Anda di halaman 1dari 20

Andalusia 2019

DEFINISI ETIOLOGI
 Hipospadia : kelainan
konginetal genetalia  Embriologi.
eksterna lelaki akibat  Maskulinisasi inkomplit
tidak sempurnanya
perkembangan uretra dari genetalia karena
anterior, penis, dan involusi yang prematur
prepusium. Tanda klinis dari sel intersitisial
yang tampak adalah testis.
posisi abnormal orifisium
uretra eksterna ( OUE ),
adanya kurvatura penis,
dan adanya prepusium
yang tidak menutupi
keseluruhan gland penis.
 Fusi dari garis tengah dari lipatan uretra tidak
lengkap terjadi sehingga meatus uretra terbuka
pada sisi ventral dari penis. Pada usia kehamilan 8
dan ke 14
 Ada berbagai derajat kelainan letak meatus ini,
dari yang ringan yaitu sedikit pergeseran pada
glans, kemudian disepanjang batang penis, hingga
akhirnya di perineum.
 Prepusium tidak ada pada sisi ventral dan
menyerupai topi yang menutup sisi dorsal dari
glans. Pita jaringan fibrosa yang dikenal sebagai
chordee, pada sisi ventral menyebabkan kurvatura
(lengkungan) ventral dari penis.
 Gangguan dan ketidakseimbangan hormone
Hormone yang dimaksud adalah hormone androgen yang
mengatur organogenesis kelamin (pria) atau bisa juga
karena reseptor hormone androgennya sendiri didalam
tubuh yang kurang atau tidak ada

 Faktor genetik
Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya
karena mutasi pada gen yang mengode sintesis androgen
tersebut sehingga ekspresi dari gen tersebut tidak terjadi.
Usia ibu saat melahirkan dapat menjadikan salah satu faktor
resiko terjadinya hipospadia

 Lingkungan
Lingkungan yang biasanya menjadi penyebab adalah polutan dan
zat yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi
 Aliran urin dapat membelok kearah atau
menyebar dan mengalir kembali sepanjang
batang penis.

 Anak dengan hipospadia penoskrotal atau


perineal berkemih dalam posisi duduk.

 Pada hipospadia glanduler atau koronal anak


mampu untuk berkemih berdiri, dengan
sedikit mengangkat penis keatas.
 Tipe penil/tipe middel
 Tipe sederhana/tipe Pada tipe ini, meatus
anterior terletak antara glans penis
Pada tipe ini, meatus dan skrotum
terletak pada pangkal (hipospadiapenoskrotal).
glans penis. Secara klinis, intervensi tindakan
kelainan ini bersifat bedah secara bertahap,
asimtomatik dan tidak  Tipe posterior
memerlukan suatu Pada tipe ini umumnya
tindakan. Bila meatus agak pertumbuhan penis akan
sempit dapat dilakukan terganggu, kadang disertai
dilatasi atau meatotomi dengan skrotum befida,
meatus uretra terbuka
lebar, dan umumnya testis
tidak turun
 USG  Melihat adanya kelainan ginjal juga
atau tidak

 URETHOSCOPY – CYSTOSCOPY
mendeteksi ada atau tidaknya abnormalitas
congenital pada ginjal dan ureter
TUJUAN PEMBEDAHAN TEHNIK PEMBEDAHAN
 Operasi sebaiknya
 Membuat penis yang dilaksanakan pada saat usia
lurus dengan anak yaitu enam bulan
sampai usia prasekolah
memperbaiki chordee  Hal ini dimaksudkan bahwa
 Membentuk uretra dan pada usia ini
meatusnya yang anak diharapkan belum
sadar bahwa ia begitu spesial
bermuara pada ujung dan berbeda dengan teman-
penis (Uretroplasti) temannya yang lain yaitu
dimana anak yang lain
 Untuk mengembalikan biasanya miksi dengan
aspek normal dari berdiri sedangkan ia sendiri
genitalia eksterna harus melakukannya dengan
jongkok agar urin
(kosmetik} tidak merembes kemana-
mana
 2 Hari pertama Post OP  3 minggu Post OP
: Bila hingga 3 minggu
tirah barih dan dilakukan fistula tetap ada, proses
kompres dingin pada area miksi diteruskan seperti
operasi  mengurangi biasanya kemudian pasien
edema dan nyeri serta disarankkan untuk
menjaga daerah operasi memperbaiki hasil operasi
tetap bersih. 6 bulan kemudian bila
Pasien yang menggunakan proses inflamasi sudah
kateter suprapubik, dapat menghilang.
juga memerlukan stent
uretra yang kecil dan dapat Jika ada fistula yang kecil
dicabut pada hari ke lima dapat menutup dengan
postoperasi spontan.
KOMPLIKASI AWAL
HIPOSPADIA KOMPLIKASI LANJUT
 Stenosis sementara
 Infertility karena edema atau
 Resiko hernia inguinalis hipertropi scar pada
tempat anastomosis
 Gangguan psikososial
 Kebocoran traktus
 perdarahan, urinaria karena
infeksi, jahitan yang penyembuhan yang
terlepas, nekrosis flap, lama
dan edema  Fistula uretrocutaneus

 Striktur uretra

 Adanya rambut dalam


uretra
 Pengkajian  Diagnosa Keperawatan
Riwayat penyakit dan (Post OP)  :
kehamilan waktu lalu  Gangguan rasa nyaman
Riwayat Genetik (auto : nyeri b.d trauma
jaringan akibat post
dan allo anamnesa) prosedur operasi di t.d
 Diagnosa Keperawatan klien mengeluh nyeri
(Pre OP)  : Gangguan pada penisnya POD 1
body image b.d
perbedaan penampilan di  Resiko tinggi terhadap
t.d klien mengeluh malu infeksi b.d invasi
dengan teman sebayanya organisme akibat
karena harus jongkok pemasangan kateter
dan membuka celananya secara invasif di t.d
saat BAK. adanya luka pasca
operasi, terpasangnya
kateter
ANDALUISA 2019
 Berdasarkan beberapa
pengertian epispadia
DEFINISI menurut beberapa ahli,
dapat disimpulkan
 Epispadia adalah
kelainan letak lubang bahwa epispadia  suatu
uretra kongenital ke sisi anomali kongenital yaitu
dorsal penis, kelainan letak lubang
kejadiannya lebih uretra ke sisi dorsal penis,
sedikit dibanding tidak meluas ke ujung
hipospadia (Corwin, penis karena tidak
2009). adanya dinding dorsal
 Epispadia adalah uretra
meatus uretra tidak
meluas ke ujung penis
karena tidak adanya
dinding dorsal uretra
(Gruendemann, 2005).
 EPIDEMIOLOGI  KLASIFIKASI :
Insiden epispadia yang 1. Epispadia glandular
lengkap sekitar 1 dalam (pada glans bagian dorsal)
120.000 laki-laki dan 1 dari jarang terjadi dan muah
450.000 perempuan penanganannya
2. Epispadias penis (antara
ETIOLOGI : simfisis pubis dan sulkus
1. Hormon Androgen koronarius)
kurang/ tidak ada 3. Epispadias penopubis
2. Genetik atau idiopatik (pada permukaan antara
terjadi karena gagalnya penis dan pubis)
sintesis androgen
3. Lingkungan  Polutan
zat teratogenik
 Uretra terbuka pada saat lahir, posisi dorsal
 Kesulitan atau ketidakmampuan berkemih secara
adekuat dengan posisi berdiri
 Meatus uretra meluas dan perluasan alur dorsal
dari meatus terletak di atas glans
 Prepusium menggantung dari sisi ventral penis
 Terdapat penis yang melengkung ke arah dorsal,
tampak jelas pada saat ereksi
 Penis pipih dan kecil dan mungkin akan
melengkung ke dorsal akibat adanya chordae
 Terdapat lekukan pada ujung penis
 Inkontinesia urin timbul pada epispadia
penopubis (95%) dan penis (75%) karena
perkembangan yang salah dari sfingter urinarius.
 KOMPLIKASI PRE OP
> disfungsi ejakulasi pada pria dewasa
> ekstrofi (pemajanan melalui kulit) kandung
kemih
 KOMPLIKASI POST OP
> Edema/ pembengkakan
> Striktur
> Fitula uretrokutan
> Residual chordee/rekuren chordee
> Divertikulum
Pemeriksaan diagnostik untuk epispadia, yaitu:
 Radiologis (IVP)

 USG sistem kemih-kelamin.

 Epispadia biasanya diperbaiki melalui


pembedahan.
 Tujuan   PENCEGAHAN
merekomendasikan penis mencegah adannya
menjadi lurus dengan pemaparan lingkugan yang
meatus uretra di tempat buruk, polusi, karsinogen,
yang normal atau dekat trauma fisik dan trauma
normal sehingga aliran psikis saat wanita dalam
kencing arahnya ke depan keadaan hamil.
dan dapat melakukan coitus
dengan normal  Karena mengingat etiologi
 memperbaiki inkontinensia, dari epispadia yang
membuang chordee, dan merupakan kelainan
memperluas uretra ke glans congenital berkaitan dengan
sekresi hormone, genetik
dan lingkungan yang
menyebabkan pembentukan
meatus uretra pada janin
abnormal

Anda mungkin juga menyukai