Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

F dengan SIRKUMSISI dg PHIMOSIS

DI RUANG IBS RSUD AJIBARANG

DISUSUN OLEH:

SEPTIANI 1311020001

GALIH ESTU P 13110200

DIAS NUR P 13110200

DEWI LESTARI 1211020046

KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2016
LAPORAN PENDAHULUAN PHIMOSIS

A. PENGERTIAN

Fimosis adalah suatu penyempitan lubang kulit preputium,

sehingga tidak dapat ditarik (diretraksi) ke atas glans penis. Fimosis adalah

suatu keadaan dimana kulit penis (prepusium) melekat pada bagian glans

penis dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran ais seni sehingga

bayi kesulitan dan kesakitan saat berkemih.

Fimosis adalah keadaan di mana kulit penis (preputium) melekat

pada bagian kepala penis (glans) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang

saluran air seni, sehingga bayi dan anak jadi kesulitan dan kesakitan saat

kencing.

B. ETIOLOGI

a. Konginetal (fimosis fisiologis)

Fimosis kongenital (fimosis fisiologis) timbul sejak lahir

sebenarnya merupakan kondisi normal pada anak-anak, bahkan sampai

masa remaja. Kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan

tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring

bertambahnya usia serta diproduksinya hormon dan faktor

pertumbuhan terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi

antara glans penis dan lapis glan dalam preputium sehingga akhirnya

kulit preputium terpisah dari glan penis. Suatu penelitian mendapatkan

bahwa hanya 4% bayi seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke


belakang penis pada saat lahir, namun mencapai 90% pada saat usia 3

tahun dan hanya 1% laki-laki berusia 17 tahun yang masih mengalami

fimosis kongenital. Walaupun demikian, penelitian lain mendapatkan

hanya 20% dan 200 anak laki-laki berusia

5-13 tahun yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang

penis.

b. Fimosis didapat (fimosis patologik, fimosis yang sebenarnya, true

phimosis) timbul kemudian setelah. Hal ini berkaitan dengan

kebersihan hygiene) alat kelamin yang buruk, peradangan kronik glans

penis dan kulit preputium (balanoposthitis kronik), atau penarikan

berlebihan kulit preputium (forceful retraction) pada timosis

kongenital yang akan menyebabkan pembentukkan jaringan ikat

(fibrosis) dekat bagian kulit preputium yang membuka.

C. MANIFESTASI KLINIS

a. Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukan urin

b. Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembung

saat mulai miksi yang kemudian menghilang setelah berkemih. Hal

tersebut disebabkan oleh karena urin yang keluar terlebih dahulu

tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit pada ujung penis

sebelum keluar melalui muaranya yang sempit.

c. Biasanya bayi menangis dan mengejan saat BAK karena timbul rasa

sakit.
d. Kulit penis tak bias ditarik kea rah pangkal ketika akan dibersihkan

e. Air seni keluar tidak lancar. Kadang-kadang menetes dan kadang-

kadang memancar dengan arah yang tidak dapat diduga

f. Bisa juga disertai demam

g. Iritasi pada penis

D. PATOFISIOLOGI

Pada bayi, preputium normalnya melekat pada glans tapi sekresi

materi subaseum kental secara bertahap melonggarkannya. Menjelang

umur 5 tahun, preputium dapat ditarik ke atas glans penis tanpa kesulitan

atau paksaan.

Tapi karena adanya komplikasi sirkumsisi, dimana terlalu banyak

prepusium tertinggal, atau bisa sekunder terhadap infeksi yng timbul di

bawah prepusium yang berlebihan. Sehingga pada akhirnya, prepusium

menjadi melekat dan fibrotik kronis di bawah prepusium dan mencegah

retraksi
E. PATHWAY

F. PENATALAKSANAAN

1. Tidak dianjurkan melakukan retraksi yang dipaksakan, karena dapat

menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada ujung prepusium

sehingga akan terbentuk fimosis sekunder.


2. Fimosis disertai balanitis xerotica obliterans dapat diberikan salep

dexamethasone 0,1% yang dioleskan 3/4 kali, dan diharapkan setelah 6

minggu pemberian prepusium dapat diretraksi spontan.

3. Fimosis dengan keluhan miksi, menggelembungnya ujung prepusium

pada saat miksi atau infeksi postitis merupakan indikasi untuk

dilakukan sirkumsisi, dimana pada fimosis disertai balanitis/postitis

harus diberikan antibiotika terlebih dahulu.

G. KOMPLIKASI

1. Infeksi gland penis

2. Infeksi prepusium

3. Infeksi prepusium & Infeksi gland penis

Anda mungkin juga menyukai