Anda di halaman 1dari 6

Nama : M.

Ryan Reinaldi

Kelas : 5ED

NPM : 061930321176

MID SEMESTER

Soal :

1. Jelaskan apa saja yang termasuk 8 Filosfi K3?


2. Apa saja Undang Undang Negara Republik Indonesia yang berkaitan dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ? Apa saja konsekuensi bagi perusahaan, karyarwan
dan pimpinan perusahaan dengan perundang-undangan tersebut ?
3. Apa yang dimaksudkan dengan PP No 50 tahun 2012 ? Apa arti dan makna yang
dimaksud dengan Logo K3 ?
4. Apa yang dimaksud dengan Job Safety Analysis (JSA) dan Hazard Identification, Risk
Analysis and Risk Control (HIRARC) dan apa perbedaannya dalam penerapan K3?
5. Apa perbedaan antara kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja, berikan
contoh?
6. Sebutkan langkah-langkah dalam melakukan CPR dan apa pentingnya pengetahuan
tentang CPR dalam pemahamaman K3?

Jawaban :

1. Menurut International Association of Safety Professional (IASP), Filosofi K3 terbagi


menjadi 8 filosofi yaitu ;
a) Safety is an ethical responsibility.
K3 adalah tanggung jawab moral/etik. Masalah K3 hendaklah menjadi
tanggung awab moral untuk menjaga keselamatan sesama manusia. K3 bukan
sekedar pemenuhan perundangan atau kewajiban.
b) Safety is a culture, not a program.
K3 bukan sekedar program yang dijalankan perusahaan untuk sekedar
memperoleh penghargaan dan sertifikat. K3 hendaklah menjadi cerminan dari
budaya dalam organisasi.
c) Management is responsible.
Manajemen perusahaan adalah yang paling bertanggung jawab mengenai K3.
Sebagian tanggung jawab dapat dilimpahkan secara beruntun ke tingkat yang lebih
bawah.
d) Employee must be trained to work safety.
Setiap tempat kerja, lingkungan kerja, dan jenis pekerjaan memiliki
karakteristik dan persyaratan K3 yang berbeda. K3 harus ditanamkan dan dibangun
melalui pembinaan dan pelatihan.
e) Safety is a condition of employment.
Tempat kerja yang baik adalah tempat kerja yang aman. Lingkungan kerja yang
menyenangkan dan serasi akan mendukung tingkat keselamatan. Kondisi K3 dalam
perusahaan adalah pencerminan dari kondisi ketenagakerjaan dalam perusahaan.
f) All injuries are preventable.
Prinsip dasar dari K3 adalah semua kecelakaan dapat dicegah karena
kecelakaan ada sebabnya. Jika sebab kecelakaan dapat dihilangkan maka
kemungkinan kecelakaan dapat dihindarkan.
g) Safety program must be site specific.
Program K3 harus dibuat berdasarkan kebutuhan kondisi dan kebutuhan nyata
di tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya sifat kegiatan, kultur, kemampuan
finansial, dll. Program K3 dirancang spesifik untuk masing-masing organisasi atau
perusahaan.
h) Safety is good business.
Melaksanakan K3 jangan dianggap sebagai pemborosan atau biaya tambahan.
Melaksanakan K3 adalah sebagai bagian dari proses produksi atau strategi
perusahaan. Kinerja K3 yang baik akan memberikan manfaat terhadap bisnis
perusahaan.

2. Undang-Undang yang mengatur tentang pentingnya K3 ;


a) Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
b) Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
c) Undang-Undang No 23/1992 tentang Kesehatan
d) Undang Undang Dasar 1945 pasal 5, 20 dan 27
e) Undang-Undang No 13/2003 tentang Ketenaga kerjaan
Dari beberapa peraturan diatas terbentuk karena pentingnya K3 ini di dunia
pekerjaan agar meminimalisir angka kecelakaan demi mewujudkan kesejahtera dan
keselamatan kerja para kerja agar terciptanya kondisi kerja yang aman, nyaman, tenram
dan sejahtera. Karena pentingnya K3 tersebut maka apabila penyedia pekerjaan tidak
memiliki sistem K3 didalamnya berdasarkan UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja
misalnya pengusaha tidak menyediakan alat keselamatan kerja atau perusahaan tidak
memeriksakan kesehatan dan kemampuan fisik pekerja maka akan menghadapi
ancaman pidana. Undang-undang ini memuat ancaman pidana kurungan paling lama 1
tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) bagi
yang tidak menjalankan ketentuan undang-undang tersebut.

3. PP No.50 tahun 2012 tentang ;


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3), tepatnya di
aspek perencanaan, dimana disitu perusahaan harus mengidentifikasi bahaya, menilai
risiko nya, dan menentukan pengendalian bahaya.

Arti dan makna dari logo K3 :

 Palang : Bebas Dari Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).


 Roda Gigi : Bekerja Dengan Kesegaran Jasmani Dan Rohani.
 Warna Putih : Bersih Dan Suci.
 Warna Hijau : Selamat, Sehat Dan Sejahtera.
 Sebelas Gerigi Roda : Sebelas Bab Dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja.
4. Jawab :
a) Job Safety Analysis (JSA)
JSA adalah Job Safety Analysis yang memiliki definisi teknik
manajemen keselamatan yang berfokus pada identifikasi bahaya dan
pengendalian bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas
yang hendak dilakukan.
b) Hazard Identification, Risk Analysis and Risk Control (HIRARC)

HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk


Control) adalah metode identifikasi yang digunakan untuk
meninjau hazard suatu operasi atau proses secara sistematis, teliti dan
terstruktur yang dapat menimbulkan resiko merugikan bagi manusia, fasilitas,
lingkungan, atau sistem yang ada serta menjelaskan penanggulangan resiko.

c) Perbedaan JSA dan HIRARC


NO JSA HIRARC
1 yang dinilai adalah langkah langkah Yang dinilai adalah
setiap pekerjaan yang akan dilakukan Bahaya atau Risk dari suatu
dari mulai sampai selesai pekerjaan
2 Penilaian disini adalah “Person” atau Faktor yang dinilai adalah
orangnya kekerapannya (probability)
dan Dampak dari bahaya
tersebut
(consequence/severity)
3 Langkah untuk pengendaliannya Yang dinilai untuk
sifatnya ke personal tersebut (yang diturunkan bukan ke
melakukan Pekerjaan) personalnya tapi lebih ke
bahaya yang ditimbulkan
sampai batas yang bisa
diterima oleh perusahaan
tersebut
4 Karena pengendalian lebih ke Metode pengendalian lebih
personalnya makan rata rata JSA menyeluruh termasuk
fokusnya pengendalian bahaya lebih ke Hirarki control, Mitigasi,
APD dan alat keselamatan. prosedur kerja.

5. Jawab ;
a) Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau
lingkungan kerja (peraturan presiden no.7 tahun 2019 tentang penyakit akibat
kerja). Contoh penyakit akibat kerja adalah seperti pada factor ergonomic yang
menyebabkan scoliosis pada tulang belakang akibat mengangkat beban dengan
cara yang salah.
b) Kecelakaan Akibat Kerja
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja
pada perusahaan. Contohnya kecelakaan akibat kerja adalah jatuh dari
ketinggian karena tidak menggunakan alat safety seperti body harness yang
menunjang pekerja pada saat bekerja pada ketinggian.

6. Jawab ;
a) Langkah-langkah CPR
1) Sebelum menolong korban, pastikan lingkungan sekitar aman untuk
Anda maupun orang lain. Jangan dekati korban bila melihat bahaya,
seperti kabel listrik yang menjuntai, percikan api, longsoran batu, dan
lainnya.
2) Cek respons atau kesadaran korban. Jika tingkat kesadaran korban
menurun, tepuklah bahunya. Jika korban masih tidak merespons,
mintalah bantuan orang sekitar untuk menelepon ambulans,
mengambilkan kotak P3K, dan alat Automated External Defibrillator
(AED).
3) Sembari menunggu bantuan, lanjutkan dengan mengecek napas korban
selama 5-10 detik. Jika tidak bernapas segera lalukan resusitasi jantung
dan paru atau CPR dengan kompresi dada. Agar kompresi dada efektif,
korban harus dalam posisi terlentang pada permukaan yang rata dan
keras.
4) Berikan 30 kali kompresi dada pada pertengahan dada (pertengahan
bagian bawah tulang sternum), dengan kecepatan minimal 100-120 kali
permenit.
5) Setelah memberikan 30 kali kompresi dada, buka jalan napas dengan
metode head tilt - chin lift. Caranya letakkan tangan di dahi korban dan
tengadahkan kepala korban. Letakkan ujung jari di bawah dagu, dan
angkat dagu korban. Pastikan tidak ada sisa makanan sekitar area mulut.
6) Berikan dua kali bantuan napas. Tutup hidung dengan ibu jari dan
telunjuk. Tiup sekitar 1 detik untuk membuat dada terangkat, kemudian
lanjutkan dengan tiupan berikutnya.
7) Lanjutkan 30 kali kompresi dada dan 2 kali bantuan napas dalam 2
menit atau sekitar 5 kali pengulangan. Setiap 2 menit, lakukan
pengecekan napas kembali.
8) CPR baru bisa dihentikan saat korban memberi respon (biasanya
terbatuk) atau mulai bernapas lagi, saat penolong tidak mampu lagi
memberikan pertolongan, saat tim medis sudah datang, atau sudah ada
keputusan dari dokter.
9) Jika korban mulai bernapas setelah diberikan CPR, lakukan posisi
pemulihan. Tarik lengan terjauh korban melewati dada, dan punggung
tangannya menempel pada pipi. Dengan tangan satunya, tekuk lutut kaki
bagian terjauh korban.

b) Pentingnya memahami CPR dalam K3


Pentingnya pemahaman mengani CPR ini berfungsi apabila pada saat
bekerja terdapat korban yang mengalami henti kerja jantung secara mendadak
dengan harapan kita sebagai pekerja yang mengtahui tentang CPR ini dapat
menolong korban yang mengalami henti jantung secaramendadak dengan
melakukan pertolongan yang terstruktur dan berjalan dengan baik sesuai
prosedur penolongan terhadap korban.

Anda mungkin juga menyukai