Anda di halaman 1dari 38

Kelainan Pada Penis

Reeny Purnamasari

Bagian Ilmu Bedah


Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2020
Anatomi & Embriologi Penis
Awal terbentuknya penis  Mulai dari minggu ke-7 kehamilan

Penis terbentuk sempurna & preputium menutupi glans penis dan meatus urethra eksternus  Minggu ke 17
kehamilan

Preputium terbentuk sempurna menutupi seluruh penis

Lapisan mukosa bagian dalamnya membungkus glans dan bentuknya menyerupai lipatan dan bertemu pada
pangkal glans penis  bagian posterior  frenulum  >> sensitif
Anatomi & Embriologi Penis
Fungsi Preputium

Melindungi penis, imunologi, fungsi erotis

Lisozim, Cathepsin B, Kimotripsin, Neutrofil Elastase, Sitokin dan Androsterone


Anatomi & Embriologi Penis
Preputium  lapisan mukosa bagian dalamnya membungkus glans dan bentuknya menyerupai lipatan dan
bertemu pada pangkal glans penis  bagian posterior  frenulum  >> sensitif

Preputium  >> vaskularisasi & persarafan

Preputium memiliki banyak reseptor sentuhan halus

Glans  memiliki reseptor tekan


Defenisi Fimosis

FIMOSIS

Penyempitan ujung preputium akibat fibrosis tepi preputium sehingga menyebabkan


preputium tidak dapat ditarik ke proksimal sampai korona glandis
Fimosis
Etiologi

Kelainan kongenital

Inflamasi akibat infeksi

Fibrosis

Sirkumsisi tradisional  menyisakan banyak jaringan preputium  stenotik


Fimosis
Sebagian besar kejadian fimosis didapati pada bayi Retraksi preputium  menyebabkan inflamasi
laki-laki yang baru lahir  Preputium masih sempit dan perdarahan  terbentuk jaringan sikatriks
pada bayi baru lahir  Terjadi ereksi & terbentuk
keratinisasi epitel mukosa bagian dalam preputium 
Preputium dapat di tarik ke proksimal
Fimosis Patologis

Fimosis Fisiologis
 Edema dan iritasi kulit preputium
 Terasa nyeri pada daerah preputium
 Tidak dapat ditarik ke proksimal  Tanda infeksi local
 Saat anak berkemih akan tampak ballooning  Bila ereksi akan menimbulkan nyeri
pada ujung preputium  Pin hole
Klasifikasi Derajat Fimosis
(Kikiros et al)

Derajat 0 Preputium dapat ditarik ke proksimal sampai melewati corona glans


Preputium dapat ditarik ke proksimal secara keseluruhan tapi preputium tampak
Derajat 1
teregang dibelakang glans

Preputium dapat ditarik ke proksimal tapi hanya sebagian galns yang dapat terlihat
Derajat 2

Derajat 3 Preputium dapat ditarik parsial, hanya meatus yang terlihat

Derajat 4 Preputium dapat ditarik sedikit ke proksimal (meatus dan glans tidak dapat dilihat)

Derajat 5 Preputium tidak dapat ditarik sama sekali


Klasifikasi Derajat Fimosis
(Kikiros et al)
Klasifikasi Derajat Fimosis
(Kabaya)
Tatalaksana Fimosis
Konservatif Pembedahan

 Menjaga kebersihan preputium dan mukosanya.


 Setiap anak selesai BAK atau mandi dilakukan  Dorsumsisi / sayatan dorsal 
pencucian preputium dengan air bersih hangat
sambil dilakukan traksi perlahan. balanopostitis
 Pemberian steroid topical  betamethasone  Sirkumsisi
0,05% dan triamcinolone 0,1%)

Tergantung pada derajat fimosis


Sifat fimosis
Komplikasi yang terjadi
Tatalaksana Fimosis

Setelah dorsumsisi  tunggu


Fimosis Dilakukan dorsumsisi
balanopostitis reda  sirkumsisi
Komplikasi

Infeksi lokal dan saluran kemih

Balanitis

Keganasan pada penis


Defenisi Parafimosis
Preputium penis terperangkap dibelakang tepi glans penis didalam sulkus
koronarius

Emergensi pada kasus urologi

Penanganan cepat untuk cegah komplikasi


Faktor Resiko Parafimosis

Karena pemasangan selang kateter

Menarik preputium yang fimosis ke proksimal secara paksa


Patofisiologi Parafimosis
Preputium penis ditarik ke proksimal sampai melewati corona glans dan tidak dapat
dikembalikan

Bendungan aliran darah

Edema pada glans dan preputium

Glans terjepit  aliran darah arteri terganggu

Nekrosis jaringan penis


Tatalaksana Parafimosis
Menekan edema secara perlahan sampai surut

Reposisi preputium dengan menarik ke arah depan glans penis


Jika gagal

Lakukan sayatan dorsal/dorsumsisi


Preputium dan glans penis dipegang
Edema preputium dan glans penis Reposisi preputium
sambal menekan edema

Sayatan dorsal dilakukan jika


Setelah direposisi
reposisi gagal
HIPOSPADIA
(SKDI 2)
Pendahuluan

Kelainan kongenital dimana muara uretra di ventral


penis dan proksimal ujung penis.

3.2 dari 1000 kelahiran

Sering disertai chordae dan dorsal hood

Tindakan : rekonstruksi penis (Uretroplasty +


Ortoplasty) ---> pra sekolah.
Patofisiologi
Lipatan uretra tidak menyatu secara sempurna

Muara uretra menjadi abnormal pada sisi ventral penis

Lokasi : dekat glans, sepanjang batang penis,


dekat pangkal penis
(dikutip dari Sadler (2009))
Patofisiologi
Preputium tidak terdapat pada sisi ventral

 Preputium menutupi bagian dorsal glans “dorsal hood”


 Terbentuk jaringan fibrosa pada ventral “chordee”

Penis tampak lengkung


(dikutip dari Price & Wilson (2005))
Problem yang ditimbulkan hipospadia

Gangguan psikologi

Menghalangi hubungan seksual

Stenosis meatus uretra

Kesulitan saat BAK

Disfungsi ejakulasi pada pria dewasa


Klasifikasi

Hipospadia anterior
Tipe glandular, subkoronal, penis distal

Hipospadia medial
Tipe midshaft, penis proksimal

Hipospadia posterior
Tipe fenoskrotal, skrotal, perineal
Gejala dan tanda klinis

Pada tipe glandular biasanya tidak ada keluhan kecuali bila terdapat stenosis.

Pada tipe penile dan fenoskrotal maka terdapat keluhan sulit BAK

Pada tipe perineal, penis akan tampak bengkok dan genitalia eksterna akan
tampak seperti genital perempuan.
Penatalaksanaan

Tipe glandular tidak memerlukan penanganan


kecuali bila terdapat stenosis  dilatasi periodik.

Tipe penile, fenoskrotal, dan perineal memerlukan


koreksi pembedahan (sebaiknya pada usia pra
sekolah).
Penatalaksanaan
Tindakan pembedahan terdiri dari :
1. Koreksi chordee (chordektomy)
2. Uretroplasti

Noted
Kontraindikasi absolut untuk tindakan sirkumsisi, harus koreksi hipospadia
terlebih dahulu
EPISPADIA
(SKDI 2)
Pendahuluan

Merupakan suatu kondisi kelainan bawaan akibat


kegagalan dinding anterior uretra untuk menyatu.

Biasanya defek meluas sampai kebelakang dan spinkter


buli bisa mengalami defisiensi.
Etiologi
Faktor gangguan dan
ketidak seimbangan Faktor genetika Faktor lingkungan
hormon

Reseptor hormon
Kegagalan sintesis Paparan zat/senyawa
androgen kurang atau
androgen teratogenik
tidak ada
Kelainan yang tampak pada epispadia

OUE berada di puncak kepala penis

Seluruh uretra terbuka disepanjang penis

Seluruh uretra terbuka dan saluran bladder terdapat pada


dinding abdomen.
Gejala dan tanda klinis

Uretra tampak pada dorsal penis

penis kesan lengkung ke arah dorsal

Chordae

Inkotinensia urine (pada fenopubis)  sfingter urinarius


berkembang dengan tidak sempurna.
Pemeriksaan penunjang

USG sistem kemih

BNO IVP
Penatalaksanaan

Dapat ditunda sampai anak berusia 3 tahun (pertumbuhan jaringan).

Koreksi pembedahan bertujuan untuk : (1) mengembalikan posisi meatus


ketempat normal sehingga aliran urin arahnya kedepan dan dapat
melakukan coitus dengan normal, (2) memaksimalkan panjang penis dan
merelease chordae.

Anda mungkin juga menyukai