id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
TESIS
Oleh
SARTIKA KUSUMASTUTI
S021308074
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2015
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Latar Belakang: Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seksual yaitu personal,
lingkungan, perilaku individu. Masa remaja adalah masa peralihan yaitu masa yang
rentan terhadap pengaruh negative seperti perilaku seksual. Tujuan penelitian ini untuk
menjelaskan pengaruh faktor personal dan lingkungan terhadap perilaku seksual pada
remaja di SMA Negeri 1 Bergas Kabupaten Semarang.
Subyek dan Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Sampel diambil dari murid SMA Negeri 1 Bergas
Kabupaten Semarang sebanyak 159 subjek penelitian setelah dilakukan uji L-MMPI,
dengan metode kuesioner di teliti variabel pengetahuan tentang kesehatan reproduksi,
IMS dan HIV/AIDS, sikap terhadap seksualitas, efikasi diri, pengaruh teman sebaya,
pengawasan orang tua, serta akses informasi. Data yang terkumpul dianalisis
menggunakan uji regresi linier berganda.
Hasil: Terdapat pengaruh positif dan signifikan pengetahuan terhadap kesehatan
reproduksi, IMS dan HIV/AIDS terhadap perilaku seksual pada remaja (B= 0.16; CI=
95% 0.04 hingga 0.28; p= 0.008), sikap terhadap seksualitas terhadap perilaku seksual
pada remaja (B= 0.13; CI= 95% 0.00 hingga 0.27; p= 0.047), efikasi diri terhadap
perilaku seksual pada remaja (B= 0.23; CI= 95% 0.10 hingga 0.37; p= 0.001), pengaruh
teman sebaya terhadap perilaku seksual pada remaja (B= 0.22; CI= 95% 0.09 hingga
0.43; p= 0.001), pengawasan orang tua terhadap perilaku seksual pada remaja (B= 0.15;
CI= 95% 0.01 hingga 0.28; p= 0.030), akses informasi terhadap perilaku seksual pada
remaja (B= 0.07; CI= 95% 0.01 hingga 0.14; p= 0.016).
Kesimpulan: Semakin positif nilai faktor personal dan faktor lingkungan, maka
semakin positif perilaku seksual pada remaja.
Kata Kunci: pengetahuan, sikap, efikasi diri, teman sebaya, orang tua, akses informasi
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Background: Many factors influence the sexual behavior that is personal, environment,
individual behavior. Adolescence is the period of transition that is susceptible to
negative influences such as sexual behavior. The purpose of this research is to explain
the personal factors and environmental influences on sexual behavior in adolescents in
SMA Negeri 1 Bergas Semarang Kabupaten Semarang.
Subjects and Methods: This type of research is observational analytic with cross
sectional approach. Samples taken from the student SMAN 1 Bergas Kabupaten
Semarang as much as 159 research subjects after L-MMPI test, with a thorough
questionnaire method in the variable knowledge about reproductive health, STIs and
HIV/AIDS, attitudes towards sexuality, self-efficacy, peer influence, supervision
parents, as well as access to information. Data were analyzed using multiple linear
regression.
Result: There is a positive and significant impact of knowledge on reproductive health,
STDs and HIV/AIDS on sexual behavior in adolescents (B= 0.16; 95% CI= 0.04 to
0.28; p= 0.008), attitude toward sexuality sexual behavior in adolescents
(B= 0.13; CI= 95% 0.00 to 0.27; p= 0.047), self-efficacy against sexual behavior in
adolescents (B= 0.23; 95% CI= 0.10 to 0.37; p= 0.001), the influence of peers on sexual
behavior in adolescents (B= 0.22; 95% CI= 0.09 to 0.43; p= 0.001), the supervision of
parents on sexual behavior in adolescents (B= 0.15; 95% CI= 0.01 to 0.28; p= 0.030),
access information on sexual behavior in adolescents (B= 0.07; 95% CI= 0.01 to 0.14;
p= 0.016).
Conclusion: The more positive the value of personal factors and environmental factors,
the more positive sexual behavior in adolescents.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Surakarta,
Mahasiswa
Sartika Kusumastuti
S021308074
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana atas karunia dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan panyusunan Tesis dengan judul “Pengaruh
Faktor Personal dan Lingkungan Terhadap Perilaku Seksual Pada Remaja”. Tesis ini
dapat penulis selesaikan berkat adanya bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Kasidi, Drs., M.S, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Bhisma Murti, dr., M.PH, M.Sc., PhD selaku Kepala Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dr. Uki Retno Budihastuti, dr., SpOG (K), selaku dosen pembimbing I Tesis yang
telah memberikan bimbingan, masukan dan petunjuk dalam penyusunan Tesis ini.
5. Dr. Adi Prayitno, drg., M.Kes, selaku dosen pembimbing II Tesis yang telah
memberikan bimbingan, masukan dan petunjuk dalam penyusunan Tesis ini.
6. Bapak, ibu, adik, suami serta anak tercinta yang senantiasa memberikan doa,
dukungan moral dan materiil sehingga karya ilmiah ini terselesaikan.
7. Teman-teman yang tercinta Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan inspirasi dan
menggugah semangat hingga karya ilmiah ini terselesaikan.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan dorongan hingga saya mampu untuk selalu menampilkan yang terbaik
dari segala tanggung jawab yang diberikanNya.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................ iv
ABSTRACT .......................................................................................... v
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI................................................................. 6
A. Kesimpulan ............................................................................ 67
B. Implikasi ................................................................................ 67
C. Saran ...................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6 Kuesioner
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
2.879.714 juta jiwa dan remaja umur 20-24 tahun mencapai 2.448.285 juta jiwa.
Berbagai macam penelitian yang dilakukan terhadap para remaja menunjukkan
kecenderungan perubahan perilaku seksual remaja. Seperti hasil penelitian yang
dilakukan oleh Gatra bekerja sama Laboratorium Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (LIP FISIP-UI) menjaring 800 responden
remaja berusia 15-22 tahun di Jakarta, Yogyakarta, Medan, Surabaya, dan
Ujungpandang menjelang akhir 1997. Penelitian itu dimaksudkan untuk
mengetahui perhatian dan sikap para remaja terhadap masalah seks, sosial politik,
ekonomi, nilai-nilai agama, dan berbagai masalah aktual. Dari hasil penelitian dapat
diketahui bahwa responden menunjukkan sikap yang makin permisif (sikap serba
boleh) terhadap perilaku seks gaya modern. Sebanyak 45,9% (367 responden)
memandang berpelukan antar lawan jenis adalah hal wajar, 47,3% (378 responden)
membolehkan cium pipi, 22% tak menabukan cium bibir, 11% (88 responden)
membolehkan necking atau cium leher atau cupang, 4,5% (36 responden) tak
mengharamkan kegiatan raba-meraba, 2,8% (22 responden) menganggap wajar
melakukan petting (saling menggesek-gesekkan alat kelamin), dan 1,3% (10
responden) tak melarang sanggama di luar nikah (Jahja, 2012).
Hasil Synovate Research (2005) tentang perilaku seksual remaja di empat
kota (Surabaya, Jakarta, Bandung, Medan) yang melibatkan 450 remaja
memperoleh hasil 44 % responden mengaku punya pengalaman seksual ketika
berusia 16-18 tahun dan 16 % lainnya punya pengalaman seksual ketika berusia 13-
15 tahun. Rata-rata responden juga mengaku pernah melakukan deep kissing,
pelukan, perabaan, dan hubungan intim saat berpacaran. Berdasarkan penelitian
tersebut diperoleh gambaran bahwa sebagian besar remaja mulai melakukan
hubungan seksual pada usia 16 tahun. Penelitian lain diselenggarakan oleh Rita
Damayanti terhadap remaja di SLTA Jakarta tahun 2008 diperoleh hasil bahwa
perilaku pacaran remaja adalah mengobrol, pegangan tangan, berangkulan,
berciuman pipi, berpelukan, berciuman bibir, meraba-raba dada, meraba alat
kelamin, menggesek kelamin, seks oral, dan hubungan seks.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik suatu permasalahan yaitu
Pengaruh faktor personal dan lingkungan terhadap perilaku seksual pada remaja?
. commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
Banyaknya faktor-faktor yang menjadi sebab adanya perilaku seksual yaitu
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, IMS dan HIV/AIDS, pengaruh
teman sebaya serta minimnya informasi yang tepat dan benar tentang kesehatan
reproduksi, maka dapat disimpulkan permasalahan sebagai berikut:
”Apakah ada pengaruh faktor personal dan lingkungan terhadap perilaku seksual
pada remaja?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum:
Untuk meneliti pengaruh faktor personal dan lingkungan terhadap perilaku
seksual pada remaja.
2. Tujuan khusus:
Untuk meneliti pengaruh faktor personal dan lingkungan terhadap perilaku
seksual pada remaja di SMA Negeri 1 Bergas Kabupaten Semarang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pihak sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pengelola untuk dapat
mengawasi perilaku siswa selama disekolah dan memberikan informasi
tentang kesehatan reproduksi yang tepat kepada siswa.
2. Bagi Mayarakat, khususnya orang tua
Dengan mengetahui pendidikan kesehatan reproduksi yang efektif bagi orang
tua, masyarakat dapat segera mengambil langkah dalam rangka memberikan
informasi kesehatan reproduksi pada anak remaja.
3. Bagi Program Studi Promosi Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pustaka bidang ilmu
promosi kesehatan, khususnya tentang Kesehatan Reproduksi Remaja untuk
dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
4. Bagi Instansi Kesehatan yang terkait dalam bidang KRR, kiranya dapat
memanfaatkan informasi dari hasil penelitian ini sebagai bahan perencanaan
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Faktor Personal
a. Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi, IMS dan HIV/AIDS
a.1. Kesehatan Reproduksi
1) Definisi Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Reproduksi menurut WHO (World Health
Organizations) adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit kecacatan dalam segala aspek
yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan
seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses
reproduksinya secara sehat dan aman (Nugroho, 2010).
Menurut konferensi Internasional Kependudukan dan
Pembangunan, 1994 Kesehatan Reproduksi adalah Keadaan sejahtera
fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan
dengan fungsi, peran & sistem reproduksi (BKKBN, 2010).
Kesehatan reproduksi menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia adalah: suatu keadaan sehat, secara menyeluruh
mencakup fisik, mental dan kedudukan sosial yang berkaitan dengan
alat, fungsi serta proses reproduksi, dan pemikiran kesehatan
reproduksi bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit, melainkan
juga bagaimana seseorang dapat memiliki seksual yang aman dan
memuaskan sebelum dan sudah menikah (Nugroho, 2010).
2) Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi
Sebuah terobosan besar di International Conference On Population
and Development (ICPD) adalah bahwa layanan ini sangat penting
untuk semua orang, menikah dan belum menikah, termasuk remaja
commit to user
dan pemuda. Bagi orang-orang untuk menyadari mereka hak-hak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c) Herpes genitalis
Herpes genital adalah infeksi menular yang disebabkan
oleh virus herpes simpleks (HSV). Ada dua jenis yang berbeda,
atau jenis, HSV: virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) dan tipe 2
(HSV-2). Keduanya dapat menyebabkan herpes genital, meskipun
sebagian besar kasus herpes genital disebabkan oleh HSV-2.5 Bila
gejala, HSV-1 biasanya muncul sebagai lepuh demam atau luka
dingin di bibir, tetapi juga dapat menginfeksi daerah genital melalui
oral-genital atau kelamin kontak genital. Gejala HSV-2 biasanya
menyebabkan nyeri, kulit lecet berair pada atau di sekitar alat
kelamin atau dubur. Namun, sejumlah besar orang-orang yang
membawa virus ini tidak memiliki atau hanya tanda-tanda atau
gejala yang minimal.
Baik HSV 1 atau HSV-2 dapat disembuhkan, dan bahkan
selama saat-saat ketika orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala,
virus dapat ditemukan dalam sel-sel saraf tubuh. Secara berkala,
beberapa orang akan mengalami wabah di mana lepuh baru
terbentuk pada kulit di daerah kelamin; pada saat-saat, virus ini
lebih mungkin untuk diteruskan kepada orang lain. Wanita hamil,
terutama mereka yang mendapatkan herpes genital untuk pertama
kalinya selama kehamilan, dapat menularkan infeksi pada bayi
mereka, menyebabkan neonatal HSV, infeksi mempengaruhi kulit
bayi, otak, dan organ-organ lainnya yang mengancam jiwa.
d) Kondiloma Akuminata (Jengger Ayam)
Penyebab penyakit ini adalah virus Human Papilloma.
Gejala: terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan.
e) Klamidia
Klamidia adalah IMS yang disebabkan oleh bakteri
Chlamydia trachomatis. Klamidia dapat ditularkan selama
hubungan seksual vagina, mulut, atau anal dengan pasangan yang
terinfeksi. Sementara banyak orang tidak akan mengalami gejala,
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a.3. HIV/AIDS
Secara global, penyebaran HIV/AIDS tetap meningkat terutama di
kalangan remaja yang banyak peningkatan risiko terjadinya infeksi.
Perubahan perilaku seksual tetap menjadi salah satu cara yang paling
efektif untuk mencegah penularan lebih lanjut antara kelompok rentan
(Oppong dan Oti, 2013).
1) Definisi HIV/AIDS
Menurut Departemen Kesehatan yang dikutip KPA Nasional
(2005) menjelaska HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah
virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia dan kemudian
menumbulkan AIDS. HIV menyerang sel-sel darah putih dalam tubuh.
Sel-sel darah putih merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh
yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan penyakit. Manusia
yang terinfeksi HIV akan berpotensi sebagai pembawa (carrier) dan
commit
penular virus tersebut to user
seumur hidup. AIDS (Acquired Immune
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A B C
Total % (Asimtomatik, (Simtomatik) (AIDS)
Infeksi Akut)
≥ 500/ml ≥ 29% A1 B1 C1
200-499/ml 14-28% A2 B2 C2
< 200/ml <14% A3 B3 C3
kering berupa sentuhan pipi dengan pipi dan pipi dengan bibir. (3) Cium
basah, Aktifitas cium basah berupah sentuhan bibir, dampak cium bibir dapat
menimbulkan sensasi seksual yang kuat dan menimbulkan dorongan seksual
sehingga tidak terkendali. (4) Merupakan kegiatan meraba atau memegang
bagian tubuh yang sensitif seperti payudara, vagina dan penis. (5) Petting,
Merupakan keseluruan aktifitas seksual non intercourse (hingga
menempelkan alat kelamin) dan dampakny menimbulkan ketagihan. (6) Oral
seksual, Oral seksual pada laki-laki adalah ketika seseorang mengunakan
bibir, mulut dan lidahnya pada penis dan sekitarnya, sedangkan pada wanita
melibatkan bagian disekitar vulva yaitu labia, klitoris dan bagian dalam
vagina. (7) Intercourse atau bersenggama, merupakan aktifitas seksual
dengan memasukan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan.
Berdasarkan definisi dari sikap dan seks di atas dalam penelitian ini
sikap terhadap seksualitas didefinisikan sebagai tingkatan sejauhmana
seseorang mendukung atau memihak (favorable) maupun tidak mendukung
atau tidak memihak (unfavorable) terhadap aktivitas seksual, yang antara lain
necking, petting, masturbasi, oral seks, anal seks, dan sexual intercourse yang
dilakukan oleh pasangan yang keduanya tidak terikat dalam pernikahan.
c. Efikasi Diri
Efikasi diri diartikan sebagai keyakinan terhadap kemampuan dalam
mengorganisasikan dan menampilkan tindakan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan kecakapan tertentu (Bandura, 1997). Efikasi diri berasal dari
teori kognisi belajar sosial dimana fungsi manusia merupakan hasil dari
interaksi antara faktor lingkungan, perilaku dan faktor pribadi yang meliputi
kognisi, afeksi dan biologis (Bandura, 1997).
Efikasi diri melibatkan proses kognitif dimana individu membentuk
keputusan subyektif terhadap kemampuannya dalam menghadapi tuntutan
lingkungan Efikasi diri mengacu pada kemampuan yang dimiliki individu
untuk membentuk perilaku yang tepat, menghadapi rasa takut dan halangan
untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan (Bandura, 1997). Individu
commit to user
yang memiliki efikasi diri mempunyai harapan positif dalam menjalankan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Faktor Lingkungan
a. Pengaruh Teman Sebaya
Teman sebaya merupakan faktor penguat terhadap pembentukan
perilaku remaja termasuk perilaku seksual pra nikah (Dewi, 2012). Morton
dan Farhat (2010) dalam Dewi (2012) menyatakan bahwa teman sebaya
mempunyai kontribusi sangat dominan dari aspek pengaruh dan percontohan
(modelling) dalam berperilaku seksual remaja dengan pasangannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Maryatun (2013) mengenai peran teman
sebaya terhadap perilaku seksual pra nikah pada remaja di SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta bahwa sebagian besar remaja (84%) yang
berperilaku seksual pranikah sebanyak (62%) menyebutkan adanya
peran/pengaruh teman sebaya. Serta remaja yang memperoleh informasi
seksualitas dari teman sebaya akan 19.272 kali berisiko melakukan perilaku
seksual pranikah dibandingkan dengan remaja yang tidak memperoleh peran
informasi seksualitas dari teman sebaya mereka.
Bagi remaja laki-laki maupun perempuan, teman seusia dan sejenis
sangat berarti. Persetujuan atau kesesuaian sikap sendiri dengan sikap
kelompok sebaya adalah sangat penting untuk menjaga status afiliasinya
dengan teman-teman, menjaga agar ia tidak dianggap “asing” dan
menghindari agar tidak dikucilkan oleh kelompok. Teman sebaya juga
merupakan salah satu sumber informasi tentang seks yang cukup signifikan
dalam membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku seksual remaja. Namun,
informasi teman sebaya dapat menimbulkan dampak yang negatif. Pengaruh
teman sebaya dapat meningkatkan risiko penggunaan alkohol, rokok dan
narkoba serta niat dan frekuensi dalam hubungan seksual. Sosialisasi
menjelaskan kesamaan antara individu dengan teman sebayanya melalui
proses pendesakan sehingga mempengaruhi perilaku remaja. Sosialisasi
remaja dapat mempengaruhi remaja untuk memiliki persamaan nilai dan
perasaan memiliki (sense of commitment) dalam hubungan dengan sebayanya.
Dengan demikian, peran teman sebaya bagi remaja sangat berarti
dalam memperoleh informasi yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku
commit
remaja terhadap isu seksualitas. Halto ini
userterjadi karena banyak pihak baik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Akses Informasi
Kemajuan teknologi yang terjadi pada saat ini telah membawa
dampak perubahan bagi masyarakat, baik itu dampak yang positif maupun
dampak negatif. Kemajuan teknologi menyebabkan komunikasi antar negara
menjadi semakin mudah dan lancar, sehingga kebudayaan luar negeri lebih
terasa pengaruhnya. Dampak yang paling terasa adalah pada tata budaya,
moral, dan tata sosial masyarakat pada umumnya dan pada generasi muda
khususnya. Salah satu masalah yang dihadapi remaja dan menjadi masalah
bagi lingkungannya adalah aktivitas seksual yang akhir-akhir ini nampak
commit
menjurus pada hal-hal negatif. to user
Dikatakan negatif karena para remaja bersikap
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan bertingkah laku yang menyimpang, hal ini dapat dibuktikan dengan
adanya berbagai macam perilaku seksual disalurkan dengan sesama jenis
kelamin, dengan anak yang belum cukup umur, dan sebagainya. Sebagai
media informasi, televisi memiliki kekuatan yang kuat (powerful) untuk
menyampaikan pesan. Media ini dapat mengalirkan pengalaman yang seolah-
olah dialami sendiri dengan jangkauan yang luas dalam waktu yang
bersamaan. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator
dan komunikan.
Namun dalam akhir dekade ini, semua media yang ada tergusur
dengan hadirnya internet. Internet memang membuat kehidupan manusia
lebih mudah. Tanpa harus terjebak macet, tanpa banyak menghabiskan waktu
dan tenaga, serta tidak banyak mengeluarkan biaya. Penggunaan internet yang
makin intensif, mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Dibalik kemudahan,
kecanggihan dan kepraktisan internet, ada banyak sisi negatif yang
mengiringinya seperti terbukanya kesempatan siswa SMA untuk membuka
situs-situs porno baik berupa gambar ataupun tulisan berupa cerita-cerita.
Layanan situs porno ini semakin digemari oleh netter dan dapat diakses oleh
siapa saja tanpa batasan usia. Dari tahun ke tahun situs porno ini semakin
bertambah banyak. Gangguan kecanduan Internet adalah sebuah fenomena
interdisipliner dan telah dipelajari dari sudut pandang yang berbeda dalam hal
berbagai ilmu seperti kedokteran, komputer, sosiologi, hukum, etika, dan
psikologi (Alavi dkk, 2011). Dalam dunia komunikasi ada istilah "Sexting"
berasal sebagai istilah media yang umumnya mengacu untuk mengirim
gambar seksual melalui pesan teks dan juga dapat mencakup meng-upload
gambar seksual ke situs Web. Sexting telah menerima perhatian dari para
sarjana hukum karena beberapa pemuda menciptakan dan mendistribusikan
gambar yang memenuhi definisi pornografi anak di bawah undang-undang
pidana. Penelitian yang dilakukan di tujuh sekolah di Texas, pemuda yang
melaporkan berbagi foto seksual sendiri lebih cenderung akan berkencan dan
memiliki hubungan seks. Studi ini juga menemukan bahwa sexting adalah
penanda untuk perilaku seksual berisiko untuk perempuan, tapi tidak siswa
commit
laki-laki. Di sisi lain, kalangan to user
siswa SMA peserta dalam Youth Survey
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Perilaku Seksual
a. Perilaku
Menurut Skinner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Perilaku manusia dari segi biologis adalah tindakan
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas seperti berjalan, berbicara, menangis, bekerja dan sebagainya.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Perilaku tertutup (covert behavior)
Merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus
ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan
sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan
belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
b) Perilaku terbuka (overt behavior)
Merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan
nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus ini sudah jelas dalam
bentuk tindakan atau praktik, yang dapat dengan mudah dilihat oleh
orang lain.
Teori Lawrence Green (1980) mencoba menganalisis perilaku manusia
berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi
oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di
luar perilaku (non behavior causes) yaitu sebagai berikut:
1. Faktor yang mempermudah (presdisposing factor)
Yaitu mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan
sebagainya.
2. Faktor pendukung (Enabling factor)
Ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi
masyarakat.
3. Faktor pendorong (Reinforcing factor)
Faktor yang memperkuat perubahan perilaku seseorang yang
dikarenakan sikap suami, orang tua, tokoh masyarakat dan petugas
kesehatan.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pikiran. Karena itu tidak bisa berlaku umum, hanya berlaku secara
personal (Suparlan, 2008).
Ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:
Pertama, pendidikan atau bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Semakin
tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah,
akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan,
informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Kedua, lingkungan
pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Ketiga,
dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek
psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada
empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi,
hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat
pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental, taraf berfikir
seseorang semakin matang dan dewasa. Keempat, minat yang merupakan
kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada
akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. Kelima,
pengalaman atau kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang
kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika
pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara
psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga
menimbulkan sikap positif. Keenam, kebudayaan akan mempengaruhi
pengetahuan masyarakat secara langsung. Apabila dalam suatu wilayah
mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat
mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga
kebersihan lingkungan. Ketujuh, kemudahan memperoleh informasi dapat
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Perilaku Seksual
Seks adalah kata yang sangat tidak asing di telinga kita, tetapi
anehnya seringkali kita merasa tabu dan agak malu-malu jika
menyinggungnya. Oleh karena agar kita dapat membicarakan dan
mendiskusikannya dengan bebas terbuka, maka para ahli bahasa dan ilmuwan
pun membuat seks ini menjadi ilmiah dengan menambahkan akhiran “-tas”
dan “-logi” menjadi “seksualitas” dan “seksologi”, sehingga jadilah
seksualitas adalah untuk dibahas dan didiskusikan, seksologi adalah untuk
ditulis secara ilmiah, dan seks adalah untuk dialami dan „dinikmati‟.
Menurut Simkins (1984) dalam Sarwono (2010), perilaku seksual
adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan
lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini
bisa bermacam-macam, mulai dari membaca buku porno, nonton film porno,
perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan
bersenggama.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rita Damayanti
terhadap remaja SLTA di Jakarta tahun 2008 diperoleh hasil bahwa perilaku
pacaran remaja adalah mengobrol, pegangan tangan, berangkulan, berciuman
pipi, berpelukan, berciuman bibir, meraba-raba dada, meraba alat kelamin,
menggesek kelamin, seks oral, dan hubungan seks.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Gatra bekerja sama
Laboratorium Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia (LIP FISIP-UI) menjaring 800 subjek penelitian remaja berusia 15-
22 tahun di Jakarta, Yogyakarta, Medan, Surabaya, dan Ujungpandang dapat
diketahui bahwa subjek penelitian menunjukkan sikap yang makin permisif
(sikap serba boleh) terhadap perilaku seks gaya modern seperti berpelukan
antar lawan jenis, cium pipi, cium bibir, necking (cium leher atau cupang),
meraba-raba, petting, dan senggama.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Remaja
a. Pengertian Remaja
Banyak ahli yang memberikan definisi tentang masa remaja. Muss
commit to user
menjelaskan bahwa remaja dalam arti adolescence (Inggris) berasal dari kata
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. KERANGKA BERPIKIR
Pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi,
IMS dan HIV/AIDS
Efikasi
diri
Perilaku
seksual
remaja
Pengaruh teman
sebaya
Pengawasan Faktor
orang tua Lingkungan
Akses
informasi
D. HIPOTESIS
Ada pengaruh antara faktor personal dan lingkungan terhadap perilaku seksual pada
remaja.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional.
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Maka jumlah sampel dalam penelitian
commitini
to adalah:
user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
305
n= = 173,2
1 305 (0,05 2 )
Dari perhitungan di atas, jumlah sampel minimal yang harus ada sebanyak
173,2 dibulatkan menjadi 173 responden (Nursalam, 2008).
3. Sampling
Suatu cara pengambilan sampel yang representatif dari populasi. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling yaitu
pengambilan sampel secara acak dengan jenis sampel stratified random
sampling dan cara yang dipakai yaitu proportionate random sampling yaitu
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan dengan memperhatikan
proporsi dalam populasi itu (Saryono, 2010).
D. Variabel Penelitian
1. Variabel independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Faktor personal
b. Faktor lingkungan
2. Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku seksual pada remaja.
E. Definisi Operasional
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Definisi Skala
No Variabel Indikator Cara Ukur Kategori
Operasional Data
1. Pengetahuan Pemahaman remaja 1. Definisi kesehatan Terdapat 30 item Kontinu 1 : Tinggi
tentang terhadap hal yang reproduksi pernyataan 2 : Rendah
kesehatan berkaitan dengan 2. Organ reproduksi
reproduksi, Kesehatan 3. Menstruasi
IMS dan Reproduksi, IMS 4. Pubertas
HIV/AIDS dan HIV/AIDS. 5. Masa subur
6. Hasrat/keinginan
seksual
7. Kehamilan
8. Resiko reproduksi
9. IMS/penyakit
kelamin
10. HIV/AIDS
2. Sikap terhadap Keyakinan, 1. Hubungan seksual Terdapat 30 item Kontinu 1 : Tidak
Seksualitas evaluasi, 2. Penggunaan alat pernyataan yang Permisif
dan kecenderungan kontrasepsi diadopsi dari 2 : Permisif
responden untuk 3. Tujuan hubungan Reiss (1964),
bertindak tentang seks Sprecher (1988)
segala sesuatu yang 4. Prostitusi dan Shaluhiyah
berhubungan 5. Kumpul kebo (2006).
dengan 6. PSK
hubungan seksual 7. Oral seks
8. Masturbasi
9. Pornografi
10. Homoseksual
11. Penerimaan tentang
perilaku seksual
3. Efikasi Diri Persepsi responden 1. Pengaruh positif Variabel ini Kontinu 1 : Tinggi
untuk tidak 2. Situational cues diukur dengan 2 : Rendah
melakukan 3. Testing personal menggunakan
aktivitas seksual control skala yang
sebelum menikah 4. Tekanan Sosial dimodifikasi dari
Adolescent Self-
Efficacy Scale
for Sexual
Abstinence
(ASESSA) yang
disusun oleh
Linda J. Hulton
(2006).
Skala ini terdiri
dari 11 item
favourable dan
diberi skor
commit to user dengan 5 poin
skala Likert,
yaitu Sangat
Setuju (SS) = 5,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Setuju (S) = 4,
Ragu-Ragu = 3,
Tidak Setuju
(TS) = 2; Sangat
Tidak Setuju
(STS) = 1
4. Pengaruh teman Pengaruh dari 1. Perilaku teman yang Terdapat 8 item Kontinu 1:
sebaya teman sebaya yang melakukan aktivitas pernyataan pengaruh
dapat meliputi seksual Favourable(+)=5 baik
perilaku, nasihat, 2. Larangan untuk Unfavourable(- 2:
dan larangan melakukan aktivitas )=3 pengaruh
seksual Item pada buruk
3. Nasihat untuk tidak variabel
melakukan aktivitas memiliki tiga
seksual alternatif
jawaban, yaitu
setuju, ragu-
ragu, dan tidak
setuju. Pada item
favourable,
jawaban setuju
akan diberi skor
3, jawaban ragu-
ragu diberi skor
2, jawaban tidak
setuju diberi skor
1, dan
sebaliknya pada
pertanyaan
unfavourable.
5. Pengawasan Persepsi responden 1. Pendidikan seksual Terdapat 9 item Kontinu 1:
orang tua terhadap upaya 2. Kontrol pergaulan pernyataan pengawasan
orang tua dalam Favourable(+)=4 baik
memonitor dan Unfavourable(- 2:
mengamati )=5 pengawasan
mereka. Nilai pertanyaan kurang
favourable jika
setuju diberikan
nilai 1 dan bila
tidak setuju 0
dan sebaliknya.
6. Akses Informasi Frekuensi remaja . Akses informasi Kontinu 3 : Tidak
dalam memperoleh dibagi dalam 3 pernah
informasi tentang kategori yaitu 2 : Jarang
kesehatan sering, jarang 1 : Sering
reproduksi yang dan tidak pernah
dapat dan terdapat 15
mempengaruhi pertanyaan.
praktek memelihara Setiap item
kesehatan pertanyaan
reproduksinya commit to user mempunyai
jawaban sering
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(kategori sering)
dengan skor 3,
pernah (kategori
jarang) dengan
skor 2 dan tidak
pernah (kategori
tidak pernah)
dengan skor 1.
Kemudian setiap
skor pertanyaan
1-30 dijumlah
dan dimasukan
dalam kategori.
7. Perilaku Segala tingkah laku 1. Masturbasi Terdapat 7 item Kontinu 1 : tidak
seksual yang didorong oleh 2. Kissing (cium bibir) favourable. melakukan
hasrat seksual, baik 3. Necking (cium leher Jawaban ya akan 2:
dengan lawan atau cupang) diberi melakukan
jenisnya maupun pembobotan
dengan sesama berdasarkan
jenis tingkatan
4. Petting perilaku seksual.
5. Seks oral
6. Hubungan seks
7. Seks anal
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kuesioner
Dalam penelitian ini ada 7 (tujuh) kuesioner yaitu kuesioner tentang
(1) Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, IMS dan HIV/AIDS, (2) Sikap
terhadap Seksualitas, (3) Efikasi Diri, (4) Pengaruh teman sebaya, (5)
Pengawasan orang tua, (6) Akses Informasi, (7) Perilaku seksual.
2. Skala Lie Minnesota Multiphasik Personality (Skala L-MMPI)
L-MMPI yaitu skala validitas yang berfungsi untuk mengidentifikasi hasil yang
mungkin invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran subjek penelitian. Skala
L-MMPI berisi 15 butir pernyataan untuk dijawab responden dengan “Ya” bila
butir pernyataan sesuai dengan keadaan dan perasaan responden, dan “Tidak”
bila tidak sesuai dengan keadaan dan perasaan responden. Responden diikutkan
dalam penelitian apabila jawaban ”Tidak” pada pengukuran dengan skala
L-MMPI berjumlah < 10. Jadi jika hasil pengukuran menunjukkan skor lebih
dari 10 maka subjek penelitian dinyatakan gugur dan tidak dijadikan subjek
commit to user
penelitian (James & Butcher, 2011).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
G. Alur Penelitian
Siswa SMA
Siswa SMA
Negeri 1 Bergas
Kabupaten
Semarang
Siswa SMA
Kelas X dan
Kelas XI
L-MMPI
Kuesioner
Analisis univariat
Analisis bivariat
Analisis
multivariat
H. Analisis Data
1. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Secara teknis pada dasarnya analisis merupakan kegiatan meringkas
kumpulan data menjadi ukuran tengah dan ukuran variasi. Selanjutnya
membandingkan gambaran-gambaran tersebut antara satu kelompok subjek
dan kelompok subjek lain, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
analisis. Untuk data kategori peringkasan data hanya menggunakan
distribusi frekuensi dengan ukuran persentase atau proporsi.
b. Analisis Bivariat
Setelah diketahui karakteristik masing-masing variabel dapat
diteruskan analisis yang lebih lanjut. Apabila diinginkan analisis hubungan
antara dua variabel, maka analisis dilanjutkan pada tingkat bivariat. Analisis
ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara masing-masing variabel
independen dengan variabel dependen. Uji statistik yang digunakan adalah
uji regresi linier sederhana.
c. Analisis Multivariat
Data akan dianalisis dengan bantuan program SPSS dengan
menggunakan teknik analisis regresi linier ganda untuk mengukur besarnya
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan memprediksi
nilai variabel dependen apabila nilai dua atau lebih variabel independen
sebagai prediktor mengalami kenaikan atau penurunan. Uji statistik yang
digunakan adalah uji Regresi Linier Ganda.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Analisis univariat
Berikut ini dipaparkan hasil analisis univariat dari masing-masing variabel
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil analisis distribusi frekuensi tentang pengaruh faktor personal
dan lingkungan terhadap perilaku seksual pada remaja
Variabel Independen N %
1. Pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi, IMS dan HIV/AIDS
a. Tinggi 110 62.9
b. Rendah 49 30.8
Jumlah 159 100
2. Sikap terhadap seksualitas
a. Permisif 52 32.7
b. Tidak permisif 107 67.3
Jumlah 159 100
3. Efikasi diri
a. Tinggi 107 67.3
b. Rendah 52 32.7
Jumlah 159 100
4. Pengaruh teman sebaya
a. Baik 109 68.6
b. Buruk 50 31.4
Jumlah 159 100
5. Pengawasan orang tua
a. Baik 108 67.9
b. Buruk 51 32.1
Jumlah 159 100
6. Akses Informasi
a. Sering 51 32.1
b. Jarang 56 35.2
c. Tidak pernah 52 32.7
Jumlah 159 100
Sumber: data primer diolah, 2015
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Analisis bivariat
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara dua variabel.
Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil
uji regresi linier sederhana dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil analisis regresi linier sederhana (Analisis Bivariat) tentang pengaruh
faktor personal dan lingkungan terhadap perilaku seksual pada remaja
CI 95%
Varibel Koefisien Batas Batas p R2
independen regresi (b) bawah atas
D. Analisis multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk untuk mengukur besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dan memprediksi nilai variabel dependen
apabila nilai dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor. Analisis ini
dilakukan dengan menggunakan teknik regresi linier ganda. Berikut ini dipaparkan
hasil analisis regresi linier ganda. Hasil uji regresi linier ganda dapat dilihat pada
Tabel 4.3.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.3 Hasil analisis regresi linier ganda antara pengaruh faktor personal dan
lingkungan terhadap perilaku seksual pada remaja
CI 95%
Koefisien Batas Batas p
regresi (b) bawah atas
Hasil uji regresi linier berganda antara Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi,
IMS dan HIV/AIDS, Sikap terhadap seksualitas, Efikasi Diri, Pengaruh teman
sebaya, Pengawasan orang tua, Akses informasi erhadap perilaku seksual pada
remaja mempunyai makna sebagai berikut:
a. Koefisien regresi (b)
= -0.04 Nilai konstanta untuk persamaan regresi adalah -0.04 yang berarti
bahwa jika tidak ada Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, IMS
dan HIV/AIDS, Sikap terhadap seksualitas, Efikasi Diri, Pengaruh
teman sebaya, Pengawasan orang tua, dan Akses informasi, maka
perilaku seksual sebesar -0.04 satuan.
1.1 = 0.16 Besar koefisien regresi untuk variabel pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi, IMS dan HIV/AIDS dengan parameter b1.1 bertanda
positif, berarti pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, IMS dan
HIV/AIDS dapat meningkatkan perilaku seksual. Nilai b1.1 sebesar
0.16 menunjukkan bahwa apabila nilai pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi, IMS dan HIV/AIDS dapat ditingkatkan satu unit (satu
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
satuan), maka perilaku seksual akan bertambah sebesar 0.16 pada taraf
kepercayaan 99.992% berarti ada pengaruh positif antara pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi, IMS dan HIV/AIDS terhadap perilaku
seksual.
1.2 = 0.13 Besar koefisien regresi untuk variabel sikap terhadap seksualitas
dengan parameter b1.2 bertanda positif, berarti sikap terhadap
seksualitas dapat meningkatkan perilaku seksual. Nilai b1.2 sebesar
0.13 menunjukkan bahwa apabila nilai sikap terhadap seksualitas
dapat ditingkatkan satu unit (satu satuan), maka perilaku seksual akan
bertambah sebesar 0.13 pada taraf kepercayaan 99.953%. Berarti ada
pengaruh positif antara sikap terhadap seksualitas terhadap perilaku
seksual.
1.3 = 0.23 Besar koefisien regresi untuk variabel efikasi diri dengan parameter
b1.3 bertanda positif, berarti efikasi diri dapat meningkatkan perilaku
sesksual. Nilai b1.3 sebesar 0.23 menunjukkan bahwa apabila nilai
efikasi diri dapat ditingkatkan satu unit (satu satuan), maka perilaku
seksual akan bertambah sebesar 0.23 pada taraf kepercayaan 99.999%.
berarti ada pengaruh positif antara efikasi diri terhadap perilaku
seksual.
2.1= 0.22 Besar koefisien regresi untuk variabel pengaruh teman sebaya dengan
parameter b2.1 bertanda positif, berarti pengaruh teman sebaya dapat
meningkatkan perilaku seksual. Nilai b2.1 sebesar 0.22 menunjukkan
bahwa apabila nilai pengaruh orang tua dapat ditingkatkan satu unit
(satu satuan), maka perilaku seksual akan bertambah sebesar 0.22
pada taraf kepercayaan 99.999%. Berarti ada pengaruh positif antara
pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seksual.
2.2 = 0.15 Besar koefisien regresi untuk variabel pengawasan orang tua dengan
parameter b2.2 bertanda positif, berarti pengawasan orang tua dapat
meningkatkan perilaku sesksual. Nilai b2.2 sebesar 0.15 menunjukkan
bahwa apabila nilai pengawasan orang tua dapat ditingkatkan satu unit
(satu satuan), maka perilaku seksual akan bertambah sebesar 0.15
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
E. Pembahasan
1. Pengaruh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, IMS dan HIV/AIDS
terhadap perilaku seksual pada remaja
Dari analisis di atas diketahui bahwa Pengetahuan tentang Kesehatan
Reproduksi, IMS dan HIV/AIDS berpengaruh positif sebesar 0.163, Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Pengetahuan merupakan hasil mengingat kembali
kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini
terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap objek tertentu
(Mubarak dkk, 2007). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Iswarati dan Prihyugiarto, 2002) dimana hasil penelitiannya justru pengetahuan
remaja tentang kesehatan reproduksi ternyata tidak berpengaruh terhadap remaja
dalam melakukan hubungan seksual. Remaja yang tahu maupun yang tidak tahu
tentang kesehatan reproduksi tidak berpengaruh terhadap sikap mereka melakukan
hubungan seksual. commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terjadi antara orang tua dan anak yang merupakan pola pengasuhan tertentu dalam
keluarga yang akan memberi pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak.
Pola asuh orangtua memiliki pengaruh penting terhadap perilaku seksual remaja,
terutama berkaitan dengan perilaku seksual pranikah. Nilai-nilai moral, agama,
dan norma-norma sosial dikenalkan kepada anak melalui interaksi di dalam
keluarga.
terjadi antara orang tua dan anak yang merupakan pola pengasuhan tertentu dalam
keluarga yang akan memberi pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak.
Media massa merupakan informasi seksual yang lebih penting
dibandingkan orang tua dan teman sebaya, karena media massa memberikan
gambaran yang lebih baik mengenai keinginan dan kebutuhan seksualitas. Media
massa baik cetak maupun elektronik yang menampilkan tulisan atau gambar dapat
menimbulkan imajinasi dan merangsang sesorang untuk mencoba meniru
adegannya (Wibowo, 2004).
F. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, masalah dibatasi pada
pengetahuan, sikap remaja, efikasi diri, pengaruh teman sebaya, pengawasan orang
tua, akses informasi. Selain itu populasi dalam penelitian ini mengambil remaja
khususnya yang berstatus pelajar sekolah menengah atas yang notabene remaja
pilihan yaitu dengan kondisi sosial ekonomi dan sosial kultur yang cukup baik,
sehingga penelitian ini belum bisa mewakili populasi, jadi membuka peluang untuk
penelitian lain yang lebih mendalam lagi dengan jenis penelitian kuantitatif
dipadukan dengan kualitatif dan dengan menggunakan populasi yang dianggap
mewakili remaja.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Teoritis
Teori sosial kognitif Bandura (1997) efikasi diri bisa digunakan untuk
memprediksi perilaku seksual pada remaja dalam kontek masyarakat di wilayah
Kabupaten Semarang.
2. Implikasi Praktis
Temuan ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yang diteliti yaitu
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, IMS dan HIV/AIDS, sikap terhadap
seksualitas, efikasi diri, pengaruh teman sebaya, pengawasan orang tua, serta
commit
akses informasi bisa digunakan untuk to user
meningkatkan perilaku seksual pada remaja.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. SARAN
1. Perilaku seksual yang baik didapatkan dari hasil faktor personal dan faktor
lingkungan yang secara bersama-sama memperngaruhi perilaku seksual pada
remaja.
2. Bagi penelitian selanjutnya
Dengan memperhatikan keterbatasan penelitian, hendaknya memilih subjek
peneleitian yang lebih representatif supaya dapat digeneralisasikan. Selain itu juga
meningkatkan metode penelitian yaitu dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif yang dipadukan dengan kualitatif sehingga dapat mengetahui fenomena
perilaku seksual pada remaja dan kebutuhan layanan reproduksi yang diinginkan
oleh remaja.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H.A. 2007. Psikologi Sosial (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Alavi, S.S., Maracy M.R., Jannatifard., Eslami M. 2011. The effect of psychiatric
symptoms on the internet addiction disorder in Isfahan's University students.
Journal of Research in Medical Sciences. 16(6): 793–800
Asfriyati, dkk. 2004. Prilaku Seksual Remaja Santri di Pesantren Purba Baru Tapanuli
Selatan serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Laporan Penelitian
Dosen Muda).
Burgess, V., Dziegielewski, S.F. & Green, C.E. 2005. Improving Comfort about Sex
Communication between Parents and Their Adolescents: Practice-Based
Research within A Teen Sexuality Group. Brief Treatment and Crisis
Intervention, 5:379-390.
Cox, R.B., Shreffler, KM., Merten, MJ., Schwerdtfeger, KL., Dowdy, JL. 2015.
Parenting, Peers, and Perceived Norms: What Predicts Attitudes Toward Sex
Among Early ?. Oklahom.
Fagan, P.F. 2009. The Effects Of Pornography On Individuals, Marriage, Family And
Community. Research Synthesis. Washington, D.C.: The Family Research
Counsil.
Family Care International (FCI). 2000. Sexual & Reproductive health Briefing Cards.
New York.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM. SPSS 19 (edisi
kelima). Semarang: Universitas Diponegoro.
Green, Lawrence W. 2000. Health Promotion Planning: An Educational and
Environmental Approach. Second Edition. Mayfield Publishing Company.
Mountain View-Toronto-London.
Greenberg, J, Baron, R.A. 2003. Behavior in Organization. Eight Edition. New Jersey:
Pearson Education Inc.
Gunarsa, S.D. & Gunarsa,Y.S.D. 2012. Psikologi untuk membimbing. Jakarta: Libri.
Hidayat. A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika
Hurlock, E.B. 2005. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Iswarati dan Prihyugiarto. 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi sokap terhadap
perilaku seksual pra nikah pada remaja di Indonesia. Jurnal Ilmiah Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi, 2(2).
Jahja. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Jaccard, J., Blanton H., Dodge, T. 2005. Peer influences on risk behavior: an analysis of
the effects of a close friend. America: American Psychological Association.
James & Butcher. 2011. A Beginner's Guide to the MMPI–2, Third Edition. Washington
D.C: American Psychological Association.
Jenkins, M. 2015. A Concept Analysis of Self-Efficacy and Adolescent Sexual Risk-
Taking Behavior. Nursing Forum Volume 50, No. 1, Januar y-March 2015
Kim, C,R,. dan Free, C. 2008. Recent Evaluations of the Peer Led Approach in
Adolescent Sexual Health Education: A Systemic review Perspective on
Sexual and reproductive Health. J Reproductive Health. Vol 40 (3). 144-151
Maryatun, 2013. Peran Teman Sebaya terhadap Perilaku Seksual Pra Nikah pada
Remaja di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. GASTER 10(1).
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Murti, B. 2013. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
National Institutes of Health. 2013. What are some types of sexually transmitted
diseases or sexually transmitted infections (STDs/STIs)?.
http://www.nichd.nih.gov/health/topics/stds/conditioninfo/Pages/types.aspx.
Diakses pada tanggal 19 februari 2015.
Nugroho, T. 2010. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Oppong A.K dan Oti B.M. 2013. HIV/AIDS knowledge among undergraduate
university students: implications for health education programs in Ghana.
African Health Sciences, Vol 13 Issue 2 June
Papalia, Old, Feldman. 2008. Human Development (Psikologi perkembangan). Edisi
Kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Plan. 2004. Perilaku Seksual dan Pacaran Sehat (Booklet).
Pratibha G., Fatima A., Pankaj B., Srivastav., dan Zeashan H.Z. 2013. Knowledge About
HIV/AIDS Among Secondary School Students. N Am J Med Sci. v.5(2) Feb
Ramadhani, A.V. Social Learning Theory (Bandura). (Serial Online). Diakses pada
tanggal 29 Desember 2014.
Resource Center for Adolescent Pregnancy Prevention. Social Learning Theory and
Sexuality Education (serial online).
http://recapp.etr.org/recapp/index.cfm?fuseaction=pages.TheoriesDetail&Pag
eID=380 Diakses pada tanggal 6 Januari 2015.
Riwidikdo, H. 2008. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mita Cendikia Press
Santrock, J.W. 2011. Adolescence, 14th Edition. Mc Graw Hill: New York
Sasaki RS., Leles CR., Malta DC., Sardinha LM., Freire MC. 2015. Prevalence of sexual
intercourse and associated factors among adolescents attending schools in
Goiânia in the state of Goiás, Brazil, SciELO Salud Pública Rio de Janeiro
Ciênc. saúde coletiva vol. 20 no.1.
Strehl. 2011. The Agenda for Children Services : A Policy Handbook. Australia: The
Stationery Office Dublin
Suparlan S. 2008. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar ruzz Media.
Suryoputro, A; Ford, Nicholas; Shaluhiyah, Z. 2006. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di Jawa Tengah: Implikasinya
terhadap Kebijakan dan Layanan Kesehatan Reproduksi. Makara, Kesehatan
Vol. 10, No. 1, Juni, 2006: 29-40.
Synovate Research. 2005. Perilaku Seksual Kawula Muda di Empat Kota Besar
(Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan) Laporan Penelitian. Jakarta: Synovate
Research & DKT Indonesia
Taufik. 2007. Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan dalam Bidang Keperawatan. Jakarta:
CV. Infomedika
UNFPA. 2008. Reproductive Rights and Sexual and Reproductive Health Framewo.
New York: UNFPA.
Widyastuti, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitra Maya.
WHO. 2012. HIV/AIDS Prevention and Care Among Especially Vulnerable Young
People A Framework For Action. Switzerland: WHO
Ybarra, M.L dan Mitchell, K.J. 2014. “Sexting” and Its Relation to Sexual Activity and
Sexual Risk Behavior in a National Survey of Adolescents. Journal of
Adolescent Health. Vol 55, 757-764
Yonker LM., Zan S., Scirica CV., Jethwani K., Kinane TB. 2015. “Friending” Teens:
Systematic Review of Social Media in Adolescent and Young Adult Health
Care. The Journal of Medical Internet Research. Vol 17, No 1.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN 3
Dengan hormat,
NIM : S 021308074
yang sedang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Personal dan
Lingkungan terhadap Perilaku Seksual pada Remaja”, mohon bantuan anda untuk
Kerahasiaan semua informasi yang diberikan oleh responden akan dijaga dan
Atas kesediaan dan partisipasinya untuk menjadi subjek penelitian, saya ucapkan
terimakasih.
Peneliti,
Sartika Kusumastuti
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN 4
(Inform Consent)
Nama :
Tanggal :
dilaksanakan.
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak di
Surakarta, 2015
Responden
(……………….)
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN 5
SKALA L MMPI
Berilah tanda (x) pada kolom jawaban (ya) bila anda setuju dengan pernyataan ini,
atau penyataan ini berlaku bagi anda atau mengenai anda.Sebaliknya berilah tanda
(x) pada kolom jawaban (tidak), bila anda tidak setuju dengan pernyataan ini atau
anda merasa bahwa pernyataan ini tidak berlaku atau tidak mengenai anda
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN 6
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk:
1. Baca setiap pertanyaan pada kolom dengan teliti, kemudian pilihlah salah satu
jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda.
2. Demi kelancaran penelitian ini, mohon semua pertanyaan diberi jawaban dan
jangan sampai terlewati
3. Selamat mengerjakan dan terimakasih
menularkan HIV/AIDS
28. Ibu hamil dengan HIV/AIDS dapat menularkan
HIV/AIDS kepada janinnya
29. Tidak melakukan hubungan seks bebas dan
menggunaan narkoba suntik merupakan salah satu
cara pencegahan HIV/AIDS
30. Kondom tidak bisa mencegah penularan HIV
secara sempurna
hubungan (relasional)
16. Prostitusi adalah perbuatan yang tidak bermoral
dan tidak diterima oleh masyarakat
17. Kumpul kebo atau tinggal serumah dengan
pasangan tanpa nikah adalah perbuatan yang tidak
bermoral dan tidak diterima oleh masyarakat
18. Pekerja seks komersial (PSK) adalah tidak
bermoral karena menurunkan martabat seseorang
serta tidak bisa diterima oleh masyarakat
19. Kepuasan yang dirasakan dalam oral seks dapat
menggantikan intercourse (hubungan seks)
20. Seks oral (merangsang alat kelamin pasangan
dengan menggunakan mulut) adalah perilaku
seksual abnormal
21. Masturbasi adalah perilaku seksual yang biasa
22. Melihat adegan film porno akan merangsang
perilaku seksual
23. Pornografi adalah hal yang harus dihindari oleh
Remaja
24. Homoseksual adalah ditentang dan tidak sehat
25. Menurut anda, pada tahapan hubungan yang mana
yang seorang pria wajar melakukan kegiatan
seperti berciuman, berpelukan, dan bersentuhan
dengan pasangannya
26. Di tahapan hubungan yang mana yang menurut
anda wajar dilakukan oleh wanita seperti
berciuman, berpelukan, dan bersentuhan
dengan pasangannya
27. Di tahapan hubungan yang mana yang menurut
anda wajar dilakukan oleh pria seperti petting
(saling menggesek-gesekkan alat kelamin) dan
oral seks dengan pasangannya
28. Di tahapan hubungan yang mana yang menurut
anda wajar dilakukan oleh wanita seperti petting
(saling menggesek-gesekkan alat kelamin) dan
oral seks dengan pasangannya
29. Di tahapan hubungan yang mana yang menurut
anda wajar dilakukan oleh pria seperti hubungan
intim atau seks dengan pasangannya
30. Di tahapan hubungan yang mana yang menurut
anda wajar dilakukan oleh wanita seperti
hubungan intim atau seks dengan pasangannya
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Efikasi Diri
Instrumen ini terdiri dari 11 item yang berisi tentang Efikasi Diri. Pilihlah dengan
memberikan tanda () sebagai pilihan jawaban anda.
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
RR : Ragu-ragu
No. Pernyataan S RR TS
1. Teman-teman saya ada yang melakukan
hubungan seks sebelum menikah
2. Teman-teman menasihati saya untuk tidak
melakukan hubungan seksual sebelum menikah
3. Teman saya melarang saya untuk menonton film
Porno
4. Teman-teman saya banyak yang berciuman bibir
dengan pacarnya
5. Saya berciuman dengan pacar untuk mengikuti
tren yang dilakukan oleh teman-teman saya
6. Walaupun teman saya banyak yang melakukan
aktivitas seksual, saya tidak terpengaruh untuk
mencobanya
7. Saya malu untuk berdiskusi tentang perilaku
seksual dengan teman
8. Teman saya tidak peduli jika saya melakukan
hubungan seksual dengan pacar
No. Pernyataan S TS
1. Orang tua menyarankan agar saya dapat menjaga
diri dalam bergaul dengan lawan jenis
2. Berdiskusi tentang hal-hal yang berbau
commit seks
to user
dengan orang tua adalah hal yang tabu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
F. Akses Informasi
Instrumen ini terdiri dari 15 item yang berisi pernyataan tentang Akses Informasi.
Pilihlah salah satu huruf dengan memberikan tanda () pada kotak yang telah
disediakan sebagai pilihan jawaban anda.
Tidak
No. Pernyataan Sering Jarang
Pernah
1. Saya mendapatkan informasi pengetahuan seks
dari sosial media di internet (Facebook, Twitter,
BBM, Yahoo, dll)
2. Saya mendapatkan informasi pengetahuan seks
dari media cetak (Koran, tabloid, buku, dll)
3. Saya tahu seputar seks dari media elektronik
(televisi, radio, dll)
4. Saya mengerti istilah-istilah dalam seks dari
teman sejawat (teman sekolah, teman main,
teman lingkungan rumah)
5. Saya mendapatkan arahan dan pengetahuan
seputar seks dari orang tua
6. Saya mendapatkan arahan dan pengetahuan
seputar seks dari saudara kandung (kakak atau
adik)
7. Saya mengikuti trend perilaku seks berpacaran
dari tayangan-tayangan televisi (sinetron, film,
dll)
8. Sekolah memberikan pengetahuan seputar
seksologi dan reproduksi (biologi, biokimia, dll)
9. Saya rutin mendapatkan informasi konseling
seputar kesehatan reproduksicommit to user pribadi
dari dokter
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
keluarga
10. Saya mendapatkan bimbingan konseling seputar
kesehatan seksual dari guru/guru BK di sekolah
11. Saya mendapat pengetahuan seks dari pacar/
teman dekat lawan jenis saya
12. Saya mengetahui cara menjaga kesehatan
reproduksi yang baik dari mengikuti seminar-
seminar, workshop, dll
13. Saya mengikuti gaya berpacaran setelah melihat
perilaku berpacaran teman
14. Saya tahu alat-alat kontrasepsi dari iklan atau
sponsor (iklan kondom, iklan KB pemerintah)
15. Saya mendapatkan arahan serta pesan moril
mengenai perilaku seksual yang benar dari
pendidikan agama saya baik di sekolah maupun
luar sekolah
G. Perilaku Seksual
Instrumen ini terdiri dari 7 item yang berisi pernyataan tentang Perilaku Seksual
Pranikah. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda () pada kotak
yang telah disediakan sebagai pilihan jawaban anda. Jawablah SESUAI DENGAN
KEADAAN DIRI ANDA yang sebenarnya dan dengan sejujur-jujurnya bukan
berdasarkan jawaban yang terbaik.
Tidak
No. Pernyataan Melakukan
Melakukan
1. Saat mengalami hasrat seksual yang memuncak
maka saya akan melampiaskannya dengan
melakukan masturbasi/Onani
2. Saya dan pasangan selalu mencari tempat-tempat
yang sepi untuk bisa saling berciuman
3. Ketika sedang berkencan kami saling mencium
leher (Necking)satu sama lain
4. Kami saling menggesekan alat kelamin (petting)
supaya sama-sama terangsang
5. Saat mengalami hasrat seksual yang memunjak
maka saya akan menyuruh pasangan saya untuk
melakukan seks oral
6. Bila kesempatan mendukung saya melakukan
hubungan seks dengan pasangan saya
7. Saat mengalami hasrat seksual yang memuncak
maka saya akan menyuruh pasangan saya untuk
melakukan seks anal
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN 15
Pengetahuan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tinggi 110 69.2 69.2 69.2
Rendah 49 30.8 30.8 100.0
Total 159 100.0 100.0
Sikap
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak 107 67.3 67.3 67.3
Permesif
Permesif 52 32.7 32.7 100.0
Total 159 100.0 100.0
Efikasi Diri
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tinggi 107 67.3 67.3 67.3
Rendah 52 32.7 32.7 100.0
Total 159 100.0 100.0
Pengaruh
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Baik 109 68.6 68.6 68.6
Buruk 50 31.4 31.4 100.0
Total 159 100.0 100.0
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengawasan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Baik 108 67.9 67.9 67.9
Buruk 51 32.1 32.1 100.0
Total 159 100.0 100.0
Akses Informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Perilaku Seksual
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN 17
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .820a .672 .659 .272
a. Predictors: (Constant), Akses Informasi, Efikasi Diri, Pengaruh , Pengetahuan, Sikap,
Pengawasan
Coefficientsa
Unstandardized Standardized 95% Confidence
Coefficients Coefficients Interval for B
Std. Lower Upper
Model B Error Beta t Sig. Bound Bound
1 (Constant) -.047 .081 -.584 .560 -.207 .112
Pengetahuan .163 .061 .162 2.687 .008 .043 .283
Sikap .139 .069 .140 2.005 .047 .002 .275
Efikasi Diri .237 .070 .240 3.407 .001 .100 .375
Pengaruh .222 .064 .222 3.475 .001 .096 .349
Pengawasan .152 .070 .153 2.185 .030 .015 .289
Akses
.078 .032 .135 2.431 .016 .015 .142
Informasi
a. Dependent Variable: Perilaku Seksual
commit to user