Anda di halaman 1dari 23

FIMOSIS & PARAFIMOSIS

FIMOSIS
 Definisi
Kondisi dimana preputium tidak dapat diretraksi melewati glans
penis (Fisiologis & Patologis).

~ Fisiologis : bayi dan anak (90% anak usia 3th preputium sudah
dapat diretraksi, namun sebagian anak preputium tetap lengket
dengan glans penis  ujung preputium menyempit dan
mengganggu proses berkemih.
 Patologis : karena
peradangan atau cidera
yang menimbulkan parut
kaku  menghalangi
retraksi
 Etiologi  Faktor Risiko
a) Kongenital a) Hygiene buruk
b)Inflamasi/peradangan b)Terjadi balantis /
c) Oedema balaniposthitis berulang 
skar pada preputium
 fimosis patologis
c) Laki – laki yang tidak
menjalani sirkumsisi
Alur Diagnosis

Pemeriksaan
Anamnesis PP Diagnosis Tatalaksana
Fisik
 Anamnesis
~ Keluhan : nyeri saat berkemih,
mengejan saat berkemih,
pancaran urin mengecil,
benjolan lunak di ujung penis akibat penumpukan
smegma.

 Pemeriksaan
~ Preputium tidak dapat diretraksi ke proksimal
~ Pancaran urin mengecil
~ Ujung preputium menggelembung saat berkemih
~ Eritema dan udem pada preputium dan glans penis
~ Timbunan smegma di sakus preputium
 DD  Terapi
a) Parafimosis 1) Pemberian salep
b) Balantis kortikosteroid (0.05%
betametason) 2 kali perhari
c) Angioedema
selama 2-8 minggu di
daerah preputium.
 Pemeriksaan Penunjang
2) Sirkumsisi
-

 Diagnosis
~ Fimosis
 RencanaTindak Lanjut
Apabila fimosis bersifat fisiologis seiring dengan perkembangan
maka kondisi akan membaik dengan sendirinya
 Kriteria Rujukan
Bila terdapat komplikasi dan penyulit untuk tindakan sirkumsisi
maka dirujuk ke layanan sekunder.
 Edukasi
Pemberian penjelasan terhadap orang tua atau pasien agar tidak
melakukan penarikan preputium secara berlebihan ketika
membersihkan penis karena dapat menimbulkan parut.
 Prognosis
Prognosis bonam bila penanganan sesuai
PARAFIMOSIS
 Definisi
kegawatdaruratan karena dapat mengakibatkan
terjadinya gangren yang diakibatkan preputium penis
yang diretraksi sampai di sulkus koronarius tidak dapat
dikembalikan pada kondisi semula dan timbul jeratan
pada penis di belakang sulkus koronarius.
 Etiologi
 Idiopatik
 Kurang menjaga kebersihan alat kelamin
 Infeksi (balanitis, postitis, balanopostitis)
 dapat disebabkan oleh tindakan menarik preputium ke
proksimal yang biasanya di lakukan pada saat bersenggama
atau masturbasi atau sehabis pemasangan kateter tetapi
preputium tidak dikembalikan ketempat semula
secepatnya.
 Faktor Risiko
 Anak kecil yang preputiumnya diturunkan secara paksa atau
lupa dikembalikan ke posisi semula saat buang air atau mandi
 Remaja atau pria dewasa yang mengalami paraphimosis saat
melakukan aktifitasseksual yang penuh semangat
 Pria dengan balanoposthitis kronis
 Pasien yang terpasang kateter dan orang yang merawatnya lupa
untuk mengembalikan preputium ke posisi semula setelah
pemasangan kateter/ saat dibersihkan
 PATOFISIOLOGI
Preputium yang tidak bisa kembali ke depan batang penis 
pembengkakan (edema) glans penis dan preputium dan
nyeri jika tetap dibiarkan terjepit  nekrosis glans penis
 Anamnesis
 DD
Pembengkakan pada penis
Nyeri pada penis Angioedema,
 Pemeriksaan Fisik
Balanitis,
~ Preputium tertarik ke belakang Penile hematoma
glans penis dan tidak dapat
dikembalikan ke posisi semula  Pemeriksaan
~ Terjadi eritema dan edema pada
glans penis Penunjang
~ Nyeri -
~ Jika terjadi nekrosis glans penis
berubah warna menjadi biru hingga  Diagnosis
kehitaman
Parafimosis
 Terapi 2) Dilakukan dorsum insisi
1) Reposisi secara manual pada jeratan.
dengan memijat glans selama
3-5 menit. Diharapkan edema
 RencanaTindak Lanjut
berkurang dan secara
perlahan preputium dapat Dianjurkan untuk melakukan
dikembalikan pada sirkumsisi.
tempatnya.
 Kriteria Rujukan  Edukasi
Bila terjadi tanda-tanda Setelah penanganan
nekrotik segera rujuk ke kedaruratan disarankan
layanan sekunder. untuk dilakukan tindakan
sirkumsisi karena kondisi
parafimosis tersebut dapat
berulang.
 Prognosis
Prognosis bonam bila
penanganan
kegawatdaruratan segera
dilakukan.
SKILL SIRKUMSISI
CHECKLIST SIRKUMSISI
1) Informed consent
2) Desinfeksi penis dan sekitarnya
3) Tutup dengan doek lubang
4) Anestesi infiltrat subkutan dimulai dari pangkal penis
melingkar. Bila perlu tambahkan juga pada daerah
preputium yang akan dipotong dan didaerah ventral.
Tunggu 3-5 menit dan pastikan obat anestesi sudah
bekerja.
5) Bebaskan glans dengan preputium. Bila 7) Gunting preputium dorsal tepat di
ada smegma, bersihkan. garis tengah (di antara 2 klem) kira-
kira ½ - 1 cm dari sulkus koronarius
(dorsumsisi). Jepit kulit dan mukosa
6) Jepit kulit preputium sebelah kanan
yang telah dipotong dengan klem.
dan kiri garis median bagian dorsal
dengan 2 klem lurus. Klem ketiga
dipasang pada bagian tengah ventral.
Ketiga klem ini dijadikan patokan.
8) Lanjutkan memotong preputium 9) Cari perdarahan dan klem, ikat
melingkar ke kanan dan ke kiri. Makin
dengan benang plain catgut.
ke ventral kulit preputium yang
dibuang semakin sedikit, dan kedua
potongan akan bertemu pada klem
yang dipasang pada ventral penis.
10) Menjahit mukosa dan kulit
preputium. Penjahitan dimulai dari
dorsal (jam 12), denan patokan
klem yang terpasang dan jahitan
kedua pada bagian ventrak (jam 6).
Tergantung banyaknya jahitan yang
diperlukan. Selanjutnya jahitan
dibuat melingkar pada jam 3, 9 dan
seterusnya.
11) Menutup dengan kasa.
Lubang uretra harus bebas
dan sedapat mungkin kasa
tidak terkena urin.

12) Memasang plester

Anda mungkin juga menyukai