Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

ALKANA, ALKENA DAN ALKUNA

OLEH :
NAMA : NIDEA FITRI NURSAIDAH
NIM : Q1A122017
KELAS : ITP B

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Kimia Pangan

Kimia pangan yaitu studi tentang proses kimia dan interaksinya dengan


komponen biologis dan non-biologis bahan pangan. Substansi biologis misalnya
produk daging, sayuran, produk susu, dsb-nya. Mirip dengan biokimia dengan
komponen utamanya yaitu karbohidrat, lemak, dan protein namun juga
mempelajari komponen lain seperti cairan, vitamin, mineral, enzim, zat aditif,
perasa, dan pewarna makanan. Ilmu ini juga meliputi bagaimana suatu produk
pangan mengalami perubahan dampak bermacam cara pemrosesan makanan dan
cara untuk meningkatkan maupun mencegah terjadinya perubahan itu.

B. Sejarah Kimia Pangan

Sejarah tentang kimia pangan dimulai di tahun 1700an ketika para


berbakat kimia terlibat dalam penemuan senyawa kimia penting dalam bahan
pangan, termasuk Carl Wilhelm Scheele yang mengisolasi asam malat dari
buah apel di tahun 1785, dan Sir Humphry Davy yang mempublikasikan
buku Elements of Agricultural Chemistry, in a Course of Lectures for the Board
of Agriculture pada tahun 1813 yang diceritakan sebagai buku tentang pertanian
dan pangan pertama.
BAB II

KARBOHDRAT
Karbohidrat

Terdiri dari 80% total makanan manusia, karbohidrat yang paling umum
dikenal manusia yaitu pati. Jenis karbohidrat yang paling sederhana yaitu dari
jenis monosakarida, yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, sorbosa, dsb-nya.
Rangkaian monosakarida akan membentuk sakarida lain yang lebih agung,
yaitu polisakarida (rantai panjang), oligosakarida (rantai pendek), dan disakarida
(dua molekul monosakarida).

Nilai kalori karbohidrat yaitu 4 kilokalori per gram. Karbohidrat dapat


dipergunakan sebagai sumber energi sesudah menempuh proses kimia di dalam
tubuh yang memecah karbohidrat rantai panjang (polisakarida) menjadi
monosakarida, mislanya glukosa. Glukosa dibakar di dalam tubuh untuk
menghasilkan energi, dengan reaksi C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O. Reaksi ini
tak terjadi secara langsung, melainkan menempuh kurang lebih 50 tahap reaksi.

Klasifikasi karbohidrat:

a. Polisakarida

Polisakarida adalah karbohidrat yang memiliki polimer yang panjang dan


tersusun dari ratusan hingga ribuan monosakarida. Rantai ikatan
kimia polisakarida dihubungkan dengan ikatan glikosida yang panjang dan
bercabang dengan susunan molekul yang sejenis dan majemuk. Jenis polisakarida
dengan struktur lurus yaitu amilosa dan selulosa, sedangkan dalam bentuk rantai
bercabang yaitu amilopektin dan glikogen. Berdasarkan struktur kimianya,
polisakarida dibedakan menjadi homopolisakarida, heteropolisakarida, dan
polisakarida majemuk. Polisakarida merupakan padatan amorf yang tidak
berwarna dan tidak berasa. Kegunaan utama dari polisakarida ialah untuk
memberikan tekstur, kekentalan, cita rasa, ketetapan, gelasi, dan ketahanan
pada bahan pangan. Polisakarida secara alami ditemukan di dalam tanaman dan
asam muramat pada dinding sel bakteri.

Polisakarida tersusun hanya dari atom karbon (C), hidrogen (H),


dan oksigen (O). Contoh polisakarida adalah pati, glikogen, agarosa, dan selulosa.
Beberapa polisakarida kompleks dapat juga memiliki atom tambahan
misalnya nitrogen, seperti pektin, kitin, dan lignin. Polisakarida mencakup
senyawa yang paling sering ditemukan di bumi (selulosa) dan
memasok energi dan aktivitas bagi kehidupan di dalamnya.

 Pati dan dekstrin. Komponennya berupa glukosa. Karbohidrat ini


umum dijumpai pada umbi-umbian, kacang-kacangan, tebu, bit, dsb-
nya. Polisakarida ini dapat dicerna manusia.
 Selulosa. Komponennya berupa glukosa. Umum dijumpai
pada dinding sel dan serat tanaman. Polisakarida ini tak dapat dicerna
manusia.
 Glikogen. Komponen utamanya yaitu glukosa. Umum dijumpai
pada hati, jaringan binatang, dan jagung.
 Hemiselulosa. Komponen utamanya yaitu arabinosa, xylosa,
rhamnosa, galaktosa, manosa, glukoronat, dan galakturonat.
Umumnya terdapat di dinding sel, serat tanaman, biji-bijian, kacang-
kacangan, tepung, dedak, dan lain-lain. Polisakarida ini tak dapat
dicerna manusia.
 Pentosan. Komponen utamanya yaitu arabinosa dan xylosa. Umum
ditemukan pada buah-buahan.

b. Oligosakarida
 Rafinosa atau stakynosa. Komponen utamanya yaitu
galaktosa, glukosa, dan fruktosa. Umum ditemukan pada kacang-
kacangan, biji-bijian, bit, dan tebu. Oligosakarida ini tak dapat dicerna
manusia.
 Fruktosil-sukrosa. Komponen utamanya yaitu fruktosa dan glukosa.
Umum ditemukan pada biji-bijian dan bawang bombay.
 Maltooligosakarida. Komponen utamanya yaitu glukosa. Umum
ditemukan pada sirup dan malt.
c. Disakarida
Disakarida atau biosa merupakan senyawa karbohidrat yang terbentuk ketika
dua monosakarida mengalami reaksi kondensasi yang melibatkan terlepasnya
suatu molekul kecil, seperti air, dari bagian gugus fungsi saja. Seperti
monosakarida, disakarida membentuk larutan dalam air. Tiga senyawa disakarida
paling umum adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa.
 Sukrosa. Komponen utamanya yaitu glukosa dan fruktosa. Umum
ditemukan pada tebu, bit, buah-buahan, sayur, dan makanan manis.
Disakarida ini dapat dicerna.
 Maltosa dan isomaltosa. Komponen utamanya yaitu glukosa. Umum
ditemukan pada sirup, malt, dan madu. Disakarida ini dapat dicerna.
 Laktosa. Komponen utamanya yaitu galaktosa dan glukosa. Umum
ditemukan pada susu, keju, dan produk susu lainnya. Disakarida ini
dapat dicerna.

BAB III
HIDROKARBON
Hidrokarbon

Hidrokarbon merupakan suatu senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C)


dan unsur hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-
atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan
juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.

Sebagai contoh, metana (gas rawa) merupakan hidrokarbon dengan satu


atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Sedangkan etana merupakan
hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon
bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon:
C2H6 dan propana merupakan hidroarbon yang memiliki tiga atom C (C3H8) dan
seterusnya dengan rumus strauktur CnH2·n+2 (dimana n merupakan banyaknya atom
karbon/hidrogen).

a. Jenis-jenis hidrokarbon
Hidrokarbon dapat dikelompokkan berdasarkan tatanama senyawa
organik sebagai berikut:

1. Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) yang merupakan hidrokarbon yang


paling sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal
dan terikat dengan atom hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon
tersaturasi adalah CnH2n+2. Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi
utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus
maupun bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama
tetapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.

Model tiruan dari molekul metana, CH4. Metana merupakan salah satu


contoh hidrokarbon yang masuk dalam kategori alkana, hanya mempunyai 1
jenis ikatan saja.

2. Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki


satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga.
Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua disebut dengan alkena,
dengan rumus umum CnH2n. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan
rangkap tiga disebut alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.
3. Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin
karbon. Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah
CnH2n.
4. Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon
yang paling tidak mempunyai satu cincin aromatik.
Hidrokarbon dapat berbentuk gas (contohya metana dan propana), cairan
contohnya (heksana dan benzena) lilin atau padatan dengan titik didih rendah.
(contohnya paraffin wax dan neftalena) atau polimer (contohnya pololetilena,
polipropilena, dan polistirena)
b. Ciri-ciri umum
Karena struktur molekulnya berbeda, maka rumus empiris antara
hidrokarbon pun juga berbeda: jumlah hidrokarbon yang diikat pada alkena dan
alkuna pasti lebih sedikit karena atom karbonnya berikatan rangkap.

Kemampuan hidrokarbon untuk berikatan dengan dirinya sendiri disebut


dengan katenasi, dan menyebabkan hidrokarbon bisa membentuk senyawa-
senyawa yang lebih kompleks, seperti sikloheksana atau arena seperti benzena.
Kemampuan ini didapat karena karakteristik ikatan di antara atom karbon bersifat
non-polar.

Sesuai dengan teori ikatan valensi, atom karbon harus memenuhi aturan


"4-hidrogen" yang menyatakan jumlah atom maksimum yang dapat berikatan
dengan karbon, karena karbon mempunyai 4 elektron valensi. Dilihat dari elektron
valensi ini, maka karbon mempunyai 4 elektron yang bisa membentuk ikatan
kovalen atau ikatan dativ.

Hidrokarbon bersifat hidrofobik dan termasuk dalam lipid.

Beberapa hidrokarbon tersedia melimpah di tata surya. Danau berisi


metana dan etana cair telah ditemukan pada Titan, satelit alam terbesar Saturnus,
seperti dinyatakan oleh Misi Cassini-Huygens.
BAB IV

LEMAK

Lemak

Lemak yaitu ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Lemak


umumnya dibedakan menjadi lemak hewani dan lemak nabati. Lemak hewani
mengandung asam lemak jenuh lebih banyak, dan pada temperatur kamar ada
wujud padat. Lemak nabati ada asam lemak tak jenuh lebih banyak, dan dalam
temperatur kamar ada wujud cair. Dalam mengukur derajat ketidakjenuhan suatu
lemak, dipergunakan bilangan iod, yaitu jumlah iodium yang dipergunakan untuk
mengadisi ikatan rangkap dari 100 gram lemak.

Lemak bersifat tak larut dalam cairan, namun larut dalam pelarut organik
seperti karbon tetraklorida, eter, dan sebagainya. Total energi yang diberikan
lemak yaitu 9 kilokalori per gram. Lemak berjasa untuk membentuk
sel otak dan membran sel, sebagai cadangan energi, pengatur suhu tubuh, dan
pelindung organ.

a. Ciri-ciri lemak

Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-


CH2-CH2-CH2-) lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang
menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya
di larutan yang non polar atau organik seperti: eter, Chloroform, atau benzol
b. Fungsi

Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi
manusia, yaitu:

1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak


menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
2. Lemak mempunyai fungsi seluler dan komponen struktural pada membran
sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan
aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.
3. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada
prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
4. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses
biologis
5. Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan
melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.

Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen
utama yang membentuk membran semua jenis sel.

1. Membran

Sel eukariotik disekat-sekat menjadi organel ikatan-membran yang


melaksanakan fungsi biologis yang berbeda-beda. Gliserofosfolipid adalah
komponen struktural utama dari membran biologis, misalnya membran
plasma seluler dan membran organel intraselular; di dalam sel-sel hewani
membran plasma secara fisik memisahkan komponen intraselular dari
lingkungan ekstraselular. Gliserofosfolipid adalah
molekul amfipatik (mengandung wilayah hidrofobik dan hidrofilik) yang
mengandung inti gliserol yang terkait dengan dua "ekor" turunan asam lemak oleh
ikatan-ikatan ester dan ke satu gugus "kepala" oleh suatu ikatan ester fosfat.
Sementara gliserofosfolipid adalah komponen utama membran biologis,
komponen lipid non-gliserida lainnya
seperti sfingomielin dan sterol (terutama kolesterol di dalam membran sel hewani)
juga ditemukan di dalam membran biologis. Di dalam tumbuhan dan alga,
galaktosildiasilgliserol, dan sulfokinovosildiasilgliserol, yang kekurangan gugus
fosfat, adalah komponen penting dari membran kloroplas dan organel yang
berhubungan dan merupakan lipid yang paling melimpah di dalam jaringan
fotosintesis, termasuk tumbuhan tinggi, alga, dan bakteri tertentu.

Dwilapis telah ditemukan untuk memamerkan tingkat-tingkat tinggi


dari keterbiasan ganda yang dapat digunakan untuk memeriksa derajat keterurutan
(atau kekacauan) di dalam dwilapis menggunakan teknik seperti interferometri
polarisasi ganda.

Organisasi-mandiri fosfolipid: liposom bulat, misel, dan dwilapis lipid.

2. Cadangan energi

Triasilgliserol, tersimpan di dalam jaringan adiposa, adalah bentuk utama


dari cadangan energi di tubuh hewan. Adiposit, atau sel lemak, dirancang untuk
sintesis dan pemecahan sinambung dari triasilgliserol, dengan pemecahan
terutama dikendalikan oleh aktivasi enzim yang peka-hormon, lipase. Oksidasi
lengkap asam lemak memberikan materi yang tinggi kalori, kira-kira 9 kkal/g,
dibandingkan dengan 4 kkal/g untuk pemecahan karbohidrat dan protein. Burung
pehijrah yang harus terbang pada jarak jauh tanpa makan menggunakan cadangan
energi triasilgliserol untuk membahanbakari perjalanan mereka.

3. Pensinyalan

Di beberapa tahun terakhir, bukti telah mengemuka menunjukkan


bahwa pensinyalan lipid adalah bagian penting dari pensinyalan sel. Pensinyalan
lipid dapat muncul melalui aktivasi reseptor protein G berpasangan atau reseptor
nuklir, dan anggota-anggota beberapa kategori lipid yang berbeda telah dikenali
sebagai molekul-molekul pensinyalan dan sistem kurir kedua. Semua ini
meliputi sfingosina-1-fosfat, sfingolipid yang diturunkan dari seramida yaitu
molekul kurir potensial yang terlibat di dalam pengaturan pergerakan
kalsium, pertumbuhan sel, dan apoptosis;  diasilgliserol (DAG)
dan fosfatidilinositol fosfat (PIPs), yang terlibat di dalam aktivasi protein kinase
C yang dimediasi kalsium;[11] prostaglandin, yang merupakan satu jenis asam
lemak yang diturunkan dari eikosanoid yang terlibat di
dalam radang and kekebalan;[12] hormon steroid seperti estrogen, testosteron,
dan kortisol, yang memodulasi fungsi reproduksi, metabolisme, dan tekanan
darah; dan oksisterol seperti 25-hidroksi-kolesterol yakni agonis reseptor X hati.
[13]

4. Fungsi lainnya

Vitamin-vitamin yang "larut di dalam lemak" (A, D, E, dan K1) – yang


merupakan lipid berbasis isoprena – gizi esensial yang tersimpan di dalam
jaringan lemak dan hati, dengan rentang fungsi yang berbeda-beda. Asil-
karnitina terlibat di dalam pengangkutan dan metabolisme asam lemak di dalam
dan di luar mitokondria, di mana mereka mengalami oksidasi beta. Poliprenol dan
turunan terfosforilasi juga memainkan peran pengangkutan yang penting, di dalam
kasus ini pengangkutan oligosakarida melalui membran. Fungsi gula fosfat
poliprenol dan gula difosfat poliprenol di dalam reaksi glikosilasi ekstra-
sitoplasmik, di dalam biosintesis polisakarida ekstraselular (misalnya,
polimerisasi peptidoglikan di dalam bakteri), dan di dalam protein eukariotik N-
glikosilasi. Kardiolipin adalah sub-kelas gliserofosfolipid yang mengandung
empat rantai asil dan tiga gugus gliserol yang tersedia melimpah khususnya pada
membran mitokondria bagian dalam. Mereka diyakini mengaktivasi enzim-enzim
yang terlibat dengan fosforilasi oksidatif

5. Metabolisme

Lemak yang menjadi makanan bagi manusia dan hewan lain adalah
trigliserida, sterol, dan fosfolipid membran yang ada pada hewan dan tumbuhan.
Proses metabolisme lipid menyintesis dan mengurangi cadangan lipid dan
menghasilkan karakteristik lipid fungsional dan struktural pada jaringan individu.

6. Biosintesis

Karena irama laju asupan karbohidrat yang cukup tinggi bagi makhluk hidup dan
puri mirip hanoman, maka asupan tersebut harus segera diolah oleh tubuh,
menjadi energi maupun disimpan sebagai glikogen. Asupan yang baik terjadi pada
saat energi yang terkandung dalam karbohidrat setara dengan energi yang
diperlukan oleh tubuh, dan sangat sulit untuk menggapai keseimbangan ini.
Ketika asupan karbohidrat menjadi berlebih, maka kelebihan itu akan diubah
menjadi lemak. Metabolisme yang terjadi dimulai dari:

 Asupan karbohidrat, antara lain


berupa sakarida, fruktosa, galaktosa pada saluran pencernaan diserap masuk
ke dalam sirkulasi darah menjadi glukosa/gula darah.
Konsentrasi glukosa pada plasma darah diatur oleh tiga hormon,
yaitu glukagon, insulin dan adrenalin.
 Insulin akan menaikkan laju sirkulasi glukosa ke seluruh jaringan tubuh.
Pada jaringan adiposa, adiposit akan mengubah glukosa menjadi glukosa 6-
fosfat dan gliserol fosfat, masing-masing dengan bantuan satu molekul ATP.
o Jaringan adiposit ini yang sering dikonsumsi kita sebagai lemak.
 Glukosa 6-fosfat kemudian dikonversi oleh hati dan
jaringan otot menjadi glikogen. Proses ini dikenal sebagai glikogenesis, dalam
kewenangan insulin.
o Pada saat rasio glukosa dalam plasma darah turun, hormon glukagon dan
adrenalin akan dikeluarkan untuk memulai proses glikogenolisis yang
mengubah kembali glikogen menjadi glukosa.
 Ketika tubuh memerlukan energi, glukosa akan dikonversi melalui
proses glikolisis untuk menjadi asam piruvat dan adenosin trifosfat.
 Asam piruvat kemudian dikonversi menjadi asetil-KoA, kemudian
menjadi asam sitrat dan masuk ke dalam siklus asam sitrat.
o Pada saat otot berkontraksi, asam piruvat tidak dikonversi menjadi asetil-
KoA, melainkan menjadi asam laktat. Setelah otot beristirahat,
proses glukoneogenesis akan berlangsung guna mengkonversi asam laktat
kembali menjadi asam piruvat.

Sementara itu:

 lemak yang terkandung di dalam bahan makanan juga dicerna dengan asam


empedu menjadi misel.
 Misel akan diproses oleh enzim lipase yang disekresi pankreas menjadi asam
lemak, gliserol, kemudian masuk melewati celah membran intestin.
 Setelah melewati dinding usus, asam lemak dan gliserol ditangkap
oleh kilomikron dan disimpan di dalam vesikel. Pada vesikel ini terjadi
reaksi esterifikasi dan konversi menjadi lipoprotein. Kelebihan lemak darah,
akan disimpan di dalam jaringan adiposa, sementara yang lain akan
terkonversi menjadi trigliserida, HDL dan LDL. Lemak darah adalah sebuah
istilah ambiguitas yang merujuk pada trigliserida sebagai lemak hasil proses
pencernaan, sama seperti penggunaan istilah gula darah walaupun:
o trigliserida terjadi karena proses ester di dalam vesikel kilomikron
o lemak yang dihasilkan oleh proses pencernaan adalah berbagai macam
asam lemak dan gliserol.
 Ketika tubuh memerlukan energi, baik trigliserida, HDL dan LDL akan diurai
dalam sitoplasma melalui proses dehidrogenasi kembali menjadi gliserol dan
asam lemak. Reaksi yang terjadi mirip seperti reaksi redoks atau
reaksi Brønsted–Lowry; asam + basa --> garam + air; dan kebalikannya
garam + air --> asam + basa
o Proses ini terjadi di dalam hati dan disebut lipolisis.
Sejumlah hormon yang antagonis dengan insulin disekresi pada proses ini
menuju ke dalam hati, antara lain:
 Glukagon, sekresi dari kelenjar pankreas
 ACTH, GH, sekresi dari kelenjar hipofisis
 Adrenalin, sekresi dari kelenjar adrenal
 TH, sekresi dari kelenjar tiroid
o Lemak di dalam darah yang berlebih akan disimpan di dalam jaringan
adiposa.
 Lebih lanjut gliserol dikonversi menjadi dihidroksiaketon, kemudian
menjadi dihidroksiaketon fosfat dan masuk ke dalam proses glikolisis.
 Sedangkan asam lemak akan dikonversi di dalam mitokondria dengan
proses oksidasi, dengan bantuan asetil-KoA menjadi adenosin
trifosfat, karbondioksida dan air.

Kejadian ini melibatkan sintesis asam lemak dari asetil-KoA dan


esterifikasi asam lemak pada saat pembuatan triasilgliserol, suatu proses yang
disebut lipogenesis atau sintesis asam lemak. Asam lemak dibuat oleh sintasa
asam lemak yang mempolimerisasi dan kemudian mereduksi satuan-satuan asetil-
KoA. Rantai asil pada asam lemak diperluas oleh suatu daur reaksi yang
menambahkan gugus asetil, mereduksinya menjadi
alkohol, mendehidrasinya menjadi gugus alkena dan kemudian mereduksinya
kembali menjadi gugus alkana. Enzim-enzim biosintesis asam lemak dibagi ke
dalam dua gugus, di dalam hewan dan fungi, semua reaksi sintasa asam lemak ini
ditangani oleh protein tunggal multifungsi, sedangkan di dalam
tumbuhan, plastid dan bakteri memisahkan kinerja enzim tiap-tiap langkah di
dalam lintasannya. Asam lemak dapat diubah menjadi triasilgliserol yang
terbungkus di dalam lipoprotein dan disekresi dari hati.

Sintesis asam lemak tak jenuh melibatkan reaksi desaturasa, di mana


ikatan ganda diintroduksi ke dalam rantai asil lemak. Misalnya, pada manusia,
desaturasi asam stearat oleh stearoil-KoA desaturasa-1 menghasilkan asam oleat.
Asam lemak tak jenuh ganda-dua (asam linoleat) juga asam lemak tak jenuh
ganda-tiga (asam linolenat) tidak dapat disintesis di dalam jaringan mamalia, dan
oleh karena itu asam lemak esensial dan harus diperoleh dari makanan.

Sintesis triasilgliserol terjadi di dalam retikulum endoplasma oleh lintasan


metabolisme di mana gugus asil di dalam asil lemak-KoA dipindahkan ke gugus
hidroksil dari gliserol-3-fosfat dan diasilgliserol.

Terpena dan terpenoid, termasuk karotenoid, dibuat oleh perakitan dan


modifikasi satuan-satuan isoprena yang disumbangkan dari prekursor
reaktif isopentenil pirofosfat dan dimetilalil pirofosfat. Prekursor ini dapat dibuat
dengan cara yang berbeda-beda. Pada hewan dan archaea, lintasan
mevalonat menghasilkan senyawa ini dari asetil-KoA, sedangkan pada tumbuhan
dan bakteri lintasan non-mevalonat menggunakan piruvat dan gliseraldehida 3-
fosfat sebagai substratnya. Satu reaksi penting yang menggunakan donor isoprena
aktif ini adalah biosintesis steroid. Di sini, satuan-satuan isoprena digabungkan
untuk membuat skualena dan kemudian dilipat dan dibentuk menjadi sehimpunan
cincin untuk membuat lanosterol. Lanosterol kemudian dapat diubah menjadi
steroid, seperti kolesterol dan ergosterol.

7. Degradasi

Oksidasi beta adalah proses metabolisme di mana asam lemak dipecah di


dalam mitokondria dan/atau di dalam peroksisoma untuk menghasilkan asetil-
KoA. Sebagian besar, asam lemak dioksidasi oleh suatu mekanisme yang sama,
tetapi tidak serupa dengan, kebalikan proses sintesis asam lemak. Yaitu, pecahan
berkarbon dua dihilangkan berturut-turut dari ujung karboksil dari asam itu
setelah langkah-langkah dehidrogenasi, hidrasi, dan oksidasi untuk
membentuk asam keto-beta, yang dipecah dengan tiolisis. Asetil-KoA kemudian
diubah menjadi Adenosina trifosfat, CO2, dan H2O menggunakan daur asam
sitrat dan rantai pengangkutan elektron. Energi yang diperoleh dari oksidasi
sempurna asam lemak palmitat adalah 106 ATP. Asam lemak rantai-ganjil dan tak
jenuh memerlukan langkah enzimatik tambahan untuk degradasi.

8. Gizi dan kesehatan

Sebagian besar lipid yang ditemukan di dalam makanan adalah berbentuk


triasilgliserol, kolesterol dan fosfolipid. Kadar rendah lemak makanan adalah
penting untuk memfasilitasi penyerapan vitamin-vitamin yang larut di dalam
lemak (A, D, E, dan K) dan karotenoid. Manusia dan mamalia lainnya
memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan asam lemak esensial tertentu,
misalnya asam linoleat (asam lemak omega-6) dan asam alfa-linolenat (sejenis
asam lemak omega-3) karena mereka tidak dapat disintesis dari prekursor
sederhana di dalam makanan. Kedua-dua asam lemak ini memiliki 18 karbon per
molekulnya, lemak majemuk tak jenuh berbeda di dalam jumlah dan kedudukan
ikatan gandanya. Sebagian besar minyak nabati adalah kaya akan asam linoleat
(safflower, bunga matahari, dan jagung). Asam alfa-linolenat ditemukan di dalam
daun hijau tumbuhan, dan di beberapa biji-bijian, kacang-kacangan, dan leguma
(khususnya flax, brassica napus, walnut, dan kedelai). Minyak ikan kaya akan
asam lemak omega-3 berantai panjang asam eikosapentaenoat dan asam
dokosaheksaenoat. Banyak pengkajian telah menunjukkan manfaat kesehatan
yang baik yang berhubungan dengan asupan asam lemak omega-3 pada
perkembangan bayi, kanker, penyakit kardiovaskular (gangguan jantung), dan
berbagai penyakit kejiwaan, seperti depresi, kelainan hiperaktif/kurang
memperhatikan, dan demensia. Sebaliknya, kini dinyatakan bahwa asupan lemak
trans, yaitu yang ada pada minyak nabati yang dihidrogenasi sebagian, adalah
faktor risiko bagi penyakit jantung.

Beberapa pengkajian menunjukkan bahwa total asupan lemak yang


dikonsumsi berhubungan dengan menaiknya risiko kegemukan and diabetes. akan
Tetapi, pengkajian lain yang cukup banyak, termasuk Women's Health Initiative
Dietary Modification Trial (Percobaan Modifikasi Makanan Inisiatif Kesehatan
Perempuan), sebuah pengkajian selama delapan tahun terhadap 49.000
perempuan, Nurses' Health Study (Pengkajian Kesehatan Perawat dan Health
Professionals Follow-up Study (Pengkajian Tindak-lanjut Profesional Kesehatan),
mengungkapkan ketiadaan hubungan itu. Kedua-dua pengkajian ini tidak
menunjukkan adanya hubungan antara dari persentase kalori dari lemak dan risiko
kanker, penyakit jantung, atau kelebihan bobot badan. Nutrition Source, sebuah
situs web yang dipelihara oleh Departemen Gizi di Sekolah Kesehatan
Masyarakat Harvard, mengikhtisarkan bukti-bukti terkini pada dampak lemak
makanan: "Sebagian besar rincian penelitian yang dilakukan di Harvard ini
menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan lemak di dalam makanan tidak
berhubungan dengan bobot badan atau penyakit tertentu.
BAB V

PROTEIN

Protein

Protein yaitu makromolekul yang sangat kompleks dan menyusun sekitar


50% dari berat kering sel hidup. Protein berperan penting dalam struktur dan
fungsi sel. Protein tersusun atas karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, dan beberapa
jenis ada sulfur dan mineral seperti besi, tembaga, fosfor, dan seng. Satu rantai
protein yaitu rangkaian dari ribuan unit asam amino.

Terdapat 20 sampai 26 jenis asam amino, namun hanya 8 yang tak bisa
disintesis oleh tubuh sehingga diperlukan suplai dari luar untuk kebutuhan
metabolisme dan pertumbuhan. 8 asam amino tersebut yaitu histidina, isoleusina,
leusina, metionina, fenilalanina, treonina, triptofan, dan valina yang dinamakan
sebagai asam amino esensial.

Protein dalam tubuh berfungsi sebagai zat pembentuk jaringan tubuh,


pengatur, dan sebagai sumber energi. Selain itu, protein juga berjasa sebagai
bahan pembentuk membran sel dan sebagai pembentuk enzim.

Dalam bahan pangan, protein yaitu zat yang penting dalam pertumbuhan
dan ketahanan hidup. Kebutuhan terhadap protein berlainan untuk setiap orang
tergantung situasi fisiologisnya (kebutuhan protein untuk balita berlainan dengan
kebutuhan protein untuk ibu hamil, patut jenis maupun kuantitasnya). Protein
dalam bahan pangan umumnya ditemukan pada kacang-kacangan, produk daging,
dan makanan laut.
1. Histidina

Histidina merupakan satu dari 20 asam amino dasar yang ada


dalam protein. Bagi manusia histidina merupakan asam amino yang esensial bagi
anak-anak. Rantai samping imidazol dan nilai pKa yang relatif netral (yaitu 6,0)
berarti bahwa perubahan sedikit saja pada pH sel akan mengubah muatannya.
Sifat ini menjadikan histidina sering menjadi bagian dari gugus
katalitik pada enzim maupun ligan koordinasi pada metaloprotein.

Histidina menjadi prekursor histamin, suatu amina yang berperan dalam


sistem saraf, dan karnosin, suatu asam amino.

Terdapat dua enantiomer histidina yaitu D-histidin dan L-histidin, tetapi


yang lebih dominan adalah L-histidin (atau S-histidin).
2. Isoleusina 

adalah satu dari asam amino penyusun protein yang dikode oleh DNA.


Rumus kimianya sama dengan leusin tetapi susunan atom-atomnya berbeda. Ini
berakibat pada sifat yang berbeda. Isoleusina bersifat hidrofobik (tidak larut dalam
air) dan esensial bagi manusia.

L-isoleusina (2S,3S) & D-isoleusina (2R,3R)


L-allo-isoleusina (2S,3R) & D-allo-isoleusina (2R,3S)

Walaupun Berdasarkan strukturnya ada empat


kemungkinan stereoisomer seperti treonin, isoleusina alam hanya tersedia dalam
satu bentuk saja (lihat boks).

3. Leusima

Leusina merupakan asam amino yang paling umum dijumpai pada protein.


Ia mutlak diperlukan dalam perkembangan anak-anak dan dalam
kesetimbangan nitrogen bagi orang dewasa. Ada dugaan bahwa leusina berperan
dalam menjaga perombakan dan pembentukan protein otot. Leusina tergolong
asam amino esensial bagi manusia.

4. Lisina

Lisina (bahasa Inggris lysine) merupakan asam


amino penyusun protein yang dalam pelarut air bersifat basa, seperti juga histidin.
Lisina tergolong asam amino esensial bagi manusia, yakni asam amino yang
dibutuhkan untuk kesehatan, tetapi tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh
manusia. Kebutuhan rata-rata per hari adalah 1 - 1,5 g. Lisina menjadi kerangka
bagi tiamin (vitamin B1). Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan pelagra.

5. Metionona

Metionina, bersama-sama dengan sisteina, adalah asam amino yang


memiliki atom S. Asam amino ini penting dalam sintesis protein (dalam
proses transkripsi, yang menerjemahkan urutan basa nitrogen di DNA untuk
membentuk RNA) karena kode untuk metionina sama dengan kode awal (start)
untuk suatu rangkaian RNA. Biasanya, metionina awal ini tidak akan terikut
dalam protein yang kelak terbentuk karena dibuang dalam proses pascatranskripsi.

6. Fenilalanina

Fenilalanina (bahasa Inggris: Phenylalanine, Phe, F) adalah suatu asam


amino penting dan banyak terdapat pada makanan, yang bersama-sama dengan
asam amino tirosina dan triptofan merupakan kelompok asam amino
aromatik yang memiliki cincin benzena. Fenilalanina bersama-sama
dengan taurin dan triptofan merupakan senyawa yang berfungsi sebagai
penghantar atau penyampai pesan pada sistem saraf otak.

Dalam keadaan normal, tubuh akan mengubah fenilalanina


menjadi tirosina, sebuah asam amino yang dibutuhkan dalam proses
sintesis protein, zat kimiawi otak termasuk L-DOPA, adrenalin, noradrenalin dan
hormon tiroid.

Karena hormon noradrenalin memberikan efek psikologis, beberapa


bentuk fenilalanina telah tersedia guna mengatasi kemungkinan depresi. Gejala
kekurangan asam amino ini antara lain, sering terlihat bingung, kurang bergairah,
depresi, kurang waspada, kesulitan mengingat dan kurangnya nafsu makan.

Disamping itu, terdapat sebuah kelainan metabolik yang sangat langka


yang terjadi akibat kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk mengubah
fenilalanina menjadi tirosina, yang disebut fenilketonuria. Hal ini mengakibatkan
tertimbunnya fenilalanina di dalam darah dan bersifat toksin terhadap otak.
Kondisi ini dapat mengakibatkan keterbelakangan mental jika tidak segera
ditangani pada 3 minggu pertama setelah kelahiran. Di Amerika, bayi yang baru
lahir menjalani uji laborat pada 48 - 72 jam mereka yang pertama.

Orang-orang yang menderita PKU diharuskan untuk menghindari


makanan yang kaya kadar
fenilalanina dan menggantikannya
dengan suplemen tirosina agar otak
dapat berkembang dengan optimal.
7. Treonina

Treonina merupakan salah satu dari 20 asam amino penyusun protein.


Bagi manusia, treonina bersifat esensial.

Secara struktural, treonina memiliki dua pusat perputaran sehingga ada


empat kemungkinan stereoisomer untuk treonina, atau dua diastereomer bagi L-
treonin. Meskipun demikian, nama L-treonin hanya dipakai untuk
satu enantiomer: asam (2S,3R)-2-
amino-3- hidroksibutanoat.
Diastereomer kedua, (2S,3S), yang
jarang muncul di alam, dinamakan L-
allo-treonin.

8. Triptofan

Triptofan (bahasa Inggris: tryptophan, TRP, W) merupakan satu dari


20 asam amino penyusun protein yang bersifat esensial bagi manusia. Bentuk
yang umum pada mamalia adalah, seperti asam amino lainnya, L-triptofan.
Meskipun demikian D-
triptofan ditemukan pula
di alam (contohnya
adalah
pada bisa ular la ut kontrifan).
9. Valina

Valina adalah salah satu dari 20 asam amino penyusun protein yang dikode


oleh DNA. Dalam ilmu gizi, valina termasuk kelompok asam amino esensial.
Namanya berasal dari nama tumbuhan valerian (Valeriana officinalis).

Sifat valina dalam air adalah hidrofobik ('takut air') karena ia tidak


bermuatan. Pada penyakit anemia "bulan sabit" (sel-sel eritrosit tidak berbentuk
seperti pil tetapi seperti bulan sabit, sickle-cell anaemia), valina menggantikan
posisi asam glutamat, asam amino lain yang hidrofilik ('suka air'),
pada hemoglobin. Akibatnya bentuk
sel berubah dan kehilangan
kemampuan mengikat oksigen
secara efektif.

   
BAB VI

ASAM AMINO

Asam amino

Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus


fungsi karboksil (–COOH) dan amina (biasanya –NH2), serta rantai
samping (gugus R) yang spesifik untuk setiap jenis asam amino.
Dalam biokimia sering kali pengertiannya dipersempit: gugus karboksil dan
amina terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut karbon alfa atau
karbon-α). Dalam kasus ini, mereka dikenal sebagai asam amino-2 atau asam
amino-alfa (rumus umumnya H2NCHRCOOH, kecuali pada prolina). Gugus
karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam
bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada
larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam
amino mampu menjadi ion zwitter.

Ada sekitar 500 asam amino yang telah diketahui, meskipun hanya 20
yang dihasilkan oleh kode genetik. Dua puluh asam amino standar ini, ditambah
dengan dua asam amino lainnya, merupakan asam amino yang menjadi komponen
penyusun protein sehingga disebut asam amino proteinogenik. Asam amino-asam
amino ini bergabung melalui ikatan peptida membentuk molekul besar yang
disebut peptida, polipeptida, hingga protein. Selain berperan sebagai residu dalam
protein, asam amino (baik proteinogenik maupun nonproteinogenik) juga
berpartisipasi dalam sejumlah proses biologis misalnya glutamat (asam
glutamat standar) dan asam gamma-aminobutirat (GABA) yang berperan
sebagai neurotransmiter. Sembilan asam amino proteinogenik disebut "esensial"
bagi manusia karena tidak bisa diproduksi oleh tubuh manusia dari senyawa lain
sehingga harus diperoleh dari makanan. Asam amino lainnya mungkin bersifat
esensial dalam kondisi tertentu, misalnya untuk usia atau kondisi medis tertentu.
Asam amino esensial juga dapat berbeda-beda di antara spesies. Karena
signifikansi biologisnya, asam amino penting dalam nutrisi dan biasanya
digunakan dalam suplemen nutrisi, pupuk, pakan, dan teknologi makanan.
Penggunaan asam amino dalam industri misalnya produksi obat-obatan, plastik
terdegradasi biologis, dan katalis kiral.

Struktur asam amino alfa dalam bentuk yang tidak terionisasi


a. Struktur asam amino

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom karbon (C) yang
mengikat empat gugus: gugus amina (–NH2), gugus karboksil (–COOH),
atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residu) sebagai substituen organik
yang dikenal sebagai rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan
asam amino lainnya.

Sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, atom C pusat tersebut


dinamai atom Cα ("C-alfa"), yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus
karboksil. Karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut
merupakan asam amino-α. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan
sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping
dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar,
dan hidrofobik jika nonpolar.
BAB VII

ASAM NUKLEAT

Asam nukleat adalah makromolekul biokimia yang kompleks, berbobot


molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi
genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah asam deoksiribonukleat (DNA)
dan asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup serta
pada virus. Nama asam nukleat diberikan karena awalnya ditemukan di dalam inti
(nukleus) sel eukariota. Meskipun belakangan diketahui bahwa asam nukleat juga
ditemukan di mitokondria dan kloroplas, serta di sitoplasma sel prokariota.

Asam nukleat merupakan biopolimer, dan monomer penyusunnya


adalah nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen,
yaitu basa nitrogen heterosiklik (berupa purin atau pirimidin), gula pentosa, dan
gugus fosfat. Jenis asam nukleat (DNA dan RNA) dibedakan oleh jenis gula dan
basa nitrogen yang mereka miliki. Adenina, sitosina, dan guanina dapat
ditemukan pada RNA maupun DNA, sedangkan timina dapat ditemukan hanya
pada DNA dan urasil dapat ditemukan hanya pada RNA.

Asam nukleat adalah biomolekul yang penting. Molekul ini ditemukan


berlimpah di semua makhluk hidup; mereka berfungsi untuk membuat,
menyandikan, dan menyimpan informasi genetik di setiap sel hidup dari setiap
bentuk kehidupan di Bumi. Selain itu, mereka juga mengirimkan dan
mengekspresikan informasi tersebut, baik dalam operasi internal sel hingga
meneruskannya ke generasi selanjutnya. Informasi disandi dan disampaikan
melalui urutan asam nukleat. Urutan spesifik dalam pasangan basa DNA yang
membawa informasi genetik ini disebut gen. Melalui RNA, urutan pasangan basa
menghasilkan asam amino dan selanjutnya protein, yang menentukan kerangka
dan menjadi bagian dari sebagian besar proses kimiawi dalam tubuh makhluk
hidup.
Perbandingan dua tipe asam nukleat: RNA (kiri) dan DNA (kanan), yang menunjukkan jenis
pilinan dan nukleobasa yang masing-masing

a. Keberadaan dan Nomenklatur

Asam nukleat adalah nama umum untuk DNA dan RNA, yang tergolong
kelompok biopolimer, dan identik dengan polinukleotida. Nama asam nukleat
diberikat karena awalnya mereka ditemukan di dalam nukleus dan karena
keberadaan gugus fosfat (terkait dengan asam fosfat). Meskipun pertama kali
ditemukan di dalam inti sel eukariota, saat ini telah diketahui bahwa asam nukleat
ditemukan di semua bentuk kehidupan, termasuk di
dalam bakteri, arkea, mitokondria, kloroplas, dan virus (meskipun ada perdebatan
mengenai status kehidupan virus). Semua sel hidup mengandung DNA dan RNA
(kecuali beberapa sel seperti sel darah merah mamalia yang matang), sedangkan
virus mengandung DNA saja atau RNA saja, dan tidak keduanya. Komponen
dasar asam nukleat biologis adalah nukleotida, yang masing-masing mengandung
gula pentosa (ribosa atau deoksiribosa), gugus fosfat, dan basa nukleotida. Asam
nukleat juga bisa diproduksi di laboratorium melalui penggunaan enzim (DNA
dan RNA polimerase) dan melalui sintesis kimia fase padat. Metode kimiawi juga
memungkinkan pembentukan asam nukleat termodifikasi yang tidak ditemukan
secara alamiah, misalnya asam nukleat peptida.
b. Komposisi dan Ukuran Molekul

Asam nukleat umumnya merupakan molekul yang sangat besar. Molekul


DNA mungkin merupakan molekul individual terbesar yang diketahui. Molekul
asam nukleat biologis diketahui memiliki rentang ukuran dari 21 nukleotida (RNA
interferensi kecil) hingga kromosom besar (kromosom manusia 1 adalah molekul
tunggal yang mengandung 247 juta pasangan basa)

Pasangan basa guanina dan sitosina yang terhubung dengan tiga ikatan hidrogen

Pada kebanyakan kasus, secara alamiah, molekul DNA berupa unting


ganda sedangkan molekul RNA berunting tunggal. Namun, ada banyak
pengecualian, misalnya beberapa virus memiliki genom yang terbuat dari RNA
unting ganda dan virus lain memiliki genom DNA berunting tunggal, dan dalam
beberapa keadaan, struktur asam nukleat dengan tiga atau empat unting dapat
terbentuk.

Asam nukleat adalah polimer linier (rantai) dari nukleotida. Setiap nukleotida


terdiri dari tiga komponen: nukleobasa berupa purin atau pirimidin (kadang-
kadang disebut basa nitrogen atau hanya basa), gula pentosa, dan gugus fosfat.
Substruktur yang hanya terdiri dari nukleobasa ditambah gula disebut nukleosida.
Kedua jenis asam nukleat (DNA dan RNA) memiliki perbedaan dalam struktur
gulanya: DNA mengandung 2'-deoksiribosa, sedangkan RNA
mengandung ribosa (satu-satunya perbedaan antara kedua jenis gula tersebut
adalah keberadaan gugus hidroksil). Selain itu, nukleobasa yang ditemukan dalam
dua jenis asam nukleat juga berbeda: adenina (A), sitosina (C), dan guanina (G)
ditemukan pada RNA dan DNA, timina (T) hanya ditemukan pada DNA,
dan urasil (U) hanya ditemukan pada RNA.

Tampilan nyata rantai polimer linier

Gula dan fosfat dalam asam nukleat terhubung satu sama lain secara berselang-
seling membentuk rantai yang memanjang (disebut "tulang punggung" gula-
fosfat) melalui ikatan fosfodiester. Dalam nomenklatur konvensional, karbon yang
terikat pada gugus fosfat disebut karbon ujung-3 dan ujung-5 dari gula. Penamaan
ini dijadikan petunjuk arah pada asam nukleat; ujung-ujung molekul asam nukleat
disebut sebagai ujung-5 dan ujung-3. Nukleobasa berikatan dengan gula melalui
ikatan N-glikosidik yang melibatkan cincin nitrogen nukleobasa (N-1 untuk
pirimidin dan N-9 untuk purin) dan karbon 1' dari cincin gula pentosa.

c. Jenis Asam Nukleat


1. Asam deoksiribonukleat

Asam deoksiribonukleat (DNA) adalah asam nukleat yang mengandung


instruksi genetik yang digunakan dalam pengembangan dan fungsi semua
makhluk hidup. Segmen DNA yang membawa informasi genetik ini disebut gen.
Urutan DNA lainnya memiliki tujuan struktural atau terlibat dalam pengaturan
penggunaan informasi genetik ini. Bersama dengan RNA dan protein, DNA
adalah salah satu dari tiga makromolekul utama yang penting bagi semua bentuk
kehidupan. DNA terdiri dari dua polimer panjang yang disusun oleh unit
sederhana yang disebut nukleotida, dengan tulang punggung yang terbuat dari
gula dan gugus fosfat yang digabungkan oleh ikatan ester.

Kedua unting DNA memiliki arah yang saling berlawanan. Salah satu dari
empat jenis nukleobasa menempel pada setiap gula. Urutan keempat nukleobasa
di sepanjang tulang punggung inilah yang menyandikan informasi berupa kode
genetik, yang selanjutnya menentukan urutan asam amino sebagai penyusun
protein. Pembacaan kode dilakukan dengan menyalin bentangan DNA menjadi
RNA dalam proses yang disebut transkripsi. Di dalam sel, DNA diatur menjadi
struktur panjang yang disebut kromosom. Selama pembelahan sel, kromosom ini
digandakan dalam proses replikasi DNA, sehingga masing-masing sel memiliki
kromosom yang lengkap. Organisme eukariota (hewan, tumbuhan, fungi, dan
protista) menyimpan sebagian besar DNA mereka di dalam inti sel dan sebagian
kecil DNA mereka dalam organel seperti mitokondria atau kloroplas. Sebaliknya,
prokariota (bakteri dan arkea) hanya menyimpan DNA mereka di dalam
sitoplasma. Di dalam kromosom, protein kromatin seperti histon memadatkan dan
mengatur DNA. Struktur kompak ini memandu interaksi antara DNA dan protein-
protein lain, membantu mengontrol bagian mana dari DNA yang ditranskripsi.

2. Asam Ribonukleat

Asam ribonukleat (RNA) berfungsi mengubah informasi genetik dari gen


menjadi urutan asam amino yang menyusun protein. Ada tiga tipe RNA,
yaitu RNA transfer (tRNA), RNA duta (mRNA), dan RNA ribosomal (rRNA).
RNA duta berfungsi untuk membawa informasi urutan genetik antara DNA dan
ribosom sehingga mengarahkan sintesis protein. RNA ribosomal merupakan
komponen utama ribosom, dan mengkatalisis pembentukan ikatan peptida. RNA
transfer berfungsi sebagai molekul pembawa asam amino yang akan digunakan
dalam sintesis protein dan bertanggung jawab untuk menyandi mRNA. Selain
ketiganya, banyak kelas RNA lain yang diketahui saat ini.

3. Asam Nukleat Buatan

Analog asam nukleat buatan telah dirancang dan disintesis oleh ahli kimia,
termasuk asam nukleat peptida, morfolino dan asam nukleat terkunci, asam
nukleat glikol, dan asam nukleat treosa. Masing-masing dari mereka berbeda dari
DNA atau RNA alamiah dalam tulang punggung molekulnya

Anda mungkin juga menyukai