Anda di halaman 1dari 19

Tatalaksana Fimosis dan

Hipospadia
Kusvandita Giopratiwi 1610211047
Fimosis
 Fimosis adalah prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke
proksimal sampai ke korona glandis.

Basuki B Purnomo : Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua,2003


Tatalaksana Fimosis

 Fimosis yang disertai balanitis dapat dicoba diberikan salep


deksametasone 0,1% yang dioleskan 3 atau 4 kali. Diharapkan setelah
pemberian selama 6 minggu, prepusium dapat diretraksi spontan.

 Pada fimosis yang menimbulkan keluhan saat BAK, menggelembungnya


ujung prepusium pada saat BAK diindikasikan untuk dilakukan sirkumsisi.

Balanitis : infeksi pada glans


penis, biasanya ditandai
dengan tanda-tanda radang
yang jelas

(Prof. Dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K) :


Saripati Penyakit Kulit Edisi 2,
2013)
Basuki B Purnomo : Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua,2003
 Deksametasone merupakan gologan glukokortikoid sintesis yang memiliki

efek anti inflamasi dan imunosupresif.

 Mengurangi inflamasi dengan cara :

 Menekan migrasi neutrophil

 Mengurangi produksi mediator inflamasi : dengan mengurangi jumlah

prostaglandin, leukotriene karena pengaktifan fosfolipase A2  mengurangi

peran siklooksigenase dan lipoksigenase

 Menurunkan permeabilitas kapiler yang semula tinggi : glukokortikoid

menyebabkan vasokonstriksi ketika digunakan di bagian kulit, dan menekan

degranulasi sel mast sehingga jumlah hisamin berkurang

Bertram G Katzung : Basic & Clinical Pharmacology 12th Ed, 2012


Sirkumsisi
 Sirkumsisi adalah membuang prepusium penis sehingga glans penis
menjadi terbuka.
 Secara medis sirkumsisi ini dimaksudkan untuk:
 Menjaga higiene penis dari smegma dan sisa-sisa urine
 Mencegah terjadinya infeksi pada glans atau prepusium penis
 Mencegah timbulnya karsinoma penis
 Indikasi medis tindakan sirkumsisi adalah: (1) fimosis atau parafimosis, (2)
balanitis rekuren, (3) kondiloma akuminata, dan (4) karsinoma skuamosa
pada prepusium.

Kondiloma Akuminata : pertumbuhan


jaringan yang bersifat jinak, superfisial
terutama pada bagian genital.

(Prof. Dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K) : Saripati


Penyakit Kulit Edisi 2, 2013)
Basuki B Purnomo : Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua,2003
Prinsip Dasar Sirkumsisi

 Asepsis
 Pengangkatan kulit prepusium secara adekuat
 Hemostasis yang baik
 Kosmetik
 Anestesi lokal
Persiapan Sirkumsisi
 Alat-alat yang diperlukan pada sirkumsisi adalah:
 Kain kasa steril
 Cairan disinfekstans (povidon yodium)
 Kain steril untuk mempersempit daerah operasi
 Semprit steril beserta jarumnya serta obat anestesi lokal
(prokain/lidokain 0,5-1%)
 Satu set peralatan pembedahan minor.
Teknik Sirkumsisi
1. Disinfeksi lapangan operasi dengan povidon yodium

2. Daerah operasi ditutup dengan kain steril

3. Pada anak yang lebih besar atau dewasa, pembiusan dilakukan memakai
anestesi lokal dengan menyuntikkan obat anestesi pada basis penis (pada
garis tengah dorsum penis). Obat anestesi disuntikkan secara infiltrasi di
bawah kulit dan melingkari basis penis. Kemudian ditunggu beberapa saat
dan diyakinkan bahwa batang penis sudah terbius
4. Jika terdapat fimosis, dilakukan dilatasi dulu dengan klem sehingga
prepusium dapat ditarik ke proksimal. Selanjutnya prepusium dibebaskan dari
perlekatannya dengan glans penis dan dibersihkan dari smegma atau
kotoran lain
Smegma : ditemukan
dibawah prepusium 5. Memotong prepusium penis dengan berbagai macam teknik, antara lain:
kandungan utamanya
debris sel hasil
pengelipasan epitel.  Teknik diseksi prepusium atau sleeve
Terkadang
konsistensinya mirip keju  Teknik Gulotin

(Kamus DORLAND edisi  Teknik Dorsal slit


29 : 2015 )
Teknik Diseksi Prepusium

 Prepusium diretraksi ke proksimal  kemudian dibuat dua buah insisi yang


masing-masing melingkar dan saling sejajar pada kulit prepusium.

 Insisi pertama berada 1 cm dari sulkus koronarius dan yang kedua berada
beberapa cm di sebelah proksimal dari insisi pertama.

 Kedua insisi dihubungkan dengan insisi longitudinal; dan selanjutnya kulit


prepusium dipisahkan dari jaringan subkutan hingga terlepas
Teknik Gluotin
 Prepusium ditegangkan pada sebelah ventral dan dorsal dengan klem
kecil, kemudian dilakukan penjepitan kulit prepusium memakai klem yang
lebih besar dengan batas proksimal klem berada di sebelah distal dari
glans penis.

 Selanjutnya dilakukan pemotongan kulit prepusium memakai pisau hingga


kulit terlepas.
Teknik Dorsal Lit
 Kulit prepusium di sebelah kiri dan kanan ditegangkan ke lateral dengan
klem kecil, kemudian prepusium di sebelah dorsal dipotong memakai
gunting pada garis midline, dari ujung distal ke arah proksimal sampai
sulkus koronarius.

 Selanjutnya dilakukan pemotongan secara melingkar hingga kulit


prepusium terlepas.

 Setelah kulit prepusium terlepas, dilakukan hemostasis untuk merawat


perdarahan
Hipospadia

 Hipospadia adalah kelainan kongenital berupa muara uretra yang terletak


di sebelah ventral penis dan sebelah proksimal ujung penis.
 Pada hipospadia tidak didapatkan prepusium ventral sehingga prepusium
dorsal menjadi berlebihan (dorsal hood) dan sering disertai dengan korde
(penis angulasi ke ventral).

Basuki B Purnomo : Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua,2003


Tatalaksana Hipospadia
 Tatalaksana yang tepat untuk hipospadia adalah dengan tindakan

operasi

 Tahapan-tahapan rekonstruksi adalah:

 Koreksi korde (ortoplasti)

 Membuat neouretra dari kulit penis (uretroplasti), dan membuat glans.

Basuki B Purnomo : Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua,2003


George W. Yu, MD : Critical Operative Maneuvers in Urologic Surgery

Anda mungkin juga menyukai