Anda di halaman 1dari 102

MERANCANG DAN MEMBANGUN SISTEM PENDUKUNG

KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN PENERIMA BEASISWA


PRESTASI DENGAN METODE SAW (Studi Kasus : SMA Negeri 2
Lapandewa)

Hasil Penelitian

“Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana (S-1)”

Oleh:
LA ODE HASRINTO
F1G118031

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. Zat yang hanya kepada-

Nya memohon pertolongan. Alhamdulillahi Rabbil Alamin atas segala pertolongan,

rahmat, dan kasih sayang-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini

dengan judul Merancang dan Membangun Sistem Pendukung Keputusan

Penentuan Kelayakan Penerima Beasiswa Prestasi Dengan Metode SAW

(Studi Kasus : SMA Negeri 2 Lapandewa) sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Sarjana (S1) Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo. Shalawat dan

salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw. yang

senantiasa menjadi sumber inspirasi dan teladan terbaik untuk umat manusia.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa

adanya dukungan, bantuan, bimbingan, dan nasehat dari berbagai pihak selama

penyusunan skripsi ini. Dikesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih

setulus-tulusnya, kepada:

1. Kedua orang tua tersayang, La Ode Muhaya dan Wa Kamba yang

selalu memberikan kasih sayang, doa, nasehat, dan kesabarannya yang

luar biasa hebat dalam setiap langkah penulis.

2. Bapak Natalis Ransi, S.Si.,M.Cs. sebagai dosen pembimbing utama

dan Bapak Dr. Arman,S.Si.,M.Si. sebagai dosen pembimbing

pendamping atas segala bimbingan, arahan serta saran yang diberikan

kepada penulissehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.


iii

3. Bapak Dr.Ida Usman, S.Si.,M.Si. sebagai Dekan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Ibu Dr. Andi Tenriawaru, S.Si., M.Si. sebagai Ketua Program Studi

Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas Halu Oleo yang telah

memberikan arahan, saran dan motivasi ilmu pengetahuan, dan petunjuk

kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Bapak La Surimi, S.Si., M.Cs. dan Bapak Dr. La Ode Saidi, M.Kom

selaku dewan penguji yang telah banyak memberikan ide dan saran

kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan staf Program Studi Ilmu Komputer yang

telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak ternilai selama penulis

menempuh pendidikan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Halu Oleo.

7. Pihak sekolah di SMA Negeri 2 Lapandewa yang memberi respon

sangat baik kepada penulis selama penelitian.

8. Seluruh keluarga tersayang saya yang ada di kampung yang senantiasa

mendukung saya, mendoakan saya dan memberikan semangat dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Kepada kakanda saya Riswan S.Stat. dan Hasrila S.Mat, yang

senantiasa memberikan arahan agar terselesaikannya tugas akhir ini

10. Kepada kakak kandung saya Hasrino S.Pi dan kakak sepupu saya

Nazila S.Si yang senantiasa memberikan saya dukungan, wejangan dan

doanya agar terselesaikannya tugas akhir ini.


iv

11. Seluruh teman-teman asrama waleja, Ariwin S.AP, Rasno S.Sos, La

Ode Hardani S.T, La Ode Ahmad Darson S.Sos, Wa Ode Erna

S.Ab, La Mako S.Ab, serta teman2 yang belum sempat saya sebutkan

namanya.

12. Badrun Purnama S.Kom dan Halimin yang selalu menjadi partner dalam

urusan akademik

13. Teman-teman seperjuangan Alcen 18 yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu.

14. Seluruh pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan tugas akhir ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi

rasa terima kasih sedikitpun kepada mereka.

Atas segala bantuan dan doa dari semua pihak, penulis mengucapkan terima

kasih. Semoga apa yang telah diberikan dijadikan amal baik serta dibalas dan

dilipatgandakan pahalanya oleh Allah Swt. Dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan seluruh pihak yang membaca.

Kendari, juli 2022

Penulis
v

MERANCANG DAN MEMBANGUN SISTEM PENDUKUNG


KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN PENERIMA BEASISWA
PRESTASI DENGAN METODE SAW

(Studi Kasus : SMA Negeri 2 Lapandewa)

Oleh :

LA ODE HASRINTO
F1G118031

ABSTRAK

SMA Negeri 2 Lapandewa merupakan SMA negeri yang berada dibawah


Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Selatan. Seiring dengan banyaknya siswa
berprestasi, maka diadakan beasiswa prestasi oleh Dinas Pendidikan. Pembagian
beasiswa dilakukan untuk membantu seseorang yang berprestasi selama menempuh
studinya.
Untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang yang layak
menerima beasiswa maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan. Dalam
proses pembangunan sistem pendukung keputusan untuk menentukan penerima
beasiswa prestasi di SMA Negeri 2 Lapandewa mengggunakan metode Simple
Additive Weighting (SAW). Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi
alternative terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang
dimaksudkan yaitu yang berhak menerima beasiswa berdasarkan kriteria-kriteria
yang ditentukan. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap
atribut, kemudian dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif
yang optimal, yaitu siswa terbaik.
Berdasarkan hasil pengujian, sistem yang dibangun dapat membantu kerja
tim penyeleksi beasiswa dalam melakukan penyeleksian beasiswa, dapat
mempercepat proses penyeleksian beasiswa, dapat mengurangi kesalahan dalam
menentukan penerima beasiswa, dan dapat mempermudah tim penyeleksi dalam
menentukan penerima beasiswa.
Kata Kunci: Beasiswa, SAW, kriteria, bobot.
vi

DESIGN AND BUILD A DECISION SUPPORT SYSTEM FOR


ELIGIBILITY DETERMINATION OF ACHIEVEMENT SCHOLARSHIPS
WITH SAW METHOD
(Case Study: SMA Negeri 2 Lapandewa)

By:

LA ODE HASRINTO
F1G118031

ABSTRACT

SMA Negeri 2 Lapandewa is a public high school under the South Buton
Regency Education Office. Along with the number of outstanding students, the
Department of Education provides merit scholarships. Scholarship distribution is
done to help someone who excels during his studies.

To help determine in determining someone who deserves to receive a


scholarship, a decision support system is needed. In the process of developing a
decision support system to determine merit scholarship recipients at SMA Negeri 2
Lapandewa using the Simple Additive Weighting (SAW) method. This method was
chosen because it is able to select the best alternative from a number of alternatives,
in this case the intended alternative is those who are entitled to receive scholarships
based on specified criteria. The research was conducted by finding the weight value
for each attribute, then a ranking process was carried out which would determine
the optimal alternative, namely the best student.

Based on the test results, the system built can help the scholarship selector
team work in selecting scholarships, can speed up the scholarship selection process,
can reduce errors in determining scholarship recipients, and can make it easier for
the selection team to determine scholarship recipients.

Keywords: Scholarship, SAW, criteria, weight.


vii

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 4

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 4

2.2 Pengertian Beasiswa ............................................................................... 12

2.3 Pengertian Beasiswa Prestasi ................................................................. 13

2.4 Pengertian sistem pendukung keputusan ................................................ 14

2.2.1 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan ................................. 14

2.2.2 Konsep Pengambilan Keputsan....................................................... 15

2.2.3 Tahap Pengambilan Keputusan ....................................................... 15

2.2.4 Karakteristik dan Kemampuan SPK ............................................... 16

2.2.5 Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan .................................... 18

2.2.6 Komponen Sistem Pendukung Keputusan ...................................... 18


viii

2.3 Metode Simple Additive Weighting ........................................................ 20

2.4 Metode Pengembangan Sistem............................................................... 22

2.5 Perangkat Perancangan Sistem ............................................................... 24

2.5.1 Use Case Diagram .......................................................................... 25

2.5.2 Activity Diagram ............................................................................. 27

2.5.3 Sequence Diagram .......................................................................... 28

2.5.4 Class Diagram ................................................................................ 29

2.6 Flowchart ............................................................................................... 31

2.7 PHP ......................................................................................................... 32

2.8 MySQL ................................................................................................... 32

2.9 Pengujian Perangkat Lunak (Software) .................................................. 34

2.10 Metode Black Box................................................................................... 35

2.11 Behavior-Driven Development .................................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 37

3.1 Waktu Penelitian .................................................................................... 37

3.2 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 37

3.3 Metode Pengembangan Sistem............................................................... 38

3.4 Perancangan Sistem ................................................................................ 39

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ................................... 41

4.1 Prosedur Sistem Yang Berjalan .............................................................. 41

4.2 Gambaran Umum Sistem Yang Dibangun ............................................. 41

4.3 Analisis Sistem ....................................................................................... 41

4.3.1 Analisis Metode Fuzzy .................................................................... 42

4.3.2 Analisis Metode SAW ...................................................................... 45

4.4 Pemodelan Sistem .................................................................................. 51

4.4.1 Use Case Diagram .......................................................................... 52


ix

4.4.2 Activity Diagram ............................................................................. 54

4.4.3 Sequence Diagram .......................................................................... 61

4.5 Entify Relationship Diagram (ERD) ...................................................... 68

4.6 Perancangan User Interface ................................................................... 69

4.6.1 Rancangan Halaman Login ............................................................. 69

4.6.2 Rancangan Halaman Utama ............................................................ 70

4.6.3 Rancangan Halaman Tambah Data Siswa ...................................... 71

4.6.4 Rancangan Halaman Input Data Kriteria ........................................ 72

4.6.5 Rancangan Halaman Input Data Model .......................................... 73

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ............................... 75

5.1 Implementasi .......................................................................................... 75

5.1.1 Tampilan Halaman Login................................................................ 75

5.1.2 Tampilan Halaman Menu Utama .................................................... 75

5.1.3 Tampilan Menu Tambah Data Siswa .............................................. 76

5.1.4 Tampilan Halaman Input Data Kriteria........................................... 77

5.1.5 Tampilan Halaman Model............................................................... 78

5.1.6 Tampilan Halaman Persyaratan ...................................................... 78

5.1.7 Tampilan Halaman Perhitungan Hasil SAW .................................. 78

5.2 Kebutuhan Sistem................................................................................... 79

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 88

6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 88

6.2 Saran ...................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 90


x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 11
Tabel 2. 2 Simbol Use Case Diagram(Munawar 2005) ........................................ 26
Tabel 2. 3 Simbol Activity Diagram(Munawar 2005) .......................................... 28
Tabel 2. 4 Simbol Sequence Diagram(Munawar 2005) ........................................ 29
Tabel 2. 5 Simbol Class Diagram(Munawar 2005) .............................................. 30
Tabel 2. 6 Lambang Flowchart(Munawar 2005) .................................................. 31
Tabel 3. 1 Waktu Penelitian .................................................................................. 37
Tabel 4. 1 Kriteria ................................................................................................. 42
Tabel 4. 2 Penghasilan Orang Tua ........................................................................ 43
Tabel 4. 3 Jumlah Tanggungan Keluarga ............................................................. 43
Tabel 4. 4 Nilai Rata-rata Raport .......................................................................... 43
Tabel 4. 5 Kepemilikan KIP ................................................................................. 44
Tabel 4. 6 Kehadiran Sekolah ............................................................................... 44
Tabel 4. 7 Rating Kecocokan Dari Data Awal ...................................................... 45
Tabel 4. 8 Tabel Hasil Fuzzy Query ..................................................................... 45
Tabel 4. 9 Kriteria ................................................................................................. 46
Tabel 4. 10 Rating Kecocokan Setiap Alternatif Pada Setiap Kriteria ................. 46
Tabel 4. 11 Hasil Perangkingan ............................................................................ 51
Tabel 4. 12 Definisi Aktor .................................................................................... 53
Tabel 4. 13 Definisi Use Case ............................................................................... 53
Tabel 5. 1 Pengujian Balck-box ............................................................................ 80
Tabel 5. 2 Behavior Driven Development – Login Testing ................................. 83
Tabel 5. 3 Behavior Driven Development – Testing Data Testing ....................... 84
Tabel 5. 4 Behavior Driven Development – Testing Criteria Data....................... 84
Tabel 5. 5 Behavior Driven Development – Testing Model Data ........................ 85
Tabel 5. 6 Behavior Driven Development – Testing Rating Data ........................ 86
Tabel 5. 7 Behavior Driven Development – Testing Data Requirements............. 86
xi

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2. 1 Model Konseptual SPK (Subakti 2002) ........................................... 19


Gambar 2. 2 Gambar Skema Waterfall(Subakti 2002) ........................................ 23
Gambar 3. 1 Use Case Diagram Calon Penerima Bantuan ................................... 40
Gambar 3. 2 Activity Diagram Algoritma SAW .................................................. 40
Gambar 4. 1 Use Case Diagram Admin ................................................................ 52
Gambar 4. 2 Activity Diagram Login ................................................................... 54
Gambar 4. 3 Activity Diagram Mengelola Data Siswa......................................... 55
Gambar 4. 4 Activity Diagram Edit Data Kriteria ................................................ 56
Gambar 4. 5 Activity Diagram Edit Data Model .................................................. 57
Gambar 4. 6 Activity Diagram Mengelola Data Penilaian ................................... 58
Gambar 4. 7 Activity Daigram Memproses Data Siswa Menggunakan Metode
SAW .............................................................................................................. 59
Gambar 4. 8 Activity Diagram Logout ................................................................. 60
Gambar 4. 9 Activity Diagram Algoritma SAW .................................................. 61
Gambar 4. 10 Sequence Diagram Login ............................................................... 62
Gambar 4. 11 Sequence Diagram Mengelola Data Siswa .................................... 63
Gambar 4. 12 Sequence Diagram Data Kriteria................................................... 64
Gambar 4. 13 Sequence Diagram Data Model..................................................... 65
Gambar 4. 14 Sequence Diagram Mengelola Data Penilaian ............................... 66
Gambar 4. 15 Sequence Diagram Persyaratan ...................................................... 67
Gambar 4. 16 Class Diagram SPK Beasiswa Prestasi .......................................... 68
Gambar 4. 17 Entify Relationship Diagram .......................................................... 69
Gambar 4. 18 Rancangan Halaman Login ............................................................ 70
Gambar 4. 19 Rancangan Halaman Utama ........................................................... 71
Gambar 4. 20 Rancangan Halaman Tambah Data Siswa ..................................... 72
Gambar 4. 21 Rancangan Halaman Input Data Kriteria ....................................... 73
Gambar 4. 22 Rancangan Halaman Input Data Model ......................................... 74
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komputer merupakan salah satu perangkat keras yang dirancang untuk

mempermudah pekerjaan manusia. Saat ini komputer sudah menjadi kebutuhan

esensial manusia. Kata komputer sendiri awalnya dipergunakan untuk

menggambarkan suatu pekerjaan seseorang yang pekerjaanya melakukan

perhitungan aritmatika, yang kemudian arti dari kata tersebut dipindahkan kepada

mesin itu sendiri. Awal mulanya, pengolahan suatu informasi hampir eksklusif

berhubungan dengan masalah aritmatika, tetapi komputer modern dipakai untuk

banyak tugas yang tidak berhubungan dengan matematika.

Seiring dengan perkembangan teknologi, kini komputer dalam beberapa tahun

terakhir berkembang sangat pesat. Dulu, orang masih menulis menggunakan alat

tulis seperti pulpen atau pensil. Saat ini cara tersebut sudah mulai tergantikan

dengan menggunakan komputer, dimana hanya dengan menekan keyboard maka

huruf dan angka yang kita inginkan akan otomatis muncul di layar komputer.

Adapun bagi setiap lembaga pendidikan khususnya sekolah, komputer

merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah kinerja setiap guru dan staf

yang bertugas khususnya dalam menerima beasiswa.

Beasiswa dapat dikatakan sebagai bentuk pembiayaan yang diberikan oleh

pemerintah, instansi, perusahaan swasta, kedutaan, Universitas serta lembaga

pendidik lainya yang tidak bersumber dari pendaan sendiri ataupun orang tua.
2

Pemberian beasiswa merupakan salah satu program yang ada di setiap sekolah atau

madrasah. Program ini diadakan untuk mengurangi beban siswa dalam menempuh

pendidikan khususnya masalah biaya. Pemberian beasiswa ini diberikan secara

selektif sesuai dengan jenis beasiswa yang diadakan. Pembagian beasiswa

dilakukan untuk membantu meringankan beban biaya seseorang yang kurang

mampu ataupun berprestasi selama menempuh studinya.

Sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh pihak SMA Negeri 2

Lapandewa untuk memperoleh beasiswa, maka diperlukan kriteria-kriteria untuk

menentuakan siapa yang akan terpilih dan berhak mendapatkan beasiswa tersebut.

Kriteria yang telah ditetapkan dalam studi kasus ini adalah nilai, pendapatan orang

tua, jumlah saudara kandung, dan lain-lain. Oleh karena itu, tidak semua siswa yang

mendaftar sebagai calon penerima beasiswa akan diterima, hanya yang memenuhi

kriteria yang akan menerima beasiswa tersebut. Mengingat banyaknya peserta yang

mengajukan beasiswa, serta banyaknya indikator kriteria yang diberikan, maka

perlu dibangun suatu sistem pendukung keputusan yang akan membantu

menentukan siapa yang berhak menerima beasiswa tersebut.

Metode yang digunakan dalam pembuatan sistem pendukung keputusan ini

adalah SAW (Simple Additive Weighting). Metode ini dipilih karena dapat

menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses

chaining yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari suatu alternatif, dalam hal ini

alternatif yang dimaksud adalah yang berhak menerima beasiswa sesuai dengan

kriteria yang telah ditentukan.


3

Dengan metode perangkaian tersebut, diharapkan penilaian akan lebih tepat

karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot yang telah ditentukan sehingga akan

mendapatkan hasil yang lebih akurat untuk siapa yang akan mendapatkan beasiswa

tersebut.

Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas bahwa penggunaan sistem informasi

berbasis komputer akan sangat membantu dalam proses pengambilan keputusan.

Oleh sebab itu ditarik judul “Merancang dan Membangun Sistem Pendukung

Keputusan Penentuan Kelayakan Penerima Beasiswa dengan Metode SAW

(Studi Kasus SMA Negeri 2 Lapandewa)”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana

merancang dan membangun sistem pendukung keputusan penentuan kelayakan

penerima beasiswa prestasi dengan menggunakan metode Simple Additive

Weighting .

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelayakan siswa dalam memperoleh

beasiswa prestasi dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk dapat membantu kinerja tim penyeleksi beasiswa dalam

melakukan penyeleksian beasiswa prestasi.

2. Dapat mempercepat proses penyeleksian beasiswa prestasi.

3. Dapat megurangi kesalahan dalam menentukan penerima beasiswa


4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan

acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian

terdahulu lainnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu tentang sistem pendukung

keputusan pemberian beasiswa dengan metode SAW.

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Beasiswa Menggunakan Metode

Simple Additive Weighting (SAW) di Universitas Panca Maga Progolinggo. Oleh

Fery Romidhoni Eprilianto STMIK dan Teknik Komputer Surabaya tahun 2012.

Dalam jurnal ini terdapat aplikasi sistem pendukung keputusan pemberian beasiswa

dengan menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW). Metode ini

dipilih karena dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian

dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari

sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah yang berhak

menerima beasiswa berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Berdasarkan

hasil pengujian, sistem yang dibangun dapat mempermudah dan mempercepat

proses penyeleksian penerimaan beasiswa dan membantu kerja bagian mahasiswa

dalam menentukan calon penerima beasiswa.

Referensi lain mengacu pada masalah yang diangkat oleh (Sulistiyo 2011) yang

berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerima Beasiswa di

SMA Negeri 6 Pandeglang. Penelitian tersebut membahas tentang bagaimana

membangun aplikasi sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode


5

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) dengan Metode Simple

Additive Weighting (SAW) untuk menentukan penerimaan beasiswa di SMA

Negeri 6 Pandeglang sesuai dengan bobot dari kriteria yang sudah ditentukan

dengan menggunakan sebuah program untuk membantu menyelesaikan sebuah

permasalahan sehingga relative jauh lebih mudah dan efisien. Berdasarkan hasil

dari pengujian, sistem yang dibangun dapat membantu kerja tim penyeleksi

beasiswa dalam melakukan penyeleksian beasiswa, dapat mempercepat proses

penyeleksian beasiswa, dapat mengurangi kesalahan dalam menentukan penerima

beasiswa, dan dapat mempermudah tim penyeleksi dalam menentukan penerima

beasiswa.

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Beasiswa Menggunakan Metode

Simple Additive Weighting (SAW) studi kasus pada SMP Dharma Bhakti Pubian.

(Astuti and Muammar 2015) dalam jurnal penelitian ini metode yang digunakan

adalah metode SAW karena metode ini mampu menyeleksi alternative terbaik dari

sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu yang berhak

menerima beasiswa berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Penelitian

dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan

proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu siswa

terbaik. Berdasarkan hasil pengujian, sistem yang dibangun dapat membantu kerja

tim penyeleksi beasiswa dalam melakukan penyeleksian beasiswa, dapat

mempercepat proses penyeleksian beasiswa, dapat mengurangi kesalahan dalam

menentukan penerima beasiswa, dan dapat mempermudah penyeleksi dalam

menentukan penerima beasiswa.


6

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Beasiswa Menggunakan Metode

Simple Additive Weighting di Universitas Panca Marga Probolinggo. (Fery

Romidhoni Eprilianto,Tri Sagirani 2003) Program beasiswa ini diharapkan dapat

memacu minat belajar mahasiswa agar lebih berprestasi. Dalam menentukan

penerima beasiswa, pengelola menyeleksi calon penerima beasiswa fakultas

berdasarkan kriteria yang ada. Dalam proses seleksi, admin fakultas mengalami

kesulitan dalam menyeleksi data calon penerima. Karena setiap jenis beasiswa

memiliki kriteria dan bobot yang berbeda-beda. Hal tersebut membuat perhitungan

kriteria nilai membutuhkan ketelitian. Mengetahui permasalahan yang terjadi, maka

penulis merancang sistem pendukung keputusan dan melakukan penentuan

beasiswa dengan menggunakan metode SAW. Sistem ini dapat membantu admin

untuk melakukan administrasi data fakultas penerima beasiswa, data jenis beasiswa,

data kriteria, data pembobotan kriteria, dan data penerima. Dengan sistem ini

kehilangan data dapat diminimalisir. Setelah dilakukan pengujian penggunaan

sistem pendukung keputusan penentuan beasiswa dengan menggunakan metode

SAW, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan ini dapat

membantu admin fakultas dalam menjalankan tugasnya.

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai Baru Dengan

Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW). (Sundari and Taufik

2014) dalam jurnal ini terdapat aplikasi sistem pendukung keputusan penerimaan

pegawai baru yang dibangun menggunakan Metode Simple Additive Weighting

(SAW). Metode ini dipilih karena dapat menentukan nilai bobot untuk setiap

atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi

alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksud
7

adalah yang berhak diterima sebagai pegawai baru berdasarkan kriteria-kriteria

yang ditentukan. Berdasarkan hasil pengujian, sistem yang dibangun dapat

mempermudah dan mempercepat proses penyeleksian penerimaan pegawai baru

dan membantu manajer divisi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengambilan

keputusan untuk menentukan pegawai baru di suatu perusahaan.

Sistem pendukung keputusan kelayakan beasiswa menggunakan metode

Simple Additive Weighting (Sadewo et al. 2021). Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk menentukan

kelayakan beasiswa. Penelitian dilakukan pada sistem keputusan kelayakan

beasiswa di PT Novell Pharmaceutical Laboratories yang berlokasi di Kebon Jeruk,

Jakarta Barat. Inti dari SAW adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut,

kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif

yang sudah diberikan. Peneliti mempelajari sistem pengambilan keputusan

beasiswa yang ada pada PT Novell Pharmaceutical Laboratories selama kurang

lebih satu mengenai masalah yang akan dipecahkan sehingga peneliti memperoleh

data yang benarbenar akurat. Selain itu, peneliti juga membaca buku dan referensi

lain yang terkait dengan sistem pendukung keputusan.

Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa Berbasis WEB

Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Pondok Pesantren

Daarul Ahsan (Taufik, Destriana, and Suyitno 2020). Pemberian Beasiswa

merupakan program kerja yang ada di setiap sekolah atau madrasah. Program

beasiswa diadakan untuk meringankan beban siswa dalam menempuh masa studi

khususnya dalam biaya finansial. Pemberian beasiswa kepada santri dilakukan


8

secara selektif sesusai dengan jenis beasiswa yang diadakan. Pembagian beasiswa

dilakukan oleh beberapa lembaga untuk membantu seseorang yang kurang mampu

ataupun berprestasi selama menepuh studinya. Berdasarkan hal tersebut untuk

membantu penentuan dalam menetapkan seorang santri memperoleh beasiswa,

maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan. Model yang digunakan

dalam sistem pendukung keputusan ini adalah simple additive weighting, metode

ini sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot, konsep dasar

metode ini adalah mencari penjumlahan terbobot dari peringkat kinerja pada setiap

alternatif pada semua atribut. Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi

alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan

yaitu yang berhak menerima beasiswa berdasarkan kriteriakriteria yang ditentukan.

Sistem pendukung keputusan penentuan guru berprestasi dengan

menggunakan metode SAW (Putra, Aryanti, and Hartati 2018). Dalam menghadapi

era-globalisasi pengembangan sumber daya manusia merupakan prioritas utama

dalam pembangunan nasional, kedudukan guru sebagai seorang pendidik

memegang peran penting dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan

prestasi siswa–siswi di bidang akademik maupun non akademik, salah satu hal

yang bisa memotivasi guru agar selalu mengembangkan dirinya adalah memberikan

sebuah reward atau penghargaan sebagai guru berprestasi dengan kriteria-kriteria

yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Pengamatan sementara di SMK Global

Surya dalam menentukan guru berprestasi dilakukan secara manual dengan

menggunakan excel. Cara tersebut dinilai masih kurang efektif dan efisien.

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan sebuah model penentuan guru

berprestasi di SMK Global Surya berbasis software enginering. untuk


9

dikembangkan Aplikasi yang dapat diterapkan pada masalah yang sangat

kompleks. Sistem ini dirancang bangun menggunakan metode SPK yaitu Simple

Additive Weighting (SAW). Sistem ini dapat menampilkan hasil perangkingan

guru berprestasi berdasarkan hasil peritungan metode SAW.

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan

Metode SAW pada PT. Kujang Sakti Anugrah (Penta, Siahaan, and Sukmana

2019). Persaingan antar perusahaan adalah hal yang wajar dalam meningkatkan

kualitas perusahaan tersebut. Persaingan ini mengakibatkan setiap perusahaan harus

terus menerus melakukan perbaikan serta meningkatkan kualitas karyawan dalam

perusahan itu sendiri. Berdasaekan hal itu, penelitian ini mencoba untuk melakukan

pemilihan karyawan terbaik pada PT. Kujang Sakti Anugrah dengan menggunakan

metode Simple Additive Weighting, yang terdiri dari lima kriteria yaitu tanggung

jawab, sikap kerja, kedisiplinan, prestasi kerja dan kerjasama. Sample didapatkan

dari data karyawan bagian bengkel pada PT. Kujang Sakti Anugrah, karena dalam

perusahaan ini belum secara efektif dalam pemilihan karyawan terbaik. Hasil dari

penelitian ini telah terpilih karyawaan bernama Wandi Kariadi dengan nilai 0,93

sebagai karyawan terbaik bagian bengkel PT. Kujang Sakti Anugrah.

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa Bidik Misi di POLIBAN

Dengan Metode SAW Berbasis Web (Fauzan, Indrasary, and Muthia 2018).

Program beasiswa Bidik Misi adalah program bantuan biaya pendidikan bagi calon

mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik baik

untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Penerima Beasiswa Bidik Misi

ditentukan berdasarkan kriteria tertentu. Sistem pendukung keputusan merupakan


10

sebuah sistem yang digunakan untuk menentukan alternatif penerima Beasiswa

Bidik Misi di Politeknik Negeri Banjarmasin yang paling mendekati kriteria yang

telah ditentukan dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW).

Konsep dasar dari metode Simple Additive Weighting ini adalah mencari

penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua kriteria.

Pengujian dilakukan dengan data baru (data uji) dari alternatif penerima Beasiswa

Bidik Misi data uji tersebut dinormalisasi sesuai dengan jenis atribut kriteria

(benefit atau cost). Hasil akhir diperoleh dari proses perhitungan, yaitu

penjumlahan dari matriks ternormalisasi dengan bobot per kriteria yang

menunjukkan rangking alternatif penerima beasiswa dari yang paling mendekati

kriteria hingga yang paling jauh dari kriteria. Dari sana lah didapat alternatif yang

kemudian mendapat Beasiswa Bidik Misi.

Sistem pendukung keputusan penerima beasiswa kurang mampu dengan

metode SAW (Syaputra et al. 2019). Di berbagai lembaga pendidikan, khususnya

sekolah sangat banyak beasiswa yang ditunjukan kepada siswa, baik yang

berprestasi maupun yang kurang mampu, beasiswa ditunjukan untuk membantu

meringankan beban biaya sekolah bagi siswa yang mendapatkannya, di SMA

Muhammadiyah Jarai mengadakan perogram beasiswa kurang mampu untuk siswa

dengan memenuhi keriteria-keriteria yang telah ditetapkan oleh sekolah, seperti

pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua, tanggungan keluarga dari orang tua,

nilai raport, keperibadian siswa. Dalam peroses pemilihan siswa untuk beasiswa

ini dibutukan sebuah sistem yang akan mempercepat pihak sekolah dalam

menyeleksi siswa. Maka dari itu Sistem Pendukung Keputusan dengan metode

simpele additive weighting (SAW), metode ini adalah salah satu metode yang dapat
11

digunakan untuk mencari raiting kinerja setiap alternatif di semua atribut, riset

dilakukan dengan mendefinisikan terlebih dahulu keriteria-keriteria yang akan

dijadikan sebagai tolak ukur penyelesaian masalah, dan menormalisasikan

alternatif pada setiap atribut cara menilai raiting kinerja lalu menghitung nilai bobot

perefrensi pada alternatif dan melakukan perangkingan yang akan menemukan

alternatif terbaik dalam pemilihan penerima beasiswa. Hasil dari penelitian ini

adalah sebuah sistem yang dapat membantu pihak sekolah dalam menentukan siswa

yang akan menerima beasiswa berdasarkan keriteria dan bobot yang ditentukan dari

pihak SMA Muhammadiyah Jarai. .

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Metode

1. Fery 2017 Sistem Pendukung Metode Simple


Romidhoni Keputusan Pemberian Additive Weighting
Eprilianto Beasiswa Menggunakan (SAW)
di Universitas Panca
Maga Probolinggo
2. Sulistio 2011 Sistem Pendukung Metode Simple
Keputusan Untuk Additive Weighting
Menentukan Penerima (SAW)
Beasiswa di SMA Negeri
6 Pandeglang.
3. Astute & 2015 Sistem Pendukung Metode Simple
Muammar Keputusan Penentuan Additive Weighting
Beasiswa Menggunakan (SAW)
Metode Simple Additive
Weighting (SAW) studi
kasus pada SMP Dharma
Bhakti Pubian.
4. Sundari & 2014 Sistem Pendukung Metode Simple
Taufik Keputusan Penerimaan Additive Weighting
Pegawai Baru (SAW)
12

5. Sadewo et al. 2021 Sistem pendukung Metode Simple


keputusan kelayakan Additive Weighting
beasiswa menggunakan (SAW)
metode Simple Additive
Weighting
6. Taufik et al. 2020 Sistem Pendukung Metode Simple
Keputusan Penerima Additive Weighting
Beasiswa Berbasis WEB (SAW)
Menggunakan Metode
Simple Additive
Weighting (SAW) pada
Pondok Pesantren Daarul
Ahsan
7. Putra et al. 2018 Sistem pendukung Metode Simple
keputusan penentuan guru Additive Weighting
berprestasi dengan (SAW)
menggunakan metode
SAW
8. Penta et al. 2019 Sistem Pendukung Metode Simple
Keputusan Pemilihan Additive Weighting
Karyawan Terbaik (SAW)
Menggunakan Metode
SAW pada PT. Kujang
Sakti Anugrah
9. Fauzan et al 2018 Sistem Pendukung Metode Simple
Keputusan Penerimaan Additive Weighting
Beasiswa Bidik Misi di (SAW)
POLIBAN Dengan
Metode SAW Berbasis
Web
10. Syaputra et al. 2019 Sistem pendukung Metode Simple
keputusan penerima Additive Weighting
beasiswa kurang mampu (SAW)
dengan metode SAW

2.2 Pengertian Beasiswa

Pada dasarnya, beasiswa adalah pendapatan bagi seseorang yang

menerimanya. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 4 ayat (1) UU PPh/2000.
13

Pengertian penghasilan adalah tambahan kemampuan ekonomi dengan nama

apapun dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh dari sumber-sumber

di Indonesia atau di luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau

pelengkap kekayaan Wajib Pajak (WP). Karena beasiswa dapat diartikan

meningkatkan kemampuan ekonomi penerimanya, maka beasiswa itu adalah

pendapatan (Perdana and Widodo 2013). Pemberian beasiswa merupakan salah satu

program kerja yang ada disetiap sekolah maupun madrasah. Pemberian beasiswa

diadakan untuk meringankan beban siswa dalam menempuh masa studi khususnya

masalah biaya.

2.3 Pengertian Beasiswa Prestasi

Beasiswa Prestasi merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki

prestasi akademik maupun di non akademik. pemberian bantuan tunai

pendidikan bagi anak usia sekolah dari keluarga penerima Kartu Keluarga Sejahtera

(KKS), atau yang memenuhi kriteria sebagaimana ditetapkan sebelumnya. Program

Indonesia Pintar ditandai dengan pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada

anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu penerima Kartu Keluarga

Sejahtera(KKS). Dengan penyaluran manfaat Program Indonesia Pintar dua kali

dalam setahun diharapkan dapat membantu mengurangi kemungkinan siswa tidak

dapat melanjutkan sekolah (drop-out) karena ketidaktersediaan biaya. Disamping

itu juga untuk memastikan agar siswa dari keluarga miskin dan rentan kemiskinan

yang berada pada periode transisi (antar jenjang kelas dan jenjang pendidikan

seperti dari MI ke MTs atau dari MTs ke MA) dapat terus melanjutkan sekolah ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Anon 2018).


14

2.4 Pengertian sistem pendukung keputusan


Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan yang selanjutnya

disingkat dalam skripsi ini menjadi SPK, secara umum didefinisikan sebagai sebuah

sistem yang mampu memberikan kemampuan baik, kemampuan pemecahan

masalah maupun kemampuan pengkomunikasian sebagai sebuah sistem yang

mendukung kerja seorang manajer dalam memecahkan masalah semi-terstrktur

dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada kesepakatan

tertentu (Hermawan 2005).

Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer atau

administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi identifikasi masalah,

pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut

dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang manajer

dalam membuat keputusan dapat diinginkan apabila manajer mengetahui dan

menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan

kemampuan manajer dalam pembuatan keputusan diharapkan dapat ditingkatkan

kualitas keputusan yang dibuatnya, dan hal ini tentu akan meningkatkan efisiensi

kerja manajer yang bersangkutan.

2.2.1 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan


Pada awalnya (Aronson, J. E 1998), mendefinisikan sistem penunjang

keputusan (Decision Support System – DSS) sebagai sistem yang digunakan untuk

mendukung dan membantu pihak manajer melakukan pengambilan keputusan pada

kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur pada dasarnya konsep DSS hanyalah

sebatas pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian serta

menggantikan posisi dan peran manajer.


15

Konsep DSS pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh

Michael Scott Morton. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis

komputer yang membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur. DSS

dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan., yang dimulai

dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan

pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada

kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif.

2.2.2 Konsep Pengambilan Keputsan


Berdasarkan definisi keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan

sebagai berikut (Hasan 2004) Menurut Ralph C. Davis keputusan adalah hasil

pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan

jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab

pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.

Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat

menyimpang dari rencana semula.

2.2.3 Tahap Pengambilan Keputusan

Menurut Simon (1960) ada beberapa tahap pengambilan keputusan, disebutkan

olehnya proses pengambilan keputusan ada 4 tahapan yakni

1. Inteligence : pengumpulan informasi untuk mengidentifikasi permasalahan

2. Design : tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif pemecahan

masalah

3. Choice : tahap memilih solusi dari alternatif-alternatif yang disediakan

4. Implementation : tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasinya.


16

2.2.4 Karakteristik dan Kemampuan SPK

Menurut Turban (1996), ada beberapa karakteristik dari SPK, diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi

2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi

3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan

4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model

5. Menggunakan baik data eksternal maupun internal

6. Memilih kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis

7. Menggunakan beberapa model kuantitatif

Selain itu juga memiliki kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap sistem

pendukung keputusan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah

semi struktur dan tidak terstruktur.

2. Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari

manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.

3. Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan.

4. Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan.

5. Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelligence,

design, choice dan implementation.

6. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis

keputusan.
17

7. Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel.

8. Kemudahan melakukan interaksi sistem

9. Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan dari pada efisiensi.

10. Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.

11. Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan keputusan.

12. Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data.

Disamping berbagai kemampuan dan karakteristik seperti dikemukakan di

atas, sistem pendukung keputusan memiliki juga keterbatasan, antara lain:

1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat

dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya

mencerminkan persoalan yang sebenarnya.

2. Kemampuan suatu sistem pendukung keputusan terbatas pada pengetahuan

dasar serta model dasar yang dimilikinya.

3. Proses-proses yang didapat dilakukan oleh sistem pendukung keputusan

biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang

digunakan.

4. Sistem pendukung keputusan tidak memiliki intuisi seperti yang dimiliki

oleh manusia. Karena sistem pendukung keputusan hanya suatu kumpulan

perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi

oleh kemampuan berpikir.

5. Secara implisit, sistem pendukung keputusan berlandaskan pada

kemampuan dari sebuah sistem berbasis komputer dan dapat melayani

penyelesaian masalah.
18

2.2.5 Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan

Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut

(Subakti 2002):

1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang


kompleks

2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam
kondisi yang berubah-ubah

3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi

berbeda secara cepat dan tepat.

4. Pandangan dan pembelajaran baru.

5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi.

6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.

7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).

8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.

9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja

lebih singkat dan dengan sedikit usaha.

10. Meningkatkan produktivitas analisis.

2.2.6 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Adapun komponen-komponen dari SPK, adalah sebagai berikut:

1. Data Manajemen
19

Termaksud database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai

situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management System

(DBMS).

2. Model Management

Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai

model kualitatif lainya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu

kemampuan analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan.

3. Communication

User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui

subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.

4. Knowledge Management

Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau berindak

sebagai komponen yang berdiri sendiri.

Gambar 2. 1 Model Konseptual SPK (Subakti 2002)


20

2.3 Metode Simple Additive Weighting

Metode SAW merupakan metode yang juga dikenal dengan metode

penjumlahan berbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan

terbobot dari ranting kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Fishburn

1967).

Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (x) ke suatu

skala yang dapat diperbandingkan dengan semua ranting alternatif yang ada.

Metode ini merupakan metode yang paling terkenal dan paling banyak digunakan

dalam menghadapi situasi Multiple Attribute Decision Making (MADM). MADM

itu sendiri merupakan sutu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal

dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu (Resti 2017).

Adapun beberapa tahapan untuk menyelesaikan suatu kasus menggunakan

metode SAW yaitu:

1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan

keputusan, yaitu (Ci).

2. Menentukan ranting kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian

melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan

dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga

diperoleh matriks Ternormalisasi (R).

4. Hasil akhir diperoleh dari proses perangkingan yaitu penjumlahan dari

perkalian matriks ternormalisasi (R) dengan vektor bobot sehingga

diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai

solusi.
21

Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (x) ke suatu

skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

Formula untuk melakukan normalisasi adalah sebagai berikut

𝑋𝑖𝑗
𝑟𝑖𝑗 = {𝑀𝑎𝑥 𝑋 jika j adalah atribut keuntungan (benefit) (1)
𝑗

𝑀𝑖𝑛 𝑋𝑗
𝑟𝑖𝑗 = { jika j adalah atribut biaya (cost)
𝑋𝑖𝑗

Keterangan:

𝑅𝑖𝑗 : Nilai rating kinerja ternormalisasi

𝑋𝑖𝑗 : Nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria

𝑀𝑎𝑥 𝑋𝑖𝑗 : Nilai terbesar dari setiap kriteria

𝑀𝑖𝑛 𝑋_𝑖𝑗 : Nilai terkecil dari setiap kriteria

Benefit : Jika nilai terbesar adalah terbaik

Cost : Jika nilai terkecil adalah terbaik dimana Rij adalah rating kinerja
ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i = 1,2,...,m dan J = 1,2,...,n Nilai
preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai berikut

𝑉𝑖 = ∑ 𝑤𝑗 𝑟𝑖𝑗 (2)

Keterangan:

Vi : Rangking untuk setiap alternatif

Wj : Nilai bobot dari setiap kriteria

rij : Nilai ratting kinerja ternormalisasi

Nilai Vi yang lebih besar mengidentikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

Kelebihan dari model Simple Additive Weighting (SAW) dibandingkan dengan

model pengambilan keputusan yang lain terletak pada nilai kriteria dan bobot
22

preferensi yang sudah ditentukan, selain itu SAW juga dapat menyeleksi alternatif

terbaik dari jumlah alternatif yang ada karena adanya proses perangkingan setelah

menentukan nilai bobot untuk setiap atribut.

2.4 Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan pada pengembangan sistem pendukung keputusan ini

adalah menggunakan metode waterfall. Pembangunan sistem secara keseluruhan

dilakukan melalui beberapa tahapan/langkah. Metode pengembangan perangkat

lunak dikenal juga dengan istilah Software Development Life Cycle (SDLC).

Metode Waterfall merupakan metode pengembangan perangkat lunak tertua sebab

sifatnya yang natural. Metode Waterfall merupakan pendekatan SDLC paling awal

yang digunakan untuk pengembangan perangkat lunak. Urutan dalam Metode

Waterfall bersifat serial yang dimulai dari proses perencanaan, analisa, desain, dan

implementasi pada sistem .

Metode ini dilakukan dengan pendekatan yang sistematis, mulai dari tahap

kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing/verification,

dan maintenance. Langkah demi langkah yang dilalui harus diselesaikan satu per

satu (tidak dapat meloncat ke tahap berikutnya) dan berjalan secara berurutan, oleh

karena itu di sebut waterfall (Air Terjun).


23

Gambar 2. 2 Gambar Skema Waterfall(Subakti 2002)

1. Analisis kebutuhan perangkat lunak

Proses pengumpulam kebutuhan dilakukan secara intensif untuk

menspisifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami

perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user

2. Desain

Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain

pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur

perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengkodean. Tahap

ini mentrannslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan

ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada

tahap selanjutnya.

3. Coding

Desain harus ditranslasikan kedalam program perangkat lunak. Hasil dari

tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat

pada tahap desain.

4. Testing/pengujian
24

Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional

dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk

meminimalisir kesalahan (error) dan memastika keluaran yang dihasilkan

sesuai dengan yang diinginkan.

5. Pendukung atau pemeliharaan (Maintenance)

Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami

perubahan ketika sudah dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi karena

adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau

perangkat lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Tahap

pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan

mulai dari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah

ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.

2.5 Perangkat Perancangan Sistem

Dalam pengembangan perangkat lunak sistem pendukung keputusan ini,

digunakan tools Unified Modelling Language 2.0 (UML). UML adalah sebuah

bahasa yang sudah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan

mendokumentasikan sistem perangkat lunak. UML menawarkan sebuah standar

untuk merancang model sebuah sistem (Larman : 2004, Fowler :2003). Sedangkan

konsep dasar UML 2.0 yang akan digunakan dalam pengembangan sistem itu

sendiri adalah sebagai berikut:

1. Use Case Diagram : menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari

sebuah sistem yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan

bukan “bagaimana”. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi


25

antara aktor dengan sistem. Use Case merupakan sebuah pekerjaan tertentu,

misalnya login ke sistem, meng-creat sebuah daftar belanja, dan

sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin

yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan

tertentu.

2. Class Diagram : sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan

menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan

desain yang berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan

(atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk

memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi).

3. Activity Diagram : menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem

yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision

yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram

juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada

beberapa eksekusi.

4. Sequence Diagram : menggambarkan interaksi antara objek didalam dan di

sekitar sistem (termaksud pengguna, display, dan sebagainya) berupa

message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri antar

dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).

2.5.1 Use Case Diagram

Use case diagram adalah diagram yang menampilkan aktor, use case dan

hubungan yang terjadi antara aktor dan use case. Use case adalah teknik untuk
26

merekam persyaratan fungsional sebuah sistem. Use case mendeskripsikan

interaksi tipikal antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan

memberi sebuah narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan. Aktor

merupakan sebuah peran yang dimainkan oleh seorang pengguna dalam kaitannya

dengan sistem (Munawar, 2005).

Tabel 2. 2 Simbol Use Case Diagram(Munawar 2005)

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Actor Menspesifikasikan himpunan


peran yang pengguna mainkan
ketika berinteraksi dengan use
case.

2 Despendency Hubungan dimana perubahan


terjadi pada suatu elemen
mandiri (independent) akan
mempengaruhi elemen yang
tidak mandiri (independent).

3 Generalization Hubungan dimana objek anak


(descendent) berbagi perilaku
dan struktur data dari objek
yang ada diatasnya objek induk
(ancestor).

4 Include Menspesifikasikan bahwa use


case sumber secara eksplisit.
27

5 Extend Menspesifikasikan bahwa use


case target memperluas perilaku
dari use case sumber pada suatu
titik yang diberikan.

6 Association Apa yang menghubungkan


antara objek satu dengan objek
lainnya.

7 System Menspesifikasikan paket yang


menampilkan sistem secara
terbatas

8 Use Case Deskripsi dari urutan aksi-aksi


yang ditampilkan sistem yang
menghasilkan suatu hasil yang
terukur bagi suatu aktor.

9 Collaboration Interaksi aturan-aturan dan


elemen lain yang bekerja sama
untuk menyediakan perilaku
yang lebih basar dari jumlah dan
elemen-elemennya (sinergi).

2.5.2 Activity Diagram

Activity diagram adalah teknik untuk menggambarkan logika prosedural,

proses bisnis dan jalur kerja. Dalam beberapa hal, activity diagram memainkan

peran mirip sebuah diagram alir, tetapi perbedaan prinsip antara activity diagram

dan notasi diagram alir adalah diagram ini mendukung perilaku paralel (Munawar

2005).
28

Tabel 2. 3 Simbol Activity Diagram(Munawar 2005)

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Activity Memperlihatkan bagaimana masing-


masing kelas antarmuka saling
berinteraksi satu sama lain

2 Action State dari sistem yang mencerminkan


eksekusi dari suatu aksi

3 Initial Node Bagaimana objek dibentuk atau diawali

4 Activity Final Bagaimana objek dibentuk dan


Node dihancurkan

5 Fork Node Satu aliran yang pada tahap tertentu


berubsh mrnjsdi beberapa aliran

2.5.3 Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan perilaku sebuah skenario. Skenario

adalah rangkaian langkah-langkah yang menjabarkan sebuah interaksi antara

seorang pengguna dengan sebuah sistem. Sequence diagram menunjukan sejumlah

objek contoh dan pesan-pesan yang melewati objek-objek tersebut didalam use case

(Munawar 2005).
29

Tabel 2. 4 Simbol Sequence Diagram(Munawar 2005)

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Life Line Objek entity, antarmuka yang


saling berinteraksi.

2 Message Spesifikasi dari komunikasi


antar objek yang memuat
informasi-informasi tentang
aktivitas yang terjadi

3 Message Spesifikasi dari komunikasi


antar objek yang memuat
informasi-informasi tentang
aktivitas yang terjadi

4 Message Menyatakan suatu objek


mengakhiri hidup objek lain,
arah panah mengarah pada
objek yang diakhiri,
sebaiknya jika ada create
maka ada destroy.

2.5.4 Class Diagram

Clas diagram adalah diagram yang mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam

sistem dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat diantara objek-objek

tersebut. Class diagram juga menunjukan properti dan operasi sebuah class dan

batasan-batasan yang terdapat dalam hubungan-hubungan objek tersebut (Munawar

2005).
30

Tabel 2. 5 Simbol Class Diagram(Munawar 2005)

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Generalization Hubungan dimana objek anak


(descendent) berbagai perilaku dan
struktur data dari objek yang ada
diatasnya objek induk (ancestor).

2 Nary Upaya untuk menghindari asosiasi


Association dengan lebih dari 2 objek.

3 Class Himpunan dari objek-objek yang


berbagi atribut serta operasi yang
sama.

4 Collaboration Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang


ditampilkan sistem yang
menghasilkan suatu hasil yang
terukur bagi suatu actor.

5 Realization Operasi yang benar-benar dilakukan


oleh suatu objek.

6 Dependency Hubunga dimana perubahan yang


terjadi pada suatu elemen mandiri
(independent) akan mempengaruhi
elemen yang bergantung pada eleme
yang tidak mandiri.

7 Association Apa yang menghubungkan antara


objek satu dengan objek lainnya.
31

2.6 Flowchart
Flowchart adalah penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari

kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-

langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart membantu

analisis dan programmer untuk memecahka masalah kedalam segmen-segmen yang

lebih kecil dan menolong dan menganalisis alternatif-alternatif dalam

pengoperasian.

Sistem Flowchart adalah urutan proses dalam sistem dengan menunjukan alat

media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data.

Program flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang

menggambarkan urutan proses secara mendetai dan hubungan antara suatu proses

(interuksi) dengan proses lainnya dalam suatu program. IlmuKomputer.Com

Tabel 2. 6 Lambang Flowchart(Munawar 2005)

BAGAN NAMA FUNGSI


Terminator Awal atau akhir program

Flow Arah aliran program

Preparation Inisialisasi/pemberian nilai


awal
Proces Proses/pengolahan data

Input/output data Input/output data

Sub program Sub program


32

Decision Seleksi atau kondisi

On page connector Penghubung bagian-bagian


flowchart halaman yang
berbeda
Off page connector Penghubung bagian-bagian
flowchart halaman yang
berbeda
Comment Tempat komentar tentang
suatu proses

2.7 PHP
PHP adalah bahasa yang dibangun secara khusus untuk penggunaan pada Web.

PHP adalah tool untuk pembuatan halaman web dinamis. Pada awalnya PHP

merupakan singkatan dari Personal Home Page (Situs Personal). PHP pertama kali

dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih bernama

FI (Form Interpreted), yang wujudnya berupa sekumpulan script yang digunakan

untuk mengolah data form dari web. Saat ini PHP adalah singkatan dari

PHP:Hypertext Preprocessor, sebuah kepanjangan rekursif, yakni permainan kata

dimana kepanjangannya terdiri dari singkatan itu sendiri: PHP: Hypertext

Preprocessor (Lutfi 2017)

2.8 MySQL
Diagram MySQL adalah sebuah database server yang mampu menerima dan

mengirimkan datannya dengan cepat, mltiuser serta menggunakan perintah standar

SQL. MySQL memiliki dua bentuk lisesnsi, yaitu Free Software dan Shareware.

MySQL yang biasa digunakan adalah MySQL Free Software yang berada dibawah

lisensi GNU/GPL (General Public License). Sebagai database server yang free,
33

artinya MySQL dapat secara bebas digunakan untuk kepentingan pribadi atau usaha.

Selain sebagai server, MySQL dapat juga berperan sebagai clien sehingga sering

disebut database client/server. Haris Saputro (2012).

Pada mulanya MySQL hanya berjalan dibawah Platform Unix, tetapi pada

perkembangannya muncul beberapa distro yang mampu berjalan pada beberapa

platform yang sifatnya shareware dan corporate seperti intuk Linux dan Windows.

Didalam sistemya, MySQL merekam semua data user dalam sebuah tabel user yang

berbeda pada database yang bernama mysql untuk penanganan hak-hak akses user.

Sebagai database server, MySQL mampu menangani beberapa aplikasi berupa

program kompiler maupun bahasa Scripting Server Site seperti PHP, Perl, CGI,

dan Java untuk mengakses data yang disimpannya.

Kelebihan yang ditawarkan oleh MySQL sebagai Relational Database

Management System (RDBMS) adalah

1. MySQL adalah sebuah software open source dengan kapasitas penyimpanan

data hingga berukuran terabytes.

2. MySQL merupakan database client/server yang multiuser, sehingga sebagai

server dapat terhubung kemedia internet untuk eksplorasinya. Sedangkan

sebagai client dapat melakkan query untuk mengakses database server.

Selain itu dapat digunakan oleh banyak pengguna sekaligus

3. MySQL didukung oleh ODBC (Open Database Connetivity) artinya

databasenya dapat di akses aplikasi apa saja seperti Java, Delphi dan Visual

Basic.
34

2.9 Pengujian Perangkat Lunak (Software)


Pengujian perangkat lunak atau software merupakan suatu langkah yang sangat

deperlukan untuk memamstikan bahwa perangkat lunak yang telah dihasilkan

mampu berjalan dengan baik sesuai dengan fungsionalitas yang telah ditentukan

sebelumnya, sehingga dapat diketahui bahwa perangkat lunak tersebut telah sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perangkat lunak tersebut.Sistem dari kualitas

perangkat lunak terintegrasi dalam tiga disiplin aplikasiyaitu: pemodelan proses

pengembangan (process), pemodelan pengukuran produk(product), dan pemodelan

manajemen dan interaksi manusia (human). Pengembang atau penguji software

sangat diperlukan sesi khusus untuk dilakukan pengujian program yang sudah

dibuat agar kesalahan ataupun kekurangan dapat dideteksi sejak dini dan dapat

perbaiki secepatnya (Sistem et al. 2018).

Sebuah software dikatakan berkualitas apabila memenuhi tiga ketentuan pokok.

Ketentuan pokok tersebut adalah terpenuhinya kebutuhan pemakai, terpenuhi-nya

standar pengembangan software, dan terpenuhinya sejumlah kriteria implisit. Hal

ini berarti bahwa jika salah satu ketentuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka

software yang bersangkutan tidak dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik.

Pengujian sistem informasi merupakan proses mengumpulkan dan mengevaluasi

fakta-fakta untuk menentukan apakah sistem informasi melindungi aset, memiliki

integritas data, dan membantu tujuan organisasi dapat tercapai.

Pengujian perangkat lunak terdiri dari dua proses yaitu verivikasi dan validasi.

Proses verifikasi menunjuk kepada kumpulan aktifitas yang memastikan bahwa

perangkat lunak telah mengimplementasi sebuah fungsi spesifik. Dan proses

validasi menunjuk kepada sebuah kumpulan berbeda dari aktivitas yang


35

memastikan bahwa perangkat lunak yang telah dibangun dapat ditelusuri terhadap

kebutuhan customer.

Pengujian perangkat lunakmerapukan suatu tahap yang dilaksanakan dalam proses

rekayasa perangkat lunak atau software engineering. Sejumlah strategi pengujian

perangkat lunak telah diusulkan di dalam literatur. Semuanyamenyediakan template

untuk pengujian bagi pembuat perangkat lunak. Dalam hal ini, semuanya harus

memiliki karakteristik umum berupa:

1. Testing dimulai pada level modul dan bekerja keluar kearah integrasi pada

system berbasiskan computer.

2. Teknik testing yang berbeda sesuai dengan poinpoin yang berbeda pada

waktunya.

3. Testing diadakan oleh pembuat/pengembang Software dan untuk proyek

yang besar oleh group testing yang independent.

4. Testing dan Debugging adalah aktivitas yang berbeda tetapi debugging

harus diakomodasikan pada setiap strategi testing.

2.10 Metode Black Box


Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak.

Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan

pada spesifikasi fungsional program. Black Box Testing bukanlah solusi alternatif

dari White Box Testing tapi lebih merupakan pelengkap untuk menguji hal-hal yang

tidak dicakup oleh White Box Testing.

Metode pengujian Black Box testing adalah suatu metode yang mengijinkan

pengujian secara acak, tanpa perencanaan dan dapat dilakukan oleh beberapa orang

yang tidak memahami secara detail mengenai spesifikasi dari sistem tersebut.
36

Dalam menguji sebuah sistem informasi orang yang paling sesuai dalam melakukan

pengujian adalah pengguna atau user.

Black Box Testing cenderung untuk menemukan lima hal, diantaranya pertama,

menemukan fungsi yang tidak benar atau tidak ada. Kedua, kesalahan antarmuka

(interface errors). Ketiga, menemukan kesalahan pada struktur data dan akses basis

data. Ke empat, menemukan kesalahan performansi (performance errors) dan yang

terakhir adalah untuk menuemukan kesalahan inisialisasi dan terminasi.

2.11 Behavior-Driven Development

Behavior-driven development (BDD) adalah prinsip pengembangan perangkat

lunak yang dikembangkan dari Test-Driven Development (TDD) yang pertama kali

dirilis oleh Dan North dalam bentuk tools bernama JBehave. BDD memiliki

kesamaan mencolok bila dibandingkan dengan pendahulunya TDD, yakni proses

pengembangan program dimulai dari dimulainya perancangan unit test

terotomatisasi yang dapat dijalankan secara cepat. Perbedaannya adalah BDD

cenderung dimulai dengan proses perancangan berkas fitur yang terdiri dari ragam

skenario dan ragam langkah uji coba yang bisa dibagi jadi tiga kunci yakni given,

when, dan then (Biyan Abdulah and Triayudi 2020).


37

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1

berikut

Tabel 3. 1 Waktu Penelitian

No Uraian kegiatan Maret 2022 – Mei 2022


Waterfall Maret 2022 April 2022 Mei 2022
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Listen to costomer
2 Build/revise mock-up
3 Costomer test-drives
mock-up

3.2 Metode Pengumpulan Data


Beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai

berikut

b. Wawancara (Interview)

Metode wawancara ini dilakukan dengan tanya jawab langsung kepada bapak

Muhammad Solihin S.Pd sebagai kepala sekolah SMA Negeri 2 Lapandewa untuk

mengumpulkan data dan informasi tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam

melakukan penelitian. Wawancara lebih menitik beratkan pada bagaimana

persyaratan pemberian bantuan beasiswa bagi siswa yang berprestasi sekaligus

kurang mampu.

c. Studi Literatur
38

Pengmpulan data, gambaran dan keterangan yang lebih lengkap peneliti

menggunakan studi literatur dengan cara mengumpulkan dan mempelajari literatur

yang berkaitan dengan teori sistem pendukung keputusan dan metode-metode yang

digunakan seperti SAW. Sumber literatur berupa buku teks, paper, jurnal, karya

ilmiah, dan situs-situs penunjang lainnya.

3.3 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam pembangunan

sistem ini adalah metode waterfall yang terdiri dari beberapa tahap yaitu

1. Analisis kebutuhan perangkat lunak

Proses pengumpulam kebutuhan dilakukan secara intensif untuk

menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak

seperti apa yang dibutuhkan oleh user

2. Desain
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain

pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat

lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengkodean. Tahap ini mentrannslasi

kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain

agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya.

3. Coding
Desain harus ditranslasikan kedalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap

ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap

desain.

4. Testing/pengujian
39

Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional dan

memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk

meminimalisir kesalahan (error) dan memastika keluaran yang dihasilkan sesuai

dengan yang diinginkan.

5. Pendukung atau pemeliharaan (Maintenance)


Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan

ketika sudah dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan

yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus

beradaptasi dengan lingkungan baru. Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat

mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis spesifikasi untuk perubahan

perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.

3.4 Perancangan Sistem

Perancangan sistem pendukung keputusan penentuan siswa berprestasi untuk

mendapatkan beasiswa digambarkan menggunakan Unified Modeling Language

(UML):

a. Use Case Diagram

Use case diagram adalah diagram yang menampilkan aktor, use case dan

hubungan yang terjadi antara aktor dan use case. Use case adalah teknik untuk

merekam persyaratan fungsional sebuah sistem. Use case mendeskripsikan

interaksi tipikal antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan

memberi sebuah narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan. Aktor

merupakan sebuah peran yang dimainkan oleh seorang pengguna dalam kaitannya

dengan sistem (Munawar, 2005).


40

Gambar 3. 1 Use Case Diagram Calon Penerima Bantuan

b. Activity Diagram

Activity diagram adalah teknik untuk menggambarkan logika prosedural, proses

bisnis dan jalur kerja. Dalam beberapa hal, activity diagram memainkan peran mirip

sebuah diagram alir, tetapi perbedaan prinsip antara activity diagram dan notasi

diagram alir adalah diagram ini mendukung perilaku paralel (Munawar 2005).

Gambar 3. 2 Activity Diagram Algoritma SAW


41

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1 Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur sistem yang berjalan dimana pihak pengelola beasiswa

mengumumkan kepada seluruh siswa untuk mendaftarkan diri sebagai calon

penerima beasiswa prestasi dengan melampirkan syarat-syarat calon penerima

beasiswa yang dimana persyaratan tersebut diantaranya nilai raport rata-rata per

semester, membawa foto copy kartu keluarga, kepemilikan kip. Dimana dari

persyaratan tersebut pihak pengelola beasiswa akan menyeleksi siapa yang layak

untuk mendapatkan beasiswa tersebut.

4.2 Gambaran Umum Sistem Yang Dibangun

Sebelum melaukan proses pemberian bantuan beasiswa prestasi, terlebih

dahulu admin memasukkan nilai bobot kriteria untuk siswa calon penerima

beasiswa dan nilai kriteria dari masing-masing siswa calon penerima beasiswa.

Setelah mengimputkan nilai bobot setiap kriteria, sistem akam melakukan

proses atau menghitung nilai bobot dari masing-masing kriteria. Setelah itu, sistem

akan melakukan proses perhitungan alternatif secara otomatis, dimana hasil

perhitungan tersebut akan diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah dari

siswa calon penerima beasiswa.

4.3 Analisis Sistem

Metode yang dipakai dalam sistem pendukung keputusan kelayakan penerima

beasiswa prestasi ini adalah menggunakan metode Simple Additive Weighting

(SAW). Berikut adalah analisis sistem dan perhitungan SAW.


42

4.3.1 Analisis Metode Fuzzy


Berikut adalah langkah-langkah penyelesaian untuk menentukan nilai input
dengan menggunakan metode fuzzy.
1. Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan pengambilan keputusan.
Tabel 4. 1 Kriteria

Kriteria Keterangan Bobot(W)


C1 Penghasilan Orang Tua 0,15 (15%) Cost
C2 Jumlah Tanggungan Keluarga 0,15 (15%) Benefit
C3 Nilai Rata-Rata Raport 0,30 (30%) Benefit
C4 Kepemilikan KIP 0,30 (30%) Benefit
C5 Kehadiran 0,10 (10%) Benefit

Kriteria dibagi menjadi dua kategori yaitu benefit (keuntungan) dan cost

(biaya). Kriteria dikatakan benefit jika kriteria tersebut nilainya maximum

sedangkan kriteria dikatgorikan cost jika kriteria tersebut nilainya minimum.

Kriteria yang dikategorikan benefit yaitu Nilai Rata-Rata Raport, jumlah

tanggungan keluarga, Kepemilikan KIP dan Jarak antara sekolah dengan rumah.

Sedangkan yang diktegorikan kriteria cost yaitu Penghasilan Orang Tua.

2. Menggambarkan fungsi keanggotaan

Fungsi Keanggotaan (membership function) adalah satu kurva yang

menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai anggotanya.

3. Fuzzyfikasi

Perhitungan Fuzzy yaitu pengubahan nilai tegas ke nilai fuzzy. Variabel

bobot penghasilan orang tua dikonversikan dengan bilangan fuzzy di bawah ini:
43

Tabel 4. 2 Penghasilan Orang Tua

Karakter
Penghasilan Bilangan Fuzzy Nilai
4
x <= 500.000 Rendah 0,25
3
500.000 < x <= 2.000.000 Cukup 0,5
2
2.000.000 <x <= 3.000.000 Tinggi 0,75
1
x >= 4.000.000 Sangat Tinggi 1

Tabel 4.2 tentang penghasilan orang tua mulai dari lebih kecil dari Rp.

500.000 sampai dengan lebih besar dari 4.000.000

Tabel 4. 3 Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan Karakter
Keluarga Bilangan fuzzy Nilai
0
1 orang Sangat sedikit 0
1
2 orang sedikit 0,25
2
3 orang Sedang 0,5
3
4 orang Banyak 0,75
4
>=5 orang Sangat banyak 1

Pada Tabel 4.3 di atas semakin banyak jumlah anak maka nilai yang

diberikan juga semakin besar, dan jika jumlah anak sedikit maka nilai yang

didapatkan juga akan semakin kecil.

Tabel 4. 4 Nilai Rata-rata Raport

Nilai Rata-rata Karakter


Raport Bilangan Fuzzy Nilai
x <= 50 Sangat rendah 0 0

55 <x <= 65 Rendah 0,25 1

65 <x <= 75 Cukup 0,5 2

75 <x <=80 Tinggi 0,75 3

x <= 95 Sangat tinggi 1 4


44

Tabel 1 tentang nilai rata-rata raport menjelaskan bawah nilai raport yang

lebih besar akan mendapatkan nilai yang lebih besar juga dan begitu juga

sebaliknya.

Tabel 4. 5 Kepemilikan KIP

Karakter
Kepemilikan KIP Bilangan Fuzzy Nilai
Tidak ada biasa 0 1
Ada kip sangat penting 1 4

Jika siswa memiliki kartu kip maka besar kemungkinan mendapatkan

beasiswa dan jika tidak memiliki kip maka akan sedikit kemungkinan untuk

mendapatkan beasiswa.

Tabel 4. 6 Kehadiran Sekolah

Karakter
Kehadiran Bilangan Fuzzy Nilai
0
0 - 20 Sangat malas 0
1
20-40 Malas 0,25
2
40-60 Cukup 0,5
3
60-80 Rajin 0,75
4
80-100 Sangat rajin 1

Semakin siswa tersebut memiliki tingkat kehadiran yang tinggi maka nilai yang

akan didadpatkan juga akan semakin tinggi dan jika tingkat kehadiran yang

didapatkan kecil, maka nilai yang didapatkan juga kecil.

4. Fuzzyfikasi query

Fuzzyfikasi Query diasumsikan sebuah query konvensional (nonfuzzy)

DBMS yang akan mencoba membuat dan menerapkan sebuah sistem dasar logika

query.
45

Tabel 4. 7 Rating Kecocokan Dari Data Awal

Nilai
Jumlah
Nama Penghasilan Rata- Kepemilikan
NO NISN Tanggungan Kehadiran
Lengkap Orang Tua rata KIP
Keluarga
Raport
Rahmat Tidak ada
1
0047894138 Saputra <=500.000 4 Orang 85,5 KIP 98
Dirman
2 Ruma Memiliki
0047926441 Rubun <=500.000 4 Orang 87,9 KIP 100
Memiliki
3
0045527098 Safrin <=1.000.000 3 Orang 82,5 KIP 100
Mitra Tidak ada
4
0035283753 Agustina <=500.000 3 Orang 85,7 KIP 99
La Ode Memiliki
5
0046313151 Adiwan <=500.000 4 Orang 70,5 KIP 85

Tabel 4. 8 Tabel Hasil Fuzzy Query

Jumlah
Pengh Nilai
Tanggu Kepemil
Nama asilan Rata-
NO NISN ngan ikan Kehadiran
Lengkap Orang rata
Keluarg KIP
Tua Raport
a
Rahmat
1
0047894138 Saputra 4 3 3 1 4
Dirman Ruma
2
0047926441 Rubun 4 3 3 4 4
3 0045527098 Safrin 3 2 2 4 4
Mitra
4
0035283753 Agustina 4 2 3 1 4
La Ode
5
0046313151 Adiwan 4 3 2 2 4

4.3.2 Analisis Metode SAW

Tahap-tahap yang dilakukan metode SAW yaitu:

1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan

keputusan, yaitu Ci.


46

Tabel 4. 9 Kriteria

Kriteria(Cj) Keterangan Bobot(W)


C1 Penghasilan Orang Tua 0,15 (15%) Cost
C2 Jumlah Tanggungan Keluarga 0,15 (15%) Benefit
C3 Nilai Rata-Rata Raport 0,30 (30%) Benefit
C4 Kepemilikan KIP 0,30 (30%) Benefit
C5 kehadiran 0,10 (10%) Benefit

2. Menentukan rating kecocokan pada setiap alternative pada setiap kriteria

Berdasarkan data pemohon di atas dapat dibentuk matriks keputusan X yang

telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy sebagai berikut:

Tabel 4. 10 Rating Kecocokan Setiap Alternatif Pada Setiap Kriteria

Kriteria
Alternatif
C1 C2 C3 C4 C5
A1 1 0,75 0,75 0 1
A2 1 0,75 0,75 1 1
A3 0,75 0,5 0,5 1 1
A4 1 0,5 0,75 0 1
A5 1 0,75 0,5 0,5 1

Penentuan nilai vektor bobot berdasarkan tingkat kepentingan masing-

masing kriteria pada beasiswa prestasi. Kriteria yang paling diutamakan adalah

Nilai Raport, Kepemilikan KIP. Maka nilai bobot vektor W adalah sebagai berikut:

Bobot Vector (W) : (0,15, 0,15, 0,30, 0,30, 0,10)

3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci)

Kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan 1 yang

disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya)


47

sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R. Menormalisasikan matriks keputusan

X kedalam persamaan sebagai berikut:

1 0,75 0,75 0 1
1 0,75 0,75 1 1
𝑋 = 0,75 0,5 0,5 1 1
1 0,5 0,75 0 1
{ 1 0,75 0,5 0,5 1

𝑋𝑖𝑗
𝑟𝑖𝑗 = {𝑀𝑎𝑥 𝑋 jika j adalah atribut keuntungan (benefit) (4.1)
𝑗

𝑀𝑖𝑛 𝑋𝑗
𝑟𝑖𝑗 = { jika j adalah atribut biaya (cost)
𝑋𝑖𝑗

Keterangan:

𝑅𝑖𝑗 : Nilai rating kinerja ternormalisasi

𝑋𝑖𝑗 : Nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria

𝑀𝑎𝑥 𝑋𝑖𝑗 : Nilai terbesar dari setiap kriteria

𝑀𝑖𝑛 𝑋_𝑖𝑗 : Nilai terkecil dari setiap kriteria

Benefit : Jika nilai terbesar adalah terbaik

Cost : Jika nilai terkecil adalah terbaik dimana Rij adalah rating kinerja

ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i = 1,2,...,m dan J = 1,2,...,n Nilai

preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai berikut

a. Untuk penghasilan orang tua termasuk kedalam atribut biaya (cost).

Jadi:

𝑀𝑖𝑛 0,25;0,5;0,75,1 0,75


𝑟11 = = = 0,75
1 1

𝑀𝑖𝑛 0,25;0,5;0,75,1 0,75


𝑟21 = = = 0,75
1 1
48

𝑀𝑖𝑛 0,25;0,5;0,75,1 0,75


𝑟31 = = =1
0,75 0,75

𝑀𝑖𝑛 0,25;0,5;0,75,1 0,75


𝑟41 = = = 0,75
1 1

𝑀𝑖𝑛 0,25;0,5;0,75,1 0,75


𝑟51 = = = 0,75
1 1

b. Untuk jumlah tanggungan keluarga termasuk kedalam atribut keuntungan

(benefit).

Jadi:

0,75 0,75
𝑟12 = = =1
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 0,75

0,75 0,75
𝑟22 = = =1
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 0,75

0,5 0,5
𝑟32 = = = 0,67
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 0,75

0,5 0,5
𝑟42 = = = 0,67
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 0,75

0,75 0,75
𝑟52 = = =1
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 0,75

c. Untuk nilai rata-rata raport termasuk kedalam atribut keuntungan (benefit).

Jadi:

0,75 0,75
𝑟13 = = =1
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 0,75

0,75 0,75
𝑟23 = = =1
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 0,75

0,5 0,5
𝑟33 = = = 0,67
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 0,75
49

0,75 0,75
𝑟43 = = =1
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 0,75

0,5 0,5
𝑟53 = = = 0,67
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 0,75

d. Untuk kepemilikan kip termasuk kedalam atribut keuntungan (benefit).

Jadi:

0 0
𝑟14 = = =0
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 1

1 1
𝑟24 = = =1
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 1

1 1
𝑟34 = = =1
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 1

0 0
𝑟44 = = =0
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 1

0,5 0,5
𝑟54 = = = 0,5
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 1

e. Untuk kehadiran sekolah termasuk kedalam atribut keuntungan (benefit).

Jadi:

1 1
𝑟15 = = =1
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 1

1 1
𝑟25 = = =1
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 1

1 1
𝑟35 = = =1
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 1

1 1
𝑟45 = = =1
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 1
50

1 1
𝑟55 = = =1
𝑀𝑎𝑥 0; 0,25; 0,5; 0,75,1 1

Matriks R:

0,75 1 1 0 1
0,75 1 1 1 1
𝑅= 1 0,67 0,67 1 1
0,75 0,67 1 0 1
[0,75 1 0,67 0,5 1]

4. Melakukan proses perangkingan dengan menggunakan Persamaan 2.

Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari

perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai

terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi.

𝑉𝑖 = ∑ 𝑤𝑗 𝑟𝑖𝑗 (4.2)

Keterangan:

Vi : Rangking untuk setiap alternatif

Wj : Nilai bobot dari setiap kriteria

rij : Nilai ratting kinerja ternormalisasi

Jadi:

𝑉1 = (0,15)(0,75) + (0,15)(1) + (0,30)(1) + (0,30)(0) + (0,10)(1)

= (0,1125) + (0,15) + (0,30) + (0) + (0,10)

= 0,6625

𝑉2 = (0,15)(0,75) + (0,15)(1) + (0,30)(1) + (0,30)(1) + (0,10)(1)

= (0,1125) + (0,15) + (0,30) + (0,30) + (0,10)


51

= 0,9625

𝑉3 = (0,15)(1) + (0,15)(0,67) + (0,30)(0,67) + (0,30)(1) + (0,10)(1)

= (0,1125) + (0,1005) + (0,210) + (0,30) + (0,10)

= 0,823

𝑉4 = (0,15)(0,75) + (0,15)(0,67) + (0,30)(1) + (0,30)(0) + (0,10)(1)

= (0,1125) + (0,1005) + (0,30) + (0) + (0,10)

= 0,613

𝑉5 = (0,15)(0,75) + (0,15)(1) + (0,30)(0,67) + (0,30)(0,5) + (0,10)(1)

= (0,1125) + (0,15) + (0,201) + (0,15) + (0,10)

= 0,7135

Nilai terbesar ada pada V2 sehingga alternatif A2 (Siswa ke 2) adalah

alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik. Untuk lebih jelas lihat pada Tabel

4.11.

Tabel 4. 11 Hasil Perangkingan

Pengha Nilai
Jumlah Kepem Keh
Nama silan Rata- Hasil
No Tanggu ilikan adir Rangking
Lengkap Orang Rata Akhir
ngan KIP an
Tua Raport
Dirman Rangking
1 Ruma 1 0,75 0,75 1 1 0,9625 1
rubun
Rangking
2 Safrin 0,75 0,5 0,5 1 1 0,823
2
Laode Rangking
3 1 0,75 0,5 0,5 1 0,7135
Adiwan 3
Rahmat Rangking
3 1 0,75 0,75 0 1 0,6625 4
Saputra
Mitra Rangking
4 1 0,5 0,75 0 1 0,613
Agustina 5

4.4 Pemodelan Sistem


52

Pemodelan sistem digunakan untuk merancang bagaimana nantinya sistem akan

bekerja. Pemodelan ini menggunakan UML (Unified Modelling Language).

Pemodelan sistem dirancang bertujuan menggambarkan kondisi dan bagian-bagian

yang berperan dalam sistem yang dirancang. Pemodelan sistem dilakukan dengan

membuat use case diagram, activity diagram dan sequence diagram.

4.4.1 Use Case Diagram

Use case diagram digunakan untuk memodelkan dan menyatakan unit

fungsi/layanan yang disediakan oleh sistem. Use case diagram juga menjelaskan

mengenai aktor-aktor yang terlibat dengan perangkat lunak yang dibangun beserta

proses-proses yang ada di dalamnya. Use case diagram dapat dilihat pada Gambar

4.1.

Gambar 4. 1 Use Case Diagram Admin


Hanya terdapat satu aktor pada use case diagram yaitu admin yang

berwewenang dalam menjalankan sistem. Untuk menjalankan sistem ini admin

harus melakukan login terlebih dahulu. Admin mengelola data siswa, mengelola
53

data kriteria, menglola data model, mengelola data penilaian, memproses data

menggunakan metode SAW dan melakukan logout.

1. Definisi Aktor

Tabel 4. 12 Definisi Aktor

NO Aktor Deskripsi

1. Admin Admin adalah orang yang melakukan pengelolaan


dan maintenance terhadap aplikasi SPK Penerima
Beasiswa Prestasi

2. Definisi Use Case

Tabel 4. 13 Definisi Use Case

NO Aktor Deskripsi

1. Login Proses pengecekan username dan password


agar dapat mengakses menu utama aplikasi
ini.
2. Mengelola data siswa Proses pengelolaan data siswa meliputi
empat proses pengelolaan data, yaitu melihat
(view), memasukan (insert), mengubah (edit)
dan menghapus (delete).
3. Edit data kriteria Proses mengubah (edit) data kriteria.
4. Edit data model Proses mengubah (edit) data model.
5. Mengelola data Proses pengelolaan data penilaian meliputi
penilaian empat proses pengelolaan data, yaitu melihat
(view), memasukan (insert), mengubah (edit)
dan menghapus (delete).
6. Memproses data Merupakan proses perhitungan data siswa
menggunakan metode menggunakan metode SAW yang telah
SAW dimasukan ke sistem selanjutnya sistem akan
54

menampilkan data siswa calon penerima


beasiswa prestasi beserta nilai akhir tiap
siswa.
7. Logout Sistem keluar

4.4.2 Activity Diagram

Activity diagram merupakan sebuah bentuk flow diagram yang memodelkan

alur kerja (workflow) sebuah proses bisnis dan urutan aktifitas sebuah proses.

1. Activity Diagram Login

Activity diagram login menjaga sistem supaya aman dari orang-orang yang

tidak berhak mengakses data yang ada pada sistem. Dengan kata lain login menjadi

kunci bisa atau tidaknya seseorang untuk memasuki sistem ini. Berikut ini adalah

activity diagram login ditunjukan pada gambar 4.2.

Gambar 4. 2 Activity Diagram Login


55

2. Activity Diagram Mengelola Data Siswa

Activity diagram mengelola data siswa menjelaskan aktifitas sistem saat admin

mengakses menu data siswa, sistem akan menampilkan form data siswa dimana

admin dapat menambah, mengubah dan menghapus data siswa sesuai dengan

kebutuhan. Berikut ini adalah activity diagram mengelola data siswa ditujukkan

pada gambar 4.3.

Gambar 4. 3 Activity Diagram Mengelola Data Siswa


56

3. Activity Diagram Edit Data Kriteria

Activity diagram ini menjelaskan tentang gambaran kinerja sistem saat admin

memilih menu edit data kriteria. Sistem akan menampilkan tabel dan form edit data

kriteria pada saat ini admin memilih tombol simpan perubahan, maka sistem akan

menyimpan perubahan yang telah dilakukan oleh admin. Berikut ini adalah activity

diagram edit data kriteria ditunjukan pada Gambar 4.4.

Gambar 4. 4 Activity Diagram Edit Data Kriteria


4. Activity Diagram Edit Data Model

Activity diagram ini menjelaskan tentang gambaran kinerja sistem saat admin

memilih menu edit data model. Sistem akan menampilkan tabel dan form edit data

kriteria pada saat ini admin memilih tombol simpan perubahan, maka sistem akan
57

menyimpan perubahan yang telah dilakukan oleh admin. Berikut ini adalah activity

diagram edit data kriteria ditunjukan pada Gambar 4.5.

Gambar 4. 5 Activity Diagram Edit Data Model


5. Activity Diagram Mengelola Data Penilaian

Activity diagram mengelola data penilaian menjelaskan aktifitas sistem saat

admin mengakses menu data siswa, sistem akan menampilkan form data siswa

dimana admin dapat menambah, mengubah dan menghapus data siswa sesuai

dengan kebutuhan. Berikut ini adalah activity diagram mengelola data penilaian

ditujukkan pada Gambar 4.6.


58

Gambar 4. 6 Activity Diagram Mengelola Data Penilaian


59

6. Activity Diagram Memprose Data Siswa Menggunakan Metode SAW

Activity diagram memprose data siswa menggunakan metode SAW

menjelaskan aktifitas sistem saat admin mengakses menu proses SAW, sistem akan

menampilkan text field pencarian data siswa yang akan diproses, tabel data siswa

yang telah ada di database dan form pengisian kriteria siswa selanjutnya admin

memilih siswa yang akan diproses dan mengisi kriteria sesuai data siswa dan

memilih tombol simpan. Sistem akan memproses data tersebut dengan metode

yang disediakan, dan menampilkan hasilnya untuk kemudian memanfaatkan

sebagai tujuan utama dari sistem. Berikut ini adalah activity diagram memproses

data siswa menggunakan metode SAW ditunjukan pada Gambar 4.7

Gambar 4. 7 Activity Daigram Memproses Data Siswa Menggunakan Metode


SAW
60

7. Activity Diagram Logout

Activity diagram logout menjelaskan aktifitas sistem saat admin mengakses

menu logout sistem akan keluar. Berikut ini adalah activity diagram logout

ditunjukkan pada Gambar 4.8.

Gambar 4. 8 Activity Diagram Logout


8. Activity Diagram Algoritma SAW

Activity diagram algoritma SAW menjelaskan prosedur untuk menghasilkan

sebuah nilai berdasarkan input-an yang telah dimasukkan. Berikut ini adalah

activity diagram algoritma SAW ditunjukkan pada Gambar 4.9.


61

Gambar 4. 9 Activity Diagram Algoritma SAW


4.4.3 Sequence Diagram

Seqence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan

mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima

antar objek. Adapun sequence diagram dari sistem pendukung keputusan kelayakan

penerima beasiswa prestasi adalah sebagai berikut.

1. Sequence diagram Login

Sequence diagram login, pertama admin memasukkan username dan password

untuk menampilka menu utama selanjutnya sistem menjalankan perintah login dan

melakukan validasi username dan password seperti terlihat pada Gambar 4.10.
62

Gambar 4. 10 Sequence Diagram Login


2. Sequence diagram mengelola data siswa

Sequence diagram mengelola data siswa menjelaskan aktifitas sistem saat

admin mengakses menu data siswa, sistem akan menampilkan form data siswa

dimana admin dapat menambah, mengubah, menghapus data siswa sesuai dengan

keinginan. Sistem akan merespon setiap perintah yang dilakukan oleh admin dan

memprosesnya kedalam database. Berikut ini adalah sequence diagram mengelola

data siswa ditunjukan pada Gambar 4.11.


63

Gambar 4. 11 Sequence Diagram Mengelola Data Siswa


3. Sequence diagram data kriteria

Sequence diagram mengelola data kriteria menjelaskan aktifitas sistem saat

admin mengakses menu data kriteria, sistem akan menampilkan form data kriteria

dimana admin dapat menambah, mengubah, menghapus data kriteria sesuai dengan

keinginan. Sistem akan merespon setiap perintah yang dilakukan oleh admin dan

memprosesnya kedalam database. Berikut ini adalah sequence diagram mengelola

data kriteria ditunjukan pada Gambar 4.12.


64

Gambar 4. 12 Sequence Diagram Data Kriteria


4. Sequnce diagram data model

Sequence diagram mengelola data model menjelaskan aktifitas sistem saat

admin mengakses menu data model, sistem akan menampilkan form data model

dimana admin dapat menambah, mengubah, menghapus data model sesuai dengan

keinginan. Sistem akan merespon setiap perintah yang dilakukan oleh admin dan

memprosesnya kedalam database. Berikut ini adalah sequence diagram mengelola

data model ditunjukan pada Gambar 4.13.


65

Gambar 4. 13 Sequence Diagram Data Model


5. Sequence diagram mengelola data penilaian

Sequence diagram mengelola data penilaian ini menjelaskan aktifitas sistem

saat admin mengakses menu data penilaian, sistem akan menampilkan form data

penilaian dimana admin dapat menambah, mengubah dan menghapus data penilaian

sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini adalah sequence diagram mengelola data

penilaian ditunjukkan pada Gambar 4.14.


66

Gambar 4. 14 Sequence Diagram Mengelola Data Penilaian


6. Sequence diagram persyaratan

Sequence diagram persyaratan memproses data siswa menggunakan metode

SAW menjelaskan aktifitas sistem saat admin mengakses menu persyaratan SAW,

sistem akan menampilkan text field pencarian data siswa yang akan diproses, tabel

data siswa yang telah ada di database dan form pengisian kriteria siswa selanjutnya

admin memilih siswa yang akan diproses dan mengisi kriteria sesuai data siswa dan

memilih tombol simpan. Sistem akan memproses data tersebut dengan metode yang

disediakan, dan menampilkan hasilnya untuk kemudian dimanfaatkan sebagai

tujuan utama dari sistem. Berikut ini adalah sequence diagram persyaratan SAW

ditunjukkan pada Gambar 4.15.


67

Gambar 4. 15 Sequence Diagram Persyaratan


4.4 Class Diagram SPK Beasiswa Prestasi

Class diagram menunjukkan rancangan struktur class yang akan dibangun

yang terdiri dari nama, atribut, dan operasi yang akan terjadi pada class. Class yang

dirancang untuk Sistem Pendukung keputusan penentuan kelayakan penerima

beasiswa prestasi yang akan dibangun terdiri dari 7 buah class. Class Diagram SPK

dapat dilihat pada Gambar 4.16.


68

Gambar 4. 16 Class Diagram SPK Beasiswa Prestasi

4.5 Entify Relationship Diagram (ERD)

Entify Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu teknik pemodelan data

yang menggambarkan entitas dan hubungan antar entitas gambar merupakan ERD

dari siswa calon penerima beasiswa prestasi.


69

Gambar 4. 17 Entify Relationship Diagram

4.6 Perancangan User Interface

Perancangan antarmuka pengguna atau user interface merupakan

penggambaran tampilan yang digunakan secara langsung oleh pengguna.

Rancangan user interface dibuat sederhana mungkin agar mudah dimengerti dan

tidak ada kerumitan dalam mengoperasikannya sehingga dapat mencapai tujuan

perangkat lunak yang user friendly.

4.6.1 Rancangan Halaman Login

Pada halaman login ini terdapat kolom username dan password. Untuk dapat

mengakses menu utama, admin harus melakukan login terlebih dahulu dengan

memasukkan username dan password yang benar. Gambar 4.17 memperlihatkan

rancangan halaman login.


70

Gambar 4. 18 Rancangan Halaman Login


4.6.2 Rancangan Halaman Utama

Pada saat admin berhasil login, maka sistem akan langsung menampilkan

halaman utama. Pada halaman utama terdapat beberapa menu yang dapat digunakan

oleh admin untuk menjelankan aplikasi ini yaitu beranda, perhitungan, dengan

submenu beasiswa prestasi, input, dengan submenu, data beasiswa, data siswa,

kriteria, model, penilaian dan persyaratan, laporan, dengan submenu, seluruh siswa,

per siswa, dan pendaftaran. Rancangan halaman utama dapat dilihat pada Gambar

4.18.
71

Gambar 4. 19 Rancangan Halaman Utama


4.6.3 Rancangan Halaman Tambah Data Siswa

Sebelum melakukan perangkingan untuk menentukan kelayakan calon

penerima beasiswa prestasi, terlebih dahulu admin mengimputkan data-data siswa

calon penerima beasiswa prestasi mulai dari nisn, nama lengkap, alamat dan jenis

kelamin. Rancangan tampilannya dapat dilihat pada Gambar 4.19.


72

Gambar 4. 20 Rancangan Halaman Tambah Data Siswa


4.6.4 Rancangan Halaman Input Data Kriteria

Pada halaman ini admin dapat melakukan input data kriteria sebagai syarat

untuk mendapatkan beasiswa prestasi yang terdiri dari penghasilan orang tua,

jumlah tanggungan keluarga, nilai raport, KIP dan kehadiran. Rancangan

tampilannya datap dilihat pada Gambar 4.20.


73

Gambar 4. 21 Rancangan Halaman Input Data Kriteria


4.6.5 Rancangan Halaman Input Data Model

` Pada halaman ini admin dapat melakukan input data Model dari kriteria

dengan memasukkan sifat dari setiap kriteria yang terdiri dari min dan max.

Rancangan tampilannya datap dilihat pada Gambar 4.21.


74

Gambar 4. 22 Rancangan Halaman Input Data Model


75

BAB V

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

5.1 Implementasi

Sistem pendukung keputusan penentuan kelayakan penerima beasiswa

prestasi menggunakan metode SAW di SMA Negeri 2 lapandewa ini dibangun

untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan dengan merangking siapa saja

yang layak untuk mendapatkan beasiswa prestasi.

5.1.1 Tampilan Halaman Login

Halaman login merupakan halaman yang pertama kali muncul pada saat

sistem dijalankan. Halaman login ini menerima masukan username dan password.

Tampilan halaman login dapat dilihat pada gambar 5.1.

Gambar 5. 1 Halaman Login

5.1.2 Tampilan Halaman Menu Utama


76

Pada halaman ini terdapat 3 menu yang dapat dibuka sesuai kebutuhanya, yaitu

menu perhitungan, menu input dan menu laporan. Tampilan halaman utama dapat

dilihat pada Gambar 5.2.

Gambar 5. 2 Tampilan Halaman Menu Utama


5.1.3 Tampilan Menu Tambah Data Siswa

Pada tampilan menu tambah data siswa, admin dapat menginputkan data

dari setiap siswa yang terdiri dari nisn, nama lengkap, alamat dan jenis kelamin.

Tampilan menu tambah data siswa dapat dilihat pada Gambar 5.3.
77

Gambar 5. 3 Tampilan Halaman Tambah Data Siswa

5.1.4 Tampilan Halaman Input Data Kriteria

Pada tampilan menu halaman input data kriteria, admin dapat menginputkan

data kriteria yang terdiri dari penghasilan orang tua, jumlah tanggungan keluarga,

nilai raport, kip dan kehadiran. Tampilan menu tambah data siswa dapat dilihat pada

Gambar 5.4.

Gambar 5. 4 Tampilan Halaman Input Data Kriteria


78

5.1.5 Tampilan Halaman Model

Pada tampilan halaman model admin dapat memasukan bobot dari setiap

kriteria. Tampilan halaman model dapat dilihat pada Gambar 5.5.

5.1.6 Tampilan Halaman Persyaratan

Tampilan halaman persyaratan ini admin dapat menyeleksi setiap data siswa

dengan memasukan nama siswa, jenis beasiswa, serta persyaratan yang sudah di

tentukan. Tampilan halaman persyaratan ini dapat dilihat dari Gambar 5.6.

Gambar 5. 5 Tampilan Halaman Persyaratan


5.1.7 Tampilan Halaman Perhitungan Hasil SAW
79

Tampilan halaman perhitungan hasil SAW inimenampilkan hasil dari proses

perhitungan SAW dengan menampilkan nisn, nama dan nilai rengking dari SAW.

Tampilan halaman perhitungan ini dapat dilihat pada Gambar 5.6.

Gambar 5. 6 Tampilan Halaman Perhitungan Hasil SAW

5.2 Kebutuhan Sistem

Sistem pendukung keputusan penentuan kelayakan penerima beasiswa prestasi

dengan menggunakan metode SAW ini memerlukan perangkat lunak (software)

dan perangkat keras (hardware) dalam pembuatannya agar sistem dapat berjalan

sesuai dengan yang diharapkan. Adapun kebutuhan-kebutuhan yang digunakan

dalam pembuatan sistem ini daik dari kebutuhan perangkat keras maupun

kebutuhan perangkat lunak adalah sebagai berikut.

a. Perangkat lunak

1. Sistem Operasi yang digunakan adalah Windows 7.

2. Database Managenent System yang digunakan adalah MySQL (XAMPP).

3. Program aplikasi yang digunakan adalah Visual Studio Code.

b. Perangkat keras
80

1. Laptop Acer aspire ES 14

2. RAM 2 GB

3. Harddisk 500 GB

5.3 Pengujian Sistem

Pengujian merupakan tahap yang utama dalam pembuatan suatu aplikasi. Hasil

pengujian yang didapat, akan dijadikan sebagai tolak ukur dalam proses

pengembangan selanjutnya. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang

didapat dari aplikasi yang telah dibuat.

5.3.1 Pengujian Black Box

Pengujian dengan black box dilakukan dengan cara menjelaskan sistem

yang telah di bangun. Pengujian dilakukan dengan menekan fungsi-fungsi menu

dan melihat apakah fungsi dari setiap menu dapat berjalan dengan baik dan benar

atau tidak. Berikut adalah skenario pengujian aplikasi Sistem Pendukung keputusan

Penentuan Kelayakan Penerima Beasiswa Prestasi Dengan Menggunakan Metode

SAW. Hasil pengujian black-box ditunjukan pada tabel 5.1.

Tabel 5. 1 Pengujian Balck-box

No Deskripsi Data Masukan Kegiatan Kesimpulan


Masukkan Klik menu login,
username dan jika berhasil
1 Pengujian Login Berhasil
password dengan maka muncul
benar halaman utama
Proses
pemasukan data
Pengujian Masukkan data selesai, terus klik
2 Tambah data siswa dengan simpan, dan data berhasil
siswa benar yang disimpan
masuk kedalam
database
81

Proses edit data


selesai, kemudian
Pengujian edit Pilih data siswa klik menu simpan
3 berhasil
data siswa yg akan di edit dan data yang
ada di database
juga berubah
Proses hapus
data, dan muncul
pemberitahuan
Pengujian Hapus Pilih data siswa berhasil,
4 berhasil
data siswa yg akan di hapus kemudian data
yang ada di
database juga
terhapus
Proses
pemasukan data
Masukkan data
Pengujian selesai, terus klik
kriteria sesuai
5 Tambah data simpan, dan data Berhasil
yang ditentukan
kriteria yang disimpan
dengan benar
masuk kedalam
database
Proses edit data
selesai, kemudian
Pengujian edit Pilih data kriteria klik menu simpan
6 Berhasil
data kriteria yg akan di edit dan data yang
ada di database
juga berubah
Proses hapus
data, dan muncul
pemberitahuan
pengujian hapus Pilih data kriteria berhasil,
7 Berhasil
data kriteria yg akan di hapus kemudian data
yang ada di
database juga
terhapus
Proses
pemasukan data
Masukkan data
Pengujian selesai, terus klik
model sesuai
8 Tambah data simpan, dan data Berhasil
yang ditentukan
model yang disimpan
dengan benar
masuk kedalam
database
82

Proses hapus
data, dan muncul
pemberitahuan
Pengujian Hapus Pilih data model berhasil,
9 Berhasil
data model yg akan di hapus kemudian data
yang ada di
database juga
terhapus
Proses edit data
selesai, kemudian
Pengujian edit Pilih data model klik menu simpan
10 Berhasil
data model yg akan di edit dan data yang
ada di database
juga berubah
Proses
Masukkan data pemasukan data
Pengujian penilaian dari selesai, terus klik
11 tambah data data kriteria dan simpan, dan data Berhasil
penilaian model dengan yang disimpan
benar masuk kedalam
database
Proses edit data
selesai, kemudian
Pilih data
Pengujian edit klik menu simpan
12 penilaian yg akan Berhasil
data penilaian dan data yang
di edit
ada di database
juga berubah
Proses hapus
data, dan muncul
pemberitahuan
Pilih data
pengujian hapus berhasil,
13 penilaian yg akan Berhasil
data penilaian kemudian data
di hapus
yang ada di
database juga
terhapus
Proses
Masukkan data
pemasukan data
persyaratan dari
pengujian selesai, terus klik
data siswa, data
14 tambah data simpan, dan data Berhasil
kriteria dan
persyaratan yang disimpan
model dengan
masuk kedalam
benar
database
83

Proses edit data


selesai, kemudian
Pilih data
Pengujian edit klik menu simpan
15 persyaratan yg Berhasil
data persyaratan dan data yang
akan di edit
ada di database
juga berubah
Proses hapus
data, dan muncul
pemberitahuan
Pilih data
pengujian hapus berhasil,
16 persyaratan yg Berhasil
data persyaratan kemudian data
akan di hapus
yang ada di
database juga
terhapus
proses logout
Pengujian berhasil dan
17 pilih menu logout Berhasil
Logout muncul halaman
login

5.3.2 Behavior Driven Development

1. Behavior Driven Development – Login Testing

BDD testing login dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5. 2 Behavior Driven Development – Login Testing

Feature: login

I want to login to the application

Scenario: Login to the application


Given I am on the login page
When I enter my username and password
Then I should be logged in
And I should see my mine page

Scenario: Login to the application with invalid credentials


Given I am on the login page
When I enter my username and invalid password
Then I should not be logged in
And I should see an error message
84

And I should see the login page again

2. Behavior Driven Development – Student Data Testing

BDD testing data siswa dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5. 3 Behavior Driven Development – Testing Data Testing

Features: Student data

I want to manage student data

Scenario: enter student data


Given I want to enter student data
When I fill out the form with valid data
Then I will see the student data successfully created
And I have to see the student data in the list

Scenario: Change student data


Given I want to change student data
When I managed to change the student data
Then I will see the student data that has been changed
And I will see the message changed successfully

Scenario: Delete student data


Given I want to Delete student data
When I managed to delete student data
Then I will see the message delete student data
And I will look back at the student data
And I shouldn't see the channel in the list

3. Behavior Driven Development – Testing Criteria Data

BDD testing data kriteria dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5. 4 Behavior Driven Development – Testing Criteria Data

Features: Criteria data

I want to manage criteria data

Scenario: input criteria data


Guven I want to enter criteria data
When I fill out the criteria data form
85

Then I will see the criteria data is successfully created

Scenario: Change criteria data


Given I want to change the criteria data
When I managed to change the criteria data
Then I will see the criteria data that has been changed
And I will see the message changed successfully

Scenario: Clear criteria data


Given I want to Delete criteria data
When I managed to delete the criteria data
Then I will see the message delete criteria data
And I will look again at the criteria data

4. Behavior Driven Development – Testing Model Data

BDD testing data Model dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5. 5 Behavior Driven Development – Testing Model Data

Features: Model data

I want to manage model data

Scenario: input model data


Given I want to enter the data model
When I fill out the form with valid data
Then I will see the data model is successfully created
And I have to see the model data in the list

Scenario: Change model data


Given I want to change the data model
When I managed to change the model data
Then I will see the modified data model
And I will see the message changed successfully
And I see the model data in the list

Scenario: Clear model data


Given I want to Delete model data
When I managed to delete the model data
Then I will see the message delete model data
And I will look back at the data model
And I don't see the model data in the list
86

5. Behavior Driven Development – Testing Rating Data

BDD testing data penilaian dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5. 6 Behavior Driven Development – Testing Rating Data

Features: Rating data

I want to manage assessment data

Scenario: input assessment data


Given I want to enter assessment data
When I fill out the form with valid data
Then I will see the assessment data is successfully created
And I have to look at the rating data in the list

Scenario: Change rating data


Given I want to change the assessment data
When I managed to change the rating data
Then I will see the assessment data that has been changed
And I will see the message changed successfully

Scenario: Clear rating data


Given I want to Delete rating data
When I managed to clear the rating data
Then I will see a message delete rating data
And I will look again at the assessment data
And I don't see the rating data in the list

6. Behavior Driven Development – Testing Data Requirements

BDD testing data persyaratan dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5. 7 Behavior Driven Development – Testing Data Requirements

Features: Data requirements

I want to manage requirements data

Scenario: input data requirements


Given I want to enter the data requirements
When I fill out the form with valid data
Then I will see the data requirements are successfully created
And I have to see the requirements data in the list
87

Scenario: Change requirement data


Given I want to change the requirements data
When I managed to change the requirements data
Then I will see the data requirements that have been changed
And I will see the message changed successfully
And I see the requirements data in the list

Scenario: Clear requirement data


Given I want to Delete the requirement data
When I managed to clear the requirement data
Then I will see a message delete data requirements
And I will revisit the requirements data
And I don't see the channel in the list
88

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, perancangan, implementasi beserta pengujian

yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan terhadap sistem pendukung

keputusan penentuan kelayakan penerima beasiswa prestasi dengan metode SAW

di SMA Negeri 2 Lapandewa sebagai berikut :

1. Sistem yang dibangun dapat membantu kerja tim penyeleksi beasiswa

dalam melakkan penyeleksian beasiswa.

2. Sistem yang dibangun dapat mempercepat proses penyeleksian beasiswa.

3. Sistem yang dibangun dapat mengurangi kesalahan dalam menentukan

penerima beasiswa.

4. Sistem yang dibangun dapat mempermudah tim penyeleksi dalam

menentukan penerima beasiswa.

5. Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) dengan

metode Simple Additive Weighting (SAW) dapat diterapkan untuk

menentukan penerima beasiswa.

Jadi perancangan sistem pendukung keputusan penentuan kelayakan

penerima beasiswa prestasi dengan metode SAW di SMA Negeri 2 Lapandewa

ini telah sesuai dengan prosedur yang diharapkan.


89

6.2 Saran

Adapun saran-saran bagi pihak penyeleksi beasiswa agar aplikasi ini dapat

berguna dengan baik adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan dilakukan pengembangan pada sistem menggunakan metode

simple additive weighting (SAW) serta menambahkan kriteria-kriteria lain

yang dapat mendukung pengambilan keputusan

2. Data yang dimasukan kedalam program diharapkan menggunakan data

yang benar

3. Admin diharapkan mampu terus melakukan pemeliharaan sistem secara

teratur.
90

DAFTAR PUSTAKA
Anon. 2018. “DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA
BEASISWA.” 3(1):17–22.
Anon. n.d. “Pemodelan Visual Dengan Uml Munawar.”
Aronson, J. E., Liang, T. P., & MacCarthy, R. V. 1998. “No Title.” Decision
Support Systems and Intelligent Systems (Vol. 4).
Astuti, Sariyah, and Muammar. 2015. “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan
Beasiswa Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Studi
Kasus Pada SMP Dharma Bhakti Pubian.” Jurnal TAM ( Technology
Acceptance Model ) 4(1):13–18.
Biyan Abdulah, Muhamad, and Agung Triayudi. 2020. “Efek Behavior-Driven
Development, Hexagonal Architecture Dan Event Sourcing Terhadap
Pengembangan Perangkat Lunak Bisnis 1).” Terakreditasi DIKTI 4(1):1–5.
Fauzan, Reza, Yoenie Indrasary, and Nonik Muthia. 2018. “Sistem Pendukung
Keputusan Penerimaan Beasiswa Bidik Misi Di POLIBAN Dengan Metode
SAW Berbasis Web.” Jurnal Online Informatika 2(2):79. doi:
10.15575/join.v2i2.101.
Fery Romidhoni Eprilianto,Tri Sagirani, Tan Amelia. 2003. “Sistem Pendukung
Keputusan Pemberian Beasiswa Menggunakan Metode SAW Di Univ Panca
Marga Probolinggo.Pdf.” 1–8.
Fishburn, P. C. 1967. “Problem-Based Selection of Multi-Attribute Decision
Making Methods, Blackwell Publishing.”
Hasan, J. 2004. Analisis Dana Penelitian Dengan Statistika. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hermawan, J. 2005. Membangun Decision Support Sistem. Yogyakarta:
Yogyakarta.
Lutfi, Ahmad. 2017. “School Using Php and Mysql.” Jurnal AiTech 3(2):104–12.
Munawar. 2005. Pemodelan Visual Dengan UML. Yogyakarta: Yogyakarta.
Penta, Mega Fidia, Fernando B. Siahaan, and Sulaeman Hadi Sukmana. 2019.
“Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan
Metode SAW Pada PT . Kujang Sakti Anugrah.” 2(November):185–92.
Perdana, Nuri Guntur, and Tri Widodo. 2013. “Sistem Pendukung Keputusan
91

Pemberian Beasiswa Kepada Peserta Didik Baru Menggunakan Metode


TOPSIS.” Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan
(SEMANTIK 2013) 265–72.
Putra, Arie Setya, Desi Rahma Aryanti, and Indah Hartati. 2018. “Metode SAW (
Simple Additive Weighting ) Sebagai Sistem Pendukung Keputusan Guru
Berprestasi ( Studi Kasus : SMK Global Surya ).” (x).
Resti, Nalsa Cintya. 2017. “Penerapan Metode Simple Additive Weighting
(SAW) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi Untuk Cabang
Baru Toko Pakan UD. Indo Multi Fish.” Intensif 1(2):102. doi:
10.29407/intensif.v1i2.839.
Sadewo, Bayu, Tri Yani Akhirina, Tjipta Suhaemi, A. Kampus, Nangka No,
Tanjung Barat, T. B. Simatupang, and Jakarta Selatan. 2021. “SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN BEASISWA.” 1047–51.
Sistem, Rekayasa, Pengujian Sistem, Pendukung Keputusan, and Penjurusan Sma.
2018. “JURNAL RESTI.” 2(3):800–806.
Subakti, Irfan. 2002. Sistem Pendukung Keputusan (Decicion Support System).
Sulistiyo, Heri. 2011. “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan
Penerima Beasiswa Di Sma Negeri 6 Pandeglang.” 1–6.
Sundari, Shinta Siti, and Yopi Firman Taufik. 2014. “Pegawai Baru Dengan
Menggunakan Metode Simple Additive Weighting ( Saw ).” Sisfotenika Vol.
4, No:140–51.
Syaputra, Asep, Teknik Informatika, Sekolah Tinggi, and Teknologi Pagaralam.
2019. “KURANG MAMPU DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE
WEIGHTING ( SAW ).” 0(02):50–55.
Taufik, Rohmat, Rachmat Destriana, and Aditya Prayoga Suyitno. 2020. “Sistem
Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa Berbasis WEB Menggunakan
Metode Simple Additive Weighting ( SAW ) Pada Pondok Pesantren Daarul
Ahsan.” 5(1):54–60.

Anda mungkin juga menyukai