NURLINDA
NIM. 18.01.079
SKRIPSI
Disusun Oleh :
NURLINDA
NIM. 18.01.079
i
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nama : Nurlinda
NIM : 1801079
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil penelitian saya
sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pemikiran
yang pernah ditullis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu
atau keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada
Makassar, 2020
Yang membuat pernyataan
Nurlinda
1801079
ABSTRAK
NURLINDA “ Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku menyikat gigi pada anak usia
sekolah SD Inpres perumnas 1 Makassar” (dibimbing oleh Suriyani, Nofianty).
Kesehatan gigi dan mulut merupakan penunjang tercapainya kesehatan tubuh yang
optimal. Kondisi kesehatan gigi dan mulut yang terpelihara akan berpengaruh pada peningkatan
kualitas hidup dan produktifitas sumber daya manusia.
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan
perilaku menyikat gigi pada anak usia sekolah SD Inpres Perumnas 1Makassar.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan
cross sectional study untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku menyikat gigi
pada anak usia sekolah SD Inpres Perumnas 1 Makassar. Jumlah responden dalam penelitian ini
sebanyak 60 orang. Data diuji statistic chi square dengan tingkat signifikan < 0,004.
Hasil penelitian ini adalah didapatkan sebagian besar tingkat pengetahuan baik sebanyak
24 (40,0%) responden dan yang memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 36 (60,0%). Dan
perilaku menyikat gigi responden Kategori Baik 23 (38,3%) responden dan kategori kurang 37
(61,7%) responden dan ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku menyikat gigi pada
anak usia sekolah SD Inpres Perumnas 1 Makassar.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan
perilaku menyikat gigi pada anak usia sekolah SD Inpres perumnas 1 Makassar. Oleh karena itu
diharapkan kepada siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehantan gigi dan perilaku
menyikat gigi, agar terhindar dari berbagai penyakit gigi dan gangguan masalah gigi.
vi
Scanned by TapScanner
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep). Tak lupa pula
membantu selama proses penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada keluarga terutama orang tua saya ibu Salwati yang selalu
memberikan dorongan, motivasi, terutama doa serta materi kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini. Tidak lupa penulis juga menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
2. Bapak Dr. Ns. Makkasau Plasay, M.Kes., M.EDM, selaku ketua Sekolah
3. Bapak Ns. Muh. Zukri Malik, S.kep., M.Kep, selaku ketua Program Studi S1
iii
4. Ibu Ns. Suriyani, S.Kep., M.Kep, selaku pembimbing I yang telah
5. Ibu Ns. Nofianty, SKM., S.Kep., M.Kes, selaku pembimbing II yang telah
6. Ibu Hj. Andi Annas, SKM., M.SI, selaku Penguji I yang telah banyak
iv
Semoga skripsi ini dapat menjadi acuan dalam peningkatan wawasan dan
pengetahuan dan mendapat respon positif dari pihak-pihak yang terkait. Akhirnya
Makassar, 2020
Penulis
Nurlinda
v
Persembahan
Tugas akhir ini saya persembahkan untuk orang tua, saudara, keluarga, dosen, sahabat dan
teman seperjuangan yang telah membantu dan mendoakan saya menyelesaikan skripsi ini.
Terima Kasih.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
vii
C. Variabel penelitian ..................................................................................................... 39
B. Pembahasan ................................................................................................................ 51
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 56
B. saran............................................................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi Berdasarkan Umur dan jenis kelamin ................ 49
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Kepanjangan
SD Sekolah Dasar
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan penunjang tercapainya kesehatan
tubuh yang optimal. Kondisi kesehatan gigi dan mulut yang terpelihara akan
manusia. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut harus dilakukan sejak
dini pada usia sekolah dasar mengingat penyakit gigi dan mulut berada pada
wilayah(Ramadhani, 2018).
Pada usia anak sekolah dasar diperlukan untuk usaha untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut secara berkala, baik dalam penyuluhan pemeriksaan
dan perawatan kesehatan gigi mulut, oleh orang tua, sekolah dan instansi
Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan adalah karies
karies gigi di seluruh dunia 60-90% anak mengalami karies gigi. Prevalensi
1
2
pada tahun 2018, sebanyak 57% dari penduduk provinsi jawa tengah masih
ditemukan pada kelompok usia 6-12 tahun, karena pada usia 6-12 tahun
sebagian besar masih memiliki kebiasaan menggosok gigi yang keliru yaitu
saat mandi pagi dan mandi soreh. Hal ini dibuktikan bahwa kebiasaan benar
bahwa 91, 1% orang indonesia menggosok gigi setiap hari. Namun hanya 7,
46,5% diantaranya tidak merawat gigi berlubang (lubis & Nugrahaeni, 2018).
Cara menyikat gigi yang benar sangat penting diajarkan kepada anak-
yang menyikat gigi dengan benar hanya 5,6%, dengan data spesifik (10-14
tahun 4,9%, 15-24 tahun 5,9%, 25-34 tahun 6,1%, 45-54 tahun 5,1%). Ini
cara menyikat gigi yang benar dan menjadikan ini menjadi salah satu faktor
dan lamanya waktu makanan menempel didalam mulut. Faktor lain adalah
2016).
indonesia kesadaran orang dewasa untuk datang ke dokter gigi kurang dari 7
sakit radang gusi, tidak ada karies, saat mengunyah tidak tidak terasa nyeri,
leher gigi tidak kelihatan, tidak goyang, tidak terdapat plak, warna gigi putih
mulut dan gigi dapat menimbulkan dampak negatif yang menganggu aktifitas
sehari- hari. Dapat menimbulkan karies gigi pada anak yang dibiarkan tidak
dilakukan perawatan akan dapat masalah kesehatan seperti adanya rasa nyeri,
gangguan tidur. Jika tidak dilakukan perawatan akan menimbulkan rasa sakit
pada gigi yang berakibat melakukan kegiatan anak tidak hadir ke sekolah dan
4
anak. Oleh karena itu, orang tua perlu melakukan stimulus pada anak untuk
2018).
gigi. Menurut Suratri dkk (2016) pengetahuan dan sikap ibu terhadap
kesehatan atau perawatan gigi dan mulut anak cukup baik akan tetapi
perilakunya yang belum sesuai dengan pengetahuan dan sikapnya, ini terlihat
pada hanya 50% anak yang sakit gigi dibawa berobat ke pelayanan gigi dan
B. Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang diatas penulis dapat merumuskan inti permasalahan
dari pokok bahasan utama penelitian ini, yaitu “ Apakah ada Hubungan
Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Menyikat Gigi pada anak usia sekolah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Makassar.
D. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat dipetik dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
dan perilaku menyikat gigi, agar terhindar dari berbagai penyakit gigi
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Anak usia sekolah
1. Definisi
sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 6-12 tahun Anak usia
pada besar dan bentuk yang dinyatakan dalam nilai-nilai ukuran tubuh,
misalnya berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas,
badan.
tinggi badan pada masa anak-anak akan mengalami kenaikan pertahun 5-7
7
8
badan 147, 3cm sedangkan anak laki-laki 146 cm. Berat badan
atau alat tubuh karena terjadinya pematangan. Pada pematangan ini terjadi
diferensiasi sel dan maturasi alat atau organ sesuai dengan bertambahnya
menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang
anak membaca disini sudah dapat mulai, pada usia kedelapan anak sudah
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap
ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini
sangat tinggi maka jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud dan
tujuan dari suatu yang ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau
9
B. Tinjauan Perilaku
1. Batasan perilaku
organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut
manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara
membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat
dari luar). Oleh karena itu perilaku ini terjadi melalui proses adanya
merespons, maka teori skinner ini disebut teori :S-O-R” atau Stimulus
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini maka perilaku dapat
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh
orang lain. Oleh sebab itu, disebut convert behavior atau unobservable
diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut over
sebagainya.
adalah operant response. Oleh sebab itu, untuk membentuk jenis respons atau
perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant
dibentuk.
komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada
komponen tersebut.
menggosok gigi sebelum tidur. Untuk berperilaku seperti ini maka anak
tersebut harus:
13
banyak dan bervariasi sekali dan lebih komplek daripada contoh diatas. Teori
2. Perilaku kesehatan
objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan, dan minuman, serta lingkungan. dari batasan ini, perilaku kesehatan
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bila
mana sakit. Oleh sebab itu, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri
dan relative, maka dari itu orang yang sehat pun perlu di upayakan
seeking behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
luar negeri
C. Definisi Gigi
1. GIgi
Gigi adalah tulang keras dan kecil-kecil berwarna putih yang tumbuh
mengigit.
a. Untuk berbicara
pencernaan mulut.
c. kecantikan
Ini jelas, senyum orang yang gigi depannya tanggal akan terlihat
utuh.
2. Anatomi gigi
Struktur gigi pada manusia terbagi dua bagian yaitu bagian mahkota
dan bagian akar. Pada bagian mahkota merupakan bagian gigi yang
terlihat dalam mulut, sedangkan pada bagian akar merupakan bagian yang
akar gigi.
yang berfungsi untuk melindungi tulang gigi dengan zat yang sangat
keras yang berada di bagian paling luar gigi manusia. Warna email
lapisan yang berada pada pada lapisan setelah email yang dibentuk
dari zat kapur. Dentim juga merupakan bagian terluas dari struktur
gigi, meliputi seluruh panjang gigi mulai dari mahkota hingga akar.
dentin pada akar gigi dentin yang dilapisi enamel, sedangkan dentin
3. Tugas gigi
a. Gigi seri. Gigi ini ada empat buah diatas dan dibawah. Seluruhnya
b. Gigi taring Gigi ini ada empat, seluruhnya diatas dua dibawah dua,
Seperti kita ketahui pada gigi sulung tidak memiliki geraham kecil, di
belakang gigi taring. Ada delapan, atas empat, bawah empat, tugasnya
Akar gigi geraham kecil ini semua satu, kecuali yang atas delapan,
makanan. gigi ini yang dibawah akarnya dua, yang atas tiga.
menjadi satu.
19
berikut.
beberapa bakteri penghasil asam. Lubang gigi baru akan terasa sakit
bila lubang gigi sudah dalam mencapai rongga pulpa yang berisi
kebiasan baik menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur dan rutin
mulut.
20
atau mengunyah. Kondisi ini juga dapat disebut sebagai gigitan tidak
adalah gigi terlalu banyak atau terlalu sedikit, terlalu banyak atau
terlalu sering kondisi ruang antara gigi, mulut tidak teratur dan bentuk,
dan formasi atipikal dari rahang dan wajah seperti bibir sumbing.
pernafasan mulut.
rasa sakit setiap megunyah (sakit kepala, infeksi, sakit radang), ketidak
saraf dan bagian lainya yang memperkokoh gigi. Namun gigi merupakan
jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan. Hal ini apabila
gigi dan gigi permanen terdiri 32 gigi. Normalnya setiap gigi taring
berganti dengan gigi tetap. Gigi seri berganti dengan gigi seri gigi taring
berganti dengan gigi taring dan geraham susu berganti dengan gigi
Pada usia 6 tahun sampai 7 tahun, gigi yang tumbuh sementara antara
lain gigi seri tengah dan gigi geraham pertama. Usia 7 sampai 8 tahun
tumbuh gigi seri tengah, dan gigi seri literal. Usia 9 sampai 10 tahun
gigi geraham pertama, gigi taring bagian maksila, dan gigi geraham kecil
a. Menyikat gigi
gigi.
- Pasta gigi
Prosedur pelaksanaan :
1) Ambil sikat dan pasta gigi, peganglah sikat gigi dengan cara
2) Sikat gigi (gigi depan dengan cara menjalankan sikat gigi pelan-
depan, yaitu gosok perlahan dengan irama naik turun. Jika susah
mempel.
4) Setelah selesai menggosok area gigi bagian kanan, kiri dan depan,
pelan namun kotoran tak ada yang tertinggal karena biasanya plak
kuning terjadi di area ini jika gosok giginya tidak bersih. Caranya,
kebawah.
b. Kepala sikat gigi kecil. Sebagai ancar-ancar paling besar sama dengan
jumlah lebar keempat gigi bawah. Kenapa harus kecil, sebab kalau
c. Bulu sikat gigi harus lembut dan datar. bila sikat gigi terlalu besar,
disiplin yaitu pada waktu pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum
5. Pasta gigi
Flouride dibutuhkan oleh gigi untuk menjaga gigi dari kerusakan, namun
Menyimpan sikat gigi Sesudah menyikat gigi maka harus bersih. Setelah
itu harus digantung dengan kepala dibawah. Bila disimpan, dibawah maka
air tidak segerah turun dan kuman yang tinggal akan berkembang biak.
Tetapi dengan digantung maka sikat gigi akan segerah kering dan bersih
adalah hal yang penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dokter
8. Mengatur makanan
permukaan gigi akan diubah oleh kuman dengan bahan dari mulut diubah
bakteri. Sumber makanan yang baik dikomsumsi untuk penguat gigi yaitu
susu, telur dan buah-buahan. Protein seperti tempe, telur dan daging dapat
jenis makanan dan minuman yang manis mengancam kesehatan gigi anak
diri seseorang, seperti usia, pengalaman dan motivasi anak hal ini dapat
dijelaskan yaitu.
a. Usia
b. Pengalaman
dilakukan.
c. Motivasi anak
(Notoadmodjo, 2010)
a. Lingkungan
b. Orang tua
yang cukup tentang kesehatan gigi dan mulut serta karies gigi.
c. Tingkat pendidikan
pengetahuanya.
d. Fasilitas kesehatan
mulut.
e. Penghasilan
f. Sosial budaya
1. Definisi
‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (know)
rendah. Kata kerja untuk megukur bahwa orang tahu tentang apa yang
b. Memahami (comprehension)
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (comprehention)
struktur organisasi tersebut, dan masi ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
hidupnya.
1) Sosial ekonomi
3) Pendidikan
informasi hal baru dan akan mudah meyesuaikan dengan hal yang
baru tersebut.
4) Pengalaman
banyak.
5. Pengukuran pengetahuan
angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek
penelitian kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketehuai atau kita ukur
sesuai materi yang ingin kita ukur dari subyek penelitain tau responden
guna mencegah kerusakan gigi dengan cara menyikat gigi dengan benar.
Perilaku Perawatan Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN Pondok Cina 4
faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar diri seseorang. Faktor yang berasal
gosok gigi dengan baik dan benar pada waktu yang tepat yaitu setelah makan
A. Kerangka Konsep
Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan
variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan
2017).
Tingkat pengetahuan
Perilaku menyikat
usia gigi
Karies gigi
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel independen
: Variabel dependen
35
36
B. Hipotesis
hipotesis adalah suatu pertanyaan asumsi tentang hubungan antara dua atau
penelitian.
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah Ha: ada hubungan tingkat
pengetahuan dengan perilaku menyikat gigi pada anak usia sekolah di SD Inpres
Perumnas 1 Makassar. .
BAB IV
METODE PENELITIAN
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Dengan studi ini, akan
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek
2016). Pada penelitian ini populasi target adalah siswa kelas IV dan V yang
71.
2. Sampel
37
38
N
n=
1 + N (d)
Keterangan :
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
N
n=
1 + N (d)
71
n=
1 + 71 (0,05)
71
n=
1 + 71 (0,0025)
71
n=
1 + 0,177)
71
n=
1,177
Berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel yang akan di ambil dari
sampel tersebut akan berkurang sehubung dengan kriteria sampel yang diajukan
pengambilan data.
3. Sampling
mewakili populasi yang ada. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
C. Variabel Penelitian
sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek antara satu dengan lainnya
dalam kelompok tersebut. Variabel menjadi fokus yang akan diamati oleh
peneliti (Sugiyono, 2013). Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
Ditentukan oleh variable lain. Variable dependen pada penelitian ini adalah
D. Definisi Operasional
membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Dengan
yang sama akan dilakukan atau diperlukan prosedur pengukuran yang baru
(Nursalam, 2017).
kesehatan gigi
E. Tempat Penelitian
F. Waktu Penelitian
G. Instrumen Penelitian
alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat
pengumpulan data, dan instrumen yang lazim digunakan dalam penelitian adalah
kepada masing-masing responden yang menjadi sampel dala penelitian pada saat
1. Kuesioner
(10 2) + (10 1)
2
(20 + 10) 30
= = = 15
2 2
Dengan skoring salah 1 dan benar2, maka di katakan baik jika skornya
2. Observasi
untuk kategori perilaku menyikat gigi. Jika jawaban benar skornya adalah
(5 2) + (5 1)
2
(10 + 5) 15
= = = 7,5
2 2
Dengan skoring salah 1 dan benar2, maka di katakan baik jika skornya
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
1. Data primer
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh selain dari siswa. Sumber
data lain sebagai data sekunder yaitu dari orang tua atau guru
1. Pengolahan data
informasi yang benar paling tidak ada empat tahapan dalam pengolahan data
a. Editing
untuk melihat apakah ada hal-hal yang masih meragukan dari jawaban
responden.
44
b. Coding
c. Tabulating
daftar. Hasil tabulasi data ini dapat menjadi gambaran tentang hasil
2. Analisa data
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariat
yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji kai kuadrat (chi-
J. Etika Penelitian
Etika dalam penelitian merupakan salah satu hal yang penting dalam
manusia mempunyai hak asasi yang harus dihormati dalam kegiatan penelitian.
Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain (Sugiyono, 2015) :
untuk menjadi responden dalam penelitian. Tujuan dari Informed Consent itu
maksud dan tujuan penelitian serta responden dapat mengetahui dampak dari
atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
4. Kerahasiaan (Confidentiality)
A. Hasil Penelitian
penelitian ini berupa hasil analisis univariat dari masing-masing variable yang
1. Karakteristik Responden
47
48
Tabel 5.1
Distrubusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden
SD Inpres Perumnas 1 Makassar
Karakteristi umur n %
11 30 50,0
12 30 50,0
Total 60 100
Sumber : Data Primer, Januari 2020
Tabel 5.1
Distrubusi Frekuensi Berdasarkan Jenis kelamin Responden
SD Inpres Perumnas 1 Makassar
Jenis kelamin n %
Laki-laki 35 58,3
Perempuan 25 41,7
Total 60 100
Sumber : Data Primer, Januari 2020
2. Analisi univariat
karakteristik setiap variable yang diteliti. pada analisa univariat dan ini
49
data katergori dapat dijelaskan dengan angka atau nilai jumlah data
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Siswa SD Inpres
Perumnas 1 Makassar
Tingkat pengetahuan n %
Baik 24 40,0
Kurang Baik 36 60,0
Total 60 100
Sumber : Data Primer, Januari 2020
responden (60,0%).
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan perilaku menyikat gigi di SD Inpres
Perumnas 1 Makassar
Perilaku menyikat n %
gigi
Baik 23 38,3
Kurang baik 37 61,7
Total 60 100
Sumber : Data Primer, Januari2020
responden (61,7%).
3. Analisa Bivariat
Tabel 5.4
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Menyikat Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Di SD Inpres Perumnas 1 Makassar
B. Pembahasan
a. Tingkat Pengetahuan
yang di sampaikan.
termaksud keluarga teman dan guru. Adapun faktor lain dapat menambah
Penelitian ini sejalan dengan teori Gree (2000) dalam Arianto (2018),
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh
pengetahuan.
antara status kebersihan gigi dan mulut dan perilaku menyikat gigi anak
yaitu dilakukan dengan secara tekun,teliti dan teratur. Tekun artinya sikat
gigi dilakukan dengan giat dan sungguh-sungguh, teliti artinya sikat gigi
dan teratur dilakukan minimal dua kali sehari. Waktu yang tepat untuk
menyikat gigi yang benar siswa hanya sebatas memahami menggosok gigi
gigi.
usia sekolah
Perumnas 1 Makassar.
54
responden (15,0%). Hal ini terjadi karena pengetahuan saja tidak cukup
mengenai cara menyikat gigi yang benar maka semakin baik tingkat
mengenai cara menggosok gigi, semakin jellek kebersihan gigi dan mulut.
bersih dan baik. Faktor terpenting dalam menjaga kebersihan gigi dan
mulut adalah faktor kesadaran dan perilaku hieginis mulut secara personal
terlihat bersih
C. Keterbatasan penelitian
yaitu terbatasnya waktu yang disediakan oleh responden sangat sedikit karena
D. Implikasi keperawatan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
responden .
<(0,05).
B. Saran
1. Bagi siswa
2. Bagi sekolah
menyikat gigi dalam upaya untuk meningkatkan dan kebersiha gigi dan
mulut.
3. Bagi peneliti
4. Bagi perawat
yang benar dan tepat serta memeriksa kesehatan gigi secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Gayatri, (2017) Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pemeliharaan
Kesehatan gigi Anak SDN Kauman 2 Malang di akses pada tanggal 4
November2019.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu/article/view/22612
Gultom, (2017). Analisis Status Kesehatan Gigi Dan Kebutuhan Perawatan Gigi
Pada Murid-Murid SD Di Kota Bandar Lampung di akses pada tanggal 3
November 2019. http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&assdt=0%2c5=
Analisis+Status+Kesehatan+Gigi+Dan+Kebutuhan+Perawatan+Gigi+pada
+Murid+Di+Bandar+ lampung&btnG
Petunjuk pengisian:
Jawablah pertanyaa ini dengan memilih salah satu jawaban yangg dianggap
paling benar dengan cra menyilangkan (x)
Nama :
Jenis kelamin :
Kelas :
pilihan
No. Pernyataan
Ya Tidak
1. Pada bagian luar gigi depan menyikat dengan
gerakan keatas dan kebawah
2. Pada bagian luar gigi belakang.menyikat dengan
gerakan maju mundur atau memutar
3. Pada bagian dalam gigi belakang, menyikat dengan
gerakan menarik atau memutar
4. Pada bagian dalam gigi depan, menyikat dengan
gerkan menarik
5. Pada bagian gigi dataran atau bagian gigi yang
mengunyah, menyikatnya dengan gerakan maju
mudur
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Menyikat Gigi Pada Anak Usia Sekolah
SD INPRES PERUMNAS 1 Makassar
KETERANGAN
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
OBSERVA
TINGKAT SI
JENIS PENGETA MENYIKAT
KELAMIN UMUR HUA GIGI
N Valid 60 60 60 60
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
JENIS KELAMIN
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1.00 35 58.3 58.3 58.3
2.00 25 41.7 41.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
UMUR
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1.00 30 50.0 50.0 50.0
2.00 30 50.0 50.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
TINGKAT PENGETAHUA
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid BAIK 24 40.0 40.0 40.0
KURANG BAIK 36 60.0 60.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Page 1
OBSERVASI MENYIKAT GIGI
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid BAIK 23 38.3 38.3 38.3
KURANG BAIK 37 61.7 61.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
CROSSTABS
/TABLES=TP BY OMG
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
[DataSet0]
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TINGKAT PENGETAHUA *
OBSERVASI MENYIKAT GIGI 60 100.0% 0 0.0% 60 100.0%
Page 2
TINGKAT PENGETAHUA * OBSERVASI MENYIKAT GIGI Crosstabulation
OBSERVA
SI ...
BAIK
TINGKAT PENGETAHUA BAIK Count 15
Expected Count 9.2
% within TINGKAT PENGETAHUA 62.5%
% within OBSERVASI MENYIKAT
GIGI 65.2%
% of Total 25.0%
KURANG BAIK Count 8
Expected Count 13.8
% within TINGKAT PENGETAHUA 22.2%
% within OBSERVASI MENYIKAT
GIGI 34.8%
% of Total 13.3%
Total Count 23
Expected Count 23.0
% within TINGKAT PENGETAHUA 38.3%
% within OBSERVASI MENYIKAT
100.0%
GIGI
% of Total 38.3%
Page 3
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig.
Value df sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 9.882a 1 .002
b
Continuity Correction 8.252 1 .004
Likelihood Ratio 9.987 1 .002
Fisher's Exact Test .003 .002
Linear-by-Linear Association 9.718 1 .002
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.20.
b. Computed only for a 2x2 table
Page 4
Dokumentasi Pembagian Kuesioner Tingkat Pengetahuan Gigi
A. Identitas Penulis
NIM : 18.01.079
Agama : Islam
No HP : 082254812288
Ayah : M. basri
Ibu : Salwati
Saudara : - Wulandari
- Rahmat dhani
C. Riwayat pendidikan