Anda di halaman 1dari 33

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana

Bahan Ajar

Dilarang mengutip sebagian ataupun


seluruh buku ini dalam bentuk apapun
tanpa izin dari penerbit

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia


Geologi, Mineral dan minerba
Jl. Jenderal Sudirman No. 623
Bandung 40211
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME karena atas berkat dan rahmat-
Nya Bahan Ajar “Pertemuan Keselamatan Pertambangan
Terencana” ini dapat terselesaikan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki


oleh seorang pekerja tambang dapat dilakukan melalui program
pendidikan dan pelatihan (diklat). Pelaksanaan program diklat
tersebut perlu didukung dengan ketersediaan materi ajar yang
berupa Bahan Ajar diklat. Bahan Ajar diklat memiliki peranan
penting bagi peserta diklat dalam membantu mengetahui,
memahami, dan mengaplikasikan materi pembelajaran yang
disampaikan oleh tenaga pengajar.

Kami menyadari bahwa Bahan Ajar ini masih jauh dari


sempurna, oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan untuk
perbaikan Bahan Ajar di masa yang akan datang.

Bandung, April 2020

Penulis

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1
BAB II KOMUNIKASI .......................................................... 5
A. Pengertian Komunikasi ........................................ 5
B. Faktor-Faktor Dalam Berkomunikasi ................... 8
BAB III METODE PERTEMUAN ........................................... 13
A. Metoda Ceramah dan Diskusi .............................. 13
B. Metoda Diskusi Tanya Jawab ............................... 14
C. Metoda Diskusi Pro dan Kontra ........................... 15
D. Metoda Diskusi Kelompok ................................... 16
BAB IV PERSIAPAN PERTEMUAN KELOMPOK ................... 17
A. Topik Bahan Diskusi ............................................. 17
B. Agenda Rapat ....................................................... 18
C. Materi Pertemuan ............................................... 20
D. Fasilitas Pertemuan .............................................. 20
BAB V PELAKSANAAN PERTEMUAN KELOMPOK .............. 21
A. Pembukaan .......................................................... 21
B. Pelaksanaan Ceramah dan Diskusi ...................... 21
C. Penutupan ............................................................ 25
BAB VI LAPORAN, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT .......... 26
A. Membuat Laporan Hasil Pertemuan .................... 26
B. Menganalisa Pelaksanaan Pertemuan ................. 26
C. Menindak Lanjuti Hasil Pertemuan ...................... 27
BAB VII PETUTUP ............................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 30

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana ii


BAB I
PENDAHULUAN

Program keselamatan kerja dibuat dan dilaksanakan untuk


mencegah kecelakaan, kejadian berbahaya, kebakaran, dan
kejadian lain yang berbahaya serta menciptakan budaya
keselamatan kerja. Program keselamatan kerja disusun dengan
mengacu kepada peraturan perundang-undangan, kebijakan,
kebutuhan, dan proses manajemen risiko.
Salah satu program keselamatan kerja adalah adanya
pertemuan kelompok (group meeting) untuk membahas masalah
keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Kegiatan ini sangat
penting serta dapat menentukan keberhasilan pelaksanaan
program K3 dalam suatu perusahaan. Pertemuan ini karena
membahas tentang aspek keselamatan kerja, maka sering juga
disebut dengan pertemuan keselamatan (safety meeting).
Kegiatan ini menjadi bagian penting dari suatu program
kesadaran keselamatan kerja.
Pertemuan keselamatan dapat bersifat formal atau informal
dan dapat mencakup berbagai topik. Pertemuan formal
direncanakan dan diumumkan sebelumnya untuk memberikan
informasi kepada kelompok pekerja tambang antara lain tentang
pelaporan keselamatan, pelatihan, peraturan, prosedur, dan
perlindungan bahaya. Pertemuan informal, sering disebut
sebagai pertemuan "tailgate". Meskipun sifatnya informal tetapi
sebenarnya dapat juga direncanakan. Pertemuan "tailgate"

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 1


sering kali berlangsung singkat untuk membahas topik tertentu.
Pertemuan keselamatan singkat ini sangat efektif untuk
menghubungkan keselamatan dengan pekerjaan tertentu atau
tugas kerja.
Pertemuan keselamatan bisa berupa safety talk yang hanya
melibatkan suatu kelompok kerja yang dipimpin oleh
pengawasnya (Supervisor) tapi bisa juga merupakan pertemuan
kelompok yang lebih besar yang melibatkan pekerja maupun
pengawas dari beberapa kelompok kerja bahkan untuk lebih
besar lagi bisa melibatkan pengawas dari seluruh perusahaan.
Pertemuan kelompok yang efektif akan memberikan
sejumlah penggunaan manajemen dasar seperti:
1. Salah satu cara manajemen untuk meyakinkan bahwa
setiap orang telah menerima informasi yang penting
dalam waktu yang lebih cepat.
2. Menciptakan iklim kerjasama melalui prinsip partisipasi
dan interaksi kelompok.
3. Membantu memberikan perhatian yang sama tentang
suatu informasi kepada setiap orang.
4. Memberikan kesempatan kepada pekerja untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi.
Pengawas karena posisinya akan terlibat dalam kedua jenis
pertemuan K3 ini, mungkin dalam pertemuan kelompok yang
besar dia hanya sebagai peserta rapat tapi dalam pertemuan
safety talk dia akan menjadi pimpinan rapat. Sebagai pemimpin
rapat peranannya sangat menentukan karena merekalah yang
bertanggung jawab untuk mempersiapkan pertemuan,

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 2


melaksanakan pertemuan dan sekaligus untuk menindak lanjuti
hasil pertemuan tersebut.
Pengawas (Supervisor) merupakan bagian dari manajemen
yang turun langsung ke lapangan dan bertanggungjawab atas
keselamatan kerja. Saat ini pengawas adalah merupakan
anggota kunci dari manajemen sehingga dia harus dapat
menggunakan suatu pendekatan manajemen yang professional.
Dalam tulisan ini akan diuraikan bagaimana mempersiapkan
suatu pertemuan kelompok, bagaimana melakukan pertemuan
kelompok yang efektif serta bagaimana menindak lanjuti hasil
pertemuan tersebut sehingga dapat berhasil guna untuk
meningkatkan kinerja K3 pada perusahaan.
Dalam suatu pertemuan kelompok, faktor komunikasi
memegang peranan yang sangat vital karena tanpa komunikasi
yang baik mustahil didapatkan hasil yang baik bahkan bisa
mengakibatkan kesalahpahaman. Oleh karean itu dalam tulisan
ini akan dibahas masalah komunikasi.
Dengan melakukan pertemuan kelompok yang
direncanakan secara teratur akan sangat membantu dalam:
a. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman pekerja
tentang tugasnya
b. Membantu identifikasi dan analisa masalah
c. Membangun penyelesaian masalah
d. Menstimulasikan diterimanya kebijakan, peraturan dan
prosedur kerja
e. Mengurangi cidera dan kerusakan (meningkatkan
safety)

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 3


f. Mengurangi produksi yang rusak dan pengerjaan ulang
(memperbaiki kualitas).

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 4


BAB II
KOMUNIKASI

A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi bukanlah suatu hal yang sederhana yang
hanya memerlukan logika, fakta, gambar, symbol otak dan
pikiran tapi juga harus menyertakan perasaan sikap serta emosi.
Dalam komunikasi juga terdapat unsur-unsur komunikasi yang
harus dipenuhi. Adapun komponen komunikasi meliputi
komunikator atau pengirim pesan, komunikan atau penerima
pesan, media atau perantara, pesan atau informasi, efek yang
ditimbulkan serta umpan balik.
1. Definisi Komunikasi Secara Umum
Komunikasi adalah proses 2 (dua) arah yang melibatkan
pengirim dan penerima, pembicara dan pendengar serta
penulis dan pembaca. Dengan kata lain komunikasi adalah
apa yang kita katakan/lakukan untuk memberi dan menerima
pengertian.
2. Arti Komunikasi Menurut KBBI
Pengertian komunikasi menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia) adalah pengiriman dan penerimaan
pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami. Arti komunikasi yang
singkat adalah kontak atau hubungan.

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 5


3. Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli
Di bawah ini akan dijelaskan pengertian dan definisi
komunikasi menurut para ahli baik dari luar negeri maupun
dari dalam negeri.
a. Menurut Aristoles
Pengertian komunikasi menurut Aristoteles adalah alat
yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk ikut
berpartisipasi dalam proses demokrasi.
b. Menurut Carl I. Hovland
Pengertian komunikasi menurut Carl I. Hovland adalah
proses yang mungkin dilakukan oleh pembawa informasi
dengan tujuan memberikan rangsangan kepada orang lain
untuk mengubah perilakunya.
c. Menurut Djenamar SH
Djenamar pernah mengutarakan pendapatnya bahwa
pengertian komunikasi merupakan seni untuk
menyampaikan ide-ide atau informasi tertentu dari
seseorang kepada orang lain.
d. Menurut Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss
Definisi komunikasi dapat juga diartikan sebagai
perpindahan informasi yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih dalam sebuah proses.
e. Menurut Prof. Dr. Alo Liliweri
Alo Liliweri memberikan pendapat bahwa pengertian
komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari satu
sumber kepada penerima agar dapat dipahami.

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 6


f. Menurut Harorl D. Lasswell
Komunikasi menurut Lasswell pada dasarnya merupakan
suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa,
dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa
atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To
whom? With what effect?)
g. Menurut Raymond S. Ross
Pengertian komunikasi merupakan sebuah proses
memilih, menyortir, atau memberi informasi kepada
seseorang agar pendengar informasi tersebut memahami
makna sesuai dengan yang dimaksudkan pemberi
informasi.
h. Menurut Prof. Drs. H.A.W Widjaja
Definisi komunikasi secara umum berdasarkan pendapat
Widjaja merupakan hubungan kontak antara manusia baik
individu ataupun kelompok.
i. Menurut Skinner
Menurut BF. Skinner komunikasi dapat didefinisikan
sebagai prilaku verbal atau simbolik dimana pengirimnya
berusaha mendapatkan efek yang dikehendakinya dari
penerima.
j. Menurut Shannon & Weaver
Komunikasi adalah interaksi yang saling mempengaruhi
yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain baik
disengaja maupun tidak. Menurutnya komunikasi tidak
terbatas pada bahasa verbal saja, namun juga pada
ekspresi wajah, lukisan, teknologi, dan lainnya.

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 7


k. Menurut Judy C. Pearson & Paul E. Melson
Menurut Pearson dan Melson, pengertian komunikasi
secara umum adalah proses memahami makna dan
berbagi makna kepada individu atau sekelompok orang.
l. Menurut James A. F. Stoner
Pendapat James A. F. Stone mengungkapkan bahwa
definisi komunikasi adalah sebuah proses yang dilakukan
seseorang dengan tujuan memberikan pengertian kepada
orang lain dengan memindahkan suatu pesan tertentu.
m. Menurut Agus M. Hardjana, M.Sc., ED
Komunikasi dapat dirumuskan sebagai suatu kegiatan
disampaikannya suatu pesan oleh seseorang kepada
orang lain melalui media tertentu. Setelah pesan tersebut
diterima dan dipahami sejauh kemampuannya, penerima
pesan kemudian menyampaikan tanggapan melalui
media tertentu pula kebada penyampai pesan.
n. Menurut Onong Uchjana Effendy
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu,
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara
lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).

B. Faktor-Faktor Dalam Berkomunikasi


Apabila pembicara anda tidak menghasilkan pengertian
bagi pendengar anda, maka anda sebenarnya tidak melakukan
komunikasi, anda hanyalah menimbulkan kebisingan. Sebagai
contoh, apabila anda berbicara dalam berbahasa Inggris dengan

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 8


orang yang hanya bisa berbahasa Indonesia itu adalah
kebisingan bagi dia bukan komunikasi.
Sedemikian pentingnya komunikasi ini sehingga dalam
sistem manajemen saat ini komunikasi ditempatkan menjadi
suatu faktor yang sangat penting. Demikian juga halnya dalam
manajamen K3, faktor komunikasi ini sangat penting karena
dengan komunikasi yang baik antara sesama manajemen,
antara manajemen dengan pengawas, antara pengawas dengan
pengawas, antara pengawas dengan pekerja serta antara
pekerja dengan pekerja akan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pelaksanaan K3, karena dengan komunikasi yang
baik maka hubungan dan interaksi antara pekerja, pengawas
dan manajemen dapat terjalin hubungan baik, sehingga apa
yang diharapkan pihak manajemen akan sampai kepada pekerja
melalui pengawas dan sebagai hasilnya akan diperoleh
pemahaman serta motivasi yang sama dari semua pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan program K3 tersebut. Dalam
pertemuan kelompok komunikasi adalah faktor yang sangat
menentukan, untuk itu kemampuan dari pengawas untuk
berkomunikasi dengan efektif dengan semua anggota tim nya
sangat diperlukan. Ada 4 (empat) faktor yang harus diperhatikan
dalam berkomunikasi:
1. Faktor hilang di jalan
2. Faktor ketertarikan perasaan
3. Faktor penggunaan
4. Faktor alat bantu

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 9


1. Faktor Hilang di Jalan
Makin banyak orang-orang yang terlibat dalam suatu garis
komunikasi makin besar kemungkinan terjadinya distorsi,
perlambatan dan bahkan bisa menjadi kehilangan makna,
karena ketika suatu pesan disampaikan dari seseorang keorang
lain maka setiap otak dan lidah orang yang mengulangnya akan
cenderung untuk merubahnya.
Demikian juga halnya apabila suatu informasi
dikomunikasikan melalui jenjang dalam suatu organisasi, maka
pada setiap jenjang akan cenderung untuk “memagari” pesan
tersebut dengan pagar pengaman yang ia tambahkan dalam
pesan tersebut. Dan untuk menghindarkan hal tersebut maka
komunikasi “face to face” seperti yang dilakukan dalam
pertemuan kelompok akan sangat membantu.

2. Faktor ketertarikan kepada perasaan


Dalam menciptakan komunikasi yang efektif perlu
digunakan ketertarikan perasaan karena ketertarikan kepada
perasaan adalah komunikasi yang paling terbaca kepada kita
dari pada apa yang kita pikirkan tentang sesuatu. Oleh karena
itu ketertarikan perasaan yang sungguh-sungguh akan
menghasilkan pengertian dan tindakan yang lebih cepat dan
efektif. Faktor ketertarikan peserta pertemuan dapat dipancing
oleh beberapa hal, antara lain : pembicara yang benar-benar
menguasai topik, kesesuaian topik, penampilan fisik, suara yang
merdu, ataupun sekedar saling mengenal.

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 10


3. Faktor Penggunaan
Apabila kita mendengar sesuatu informasi dan kita mengerti
tentang itu, maka kepemilikan kita tentang informasi itu
cenderung sementara, kecuali kita melakukan sesuatu dengan
informasi itu. Jadi untuk menjadikan suaru informasi menjadi
milik kita maka kita harus mempergunakan informasi itu. Apabila
seseorang pengawas ingin supaya anak buahnya mengerti dan
mengingat ide yang dia sampaikan maka pengawas tersebut
harus membantu mereka untuk menggunakan ide tersebut
dalam pekerjaan mereka. Ada banyak cara yang dapat dilakukan
oleh seorang pengawas untuk merealisasikan ide tersebut.
Selain selalu mengingatkan anak buahnya dalam pertemuan,
yang terbaik adalah jika pengawas dapat memberikan contoh
dalam penggunaannya sehari-hari sehingga menjadi teladan
bagi anak buahnya.

4. Faktor alat bantu


Apabila anda ingin pendengar memperhatikan apa yang
anda katakan; mengerti apa yang anda maksud; ingat akan
pesan anda, maka buat mereka membuka mata dan telinganya,
karena orang akan mengerti dan mengingat lebih baik apa yang
mereka lihat dan dengar sekaligus. Oleh karena itu dalam satu
komunikasi fungsi alat bantu audio maupun visual adalah sangat
menunjang dalam mencapai komunikasi yang efektif, karena
anda akan berkomunikasi dengan lebih baik apabila mengatakan
dan menunjukan sekaligus, anda menciptakan kesan mental
yang tenang ketika anda menggunakan visual untuk membantu

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 11


ucapan secara lisan. Selain itu anda akan mendapatkan
perhatian yang meningkat, pengertian yang lebih baik dan
peningkatan kemampuan mengingat ketika anda melukiskan
gambaran hidup bagi pendengar.
Perlu diingat bahwa, perencanaan dapat direalisasikan,
organisasi dapat dibuat efektif serta pengendalian dapat dijaga
hanya apabila seorang Supervisor dapat membawa pengertian
mereka kepada anak buahnya dan sebaiknya dia juga dapat
mengerti apa yang anak buahnya ingin sampaikan kepadanya
(komunikasi yang baik).

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 12


BAB III
METODA PERTEMUAN

Agar pertemuan kelompok dapat berlangsung dengan baik


dan efektif maka pimpinan pertemuan kelompok harus memilih
metoda yang cocok dan sesuai untuk pertemuan kelompok
tersebut. Dasar pemilihan dari metoda ini tidak saja tergantung
kepada topik dari bahan diskusi tapi juga tergantung kepada
jumlah dan siapa saja yang menjadi peserta pertemuan.
Metoda diskusi yang biasanya dilakukan ada 4 macam
yaitu:

A. Metoda Ceramah dan Diskusi


B. Metoda Diskusi dan Tanya jawab
C. Metoda Pro dan Kontra
D. Metoda Diskusi Kelompok Kecil

A. Metoda Ceramah dan Diskusi


Dalam metoda ini Supervisor sebagai pimpinan pertemuan
(rapat) menguraikan dan menjelaskan atau mendemonstrasikan
bahan diskusi sementara peserta pertemuan mendengarkan,
menyimak, membuat catatan dan mengajukan pertanyaan.
Dalam metoda ini Supervisor adalah menjadi sosok kunci dan
yang mendominasi pembicaraan sehingga metoda ini lebih
cocok apabila topik yang diduskusikan merupakan hal-hal yang
baru serta belum dikenal oleh peserta pertemuan atau hal-hal
pokok dari topik tersebut sulit untuk dipahami dalam diskusi

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 13


bebas. Dan cara ini efisien untuk mengungkapkan informasi
faktuak kepada kelompok seperti Stastistik kecelakaan, detil dari
prosedur yang baru atau definisi dari suatu terminologi.
Metoda ini memberikan keuntungan kepada pemimpin rapat
(Supervisor) karena dapat lebih mengendalikan pertemuan, dia
dapat menentukan presentasi untuk mencocokan dengan jadwal
diskusi dan dia dapat menunda pertanyaan sampai ia siap
dengar itu. Sehingga waktu pertemuan dapat lebih efisien.
Namun metoda ini juga mempunyai kelemahan yang serius
karena cenderung lebih banyak ceramahnya dan hanya sedikit
diskusinya. Karena kebanyakan orang bukanlah pendengar
yang baik maka mereka cenderung akan gelisah, bosan,
ngantuk dan bahkan tertidur apabila harus mendengar dalam
waktu yang lama.

B. Metoda Diskusi Tanya Jawab


Metoda ini digunakan apabila yang akan dibahas adalah
beberapa topik yang telah diketahui oleh peserta secara
keseluruhan, walaupun tak seorangpun dari mereka mengetahui
segala hal dari topik tersebut, dengan kata lain jawaban ada
disana tinggal menggalinya. Jadi dalaam metoda ini Supervisor
sebagai pimpinan rapat hanyalah sebagai katalisator atau
fasilitator yang akan menggali jawaban dari peserta, berdiskusi
dengan cara mengajukan pertanyaan dan memandu untuk
merangsang partisipasi setiap peserta diskusi untuk saling
menberitahu jawaban mereka. Kelebihan dari metoda ini adalah
akan diperoleh hasil yang lebuh akurat dan terpakai karena

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 14


merupakan hasil dari diskusi orang-orang yang memang
mempunyai pengetahuan tentang topik tersebut. Sedangkan
kelemahan dari metoda ini adalah diskusi bisa menjadi molor
tanpa hasil yang memadai apabila pemimpin rapat tidak dapat
mengendalikan dan mengarahkan diskusi dengan benar.

C. Metoda Diskusi Pro dan Kontra


Metoda ini digunakan apabila topik yang akan dibahas
adalah topik yang dapat mengundang argument dan atau ketidak
setujuan terhadap suatu hal yang sudah tertentu. Misalnya
“Apakah seorang operator harus minta izin untuk memasang alat
pengaman?” Beberapa topik akan menjadi bahan yang baik
untuk membuat kelompok diskusi menjadi terlibat dalam suatu
diskusi pro dan kontra yang interaktif.
Dalam hal ini Supervisor sebagai pemimpin diskusi akan
merangsang peserta diskusi untuk menyampaikan opini mereka
apakah mendukung atau menolak isu yang ia lemparkan.
Supervisor juga harus berperan sebagai orang yang tidak
memihak selama diskusi untuk menghindarkan peserta menjadi
kurang berani untuk menyampaikan pendapat mereka. Dengan
kemampuan mengajukan pertanyaan Supervisor mencoba untk
mendapatkan semua argumentasi yang pro maupun yang kontra
secara terbuka, sehingga kelompok akan mengevaluasi mereka
dan dapat membuat kesimpulan.

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 15


D. Metoda Diskusi Kelompok
Semua metoda yang telah dibicarakan di atas fokusnya
adalah pada pemimpin rapat, dia selalu menjadi bagian dari
diskusi, memberikan aturan, aktif mengarahkan dan
mengendalikan diskusi. Sedangkan dalam diskusi kelompok
kecil ini Supervisor membagi satu kelompok besar menjadi
beberapa kelomok kecil yang terdiri dari 4 (empat) sampai 7
(tujuh) orang.
Kepada setiap kelompok dilemparkan satu isu dan mereka
diarahkan untuk membangun hal-hal yang pokok dari jawaban
mereka sendiri. Pada setiap kelompok harus ada satu orang
yang bertugas untuk mencatat ide yang keluar dari diskusi
kelompok kecil dan dia juga berfungsi sebagai reporter dari
kelompoknya.
Setelah memberi waktu (5 menit, 10 menit atau 20 menit)
Supervisor memanggil reporter satu persatu untuk
menyampaikan jawaban dari topik pertanyaan dan Supervisor
mencatatnya di papan tulis. Metoda ini dapat berguna sebagai
alternatif untuk metoda Pro dan Kontra atau metoda Tanya
Jawab.

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 16


BAB IV
PERSIAPAN PERTEMUAN KELOMPOK

Agar pelaksanaan pertemuan dapat berjalan dengan efektif


serta mendapat hasil yang baik maka Supervisor harus
mempersiapkannya dengan baik, karena tanpa persiapan yang
memadai maka tujuan dan sasaran dari pertemuan tidak akan
tercapai. Persiapan yang diperlukan antara lain adalah pemilihan
topik yang akan dibahas, agenda yang akan dilaksanakan,
tempat pertemuan, materi pertemuan, pemilihan metode diskusi,
dan fasilitas pertemuan seperti alat tulis dan alat bantu seperti
overhead projector, audio video dan lain-lain.

A. Topik Bahan Diskusi


Adalah sangat penting bahwa topik untuk pertemuan
kelompok harus dipilih dengan hati-hati, karena kecermatan
memilih topik adalah untuk memastikan bahwa ini adalah saat
yang penting untuk menyampaikan topik yang kritis lebih dari
pada hanya sekedar melempar ide. Setiap topik yang dipilih
haruslah sedapat mungkin secara langsung berhubungan
dengan peserta rapat dan hal apa yang menarik bagi mereka
serta hal apa yang mereka perlukan.
Untuk mempersiakan diskusi Supervisor perlu untuk
membaca bahan-bahan safety dari jurnal teknik, majalah
maupun buku mengenai safety. Apa yang didapat dari bacaan
tersebut supaya dicatat dan ini menjadi suatu deposit

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 17


perbendaharan ide bagi seorang Supervisor yang pada saat
memimpin pertemuan kelompok akan menjadi sangat berguna.
Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan Supervisor dalam
memilih bahan untuk pertemuan kelompok adalah:

a. Topik yang dikuasainya


b. Masalah yang actual
c. Kecelakaan atau insiden yang baru terjadi
d. Kebijakan atau peraturan yang baru
e. Rekomendasi pertemuan sebelumnya yang belum
tuntas dilaksanakan
f. Kecelakaan yang mungkin bisa terjadi pada suatu area
kerja

B. Agenda Rapat
Dalam menyusun agenda rapat faktor yang menjadi
pertimbangan adalah factor waktu dan peserta. Alokasi waktu
atau durasi pertemuan ini perlu memdapat perhatian untuk
menjamin efektivitas dari komunikasi. Alokasi waktu yang terlalu
singkat akan memperbesar kemungkinan tidak tersampaikannya
semua informasi, dan sebaliknya alokasi waktu yang terlalu lama
akan membuat pertemuan tidak akan efektif dan arah
pembicaraan bisa melenceng dari topik yang sudah ditentukan.
Akan tetapi faktor waktu bukan saja mengenai lamanya
(alokasi waktu) tapi juga kapan pelaksanaan pertemuan itu
dilakukan. Alokasi waktu ditentukan oleh topik yang akan
dibahas, namun juga persiapan yang matang maka suatu
pertemuan rapat diselesaikan dengan waktu yang lebih singkat.

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 18


Misalnya apabila kasus kecelakaan yang dipilih menjadi topik,
maka Supervisor sudah harus membuat uraian yang jelas
mengenai kecelakaan tersebut, faktor pendorong dan penyebab
kecelakaan serta tindakan koreksi yang harus dilakukan. Karena
telah disiapkan sebelumnya maka dalam pertemuan tinggal
hanya mendiskusikannya sehingga akan menghemat banyak
waktu.
Waktu pelaksanaan pertemuan sebaiknya dilakukan pada
pagi hari, khususnya bila melakukan safety talk. Apabila
melibatkan para pekerja yang dalam pekerjaannya banyak
menggunakan tenaga sehingga mereka akan sudah sangat lelah
pada saat selesai bekerja.
Akan sulit mengharapkan partisipasi aktif dari pekerja yang
sudah lelah dalam suatu diskusi, bahkan untuk mendengar saja
mungkin sudah sangat sulit karena mengantuk.
Penentuan peserta untuk suatu pertemuan adalah dengan
mempertimbangkan topik yang akan dibahas, misalnya apabila
yang akan dibahas merupakan suatu hal yang masih asing atau
menyangkut aspek teknis maka perlu mengundang orang yang
berkompeten dengan masalah tersebut.
Agenda yang dibuat haruslah mencantumkan topik bahan
diskusi, waktu pelaksanaannya, pesertanya dan tempat
pelaksanaanya. Dan alangkah baiknya apabila Agenda ini dapat
dikirimkan bersama bahan yang telah dipersiapkan satu minggu
sebelum pertemuan dilaksanakan sehingga setiap peserta
dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum menghadiri
pertemuan tersebut.

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 19


C. Materi Pertemuan
Materi pertemuan adalah benda-benda atau hal-hal apa
saja yang kita bawa ke pertemuan tersebut yang bisa menunjang
semakin efektifnya komunikasi atau dengan kata lain dapat
meningkatkan pemahaman para peserta terhadap topik yang
dibicarakan.
Hal-hal yang bisa kita bawa ke pertemuan untuk
meningkatkan pemahaman peserta, antara lain JSA/SOP terkait
dengan topik yang dibicarakan, gambar atau foto terkait dengan
topik, laporan investigasi kecelakaan yang pernah terjadi terkait
dengan topik, alat bantu sebagai alat peraga terkait dengan
topik, misalnya saat kita membicarakan mengenai safety
harness kita bisa membawa safety harness dan memperagakan
cara memakainya, dan lain-lain.

D. Fasilitas Pertemuan
Sebelum rapat dilmulai pengawas harus memastikan
segala kebutuhan untuk pertemuan telah tersedia. Kebutuhan
untuk pertemuan antara lain adalah alat tulis, papan tulis,
proyektor, audio-video dan sound system. Selain itu yang harus
juga disiapkan adalah ruang rapat dan fasilitasnya seperti tempat
duduk yang cukup untuk peserta.

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 20


BAB V
PELAKSANAAN PERTEMUAN KELOMPOK

A. Pembukaan
Suatu hal yang sangat penting dalam melakukan pertemuan
kelompok adalah memulainya tepat waktu sebagaimana telah
ditetapkan dalam agenda pertemuan. Sebagai pemimpin rapat
yang pertama kali dilakukan adalah menyampaikan terima kasih
atas kehadiran peserta, baru kemudian membacakan agenda
rapat, topik dan sasaran yang akan dicapai.
Apabila metoda yang dipilh adalah metoda ceramah dan
diskusi maka Supervisor sebagai penceramah akan mulai
mempersentasikan bahan yang telah dipersiapkannya. Saat ini
adalah saat yang sangat penting karena dia akan menjadi pusat
perhatian dari semua peserta rapat untuk itu penampilan yang
baik sangat diperlukan.
Untuk menghangatkan suasana serta membuat mereka
tertarik ada baiknya Supervisor mengawali terlebih dulu dengan
suatu cerita lucu maupun anekdot. Hal ini sangat membantu
terutama kalau pelaksanaan pertemuan ini dilakukan tidak pada
awal gilir kerja, dimana para peserta yang sudah lelah akan
mendapatkan suatu suntikan kesegaran.

B. Pelaksanaan ceramah dan diskusi


Pertemuan yang paling efektif adalah pertemuan yang
dapat membangkitkan partisipasi semua peserta rapat, untuk itu
sebgai pemimpin rapat Supervisor harus dapat mendorong

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 21


partisipasi mereka dengan cara seperti menanyakan seseorang
tentang observasinya, pendapatannya, maupun reaksinya
tentang suatu hal. Seni mengajukan pertanyaan adalah sangat
penting untuk mendorong partisipasi dan membuat pertemuan
berlangsung dalm arah yang benar. Dalam pelaksanaan
pertemuan kelompok selau saja bisa timbul keadaan yang sulit
yang biasanya timbul dari orang-orang yang mempunyai sifat
kurang mendukung, tapi sebagai seorang pemimpin rapat
Supervisor harus mampu untuk mengatasi hali ini. Orang-orang
yang mempunyai sifat tidak mendukung ini antara lain adalah:

1. Senang berargumentasi
2. Pesimis
3. Suka bercanda
4. Pendiam
5. Sok Tahu

1. Peserta yang senang berargumentasi


Seorang yang senang berargumentasi sebagaimana
sifatnya selalu menentang setiap hal apapun, mencoba
untuk menjegal pemimpin rapat dan bahkan kadang-kadang
menjadi pengejek yang professional. Untuk menghadapi
orang yang seperti ini pemimpin rapat harus dapat membuat
dirinya setenang mungkin kemudian mengajukan beberapa
pertanyaan kepada orang tersebut dan kepada peserta lain
sehingga dapat mementahkan argumentasi.
2. Peserta yang pesimis
Orang yang pesimistis biasanya selau menekankan
kepada hal yang negatif, selalu mengkomlain tentang detil.

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 22


Untuk menangani orang seperti in yang perlu dilakukan
adalah mendorong mereka untuk melihat sisi yang lebih
terang dari suatu masalah dan ajukan pertanyaan sebagai
berikut ”Apakah sama sekali tidak ada harapan? Atau
apakah tidak ada sesuatu yang bisa diselamatkan dari
situasi ini?” dan pertanyaan lainnya yang dapat
meningkatkan optimismenya.
3. Peserta yang suka bercanda

Orang seoerti ini selau menganggap segala sesuatu


secara enteng dan mudah,senang terhadap yang lucu dan
selau mencoba untuk menjadi pusat perhatian. Untuk
menangani orang seperti ini, pemimpin rapat harus
menyadarkannya dengan mengajukan pertanyaan yang
menantang atau tugas yang serius dan supaya menegaskan
tujuan rapat, agenda rapat serta waktu yang terbatas,
sehingga dia akan lebih serius.

4. Peserta yang pendiam

Mereka ini mempunyai sifat suka menyendiri, malu untuk


mengeluarkan pendapatannya sehingga boleh dikatakan
tidak ikut berpartisipasi dalam suatu pertemuan kelompok.
Untuk menangani mereka ini pemimpin rapat harus mampu
mendorong mereka untuk ikut berpartisipasi dengan cara
mengajukan pertanyaan secara langsung kepada mereka,
misalnya kecelakaan yang pernah terjadi pada tempat
kerjanya atau kecelakaan yang mungkin bisa terjadi pada
pekerjaannya.

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 23


5. Peserta yang sok tahu

Orang seperti ini selalu mencoba untuk memonopoli


percakapan dengan menyampaikan pendapatannya,
menceritakan pengalamannya yang ia kaitkan dengan topik
yang sedang didiskusikan. Untuk mengatasi orang seperti ini
pemimpin rapat harus dapat membangun rasa percaya diri
dari pserta , sehingga mereka tidak dapat di intimidasi orang
seperti ini, misalnya dengan menanyakan pengalaman serta
prestasi mereka.

Orang-orang yang mempunyai sifat-sifat seperti diatas


memang sangat menggangu dalam pertemuan kelompok,
tapi untungnya jumlah mereka sangat sedikit, sedangkan
mayoritas adalah orang-orang yang mempunyai dedikasi
tinggi dan sangat membantu dalam rapat, antara lain : orang
yang penuh inisiatif yaitu orang yang membuat diskusi jalan
ketika yang lain mandeg, berpartisipasi tanpa memonopoli
dan mendorong orang lain untuk berpartisipasi secara aktif.
Dari peserta rapat juga pasti ada orang yang berfikir secra
kreatif yaitu orang yang mendorong orang lain untuk melihat
sesuatu dengan cara pandang yang segar. Oleh karena itu
keberhasilan pelaksanaan rapat ditentukan oleh bagaiman
Supervisor sebagai pemimpin rapat dapat mengatasi
peserta yang bersifat negatif serta bagaimana dia
mendorong dan menggunakan peserta yang bersifat positif
(mendukung).
Teknik untuk mendapatkan partisipasi aktif dari peserta
pertemuan juga bisa dilakukan dengan member kesempatan

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 24


kepada satu orang atau lebih peserta untuk membayangkan
suatu kecelakaan yang mungkin bisa terjadi pada area kerja
mereka dan kemudian dijadikan itu sebagai bahan diskusi
untuk seluruh peserta untuk mencari tindkan pencegahan
yang harus dilakukan.
Penggunaan secara tepat alat bantu visual dan suara
akan sangat membantu baik untu pembicara maupun untuk
pendengar. Selama berbicara alat abntu ini akan menolong
pembicara untuk percaya diri dan juga dapat membantu
untuk menjaga kontak denga pendengar.

C. Penutupan
Salah satu hal yang juga sangat penting adalah bagaimana
pemimpin rapat dapat mengatur jalannya rapat sehingga rapat
tidak molor dan dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang
telah direncanakan.
Dan sebelum rapat ditutup pemimpin rapat harus telah
selesai membuat rangkuman hasil rapat dan membacakannya
pada akhir rapat, baru kemudian mengucapkan terima kasih
kepada semua peserta rapat atas partisipasi aktif mereka.

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 25


BAB VI
LAPORAN, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

Tugas seorang pemimpin rapat sebelum selesai,


walaupun rapat telah ditutup karena dia masih mempunyai
paling tidak 3 (tiga) tugas yang harus segera ia lakukan yaitu:

1. Membuat laporan hasil pertemuan dan


mendistribusikannya
2. Menganalisa pelaksanaan pertemuan
3. Menindak lanjuti hasil pertemuan

A. Membuat Laporan Hasil Pertemuan


Seringkali setelah rapat selesai ditutup maka hasil rapat
hanya ada pada pemimpin rapat ata pada seorang juru tulis,
untuk itu pemimpin rapat harus memastikan bahwa laporan hasil
rapat itu telah dibuat dengan benar, tidak ada yang terlewatkan
dan kemudian mendistribusikannya kepada semua peserta
rapat, sehingga mereka juga dapat mengevalusinya dan akan
menambahkan apabila ada yang kurang

B. Menganalisa Pelaksanaan Pertemuan


Pemimpin rapat juga perlu melakukan analisa/evaluasi
tentang pelaksanaan rapat khususnya tentang penampilannya
sendiri, karena tidak ada pembicara yang sempurna dan juga
tidak ada pertemuan yang sempurna. Oleh karena itu dengan
melakukan evaluasi setiap selesai melakukan pertemuan akan

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 26


mendorong untuk peningkatan yang sistematis dan kontinu dari
pertemuan kelompok. Evaluasi akan dapat dilakukan dengan
mudah dan dengan hasil yang baik apabila dilakukan dengan
sistimatis, melaluli pertanyaan-pertanyaan berikut:

▪ Bagaimana pembicara mempersiapkannya? Apakah dia


mengetahui apa yang dia katakana? Apakah ada
informasi yang diperlukan? Apakah presentasinya
terorganisir denga baik?
▪ Bagaiman pembicara membawakan pembicaraan?
Apakah dia berkonsentrasi dalam satu ide utama?
Apakah pembicara tetap dalam jalurnya?
▪ Bagaimana penampilan pembicara? Apakah dia dapat
menjaga perhatian pendengar? apakah dia membuat
pembicaraanya menjadi penting bagi mereka? apakah
dia mendapatkan partisipasi dari mereka.

C. Menindak Lanjuti Hasil Pertemuan


Hal yang paling penting dari suatu hasil pertemuan
kelompok adalah bagaimana dia ditindak lanjuti, karena
dalam rapat semua dengan mudah untuk dikatakan, tapi
dalam pelaksanaanya sering tidak sesuai, bahkan kadang-
kadang sama sekali tidak ada tindak lanjutnya. Oleh karena
itu pemimpin rapat juga harus memastikan siapa yang
bertanggung jawab untuk menindak lanjuti setiap point dari
hasil rapat tersebut, dan secara terus menerus memonitor
kemajuan dari pelaksanaanya, sampai semua point tersebut
selesai dilakukan dan kalau tidak bisa dilakukan apa

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 27


kendalanya. Perlu diingat nahwa semua point yang tidak
bisa ditindak lanjuti harus menjadi bahanyang harus dibahas
dalam pertemuan kelompok berikutnya, atau menjadi
agenda untuk pertemuan kelompok yang lebih tinggi.

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 28


BAB VII
PENUTUP

Pertemuan kelompok dalam membicarakan keselamatan


dan kesehatan kerja akan sangat membantu tercapainya
pengelolaan K3 yang baik, karena dengan peretemuan
kelompok kita bisa melakukan sosialisasi baik peraturan,
kebijakan, prosedur, maupun investigasi hasil kecelakaan, dan
juga sebagai sarana untuk mencari solusi terhadap suatu
permasalahan.
Dengan manfaat yang bisa diperoleh dari pertemuan
kelompok seperti dikemukakan diatas, maka Pengawas
Pertambangan sebagai orang yang bertanggung jawab atas K3
para pekerja harus mampu merencanakan dan memimpin
pertemuan kelompok keselamatan tersebut.
Pemahaman mengenai perencanaan pertemuan kelompok
dalam membicarakan keselamatan pertambangan harus
dibuktikan dengan kegiatan praktik pembuatan rencana
pertemuan keselamatan pertambangan secara individu. Peserta
harus mampu menyusun rencana pertemuan keselamatan
pertambangan dengan topik hal-hal teknis yang dapat
mempengaruhi keselamatan dan kesehatan semua orang yang
berada di area kerjanya.

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 29


DAFTAR PUSTAKA

David L. Goetsche, “Occupational Safety And Health in the Age


of High Technology For Technologist, Engineers, and
Managers”, Second Edition, Prentice Hall Englewood
Cliffs, New Jersey Columbus Ohio, 1993.
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2010
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik.
Michael A. Hitt, R. Duanne Ireland, Robert E. Hoskissns,
Strategic Management, Competitiveness and
Globalization, 5th edition, USA, 2003.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26
Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral Dan Batubara.

Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana 30

Anda mungkin juga menyukai