Anda di halaman 1dari 44

BAGIAN ILMU BEDAH Desember 2022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

REFLEKSI KASUS
RSUD Tenriawaru Bone

Dokter Pembimbing Klinik


dr. Berry Erida Hasbi, Sp.B
Kasus 1
Identitas Pasien

• Nama : Tn. P
• Umur : 67 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Wiraswasta
ANAMNESIS
Keluhan utama : Benjolan pada anus
Pasien laki-laki usia 67 tahun datang ke RSUD Tenriawaru Bone dengan keluhan benjolan pada
anus sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Keluhan terutama saat mengedan dan BAB. Awalnya
tonjolan keluar jika pasien mengedan dan awalnya masih bisa masuk sendiri tetapi beberapa
bulan terakhir benjolan menetap. Nyeri (+). Ketika pasien BAB keluar darah berwarna merah
segar. Pasien mengatakan sulit BAB. Kotoran agak padat sehingga pasien sering mengedan
keras ketika BAB, pasien juga mengaku jarang memakan makanan yang mengandung serat
seperti sayuran dan buah-buahan. Keluhan gatal pada anus (-), mual (-), muntah (-), demam (-).
BAK normal.
Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat alergi : (-)
Riwayat hipertensi : (-)
Riwayat DM : (-)
Riwayat asma : (-)
Riwayat maag : (-)
Riwayat stroke : 3 tahun yang lalu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat alergi : (-)
Riwayat hipertensi : (-)
Riwayat DM : (-)
Riwayat asma : (-)
Riwayat maag : (-)
Riwayat pengobatan
Riwayat pengobatan sebelumnya : Tidak ada
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum : Compos mentis/ sakit  Abdomen : Datar, peristaltik (+) kesan normal,
sedang dan timpani.
 Tekanan darah : 130/80 mmHg  Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-).
 Nadi : 88 x/menit
 Pernapasan : 20x/menit
 Suhu : 36,5 C
 Kepala : Normocephal
 Thoraks
 - Paru : Vesicular, ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
 - Jantung : BJ I/II murni reguler. Gallop (-/-),
murmur (-/-).
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalisata
PEMERIKSAAN Regio Anus

• Inspeksi : Tampak benjolan warna kemerahan,

hematom perianal (-), abses (-)

• Palpasi (RT) : Tonus sphingter ani baik, teraba massa,

konsistensi teraba kenyal, batas tegas, nyeri tekan (+),

benjolan tidak dapat dimasukkan dengan jari.


Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil Nilai Rujukan Satuan

WBC 9.8 4.0 – 11.0 103/uL

RBC 4.08 4.10 – 5.10 106/uL

HGB 12.7 12.0 – 16.0 g/dl

HCT 36.9 36.0 – 47.0 %

MCV 90.4 81 – 99 fL

MCH 31.9 27.0 – 31.0 pg

MCHC 34.4 31.0 – 37.0 g/dl

PLT 150 150-450 103/uL


DIAGNOSA KERJA

❑ Hemorrhoid Interna Grade IV


Tatalaksana
Pre Operasi

• Anbacim 1 gr/8 jam/IV

• Lansoprazole 1 amp/12 jam/IV

• Ketorolac 1 amp/12jam/IV

• Anadium 3x1
Tatalaksana
Dilakukan prosedur Hemorrhoidopexy Stapler

• Pre-Operasi
Tatalaksana
Dilakukan prosedur Hemorrhoidopexy Stapler

• Intra-Operasi
Tatalaksana
Dilakukan prosedur Hemorrhoidopexy Stapler

• Intra-Operasi
Tatalaksana
Dilakukan prosedur Hemorrhoidopexy Stapler

• Post-Operasi
Tatalaksana
Post Operasi

• Anbacim 1 gr/8 jam/IV

• Lansoprazole 1 amp/12 jam/IV

• Santagesic 1 amp/8 jam

• Petidin 1 amp/ 16 tpm

• Dexametason 1 amp/8 jam

• Tampon 24 jam
GEJALA KLINIS
KASUS PEMBAHASAN
- Keluhan benjolan pada anus sejak kurang lebih 3
bulan yang lalu. • Hemoroid dapat menimbulkan gcjala karena

- Tonjolan keluar jika pasien mengedan dan banyak hal. Faktor yang memegang peranan
tonjolan masih bisa masuk sendiri tetapi kausal ialah mengedan pada waktu defekasi,
beberapa bulan terakhir benjolan menetap.
konstipasi menahun, kehamilan dan
- Nyeri (+).
obesitas.
- Keluar darah berwarna merah segar saat BAB.
- Pasien sulit BAB. • Perdarahan umumnya merupakan tanda
pertama hemoroid interna akibat trauma
oleh feses yang keras. Darah yang keluar
berwarna merah segar dan tidak bercampur
dengan feses.
PEMERIKSAAN FISIK
PEMBAHASAN
KASUS

• Hemoroid interna dikelompokkan dalam empat


Pemeriksaan Regio Anus derajat. Pada derajat pertama, hemoroid
• Inspeksi : Tampak benjolan menyebabkan perdarahan merah segar tanpa
warna kemerahan, nyeri pada waktu defekasi. derajat kedua
menonjol melalui kanalis analis pada saat
• Palpasi : Tonus sphingter ani
mengedan ringan tetapi dapat masuk kembali
baik, teraba massa, konsistensi teraba
secara spontan. Pada derajat ketiga, hemoroid
kenyal, batas tegas, nyeri tekan (+),
menonjol saat mengedan dan harus didorong
benjolan tidak dapat dimasukkan
kembali sesudah defekasi. Hemoroid interna
dengan jari.
derajat keempat merupakan hemoroid yang
menonjol ke luar dan tidak dapat didorong
masuk.

• Pada pemeriksaan RT, hemoroid interna biasanya


tidak nyeri. Colok dubur diperlukan untuk
menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KASUS PEMBAHASAN

• Pendarahan luas dan intensif di pleksus


Darah RutinHasil hemoroidalis yang berulang dapat
menyebabkan anemia berat.
• WBC 9.8
• Penilaian dengan anoskop diperlukan untuk
• RBC 4.08
melihat hemoroid interna yang tidak
• HGB 12.7 menonjol ke luar. Anoskop dimasukkan clan
di putar untuk mengamaci keempat kuadran.
• HCT 36.9
• Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk
• MCV 90.4 memascikan bahwa keluhan bukan
• MCH 31.9 disebabkan oleh proses radang atau proses
keganasan di tingkat yang lebih tinggi.
• MCHC 34.4
• PLT 150
PENATALAKSANAAN
PEMBAHASAN
KASUS
• Terapi bedah dipilih untuk penderita yang
Tindakan Bedah :
mengalami keluhan menahun dan pada penderita
Hemorrhoidopexy Stapler hemoroid derajat III dan IV. hemoroid derajat IV
yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat
dapat ditolong segera dengan hemoroidektomi.

• Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu


bedah konvensional (menggunakan pisau dan
gunting), bedah laser (sinar laser sebagai alat
pemotong) dan bedah stapler (menggunakan alat
dengan prinsip kerja stapler).
Kasus 2
Identitas Pasien

• Nama : Tn.G
• Umur : 65 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Tidak Bekerja
• Alamat : Ds. Bocco Kec Takkalalla
ANAMNESIS
Keluhan utama : Sesak
Anamnesis terpimpin : Sesak yang dirasakan ± 1 bulan yang lalu sebelum masuk Rumah sakit.
Sesak dirasakan sepanjang hari, dan dirasakan memberat 1 minggu terakhir. Keluhan sesak
dirasakan berat saat bernafas dan tidak membaik dengan perubahan posisi yang membuatnya
sulit untuk melakukan aktifitas. Keluhan ini diikuti dengan batuk kering tanpa darah dan dahak
yang dirasakan pasien sejak 1 bulan yang lalu yang hilang timbul, terdapat suara parau/serak
pada pasien. Tidak ada riwayat batuk darah. Sesak dirasakan saat berbaring terlentang. Riwayat
demam dialami 1 bulan yang lalu, riwayat keringat malam tidak ada. Nyeri perut ada dirasakan
2 minggu terakhir, mual dan muntah tidak ada. Nafsu makan menurun. Penurunan berat badan
dalam 2 bulan terakhir sebanyak 4kg. Riwayat dua bulan dirawat di RS dengan diagnosis Susp.
Tumor Paru Kiri. Riwayat penggunaan obat anti tuberculosis tidak ada. Riwayat merokok
selama ± 50 tahun.
Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat alergi : (-)
Riwayat hipertensi : (-)
Riwayat DM : (-)
Riwayat asma : (+)
Riwayat maag : (-)
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat alergi : (-)
Riwayat hipertensi : (-)
Riwayat DM : (-)
Riwayat asma : (-)
Riwayat maag : (-)

Riwayat pengobatan
Riwayat pengobatan sebelumnya : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : Compos mentis/ sakit  Telinga : Normotia, secret (-/-)


berat  Mulut : tidak ada kelainan
 Tekanan darah : 130/70 mmHg
 Nadi : 120 x/menit
 Pernapasan : 27x/menit
 Suhu : 36,5 C
 Kepala : Normocephal
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera
ikterik (-/-)
 Hidung : Normosepta, secret (-/-)
Hiperemis (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Leher : Pembesaran tonsil (-), kaku kuduk (-), massa (-), nyeri tekan (-),
pembesaran KGB (-), Peningkatan JVP (-)
Thorax :
Inspeksi: Asimetris
Palpasi : NT (-) , MT(-) , vocal fremitus menurun pada paru sebelah kiri
Perkusi : Redup pada hemithorax kiri
Auskultasi : Bunyi pernapasan vesikuler menurun pada paru sebelah kiri
Bt: Ronchi (-/-) Wheezing (-/-)
Jantung : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Jantung
Inspeksi : Apex kordis tidak tampak
Palpasi : Pulsasi apex kordis teraba
Perkusi : Pekak (+)
Batas jantung :
Batas jantung kiri linea medioclavicularis kiri
Batas jantung kanan linea parasternalis kanan
Batas jantung basal ICS II
Batas jantung apex ICS V
Auskultasi : S1 dan S2 murni, reguler, bising (-), kesan normal
Pemeriksaan Fisik
Abdomen:
Inspeksi : Datar ikut gerak nafas
Auskultasi : Bunyi peristaltik (+), kesan normal
Palpasi : NT (-), MT (-), Hepatomegali (-), Splenomegali (-)
Perkusi : Tympani (-)

Ekstremitas : Deformitas (-)


Udem (-)
Fraktur (-)
CRT < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hematologi Hasil Nilai normal


Leukosit 13,7 x 103/uL 4.00 – 11.00
HCT 37,7 % 36,0 – 47.0
HB 12,6GG
g/dL 12.0 – 16.0
RBC 4,36 x 106/uL 4.1– 5,1
PLT 404 x 103/uL 150 - 450
Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Kimia Darah Hasil Nilai normal


Fungsi Ginjal
Ureum 29 mg/dL < 50
Kreatinin GG
1,1 mg/dL 0,6 – 1,1
Fungsi Hati
SGOT 45 U/L ≤ 37
SGPT 15 U/L ≤ 42
Glukosa Darah
Glukosa Sewaktu 113 mg/dL 70 - 200
Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN RADIOLOGI (13/12/2022)


• Kondisi film kurang baik
• Perselubungan inhomogen pada hemithorax sinistra
menutupi sinus, diafragma sinistra dan batas jantung
• Cor : sulit dinilai
• Kedua sinus dan diafragma baik
• Tulang-tulang intak
• Kesan : Efusi pleura sinstra masif
DIAGNOSA KERJA
❑ Efusi Pleura Masif Sinistra ec Susp Tumor Paru
Tatalaksana
IVFD RL 28 tpm
O2 via NC 3lpm Tindakan operatif :
N-Acetylsistein 200 mg/8jam/oral Chest Tube + Water Seal Drainage
Paracetamol 500mg/8jam/oral
Nebulizer (Pulmicort 0,5/6jam/inh + Combivent/6jam )
Tatalaksana Post Operasi
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm

O2 Via NC 3lpm

Acetylsistein 1200mg/12jam/IV

Analisa sitologi

Analisa cairan pleura per 8 jam

Awasi tanda-tanda REPE


Tindakan Operatif
Tindakan Operatif
Tindakan Operatif
GEJALA KLINIS
KASUS PEMBAHASAN
Sesak yang dirasakan ± 1 bulan yang lalu sebelum masuk Rumah sakit. Sesak
• Sesak napas, dan menurunnya kemampnan fisik
dirasakan sepanjang hari, dan dirasakan memberat 1 minggu terakhir. bergantung pada jumlah cairan serta kecepatan
Keluhan sesak dirasakan berat saat bernafas dan tidak membaik dengan produksi cairan. Makin banyak cairan, makin jclas
perubahan posisi yang membuatnya sulit untuk melakukan aktifitas. Keluhan scsaknya, begitu pula sebaliknya.
ini diikuti dengan batuk kering tanpa darah dan dahak yang dirasakan pasien
sejak 1 bulan yang lalu yang hilang timbul, terdapat suara parau/serak pada
pasien. Tidak ada riwayat batuk darah. Sesak dirasakan saat berbaring
terlentang. Riwayat demam dialami 1 bulan yang lalu, riwayat keringat malam
tidak ada. Nyeri perut ada dirasakan 2 minggu terakhir, mual dan muntah
tidak ada. Nafsu makan menurun. Penurunan berat badan dalam 2 bulan
terakhir sebanyak 4kg. Riwayat dua bulan dirawat dengan diagnosis Susp.
Tumor Paru Kiri. Riwayat penggunaan obat anti tuberculosis tidak ada.
Riwayat merokok selama ± 50 tahun.
PEMERIKSAAN FISIK

KASUS PEMBAHASAN
Thorax :
Inspeksi: Asimetris • Perkusi pckak, fremitus vokal mcnurun a
Palpasi : NT (-) , MT(-) , vocal fremitus tau menghilang, dan bising napas juga
menurun pada paru sebelah kiri menurun atau mcnghilang.
Perkusi : Redup pada hemithorax kiri
Auskultasi : Bunyi pernapasan
vesikuler menurun pada paru sebelah
kiri
Bt: Ronchi (-/-) Wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KASUS PEMBAHASAN
Penunjang : • Pemeriksaan Radiologi:
3
• WBC : 13,7 x 10 /uL
• HCT : 37,7 % Tidak mernperliharkan sinus
• HB : 12,6 g/dL6 kostofrenikus dan memperlihatkan gambaran
• RBC : 4,36 x 10 3/uL batas cairan yang melengkung. Bila pada
• PLT : 404 x 10 /uL penderita yang dipcriksa dalam sikap tegak
ditcmubn cairan atau pada gambaran radiologi
Foto Rontgen Thorax : lcngkung diafragrna hilang, biasanya cairan
hcrjum!ah sckurang-kurangnya 300 ml.
Efusi pleura sinstra masif
PENATALAKSANAAN
PEMBAHASAN
KASUS
Tatalaksana Terapi efusi ditujukan pada penyebabnya. Aspirasi
▪ IVFD RL 28 tpm sedapat mungkin dihindari karena tidak bermanfaat jika
▪ O2 via NC 3lpm penyebabnya tidak ditiadakan. Tambahan lagi, aspirasi
▪ N-Acetylsistein 200 mg/8jam/oral eksudat menyebabkan tubuh kehilangan banyak protein.
▪ Paracetamol 500mg/8jam/oral
Walaupun demikian, aspirasi diperlukan untuk menegakkan
▪ Nebulizer (Pulmicort 0,5/6jam/inh +
diagnosis, demikian juga jika penderita terlalu terganggu
Combivent/6jam )
oleh cfusi yang banyak.
Tindakan Operatif
Pada efusi akibat keganasan tentu harus dipikirkan
Chest Tube + Water Seal Drainage
pengobatannya. Kadang perlu dipertimbangkan melakukan
pleurodesis yang antara lain dilakukan dengan pemberian
talkum, tetrasiklin, bleomisin, atau sediaan sklerotik lain.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai