Anda di halaman 1dari 4

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Arya Tri Kusuma Waris


Universitas Negeri Makassar
Email: mhammadaryaa22@gmail.com

Tahukan sejarah Kesehatan dan Keselamatan kerja K3 di indonesia berawal dari ditemukannya
mesin uap yang membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan yang sulit. Usaha K3 di indonesia
dimulai tahun 1847.ketika mulai dipakainya mesin uap oleh belanda di berbagai industri khususnya
industri gula.

Nah,adapun pengertian kesehatan dan keselamatan kerja K3 menurut keilmuan adalah semua
ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyebab akibat kerja
(PAK),kebakaran peledak dan pencemaran lingkungan

ADAPUN PENGERTIAN ATAU DEFINISI DARI PARA AHLI KESEHATAN DAN


KESELAMATAN KERJA

1. Menurut Mangkunegara (2002, p.170) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil
dan makmur.
Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah keadaan
tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan
keamanannya.
b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
d. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
e. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
f. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan penerangan.
2. Menurut simanjuntak (1994) , keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari
resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan,
kondisi mesin, peralatan keselamatan dan kondisi pekerja

3. Menurut mathis dan jackson (2002,p.245), menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahtraan fisik seseorang terhadap cederah yang terkait dengan
pekerjaan.Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik mental dan emosi secara umum.
Sedangkan (mathis dan jeckson, 2002:245) menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahtraan fisik seorang terhadap cedera yang terkait dengan
pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik mental dan stabilitas emosi secara
umum.
Kesimpulan

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahtraan fisik
seseorang terhadap cederah yang terkait dengan pekerjaan.Kesehatan adalah merujuk pada kondisi
umum fisik mental dan emosi secara umum.

Peraturan perundang undang tentang K3

1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-Undang terkenal


sebagai aturan pokok K3. UU ini mengatur kewajiban perusahaan dan pekerja dalam
melaksanakan keselamatan kerja.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3)
3. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Undang- Undang ini memberi
kewajiban bagi perusahaan untuk memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental, dan
kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru,
sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan
kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai alat
pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
4. Undang-undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang saat ini
telah diubah menjadi Sistem Jaminan Sosial Nasional Undang-undang Nomor 40 tahun 2004
yang mengatur jaminan sosial tenaga kerja salah satunya adalah jaminan kecelakaan kerja.
5. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan
Kerja
6. Peraturan Menteri Nomor 5 tahun 1996 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
7. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam pasal 86 menegaskan
hak pekerja untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan keseh atan kerja.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
9. Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja
10. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja
Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja

KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


Perusahaan Konstruksi diwajibkan untuk menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi yang
dilaksanakan. Kebijakan K3 berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten
dan harus ditandatangani oleh Manajer Proyek/Kepala Proyek.
Penyusunan kebijakan K3 dilakukan dengan mengacu kepada:

1. Tinjauan awal kondisi K3 Konstruksi yang antara lain terdiri dari:

a.
Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko;
b.
Perbandingan penerapan K3 Konstruksi dengan Proyek dan/atau Perusahaan lain;
c.
Peninjauan sebab-akibat kejadian yang membahayakan;
d.
Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaiaan sebelumnya yang berkaitan dengan
K3 Konstruksi; dan
e. Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
2. Peningkatan kinerja manajemen K3 Konstruksi secara terus menerus;
3. Masukan dari pekerja dan/atau serikat pekerja konstruksi.

Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan persyaratan lain
yang terkait dengan K3; dan
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

Penetapan Kebijakan K3 Konstruksi diharapkan dapat memenuhi :

1. Pengesahan oleh Manajer Proyek/Kepala Proyek;


2. Tertulis, tertanggal dan ditandatangani;
3. Secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3 Konstruksi;
4. Terdokumentasi dan terpelihara dengan baik; serta
5. Bersifat dinamis.

Komunikasi Kebijakan K3
Kebijakan K3 harus dijelaskan dan disebarluaskan kepada seluruh pekerja konstruksi, pengawas
dan tamu dalam kegiatan konstruksi. Penyebarluasan kebijakan K3 Konstruksi dapat melalui media
antara laian papan pengumuman, spanduk, brosul, verbal dalam apel atau induksi, serta media
lainnya.
Tinjauan Kebijakan K3
Peninjauan kebijakan dilakukan secara berkala untuk menjamin bahwa kebijakan K3 masih sesuai
dengan perubahan yang terjadi dalam kegiatan Konstruksi yang dilakukan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Logo dan arti logo kesehatan dan keselamatan kerja


Sesuai dengan Kepmenaker RI 1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Berikut ialah penjelasan mengenai arti dan makna lambang/ logo/ simbol K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) tersebut :

1. Bentuk lambang K3 : palang dilingkari roda bergigi sebelas berwarna hijau di atas warna dasar putih.

2. Arti dan Makna simbol/lambang/logo K3 :

– Palang : bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).


– Roda Gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.
– Warna Putih : bersih dan suci.
– Warna Hijau : selamat, sehat dan sejahtera.
– Sebelas gerigi roda : sebelas bab dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

….Dari semua pemaparan di atas dapat kita lihat betapa pentingya kesehatan dan keselamatan kerja maka
dari pemaparan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa K3 itu sangat berpengaruh bagi pekerja yang ada
diluar sama , Ingat kesehatan dan keselamatan kerja ada di diri kita sendiri.

Mohon maaf jika ada salah kata sekian terima kasih wassalamualaikum warahmatulahi wabarokatuh.

Anda mungkin juga menyukai