Disusun Oleh :
Wiwik Wahyuningsih, S.Kep.
NIM : 163220077
Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum
usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi
prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu
tanpa memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan
berat badan kurang 2500 gram (Surasmi, dkk, 2003). Prematur juga sering
sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai
neonatus imatur. Secara historis, bayi dengan berat badan lahir 2500 gram
dihitung dari hari pertama siklus haid terakhir pada siklus 28 hari. Sedangkan
Istilah prematuritas telah diganti dengan bayi berat badan lahir rendah
(BBLR) karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat
badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan kurang dari 37
minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur cukup,
7
8
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Sejak
tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematur dengan bayi berat lahir
rendah (BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat
badannya kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi prematur
lahir dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya
prematur dan matur. Beratnya seperti bayi matur akan tetapi sering
yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
syndrome, chronis fetal distress, IUGR dan small for gestational age
(SGA). Setiap bayi baru lahir (prematur, matur dan post matur) mungkin
terjadi beberapa minggu atau beberapa hari sebelum janin lahir. Pada
keadaan ini panjang dan lingkaran kepala normal, akan tetapi berat
1. Faktor ibu
8) Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun.
2. Faktor Janin
3. Faktor Lain
Selain faktor ibu dan janin ada faktor lain yaitu faktor plasenta,
sebagai berikut:
1) Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja, kehamilan
kembar.
3) Kehamilan kembar.
Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), ada beberapa tanda dan gejala
yang dapat muncul pada bayi prematur antara lain adalah sebagai berikut:
10. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia
11. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
12. Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.
13. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
sempurna.
6) Pada bayi laki-laki, skrotum belum banyak lipatan dan testis kadang
belum turun.
7) Garis telapak tangan kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk.
1) Umur bayi bisa cukup, kurang atau lebih bulan, tetapi beratnya kurang
Prematuritas
Kehilangan panas
Resiko
Malnutrisi Hipoglikemia
Suhu Tubuh
Penyakit membran hialin Insuf pernafasan Pertumbuhan dinding dada dan Paru
vaskuler paru belum sempurna
Gangguan Motilitas
Gastrointestinal
15
bayi tidak ada atau kurang, sehingga bayi tidak dapat menambah aktivitas.
Sumber utama kalori bila ada stres dingin atau suhu lingkungan rendah
dan oksigen. Bila oksigen yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan,
tekanan oksigen berkurang (hipoksia) dan keadaan ini akan menjadi lebih
buruk karena volume paru menurun akibat berkurangnya oksigen darah dan
kelainan paru (paru yang imatur). Keadaan ini dapat sedikit tertolong oleh
sehingga bayi dapat bertahan lama pada kondisi tekanan oksigen yang
kurang.
saat lahir sedikit, sesudah kelahiran pemasukan kalori rendah atau tidak
karena struktur anatomi dan fisiologi yang imatur dan fungsi biokimianya
belum bekerja seperti bayi yang lebih tua. Kekurangan tersebut berpengaruh
badannya dalam batas normal. Bayi berisiko tinggi lain juga mengalami
kesulitan yang sama karena hambatan atau gangguan pada fungsi anatomi,
yang diderita. Bayi prematur atau imatur tidak dapat mempertahankan suhu
tubuh dalam batas normal karena pusat pengatur suhu pada otak yang belum
kalori. Tidak ada atau kurangnya lemak subkutan dan permukaan tubuh
yang relatif lebih luas akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang
lebih banyak. Respon menggigil bayi kurang atau tidak ada, sehingga bayi
tidak dapat meningkatkan panas tubuh melalui aktivitas. Selain itu kontrol
masalah yang dapat terjadi pada bayi prematur baik dalam jangka panjang
sebagai berikut:
1) Hipotermia
2) Hipoglikemia
serum yang rendah pada bayi yaitu kurang dari 45 mg/dL. Gula darah
mati dan dapat mempengaruhi kecerdasan bayi kelak. Oleh karena itu
3) Hiperglikemia
kecil, dan keadaan bayi yang kurang energi, lemah serta lambungnya
1) Gangguan imonologik
Bayi prematur menjadi kuning lebih awal dari pada bayi cukup
2) Asfiksia
cepat.
5) Retrolental fibroplasia
pada bayi prematur dengan berat badan kurang dari 2000 gram dan
telah mendapat oksigen dengan konsentrasi tinggi atau lebih dari 40%.
1) Masalah perdarahan
2) Anemia
3) Gangguan jantung
Gangguan jantung lain yang sering terjadi pada bayi prematur adalah
20
defek septum ventrikel yang sering dialami oleh bayi prematur dengan
berat badan kurang dari 2500 gram dan masa gestasinya kurang dari
34 minggu.
yaitu kerusakan dan pelunakan materi putih (bagian dalam otak yang
belakang, juga dari satu bagian otak ke bagian otak yang lain) yang
minggu.
6) Kejang
gerakan yang tidak terkendali pada mulut, mata, dan anggota gerak
rangsangan.
21
7) Hipoglikemia
Suatu kondisi dimana kadar gula darah bayi yang rendah dan di
1) Gangguan eliminasi
metabolisme dan air yang belum sempurna, serta produksi urine yang
sedikit.
2) Distensi abdomen
mengabsorbsi zat lemak, laktosa, vitamin, yang larut dalam lemak dan
3) Gangguan pencernaan
4) Gangguan elektrolit
berikut:
dalam hal kecepatan berbicara antara bayi prematur dan BBLR dengan
bayi cukup bulan dan berat lahir normal (BLN). Pada bayi prematur
cukup bulan dengan berat lahir normal sampai usia 6,5 tahun.
23
dapat mempengaruhi.
gangguan ini lebih banyak terjadi pada bayi prematur dengan berat
udara lingkungan.
biasanya terjadi pada bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram
prematur baik SMK maupun KMK, tapi paling tinggi pada bayi
dapat dilakukan pada bayi prematur dan BBLR adalah sebagai berikut:
24.000/mm3 hari pertama setelah lahir dan menurun bila ada sepsis.
4. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl pada 1-2
kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl dan meningkat 60-70 mg/dl pada hari
ketiga.
kehidupan.
berikut:
dengan ketat.
gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab
5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih
penatalaksanaan umum yang dapat dilakukan pada bayi prematur dan berat
permukaan badan yang relatif luas. Oleh karena itu, bayi prematur harus
mendekati dengan panas dalam rahim. Jika tidak ada inkubator, bayi
dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi
3. Pencegahan infeksi
sitotoksik limfosit juga masih rendah serta fungsi imun yang belum
berpengalaman. Oleh karena itu bayi prematur tidak boleh kontak dengan
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan
5. Pemberian oksigen
head box, karena konsentrasi O2 yang tinggi dalam waktu lama akan
menimbulkan kebutaan.
dari plasenta. Oleh karena itu, perlu pembersihan jalan nafas segera
1. Definisi
Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram
tanpa memandang masa kehamilan (Proverawati, 2010)
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada
saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO, 1961).
2. Klasifikasi
Menurut Maryanti (2011: 167 - 168) klasifikasi bayi dengan BBLR sebagai berikut:
a. Prematuritas murni/prematur adalah bayi dengan umur kehamilan kurang dari
37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa
kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan - Sesuai Masa Kehamilan (NKB-
SMK).
b. Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan
posterm. Dismatur ini dapat juga disebut dengan:
1) Neonatus Kurang Bulan - Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK).
2) Neonatus Cukup Bulan- Kecil Masa Kehamilan (NCB- KMK).
3) Neonatus Lebih Bulan- Kecil Masa Kehamilan (NLB- KMK).
Sedangkan menurut Sukarni (2014: 111) klasifikasi BBLR berdasarkan
penanganan dan harapan hidup sebagai berikut:
a. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR): berat lahir 1500- 2499 gram.
b. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR): berat lahir 1000- 1500 gram.
c. Berat Badan Lahir Ekstrim Rendah (BBLER): berat lahir kurang dari 1000
gram.
3. Etiologi
f. Ibu perokok, peminum alkohol, pecandu obat- obatan, dan penggunaan obat
antimetabolik.
g. Keadaan sosial ibu yang rendah.
h. Keadaan gizi ibu yang kurang baik.
i. Ibu mengerjakan aktifitas beberapa jam tanpa istirahat.
j. Pengawasan antenatal yang kurang.
Faktor janin
1) Kelainan kromosom (trysomi autosomal).
2) Infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan).
3) Disautonomia familial.
4) Kehamilan ganda (gemelli).
5) Aplasia pancreas.
Faktor Plasenta
1) Berat plasenta berkurang atau berongga atau keduanya (hidramnion).
2) Luas permukaan berkurang.
3) Plasentitis vilus (bakteri, virus dan parasit).
4) Infark.
5) Tumor (kuriongioma, mola hidatidosa).
6) Plasenta yang lepas.
7) Sindrom plasenta yang lepas.
8) Sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik).
Faktor lingkungan
1) Bertempat tinggal didataran tinggi.
2) Terkena radiasi.
3) Terpapar zat beracun.
4. Pathofisiologi
Berat badan lahir rendah dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, faktor ibu, faktor
janin dan faktor lingkungan. Faktor ibu meliputi penyakit yang diderita ibu, usia ibu saat
hamil kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun, keadaan sosial ekonomi rendah.
Faktor janin meliputi hidramnion, kehamilan ganda, kelainan kromosom. Faktor
lingkungan meliputi tempat tinggal, radiasi, dan zat- zat beracun, dimana faktor-faktor
tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
sehingga mengalami gangguan dan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Hal tersebut
dapat mengakibatkan bayi lahir prematur atau dismatur dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gram (Proverawati, 2010: 5 - 6). Pada bayi baru lahir pusat pengatur suhu
30
tubuhnya belum berfungsi dengan sempurna, sehingga mudah terjadi penurunan suhu
tubuh, terutama karena lingkungan yang dingin. Dengan prinsip adanya
keseimbangan panas tersebut bayi baru lahir akan berusaha menstabilkan suhu tubuhnya
terhadap faktor-faktor penyebab hilangnya panas karena lingkungan (Anggraini.
2014: 691).
PATHWAY
5. Manifestasi klinis
Menurut Maryanti (2011: 167- 168) ciri- ciri bayi prematur dan dismatur sebagai
berikut:
a. Ciri- Ciri prematuritas murni:
1) Berat badan kurang dari 2500 gram.
2) Panjang badan kurang dari 45 cm.
3) Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
4) Lingkar dada kurang dari 33 cm.
5) Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
6) Kulit transparan.
7) Kepala lebih besar dari badan.
8) Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan.
31
6. Komplikasi
Menurut Maryanti (2011: 174), komplikasi pada bayi dengan BBLR sebagai berikut:
a. Kerusakan bernafas yang diakibatkan oleh organ pernafasan imatur.
b. Pneumoni, aspirasi karena reflek hisap dan batuk belum sempurna.
c. Perdarahan intraventikuler yaitu suatu perdarahan yang terjadi spontan di
ventrikel otak lateral yang disebabkan karena anoksia dan akan menyebabkan
hipoksia otak yang dapat mengakibatkan kegagalan peredaran darah sistemik.
7. Pemeriksaan Penunjang
d. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1- 2 hari, dan 12
mg/dl pada 3- 5 hari.
e. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4- 6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata 40-50 mg/dl meningkat 60- 70 mg/dl pada hari ketiga dan Pemeriksaan
glukosa darah terhadap hipoglikemia.
f. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl): biasanya dalam batas normal pada awalnya.
g. Pemeriksaan Analisa gas darah.
8. Penatalaksanaan
menghisap yang kurang maka ASI dapat di peras dan di minumkan dengan sendok
perlahan atau melalui sonde ke lambung (Proverawati, 2010: 33).
c. Menghindari infeksi
Bayi BBLR yang rentang terhadap terjadinya infeksi, terutama infeksi nosokomial. Hal
ini terjadi akibat dari kadar imunoglobulin pada bayi BBLR sangat rendah, sehingga
tidak adanya barier pada tubuh bayi. Kerentanan terhadap infeksi ini juga disebabkan
aktifitas bakterisidal neotrofil dan efek sitotoksik limfosit yang masih rendah. Jadi
fungsi perawatan bayi disini adalah memberikan perlindungan terhadap bayi BBLR dari
bahaya infeksi.
Berikut cara pencegahan terjadinya infeksi pada bayi BBLR menurut Proverawati (2010:
34) :
a) Menggunakan masker dan baju khusus dalam penanganan bayi.
b) Lakukan perawatan tali pusat.
c) Mengatur kunjungan.
d) Tindakan aseptic dan antiseptic alat- alat.
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pada saat kelahiran bayi baru harus menjalani pengkajian cepat namun
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma
pada saat tidur : menangis atau tertidur adalah bukti tidur dengan gerakan
Bayi normal mulai nafas setelah 30 detik setelah lahir, untuk itu menilai status
denyut jantung dan pernafasan serta wajah, ekstremitas 120-160 x/menit (12
jam pertama setelah kelahiran). Pernafasan bayi normal berkisar antara 30-60
x/menit warna ekstremitas wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.
35
c. Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi : bising usus aktif dan beberapa jam setelah
d. Berat badan
e. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan
f. Suhu tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5 sampai 37,5, pengukuran suhu
g. Kulit
Kulit neonatus yang kurang bulan biasanya tipis dan keriput, sedikit lipatan pada
2. Diagnosa Keperawatan
(NANDA, 2012).
2012).
36
(NANDA, 2012).
3. Perencanaan
tindakan yang disusun serta akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan kriteria
Realita, Time).
neurologis.
Tujuan : Setelah mendapat tindakan keparawatan 3x24 jam tidak terjadi gangguan
Kriteria Hasil : Akral hangat, Tidak ada sianosis, Tangisan aktif dan kuat, RR :
ketat dibutuhkan karena organ pernafasan yang tidak sempurna. b. Atur posisi
jalan nafas. Rasional : Monitor yang tepat akan memudahkan tindakan pada bayi.
Jika perlu dapat dilakukan suction. d. Lakukan auskultasi bunyi nafas tiap 4 jam.
37
pernafasan bayi.
Kriteria hasil : Orang tua tampak tenang. Orang tua tidak bertanya-
Intervensi :
oleh orang tua. Rasional : Sebagai motivasi orag tua. e. Latih orang
38
Intervensi :
popok yang basah oleh urine atau feces. Rasional : Popok yang
baik.
39
mengabsorbsi nutrien.
gangguan nutrisi
Kriteria Hasil : Diet yang diberikan habis tidak ada residu. Reflek
Intervensi :
Kriteria hasil : Suhu 36,5-37 C. Tidak ada lecet atau kemerahan pada
Intervensi :
iritasi kulit pada bayi e. Lakukan mobilisasi tiap 2 jam. Monitor suhu
dan suhu yang baik akan menjaga kelembapan kulit sehingga dapat
menurunkan risiko.
4. Implementasi
5. Evaluasi
proses dan evaluasi akhir. Evaluasi proses adalah hasil dari setiap
DAFTAR PUSTAKA