Anda di halaman 1dari 11

HIPOSPADIA

A. DEFINISI
Istilah hipospadia berasal dari bahasaYunani, yaitu Hypo (below) dan
spaden (opening). Hipospadia menyebabkan terjadinya berbagai tingkatan
defisiensi uretra.
Hipospadia adalah kelainan kongenital berupa muara uretra yang
terletak di sebelah ventral penis dan sebelah proksimal ujung penis.
Hipospadia terjadi pada 1 sampai 3 per 1.000 kelahiran dan merupakan
anomali penis yang paling sering. (Muttaqin,2011).
Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan berupa lubang uretra yang
terletak di bagian bawah dekat pangkal penis. (Ngastiyah, 2005 :288).
B. KLASIFIKASI
Hipospadia adalah keadaan dimana lubang kencing terletak dibawah
batang kemaluan / penis. Ada beberapa type hipospadia:

a. Hipospadia type Perenial, lubang kencing berada di antara anus dan buah
zakar(skrotum).
b. Hipospadia type Scrotal, lubang kencing berada tepat di bagian depan
buah zakar(skrotum).
c. Hipospadia type Peno Scrotal, lubang kencing terletak di antara buah
zakar (skrotum) dan batangpenis.
d. Hipospadia type Peneana Proximal, lubang kencing berada di bawah
pangkalpenis.
e. Hipospadia type Mediana, lubang kencing berada di bawah bagian
tengah dari batangpenis.
f. Hipospadia type Distal Peneana, lubang kencing berada di bawah bagian
ujung batangpenis.
g. Hipospadia type Sub Coronal, lubang kencing berada pada sulcus
coronarius penis (cekungan kepalapenis).
h. Hipospadia type Granular, lubang kencing sudah berada pada kepala
penis hanya letaknya masih berada di bawah kepalapenisnya.
Hipospadia dibagi menjadi beberapa tipe menurut letak orifisium uretra
eksternum yaitu sebagai berikut :
a. Tipe Sederhana / TipeAnterior
Pada tipe ini, meatus terletak pada pangkal glands penis. Secara
klinis, kelainan ini bersifat asimtomatik dan tidak memerlukan suatu
tindakan. Bila meatus agak sempit dapat dilakukan dilatasi atau
meatotomi.
b. Tipe Penil / TipeMiddle
Middle yang terdiri dari distal penile, proksimal penile, dan pene-
escrotal.
Pada tipe ini, meatus terletak antara glands penis dan skrotum.
Biasanya disertai dengan kelainan penyerta, yaitu tidak adanya kulit
prepusium bagianventral, sehinggapenis terlihat melengkungkebawah atau
glands penis menjadipipih.
c. Tipe Penoskrotal dan Tipe Perineal / TipePosterior
Pada tipe ini, umumnya pertumbuhan penis akan terganggu, kadang
disertai dengan skrotum bifida, meatus uretra terbuka lebar dan
umumnya testis tidakturun.
C. ETIOLOGI
Penyebab sebenarnya sangat multifaktor dan sampai sekarangbelum
diketahui penyebab pasti dari hipospadia. Namun, ada beberapa factor yang
oleh para ahli dianggap paling berpengaruh antara lain:
a. FaktorGenetik
Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi
karena mutasi pada gen yang mengode sintesis androgen tersebut
sehingga ekspresi dari gen tersebut tidakterjadi.
b. Faktor Gangguan dan KetidakseimbanganHormon
Hormone yang dimaksud di sini adalah hormone androgen yang
mengatur organogenesis kelamin (pria). Atau bisa juga karena reseptor
hormone androgennya sendiri di dalam tubuh yang kurang atau tidak
ada. Sehingga walaupun hormone androgen sendiri telah terbentuk cukup
akan tetapi apabila reseptornya tidak ada tetapsajatidakakan memberikan
suatu efek yang semestinya. Atau enzim yang berperan dalam sintesis
hormone androgen tidak mencukupi pun akanberdampak sama.
c. FaktorLingkungan
Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan
dan zat yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkanmutasi.

D. PATOFISIOLOGI
Hipospadia merupakan suatu cacat bawaan yang diperkirakan terjadi
pada masa embrio selama pengembangan uretra, dari kehamilan 8-20minggu.
Perkembangan terjadinya fusi dari garis tengah dari lipatan uretra tidak
lengkap terjadi sehingga meatus uretraterbuka pada sisi ventral dari penis. Ada
berbagai derajat kelainan letak meatus ini, dari yang ringan yaitu sedikit
pergeseranpadaglans,kemudiandisepanjangbatangpenishinggaakhirnya diperineum.
Prepusium tidak ada padasisiventraldanmenyerupaitopuyang menutup sisi
dorsal dari glans. Pita jaringanfibrosayangdikenalsebagai chordee,pada sisi ventral
menyebabkan kurvatura (lengkungan) ventral dari penis.
Chordee atau lengkungan ventral dari penis, sering dikaitkan dengan
hipospadia,terutama bentuk-bentuk yang lebih berat. Hal ini diduga akibat dari
perbedaan pertumbuhan antara punggung jaringan normal tubuh kopral dan
uretra ventral dilemahkan dan jaringan terkait. Padakondisiyang lebih jarang,
kegagalan jaringan spongiosumdanpembentukanfasiapadabagian distal meatus
uretra dapat membentuk balutan berseratyangmenarikmeatus uretra sehingga
memberikan kontribusi untuk terbentuknya suatu korda (Mutaqqin,2011).

E. TANDA DANGEJALA
a. Pancaranair kencing pada saat BAK tidak lurus, biasanya kebawah,
menyebar, mengalir melalui batang penis, sehingga anak akan jongkok
pada saatBAK.
b. Pada hipospadia grandular/ koronalanak dapat BAKdengan berdiri dengan
mengangkat peniskeatas.
c. Pada hipospadia peniscrotal/ perineal anak berkemih denganjongkok.
d. Penis akan melengkung kebawah pada saatereksi.
e. Glans penis bentuknya lebih datar dan ada lekukan yang dangkal di
bagian bawah penis yang menyerupai meatus uretraeksternus.
f. Preputium (kulup) tidak ada dibagian bawah penis, menumpuk di bagian
punggungpenis.
g. Adanya chordee, yaitu jaringan fibrosa yang mengelilingi meatus dan
membentang hingga ke glanspenis, teraba lebih keras dari jaringan sekitar.
h. Kulit penis bagian bawah sangattipis.
i. Tunika dartos, fasia Buch dan korpus spongiosumtidak ada.
j. Dapat timbul tanpa chordee, bila letakmeatus pada dasar dari glans penis.
k. Chordee dapat timbul tanpa hipospadia sehingga penis menjadibengkok.
l. Sering disertai undescended testis (testis tidak turun ke kantung
skrotum).

F. KOMPLIKASI
a. Pseudohermatroditisme (keadaan yang ditandai dengan alat-alat kelamin
dalam 1 jenis kelamin tetapi dengan satu beberapa ciri sexsualtertentu)
b. Psikis (malu) karena perubahan posisiBAK.
c. Kesukaran saat berhubungan sexsual, bila tidak segera dioperasi saat dewasa.
d. Infertility
e. Resiko herniainguinalis
f. Gangguanpsikososial

Komplikasi pasca operasi yang terjadi :

a. Edema / pembengkakan yang terjadi akibat reaksi jaringan besarnya


dapat bervariasi, juga terbentuknya hematom / kumpulan darah dibawah
kulit, yang biasanya dicegah dengan balut tekan selama 2 sampai 3 hari
paskaoperasi.
b. Striktur, pada proksimal anastomosis yang kemungkinan disebabkan oleh
angulasi darianastomosis.
c. Rambut dalam uretra, yang dapat mengakibatkan infeksi saluran kencing
berulang atau pembentukan batu saatpubertas.
d. Fitula uretrokutan, merupakan komplikasi yang sering dan digunakan
sebagai parameter untuk menilai keberhasilan operasi. Pada prosedur satu
tahap saat ini angka kejadian yang dapat diterima adalah 5-10%.
e. Residual chordee/rekuren chordee, akibat dari rilis korde yang tidak
sempurna, dimana tidak melakukan ereksi artifisial saat operasiatau
pembentukan skar yangberlebihandiventralpeniswalaupunsangat jarang.
f. Divertikulum, terjadi pada pembentukanneouretrayang terlalu lebar, atau
adanya stenosis meatal yang mengakibatkan dilatasi yanglanjut.

G. PEMERIKSAANDIAGNOSTIK
a. Jarang dilakukan pemeriksaan tambahan untuk mendukung diagnosis
hipospadi. Tetapi dapat dilakukan pemeriksaan ginjal seperti USG
mengingat hipospadi sering disertai kelainan padaginjal.
b. Ultrasound perinatal untuk mendeteksi agenesisginjal.
c. Segera setelah lahir, scan computerized axial tomography (CAT) atau
ultrasoud ginjal digunakan untuk mendiagnosiskelainan.
d. Uretroskopidansistoskopi membantu dalam mengevaluasi perkembangan
reproduksiinternal.
e. Urografi untuk mendeteksi kelainan kongenital lain pada ureter dan
ginjal.

H. PENATALAKSANAANMEDIS
a. Tujuan utama dari penatalaksanaan bedah hipospadia adalah
merekomendasikan penis menjadilurusdengan meatus uretraditempat yang
normal atau dekat normal sehingga aliran kencing arahnya ke depan dan
dapat melakukan coitus dengan normal.
b. Operasi harus dilakukan sejak dini, dan sebelumoperasi dilakukan bayi atau
anak tidak boleh disirkumsisi karena kulitdepanpenis digunakan untuk
pembedahan nanti.
c. Dikenal banyak teknik operasi hipospadia yang umumnya terdiri dari
beberapa tahap yaitu: Ada banyak variasi teknik, yang populer adalah
tunneling Sidiq-Chaula, Teknik Horton danDevine.
a) Teknik tunneling Sidiq-Chaula dilakukan operasi 2tahap:
Tahappertama eksisi dari chordee dan bisasekaligus dibuatkan
terowongan yang berepitel pada glans penis. Dilakukan pada usia 1 ½
- 2 tahun. Penis diharapkan lurus, tapi meatus masih pada tempat yang
abnormal. Penutupan luka operasi menggunakan preputium bagian dorsal
dan kulitpenis.
Tahap kedua dilakukan uretroplasti, 6 bulan pasca operasi, saat
parut sudah lunak. Dibuat insisi paralel pada tiap sisi uretra (saluran
kemih) sampai ke glans, lalu dibuat pipa dari kulit dibagian tengah.
Setelah uretraterbentuk, luka ditutup dengan flap dari kulit preputium
dibagian sisi yang ditarik ke bawah dan dipertemukan pada garis
tengah. Dikerjakan 6 bulan setelah tahap pertama dengan harapan bekas
luka operasi pertama telahmatang.
b) Teknik Horton danDevine
Dilakukan 1 tahap, dilakukan pada anak lebih besar dengan
penis yang sudah cukup besar dan dengan kelainan hipospadi jenis
distal (yang letaknya lebih ke ujung penis). Uretra dibuat dari flap
mukosa dan kulit bagian punggung dan ujung penisdenganpedikel (kaki)
kemudian dipindah kebawah.
Mengingat pentingnya prepurium untuk bahan dasar perbaikan
hipospadia, maka sebaiknyatindakanpenyunatanditunda dan dilakukan
berbarengan dengan operasihipospadia.

I. EPIDEMIOLOGI
Hipospadia terjadi pada sekitar 1 dari setiap 250 kelahiran laki-laki.
Pada beberapa negara insidensihipospadiasemakinmeningkat.Laporansaat ini,
terdapat peningkatan kejadian hipospadia pada bayi laki-laki yang lahir prematur,
kecil untuk usia kehamilan, dan bayi dengan berat badan rendah. Hipospadia lebih
sering terjadi pada kulit hitam daripada kulitputih.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Pembahasan : Penyakit Kelainan


SubPokok Pembahasan :Hipospadia
Sasaran : Masyarakat Desa Sidamulya RT.005/RW.004
Hari/tanggal : Kamis, 24 Desember2015
Tempat : Balai DesaSidamulya
Pukul :10.00-10.45
Penyuluh : Ade LuckyYani

I. Tujuan Instruksional Umum(TIU)


Setelah mengikuti pengajaran selama 30 menit diharapakan masyarakat
Desa Sidamulya memiliki pengetahuan tentang penyakithipospadia.

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Diharapkan masyarakat dapat:
1. Menjelaskan PengertianHipospadia
2. Menjelaskan PenyebabHipospadia
3. Menyebutkan Tanda dan GejalaHipospadia
4. Menyebutkan KomplikasiHipospadia

III. PokokMateri
1. PengertianHipospadia
2. EtiologiHipospadia
3. Tanda dan GejalaHipospadia
4. KomplikasiHipospadia
IV. Strategi Pelaksanaan:
Metode:
1. Ceramah
2. TanyaJawab

V. KegiatanPenyuluhan
Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu
Pendahuluan - SalamPembuka - MenjawabSalam 5 menit
- Menyampaikan Tujuan - Menyimak
Penyuluhan - Mendengarkan,
- Apresiasi MenjawabPertanyaan
Isi - Menjelaskan : Pengertian, - Mendengarkan 20 menit
Penyebab,Patofisiologi, Tanda dengan Penuh
dan Gejala dan Komplikasi Perhatian
Hipospadia - Menanyakan Hal-Hal
- Memberi Kesempatan yang BelumJelas
Kepada Peserta untuk - Memperhatikan
Bertanya Jawaban
- MenjawabPertanyaan - MenjawabPertanyaan
- Evaluasi
Penutup - Menyimpulkan - Mendengarkan
- SalamPenutup - Menjawabsalam

VI. Media :Leaflet


DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. (2009). Pathofisiologi : Buku saku. Jakarta : EGC.

http://id.scribd.com/doc/70233922/HIPOSPADIA

Muttaqin, Arief. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan sistem Perkemihan.


Jakarta:Salemba medika.

Purnomo,Basuko. (2011).Dasar-dasar Urologi edisi ketiga.Malang : Sagung seto.

Syaifudin,. (2002). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :


EGC.

Anda mungkin juga menyukai