Anda di halaman 1dari 10

SMK3

DEFINISI K3
1. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
2. International Labour Organization
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah sebuah ilmu untuk antisipasi, rekognisi,
evaluasi dan pengendalian bahaya yang muncul di tempat kerja yang dapat berdampak
pada kesehatan dan kesejahteraan pekerja, serta dampak yang mungkin bisa dirasakan oleh
komunitas sekitar dan lingkungan umum.
3. OHSAS 18001
Semua kondisi lingkungan kerja dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja dari tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan
tamu) di tempat kerja.
SCOPE (CAKUPAN)
Pengendalian
Pengendalian
dan Pengukuran
sumber bahaya KESELAMATAN KESEHATAN Lingkungan Kerja
Pengendalian bahaya Melindungi dari
sehingga tidak terjadi penyakit akibat kerja,
kecelakaan kerja. umumnya penyakit kerja
Kecelakan kerja adalah terjadi karena terpapar
kejadian yang tidak pekerjaan atau
dikehendaki yang dapat lingkungan kerja dalam
menyebabkan korban jiwa jangka waktu yang lama.
atau harta
Tindakan untuk Menjaga agar proses
menyelamatkan aset produksi tidak
karena adanya menyebabkan
kejadian yang tidak perubahan keadaan
terduga. Apabila tidak lingkungan melalui
dilakukan dimungkinkan pengelolaan limbah
akan mengakibatkan sehingga kontaminan
• Pencegahan kerugian minimum. • Pengelolaan
• Persiapan KEADAAN LINGKUNGAN Limbah
DARURAT • Meminimalisir
• Tindakan Limbah buang
• Pemulihan
FILOSOFI K3
Karyawan adalah asset paling berharga perusahaan
Karyawan sebagai manusia keselamatan dan kesehatannya tidak bisa digantikan dengan apapun sehingga ketika menjadi asset
terpenting setiap proses bisnis harus mempertimbangkan keselamatan karyawan
Semua kecelakaan bisa dicegah
Pada dasarnya semua kecelakaan dapat dicegah, kecelakaan terjadi karena kesiapan pencegahannya masih kurang. Jika kita mendapati
kecelakaan dan belum menemukan pencegahaan yang tepat maka perlu dilakukan studi lebih dalam terhadap kecelakaan tersebut
Bekerja aman adalah persyaratan bekerja
Ketika bekerja secara aman menjadi syarat maka sebelum pekerjaan dilakukan perlu dilakukan dipastikan apakah pekerjaan dilakukan
dengan aman jika belum aman maka pekerjaan harus ditunda, diubah atau dibatalkan sampai dapat dikerjakan dengan aman.
Keselamatan adalah tanggung jawab semua pekerja sesuai posisinya
Keselamatan bukan hanya tanggung jawab petugas K3 atau manajemen melainkan tanggung jawab semua pekerja sesuai dengan
jabatannya. Tentunya setiap jabatan memiliki tanggung jawab yang berbeda. Perlu didefinisikan peran tanggung jawab setiap pekerja
Karyawan harus diberi pelatihan
Setiap karyawan harus diberi pelatihan pada setiap pekerjaan yang akan dilakukan karena kemampuan dan pemahaman setiap
karyawan tentu berbeda. Setiap karyawan harus dilatih sehingga memiliki kompetensi agar dapat bekerja secara aman
Semua pekerjaan harus bisa dilakukan dengan aman
Bekerja secara aman merupakan syarat sehingga semua pekerjaan harus dilakukan dengan aman. Jika pekerjaan tidak dapat dilakukan
secara aman maka tidak boleh dikerjakan. Pekerjaan harus dirancang dan dipersiapkan agar dapat dikerjakan secara aman.
Undang – Undang dan Perundangan Indonesia
• Undang – Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
• Undang – Undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
• Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang penerapan
sistem manajemen K3
• Permenaker No. 05/1996 : Sistem Manajemen K3 (SMK3)
Standard International
• ISO 45001 Health and safety management standard
• OHSAS 18001 Occupational Health and Safety
• ISO 14001 Environment management system
PENTINGNYA PENERAPAN K3
Semua orang ingin sehat dan selamat termasuk para pekerja

Semua pekerja ingin bekerja dengan rasa aman

Kecelakaan kerja juga berdampak pada asset

Meminimalisir jam berhenti

Mengurangi biaya akibat kecelakaan

Kecelakaan kerja merusak reputasi perusahaan


TINGKATAN BUDAYA K3
Tahapan Pertama: Reactive atau Natural Instincts, perlu K3 setelah terjadi
kecelakaan. Pada tahap ini zero accident tidak mungkin dicapai.

Tahapan kedua: Dependent, melaksanakan K3 karena disuruh atau


diawasi. Pada tahap ini zero accident sulit dicapai.

Tahapan ketiga: Independent, melaksanakan K3 hanya untuk


kepentingan diri kita sendiri. Pada tahap ini ada kesempatan zero
accident dicapai.

Tahapan keempat: Interdependent, melaksanakan K3 bukan hanya


untuk diri sendiri, tetapi saling mengingatkan/ memperhatikan apabila
ada sesama pekerja ada yang lupa/lalai dalam menerapkan budaya K3.
Pada tahap ini terbuka lebar zero accident dapat dicapai.
TANTANGAN PENERAPAN K3
“Yang mengkhawatirkan, kecelakaan ini terjadi
di tengah berbagai program safety, bukan
ketidakadaan program safety
Patut dipertanyakan , apakah program safety
kita sudah benar dan memberikan dampak?”
Dr Drew Rae Director for Griffith University’s Australia

Note : Pada praktiknya banyak program yang tidak tepat sasaran


menyebabkan kecelakaan kerja tetap banyak padahal program K3 sudah
banyak dilakukan. Sehingga penerapan program - program K3 harus terukur
sehingga dampak dari penerapan program K3 dapat terlihat dan program
dapat ditingkatkan dan tepat sasaran.
TANTANGAN PENERAPAN K3
“Kebanyakan dari kita tidak mengajari team kita
prinsip - prinsip dan maksud dari program K3
Kita hanya mengajari pasal pasal aturan dan
prosedur dan itu sangat terbatas”
Terry L. Mathis
Co-author of “STEPS to Safety Culture Excellence” and founder and CEO of ProACTSafety

Note : Setiap pekerja pada semua tingkatan memiliki tanggung jawab atas K3 di
tempat kerja sehingga perlu pemahaman atas maksud dan tujuan dari program
K3 yang dilaksanakan. Dengan demikian pekerja pada setiap tingkat jabatan
dapat memahami tanggung jawabnya terhadap K3 ditempat kerja

Anda mungkin juga menyukai