301ed9e0e_pdf (online) diakses pada : Selasa,
7 April 2020

14

Anda mungkin juga menyukai