Anda di halaman 1dari 52

Sirkumsisi

Oleh : Rugas Pribawa


Pembimbing
dr Yudi Ambeng Sp.U

DEFINISI

Sirkumsisi (Latin): circum (melingkar) dan


caedere (memotong)
Suatu tindakan membuang preputium
penis sehingga glans penis terbuka
Merupakan tindakan bedah minor yang
paling banyak dilakukan di seluruh dunia,
baik oleh dokter, paramedis ataupun oleh
dukun

SEJARAH

Sirkumsisi merupakan salah satu tindakan bedah


terencana yang paling tua didunia diduga sudah
berlangsung sejak 15.000 tahun yang lalu.
Sirkumsisi diyakini telah dilakukan sejak zaman Mesir
Kuno Dinasti VI (2345-2181 SM)
Kristen : berperan penting dalam pemisahan agama
Kristen dari Yudaisme
Islam: wajib dikerjakan.
Columbus: penemuan warga suku Indian Amerika
yang disirkumsisi, yang merupakan pengaruh
penjelajah-penjelajah Andalusia (Spanyol Islam) yang
sudah datang di Amerika jauh sebelum Columbus
tiba.

Sirkumsisi Mesir
Kuno..

Gambar 1. Piramida Khonspekhrod yang melukiskan Amenhotep III


disirkumsisi dalam posisi berdiri (1360 SM)

ANATOMI PENIS
Terdiri atas tiga bagian utama yaitu
1. radix penis
2. corpus penis
3. glans penis

ANATOMI
Didalam penis mengandung jaringan
erektil yaitu
1. 2 Corpus Cavernosum pada bagian
dorsal yang dilapisi oleh tunica
albuginea dan membentuk crus penis
di posterior
2. 1 Corpus Spongiosum pada bagian
ventral yang mengandung uretra pars
spongiosa dan membentuk glans penis

ANATOMI
VASKULARISASI PENIS

A. pudenda
interna
A. bulbi penis
A. urethralis
A. profunda
penis
A. dorsalis
penis

ANATOMI
VASKULARISASI PENIS

ANATOMI
VASKULARISASI PENIS

Vena dorsalis penis menerima darah venous


dari glans penis, preputium, corpus
spongiosum dan corpora cavernosa
Vena dorsalis penis cutanea (superficialis)
membawa darah venous dari kulit dan
jaringan subcutaneus, bermuara kedalam
vena saphena magna

ANATOMI INNERVASI
PENIS

ANATOMI INNERVASI
PENIS

Nervus dorsalis mempersarafi glans penis.


Ramus profundus nervi perinealis
mempersarafi urethra.
Nervus ilioinguinalis mempersarafi kulit
pada radix penis.
Nervus cavernosus penis ( major et
minor ) mempersarafi jaringan erectil
pada bulbus, crus, corpus spongiosum
penis dan corpus cavernosum penis.

INDIKASI SIRKUMSISI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Phimosis
Paraphimosis
Balanopostitis rekuren
Infeksi berulang pada meatus
Menjaga kebersihan
Mencegah keganasan
Agama dan kultural

KONTRAINDIKASI
SIRKUMSISI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Hypospadia
Chordee
Burried penis
Penoscrotal fusion
Micropenis
Gangguan pembekuan darah

1. Hypospadia

Kelainan kongenital di mana


OUE terletak lebih proksimal di
bagian ventral penis.
Biasa disertai chordee
(kurvatura) ke ventral (mudah
terlihat saat ereksi).
Penanganan kasus ini meliputi
koreksi chordee (kordektomi)
dan atau pembuatan uretra
(uretroplasti).
Pada uretroplasti diperlukan
preputium sebagai flap untuk
menutup luka operasi atau
sebagai donor untuk
uretroplasti.

2. Chordee tanpa hipospadia

Chordee: kurvatura
(kelengkungan) penis
yang disebabkan oleh
jaringan fascia pada
penis yang tidak elastis.
Dapat ke ventral (paling
sering), lateral (lebih
sering ke lateral kiri)
dan dorsal (paling
jarang).

3. Burried penis

Burried penis adalah


kelainan sejak lahir
dimana penis
tenggelam akibat
tertutup oleh lemak
disekitar penis

4. Webbed penis

Webbed penis
adalah kondisi di
mana kulit scrotum
melebar sampai ke
bagian ventral
penis.

5. Epispadia

Adalah suatu
kelainan di mana
ostium uretra
eksternum terletak
pada bagian dorsal
penis.

6. Mikropenis

Adalah penis yang


bentuknya normal tapi
ukurannya kurang dari
2,5 standar deviasi di
bawah ukuran rata-rata.
Pada umumnya
skrotum juga berukuran
kecil dan sering disertai
atrofi testis atau
cryptorchidismus.

Manfaat Sirkumsisi

Mencegah ISK (tidak disirkumsisi memiliki resiko ISK 20


kali dibandingkan mereka yang disirkumsisi)
Mencegah HIV (tidak disirkumsisi 4 kali lebih mudah
terkena infeksi HIV dibandingkan pria yang disirkumsisi)

reduksi resiko terinfeksi HIV sebesar 71% pada laki-laki dengan


resiko tinggi.

Menurunkan resiko kanker penis.

USAID/AIDSMark. Male Circumcision: Current Epidemiological and Field Evidence; Program and Policy Implicationfor HIV Prevention and
Reproductive Health. Conference Report. Washington, DC: USAID, May 2003.

PRINSIP DASAR SIRKUMSISI


1.
2.

3.
4.

Asepsis
Pengangkatan kulit preputium yang
adekuat
Hemostasis yang baik
Kosmetik

Alat minimal yang harus


disediakan:

Klem disinfektan (1 buah)


Kain penutup berlubang steril (1 buah)
Klem lurus (3 buah)
Klem mosquito (1 buah)
Gunting diseksi tajam-tumpul (1 buah)
Needle holder (1 buah)
Jarum (1 buah)
Pinset anatomis (1 buah)
Knife holder (1 buah)
Kom kecil (1 buah)
Tempat tidur
Lampu operasi
Nier bekken (1 buah)

Bahan yang minimal harus


disediakan:

Sarung tangan steril (2 buah)


Kasa steril
Povidone iodine 10%
Spuit (disposable syring) 3 cc ( 1 buah)
Lidocain HCl 2% (2 ampul @ 2 ml)
Benang (plain catgut 3/0)
Tulle
Surgical dressing strip (1 buah)

Tindakan aseptik

Asepsis: keadaan bebas dari


mikroorganisme patogen, yang
dapat dicapai dengan usaha yang
disebut teknik asepsis
Alkohol 70% atau povidon iodine
10% (Betadine)

Anestesi lokal
Dua teknik anestesi yang sering
dilakukan:
1. Teknik Blok
2. Teknik Infiltrasi

2. a. Teknik blok
Teknik Blok
Identifikasi pangkal penis dan simfisis pubis.
Suntikkan jarum tegak lurus di atas pangkal
penis, di bawah simfisis pubis sampai
menembus fascia Buck, ditandai dengan: (a)
sensasi seperti menembus kertas; (b) Jika
jarum sedikit ditarik ke atas, batang penis ikut
terangkat; dan (c) Bila obat anestesi
disuntikkan tidak terjadi pembengkakan.
Aspirasi, jika tidak ada darah masukkan obat
anestesi sekitar 1 cc.
Jarum sedikit ditarik, dan dimiringkan sekitar
30o ke arah lateral dekstra penis. Jarum
ditusukkan lagi dan dilakukan aspirasi
kembali, masukkan obat anestesi sekitar 1-2
cc.
Lakukan prosedur serupa ke arah sinistra

2. b. Teknik infiltrasi
Infiltrasi dilakukan dengan menyuntikkan
obat anestesi di sekitar atau di proksimal
daerah insisi, dengan maksud untuk
memblok impuls dari saraf-saraf yang
menginervasi daerah sekitar incisi.
Teknik infiltrasi adalah sebagai berikut:

Tarik dan regangkan batang penis


Identifikasi gambaran pembuluh darah
superfisial (hindari saat infiltrasi agar tidak
terjadi hematom)
Suntikkan jarum pada 1/3-2/3 proksimal
penis di arah jam 11, 1, 5, 7 dan frenulum
secara subkutis, aspirasi, bila tidak ada
darah, masukkan obat sekitar 0,5 cc
sambil mencabut jarum perlahan-lahan.
Masase untuk mempercepat penyebaran
obat anestesi
Uji sensitivitas dengan menjepit kulit
preputium sambil memperhatikan respons
anak.

Keuntungan teknik infiltrasi adalah: (1)


Keberhasilan cukup tinggi, (2) Cukup
mudah untuk pemula.
Kerugian teknik infiltrasi adalah: (1)
Penyuntikan dilakukan berulang kali (2)
Waktu lebih lama; (3) Resiko terjadinya
hematom lebih besar; (4) Apabila obat
anestesi disuntikkan terlalu banyak akan
menimbulkan pembengkakan

Teknik insisi sirkumsisi

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Insisi dilakukan setelah penis telah siap (sudah dilakukan


prosedur antisepsis, anestesi, pembebasan perlengketan dan
telah dibersihkan).
Terdapat beberapa teknik insisi, namun yang sering dilakukan
adalah:
Teknik dorsumsisi
Teknik Klasik (Guillotine);
Tara Klamp
Smart Klamp
Zhenxi Rings
Laser

Teknik Dorsumasisi
Dorsumsisi
adalah
teknik
sirkumsisi
dengan
cara
memotong
prepusium pada jam
12, sejajar dengan
sumbu
panjang
penis
kearah
proksimal, kemudian
dilakukan petongan
melingkar ke kiri
dan
ke
kanan
sepanjang
sulkus
koronarius glandis.

Teknik Dorsal-slit

Keuntungan teknik ini adalah:


1.
2.
3.
4.

Kelebihan mukosa-kulit bisa diatur.


Tidak terdapat insisi mukosa yang berlebihan seperti
cara guilotin.
Kemungkinan melukai glands penis dan merusak
frenulum prepusium lebih kecil.
Pendarahan mudah diatasi, karena insisi dilakukan
bertahap

Kerugian teknik ini adalah:


1.
2.
3.

Tekniknya lebih rumit dibandingakan cara guilotin


Bila tidak terbiasa, insisi tidak rata
Memerlukan waktu relatif lebih lama dibandingkan
guilotin

Teknik Dorsal-slit

Teknik Klasik (Guillotine)

Teknik klasik adalah teknik


sirkumsisi dengan cara
menjepit prepusium secara
melintang pada sumbu
panjang penis, kemudian
memotongnya. Insisi dapat
dilakukan di bagian proksimal
atau distal dari klem tersebut.

Teknik Klasik (Guillotine)


1) Keuntungan dalam menggunakan teknik klasik ini adalah:
a. Tekniknya relatif lebih sederhana
b. Hasil insisi lebih rata
c. Waktu pelaksanaan lebih cepat
2) Kerugian dalam menggunaka teknik klasik ini adalah
a. Pada operator yang tidak terbiasa, mukosa dapat
berlebihan, sehingga memerlukan insisi ulang
b. Ukuran mkosa-kulit tidak dapat dipastikan
c. Kemungkinan melukai glans penis dan insisi frenulum
yang berlebihan lebih besar di bandingkan teknik
dorsumsisi
d. Perdarahan biasanya lebih banyak

Teknik Klasik (Guillotine)

Tara Klamp

Alat ini berasal dari Malaysia pada


alat ini terdapat bahan jahitan secara
melingkar sesuai dengan alur pada
bell. Lengan yang terbuat dari plastik
mengunci dua bagian permukaan
supaya
preputium
yang
telah
dipotong melekat satu sama lain. Alat
tinggal pada penis sekitar 7-10 hari
sampai jaringannya jatuh sendiri

Tara Klamp

Smart Klamp

Alat ini bekerja


dengan cara yang
sama dengan Tara
Klamp yaitu dengan
menjepit antara dari
luar preputium dengan
tabung bagian dalam,
sehingga memotong
suplai darah ke
preputium distal.

Zhenxi Rings

Tabung yang beralur dipasang diatas


glans
sampai
dibelakang
korona.
Preputium ditempatkan di atas tabung.
Cincin klamp plastik dipasang di atas
lengan, dengan posisi preputium biasa
dan mur dieratkan untuk menjaga
preputium tetap pada tempatnya. Hal ini
memotong suplai darah dan preputium
distal akan mati dan jatuh sendiri.

Laser

Penggunaan laser pertama kali


dilaporkan digunakan di Israel untuk
menyirkum seorang anak dengan
hemophilia yang tidak dapat disirkum
dengan cara yang lain.
Laser menutup pembuluh darah saat
terpotong sehingga tidak terjadi
perdarahan dengan minimal trauma pada
penis, tidak perlu dijahit. Glans dan
frenulum tidak terlindung.

Sirkumsisi pada
neonatus

Metode Gomco Clamp


Metode Plastibell
Metode Mogen Clamp

Metode Gomco Clamp

Metode Plastibell

Metode Mogen Clamp

KOMPLIKASI

Sirkumsisi yang dilakukan dengan benar dan perawatan


hemostasis yang cermat, hampir tidak pernah
menimbulkan penyulit.
Secara umum, angka kejadian komplikasi sirkumsisi
berkisar antara 0,2% sampai 0,3% yang terdiri atas:
(1) perdarahan,
(2) infeksi,
(3) pengangkatan kulit penis tidak adekuat,
(4) amputasi glans penis,
(5) fistula uretrokutan,
(6) stenosis meatal,
(7) adhesi penis, dan
(8) nekrosis penis.

CONTOH HASIL

Thank you for your kind


attention

Anda mungkin juga menyukai