KELOMPOK 2
PENYELENGGARA
PT. CENTRA ARTHA PRIMA INDONESIA
Yogyakarta, 19 Juni 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa atas
segala rahmat dan hidayahnya kita dapat melaksanakan observasi/praktik kerja
lapangan Calon Ahli K3 Umum di PT Sport Glove Indonesia, pada Tanggal 17
Juni 2022 sebagai salah satu persyaratan penilaian calon ahli K3 umum.
Laporan ini berisi tentang penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
khususnya di bidang ”K3 kesehatan kerja, K3 lingkungan kerja dan K3 bahan
berbahaya beracun (B3) di PT Sport Glove Indonesia” yang merupakan
bentuk penerapan dari pelatihan Calon Anggota Ahli K3 Umum yang
dilaksanakan oleh PT Centra Artha Prima Indonesia. Kami selaku penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Tim PT. Centra Artha Prima Indonesia sebagai pihak Penyelenggara
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) yang telah memfasilitasi
dan memberikan pelayanan yang baik selama pelatihan.
2. Bapak/Ibu pemateri dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Daerah Provinsi
Istimewa Yogyakarta dan para praktisi industri yang telah meluangkan
waktu dan memberikan ilmunya.
3. Rekan-rekan calon Ahli K3 Umum Batch 18.
Dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh
karena itu kami sangat terbuka dan menghargai segala masukan dan saran dari
berbagai pihak dan pembaca.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menyatakan bahwa Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat memahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pada laporan ini, kelompok kami akan membahas mengenai
penerapan K3 dibidang kesehatan kerja, lingkungan kerja dan bahan
berbahaya beracun untuk mengetahui potensi bahaya yang ada di PT. Sport
Glove Indonesia, kemudian akan dilakukan pengamatan pada temuan
dilapangan untuk disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
2
1.4 Dasar Hukum
a. Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
c. Undang – Undang No. 3 Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi
Organisasi Perburuhan Internasional No. 120 Mengenai Hygiene
Dalam Perniagaan Dan Kantor-Kantor.
d. Kesehatan Kerja
• Peraturan Pemerintah No. 88 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Kerja.
• Peraturan Presiden No.7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat
Kerja
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:
PER.03/MEN/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:
Per.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan, Transmigrasi, dan
Koperasi No: PER/01/MEN/1976 Tentang Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:
PER.01/MEN/1979 Tentang Kewajiban Latihan Hygiene
Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga
Paramedis Perusahaan.
• Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:
SE.01/MEN/1979 Tentang Pengadaan Kantin dan Ruang
Tempat makan.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER-01/MEN/1998
Tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga
Kerja Dengan Manfaat Lebih Baik Dari Paket Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
3
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:
PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan Di Tempat Kerja.
e. Lingkungan Kerja
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:
PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri.
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018
(Bagian Kedua) Pasal 33 dan 34 Tentang fasilitas kebersihan.
4
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
5
Visi: Untuk menjadi produsen sarung tangan terkemuka di dunia
6
Gambar 1. 2 Struktur Organisasi HSE PT. Sport Glove Indonesia
7
2.2 Temuan
a. Temuan Positif K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya serta
Beracun (B3)
Tabel 2 1 Temuan Positif K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, dan Bahan Berbahaya Beracun (B3)
4. Kotak P3K serta petugas P3K yang Sesuai dengan keterangan narasumber
sesuai.
5. Sudah memiliki dokter perusahaan
yang bersertifikat hiperkes.
8
7. Memiliki ventilasi dan exhaust di area
produksi
9
b. Temuan Negatif K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, dan Bahan
Berbahaya Beracun (B3)
Tabel 2 2 Temuan Negatif K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, dan Bahan Berbahaya Beracun (B3)
10
6. Kurangnya SOP & sosialisasi untuk
pemakaian APD di ruang bahan kimia.
Lemari penyimpanan APD tidak berisi
APD tetapi hanya dokumen dan masker
medis.
11
BAB III
ANALISA
Peraturan Perundang-undangan
No. Lokasi Temuan Dampak/manfaat
(termasuk pasal dan ayat)
1. Terdapat kategori Dapat memudahkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan label dalam karyawan untuk Republik Indonesia No. 187 Tahun 1999
bahan berbahaya di menemukan bahan yang tentang Pengendalian Bahan Kimia
ruang penyimpanan. dibutuhkan serta Berbahaya di Tempat Kerja Pasal 3
mengetahui dampak
bahaya dari bahan “Pengendalian bahan kimia berbahaya
tersebut. sebagaimana dimaksud pasal 2 meliputi :
a. Penyediaan Lembar Data
Keselamatan Bahan (LKDB) dan
label”
12
2. Adanya fasilitas Memudahkan pekerja Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
mushola, sehingga untuk melaksanakan Pasal 80 “Pengusaha wajib memberikan
memudahkan tenaga ibadah sehingga tidak kesempatan yang secukupnya kepada
kerja untuk perlu keluar dari area pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah
beribadah perusahaan yang diwajibkan oleh agamanya
fasilitas kesejahteraan.”
13
penerapan Higiene dan
Sanitasi
4. Sesuai dengan keterangan narasumber Kotak P3K serta Memudahkan Permenakertrans No 15 Tahun 2008
petugas P3K yang pertolongan pertama tentang P3K Di Tempat Kerja Pasal 2
sesuai. apabila terdapat
kejadian yang tidak “1. Pengusaha wajib menyediakan petugas
diinginkan. P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja.
2. Pengurus wajib melaksanakan P3K di
tempat kerja.”
5. Sudah memiliki Sebagai salah satu Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
dokter perusahaan upaya untuk menjamin Transmigrasi dan Koperasi
yang bersertifikat kesehatan Tenaga Kerja. No:PER/01/MEN/176 tentang
hiperkes. Kewajiban Pelatihan Hiperkes Bagi
Dokter Perusahaan Pasal 1 “Setiap
perusahaan diwajibkan untuk mngirimkan
setiap dokter perusahaannya untuk
mendapatkan latihan dalam bidang
Hygiene Perusahaan. Kesehatan dan
Keselamatan Kerja”
14
Pasal 2 “Yang dimaksud dengan dokter
perusahaan adalah setiap dokter yang
ditunjuk atau bekerja di perusahaan yang
bertugas dan atau bertanggung jawab atas
Hygiene Perusahaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.”
6. Sesuai dengan keterangan narasumber Adanya upaya Untuk pencegahan dan Permenakertrans No. 3 Tahun 1982
preventif, promotif, pengendalian penyakit tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
yang dilaksanakan akibat kerja Kerja Pasal 2
dengan sosialisasi
kesehatan, kegiatan “Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja
senam, serta MCU meliputi :
berkala. a. Pemeriksaan kesehatan sebelum
kerja, pemeriksaan berkala, dan
pemeriksaan khusus.”
15
7. Memiliki ventilasi Sebagai penyediaan PERMENAKER No.5 Tahun 2018
dan exhaust di area sirkulasi udara yang Pasal 41 Ayat (1)
produksi baik pada saat Tenaga
Kerja bekerja. “Pengurus dan/atau Pengusaha wajib
menyediakan sistem ventilasi udara untuk
menjamin kebutuhan udara Pekerja
dan/atau mengurangi kadar kontaminan di
Tempat Kerja.”
16
menyusui dan/atau memerah ASI; b.
pemberian kesempatan kepada ibu yang
bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif
kepada bayi atau memerah ASI selama
waktu kerja di Tempat Kerja…”
9. Sesuai dengan keterangan narasumber Memiliki Sebagai tempat PERMENLH RI No.12 Tahun 2020
penyimpanan TPS penyimpanan sementara Pasal 2 Ayat (1)
B3 yang nanti akan limbah B3 agar tidak
diolah oleh pihak mencemari area “Setiap orang yang menghasilkan Limbah
ketiga. lingkungan kerja. B3, Pengumpul B3, Pemanfaat Limbah
B3, Pengolah Limbah B3, dan Penimbun
Limbah B3 wajib melakukan
Penyimpanan Limbah B3.”
17
3.2 Analisa Temuan Negatif
Konsekuensi
Pemaparan
Potensi Saran/ Peraturan Perundang-undangan
Peluang
No. Lokasi RR
Bahaya Rekomendasi (termasuk pasal dan ayat)
18
2. Pekerja tidak 10 6 1 60 Diberikan Undang-undang No. 1 Tahun 1970
menggunakan fasilitas sarung Pasal 13
sarung tangan tangan untuk
sebagai alat setiap pekerjaan “Barangsiapa akan memasuki sesuatu
perlindungan yang tempat kerja, diwajibkan menaati semua
diri di area membutuhkan petunjuk keselamatan kerja dan
kerja kontak dengan memakai alat-alat perlindungan diri
tangan terhadap yang diwajibkan.”
produksi.
3. Sesuai dengan keterangan Tidak adanya 6 3 3 54 Jika Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja
narasumber fasilitas kantin. memungkinkan dan Transmigrasi No:
Perusahaan diberikan SE.01/MEN/1979 Tentang Pengadaan
memiliki fasilitas kantin Kantin Dan Ruang Tempat Makan
tenaga kerja untuk dapat
lebih dari 1000 menjaga gizi dari “Lebih lanjut, Pemerintah dalam hal ini
karyawan yang Tenaga Kerja. Departemen Tenaga Kerja dan
seharusnya Transmigrasi mengambil kebijaksanaan
sudah di untuk menganjurkan kepada: 1. Semua
sediakan perusahaan yang mempekerjakan buruh
kantin yang antara 50 sampai 200 orang, supaya
19
sesuai dengan menyediakan ruang/tempat makan di
peraturan yang perusahaan yang bersangkutan. 2.
berlaku. Semua perusahaan yang mempekerjakan
buruh lebih dari 200 orang, supaya
menyediakan kantin di perusahaan yang
bersangkutan.
4. Sesuai dengan keterangan Tidak memiliki 10 3 15 450 Memiliki 1 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
narasumber personil Ahli tenaga ahli K3 Kep. 187/MEN/1999 Pasal (36)
K3 Kimia yang Kimia untuk “penunjukan petugas K3 kimia dan Ahli
dapat dapat K3 Kimia. /PT”
menyebabkan memberikan
potensi bahaya keilmuannya
dari bahan kepada Tenaga
kimia tersebut Kerja sehingga
dapat
mengurangi
adanya
kemungkinan
kecelakaan kerja
20
akibat salah
penggunaan
bahan
berbahaya.
5. Sesuai dengan keterangan Tidak 10 3 15 450 Melaksanakan Permenakertrans No. 3 Tahun 1982
narasumber melaksanakan MCU awal untuk pasal 2
MCU awal, mengetahui
hanya penyakit yang “Tugas pokok pelayanan Kesehatan
menggunakan diderita oleh Kerja meliputi :
surat calon Tenaga a. Pemeriksaan kesehatan sebelum
keterangan Kerja sehingga kerja, pemeriksaan berkala, dan
dokter dapat pemeriksaan khusus.”
sehingga mengetahui
mengakibatkan penanganan yang
kemungkinan dapat dilakukan.
adanya
penyakit yang
tidak dikontrol
oleh
perusahaan.
21
6. Kurangnya 10 6 15 900 Memberikan Permenakertrans No 8 Tahun 2010
SOP & edukasi lebih tentang Alat Pelindung Diri Pasal 5
sosialisasi lanjut mengenai
untuk pentingnya APD “Pengusaha atau Pengurus wajib
pemakaian serta melakukan mengumumkan secara tertulis dan
APD di ruang pengawasan memasang rambu-rambu mengenai
bahan kimia secara berkala kewajiban penggunaan APD di tempat
sehingga untuk kerja/”
meningkatkan memastikan
kemungkinan bahwa Tenaga Permenakertrans No 8 Tahun 2010
terjadinya Kerja memakai tentang Alat Pelindung Diri Pasal 6
kecelakaan APD dengan Ayat (1)
kerja. sesuai.
“Pekerja/buruh dan orang lain yang
memasuki tempat kerja wajib memakai
atau menggunakan APD sesuai dengan
potensi bahaya dan risiko.”
22
7. Fasilitas toilet 10 6 1 60 Melakukan PERMENAKER No.5 Tahun 2018
kurang penambahan Pasal 34 Ayat (5f) dan (5g)
memadai baik jumlah toilet
dari segi sesuai dengan “f. untuk 81-100 orang = 6 jamban; dan
kualitas jumlah ratio g. setiap penambahan 40 orang
maupun Tenaga Kerja. ditambahkan 1 jamban”
kuantitas
sehingga dapat
terjadi over
capacity.
Dengan jumlah
karyawan
1.510 orang
dan fasilitas
toilet yang
disediakan
hanya 32 toilet
untuk laki-laki
dan perempuan
23
8. Tidak adanya 10 10 40 4000 Memasang safety PP no. 50 tahun 2012 tentang SMK3
safety sign sign untuk Pasal 12 ayat 1 :
sehingga dapat memberi
meningkatkan informasi kepada “Pengusaha dalam melaksanakan
terjadinya pekerja supaya kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
kecelakaan selalu menaati Pasal 11 harus: membuat prosedur
kerja. dan informasi; Pasal 13 ayat (1): Prosedur
melaksanakan informasi sebagaimana dimaksud dalam
penerapan K3 di Pasal 12 ayat (1) huruf d harus
tempat kerja. memberikan jaminan bahwa informasi
K3 dikomunikasikan kepada semua
pihak dalam perusahaan dan pihak
terkait di luar perusahaan.”
24
PELUANG (kemungkinan atau peluang kejadian tersebut terjadi) / P
Sangat mungkin Sangat mungkin atau hampir pasti akan terjadi (peluang 10
terjadi / hampir pasti terjadinya 1 kali dalam 10 kali kesempatan
Mungkin terjadi Dapat terjadi atau suatu hal yang tidak mungkin untuk 6
terjadi (peluang terjadinya 1 kali dalam 100 kali
kesempatan)
Tidak biasa namun Dapat merupakan kejadian yang tidak biasanya akan terjadi 3
bisaterjadi namun kemungkinannya tetap ada (peluang terjadinya 1 kali
dalam 1000 kali kesempatan)
Sangat kecil Sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi / terjadi setelah 0.5
kemungkinannya bertahun- tahun terpapar (peluang terjadinya 1 kali dalam
100.000 kali kesempatan)
Tidak mungkin terjadi Secara praktek tidak mungkin terjadi / hampir tidak muungkin 0.2
25
terjadi(peluang terjadinya 1 kali dalam 1.000.000 kali
kesempatan)
26
AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian seperti: cidera, sakit, dll) / C
Perawatan P3K Cidera yang bersifat minor atau hanya memerlukan pengobatan 1
P3K
Penilaian Resiko
• diatas 400 : Risiko sangat tinggi, lakukan penghentian kegiatan segera
• 200 – 400 : Risiko tinggi, perbaikan dengan segera (keterlibatan managemen)
• 50 – 200 : Risiko substansial, perlu tindakan perbaikan
• 10 – 50 : Risiko sedang, perlu tindakan perbaikan namun dapat dijadwalkan
• dibawah 10 : Risiko rendah
27
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya analisa pemeriksaan temuan pada penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Sport Glove Indonesia dapat
disimpulkan bahwa:
1. PT. Sport Glove Indonesia sudah cukup baik dalam penerapan K3 di bidang
Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahaya Berhaya dan Beracun (B3)
namun tetap harus dilakukan peningkatan dan pemeriksaan secara rutin.
2. Peserta pelatihan dapat mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan saran
atau rekomendasi terhadap temuan-temuan.
3. Peserta pelatihan dapat membandingkan temuan-temuan yang didapatkan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Peserta pelatihan mampu memahami peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4.2 Saran
Demi terciptanya peningkatan pada penerapan K3 di PT. Sport Glove Indonesia
dan upaya pencegahan serta pengendalian kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja, berikut beberapa masukan bagi perusahaan diantaranya:
28
2. Melakukan audit SMK3 perusahaan oleh lembaga audit SMK3 sebagai
penilaian dari penerapan K3 perusahaan.
3. Penambahan jumlah kamar mandi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Penyediaan kantin dengan peraturan yang berlaku.
5. Penambahan ahli-ahli yang kompeten di bidangnya.
6. Melakukan sosialisasi, inspeksi, monitoring mengenai implementasi Alat
Pelindung Diri dilapangan secara rutin.
7. Melakukan inspeksi rutin lingkungan kerja.
8. Melakukan riksa uji secara teratur.
29
DAFTAR PUSTAKA
iii
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 (Bagian Kedua) Pasal 33
dan 34 Tentang fasilitas kebersihan.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: KEP.187/MEN/1999 Tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: KEP.187/MEN/1999 Pasal 3 Tentang
Pengendalian berbahaya kimia berbahaya sebagaimana dimaksud
pasal 2 meliputi : a. penyediaan lembar data keselamatan bahan
(LDKB) dan label. b. penunjukan petugas K3 Kimia dan Ahli K3
Kimia. /PT.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: KEP.187/MEN/1999 Pasal 13, 14, 15
Tentang Nilai Ambang Kuantitas.
Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya & Beracun
iv