Anda di halaman 1dari 23

3.

Analisa Pekerjaan Berwawasan K3 (APBK3)

APBK3 harus dituangkan secara tertulis dan dibakukan menjadi standard,


prosedur atau instruksi kerja yang harus dilaksanakan secara konsisten dan
selalu harus ditinjau ulang untuk meningkatkan efektifitas jaminan keselamatan
dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan.

Aktifitas APBK3 harus dilakukan secara berkesinambungan dan berencana


dengan menerapkan teknik tertentu. Metoda yang paling sederhana adalah JSA
dan JSO.

a. JOB SAFETY ANALYSIS (JSA), bertujuan mencari/menemukan adanya


sumber bahaya dan usaha menghilangkannya dari suatu rangkaian proses
pekerjaan.

b. JOB SAFETY OBSERVATION (JSO), bertujuan memperbaiki atau


meningkatkan mutu K3 melalui pengamatan sikap dan cara seseorang dalam
melakukan pekerjaan.

c. ANALISA KECELAKAAN, bertujuan menemukan factor penyebab utamanya


dan menentukan tindakan pencegahan terjadinya peristiwa yang sama.
d. Hazard and Operability Study, atau dikenal sebagai HAZOP adalah teknik
standar yang digunakan dalam penyusunan pembentukan keamanan di
sistem baru atau modifikasi terhadap potensi bahaya atau
masalah. HAZOPS merupakan metode identifikasi risiko yang berfokus pada
analisis terstruktur mengenai operasi yang berlangsung. Dalam
penggunaannya, kita harus mempelajari setiap tahapan proses untuk
mengidentifikasi semua penyimpangan dari kondisi operasi yang normal,
mendeskripsikan bagaimana bisa terjadi dan menentukan perbaikan dari
penyimpangan yang ada. Tujuannya untuk menjelaskan bagaimana kondisi
ideal dalam suatu sistem. Langkah awal dapat dilakukan dengan
mendapatkan tinjauan dari sistem berupa gambar teknis atau informasi lain
dari sistem tersebut.

e. Penting bahwa pekerja dan penanggung jawab memiliki pengetahuan untuk


memastikan bahwa bahaya di tempat kerja diidentifikasi dan dihilangkan
Oktober 2011 halaman : 1 dari 23
sesegera mungkin. Mengoperasikannya dengan mengidentifikasi dan
mengevaluasi bahaya dalam proses yang direncanakan atau yang sudah ada
dan dioperasikan dengan cara yang paling efektif, ekonomis dan tepat waktu
ketika semua pertimbangan dan kendala yang relevan diperhitungkan.
HAZOP dapat digunakan secara bersamaan dalam proses identifikasi
bahaya dan juga pada sistem operasi secara kontinyu.

f.

4. Manfaat Penerapan JSA

4.1 Dapat menemukan bahaya fisik yang telah ada pada suatu pekerjaan dan
sekaligus dapat menemukan metoda yang tepat untuk menghilangkan atau
mengendalikan kondisi dan tindakan yang dapat membahayakan.

4.2 Dapat menemukan jenis alat perlengkapan pengaman yang tepat sesuai
jenis pekerjaan dan dapat untuk menentukan kualifikasi petugas seperti :
kondisi kesehatan, keterampilan atau kemampuan khusus yang diperlukan
dan lainnya.

4.3 Dapat memudahkan dalam merumuskan standard pelaksanaan pekerjaan


yang selaras dengan tuntutan operasi yang efisien dan aman, termasuk
instruksi, pendidikan dan pelatihan.

4.4 Penerapan standard pekerjaan yang aman akan meyakinkan setiap tenaga
kerja dalam melaksanakan pekerjaannya secara konsisten dan aman
sehingga dapat bekerja lebih produktif.

4.5 Rumusan rangkuman JSA dapat digunakan sebagai daftar periksa (check
list) pada saat mengevaluasi kinerja K3 di tempat kerja.

4.6 Menurunkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.


Setiap bahaya yang muncul diidentifikasikan dan perusahaan menetapkan
pengendalian risiko, sehingga apabila penerapannya terkendali maka hal
tersebut dapat menurunkan kecelakaan.

4.7 JSA dapat membantu penyelidikan kecelakaan.


Oktober 2011 halaman : 2 dari 23
Apabila suatu kecelakaan terjadi pada suatu pekerjaan yang telah dianalisis
maka dengan menggunakan hasil analisis tersebut perusahaan dapat
mengetahui penyebab timbulnya kecelakaan serta menetapkan perbaikan
yang diperlukan. Apabila terdapat bahaya yang belum teridentifikasi,
dengan JSA ini dapat diketahui.

4.8 JSA dapat diintegrasikan kedalam system mutu dan fungsi produksi pada
waktu yang bersamaan.

4.9 Manfaat JSA bagi setiap pekerja :


a. Menjalankan komitmen perusahaan di bidang K3.
b. Memastikan prosedur kerja yang dilakukan adalah prosedur kerja aman.
c. Prosedur kerja yang dilakukannya merupakan prosedur kerja yang
konsisten. Jika seseorang pekerja dipindahkan ke bagian lain/keluar
dari tempat kerja/meninggal dunia, maka pekerjaan yang dilakukan tetap
berjalan konsisten.

5. Mempersiapkan JSA
6.1 Keterlibatan Pihal Manajemen.
Komitmen pihak manajemen, manajer, supervisor, semua karyawan yang
terlibat sangat diperlukan karena focus pelaksanaan APBK3 terkadang
menyebabkan suatu perubahan metode kerja.

6.2 Pendidikan dan Pelatihan.


Setiap personil yang terlibat dalam APBK3 harus memperoleh penjelasan
maksud dan tujuan agar mengerti peran mereka dalam pelaksanaan
APBK3.

6.3 Penetapan Tujuan dan Sasaran.


Perusahaan menetapkan sasaran yang akan dituju dan mempersiapkan
perencanaan untuk mencapainya.

6.4 Pemilihan Proses Pekerjaan.


o Pekerjaan yang berbahaya (dilihat berdasarkan laporan kecelakaan,
laporan P3K, laporan setiap bagian);
o Pekerjaan baru;
Oktober 2011 halaman : 3 dari 23
o Pekerjaan yang akan ditinjau ulang K3 nya;
o Pekerjaan yang dianggap berbahaya tapi pernah terjadi kecelakaan;
o Semua pekerjaan pada umumnya.

6. Aspek yang terkait dengan JSA

Ada 4 (empat) aspek yang perlu dipertimbangkan untuk membantu menggambar


kan proses kerja yang dianalisis.

1.1 Manusia.
Setiap orang yang terlibat dalam pekerjaan seperti : operator, supervisor
dan orang lain yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan K3 di tempat
tersebut.

1.2 Metode.
Praktek kerja dan Prosedur kerja dari pekerjaan yang dianalisis.

1.3 Peralatan dan mesin yang digunakan.

1.4 Material (bahan).


Zat dan bahan-bahan yang digunakan selain mesin dan peralatan.

1.5 Lingkungan Kerja.


Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi suatu pekerjaan.

7. Pedoman Pembuatan JSA


Untuk menjamin konsistensi aplikasi JSA ada dua hal yang sangat mendasar,
yaitu :
 Lakukan yang benar pada saat pertama kali (do right at first time).
 Tulis apa yang anda lakukan dan lakukan apa yang anda tulis (write what you
do and do what you write).

Kerangka dasar pembuatan JSA :

8.1 Memecah/mengurai tahapan pekerjaan.


a. Ajak orang yang ahli, berpengalaman dan menguasai pekerjaan
tersebut dan berkemauan memikirkan pekerjaan itu;

Oktober 2011 halaman : 4 dari 23


b. Jelaskan maksud dan tujuan JSA yang akan dilakukan dan diminta
untuk membantu dengan sungguh-sungguh;
c. Siapkan lembar kerja (Work Sheet);
d. Uraikan pekerjaan se-spesifik mungkin, setiap prosedur diuraikan
menjadi 10 – 15 tahap kerja;
e. Amati dan catat semua langkah pekerjaan dalam lembar kerja;
f. Diskusikan tahapan pekerjaan itu bersama-sama dengan orang yang
mengerjakan tadi. Ambilah manfaat dari komentar-komentarnya.

8.2 Mengidentifikasi potensi bahaya.


a. Identifikasikan kemungkinan bahaya yang dapat terjadi pada setiap
tahap pekerjaan tersebut dan termasuk bahaya yang terdapat di area
kerja.
b. Tahap demi tahap dianalisa secara mendalam untuk mencari,
menemukan dan memerinci bahaya-bahaya yang ada dan potensi
kecelakaan yang tersirat pada tiap-tiap langkah.
c. Masing-masing harus dicatat pada work sheet di kolom yang telah
ditentukan. Tulislah kemungkinan bahaya sejajar dengan langkah kerja
dimaksud.
d. Tunjukan catatan dimaksud kepada pekerja/operator pekerjaan yang
sedang dianalisa dan mintalah pendapatnya.
e. Konsultasikan pula catatan tersebut kepada operator/orang lain yang
mempunyai pengalaman/pengetahuan tentang pekerjaan itu. Bila perlu
diskusikan dengan pekerja-pekeja lainnya.

JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

Jenis pekerjaan : Tanggal :

Unit / Seksi : Ahli K3 :

Tindakan
No. Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya
Pengendalian

Oktober 2011 halaman : 5 dari 23


TIM JSA
No. Nama Jabatan Tanda tangan

8.3 Penetapan upaya pengendalian bahaya.


Setelah bahaya-bahaya dapat diidentifikasi, langkah selanjutnya ialah
mencari dan menetapkan cara untuk mengendalikan bahaya tersebut.
Penetapan upaya pengendalian bahaya harus dapat menghilangkan,
menurunkan bahaya dan mencegah terjadinya kecelakaan.
Tindakan pengendalian bahaya dapat berupa :
o Cara/jalan lain untuk mengerjakan pekerjaan/langkah kerja tersebut.
o Mengubah keadaan fisis, mekanis, layout maupun lingkungan sekitarnya
o Mengubah prosedur pekerjaan.
o Mengubah frekuensi melakukan pekerjaan/langkah kerja tersebut.
o Memberikan alat-alat keselamatan kerja.

Oktober 2011 halaman : 6 dari 23


Dalam merumuskan/menuliskan cara yang harus dilakukan untuk
mengatasi bahaya, ikutilah selalu dengan pertanyaan, sebagai berikut :
 “Apakah dapat dikerjakan dengan cara lain ?” dan
 “Baagaimana seharusnya mengerjakan ?”
Jawaban atas pertanyaan harus berupa penyelesaian yang konkrit, jelas,
terarah dan sangat khusus.

Hindarkan penggunaan kata-kata seperti :


o “Hati-hati, agar waspada !” atau kata lain yang serupa.
o Cara mengatasi tersebut hendaknya yang betul-betul pasti apa yang
harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

8. Langkah-langkah Penerapan APBK3


9.1 Daftar semua pekerjaan ditempat kerja/bagian anda;
9.2 Jadwalkan pekerjaan-pekerjaan tersebut kapan masing-masing akan anda
analisa. Barangkali anda cukup menganalisa tidak lebih dari 3 kali tiap
minggunya namun jangan kurang dari satu kali tiap minggunya.
9.3 Laksanakan tiap-tiap analisa sebagai pekerjaan sambil lalu ditiap-tiap seksi
di bawah anda;
9.4 Untuk menyempurnakan tiap analisa tersebut, ulangi lagi sampai mendetail
bersama dengan pekerja yang melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang
dianalisa. Barangkali mereka mempunyai tambahan analisa yang berharga
dan bermanfaat;
9.5 Berilah mereka lembaran dari analisa finalnya dari pekerjaan yang masing-
masing dilaksanakannya.
9.6 Simpanlah beberapa lembar analisa final untuk digunakan masa-masa yang
akandatang.

9. Peninjauan APBK3
APBK3 pada setiap unit kerja yang telah disetujui dan ditetapkan menjadi
prosedur kerja, senantiasa harus dijadikan sebagai panduan bagi para pekerja
dalam melakukan pekerjaan dan menjadi panduan pula bagi para pengawas
pekerjaan.

Oktober 2011 halaman : 7 dari 23


Untuk menjamin efektifitas pelaksanaan K3 secara teratur atau sambil lalu
dilakukan pengamatan keselamatan pelaksanaan pekerjaan (Job Safety
Observation). Dan untuk meningkatkan kinerja K3 agar lebih nyata memberikan
kontribusi terhadap efisiensi dalam proses produksi perlu dilakukan pengkajian
K3 terhadap seluruh komponen dalam siklus system proses produksi.
Unruk menganalisa system K3 dapat menggunakan pola pendekatan analisa
sebab akibat kegagalan dengan menyiapkan :
10.1 Siapkan bagian penyederhanaan hubungan antar komponen penting atau
dapat berupa diagram alir proses (flow chart diagram).
10.2 Siapkan blanko isian analisa seperti contoh berikut.
10.3 Langkah-langkah peninjauan ulang.
Langkah-langkah persiapan peninjauan terhadap system keselamatan
agar penerapan APBK3 berjalan dengan semestinya.

1. Membuat jadwal program APBK3 :


o Menetapkan jadwal pertemuan untuk membahas APBK3;
o Menetapkan jadwal pengamatan pelaksanaan

2. Menyiapkan proses peninjauan ulang :


o Pada saat APBK3 ditulis, tindak lanjut harus dilakukan dan masalah
yang timbul dapat diselesaikan.
o Jika pengisian telah selesai, adakan peninjauan ulang atau diskusi
untuk memastikan bahwa proses kerja telah memenuhi syarat K3.

3. Membuat perencanaan penerapan hasil APBK3 :


o APBK3 yang telah disetujui harus diterapkan;
o Buat perencanaan pelatihan untuk orang yang terlibat dalam proses
kerja.
o Dokumentasi hasil APBK3 dengan baik;
o Gunakan APBK3 untuk penyelidikan kecelakaan;
o Memasukkan APBK3 dalam program inspeksi.

4. Peninjauan ulang secara berkesinambungan :


Setiap terjadi perubahan proses, modifikasi, dan lainnya harus
dilakukan peninjauan ulang.

Oktober 2011 halaman : 8 dari 23


Oktober 2011 halaman : 9 dari 23
Contoh : Work Sheet Analisa Sistem K3
Pengaruh
Kegagalan yang Klasifikasi Frekuensi Metoda
No. Komponen Komponen Seluruh Catatan
mungkin terjadi Bahaya kegagalan Deteksi
lain Sistem

Oktober 2011 halaman : 10 dari 23


Keterangan item :
(1) Komponen : berisi daftar komponen yang akan dianalisa

(2) Kegagalan : jenis kegagalan yang mungkin terjadi pada tiap komponen

(3) Pengaruh : akibat yang terjadi karena adanya kegagalan terjadi


terhadap komponen lain dan system keseluruhan

(4) Klasifikasi bahaya, tingkat keparahan kegagalan atau kerusakan :


 Aman
 Sedang (marginal)
 Kritis
 Sangat kritis

(5) Frekuensi kegagalan, Perkiraan jangka waktu terjadinya jenis kegagalan :


Sering : 1 kasus kurang 10.000 jam kerja
Cukup sering : 1 kasus antara 10.000 – 100.000 jam kerja
Jarang : 1 kasus antara 100.000 – 10.000.000 jam kerja
Sangat jarang : 1 kasus lebih dari 10.000.000 jam kerja

(6) Metoda deteksi : Metoda untuk melakukan pendeteksian untuk mengetahui


adanya kelainan.

Oktober 2011 halaman : 11 dari 23


10. Job Safety Observation (Observasi Keselamatan Pekerjaan)

1. Pengertian JSO
JSO adalah suatu metoda atau alat untuk mempelajari lebih mendalam
sikap kebiasaan dan tata cara bekerja dari tiap-tiap anak buah anda.
Prosedur JSO ini dapat anda pergunakan untuk mencek hasil training
untuk bahan perbaikan atau koreksi yang harus segera dilakukan untuk
menyempurnakan pelaksanaan pekerjaan, disamping juga sekali-kali
sebagai usaha untuk meningkatkan dan menyempurnakan tingkah laku
dan kebiasaan bekerja yang aman.
Melalui pendapat dan komentar-komentar anda atas hasil JSO dapatlah
diberikan dorongan ke arah sikap/peringai yang selalu memperhatikan
keselamatan kerja.

2. Manfaat JSO
JSO adalah alat umpan balik (feed back), merupakan informasi yang jitu
dalam mencapai efektifitas dalam peranan melatih anak buah anda serta
ketetapan atau kesesuaian dari prosedur kerja yang telah ada.
Melalui JSO dalam berbagi sub standard kerja praktis yang ada,
biasanya kecelakaan dapat diidentifikasi lebih dahulu sebelum terjadi.
JSO juga akan membawa anda kepada kesempatan berbincang-bincang
secara pribadi dan informal untuk membicarakan sikap mereka dalam
bekerja dan menyerahkan serta mengkoreksi kebiasaan-kebiasaan kerja
mereka yang kurang baik.
Anda pun tentu akan lebih dekat dengan anak buah anda sehingga
dapat mengetahui lebih dalam dan lebih baik tiap-tiap anak buah anda.
Dari situ anda akan dapat dengan mudah menangkap problematik fisik
ataupun psikis mereka lebih cepat dan mudah.

3. Langkah-langkah pelaksanaan JSO


Lima langkah yang harus anda lakukan untuk melaksanakan JSO, yaitu :
o Memilih pekerjaan yang akan diamati;
o Melaksanakan pengamatan;

Oktober 2011 halaman : 12 dari 23


o Mencatat hasil-hasil pengamatan;
o Membahas hasil-hasil pengamatan bersama pekerjaan yang diamati;
o Memberikan tindak lanjut bagi sikap bekerja aman.

4. Pemilihan pekerjaan yang diamati


Barangkali anda ingin mengamati seluruh karyawan/bawahan anda,
namun dalam hal ini anda harus mengingat diantara sekian banyak yang
akan diamati tentu ada yang paling perlu didahulukan.
Untuk menentukan prioritas melaksanakan JSO anda dapat menentukan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan antara lain :

4.1 Adanya karyawan baru ataupun pekerjaan baru.


Karyawan baru, walaupun telah mendapat pendidikan sesuai
dengan bidang tugasnya belumlah terbiasa menghadapi pekerjaan-
nya. Demikian pula adanya pekerjaan baru akan memberikan
keasingan bagi operatornya apabila di-operator sebelumnya belum
pernah menanganinya.

4.2 Karyawan yang lulus atau selesai mengikuti program latihan.


Kepada mereka dilakukan JSO untuk mengetahui apakah yang
dilatihkan itu dapat diterapkan dengan cara yang selamat.

4.3 Karyawan yang bekerja dibawah rata-rata.


Dengan diadakan pengamatan JSO terhadap karyawan ini, anda
akan menemukan sebab-sebab keterbelakangannya. Barang kali
dia takut menghadapi pekerjaannya yang menurut dia ada risiko
bahaya tetapi dia tidak mampu mengatasinya atau takut melapor-
kan kepada anda.

4.4 Karyawan yang sering mendapat kecelakaan.


Tingkah laku karyawan yang kerap atau sering mendapat
kecelakaan atau hampir celaka, perlu sekali diamati (diadakan
JSO).

Oktober 2011 halaman : 13 dari 23


4.5 Karyawan yang bekerja berhadapan dengan risiko.
Dimaksudkan untuk memperoleh data agar risiko bahaya jangan
menjadikan kecelakaan, maka kepada karyawan tersebut sangat
perlu dilakukan JSO.

4.6 Karyawan yang mempunyai persoalan-persoalan khusus.


Contohnya, karyawan yang sedang dispalk tangannya tapi diijinkan
bekerja oleh dokter, karyawan yang baru sembuh dari sakit atau
karyawan yang harus bekerja ekstra seperti bekerja dua shift
berturut-turut karena menggantikan temannya. Kepada mereka
dilakukan JSO sehingga anda akan memperoleh gambaran tingkah
laku yang berbahaya dari apa yang mereka lakukan.

5. Melakukan pengamatan
Katakan kepada karyawan yang bersangkutan bahwa tujuan anda
mengamati adalah dalam rangka JSO kepadanya, anda juga harus
menerangkan bahwa karyawan tersebut supaya bekerja seperti yang
telah biasa dilakukannya.
Amatilah karyawan tersebut secara diam-diam dan sederhana ketika
sedang bekerja secara normal. Buatlah catatan pada work sheet
mengenai pelaksanaan kerja praktis dan prosedur-prosedur kerja normal
bagi karyawan tersebut.
Hati-hatilah melakukan pengamatan jangan sampai mengganggu apa
yang dilakukannya.

6. Pengisian JSO Sheet


Sesudah anda review dengan karyawan yang anda lakukan JSO,
simpanlah sebagai arsip sehingga nanti pada suatu saat dapat anda
pergunakan.

7. Pembahasan
Setelah anda lakukan JSO, duduklah bersama karyawan tersebut dan
terangkanlah kepadanya kesimpulan dan hasil JSO.

Oktober 2011 halaman : 14 dari 23


Tunjukkan penghargaan anda kepadanya dan nyatakanlah bahwa anda
menginginkan kerjasama. Katakanlah secara terus terang tentang sikap
dan cara melaksanakan pekerjaan bawahan anda selama ini janganlah
anda bersifat menggurui namun pancinglah dia dalam suatu dialog
santai yang dapat membawa kea rah sikap dan cara kerja yang selamat.
Pada mulanya menyodorkan hasil JSO ini kepada karyawan anda
barangkali dia akan cemas dan takut akan hasil pengamatan anda.
Oleh karena itu anda berkewajiban pembicaraan dan pembahasan tetap
lancer dan mudah serta selalu dijaga sedemikian rupa sehingga
pembahasan tatap dalam suasana rilek, informal dan bersahabat.
Janganlah anda biarkan pembahasan suatu komunikasi yang satu arah,
doronglah dan semangatlah agar dia mau berbicara dan memberikan
pandangannya kepada anda seperti pembicaraan-pembicaraan lain
sehingga suatu cara kerja yang selamat dapat terbuka baginya serta
mau melaksanakannya.
Hal ini dicapai bila dia mengerti segala seluk-beluk menghilangkan
hambatan-hambatan, tindakan-tindakan dan kebiasaannya didalam
bekerja yang mungkin mendatangkan celaka.

8. Tindak lanjut
Tindak lanjut observasi sesuai dengan keperluan memang dalam
beberapa hal sering diadakan, tapi untuk hal lain hanya kadang-kadang
dilakukan. Keseringan itu tergantung dari pada manusia dan pekerjaan
itu sendiri. Tindak lanjut JSO ini baik sekali diadakan ketika baru saja
diadakan penggantian dan perubahan pekerjaan.

9. Tip bagi anda dalam melaksanakan JSO

9.1 Catat aktifitas di tempat kerja anda yang menurut anda perlu
diobservasi.
9.2 Buatlah jadwal JSO dari aktifitas yang telah anda catat.
9.3 Lakukanlah tiap observasi ini sebagai salah satu kerja yang tidak
dipaksakan kepada anak buah di tempat kerja anda.

Oktober 2011 halaman : 15 dari 23


9.4 Untuk menyempurnakan tiap-tiap JSO bahaslah selalu dengan
karyawan yang diobservasi.
9.5 Berikanlah karyawan yang diobservasi itu satu lembar yang telah
diisi lengkap dan sudah dibahas bersamanya.
9.6 Simpanlah beberapa lembar dalam arsip anda untuk tujuan latihan
selanjutnya.

Oktober 2011 halaman : 16 dari 23


10. Contoh Work Sheet JSO

JOB SAFETY OBSERVATION


Jenis Pekerjaan :
Tanggal : Jam :
Karyawan : Pengawas :

1. Pelaksanaan kerja (Job Practices) yang unsafe :





2. Pelaksanaan kerja (Job Practices) yang perlu dilakukan perubahan atau


penyempurnaan :



3. Pelaksanaan kerja (Job Practices) yang patut dihargai/sudah benar :





4. Catatan atas hasil review (pembahasan) dan diskusi :





Oktober 2011 halaman : 17 dari 23


12. ANALISA KECELAKAAN.

1) Penilaian Risiko dan Identifikasi Bahaya.


Penilaian Risiko dan Identifikasi Bahaya dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar potensi bahaya kecelakaan kerja yang ada dilingkungan
kerja, sehingga data hasil Penilaian Risiko dan Identifikasi Bahaya yang
diperoleh dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan tindakan
perbaikan.
Proses identifikasi bahaya dilakukan oleh supervisor masing-masing
departemen kemudian hasil identifikasi bahaya tersebut diserahkan kepada
wakil sekretaris P2K3 agar dilakukan penilaian risiko dari bahaya yang
mungkin timbul di masing-masing departemen. Hasil penilaian risiko
tersebut pihak K3 dapat memberikan solusi atau langkah pengendalian dari
bahaya yang ada sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja.
Berikut ini adalah cara penilaian risiko terhadap suatu potensi bahaya di
tempat kerja :

Tabel 1 - Penilaian Risiko

Nilai
1 2 3 4 5
parameter
< < Kejadian/ < Kejadian/ < Kejadian/ < Kejadian/
Frekuensi
Kejadian/th bulan minggu hari shift
Kematian/
Tingkat Hanya luka Pengobatan Hilangnya Cacat
Cacat
Keparahan ringan dokter jam kerja Ringan
permanen
Sangat
Tidak Lebih Berlipat
Kemungkinan tidak mungkin
mungkin Mungkin Ganda
mungkin
> 80
0-20 21-40 61-80
41-60 Tidak
Risk Value Dapat Dapat Cukup
Sedang dapat
diabaikan diterima besar
diterima

Oktober 2011 halaman : 18 dari 23


2) Tujuan dan Sasaran.
Tujuan penerapan SMK3 adalah untuk menciptakan suatu Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di tempat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan
yang terintegrasi dalam rangka :
a). Mencegah dan mengurangi kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja,
b). Menciptakan tempat kerja yang aman terhadap kebakaran, peledakan,
dan kerusakan yang pada akhirnya dapat melindungi investasi yang ada
serta membuat tempat kerja yang selamat dan sehat.
c). Menciptakan efisiensi dan produktivitas kerja karena menurunnya biaya
akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.

3) Indikator Kerja
Indikator kerja digunakan untuk mengetahui penilaian kinerja dan
keberhasilan pencapaian SMK3 yaitu dengan adanya arsip maupun
dokumen-dokumen penting tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) seperti lembar Inspeksi K3, Form Identifikasi
bahaya (Risk analysis), Form laporan data kecelakaan kerja.

4) Identifikasi bahaya dan potensi bahaya


Dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) perusahaan melibatkan personil tenaga kerja yang ditunjuk untuk
menjadi pengurus dalam Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3). Untuk memenuhi tujuan dan sasaran Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, dalam penerapan SMK3 meliputi berbagai aspek penting
dalam pelaksanaannya. Kegiatan penting yang dilakukan antara lain adalah
penelitian tentang identifikasi bahaya dan potensi bahaya yang ada. Tabel -
2 adalah contoh analisa kecelakaan kerja dalam suatu area kerja pada
suatu Perusahaan makanan siap saji.

Oktober 2011 halaman : 19 dari 23


Tabel 2 - Analisa Kecelakaan Kerja Dalam Area Kerja

No Identifikasi bahaya Potensi bahaya Kontrol


1 Area Pump House  Konsleting listrik  WI / SOP
 Terpeleset karena lantai licin  Safety shoes
 Kaki tersandung  Safety shoes
 Ledakan jika pressure tank  WI
mengalami tekanan berlebih
2 Area Gudang Etiket o Tertimpa etiket o WI, safety talk,
o Tangan terjepit hand pallet o Sarung tangan
o Kaki terlindas hand pallet o Safety shoes
o Kaki tersandung pallet o WI
3 Area Laboratorium  Kebakaran karena konsleting  APAR
Listrik  APAR, Bonfet
 Ledakan bahan kimia  Masker, baju
 Penyakit paru karena laboratorium,
menghisap bahan kimia Sarung tangan
berbahaya  WI
 Terkena pecahan tabung reaksi
4 Area Gudang o Tertimpa tumpukan karton oWI
Karton o Kaki tersandung pallet oSafety shoes
o Tangan terjepit hand pallet oSarung tangan
5 Area Boiler - Ledakan boiler - APAR
Batubara - Tersengat arus listrik - WI
- Kaki tersandung pipa - Safety shoes
- Semburan steam - WI
- Terjatuh dari tangga - Protector tangga
- Pendengaran terganggu - Pelindung telinga
6 Area Gudang oISPA - Respirator
Batubara oTertimpa bucket - Tali slink
oKaki terlindas mesin loader - Safety shoes
oTertabrak mesin loader
7 Area Unit - Terjatuh ke dalam bak air limbah - Warning sign
Pengolahan Limbah - Iritasi karena bahan kimia - Pelampung
Cair (tawas dan kaporit) - Sarung tangan,
- Terjatuh dari tangga Masker
- Pegangan tangga
8 Area Gudang - Tertimpa karton - Topi
Bumbu - Kaki terlindas lory - Safety shoes
- Tangan terjepit hand pallet - Sarung tangan

No Identifikasi bahaya Potensi bahaya Kontrol


Oktober 2011 halaman : 20 dari 23
9 Area Daily Tank - Kaki tersandung pipa - Safety shoes
- Kepala terantuk pipa - Warning sign
- Terpeleset karena lantai licin - Safety shoes
- Kebakaran - APAR
10 Area Workshop - Terpercik besi halus - Googles
- Tersandung - Safety shoes
- Terpercik api las - Tameng muka
- Tangan terkena mesin gerinda - Sarung tangan
- Tertimpa sparepart mesin - Guard mesin
11 Area Langsir - Tertabrak truk - Warning sign
- Tertabrak forklift - WI
- Tangan terjepit hand pallet - Safety talk
- Tertimpa tumpukan karton - Helmet
12 Area Gudang - Tertimpa karung - Safety talk, WI,
Tepung - Tertabrak forklift Helmet
- Kerusakan tulang belakang - Safety talk, WI,
- ISPA Warning sign
- WI cara kerja
sesuai ergonomi
- Masker
13 Area Screw - Terjatuh dari panggung peletakan - Warning sign
sak tepung - WI
- Tertabrak forklift - Warning sign
- Terjepit hand pallet - Sarung tangan
14 Area Mixing - Tersetrum arus listrik WI, training
- Tangan terpotong blade mixer - Safety shoes
- Badan terjepit dumper mixer
- Terpeleset karena lantai licin
15 Area Pressing - Tangan terjepit di mesin press WI, training,
- Tangan tergilas roll press Warning sign
- Tersetrum arus di panel listrik
- Tangan terjepit blade feeder
- Tangan tergilas spur gear
16 Area Steaming - Luka bakar terkena steam - WI
- Terpeleset karena lantai licin - Safety shoes
17 Area Cutting - Tangan terjepit mesin cetak mie WI, training
- Tangan terkena alat pemotong - Safety shoes
- Terpeleset karena lantai licin
18 Area frying - Terkena minyak goreng panas - WI
- Terpeleset karena lantai licin - Safety shoes

No Identifikasi bahaya Potensi bahaya Kontrol

Oktober 2011 halaman : 21 dari 23


19 Area Cooling - Tangan terjepit mesin - WI
- Terpeleset karena lantai licin - Safety shoes
20 Area Packing - Tangan terjepit conveyor - WI, Training
- Tersetrum panel listrik - WI, training
- Tangan tergilas spur gear - WI
- Kepala terantuk pipa AC - WI
- Terpeleset karena lantai licin - Safety shoes
21 Area Genzet - Tersengat listrik - WI
- Tangan terjepit handle panel - WI
- Terjatuh dari tangga - Protector tangga
- Pendengaran terganggu - Pelindung
- Kaki tersandung plat telinga
- Kebakaran - Safety shoes
- APAR
22 Gudang TR - tertimpa tumpukan mie - WI
- kaki terjepit pallet - Safety shoes
- kaki terlindas hand pallet - Sarung tangan
- tertabrak hand pallet
- tangan terjepit hand pallet
23 Area Penggilingan - tertabrak mesin loader - WI
- infeksi saluran pernapasan atas - Masker
Batubara
(ISPA) - APAR
- kebakaran

5) Pelaporan.
Dalam dokumen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yang menerangkan tentang uraian prosedur penanganan
kecelakaan kerja bahwa setiap pegawai atau orang yang melihat,
mengetahui dan mengalami kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,
harus segera menginformasikan kejadian tersebut.

Contoh Data Kecelakaan Kerja :

Oktober 2011 halaman : 22 dari 23


DATA KECELAKAAN KERJA
Hari / Tanggal : Selasa, 04 Februari 2010
Nama : KARYADI BIN ABDUL SOMAD
Nomor Induk Pegawai : 50001.M
Departemen/Bagian : Produksi / Engineering
Kehilangan waktu Kerja : 1 (satu) Hari Kerja.
Kerugian yang lain : Tidak ada / Nihil

Riwayat Kejadian :
Pada hari kamis, tanggal 4 februari 2010 ± pukul 15.00 WIB telah terjadi
kecelakaan kerja intern yang dialami oleh Karyadi (NIK. 50001), jabatan
sebagai pengisi bumbu mie departemen produksi yaitu pada saat yang
bersangkutan selesai dari kamar mandi dan hendak kembali ke tempat
kerja yang di sebelahnya terdapat pipa AC yang bocor sehingga terdapat
genangan air di sekitarnya lalu pekerja tersebut terpeleset dan kepalanya
terantuk meja kerja sehingga terjadi pendarahan di sebelah pelipis mata
kanan. Kondisi Korban : Korban tidak sadar karena terjadi pendarahan di
pelipis mata kanan korban.

Tindakan :
Korban langsung dilarikan ke poliklinik untuk mendapatkan pertolongan
pertama di poliklinik perusahaan. Korban diizinkan pulang karena
kondisinya sudah membaik, tetapi keesokan harinya korban merasa pusing,
kemudian korban periksa ke dokter umum dan diberikan izin tidak masuk
kerja selama 1 hari.

Oktober 2011 halaman : 23 dari 23

Anda mungkin juga menyukai