Anda di halaman 1dari 24

TUGAS LOGBOOK K3

Dosen pembimbing :
Demes Nurmayanti, S.T., M.Kes
Winarko, SKM, M.Kes
Novra Herlian Rojabiansyah, S.Tr.Kes
Disusun oleh :
Novi Fauziyah (P27833319023)

PROGRAM STUDI D4 SANITASI LINGKUNGAN SURABAYA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AJARAN 2020- 2021
Perte HARI/TG MATERI SUMBER PARAF
muan L
Konsep dasar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Minggu Winarko.2020.Sa
1&2 23 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Suatu ilmu pengetahuan dan
nitasi Industri
Agustus
penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan,
2020 dan K3.Poltekkes
pencemaran, penyakit, dll
Kemeskes
A. Sejarah K3
Surabaya,
1. Era revolusi industri (abad 18)
Surabaya
-Perubahan sistem kerja dan penggunaan tenaga mesin
Irzal.2016.Dasar-
2. Era industrialisasi
Dasar Kesehatan
-Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi (APD, safety
dan Keselamatn
device dan alat-alat pengaman)
Kerja.Kencana,Ja
3. Era Manajemen
karta
-Heirich (1941), teori domino
-Bird and German, teori Loss Causation Model
-ISO, SMK3 dll
B. Tujuan K3
1. Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
2. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan
efisien
3. Menjamin proses produksi berjalan lancer
.
C. Faktor –faktor ancaman resiko kecelakaan kerja
1. Tenaga kerja
Tenaga kerja berkaitan dengan alat yaitu keselamatan tenaga kerja
dan bahan berkaitan dengan kesehatan tenaga kerja begitu juga
sebaliknya.
2. Alat
Alat berkaitan dengan keselamatan tenaga kerja dan bahan berkaitan
dengan lingkungan tenaga kerja begitu juga sebaliknya
3. Bahan
Bahan berkaitan dengan kesehatan tenaga kerja dan alat berkaitan
dengan lingkungan tenaga kerja begitu juga sebaliknya
D. Istilah istilah dalam K3
1. Hazart
Adalah sumber bahaya potensial yang dapat menyebabkan kerusakan.
Hazard dapat berupa bahan-bahan kimia, bagian-bagian mesin, bentuk
energi, metode kerja atau situasi kerja
2. Harm
Adalah kerusakan atau bentuk kerugian berupa kematian, cidera, sakit
fisik atau mental, kerusakan properti, kerugian produksi, kerusakan
lingkungan atau kombinasi dari kerugian-kerugian tadi
3. Incident
Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu sedikit
saja ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya accident.
4. Aman(selamat)
Suatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah
dapat dikendalikan ke tingkat yang memadai, dan ini adalah lawan
dari bahaya (danger).
5. Risk
Ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul dari sumber bahaya
(hazard) tertentu yang terjadi.
E. Penilaian resiko
pelaksanaan metode-metode untuk menganalisa tingkat resiko,
mempertimbang-kan resiko tersebut dalam tingkat bahaya (danger) dan
mengevaluasi apakah sumber bahaya itu dapat dikendalikan secara memadai
serta mengambil langkah-langkah yang tepat.
Resiko dan pengendalian harus seimbang, jika pengendalian lebih
besar dari resiko maka pengeluaran biaya akan besar. Jika resiko lebih besar
dari pengendalian akan terjadi pemborosan.
F. Teori terjadinya kecelakaan
Teori domino
1. Di dalam lingkungan terjadi kesalahan seseorang atau kelompok
orang yang melakukan tindakan tidak aman lalu mengakibatkan
kecelakaan dan cidera.
Lingkungan – orang – sumber bahaya – kecelakaan - cidera .
2. Kurang kontrol menyebabkan penyebab dasar dari kecelakaan,
penyebab dasar tersebut menjadi penyebab langsung kecelakaan
yang mengakibatkan cidera.
Kurang kontrol – sebab dasar – sebab langsung – kecelakaan –
kerugian
G. Pengendalian kerugian kecelakaan
1. Pre contact control (kurang kontrol-sebab dasar- sebab langsung)
Pengembangan dan peninjauan sistem manajemen, pelatihan, penetapan
program dan memeliharanya
2. Control contact (kecelakaan)
Subsitusi & minimisasi energi, barricade, perbaikan permukaan objek
penyebab
3. Post contact control
Menerapkan Rencana Penanggulangan Darurat
H. Langkah –langkah penanggulangan kecelakaan kerja
1. Peraturan perundang-undangan
2. Standarisasi
3. Inpeksi /pemeriksaan
4. Riset teknis,medis ,psikologis, dan statistik
5. Pendidikan dan latihan
6. Persuasi
7. Asuransi
8. Penerapan K3 di tempat kerja

Per-UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Winarko.2020.Sa
A. Peraturan pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1970
nitasi Industri
Sabtu 29 1. Secara sektoral
3&4 Agustus dan K3.Poltekkes
a) PP No. 19/1973 K3 Pertambangan
2020
Kemeskes
1) Peraturan keselamatan kerja dibidang pertambangan
Surabaya,
bermaksud dalam Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960
Surabaya
dan Undangundang Nomor 11 Tahun 1967 dan Peraturan
Irzal.2016.Dasar-
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969, dengan ditetapkannya
Dasar Kesehatan
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 dilakukan oleh Menteri
dan Keselamatn
Pertambangan setelah mendengar pertimbangan Menteri
Kerja.Kencana,Ja
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi (pasal 1)
karta
b) PP No. 11/ 1979 K3 Pengolahan dan permurnia minyak dan gas
bumi
1) Pemurnian dan Pengolahan adalah usaha memproses minyak
dan gas bumi di daratan atau di daerah lepas pantai dengan
cara mempergunakan proses fisika dan kimia guna
memperoleh dan mempertinggi mutu hasil-hasil minyak dan
gas bumi yang dapat digunakan ( pasal 1ayat 1)
c) Per.Menaker No. 01/1978 K3 Dalam Penebangan dan .
Pengangkutan Kayu
1) Penelitian hutan : ialah penenjauan pengamatan, pencatatan
objek hutan yang mendahului kegiatan pembukaan maupun
pengerjaan suatu hutan dan dilakukan langsung di hutan.(pasal
1 ayat 1)
d) Per.Menaker No. 01/1980 K3 Pada Konstruksi Bangunan
1) Konstruksi Bangunan ialah kegiatan yang berhubungan dengan
seluruh tahapan yang dilakukan di tempat kerja.(pasal 1 ayat 1)
2. Pembidangan teknis
a) PP No. 7/1973 – Pestisida
1) Setiap orang atau badan hukum dilarang menggunakan
pestisida yang tidak didaftar dan atau memperoleh izin Menteri
Pertanian.(pasal 2 ayat 1)
b) PP No. 11/ 1975 - Keselamatan Kerja Radiasi
1) Dosis Radiasi adalah jumlah energi yang dipindahkan dengan
jalan ionisasi kepada suatu volume tertentu atau kepada
seluruh tubuh, yaitu biasanya disamakan dengan jumlah energi
yang diserap oleh jaringan atau zat lainnya tiap satuan massa
pada tempat pengukuran, sedangkan satuannya ialah rad,
ekivalen dengan jumlah energi yang diserap sebesar 100 erg
tiap gram zat yang terkena radiasi itu(pasal 1 ayat 1).
c) Per.Menaker No. 04/1980 – APAR
1) Alat pemadam api ringan ialah alat yang ringan serta mudah
dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula
terjadi kebakaran.(pasal 1 ayat 1)
d) Per.Menaker No. 01/1982 - Bejana Tekan
1) Bejana penyimpanan gas atau campuran dalam keadaan padat
dikempa menjadi cair terlarut atau terbeku.(pasal 1 ayat 4)
e) Per.Menaker No. 02/1983 - Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik
1) Kelompok alarm adalah bagian dari sistem alarm kebakaran
termasuk relai, lampu, saklar, hantaran dan detektor
sehubungan dengan perlindungan satu area;( pasal 1 ayat 2)
f) Per.Menaker No. 03/1985 - Pemakaian Asbes
1) Nilai Ambang Batas Asbes adalah angka yang menunjukkan
konsentrasi seratasbes di udara tempat kerja, dimana dengan
konsentrasi di bawah angka ini orangyang terpapar dalam
waktu 8 jam sehari dan 40 jam seminggu tidak akanmengalami
gangguan kesehatan dan kenyamanan kerja( pasal 1ayat 6)
g) Per.Menaker No. 04/1985 - Pes. Tenaga & Produksi
1) Mesin Produksi ialah semua mesin peralatan kerja yang
digunakan untuk menyiapkan, membentuk atau membuat,
merakit finishing, barang atau produk teknis antara lain: mesin
pak dan bungkus, mesin jahit dan rajut, mesin pintal dan
tenun(pasal 1ayat 11)
h) Per.Menaker No. 05/1985 - Pes. Angkat & Angkut
1) Pembuat dan pemasang pesawat angkat adalah orang atau
badan hukum yang melakukan pekerjaan pembuatan dan
pemasangan instalasi pesawat angkat dan bertanggung jawab
selama batas waktu tertentu terhadap pekerjaannya;(pasal
1ayat 9)
i) Per.Menaker No. 04/1998 – PUIL
1) Tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna
menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.(pasal 1ayat 1)
j) Per.Menaker No. 02/1989 - Instalasi Petir
1) Instalasi penyalur petir ialah seluruh susunan sarana penyalur
petir terdiri atas penerima (Air Terminal/Rod), Penghantar
penurunan (Down Conductor), Elektroda Bumi (Earth
Electrode) termasuk perlengkapan lainnya yang merupakan
satu kesatuan berfungsi untuk menangkap muatan petir dan
menyalurkannya ke bumi;(pasal 1 ayat 8)
k) Per.Menaker No. 03/1999 - Lif Listrik
1) Lift ialah pesawat dengan peralatan yang mempunyai
kereta bergerak naik turun mengikuti rel-rel pemandu yang
dipasang pada bangunan dan digunakan untuk mengangkut
orang dan barang atau khusus barang.(pasal 1 ayat 1)
3. Pendekatan SDM
a) Per.Menaker No. 07/1973 - Wajib Latih Hiperkes Bagi Dokter
Perusahaan
1) Setiap perusahaan diwajibkan untuk mngirimkan setiap dokter
perusahaannya untuk mendapatkan latihan dalam bidang
Hygiene Perusahaan. Kesehatan dan Keselamatan Kerja(pasal
1)
2) Yang dimaksud dengan dokter perusahaan adalah setiap dokter
yang ditunjuk atau bekerja di perusahaan yang bertugas dan
atau bertanggung jawab atas Hygiene Perusahaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.(pasal 2)
3) Lembaga Nasional dan Lembaga Daerah Hygiene Perusahaan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ditunjuk menyelenggarakan
Latihan dan Lapangan Hygiene Perusahaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dalam pasal 1 dengan petunjuk dan
bimbingan Direktur Jenderal Perlindungan dan Perawatan
Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi.(pasal 3)
4) Lembaga Nasional dan Lembaga Daerah Hygiene Perusahaan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ditunjuk menyelenggarakan
Latihan dan Lapangan Hygiene Perusahaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dalam pasal 1 dengan petunjuk dan
bimbingan Direktur Jenderal Perlindungan dan Perawatan
Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi.(pasal 4)
b) Per.Menaker No. 01/1979 - Wajib Latih Bagi Paramedis
1) Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga Para Medis
diwajibkan untuk mengirimkan setiap tenaga tersebut untuk
mendapatkan latihan dalam bidang Hygiene Perusahaan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.(pasal 1)
c) Per.Menaker No. 02/1980 - Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
1) Pemeriksaan Kesehatan sebelum kerja adalah pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga
kerja diterima untuk melakukan pekerjaan.(pasal 1 ayat 1)
d) Per.Menaker No. 02/1982 - Syarat dan Kwalifikasi Juru Las
1) Peraturan Menteri ini meliputi kwalifikasi juru las untuk
ketrampilan pengelasan sambungan las tumpul dengan proses
las busur listrik, las busur listrik submerged, las gas busur
listrik tungstem, las karbit atau kombinasi dari proses las
tersebut yang dilakukan dengan tangan (secara manual),
otomatis atau kombinasi(pasal 2 ayat 1)
e) Per.Menaker No. 01/1988 - Syarat dan Kwalifikasi Oparetor
Pesawat Uap
1) Peraturan Menteri ini meliputi kwalifikasi wewenang, syarat-
syarat dan kewajiban melapor.(pasal 2)
f) Per.Menaker No. 01/1979 - Syarat dan Kwalifikasi Operator
Angkat dan Angkut
1) Operator adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan
dan memiliki keterampilan khusus dalam pengoperasian
pesawat angkat dan angkut(pasal 1 ayat 1)
g) Per.Menaker No. 02/1992 - Ahli K3
1) Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tenaga teknik
berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi
ditaatinya Undang-undang Keselamatan Kerja.(pasal 1 ayat 1)
h) Kep.Menaker No. 407/1999 - Kompetensi Tehnis Lif
1) Lift adalah pesawat dengan peralatan yang mempunyai kereta
bergerak naik turun mengikuti rel pemandu yang dipasang
pada bangunan dan digunakan untuk mengangkut orang dan
barang atau khusus barang.(pasal 1 ayat 1)
i) Kep.Menaker No. 186/1999 - Pengorganisasian Penanggulangan
Kebakaran
1) Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau
yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha
dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya(pasal
1 ayat 1)
4. Pendekatan kelembagaan dan sistem
a) Per.Menaker No. 04/1987 - P2K3
1) Tempat kerja ialah setiap ruangan atau lapangan, terbuka atau
tertutup, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja melakukan
pekerjaan atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan
suatu usaha, dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya.(pasal 1ayat 1)
b) Per.Menaker No. 04/1995 - Perusahaan Jasa K3
1) Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
selanjutnya disebut PJK3 adalah perusahaan yang usahanya di
bidang jasa K3 untuk membantu pelaksanaan pemenuhan
syarat-syarat K3 sesuai dengan peraturan perundangundangan
yang berlaku.(pasal 1 ayat 3)
c) Per.Menaker No. 05/1996 - SMK3
1) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
selanjutnya disebut Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif;( pasal 1 ayat 1)
d) Per.Menaker No. 186/1999 - Pelaporan Kecelakaan
1) Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau
yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha
dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.
( pasal 1 ayat 1)
B. Jenis peraturan di bidang K3
a) Permenaker No. 04/Men/1987 tentang P2K3 serta tata cara
penunjukan ahli K-3
1) . Tempat kerja ialah setiap ruangan atau lapangan, terbuka
atau tertutup, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja
melakukan pekerjaan atau sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha, dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya.( pasal 1ayat 1))
b) Permenaker & Trans RI No. : 8 Th 2011 ttg APD
1) Pengusaha wajib menyediakan Alat Perlindungan Diri bagi
pekerja/buruh ditempat kerja. (Pasal 2 ayat (1))
c) PMK RI Nomor 70 tahun 2016 tentang Standar & Persyaratan
Kes. Ling. Kerja Industri
1) Setiap industri wajib memenuhi standar dan menerapkan
persyaratan kesehatan lingkungan kerja industri.( pasal 2 ayat
1)
2) Untuk memenuhi standar dan persyaratan kesehatan
lingkungan kerja industri sesuai dengan Peraturan Menteri ini,
setiap industri harus melakukan pemantauan secara berkala.
( pasal 5 ayat 1)
d)  Permenaker RI No. : 5 Th 2018 Tentang K3 dilingkungan kerja
1) Pengusaha dan pengurus wajib melaksanakan syarat –syarat
K3 lingkungan kerja (pasal 2)
e) PMK RI No. 52  Th 2018 Tentang K3 Di Fasyankes
1) Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut
Fasyankes adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.( pasal 1 ayat 1)

Faktor resiko lingkungan kerja dan dampaknya terhadap kesehatan


Minggu
30 A. Manajemen resiko Winarko.2020.Sa
5&6&7 Agustus
SMK3 adalah suatu sistim manajemen dengan pendekatan berbasis pada nitasi Industri
2020
manajemen/ pengendalian risiko. Menerapkan SMK3 adalah mengurangi risiko di dan K3.Poltekkes
tempat kerja banyak metode penilaian risiko (risk assesment) yang di kembangkan Kemeskes
oleh berbagai organisasi/ perusahaan dan berbagai negara. Konsep terbaru penilaian Surabaya,
risiko adalah ISO 31000. Yang melakukan manajemen resiko adalah: Surabaya
1. Dapat dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan, manager/supervisor/ ahli Irzal.2016.Dasar-
K3 di perusahaan ybs. Dasar Kesehatan
2. Dapat dilakukan oleh pihak ketiga. dan Keselamatn
3. Memahami MSDS/Label/informasi tempat kerja. Kerja.Kencana,Ja
4. Kualifikasi yang melakukan : karta
a. Memahami perat.-peruu. K3
b. Memiliki keahlian di bidang K3

Manajemen resiko memiliki beberapa tahapan anatra lain pemantapan konteks,


identifikasi bahaya, analisa resiko, penilaian resiko, pengendalian resiko, monitoring
dan review. Dalam manajemen resiko di dalamnya ada identifikasi bahaya,
identifikasi bahaya memiliki tahapan antara lain inspeksi, pemantauan atau survei,
audit, kuesioner, data statistik. .
Analisa penilaian resiko meliputipeluang dan akibat, Peluang (Probability) yaitu
kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan/kerugian ketika terpajan dengan suatu
bahaya. Akibat (Consequences) yaitu tingkat keparahan/kerugian yang mungkin
terjadi dari suatu kecelakaan/loss akibat bahaya yang ada. Hal ini bisa terkait dengan
manusia, properti, proses, lingkungan, dll. Berikut adalah langkah-langkah dalam
penilaian resiko:
1. Langkah 1 – Menemukan bahaya;

2. Langkah 2 – Menentukan siapa yang bakal terkena risiko dan bagaimana;

3. Langkah 3 – Melakukan evaluasi risiko dan menetapkan apakah kehati-


hatian yang dilakukan sudah memadai atau harus lebih ketat lagi;

4. Langkah 4 - Mencatat penemuan;

5. Langkah 5 – Tinjau ulang penilaian dan perbaiki jika perlu

Analisa resiko dibagi menjadi 3 yaitu analisa kualitatif analisa semi kualitatif serta
analisa kuantitatif. Analisa kualitatif adalah Metode ini menganalisa dan menilai
suatu risiko dengan cara membandingkan terhadap suatu diskripsi/uraian dari
parameter (peluang dan akibat) yang digunakan. Umumnya metode matriks dipakai .
Analisa semi kualitatif adalah metode ini pada prinsipnya hampir sama dengan
analisa kualitatif, perbedaannya pada metode ini uraian/deskripsi dari parameter yang
ada dinyatakan dengan nilai/skore tertentu . Analisa kuantitatif adalah Metode ini
dilakukan dengan menentukan nilai dari masing-masing parameter yang didapat dari
hasil analisa data-data yang representatif
Berdasarkan penilaian risiko kemudian ditentukan apakah risiko tersebut masih
bisa diterima (acceptable risk) atau tidak (unacceptable risk) oleh suatu perusahaan /
organisasi. Apabila risiko tersebut tidak bisa diterima maka organisasi harus
menetapkan bagaimana risiko tersebut ditangani hingga tingkat dimana risikonya
paling minimum/sekecil mungkin. Bila risiko mudah dapat diterima/tolerir maka
organisasi perlu memastikan bahwa monitoring terus dilakukan terhadap risiko itu.
Adapun hierarki pengendalian resiko antara lain eliminasi, subtitusi, rekayasa,
pengendalian, administratif, APD.
B. Pengawasan Lingkungan Kerja

Pengawasan lingkungan kerja adalah serangkaian kegiatan pengawasan dari


semua tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan atas
pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan atas obyek pengawasan
lingkungan kerja.. Agar tenaga kerja berada dalam keserasian / kondisi yang baik
maka perlu ada keseimbangan antara lain:
1. Beban kerja
2. Kapasitas kerja
3. Beban tambahan akibat lingkungan kerja
4. Gizi kerja
5. Alat kerja

Faktor bahaya lingkungan kerja antara lain:


1. Faktor fisik
Kebisingan, temperatur, cahaya, radiasi, getaran dll
2. Faktor kimia
Padat, cair, gas
3. Faktor biologi
Serangga, bakteri, virus, parasit dll.
4. Faktor fisiologi (ergonomi)
misalnya sikap dan cara kerja yang salah, konstruksi mesin yang tidak sesuai
dengan ukuran tubuh operatornya, waktu kerja, jam kerja, Cara kerja, alat
5. Faktor psikologis, misalnya sikap dan cara kerja yang salah, konstruksi mesin
yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh operatornya, waktu kerja, jam kerja
dan lain-lain
6. Faktor mental psikologis, misalnya hubungan kerja antar karyawan atau
antara keryawan dengan atasannya yang kurang atau tidak baik, suasana kerja,
pekerjaan yang menonton, Upah, kerja monoton, lokasi kerja yang terpencil
dll. Pengendalian lingkungan kerja pada prinsipnya berpedoman pada herarki
kontrol, yaitu :
1. Cara teknik :
a. eliminasi
b. substitusi
c. modifikasi proses
d. Isolasi
e. penyelenggaraan ventilasi yang baik
2. Cara administratif :
a. mengurangi waktu pemajanan
b. rotasi pekerjaan
3. Program pemakaian alat pelindung diri ( APD )

Higene perusahaan adalah menyangkut secara luas faktor-faktor bahaya


lingkungan kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi tenaga kerja.
Higenie perusahaan antara lain :
1. Kebisingan
Kebisingan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Kebisingan kontinyu (Steady State Noise)
b. Kebisingan Intermitten (Interupted Noise)
c. Kebisingan impulsif (Impulsive/Impact Noise)

Efek kebisingan antara lain :


a. Trauma akustik à paparan tunggal dng int. tinggi atau tiba-tiba
b. Ketulian sementara ( temporary threshold shift )
c. Ketulian menetap ( permanen threshold shift )

Calibrator adalah alat untuk mengkalibrasi SLM ,Octave band filter


set :adalah dihubungkan dengan SLM untuk mengetahui tingkat tekanan suara
pada berbagai frekuensi.
2. Iklim kerja setempat
Iklim kerja adalah keadaan lingkungan kerja yang merupakan
perpaduan antara suhu udara ( suhu basah dan suhu kering ), kelembaban
udara, kecepatan aliran udara dan suhu radiasi. Heat stress adalah beban
yang diterima oleh manusia, sedangkan heat strain adalah efek dari beban
tersebut pada manusia. Efek tekanan panas pada faal tubuh:
a. Banyaknya Keringat yang Dihasilkan
b. Banyaknya Keringat yang Menguap
c. Denyut Jantung

Pengukuran Suhu kering ( Dry bulb temperature) Peralatan


Termometer bola kering (Dry bulb thermometer ) terbuat dari kaca berisi
air raksa dengan kisaran 5 – 65 °C dengan ketelitian 0,1 °C. Suhu basah
(Wet bulb temperature) sama dengan thermometer bola kering hanya
bagian bawah dibalut dengan kain katun / kapas yang bersih dan dibasahi
dengan aquadest. Kelembaban (humidity) adalah gabungan dari hasil suhu
kering dan suhu basah.
ISBB untuk di luar ruangan dengan panas radiasi :
= 0.7 Suhu basah alami + 0.2 Suhu bola + 0.1 Suhu kering
ISBB untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi :
= 0.7 Suhu basah alami + 0.3 Suhu bola
3. Getaran mekanik
Getaran mekanik adalah suatu gerakan osilasi atau mondar mandir
sebuah benda / bidang terhadap posisi pembanding. Getaran memiliki efek
fisik, fisiologis, performance. Efek fisik suatu getaran pada manusia
adalah bersifat mekanis, sedangkan efek termis suatu getaran hanya
terlihat pada frekuensi-frekuensi ultrasonic. Efek fisiologis misalnya
resonansi subsistim kepala-bahu akan menyebabkan gangguan
penglihatan. . Efek pada Performance anatra lain gangguan fungsi
penglihatan penurunan performance pada tracking task.
Teknik pengukuran tekanan adalah vibrasi, vibrasi adalah Gerakan
osilasi atau gerakan mondar mandir sebuah benda atau body terhadap
posisi pembanding atau disekitar titik keseimbangan.
C. Radiasi ,iklim kerja dan dampak kesehatan
1. Radiasi
Pengertian radiasi diatur dalam Permenaker RI nomor 5 tahun 2018.
Radiasi memiliki berbagai dampak bagi kesehatan antara lain:
a. Radioaktif mengakibatkan kelainan kulit, sel darah, sistem reproduksi
b. Inframerah mengakibatkan katarak pada lensa mata
c. Ultraviolet mengakibatkan conjungtivitis

Tempat kerja yang memiliki resiko yaitu tempat kerja dengan gelombang
radio 300 MHZ, gelombang mikro lebih dari 300 MHZ jika melebihi
NAB harus dilakukan pengendalian
2. Iklim kerja

Terbentuk dari hasil perpaduan suhu kering, suhu basah, kelembapan


udara, kecepatan aliran udara, suhu radiasi. Iklim kerja berupa konveksi
,radiasi, dan evaporasi. NAB iklim kerja diatur dalam Kepmenaker no
13/2011, tubuh mempertahan suhu tubuhnya ada berbagai cara antara lain:
a. Meningkatkan aliran darah ke kulit
b. Meningkatkan sekresi dengan keringat
c. Meningkatkan produksi panas dengan menggigil
Tingkat iklim dapat diukur dengan ISBB dengan ketentuan:
a. Indoor 0,7 ,suhu basah alami + 0,3 suhu bola
b. Outdoor 0,7 suhu basah alami +0,2 suhu bola + 0,1 SUHU

Efek tekanan panas pada faal tubuh antara lain :


a. Heat stress adalah besarnya beban manusia
b. Heat strain adalah efek beban ,contoh banyaknya keringat yang
dihasilkan, denyut jantung, suhu tubuh

Akimatisasi dalah adaptasi fisiologis bisa berupa pengeluaran keringat dan


penurunan denyut jantung. Berikut adalah cara aklimatisasi antara lain
sebagai berikut:

a. Hari 1 tidak melebihi 50%


b. Hari 2 ditambah 10% menjadi 60%
c. Hari ke 3-6 ditambah 10% sampai 100%

Penyakit akibat suhu panas antara lain:


a. Heat stroke kegagalan pusat pengatur suhu tubuh
b. Heat syncope penimbunan darah dalam pembulu darah
c. Heat exhaustion akibat dehidrasi
d. Heat cramps hilangnya garam dalam tubuh
e. Heat rash/miliaria/biang keringat penyumbatan saluran kelenjar
keringat

Anda mungkin juga menyukai