Anda di halaman 1dari 35

BAHAN AJAR

PELAKSANAAN ANALISIS KESELAMATAN


PEKERJAAN
(Job Safety Analysis)

PELATIHAN E-LEARNING BAGI PENGAWAS


OPERASIONAL PERTAMA PADA PERTAMBANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GEOLOGI, MINERAL DAN BATUBARA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ESDM
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
2020
PELATIHAN POP

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii


BAB I JSA DAN METODE PEMBUATANNYA ..............................1
A.Pengertian dan Latar Belakang Penyusunan JSA ................. 1
B.Metode Pembuatan JSA ......................................................... 2
C.Rangkuman ............................................................................ 9
BAB II LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN JSA ..................... 10
A.Langkah-langkah Pembuatan JSA ....................................... 10
B.Rangkuman ........................................................................... 24
BAB III MANFAAT JSA ............................................................. 25
A.Orientasi Pekerja Baru/Penugasan Baru .............................. 26
B.Pelatihan Pengawasan Baru................................................. 26
C.Instruksi tugas yang benar.................................................... 27
D.Observasi tugas yang terencana .......................................... 27
E.Pertemuan Kelompok/safety Talk ......................................... 27
F.Penyelidikan kecelakaan/insiden .......................................... 27
G.Pelatihan Keterampilan ........................................................ 28
H.Rangkuman .......................................................................... 29
BAB IV SOSIALISASI, PELAKSANAAN, DAN EVALUASI JSA 30
A.Sosialisasi JSA ..................................................................... 30
B.Tata cara pelaksanaan JSA .................................................. 30
C.Evaluasi JSA ......................................................................... 31
D.Rangkuman .......................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 33

Analisa Keselamatan Pekerjaan ii


PELATIHAN POP

BAB I
JSA DAN METODE PEMBUATANNYA

A. Pengertian dan Latar Belakang Penyusunan JSA


Job Safety Analysis (JSA) atau anailsa keselamatan
pekerjaan adalah suatu analisa yang dilakukan terhadap potensi
bahaya yang mungkin muncul pada saat pekerjaan tersebut
dilakukan dan membuat tindakan pengendaliannya sehingga
kecelakaan dapat dicegah.

JSA ini bermanfaat sebagai suatu tools atau alat yang


sangat membantu untuk tercapainya pengelolaan keselamatan
dan kesehatan kerja yang baik sehingga semua pekerjaan harus
dipastikan memiliki analisa keselamatan sebelum pekerjaan
tersebut dilakukan.

Kewajiban pengawas operasional yang tercantum pada


pasal 12 Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 tentang keselamatan
dan kesehatan kerja pertambangan umum, salah satunya
menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja pekerja
tambang menjadi tanggung jawab pengawas operasional di area
pekerjaan tersebut dilakukan. Untuk tercapainya hal tersebut
diatas, maka analisa keselamatan pekerjaan menjadi suatu hal
yang wajib ada sebelum pekerjaan dilakukan.

Analisa Keselamatan Pekerjaan 1


PELATIHAN POP

B. Metode Pembuatan JSA


Analisa keselamatan pekerjaan dapat dibuat melalui 2 (dua)
metode sebagai berikut:
• Observasi dan diskusi
• Diskusi saja

Kedua metode ini masing-masing mempunyai kelebihan


dan kekurangan sehingga perlu dicermati hal-hal yang menjadi
pertimbangan dalam memilih metode pembuatan JSA. Namun
pada hakikatnya metode dengan observasi dan diskusi akan
lebih akurat dibanding dengan metode diskusi saja. Hal ini
dikarenakan pada metode observasi dan diskusi kita dapat
melihat orang, peralatan, bahan, lingkungannya dan prosesnya
secara detail sehingga hasil analisa yang diperoleh akan lebih
akurat dan lebih terpakai.

1. Observasi dan diskusi


Pada metode ini terdapat 6 (enam) langkah dalam
melakukan analisa, yaitu:

a. Seleksi beberapa pekerja baik yang mempunyai


pengalaman dan pengetahuan mengenai pekerjaan
yang akan dianalisa dan ingin berbagi pengalaman dan
pengetahuan.
b. Dapatkan kerjasama pekerja-pekerja tersebut dengan
menjelaskan apa yang mereka kerjakan dan pastikan
mereka mengerti bahwa tujuan dari observasi tersebut
adalah untuk evaluasi pekerjaan bukan pekerjanya.

Analisa Keselamatan Pekerjaan 2


PELATIHAN POP

c. Melakukan observasi atau pengamatan terhadap tugas


yang sedang dilakukan pekerja yang dipilih dan amati
setiap langkah yang dilakukan pekerja serta catat dalam
uraian awal.
d. Periksa uraian ini dengan pekerja untuk keakuratan, dan
juga untuk mendorong pekerja membagi pengetahuan
dan pengalaman.
e. Ulangi langkah langkah b-d dengan pekerja yang lain
dan lakukan pengamatan serta diskusi dengan pekerja
tersebut untuk mendapatkan masukan yang baru.
Dalam menguraikan langkah biasanya akan sangat
membantu dengan memulai setiap pernyataan dengan
kata kerja tindakan seperti; mengeset, menyetel,
memulai, menggerakan dsb.
f. Identifikasi kerugian yang terpapar untuk setiap langkah
spesifik atau aktifitas yang signifikan.
g. Membuat tindakan pengendalian untuk setiap potensi
bahaya yang sudah diidentifikasi.

2. Diskusi saja
Analis dengan diskusi saja dilakukan apabila suatu
pekerjaan tidak memungkinkan untuk diobservasi secara
langsung. Ini biasanya untuk tugas baru yang belum
pernah dikerjakan atau untuk suatu pekerjaan yang
lokasinya terpencil sehingga tidak praktis untuk dikunjungi
atau dilakukan pengamatan, dan juga untuk tugas yang

Analisa Keselamatan Pekerjaan 3


PELATIHAN POP

jarang dikerjakan tapi tugas tersebut adalah kritis. Untuk


kasus berikut ini maka yang dilakukan adalah:

a. Cari beberapa orang yang mempunyai pengalaman


tentang pekerjaan tersebut
b. Lakukan satu kali atau lebih pertemuan dengan
beberapa atau dengan semua orang tersebut..
c. Jelaskan penggunaan dan cara pendekatannya
d. Tentukan langkah yang signifikan dan aktifitas yang
kritis atau yang mempunyai potensi bahaya
e. Identifikasikan kerugian yang terpapar untuk setiap
langkah spesifik aktifitas yang signifikan.
f. Membuat tindakan pengendalian untuk setiap potensi
bahaya yang sudah diidentifikasi.

Hasil riset dan statistik menunjukan bahwa


perubahaan yang tidak dikenal (tak teridentifikasi) adalah
salah satu faktor yang banyak menyebabkan kecelakaan.
Perubahaan tempat kerja akan mengakibatkan perbedaan
potensi bahaya, sehingga apabila terjadi perubahan pada
tempat kerja maka potensi bahaya harus diidentifikasi
ulang. Selain perubahan tempat kerja, hal-hal lain yang
kemungkinan bias merubah potensi bahaya juga harus
diidentifikasi, misalnya urutan aktifitas, jadwal, personil,
metoda, alat, bahan baku, mesin, spesifikasi, prioritas dan
lain-lain.

Analisa Keselamatan Pekerjaan 4


PELATIHAN POP

Umumnya perubahaan yang dilakukan adalah


untuk mendapatkan suatu manfaat atau di harapkan
bermanfaat, tapi apabila perubahaan tidak di ketahui atau
tidak di imbangi dengan antisipasi maka dia akan
meningkatkan kemungkinan kecelakaan. Untuk itu setiap
ada rencana perubahan harus selalu dilakukan dengan
analisa metoda diskusi terlebih dahulu.

3. Analisa hubungan tujuan manajemen dan faktor tugas


Pekerjaan juga dapat dianalisa dalam terminologi
4 tujuan utama dari manajemen (biaya, produksi, kualitas
dan keselamatan) kombinasi dari ke-4 sub sistem ini
dalam terminology 4 tujuan utama manajemen
memberikan 16 area pertanyaan berikut :

a. Biaya- Orang
Apakah kita dapat mengendalikan biaya dengan
mempunyai orang yang pelatihnya lebih baik? Dengan
menggunakan orang yang lebih baik? Melalui motivasi
yang lebih baik.

b. Biaya- Alat
Dapatkah kita mengendalikan biaya dengan
mempunyai alat, mesin atau perkakas yang
berbeda? Atau dengan menggunakan alat yang ada
dengan lebih efektif.

c. Biaya- Bahan

Analisa Keselamatan Pekerjaan 5


PELATIHAN POP

Dapatkah bahan yang lebih murah digunakan ?


Bagaimana cara kita untuk mengurangi bahan yang
terbuang.

d. Biaya- Lingkungan
Dapatkah kita menghemat uang melalui
housekeeping, penerengan, penataan, ventilasi
yang lebuh baik.

e. Produktifitas- Orang
Bagaimana kita mengurangi kehilangan jam kerja,
meningkatkan efisien tenaga kerja ? Bagaimana
memebuat pekerjaan lebih mudah agar pekerja lebih
produktif

f. Produksi-Peralatan
Bagaiman kita dapat mengurangi kerusakan alat
dan atau beroperasinya alat? Peralatan, mesin,
perkakas apa yang kita harus sediakan untuk
meningkatkan produktifitas.

g. Peralatan- Lingkungan
Dapatkah kita meningkatkan produksi dengan
melalui penataan, penerangan, pembersihan yang
lebih baik? Melalui iklim kerja atau kondisi yang lebih
baik?
h. Produksi- Bahan

Analisa Keselamatan Pekerjaan 6


PELATIHAN POP

Bagaimana bahan dapat ditangani dan diangkut


dengan lebih efisien ? Bahan apa yang akan
membantu produktifitas

i. Kualitas- Orang
Pengetahuan dan keterampilan apa yang kritis untuk
menghasilkan yang berkualitas ? Dapatkah kita
meningkatkan kualitas dengan seleksi,
penempatan, pelatihan dan petunjuk yang lebih baik

j. Kualitas- Peralatan
Alat, mesin dan perkakas apa yang kita harus
sediakan untuk memastikan kualitas yang optimum?
Dapatkah kita meningkatkan operasi pemeliharaan
untuk jam kerja yang lebih panjang dan kualitas
yang lebih baik dari suatu peralatan.

k. Kualitas- Bahan
Apa ada bahan lain yang dapat meningkatkan
kualitas ? Pakah akan membantu untuk membuat
pemeriksaan kualitas bahan lebih cepat atau lebih
sering?

l. Kualitas- Lingkungan
Apakah kualitas dipengaruhi oleh kotoran, debu,
asap,pelarut, cahaya atau suhu ?

m. Keselamatan- Orang

Analisa Keselamatan Pekerjaan 7


PELATIHAN POP

Apa potensi bahaya yang dapat membahayakan


orang? Apa kebutuhan yang kritis untuk peraturan,
instruksi tugas dan observasi tugas

n. Keselamatan- Peralatan
Apa potensi bahaya yang dapat mengakibatkan
peralatan rusak, terbakar atau meledak ?
Bagaimana kita dapat membuat penggunaan
peralatan keselamatan, alat pelindung diri,
pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan
peralatan sebelum digunakan yang lebih baik ?

o. Keselamatan- Bahan
Bagaimana kita dapat mengurangi atau
mengendalikan keterpaparan terhadap bahan
berbahaya? Bagaiman kita dapat memperbaiki
pelatihan cara penanganan yang aman? Bagaimana
kita dapat melakukan yang terbaik untuk mencegah
pembuangan dan kerusakan bahan baku produksi.

p. Keselamatan- Lingkungan
Bagaimana kita dapat meninggkatkan
housekeeping untuk mengendalikan kerugian
kecelakaaan? Apa yang dapat kita rubah pada
lingkungan kerja untuk meningkatkan keselamatan.

Analisa Keselamatan Pekerjaan 8


PELATIHAN POP

C. Rangkuman
Job Safety Analysis (JSA) atau anailsa keselamatan
pekerjaan adalah suatu analisa yang dilakukan terhadap
potensi bahaya yang mungkin muncul pada saat pekerjaan
tersebut dilakukan dan membuat tindakan pengendaliannya
sehingga kecelakaan dapat dicegah.

Analisa keselamatan pekerjaan dapat dibuat melalui 2 (dua)


metode sebagai berikut :
• Observasi dan diskusi
• Diskusi saja
Kedua metode ini masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan sehingga perlu dicermati hal-hal yang menjadi
pertimbangan dalam memilih metode pembuatan JSA.
Namun pada hakikatnya metode dengan observasi dan
diskusi akan lebih akurat dibanding dengan metode diskusi
saja. Hal ini dikarenakan pada metode observasi dan diskusi
kita dapat melihat orang, peralatan, bahan, lingkungannya
dan prosesnya secara detail sehingga hasil analisa yang
diperoleh akan lebih akurat dan lebih terpakai.

Analisa Keselamatan Pekerjaan 9


PELATIHAN POP

BAB II
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN JSA

A. Langkah-langkah Pembuatan JSA


Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam
pembuatan JSA, yaitu :

1. Invetarisasi tugas yang kritis, yaitu membuat suatu daftar


yang sistematis dari semua jabatan. Sebgai contoh
dibwah ini adalah daftar jabatan untuk departemen
konsentrator mill yaitu :

a. Grinding operator
b. Stacker
c. Floation operator
d. Asisten floation operator
e. Tin plant operator
f. Filter floor operator
g. Loading sheed operator
h. Reagent operator
i. Bagger
j. Operator sink and float
k. Operator transportasi

Analisa Keselamatan Pekerjaan 10


PELATIHAN POP

2. Membagi setiap jabatan ke dalam tugas sehingga setiap


tugas dapat diteliti dengan seksama untuk menentukan
tugas mana yang kritis. Pengawas dan pekerja dapat
melakukan pekerjaan ini bersama-sama sebagai satu
tim yang berfikir tentang pekerjaan dengan berdasarkan
kepada uraian pekerjaan dan uraian posisi. Sumber
informasi yang lain adalah daftar tugas yang secara
normal dilakukan oleh orang dalam bermacam-macam
klasifikasi jabatan.
Suatu pertanyaan awal yang timbul dalam program ini
adalah “Tugas yang mana yang harus diuraikan dan
dianalisa sepenuhnya? “ . Beberapa organisasi
melakukannya untuk semua tugas. Namun kebanyakan
perusahaan akan mendapat masalah praktis dengan
pendekatan ini karena akan membutuhkan waktu dan
upaya yang sangat banyak untuk menganalisa setiap
tugas di suatu perusahaan, sehingga itu hampir mustahil
untuk dilakukan, misalnya dalam suatu perusahaan
mempunyai 50 jabatan yang berbeda dan setiap jabatan
memiliki rata-rata 20 tugas yang spesifik pada masing-
masing jabatan, berarti ada 1000 tugas yang akan
dianalisa. Disamping itu, masalah lainnya adalah upaya
untuk menjaga agar prosedur itu tetap praktis, mutakhir
akan memerlukan waktu yang cukup banyak. Untuk
menghemat waktu dan tenaga maka identifikasi tugas
kritis dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan
mengkaji kecelakaan yang pernah terjadi, baik yang

Analisa Keselamatan Pekerjaan 11


PELATIHAN POP

menyebabkan cedera manusia, kehilangan property


maupun kerugian produksi. Kecelakaan-kecelakaan
tersebut harus diklasifikasi sesuai dengan tingkat
kekritisannya.
Karena program ini lebih bersifat prediksi daripada
reaktif, maka sangat penting untuk juga memasukkan
tugas yang mempunyai potensi kerugian yang besar,
meskipun belum pernah terjadi pada tugas tersebut.
Untuk melakukan ini pertanyaan berikut harus diajukan:

• Dapatkah tugas ini apabila tidak dilakukan dengan


benar, bisa mengakibatkan kerugian besar saat
dikerjakan.?
• Dapatkah tugas ini apabila tidak dilakukan dengan
benar bisa berakibat rugi besar setelah dikerjakan.?
• Seserius apakah kerugian yang akan timbul?
(bagaimana tingkat keparahan dari cidera, biaya
kerusakan, biaya kerugian kualitas atau produksi)?
Apakah ada orang laian atau bagian lain yang
terpengaruh.?

Dalam menentukan apakah suatu tugas kritis atau tidak


ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan yaitu:

• Faktor keparahan
• Faktor kekerapan
• Faktor peluang
• Faktor tugas baru

Analisa Keselamatan Pekerjaan 12


PELATIHAN POP

a. Faktor keparahan

Keparahan diambil dari biaya kerugian yang


paling mungkin timbul akubat melakukan kesalahan
dalam melakukan pekerjaan tersebut. Dalam
beberapa kasus sejumlah tingkat kerugian bisa
terjadi tapi hanya hasil yang paling mungkin yang
menjadi pertimbangan, misalnya apabila sebuah
kapal masuk ke dermaga menyalahi prosedur
akibatnya akan lebih mungkin serius daripada tidak
sedangkan kesalahan teknik menyekop lebih
mungkin mengakibatkan kerugian kecil daripada
kerugian besar. Klasifikasi cidera pada manusia
dalam Kepmen Pertambangan dan Energi No. 555
K digolongkan dalam 3 kategori yaitu cidera ringan,
cidera berat dan mati, sedangkan untuk klasifikasi
kerugian property, kerusakan peralatan dan
kerugian produksi belum ada diatur dalam
peraturan yang ada di Indonesia, sehingga
beberapa perusahaan menentukan sendiri
klasifikasi tingkat keparahan dari suatu kerugian
karena kecelakaan. Sebagai contoh dibawah ini
adalah klasifikasi kerugian yang banyak digunakan
yaitu skala keparahan dari nol (0) sampai 6 seperti
berikut :

Analisa Keselamatan Pekerjaan 13


PELATIHAN POP

• 0 - Tidak ada cidera atau penyakit atau


kerugian-kerugian kualitas/produksi kurang dari
$100
• 2 - Luka ringan atau sakit ringan yang tidak
mengakibatkan kehilangan hari kerja dan tidak
dan tidak mengakibatkan property atau kerugian
kualitas/produksi antara $100-$1000
• - Suatu cidera yang mengakibatkan hari kerja,
namun tidak mengakibatkan cacat yang
perpanem atau merusak peralatan/property atas
kerugian kualitas/produksi antara $1000-$5000
• 6 - Cacat permanen, meninggal, kehilangan
bagian dari tubuh, kerusakan yang parah dari
peralatan/property atau kerugian
kualitas/produsi lebih dari $5000.
b. Faktor kekerapan

Kekerapan suatu kerugian ditentukan oleh


bagaimana seringnya pekerjaan itu dilakukan dan
jumlah pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut,
dengan kata lain bias disebut juga sebagai tingkat
keterpaparan pekerja terhadap potensi bahaya
pada saat melakukan pekerjaan yang dimaksud.

Tingkat keberulangan (repetiveness) dapat


ditaksir dari tabel berikut sesuai denagn skala 1
sampai dengan 3:

Analisa Keselamatan Pekerjaan 14


PELATIHAN POP

Tabel 3.1 Tingkat kekerapan tugas yang dilakukan setiap orang

Semakin sering atau semakin banyak pekerja


terpapar terhadap bahaya, maka nilai kekerapan
akan semakin tinggi.
c. Faktor peluang

Probabilitas atau peluang terjadinya kerugian


setiap waktu pada suatu bagian kerja dilakukan
dipengaruhi oleh faktor dibawah ini :

1) Risiko yaitu bagaimana bahaya yang


terkandung dalam tugas tersebut.
2) Kesulitan yaitu bagaimana tugas tersebut
cenderung untuk mempengaruhi tugas, produksi
dan masalah lain.
3) Kerumitan dari tugas
4) Kemungkinan kerugian apabila tugas tersebut
tidak dilakukan dengan cara yang tepat.

d. Faktor tugas baru

Analisa Keselamatan Pekerjaan 15


PELATIHAN POP

Apapun jenisnya, suatu tugas baru harus


dianggap tugas yang kritis, dan akan menjadi target
analisa dengan atau tanpa sejarah dari kerugian
apapun, oleh karena itu tugas yang baru harus
diperlakukan sebagai tugas yang kritis sampai dia
terjamin aman dengan suatu cara tertentu.

Tugas baru dianggap sebagai tugas yang


kritis karena belum adanya pengalaman dalam
melakukan pekerjaan tersebut.

3. Menguraikan Langkah Pekerjaan. Setiap tugas dapat


diurai menjadi urutan langkah-langkah yang harus
dilakukan. Biasanya suatu perintah yang khusus dari
langkah adalah cara yang terbaik untuk melakukan
tugas dengan efektif dan urutan langkah yang secara
khusus pada akhirnya akan menjadi prosedur kerja.
Setiap langkah harus diuji untuk menentukan apa saja
kerugian yang mungkin timbul yang mencakup aspek
keselamatan, kualitas dan produksi.

Kita dapat mendefinisikan “langkah tugas” sebagai suatu


segmen dari keseluruhan tugas dimana sesuatu bisa
terjadi untuk kelanjutan keterlibatan pekerjaan. Ini
bukanlah berarti bahwa kita harus membuat daftar dari
detail tugas yang sekecil-kecilnya pada uraian tersebut.
Di bawah ini adalah contoh JSA untuk “lima langkah

Analisa Keselamatan Pekerjaan 16


PELATIHAN POP

pertama dalam tugas“ mengoperasikan monitor particle


size pada suatu mill concentrator:
a. Periksa peralatan
b. Periksa apakah ada pasir yang terakumulasi pada
cyclone box
c. Semprotkan udara pembersih
d. Tutup kran pembersih
e. Buka kran air bersih
Seleksi langkah yang tepat dalam melakukan suatu
analisa akan sangat menentukan hasil akhir. Ketika
pertama kali suatu tugas diobservasi tuliskan setiap apa
yang dilakukan pekerja tersebut. Setelah seluruh
kerugian yang terpapar diidentifikasikan anda dapat
kembali untuk mengobservasi pekerja tersebut untuk
mengkombinasikan dengan hal-hal lain atau
mengeliminasi detil yang tidak perlu.

Dalam mencoba untuk melakukan observasi tugas


dengan baik umumnya supervisor cenderung untuk
membuat detil yang terlalu lengkap sehingga sulit untuk
digunakan dalam mengajarkannya kepada pekerja.
Dibawah ini adalah contoh langkah yang terlalu detil
misalnya untuk dua langkah pertama yang telah dibuat
sebelumnya yaitu:

Langkah 1 - Periksa Peralatan

Analisa Keselamatan Pekerjaan 17


PELATIHAN POP

Langkah 2 - Buka cyclcone box

Langkah 3 - Periksa apa ada pasir yang terakumulasi

Langkah 4 - Ambil pasir yang terakumulasi tersebut

Langkah 5 - Tutup cyclone box

Dengan nyata dapat dilihat bahwa uraian tugas diatas


terlalu detil dan juga untuk dibayangkan bagaimana
panjangnya langkah yang akan dibuat apabila cara ini
dipakai. Keterbatasan pekerja untuk mengingat detil
juga menjadikan penguraian yang terlalu detil akan
menjadi tidak efektif. Namun dilain pihak membuat
uraian tugas yang terlalu umum juga tidaklah baik seperti
terlihat pada contoh berikut adalah langkah tugas
dalam“ mengoperasikan monitor ukuran partikel” secara
keseluruhan.

Langkah 1 - Periksa Peralatan

Langkah 2 - Hidupkan monitor

Langkah 3 - Periksa setiap jam

Langkah 4 - Ambil contoh setiap jam

Sebagaimana kita lihat uraian ini dapata menjadi


pertimbangan yang sangat umum sehingga banyak
langkah yang hilang yang dapat melibatkan aspek
keselamatan kerja, kualitas dan produksi. Cara yang

Analisa Keselamatan Pekerjaan 18


PELATIHAN POP

paling efisien untuk melakikan penguraian tugas harus


memasukkan semua langkah utama yang kritis untuk
melakukan tugas dengan benar, tapi tidak termasuk
langkah yang kemungkinan tidak akan menimbulkan
masalah besar apabila tidak disoroti. Keputusan untuk
memasukkan atau tidak memasukkan suatu langkah
ialah dengan memulai dengan pertanyaan: “Apakah ini
dapat menjadi langkah yang kritis apabila dilakukan
dengan salah ?”

Pengalaman menunjukkan umumnya tugas diuraikan


menjadi 10 sampai dengan 15 langkah. Setiap lamgkah
harus dievaluasi dengan langkah itu sendiri, kuncinya
adalah untuk mencegah kerugian dari cidera, kualitas
dan produksi adalah merupakan pertimbangan
Supervisor dalam menyeleksi langkah tugas yang
dianggapa kritis untuk tujuan ini.

4. Identifikasi Potensi Bahaya

Setelah suatu tugas selesai diurai menjadi langkah-


langkah yang signifikan atau pun aktifitas yang kritis
maka tahap berikutnya adalah melakukan identifikasi
dan analisa untuk menentukan keterpaparan dari
kerugian yang ada ada pada setiap langkah tersebut
pada saat melakukan tugas. Melibatkan pekerja dalam
menganalisa ini merupakan suatu kesempatan untuk

Analisa Keselamatan Pekerjaan 19


PELATIHAN POP

mendapatkan manfaat dari pengalaman dan


pengetahuan mereka.

Untuk dapat menunjukkan dengan tepat potensi


kerugian dari suatu langkah maka adalah dengan cara
memasukkan 4 faktor yang berhubungan dengan suatu
tugas yaitu Manusia, Peralatan, material dan
lingkungan. Untuk itu kita harus mengajukan pertanyaan
sebagai berikut:
a. Manusia
1) Apakah suatu hubungan dengan pekerjaan
yang mungkin dapat menyebabkan cidera
penyakit, stress atau ketegangan.
2) Apakah kerja dapat terjepit, terbentur atau jatuh.
3) Apakah tindakannya yang memungkinkan
menurunkan tingkat keselamatan, produksi atau
kualitas.
b. Peralatan
1) Apa saja bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
perkakas, mesin, kendaraan atau peralatan
lainnya.
2) Apa saja kondisi kedaruratan peralatan yang
paling mungkin timbul
3) Apakah peralatan akan menyebabkan kerugian
keselamatam, kualitas dan produksi.

Analisa Keselamatan Pekerjaan 20


PELATIHAN POP

c. Material/Bahan
1) Apa saja bahaya yang terpapar daru bahan
kimia pada bahan baku atau hasil produksi.
2) Apa masalah yang spesifik dari penanganan
material.
3) Bagaimana kemungkinan material dapat
menyebabkan kerugian keselamatan, kualitas
dan produktivitas.

d. Lingkungan
1) Apa potensi masalah dari housekeeping atau
tata tertib
2) Apa potensi masalah dari kebisingan,
penerangan, panas, dingin, ventilasi dan radiasi
3) Bagaimana kemungkinan faktor lingkungan
menyebabakan kerugian pada keselamatan,
kualitas dan produktifitas.

Apabila suatu tugas dilakukan dengan cara yang salah


maka hasilnya adalah kerugian oleh karena itu
identifikasi dan analisa potensi kerugian yang spesifik
adalah langlah kunci dalam pencegahan dan
pengendalian kerugian.

Semua potensi bahaya untuk setiap uraian langkah


harus dapat diidentifikasi, apabila ada bahaya yang tidak

Analisa Keselamatan Pekerjaan 21


PELATIHAN POP

teridentifikasi tentu pengendalianna tidak ada sehingga


kecelakaan akan sangat mungkin terjadi.

Apabila suatu uraian langkah memiliki lebih dari satu


potensi bahaya, maka urutan penulisan potensi bahaya
harus disesuaikan dengan klasifikasi bahaya.

5. Tindakan pengendalian
Pada prinsipnya membuat pemeriksaan yang efisien
adalah suatu hal menanyakan dengan pertanyaan yang
benar untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Pertanyaan: siapa, dimana, kapan, apa, mengapa dan
bagaimana dapat menjadi permulaan yang baik. Untuk
itu dapat diajukan pertanyaan seperti berikut tenteng tiap
langkah yang kritis:
- Siapa yang paling pantas untuk melakukannya
- Dimana tempat yang terbaik untuk melakukan itu
- Kapan itu harus dikerjakan
- Apa tujuan dari langkah ini
- Mengapa langkah ini diperlukan
- Bagaimana cara terbaik untuk melakukannya

Dari kasil pemeriksaan yang efisien ini akan diperoleh


bahan untuk membuat suatu prosedur tugas atau
instruksi kerja.

Analisa Keselamatan Pekerjaan 22


PELATIHAN POP

Setelah menganalisa pekerjaan dan masalah yang


potensial dan membuat pemeriksaan yang efisien, maka
kita telah mempunyai apa kita butuhkan untuk membuat
rekomendasi pengendalian. Pengendalian adalah
tindakan dan pencegahan yang akan mencegah
terjadinya potensi kerugian dan akan memastikan
bahwa pekerjaan dilakukan dengan aman dan efisien.
Pengendalian harus diperintahkan kepada orang yang
melakukan tugas dengan cara memberitahu mereka apa
yang harus mereka lakukan untuk menghindari atau
mengurangi keterpaparan kerugian. Ide untuk
pengendalian akan secara alamiah dibangkitkan
seluruhnya oleh pemeriksaan yang efisien dan diskusi
yang berkaitan. Dalam membuat rekomendasi
pengendalian harus diupayakan sedapat mungkin
merupakan suatu kalimat penjelasan positif yang
memberitahu apa yang harus dilakukan untuk
mengurangi atau menghindarkan keterpaparan
terhadap kerugian dan bagaimana untuk mengerjakan
pekerjaan dengan cara yang paling efisien.

Semua potensi bahaya yang timbul pada setiap uraian


langkah harus dikendalikan untuk menjamin
keselamatan pekerja1an, dan apabila suatu bahaya
mempunyai pengendalian lebih dari satu maka
penulisan urutan tindakan pengendalian disesuaikan
dengan Hierarki Kontrol Bahaya.

Analisa Keselamatan Pekerjaan 23


PELATIHAN POP

B. Rangkuman
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam
pembuatan JSA, yaitu :
1. Invetarisasi tugas yang kritis,
2. Membagi setiap jabatan ke dalam tugas sehingga
setiap tugas dapat diteliti dengan seksama untuk
menentukan tugas mana yang kritis.
3. Menguraikan Langkah Pekerjaan. Setiap tugas dapat
diurai menjadi urutan langkah-langkah yang harus
dilakukan.
4. Identifikasi Potensi Bahaya
5. Tindakan pengendalian

Analisa Keselamatan Pekerjaan 24


PELATIHAN POP

BAB III
MANFAAT JSA

JSA akan menjadi sesuatu yang bermanfaat apabila ditempatkan


dalam beberapa program keselamatan kerja atau tugas lainnya,
disamping itu JSA merupakan alat pengawasan dari manajemen
yang praktis untuk memastikan apakah suatu pekerjaan telah
dilakukan sesuai dengan yang telah ditentukan.

Camkanlah bahwa waktu yang diambil dalam membuat petunjuk


kerja atau prosedur kerja untuk suatu tugas yang kritis diarea
anda, bukanlah suatu waktu yang sia-sia tapi akan merupakan
suatu penghematan waktu yang sangat besar dalam periode
yang panjang , karena waktu tersebut digunakan untuk
menyiapkan dengan teliti prosedur kerja yang telah dipikirkan
masak-masak, berdasarkan pengetahuan yang terbaik yang
tersedia dari cara yang benar untuk melakukan tugas yang kritis
dalam cara yang paling efesien.

Penggunaan JSA akan sangat bermanfaat untuk program K3


berikut: Orientasi pekerja/penugasan baru; pelatihan
pengawasan baru; instruksi tugas yang benar; observasi tugas
yang terencana; safety talk/pertemuan kelompok; penyelidikan
kecelakaan/insiden dan pelatihan keterampilan.

Analisa Keselamatan Pekerjaan 25


PELATIHAN POP

A. Orientasi Pekerja Baru/Penugasan Baru


Satu hal pertama yang seorang pekerja baru ingin tahu
adalah apa pekerjaan yang akan mereka lakukan, dan
bagaimana pekerjaan itu bias dilakukan dengan aman. Demikan
juga halnya pekerja lama akan mendapat penugasan untuk
tugas yang baru tentu belum memahami sepenuhnya tugas baru
tersebut. Untuk itu JSA adalah merupakan bahan yang sangat
membantu mereka untuk dapat memahami bagaimana
melakukan pekerjaan tersebut dengan aman dan efesien.
Secara umum JSA harus terlebih dulu diberikan kepada mereka
untuk dipelajari sebelum mulai memberikan instruksi kerja.

B. Pelatihan Pengawasan Baru


Secara umum yang paling ideal menjadi pengawas adalah
orang yang paling memahami pekerjaan pada area tersebut,
namun kenyataan dilapangan kadang-kadang tidak selau
demikian. Mungkin dengan alasan kekurangan personil yang
memenuhi kualifikasi pada bagian kerja tersebut sehingga
terpaksa harus mengambil pengawas dari bagian lain dan
bahkan dari perusahaan yang lain. Untuk itu mereka harus
mendapat pelatihan untuk tugasnya tersebut dan
prosedur/petunjuk kerja akan sangat membantu dalam pelatihan
ini.

Analisa Keselamatan Pekerjaan 26


PELATIHAN POP

C. Instruksi tugas yang benar


Pedoman dan petunjuk kerja tertulis adalah mempunyai
nilai yang sangat besar dalam membantu pengawas
menemukan tanggung jawab dasar mereka untuk mengajar
yang lain, bagaimana mereka melakukan tugasnya secara benar
(benar, cepat, sungguh-sungguh dan aman).

D. Observasi tugas yang terencana


Petunjuk dan prosedur kerja tertulis memungkinkan
supervisor secara sistematis dapat menganalisa sebaik apa
performance dari pekerja untuk mengikuti standar yang
diperlukan.

E. Pertemuan Kelompok/safety Talk


Dalam pelaksanaan pertemuan kelompok ataupun safety
talk prosedur kerja dapat digunakan sebagai bahan (topik)
diskusi khususnya apabila peserta dari pertemuan kelompok
tersebut merupakan orang-orang yang terlibat dengan prosedur
kerja tersebut srta orang yang terpengaruh dengan pekerjaan
tersebut.

F. Penyelidikan kecelakaan/insiden
Uraian tertulis dari pekrjaan membantu supervisor
melakukan penyelidikan kecelakaan/insiden denga teliti dengan
cara menganalisa apakah pekerjaan telah dilakukan

Analisa Keselamatan Pekerjaan 27


PELATIHAN POP

sebagaimana mestinya, pada tahapan proses mana terjdi


kesalahan, dan apa jenis perubahan yang dapat membawa ke
pengendalian yang lebih baik.

Apabila pekerja dalam melakukan pekerjaan tidak sesuai


dengan JSA sehingga terjadi kecelakaan, maka kesimpulannya
adalah pekerja melakukan tindakan tidak aman yaitu bekerja
tidak sesuai dengan prosedur. Dan sebaliknya, apabila pekerja
dalam melakukan pekerjaan sudah sesuai dengan JSA akan
tetapi masih terjadi kecelakaan, maka kesimpulannya adalah
JSA yang ada belum memadai.

G. Pelatihan Keterampilan
JSA atau prosedur tugas tertulis akan membantu efisien
dan keefektifan dari program pelatihan untuk operator peralatan
dan pekerja terampil, karena dengan JSA dapat ditunjukan
secara khusus dan sistematis apa pekerjaan itu dan bagaimana
dia dikerjakan.

Untuk mempersiapkan petunjuk dan prosedur kerja


memerrlukan waktu dan upaya yang tidak kecil, namun ketika
anda menempatkan mereka dalam pekerjaan maka akan
memperoleh keuntungan yang tinggi dalam hal:

- Efisien, safety dan produktifitas yang lebih tinggi

Analisa Keselamatan Pekerjaan 28


PELATIHAN POP

- Hasil yang lebih baik dari instruksi tugas, observasi


tugas, pengajaran, Pembimbinga, pelatuhan
keterampilan dan penyelidikan kecelakaan.
Proteksi yang optimal untuk orang, property, proses,
produktifitas dan kemampuan untuk mendapatkan untung.

H. Rangkuman
JSA akan menjadi sesuatu yang bermanfaat apabila
ditempatkan dalam beberapa program keselamatan kerja
atau tugas lainnya, disamping itu JSA merupakan alat
pengawasan dari manajemen yang praktis untuk
memastikan apakah suatu pekerjaan telah dilakukan sesuai
dengan yang telah ditentukan.

Penggunaan JSA akan sangat bermanfaat untuk program


K3 berikut: Orientasi pekerja/penugasan baru; pelatihan
pengawasan baru; instruksi tugas yang benar; observasi
tugas yang terencana; safety talk/pertemuan kelompok;
penyelidikan kecelakaan/insiden dan pelatihan
keterampilan.

Analisa Keselamatan Pekerjaan 29


PELATIHAN POP

BAB IV
SOSIALISASI, PELAKSANAAN, DAN EVALUASI JSA

A. Sosialisasi JSA
JSA yang sudah dibuat akan percuma apabila hanya
diarsipkan di kantor, karena itu JSA harus disosialisasikan dan
dipastikan dimengerti oleh pekerja, sehingga bisa diaplikasikan
di lapangan.

JSA yang sempurna juga akan sia-sia apabila tidak


dimengerti oleh pekerja. Karena itu sosialisasi merupakan
rangkaian kegiatan yang sangat penting untuk tercapainya
manfaat atau kegunaan dari JSA.

JSA dapat disosialisasikan melalui pertemuan K3 dan pada


pertemuan tersebut dimungkinkan tanya jawab atau diskusi
untuk meningkatkan pemahaman pekerja. JSA juga dapat
disosialisasikan melalui papan-papan pengumuman,
sehingga setiap saat dapat diakses oleh para pekerja.

B. Tata cara pelaksanaan JSA


Semua pekerjaan yang harus dilakukan berdasarkan tata
cara kerja aman misalnya JSA. Oleh karena itu JSA harus selalu
tersedia di tempat kerja dimana pekerjaan yang dimaksud dalam
JSA tersebut dilakukan.

Analisa Keselamatan Pekerjaan 30


PELATIHAN POP

Untuk menjamin dipatuhinya JSA, diperlukan pengawasan


oleh seorang pengawas, sehingga diharapkan pekerjaan dapat
diselesaikan dengan aman dan tepat waktu.

C. Evaluasi JSA
JSA harus selalu dievaluasi secara berkala untuk
mengetahui apakah JSA tersebut masih sesuai atau masih
memadai. Evaluasi JSA terutama diperlukan pada saat terjadi
perubahan pada tempat kerja, alat, metode kerja, dan lain-lain
karena perubahan-perubahan tersebut akan mengakibatkan
terjadinya perubahan pada potensi bahaya, sehingga diperlukan
penyesuaian atau revisi terhadap JSA.

JSA juga harus selalu dievaluasi apabila terjadi kecelakaan


terkait dengan pekerjaan yang dimaksud dalam JSA untuk
mendeteksi apakah kecelakaan tersebut terjadi karena JSA nya
sudah tidak memadai atau karena tidak dituruti oleh pekerja.

D. Rangkuman
JSA dapat disosialisasikan melalui pertemuan K3 dan pada
pertemuan tersebut dimungkinkan tanya jawab atau diskusi
untuk meningkatkan pemahaman pekerja. JSA juga dapat
disosialisasikan melalui papan-papan pengumuman,
sehingga setiap saat dapat diakses oleh para pekerja.

Analisa Keselamatan Pekerjaan 31


PELATIHAN POP

Semua pekerjaan yang harus dilakukan berdasarkan tata


cara kerja aman misalnya JSA. Oleh karena itu JSA harus
selalu tersedia di tempat kerja dimana pekerjaan yang
dimaksud dalam JSA tersebut dilakukan.

JSA harus selalu dievaluasi secara berkala untuk


mengetahui apakah JSA tersebut masih sesuai atau masih
memadai. Evaluasi JSA terutama diperlukan pada saat
terjadi perubahan pada tempat kerja, alat, metode kerja, dan
lain-lain karena perubahan-perubahan tersebut akan
mengakibatkan terjadinya perubahan pada potensi bahaya,
sehingga diperlukan penyesuaian atau revisi terhadap JSA.

Analisa Keselamatan Pekerjaan 32


PELATIHAN POP

DAFTAR PUSTAKA

Kepmen No. 555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan


Kesehatan Kerja Pertambangan Umum;

Kepmen ESDM No.1453.K/29/MEM/2000 tentang Pedoman


Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di
Bidang Pertambangan Umum;

Kepdirjen GSDM No.0228.K/40/DJG/2003 tentang Kompetensi


Pengawas Operasional pada Perusahaan
Pertambangan Mineral Mineral dan Batubara serta
Panas Bumi;

David L. Goetsche, “Occupational Safety And Health in the Age


of High Technology For Technologist, Engineers, and
Managers”, Second Edition, Prentice Hall Englewood
Cliffs, New Jersey Columbus Ohio, 1993.

Strategic Management, Competitiveness and Globalization, 5th


edition, Michael A. Hitt, R. Duanne Ireland, Robert E.
Hoskissns, USA, 2003;

Analisa Keselamatan Pekerjaan 33

Anda mungkin juga menyukai