SKRIPSI
Disajikan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
oleh
Tya Elok Wulandari
1301418042
Saya menyatakan bahwa yang telah tertulis dalam skripsi dengan judul
“Hubungan Kontrol Diri Dan Pola Asuh Orangtua Terhadap Perilaku Seksual
Pranikah Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes” ini adalah benar-benar
hasil penelitian dan tulisan saya sendiri, bukan orang lain, baik secara keseluruhan
maupun sebagian. Adapun terdapat pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi
ini digunakan, dikutip, ataupun dirujuk sesuai dengan kaidah dan ketentuan kode
etik ilmiah.
i
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Hubungan Kontrol Diri dan Pola Asuh Orangtua
Terhadap Perilaku Seksual Pranikah pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan
UNNES” yang ditulis oleh Tya Elok Wulandari NIM 1301418042 telah
dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang pada hari Rabu tanggal 7 Desember 2022.
PANITIA:
Ketua, Sekretaris,
Dr. Dra. Sinta Saraswati, M. Pd., Kons. Mulawarman, S. Pd., M. Pd., Ph. D.
NIP. 196006051999032001 NIP. 197712232005011001
Penguji 1, Penguji 2,
Penguji 3,
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
PERSEMBAHAN
Almamater Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang
iii
PRAKATA
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
segala rahmat dan kenikmatan yang telah diberikan sehingga peneliti dimampukan
untuk dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Hubungan Kontrol
Diri dan Pola Asuh Orangtua terhadap Perilaku Seksual Pranikah pada Mahasiswa
Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES” guna dijadikan sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar S1 (Sarjana Pendidikan) jurusan Bimbingan dan Konseling di
Universitas Negeri Semarang.
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Dr. Awalya, M. Pd., Kons.
selaku dosen pembimbing tugas akhir skripsi ini yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan dorongan dengan sabar dalam setiap progress penulisan
skripsi ini hingga akhirnya dapat terselesaikan.
Skripsi ini mampu ditulis oleh peneliti juga tidak terlepas dari adannya
dorongan, motivasi, semangat, masukan, dan saran dari berbagai pihak. Ucapan
terimakasih saya sampaikan kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. S Martono, M.Si. yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk menimba ilmu di
Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Dr. Edy
Purwanto, M.Si. yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk
melaksanakan penelitian di Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES.
3. Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling, Kusnarto Kurniawan, S. Pd., M.Pd.
yang telah menjembatani dan menyediakan fasilitas di Jurusan guna
melakukan proses penelitian.
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling yang telah banyak
memberikan bimbingan dan ilmu yang bermanfaat.
5. Ibu dan Bapak kandung saya, Ibu Supi, Bapak Dwi Utomo, berserta seluruh
keluarga yang telah memberikan dukungan baik secara moril dan materiil.
6. Teman, sahabat, dan tutor saya, Hafidh Mazidunniam dan Lintang Titah Nastiti
yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
iv
7. Sahabat-sahabat saya Kamilia Zahra, Dita Kamila, Farihatunnisa, dan Yohana
Yubilia yang telah membersamai dan memberi semangat selama proses
perkuliahan berlangsung.
8. Teman-teman BK UNNES Angkatan 2018, kakak tingkat, dan sahabat-sahabat
saya atas kebersamaan, saran, dan bantuan selama proses penulisan skripsi.
9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis
v
ABSTRAK
Wulandari, Tya Elok. 2022. Hubungan Kontrol Diri dan Pola Asuh
Orangtua terhadap Perilaku Seksual Pranikah pada Mahasiswa Fakultas Ilmu
Pendidikan UNNES. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu
pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Awalya, M.Pd.,Kons.
Kata Kunci: perilaku seksual pranikah, kontrol diri, pola asuh orangtua
vi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ................................................................................................... i
PENGESAHAN .................................................................................................. ii
PRAKATA ......................................................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
vii
2.3.3 Aspek Dalam Kontrol Diri ........................................................................ 17
2.5.1 Hubungan antara Kontrol Diri dan Perilaku Seksual Pranikah ................. 24
2.5.2 Hubungan antara Pola Asuh Orangtua dan Perilaku Seksual Pranikah ..... 24
2.5.3 Hubungan antara Kontrol Diri dan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku
Seksual Pranikah ............................................................................................... 25
viii
3.5.1 Validitas Instrumen................................................................................... 39
4.1.1 Hasil Deskripsi Tingkat Perilaku Seksual Pranikah pada Mahasiswa FIP
UNNES ............................................................................................................. 45
4.1.2 Hasil Deskripsi Tingkat Kontrol Diri pada Mahasiswa FIP UNNES ........ 46
4.1.3 Hasil Deskripsi Tingkat Pola Asuh Orangtua pada Mahasiswa FIP
UNNESS .......................................................................................................... 47
4.2 Pembahasan................................................................................................ 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 62
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3. 1 Rincian Jumlah Populasi ................................................................... 34
Tabel 3. 2 Rincian Jumlah Sampel .................................................................... 35
Tabel 3. 3 Penilaian (Scoring) Jawaban Responden ............................................ 37
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Skala Perilaku Seksual Pranikah.......................................... 37
Tabel 3. 5 Kisi-kisi Kontrol Diri ........................................................................ 38
Tabel 3. 6 Kisi-kisi Skala Pola Asuh Orangtua ................................................... 39
Tabel 3. 7 Pengkategorian Tingkat Statistik Deskriptif Variabel Perilaku Seksual
Pranikah ............................................................................................................ 43
Tabel 3. 8 Pengkategorian Tingkat Statistik Deskriptif Variabel Kontrol Diri .... 43
Tabel 3. 9 Pengkategorian Tingkat Statistik Deskiptif Variabel Pola Asuh
Orangtua ............................................................................................................ 44
Tabel 4. 1 Tingkat Perilaku Seksual Pranikah Mahasiswa FIP UNNES
.......................................................................................................................... 45
Tabel 4. 2 Tingkat Perilaku Seksual Pranikah pada Mahasiswa FIP UNNES per
Jurusan ………………………………………………………………………...…46
Tabel 4. 3 Tingkat Kontrol Diri Mahasiswa FIP UNNES ………………….…..47
Tabel 4. 4 Tingkat Kontrol Diri Mahasiswa FIP UNNES per Jurusan ………..…47
Tabel 4. 5 Tingkat Pola Asuh Orangtua Mahasiswa FIP UNNES ……………….48
Tabel 4. 6 Tingkat Pola asuh Orangtua Mahasiswa FIP UNNES per Jurusan …...48
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 49
Tabel 4. 8 Hasil Uji Linearitas ........................................................................... 49
Tabel 4. 9 Hasil Uji Regresi Terhadap Perilaku Seksual Pranikah ...................... 51
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir Hubungan antara Kontrol Diri dan Pola Asuh
Orangtua dengan Perilaku Seksual Pranikah ...................................................... 25
Gambar 3. 1 Hubungan Antara Kontrol Diri dan Pola Asuh Orangtua dengan
Perilaku Seksual Pranikah .................................................................................. 33
Gambar 4. 1 Scatterplot hasil uji heterokedastisitas ............................................ 50
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Studi Pendahuluan ....................................... 63
Lampiran 2 Panduan Wawancara Mahasiswa FIP UNNES ............................... 64
Lampiran 3 Lembar Validasi Expert Judgment (Dosen Ahli) ............................ 70
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ........................................................ 71
Lampiran 5 Instrumen Skala Penelitian ............................................................. 74
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ................ 81
Lampiran 7 Tabulasi Data Penelitian................................................................. 85
Lampiran 8 Hasil Analisis Deskriptif Kuantitatif ............................................ 100
Lampiran 9 Hasil Asumsi Klasik .................................................................... 101
Lampiran 10 Hasil Uji Regresi Berganda ........................................................ 103
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian ................................................................... 104
Lampiran 12 Link Google Form Penelitian ..................................................... 105
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
perilaku seksual pranikah pada remaja tidak memiliki hubungan yang signifikan
yang mempengaruhi remaja.
Studi pendahuluan yang dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada 20
mahasiswa FIP UNNES menunjukkan bahwa 60% responden melakukan kegiatan
seksual berupa berpegangan tangan hingga 30% nya berciuman, meskipun
keseluruhan responden menyadari bahwa kegiatan seksual pranikah tidak sesuai
dengan norma agama dan sosial yang mereka yakini. Memperkuat hasil angket,
peneliti melakukan wawancara kepada 5 mahasiswa FIP UNNES dan mendapati
hasil bahwa beberapa responden mengaku pernah melakukan kegiatan seksual
pranikah seperti berpegangan tangan, berpelukan, melakukan ciuman basah dan
ciuman kering, tetapi jika sudah sampai ditahap meraba pada bagian sensitif dan
melakukan senggama itu sudah tidak dapat ditoleransi menurut norma agama dan
sosial yang diyakini oleh beberapa responden.
Sehingga berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang
hubungan kontrol diri dan pola asuh keluarga dengan perilaku seksual pra nikah
pada mahasiswa Universitas Negeri Semarang, agar dapat dijadikan sebagai dasar
dari pemberian layanan Bimbingan dan Konseling kaitannya dengan tahap
perkembangan pada mahasiswa. Sehingga hal tersebut sesuai dengan prinsip
Bimbingan dan konseling untuk membantu mahasiswa berkembang secara positif
dan optimal, serta membantu menyelesaikan permasalahan dalam bidang belajar,
karier, pribadi, dan sosial.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat disusun
rumusan permasalahan pada penelitian ini yaitu:
1.2.1 Seberapa tinggi tingkat perilaku seksual pranikah pada mahasiswa FIP
UNNES?
1.2.2 Seberapa tinggi tingkat kontrol diri yang dimiliki mahasiswa FIP UNNES?
1.2.3 Seberapa tinggi tingkat pola asuh orangtua pada mahasiswa FIP UNNES?
1.2.4 Apakah terdapat hubungan antara kontrol diri dengan perilaku seksual
pranikah pada mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang?
5
1.2.5 Adakah hubungan antara pola asuh orangtua dengan perilaku seksual
pranikah pada mahasiswa FIP Universitas Negeri Semarang?
1.2.6 Adakah hubungan antara kontrol diri dan pola asuh orangtua dengan perilaku
seksual pranikah pada mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES?
8
9
bahwa pola asuh merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkah laku remja.
Pola asuh yang buruk dapat membentuk kenakalan remaja, dimana pemberian
pengasuhan yang semakin buruk maka dapat menyebabkan kenakalan remaja yang
semakin meningkat pula. Kontrol diri memiliki peran sebagai faktor menurunnya
dampak kenakalan remaja akibat pemberian pola asuh yang tidak baik.
Menurut penelitian oleh Sya’diyah dan Duryati (2019) yang terkait
hubungan kontrol diri dan perilaku seksual remaja menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara kontrol diri dan perilaku seksual pada remaja di kota
Pariaman. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin baik tingkat kontrol diri
yang dimiliki oleh remaja maka akan semakin rendah perilaku seksual remaja.
Menurut penelitian oleh Kartika dan Budisetyani (2018) yang membahas
mengenai hubungan pola asuh dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di
Denpasar dan Badung menunjukkan bahwa pola asuh orang tua merupakan salah
satu faktor yang dapat menyebabkan perilaku seksual pranikah pada remaja.
Perilaku dan apa yang orang tua ajarkan kepada anak mengenai pendidikan
seksualitas dapat secara langsung menjadi pengaruh terhadap perilaku seksual
pranikah pada anak.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2019) mengenai
hubungan pola asuh otoratif dan kontrol diri dan sikap remaja terhadap perilaku
seks bebas dikemukakan bahwa pola asuh yang diberikan oleh orangtua kepada
anak sangat menentukan pembentukan karakter anak. Remaja yang memiliki
karakter yang baik dapat mengontrol dirinya untuk dapat menilai perbuatan yang
baik atau tidak dalam perbuatannya dan dapat menghindarkan diri pada perbuatan
seksual pranikah.
Berdasarkan penelitian Aspy, dkk (2007) mengenai komunikasi orang tua
dan perilaku seksual remaja di kota Midwestern dan Oklahoma AS menunjukkan
bahwa remaja yang memiliki komunikasi yang baik dengan orang tua mereka
terkait apa yang benar dan salah dalam perilaku seksual akan cenderung menunda
kegiatan seksual pranikah. Orang tua yang memberikan pengasuhan dengan
pemberian aturan yang jelas dan signifikan kepada anak maka sang anak akan
cenderung tidak melakukan kegiatan seksual pranikah.
10
masa yang mengandung pornografi baik media cetak maupun media digital, dan
pengaruh teman sebaya.
dimiliki seseorang untuk dapat mengarahkan perilaku kearah hasil yang diinginkan,
atau bisa disebut dengan personal kontrol. Sehingga kotrol diri didefinisikan
sebagai kemampuan untuk mengontrol tingkah lakunya sendiri, atau kekuatan
untuk dapat mengurangi atau menghilangkan tingkah laku yang intuitif sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi individu.
Goldfried dan Merbaum (dalam Ghufron dan Risnawita, 2012) mengatakan
bahwa self control adalah sebuah konsep dimana terdapat atau tidaknya
kemampuan seseorang untuk dapat mengatur perbuatannya dengan cara dan teknik
yang digunakan yang dilandaskan pada konsekuensi perbuatannya nanti. Ghufron
dan Risnawita (2012) menyimpulkan bahwa kontrol diri adalah kolaborasi diantara
kontrol perilaku, kontrol kognitif, dan kontrol keputusan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa kontrol diri adalah respon individu secara terhadap suatu stimulus dengan
mengolah infomasi yang tidak diinginkan yang mana akan membuahkan hasil
berupa suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini.
Karniyanti dan Lestari (2018) mendefinisikan kontrol diri sebagai suatu
kemampuan individu dalam merangkai, mengolah, mengatur, dan mengontrol
tingkah laku individu menuju tindakan yang positif yang didalamnya terdapat
kontrol diri, kontrol kognitif, dan kontrol keputusan. Baumesiter & Tice (dalam
Zulfikar, 2018) berpendapat bahwa kontrol diri merupakan suatu kapasitas individu
untuk dapat mengelola respon yang diperoleh dan mengarahkan perilaku mereka
kepada tindakan yang diyakini (nilai, ideologi, moral).
Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan bahwa kontrol diri merupakan
kemampuan seseorang untuk dapat mengatur dan mengolah tingkah lakunya sendiri
menuju kearah yang positif dan menghilangkan perilaku negatif berdasarkan norma
dan nilai yang dianut atau diyakini seperti nilai, ideologi, dan moral.
mengelola waktu dan mengatur tingkah laku utama yang mengarah pada
konsekuensi positif.
Menurut Messina (dalam Purnami, 2014) mengatakan bahwa terdapat
beberapa manfaat kontrol diri, diantaranya yaitu:
1. Memberi batasan perhatian pada orang lain.
2. Mampu memberikan batas ambisi individu untuk mengontrol orang lain
dan lingkungan.
3. Mencegah individu berperilaku negatif.
4. Dapat membantu individu memenuhi kebutuhannya secara harmonis.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kontrol diri
memiliki manfaat positif bagi individu untuk mengendalikan tingkah lakunya
dalam segala hal, dapat mengalihkan dan mengelola perilaku utama yang mengarah
pada konsekuensi positif, dapat membatasi perilaku negatif. Dalam penelitian ini
diharapkan kontrol diri remaja dapat bermanfaat bagi individu dalam menghindari
perilaku menyimpang seperti perilaku seksual pranikah.
Menurut Subqi (2019) pola asuh orangtua adalah suatu bentuk dari
pengasuhan orangtua yang berikatan dengan pembentukan kepribadian,
ketrampilan, dan kecerdasan yang diberikan oleh orangtua kepada anak baik berupa
suatu hadiah (reward) atau hukuman (punishment). Orangtua sendiri memiliki
peran yang sangat penting bagi anak dalam keluarga untuk dapat mendidik,
menjaga, dan mengsasuh anak menuju perkembangan yang optimal saat dewasa
nanti.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pola asuh orang tua adalah sebuah pola pengasuhan yang diberikan kepada
anak oleh orangtua dimana orangtua memiliki kewajiban untuk melindungi,
mendidik anak, menyayangi anak dengan sepenuh hati, mendukung anak dalam
proses menuju dewasa, dan menanamkan kepada anak mengenai norma dan nilai
yang berlaku di masyarakat. Apabila pengasuhan yang diberikan oleh orangtua
kepada anak baik, maka hal tersebut akan menjadikan anak sebagai indivu yang
baik pula.
2.4.2 Jenis-jenis pola asuh Orangtua
Baumrind (dalam Miller & Neumeister, 2017) mengklasifikasikan pola asuh
orangtua kedalam tiga jenis, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola asuh otoriter, merupakan pola asuh yang diberikan orangtua dengan
adanya tuntutan yang tinggi kepada anak dengan mengharuskan anak untuk
memiliki kepatuhan dan rasa hormat yang tinggi, apabila anak tidak sesuai
maka orangtu akan cenderung menghukum.
2. Pola asuh otoratif, ialah pola asuh orangtua yang diberikan kepada anak
dengan memantau perilaku dan menerapkan bentuk disipin dengan tidak
memberikan punishment atau hukuman disaat anak tidak memenuhi standar
perilaku yang ditetapkan dan tetap menghargai sudut pandang anak.
3. Pola asuh permisif, merupakan orangtua yang memiliki kontrol lemah pada
aturan-aturan yang mereka berikan untuk anak. Orangtua tidak memberikan
tuntutan-tuntutan yang tinggi terhadap anak mereka dan cenderung
menuruti apa saja keinginan anak.
21
2.5.2 Hubungan antara Pola Asuh Orangtua dan Perilaku Seksual Pranikah
Remaja atau mahasiswa yang mendapatkan pola asuh dari orangtua yang
baik dalam mendidik, menyayangi, dan mendisiplinkan anak, maka mereka akan
cenderung memiliki kepribadian dan perilaku yang baik. Sebaliknya, jika remaja
yang mendapatkan pola asuh yang kurang baik maka mereka akan menyalurkan
energi psikologisnya guna memperoleh perhatian dan pengakuan dari orang lain
dan cenderung berbuat menyimpang. Sehingga apabila pola asuh orangtua
diberikan dengan baik maka remaja akan terhindar dari perbuatan negatif seperti
perilaku seksual pranikah, begitu pula sebaliknya.
25
2.5.3 Hubungan antara Kontrol Diri dan Pola Asuh Orangtua dengan
Perilaku Seksual Pranikah
Karniyanti dan Lestari (2018) berpendapat bahwa semakin tinggi kontrol
diri suatu individu maka semakin tinggi pula kemampuan individu dalam
merangkai, mengolah, mengatur, dan mengontrol tingkah laku individu menuju
tindakan yang positif yang didalamnya terdapat kontrol diri, kontrol kognitif, dan
kontrol keputusan. Sedangkan pola asuh orangtua yang baik juga dapat
menciptakan individu yang memiliki sikap yang positif. Sehingga mahasiswa dapat
menghindari perilaku seksual pranikah apabila mereka memiliki kontrol diri yang
tinggi dan mendapatkan pola asuh yang baik dan sesuai dari orangtua. Dengan
demikian dapar diartikan pula bahwa terdapat hubungan antara kontrol diri dan pola
asuh orangtua dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa atau remaja.
Dari uraian diatas maka dapat digambarkan menjadi sebuah model dalam
penelitian yang digunakan sebagai dasar pemikiran untuk mengemukakan
hipotesis, adapun model yang dimaksud sebagai berikut:
Gambar 2. 1
Kerangka Berfikir Hubungan antara Kontrol Diri dan Pola Asuh Orangtua dengan
Perilaku Seksual Pranikah
26
2.6 Hipotesis
32
33
(2) Variabel terikat (Dependent) dalam penelitian ini ialah Perilaku Seksual
Pranikah “Y”
Sehingga penelitian ini akan mencoba untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan antara variabel X1 dengan Y, variabel X2 dengan Y dan hubungan antara
variabel X1 dan X2 secara bersama-sama.
Kontrol Diri
a
(X1)
c
Seksual Pranikah
(Y)
Pola Asuh Orangtua
b
(X2)
Gambar 3. 1
Hubungan Antara Kontrol Diri dan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku Seksual
Pranikah
Hubungan antar variabel pada penelitian ini sesuai dengan gambar 3.1 dimana
adanya hubungan pada garis a, b, dan c. Pada garis a menunjukkan adanya
hubungan antara Kontrol Diri (X1) dengan Seksual Pranikah (Y), garis b
menunjukkan adanya hubungan antara Pola Asuh Orangtua (X 2) dengan Seksual
Pranikah (Y), dan pada garis c menunjukkan adanya hubungan antara Kontrol Diri
(X1) dan Pola Asuh Orangtua (X2) dengan Seksual Pranikah (Y).
penelitian ini dikembangkan dari aspek kontrol diri yang diantaranya adalah
behavior control, cognitive control, dan decision control.
3.2.3.2 Pola Asuh Orangtua (X2)
Pola asuh orangtua adalah interaksi atau bagaimana sikap dan perilaku
orangtua terhadap anaknya, yang didalamnya terdapat cara orangtua untuk
mendidik anaknya sebagai indivdu yang dewasa secara sosial. Instrumen yang akan
dipergunakan untuk mengukur pola asuh otangtua didasarkan pada tiga bentuk pola
asuh orangtua yakni otoriter, otoratif, dan permisif.
3.2.3.3 Perilaku Seksual Pranikah
Perilaku seksual pranikah adalah tindakan yang dilakukan karena adanya
hasrat seksual dalam diri mulai dari perasaan tertarik, berpacaran, berciuman,
hingga bersenggama yang dilakukan dengan lawan jenis maupun sesama jenis saat
mereka masih belum memiliki ikatan pernikahan. Instrumen yang akan
dipergunakan untuk mengukur perilaku seksual pranikah didasarkan pada kategori
perilaku seksual pranikah yang diantaranya yaitu bersentuhan, berciuman, meraba
bagian sensitif, dan bersenggama.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Sugiyono (2017) mengartikan bahwa populasi adalah suatu daerah
penyamarataan yang terdapat objek atau subjek didalamnya dan memiliki kualitas
dan karakteristik spesifik yang diputuskan oleh peneliti untuk dapat ditelaah dan
diambil kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
aktif S1 Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES angkatan 2018-2021 yang sedang dalam
proses perkuliahan dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Rician Jumlah Populasi
Jurusan Angkatan Jumlah
2018 2019 2020 2021
TP 82 84 88 95 349
BK 96 90 90 106 382
PLS 76 86 69 78 309
Psikologi 128 133 160 205 626
PGSD 443 401 472 567 1.883
PG Paud 95 110 99 119 423
Total 3.927
Sumber: data.unnes.ac.id
35
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah serta karakteristik yang ada pada
populasi (Sugiyono, 2017). Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah proportionate stratified random sampling dimana teknik ini dipilih
karena Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES terdiri dari enam jurusan yang mana
jumlah pada setiap jurusannya berbeda, sehingga sampel penelitian dapat diambil
secara acak dengan distribusi sampel menggunakan rumus rumus Isaac dan
Michael dengan tingkat kekeliruan sebesar 5% dari jumlah populasi sebanyak 3.927
mahasiswa.
2 . N. P. Q
s=
d2 (N − 1) + 2 . P. Q
Keterangan:
2 dengan dk = 1, taraf kesalahan 5% d = 0,5
P = Q = 0,5 s = jumlah sampel
Berdasarkan rumus diatas sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini
adalah sebanyak 349,9 yang kemudian dibulatkan menjadi 350 responden dari
seluruh mahasiswa aktif Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES. Dalam penentuan
jumlah sampel setiap jurusan menggunakan rumus proportionate dengan rincian
sebagai berikut:
𝑁𝑖
𝑛𝑖 = ×𝑛
𝑁
Keterangan:
ni = Jumlah strata
n = Jumlah sampel (350 mahasiswa)
Ni = Jumlah anggota strata
N = Jumlah keseluruhan populasi (3.927 mahasiswa)
Maka didapatkan jumlah sampel pada setiap jurusan sebagai berikut:
36
Tabel 3. 2
Rician Jumlah Sampel
Jurusan Anggota Populasi Anggota Sampel
TP 349 31
BK 382 34
PLS 309 27
Psikologi 626 55
PGSD 1.883 166
PGPAUD 423 37
Total 3927 350
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel pada
tiap jurusan diantaramya jurusan Teknologi Pendidikan 31 mahasiswa, Bimbingan
dan Konseling 34 mahasiswa, Pendidikan Luar Sekolah 27, Psikologi 55, PGSD
166, dan PGPaud 37. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 350 mahasiswa
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Tabel 3. 3
Penilaian (Scoring) Jawaban Responden
Pernyataan/Pertanyaan Positif Pernyataan/Pertanyaan Negatif
Kategori Skor Kategori Skor
Sangat Sesuai (SS) 5 Sangat Sesuai (SS) 1
Sesuai (S) 4 Sesuai (S) 2
Kurang Sesuai (KS) 3 Kurang Sesuai (KS) 3
Tidak Sesuai (TS) 2 Tidak Sesuai (TS) 4
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 Sangat Tidak Sesuai (STS) 5
menjabarkan sejauh mana alat ukur memperlihatkan hasil yang sama dengan teori
yang ada. Uji validitas konstrak pada penelitian ini adalah dengan meminta
pendapat teori kepada dosen ahli kemudian peneliti dapat melaksanakan uji coba
instrumen di lapangan.
Setelah data dari uji coba instrumen didapatkan oleh peneliti, maka uji
validitas pada tiap butir instrumen dilakukan menggunakan rumus product moment
menggunakan bantuan Statistical Product and Services Solution (SPSS) versi 25.
Dalam penelitian ini akan digunakan taraf signifikan 5%. Ghozali (dalam
Karniyanti & Lestari, 2018) menjelasakan bila rhitung > rtabel dan nilai yang dihasilkan
positif maka item pertanyaan dapat dikatakan valid. Sebaliknya, jika rhitung < rtabel
maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid.
hasil uji validitas tersebut maka dapat diambil 25 item skala pertanyaan skala
perilaku seksual pranikah yang dapat digunakan pada penelitian ini.
Tabel 3. 8
Pengkategorian Tingkat Statistik Deskriptif Variabel Kontrol Diri
Nilai Interval Kategori
101 – 125 Sangat Tinggi
76 - 100 Tinggi
51 – 75 Rendah
25 - 50 Sangat Rendah
44
Tabel 3. 9
Pengkategorian Tingkat Statistik Deskriptif Variabel Pola Asuh Orangtua
Nilai Interval Kategori
101 – 125 Sangat Tinggi
76 - 100 Tinggi
51 – 75 Rendah
25 - 50 Sangat Rendah
of Deviation from Linearity > 0.05 maka dapat diartikan data tersebut memiliki
hubungan linear, jika sebaliknya maka data tidak memiliki hubungan linear
(Herlina, 2019). Hal tersebut memiliki tujuan guna melihat ada tidaknya hubungan
yang linear antar variabel.
3.6.2.1.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas ini dilakukan guna melihat apakah terjadi
ketidaksamaan varian dari residual untuk mengamati model regresi. Uji
heterokedastisitas dilakukan dengan membaca grafik scatterplot dan dikatakan
terpenuhi apabila data terbebas dari heterojedastisitas. Uji ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan SPSS v.16.
3.6.2.1.4 Uji Multikolinearitas
Uji multikolineariitas dilakukan untuk melihat apakah kondisi antara dua
variabel independen atau lebih pada model regresi ini memiliki hubungan yang
linear mendekati sempurna atau sempurna. Model regresi yang menunjukkan
bahwa tidak ada multikolinearitas maka dapat dikatakan baik. Hal tersebut dapat
dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor/ VIF, apabila VIF <5 dan
tolerance>0.10 maka dapat diartikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas yang
serius dalam penelitian (Ghozali, 2005).
Tabel 3.10
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat Rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat Kuat
45
46
Dari tabel 4.2 dapat dipahami bahwa hasil analisis deskriptif kuantitatif
pada setiap jurusan yang ada di FIP UNNES menunjukkan bahwa tingkat perilaku
seksual pranikah mahasiswa berada pada kategori rendah dan sangat rendah dari
350 mahasiswa. Jurusan yang menunjukkan tingkat perilaku seksual pranikah
dengan kategori rendah diantaranya adalah jurusan KTP (M = 57.74), Bimbingan
dan Konseling (M = 59.79), dan Psikologi (M = 55.16). Sedangkan jurusan yang
menunjukkan menunjukkan tingkat perilaku seksual pranikah dengan kategori
sangat rendah diantaranya adalah jurusan Pendidikan Luar Sekolah (M = 41.96),
PGSD (M = 47.45), dan PGPaud (M = 47.57).
4.1.2 Hasil Deskripsi Tingkat Kontrol Diri pada Mahasiswa FIP UNNES
Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan untuk mengetahui tingkat kontrol
diri pada mahasiswa FIP UNNES. Perhitungan dengan menggunakan bantuan
SPSS v.16 menghasilkan M (mean) dan SD (standar deviasi) tingkat kontrol diri
dari 350 mahasiswa berada pada kategori sangat tinggi (M = 106.40), untuk hasil
lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 4.3.
47
Tabel 4.3
Tingkat Kontrol Diri Mahasiswa FIP UNNES
Indikator M SD Kategori
Behaviour Control 41.09 4.97 Sangat Tinggi
Cognitive Control 38.96 5.02 Sangat Tinggi
Decision Control 26.35 3.06 Sangat Tinggi
Kontrol Diri 106.40 7.90 Sangat Tinggi
Variabel kontrol diri didapati rata-rata pada kategori sangat tinggi dengan
nilai mean 106.40, dengan aspek yang mempunyai rata-rata tertinggi terdapat pada
aspek behavior control (M= 41.09) yang berada pada kategori sangat rendah.
Sementara aspek yang berada pada rata-rata terendah adalah aspek decision control
(M= 26.35) yang juga berada dalam kategori sangat rendah. Aspek behavior
control meliputi kemampuan mengarahkan perilaku ke arah yang positif, mampu
menghindari perilaku yang tidak diinginkan, dan kemampuan mengarahkan diri
dari pengaruh orang yang ada disekitar.
Tingkat kontrol diri pada masing-masing jurusan yang ada di FIP UNNES
dapat dilihat dengan melaksanakan analisis deskriptif pada setiap jurusan. Tingkat
kontrol diri pada mahasiswa FIP UNNES akan ditampilkan pada tabel 4.4.
Jurusan N M SD Kategori
KTP 31 102.47 8.92 Sangat Tinggi
Bimbingan dan Konseling 54 101.87 15.88 Sangat Tinggi
Pendidikan Luar Sekolah 37 111.81 6.20 Sangat Tinggi
Psikologi 48 109.43 8.27 Sangat Tinggi
PGSD 46 107.51 11.04 Sangat Tinggi
PGPaud 38 103.33 12.67 Sangat Tinggi
Dari tabel 4.4 dapat dipahami bahwa hasil analisis deskriptif kuantitatif
pada setiap jurusan yang ada di FIP UNNES menunjukkan bahwa tingkat kontrol
diri berada pada kategori sangat tinggi dari 350 mahasiswa. Seluruh jurusan yang
menunjukkan tingkat kontrol diri pada kategori sangat tinggi diantaranya KTP (M
= 102.47), Bimbingan dan Konseling (M = 101.87), Pendidikan Luar Sekolah (M
= 111.81), Psikologi (M = 109.43), PGSD (M = 107.51), dan PGPaud (M 103.33).
4.1.3 Hasil Deskripsi Tingkat Pola Asuh Orangtua pada Mahasiswa FIP
UNNES
Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan untuk mengetahui tingkat pola asuh
orangtua pada mahasiswa FIP UNNES. Perhitungan dengan menggunakan bantuan
48
SPSS v.16 menghasilkan M (mean) dan SD (standar deviasi) tingkat kontrol diri
dari 350 mahasiswa berada pada kategori tinggi (M = 89.28)
Tabel 4.5
Tingkat Pola Asuh Orangtua Mahasiswa FIP UNNES
Indikator M SD Kategori
Otoriter 33.76 4.89 Sangat Tinggi
Otoratif 38.85 5.95 Tinggi
Permisif 16.68 2.89 Rendah
Kontrol Diri 89.28 7.90 Tinggi
Pola asuh orangtua pada tabel diartian berada pada kategori sangat rendah
dengan mean 89.28 . Apabila diinterpretasi lebih lanjut, indikator yang masuk pada
kategori sangat tinngi adalah otoriter (M=33.76). Sedangkan indikator lain yang
berada pada kategori terendah yaitu permisif (M=16.68). Indikator otoriter dalam
variabel pola asuh orangtua mencakup orangtua menetapkan standar tinggi
terhadap nilai anak, memberikan aturan yang tegas, dan memberikan hukuman fisik
atau verbal terhadap kesalahan anak.
Hasil analisis deskriptif tingkat pola asuh orangtua pada masing-masing
jurusan di Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Tingkat Pola asuh Orangtua Mahasiswa FIP UNNES per Jurusan
Jurusan N M SD Kategori
KTP 31 85.97 9.08 Tinggi
Bimbingan dan Konseling 54 88.35 8.75 Tinggi
Pendidikan Luar Sekolah 37 90.59 8.35 Tinggi
Psikologi 48 88.47 8.64 Tinggi
PGSD 46 90.04 7.19 Tinggi
PGPaud 38 89.76 7.15 Tinggi
heterokedastisitas; dan d) uji multikolinearitas. Data yang diperoleh dan telah diuji
menggunakan beberapa uji tersebut didapatkan hasil yang telah dianalisis sebagai
berikut:
4.1.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk dapat melihat apakah data penelitian pada
setiap variabel dikatakan normal. Pengujian data menggunakan Kolmogorov
Smirnov dengan sampel (N=350). Hasil normalitas data ditampilkan pada tabel 4.2.
Tabel 4. 7
Hasil Uji Normalitas
Variabel Sig Keterangan
Perilaku Seksual Pranikah
Kontrol Diri 0.060 Normal
Pola Asuh Orangtua
Berdasarkan pada tabel 4.7 maka didapati bahwa data yang telah diperoleh
berdistribusi normal dengan nilai signifikansi 0.060 dimana nilai tersebut lebih
besar daripada 0.05 (0.06 > 0.05).
Berdasarkan pada hasil uji linieritas tabel 4.8 dapat diartikan bahwa variabel
kontrol diri dapat dikatakan linier dengan variabel perilaku seksual pranikah dengan
nilai deviation from linearity sebesar 0.580 atau lebih besar daripada 0.05. Begitu
pula dengan variabel pola asuh orangtua dengan perilaku seksual pranikah yang
memiliki nilai deviation from linearity sebesar 0.078 yang lebih besar dari 0.05.
50
Gambar 4. 1
Scatterplot hasil uji heterokedastisitas
Berdasarkan pada tabel 4.9 diatas maka dapat dijabarkan analisis regresi
berganda pada variabel kontrol diri, pola asuh orangtua, dan perilaku seksual
pranikah sebagai berikut:
4.1.3.1 Hasil Analisis Regresi Kontrol Diri dengan Perilaku Seksual Pranikah
Pada Mahasiswa FIP UNNES
Analisis regresi yang dilakukan pada variabel kontrol diri dengan perilaku
seksual pranikah memiliki tujuan untuk membuktikan hipotesis 1 yaitu “Terdapat
hubungan negatif dan signifikan antara kontrol diri dengan perilaku seksual
pranikah pada mahasiswa FIP UNNES”. Pada hasil pengujian yang telah dilakukan
menunjukkan hasil (t=-19.789, β =-0.749, p=0.000) yang dapat diatrikan bahwa
antara variabel kontrol diri berpengaruh terhadap perilaku seksual pranikah dan
memiliki hubungan yang negated karane koefisien regresi (β) bernilai negatif (β =-
0.749). Hal tersebut memberikan pembuktian bahwa hipotesis 1 diterima
4.1.3.2 Hasil Analisis Regresi Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku Seksual
Pranikah Pada Mahasiswa FIP UNNES
Berdasarkan pada hasil uji regresi berganda pada tabel 4.9, untuk
membuktikan hipotesis 2 dengan bunyi “Terdapat hubungan negatif pola asuh
52
4.1.3.3 Hasil Analisis Regresi Kontrol Diri dan Pola Asuh Orangtua dengan
Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa FIP UNNES
Hasil dari uji regresi kontrol diri dan pola asuh orangtua terhadap perilaku
seksual pranikah dapat dilihat dari tabel 4.9. Ababila dijabarkan lebih rinci pada
tabel menunjukkan nilai (R) sebesar 0.768 yang dapat dikatakan bahwa variabel
kontrol diri dan pola asuh orangtua memilihi hubungan yang kuat terhadap perilaku
seksual pranikah. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.59 dan dapat dipahami
bahwa kontrol diri dan pola asuh orangtua berkontribusi sebesar 59% terhadap
perilaku seksual pranikah, sedangkan 41% sisanya diprediksi oleh variabel lain
yang tidak diteliti.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan pada hasil analisis data yang telah dipaparkan diatas, maka
peneliti bermaksud untuk dapat mengetahui hubungan antara kontrol diri dan pola
asuhorangtua terhadap perilaku seksual pranikah pada mahasiswa Fakultas Ilmu
Pendidikan UNNES. Hasil yang telah didapatkan pada proses analisis data akan
dibahas lebih rinci mengenai hasil penelitian pada pembahasan dibawah ini.
4.2.1 Gambaran Kontrol Diri, Pola Asuh Orangtua dan Perilaku Seksual
Pranikah
Pada analisis statistik deskriptif dadapati bahwa tingkat kontrol diri
mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES berada pada kategori sangat tinggi.
Aspek kontrol diri yang berada dalam skor tertinggi adalah aspek behavior control.
Averill (dalam, Ghufron dan Risnawita 2012) mengatakan bahwa behavior control
adalah kesiapan respon yang muncul atau diberikan atas suatu stimulus atau
keadaan yang tidak memuaskan dengan cara mampu memutuskan siapa yang
mengendalikan stimulus dan mampu membuat keputusan untuk menghadapi
stimulus. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikatakan bahwa mahasiswa FIP
53
UNNES memiliki tingkat kontrol diri yang sangat rendah yaitu tidak mampu untuk
mengarahkan diri pada perilaku positif dan tidak mampu menghindari perilaku
yang tidak diinginkan.
Kemudian, sesuai dengan hasil analisis diskriptif yang telah dipaparkan,
dapat dilihat bahwa tingkat pola asuh orangtua pada mahasiswa Fakultas Ilmu
Pendidikan UNNES berada pada kategori yang tinggi, dimana pola asuh orangtua
yang berada pada kategori sangat tinggi dalah pola asuh otoriter. Baumrind (dalam
Miller & Neumeister, 2017) menjelaskan bahwa pola asuh otoratif adalah pola asuh
orangtua yang diberikan kepada anak dengan adanya tuntutan yang tinggi kepada
anak, mengharuskan anak untuk memiliki kepatuhan dan rasa hormat yang tinggi,
dan apabila anak tidak sesuai maka orangtu akan cenderung menghukum.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa mahasiswa FIP UNNES
memiliki pola asuh orangtua yang menetapkan standar yang tinggi terhadap nilai
anak, dan memberikan aturan yang tegas.
Adapun perilaku seksual pranikah jika dijelaskan berdasarkan pada hasil uji
statistik deskriptif menunjukkan bahwa tingkat perilaku seksual pranikah pada
mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES berada pada kategori sangat rendah.
Bentuk perilaku seksual yang berada pada skor tertinggi adalah bersentuhan.
Sarwono (2019) menjelaskan bahwa perilaku seksual pranikah dalam bentuk
bersentuhan merupakan kegiatan saling membelai tangan dan menggandeng tangan
seseorang ataupun kegiatan memeluk seseorang. Sehingga dapat diartikan bahwa
mahasiswa FIP UNNES melakukan kegiatan seksual pranikah hanya sampai pada
bentuk bersentuhan seperti berpegangan tangan dan berpelukan.
4.2.2 Hubungan Kontrol Diri dengan Perilaku Seksual Pranikah pada
Mahasiswa FIP UNNES
Berdasarkan pada analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, maka
didapatkan kesimpulan bahwa kontrol diri memiliki pengaruh terdapat perilaku
seksual pranikah pada mahasiswa FIP UNNES. Terdapat suatu hubungan yang
negative dan signifikan antara kontrol diri dan perilaku seksual pranikah, hal
tersebut dapat dikatakan bahwa semain baik atau semakin tinggi kontrol diri yang
dimiliki individu, maka semakin rendah individu untuk melakukan perilaku seksual
54
pranikah. Tetapi apabila kontrol diri yang dimiliki rendah, maka perilaku seksual
pranikah pada individu akan semakin tinggi.
Chaplin (2014) berpendapat bahwa kontrol diri adalah suatu kemampuan
pada diri individu untuk mengelola tingkah laku agar tingkah laku yang merugikan
diri sendiri dapat dikurangi. Jika seorang kontrol diri tidak dimiliki individu dengan
baik mereka akan bersikap pasif, tidak disiplin, emosional, menarik diri dan kasar.
Namun apabila seorang individu mempunyai kontrol diri yang baik maka ia dapat
mengarahkan dirinya pada kegiatan positif seperti mengalihkan dorongan seksual
yang ada pada dirinya kepada kegiatan-kegiatan maupun aktivitas yang positif pula,
begitu juga sebaliknya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sya’diyah dan Duryati (2019) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang
negatif antara kontrol diri dengan perilaku seksual pada remaja.
Love (2006) dalam penelitiannya juga mengatakan bahwa kontrol diri
memberikan kontribusi yang signifikan negatif secara statistik terhadap perilaku
seksual terlarang. Kontrol diri yang rendah merupakan prediktor terhadap perilaku
seksual terlarang, sehingga individu yang didalam dirinya terdapat kontrol diri yang
baik maka remaja tersebut akan mampu untuk mengontrol perilaku seksual
pranikahnya, sebaliknya jika individu tersebut memiliki kontrol diri yang rendah
maka perilaku seksual pranikahnya akan tinggi. Dari penjabaran diatas maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa kontrol diri memiliki hubungan yang negatif dan
signifikan terhadap perilaku seksual pranikah.
4.2.3 Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku Seksual Pranikah
pada Mahasiswa FIP UNNES
Hasil analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa
pola asuh orangtua tidak berpengaruh terhadap variabel perilaku seksual pranikah
pada mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Adawiyyah (2016) yang menyimpulkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orangtua dan perilaku seksual
pranikah dan dapat dikatakan bahwa pola asuh orangtua tidak mempengaruhi
perilaku seksual pranikah. Perilaku seksual pranikah dapat dikatakan sebagai
variabel yang kompleks, sehingga masih terdapat banyak variabel yang
memungkinkan untuk memiliki hubungan dengan variabel perilaku seksual
55
pranikah seperti teman sebaya, media pornografi (video, internet, dll), konsep diri,
dan yang lainnya (Sarwono, 2019). Nurjanah dan kawan-kawan (2021) juga
mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel pola asuh otangtua dan
perilaku seksual pranikah, sehingga perlu dilakukan kajian dan penelitian yang
lebih lanjut guna melihat faktor lain yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah
pada remaja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pola asuh orangtua tidak memiliki
pengaruh terhadap perilaku seksual pranikah.
Lestari, dkk (2014) menyebutkan bahwa perilaku seksual pranikah tidak
memiliki hubungan dengan peran orangtua, tetapi perilaku seksual pranikah pada
mahasiswa memiliki hubungan dengan status tempat tinggal, peran teman sebaya,
dan paparan pornografi. Mahasiswa yang sudah tidak tinggal dengan orangtuanya
dengan status tempat tinggalnya adalah kost lebih besar indikasi untuk melakukan
perilaku seksual pranikah, sebesar 52.5% tempat yang paling sering digunakan
untuk melakukan perilaku seksual pranikah adalah rumah kost.
4.2.4 Hubungan Kontrol Diri dan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku
Seksual Pranikah pada Mahasiswa FIP UNNES
Pada penelitian Wulandari dan Muis (2014) menunjukkan sejumlah 260
yang merupakan 84% dari jumlah keseluruhan responden yang merupakan
mahasiswa mengaku pernah melakukan perilaku seksual pranikah dalam bentuk
berpegangan tangan, bahkan 75 (24%) mahasiswa pernah melakukan hubungan
seksual pranikah. Perilaku seksual pranikah tersebut memiliki dampak negatif bagi
remaja atau individu, terdapat dampak fisik, psikologis, dan sosial pada remaja
yang melakukan kegiatan seksual pranikah. Dampak fisik tersebut diantaranya
terjadinya cedera fisik setelah melakukan hubungan seksual, dampak psikologis
yakni munculnya perasaan takut dan cemas karena melakukan perbuatan yang tidak
sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat, sedangkan dampak sosialnya
adalah merasa dikucilkan (Wulandari dan Muis, 2014).
Perilaku seksual pranikah pada remaja dipengaruhi oleh perubahan libido
seksualitas, penundaan usia kawin, norma dimasyarakat, media canggih, orang tua,
konsep diri dan pihak lain (Sarwono, 2019). Putri (2019) mengatakan bahwa bahwa
pola asuh yang diberikan oleh orangtua kepada anak sangat menentukan
pembentukan karakter anak. Remaja yang memiliki karakter yang baik dapat
56
mengontrol dirinya untuk dapat menilai perbuatan yang baik atau tidak dalam
perbuatannya dan dapat menghindarkan diri pada perbuatan seksual pranikah. Hal
tersebut sejalan dengan Chaplin (2014) yang mengatakan bahwa kontrol diri adalah
kemampuan dari dalam diri individu untuk mampu mengontrol, mengelola, dan
mengendalikan tingkah lakunya sendiri yang mengarah pada perilaku positif dan
mengurangi perilaku yang merugikan. Hutahaean, dkk (2020) dalam penelitiannya
mengatakan bahwa kontrol diri menjadi variabel mediator untuk dapat mengurangi
kenalakan remaja yang diantaranya adalah perilaku seksual pranikah, pola asuh
yang diberikan oleh orangtua juga menjadi salah satu faktor yang mampu
mempengaruhi perilaku seksual pranikah.
Hasil analisis dari perhitungan uji hipotesis menunjujan bahwa kontrol diri
dan pola asuh orangtua memiliki hubungan yang kuat terhadap perilaku seksual
pranikah pada mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
5.1 Simpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan dan dipaparkan
sebelumnya dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Tingkat perilaku seksual pranikah pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan
UNNES berada pada kategori sangat rendah. Artinya, mahasiswa FIP
UNNES tidak menunjukkan perilaku seksual pranikah seperti bersentuhan,
berciuman, meraba bagian sensitif pasangan, hingga bersenggama.
5.1.2 Tingkat kontrol diri pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES
berada dalam kategori sangat tinggi yang ditandai dengan kemampuan
mengarahkan perilaku kearah yang positif sangat tinggi, tingginya
kemampuan menghindari perilaku yang tidak diinginkan, dan kemampuan
mengarahkan diri dari pengaruh orang disekitar juga sangat tinggi.
5.1.3 Tingkat Pola Asuh Orangtua pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan
UNNES berada pada kategori tinggi dengan skor tertinggi berada pada pola
asuh otoriter. Sehingga dapat diartikan bahwa pola asuh orangtua yang
diberikan kepada Mahasiswa FIP UNNES adalah orangtua yang menetapkan
standar tinggi terhadap nilai anak, memberikan aturan tegas, dan memberikan
hukuman fisik atau verbal terhadap kesalahan anak.
5.1.4 Terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara kontrol diri dengan
perilaku seksual pranikah pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan
UNNES, sehingga semakin baik kontrol diri mahasiswa maka semakin
rendah perilaku seksual pranikahnya.
5.1.5 Tidak terdapat hubungan yang signifikan dan bermakna antara pola asuh
orangtua terhadap perilaku seksual pranikah pada Mahasiswa Fakultas Ilmu
Pendidikan UNNES.
5.1.6 Terdapat hubungan yang signifikan antara kontrol diri dan pola asuh orangtua
terhadap perilaku seksual pranikah pada Mahasiswa Fakultas Ilmu
Pendidikan UNNES.
57
58
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian maupun pembahasan yang telah dilakukan
dan dipaparkan pada penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
5.2.1 Bagi Pusat Pengembangan Karier dan Bimbingan Konseling UNNES
UNNES membangun pusat pengembangan karir dan bimbingan konseling
sebagai wadah bagi para konselor di Universitas Negeri Semarang untuk dapat
menyusun layanan preventif berkenaan dengan peningkatan kontrol diri untuk
menghindari perilaku seksual pranikah bagi mahasiswa.
5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu dijadiakan sebagai referensi
guna dapat memperbaiki dan mengembangkan keterbatasan yang ada pada
penelitian ini, terutama pada penerapan maupun pengaplikasian layanan bimbingan
dan konseling seperti meneliti lebih lanjut dengan penelitian eksperimental terkait
efektifitas layanan terkait peningkatan kontrol diri untuk menghindari perilaku
seksual pranikah.
5.2.3 Bagi Konselor di Perguruan Tinggi
Konselor di perguruan tinggi diharapkan untuk senantiasa meningkatkan
kualitas dan profesionalisme dalam memberikan layanan Bimbingan dan Konseling
terkait kontrol diri dan perilaku seksual pranikah. Konselor juga diharapkan mampu
merancang program Bimbingan dan Konseling yang lebih menarik guna
mengoptimalkan perkembangan individu agar tidak berperilaku menyimpang
seperti perilaku seksual pranikah.
59
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyyah, Robiiiatul. (2016). Hubungan tipe pola asuh orangtua dengan perilaku
seksual pranikah pada remaja. Psikoborneo:Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(4).
DOI: http://dx.doi.org/10.30872/psikoborneo.v4i4.4248
Aini, A. N., & Mahardiyani, I. H. (2011). Hubungan antara kontrol diri dengan
prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa universitas muria
kudus. Jurnal Psikologi Pitutur, 1(2). http://eprints.umk.ac.id/271/
Arviyah, Sova. (2012). Tahap perilaku seks pranikah pada mahasiswa kost. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/20333/11/08_naskah_publikasi.pdf
Aspy, C. B., Vesely, S. K., Oman, R. F., Rodine, S., Marshall, L., & Mcleroy, K.
(2007). Parental communication and youth sexual behaviour. Journal of
Adolescence 30, 449–466. https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2006.04.007
Averill, J. R. (1973). Personal control over aversive stimuli and its relationship to
stress. Psychological Bulletin, 80(4), 286–303. doi:10.1037/h0034845
Chaplin, J.P. (2014). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers.
Cox, R. B., Shreffler, K. M., Merten, M. J., Schwerdtfeger Gallus, K. L., & Dowdy,
J. L. (2014). Parenting, Peers, and Perceived Norms. The Journal of Early
Adolescence, 35(1), 30–53. doi:10.1177/0272431614523131
Dariyo, Agoes., & Rahaditya, R. (2017). Peran pola pengasuhan orangtua terhadap
sikap nasionalisme remaja. Provitae Jurnal Psikologi Pendidikan. 9(1).
https://journal.untar.ac.id/index.php/provitae/article/viewFile/529/460
Dewi, A.K. (2014). Hubungan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah pada
mahasiswa universitas negeri semarang. Journal Developmental and Clinical
Psychology 3 (1).
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp/article/view/4443/4098
Djiwandono, S. (2008). Pendidikan Seks Keluarga. Jakarta. PT. Indeks.
Duli, Nikolaus. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Beberapa konsep dasar
untuk penulisan skripsi & analisis data dengan IBM SPSS V.25. Deepublish.
Farisa, T. D., Delina, S. M., & Hendriyani, Rulita. (2013). Faktor-faktor penyebab
perilaku seksual menyimpang pada remaja tunagrahita slb n semarang. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang. http://lib.unnes.ac.id/18437/1/1550408001.pdf
Gozhali, I. (2005). Aplikasi analisis multivariate dengan program spss. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghufron, M. N., & Risnawita, Rini. (2012). Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-
Ruzzmedia.
Heni, S. A. (2013). Hubungan sma it antara kontrol diri dan syukur dengan perilaku
konsumtif pada remaja abu bakar yogyakarta. Jurnal Psikologi.
http://portalgaruda.fti.unissula.ac.id/index.php?ref=browse&mod=viewarticl
e&article=123274
Herlina, Vivi. 2019. Panduan Praktis Mengolah Data Kuesioner Menggunakan
SPSS. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Hope, T. L., & Chapple, C. L. (2004). Maternal characteristics, parenting, and
adolescent sexual behavior: the role of self-control. Deviant Behavior, 26(1),
25–45. doi:10.1080/016396290500405
Hutahaean, E. S. H., Nugraha, A. C. W., Perdini, T. A., Bastoro, R., & Marbun, R.
(2020). Analisis pola asuh, kontrol diri, dan moralitas kepribadian sebagai
60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
63
PANDUAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA
merupakan hal wajar, karena ia juga sering menjumpai dan melihat mahasiswa
lainnya yang melakukan hal tersebut di lingkungan kampus.
Jika melakukan kegiatan seksual pranikah hanya sebatas berpegangan tangan,
perpelukan dan berciuman itu masih dapat dimaklumi untuk menunjukkan rasa
sayang kepada pasangan yang belum terikat pernikahan, tetapi jika sudah sampai
ditahap meraba pada bagian sensitif dan melakukan senggama atau hubungan seks
itu sudah tidak dapat ditoleransi menurut norma yang diyakini oleh responden.
Tetapi responden juga memiliki teman mahasiswa yang melakukan hubungan
seksual hingga meraba bagian sensitif dan bersenggama padahal mereka belum
terikat pada pernikahan.
PANDUAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA
Responden mengatakan bahwa ia belum pernah bergandengan tangan dan
berpelukan dengan pacar atau pasangan, tetapi ia sering melakukan hal tersebut
dengan lawan jenis meskipun tidak berpacaran. Responden berpendapat bahwa
berciuman dengan lawan jenis sangat tidak wajar, tidak diperbolehkan oleh agama,
dan sangat melanggar sopan santun, apalagi jika hal tersebut dilakukan di
lingkungan kampus yang seharusnya menjadi tempat belajar oleh para mahasiswa
dan tentunya memiliki aturan yang tegas terkait hal tersebut.
Tetapi di zaman seperti saat ini, di lingkungan responden tidak sedikit anak
muda yang melakukan hubungan seksual pranikah seperti bergandengan tangan,
berpelukan, dan berciuman. Meskipun hal tersebut sangat tabu dilingkungan
responden tetapi hal tersebut dilakukan di tempat yang tidak ramai warga.
PANDUAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA
Responden mengatakan bahwa ia pernah melakukan kegiatan seksual
pranikah berupa bergandengan tangan dan berpelukan dengan paangan ataupun
lawan jenis, tetapi tidak pernah sampai berciuman hingga bersenggama. Responden
mengatakan bahwa hal tersebut tidak sangat tidak etis jika dilakukan di lingkungan
kampus, melainkan di tempat-tempat nongkrong anak muda karena memang pada
umumnya setiap pasangan meskipun belum menikah melakukan gandengan tangan
dan berpelukan.
Selebihnya, kegiatan seksual berupa berciuman hingga bersenggama
dianggap sangat tidak wajar dan tidak diperbolehkan. Responden berpendepat
bahwa menunjukkan kasih sayang tidak selalu harus dilakukan dengan melakukan
tindakan seksual pranikah karena hal tersebut tidak sesuai dengan aturan agama
yang diyakininya. Hal tersebut juga sangat tabu di lingkungan sekitarnya, sehingga
kegiatan seksual pranikah yang dilakukan dalam bentuk berciuman sampai
bersenggama sangat tidak diperbolehkan.
PANDUAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA
Responden mengatakan bahwa kegiatan seksual pranikah yang
dilakukannya hanya dalam bentuk bergadengan tangan dan berpelukan dengan
pasangan atau pacar, ia tidak berani untuk melakukan bentuk kegiatan seksual yang
lebih dari bergandengan tangan dan berciuman karena takut akan norma sosial, dan
agama yang dia yakini. Responden memikirkan konsekuensi yang akan dia terima
jika ia melakukan hubungan seksual pranikah, sehingga ia tidak berani
melakukannya.
Menurut responden menunjukkan cinta dan kasih sayang dapat dilakukan dengan
hal selain perilaku seksual pranikah seperti bercengkrama, quality time, maupun
melakukan hobi bersama. Selain itu melakukan hubungan seksual pranikah di
lingkungan kampus merupakan hal yang tidak dibenarkan bagi mereka yang belum
terikat pernikahan karena hal tersebut tidak sesuai dengan norma soial maupun
norma agama yang berlaku baik dimasyarakat maupun di lingkungan kampus.
Responden berpendapat bahwa perilaku seksual pranikah di lingkungannya adalah
hal yang sangat tabu, karena dilingkungannya masih memegang erat sosial dan
budaya yang dianut masyarakat sedari dulu.
69
PANDUAN WAWANCARA
HASIL WAWANCARA
Responden menyatakan bahwa ia pernah bergadengan tangan dengan pacar,
ia memahami bahwasanya melakukan bentuk kegiatan seksual yang lebih dari
bergandengan tangan bertentangan dengan norma sosial, dan agama.
Menurut responden segala bentuk perilaku seksual pranikah selain
berpegangan tangan merupakan hal yang tidak wajar dilakukan apalagi hal tersebut
dilakukan di lingkungan kampus yang jelas tidak dibenarkan bagi mereka yang
belum terikat pernikahan karena hal tersebut tidak sesuai dengan norma soial
maupun norma agama yang berlaku baik dimasyarakat maupun di lingkungan
kampus.
70
I. Pengantar
Assalamualaikum perkenalkan saya Tya Elok Wulandari mahasiswa
jurusan Bimbingan dan Konseling UNNES yang sedang melakukan uji instrumen
penelitian, sehubungan dengan hal tersebut saya meminta bantuan teman-teman
untuk mengisi skala dibawah ini. Seluruh informasi yang ada hanya untuk
kepentingan penelitian dan data yang didapat oleh peneliti akan dijamin
kerahasiaannya sesuai dengan kode etik penelitian. Kesediaan saudara dalam
mengisi skala dibawah ini sangat berarti bagi peneliti. Terimakasih
Apabila memiliki pertanyaan mengenai kuesioner penelitian ini, saudara
dapat menghubungi saya melalui Email (tyaelok@students.unnes.ac.id). Atas
kesediaanya saya ucapkan terimakasih.
Nama :
Jurusan :
Angkatan :
No HP :
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Behaviour 350 21.00 50.00 41.0914 4.97474
Cognitive 350 11.00 45.00 38.9571 5.01641
Decision 350 8.00 30.00 26.3514 3.05807
Otoriter 350 13.00 40.00 33.7600 4.89308
Otoratif 350 12.00 50.00 38.8457 5.95486
Permisif 350 10.00 27.00 16.6771 2.88684
Bersentuhan 350 8.00 40.00 20.1829 7.41838
Beerciuman 350 9.00 41.00 17.4571 7.14621
Meraba 350 4.00 20.00 5.2114 2.62692
Senggama 350 5.00 25.00 7.5086 3.58502
Valid N
350
(listwise)
101
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y * Between (Combined) 26486.114 40 662.153 2.664 .000
X2 Groups
Linearity 13224.90
13224.902 1 53.200 .000
2
Deviation from
13261.211 39 340.031 1.368 .078
Linearity
Within Groups 76814.526 309 248.591
Total 103300.64
349
0
Variables Entered/Removed b
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 X2, X1a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Y
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .768a .590 .588 11.04328
a. Predictors: (Constant), X2, X1
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 60982.600 2 30491.300 250.023 .000a
Residual 42318.040 347 121.954
Total 103300.640 349
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 179.035 7.341 24.387 .000
X1 -1.129 .057 -.749 -19.789 .000
X2 -.096 .082 -.044 -1.162 .246
a. Dependent Variable: Y
104
https://bit.ly/PenelitianElok
(Sunawan, 2018)