Anda di halaman 1dari 56

Fimosis,

Parafimosis &
Priapismus
Nadya Rahmatika 20710078
Agnes Poppy 20710025
Ida Bagus Erik 20710100
I Gede Delta Bayu Vernanda 20710020
Nur Fitri 20710077
01

FIMOSIS
ANATOMI PENIS
Definsi Fimosis

• Fimosis adalah preputium penis tidak dapat diretraksi (ditarik)


ke proksimal sampai ke korona glandis.
Etiologi Fimosis

1. Paling banyak merupakan


bawaan lahir.

1. Kasus yang lebih jarang,


terjadi karena preputium
kehilangan kemampuan
peregangan, misalnya :
peradangan atau luka akibat
pembukaan paksa kepala
penis.
KLASIFIKASI FIMOSIS
1. Fimosis 2. Balanitis Xerotica
Fisiologis Obliterans (BXO)
Fimosis konginetal
(fimosis fisiologis, fimosis Fimosis didapat (fimosis
palsu. Psudo phymosis (timbul patologik, fimosis yang
sejak lahir) sebenarnya, true phymosis)
timbul kemudian setelah lahir
DERAJAT FIMOSIS

Kayaba, dkk
FISIOLOGI FIMOSIS
• Sekitar 96 % normalnya anak laki-laki pada saat
lahir memiliki preputium yang tidak bisa di retraksi
 adhesi alamiah antara preputium dan glans
• Hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan
berkembang dan debris dihasilkan oleh epitel
preputium (smegma) mengumpul di dalan
peputium dan perlahan-lahan memisahkan
preutium dari glans penis.
• Pada saat usia 3 tahun, 90% preputium sudah
busa diretraksi

● Pada orang dewasa yang belum berkhitan


memiliki resiko fimosis secara sekunder karena
kehilangan elastisitas kulit.
Patofisiologi Fimosis
Pada sebagian anak, preputium tetap
Preputium tidak dapat
menempel pada glands karena ruang Menutupi OUE
di retraksi hingga ke
antar preputium dengan gland tidak
korona glandis
berkembang dengan baik

Aliran urine menjadi Sulit BAK 


terganggu  pancaran urine
Smegma tertimbun
turbulensi urine mengecil
dan sulit di bersihkan
dianatara preputium
dan gland

Balloning (preputium
Retensi Media infeksi:
mengembung saat
Korpus smegma urine Balanitis,
berkemih)
postitis,
balanopostitis
Patofisiologi Fimosis
Terjadi penumpukkan Infeksi di daerah
Higienitas yang rendah pada saat preputium dan glands
kotoran di gland
BAK penis
penis

Meninggalkan scar

Preputium tidak
bisa di retraksi ke
belakang
Patofisiologi Fimosis
Di preputium terdapat kelenjar Cairan ini berguna untuk
sebacea yang menghasilkan smegma melumasi permukaan
prepusium

Letak kelenjar ini di dekat pertemuan preputium dan glans


penis yang membentuk semacam “lembah” di bawah
korona glans penis (bagian kepala penis yang berdiameter
paling lebar). Di tempat ini terkumpul keringat,
debris/kotoran, sel mati dan bakteri. Bila tidak
terjadi fimosis, kotoran ini mudah dibersihkan.

Namun pada kondisi fimosis,


pembersihan tersebut sulit dilakukan
karena prepusium tidak bisa ditarik penuh
ke belakang.
Manifestasi Klinis
Bisa juga disertai demam Korpus smegma  benjolan lunak di
Bisa juga disertai demam Korpus smegma  benjolan lunak di
dan iritasi pada penis ujung penis
dan iritasi pada penis ujung penis
Bayi menangis saat BAK
Balloning
Preputium menggembung saat • Menangis dan mengejan
berkemih saat BAK karena sakit dan
sulit kencing
• Pancaran urine kecil
Kadang ujung kemaluan
menggembung saat mulai BAK Preputium tidak bisa di
retraksi
Kemudian menghilang setelah BAK. Prepusium Penis tidak dapat ditarik ke
Karena urine yang keluar tertahan proksimal sampai ke korona glands dan
terlebih dahulu di antara preputium ditemukan Smegma di dalam
dan glans penis Prepusium Penis
Tatalaksana Fimosis
Pemberian salep kortikosteroid

Fimosis yang disertai balanitis xerotica obliterans


dapat diberikan salep Dexamethasone 0,1 % Tidak dianjurkan melakukan
dioleskan 3-4x. Diharapkan setelah pemberian 6 dilatasi atau retraksi yang
minggu, prepusium dapat diretraksi spontan. dipaksakan pada fimosis  karena
menimbulkan luka dan terbentuk
Sirkumsisi sikatriks pada ujung preputium 
fimosis sekunder
Pada fimosis yang menimbulkan keluhan miksi,
menggelembungnya ujung prepusium pada saat
miksi, atau fimosis yang disertai dengan infeksi
merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi
dan harus diberi antibiotik dahulu sebelum
sirkumsisi.
Sirkumsisi
Tindakan membuang prepusium penis sehingga glans penis menjadi
terbuka

Post sirkumsisi
Komplikasi Fimosis

Postitis Balanopostitis
Infeksi pada Infeksi pada
preputium preputium dan glans
penis

Balanitis ISK
Infeksi pada glans
penis
02

PARAFIMOSIS
01 02 03
Definisi Etiologi Epidemiologi

04 05 06
Patofisiologi Mekanisme Klinis Tatalaksana
Definisi
Prepusium penis yang diretraksi sampai di sulkus
koronarius tidak dapat dikembalikan pada keadaan
semula dan timbul jeratan pada penis di belakang
sulkus.
Epidemiologi

0,7%
tidak sirkumsisi

Laki-laki yang
tidak disirkumsisi
atau sirkumsisi
inkomplit 1-5% <16 thn
Etiologi

Anak-anak Remaja-Dewasa Kondisi Lain

Prepusiumnya diturunkan Saat melakukan aktifitas Kutil, angioma, dermatitis


secara paksa atau lupa seksual yang penuh semangat kontak, dan jaringan parut
dikembalikan ke posisi karena luka bakar atau
semula saat buang air atau inflamasi
mandi
Patofisiologi
Retraksi prepusium berlebihan Tidak dapat dikembalikan
ke proximal glans penis keposisi semula

Terbentuk cincin yang kuat Kongesti vena superficial


mengikat disekeliling glans
penis

Bendungan aliran darah Glans penis dan prepusium


bengkak

Oklusi arteri Infark / nekrosis / ganggren

Autoamputasi
Mekanisme Klinis
Anamnesa : Nyeri penis

Pemeriksaan fisik :
1. Inflamasi kronis yang terjadi di bawah kulit
preputium
2. Prepusium terjebak dibelakang glans penis
3. Kontraktur dari pembukaan preputium
4. Pembentukan jeratan kulit
5. Edema glans penis
6. Nekrosis glans penis : Kebiruan / kehitaman
7. Palpasi : Keras
Tatalaksana

Mengurangi edema penis, sehingga kulit prepusium dapat dikembalikan ke


posisi semula menutupi glans penis. semua teknik tersebut memerlukan
anestesi lokal, blok penis dengan lidokain tanpa epinefrin.
Tatalaksana

Pungsi Reduksi
• Digunakan di fasilitas kesehatan perifer • Pijatan ringan pada glans penis selama kurang
dengan keterbatasan sumber daya. lebih 5 menit untuk mengurangi edema
• Memungkinkan keluarnya cairan edema jaringan dan mengecilkan ukuran glans.
melalui titik-titik pungsi dengan bantuan • Teknik Dundee, Metode kompres es, Reduksi
kompresi manual glans dan prepusium. dengan hialuronidase, Penggunaan agen osmotik
seperti gula pasir.
Tatalaksana

Dorsal slit Aspirasi Glans Sirkumsisi


• Insisi pada cincin konstriksi dengan • Menggunakan torniket dipasang Dilakukan dengan anestesi
anestesi lokal. di batang penis umum dengan tambahan
• Insisi longitudinal sepanjang 1-2 • Mengurangi volume glans blok penis atau blok
cm di bagian dorsal kulit yang edema, kaudal.
prepusium dilanjutkan dengan sehingga memungkinkan
penjahitan dengan benang 4/0 nilon. reduksi manual dilakukan.
Tatalaksana

Manual Reduction pada


Parafimosis.
Tatalaksana

Dorsal Slit
Tatalaksana

Aspirasi Glans
Tatalaksana

Sirkumsisi
Komplikasi
Retraksi prepusium yang terlalu sempit di
belakang glans penis ke sulkus glandularis
dapat mengganggu perfusi

Permukaan prepusium distal dari cincin


konstriksi dan juga pada glans penis dengan
risiko terjadinya nekrosis..
Jika parafimosis tidak segera diterapi, hal ini
dapat mengganggu aliran darah ke ujung distal
dari penis (penis tip).

Pada kasus yang ekstrim, hal ini mungkin dapat


menyebabkan kerusakan atau cedera ujung penis,
gangren maupun hilangnya ujung penis (penis
tip).
Prognosis

Prognosis dan outcome dari


parafimosis akan semakin
baik manakala kondisi
penyakit ini semakin dini dan
cepat pula didiagnosis dan
ditangani.
03

PRIAPISMUS
A
N
A
T
O
M
I
H
I
S
T
O
L
O
G
I
Fisiologi
Ereksi
Fase ereksi dimulai dari rangsangan yang berasal dari
genitalia eksterna berupa rangsangan raba (taktil)
atau rangsangan yang berasal dari otak berupa
fantasi, rangsangan pendengaran, atau penglihatan.
Rangsangan tersebut menyebabkan terlepasnya
neurotransmitter dan mengakibatkan terjadinya
dilatasi arteri kavernosus/arteri helisin, relaksasi
otot kavernosus dan konstriksi venule emisaria.
Keadaan ini menyebabkan banyak darah yang
mengisi rongga sinusoid dan menyebabkan
ketegangan penis.
DEFINISI

Priapismus adalah kondisi patologis berupa pemanjangan

waktu ereksi tanpa stimulasi seksual, biasanya disertai

rasa nyeri dan terjadi terus-menerus dalam waktu lebih

dari 6 jam.
PREVALENSI

● Frekuensi priapismus tergantung pada populasi.


Kombinasi obat-obat intrakavernosa dan obat lainnya
adalah 21-80% penyebab priapismus
● Pada orang dewasa
● Di tempat lain, penyakit sel sabit mendominasi
● Penyebab priapismus pada orang dewasa.
● Angka priapismus pada penyakit ini sebesar 89%.
Etiologi
1. P riapismus Primer
(I diopatik)

tidak diketahui pasti penyebabnya.

2 . P riapismus S ekunder
Kelainan pembekuan darah (anemia bulan sabit, leukemia dan emboli lemak)
Trauma perineum/genitalia, neurogenik (anestesi regional) Obat-
obatan (alkohol, psikotropik, antihipertensi)
Injeksi intrakavernosa dengan zat vasoaktif untuk diagnosis dan terapi
impotensia.
Keganasan
P
a
t
o
f
I
s
I
o
l
o
g
i
Klasifikasi

Low flow priapism


(iskemik)
Priapismus karena tersumbatnya jalan
keluar aliran darah dari penis

High flow priapism


(non iskemik)
Priapismus karena kebocoran
pembuluh darah nadi di
dalampenis
Manifestasi
Klinis

Pada priapismus iskemik, pada palpasi penis


didapatkan korpora kavernosa tegang penuh disertai
nyeri, sedangkan korpus spongiosum dan glans
penis lunak.
Pada priapismus non- iskemik, korpus kavernosum
tegang, namun tidak keras ataupun nyeri.

Pasien datang dengan riwayat ereksi


yang nyeri dan berlangsung selama
beberapa jam
DIAGNOSIS : Anamnesis

Nyeri dan riwayat trauma dapat membedakan jenis


priapismus.
Beberapa pertanyaan lain meliputi:
● Durasi ereksi
● Derajat nyeri
● Episode priapismus sebelumnya
● Obat-obatan yang dikonsumsi
● Fungsi ereksi beserta obat erektogenik yang digunakan
● Riwayat anemia sickle cell (SCD) dan kelainan
hematologi lain
● Trauma pelvis, perineum, atau penis
DIAGNOSIS: Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik dilakukan dengan Inspeksi dan palpasi untuk menilai Rigiditas, Pulsasi dan nyeri
pada penis.

Iskemik Non Iskemik

Kekakuan penis Trauma (+)


Pada anak kecil, priapismus Non
Iskemi dapat ditemukan tanda
Nyeri (+) Nyeri (-) piesis yang positif. Dikatakan
positif bisa penis berhenti ereksi
saat perineum ditekan dan
Darah berwarna gelap saat kembali ereksi saat perineum
Korpus tak tampak iskemi
diaspirasi dilepaskan.

Korpus tampak iskemi Pulsasi saat palpasi (+)


DIAGNOSIS: Pemeriksaan Penunjang

BGA Radiologi DL Toksikologi


pH <7.25 USG Korpus cavernosa Pada pemeriksaan Toksikologi urine
pO2 <30mmHg pada iskemik tidak spesifik pada anemia dan plasma jika
ditemukan aliran darah
pCO2 >60mmHg SCD atau kelainan dicurigai penggunaan
USG Colour Doppler untuk
mencari fistula arteri dan Hb lainnya obat psikoaktif
pseudoaneurisma yang sering
terdapat pada kasus trauma
Penatalaksanaan
Prinsip: mengembalikan aliran darah pada korpora
kavernosa yang dicapai dengan medikamentosa atau
operasi
Priapismus iskemik merupakan kondisi
gawat darurat, diperlukan penanganan
yang cepat dan bertahap. Tujuan
tatalaksana adalah untuk merestorasi
flaccid penis, mengatasi nyeri, dan
menyelamatkan fungsi ereksi dengan
mencegah kerusakan korpus kavernosa

Priapismus Iskemik
Priapismus Iskemik
Lini 1 Lini 2 Lini 3

aspirasi korpora dan irigasi shunting distal jika sudah terjadi fibrosis korpora,
korpus kavernosa dengan atau tanpa dan proksimal biasanya pada durasi 48-72 jam,
injeksi agen simpatomimetik dilakukan penatalaksanaan lini ketiga
intrakavernosa berupa pemasangan protese penis
Aspirasi dan Irigasi

Aspirasi dan irigasi korpus kavernosa


dilakukan dengan beberapa tahap:
 Anestesi lokal penis
 Insersi wide bore butterfly (16-18 G)
 Aspirasi kavernosal sampai didapat darah
arteri warna merah terang
 Irigasi dengan 0,90% w/v saline solution
 Bisa + epinefrin/phenylephrine
1ml phenylephrine (10mg) diencerkan dg 19ml
PZ --> 500microgram phenylephrine dalam
20ml
ambil 1cc/5menit
Shunting
Pada durasi priapismus lebih dari 24 jam, injeksi
intrakavernosa jarang berhasil.
Shunting surgikal harus dilakukan dengan tujuan
membuat hubungan atau fistula antara glans dan
korpus kavernosa, sehingga darah yang miskin
oksigen keluar dari korpus kavernosa. Beberapa
metode shunting antara lain perkutan distal
(korpoglanular), open distal, open proksimal
(korpospongiosal), anastomosis vena superfisial
atau dalam. Shunting berguna pada priapismus
dengan onset di bawah 48 jam, setelah itu kurang
bermanfaat karena fibrosis korpora tetap akan terjadi.
Protese Penis

Implantasi protese penis digunakan terutama pada priapismus dengan


durasi lebih dari 36 jam dengan risiko disfungsi ereksi komplit. Selain
itu, implantasi protese penis juga dapat memperbaiki kualitas
hubungan seksual pada deformitas penis
Priapismus
Non Iskemik
Karena pada priapismus tipe arterial ini tidak
terjadi kerusakan iskemik pada penis, tidak
perlu intervensi cepat. Pada 2/3 kasus
priapismus non-iskemik, kondisi akan kembali
normal secara spontan
Priapismus Non Iskemik

Kompres es

Kompres es pada perineum


1

Angioembolisasi

2 angioembolisasi, dikombinasi
dengan arteriografi penis atau
ligasi arteri
KOMPLIKASI

Komplikasi ireversibel terutama pada priapismus iskemik seperti fibrosis korporal


dan disfungsi ereksi permanen dapat terjadi jika penanganan emergensi terlambat.
Penanganan setelah 48-72 jam dapat mengurangi nyeri dan ereksi, namun tidak
mencegah komplikasi ireversibel

Anda mungkin juga menyukai