Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

DI PT. SPORT GLOVE INDONESIA


BIDANG K3 KESEHATAN KERJA, K3 LINGKUNGAN KERJA
DAN K3 BAHAN BERBAHAYA

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


BATCH 18

KELOMPOK 2

1. IBNU RAHMAT KUNCORO


2. ROODHIN FIRMANA
3. MAHAYUTAN BAYU NUGROHO
4. DIMAS AUGUST SEVENTEEN
5. AGHNA AZKANI SAKTYA
6. IRWANSYAH
7. WAWAN ALFADRI

PENYELENGGARA
PT. CENTRA ARTHA PRIMA INDONESIA
Yogyakarta, 19 Juni 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa atas
segala rahmat dan hidayahnya kita dapat melaksanakan observasi/praktik kerja
lapangan Calon Ahli K3 Umum di PT Sport Glove Indonesia, pada Tanggal 17
Juni 2022 sebagai salah satu persyaratan penilaian calon ahli K3 umum.
Laporan ini berisi tentang penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
khususnya di bidang ”K3 kesehatan kerja, K3 lingkungan kerja dan K3 bahan
berbahaya beracun (B3) di PT Sport Glove Indonesia” yang merupakan
bentuk penerapan dari pelatihan Calon Anggota Ahli K3 Umum yang
dilaksanakan oleh PT Centra Artha Prima Indonesia. Kami selaku penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Tim PT. Centra Artha Prima Indonesia sebagai pihak Penyelenggara
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) yang telah memfasilitasi
dan memberikan pelayanan yang baik selama pelatihan.
2. Bapak/Ibu pemateri dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Daerah Provinsi
Istimewa Yogyakarta dan para praktisi industri yang telah meluangkan
waktu dan memberikan ilmunya.
3. Rekan-rekan calon Ahli K3 Umum Batch 18.
Dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh
karena itu kami sangat terbuka dan menghargai segala masukan dan saran dari
berbagai pihak dan pembaca.

Yogyakarta, 17 Juni 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................................ 2
1.3 Ruang Lingkup ....................................................................................................... 2
1.4 Dasar Hukum .......................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................ 5
KONDISI PERUSAHAAN .............................................................................................. 5
2.1 Gambaran Umum PT. Sport Glove Indonesia ..................................................... 5
2.2 Temuan..................................................................................................................... 8
BAB III ............................................................................................................................ 12
ANALISA ........................................................................................................................ 12
3.1 Analisa Temuan Positif ......................................................................................... 12
3.2 Analisa Temuan Negatif........................................................................................ 18
BAB IV ............................................................................................................................. 28
PENUTUPAN .................................................................................................................. 28
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 28
4.2 Saran ...................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................iii

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 PT. Sport Glove Indonesia ......................................................................... 5


Gambar 1. 2 Struktur Organisasi HSE PT. Sport Glove Indonesia ............................. 7
Gambar 1. 3 Alur Produksi PT.Sport Glove Indonesia ................................................. 7

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Temuan Positif K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, dan Bahan


Berbahaya Beracun (B3) .................................................................................................. 8
Tabel 2 2 Temuan Negatif K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, dan Bahan
Berbahaya Beracun (B3) ................................................................................................ 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang tidak
akan terlepas dari sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. K3
adalah segala bentuk kegiatan untuk menjamin dan melindungi sumber daya
melalui upaya pengendalian dan pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Hal ini sesuai dengan yang tercantum pada UU Nomor 01
Tahun 1970 mengenai keselamatan kerja.

Isu K3 pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus


diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah
sistem pekerjaan. Dengan kata lain, pada saat ini K3 bukan semata sebagai
kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap pekerja dan
bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan.

Setiap perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan


kesehatan kerja (K3) yang diharapkan dapat menurunkan tingkat
kecelakaan kerja. Beberapa faktor yang menjadi penyebab kecelakaan kerja
diantaranya adalah kurangnya pengetahuan pekerja mengenai K3, alat
pelindung diri yang tidak memadai dll.

Untuk mecegah kecelakaan itu terjadi, peran K3 ini yang harus


dilaksanakan. Beberapa rangkaian pada pemeriksaan aspek K3 diantaranya
mengenai kesehatan kerja sebagaimana diatur dalam PP No. 88 Tahun 2019
tentang kesehatan kerja. Pemeriksaan K3 lingkungan kerja yang terdapat
dalam Permenakertrans No. 05 Tahun 2018 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja lingkungan kerja. Selain itu pemeriksaan yang juga harus
dilakukan adalah K3 bahan berbahaya beracun (B3). Sesuai dengan PP No.
74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3),

1
menyatakan bahwa Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat memahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pada laporan ini, kelompok kami akan membahas mengenai
penerapan K3 dibidang kesehatan kerja, lingkungan kerja dan bahan
berbahaya beracun untuk mengetahui potensi bahaya yang ada di PT. Sport
Glove Indonesia, kemudian akan dilakukan pengamatan pada temuan
dilapangan untuk disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku

1.2 Maksud dan Tujuan


Tujuan dari dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui ruang lingkup dari PT. Sport Glove Indonesia.
2. Mengidentifikasi penerapan K3 keselamatan kerja, K3 lingkungan
kerja dan K3 bahan berbahaya beracun (B3) di PT. Sport Glove
Indonesia.
3. Menganalisa temuan positif dan negatif pada penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Sport Glove Indonesia.
4. Membandingkan hasil temuan di lapangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Sebagai salah satu syarat menjadi calon Ahli K3 Umum.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya di bidang K3 kesehatan kerja,
K3 lingkungan kerja dan K3 bahan berbahaya beracun (B3) di PT. Sport
Glove Indonesia.

2
1.4 Dasar Hukum
a. Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
c. Undang – Undang No. 3 Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi
Organisasi Perburuhan Internasional No. 120 Mengenai Hygiene
Dalam Perniagaan Dan Kantor-Kantor.
d. Kesehatan Kerja
• Peraturan Pemerintah No. 88 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Kerja.
• Peraturan Presiden No.7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat
Kerja
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:
PER.03/MEN/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:
Per.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan, Transmigrasi, dan
Koperasi No: PER/01/MEN/1976 Tentang Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:
PER.01/MEN/1979 Tentang Kewajiban Latihan Hygiene
Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga
Paramedis Perusahaan.
• Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:
SE.01/MEN/1979 Tentang Pengadaan Kantin dan Ruang
Tempat makan.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER-01/MEN/1998
Tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga
Kerja Dengan Manfaat Lebih Baik Dari Paket Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

3
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:
PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan Di Tempat Kerja.

e. Lingkungan Kerja
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:
PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri.
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018
(Bagian Kedua) Pasal 33 dan 34 Tentang fasilitas kebersihan.

f. Bahan Berbahaya Beracun (B3)


• Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: KEP.187/MEN/1999
Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat
Kerja
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: KEP.187/MEN/1999
Pasal 3 Tentang Pengendalian berbahaya kimia berbahaya
sebagaimana dimaksud pasal 2 meliputi : a. penyediaan lembar
data keselamatan bahan (LDKB) dan label. b. penunjukan
petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia. /PT.
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: KEP.187/MEN/1999
Pasal 13, 14, 15 Tentang Nilai Ambang Kuantitas.
• Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya & Beracun

4
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum PT. Sport Glove Indonesia

Gambar 1. 1 PT. Sport Glove Indonesia

PT. Sport Glove Indonesia merupakan perusahaan manufacture yang


bergerak dibidang Industri Sarung tangan yang berlokasi di Krandon,
Pandowoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan diresmikan sejak
tahun 2003. Pendirinya merupakan seorang berkebangsaan Amerika yaitu
Mr. Mark C. Robba, dengan status Perusahaan berupa Penanaman Modal
Asing (PMA). PT. Sport Glove Indonesia atau biasa disebut PTSGI
memiliki total karyawan saat ini berjumlah sekitar 3100 Karyawan dan
memiliki luas bangunan 5000 m2. Kapasitas Produksi untuk tiap bulannya
dapat mencapai ± 980.000 pieces dan telah bekerjasama dengan berbagai
merk brand ternama dari seluruh dunia.

PT Sport Glove Indonesia memiliki visi dan misi yaitu sebagai


berikut:

5
Visi: Untuk menjadi produsen sarung tangan terkemuka di dunia

Misi: Mengembangkan dan memproduksi sarung tangan dengan


rancangan serta pengerjaan terbaik bagi pelanggan kami yang
megutamakan kualitas dan performa sebagai bentuk apresiasi atas
kepercayaan pelanggan
Kondisi Perusahaan pada PT Sport Glove Indonesia yang memiliki
jumlah karyawan lebih dari 100 orang maka harus dibentuklah organisasi
P2K3 dan mulai mengimplemetasikan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan lingkungan berdasarkan standar
persyaratan buyer. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya pencegahan
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dalam rangka
peningkatkan efisiensi dan produktivitas. PT. SGI sudah mendapatkan
sertifikasi dari WRAP dengan kategori GOLD yang telah di renewal pada
October 2017. PT Sport Glove Indonesia juga telah membuat program
tahunan HSE dan mengevaluasi implementasinya setiap bulannya.

Berikut ada beberapa struktur organisasi HSE dan alur proses


produksi yang ada di PT Sport Glove Indoneisa sebagai berikut:

6
Gambar 1. 2 Struktur Organisasi HSE PT. Sport Glove Indonesia

Gambar 1. 3 Alur Produksi PT.Sport Glove Indonesia

7
2.2 Temuan
a. Temuan Positif K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya serta
Beracun (B3)

Tabel 2 1 Temuan Positif K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, dan Bahan Berbahaya Beracun (B3)

No. Uraian Dokumentasi


1. Terdapat kategori dan label dalam
bahan berbahaya di ruang
penyimpanan.

2. Adanya fasilitas mushola, sehingga


memudahkan tenaga kerja untuk
beribadah

3. Telah disediakan wastafel di area


Gedung.

4. Kotak P3K serta petugas P3K yang Sesuai dengan keterangan narasumber
sesuai.
5. Sudah memiliki dokter perusahaan
yang bersertifikat hiperkes.

6. Adanya upaya preventif, promotif, Sesuai dengan keterangan narasumber


yang dilaksanakan dengan sosialisasi
serta MCU berkala.

8
7. Memiliki ventilasi dan exhaust di area
produksi

8. Memiliki penyimpanan TPS B3 yang


nanti akan diolah oleh pihak ketiga.

9. Memiliki penyimpanan TPS B3 yang Sesuai dengan keterangan narasumber


nanti akan diolah oleh pihak ketiga.

9
b. Temuan Negatif K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, dan Bahan
Berbahaya Beracun (B3)

Tabel 2 2 Temuan Negatif K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, dan Bahan Berbahaya Beracun (B3)

No. Uraian Dokumentasi


1. Sebuah posisi Tenaga Kerja yang tidak
ergonomis, sehingga mengakibatkan
penyakit pada tubuh apabila dilakukan
dengan jangka waktu lama.

2. Pekerja tidak menggunakan sarung tangan


sebagai alat perlindungan diri di area kerja

3. Tidak adanya fasilitas kantin. Perusahaan Sesuai dengan keterangan narasumber


memiliki tenaga kerja lebih dari 1000
karyawan yang seharusnya sudah di
sediakan kantin yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
4. Tidak memiliki personil Ahli K3 Kimia Sesuai dengan keterangan narasumber
5. Tidak melaksanakan MCU awal, hanya Sesuai dengan keterangan narasumber
menggunakan surat keterangan dokter.

10
6. Kurangnya SOP & sosialisasi untuk
pemakaian APD di ruang bahan kimia.
Lemari penyimpanan APD tidak berisi
APD tetapi hanya dokumen dan masker
medis.

7. Fasilitas toilet kurang memadai baik dari


segi kualitas maupun kuantitas.

8. Tidak adanya safety sign.

11
BAB III

ANALISA

3.1 Analisa Temuan Positif

Peraturan Perundang-undangan
No. Lokasi Temuan Dampak/manfaat
(termasuk pasal dan ayat)
1. Terdapat kategori Dapat memudahkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan label dalam karyawan untuk Republik Indonesia No. 187 Tahun 1999
bahan berbahaya di menemukan bahan yang tentang Pengendalian Bahan Kimia
ruang penyimpanan. dibutuhkan serta Berbahaya di Tempat Kerja Pasal 3
mengetahui dampak
bahaya dari bahan “Pengendalian bahan kimia berbahaya
tersebut. sebagaimana dimaksud pasal 2 meliputi :
a. Penyediaan Lembar Data
Keselamatan Bahan (LKDB) dan
label”

12
2. Adanya fasilitas Memudahkan pekerja Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
mushola, sehingga untuk melaksanakan Pasal 80 “Pengusaha wajib memberikan
memudahkan tenaga ibadah sehingga tidak kesempatan yang secukupnya kepada
kerja untuk perlu keluar dari area pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah
beribadah perusahaan yang diwajibkan oleh agamanya
fasilitas kesejahteraan.”

Pasal 100 “Untuk meningkatkan


kesejahteraan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya, pengusaha wajib
menyediakan fasilitas kesejahteraan.”
3. Telah disediakan Perusahaan Permenaker No. 5 Tahun 2018 Pasal 33
wastafel di area menghimbau agar Ayat (2)
Gedung. semua karyawan dapat
menjaga kebersihan diri “Fasilitas Kebersihan sebagaimana
dan lingkungan dengan dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
menyediakan wastafel meliputi: toilet dan kelengkapannya; loker
di area perusahaan. dan ruang ganti pakaian; tempat sampah;
Penyediaan wastafel peralatan kebersihan”
sebagai upaya

13
penerapan Higiene dan
Sanitasi
4. Sesuai dengan keterangan narasumber Kotak P3K serta Memudahkan Permenakertrans No 15 Tahun 2008
petugas P3K yang pertolongan pertama tentang P3K Di Tempat Kerja Pasal 2
sesuai. apabila terdapat
kejadian yang tidak “1. Pengusaha wajib menyediakan petugas
diinginkan. P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja.
2. Pengurus wajib melaksanakan P3K di
tempat kerja.”
5. Sudah memiliki Sebagai salah satu Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
dokter perusahaan upaya untuk menjamin Transmigrasi dan Koperasi
yang bersertifikat kesehatan Tenaga Kerja. No:PER/01/MEN/176 tentang
hiperkes. Kewajiban Pelatihan Hiperkes Bagi
Dokter Perusahaan Pasal 1 “Setiap
perusahaan diwajibkan untuk mngirimkan
setiap dokter perusahaannya untuk
mendapatkan latihan dalam bidang
Hygiene Perusahaan. Kesehatan dan
Keselamatan Kerja”

14
Pasal 2 “Yang dimaksud dengan dokter
perusahaan adalah setiap dokter yang
ditunjuk atau bekerja di perusahaan yang
bertugas dan atau bertanggung jawab atas
Hygiene Perusahaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.”
6. Sesuai dengan keterangan narasumber Adanya upaya Untuk pencegahan dan Permenakertrans No. 3 Tahun 1982
preventif, promotif, pengendalian penyakit tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
yang dilaksanakan akibat kerja Kerja Pasal 2
dengan sosialisasi
kesehatan, kegiatan “Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja
senam, serta MCU meliputi :
berkala. a. Pemeriksaan kesehatan sebelum
kerja, pemeriksaan berkala, dan
pemeriksaan khusus.”

15
7. Memiliki ventilasi Sebagai penyediaan PERMENAKER No.5 Tahun 2018
dan exhaust di area sirkulasi udara yang Pasal 41 Ayat (1)
produksi baik pada saat Tenaga
Kerja bekerja. “Pengurus dan/atau Pengusaha wajib
menyediakan sistem ventilasi udara untuk
menjamin kebutuhan udara Pekerja
dan/atau mengurangi kadar kontaminan di
Tempat Kerja.”

8. Sudah tersedianya Memberikan fasiltas Peraturan Menteri Kesehatan No.15


ruang laktasi pada pada pekerja wanita Tahun 2013 Tentang Tata Cara
perusahaan yang sedang menyusui Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui
Dan/Atau Memerah Air Susu Ibu
Pasal 3 Ayat (1) “Pengurus Tempat Kerja
dan Penyelenggara Tempat Sarana Umum
harus mendukung program ASI Eksklusif.”

Pasal 3 Ayat (2) “Dukungan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. penyediaan fasilitas khusus untuk

16
menyusui dan/atau memerah ASI; b.
pemberian kesempatan kepada ibu yang
bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif
kepada bayi atau memerah ASI selama
waktu kerja di Tempat Kerja…”

9. Sesuai dengan keterangan narasumber Memiliki Sebagai tempat PERMENLH RI No.12 Tahun 2020
penyimpanan TPS penyimpanan sementara Pasal 2 Ayat (1)
B3 yang nanti akan limbah B3 agar tidak
diolah oleh pihak mencemari area “Setiap orang yang menghasilkan Limbah
ketiga. lingkungan kerja. B3, Pengumpul B3, Pemanfaat Limbah
B3, Pengolah Limbah B3, dan Penimbun
Limbah B3 wajib melakukan
Penyimpanan Limbah B3.”

17
3.2 Analisa Temuan Negatif

Konsekuensi
Pemaparan
Potensi Saran/ Peraturan Perundang-undangan

Peluang
No. Lokasi RR
Bahaya Rekomendasi (termasuk pasal dan ayat)

1. Sebuah posisi 10 6 3 180 Diberikan Permenaker RI No. 05 Tahun 2018


Tenaga Kerja fasilitas seperti Pasal 1 Ayat (14)
yang tidak kursi atau tempat
ergonomis, yang nyaman “Faktor Ergonomi adalah faktor yang
sehingga serta diberikan dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga
mengakibatkan himbauan dan Kerja, disebabkan oleh ketidaksesuaian
penyakit akibat edukasi antara fasilitas kerja yang meliputi cara
kerja apabila mengenai sikap kerja, posisi kerja, alat kerja, dan bahan
dilakukan ergonomis saat angkat terhadap Tenaga Kerja.”
dengan jangka bekerja.
waktu lama.

18
2. Pekerja tidak 10 6 1 60 Diberikan Undang-undang No. 1 Tahun 1970
menggunakan fasilitas sarung Pasal 13
sarung tangan tangan untuk
sebagai alat setiap pekerjaan “Barangsiapa akan memasuki sesuatu
perlindungan yang tempat kerja, diwajibkan menaati semua
diri di area membutuhkan petunjuk keselamatan kerja dan
kerja kontak dengan memakai alat-alat perlindungan diri
tangan terhadap yang diwajibkan.”
produksi.
3. Sesuai dengan keterangan Tidak adanya 6 3 3 54 Jika Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja
narasumber fasilitas kantin. memungkinkan dan Transmigrasi No:
Perusahaan diberikan SE.01/MEN/1979 Tentang Pengadaan
memiliki fasilitas kantin Kantin Dan Ruang Tempat Makan
tenaga kerja untuk dapat
lebih dari 1000 menjaga gizi dari “Lebih lanjut, Pemerintah dalam hal ini
karyawan yang Tenaga Kerja. Departemen Tenaga Kerja dan
seharusnya Transmigrasi mengambil kebijaksanaan
sudah di untuk menganjurkan kepada: 1. Semua
sediakan perusahaan yang mempekerjakan buruh
kantin yang antara 50 sampai 200 orang, supaya

19
sesuai dengan menyediakan ruang/tempat makan di
peraturan yang perusahaan yang bersangkutan. 2.
berlaku. Semua perusahaan yang mempekerjakan
buruh lebih dari 200 orang, supaya
menyediakan kantin di perusahaan yang
bersangkutan.

4. Sesuai dengan keterangan Tidak memiliki 10 3 15 450 Memiliki 1 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
narasumber personil Ahli tenaga ahli K3 Kep. 187/MEN/1999 Pasal (36)
K3 Kimia yang Kimia untuk “penunjukan petugas K3 kimia dan Ahli
dapat dapat K3 Kimia. /PT”
menyebabkan memberikan
potensi bahaya keilmuannya
dari bahan kepada Tenaga
kimia tersebut Kerja sehingga
dapat
mengurangi
adanya
kemungkinan
kecelakaan kerja

20
akibat salah
penggunaan
bahan
berbahaya.
5. Sesuai dengan keterangan Tidak 10 3 15 450 Melaksanakan Permenakertrans No. 3 Tahun 1982
narasumber melaksanakan MCU awal untuk pasal 2
MCU awal, mengetahui
hanya penyakit yang “Tugas pokok pelayanan Kesehatan
menggunakan diderita oleh Kerja meliputi :
surat calon Tenaga a. Pemeriksaan kesehatan sebelum
keterangan Kerja sehingga kerja, pemeriksaan berkala, dan
dokter dapat pemeriksaan khusus.”
sehingga mengetahui
mengakibatkan penanganan yang
kemungkinan dapat dilakukan.
adanya
penyakit yang
tidak dikontrol
oleh
perusahaan.

21
6. Kurangnya 10 6 15 900 Memberikan Permenakertrans No 8 Tahun 2010
SOP & edukasi lebih tentang Alat Pelindung Diri Pasal 5
sosialisasi lanjut mengenai
untuk pentingnya APD “Pengusaha atau Pengurus wajib
pemakaian serta melakukan mengumumkan secara tertulis dan
APD di ruang pengawasan memasang rambu-rambu mengenai
bahan kimia secara berkala kewajiban penggunaan APD di tempat
sehingga untuk kerja/”
meningkatkan memastikan
kemungkinan bahwa Tenaga Permenakertrans No 8 Tahun 2010
terjadinya Kerja memakai tentang Alat Pelindung Diri Pasal 6
kecelakaan APD dengan Ayat (1)
kerja. sesuai.
“Pekerja/buruh dan orang lain yang
memasuki tempat kerja wajib memakai
atau menggunakan APD sesuai dengan
potensi bahaya dan risiko.”

22
7. Fasilitas toilet 10 6 1 60 Melakukan PERMENAKER No.5 Tahun 2018
kurang penambahan Pasal 34 Ayat (5f) dan (5g)
memadai baik jumlah toilet
dari segi sesuai dengan “f. untuk 81-100 orang = 6 jamban; dan
kualitas jumlah ratio g. setiap penambahan 40 orang
maupun Tenaga Kerja. ditambahkan 1 jamban”
kuantitas
sehingga dapat
terjadi over
capacity.
Dengan jumlah
karyawan
1.510 orang
dan fasilitas
toilet yang
disediakan
hanya 32 toilet
untuk laki-laki
dan perempuan

23
8. Tidak adanya 10 10 40 4000 Memasang safety PP no. 50 tahun 2012 tentang SMK3
safety sign sign untuk Pasal 12 ayat 1 :
sehingga dapat memberi
meningkatkan informasi kepada “Pengusaha dalam melaksanakan
terjadinya pekerja supaya kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
kecelakaan selalu menaati Pasal 11 harus: membuat prosedur
kerja. dan informasi; Pasal 13 ayat (1): Prosedur
melaksanakan informasi sebagaimana dimaksud dalam
penerapan K3 di Pasal 12 ayat (1) huruf d harus
tempat kerja. memberikan jaminan bahwa informasi
K3 dikomunikasikan kepada semua
pihak dalam perusahaan dan pihak
terkait di luar perusahaan.”

Rating Risiko (RR) = Peluang (P) x Pemaparan (E) x Konsekuensi (C)

24
PELUANG (kemungkinan atau peluang kejadian tersebut terjadi) / P

KATEGORI PENJELASAN NILAI

Sangat mungkin Sangat mungkin atau hampir pasti akan terjadi (peluang 10
terjadi / hampir pasti terjadinya 1 kali dalam 10 kali kesempatan

Mungkin terjadi Dapat terjadi atau suatu hal yang tidak mungkin untuk 6
terjadi (peluang terjadinya 1 kali dalam 100 kali
kesempatan)

Tidak biasa namun Dapat merupakan kejadian yang tidak biasanya akan terjadi 3
bisaterjadi namun kemungkinannya tetap ada (peluang terjadinya 1 kali
dalam 1000 kali kesempatan)

Kecil kemungkinannya Kemungkinan terjadinya kecil atau merupakan suatu 1


kebetulan (peluang terjadinya 1 kali dalam 10.000 kali
kesempatan)

Sangat kecil Sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi / terjadi setelah 0.5
kemungkinannya bertahun- tahun terpapar (peluang terjadinya 1 kali dalam
100.000 kali kesempatan)

Tidak mungkin terjadi Secara praktek tidak mungkin terjadi / hampir tidak muungkin 0.2

25
terjadi(peluang terjadinya 1 kali dalam 1.000.000 kali
kesempatan)

PEMAPARAN (frekwensi dan lamanya pemaparan bahaya tersebut) / E

KATEGORI PENJELASAN NILAI

Kontinyu Sangat sering atau pekerjaan yang rutin dilakukan 10

Seringkali Terjadinya sekali sampai beberapa kali sehari 6

Kadang-Kadang Sekali seminggu sampai beberapa kali sebulan 3

Tidak Biasanya Sekali dalam sebulan sampai sekali setahun 2

Jarang Sekali dalam beberapa tahun 1

Sangat Jarang Belum pernah terjadi pemaparan 0.5

26
AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian seperti: cidera, sakit, dll) / C

KATEGORI PENJELASAN NILAI

Katastropi Menimbulkan banyak korban jiwa 100

Bencana Menimbulkan beberapa korban jiwa 40

Sangat Serius Menimbulkan satu kematian 15

Serius Menimbulkan cidera serius (menyebabkan cacat anggota tubuh) 7

Perawatan Medis Menimbulkan cidera yang memerlukan perawatan medis 3

Perawatan P3K Cidera yang bersifat minor atau hanya memerlukan pengobatan 1
P3K

Penilaian Resiko
• diatas 400 : Risiko sangat tinggi, lakukan penghentian kegiatan segera
• 200 – 400 : Risiko tinggi, perbaikan dengan segera (keterlibatan managemen)
• 50 – 200 : Risiko substansial, perlu tindakan perbaikan
• 10 – 50 : Risiko sedang, perlu tindakan perbaikan namun dapat dijadwalkan
• dibawah 10 : Risiko rendah

27
BAB IV

PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya analisa pemeriksaan temuan pada penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Sport Glove Indonesia dapat
disimpulkan bahwa:

1. PT. Sport Glove Indonesia sudah cukup baik dalam penerapan K3 di bidang
Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahaya Berhaya dan Beracun (B3)
namun tetap harus dilakukan peningkatan dan pemeriksaan secara rutin.
2. Peserta pelatihan dapat mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan saran
atau rekomendasi terhadap temuan-temuan.
3. Peserta pelatihan dapat membandingkan temuan-temuan yang didapatkan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Peserta pelatihan mampu memahami peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

4.2 Saran
Demi terciptanya peningkatan pada penerapan K3 di PT. Sport Glove Indonesia
dan upaya pencegahan serta pengendalian kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja, berikut beberapa masukan bagi perusahaan diantaranya:

1. Melakukan peningkatan pada penerapan K3 di perusahaan dengan


menambah fasilitas yang dapat mencegah dan mengendalikan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja.

28
2. Melakukan audit SMK3 perusahaan oleh lembaga audit SMK3 sebagai
penilaian dari penerapan K3 perusahaan.
3. Penambahan jumlah kamar mandi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Penyediaan kantin dengan peraturan yang berlaku.
5. Penambahan ahli-ahli yang kompeten di bidangnya.
6. Melakukan sosialisasi, inspeksi, monitoring mengenai implementasi Alat
Pelindung Diri dilapangan secara rutin.
7. Melakukan inspeksi rutin lingkungan kerja.
8. Melakukan riksa uji secara teratur.

29
DAFTAR PUSTAKA

Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Undang – Undang No. 3 Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi Organisasi
Perburuhan Internasional No. 120 Mengenai Hygiene Dalam
Perniagaan Dan Kantor-Kantor.
Peraturan Pemerintah No. 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja.
Peraturan Presiden No.7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: PER.03/MEN/1982
Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: Per.02/MEN/1980
tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan, Transmigrasi, dan Koperasi No:
PER/01/MEN/1976 Tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter
Perusahaan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: PER.01/MEN/1979
Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: SE.01/MEN/1979
Tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Tempat makan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER-01/MEN/1998 Tentang
Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan
Manfaat Lebih Baik Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: PER.15/MEN/VIII/2008
Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Di Tempat Kerja.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: PER.08/MEN/VII/2010
Tentang Alat Pelindung Diri.

iii
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 (Bagian Kedua) Pasal 33
dan 34 Tentang fasilitas kebersihan.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: KEP.187/MEN/1999 Tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: KEP.187/MEN/1999 Pasal 3 Tentang
Pengendalian berbahaya kimia berbahaya sebagaimana dimaksud
pasal 2 meliputi : a. penyediaan lembar data keselamatan bahan
(LDKB) dan label. b. penunjukan petugas K3 Kimia dan Ahli K3
Kimia. /PT.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: KEP.187/MEN/1999 Pasal 13, 14, 15
Tentang Nilai Ambang Kuantitas.
Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya & Beracun

iv

Anda mungkin juga menyukai