f.
4.1 Dapat menemukan bahaya fisik yang telah ada pada suatu pekerjaan dan
sekaligus dapat menemukan metoda yang tepat untuk menghilangkan atau
mengendalikan kondisi dan tindakan yang dapat membahayakan.
4.2 Dapat menemukan jenis alat perlengkapan pengaman yang tepat sesuai
jenis pekerjaan dan dapat untuk menentukan kualifikasi petugas seperti :
kondisi kesehatan, keterampilan atau kemampuan khusus yang diperlukan
dan lainnya.
4.4 Penerapan standard pekerjaan yang aman akan meyakinkan setiap tenaga
kerja dalam melaksanakan pekerjaannya secara konsisten dan aman
sehingga dapat bekerja lebih produktif.
4.5 Rumusan rangkuman JSA dapat digunakan sebagai daftar periksa (check
list) pada saat mengevaluasi kinerja K3 di tempat kerja.
4.8 JSA dapat diintegrasikan kedalam system mutu dan fungsi produksi pada
waktu yang bersamaan.
5. Mempersiapkan JSA
6.1 Keterlibatan Pihal Manajemen.
Komitmen pihak manajemen, manajer, supervisor, semua karyawan yang
terlibat sangat diperlukan karena focus pelaksanaan APBK3 terkadang
menyebabkan suatu perubahan metode kerja.
1.1 Manusia.
Setiap orang yang terlibat dalam pekerjaan seperti : operator, supervisor
dan orang lain yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan K3 di tempat
tersebut.
1.2 Metode.
Praktek kerja dan Prosedur kerja dari pekerjaan yang dianalisis.
Tindakan
No. Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya
Pengendalian
9. Peninjauan APBK3
APBK3 pada setiap unit kerja yang telah disetujui dan ditetapkan menjadi
prosedur kerja, senantiasa harus dijadikan sebagai panduan bagi para pekerja
dalam melakukan pekerjaan dan menjadi panduan pula bagi para pengawas
pekerjaan.
(2) Kegagalan : jenis kegagalan yang mungkin terjadi pada tiap komponen
1. Pengertian JSO
JSO adalah suatu metoda atau alat untuk mempelajari lebih mendalam
sikap kebiasaan dan tata cara bekerja dari tiap-tiap anak buah anda.
Prosedur JSO ini dapat anda pergunakan untuk mencek hasil training
untuk bahan perbaikan atau koreksi yang harus segera dilakukan untuk
menyempurnakan pelaksanaan pekerjaan, disamping juga sekali-kali
sebagai usaha untuk meningkatkan dan menyempurnakan tingkah laku
dan kebiasaan bekerja yang aman.
Melalui pendapat dan komentar-komentar anda atas hasil JSO dapatlah
diberikan dorongan ke arah sikap/peringai yang selalu memperhatikan
keselamatan kerja.
2. Manfaat JSO
JSO adalah alat umpan balik (feed back), merupakan informasi yang jitu
dalam mencapai efektifitas dalam peranan melatih anak buah anda serta
ketetapan atau kesesuaian dari prosedur kerja yang telah ada.
Melalui JSO dalam berbagi sub standard kerja praktis yang ada,
biasanya kecelakaan dapat diidentifikasi lebih dahulu sebelum terjadi.
JSO juga akan membawa anda kepada kesempatan berbincang-bincang
secara pribadi dan informal untuk membicarakan sikap mereka dalam
bekerja dan menyerahkan serta mengkoreksi kebiasaan-kebiasaan kerja
mereka yang kurang baik.
Anda pun tentu akan lebih dekat dengan anak buah anda sehingga
dapat mengetahui lebih dalam dan lebih baik tiap-tiap anak buah anda.
Dari situ anda akan dapat dengan mudah menangkap problematik fisik
ataupun psikis mereka lebih cepat dan mudah.
5. Melakukan pengamatan
Katakan kepada karyawan yang bersangkutan bahwa tujuan anda
mengamati adalah dalam rangka JSO kepadanya, anda juga harus
menerangkan bahwa karyawan tersebut supaya bekerja seperti yang
telah biasa dilakukannya.
Amatilah karyawan tersebut secara diam-diam dan sederhana ketika
sedang bekerja secara normal. Buatlah catatan pada work sheet
mengenai pelaksanaan kerja praktis dan prosedur-prosedur kerja normal
bagi karyawan tersebut.
Hati-hatilah melakukan pengamatan jangan sampai mengganggu apa
yang dilakukannya.
7. Pembahasan
Setelah anda lakukan JSO, duduklah bersama karyawan tersebut dan
terangkanlah kepadanya kesimpulan dan hasil JSO.
8. Tindak lanjut
Tindak lanjut observasi sesuai dengan keperluan memang dalam
beberapa hal sering diadakan, tapi untuk hal lain hanya kadang-kadang
dilakukan. Keseringan itu tergantung dari pada manusia dan pekerjaan
itu sendiri. Tindak lanjut JSO ini baik sekali diadakan ketika baru saja
diadakan penggantian dan perubahan pekerjaan.
9.1 Catat aktifitas di tempat kerja anda yang menurut anda perlu
diobservasi.
9.2 Buatlah jadwal JSO dari aktifitas yang telah anda catat.
9.3 Lakukanlah tiap observasi ini sebagai salah satu kerja yang tidak
dipaksakan kepada anak buah di tempat kerja anda.
Nilai
1 2 3 4 5
parameter
< < Kejadian/ < Kejadian/ < Kejadian/ < Kejadian/
Frekuensi
Kejadian/th bulan minggu hari shift
Kematian/
Tingkat Hanya luka Pengobatan Hilangnya Cacat
Cacat
Keparahan ringan dokter jam kerja Ringan
permanen
Sangat
Tidak Lebih Berlipat
Kemungkinan tidak mungkin
mungkin Mungkin Ganda
mungkin
> 80
0-20 21-40 61-80
41-60 Tidak
Risk Value Dapat Dapat Cukup
Sedang dapat
diabaikan diterima besar
diterima
3) Indikator Kerja
Indikator kerja digunakan untuk mengetahui penilaian kinerja dan
keberhasilan pencapaian SMK3 yaitu dengan adanya arsip maupun
dokumen-dokumen penting tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) seperti lembar Inspeksi K3, Form Identifikasi
bahaya (Risk analysis), Form laporan data kecelakaan kerja.
5) Pelaporan.
Dalam dokumen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yang menerangkan tentang uraian prosedur penanganan
kecelakaan kerja bahwa setiap pegawai atau orang yang melihat,
mengetahui dan mengalami kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,
harus segera menginformasikan kejadian tersebut.
Riwayat Kejadian :
Pada hari kamis, tanggal 4 februari 2010 ± pukul 15.00 WIB telah terjadi
kecelakaan kerja intern yang dialami oleh Karyadi (NIK. 50001), jabatan
sebagai pengisi bumbu mie departemen produksi yaitu pada saat yang
bersangkutan selesai dari kamar mandi dan hendak kembali ke tempat
kerja yang di sebelahnya terdapat pipa AC yang bocor sehingga terdapat
genangan air di sekitarnya lalu pekerja tersebut terpeleset dan kepalanya
terantuk meja kerja sehingga terjadi pendarahan di sebelah pelipis mata
kanan. Kondisi Korban : Korban tidak sadar karena terjadi pendarahan di
pelipis mata kanan korban.
Tindakan :
Korban langsung dilarikan ke poliklinik untuk mendapatkan pertolongan
pertama di poliklinik perusahaan. Korban diizinkan pulang karena
kondisinya sudah membaik, tetapi keesokan harinya korban merasa pusing,
kemudian korban periksa ke dokter umum dan diberikan izin tidak masuk
kerja selama 1 hari.