Anda di halaman 1dari 118

TINGKAT KEKERASAN DALAM PACARAN DITINJAU

BERDASARKAN JENIS KELAMIN


SISWA SMA NEGERI DI SURAKARTA

SKRIPSI

OLEH:

GENOVEVA RATNA HUTAMI


K3116029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021

i
TINGKAT KEKERASAN DALAM PACARAN DITINJAU
BERDASARKAN JENIS KELAMIN
SISWA SMA NEGERI DI SURAKARTA

Oleh :

GENOVEVA RATNA HUTAMI


K3116029

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar


Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2021

ii
iii
iv
PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Genoveva Ratna Hutami


NIM : K3116029
Judul Skripsi : Tingkat Kekerasan dalam Pacaran ditinjau berdasarkan
Jenis Kelamin Siswa SMA Negeri di Surakarta

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada
hari ..................................dengan hasil ......................................... Skripsi telah
perbaiki sesuai balikan dan saran Tim Penguji.
Persetujuan hasil revisi oleh tim Penguji:
Nama Penguji Tanda Tangan
Ketua : Dr. Edy Legowo, M. Pd. _____________________
Sekretaris : Rian Rokhmad Hidayat, M. Pd. _____________________
Anggota I : Agus Tri Susilo, M.Pd _____________________
Anggota II : Citra Tectona Suryawati, M.Pd _____________________

Mengesahkan

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kepala Program Studi


Universitas Sebelas Maret, Bimbingan dan Konseling,

Dr. Mardiyana, M.Si. Dr. Edy Legowo,M.Pd


NIP 196602251993021002 NIP 19570324 198303

v
ABSTRAK

Genoveva Ratna Hutami. K3116029. TINGKAT KEKERASAN DALAM


PACARAN DITINJAU BERDASARKAN JENIS KELAMIN SISWA SMA
NEGERI DI SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Februari 2021.
Kekerasan dalam pacaran merupakan suatu bentuk tindakan kekerasan dan
pelecehan yang dilakukan secara terus menerus oleh salah satu atau kedua belah
pihak dalam suatu hubungan pacaran yang keduanya merupakan anak-anak atau
remaja dan belum menikah. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan kekuasaan
serta untuk mengendalikan pasangan yang tentunya sangat berakibat bagi para
korban. Oleh karena itu, peneliti memilih siswa SMA sebagai subjek dalam
penelitian ini.
Ada beberapa tujuan dalam penelitian ini. Pertama, untuk mendeskripsikan
tingkat kekerasan dalam pacaran siswa SMA Negeri di Surakarta. Yang kedua,
untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan korban
kekerasan dalam pacaran.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah komparasi.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis
data yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan analisis uji beda menggunakan
Independent Sample Test.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Tingkat kekerasan dalam pacaran siswa
SMA Negeri di Surakarta berada pada kategori sedang; dan (2) Tidak ada
perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam kekerasan
berpacaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa laki-laki maupun perempuan
keduanya memiliki resiko yang sama menjadi korban kekerasan dalam pacaran.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar upaya preventif
maupun kuratif agar kasus kekerasan dalam pacaran tidak semakin bertambah.
Selain itu, juga diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan strategi
konseling untuk mengatasi masalah kekerasan dalam pacaran pada siswa SMA di
Surakarta.

Kata Kunci: Kekerasan dalam Pacaran, Laki-laki, Perempuan

vi
ABSTRACT

Genoveva Ratna Hutami. K3116029. DATING VIOLENCE: A GENDER-


BASED STUDY IN PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOLS IN SURAKARTA
Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret
University Surakarta. February 2021.
Dating violence refers to violence committed by one or both members of
an underage, unmarried couple. It is done to exhibit dominance and to control
one's partner, which is fatal for the victims. Accordingly, senior high school
students were recruited to participate in the present study.
There are present study aimed. First, to depict the level of dating violence
among senior high school students in Surakarta. Second, to identify the difference
between male and female students victims of dating violence.
To this end, comparative method was applied. The data were collected
using a questionnaire. The collected data were analyzed using descriptive statistics
and Independent Sample T Test.
The results of this study showed that: (1) The level of dating violence
among senior high school students in Surakarta was categorized as moderate. In
addition (2), there was no significant difference between male and female students
related to dating violence. In other words, both men and women are vulnerable to
dating violence.
The result of the study is expected to provide a basis for preventive or
curative efforts in minimizing dating violence cases. Future studies are
recommended to develop a counseling strategy to overcome issues on dating
violence among senior high school students in Surakarta.

Keywords: Dating violence, Man, Woman.

vii
MOTTO

“ Kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!”
2 Tawarikh 15:7

“ loves is like a flower, you've got to let it grow ”


John Lennon

“ Think Positive! ”
Penulis

viii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada


Tuhan Yesus Kristus yang selalu melindungi, menyertai, dan memberikan berkat
yang melimpah hingga saat ini saya masih diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan skripsi dengan baik

Bapak Agustinus Yuliadi dan Ibu Endang Sukirahani selaku orang tua saya,
“Terimakasih atas doa, pengorbanan, materi, dukungan, dan kasih sayang yang
tiada habisnya untuk saya. Sehingga saya bisa menyelesaikan studi dengan baik
karena dukungan yang luar biasa tanpa tekanan seperti orang tua lain yang melihat
anaknya belum lulus.”

Bapak/Ibu Dosen dan Almamater BK FKIP UNS


“Terimakasih atas segala ilmu dan pelajaran yang bisa saya ambil, semoga ilmu
yang telah diberikan dapat bermanfaat untuk orang-orang disekitar saya.”
Terkhusus untuk dosen pembimbing saya, Pak Agus dan Bu Citra,
“Terimakasih atas bimbingan dan dukungan yang selama ini diberikan untuk
saya, yang selalu menyempatkan revisi ditengah kesibukan Bapak/Ibu sekalian.”

Para sahabat saya yang terkasih, Ravi, Lily, Marlina, Fitria, dan Rosalia
“Terimakasih selalu menyemangati, menghibur, dan membantu saya saat
kesulitan menulis skripsi ini, bahkan dalam hal apapun. Semoga persahabatan kita
tetap langgeng.”

Orang terdekat saya, Bagus Bangkit Trimeda Nugroho


“Terimakasih selalu ada disisi saya, bahkan saat dalam kondisi terburuk.
Terimakasih untuk seluruh waktu, perhatian, dan bantuan yang selalu diberikan
tanpa saya minta.”

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang


senantiasa memberikan rahmat, dan berkat-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “TINGKAT KEKERASAN
DALAM PACARAN DITINJAU BERDASARKAN JENIS KELAMIN
SISWA SMA NEGERI DI SURAKARTA”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti
menyadari bahwa dalam terselesaikanya skripsi ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Dr. Edy Legowo, M.Pd., selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing I yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini
3. Citra Tectona Suryawati, M.Pd selaku pembimbing II yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini
4. Orang tua saya, Bapak Agustinus Yuliadi dan Ibu Endang Sukirahani yang
telah memberikan semangat, doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi
5. Keluarga dan sanak saudara yang telah memberikan doa dan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi.
6. Para sahabat dan teman-teman angkatan 2016 yang selalu memberikan
semangat dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi.
7. Pihak-pihak lain yang sudah membantu dan mendukung yang tidak dapat
peneliti sebutkan satu persatu.

x
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan dari peneliti. Walaupun skripsi ini jauh dari kata
sempurna, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat pemaca dan
khususnya bagi guru Bimbingan dan Konseling, praktisi Bimbingan dan
Konseling dalam pengembangan ilmu dibidang Bimbingan dan Konseling.

Surakarta, Februari 2021

Peneliti

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................v
ABSTRAK ....................................................................................................vi
ABSTRACK .................................................................................................vii
MOTTO ......................................................................................................viii
HALAM PERSEMBAHAN ........................................................................ix
KATA PENGANTAR...................................................................................x
DAFTAR ISI.................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................8
C. Pembatasan Masalah ...........................................................................9
D. Rumusan Masalah ..............................................................................9
E. Tujuan Penelitian................................................................................9
F. Manfaat Penelitian...............................................................................9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka....................................................................................11
1. Pengertian Kekerasan dalam Pacaran...........................................11
2. Faktor Kekerasan dalam Pacaran..................................................12
3. Bentuk Kekerasan dalam Pacaran................................................15
4. Dampak Kekerasan dalam Pacaran .............................................19
5. Upaya untuk Mengatasi Kekerasan dalam Pacaran......................20
B. Kerangka Berpikir..............................................................................21

xii
C. Hipotesis ...........................................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 25
1. Tempat Penelitian........................................................................ 25
2. Waktu Penelitian .........................................................................26
B. Metode Penelitian ..............................................................................26
C. Subyek Penelitian ..............................................................................28
D. Variabel Penelitian ............................................................................29
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................30
F. Teknik Uji Validitas & Reliabilitas Instrumen ..................................31
G. Teknik Analisa Data ..........................................................................35
H. Prosedur Penelitian ............................................................................36
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan .......................................................................................38
B. Hasil Penelitian .................................................................................39
1. Analisis Deskriptif ......................................................................39
2. Uji Normalitas ............................................................................47
3. Uji Homogenitas .........................................................................48
4. Analisis Uji Beda ........................................................................49
C. Pembahasan .......................................................................................51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................56
B. Implikasi ............................................................................................56
C. Saran ..................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA

xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman

1.1 Kerangka Berpikir............................................................................ 23


3.1 Jadwal Penelitian ............................................................................. 26
3.2 Tahapan Penelitian Komparasi ....................................................... 28
3.7 Prosedur Penelitian ......................................................................... 36
4.4 Diagram Kategorisasi Kekerasan dalam Pacaran ........................... 42
4.7 Diagram Kekerasan Laki-laki dan Perempuan ............................... 43
4.9 Diagram Aspek Kekerasan dalam Pacaran ..................................... 45

xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman

3.3 Kisi-kisi Kuesioner Kekerasan dalam Pacaran .............................. 30


3.4 Komponen & Distribusi Butir Kuesioner KDP ............................. 32
3.5 Interpretasi Koefisien Reliabilitas ................................................. 34
3.6 Hasil Uji Reliabilitas Kueioner KDP ............................................. 34
4.1 Hasil Analisis Deskriptif KDP ....................................................... 40
4.2 Rumus Kategorisasi Kekerasan dalam Pacaran ............................. 40
4.3 Kategorisasi Kekerasan dalam Pacaran ......................................... 41
4.5 Kategorisasi Kekerasan pada Laki-laki .......................................... 42
4.6 Kategorisasi Kekerasan pada Perempuan ...................................... 43
4.8 Hasil Analisis Deskriptif Aspek KDP ............................................ 44
4.10 Aspek Pelecehan Verbal ............................................................... 45
4.11 Aspek Pelecehan Fisik ................................................................. 46
4.12 Aspek Pelecehan Seksual .............................................................. 46
4.13 Aspek Pelecehan Ekonomi ............................................................ 46
4.14 Aspek Pelecehan Psikologi Emosional ......................................... 46
4.15 Hasil Analisis Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov .................... 47
416 Hasil Analisis Uji Homogenitas Levene’s Test ............................. 48
4.17 Tabel Group Statistic .................................................................... 50
4.18 Hasil Analisis Independent Sample T Test .................................... 50

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian sebelum Uji Ahli ............................... 66


Lampiran 2 Instrumen Penelitian uji coba ............................................ 72
Lampiran 3 Tabulasi Data Uji Coba Instrumen ..................................... 76
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................... 77
Lampiran 5 Instrumen Penelitian KDP .................................................. 83
Lampiran 6 Tabulasi Data Responden ................................................... 86
Lampiran 7 Analisis Data Deskriptif responden .................................... 92
Lampiran 8 Analisis Data Aspek KDP .................................................. 96
Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas ........................................................... 99
Lampiran 10 Hasil Uji Homogenitas .....................................................100
Lampiran 11 Analisis Independent Sample T Test .................................101
Lampiran 12 Surat Izin Menyusun Skripsi ............................................102
Lampiran 13 Permohonan Izin Penelitian ..............................................104

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa dewasa, di mana dalam masa ini seseorang banyak mengalami
berbagai bentuk perubahan. Masa remaja dimulai ketika individu berada pada usia
11 tahun dan berakhir di usia 24 tahun dan belum menikah (Wirawan, 2002: 23).
Pada masa tersebut, seseorang mengalami perubahan drastis pada segala aspek
perkembangannya. Perkembangan tersebut meliputi perubahan dalam hal fisik,
kognitif, sosial, dan juga kepribadiannya (Gunarsa & Gunarsa, 2006: 196). Selain
itu, Muangman (dalam Sarwono, 2015) mengatakan bahwa World Health
Organization (WHO) ikut mendefinisikan mengenai remaja, namun lebih bersifat
konseptual. Remaja merupakan suatu masa yang terdiri dari 3 kriteria. Pertama,
mengalami perkembangan dari awal munculnya tanda-tanda seksual sekundernya
sampai pada tercapainya kematangan seksual. Kedua, berkembangannya
psikologis menjadi lebih dewasa. Ketiga, mengalami peralihan ketergantungan
sosial ekonomi dalam artian menjadi lebih mandiri.
Di masa inilah, remaja mulai mengenal rasa cinta dan kasih sayang. Maka
tak heran bila individu mulai muncul ketertarikan terhadap lawan jenis. Hal
tersebut sering dikaitkan dengan istilah pacaran. Straus mengemukakan definisi
pacaran sebagai berikut,
Dating was defined as a dyadic relationship involving meeting for social
interaction and joint activities with an explicit or implicit intention to
continue the relationship until one or the other party terminates or until
some other more committed relationship isestablished (e.g., cohabiting,
engagement, or marriage). (Straus, 2004: 792)

Pendapat Straus di atas menunjukan bahwa pacaran merupakan suatu


hubungan yang dijalani dua belah pihak yang melibatkan proses interaksi. Remaja
yang berpacaran, biasanya sering melakukan berbagai kegiatan secara bersamaan.
Wajar saja bila remaja mulai muncul ketertarikan terhadap lawan jenis, kemudian
jatuh cinta, dan akhirnya memilih untuk berpacaran karena memang sesuai dengan

1
2

tugas perkembangan masa remaja, yakni mempersiapkan perkawinan dan


kehidupan berkeluarga (Sarwono, 2015: 48). Hal terpenting dalam pacaran ini
adalah adanya tujuan dan komitmen didalamnya. Komitmen dan tujuan yang
dimaksud di sini merupakan sebuah pernikahan karena memang tugas
perkembangan remaja akhir adalah mempersiapkan kehidupan baru, yaitu
kehidupan berkeluarga. Gunarsa & Gunarsa (dalam Putro, 2017) menyebutkan
ciri-ciri masa remaja akhir lainnya, antara lain: (1) kestabilan dalam aspek psikis
dan fisik; (2) mempunyai cara pandang yang baik dan berfikir realistis; (3)
memiliki cara menghadapi masalah yang lebih matang; (4) bertambahnya
ketenangan emosional dan mampu untuk lebih menguasai perasaan; (5)
terbentuknya identitas seksual; dan (6) lebih banyak perhatian terhadap lambang-
lambang kematangan.
Menurut Khuzaiyah (2015) perilaku yang sangat menonjol dari remaja
adalah mulai tertariknya pada lawan jenis untuk menjalin hubungan yang sering
dikatakan pacaran. Remaja akan menghabiskan waktunya untuk berpacaran dan
memikirkan tentang kencan. Selain itu remaja juga merupakan makhluk sosial,
yang artinya tidak bisa untuk hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain.
Seperti dalam buku The Secret of Teens, bahwa remaja cenderung semakin akrab
dengan teman sebayanya, karena disitulah mereka menemukan sesuatu yang
menarik (Khuzaiyah, 2015). Hal tersebut menunjukan bahwa remaja
membutuhkan seseorang yang dapat membantunya untuk memahami dan
mengeksplor diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar. Sama seperti halnya
pacaran, mereka membutuhkan sosok yang bisa membantu untuk
mengembangkan kecerdasan sosial (Fletcher, Simpson, Campbell, & Overall,
2015). Seseorang yang sedang menjalani hubungan pacaran akan merasa bahagia
karena mendapat perlindungan dan kasih sayang diantara keduanya. Masa pacaran
inilah yang memberikan ikatan emosional kuat individu terhadap pasangannya
(Berk, 2014).
Bukan hanya untuk proses bersosialisasi, banyak manfaat yang diperoleh
dari hubungan pacaran, yaitu lebih mengenal antara satu dengan yang lain. Selain
itu, banyak hal yang dilakukan dalam pacaran yang tujuannya untuk saling
3

memberikan kepedulian, rasa hormat, kasih sayang, minat yang kuat pada
kebahagiaan pasangan (Solferino & Tessitore, 2019) sehingga rasa aman dan
berharga bisa didapatkan (DeGenova, 2008). Pacaran juga memiliki manfaat
untuk lebih mengenal diri sendiri. Dilihat dari segi kesehatan mental, pacaran juga
bisa mengurangi stres. Hal ini terjadi karena bisa berbagi cerita serta keluh kesah
kepada pasangan. Paul & White (dalam Santrock, 2014) menyebutkan beberapa
manfaat yang diperoleh dari pacaran, antara lain sebagai salah satu bentuk
rekreasi, status keberhasilan seseorang, proses sosialisasi, belajar keakraban,
memberikan kebersamaan, dan sebagai alat untuk memilih pasangan untuk
hubungan yang lebih jauh. Selain beberapa manfaat pacaran diatas, remaja akan
merasa bahagia dan aman ketika menjalin sebuah hubungan pacaran karena
mereka diberi rasa cinta, kasih sayang, perhatian, dan lain-lain (Dharmawijati,
2016). Remaja akan diliputi rasa bahagia pada masa pacaran. Ramadita (dalam
Sari, 2018) juga mengatakan demikian. Ia menjelaskan bahwa dalam masa
pacaran tidak akan memicu terjadinya tindakan kekerasan, karena memang dua
orang yang menjalaninya sedang diliputi nuansa romantisme dan kasih sayang.
Namun terkadang dalam suatu hubungan, seorang remaja berusaha untuk
mengendalikan pasangannya (Solferino & Tessitore, 2019). Mengendalikan
pasangan yang dimaksud adalah dalam bentuk menghinanya di depan umum,
memisahkan pasangan dari teman-temannya, atau memintanya sering-sering
“melapor” padanya, serta mendikte pasangan mengenai pakaian apa yang boleh
dan tidak boleh dipakai (Miron & Miron, 2002). Hal tersebut membuat hubungan
pacaran menjadi tidak sehat dan remaja tidak merasakan kebahagiaan dalam
pacaran melainkan rasa tidak aman, egois, rasa cemas, takut, dan waswas yang
mendominasi dalam hubungan mereka (Solferino & Tessitore, 2015). Memang
pada masa awal pacaran mereka saling mengasihi dan melindungi. Seiring
berjalannya waktu mereka kerap dihadapkan dengan sebuah perbedaan dan
perdebatan yang berujung dengan sebuah masalah yang kemungkinan besar
mengarah pada kekerasan terhadap pasangan. Bahkan masa indah pacaran ini
berubah menjadi pacaran yang tidak sehat yang didalamnya terjadi pelecehan,
intimidasi, kekerasan, dan pemerkosaan yang mengatasnamakan cinta dan kasih
4

sayang, dan menguntit pasangan (Solferino & Tessitore, 2015). Sama halnya
seperti yang banyak diperbincangkan akhir-akhir ini, yakni kekerasan dalam
pacaran (abusive relationship).
Kekerasan dalam pacaran atau yang sering kita sebut abusive relationship
merupakan suatu masalah yang timbul dari hubungan dalam masa remaja. Savitri,
Linayaningsih, & Sugiarti (2015: 42) mengatakan bahwa kekerasan dalam
pacaran merupakan satu dari banyaknya bentuk penyimpangan remaja yang sering
terjadi namun tak disadari oleh korban maupun pelakunya. Centers for Disease
Control and Prevention (dalam Ali, 2015) berpendapat bahwa kekerasan dalam
pacaran merupakan suatu tindakan kekerasan fisik yang dilakukan pelaku
terhadap korban seperti memukul, mendorong, menendang, menampar atau
mengurung. Tidak hanya fisik, perilaku verbal dan non-verbal juga biasa
dilakukan seperti mempermalukan korban, sengaja mengintimidasi, memberikan
nama panggilan dengan sebutan yang tidak pantas, dan mengisolasi pasangan dari
teman serta pertemuan keluarga. Lebih parahnya lagi, hal diatas dapat berubah
menjadi hubungan pelecehan seksual seperti memaksa pasangan untuk terlibat
dalam praktek seksual yang merugikan. Kekerasan dalam pacaran ini mempunyai
dampak buruk bagi korban, yakni kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual atau psikologis. Hal tersebut tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik
dan mental, tetapi juga pada proses interaksi dengan lawan jenis yang akan
mempengaruhi kedewasaan mereka (O’Keefe, 2005). Kekerasan dalam pacaran
sering terjadi di sekolah menengah dan perguruan tinggi, dengan kecenderungan
yang meningkat ketika hubungan yang lebih lama terbentuk di usia dewasa muda
(Wakerle & Wolfe, 1999: 436-437) atau dengan kata lain, kekerasan dalam
pacaran terjadi pada remaja akhir dan dewasa awal sekitar usia 16 hingga 24
tahun. Carolyn, Olson, Rickert, & Davidson (dalam Fajri & Nisa, 2019).
Kesengsaraan, penderitaan, dan kerugian bagi korban kekerasan dalam
pacaran ini tidak serta merta terjadi begitu saja. Banyak faktor yang
mengakibatkan tindakan kekerasan di dalam pacaran. (Tim BPS, 2017: 43)
menyatakan bahwa kekerasan dalam pacaran bisa terjadi karena empat faktor
utama, yaitu faktor individu, faktor pasangan, faktor sosial budaya, dan faktor
5

ekonomi. Ali & Ali (2015: 31) menambahkan, kekerasan dalam pacaran terjadi
karena banyak pengaruh. Salah satunya adalah pengaruh sosiokultural. Disini
peran gender sangat mempengaruhi hubungan pacaran remaja. Tentunya, peran
gender ini tidak jauh dengan stereotip masyarakat yang mengganggap bahwa laki-
laki harus memiliki kepribadian yang tegas dan dominan. Sedangkan perempuan
hanya dianggap tunduk kepada laki-laki dan sensitif. Sehingga sejak kecil, remaja
sudah ditanamkan nilai-nilai seperti itu. Selain faktor sosiokultural, tingkat
kekerasan masyarakat yang tinggi pada anak usia dini juga sangat mempengaruhi
hubungan di masa remaja nanti. Masa lalu seseorang juga ikut berpengaruh dalam
tindakan kekerasan dalam pacaran, seperti pada kasus anak yang dibesarkan
dalam keluarga yang memiliki masalah kekerasan dalam keluarga (KDRT). Hal
tersebut juga mempengaruhi psikologi remaja karena mereka akan meniru cara
yang sama dalam hubungan mereka seperti yang telah mereka amati dalam
keluarga mereka. Menurut O'Keefe (2005) pengaruh teman sebaya merupakan
salah satu faktor yang memiliki risiko untuk membentuk kekerasan berkencan
dengan remaja lebih dari efek menyaksikan kekerasan yang dilakukan kedua
orang tua nya dalam keluarga. Hal tersebut diyakini karena remaja lebih suka
berada di dalam lingkup teman sebaya. Sehingga remaja cenderung berkembang
mengikuti lingkungan beserta teman sebaya, yang tidak menutup kemungkinan
bahwa teman remaja membawa pengaruh yang luar biasa. (Suharto, Mulyana, &
Nurwati, 2018).
Di dukung dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Ackard dan
Earnest di Amerika Serikat pada tahun 2010. Kasus kekerasan dalam pacaran
tercatat 28% remaja laki-laki kerap memeriksa ponsel pasangan lebih dari 10 kali
per hari sebagai bentuk kecemburuan. Satu dari tiga remaja perempuan adalah
korban kekerasan fisik dan emosional dari pasangan. Satu dari empat remaja
mengaku bahwa mereka telah dilecehkan dengan mengucapkan kata kasar dan
sebuatan binatang yang ditujukan kepada pasangan. Kekerasan dalam pacaran
tersebut sangat beresiko pada korban, sehingga korban bisa untuk terjerumus
dalam penyalahgunaan zat, adanya gangguan makan, perilaku seksual, dan bunuh
diri (Ackard & Earnest, 2010).
6

Selain itu, penelitian yang dilakukan Nurhaniyah (2016) di Indonesia juga


demikian. Sebanyak 63% dari 608 mahasiswa Jakarta dan Yogyakarta yang
menjadi responden menyatakan bahwa mereka mendukung bentuk kekerasan
dalam pacaran karena dianggap wajar sebagai bentuk kasih sayang pasangan.
Dapat disimpulkan dari dua kasus diatas bahwa kasus kekerasan dalam pacaran
masih banyak terjadi disekitar dan masih dianggap wajar. Dapat diketahui bahwa
dampak dari kekerasan tersebut sangat beresiko terhadap korban.
Berdasarkan fakta, Catatan Tahunan Komisi Nasional (Komnas)
Perempuan pada tahun 2011, terdapat sekitar 119.107 total kasus kekerasan pada
perempuan, dimana 3% atau sejumlah 1.405 kasus dari jumlah tersebut adalah
kasus kekerasan dalam pacaran (Lembar Catatan Tahunan Komisi Nasional
Perempuan, 2012). Catatan Kekerasan terhadap Perempuan tahun 2018 mencatat
bahwa terdapat 2.073 kasus kekerasan dalam pacaran yang merupakan peringkat
kedua terbanyak setelah kekerasan terhadap istri yang tercatat 5.114 kasus
(Komnas Perempuan, 2019). Menurut Survey Pengalaman Hidup Perempuan
Nasional (SPHPN) 2016 & SIMFONI PPA 2017 menyebutkan bahwa 42,7%
perempuan yang belum menikah pernah mengalami kekerasan, dimana 34,4%
mengalami kekerasan seksual dan 19,6% mengalami kekerasan fisik, sehingga
dapat disimpulkan dari 10.847 pelaku kekerasan, 2090 pelakunya adalah pacar
(Tim BPS, 2017).
Menurut data SPEK-HAM (Haryani & Surtinah, 2018) di Surakarta kasus
kekerasan dalam pacaran juga bukan merupakan hal yang baru, karena tiap tahun
data yang diperoleh selalu meningkat. Seperti pada tahun 2017, ada 43 jenis kasus
yang tercatat oleh SPEK-HAM pada bulan Januari sampai Desember 2017. Dari
43 jenis kasus tersebut terdiri dari Kekerasan terhadap Istri, yang sampai saat ini
masih mendominasi. Yakni ada 35 kasus (81,4%). Selanjutnya adalah kasus
Kekerasan dalam Pacaran 7 kasus (16,3%), dan kasus Kekerasan terhadap Anak
yang dilakukan ayah tiri ada 1 kasus (2,3%). Masih banyak kasus kekerasan
dalam pacaran yang terus menerus terjadi di sekitar kita berdasarkan simpulan
diatas. Data tersebut merupakan kasus yang tercatat dan masih banyak kasus yang
belum terkuak. Karena masih banyak korban yang tidak ingin melaporkannya. Hal
7

ini tentunya sangat memprihatinkan. Jika dibandingkan dengan KDRT, kasus


kekerasan dalam pacaran belum begitu mendapat sorotan sehingga masih
diabaikan dan dianggap kurang penting. Kemungkinan terbesar, hal inilah yang
mengakibatkan angka kekerasan dalam pacaran meningkat setiap tahunnya.
Tidak hanya perempuan saja yang menjadi korban kekerasan dalam
pacaran, laki-laki pun demikian. Hamby & Turner (2013: 323) mengatakan bahwa
kekerasan dalam pacaran bisa dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan.
Bahkan Taylor, Sullivan, & Farrell mengatakan bahwa kekerasan dalam pacaran
bersifat timbal balik (Kurnianingsih, 2020). Archer (dalam Kevan, 2007)
menambahkan bedanya adalah perempuan lebih banyak menggunakan agresi fisik
daripada laki-laki walaupun nantinya ia lebih terluka akibat pertengkaran yang
dilakukannya. CDC, 2012 (dalam Hamby & Turner, 2013) The Youth Risk
Behavior Survey di Amerika yang ditujukan untuk siswa kelas 9 smapai 12 SMA
menunjukan bahwa tingkat kekerasan perempuan sebesar 9,3% dan laki-laki
sebesar 9,5%. Hal tersebut menjukan bahwa laki-laki pun memiliki resiko yang
sama menjadi korban dan pelaku kekerasan dalam pacaran (Luo, 2018). Cercone,
Beach, & Arias (dalam Luo, 2018) mengatakan bahwa laki-laki mengalami
korban kekerasan yang lebih tinggi daripada perempuan. Finkelhor, Turner,
Ormrod, & Hamby (dalam Hamby & Turner, 2013) menambahkan hal yang sama
bahwa berdasarkan hasil survei lebih banyak laporan korban laki-laki daripada
perempuan.
Selain data yang mebuktikan bahwa laki-laki pun bisa menjadi korban,
ternyata ada juga dampak bagi laki-laki yang menjadi korban kekerasan dalam
pacaran. Hines (dalam Dutton & White, 2013) mengatakan bahwa laki-laki
korban kekerasan dalam pacaran menunjukkan gejala psikologis negatif, selain
kemungkinan cedera fisik, para korban dikaitkan dengan gejala Post Traumatic
Stress (PTS).
Berdasarkan fakta yang diungkap di atas, dapat kita ketahui bahwa setiap
tahunnya terjadi peningkatan korban kekerasan dalam pacaran. Tak hanya itu,
banyak sekali dampak yang diperoleh korban kekerasan dalam pacaran baik laki-
laki maupun perempuan. Kehidupan di sekitar kita pun demikian, kekerasan
8

dalam pacaran atau abussive relationship bisa terjadi oleh siapa saja yang
berpacaran. Beberapa data tersebut menjadi bukti nyata bahwa masih terdapat
kasus kekerasan dalam pacaran disekitar kita. Hal itu terjadi kepada siapa saja dan
kapan saja. Bahkan orang tua sering kali menjadi pihak terakhir yang tahu bahwa
anak mereka terlibat dalam hubungan dengan kekerasan. Kebanyakan dari mereka
merasa malu dan takut untuk menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Orang
tua juga jarang untuk memulai diskusi mengenai kekerasan masa pacaran. Survei
mengatakan bahwa hanya 8% orang tua yang tahu bahwa anak mereka telah
dipukuli pacarnya disekolah dan hanya 36% remaja yang berdiskusi mengenai
kekerasan dalam masa pacaran bersama orang tua mereka (Miron & Miron,
2002:48). Sehingga banyak kasus lain yang tidak diketahui banyak orang
termasuk orang tua. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin memverifikasi hasil
tersebut dengan mengidentifikasi kondisi tingkat kekerasan dalam pacaran
berdasarkan jenis kelamin siswa SMA Negeri di Surakarta.

B. Identifikasi Masalah
1. Kekerasan dalam pacaran adalah kasus yang sering terjadi dalam masyarakat,
khususnya dikalangan remaja.
2. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor, antara lain faktor individu, sosial
budaya, ekonomi, dan masih banyak lagi.
3. Kasus tersebut juga memiliki dampak buruk bagi korban seperti luka fisik,
luka psikologis, dan bahkan kematian.
4. Kasus kekerasan dalam pacaran di Surakarta tinggi dan selalu meningkat tiap
tahunnya.

C. Pembatasan Masalah
9

Subjek penelitian hanya berfokus pada siswa SMA Negeri di Surakarta. Hal ini
dikarenakan adanya anggapan masyarakat bahwa kualitas sekolah negeri lebih
baik daripada sekolah swasta (Mulyati & Kartowagiran dalam Lukitasari, 2018)
sehingga peneliti hanya menyoroti kasus kekerasan dalam pacaran di SMA Negeri
yang memang sejalan dengan anggapan masyarakat.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, berikut adalah beberapa rumusan masalah pada
penelitian ini
1. Bagaimana gambaran tingkat kekerasan dalam pacaran siswa SMA
Negeri di Surakarta?
2. Apakah terdapat perbedaan tingkat kekerasan dalam pacaran antara
siswa laki-laki dan perempuan?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian in antara lain :
1. Untuk mendeskripsikan tingkat kekerasan dan aspek dalam pacaran
siswa SMA Negeri di Surakarta
2. Untuk mengidentifikasi analisis perbedaan antara siswa laki-laki dan
perempuan yang mengalami kekerasan dalam pacaran

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam membantu
permasalahan-permasalahan di sekitar kita. Manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
ilmu pengetahuan di bidang Bimbingan dan Konseling.
b. Hasil penelitian ini bisa dipergunakan untuk mengkaji lebih dalam
terkait masalah kekerasan dalam berpacaran.
c. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk merancang penelitian
lanjutan untuk menguji atau mengembangkan strategi konseling untuk
10

mengatasi masalah kekerasan dalam pacaran pada siswa SMA Negeri


di Surakarta dan bahkan seluruh SMA di Surakarta.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru BK
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
kekerasan dalam berpacaran, sehingga dapat memberikan kontribusi
dalam mengantisipasi terjadinya kekerasan di dalam pacaran.
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu remaja agar dapat
menghindari dan mengatasi jika mereka sedang dalam hubungan yang
tidak sehat (kekerasan).
c. Bagi Orang Tua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
informasi mengenai hal serius yang mungkin dialami oleh anak kita.
Sehingga orang tua diharap lebih peka serta lebih aktif untuk
mengajak diskusi anak mengenai seputar pengendalian atau kekerasan
pada siswa.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan memberikan
gambaran mengenai kekerasan dalam pacaran. Sehingga peneliti
selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan metode lainnya
sebagai upaya tindak lanjut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Kekerasan dalam Pacaran


Espelage et al, 2014; Gomez, 2014; Zweig et al, 2013 (dalam Acharya,
2015) mengungkapkan bahwa kekerasan dalam pacaran adalah suatu hal yang
sering terjadi di kalangan remaja. Kasusnya hampir sama dengan kekerasan dalam
rumah tangga orang dewasa, kekerasan dalam pacaran remaja ini merupakan
fenomena yang berkembang, dimana salah satu pasangan berusaha untuk
menegaskan kekuatan mereka melalui kekerasan fisik, emosional, verbal,
psikologis, dan atau seksual. Bisa dikatakan bahwa kekerasan dalam pacaran ini
juga merupakan suatu bentuk tindakan kekerasan baik itu verbal maupun non
verbal yang dilakukan salah satu pihak atau kedua belah pihak dalam suatu
hubungan pacaran. Hal tersebut dapat terjadi ketika seseorang berada dalam
keadaan emosi. Seharusnya dalam proses pacaran, kekerasan atau abusive
relationship ini tidak akan terjadi karena pada prinsipnya pacaran merupakan
bertemunya dua orang yang saling mencintai dan melakukan kegiatan bersama
agar saling mengenal satu sama lain (DeGenova & Rice, 2005).
Kekerasan dalam pacaran (abusive relationship) didefinisikan sebagai
suatu bentuk tindakan pelecehan yang dilakukan seseorang terhadap pasangan
atau teman kencannya secara terus-menerus, yang keduanya merupakan anak di
bawah umur dan belum menikah. Hal tersebut memang sengaja dilakukan untuk
melecehkan pasangan. (Jackson, Randell, & Miller, 2015: 113-114). Selain itu,
kekerasan dalam pacaran juga bisa diartikan sebagai pola serangan dan
pengendalian perilaku orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan atau
mempertahankan kekuasaan dalam hubungan pacaran. Para pelaku kekerasan ini
sengaja memiliki cara untuk membuat pihak lain merasa takut dan melakukan
penghinaan untuk mengendalikan orang lain. Terdapat beberapa bentuk
pelecehan, seperti pelecehan fisik, seksual, emosional dan psikologis (Whitmer,
2020).

11
12

Davis (2008) menambahkan bahwa kekerasan dalam pacaran memiliki


beberapa sebutan lainnya. Seperti kekerasan hubungan, kekerasan kencan, dan
kekerasan pasangan intim, abusive relationship, dating violence, dan masih
banyak lainnya. Hal tersebut memiliki definisi yang sama, yakni suatu bentuk
pelecehan baik fisik, emosional, atau verbal yang dilakukan oleh satu pasangan
terhadap yang lain dalam hubungan pacaran mereka. Ia juga menambahkan bahwa
kekerasan dalam pacaran tidak hanya berbentuk pelecehan, namun juga mencakup
perilaku kasar yang ditujukan untuk mengendalikan atau menyakiti pasangan
dengan ancaman dan tindakan intimidasi.
Pendapat beberapa ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa kekerasan
dalam pacaran merupakan suatu bentuk tindakan kekerasan dan pelecehan yang
dilakukan secara terus menerus oleh salah satu atau kedua belah pihak dalam
suatu hubungan pacaran yang keduanya merupakan anak dibawah umur dan
belum menikah. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan kekuasaan serta untuk
mengendalikan pasangan yang tentunya sangat berakibat bagi para korban.

2. Faktor Kekerasan dalam Pacaran


Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurislami dan Hargon
(2014: 180-181) lama pacaran dengan tingkat keparahan kekerasan dalam pacaran
yang dialami merupakan faktor pemicu terjadinya kekerasan dalam pacaran. Hal
tersebut terjadi berdasarkan siklus kekerasan dalam pacaran. Siklus kekerasan
dalam pacaran terbagi dalam tiga tahap, antara lain :
a. Tahap pertama,
Tahap awal ini berada pada usia 0-1 tahun pertama. Dalam tahap pertama ini,
pelaku kekerasan mulai melakukan tindak kekerasan verbal dan fisik. Seperti
mengontrol pasangan dan menampar. Namun pada tahap ini masih
dikategorikan ringan. Berbeda dengan pelaku, ditahap ini korban kekerasan
mulai menenangkan pasangannya. Umumnya pada tahap awal ini korban
menenangkan pasangan dan menjauh dari lingkungan keluarga dan teman.
Selain itu korban juga mulai bersifat pasif seperti menjauh dari lingkungan
keluarga dan teman.
13

b. Tahap kedua,
Tahap kedua ini merupakan tahap paling parah dari kedua tahap lainnya.
Yakni berada di usia 1,5 tahun. Dalam tahap kedua ini, pelaku mulai
menunjukkan perilaku yang lebih parah seperti memukul, mendorong bahkan
memperkosa pasangannya.
c. Tahap ketiga,
Tahap terakhir ini berada diatas usia 1,5 tahun suatu hubungan. Tahap
terakhir ini bisa dikatakan tahap pemulihan karena pelaku mulai melakukan
hal-hal manis yang romantis seperti pada masa perkenalan. Di tahap inilah,
pelaku mulai sadar bahwa dirinya salah sehingga berniat untuk memperbaiki
hubungannya dan berjanji untuk tidak mengulangi perilaku tersebut.

Sedangkan menurut Trifiani & Margaretha (2012) ada beberapa faktor lain
yang mempengaruhi kekerasan dalam pacaran yakni lama pacaran dan tingkat
pendidikan orangtua. Karena durasi pacaran sangat berpengaruh dalam
terjerumusnya pasangan dalam tindak kekerasan, maka dengan adanya pendapat
itu hendaknya lebih memperhatikan durasi pacaran. Durasi pacaran yang singkat
akan meminimalkan aksi kekerasan dalam pacaran pula. Selain dari lamanya
berpacaran, tingkat pendidikan juga merupakan faktor penting yang ikut
berpengaruh dalam kekerasan pacaran. Orang tua diharapkan bisa menuntut anak
ke arah yang lebih baik, membimbing serta mendampingi anak khususnya dalam
masa remaja ini. Karena tingkat pendidikan orang tua yang tinggi memiliki
hubungan dengan kekerasan dalam pacaran (Sherer, 2009).
Butchart, Moreno, & Mikton (2010: 18-32) menambahkan faktor-faktor
penyebab tindak kekerasan berdasarkan model ekologis, terbagi menjadi empat
yaitu :
a. Faktor individual adalah faktor yang berhubungan dengan keadaan pribadi
yang memungkinkan seseorang menjadi pelaku atau korban kekerasan dalam
pacaran. Faktor individual ini mencagkup usia tergolong muda, tingkat
pendidikan rendah, memiliki masa lalu terkait kekerasan, kepribadian yang
anti-sosial, penggunaan alkohol dan sikap terhadap kekerasan.
14

b. Faktor hubungan adalah faktor yang bisa dikatakan sangat besar untuk
membentuk perilaku seseorang. Faktor ini juga dapat meningkatkan resiko
dari adanya hubungan dengan teman sebaya, pasangan dan anggota keluarga.
c. Faktor komunitas adalah faktor yang berkaitan dengan konteks sosial seperti
sekolah, tempat kerja dan lingkungan. Hal ini dapat terjadi adalah kurangnya
perhatian dan sanksi masyarakat yang lemah terhadap kekerasan dalam
pacaran.
d. Faktor sosial adalah faktor yang lebih besar memengaruhi kekerasan dalam
pacaran seperti ketidaksetaraan gender, sistem kepercayaan agama atau
budaya, norma sosial dan kebijakan ekonomi atau sosial yang menciptakan
kesenjangan dan ketegangan antara kelompok-kelompok orang. Hal tersebut
terjadi karena adanya aturan dan norma tradisional yang menjadikan posisi
perempuan di bawah posisi laki-laki (ketidaksetaraan gender) dan norma
sosial yang mendukung terjadinya kekerasan.

Vagi, et al (2013) menuliskan bahwa ada tujuh faktor yang menyebabkan


kekerasan dalam pacaran, meliputi: anggapan bahwa kekerasan dalam pacaran
dapat diterima karena memang hal tersebut sebagai wujud dari kasih sayang.
Selain itu adanya depresi, kecemasan, dan gejala trauma lainnya yang dimiliki.
Memiliki sikap agresi terhadap teman sebaya dan perilaku agresif lainnya.
Penggunaan zat-zat terlarang (narkotika). Melakukan aktivitas seksual sejak dini
dan memiliki banyak pasangan untuk berhubungan seksual. Berada dalam
lingkungan yang didalamnya terdapat teman yang terlibat dalam kekerasan dalam
pacaran. Adanya pertengkaran atau konflik dengan pasangannya. Menyaksikan
atau mengalami kekerasan di rumah, sehingga hal itu menjadi model untu
perilakunya.
Kurangnya komunikasi juga merupakan faktor penyebab timbulnya
kekerasan di dalam pacaran. Menurut Shirley, Powers, & Sawyer (2012: 291)
kurangnya komunikasi diantara kedua pasangan dapat memungkinkan terjadinya
pelecehan bahkan sampai menimbulkan tindak kekerasan dalam pacaran. Hal
tersebut dikarenakan banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa hubungan
yang sehat membutuhkan komunikasi yang baik. Shirley, et al (2012: 291)
15

menambahkan bahwa penghinaan sosial, permusuhan dan perdebatan, dan


perintah yang semena-mena dalam pacaran merupakan hasil dari komunikasi yang
kurang dalam hubungan mereka sehingga hal tersebut merupakan tindakan yang
melecehkan pasangan.

Banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak


kekerasan dalam masa pacaran, untuk itu kita dapat menyimpulkan bahwa
kekerasan dalam pacaran memiliki beberapa 2 faktor utama, yakti faktor internal
dan faktor eksternal.
a. Faktor internal mencangkup usia seseorang yang tergolong muda, tingkat
pendidikan rendah, adanya masa lalu terkait kekerasan, memiliki kepribadian
yang anti-sosial, sikap seseorang terhadap kekerasan, dan lamanya
berpacaran.
b. Faktor eksternal mencangkup diantaranya adalah tingkat pendidikan orang
tua, penggunaan alkohol, kurangnya perhatian dan sanksi masyarakat yang
lemah terhadap kekerasan dalam pacaran, ketidaksetaraan gender, sistem
kepercayaan agama atau budaya, norma sosial, dll.

3. Bentuk Kekerasan dalam Pacaran


Acharya (2015) dalam jurnalnya yang berjudul Characteristics of Youth
Dating Violence and Risk Factors in Mexico, mengatakan bahwa ada 4 bentuk
kekerasan dalam pacaran, yakni
a. Kekerasan fisik, yang mencakup berbagai kegiatan seperti menampar,
mendorong, membanting seseorang di dinding, menggigit, mencekik,
membakar, memukul, dan menyerang dengan senjata.
b. Kekerasan emosional atau psikologis, mencakup berbagai perilaku seperti
menghina, mengkritik, mempermalukan di depan teman, atau mencaci maki
pasangan. Literatur lain mendefinisikan kekerasan psikologis sebagai perilaku
yang mengancam. Contoh perilaku mengancam termasuk ancaman untuk
menyakiti pasangan, ancaman untuk merusak harta benda pasangan,
melemparkan benda ke arah pasangan tetapi tidak ada (East & Hokoda,
2015). Lebih jauh lagi, bentuk kekerasan ini termasuk manipulasi emosional,
16

misalnya, mengancam untuk bunuh diri, mengabaikan pasangan, atau


mengancam akan putus. Perilaku tersebut merupakan bentuk lain dari
pelecehan yang efeknya bisa merusak kepercayaan diri dan kemandirian
pasangan, misalnya, berusaha mengisolasi pasangan dari keluarga dan teman,
serta berusaha membuat korban merasa "gila" oleh terus mempertanyakan
penilaian orang tersebut.
c. Kekerasan verbal, telah ditandai sebagai penggunaan perilaku yang tidak
melibatkan kekuatan fisik. Dimana si pelaku tindak kekerasan mencoba untuk
mengendalikan korban melalui perbuatannya seperti memarahi, berteriak dan
mengucapkan kata-kata berbahaya dan menyakitkan. Tujuan dari tindakan
verbal tersebut adalah untuk menyakiti atau untuk menciptakan ancaman
untuk meneror korban.
d. Kekerasan seksual, hal ini sama dengan pelecehan seksual yang dilakukan
antara pasangan remaja. Seperti pemerkosaan, percobaan perkosaan, dan
bentuk-bentuk pemaksaan seksual lainnya, termasuk sabotase kontrol
kelahiran. Selain itu, tekanan untuk berhubungan seks atau untuk melakukan
lebih banyak seks dari yang diinginkan juga dapat dianggap sebagai
kekerasan seksual. Tindakan lain juga termasuk dalam definisi pelecehan
seksual, sejauh “setiap tindakan yang mengarah ke hubungan seksual dapat
diklasifikasikan sebagai pelecehan seksual jika tanpa persetujuan,
menyakitkan, tidak dilindungi atau dilakukan dengan cara yang merendahkan
martabat” (East & Hokoda, 2015).

Jackson, Randell, & Miller (2015: 113-114) menambahkan bahwa


kekerasan dalam pacaran merupakan sebuah pelecehan. Pelecehan yang dilakukan
seseorang terhadap pasangannya bisa dilakukan dalam berbagai bentuk
merupakan pelecehan dalam berbagai bentuk, seperti :
a. Pelecehan fisik, merupakan serangan fisik yang dilakukan seseorang terhadap
kekasihnya, seperti melemparkan sesuatu ke pasangan dengan maksud
menyakiti, menjambak rambut, mendorong, menampar, menyerang
menggunakan pisau atau pistol, meninju atau memukul dengan sesuatu yang
17

bisa menyakiti, membanting, menendang. Yang mengakibatkan cedera,


keseleo, dan memar (Straus, 2004).
b. Pelecehan seksual merupakan segala upaya untuk mendapatkan tindakan
seksual, komentar seksual yang tidak diinginkan, paksaan terhadap
seksualitas oleh siapa pun tanpa memandang hubungannya dengan korban,
dalam hal apa kecuali dalam lingkup rumah tangga dan pekerjaan (Butchart,
Moreno, and Mikton, 2010: 11).
c. Pelecehan psikologis atau emosional, pelecehan ini sering digambarkan
sebagai bentuk pengendalian pikiran yang menggunakan ancaman terhadap
kesejahteraan fisik dan sosial korban. Pelecehan psikologis terjadi ketika ide-
ide penting, perasaan, persepsi, dan karakteristik kepribadian korban terus-
menerus diremehkan. (Shirley, Powers, & Sawyer, 2004: 291-292)
d. Penyalahgunaan cyber, merupakan penyalahgunaan berbasis dunia maya
yang menggunakan media sosial seperti twitter, instagram, facebook,
whattshap, dll.
e. Pemaksaan reproduksi juga merupakan bentuk pelecehan karena dalam hal
ini, seseorang memaksa pasangan untuk berhubungan intim dan melarang
penggunakan alat kontrasepsi (Jackson, Randell, & Miller, 2015: 113-114).

Pada umumnya bentuk kekerasan dalam pacaran menurut beberapa ahli


diatas adalah kekerasan fisik, kekerasan psikologis atau emosional, dan kekerasan
seksual. Disamping itu, mereka menambahkan ada beberapa bentuk kekerasan
lainnya yaitu kekerasan verbal, penyalahgunaan cyber, dan pemaksaan reproduksi.
Tidak berbeda jauh dengan Nurislami dan Hargon (2014: 177-182). Mereka
menambahkan bahwa hanya ada 3 bentuk kekerasan dalam pacaran yakni sebagai
berikut :
a. Kekerasan verbal emosional merupakan suatu tindakan kekerasan yang
mengakibatkan emosi seseorang terluka. Kekerasan verbal emosional ini
biasanya tidak disadari oleh korban kekerasan, karena mereka merasa hal ini
wajar untuk dilakukan sebagai tanda sayang pasangan mereka. Kekerasan
yang dilakukan seperti adanya ancaman untuk mengakhiri hubungan dari
18

pasangannya karena tidak melakukan sesuatu yang diinginkan pasangan,


possesive merupakan suatu tindakan yang berlebihan yang dilakukan untuk
mencari tahu, mengintrogasi, dan mengontrol keberadaan pasangan. Hal
tersebut diiringi dengan ancaman ketika pasangan tidak memberi tahukan
kabarnya, serta kekerasan relasi yang bertujuan untuk mengontrol atau
merusak hubungan seseorang dengan orang lain dengan kata lain membatasi
relasi seseorang. Jika hal ini dibiarkan terjadi terus-menerus maka hubungan
sosial korban dengan teman sebaya dan lingkungannya akan terganggu dan
ini tidak baik untuk kesehatan sosial remaja di masa mendatang (Black et al,
2011).
b. Kekerasan fisik merupakan suatu tindakan yang mengakibatkan terlukanya
fisik baik secara sengaja atau tidak sengaja. Hal tersebut dilakukan pelaku
terhadap pasangan ketika sedang dalam keadaan emosi seperti mendorong,
memukul, menampar, menendang, dan sebagainya.
c. Kekerasan Seksual merupkan suatu tindakan yang dilakukan pelaku secara
paksa terhadap pasangannya yang berkaitan dengan aktivitas seksual seperti
memaksa mencium, menyentuh, dan meraba di bagian tertentu. Dan jika hal
ini dibiarkan akan mengakibatkan pemerkosaan terhadap korban.

Annisa (2012) menambahkan bahwa terdapat beberapa bentuk bentuk


kekerasan dalam pacaran, seperti (a) kekerasan fisik seperti memukul, menampar,
menendang, mendorong, mencengkeram dengan keras pada tubuh pasangan dan
serangkaian tindakan fisik yang lain, (b) kekerasan psikologis sering digambarkan
sebagai bentuk pengendalian pikiran yang menggunakan ancaman terhadap
kesejahteraan fisik dan sosial korban (Shirley, Powers, & Sawyer, 2015). Seperti
mengancam, memanggil dengan sebutan yang mempermalukan pasangan
menjelek-jelekan dan lainya, (c) kekerasan ekonomi seperti meminta pasangan
untuk mencukupi segala keperluan hidupnya (memanfaatkan atau memeras
pasangan), (d) kekerasan seksual seperti memeluk, mencium, meraba hingga
memesakan hubungan tidakan hubungan seksual dibawah paksaan dan ancaman.
Hal tersebut bisa berupa uang maupun barang. Hal tersebut seperti pemerasaan,
19

pemaksaan untuk memenuhi kebutuhan pasangan, dan pembatasan ruang gerak


(Sari, 2018), dan (e) tindakan stalking seperti mengikuti, membututi dan
serangkaian aktivitas yang mengganggu privasi dan membatasi aktivitas sehari-
hari dari pasangan.
Akhirnya pendapat diatas memberi penguatan bahwa bentuk kekerasan
dalam pacaran adalah kekerasan fisik, kekerasan psikologis atau bisa disebut
dengan kekerasan verbal emosional, dan kekerasan seksual. Disamping itu mereka
menambahkan ada beberapa kekerasan lainnya, yaitu kekerasan ekonomi dan
tindakan stalking.

4. Dampak Kekerasan dalam Pacaran


Davis (2008) mengatakan bahwa perempuan korban kekerasan dalam
pacaran memiliki resiko yang lebih besar pada bentuk-bentuk kekerasan lainnya,
kecenderungan yang lebih besar untuk aktivitas seksual yang tidak aman, dan
insiden penyalahgunaan zat-zat berbahaya, serta keinginan untuk bunuh diri yang
lebih tinggi daripada rekan-rekan pria mereka atau wanita yang tidak menjadi
korban dalam kekerasan dalam pacaran. Studi yang dilakukan Marcus, 2005;
Smith, White, & Holland, 2003 (dalam Davis, 2008) menunjukkan bahwa
sebagian besar korban kekerasan dalam pacaran biasanya akan mengalami
berbagai tindakan kekerasan dan agresi yang cenderung meningkat dalam
frekuensi dan intensitas dari waktu ke waktu. Smith PH, White JW, Holland LJ
(2003) juga mengatakan demikian, bahwa remaja yang menjadi korban kekerasan
dalam pacaran di sekolah menengah berisiko lebih tinggi untuk menjadi korban
selama kuliah.
Researches of Ackard and Neumark-Sztainer, Coker dkk. & Lazarevich
dkk. (dalam Acharya, 2015) menemukan bahwa kekerasan dalam pacaran
memiliki konsekuensi yang lebih besar pada kesehatan fisik dan mental para
korban. Hal tersebut ditunjukan dengan laporan tingkat depresi dan penggunaan
narkoba yang lebih tinggi. (Nurislami, 2014) menambahkan bahwa kekerasan
dalam pacaran ini menimbulkan dampak bagi korban, seperti luka psikologis, fisik
bahkan kematian. Dampak psikologis yang ditunjukkan korban seperti gejala-
20

gejala depresi, menjadi rendah diri, merasa sedih, bingung, malu, cemas, rasa
bersalah, tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, kehilangan nafsu makan,
hingga keinginan dan usaha untuk bunuh diri.
Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa luka
psikologis dan fisik, bahkan kematian merupakan dampak dampak yang
ditimbulkan dari kekerasan dalam pacaran. Bahkan perempuan korban kekerasan
memiliki peluang besar mengalami tindakan kekerasan yang terus meningkat di
lain waktu.

5. Upaya untuk Mengatasi Kekerasan dalam Pacaran


Menurut Ali & Ali (2015: 32) hal terpenting adalah intervensi yang
berasal dari sekolah, yaitu adanya sesi kesadaran untuk mengubah nilai-nilai etika
remaja yang menumbuhkan hak asasi manusia dan tanggung jawab untuk
mencapai perdamaian dan kemakmuran. Ini bertujuan untuk menyediakan
lingkungan yang cocok dan komprehensif untuk meningkatkan moralitas di
kalangan siswa remaja untuk menghindari dan melindungi diri dari kekerasan
dalam pacaran. Sehingga nantinya remaja dapat memiliki strategi untuk mengatasi
tingkat kekerasan dalam pacaran sejak dini. Ali & Ali meyakini bahwa Intervensi
berbasis sekolah adalah intervensi dasar dalam memberantas kekerasan dalam
pacaran.
Aziz (2018) mengatakan bahwa upaya penyelesaian yang tepat bagi
remaja perempuan korban kekerasan dalam pacaran adalah perilaku coping.
Perilaku coping adalah salah satu cara menyelesaikan persoalan individu yang
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal remaja perempuan itu sendiri. Hal
tersebut diyakini karena coping merupakan suatu cara untuk menghadapi dan
mengatasi kecemasan hidup yang sedang dihadapi. Coping yang dimaksud dalam
artian ini terdiri dari pikiran-pikiran khusus dan perilaku yang digunakan individu
untuk mengatur tuntutan dan tekanan yang timbul dari hubungan individu dengan
lingkungan sosial, khususnya yang berhubungan dengan kesejahteraan.
Singkatnya, masyarakat, orang tua, dan pendidik semua memiliki peran
dalam mendukung dan memberi tahu orang muda tentang risiko berpacaran dan
21

membimbing mereka untuk membuat pilihan yang sehat dan aman. (Acharya,
2015: 237). Dari beberapa ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
beberapa upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Yakni dengan intervensi
yang berasal dari sekolah, yaitu adanya sesi kesadaran untuk mengubah nilai-nilai
etika remaja yang menumbuhkan hak asasi manusia dan tanggung jawab untuk
mencapai perdamaian dan kemakmuran dan menggunakan perilaku coping
sebagai bentuk penyelesaian masalah. Selain itu, lingkungan sekitar seperti orang
tua, pendidik, dll juga memiliki peran yang sama dalam mendukung dan
memberikan masukan mengenai resiko berpacaran dan membimbing mereka
untuk membuat pilihan yang sehat dan aman.

B. Kerangka Berpikir
Kekerasan dalam pacaran merupakan suatu bentuk tindakan kekerasan dan
pelecehan yang dilakukan secara terus menerus oleh salah satu atau kedua belah
pihak dalam suatu hubungan pacaran yang keduanya merupakan anak dibawah
umur dan belum menikah. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan kekuasaan
serta untuk mengendalikan pasangan yang tentunya sangat berakibat bagi para
korban. Kekerasan dalam pacaran juga merupakan tindakan yang sengaja
dilakukan secara berulang untuk menyakiti dan membuat takut pasangan teman
kencannya.
Kekerasan dalam pacaran, tidak serta merta terjadi begitu saja. Hal
tersebut terjadi karena ada 2 pemicu utama, yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal mencangkup usia seseorang yang tergolong muda,
tingkat pendidikan rendah, adanya masa lalu terkait kekerasan, memiliki
kepribadian yang anti-sosial, sikap seseorang terhadap kekerasan, dan lamanya
berpacaran. Sedangkan faktor eksternal mencangkup diantaranya adalah tingkat
pendidikan orang tua, penggunaan alkohol, kurangnya perhatian dan sanksi
masyarakat yang lemah terhadap kekerasan dalam pacaran, ketidaksetaraan
jender, sistem kepercayaan agama atau budaya, norma sosial, dll.
Kekerasan dalam pacaran ini juga memiliki banyak bentuk, bukan hanya
secara fisik terluka, seperti pukulan dan tamparan. Ada lima bentuk kekerasan
22

dalam pacaran, seperti kekerasan verbal, kekerasan fisik, kekerasan seksual,


kekerasan ekonomi, dan kekerasan psikologis emosional. Yang kelimanya bisa
dilakukan langsung oleh pelaku atau melalui media sosial, seperti whattshap, line,
instagram, facebook, dll.
Kekerasan dalam pacaran harus ditangani lebih lanjut, melihat adanya
dampak yang serius akibat hal itu. Serta kurangnya perhatian masyarakat pada
kasus ini. Dampak yang bisa dialami korban kekerasan dalam pacaran yakni luka
psikologis dan fisik, bahkan kematian. Luka psikologis disini seperti kurang
mampu menguasai lingkungan sekitarnya, mengalami kesulitan berhubungan
dengan orang lain, Perasaan bersalah dan merasa tidak bahagia, serta tekanan
batin yang serius.
Namun hal tersebut bisa dicari penyelessaiannya dengan berbagai cara
seperti, intervensi yang berasal dari sekolah, yaitu adanya sesi kesadaran untuk
mengubah nilai-nilai etika remaja yang menumbuhkan hak asasi manusia dan
tanggung jawab untuk mencapai perdamaian dan kemakmuran dan menggunakan
perilaku coping sebagai bentuk penyelesaian masalah. Selain itu, lingkungan
sekitar seperti orang tua, pendidik, dll juga memiliki peran yang sama dalam
mendukung dan memberikan masukan mengenai resiko berpacaran dan
membimbing mereka untuk membuat pilihan yang sehat dan aman.
23

KERANGKA BERPIKIR

KEKERASAN DALAM PACARAN


Merupakan bentuk tindakan kekerasan dan pelecehan
yang dilakukan secara terus menerus oleh salah satu
atau kedua belah pihak dalam suatu hubungan
pacaran yang keduanya merupakan anak dibawah
umur dan belum menikah yang bertujuan untuk
mendapatkan kekuasaan serta untuk mengendalikan
pasangan GAMBARAN
TINGKAT
KEKERASAN
BENTUK-BENTUK KEKERASAN DALAM PACARAN
PACARAN

1. kekerasan verbal
2. kekerasan fisik
3. kekerasan seksual
4. kekerasan ekonomi yang kotak di atas ini
5. kekerasan psikologis emosional PERBEDAAN
6. TINGKAT
KEKERASAN
FAKTOR PENYEBAB KEKERASAN DALAM PACARAN ANTARA
PACARAN SISWA LAKI-LAKI
DENGAN
1. Faktor internal, yakni : usia seseorang yang PEREMPUAN
tergolong muda, tingkat pendidikan rendah,
adanya masa lalu terkait kekerasan, memiliki
kepribadian yang anti-sosial, sikap seseorang
terhadap kekerasan, dan lamanya berpacaran.

2. Faktor eksternal, yakni : tingkat pendidikan orang


tua, penggunaan alkohol, kurangnya perhatian
dan sanksi masyarakat yang lemah terhadap
kekerasan dalam pacaran, ketidaksetaraan gender,
sistem kepercayaan agama atau budaya, norma
sosial, dll.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


24

C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan
masalah. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :

Hα : Terdapat perbedaan kekerasan dalam pacaran antara siswa laki-


laki dan perempuan SMA Negeri (Hα : μ = 0)
Hο : Tidak terdapat perbedaan kekerasan dalam pacaran antara siswa
laki-laki dan perempuan SMA Negeri (Hο : μ ≠ 0)
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian tentang kekerasan dalam pacaran pada siswa ini dilaksanakan di
Surakarta. Penelitian ini menggambarkan tentang tingkat kekerasan dalam pacaran
yang dilakukan oleh siswa SMA Negeri. Peneliti memilih Kota Surakarta sebagai
tempat penelitian karena memang di Surakarta terdapat data yang mengungkapkan
hal tersebut. Menurut data di salah satu yayasan di Surakarta, yakni Yayasan
Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM)
kasus kekerasan dalam pacaran bukan merupakan hal yang baru karena tiap tahun
data yang diperoleh selalu meningkat. Seperti pada tahun 2017, ada 43 jenis kasus
yang tercatat oleh SPEK-HAM pada bulan Januari sampai Desember 2017.
Terdapat 43 jenis kasus yang 7 diantaranya merupakan kasus kekerasan dalam
pacaran yang mencapai 16,3% (Haryani & Surtinah, 2018). Tribun.com
menuliskan bahwa di tahun 2018 SPEK-HAM mencatat ada 2 kasus kekerasan
dalam pacaran. Oleh sebab itu, peneliti paham bahwa disekitarnya banyak orang-
orang yang menjadi korban kekerasan dalam pacaran, sehingga peneliti
menetapkan Kota Surakarta menjadi tempat penelitian.

25
26

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam 12 bulan, yakni pada Februari 2020
sampai dengan Februari 2021. Hal tersebut dikarenakan pelaksanaanya
membutuhkan tahapan-tahapan yang harus dilalui, seperti berikut
Bulan
N
Kegiatan Feb Maret April Mei Juni Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb
o
2020 2021 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2021 2021 2021
1 Pengajuan
Judul
Penelitian
2 Penyusunan
Proposal
3 Seminar
Proposal
4 Pelaksanaan
Penelitian
5 Pengelolaan
Data
6 Penulisan
Laporan
7 Pelaksanaan
Ujian Skripsi
dan Revisi

Gambar 3.1 Jadwal Penelitian

B. Metode Penelitian
Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi
untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan tingkat kekerasan dalam pacaran
siswa SMA Negeri di Surakarta serta mengetahui ada tidaknya perbedaan antara
laki-laki dan perempuan yang mengalami kekerasan dalam pacaran. Sugiyono
(2014: 54) mengatakan penelitian komparatif merupakan penelitian yang
digunakan untuk membandingkan keadaan dari dua sampel yang berbeda, atau
dua waktu yang berbeda. Sedangkan menurut Naziz (2005: 58) adalah penelitian
yang sejenis dengan penelitian deskriptif, yang memiliki tujuan untuk mengetahui
jawaban dasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis berbagai faktor
penyebab terjadinya suatu fenomena dan bersifat membandingkan dua atau lebih
kelompok dari suatu variabel tertentu. Sukmadinata (2008: 56) menambahkan
27

bahwa pada dasarnya penelitian komparatif bertujuan untuk mengetahui ada


tidaknya perbedaan antara dua kelompok atau lebih dalam variabel yang akan
diteliti.
Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian komparasi
merupakan suatu penelitian kuantitatif yang sejenis dengan penelitian deskriptif
yang digunakan untuk membandingkan keadaan dari dua sampel yang berbeda.
Langkah awal yang harus dilakukan dengan cara menyebar angket atau kuesioner
dalam sebuah populasi. Hal tersebut memperkuat bahwa desain penelitian ini
sangat cocok untuk dilakukan penelitian yang memiliki tujuan untuk
mengidentifikasi dan mendeskripsikan tingkat kekerasan dalam pacaran siswa
SMA Negeri di Surakarta serta mengetahui perbedaan laki-laki dan perempuan
dalam kasus kekerasan daam pacaran.
Peneliti memilih menggunakan metode komparasi karena memang
merupakan metode yang paling sesuai dengan tujuan penelitian ini. Metode
komparasi bertujuan untuk membandingkan dua gejala atau lebih (Silalahi, 2005).
Gejala yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki dan perempuan.
Sehingga pada akhirnya, penelitian ini akan membahas perbandingan kekerasan
dalam pacaran antara laki-laki dan perempuan yang keduanya merupakan siswa
SMA Negeri di Surakarta. Sebagai langkah awal, peneliti membutuhkan populasi
yang besar, karena target penelitian ini adalah siswa SMA Negeri di Surakarta.
Untuk itu peneliti akan menyebarkan kuesioner untuk memperoleh atau
mengumpulkan data informasi tentang poplasi yang besar dengan menggunakan
sampel yang relatif lebih kecil. Populasi besar yang dimaksud disini adalah siswa
SMA Negeri di Surakarta yang berjumlah ribuan, sehingga hanya membutuhan
sampel yang relatif kecil. Selain itu, peneliti juga bisa mengumpulkan data yang
sederhana serta bisa menerangkan atau menjelaskan suatu fenomena yang terjadi
di sekitar (Singarimbun dan Effendi, 1995:4).
28

Dalam pelaksanaannya, penelitian komparasi harus melalui beberapa


tahapan antara lain :

Merumuskan dan Menentukan konsep Merumuskan


mendefinisikan dan menggali kerangka berpikir dan
masalah penelitian literature kepustakaan hipotesis

Pembuatan rancangan
penelitian (subjek dan Buat kesimpulan dan
Uji hipotesis
teknik pengumpulan implikasi
data)

susun laporan
penelitian

Gambar 3.2 Bagan Tahapan Penelitian Komparasi

C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dideskripsikan sebagai informan (Moleong, 2010: 132).
Hal tersebut menjelaskan bahwa subyek penelitian adalah yang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Subyek
penelitian memiliki peran penting dalam penelitian karena pada subyek penelitian
itulah data tentang variabel yang peneliti amati (Arikunto, 2016: 26).
Ada dua teknik dalam pengambilan subjek penelitian, yang meliputi
probability sampling dan nonprobality sampling. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik probability sampling. Teknik probality sampling merupakan
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2017:82). Probability sampling terdiri dari simple random
sampling, proponate stratified random sampling, disproportionate stratified
random, sampling area (cluster) sampling. Penelitian ini menggunakan simple
random sampling. Menurut Sugiyono (2017:82) simple random sampling adalah
29

pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Subjek pada penelitian ini adalah siswa SMA Negeri di Surakarta. Peneliti
memilih SMA Negeri karena beberapa alasan. Yang pertama, El Hakim (dalam
Lukitasari, 2018) mengatakan bahwa asal sekolah menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku pacaran. Kedua, Mulyati & Kartowagiran (dalam
Lukitasari, 2018) menjelaskan adanya anggapan masyarakat yang menyatakan
bahwa kualitas sekolah negeri lebih baik daripada sekolah swasta. Dalam
penelitian ini, populasi yang ditelili kurang lebih berjumlah 8000 siswa (BPS
Surakarta, 2020) sehingga sampel yang diambil adalah berjumlah 334 siswa.
Pengambilan sampel tersebut diambil berdasarkan tabel krejcie. Sehingga dengan
populasi sebanyak 8000 siswa, sampel yang diambil hanya sebanyak 334 siswa.

D. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah kekerasan dalam pacaran
a. Definisi Konseptual (Jackson, Randell, & Miller, 2015: 113-114)
Kekerasan dalam pacaran adalah suatu bentuk tindakan kekerasan dan
pelecehan yang dilakukan secara terus menerus oleh salah satu atau kedua
belah pihak dalam suatu hubungan pacaran yang keduanya merupakan anak
dibawah umur dan belum menikah. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan
kekuasaan serta untuk mengendalikan pasangan yang tentunya sangat berakibat
bagi para korban
b. Definisi Operasioanl
Kekerasan dalam pacaran adalah suatu bentuk tindakan kekerasan dan
pelecehan verbal, pelecehan fisik, pelecehan seksual, pelecehan ekonomi, dan
pelecehan psikologis yang dilakukan secara terus-menerus oleh salah satu atau
kedua belah pihak dalam suatu hubungan pacaran yang eduanya merupakan
anak dibawah umur dan belum menikah. Hal tersebut dilakukan untuk
mendapatkan kekuasaan serta untuk mengendalikan pasangan yang tentunya
sangat berakibat bagi para korban.
30

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menyebarkan angket berdasarkan definisi operasional yang merujuk
pendapat beberapa ahli. Angket atau kuesioner didefinisikan sebagai suatu teknik
pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk menjawabnya (Sugiyono, 2010:199)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Kekerasan dalam Pacaran

Definsi Nomer Item


Aspek Indikator
Operasional Fav Unfav
Kekerasan dalam Berkata kasar terhadap 1,2 3
pacaran adalah pasangan
suatu bentuk Mengancam pasangan 4,5 6,7
tindakan ketika tidak melakukan
kekerasan dan Pelecehan hal yang diinginkan
pelecehan yang Verbal Memarahi pasangan 8,9 10
dilakukan secara
terus menerus Memanggil pasangan 11 -
oleh salah satu dengan sebutan yang
atau kedua belah tidak pantas
pihak dalam suatu Kecenderungan 12,13,14, 17,18,
Pelecehan
hubungan pacaran melakukan kekerasan 15, 19,20,
Fisik
yang keduanya fisik 16 21
merupakan anak Pemaksaan hubungan 22, 24
dibawah umur seksual 23
dan belum
menikah. Hal Dicium dengan paksa 25 26,27
Pelecehan
tersebut dilakukan Seksual Menyentuh atau meraba 28, 30
untuk bagian tubuh 29
mendapatkan Dipaksa menonton film - 31
kekuasaan serta porno oleh pasangan
untuk
mengendalikan Meminta dibelikan 32 -
pasangan yang pulsa
tentunya sangat Pelecehan Pemaksaan untuk 33, 35
berakibat bagi Ekonomi memenuhi kebutuhan 34
para korban pasangan (makan,
barang, dll)
Pelecehan Mengisolasi atau 36, 38,39
Psikologis membatasi ruang gerak 37
Emosional pasangan
31

Meremehkan pasangan 40, 42,43,4


41 4
Menginterogasi 45, 47
pasangan 46,

Perasaan cemburu yang 48, 50


berlebihan 49

JUMLAH 50

F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Untuk mendapatkan instrumen penelitian yang baik, peneliti harus
melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen tersebut.
1. Uji Validitas
Setyosari (2010: 205) mengatakan bahwa validitas suatu instrumen
menunjukan tingkat kevalidan suatu instrumen. Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah/valid atau tidaknya butir kuesioner. Kuesioner dikatan valid jika
butir pertanyaan kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur. Uji validitas dilakukan untuk menyaring butir-butir instrumen yang
tidak valid untuk digunakan dalam pengumpulan data. Sehingga hal tersebut
berfungsi untuk mencari tahu sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya.
Untuk menghitung korelasi pada uji validitas menggunakan korelasi
Pearson Product Moment. Sugiyono (2012:212) menjelaskan bahwa teknik
korelasi product moment digunakan untuk mencari hubungan dan
membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel
berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih
adalah sama.
Uji validitas dilakukan dilakukan dengan metode korelasi product moment
yaitu dengan melihat angka koefisien korelasi (rxy) yang menyatakan
hubungan antara skor butir pertanyaan dengan skor total (item total
correlation). Butir dikatakan valid jika rhitung > rtabel (Nugroho, 2011:23),
sehingga jika rhitung > 0,227 dan nilai signifikansi < 0,05 dikatakan valid.
32

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS


17.
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan oleh peneliti, terdapat
beberapa item yang tidak valid pada kuesioner kekerasan dalam pacaran yang
di uji cobakan pada 75 responden. Berikut ini adalah rincian hasil validitas
item yang valid dan yang tidak valid :

Tabel 3.4 Komponen dan Distribusi Butir Kuesioner Kekerasan dalam Pacaran
Varia Aspek Indikator Nomer Item Item
bel Item Tidak Valid
Fav Unf Valid
av
Pelecehan Berkata kasar 1,2 3 1,2,3
Verbal terhadap
pasangan
Mengancam 4,5 6,7 4,5,6,7
pasangan ketika
tidak melakukan
hal yang
diinginkan
Memarahi 8,9 10 9 8,10
pasangan
Memanggil 11 - 11
pasangan dengan
sebutan yang
tidak pantas
Pelecehan Kecenderungan 12,1 17,1 12,13,14,1
Fisik melakukan 3,14, 8,19, 5, 16,17,
kekerasan fisik 15, 20,2 18,19,20,
16 1 21
Pelecehan Pemaksaan 22, 24 22,23,24
Seksual hubungan seksual 23
Dicium dengan 25 26,2 25,26,27
paksa 7
Menyentuh atau 28, 30 28,29,30
meraba bagian 29
tubuh
Dipaksa - 31 31
menonton film
porno oleh
pasangan
33

Pelecehan Meminta 32 - 32
Ekonomi dibelikan pulsa
Pemaksaan untuk 33, 35 33,34,35
memenuhi 34
kebutuhan
pasangan (makan,
barang, dll)
Pelecehan Mengisolasi atau 36, 38,3 36,37,38,3
Psikologis membatasi ruang 37 9 9
Emosional gerak pasangan
Meremehkan 40, 42,4 40,41,42,4
pasangan 41 3,44 3, 44
Menginterogasi 45, 47 45,46,47
pasangan 46,
Perasaan cemburu 48, 50 48,49,50
yang berlebihan 49
JUMLAH 50 1 49

Berdasarkan tabel 3.4 diketahui bahwa terdapat 1 item pernyataan yang


dikategorikan tidak valid dan 49 item pernyataan yang dikategorikan valid.
Oleh karena itu, 1 item pernyataan yang tidak valid tersebut akan dihilangkan
dalam kuesioner kekerasan dalam pacaran.
2. Uji Reliabilitas
Ghozali (2009) menjelaskan bahwa uji reliabilitas digunakan sebagai
pengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Reliabilitas suatu tes mengarah pada derajat stabilitas, konsistensi,
daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi
merupakan pengukuran yang bisa menghasilkan data yang reliabel. Butir
pertanyaan dikatakan reliabel ketika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
konsisten.
Uji reliabilitas dalam peneitian ini menggunakan Alpha Croncbach.
Adamson & Prion (dalam Yusup, 2018) megatakan bahwa teknik Alpha
Croncbach digunakan untuk instrument yang memiliki jawaban benar lebih
dari 1, seperti angket dan esai. Streiner (dalam Yusup, 2018) mengatakan
bahwa instrumendikatakan reliablel apabila koefisien reliabilitasnya > 0,70.
Dalam menafsirkan tinggi rendahnya koefisien reliabilitas suatu instrumen,
34

dapat dilihat dari koefisien reliabilitas suatu instrumen yang angkanya berada
dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas
suatu instrumen mendekati angka 1,00, maka semakin tinggi
reliabilitasnya. Sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas suatu
instrumen mendekati angka 0, maka semakin rendah reliabilitasnya (Azwar,
2012: 112). Tabel dibawah menunjukkan koefisien reliabilitas dan interpretasi
secara kualitatif berdasarkan kriteria dari Guilford dalam (Koyan, 2012: 62).
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program
SPSS 17.

Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Reliabilitas


Interval Koefisien Interpretasi
1,00 Sempurna
0,91 – 0,99 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Sedang
0,21 0,40 Rendah
< 0,20 Sangat Rendah

Berikut adalah hasil dari uji reliabilitas pada kuesioner kekerasan dalam
pacaran dengan 50 item pernyataan :

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Kekerasan dalam Pacaran


Reliability Statistics

Cronbach's N of
Alpha Items
,958 50

Dari hasil analisis tabel 4.2 diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0,958
yang akan dikategorikan berdasarkan standar reliabilitas menurut Guilford
dalam (Koyan, 2012: 62) sehingga nilai cronbach’s alpha dalam kuesioner
kekerasan dalam pacaran adalah 0,958 yang berarti berada rentang nilai 0,91 –
35

0,99 yang artinya berada pada kategori sangat tinggi. Dari situ dapat
disimpulkan bahwa kuesioner kekerasan dalam pacaran tergolong sangat
reliabel karena memiliki nilai 0,958 > 0,7.

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif. Sugiyono (2008: 147) mengatakan bahwa statistik deskriptif
merupakan statistik yang bertujuan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang sudah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Data
yang terkumpul dipisahkan menjadi dua kelompok yakni (1) data kuantitatif yang
berwujud angka, dan (2) data kualitatif yang disajikan dalam bentuk kalimat.
Kemudian data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan teknik prosentase
serta akan diklasifikasi menjadi tiga kategori: tinggi, sedang, rendah.
Tidak hanya statistik deskriptif, dalam penelitian ini juga membutuhkan
analisis uji beda. Analisis uji beda digunakan untuk mengetahui apakah populasi
memiliki perbedaan atau tidak. Jika nilai signifikasi > 0,05 maka Ho ditolak.
Sedangkan jika nilai signifikasi < 0,05 maka Ho diterima. Penelitian ini
menggunakan uji beda mann-whitney test karena tujuannya untuk mengetahui
apakah ada perbedaan kekerasan dalam pacaran antara siswa laki-laki dan
perempuan. Sriwidadi (2011: 753) menjelaskan bahwa uji statistik non-parametrik
bisa digunakan ketika sebaran data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen.
Oleh karena itu, peneliti memilih Mann-Whitney Test dengan bantuan SPSS versi
17.0. karena uji prasyarat tidak terpenuhi. Berikut adalah hipotesis dalam
penelitian ini :
Hα : Terdapat perbedaan kekerasan dalam pacaran antara laki- laki
dan perempuan (Hα : μ = 0)
Hο : Tidak terdapat perbedaan kekerasan dalam pacaran antara laki-
laki dan perempuan (Hο : μ ≠ 0)
36

H. Prosedur Penelitian

Studi Pendahuluan

Persiapan Menyusun
Penelitian Seminar Proposal

Persiapan surat
ijin dan instrumen
penelitian

menyebar
Pelaksanaan
kuesioner melalui
Penelitian
googleform
Prosedur
Penelitian
Analisis Hasil
Penelitian

Penyusunan
Laporan

Ujian dan Revisi

Gambar 3.7 Prosedur Penelitian

Berikut adalah penjelasan dari gambar 3.7 Prosedur Penelitian, antara lain:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap ini dilakukan guna mempersiapkan agar tujuan yang telah
ditentukan dapat tercapai. Tahap-tahap tersebut meliputi penelitian
pendahuluan mengenai kekerasan dalam pacaran dan menetukan
lokasi untuk penelitian dan dilanjutkan dengan menyusun seminar
proposal, persiapan surat ijin dan instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitain
Penelitian dilaksanakan dengan menyebar kuesioner melalui google
form yang ditujukan untuk siswa SMA Negeri di Surakarta terkhusus
bagi mereka yang pacaran.
37

3. Tahap Analisis Hasil Penelitain


Analisis dilakukan setelah semua data survey terkumpul. Data tersebut
kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif
dan uji beda. Setelah itu bisa dilakukan pendalaman data dan simpulan
akhir penelitian.
4. Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan penelitian bisa dilakukan setelah tahap analisis
data terselesaikan. Laporan penelitian berisi hasil dan kesimpulan dari
proses penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti.
5. Ujian dan Revisi
Setelah semua tahap telah dilakukan, peneliti akhirnya melakukan
tahap akhir yakni ujian. Ujian skripsi bertujuan untuk
pertanggungjawaban atas keseluruhan prosesi dan hasil penelitian
yang dilakukan peneliti di depan dewan penguji. Nantinya, dewan
penguji akan memberikan revisi terkait penelitian dan peneliti harus
dengan segera menyelesaikan revisi agar hasil dari penelitian lebih
maksimal.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang berjudul “Tingkat Kekerasan dalam Pacaran ditinjau
berdasarkan Jenis Kelamin Siswa SMA Negeri di Surakarta” diawali dengan
melakukan studi pendahuluan. Peneliti melakukan studi pendahuluan dengan cara
mencari data-data yang sudah ada. Data-data tersebutlah yang menjadi landasan
dalam penyusunan penelitian ini. Setelah dilakukannya studi pendahuluan,
peneliti melanjutkan menyusun proposal dan melakukan seminar proposal.
Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah pembuatan instrument untuk
mengumpulkan data. Karena penelitian ini dilakukan ditengah wabah covid-19,
peneliti menggunakan kuesioner yang berbentuk google form agar proses
pelaksanaan berjalan secara efektif dan efisien. Setelah memperoleh data yang
dibutuhkan, peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan teknik statistik
deskriptif untuk mendeskripsikan dan menggambarkan data yang telah terkumpul
serta melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis uji beda Independent
Sample T Test. Dilanjutkan dengan mengulas dan membahas data yang telah
diperoleh dan menyusun laporan penelitian atau skripsi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kekerasan dalam
pacaran serta mengetahui perbedaan tingkat kekerasan dalam pacaran pada laki-
laki dan perempuan, sehingga yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah
siswa SMA Negeri di Surakarta yang berpacaran. Dalam penelitian ini, populasi
yang ditelili kurang lebih berjumlah 8000 siswa sehingga sampel yang diambil
adalah berjumlah 334 siswa. Pengambilan sampel tersebut diambil berdasarkan
tabel krejcie.
Syarat utama kuesioner disebarkan ke lapangan adalah kuesioner yang
valid. Untuk itu, sebelum kuesioner disebarkan peneliti melakukan uji validitas
untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu instrumen. Peneliti melakukan
validasi kepada 2 ahli bimbingan dan konseling, sehingga dari 88 item
keseluruhan pernyataan dipangkas menjadi 50 item pernyataan. Langkah

38
39

berikutnya adalah melakukan uji coba kuesioner kepada 75 siswa SMA di


Sukoharjo. Dari hasil uji coba, data yang diperoleh akan dilakukan proses uji
validitas menggunakan aplikasi spss. Dari 50 item pernyataan terdapat 1 item
yang gugur, sehingga tersisa 49 item pernyataan yang valid. Oleh sebab itu,
kuesioner penelitian ini memiliki 49 item pernyataan.
Kemudian dilanjutkan dengan menyebarkan googleform kepada 334
responden, yakni siswa SMA Negeri di Surakarta yang berpacaran. Peneliti
membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 3 bulan untuk menyebarkan
kuesioner melalui googleform dan memenuhi jumlah responden yang diharapkan.
Selanjutnya kuesioner dianalisa dan apabila terdapat item yang tidak diisi maka
kuesioner dianggap gugur.

B. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif
Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:148) statistik deskriptif merupakan
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang sudah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Denga kata lain, analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui tingkat
kekerasan dalam pacaran pada siswa SMA Negeri di Surakarta.
Penelitian ini menggunakan simple random sampling dengan jumlah
sampel 334 siswa. Data diperoleh dari hasil angket kekerasan dalam pacaran
yang dibagikan melalui googleform tersebut dianalisis menggunaan SPSS versi
17.0 untuk mencari mean, standar deviasi, median, nilai tertinggi, dan nilai
terendah. Hasil analisis data kekerasan dalam pacaran pada siswa SMA Negeri
di Surakarta akan disajkan pada tabel 4.1 sebagai berikut :
40

Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Kuesioner Kekerasan dalam Pacaran pada
Siswa SMA Negeri di Surakarta

No Uji Nilai
1. N 334
2. Range 196
3. Panjang Kelas 65
4. Nilai Tertinggi 245
5. Nilai Terendah 49

Dari hasil analisi tabel 4.1 diketahui bahwa kekerasan dalam pacaran
pada siswa SMA Negeri di Surakarta memiliki N sebesar 334, range sebesar
196, panjang kelas sebesar 65, nilai tertinggi sebesar 245, dan nilai terendah
sebesar 49. Hasil tersebut selanjutnya akan dikategorikan menggunakan
bantuan microsoft excel sehingga dapat mengetahui secara spesifik kriteria
batasan nilai. Berikut adalah identifikasi kategori kekerasan dalam pacaran
pada siswa SMA Negeri di Surakarta :

Tabel 4.2 Kategorisasi Kekerasan dalam Pacaran

Interval Frequency Percent

RENDAH 49 – 114 208 62%


SEDANG 115 – 180 116 35%
Valid
TINGGI 181 – 246 10 3%
Total 334

Tabel 4.2 menunjukan bahwa tingkat kekerasan dalam pacaran siswa


SMA Negeri di Surakarta sebanyak 334 responden berada pada kategori rendah
yakni dengan persentase sebesar 62%. Sebanyak 116 siswa dari 334 responden
berada pada kategori sedang dengan persentase 35%, dan 10 siswa dari 334
responden berada pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 3%. Dari
hasil diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kekerasan dalam pacaran
pada siswa SMA Negeri di Surakarta tergolong rendah dengan persentase 62%.
Berikut akan diperjelas menggunakan diagram.
41

KEKERASAN DALAM
PACARAN
RENDAH SEDANG TINGGI

3%

35%

62%

Gambar 4.3 Diagram Kategorisasi Kekerasan dalam Pacaran

Tabel 4.2 dan gambar 4.3 telah menjelaskan mengenai tingkat


kekerasan dalam pacaran siswa SMA Negeri di Surakarta. Selanjutnya yang
akan dibahas adalah tingkat kekerasan berdasarkan jenis kelamin, yakni siswa
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Berikut adalah identifikasi
kategorisasi kekerasan pada siswa bejenis kelamin laki-laki

Tabel 4.4 Kategorisasi Kekerasan pada Laki-laki

Interval Frequency Percent

RENDAH 49 – 114 73 67
SEDANG 115 – 180 34 31
Valid
TINGGI 181 - 246 2 2
Total 109

Tabel 4.4 diatas merupakan tabel kategorisasi kekerasan pada siswa


berjenis kelamin laki-laki. Tabel 4.4 menunjukan bahwa kekerasan yang
dialami siswa berjenis kelamin laki-laki pada tingkat rendah memiliki
persentase sebesar 67%, pada tingkat sedang sebesar 31%, dan pada tingkat
tinggi sebesar 2%. Tingkat rendah memiliki persentase paling tinggi diantara
lainnya, yakni dengan total 73 responden dari keseluruhan (109 responden).
42

Selanjutnya akan disajikan data kekerasan pada perempuan pada tabel 4.5
berikut ini

Tabel 4.5 Kategorisasi Kekerasan pada Perempuan

Interval Frequency Percent

RENDAH 49 – 114 135 60


SEDANG 115 – 180 82 36
Valid
TINGGI 181 - 246 8 4
Total 225

Tabel 4.5 menunjukan bahwa tingkat kekerasan yang dialami siswa


berjenis kelamin perempuan pada tingkat rendah memiliki persentase sebesar
60%, pada tingkat sedang sebesar 36%, dan pada tingkat tinggi sebesar 4%.
Tingkat rendah memiliki persentase paling tinggi diantara lainnya, yakni
dengan total 135 responden dari keseluruhan (225 responden). Kekerasan pada
laki-laki dan perempuan tersebut akan diperjelas menggunakan diagram berikut
ini.

K E K E R AS AN DAL AM P ACA RAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN
135

82
73

34

8
2

RE N D AH SEDANG TINGGI

Gambar 4.6 Diagram Kekerasan pada laki-laki dan perempuan

Gambar 4.6 diatas menunjukan jumlah responden tiap tingkat


berdasarkan jenis kelamin. Dapat disimpulkan bahwa di tingkat rendah,
43

terdapat 73 siswa laki-laki dan 135 siswa perempuan. Sedangkan di tingkat


sedang, terdapat 34 siswa laki-laki dan 82 siswa perempuan. Selanjutnya, 2
siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan berada pada tingkat tinggi. Hal tersebut
menunjukan kekerasan dalam pacaran rata-rata berada pada tingkat rendah.
Selain hasil statistik deskriptif diatas, yang tak kalah penting adalah
aspek-aspek kekerasan dalam pacaran. Terdapat 5 aspek dalam kuesioner yang
berjumlah 51 item, yakni meliputi aspek pelecehan verbal, aspek pelecehan
fisik, aspek pelecehan seksual, aspek pelecehan ekonomi, dan aspek pelecehan
psikologis emosional. Berikut akan disajikan hasil analisis deskriptif ke-5
aspek kekerasan dalam pacaran

Tabel 4.7 Hasil Analisis Deskriptif Aspek Kekerasan dalam Pacaran


Panjang
N Min Max Range
Kelas
verbal 334 10 50 40 13
fisik 334 10 50 40 13
seksual 334 10 50 40 13
ekonomi 334 4 20 16 5
psikoemo 334 15 75 60 20
Valid N (listwise) 334

Hasil analisis deskriptif aspek-aspek kekerasan dalam pacaran pada


tabel 4.7 di atas menunjukan bahwa :
a. aspek pelecehan verbal memiliki nilai range sebesar 40, panjang kelas
sebesar 13, nilai tertinggi sebesar 50, dan nilai terendah sebesar 10;
b. aspek pelecehan fisik memiliki nilai range sebesar 40, panjang kelas 13, nilai
tertinggi sebesar 50, dan nilai terendah sebesar 10;
c. aspek pelecehan seksual memiliki nilai range sebesar 40, panjang kelas
sebesar 13, nilai tertinggi sebesar 50, dan nilai terendah sebesar 10;
d. aspek pelcehan ekonomi memiliki nilai range sebesar 16, panjang kelas
sebesar 5, nilai tertinggi sebesar 20, dan nilai terendah sebesar 4;
44

e. aspek pelecehan psikologi emosional memiliki nilai range sebesar 60,


panjang kelas sebesar 20, nilai tertinggi sebesar 75, dan nilai terendah
sebesar 15.
Hasil analisis aspek-aspek tersebut akan dikategorikan berdasarkan tingkatan-
tingkatan. Berikut adalah sajian data kategorisasi tiap aspek.

Tabel 4.8 Aspek Pelecehan Verbal

Interval Frequency Percent

RENDAH 10 – 23 203 61
SEDANG 24 – 37 124 37
Valid
TINGGI 38 - 51 7 2
Total 334

Tabel 4.9 Aspek Pelecehan Fisik


Frequemc
Interval Percent
y
RENDA
10 - 23 214 64
H
SEDAN
Valid 24 - 37 107 32
G
TINGGI 38 - 51 13 4
Total 334

Tabel 4.10 Aspek Pelecehan Seksual


Frequenc
Interval Percent
y
Vali RENDAH 10 - 23 210 63
d
SEDANG 24 - 37 109 33
TINGGI 38 - 51 15 4
Total 334

Tabel 4.11 Aspek Pelecehan Ekonomi

Interval Frequency Percent


Valid RENDAH 4–9 247 74
SEDANG 10 – 15 63 19
TINGGI 16 - 21 24 7
45

Total 334

Tabel 4.12 Aspek Pelecehan Psikologis Emosional


Frequenc
Interval Percent
y
Valid RENDAH 15 - 35 187 56
SEDANG 36 - 56 133 40
TINGGI 57 - 77 14 4
Total 334

Tabel 4.8, 4.9, 4.10, 4.11, dan 4.12 merupakan kategorisasi aspek-
aspek kekerasan dalam pacaran siswa SMA Negeri di Surakarta. Rata-rata dari
kelima aspek kekerasan dalam pacaran tergolong pada tingkat sedang.

2. Uji Normalitas
Ghozali (2011:29) mengatakan bahwa uji normalitas merupakan suatu
cara yang digunakan peneliti untuk menguji data yang dimiliki berdistribusi
normal. Data yang berdistribusi normal akan memperkecil kemungkinan
terjadinya bias. Dalam penelitian ini, uji normalitaas digunakan untuk
mengetahui data tingkat kekerasan dalam pacaran siswa berjenis kelamin laki-
laki dan perempuan berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahuinya,
penelitian ini menggunakan tes Kolmogorov Smirnov dengan bantuan SPSS
versi 17.0. Tes Kolmogorov Smirnov dipilih karena data > 50 sampel. Dalam
tes Kolmogorov Smirnov, suatu data dikatakan berdistribusi normal ketika nilai
signifikansi > 0,05. Sehingga apabila data menunjukan nilai signifikansi yang
< 0,05 maka dinyatakan tidak berdistribusi normal.
Berikut adalah hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov
Smirnov dengan bantuan SPSS versi 17.0 yang disajikan dalam tabel 4.13
46

Tabel 4.13 Hasil Analisis Uji Normalias Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual

N 109
Normal Mean ,0000000
Parametersa,,b Std.
35,50294474
Deviation
Most Extreme Absolute ,126
Differences Positive ,126
Negative -,086
Kolmogorov-Smirnov Z 1,315
Asymp. Sig. (2-tailed) ,063

Dari hasil analisis tabel 4.13 diperoleh asymp sig (2-tailed) sebesar
0,063. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila memiliki nilai signifikasi >
0,05. Selanjutnya, data dinyatakan tidak berdistribusi normal apabila nilai
signifikasi < 0,05. Berdasarkan tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa nilai
asymp sig (2-tailed) sebesar 0,063 > 0,05 maka dapat disimpukan bahwa data
tingkat kekerasan dalam pacaran berjenis kelamin laki-laki dan perempuan
memiliki distribusi yang normal.

3. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk
mengetahui sampel data memiliki variansi yang sama atau tidak (Field, 2009).
Uji homogenitas ini juga merupakan salah satu syarat sebelum melakukan
pengujian hipotesis. Uji homogenitas pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui data tingkat kekerasan dalam pacaran siswa berjenis kelamin laki-
laki dan perempuan homogen atau tidak. Untuk mengetahuinya, penelitian ini
menggunakan tes Levene dengan bantuan SPSS versi 17.0. Tes Levene dipilih
karena sampel data pada penelitian ini hanya ada dua kelompok data dengan
varians yang berbeda, yakni kelompok laki-laki dan perempuan.
47

Tes Levene bisa dikatakan homogen apabila nilai signifikansi > 0,05.
Sehingga apabila data menunjukan nilai signifikansi yang < 0,05 maka
dinyatakan tidak homogen (Nuryadi, Astuti, Utami, 2017: 89). Berikut adalah
hasil uji homogenitas menggunakan Levene’s Test dengan bantuan SPSS versi
17.0 yang disajikan dalam tabel 4.16

Tabel 4.16 Hasil Analisis Uji Homogenitas Levene’s Test

Levene Statistic df1 df2 Sig.


8,147 1 332 ,005

Berdasarkan tabel 4.16 diperoleh nilai sig. 0,005. Data dinyatakan


homogen apabila memiliki nilai signifikasi > 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa uji homogen pada laki-laki dan perempuan tidak homogeny karena
memiliki nilai sig. 0,005 < 0,05.

4. Analisis Uji Beda


Analisis uji beda digunakan untuk mengetahui apakah populasi
memiliki perbedaan atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut, dibutuhkan
bantuan SPSS versi 17.0 Uji statistik parametrik dan non-parametrik menjadi
alternatif pilihannya. Sriwidadi (2011: 753) menjelaskan bahwa uji statistik
parametrik bisa digunakan ketika sebaran data berdistribusi normal dan
homogen, sebaliknya jika sebaran data tidak berdistribusi normal dan tidak
homogen bisa menggunakan uji statistik non-parametrik.
Berdasarkani uji asumsi yang telah peneliti lakukan, yakni uji
normalitas dan uji homogenitas, diketahui bahwa data berdistrbusi normal dan
tidak homogen. Oleh karena itu, uji beda yang digunakan adalah statistik
parametrik. Statistik parametrik bisa digunakan ketika data memiliki variansi
yang berbeda (tidak homogen) karena homogenitas bukan merupakan syarat
yang mutlak. Namun pengambilan keputusan berdasarkan pada hasil output
tabel SPSS equal variance not assumed. Penelitian ini menggunakan uji beda
independent sample t test. Independent sample t test dipilih karena tujuannya
48

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kedua kelompok data yang
tidak saling berkaitan (Sriwidadi, 2011: 758)
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kekerasan dalam pacaran
pada siswa berjenis kelamin laki-laki dengan siswa berjenis kelamin
perempuan, berikut adalah rumusan hipotesis :
Hα = Hipotesis Alternatif
Hο = Hiotesis Nol
Hο merupakan hipotesis yang diartikan sebagai tidak adanya
perbedaan tingkat kekerasan dalam pacaran antara siswa berjenis kelamin laki-
laki dengan perempuan. Sedangkan Hα merupakan lawan dari Hο, sehingga
diartikan sebagai adanya perbedaan tingkat kekerasan dalam pacaran antara
siswa berjenis kelamin laki-laki dengan perempuan.
Jika signifikansi < 0,05 maka Hα diterima dan Hο ditolak. Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka Hα di tolak, Hο diterima.

Tabel 4.17 Group Statistic


Std. Std. Error
KELOMPOK N Mean
Deviation Mean
DATA LAKILAKI 109 103,1376 36,46167 3,49239
KDP PEREMPUAN 225 105,1111 40,12315 2,67488

Berdasarkan tabel 4.17 diatas, diketahui jumlah data kekerasan pada


laki-laki sebanyak 109 siswa, sementara data kekerasan pada perempuan
sebanyak 225 siswa. Nilai rata-rata kekerasan pada laki-laki sebesar 103,1376,
sementara rata-rata kekerasan pada perempuan sebesar 105,1111. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
rata-rata data kekerasan dalam pacaran pada siswa berjenis kelamin laki-laki
dengan perempuan. Selanjutnya akan dibuktikan dengan mengunakan
independent sample t test yang disajikan dalam tabel 4.18
49

Tabel 4.18 Hasil Analisis Independent Sample T Test


Levene's Test
for Equality t-test for Equality of Means
of Variances
95% Confidence Interval
of the Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. T df Lower Upper
tailed) Difference Difference
Equal
variances 8,147 ,005 -,434 332 ,665 -1,97350 4,54776 -10,91955 6,97256
assumed
DATA
Equal
KDP
variances
-,449 233,187 ,654 -1,97350 4,39907 -10,64049 6,69350
not
assumed

Hasil pengujian levence's test sig. 0,005 < 0,050 yang artinya
memiliki variansi yang berbeda, sehingga analisis uji beda t-test menggunakan
asumsi equal variance not assumed. Jika signifikansi < 0,05 maka Hα diterima
dan Hο ditolak. Sedangkan jika nilai signifikansi > 0,05 maka Hα di tolak, Hο
diterima. Hasil pada tabel 4.18 terlihat bahwa nilai sig. (2-tailed) pada equal
variance not assumed sebesar 0,654 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
Hα ditolak dan Ho diterima. Oleh karena itu, tidak ada perbedaan kekerasan
dalam pacaran pada siswa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang
artinya baik laki-laki atau perempuan memiliki resiko yang sama menjadi
korban kekerasan dalam pacaran.

C. Pembahasan
Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan kuesioner dalam
penelitinan ini. Dari hasil analisis deskriptif diperoleh hasil bahwa kasus
kekerasan dalam pacaran pada siswa SMA Negeri di Surakarta tergolong rendah
dengan persentase sebesar 62%. Selanjutnya dilakukan analisis uji beda untuk
menentukan apakah terdapat perbedaan antara kekerasan pada siswa berjenis
kelamin laki-laki dengan perempuan. Hasil analisis independent sample t test yang
telah dilakukan menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 diperoleh nilai signifikasi
sebesar 0,654. Angka tersebut menunjukan bahwa nilai signifikasi > 0,05 yang
artinya tidak ada perbedaan kekerasan dalam pacaran antara laki-laki dan
50

perempuan. Hasil tersebut menunjukan bahwa siswa berjenis kelamin laki-laki


dan perempuan memiliki resiko yang sama menjadi korban kekerasan dalam
pacaran.
Kekerasan dalam pacaran merupakan tindakan pelecehan yang dilakukan
seseorang terhadap pasangan atau teman kencannya secara terus-menerus, yang
keduanya merupakan anak di bawah umur dan belum menikah (Jackson, Randell,
& Miller, 2015: 113-114). Kekerasan dalam pacaran merupakan masalah
kesehatan sosial dan masyarakat yang serius di seluruh dunia (Luo, 2018), karena
memang memiliki berbagai dampak buruk bagi korban kekerasan dalam pacaran.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kekerasan dalam pacaran pada siswa SMA
Negeri di Surakarta berada pada tingkat sedang. Tentunya hal ini menjadi bukti
nyata bahwa remaja khususnya siswa SMA Negeri di Surakarta menganggap
bahwa kekerasan dalam pacaran merupakan hal yang wajar terjadi dalam suatu
hubungan. Kekerasan dalam pacaran dianggap wajar oleh sebagian orang sebagai
bentuk perhatian dan kasih sayang (Nurhaniyah, 2016). Selain dianggap wajar
oleh sebagian orang, kekerasan dalam pacaran terkadang juga tidak disadari oleh
korban bahkan pelaku. Oleh karenanya, hal tersebut dilakukan secara berulang
dan terus menerus sehingga membentuk suatu pola yang dianggap wajar dalam
suatu hubungan pacaran.
Namun hal tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja, mengingat bahwa
kekerasan dalam pacaran pada siswa SMA Negeri di Surakarta berada pada
tingkat rendah, yang tidak menutup kemungkinan bahwa angka kekerasan dalam
pacaran akan bertambah tiap tahunnya. Yang terpenting adalah bagaimana cara
untuk mencegah agar kasus kekerasan dalam pacaran tidak semakin meningkat.
Upaya pencegahan merupakan hal yang baik karena dapat mencegah dan
menghentikan bentuk-bentuk kekerasan dan terhindarnya dari dampak-dampak
yang merugikan bagi si korban. Upaya pencegahan ini nantinya akan sangat
bermanfaat bagi siswa karena mereka akan belajar bagaimana memelihara
hubungan yang baik untuk mempersiapkan kehidupan berkeluarga di masa depan
yang jauh dari kekerasan. Tentunya, siswa juga harus mengetahui apa saja bentuk-
bentuk kekerasan yang biasa terjadi sehingga mereka dapat menghindarinya
51

ketika dihadapkan dengan suatu masalah. Upaya pencegahan ini tentunya menjadi
masukan agar guru bk memberikan sebuah layanan bagi siswa SMA yang sesuai
dengan tugas perkembangan remaja yakni mempersiapkan kehidupan berkeluarga.
Kekerasan dalam pacaran bisa terjadi pada siapa saja. Laki-laki ataupun
perempuan bisa melakukan agresi yang sangat serius dalam hubungan romantis
(Hamby & Turner, 2013: 324). CDC, 2012 (dalam Hamby & Turner, 2013)
mengatakan bahwa Survei Perilaku Risiko Remaja di AS yang ditujukan pada
siswa kelas 9 sampai 12 menunjukan bahwa hampir tidak ada perbedaan
kekerasan antara laki-laki dan perempuan. Data menunjukan bahwa kekerasan
perempuan sebesar 9,3% dan laki-laki sebesar 9,5%. Hal tersebut memiliki
kesamaan dengan hasil yang didapat dalam penelitian ini, bahwa tidak terdapat
perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Dengan kata lain, kekerasan bersifat
dua arah (Straus, 2008), sehingga baik laki-laki maupun perempuan sering kali
menjadi pelaku dan korban kekerasan.
Hal tersebut terjadi bukan karena tidak ada alasan. Luo (2018) mengatakan
bahwa dominasi adalah faktor utamanya. Dominasi merupakan kontrol pasangan
atas pengambilan keputusan (Hamby, 1996). Penelitian lain menjelaskan bahwa
dominasi terhadap pasangan, baik laki-laki atau perempuan, cenderung memicu
kekerasan terhadap individu tersebut (Straus, 2008). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa dominasi terhadap pasangan memicu terjadinya kekerasan. Selanjutnya,
faktor lain pemicu kekerasan terhadap laki-laki maupun perempuan adalah
cemburu. Perasaan ecemburuan merupakan faktor pemicu kekerasan, terutama
bagi mereka yang cenderung bergantung pada orang lain dan khawatir akan
ditinggalkan (Ozaki & Otis,2017). Penelitian yang dilakukan Lasley & Durtschi
(2015) menunjukan bahwa kecemburuan juga memiliki keterkaitan dengan bentuk
penyerangan. Oleh sebab itu, perasaan cemburu memicu terjadinya kekerasan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran gender tidak begitu mempengaruhi
kekerasan karena faktor utama pemicu kekerasan adalah dominasi dan perasaaan
cemburu.
Pernyataan tersebut sangat bertolak belakang dengan penemuan terdahulu
yang telah peneliti cantumkan di bab-bab sebelumnya. Teori terdahulu
52

menganggap bahwa bahwa lai-laki merupakan sosok penyerang perempuan, baik


secara fisik, seksual, atau emosional. Namun, penelitian terbaru menyoroti bahwa
laki-laki juga bisa menjadi korban kekerasan dalam pacaran (Luo. 2018).
Dempsey (2013) mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan sebagai koban
kekerasan memiliki dampak yang serupa, yang menjadi pembeda adalah sikap.
Perempuan bisa mengambil tindakan untuk mengidentifikasi sebagai tindak
kejahatan dan melaporkannya. Sementara laki-laki cenderung meremehkan
pelecehan yang sedang dialaminya dan enggan untuk memberitahukan kepada
orang lain. Hal tersebut yang menyebabkan kekerasan pada perempuan memiliki
angka yang tingi (Lembar Catatan Tahunan Komisi Nasional Perempuan, 2012).
Tidak hanya itu, banyak faktor yang menyebabkan kekerasan terhadap
laki-laki tidak tersorot dimasyarakat, antara lain karena sedikitnya layanan
fasilitas bagi laki-laki yang mengalami kekerasan (Robinson & Rowlands, 2006)
dibandingkan dengan perempuan. Hal tersebut menjadikan laki-laki korban
kekerasan merasa tidak memiliki tempat. Banyak sekali fasilitas untuk perempuan
korban kekerasan, sedangkan untuk korban laki-laki mereka tidak memiliki
tempat dan fasilitas yang cukup. McKelley (dalam Tsui, Cheung, & Leung, 2010)
mengatakan walaupun ada tempat dan fasilitas layanan bantuan, laki-laki korban
kekerasan memilih untuk tidak memanfaatkan layanan kesehatan mental dengan
mencari bantuan kepada ahli yang professional untuk menghadapi masalahnya.
Laki-laki juga enggan untuk menunjukan kelemahannya ketika ditanya (Chan,
2006). Hal-hal itulah yang menyebabkan laki-laki tidak melaporkan masalah yang
dialaminya, karena pada dasarnya laki-laki korban kekerasan melihat kekerasan
itu sebagai masalah tersembunyi dan tidak ingin untuk meminta bantuan. Tapi
tidak menutup kemungkinan mereka akan mengungkapkan sebagian masalah jika
identitas pribadi mereka dapat disembunyikan (Tsui, Cheung, & Leung, 2010:
770). Hal tersebut dilakukan karena para korban kekerasan dipengaruhi oleh
persepsi masyarakat terhadap perbedaan gender yang menekankan kemampuan
fisik laki-laki untuk menolak pelecehan, serta ekspektasi masyarakat terhadap
kemampuan fisik laki-laki untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri (Tsui,
Cheung, & Leung, 2010: 769).
53

Selain itu, kurangnya pengakuan publik juga meningkatkan kesulitan bagi


korban laki-laki untuk melaporkan kekerasan yang dialaminya (Cook, 2019: 107).
Ditambah lagi, praktisi kesehatan hanya berfokus pada perlindungan perempuan
dan anak-anak (DOH, 2009; DOH, 2013). Hatty (2000) menambahkan bahwa di
negara industri modern, secara garis besar laki-laki dianggap sebagai penyebab
kerugian pada orang lain jika dibandingkan dengan perempuan. Hal seperti inilah
yang mengakibatkan laki-laki korban kekerasan memilih untuk tidak melaporkan
kekerasan yang menimpa dirinya. Oleh karena hal itu masyarakat juga tidak dapat
mengenali dan mengakui tindak kekerasan yang dilakan oleh perempuan
(DeFrancisco & Palczewski, 2014). Selain itu, laki-laki yang menjadi korban
pelecehan sengaja untuk tidak melaporkan masalah yang dialaminya karena takut
ditertawakan, dihina, atau dituduh balik sebagai pelaku kekerasan karena
keyakinan bahwa laki-laki secara fisik mampu melawan ketika ditantang (O'Brien,
Hunt, & Hart, 2005). Faktor-faktor tersebut yang mengakibatkan kasus-kasus
kekerasan pada laki-laki tidak terlihat dimasyarakat, padahal laki-laki dan
perempuan memiliki resiko yang sama mengalami kekerasan. Hanya saja kaum
laki-laki memilih untuk tidak melaporkannya.
Berdasarkan hal itu, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tidak ada
perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Mereka memiliki dampak yang sama
(Dempsey, 2013). Dengan kata lain, kekerasan bersifat dua arah (Straus, 2008),
sehingga baik laki-laki maupun perempuan sering kali menjadi pelaku dan korban
kekerasan. Dominasi dan cemburu terhadap pasangan merupakan faktor pemicu
terjadinya kekerasan dalam pacaran. Selain itu ada banyak faktor yang
menyebabkan kasus-kasus kekerasan terhadap laki-laki tidak banyak terungkap
dimasyarakat.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kekerasan dalam pacaran merupakan tindakan pelecehan yang dilakukan
seseorang terhadap pasangan atau teman kencannya secara terus-menerus, yang
keduanya merupakan remaja dan belum menikah. Dalam penelitian ini, diperoleh
hasil bahwa kekerasan dalam pacaran pada siswa SMA Negeri di Surakarta berada
pada tingkat rendah dan tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai kekerasan
dalam pacaran antara siswa berjenis kelamin laki-laki dengan perempuan. Hal ini
terjadi karena kekerasan bisa terjadi dalam 2 arus, sehingga baik laki-laki maupun
perempuan bisa menjadi korban kekerasan. Hal tersebut terjadi karena banyak
faktor, seperti dominasi terhadap pasangan dan cemburu. Mereka juga memiliki
dampak yang sama, yang menjadi pembeda adalah sikap. Perempuan bisa
mengambil tindakan untuk mengidentifikasi sebagai tindak kejahatan dan
melaporkannya. Sementara laki-laki cenderung meremehkan pelecehan yang
sedang dialaminya dan enggan untuk memberitahukan kepada orang lain. Hal
tersebut yang menyebabkan kasus kekerasan pada perempuan lebih banyak
terekspos daripada kasusu kekerasan pada laki-laki.

B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, implikasi paling penting adalah yang
berkaitan dengan upaya preventif atau pencegahan agar kekerasan dalam pacaran
ini tidak bertambah lagi. Mengingat bahwa kekerasan dalam pacaran mengingkat
tiap tahunnya menurut data SPEK-HAM (Haryani & Surtinah, 2018). Upaya
preventif dikatakan penting karena menghentikan pola-pola kekerasan dapat
membantu menghindari dampak-dampak yang merugikan bagi si korban.
Program pencegahan kekerasan dalam pacaran bermanfaat bagi remaja
khususnya siswa SMA untuk membantu belajar bagaimana cara membangun dan
memelihara hubugan yang baik dan sehat yang sesuai dengan tugas
perkembangan masa remaja, yakni mempersiapkan perkawinan dan kehidupan

56
57

berkeluarga. Hal tersebut tentunya membutuhkan arahan dari guru bk agar siswa
mengetahui berbagai upaya pencegahan.
Dan bagi korban, dibutuhkan adanya layanan konseling yang membantu
korban agar bisa mengatasi trauma yang dimilikinya.

C. Saran
1. Penelitian ini membutuhkan penelitian lanjutan yang bertugas memverifikasi
data apakah data yang diperoleh dalam penelitian ini benar-benar akurat,
meningat adanya bias dalam penelitian ini. Karena penelitian ini merupakan
upaya awal untuk mendeskripsikan tingkat kekerasan dalam pacaran pada
siswa SMA Negeri di Surakarta, maka diperlukan lebih banyak penelitian yang
mengungkap tentang dampak dan treatmen yang digunakan untuk korban
kekerasan dalam pacaran, baik laki-laki maupun perempuan.
2. Penelitian ini menjadi dasar untuk peneliti selanjutnya mengembangkan
strategi konseling untuk mengatasi masalah kekerasan dalam pacaran pada
siswa SMA di Surakarta, tidak hanya berfokus pada SMA Negeri saja.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan memberikan
gambaran mengenai kekerasan dalam pacaran. Sehingga peneliti selanjutnya
bisa melakukan penelitian dengan lebih banyak metode lainnya sebagai upaya
tindak lanjut.
58

DAFTAR PUSTAKA

Ackard, D., & Earnest, A. (2010). State Law Report Cards: A National Survey Of
Teen Dating Violence Laws. Break the Cycle : Los Angeles

Acharya, A.K. (2015). Characteristics of Youth Dating Violence and Risk Factors
in Mexico: An Analysis from a National Sample. International and
Multidisciplinary Journal of Social Sciences Vol. 4 No.3 : 218-244

Ali, A.Z., and Ali, N.H. (2015). Teen Dating Violence. International Journal of
Women Empowerment. Volume 1 : 30-32

Arikunto, S. 1987. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Bina


Aksara.

Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Aziz, Y.A. (2018). Strategi Coping Perempuan Korban Kekerasan dalam Pacaran
di Rifka Annisa Women Crisis Center YogyakartaKOMUNIKA: Jurnal
Dakwah dan Komunikasi Vol. 12, No. 1, Januari - Juni 2018.

Azwar, S. 2012. Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Berk, L.E. (2014). Development ThroughThe Lifespan (6th ed.). USA:


PearsonEducation, Inc

Black, M.C., Basile, K.C., Breiding, M.J., Smith, S.G., Walters, M.L., Merrick,
M.T., Chen, J., & Stevens, M.R. (2011). The National Intimate Partner
and Sexual Violence Survey (NISVS): 2010 Summary Report. Atlanta, GA:
National Center for Injury Prevention and Control, Centers for Disease
Control and Prevention.

Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. (2020). Diperoleh pada 21 Januari 2021 dari
https://surakartakota.bps.go.id/statictable/2020/03/30/171/jumlah-sekolah-
guru-dan-murid-sekolah-menengah-atas-sma-di-bawah-kementrian-
pendidikan-dan-kebudayaan-menurut-kecamatan-di-kota-surakarta-2018-
2019-dan-2019-2020.html

Butchart, A., Moreno, C.G., & Mikton, C. (2010). Preventing Intimate Partner
and Sexual Violence Against Women: Taking Action and Generating
59

Evidence. Chapter 2 Risk and protective factors for intimate partner and
sexual violence. Geneva: WHO.

Chan, K.L. (2006). The Chinese concept of face and violence against women.
International Social Work, 49(1), 65–73.

Cook, P. (2009) Abused men. The hidden side of domestic abuse. Second edition.
Westport. Praeger.

Davis, A. (2008). Interpersonal and Physical Dating Violence among Teens.


Diperoleh 22 Januari 2020, dari
https://www.nccdglobal.org-/sites/default/files/publication_pdf/focus-
dating-violence.pdf

DeFrancisco, V. Palczewski, C. (2014) Gender in communication. A critical


introduction. Second edition. London. Sage

DeGenova, M.K & Rice, P.P. 2005. Intimate Relationship, Marriages, and
Families. New York: MC Grow-Hill.

DeGenova, M. K. (2008). Intimate Relationship marriages & families. Ney York:


McGraw Hill.

Dempsey, B. (2013) Men’s experiences of domestic abuse in Scotland. What we


know and how we can know more. Abused men in Scotland. (AMIS).
www.amis.org.uk accessed 27/12/20

Department of Health (DH). 2009. Improving safety, reducing harm. Children,


young people and domestic violence. A practical toolkit for front-line
practitioners. London. The Stationery Office.

Department of Health (DH). 2013. Health visiting and school nursing


programmes: supporting implementation of the new service model. No. 5:
domestic violence and abuse – professional guidance. www.gov.uk
accessed 28/12/20

Dharmawijati, R.D. (2016). Komitmen Dalam Berpacaran Jarak Jauh Pada Wanita
Dewasa Awal. Jurnal Psikologi. 2(4) : 237-248.

Dutton, D. G & White, K. R. 2013. Male Victims of Domestic Violence. NEW


MALE STUDIES: AN INTERNATIONAL JOURNAL. VOL. 2, ISSUE
1, 2013, PP. 5-17

East P.L., & Hokoda A. (2015). Risk and protective factors for sexual and dating
violence victimization: A longitudinal, prospective study of Latino and
60

African American adolescents. Journal of Youth and Adolescence, 44(6),


1288-300. doi: 10.1007/s10964-015-0273-5

Fajri, P.M., & Nisa, H. (2019). Kecemburuan dan Perilaku Dating Violence pada
Remaja Akhir. Proyeksi. 14(2) : 23-33.

Field, A. 2009. Discovering statistic using SPSS 3th Edition. London: SAGE
Publication.

Fletcher, G.J.O., Simpson, J.A., Campbell, L. and Overall, N.C. (2015) Pair-
Bonding, Romantic Love, and Evolution: The Curious Case of Homo
Sapiens . Perspectives on Psychological Science. 10, 20-36.
https://doi.org/10.1177/1745. 691614561683

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Edisi Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Graham-Kevan, N. (2007) The Re-Emergence of Male Victims. International


Journal of Men’s Health. Vol. 6; no 1: 3-6

Gunarsa, S.D., & Gunarsa, Y.S.D. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Hamby, S. L. (1996). The dominance scale: Preliminary psychometric properties.


Violence and Victims, 11, 199-212.

Hamby, S. & Turner, H. 2013. Measuring Teen Dating Violence in Males and
Females: Insights From the National Survey of Children’s Exposure to
Violence. Psychology of Violence Vol. 3, No. 4, 323–339.

Haryani, Fitri & Surtinah, Ani. (2018). CATAHU SPEK-HAM SURAKARTA.


Diperoleh 4 Januari 2019 dari
https://www.spekham.org/wp-content/uploads/2018/03/201803_Catahu_-
SPEK-HAM.pdf

Hatty, S. (2000) Masculinities, violence and culture. London. Sage

Jackson, J., Randell, K.A., & Miller, M.K. (2015). Adolescent Relationship
Abuse:How to Identify and Assist At-Risk Youth in the Emergency
Department. Clinical Pediatric Emergency Medicine; Maryland Heights
Vol. 16, Iss. 2 : 113-118. DOI:10.1016/j.cpem.2015.04.002.
61

Khuzaiyah, S. 2015. The Secret of Teens Guide Book for Teen: Mengatasi Masa
Pubertas, Seksualitas, dan Pergaulan. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Koyan, I Wayan. (2012). Buku Ajar 2012: Statistik Dua: Analisis Varian,
Kovarians dan Jalur. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press.

Kurnianingsih, M. (2020). Kekerasan dalam Berpacaran. Skripsi. Psikologi


Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Lasley, C. Y., & Durtschi, J. (2015). The roles of dominance, jealousy, and
violent socialization in Chinese dating abuse. Journal of Interpersonal
Violence, 32, 1209-1234.

Lukitasari, I. T. (2018). Perilaku Pacaran Remaja ditinjau dari Interaksi Pola


Asuh Orang Tua dan Asal Sekolah. Skripsi. Psikologi Universitas
Muhammadiyah, Surakarta.
Luo, X. 2018. Gender and Dating Violence Perpetration and Victimization: A
Comparison of American and Chinese College Students. Journal of
Interpersonal Violence 1 –27

Miron, A.G., & Miron, C.D. (2002). Bicara Soal Cinta, Pacaran, dan Seks
kepada Remaja. USA.

Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nugroho, YA. 2011. It’s easy olah data dengan SPSS. Yogyakarta: PT. Skripta
Media Creative

Nurislami, N. R., dan Hargono, R. (2014). Kekerasan dalam Pacaran dan Gejala
Depresi pada Remaja. Jurnal Promkes. Vol. 2, No. 2 Desember 2014:
173–180.

Nurhaniyah, A. (2016). Sikap terhadap Kekerasan dalam Berpacaran pada


Mahasiswa. Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah

Nuryadi. Astuti, T. D., Utami, E. S., Budiantara, M. (2017). Dasar-dasar Statistik


Penelitian. Yogyakarta: Sibuku Media.

O’Brien, R., Hunt, K., & Hart, G. (2005). ‘‘It’s caveman stuff, but that is to a
certain extent how guys still operate’’: Men’s accounts of masculinity and
help seeking. Social Science & Medicine, 61, 503–516.
62

O’Keefe, M. (2005). Teen dating violence: A review of risk factors and


prevention efforts. National Electronic Network on Violence against
Women. 1-13.

Ozaki, R., & Otis, M. D. (2017). Gender equality, patriarchal cultural norms, and
perpetration of intimate partner violence: Comparison of male university
students in Asian and European cultural contexts. Violence Against
Women, 23, 1076-1099.

Putro, K.Z. 2017. Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. Jurnal
Aplikasi Ilmu-ilmu Agama. 17(1): 25-32

Robinson, A. Rowlands, J. (2006) The Dyn Project: supporting men experiencing


domestic abuse. Final evaluation report. Cardiff University. The Dyn
Project. www.dynproject.org

Santrock, J. W. 2014. Adolescence(15th ed.). New York: McGraw-Hill.

Sari, I.P. 2018. Kekerasan dalam Hubungan Pacaran di Kalangan Mahasiswa :


Studi Refleksi Pengalaman Perempuan. Jurnal Dimensia. 7(1) : 64-85.

Sarwono, W.S. (2015). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Savitri, A. N., Linayaningsih, F., & Sugiarti, L.R. 2015. Kekeraan dalam Pacaran
pada Siswa SMA ditinjau dari Konformitas Teman Sebaya dan Efektivitas
Komunikasi dalam Keluarga. (Versi elektronik). JURNAL DINAMIKA
SOSBUD. 17 (2) 41 – 47. Diperoleh pada 8 Februari 2021, dari
https://www.researchgate.net/publication/329535505_KEKERASAN_DA
LAM_PACARAN_PADA_SISWA_SMA_DITINJAU_DARI_KONFOR
MITAS_TEMAN_SEBAYA_DAN_EFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_DA
LAM_KELUARGA/link/5c0e7866a6fdcc494fe9dbdb/download

Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangnnya. Jakarta:


Kencana.

Sriwidadi, T. 2011. Penggunaan Uji Mann-Whitney pada Analisis Pengaruh


Pelatihan Wiraniaga dalam Penjualan Produk Baru. BINUS BUSINESS
REVIEW Vol. 2 No. 2 November 2011: 751-762.

Straus, M. A. (2008). Dominance and symmetry in partner violence by male and


female university students in 32 nations. Children and Youth Services
Review, 30, 252-275.

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.


63

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2017. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharto, M.P., Mulyana, N., & Nurwati, N. (2018). Pengaruh Teman Sebaya
terhadap Perkembangan Psikososial Anak TKI di Kabupaten Indramayu.
Jurnal Pekerjaan Sosial. 1(2) : 135-147

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Sherer, P. P. (2009). Prevalenceand Correlates of Adolescent Dating Violence in


Bangkok, Thailand. Journal Sociology & Social Welfare, 36, 9-37

Shirley, J.A., Powers, W.G., and Sawyer, C.R. (2015). Psychologically Abusive
Relationships and Self-Disclosure Orientations. Human Communication.
A Publication of the Pacific and Asian Communication Association. Vol.
10, No. 3, pp. 289 – 302

Silalahi, Ulber (2005). Metode Penelitian Sosial. Bandug: Unpar Press.

Singarimbun, M. & Effendi, S. 1995. Metode Penelitia Survai Editor. Jakarta:


LP3ES.

Smith P.H., White J.W., & Holland L.J. (2003). A longitudinal perspective on
dating violence among adolescent and college-age women. American
Journal of Public Health. 93(7):1104–1109.

Solferino, N & Tessitore, M.E. (2019). Human networks and toxic relationships.
Munich Personal RePEc Archive, hal 7. DOI:
10.13140/RG.2.2.18615.68001

Straus, M.A., (2004). Prevalence of Violence Against Dating Partners by Male


and Female University Students Worldwide. Journal Violence Againts
Dating Partner. 10(7) : 790-811.

Tim Badan Pusat Statistik. (2017). Mengakhiri Kekerasan terhadap Perempuan


dan Anak di Indonesia. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak.

Tim Komnas Perempuan. 2012. Catatan Tahunan Tentang Kekerasan Terhadap


Perempuan, dari
64

(https://www.komnasperempuan.go.id/file/pdf_file-/Catatan
%20Tahunan/10.PP5_CATAHU%202012.pdf)

Tim Komnas Perempuan. 2019. Catatan Tahunan Tentang Kekerasan Terhadap


Perempuan, dari (https://www.komnasperempuan.go.id/file/Catatan%-
20Tahunan%20Kekerasan%20Terhadap%20Perempuan%202019.pdf)

Trifiani, N. R., & Margaretha. (2012). Pengaruh Gaya Kelekatan Romantis


Dewasa (Adult Romantic Attachment Style) terhadap
Kecenderunganuntuk Melakukan Kekerasan Dalam Pacaran. Jurnal
Psikologi Kepribadian dan Sosial, Volume 1, No.02.

Tsui, V; Cheung, M; & Leung, P. 2010. Help-seeking among male victims of


patner abuse : Men’s hard time. Journal of Community Psychology.

Vagi K.J., Rothman E, Latzman N.E., Teten T.A., Hall DM, & Breiding M.B.
(2013) correlates: A review of risk and protective factors for adolescent
dating violence perpetration. Journal of Youth and Adolescence. 42: 633-
649.

Wakerle, C., & Wolfe, D. A. (1999). Dating Violence in Mid-Adolescence:


Theory, Significance, and Emerging Prevention Initiatives. Clinical
Psychology Review. 19(4) : 435-456.

Whitmer, G. (2020). Teen Dating Violence. Diperoleh 15 Januari 2019, dari


https://www.michigan.gov/datingviolence/0,4559,7-233-
46553---,00.html

Wirawan, S. 2002. Psikologi Remaja, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yusup, F. 2018. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN


PENELITIAN KUANTITATIF. Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah
Kependidikan e-ISSN: 2548-8376 Vol. 7 No. 1. Hal 17-23
65
LAMPIRAN
66

Lampiran 1: Instrumen Penelitian sebelum Uji Ahli

INSTRUMEN ANGKET KEKERASAN DALAM PACARAN

A. Identitas Responden
Nama : ………………….(L/P)
Nama Sekolah : ………………….
Usia : …………..tahun

B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti sebelum anda menjawab.
2. Angket ini berisi beberapa pernyataan mengenai hubungan romantisme
pacaran pada remaja sehingga dibutuhkan kejujuran dalam menjawab agar
bisa mengetahui apakah anda berada dalam hubungan pacaran yang sehat
atau dalam hubungan yang terdapat kekerasan didalamnya.
3. Beri tanda (v) pada alternatif jawaban yang paling sesuai dengan kondisi
anda saat ini. Dengan keterangan skor 1 apabila anda tidak pernah
Skor 2 apabila anda jarang
Skor 3 apabila kadang-kadang
Skor 4 apabila sering
Skor 5 apabila selalu

No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Pasangan melontarkan kata-kasar pada saya ketika
berselisih paham
2 Ketika berbeda pendapat, pasangan membentak
saya
3 Pasangan mengolok-olok saya di depan teman-
temannya
4 Pasangan bisa menahan emosi dengan tidak berkata
kasar pada saya ketika berselisih paham
5 Ketika berbeda pendapat, pasangan bisa menahan
emosinya dengan tidak membentak-bentak saya
6 Setiap ada persoalan, pasangan mengajak
67

berdiskusi secara baik-baik


7 Pasangan mengancam akan bunuh diri ketika saya
“ingin putus hubungan”
8 Jika saya tidak melakukan apa yang dia inginkan,
pasangan mengancam akan menyakiti keluarga dan
sahabat saya
9 Untuk mendapatkan apa yang dia inginkan,
pasangan tidak ragu mengancam untuk putus
dengan saya atau melukai dirinya sendiri
10 Pasangan memberikan kesempatan saya untuk
memutuskan sesuatu
11 Aktivitas yang direncanakan adalah hasil
kesepakatan bersama
12 Pemutusan hubungan bukan menjadi pilihan saat
terjadi perselisihan pendapat
13 Pacar memarahi saya ketika kami berbeda pendapat
dalam berargumen
14 Pasangan marah jika saja pergi tanpa izin darinya
15 Saya malu saat pacar marah didepan umum secara
sengaja
16 Pasangan mendengarkan dan menghargai pendapat
saya saat ketika kami sedang berbeda pendapat
dalam berargumen
17 Adanya rasa percaya diantara kami sehingga pacar
tidak mudah marah ketika saya lupa izin ketika
ingin pergi
18 Perbedaan pendapat dan kesalahan komunikasi
adalah hal yang wajar dalam menjalin hubungan
dan harus diterima dengan bijaksana
19 Pasangan menyapa saya dengan penghinaan dan
ejekan
20 Pasangan memanggil saya dengan panggilan
sayang yang sopan
21 Saya dipukul oleh pacar saat saya tidak menuruti
keinginannya
22 Ketika saya melawan atau membantah perkataanya,
pacar mendorong saya ke tembok
23 Pacar menampar ketika saya mengatakan “ingin
putus hubungan
24 Saya ditampar pacar karena tidak menjawab
telepon

25 Ketika pasanga cemburu melihat saya berteman


dengan lawan jenis, saat itu juga pasangan
berperilaku kasar
68

26 Tangan atau anggota tubuh saya dicengkram erat


oleh pacar yang kesal karena saya lebih memilih
pergi dengan keluarga atau teman
27 Ketika saya salah, pacar menggunakan benda
disekitar untuk menyerang saya
28 Pacar mencoba melukai saya dengan benda tajam
karena saya ingin putus
29 Ketika bertengkar hebat, pacar melemparkan
sesuatu untuk menyakiti saya
30 Kami menyelesaikan masalah dengan kepala dingin
tanpa adanya main tangan
31 Ketika bertengkar, kami menyelesaikannya dengan
cara diskusi bukan kekerasan fisik
32 Ketika salah satu dari kami ingin putus, kami
berdiskusi untuk mencari akar masalah
33 Ketika saya tidak menjawab telepon, pacar
meminta penjelasan secara baik-baik dengan
menanyakan apa yang sedang terjadi
34 Kami memiliki komitmen bahwa bertemanlah
dengan siapa saja asal tahu batasan
35 Pasangan mau mendengarkan alasan ketika saya
lebih memilih pergi dengan keluarga atau teman
36 Ketika saya salah, pasangan menasihati dengan
kata-kata yang halus dan sopan
37 Ketika saya ingin putus, pasangan mengajak saya
untuk membahasnya secara kekeluargaan
38 Ketika bertengar hebat, kami meluangkan waktu
untuk introspeksi sehingga nantinya kami bisa
mengambil keputusan dengan benar
39 Pasangan meminta bukti rasa sayang pacar dengan
berhubungan seksual
40 Pasangan mengancam putus hubungan jika saya
menolak berhubungan seksual
41 Pasangan paham dengan batasan-batasan dalam
berpacaran, sehingga tidak menjadikan nafsu
sebagai tanda cinta
42 Kami menganut norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat
43 Saat menonton film di bioskop, pacar mencium
saya tanpa izin
44 Saya mendapatkan tamparan akibat menolak ajakan
berciuman
45 Ciuman bukan menjadi tanda sayang pasangan,
kami sama-sama menjaga untuk bijak/ tidak
melakukannya
69

46 Pasangan menghargai keputusan saya ketika saya


tidak mau untuk berciuman
47 Saat suasana sepi, pasangan meraba dada atau area
intim saya tanpa izin
48 Pasangan tetap menyentuh bagian intim meskipun
saya marah dan melarangnya
49 Kami takut akan dosa sehingga menjauhi hal-hal
buruk
50 Kami bisa menahan nafsu untuk tidak melakukan
hubungan seksual di luar nikah
51 Pasangan membuat saya melakukan atau menonton
praktik seksual yang bertentangan dengan
keinginan saya
52 Kami sepakat untuk tidak menonton fim porno
karena melanggar norma serta dapat meracuni otak
53 Pasangan meminta saya untuk membelikannya
pulsa tiap bulan
54 Pulsa menjadi tanggung jawab diri sendiri,
sehingga bukan tanggung jawab pasangan untuk
membelikannya
55 Saya harus dapat memenuhi kebutuhan pasangan
apapun yang diminta
56 Pasangan memaksa saya untuk membayar semua
makanan yang dipesan, bahkan ketika saya sedang
tidak memiliki uang
57 Pasangan membantu saya dalam berbagai hal,
begitu pula sebaliknya
58 Kami bergantian untuk membayar makanan,
sehingga tidak ada yang merasa dirugikan
59 Semenjak berpacaran, hubungan saya dan teman-
teman menjauh
60 Pasangan berusaha menjauhkan saya dari anggota
keluarga saya
61 Pasangan melarang saya melakukan hal yang ingin
saya lakukan (hoby)
62 Pasangan mencegah saya menjalin hubungan
dengan orang-orang di sekitar saya
63 Kami memiliki waktu untuk bertemu pacar dan
bertemu teman-teman
64 Pasangan tidak marah ketika saya memilih keluarga
daripada main bersama pasangan
65 Pasangan mendukung kegemaran yang saya miliki
66 Pasangan mengarahkan saya agar menjalin
hubungan pertemanan kepada siapa saja karena itu
merupakan hal yang positif
70

67 Saya menjadi tidak percaya diri ketika pacar


menilai penampilan saya yang buruk
68 Pasangan tidak peduli dengan hal-hal yang saya
usulkan
69 Pasangan menyalahkan saya untuk hampir semua
kesalahan di antara kami

70 Pasangan tidak mementingkan perasaan saya

71 Pasangan penuh kasih sayang hanya untuk


kepentingannya sendiri
72 Pasangan memuji penampilan saya bahkan saat
saya merasa buruk
73 Pasangan mendengarkan dan peduli dengan hal-hal
yang saya usulkan
74 Evaluasi dan diskusi mengenai kesalahan itu
penting untuk kami
75 Pasangan lebih mementingkan perasaan dan
kebutuhan saya
76 Pasangan memiliki kasih sayang dan perhatian
yang penuh terhadap saya
77 Pacar memaksa untuk memeriksa ponsel karena
ingin mengetahui siapa saja yang menghubungi
saya
78 Pasangan menginterogasi saya dan orang lain di
sekitar saya untuk mencari tahu apa yang saya
lakukan
79 Saya harus meminta izin pada pasangan setiap kali
ingin pergi sendiri
80 Saya harus memberitahu pacar mengenai kegiatan
yang akan dilakukan agar tidak marah
81 Adanya rasa percaya diantara kami sehingga tidak
perlu mengecek ponsel pasangan
82 Pasangan percaya dengan semua apa yang saya
katakan secara terus terang dan tidak berbohong
83 Pasangan percaya sepenuhnya pada saya sehingga
ketika saya lupa minta izin dia tidak marah
84 Pasangan paham mengenai kesibukan saya,
sehingga ia memaklumi ketika saya lupa
memberitahunya
85 Pasangan marah ketika ada teman lawan jenis yang
mengirim pesan kepada saya, walaupun hanya
sekedar menanyakan tugas
86 Pasangan marah ketika saya memiliki teman lawan
jenis
71

87 Pasangan memiliki pikiran yang dewasa sehingga


ketika ada teman lawan jenis yang menghubungi
saya tidak membuatnya marah
88 Pasangan senang ketika saya memiliki banyak
teman atau relasi
72

Lampiran 2: Instrumen Penelitian uji coba

INSTRUMEN ANGKET KEKERASAN DALAM PACARAN

A. Identitas Responden
Inisial : ………………….(L/P)
Nama Sekolah : ………………….
Usia : …………..tahun

B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti sebelum anda menjawab.
2. Angket ini berisi beberapa pernyataan mengenai hubungan romantisme
pacaran pada remaja sehingga dibutuhkan kejujuran dalam menjawab agar
bisa mengetahui apakah anda berada dalam hubungan pacaran yang sehat
atau dalam hubungan yang terdapat kekerasan didalamnya.
3. Beri tanda (v) pada alternatif jawaban yang paling sesuai dengan kondisi
anda saat ini. Dengan keterangan skor 1 apabila anda tidak pernah
Skor 2 apabila anda jarang
Skor 3 apabila kadang-kadang
Skor 4 apabila sering
Skor 5 apabila selalu

No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Pasangan melontarkan kata-kasar pada saya
ketika berselisih paham
2 Pasangan mengolok-olok saya di depan teman-
temannya
3 Ketika berbeda pendapat, pasangan bisa menahan
emosinya dengan tidak membentak-bentak saya
4 Pasangan mengancam akan bunuh diri ketika saya
“ingin putus hubungan”
5 Jika saya enggan melakukan apa yang dia
inginkan, pasangan mengancam akan menyakiti
keluarga dan sahabat saya
6 Pasangan memberikan kesempatan saya untuk
73

mengambil keputusan
7 Aktivitas yang direncanakan adalah hasil
kesepakatan bersama
8 Pasangan marah jika saja pergi tanpa izin darinya
9 Saya malu saat pacar marah didepan umum secara
sengaja
10 Pasangan mendengarkan dan menghargai
pendapat saya saat kami sedang berbeda pendapat
dalam berargumen
11 Pasangan memanggil saya dengan hinaan dan
ejekan
12 Saya dipukul oleh pacar saat saya tidak menuruti
keinginannya
13 Ketika saya melawan atau membantah
perkataanya, pacar mendorong saya ke tembok
14 Pacar menampar ketika saya mengatakan “ingin
putus hubungan
15 Ketika cemburu melihat saya berteman dengan
lawan jenis, saat itu juga pasangan berperilaku
kasar
16 Tangan atau anggota tubuh saya dicengkram erat
oleh pacar yang kesal karena saya lebih memilih
pergi dengan keluarga atau teman
17 Kami menyelesaikan masalah dengan kepala
dingin tanpa adanya main tangan
18 Ketika salah satu dari kami ingin putus, kami
berdiskusi untuk mencari akar masalah
19 Ketika saya tidak menjawab telepon, pacar
meminta penjelasan secara baik-baik dengan
menanyakan apa yang sedang terjadi
20 Ketika saya salah, pasangan menasihati dengan
kata-kata yang menenangkan
21 Ketika bertengar hebat, kami meluangkan waktu
untuk introspeksi sehingga nantinya kami bisa
mengambil keputusan dengan benar
22 Pasangan meminta bukti rasa sayang pacar
dengan berhubungan seksual
23 Pasangan mengancam putus hubungan jika saya
menolak berhubungan seksual
24 Pasangan paham dengan batasan-batasan dalam
berpacaran, sehingga tidak menjadikan nafsu
sebagai tanda cinta
25 Saya mendapatkan tamparan akibat menolak
ajakan berciuman
26 Ciuman bukan menjadi tanda sayang pasangan,
74

kami sama-sama menjaga untuk bijak/ tidak


melakukannya
27 Pasangan menghargai keputusan saya ketika saya
menolak untuk berciuman
28 Saat suasana sepi, pasangan meraba dada atau
area intim saya tanpa izin
29 Pasangan tetap menyentuh bagian intim meskipun
saya marah dan melarangnya
30 Kami takut akan dosa sehingga menjauhi hal-hal
buruk
31 Kami sepakat untuk tidak menonton fim porno
karena melanggar norma serta dapat meracuni
otak
32 Pasangan meminta saya untuk membelikannya
pulsa tiap bulan
33 Saya harus dapat memenuhi kebutuhan pasangan
apapun yang diminta
34 Pasangan memaksa saya untuk membayar semua
makanan yang dipesan, bahkan ketika saya
sedang tidak memiliki uang
35 Pasangan membantu saya dalam berbagai hal,
begitu pula sebaliknya
36 Semenjak berpacaran, hubungan saya dan teman-
teman menjauh
37 Pasangan berusaha menjauhkan saya dari anggota
keluarga saya
38 Pasangan mendukung kegemaran (hoby) yang
saya miliki
39 Pasangan mengarahkan saya agar menjalin
hubungan pertemanan kepada siapa saja karena
itu merupakan hal yang positif
40 Pasangan tidak peduli dengan hal-hal yang saya
usulkan
41 Pasangan menyalahkan saya untuk hampir semua
pertengkaran di antara kami

42 Pasangan memuji penampilan saya bahkan saat


saya merasa buruk
43 Evaluasi dan diskusi mengenai kesalahan itu
penting untuk kami
44 Pasangan memiliki kasih sayang dan perhatian
yang penuh terhadap saya
45 Pacar memaksa untuk memeriksa ponsel karena
ingin mengetahui siapa saja yang menghubungi
saya
75

46 Pasangan menginterogasi saya dan orang lain di


sekitar saya untuk mencari tahu apa yang saya
lakukan
47 Pasangan percaya dengan apa yang saya
sampaikan
48 Pasangan marah ketika ada teman lawan jenis
yang mengirim pesan kepada saya, walaupun
hanya sekedar menanyakan tugas
49 Pasangan marah ketika saya memiliki teman
lawan jenis
50 Pasangan memiliki pikiran yang dewasa sehingga
ketika ada teman lawan jenis yang menghubungi
saya tidak membuatnya marah
Lampiran 3: Tabulasi Data Uji Coba Instrumen

No Nama Inisial Jenis Kelamin Sekolah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23


1 KLM Perempuan SMA HARAPAN BANGSA 4 4 3 5 3 2 2 4 5 2 5 3 4 5 4 3 3 2 2 3 3 4 4
2 Yama Mega Perempuan SMA N 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1
3 AFN Perempuan SMA N 1 1 1 2 1 1 3 2 5 4 4 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 4 1 1
4 Perempuan SMA N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
5A Perempuan SMK 1 1 4 1 1 5 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 3 1 1
6 Michelle Perempuan saya tidak tau saya kan ikan 3 1 5 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 5 3 5 1 1 1 1 1 1
7F Laki-laki SMA NUSA BANGSA 2 1 2 1 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 SXSX Laki-laki XXW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9S Perempuan mana ya 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1
10 Marta Fala Perempuan SMA N 1 KARTASURA 2 1 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1
11 R Laki-laki SMA N 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1
12 S Perempuan SMA N 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 Tasha Auliya Sabrina Perempuan SMA N 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
14 SL Perempuan SMA N 1 1 1 3 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 4 3 1 1 1
15 R Laki-laki SMA N 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1
16 Hayuuu Perempuan SD AL AZHAR 1 1 2 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 2 5 2 1 1 1
17 D Perempuan ADA 5 1 3 1 1 4 3 5 5 3 1 1 1 1 5 1 1 2 1 4 4 1 1
18 R Perempuan SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 Dea Perempuan SMA KARTASURA 5 3 4 1 1 3 4 5 4 4 3 3 3 2 5 4 4 4 5 4 4 1 1
20 R Laki-laki SMA N 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1
21 Bintang Laki-laki SMA BATIK 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 5 1 1 1 1 3 1 4 1 3 1 1 1 1
22 Candra Laki-laki SMK MIKAEL 3 1 3 1 1 2 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 2 4 1 2 3 1 1
23 Ha Laki-laki gak aku kasih tau 2 1 4 3 1 2 2 4 1 2 1 1 1 1 1 2 2 3 3 2 1 1
24 Dapa gay Perempuan smp dapa gay 2 1 4 1 1 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 FN Perempuan SMA N 4 4 1 3 1 1 2 2 3 1 2 3 1 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1
26 Dia Perempuan SMA 5 1 1 1 3 4 1 4 5 1 4 2 3 1 3 3 3 2 5 3 1 5 5
27 Abang tampan Laki-laki SMA NOAH JAKARTA 4 1 3 1 1 4 3 3 1 3 1 1 1 1 5 1 3 1 1 1 1 3 1
28 GAR Perempuan SMP N 1 KARTASURA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1
29 Muhammad Faiz Aditya Laki-laki SMA BATIK 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 A Perempuan SMA 1 1 5 1 1 5 1 5 5 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 OSK Perempuan SMA N 2 1 1 3 3 1 3 1 5 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 4 5 5 1
32 Keiko Perempuan SMA N 1 BANYUDONO 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
33 D Perempuan SMA N 3 KARTASURA 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 2 1 1
34 Yudha Yudhia Chaniago Laki-laki SMA N 1 KARTASURA 4 4 3 4 3 2 2 4 5 1 4 3 3 4 5 5 2 3 3 2 1 5 4

76
77

Lampiran 4: Hasil Uji Validitas & Realibilitas Instrumen

.111

.345

75
.558 **
79

75 75 75 75 75
.185 .475 **
.474 **
.115 .694 **

.112 .000 .000 .324 .000

75 75 75 75 75
.130 .524 **
.541 **
.124 .662 **

.267 .000 .000 .289 .000

75 75 75 75 75
.676 **
.176 .144 .389 **
.625 **

.000 .131 .217 .001 .000

75 75 75 75 75
.587 ** .190 .164 .433 ** .585 **

.000 .102 .160 .000 .000

75 75 75 75 75
.091 .239 *
.280 *
-.097 .389 **

.436 .039 .015 .409 .001

75 75 75 75 75
.034 .354 **
.366 **
-.044 .501 **

.773 .002 .001 .708 .000

75 75 75 75 75
.107 .296 **
.368 **
-.029 .517 **

.359 .010 .001 .807 .000

75 75 75 75 75
.577 ** -.003 -.050 .532 ** .440 **

.000 .981 .670 .000 .000

75 75 75 75 75
.267* .560 ** .615 ** .149 .650 **

.020 .000 .000 .201 .000

75 75 75 75 75
.321 **
.537 **
.546 **
.054 .696 **
80

75 75 75 75 75
.156 .598 **
.539 **
.107 .647 **

.181 .000 .000 .361 .000

75 75 75 75 75
.294 *
.719 **
.722 **
.239 *
.766 **

.011 .000 .000 .039 .000

75 75 75 75 75
.630 **
.152 .083 .502 **
.587 **

.000 .192 .477 .000 .000

75 75 75 75 75
.604** .070 .094 .503 ** .667 **

.000 .553 .426 .000 .000

74 74 74 74 74
.608 **
-.068 -.087 .514 **
.453 **

.000 .563 .463 .000 .000

74 74 74 74 74
.088 .550 **
.508 **
.043 .433 **

.454 .000 .000 .716 .000

75 75 75 75 75
.205 .708 **
.642 **
.084 .623 **

.077 .000 .000 .473 .000

75 75 75 75 75
1 .208 .169 .572 ** .644 **

.074 .148 .000 .000

75 75 75 75 75
.208 1 .821** .340 ** .615 **

.074 .000 .003 .000

75 75 75 75 75
.169 .821 **
1 .432 **
.616 **
81

.077 .000 .000 .473 .000

75 75 75 75 75
1 .208 .169 .572** .644 **

.074 .148 .000 .000

75 75 75 75 75
.208 1 .821 **
.340 **
.615 **

.074 .000 .003 .000

75 75 75 75 75
.169 .821 **
1 .432 **
.616 **

.148 .000 .000 .000

75 75 75 75 75
.572 **
.340 **
.432 **
1 .495 **

.000 .003 .000 .000

75 75 75 75 75
.644** .615 ** .616 ** .495** 1

.000 .000 .000 .000

75 75 75 75 75
82
83

ITEM41 93,0986 1356,976 ,763 ,956


ITEM42 92,8028 1378,218 ,579 ,957
ITEM43 93,1549 1374,190 ,664 ,957
ITEM44 93,3521 1400,431 ,424 ,958
ITEM45 92,6197 1387,782 ,408 ,958
ITEM46 92,9437 1369,368 ,616 ,957
ITEM47 92,8451 1379,961 ,627 ,957
ITEM48 92,7746 1373,063 ,587 ,957
ITEM49 92,7746 1375,120 ,589 ,957
ITEM50 92,6761 1388,651 ,459 ,958

Re liability S tatis tic s

Cronbach's Alpha N of Items


,958 50
Lampiran 5: Instrumen Penelitian Kekerasan dalam Pacaran

84
85
86
Lampiran 6: Tabulasi Data Responden
NO NAMA JENIS KELAMIN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 TOTAL
1E Perempuan 1 1 5 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 5 2 2 1 1 68
2 Rosa Perempuan 4 3 5 3 1 3 3 5 4 2 4 4 5 5 4 3 3 4 5 3 3 2 5 3 5 4 3 3 4 3 1 3 1 2 3 2 4 3 3 4 3 3 1 5 1 3 3 4 5 162
3 Yare yare Perempuan 3 1 1 4 2 3 3 4 4 2 2 2 1 5 4 4 3 2 5 3 2 1 3 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 3 4 2 3 4 3 4 2 2 3 5 1 4 4 4 5 130
4A Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 64
5 Hai Perempuan 1 1 5 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 3 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 5 2 1 1 1 73
6 Ca Perempuan 1 1 5 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 5 2 1 1 1 60
7 dap Perempuan 3 2 2 1 1 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 5 2 2 1 1 1 1 1 5 2 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 5 2 1 1 1 82
8 jcka Perempuan 1 1 1 1 1 1 2 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 1 1 59
9 Eyilll Perempuan 3 3 3 1 1 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 3 1 1 2 2 2 2 4 2 3 3 3 86
10 ZN Perempuan 1 1 1 1 5 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 3 1 1 4 3 3 1 1 1 72
11 Lendiar Septatis Vayoura Perempuan 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 5 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 5 1 5 4 1 77
12 A Perempuan 1 4 3 2 5 1 4 3 4 1 1 1 1 1 1 1 3 5 4 3 1 1 3 1 1 2 1 1 1 3 1 2 2 2 5 4 1 3 2 1 1 3 1 3 1 3 2 2 3 106
13 Z Perempuan 2 1 2 1 1 2 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 4 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 3 3 1 2 4 4 4 1 1 4 1 5 1 1 2 3 93
14 a Perempuan 2 1 5 1 1 5 5 1 2 1 1 1 1 1 1 5 3 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 3 4 3 1 2 1 2 5 3 1 3 3 97
15 R Perempuan 1 1 2 1 1 3 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 5 2 1 3 3 4 1 1 2 72
16 Rsasftr Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 4 2 1 1 1 58
17 Nshsls Perempuan 2 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 3 4 2 1 1 2 67
18 C Perempuan 5 2 5 1 1 5 3 5 5 4 1 1 1 5 1 5 5 4 5 4 5 5 5 1 5 5 1 1 1 3 1 1 1 4 4 1 4 4 5 5 5 5 4 3 1 5 5 5 5 168
19 abng jenius Laki-laki 1 1 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 3 3 3 69
20 AK Laki-laki 2 1 3 1 1 5 3 4 5 1 1 1 1 1 1 2 2 5 3 3 1 1 2 1 4 3 1 1 2 1 1 2 1 4 2 1 4 3 5 5 3 2 4 5 2 4 1 1 3 116
21 PST Perempuan 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1 1 1 60
22 N Laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 1 1 1 1 1 3 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 5 2 1 1 1 68
23 Aji Laki-laki 2 1 5 1 1 3 1 5 3 1 1 1 1 1 1 1 3 4 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 3 4 3 5 5 3 2 1 2 1 1 3 3 5 3 3 105
24 A Perempuan 1 1 5 1 1 3 4 1 4 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 3 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 3 2 1 5 2 2 4 1 2 2 2 93
25 MNK Perempuan 1 1 5 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 5 1 1 1 5 1 1 1 1 71
26 N Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 4 1 1 3 1 66
27 ETM Perempuan 3 1 4 1 1 1 1 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 5 2 1 4 1 70
28 Saras Perempuan 2 1 1 1 1 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 4 1 1 1 2 66
29 Y Perempuan 1 1 4 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 5 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 2 1 2 1 5 2 1 1 1 72
30 F Laki-laki 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 2 1 1 1 64
31 Clarence Fredella Perempuan 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 1 1 64
32 NAR Perempuan 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 141
33 Stevio Laki-laki 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 3 2 3 1 1 66
34 Maimun Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 5 1 1 1 1 61
35 Listya Perempuan 3 1 5 1 3 2 3 3 3 1 1 1 1 3 1 2 2 4 3 2 3 3 5 1 3 3 3 4 4 2 1 1 1 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 128
36 n Perempuan 2 1 4 1 1 2 4 4 5 3 1 1 1 2 1 4 2 2 4 2 3 2 2 1 5 1 1 1 3 3 1 1 1 2 5 1 1 5 3 5 4 3 4 4 5 4 4 5 5 132
37 Sasmita Olivia Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 54
38 z Perempuan 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 65
39 Musa Laki-laki 1 2 4 1 1 2 2 2 2 1 4 1 2 3 1 1 5 5 2 3 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 2 2 1 3 5 3 1 4 3 3 1 1 1 99
40 Difa Gamar azizah Perempuan 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 141
41 F Perempuan 2 1 3 1 1 2 2 5 3 1 1 1 1 2 1 2 3 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 3 3 2 1 2 4 3 1 4 3 86
42 Msn Laki-laki 3 1 5 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 5 5 1 1 5 1 5 1 5 1 1 1 5 97
43 R Laki-laki 2 2 5 3 3 3 2 5 2 2 1 1 1 2 3 2 2 3 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 4 1 3 4 1 2 1 5 3 3 4 3 3 104
44 M Perempuan 3 4 4 1 1 2 3 5 4 2 1 1 1 5 4 2 4 2 3 2 5 4 4 2 4 3 4 5 4 4 1 1 2 3 5 2 2 5 2 3 4 2 3 4 1 4 5 5 5 152
45 Yulia permata Perempuan 1 1 3 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 4 2 2 2 2 68
46 Ikeh Laki-laki 1 1 5 1 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 2 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 3 1 1 1 5 2 2 5 1 85
47 RR Laki-laki 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 146
48 Amai Perempuan 4 3 3 2 1 3 3 5 4 3 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 2 1 3 1 2 3 4 3 4 4 1 3 1 3 3 1 3 5 3 4 5 3 1 5 1 3 4 3 4 156
49 Rio Laki-laki 1 1 1 1 1 2 2 5 1 1 2 1 3 3 3 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 5 4 1 1 5 1 1 1 3 3 1 3 5 2 1 5 1 3 2 1 2 100

87
50 RH Laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 5 1 1 1 2 61
51 Fitria ramdan Perempuan 1 1 4 1 1 2 1 5 3 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 1 1 1 1 4 2 3 1 4 5 1 1 1 3 3 1 3 4 2 2 5 3 2 2 4 4 3 4 5 113
52 Stefani mahardika Perempuan 4 3 4 4 1 3 3 5 3 1 1 1 1 1 3 3 4 4 4 5 3 3 3 1 3 4 5 2 4 1 1 1 1 2 5 1 2 4 3 5 2 4 1 5 1 4 5 5 4 143
53 Deni pratama Laki-laki 1 1 3 3 1 4 3 5 4 1 1 1 1 1 3 1 4 1 2 2 1 1 5 1 5 5 2 1 2 1 1 3 4 1 5 1 4 4 3 5 2 3 2 5 2 3 5 5 4 129
54 RKI Laki-laki 1 1 4 1 1 3 3 2 3 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 2 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 5 2 1 1 2 82
55 meilya Perempuan 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 5 2 1 1 1 70
56 Kiting Perempuan 1 1 5 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 5 1 1 1 1 5 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 5 2 1 1 1 76
57 NAN Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 2 1 57
58 A Perempuan 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 141
59 Nandachika Bimantara Perempuan 2 1 4 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 5 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 4 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 1 3 84
60 DAS Perempuan 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 57
61 RKI Laki-laki 1 1 4 1 1 3 3 2 3 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 2 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 5 2 1 1 2 82
62 Margareth Perempuan 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 1 1 2 2 2 3 3 5 2 3 3 3 75
63 PSA Perempuan 1 1 5 1 1 4 4 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 3 1 1 1 72
64 JU Perempuan 3 2 2 1 1 2 1 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 1 3 1 4 4 1 1 4 4 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 2 3 3 3 1 1 2 98
65 A Laki-laki 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 3 3 2 64
66 FV Perempuan 2 2 5 1 1 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 4 2 1 2 1 1 2 4 4 1 2 4 80
67 LC Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 57
68 A Perempuan 1 1 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 3 3 2 4 2 2 2 2 80
69 Trivena Perempuan 1 1 1 1 1 4 1 3 3 2 1 1 1 1 1 1 3 5 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 5 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 3 1 3 3 83
70 Mutitia Perempuan 3 1 2 1 2 2 2 3 1 2 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 3 1 1 4 1 1 1 1 3 1 1 4 5 3 2 4 3 2 89
71 Aji Laki-laki 3 2 4 1 1 2 3 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 3 1 1 4 1 5 5 1 1 2 4 1 3 2 1 4 1 1 2 2 1 2 2 2 4 2 2 2 3 2 102
72 afiii Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 55
73 AFR Perempuan 1 1 1 1 1 3 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 5 1 1 1 1 62
74 VA Perempuan 1 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 5 2 1 1 2 76
75 meilya Perempuan 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 5 2 1 1 1 70
76 GLS Laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 5 1 3 3 2 72
77 G (sensor) wkw Perempuan 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 60
78 Putri mentawai Perempuan 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 138
79 cungkring Laki-laki 4 1 3 1 1 3 2 5 5 1 2 1 5 3 3 1 2 5 2 3 1 1 1 1 5 5 1 1 3 3 3 3 3 1 2 1 4 3 1 4 3 2 1 5 1 4 1 3 5 125
80 jk Laki-laki 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 147
81 syelaaa Perempuan 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 64
82 Alfian Putra Choirul Aflah Laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 53
83 emma Perempuan 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 4 1 5 5 1 1 1 70
84 S Perempuan 4 1 2 1 1 3 4 5 4 1 1 1 1 1 1 1 2 4 2 1 4 3 5 1 5 5 3 4 4 5 3 2 1 4 2 1 4 4 2 4 5 4 3 5 5 4 4 5 3 145
85 F Perempuan 1 1 4 1 1 1 1 3 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 4 1 4 1 2 2 4 1 5 3 2 4 90
86 S Perempuan 4 1 2 1 1 3 4 5 4 1 1 1 1 1 1 1 2 4 2 1 4 3 5 1 5 5 3 4 4 5 3 2 1 4 2 1 4 4 2 4 5 4 3 5 5 4 4 5 3 145
87 L Perempuan 1 1 5 1 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 5 1 5 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 85
88 AZAHRA CORRY MAHARANY Perempuan 1 1 4 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 5 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 4 5 1 4 4 2 85
89 R Perempuan 2 1 3 1 1 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 4 3 2 1 1 5 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 3 1 5 2 1 1 2 2 2 2 4 3 1 1 1 90
90 MUHAMMAD IRFAN HABIB PRASETYO
Laki-laki 1 1 5 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 2 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 4 1 2 4 2 2 1 2 80
91 D Perempuan 1 1 4 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 2 1 1 2 73
92 C Laki-laki 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 4 2 3 1 1 63
93 Enggar Adi Nugroho Laki-laki 1 1 1 2 1 2 3 5 3 1 1 1 1 3 1 1 1 5 1 1 1 1 5 1 3 1 1 1 1 1 4 3 2 1 5 1 3 4 3 1 2 1 1 5 1 3 5 5 4 106
94 petruk Laki-laki 2 1 1 2 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 4 4 2 2 2 1 73
95 R Laki-laki 2 1 2 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 4 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 2 3 2 3 1 5 1 1 1 1 77
96 Kiting Perempuan 1 1 5 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 5 1 1 1 1 5 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 5 2 1 1 1 76
97 Nasya Perempuan 2 1 2 1 1 3 2 5 3 1 1 1 1 3 1 3 3 4 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 3 3 1 1 5 3 1 5 3 1 1 2 2 95
98 Muh Raffa Z Laki-laki 4 4 4 3 1 4 3 5 4 1 4 1 3 5 1 4 4 4 4 4 1 1 5 1 3 3 1 1 3 3 5 5 3 3 3 3 4 4 4 5 5 3 2 5 1 3 3 4 4 158
99 Noor Rohman Laki-laki 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 147
100 L Perempuan 3 1 1 1 1 5 1 5 5 5 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 5 1 5 5 5 5 1 1 5 1 5 1 1 5 5 1 5 2 5 1 5 2 2 5 3 1 4 1 5 136
101 Yoshi Perempuan 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 141
102 S Perempuan 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 1 2 1 5 1 1 1 5 5 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 5 3 1 3 3 3 87
103 R Perempuan 2 1 5 1 1 5 1 5 3 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 5 2 5 2 5 5 3 1 5 1 5 1 1 1 1 1 1 1 2 2 4 2 1 2 4 1 2 3 2 114
104 Novia Ersa Perempuan 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 141
105 C Perempuan 5 4 5 5 5 3 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 4 5 5 5 5 5 3 5 3 4 3 3 3 4 5 5 3 5 3 5 3 5 5 5 1 5 5 5 5 209
106 Jingga Perempuan 3 2 2 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 3 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 4 4 3 2 5 5 1 3 1 1 2 1 2 1 3 2 3 2 2 1 5 1 1 1 2 100
107 O Perempuan 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 5 1 1 1 1 67
108 Ivan Laki-laki 1 1 5 1 1 1 1 3 1 3 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 5 1 1 1 5 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 3 3 3 1 1 1 81
109 Mikaeru Laki-laki 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 141

88
110 Jarjit Laki-laki 2 1 2 1 1 2 1 4 3 3 1 1 1 4 1 1 2 2 3 2 4 2 3 1 4 3 2 5 3 4 2 2 2 3 2 1 1 2 2 3 3 1 1 2 4 2 3 2 2 109
111 Hz 386 Perempuan 5 3 1 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2 5 5 5 4 3 1 1 1 3 5 5 1 2 5 5 5 2 5 3 5 1 3 5 5 5 197
112 Hz 387 Perempuan 5 3 1 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2 5 5 5 4 3 1 1 1 3 5 5 1 2 5 5 5 2 5 3 5 1 3 5 5 5 197
113 jeje Laki-laki 1 1 1 1 1 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 4 1 1 3 2 1 5 5 5 91
114 Yoshi Perempuan 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 141
115 Ya Laki-laki 1 1 5 1 1 1 5 1 4 1 1 2 4 4 2 4 1 1 2 2 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 133
116 Yahya Alyas Pratama Laki-laki 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 141
117 Nanda Laki-laki 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 141
118 FA Laki-laki 2 1 3 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 5 1 3 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2 1 5 1 1 2 1 76
119 Ayyi Cahyo putro Laki-laki 2 1 5 1 1 2 1 4 3 1 1 1 1 1 3 5 1 1 5 3 1 1 1 1 2 3 1 1 5 5 1 4 1 3 1 1 1 1 4 4 2 2 5 1 5 2 1 4 2 109
120 N Perempuan 4 2 3 2 1 1 3 1 3 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 2 2 5 77
121 Voghi Laki-laki 1 1 5 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 5 3 1 1 2 66
122 Alif Ziskind Dzaqi Putra Laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 53
123 AL/FH/IR Laki-laki 1 1 3 1 1 3 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 3 1 1 1 1 1 3 5 3 1 1 1 77
124 D Laki-laki 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 5 5 1 1 2 1 70
125 TM Perempuan 1 2 2 1 1 2 2 4 2 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 3 1 1 1 2 1 1 3 3 1 3 3 3 2 4 5 3 3 3 3 95
126 yaya Perempuan 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 1 1 59
127 R Laki-laki 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 4 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 4 1 1 1 1 73
128 A Perempuan 2 1 4 1 1 2 3 2 4 1 1 1 1 1 1 2 2 4 5 5 1 1 4 1 5 5 1 1 3 3 1 1 1 3 3 1 5 3 1 1 2 2 2 5 3 2 3 4 5 117
129 dy Perempuan 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 3 1 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 2 1 1 3 1 2 4 5 1 1 1 1 75
130 syer Laki-laki 1 1 1 1 1 2 2 3 3 1 1 1 1 1 3 1 2 3 2 2 1 1 2 1 5 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 2 1 2 4 5 2 1 1 1 81
131 Yehana Rusya Perempuan 3 2 4 3 3 2 4 4 4 2 2 5 4 4 5 4 2 4 5 3 3 4 2 4 4 3 4 2 2 5 4 5 2 2 2 4 3 4 2 3 4 1 4 5 2 4 4 2 2 161
132 bismo Laki-laki 1 1 3 4 1 4 3 5 3 1 4 1 1 5 3 2 3 4 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 3 3 3 3 4 1 2 1 3 3 2 4 1 2 1 5 1 2 2 2 3 114
133 jeka Laki-laki 1 1 4 1 1 2 2 5 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 5 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 3 3 1 1 5 1 3 2 1 1 85
134 rizky Laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 59
135 risa Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 4 1 1 3 1 66
136 HOHOHO Perempuan 3 1 4 1 1 1 1 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 5 2 1 4 1 70
137 DMX Perempuan 2 1 1 1 1 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 4 1 1 1 2 66
138 faoyp Perempuan 1 1 4 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 5 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 2 1 2 1 5 2 1 1 1 72
139 memet Laki-laki 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 2 1 1 1 64
140 si manis Perempuan 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 1 1 64
141 Z Perempuan 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 141
142 yoga Laki-laki 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 3 2 3 1 1 66
143 GGG Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 5 1 1 1 1 61
144 khunz Perempuan 3 1 5 1 3 2 3 3 3 1 1 1 1 3 1 2 2 4 3 2 3 3 5 1 3 3 3 4 4 2 1 1 1 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 128
145 rista Perempuan 2 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 3 4 2 1 1 2 67
146 D Perempuan 5 2 5 1 1 5 3 5 5 4 1 1 1 5 1 5 5 4 5 4 5 5 5 1 5 5 1 1 1 3 1 1 1 4 4 1 4 4 5 5 5 5 4 3 1 5 5 5 5 168
147 unclejoy Laki-laki 1 1 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 3 3 3 69
148 kepo Laki-laki 2 1 3 1 1 5 3 4 5 1 1 1 1 1 1 2 2 5 3 3 1 1 2 1 4 3 1 1 2 1 1 2 1 4 2 1 4 3 5 5 3 2 4 5 2 4 1 1 3 116
149 najwa Perempuan 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1 1 1 60
150 husein Laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 1 1 1 1 1 3 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 5 2 1 1 1 68
151 alatas Laki-laki 2 1 5 1 1 3 1 5 3 1 1 1 1 1 1 1 3 4 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 3 4 3 5 5 3 2 1 2 1 1 3 3 5 3 3 105
152 sri Perempuan 1 1 5 1 1 3 4 1 4 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 3 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 3 2 1 5 2 2 4 1 2 2 2 93
153 titikpuspa Perempuan 1 1 5 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 5 1 1 1 5 1 1 1 1 71
154 nyah lemu Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 4 1 1 3 1 66
155 sebat Laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 52
156 YN Perempuan 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 60
157 dndsvi Perempuan 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 1 1 2 2 2 2 4 4 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 5 2 3 2 1 2 4 1 4 3 3 2 3 4 139
158 andovi Laki-laki 3 1 5 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 5 3 5 1 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 1 3 5 1 1 1 1 5 1 1 3 2 4 2 1 4 1 1 3 1 4 5 101
158 indonesia Laki-laki 2 1 2 1 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 136
160 andreas Laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 53
161 jimy Laki-laki 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 5 1 2 2 1 1 1 61
162 novita Perempuan 2 1 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 2 2 2 2 67
163 gatau Perempuan 1 1 1 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 3 1 3 3 3 72
164 JHK Perempuan 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 3 1 3 3 3 71
165 SUPERSTAR Laki-laki 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 5 1 1 1 2 4 1 74
166 aprhuio Laki-laki 1 1 3 1 1 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 4 3 1 1 1 5 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 2 2 1 3 2 3 3 1 3 2 1 2 88
167 rosaprilia Perempuan 1 1 1 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 3 1 3 3 3 72
168 bonbon68 Laki-laki 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 1 2 4 1 1 2 1 3 4 75
69 delima Perempuan 5 1 3 1 1 4 3 5 5 1 1 1 1 5 1 1 2 1 4 4 1 1 3 1 5 5 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 3 5 1 5 3 4 1 4 4 2 113

89
170 WWW Perempuan 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 2 1 5 1 1 1 1 1 1 65
171 Adityo Laki-laki 1 1 2 4 1 4 3 5 3 1 2 1 3 2 1 2 2 4 4 3 1 1 4 1 4 1 1 1 3 3 2 3 5 1 2 2 4 4 1 3 3 2 1 5 1 2 2 2 3 117
172 joko Laki-laki 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 147
173 wibowo Laki-laki 3 2 4 5 2 4 4 5 4 1 4 1 4 4 2 4 3 4 4 3 1 1 3 1 5 1 1 4 4 3 5 5 5 2 2 3 5 5 3 5 3 4 1 5 1 3 4 4 5 161
174 cc Laki-laki 5 4 4 4 2 3 3 5 4 1 4 4 5 5 4 4 2 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 5 3 2 3 5 4 4 5 3 4 1 5 1 3 4 4 4 175
175 michael Laki-laki 3 4 4 3 1 3 3 4 4 2 5 2 4 5 4 4 2 4 4 3 2 2 5 1 3 3 4 1 4 4 3 3 3 3 1 1 3 4 3 5 3 3 3 5 2 3 3 2 4 154
176 lalaq Perempuan 4 4 4 2 2 3 2 5 2 1 1 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 1 4 4 3 3 3 3 3 4 5 1 3 3 2 2 2 4 5 3 1 4 1 3 3 3 3 143
177 sariwangi Perempuan 4 5 4 2 2 4 3 5 4 1 4 2 3 5 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 5 4 3 4 2 2 2 3 3 3 2 2 2 4 5 3 2 5 2 4 3 3 4 162
178 siskaeeee Perempuan 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 139
179 Soraya nijmi shekti sekarwangi
Perempuan 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 5 1 3 3 3 79
180 Salma Nur Jannah Perempuan 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 5 1 1 1 1 64
181 Ananda bintang marantika Perempuan 1 1 1 1 1 5 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 3 3 1 1 1 2 69
182 Isa Setyowati Perempuan 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 5 3 1 1 2 1 2 1 1 1 1 5 1 1 1 5 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 5 2 1 1 2 82
183 Iga Adyagarini Perempuan 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 4 2 1 1 1 67
184 Teresa Perempuan 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 61
185 Mifta Husholihah Perempuan 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 57
186 MMI Perempuan 1 1 1 1 1 2 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 2 5 2 3 1 1 3 74
187 Yohana pramawat Perempuan 1 1 5 1 2 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 5 2 1 1 1 66
188 D Laki-laki 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 5 2 1 1 2 75
189 Kelita sharron nafeu putri Perempuan 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 141
190 Annisa Nur Fauziah Perempuan 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 141
191 A Perempuan 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 5 2 1 1 1 60
192 Angga Laki-laki 2 2 2 1 1 2 2 4 2 1 1 1 1 1 1 2 3 3 2 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 2 1 3 83
193 F Perempuan 2 1 5 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 4 1 1 1 2 2 2 5 2 1 2 2 81
194 G Perempuan 2 1 5 1 1 5 3 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 3 5 1 3 3 3 84
195 A Perempuan 1 1 5 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 5 4 1 1 3 72
196 YAS Laki-laki 3 1 4 1 1 2 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 4 1 2 2 2 2 4 3 1 4 1 3 3 3 4 94
197 M Perempuan 1 3 2 3 1 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 2 1 3 3 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 3 1 1 3 3 3 1 1 1 5 1 3 5 5 5 99
198 Aisyah Perempuan 2 1 2 1 1 2 2 4 2 3 1 1 1 3 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 5 2 2 4 4 2 4 4 4 89
199 Ecang Laki-laki 1 1 4 1 1 4 1 1 3 2 3 3 2 4 4 2 2 3 4 5 5 5 2 3 3 3 3 3 5 5 2 3 4 3 4 2 1 1 1 1 4 3 4 3 4 3 3 2 3 139
200 Mulyati Perempuan 1 1 3 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 5 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 3 1 3 2 1 3 4 3 3 4 3 87
201 noveni Perempuan 1 1 5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 59
202 A Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 5 1 1 1 1 59
203 Nadia Silvi Dewanti Perempuan 1 1 5 1 1 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 3 1 5 5 1 1 1 81
204 M Perempuan 4 2 4 1 1 4 5 4 4 2 1 1 1 1 1 5 5 4 4 4 4 1 1 1 3 3 1 1 5 5 1 1 1 3 3 1 4 4 2 3 5 4 4 3 3 4 5 5 5 144
205 Hikmal Laki-laki 1 1 5 1 1 5 4 1 1 2 1 1 5 1 1 1 1 4 4 5 1 1 1 5 5 5 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 5 5 5 1 1 3 2 1 5 111
206 A Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 68
207 Aisah Maharani Perempuan 1 1 4 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 140
208 P Perempuan 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 2 5 2 1 1 2 67
209 L Laki-laki 1 1 4 1 1 3 1 3 3 1 1 1 1 2 1 2 2 3 1 2 1 1 2 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 2 2 1 4 4 3 1 3 3 85
210 Ryzen Perempuan 1 2 2 1 1 2 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 3 2 1 3 1 4 5 3 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 4 2 2 3 3 3 92
211 momo Perempuan 2 1 5 1 1 2 1 4 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 3 1 2 2 1 2 1 4 3 1 2 3 82
212 monica Perempuan 2 1 3 1 1 2 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 3 2 2 1 1 68
213 nugroho Laki-laki 2 2 2 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 4 2 3 2 4 75
214 NAR Perempuan 3 1 1 1 1 3 2 4 3 4 1 1 1 3 1 2 3 3 3 3 2 2 3 1 3 3 1 2 3 3 1 3 1 3 3 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 121
215 Alexander Laki-laki 2 2 5 1 1 5 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 5 1 1 71
216 Theodore Swastika Perempuan 4 3 4 1 1 3 2 5 5 1 1 4 5 4 5 4 1 4 4 2 2 1 4 1 5 4 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 4 3 1 4 4 4 1 5 1 4 3 3 3 146
217 Abdulah Laki-laki 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 241
218 Dewantoro Laki-laki 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 1 1 1 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 188
219 Geno Perempuan 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 1 1 1 4 2 5 5 1 1 4 5 2 3 3 4 2 2 4 4 2 149
220 Brigita Perempuan 4 1 5 1 1 3 2 5 3 2 4 4 5 5 3 4 2 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 150
221 Jatikusuma Laki-laki 3 1 5 3 1 2 2 5 4 1 2 1 5 3 1 4 1 3 4 4 3 4 5 5 5 4 5 5 5 3 3 3 3 3 4 5 3 3 4 4 4 4 2 4 5 3 3 3 3 165
222 a Perempuan 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 3 3 1 2 3 1 1 2 1 4 2 4 3 4 2 3 90
223 dea Perempuan 1 1 4 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 4 4 1 1 1 1 4 1 3 3 4 3 5 1 1 1 5 1 1 1 1 92
224 raka Laki-laki 4 1 4 3 1 1 1 5 3 1 3 1 4 2 1 2 2 4 4 1 1 1 1 1 3 1 2 1 2 4 2 3 4 1 3 1 4 2 1 4 3 1 1 5 1 3 3 3 3 113
225 kur Laki-laki 1 2 3 4 1 3 2 3 3 2 3 1 2 1 1 5 3 4 3 3 1 1 2 1 4 3 1 2 3 3 1 2 1 2 1 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 1 4 113
226 narji Laki-laki 3 1 4 2 1 4 3 5 3 1 3 1 2 4 2 3 4 4 4 3 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 1 2 3 2 3 2 4 3 3 1 5 1 3 2 2 3 115
227 alam Laki-laki 1 1 4 1 1 2 3 2 1 1 1 2 1 3 1 1 4 4 1 3 3 1 4 1 5 3 3 1 4 3 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 2 1 3 3 4 1 5 2 102
228 def Perempuan 3 1 3 1 1 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 3 3 1 1 1 1 3 2 1 1 2 2 1 2 1 3 4 1 2 2 2 4 5 3 2 1 5 1 1 1 1 93
229 a Perempuan 5 2 5 1 1 5 5 5 4 1 1 1 1 3 1 1 1 1 5 1 1 1 4 1 5 1 1 1 3 5 1 4 1 2 3 1 3 4 5 5 5 5 4 5 3 3 3 4 3 137

90
230 b Laki-laki 3 3 3 1 1 2 3 3 3 3 1 1 1 1 1 5 1 1 3 3 5 5 1 5 1 1 5 5 1 1 1 4 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 131
231 kidung Laki-laki 5 2 5 5 1 4 2 5 4 2 4 1 4 3 4 4 4 5 5 4 1 1 1 1 1 3 1 1 3 2 5 5 4 3 3 4 4 5 3 5 5 4 2 5 1 3 4 3 4 160
232 G Perempuan 5 5 5 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 2 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 4 5 2 156
233 tomi simanjuntak Laki-laki 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 147
234 N Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 55
235 T Perempuan 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 151
236 M Perempuan 5 5 1 5 5 1 1 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 5 4 4 197
237 Y Perempuan 2 2 4 2 2 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 144
238 I Perempuan 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 133
239 pardede Laki-laki 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 141
240 F Perempuan 2 2 4 1 1 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 1 2 4 4 4 1 1 1 1 2 2 1 1 2 4 2 1 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 103
241 charista h Perempuan 1 1 2 4 1 1 1 4 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 3 1 3 1 3 1 1 1 2 3 1 1 1 1 3 1 2 1 3 3 2 2 1 5 2 3 2 2 2 90
242 FA Perempuan 2 1 1 1 1 1 2 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 2 1 5 5 1 1 1 5 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 5 3 3 4 2 5 92
243 adinda Perempuan 2 1 2 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 3 4 2 1 1 1 68
244 ridwan Laki-laki 3 1 4 2 2 3 2 5 3 1 1 1 2 2 1 4 3 4 4 3 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 3 1 3 3 2 1 1 2 98
245 cita Perempuan 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 4 2 1 1 3 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 5 1 1 1 1 71
246 N Perempuan 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 5 3 1 1 1 1 1 3 5 1 3 3 3 77
247 B Perempuan 4 2 4 1 2 5 5 1 5 3 2 3 1 3 2 4 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 1 5 3 4 5 2 4 5 2 3 4 5 4 5 1 4 5 5 5 185
248 A Perempuan 4 1 4 1 1 2 1 5 3 1 5 1 1 5 5 4 3 3 4 3 1 1 4 1 3 1 2 1 3 1 1 1 1 1 5 1 3 5 3 3 3 3 1 5 5 3 5 5 5 134
249 SK Perempuan 5 3 5 1 1 1 2 5 2 1 2 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 5 2 5 5 4 4 5 2 2 4 3 1 5 1 2 5 3 4 5 4 2 5 1 4 2 3 4 157
250 adin Perempuan 5 2 5 1 5 5 2 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 3 5 5 3 2 3 5 1 5 5 1 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 203
251 jackie chen Laki-laki 2 1 2 1 1 2 2 4 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 1 1 1 1 3 1 1 1 2 2 1 3 2 1 1 1 2 2 1 2 4 1 1 3 3 2 1 1 1 81
252 kosashi Laki-laki 5 5 1 5 5 1 1 5 1 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 153
253 z Perempuan 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 4 1 2 1 1 1 1 5 4 1 2 3 72
254 otong papua Laki-laki 5 5 1 5 4 1 2 4 2 5 5 4 4 4 5 2 2 1 1 2 4 4 1 5 1 1 5 5 2 1 4 4 4 1 5 5 1 1 4 4 1 1 2 5 1 1 5 5 1 148
255 Y Perempuan 2 1 4 3 4 3 3 2 2 1 5 2 4 2 4 3 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 5 4 2 2 4 2 4 3 4 4 4 3 4 5 4 2 2 3 2 155
256 Ping Perempuan 2 1 3 1 1 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 5 1 2 1 5 4 1 1 1 2 3 2 1 2 3 2 1 2 1 1 3 1 2 1 5 1 1 1 1 89
257 H Laki-laki 4 2 2 2 5 4 2 2 1 5 2 4 2 4 5 3 2 1 4 2 3 3 2 4 2 4 4 3 3 2 4 5 2 2 3 3 4 2 4 5 4 3 2 3 3 2 3 4 2 148
258 Mau tau aja Perempuan 5 3 5 3 2 2 4 3 2 2 4 3 2 3 3 2 2 1 4 4 4 3 3 5 4 3 4 3 4 3 3 5 4 4 3 3 2 3 3 4 2 3 4 5 2 4 5 1 4 159
259 Firman Laki-laki 2 1 5 1 1 4 3 2 3 1 1 1 1 2 1 2 4 4 2 2 1 1 5 1 5 5 1 1 2 5 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 5 5 3 2 4 4 2 2 4 114
260 tiyak Perempuan 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 2 2 2 1 5 2 3 2 3 73
261 irma Perempuan 1 1 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 62
262 D Perempuan 4 1 5 1 4 5 4 5 5 4 2 2 3 5 4 5 5 1 5 5 4 2 5 2 2 5 4 5 3 1 1 5 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 5 5 5 5 187
263 T Perempuan 1 1 5 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 3 3 1 3 3 1 67
264 Riska Perempuan 5 4 2 5 4 1 1 4 2 5 4 4 5 5 4 1 1 2 1 2 4 5 1 4 2 1 4 5 2 2 5 5 5 2 4 5 2 2 4 5 1 1 1 5 1 2 4 5 1 152
265 enjel Perempuan 5 4 2 5 4 1 1 4 2 5 4 4 5 5 4 1 1 2 1 2 4 5 1 4 2 1 4 5 2 2 5 5 5 2 4 5 2 2 4 5 1 1 1 5 1 2 4 5 1 152
266 ayhu Perempuan 1 2 5 2 2 5 4 1 4 1 2 1 2 2 1 4 5 4 5 4 4 4 1 5 2 1 4 4 3 1 3 4 5 2 5 4 2 1 5 4 1 2 1 5 2 1 5 4 2 144
267 riska Perempuan 5 4 1 4 4 1 1 4 1 4 5 4 5 4 4 2 1 2 1 2 5 4 1 4 1 2 5 5 2 1 4 5 4 1 4 5 2 1 5 4 1 2 1 4 1 2 5 4 1 145
268 dewi Perempuan 1 2 5 2 2 4 5 2 4 1 2 1 2 2 1 4 5 4 5 4 4 3 2 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 2 5 2 1 5 4 1 146
269 marga Perempuan 1 2 4 1 1 4 4 1 4 2 1 2 2 1 2 4 4 5 4 4 4 5 1 5 2 2 5 5 3 2 4 3 4 2 5 4 1 2 3 3 2 2 1 4 2 1 5 5 1 141
270 maikel Laki-laki 4 4 3 5 3 2 2 5 3 4 5 5 5 3 4 3 2 2 2 1 5 5 2 4 1 1 4 4 1 1 5 5 5 1 4 4 1 1 4 5 2 1 2 5 1 1 4 5 2 153
271 reta Perempuan 2 1 4 1 2 5 5 2 4 2 1 2 2 2 1 4 4 5 5 4 1 3 2 4 3 2 4 4 2 3 5 5 5 1 4 5 2 1 4 5 1 2 1 4 1 1 4 3 3 143
272 atta Perempuan 1 2 4 1 2 5 4 1 4 1 2 1 2 1 2 5 4 5 4 5 2 1 4 1 4 5 2 1 4 5 2 1 2 5 2 1 4 5 2 1 4 5 4 1 4 5 2 1 4 140
273 tina Perempuan 1 2 4 2 2 5 5 1 4 1 2 1 1 1 2 4 4 5 5 5 4 5 1 5 1 1 4 4 1 2 4 5 5 2 5 5 2 2 5 4 2 2 2 4 2 1 5 5 1 148
274 lina Perempuan 4 4 2 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 2 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 4 4 2 150
275 lina Perempuan 4 4 2 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 2 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 4 4 2 150
276 milka Perempuan 1 1 5 2 2 4 4 1 5 2 1 2 2 1 2 5 4 5 5 4 5 4 1 5 1 1 5 4 1 2 4 5 5 1 5 4 2 2 5 5 1 1 1 5 2 2 4 4 1 146
277 lina Perempuan 4 4 2 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 2 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 4 4 2 150
278 diana Perempuan 2 1 5 1 1 5 4 1 5 1 1 1 1 1 2 5 5 5 5 4 5 4 1 5 1 1 5 5 1 1 4 4 4 1 5 5 1 1 5 4 1 2 2 5 2 1 5 5 1 143
279 cali Laki-laki 2 2 4 1 2 4 5 2 4 2 1 1 2 2 1 5 5 4 5 5 5 5 1 5 2 2 4 4 2 1 5 5 5 1 5 5 2 2 4 4 2 1 1 5 1 1 5 5 2 151
280 sintha Perempuan 1 2 5 2 1 5 4 2 5 1 2 1 1 2 2 5 4 4 5 4 4 5 1 5 2 2 5 4 1 2 4 5 4 1 5 5 2 2 5 4 1 2 1 4 2 1 4 5 1 147
281 tipen Laki-laki 1 1 5 2 1 5 4 1 5 1 2 1 1 2 1 5 5 5 5 4 5 5 2 5 1 1 5 4 2 1 5 5 5 1 5 5 2 1 5 4 1 1 1 4 1 1 5 4 1 145
282 susi Perempuan 5 5 1 5 5 1 1 5 1 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 153
283 revalina Perempuan 1 1 5 1 1 4 5 1 5 2 1 1 1 1 2 5 5 5 5 5 5 5 1 5 1 1 4 5 1 1 5 5 4 1 5 4 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 2 144
284 mawar Perempuan 5 5 1 5 5 1 1 5 1 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 153
285 melati Perempuan 5 5 1 5 5 1 1 5 1 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 153
286 nanda Perempuan 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 2 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 4 4 2 2 4 5 2 2 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 4 5 2 1 5 143
287 alex Laki-laki 1 1 5 1 1 5 5 1 5 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 1 5 1 1 5 5 1 1 5 4 5 1 4 5 2 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 144
288 selvia Perempuan 5 5 1 5 5 1 1 5 1 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 153
289 Wardhaniaa Perempuan 2 1 5 2 1 4 5 2 5 1 2 1 2 1 2 5 4 5 4 5 3 4 3 5 3 2 3 5 3 2 4 3 4 2 4 3 1 3 5 3 1 2 3 4 3 2 5 4 3 151

91
290 sintia Perempuan 5 5 1 5 5 1 1 5 1 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 153
291 siska Perempuan 5 5 1 5 5 1 1 5 1 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 153
292 laura Perempuan 1 2 5 2 1 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 3 3 2 4 4 3 3 4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 149
293 elfis Laki-laki 1 2 5 2 1 4 5 2 5 2 1 2 1 2 1 4 5 4 5 4 3 4 1 3 2 1 3 4 1 3 4 5 3 2 5 3 2 1 3 4 1 3 2 5 3 2 5 3 2 141
294 ina Perempuan 5 5 1 5 5 1 1 5 1 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 153
295 aulia Perempuan 1 2 5 1 2 5 5 1 4 1 1 1 1 1 1 1 5 5 4 1 3 4 4 4 2 3 1 5 4 2 5 2 1 4 5 3 5 1 3 1 2 1 4 3 5 4 4 4 4 141
296 dian Perempuan 1 2 5 2 1 4 5 2 5 2 1 2 1 2 1 4 5 4 5 4 3 4 1 3 2 1 3 4 1 3 4 5 3 2 5 3 2 1 3 4 1 3 2 5 3 2 5 3 2 141
297 sina Perempuan 5 5 1 5 5 1 1 5 1 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 1 5 1 1 5 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 5 5 1 153
298 citra Perempuan 2 2 4 2 2 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 4 3 2 3 4 4 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 3 4 3 146
299 roby Laki-laki 1 2 5 5 1 3 1 2 3 1 3 1 4 3 4 5 3 1 4 1 5 1 2 1 5 1 3 4 5 1 1 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 2 1 5 3 5 1 154
300 tiyak Perempuan 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 2 2 2 1 5 2 3 2 3 73
301 G Perempuan 1 1 2 1 1 3 2 4 2 4 4 2 4 2 2 5 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 5 5 1 1 5 5 1 1 2 2 1 2 4 2 4 2 2 126
302 timotius w Perempuan 4 2 4 3 1 4 3 5 4 1 2 1 4 2 1 4 3 4 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 5 2 2 1 3 2 2 4 1 1 1 5 1 3 3 3 3 115
303 F Laki-laki 1 1 5 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 5 5 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 1 91
304 I Perempuan 1 1 4 2 1 1 1 3 4 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 2 1 1 3 1 5 5 1 1 2 4 1 2 1 1 1 1 4 2 1 2 4 1 1 3 1 4 3 3 1 95
305 fiani nova Perempuan 1 1 2 1 1 1 2 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 4 2 2 1 1 3 3 1 1 1 1 70
306 titus Laki-laki 5 1 5 1 1 4 4 5 3 2 1 1 1 5 1 1 3 5 5 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 1 1 2 3 3 4 3 4 111
307 anggita Perempuan 2 1 2 1 1 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 5 3 4 4 3 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 3 4 1 2 2 1 3 3 2 2 3 2 92
308 E Perempuan 5 4 3 1 4 4 3 5 3 4 2 1 1 4 2 3 5 4 4 4 5 5 4 2 4 5 1 1 4 1 1 3 1 3 5 5 5 5 3 5 3 3 3 4 1 4 5 5 5 167
309 BZ Perempuan 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 5 5 1 1 2 71
310 Widia Perempuan 5 2 5 1 5 5 3 5 5 5 5 5 2 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 213
311 Nirmala Perempuan 4 2 4 2 1 4 3 5 3 2 2 2 5 3 2 4 3 4 4 3 3 2 5 1 5 5 3 2 3 4 1 3 1 3 4 3 5 4 3 5 5 3 1 5 1 4 3 3 4 156
312 V Perempuan 4 1 1 3 2 1 2 2 5 5 4 2 1 5 4 3 4 5 4 3 4 5 3 4 5 3 3 3 1 4 5 1 4 4 5 2 2 4 5 1 2 4 1 2 1 3 2 5 3 152
313 Sfn Perempuan 4 1 2 1 1 3 5 4 3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 3 2 1 2 2 1 3 1 2 1 3 4 2 1 1 1 88
314 Aihkwana Laki-laki 2 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 2 2 1 1 1 5 2 2 1 1 71
315 K Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 56
316 Febrina Larasati Perempuan 4 2 4 2 1 3 3 5 4 3 2 1 3 2 1 4 3 5 5 3 1 1 2 1 3 4 2 2 3 3 1 2 1 1 3 2 4 4 4 5 5 3 1 5 2 3 2 2 4 136
317 fernando Laki-laki 1 1 1 1 1 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 5 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 3 3 2 1 1 2 76
318 marcelinus Laki-laki 2 1 2 2 1 2 1 5 2 1 1 1 1 1 1 2 2 3 3 1 1 1 1 5 3 1 1 1 2 1 1 3 2 2 1 1 2 3 1 2 3 3 1 3 3 2 1 1 2 89
319 Habib riziq Laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1 1 1 2 2 1 2 2 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 2 3 3 4 1 2 1 1 5 2 2 2 2 4 87
320 ybs Laki-laki 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 5 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 2 1 1 1 2 2 4 2 2 2 1 2 4 2 1 1 2 77
321 noni Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 1 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 5 3 2 2 2 2 1 3 3 2 1 1 2 78
322 hahahahahh Perempuan 5 3 4 3 1 4 3 5 5 2 2 2 4 2 2 4 3 5 5 3 5 4 5 3 5 5 3 3 5 3 1 3 1 3 2 2 4 5 3 4 4 3 1 5 1 4 2 3 5 164
323 icha Perempuan 4 1 5 3 1 4 4 5 1 3 2 3 4 3 3 4 2 4 4 2 5 1 2 1 3 3 5 4 4 3 1 3 1 2 2 2 4 4 3 4 5 3 2 5 1 4 2 3 4 148
324 N Perempuan 3 1 3 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 1 1 1 5 1 1 1 1 66
325 kentung Laki-laki 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 4 3 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 3 3 2 2 5 2 1 3 4 3 1 1 1 83
326 Y Laki-laki 1 1 5 1 1 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 3 1 1 1 3 1 1 1 3 3 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 77
327 U Perempuan 1 1 5 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 1 3 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 4 2 2 2 1 5 5 1 1 2 84
328 T Perempuan 1 1 1 1 1 1 2 4 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 5 1 5 3 1 1 3 3 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 5 2 1 1 2 84
329 R Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 67
330 M Perempuan 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 61
331 R Laki-laki 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 61
332 W Perempuan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 57
333 V Laki-laki 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 61
334 U Laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 57

92
Lampiran 7: Analisis Data Deskriptif Responden

De s c riptive S tatis tic s


Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
KDP 334 52 241 104,47 38,922
Valid N 334
(listwise)

S tatis tic s
KDP
N Valid 334
Missing 0
Mean 104,47
Median 91,00
Std. Deviation 38,922
Percentile 25 71,00
s 50 91,00
75 141,00

93
kate gori

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid RENDAH 47 14,1 14,1 14,1
SEDANG 211 63,2 63,2 77,2

TINGGI 76 22,8 22,8 100,0


Total 334 100,0 100,0

KATEGORI
Rendah X < 104,47 - 38,922
Rendah X < M – SD X < 65,548
Sedang 104,47 - 38,922 ≤ X < 104,47 + 38,922
Sedang M – 1SD < X < M + SD 65,548 ≤ X < 143,392
Tinggi 104,47 + 38,922 ≤ X

Tinggi M + SD < X 143,392 ≤ X

94
LAKI-LAKI
kate gori
Valid Cumulativ
De s c riptive S tatis tic s
Frequency Percent Percent e Percent
Valid RENDAH 17 15,6 15,6 15,6 Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
SEDANG 66 60,6 60,6 76,1 VAR00001 109 52 241 103,14 36,462

TINGGI 26 23,9 23,9 100,0 Valid N 109


(listwise)
Total 109 100,0 100,0

PEREMPUAN
TINGAKATAN
Valid Cumulativ
De s c riptive S tatis tic s
Frequency Percent Percent e Percent
Valid RENDAH 31 13,8 13,8 13,8 Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
SEDANG 146 64,9 64,9 78,7 VAR00002 225 54 213 105,11 40,123

TINGGI 48 21,3 21,3 100,0 Valid N 225


(listwise)
Total 225 100,0 100,0

95
Lampiran 8: Analisis Data Aspek Kekerasan dalam Pacaran

De s c riptive S tatis tic s


Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
verbal 334 10 50 21,39 7,799
fisik 334 9 50 20,40 9,186
seksual 334 10 50 20,12 9,651
ekonomi 334 4 20 7,46 3,958
psikoemo 334 17 71 35,10 11,822
Valid N (listwise) 334

PELECEHAN VERBAL

kate gori
Valid Cumulative
Rendah X < 21,39 - 7,799 Frequency Percent Percent Percent
Valid RENDAH 51 15,3 15,8 15,8
X < 13,591
Sedang 21,39 - 7,799 ≤ X < 21,39 + 7,799 SEDANG 216 64,7 66,9 82,7
13,591 ≤ X < 29,189 TINGGI 56 16,8 17,3 100,0
Tinggi 21,39 + 7,799 ≤ X Total 323 96,7 100,0
29,189 ≤ X

96
PELECEHAN FISIK

Rendah X < 20,40 - 9,186 kate gori


Valid Cumulative
X < 11,214 Frequency Percent Percent Percent
Sedang 20,40 - 9,186 ≤ X < 20,40 + 9,186 Valid RENDAH 61 18,3 18,3 18,3

11,214 ≤ X < 29,586 SEDANG 182 54,5 54,5 72,8


Tinggi 20,40 + 9,186 ≤ X TINGGI 91 27,2 27,2 100,0
29,586 ≤ X Total 334 100,0 100,0

PELECEHAN SEKSUAL

Rendah X < 20,12 - 9,651 kate gori


Valid Cumulative
X < 10,469 Frequency Percent Percent Percent
Sedang 20,12 - 9,651 ≤ X < 20,12 + 9,651 Valid RENDAH 81 24,3 24,3 24,3

10,469 ≤ X < 29,771 SEDANG 162 48,5 48,5 72,8


Tinggi 20,12 + 9,651 ≤ X TINGGI 91 27,2 27,2 100,0
29,771 ≤ X Total 334 100,0 100,0

97
PELECEHAN EKONOMI

Rendah X < 7,46 - 3,956 kate gori


Valid Cumulative
X < 3,504 Frequency Percent Percent Percent
Sedang 7,46 - 3,956 ≤ X < 7,46 + 3,956 Valid SEDANG 264 79,0 79,0 79,0

3,504 ≤ X < 11,418 TINGGI 70 21,0 21,0 100,0


Tinggi 7,46 + 3,956 ≤ X Total 334 100,0 100,0

11,418 ≤ X

PELECEHAN PSIKOLOGIS EMOSIONAL

Rendah X < 35,10 - 11,822 kate gori


Valid Cumulative
X < 23,278 Frequency Percent Percent Percent
Sedang 35,10 - 11,822 ≤ X < 35,10 + 11,822 Valid RENDAH 67 20,1 20,1 20,1

23,278 ≤ X < 46,922 SEDANG 203 60,8 60,8 80,8


Tinggi 35,10 + 11,822 ≤ X TINGGI 64 19,2 19,2 100,0
46,922 ≤ X Total 334 100,0 100,0

98
Lampiran 9: Hasil Uji Normalitas

One -S ample Kolmogorov-S mirnov Te s t

Unstandardized
Residual
N 109
Normal Mean ,0000000
a,,b
Parameters Std. 35,50294474
Deviation
Most Extreme Absolute ,126
Differences Positive ,126
Negative -,086
Kolmogorov-Smirnov Z 1,315 sig > 0,05 = normal
Asymp. Sig. (2-tailed) ,063 sig < 0,05 = tidak normal

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,063 > 0,05
Dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
Dengan demikian persyaratan normalitas sudah terpenuhi

99
Lampiran 10: Hasil Uji Homogenitas

Te s t of Homoge ne ity of Varianc e s

total
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
8,147 1 332 ,005

ANOVA
total
Mean
Sum of Squares df Square F Sig.
Between 285,980 1 285,980 ,188 ,665
Groups
Within 504191,158 332 1518,648
Groups
Sig. 0,005 < 0,05
Total 504477,138 333
maka laki-laki dan perepmuan
tidak homogen

100
Lampiran 11: Analisis Mann-Whitney Test

Mann-Whitney Tes t
Ranks Te s t S tatis tic s a
Mean Sum of
jenisekelamin N Rank Ranks total
total LAKILAKI 109 167,89 18300,50 Mann-Whitney U 12219,500

PEREMPUAN 225 167,31 37644,50 Wilcoxon W 37644,500


Total 334 Z -,052
Asymp. Sig. (2- ,959
tailed)

nilai sig (2-tailed) 0,959 > 0,05.


Maka, tidak ada perbedaan kekerasan dalam pacaran pada siswa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan

101
102
103
104

Anda mungkin juga menyukai