id
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
commit to user
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Metode Penelitian: Metode: mix reaserch. Desain: pre and post test group.
Sampel: siswi SMA Muhammadyah 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Jumlah
sampel: 53 orang. Teknik sampling: purposive random sampling. Sebelum
dilakukan penyuluhan, siswi diberikan pretes untuk mengukur tingkat
pengetahuannya mengenai dismenore dan perilaku penanganan yang dilakukan
untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami. Setelah itu, diberikan penyuluhan
mengenai dismenore, perbedaan dismenore primer dan sekunder, serta
penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada masing-masing keadaan. Setelah itu
dilakukan sesi tanya jawab, kuis dan diskusi. Setelah diskusi, siswi diberikan
postes untuk mengetahui apakah terjadi perubahan tingkat pengetahuan dan
perubahan perilaku penanganan. Data dianalisis dengan menggunakan uji Paired t
Test.
Hasil Penelitian: Hasil uji paired t test diperoleh nilai sig = 0,000 < 0,05 maka
Ho ditolak. Berarti rata-rata kemampuan siswa sebelum perlakuan lebih rendah
dibandingkan setelah perlakuan. Terdapat perubahan perilaku penanganan
terhadap dismenore sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan.
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Results : The result using paired t Test showed that the number of significance
are 0.000 < 0,05 so that the Ho was rejected. Level of knowledge before the
conseling is lower than after the conseling and the handling behaviors towards
dysemenorrhea before and after conseling are different.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Segala puji bagi Allah, atas rahmat dan pertolongan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang Pengaruh Penyuluhan Dismenore terhadap
Pengetahuan dan Perilaku Penanganan Dismenore pada Siswi SMA
Muhammadyah 1 Surakarta Shalawat dan salam terkirim kepada Rasulullah
Shalallahu Alaihi Wa Sallam dan orang-orang yang senantiasa mengikuti
sunnahnya.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan program pendidikan dokter di FK UNS Surakarta. Dalam
proses penyusunan skripsi ini, penulis tak lepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., SpPD-KR.FINASIM selaku Dekan FK
UNS Surakarta.
2. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi FK UNS Surakarta.
3. Dr. Abkar Raden, dr, Sp.OG (K)., selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi bagi penulis dalam penelitian ini.
4. Novi Primadewi, dr, Sp. THT-KL., M.Kes, selaku Pembimbing
Pendamping yang telah memberikan bimbingan dan motivasi bagi penulis
dalam penelitian ini.
5. Dr. Hj. Sri Sulistyowati, dr, Sp.OG (K)., selaku Penguji Utama yang telah
memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
6. Dr. Senyum Indrakila, dr, Sp.M., selaku Penguji Pendamping yang telah
memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
7. Seluruh staf SMA Muhammadyah 1 Surakarta yang telah banyak
membantu dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.
8. Bapak Suhartoyo, selaku Wakil Bidang Kesiswaan SMA Muhammadyah
1 Surakarta yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungan untuk
terlaksanannya penelitian skripsi ini.
9. Adik-adik SMA Muhammadyah 1 Surakarta yang telah berpartisipasi
dalam penelitian skripsi ini.
10. Ibu (DR. Wardani Rahayu, MSc.) dan Bapak (Moh. Hasanudun, MSc);
atas doa, saran, bantuan, dan motivasi di setiap waktu pada penulis.
11. Sahabat-sahabatku yang tak tergantikan Fanny, Dewi, Regina, Tiara,
Calista, Eva, Fiqih, Iqbal yang telah memberikan dukungan dan motivasi
dan selalu membantu penulis.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Priyanka G Utami
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
PRAKATA .............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI........................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 7
1. Hormon yang Berperan Dalam Terjadinya Dismenore ................. 7
2. Dismenore ......................................................................................... 8
3. Pengetahuan ...................................................................................... 16
4. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan................................... 17
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 22
C. Hipotesis .............................................................................................. 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 23
B. Lokasi Penelitian ................................................................................. 23
C. Subjek Penelitian ................................................................................ 23
D. Teknik Sampling ................................................................................. 24
E. Identifikasi Variabel Penelitian .......................................................... 25
F. Definisi operasional Variabel ............................................................. 25
G. Instrumen Pengetahuan Dismenore ................................................... 27
H. Rancangan Penelitian.......................................................................... 29
commit to user
I. Teknik Analisis Data .......................................................................... 30
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
nyeri, namun proses penyakit tetap berjalan menjadi semakin buruk (Pray,
2000).
Diagnosis terhadap endometriosis (dismenore sekunder) dapat
menjadi langkah yang penting dalam meminimalisir gejala sisa yang
memanjang, termasuk rasa nyeri dan infertilitas. Terdapat suatu penelitian
yang menunjukkan bahwa kebanyakan wanita dengan endometriosis
menahan rasa sakit selama bertahun-tahun sebelum akhirnya kondisinya
dapat terdeteksi (Coco, 1999).
Pengambilan keputusan pasien dipengaruhi oleh pemahaman pasien
mengenai penyakit yang dideritanya, hal ini dijelaskan oleh Elmore bahwa
suatu penelitian menunjukkan bahwa baik pasien maupun penyedia
layanan kesehatan sama-sama memiliki keuntungan apabila pasien telah
mendapatkan informasi secara baik dalam pengambilan keputusan
mengenai kondisi kesehatannya. Pengambilan keputusan yang didasari
oleh informasi yang baik muncul apabila pasien mengerti baik penyakit
atau kondisi kesehatannya (Elmore et al; 2010).
Informasi mengenai penanganan medis sering kali sulit dimengerti
(Elmore et al; 2010). Oleh karena itu, menurut penulis, pendidikan
kesehatan melalui penyuluhan diperlukan dalam penanganan terhadap
suatu penyakit salah satunya dismenore yang sering kali diabaikan karena
minimnya informasi yang dimiliki oleh wanita pada umumnya.
Sehingga menurut penulis diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan
pengetahuan pasien sehingga mempengaruhi perilaku penanganan pasien
sebagaimana yang dijelaskan oleh Notoatmodjo bahwa pendidikan
kesehatan merupakan bentuk intervensi terutama terhadap faktor perilaku.
Pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau
mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatannya, bagaimana
menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatannya dan
kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan bilamana
sakit, dan sebagainya. Tujuan akhir dari pendidikan kesehatan adalah agar
commithidup
masyarakat dapat mempraktikan to usersehat bagi dirinya sendiri dan bagi
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat perubahan perilaku penanganan dismenore?
2. Apakah terdapat perbedaan pengetahuan dismenore siswi sesudah
penyuluhan dan sebelum penyuluhan ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dismenore terhadap
pengetahuan dan perilaku penanganan dismenore pada Siswi SMA
Muhammadyah 1 Surakarta
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Manfaat Aplikatif
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hormon-Hormon yang Berperan Dalam Terjadinya Dismenore
Beberapa hormon yang berperan penting dalam siklus menstruasi
wanita antara lain:
a. Estrogen
Estrogen adalah hormon steroid dengan 10 atom C dan
dibentuk terutama dari 17-ketosteroid androstenedion.
Estrogen alamiah yang terpenting adalah estradiol, estron,
dan estriol. Secara biologis, estradiol adalah yang paling
aktif. Estrogen memiliki fungsi antara lain:
1) Endometrium, estradiol memicu proliferasi endometrium
dan memperkuat kontraksi otot uterus.
2) Serviks, yang terutama menghalangi masuknya
spermatozoa ke dalam uterus adalah getah serviks yang
kental. Produksi estradiol yang kian meningkat pada fase
folikular akan meningkatkan sekresi getah serviks.
3) Vagina, estradiol menyebabkan perubahan selaput
vagina, meningkatkan produksi getah dan meningkatkan
kadar glikogen.
4) Ovarium, estradiol memicu sintesis reseptor FSH di
dalam sel-sel granula dan reseptor LH di sel-sel teka.
b. Progesteron
Progesteron terutama dibentuk dalam folikel dan
plasenta. Progesteron memiliki fungsi antara lain:
1) Endometrium,progesteron menyebabkan perubahan
sekretorik.
2) Serviks, selama fase luteal, jumlah getah serviks berkurang
commit to user
dan molekul-molekul besar membentuk jala tebal,
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Dismenore
Dismenore menurut Stenchever didefinisikan sebagai sensasi
commit
nyeri di abdomen bagian to user
bawah yang diikuti dengan gejala lain antara
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lain berkeringat, takikardi, sakit kepala, mual, muntah, diare, dan rasa
gemetar (Chudnoff, 2005).
Gejala-gejala ini muncul sebelum menstruasi.Dismenore
merupakan gejala ginekologi yang sering dikeluhkan oleh wanita
muda. Pelaksanaan terhadap gejala ini tergantung oleh penyebabnya.
Penyebab dismenore diklasifikasikan sebagai dismenore sekunder dan
dismenore primer. Dismenore primer didefinisikan sebagai nyeri saat
menstruasi tanpa disertai keadaan patologi pada pelvis. Dismenore
sekunder didefinisikan sebagai nyeri menstruasi akibat adanya
keadaan patologi pada pelvis, seperti pada wanita yang menderita
endometriosis atau chronic pelvic inflammatory disease. Kondisi ini
biasanya ditemui pada wanita yang berusia 30-45 tahun (Holder,
2011).
a. Dismenore Primer
Dismenore primer merupakan masalah yang umum dialami
oleh wanita muda. Gejala ini biasanya didefinisikan sebagai nyeri
kram di abdomen bagian bawah yang muncul saat menstruasi
tanpa adanya keadaan patologi pada pelvis (Coco, 1999).
Bukti saat ini menunjukkan bahwa patogenesis dari
dismenore primer disebabkan oleh adanya prostaglandinF2alpha
(PGF2alpha), stimulan myometrium dan vasokonstriktor yang
poten dalam sekret endometrium. Adanya respon terhadap
prostaglandin inhibitor mendukung bukti bahwa dismenore
diperantarai oleh prostaglandin.Bukti sementara menunjukkan
bahwa dismenore memperpanjang kontraksi uterus dan
menurunkan aliran darah menuju myometrium (Calis, 2011).
Peningkatan kadar prostaglandin ditemukan dalam sekret
endometrium dan berkorelasi dengan derajat nyeri yang dialami.
Prostaglandin meningkat hingga tiga kalinya pada saat fase
folikular dan fase luteal, dengan peningkatan lebih tinggi
commit to Peningkatan
menjelang menstruasi. user prostaglandin dalam
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Terapi Dismenore
1) AINSD menurunkan kadar prostaglandin melalui
cyclooxygenase inhibitor dan digunakan sebagai terapi lini
pertama terhadap dismenore primer dan sekunder. Apabila
digunakan lebih cepat, AINSD dapat benar-benar
menurunkan nyeri menstruasi secara efektif. Pasien yang
gejalanya tidak dapat diringankan oleh AINSD dapat
dicurigai menderita penyakit pada pelvis seperti
endometriosis. Pada penelitian yang membandingkan
montelukast, suatu antagonis leukotrien, dengan placebo;
montelukast dapat menurunkan rasa sakit pada penderita
dismenore. Antagonis leukotrien dapat dijadikan terapi
alternatif dari pengunaan AINSD.
2) COX-2 inhibitor terbukti dapat menurunkan nyeri menstruasi.
Sifat obat ini yang selektif dapat menurunkan gejala
gastrointestinal disebabkan adanya inhibisi pada reseptor
COX-1. Namun demikian, penelitian menunjukkan adanya
pertanyaan terhadap keamanan pada sistem cardiovascular.
Sebagai hasilnya, beberapa turunan obat ini tidak
diperbolehkan untuk digunakan.
3) Beberapa analgesik, seperti aspirin dan asetaminophen, dapat
digunakan apabila pasien dikontraindikasikan menggunakan
AINSD.
4) Kontrasepsi oral, dapat memblok proses ovulasi dapat
menurunkan aliran darah menstruasi (Calis, 2011).
Terapi Alternatif
1) Obat herbal dan suplemen diet
Obat-obatan herbal dapat membantu meringankan nyeri pada
dismenore. Namun, terdapat kesulitan mengenai pengaturan
dosis, kualitas, dan interaksi obat. Beberapa penelitian
menunjukkancommit to user
bahwa beberapa suplemen diet seperti
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Dismenore Sekunder
Dismenore primer tidak berhubungan dengan kondisi
patologi apapun. Namun, banyak wanita yang menderita
dismenore sekunder, di mana gejalanya timbul akibat kondisi
patologi tertentu. Kondisi apapun yang menghasilkan rasa nyeri
pada organ visera pelvis dapat menimbulkan dismenore. Hal ini
termasuk obstruksi traktus genitalia (hymen imperforata dan
malformasi vagina), endometriosis, pelvic inflammatory
disease,tumor, dan myoma. Penanganan terhadap tipe dismenore
ini tergantung pada penyebab dari timbulnya gejala dismenore ini.
Untuk alasan inilah, dismenore sekunder tidak dapat diobati
sendiri atau menggunakan obat tanpa resep dokter.Penanganan
yang dilakukan sendiri mungkin dapat menurunkan rasa sakit
yang dirasakan, namun perjalanan penyakit (seperti tumor) terus
berlanjut hingga memburuk (Pray, 2000).
Keadaan di bawah ini dapat mengindikasikan adanya
dismenore sekunder:
1) Dismenore baru dirasakan setelah berumur 25 tahun.
2) Onset dismenore yang muncul terlambat dengan tidak adanya
riwayat dismenore sebelumnya (dikhawatirkan komplikasi
dari kehamilan ektopik atau kemungkinan abortus spontan).
3) Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya abnormalitas pelvis;
infertilitas (dikhawatirkan endometriosis, pelvic inflammatory
disease, atau luka karena sebab lain); aliran darah menstruasi
yang banyak atau siklus yang tidak teratur (dikhawatirkan
adenomyosis,commit
fibroid,toatau
userpolyp); dyspareunia.
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang
melakukan pengindraan, melalui panca indra. Pengetahuan merupakan
domain yang penting akan terbentuknya tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Dengan kata lain pengetahuan
mempunyai pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam
berperilaku. Namun perlu diperhatikan bahwa perubahan pengetahuan
tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, walaupun hubungan
positif antara variabel pengetahuan dan variabel perilaku telah banyak
diperlihatkan. Menurut Notoatmodjo (2007) untuk mengukur tingkat
pengetahuan terdiri dari enam peringkat:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi penggunaan hukum-hukum atau rumus, metode, prinsip
dan lain sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek
ke dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Seseorang
mampu mengenali kesalahan-kesalahan logis, menunjukkan
kontradiksi atau membedakan di antara fakta, pendapat, hipotesis,
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga
mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan
kesehatan. Penyuluhan kesehatan dalam promosi kesehatan diperlukan
sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran, di samping
pengetahuan sikap dan perbuatan. Oleh karena itu, tentu diperlukan
upaya penyediaan dan penyampaian informasi, yang merupakan
bidang garapan penyuluhan kesehatan. Makna asli penyuluhan adalah
pemberian penerangan dan informasi (Maulana, 2009).
Komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk
mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat dengan
menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi baik
menggunakan komunikasi interpersonal maupun komunikasi massa.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi langsung, tatap muka
antara satu orang dengan orang lain baik perorangan maupun
kelompok. Komunikasi massa ialah penggunaan media massa untuk
menyampaikan pesan-pesan atau informasi kepada khalayak atau
masyarakat (Notoatmodjo, 2007).
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus. Perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor utama, antara lain:
a. Faktor predisposisi, mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap kesehatan.
b. Faktor pemungkin, mencakup ketersediaan fasilitas kesehatan.
c. Faktor penguat, meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh
masyarakat (Notoatmodjo, 2007).
Di satu sisi, perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta
lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok:
a. Perilaku pemeliharaan kesehatan
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Perilaku Pengetahuan
(respon dari stimulus) Sikap
Fasilitas kesehatan
Penatalaksanaan
Perilaku tokoh masyarakat
Keterangan:
: menyebabkan
: mempengaruhi
C. Hipotesis Penelitian
1. Terdapat perubahan perilaku penanganan dismenore.
2. Pengetahuan mengenai dismenore yang dimiliki siswi sesudah diberi
penyuluhan lebih tinggi dari pengetahuan dismenore sebelum diberi
penyuluhan.
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method
yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kuantitatif menggunakan
quasi eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain pre and post test group yaitu
R O1 T O2
Keterangan :
R = Group
O1 = Pretes
T = Treatment
O2= Postes
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadyah 1 Surakarta
pada tanggal 29 Mei 2012.
.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah Siswi SMA Muhammadyah 1
Surakarta tahun ajaran 2011/2012
2. Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
a. Kriteria inklusi dalam subjek penelitian ini adalah:
a) Siswi SMA yang hadir dalam kegiatan penyuluhan
b) Siswi SMA yang bersedia menjadi responden.
b. Kriteria eksklusi dalam subjek penelitian ini adalah:
a) Siswi SMA yang commit to userkuesioner secara lengkap
tidak mengisi
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive
random sampling, di mana sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi yang telah ditetapkan. Oleh karena variabel bebas dan variabel
terikat dalam penilitian ini diobservasi hanya sekali pada saat yang sama
maka penelitian ini juga bersifat cross sectional. Penelitian cross sectional
mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan karakter populasi berdasarkan
pengamatan pada sampel. Rumus untuk menghitung besar sampel untuk
rancangan cross sectional adalah:
. .
=
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Variabel Bebas
Penyuluhan dismenore merupakan kegiatan pendidikan
kesehatan, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti,
tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan
dengan kesehatan.
2. Reliabilitas
Reabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil
commit to user
suatu pengukuran dapat dipercaya (Mulyono, 2008). Perhitungan
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
H. Rancangan Penelitian
Populasi
Perilaku Penanganan
Perilaku Penanganan
Analisis data
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi data
Data penelitian dikelompokkan menjadi tiga yaitu 1) skor
pengetahuan dismenore siswi sebelum penyuluhan, 2) skor pengetahuan
dismenore siswi sesudah penyuluhan dan 3) perilaku penanganan
dismenore
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari hasil pretes dan postes yang telah didapat, maka dilakukan
analisis data menggunakan paired t Test untuk melihat pengaruh
penyuluhan yang diberikan kepada tingkat pengetahuan siswi. Berikut
deskripsi data dari hasil analisis yang telah dilakukan
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
4 4 4 4 4
4 pretest
2 postest
2 1
0 0 0
0
a b c d e f
Keterangan Penanganan
a minum jamu
b minum obat
c Didiamkan
d Mengahangatkan
e mencari pertolongan medis
f memperbanyak asupan sayur dan buah
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keterangan Penanganan
a minum jamu
b minum obat
c Didiamkan
d mengahangatkan
e mencari pertolongan medis
f memperbanyak asupan sayur dan buah
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6 5 5
4 4
4 pretest
3 3
2 postest
2 1 1 1 1
0
a b c d e f
Keterangan Penanganan
a minum jamu
b minum obat
c Didiamkan
d mengahangatkan
e mencari pertolongan medis
f memperbanyak asupan sayur dan buah
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil pengujian Paired t-Test adalah nilai sign.= 0,000 < 0,05, sehingga
H1 diterima. Hal ini berarti bahwa terdapat rata-rata skor pengetahuan
dismerore sebelum diberi penyuluhan lebih tinggi dari rata-rata skor
pengetahuan dismerore sesudah diberi penyululuhan. Ini menunjukkan
pengetahuan dismenore siswi sebelum diberi penyuluhan lebih rendah dari
pengetahuan dismenore siswi sesudah diberi penyuluhan. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan merupakan hasil
dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan, melalui panca
indra. Hal ini juga berkenaan dengan pernyataan Brown (1999) mengenai
fungsi pendidikan kesehatan bahwa pendidikan kesehatan memberikan
informasi atau instruksi mengenai perilaku kesehatan tertentu. Dalam hal ini
pendidikan kesehatan yang diberikan adalah dalam bentuk penyuluhan yang
berkenaan dengan pernyataan Maulana (2009) bahwa penyuluhan kesehatan
merupakan kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan
menyebarkan pesan agar masyarakat yang diberikan penyuluhan menjadi sadar
dan tahu mengenai suatu isu kesehatan dan makna asli penyuluhan adalah
pemberian penerangan dan informasi. Dalam kasus ini yaitu mengenai masalah
dismenore pemberian informasi khususnya pada wanita berusia muda
dirasakan perlu mengingat diperlukannya pengetahuan untuk membedakan
dismenore primer dan dismenore sekunder sehingga mencegah pengobatan
yang terlambat pada kasus dismenore sekunder.
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Plester pereda nyeri (39C) yang digunakan selama 12 jam perhari memiliki
efektifitas yang sama dengan ibuprofen. Sedangkan untuk obat herbal dapat
membantu meringankan nyeri pada dismenore. Namun, terdapat kesulitan
mengenai pengaturan dosis, kualitas, dan interaksi obat dan berhubungan
dengan efek samping tertentu. Penelitian yang dilakukan oleh Barnard et al;
(2000) menunjukkan bahwa asupan buah, sayur, dan serat yang tinggi akan
menurunkan durasi nyeri menstruasi, intensitas nyeri, dan gejala dari
premenstrual syndrome. Hal ini berkenaan dengan peningkatan 3-series
prostalglandyn yang memiliki aktivitas antiinflamasi karena tingginya asam
lemak omega 3 yang dikandung oleh sayur dan buah.
Didapatkan perubahan perilaku penanganan dismenore yaitu mencari
pertolongan medis tidak terlalu signifikan walaupun telah diberikan
penyuluhan mengenai dismenore. Hal tersebut disebabkan karena setelah
penyuluhan, dirinya telah memahami bahwa dismenore yang dialami adalah
dismenore primer. Simpulan tersebut diambil berdasarkan kuis yang diberikan
kepadanya sebelum diadakannya postes. Kuis tersebut berupa diskusi
kelompok mengenai dua skenario. Skenario pertama berupa kasus dismenore
primer dan skenario kedua berupa kasus endometriosis. Peserta dibagi menjadi
sepuluh kelompok dan setiap kelompok terdiri dari tujuh orang peserta. Setelah
berdiskusi, mereka mempresentasikan hasil diskusinya. Dari hasil presentasi
tersebut didapatkan keseluruhan kelompok dapat memecahkan kasus yang
telah diberikan. Keseluruhan kelompok dapat membedakan gejala dari
dismenore primer dan dismenore sekunder serta penanganan yang sebaiknya
diberikan.
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
1. Perlu dilaksanakan penyuluhan materi kesehatan, khususnya
reproduksi, secara berkala pada siswa sekolah menengah atas untuk
meningkatkan kesadaran kesehatan.
2. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan variabeL pengetahuan
dismenore siswa ditinjau dari pendidikan orang tua, ekonomi orang tua
commit to user
43