Anda di halaman 1dari 40

HEMORRHOID INTERNA

GRADE IV + TROMBOSIS

Fierda Putri Pratiwi


BAGIAN ILMU BEDAH 12 17 777 14 173
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKAIRAAT PALU Pembimbing
dr. I Made Wirka, Sp. B
PENDAHULUAN

Hemoroid adalah pelebaran atau varises satu segmen atau


lebih dari vena-vena hemoroidalis. Hemoroid dibagi dalam dua
jenis, yaitu hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Hemoroid
interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media.
Sedangkan hemoroid eksterna merupakan varises vena
hemoroidalis inferior. Sesuai istilah yang digunakan, maka
hemoroid interna timbul di sebelah dalam otot sfingter ani dan
hemoroid eksterna timbul di sebelah luar otot sfingter ani.
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan
aliran balik vena hemoroidalis.
ANATOMI
DEFINISI
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak
merupakan kelainan patologik. Hanya apabila hemoroid menyebabkan keluhan
atau penyulit, diperlukan tindakan.
EPIDEMIOLOGI
Sekitar 75 % orang akan mengalami Hemoroid di beberapa titik dalam
hidup mereka. Hemoroid yang paling umum di antara orang dewasa usia 45 sampai
65.
FAKTOR RESIKO

ANATOMIK UMUR KETURUNAN

PEKERJAAN HEMORRHOID ENDOKRIN

MEKANIS FISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
•Nyeri Hebat -> Hemoroid eksterna •Prolaps menetap -> keluarnya mukus
yang mengalami trombosis. dan terdapatnya faeces pada pakaian
dalam.
•Perdarahan -> Hemoroid interna akibat
trauma oleh faeces yang keras. •Iritasi kulit perianal -> Pruritus anus ->
kelembaban yang terus menerus dan
•Darah berwarna merah segar dan rangsangan mukus.
tidak tercampur dengan faeces, dapat
hanya berupa garis pada faeces atau •Nyeri hanya timbul apabila terdapat
kertas pembersih sampai pada trombosis yang luas dengan udem dan
perdarahan yang terlihat menetes atau radang.
mewarnai air toilet menjadi merah.
•Prolaps -> Pembesaran hemoroid
KLASIFIKASI
Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronik.
Hemoroid interna diklasifikasikan menjadi 4 derajat yaitu :
Derajat I : Tonjolan masih di lumen rektum, biasanya keluhan
penderita adalah perdarahan.
Derajat II : Tonjolan keluar dari anus waktu defekasi dan masuk
sendiri setelah selesai defekasi
Derajat III : Tonjolan keluar waktu defekasi, harus didorong masuk
setelah defekasi selesai karena tidak dapat masuk sendiri.
Derajat IV : Tonjolan tidak dapat didorong masuk/inkarserasi.
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN ANOSKOPI

PEMFIS
PEMERIKSAAN
PROKTOSIGMOIDOSKOPI

RECTAL TOUCHER
DIAGNOSIS BANDING
Perdarahan rektum merupakan manifestasi utama hemoroid interna yang juga terjadi
pada :
Karsinoma kolorektum
Penyakit divertikel
Polip
Kolitis ulserosa
KOMPLIKASI
PERDARAHAN KRONIK
ANEMIA

TIDAK DAPAT MASUK KEMBALI


HEMOROID INKARSERATA
KELUAR

INFEKSI

KEMATIAN SEPSIS
PENATALAKSANAAN
1. MEDIKAMENTOSA
2. NON MEDIKAMENTOSA
TERAPI NON BEDAH 3. SKLEROTERAPI
4. LIGASI DENGAN GELANG KARET
5. HEMORROIDAL ARTERI LIGATION ( HAL )
6. INFRA RED COAGULATION ( IRC ) / KOAGULASI INFRA
MERAH
7. GENERATOR GALVANIS
8. BIPOLAR COAGULATION / DIATERMI BIPOLAR

BEDAH KOVENSIONAL 1. TEKNIK MILLIGAN – MORGAN


2. TEKNIK WHITEHEAD
3. TEKNIK LANGENBECK
TERAPI BEDAH A. BEDAH LASER
B. BEDAH STAPLER
PROGNOSIS
Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat
menjadi asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih dahulu
pada semua kasus. Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik.
Sesudah terapi penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan makan
makanan serat agar dapat mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid.
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama : Tn. S
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Jamur no. 5
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Suku : Bugis
Tanggal pemeriksaan : 25 Juli 2019
ANAMNESIS
Keluhan utama
Benjolan di dubur
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien masuk RS dengan keluhan benjolan di dubur yang muncul sejak tadi pagi pada saat
BAB. 1 hari sebelumnya, benjolan di dubur keluar tetapi bisa didorong kembali menggunakan
jari. Benjolan terasa nyeri (+) terus menerus seperti ditusuk-tusuk. Pasien mengatakan sulit
untuk duduk akibat benjolan tersebut. Sebelumnya 3 hari yang lalu pasien sering BAB encer
akibat makan makanan yang pedas. Keluhan disertai keluarnya darah tadi pagi pada saat
di dorong masuk, darah yang keluar sedikit. Menetes (-), darah mengikuti bentuk kotoran (-),
keluhan disertai nyeri pada daerah perut (-), pusing (-), sakit kepala (-), demam (-), mual (-),
muntah (-), nyeri uluh hati (-), BAK (+) lancar, nyeri kadang-kadang dan BAB terakhir tadi
pagi dan terasa nyeri. Pasien mengatakan jarang makan sayur dan buah, jarang
berolahraga dan melakukan aktivitas fisik.
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat benjolan di dubur hilang timbul dari tahun 2015 sampai sekarang. Riw. HT
(+), tidak terkontrol.
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa.
Riwayat pengobatan :
Riwayat minum ambeven.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalisata : sakit sedang, Thorax :
composmentis, GCS : E4M6V5
Paru paru :
Tanda vital :
Inspeksi : Simetris bilateral
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Palpasi : Vocal fremitus kanan = kiri
Nadi : 84 kali/menit
Perkusi : Sonor
Pernafasan : 20 kali/menit
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
Suhu aksilla : 36.6oC whezzing (-/-)
Kepala : Bentuk : Normochepal Jantung :
Konjungtiva : Anemis (-/-) Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Sclera : Ikterik (-/-) Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea
midclavivula sinistra
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-
) Perkusi : Batas jantung normal
Pembesaran kelenjar tiroid : (-) Auskultasi: Bunyi jantung 1 dan 2 murni
regular, gallop (-), murmur (-)
Abdomen :
Inspeksi : Kesan datar (+) normal,
distensi (-), jejas (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan
normal
Perkusi : Tymphani (+)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Status lokalis :
Rectum
Inspeksi : tampak benjolan (+)
berukuran seperti bola pimpong,
hiperemis (+), warna benjolan merah
keunguan, darah (+), pus (-), lendir (+).
Palpasi : Konsistensi lunak (+), Ekstremitas
permukaan licin, batas tegas, nyeri tekan Superior : Akral hangat (+/+), Edema
(+). (-/-)
Inferior : Akral hangat (+/+), Edema
(-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hb 14,6 12 -15 g/dL
Hct 41,6 35 - 49 %
Wbc 16,7 4.500-11.500/ul
Trombosit 293 150.000-400.000/ul
Rbc 5 4.0 juta-5.4 juta/ ul
MCV 83 80,0-94.0 fl
MCH 29,1 26,0 – 32,0 pg
MCHC 35,1 32.0-36.0 g/dl
KIMIA DARAH
GDS 88 76 - 180 mg/dl
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Ureum 20 18 -55 mg/dL
Creatinin 0.84 0,50 – 1,20 mg/dL
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
SGOT 33 0-35 U/L
SGPT 28 0-45 U/L
Pemeriksaan Hasil
HbsAG Non reaktif
Anti HCV Non reaktif
RESUME
Pasien laki-laki, usia 44 tahun masuk RS dengan keluhan benjolan di anus
yang muncul sejak tadi pagi pada saat BAB. 1 hari sebelumnya, benjolan di anus
keluar tetapi bisa didorong kembali menggunakan jari. Benjolan terasa nyeri (+) dan
bersifat intermitten seperti tertusuk-tusuk. Pasien mengatakan sulit untuk duduk akibat
benjolan tersebut. Sebelumnya 3 hari yang lalu pasien sering BAB encer akibat
makan makanan yang pedas. Keluhan disertai keluarnya darah tadi pagi pada saat
di dorong masuk, darah yang keluar sedikit. Menetes (-), darah mengikuti bentuk
kotoran (-), keluhan disertai nyeri pada daerah perut (-), keluhan lain (-), BAK (+)
lancar, nyeri kadang-kadang dan BAB terakhir tadi pagi dan terasa nyeri. Pasien
mengatakan jarang makan sayur dan buah, jarang berolahraga dan melakukan
aktivitas fisik Riwayat benjolan di anus yang hilang timbul dari tahun 2015 sampai
sekarang. Riw. HT (+), tidak terkontrol. Riwayat meminum ambeven.
Pemeriksaan fisik:
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu aksilla : 36.6oC
Status lokalis :
Anus
Inspeksi : tampak benjolan (+) berukuran seperti bola pimpong, hiperemis (+), warna
benjolan merah keunguan, darah (+), pus (-), lendir (+).
Palpasi : Konsistensi lunak (+), permukaan licin, batas tegas, nyeri tekan (+).
Diagnosa kerja
Hemorrhoid interna grade IV + Thrombosis
Penatalaksanaan
RL 28 tpm + drips antrain 1 ampul
Ketorolac 30 mg/ 8j/ IV
Ranitidin 50 mg/12j/ IV
Ardium 2 x II tab
Rencana oprasi Hemorrhoidectomy bila setuju
Cek CT, BT, HbsAg, anti HCV, Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT
EKG, CXR-PA
FOLLOW UP H1
Hari/ Tanggal Follow Up
Jum’at, 26 Juli 2019 S : benjolan di dubur (+), benjolan terasa nyeri (+) terus menerus seperti ditusuk-tusuk. BAK (+)
lancar, BAB terakhir 1 hari yang lalu berwarna kecoklatan dan terasa nyeri, darah (-)
O : KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 130/90 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 20 x/menit,
S: 36.9 oC
A : Hemorrhoid Interna Grade IV + Thrombosis
P:
RL 28 tpm + drips antrain 1 ampul
Ketorolac 30 mg/ 8j/ IV
Ranitidin 50 mg/12j/ IV
Ardium 2 x II tab
Rencana oprasi Hemorrhoidectomy bila setuju
Klisma 2x (jam 22.00 dan jam 05.00)
FOLLOW UP H2
Sabtu, 27 Juli 2019 S : benjolan di dubur (+), benjolan terasa nyeri (+) terus menerus seperti ditusuk-tusuk. BAK (+)
lancar, BAB terakhir 1 hari yang lalu berwarna kecoklatan dan terasa nyeri, darah (-)
O : KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 140/90 mmHg, N: 78 x/menit, RR: 19 x/menit,
S: 36.5 oC
VAS 6
A : Hemorrhoid Interna Grade IV + Thrombosis
P:
RL 20 tpm
+ drips fentanyl ½ ampul
+ drips antrain 1 ampul
Ranitidin 50 mg/12j/ IV
Ardium 2 x II tab
Borraginol zalf 2x1
Rencana operasi hari selasa, 30 Juli 2019
FOLLOW UP H3
Minggu, 28 Juli 2019 S : benjolan di dubur (+), benjolan terasa nyeri (+) terus menerus seperti
ditusuk-tusuk. BAK (+) lancar, BAB bercampur darah dan terasa nyeri
O : KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 130/80 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 20 x/menit,
S: 36.6 oC
A : Hemorrhoid Interna Grade IV + Thrombosis
P:
RL 20 tpm
+ drips fentanyl ½ ampul
+ drips antrain 1 ampul
Ranitidin 50 mg/12j/ IV
Ardium 2 x II tab
Borraginol zalf 2x1
FOLLOW UP H4
Senin, 29 Juli 2019 S : benjolan di dubur (+), benjolan terasa nyeri (+) terus menerus seperti
ditusuk-tusuk. BAK (+) lancar, BAB terakhir 1 hari yang lalu, bercampur
darah dan terasa nyeri
O : KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 130/90 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 20 x/menit,
S: 36.6 oC
A : Hemorrhoid Interna Grade IV + Thrombosis
P:
RL 20 tpm
+ drips fentanyl ½ ampul
+ drips antrain 1 ampul
Ranitidin 50 mg/12j/ IV
Ardium 2 x II tab
Borraginol zalf 2x1
FOLLOW UP H5
Selasa, 30 Juli 2019 S : benjolan di dubur (+), benjolan terasa nyeri (+) terus menerus
seperti ditusuk-tusuk. BAK (+) lancar, BAB bercampur darah dan
terasa nyeri
O : KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 140/90 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 20 x/menit,
S: 36.4 oC
A : Hemorrhoid Interna Grade IV + Thrombosis
P:
Pre op hari ini
FOLLOW UP H5
Selasa, 30 Juli 2019 Laporan operasi
• Dilakukan pembedahan oleh dr.Muh. Ikhlas, Sp.B, M.Kes pada tanggal 30 Juli 2019 pukul 11.00 WITA di
ruang Operasi RSU Anutapura Palu.
• Informed consent pasien`dan keluarga
Tindakan Operasi :
• Pasien dibaringkan dalam posisi lithotomi dengan pengaruh anesthesia regional (SAB)
• Dilakukan disenfeksi lapangan operasi dengan povidon iodine, batasi dengan doek steril.
• Identifikasi : hemorrhoid arah jam 1-2, 3-5, 7-9, 10-12
• Dilakukan prosedur hemorrhoidectomy, dilakukan ligasi plexus hemorrhoidalis dan eksisi jaringan hemoroid.
• Kontrol perdarahan
• Masukkan analgetik (pronalges supp) (2)
• Pasang tampon corong dan desinfeksi
• Bersihkan luka operasi
• Operasi selesai.
Instruksi Post Operatif tanggal 30 Juli 2019:
- Inj. Cefoperazone 1 gr / 12j / IV
- Drips Antrain 1 ampul /8j / IV
- Drips Fentanyl ½ ampul/ 8 j / IV
- Inj. Ranitidine 50 mg/ 12j / IV
- Inj. Asam Traneksamat 500 mg/ 8j / IV
FOLLOW UP H6
Rabu, 31 Juli 2019 S : Nyeri di luka operasi (+), pusing (-), sakit kepala (-) mual (-), muntah (-),
BAK (+), BAB (-)
O : KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit,
S: 36.5 oC
A : Post Hemorrhoidectomy H+1
P:
Aff tampon
IVFD Ringer Laktat 1500cc/ 24 jam
Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12j / iv
Inj. Metamizol 1 gr/12j/iv
Inj. Ranitidin 50mg/12 jam/iv
Extra ketorolac 30mg/iv
FOLLOW UP H7
Kamis, 01 Agustus 2019 S :Nyeri di luka operasi (+), pusing (-), sakit kepala (-) mual (-), muntah (-),
BAK (+), BAB (-)
O : KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 120/90 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit,
S: 36.5 oC
A :Post Hemorrhoidectomy H+2
P:
IVFD Ringer Laktat 1500cc/ 24 jam
Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12j / iv
Inj. Metamizol 1 gr/12j/iv
Inj. Ranitidin 50mg/12 jam/iv
GV
Rendam air hangat + betadine
FOLLOW UP H8
Jum’at, 02 Agustus 2019 S :Nyeri di luka operasi (+), pusing (-), sakit kepala (-) mual (-),
muntah (-), BAK (+), BAB (-)
O : KU: sakit sedang, compos mentis (E4V5M6)
TD: 120/90 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit,
S: 36.5 oC
A :Post Hemorrhoidectomy H+2
P:
Cefadroxyl 2x500mg
Meloxicam 2x7,5mg
Ranitidine 2x150mg
Rendam air hangat + betadine
BLPL
Prognosis
Dubia at Bonam
PEMBAHASAN
1. Benjolan pada anus
ANAMNESIS 2. Nyeri
3. Tidak bisa duduk
4. BAB Keluar darah berwarna merah segar
5. BAB berdarah tidak menimbul kan rasa nyeri

Rectum
PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi : tampak benjolan (+) berukuran seperti bola pimpong,
hiperemis (+), warna benjolan merah keunguan, darah (+), pus (-),
lendir (+).
Palpasi : Konsistensi lunak (+), permukaan licin, batas
tegas, nyeri tekan (+).
Hemoroid adalah normal oleh karenanya tujuan terapi bukan untuk
menghilangkan pleksus hemoroidal, tetapi untuk menghilangkan keluhan.8
Kebanyakan pasien hemoroid derajat I dan II dapat ditolong dengan tindakan lokal
yang sederhana disertai nasehat tentang makan. Makanan sebaiknya terdiri atas
makanan berserat tinggi. Makanan ini membuat gumpalan isi usus besar, namun
lunak sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan mengedan
secara berlebihan.
Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada
penderita hemoroid grade III atau IV. Terapi bedah juga dapat dilakukan pada
penderita dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan
cara terapi lainnya yang lebih sederhana.7Sesudah terapi penderita harus diajari
untuk menghindari obstipasi dengan makan makanan serat agar dapat mencegah
timbulnya kembali gejala hemoroid.
TEKNIK LANGENBECK
Pada teknik Langenbeck, hemoroid internus dijepit radier dengan klem. Lakukan
jahitan jelujur di bawah klem dengan cat gut chromic no 2/0. Kemudian eksisi
jaringan diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jepitan jelujur di bawah klem
diikat. Teknik ini lebih sering digunakan karena caranya mudah dan tidak
mengandung resiko pembentukan jaringan parut sekunder yang biasa menimbulkan
stenosis.
KESIMPULAN
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis akibat kongesti
vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis yang bukan
merupakan keadaan patologik.
Diagnosis ditegakan berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang.
Hemoroid interna sendiri di klasifikasikan kedalam 4 derajat
Penatalaksanaan hemoroid yaitu dengan konservatif, membuat nekrosis jaringan
dan bedah.
Prognosis hemoroid baik bila diberikan terapi yang sesuai
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai