Disusun Oleh:
Nur Fitriany Lihawa
110 2016 0110
Pembimbing:
dr. Santriani Hadi, M. Kes
dr. Ilma Khaerina Amaliyah B.
ABSTRAK
Infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah adalah salah satu infeksi
paling umum di seluruh dunia. Infeksi cacing jarang menyebabkan
kematian langsung, namun dapat berdampak pada tingkat kecerdasan
dan produktivitas. Ibu merupakan garis terdepan dalam tahap pencegahan
cacingan pada anak. Salah satu peran ibu adalah memastikan anak
mengonsumsi obat cacing secara rutin setiap 6-12 bulan sekali. Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Ibu dapat memberi dampak terhadap konsumsi
obat cacing murid sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap
Konsumsi Obat Cacing pada Murid Sekolah Dasar MI DDI Gusung Kota
Makassar. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah ibu dari murid SD
Kelas 1,2 dan 3 MI DDI Gusung Kota Makassar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan baik memiliki
persentase lebih tinggi (66,7%) dalam mengonsumsi obat cacing secara
rutin dibandingkan responden dengan pengetahuan kurang (0%). Hasil uji
statistik chi-square didapatkan ρ value < 0,05 (ρ = 0,000) yang berarti
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan konsumsi obat
cacing. Untuk variabel sikap menunjukkan bahwa responden dengan
sikap yang baik memiliki persentase lebih tinggi (47,5%) dalam
mengonsumsi obat cacing secara rutin dibandingkan responden dengan
sikap kurang (33,3%). Hasil uji statistik chi-square didapatkan ρ value
< 0,05 (ρ = 0,019), yang berarti terdapat hubungan antara sikap dengan
konsumsi obat cacing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu
terhadap konsumsi obat cacing pada murid sekolah dasar MI DDI Gusung
Kota Makassar.
vi
INFLUENCE OF MOTHER’S KNOWLEDGE LEVEL AND ATTITUDE
TOWARDS ANTHELMINTIC DRUGS CONSUMPTION OF THE
STUDENTS IN MI DDI GUSUNG MAKASSAR
Nur Fitriany Lihawa1, Santriani Hadi2, Ilma Khaerina Amaliyah B.3
Program Studi Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran UMI
Email :
ABSTRACT
Worm infections transmitted through soil are one of the most
common infections in the world. Worm infections rarely cause direct death,
but can have an impact on intelligence and productivity. Mother is the first
line in the stage of preventing intestinal worms in children. One of the
mother's role is to ensure that children consume anthelmintic drugs
regularly every 6-12 months. Mother's knowledge level and attitude can
have an impact on the consumption of anthelmintic drugs for elementary
school students. This research aims to determine the influence of mother’s
knowledge level and attitudes towards anthelmintic drugs consumption in
the students of MI DDI Gusung Makassar. This type of research is
observational analytic with cross sectional approach. The research sample
was the mother of elementary school students of the first, second and third
grade in MI DDI Gusung Makassar. The results showed that respondents
with good knowledge had a higher percentage (66.7%) in consuming
anthelmintic drugs routinely than respondents with less knowledge (0%).
The chi-square statistical test results obtained ρ value
< 0.05 (ρ = 0,000) which means there is a relationship between the
knowledge level and consumption of anthelmintic drugs. For attitude
variables, showed that the respondents with good attitudes have a higher
percentage (47.5%) in consuming anthelmintic drugs routinely than
respondents with less attitudes (33.3%). The chi-square statistical test
results obtained ρ value < 0.05 (ρ = 0.019), which means that there is a
relationship between attitude and consumption of anthelmintic drugs. The
results showed that there was a significant relationship between mother’s
knowledge level and attitudes towards anthelmintic drugs consumption in
the students of MI DDI Gusung Makassar.
vi
KATA PENGANTAR
menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat
Indonesia.
kerja sama, serta bantuan moril dan materil dari berbagai pihak yang telah
1. Prof. Dr. dr. Syarifuddin Wahid, Ph. D, Sp. PA (K), Sp. F, DFM
vii
kesabaran senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan
4. dr. Hj. Anna Sari Dewi, SpOG(K), M. Kes dan dr. Arina Fathiyyah
5. Teristimewa kepada orang tua saya, dr. Junus Lihawa dan Ibu
Ramlin Tahir, saudara saya dan seluruh keluarga saya yang telah
S.Ag, M.Pd dan Ibu Hj. Marlina selaku staf pengajar di MI DDI
saya ini.
viii
memberikan semangat, memfasilitasi dan mengiringi langkah
selama ini.
10. Serta seluruh pihak terkait yang tidak bisa saya sebutkan satu per
Semoga amal budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala dan
penelitian, sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
Penulis
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. v
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6
2.1.1.1 Definisi................................................................................. 6
2.1.2.1 Definisi............................................................................... 11
2.1.3.1 Definisi............................................................................... 14
xi
2.1.4 Konsumsi Obat Cacing di Indonesia ............................................ 17
xii
3.9 Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 39
5.2 Pembahasan................................................................................... 47
LAMPIRAN .............................................................................................. xx
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
Cacing ........................................................................................ 47
xv
DAFTAR BAGAN
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Subjek Penelitian
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah adalah salah satu infeksi
yang paling umum di seluruh dunia. Infeksi ini dapat disebabkan oleh tiga
lebih dari 600 juta anak usia sekolah tinggal di daerah di mana parasit ini
dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi dunia terinfeksi dengan
1
(P2B2) Kementerian Kesehatan, pada tahun 2015, angka prevalensi
(3.226 kasus), 2014 (3.266 kasus), 2015 (3.270 kasus) (Amaliah et al.,
2016)
Tabaringan, 2019).
2
Ibu merupakan garda terdepan dalam tahapan pencegahan
dari mengajari anak untuk mencuci tangan pakai sabun, menggunakan air
obat cacing secara teratur, misalnya 3 atau 6 bulan sekali sesuai resep
dokter (Depkes RI, 2017). Berdasarkan hal tersebut, jika ibu tidak
jenis cacing dengan hanya satu dosis. Adanya infeksi ulang yang cepat
berarti bahwa obat tersebut harus diminum setiap 6-12 bulan sekali untuk
(Jameel, 2012).
tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap konsumsi obat cacing anak
Makassar.
3
1.2 Rumusan Masalah
Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Konsumsi Obat Cacing pada Murid
konsumsi obat cacing pada murid sekolah dasar MI DDI Gusung Kota
Makassar
4
1.4 Manfaat Penelitian
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(WHO,2011).
2.1.1.1 Definisi
pada usus manusia, dengan ukuran betina dewasa 20-35 cm, dan
6
2.1.1.2 Epidemiologi
2.1.1.3 Patofisiologi
et.al, 2008)
2.1.1.4 Gejala
7
yang timbul disebabkan oleh cacing dewasa dan larva. Gangguan
dasar. Efek serius akan terjadi bila cacing menggumpal dalam usus
2.1.1.5 Terapi
8
cacing gelang (A. lumbricoides) dan cacing tambang serta memiliki
puncak plasma dicapai dalam 3 jam. Pada pasien dewasa dan anak
bulan. Penggunaan yang tidak lebih dari 3 hari, hampir bebas dari
9
hamil trimester satu. pengobatan dapat ditunda bila terdapat salah
dan anak usia lebih dari 2 tahun yaitu 500 mg. Albendazol dan
10
2.1.1.6 Pencegahan
dengan sabun dan air sebelum makanan. Bagi orang tua, ajari anak
mereka. Cuci, kupas, atau masak semua sayuran mentah dan buah-
2.1.2.1 Definisi
11
2.1.2.2 Epidemiologi
2.1.2.3 Patofisiologi
et.al, 2008)
2008)
2.1.2.5 Gejala
12
2.1.2.6 Terapi
untuk trichuriasis dengan dosis 100 mg dua kali sehari selama 3 hari
2.1.2.7 Pencegahan
13
buahan sebelum dimakan. Mengajarkan pada anak-anak jangan
duodenale)
2.1.3.1 Definisi
2013)
2.1.3.2 Epidemiologi
2.1.3.3 Patofisiologi
a. Stadium larva
terjadi perubahan kulit yang disebut ground itch yaitu reaksi lokal
RI, 2017)
14
sakit leher, dan suara serak. Larva cacing di paru dapat
b. Stadium dewasa
2.1.3.5 Gejala
15
menyebabkan eosinophilia. Cacing tambang biasanya tidak
2.1.3.6 Terapi
Pada anak usia dibawah 2 tahun, perlu berhati hati karena data
(Burkchart, 2014)
16
Selain mebendazole, pirantel pamoat juga efektif untuk terapi
(Burkchart, 2014)
2.1.3.7 Pencegahan
dalam bentuk sediaan tablet kunyah dan sirup. Untuk anak usia
17
Balita diberikan dalam bentuk sediaan sirup, sedangkan untuk anak
usia pra sekolah dan usia sekolah diberikan dalam bentuk sediaan
2017)
18
Tabel 1 Lanjutan
> 5 tahun 10 – 11
mg/kgB
B
(maksim
al 1
gram)
Ibu Hamil 10 – 11
(> mg/kgB
trimester B
2) (maksim
al 1 gr)
Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2017
19
tangga, menjaga kebersihan dan keamanan makanan,
Cacingan
20
Tabel 2 Lanjutan
21
massal obat cacing 6 bulan setelah POPM Filariasis. Untuk
Cacingan ini dapat dilakukan selama 4-6 tahun. (Depkes RI, 2017)
22
Obat Mebendazol dapat juga dipergunakan dalam POPM Cacingan
2017)
2.2.1 Pengetahuan
(Notoatmodjo, 2010)
(Notoatmodjo, 2010)
23
3. Evaluation (menimbang – nimbang) terhadap baik tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah
a. Tahu (Know)
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (Application)
(sebenarnya).
24
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
objek.
2.2.2 Sikap
Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari
(Notoatmodjo, 2010).
yakni:
objek.
25
a. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap
suatu objek.
dipilih.
1) Faktor pendidikan
26
salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk
2) Faktor pekerjaan
3) Faktor pengalaman
tersebut.
atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur
4) Keyakinan
pengetahuan seseorang.
27
5) Sosial budaya
terhadap sesuatu.
28
berperan pencegahan kejadian cacingan pada anak. (Depkes RI,
2017)
dalam pembinaan teknis gizi dan pemberian obat cacing pada anak
29
SD/ MI serta dalam program penanggulangan anemia (Depkes RI,
2017).
2017)
30
2.4 Kerangka Teori
Albendazol
(1 tablet oral 400 mg)
Peningkatan
Konsumsi Obat Program
Infeksi
Cacing pada Murid Mebendazol Pemerintah dalam
Cacingan di
Sekolah Dasar yang (1 tablet oral 500 mg) Penanggulangan
Indonesia
tidak secara rutin Cacingan
(Depkes RI,
(Depkes RI, 2017) (Depkes RI, 2017)
2017)
Pirantel Pamoat
(1 tablet oral 125 mg)
Pengendalian
Pengalaman Faktor Resiko
(Depkes RI, 2017)
Konsumsi Obat
Keyakinan POPM Cacingan
Cacing Pada
(Depkes RI, 2017)
Anak sesuai
Sosial Budaya Program
Pemerintah Penanganan
Penyuluhan (Depkes RI, Penderita
Kesehatan 2017) (Depkes RI, 2017)
Surveilans
Cacingan
(Depkes RI, 2017)
31
2.5 Kerangka Konsep
Konsumsi
Tingkat Obat Cacing
Pengetahuan dan pada Anak
Sikap Ibu Usia Sekolah
Dasar
Keterangan:
: Variabel Dependen
: Variabel Independen
pengetahuan dan sikap ibu terhadap konsumsi obat cacing pada murid
pengetahuan dan sikap ibu terhadap konsumsi obat cacing pada murid
32
BAB III
METODE PENELITIAN
cacing anak usia sekolah dasar. Desain cross sectional menjadi pilihan
satu kali sehingga waktu yang digunakan cukup singkat. Selain itu, pada
desain ini, dapat diteliti beberapa variabel secara bersamaan dan juga
dapat dianalisa hubungan antar variabel yang satu dengan yang lain.
1. Tempat
Sulawesi-Selatan.
2. Waktu
1. Populasi
33
2. Sampel
34
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Sekolah Dasar
35
Tabel 3 Lanjutan
Sikap Ibu Sikap ibu Ordinal Kuesioner - Kurang jika nilai yang
terhadap didapat < 60%
urgensi - Cukup, jika nilainya
mengonsumsi 60-75 %
obat cacing - Baik, jika nilainya >
secara rutin 76-100
(Arikunto, 2013)
Guttman. Skala dalam penelitian ini, akan di dapat jawaban yang tegas,
36
memberikan tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap sesuai
dengan responden. Penilaian pada kuesioner ini yaitu:” Benar dan Salah”.
sebagai berikut.
2. Kuesioner Sikap
(Sugiyono, 2013)
37
Skala likert mempunyai penilaian skor dari sangat negatif sampai
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
RR : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
pernyataan memiliki nilai (SS : 5), (S: 4), (N: 3), (TS: 2), dan (STS : 1).
sebagai berikut:
38
c. Kategori sikap kurang jika nilainya ≤ 60 %.
kriteria inklusi.
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
independen. Adapun jenis uji yang digunakan untuk melihat hubungan ini
adalah dengan uji chi square, sehingga jika p values ≤ 0,05 maka
39
dependen, sedangkan jika p > 0,05 maka menunjukkan tidak ada
penelitian.
penamaan.
Informed consent
40
Memperoleh data ibu dari anak SD kelas 1, 2 dan 3 dan
pembagian kuesioner pada ibu yang bersedia menjadi
responden
41
BAB IV
Luas dari sekolah ini adalah 135 m2, yang terdiri dari 3 lantai.
42
4.2 Profil MI DDI Gusung
A. Visi Sekolah
B. Misi Sekolah
pengembangan madrasah.
sebagai mitra.
Akuntabilitas.
C. Tujuan Sekolah
43
2. Membentuk siswa memiliki kepribadian yang baik.
pengetahuan.
penggunaannya.
44
BAB V
Karakteristik
45
cacing secara rutin adalah kelas 2 (42,9%) dan yang tidak
mengonsumsi obat cacing secara rutin adalah kelas 2 dan 3
(35,1%)
Konsumsi Obat
Variabel Cacing Jumlah Nilai p
Ya Tidak
Kurang n 0 17 17
% 0.0% 100.0% 100.0%
n 1 10 11
Pengetahuan Cukup
% 9.1% 90.9% 100.0% 0.000
n 20 10 30
Baik 66.7
% 33.3% 100.0%
%
Sumber: Data Primer
46
b. Hubungan Sikap terhadap Konsumsi Obat Cacing pada
Murid Sekolah Dasar
Konsumsi Obat
Variabel Cacing Jumlah Nilai p
Ya Tidak
n 1 2 3
Kurang
% 33.3% 66.7% 100.0%
n 1 14 15
Sikap Cukup 0.019
% 6.7% 93.3% 100.0%
n 19 21 40
Baik
% 47.5% 52.5% 100.0%
Sumber: Data Primer
variabel sikap ibu dengan konsumsi obat cacing nilai ρ sebesar 0,019.
Karena nilai ρ < 0,05 yaitu 0,019 , maka terdapat hubungan antara sikap
5.2 Pembahasan
47
pengetahuan yang baik mengenai konsumsi obat cacing. Dari data
rutin.
sebanyak 61,5%.
48
berpengetahuan baik mengonsumsi obat filariasis (67%) dan 52
filariasis (82,5%).
(p Value = 0,000)
dasar.
49
Penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan
obat cacing sebanyak 60%. Hal ini juga didukung dengan penelitian
(38,3%).
50
5.3.4 Kemungkinan terjadi bias jawaban karena jawaban
51
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kota Makassar dengan nilai ρ value < 0,05 (ρ = 0,000) dan juga
52
pada murid sekolah dasar MI DDI Gusung Kota Makassar
6.2 Saran
53
DAFTAR PUSTAKA
Amaliah Rezki, Andi Tri. dan Azriful. 2016. Distribusi Spasial Kasus
Kecacingan (Ascaris Lumbricoides) terhadap Personal Higiene Anak
Balita di Pulau Kodingareng Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar
Tahun 2016. Makassar
xviii
CDC. 2014. Parasites- Hookworm. Diunduh dari:
http://www.cdc.gov/parasites/hookworm/gen_info/faqs.html [Diakses 24
Juni 2018].
xix
Menteri Kesehatan. 2017. Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2017 tentang Penanggulangan
Cacingan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
xx
Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
xxi
LAMPIRAN
LAMPIRAN 01
NASKAH PENJELASAN PERSETUJUAN DARI SUBJEK PENELITIAN
Lampiran 1
Makassar, .........................2019
Peneliti Responden
Identitas Peneliti :
Nama : Nur Fitriany Lihawa
Alamat :Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 12 Kompleks Budi Daya
Permai F7
Telepon : 08114189714
Yang Menyatakan
Responden
LAMPIRAN 03
LEMBAR FORM PENELITIAN
Lampiran 3
No. Responden :
Makassar,........................... 2019
( )
A. Identitas Responden
No. Responden :
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Pendidikan Terakhir :
B. Identitas Anak
Nama :
Umur :
C. Pengetahuan Ibu
1. Apakah ibu pernah mendapatkan informasi dari teman, masyarakat
atau dari kebiasaan budaya sekitar mengenai pencegahan
kecacingan dengan mengonsumsi obat cacing?
a. Ya
b. Tidak
2. Dalam upaya pencegahan infeksi kecacingan, pemberian obat
cacing diberikan selama?
a. Dikonsumsi rutin selama 6 bulan sekali
b. Hanya dikonsumsi pada saat terinfeksi oleh penyakit
kecacingan
3. Selain obat cacing (pirantel pamoat), apakah ada obat cacing jenis
lain yang dikonsumsi oleh anak ibu?
a. Ya
b. Tidak
4. Di lingkungan sekitar tempat tinggal ibu, apakah pernah diadakan
penyuluhan kesehatan mengenai pencegahan cacingan dengan
mengonsumsi obat cacing?
a. Ya
b. Tidak
5. Menurut keyakinan ibu, apakah pemberian obat cacing penting bagi
tumbuh kembang anak?
c. Ya
d. Tidak
6. Apakah ibu mengetahui bahwa terdapat program pemerintah dalam
mencegah infeksi kecacingan pada anak usia sekolah dasar
dengan pemberian obat pencegahan massal (POPM) ?
a. Ya
b. Tidak
7. Menurut ibu, pentingkah untuk menerapkan PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) serta konsumsi rutin obat pencegahan cacing
untuk mencegah infeksi kecacingan anak?
a. Ya
b. Tidak
8. Menurut ibu, apa itu penyakit cacingan?
a. Penyakit cacingan adalah penyakit yang diakibatkan oleh
infestasi 1 atau lebih cacing parasit pada tubuh manusia
b. Penyakit cacingan adalah penyakit yang diakibatkan oleh
infestasi 1 cacing saja
9. Berdasarkan pengalaman keseharian ibu, cacing dapat
menginfeksi anak melalui?
a. Tanah yang terkontaminasi dan makanan yang tidak dicuci
dan dimasak
b. Lingkungan lembap dan basah
10. Gejala apa saja yang muncul pada anak saat terinfeksi cacing?
a. Mual, muntah, nyeri perut dan diare, dan penurunan berat
badan anak
b. Demam tinggi, napas terengah, kejang-kejang, menangis
D. Sikap Ibu
No Pernyataan SS S RR TS STS
Usia_Anak
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 6.00 4 6.9 6.9 6.9
7.00 13 22.4 22.4 29.3
8.00 9 15.5 15.5 44.8
9.00 22 37.9 37.9 82.8
10.00 10 17.2 17.2 100.0
Total 58 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1.00 27 46.6 46.6 46.6
2.00 13 22.4 22.4 69.0
3.00 14 24.1 24.1 93.1
4.00 4 6.9 6.9 100.0
Total 58 100.0 100.0
Obat_Cacing
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 21 36.2 36.2 36.2
Tidak 37 63.8 63.8 100.0
Total 58 100.0 100.0
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 9 15.5 15.5 15.5
Benar 49 84.5 84.5 100.0
Total 58 100.0 100.0
P2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 33 56.9 56.9 56.9
Benar 25 43.1 43.1 100.0
Total 58 100.0 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 41 70.7 70.7 70.7
Benar 17 29.3 29.3 100.0
Total 58 100.0 100.0
P4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 27 46.6 46.6 46.6
Benar 31 53.4 53.4 100.0
Total 58 100.0 100.0
P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 4 6.9 6.9 6.9
Benar 54 93.1 93.1 100.0
Total 58 100.0 100.0
P6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 21 36.2 36.2 36.2
Benar 37 63.8 63.8 100.0
Total 58 100.0 100.0
P7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 8 13.8 13.8 13.8
Benar 50 86.2 86.2 100.0
Total 58 100.0 100.0
P8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 13 22.4 22.4 22.4
Benar 45 77.6 77.6 100.0
Total 58 100.0 100.0
P9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 12 20.7 20.7 20.7
Benar 46 79.3 79.3 100.0
Total 58 100.0 100.0
P10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 7 12.1 12.1 12.1
Benar 51 87.9 87.9 100.0
Total 58 100.0 100.0
S1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak setuju 8 13.8 13.8 13.8
Ragu-ragu 6 10.3 10.3 24.1
Setuju 27 46.6 46.6 70.7
Sangat setuju 17 29.3 29.3 100.0
Total 58 100.0 100.0
S2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak setuju 33 56.9 56.9 56.9
Ragu-ragu 2 3.4 3.4 60.3
Setuju 12 20.7 20.7 81.0
Sangat setuju 11 19.0 19.0 100.0
Total 58 100.0 100.0
S3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat tidak setuju 4 6.9 6.9 6.9
S4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak setuju 12 20.7 20.7 20.7
Ragu-ragu 6 10.3 10.3 31.0
Setuju 18 31.0 31.0 62.1
Sangat setuju 22 37.9 37.9 100.0
Total 58 100.0 100.0
S5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak setuju 10 17.2 17.2 17.2
Ragu-ragu 5 8.6 8.6 25.9
Setuju 22 37.9 37.9 63.8
Sangat setuju 21 36.2 36.2 100.0
Total 58 100.0 100.0
S6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak setuju 1 1.7 1.7 1.7
Setuju 14 24.1 24.1 25.9
Sangat setuju 43 74.1 74.1 100.0
Total 58 100.0 100.0
S7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 2 3.4 3.4 3.4
Tidak setuju 3 5.2 5.2 8.6
Ragu-ragu 1 1.7 1.7 10.3
Setuju 23 39.7 39.7 50.0
Sangat setuju 29 50.0 50.0 100.0
Total 58 100.0 100.0
S8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak setuju 4 6.9 6.9 6.9
Ragu-ragu 4 6.9 6.9 13.8
Setuju 23 39.7 39.7 53.4
Sangat setuju 27 46.6 46.6 100.0
Total 58 100.0 100.0
S9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat tidak setuju 2 3.4 3.4 3.4
Tidak setuju 3 5.2 5.2 8.6
Setuju 22 37.9 37.9 46.6
Sangat setuju 31 53.4 53.4 100.0
Total 58 100.0 100.0
S10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak setuju 2 3.4 3.4 3.4
Ragu-ragu 1 1.7 1.7 5.2
Setuju 29 50.0 50.0 55.2
Sangat setuju 26 44.8 44.8 100.0
Total 58 100.0 100.0
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 17 29.3 29.3 29.3
Cukup 11 19.0 19.0 48.3
Baik 30 51.7 51.7 100.0
Total 58 100.0 100.0
Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 3 5.2 5.2 5.2
Cukup 15 25.9 25.9 31.0
Baik 40 69.0 69.0 100.0
Total 58 100.0 100.0
LAMPIRAN 06
SURAT PENYAMPAIAN SEMINAR PROPOSAL
LAMPIRAN 07
SURAT PENYAMPAIAN SEMINAR HASIL
LAMPIRAN 08
SURAT PENYAMPAIAN SEMINAR TUTUP
LAMPIRAN 09
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
LAMPIRAN 10
SURAT REKOMENDASI PERSETUJUAN ETIK
LAMPIRAN 11
DOKUMENTASI PENELITIAN
LAMPIRAN 11 DOKUMENTASI PENELITIAN
LAMPIRAN 12
CURRICULUM VITAE
Lampiran 12
CURRICULUM VITAE
1. Identitas Peneliti
Nama Lengkap : Nur Fitriany Lihawa
Telepon : 08114189714
2. Riwayat Pendidikan
Tahun 2002 – 2003 : TK Muhammadiyah Toraja
Indonesia (AMSA-UMI)
Muslim Indonesia
Divisi PKDLP
Muslim Indonesia