Anda di halaman 1dari 178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SURVEI PERMASALAHAN PERILAKU


SISWA KELAS III DAN KELAS IV SD SUKACITA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Maria Magdalena Dwi Ratnawati
NIM: 151134260

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SURVEI PERMASALAHAN PERILAKU


SISWA KELAS III DAN KELAS IV SD SUKACITA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Maria Magdalena Dwi Ratnawati
NIM: 151134260

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Allahku,


karya ini saya persembahkan untuk ..

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menuntun dan menyertai


setiap langkah dengan keluh kesah perjalanan hidupku
Orangtuaku,
Ibuku yang telah damai di sisi Allah, semoga selalu tersenyum dan
Bapakku yang tiada hentinya memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat, dan
kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat dalam
menjalani kehidupan ini.
Kedua dosen pembimbingku yang selalu memberikan pengarahan
Kakakku yang selalu memberikan dukungan
saudara serta teman-teman penyemangatku

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

* Dengan berdoa, berusaha, serta tekun, Allah pasti akan memberikan jalan *

“Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba.


Jangan biarkan penyesalan datang
karena kamu selangkah lagi untuk menang”
-R. A. Kartini-

“Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau
melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan;
apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala
api tidak akan membakar engkau.”
-Yesaya 43:2-

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Oktober 2019


Peneliti

Maria Magdalena Dwi Ratnawati

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Magdalena Dwi Ratnawati
Nomor Mahasiswa : 151134260

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“SURVEI PERMASALAHAN PERILAKU SISWA KELAS III DAN
KELAS IV SD SUKACITA”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 28 Oktober 2019
Yang menyatakan

Maria Magdalena Dwi Ratnawati

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

SURVEI PERMASALAHAN PERILAKU


SISWA KELAS III DAN KELAS IV SD SUKACITA

Maria Magdalena Dwi Ratnawati


Universitas Sanata Dharma
2019

Permasalahan perilaku seringkali sulit teridentifikasi oleh guru.


Permasalahan perilaku tersebut terjadi di lingkungan sekolah dimana siswa
melakukan proses belajar ataupun bersosialisasi. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan tingkat permasalahan perilaku dan permasalahan perilaku yang
sedang dihadapi oleh siswa kelas III dan kelas IV SD Sukacita. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode survei.
Responden dalam penelitian ini ialah 94 siswa. Instrumen yang digunakan berupa
kuesioner dengan pernyataan tertutup dan pertanyaaan terbuka. Data dianalisis
dengan menggunakan statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Tingkat permasalahan perilaku
siswa cenderung berada pada kategori rendah (70,2%), sedangkan sisanya
sebanyak 29,8% termasuk dalam kategori sedang. Meskipun tingkat permasalahan
perilaku tergolong rendah, namun perlu adanya perhatian khusus pada beberapa
bentuk permasalahan perilaku yang sering dialami siswa antara lain: sulit fokus
atau berkonsentrasi dalam pembelajaran, kesulitan menemukan barang yang dicari
karena tidak tertata, menunjukkan amarah dan kekerasan, melakukan tindakan-
tindakan yang membuat orang lain mengatakan “aku tidak sopan”, serta kesulitan
untuk memulai mengerjakan tugas dan bertahan untuk tetap mengerjakannya
sampai selesai. Selain itu, permasalahan perilaku yang sedang dialami siswa saat
ini adalah siswa menjadi korban bullying. Hasil penelitian survei ini dapat
digunakan oleh guru sebagai gambaran untuk melakukan asesmen permasalahan
perilaku lebih lanjut dan mengupayakan usaha intervensi yang sesuai.
Kata Kunci: perilaku, permasalahan perilaku siswa, penelitian survei.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

BEHAVIOURAL PROBLEM SURVEY FOR THIRD AND


FOURTH GRADE STUDENTS IN SD SUKACITA

Maria Magdalena Dwi Ratnawati


Sanata Dharma University
2019

Teacher often finds difficulties in identifying behavioural problems. The


behavioural problems usually happen at school where the learning process
happen. This research aims to describe behavioural problem level and
behavioural problem that being faced by grades III and IV students of SD
Sukacita. This research is a quantitative descriptive that uses survey method as
the data-gathering technique. There are 94 students as the respondents of this
research. The questionnaire which are used in this research are open-ended and
closed questions. The researcher uses statistic descriptive to analyze the data.
The result of this research showed that: Students’ behavioural problem
level was mostly at the low category (70,2%). Meanwhile, the rest was at 29, 8%
which included in the middle category level. Even though the level of the
behavioural problems are low, more attention is needed on some forms of
behavioural problems which are being faced by students such as; the difficulties
in focusing or concentrating during the learning process, the difficulties in finding
some things with the untidiness, showing anger and violence, doing activities that
trigger people said “I have no manner”, and difficulties to start doing and
finishing assignments until the finish lines. In addition, the other behavioural
problem that is faced by the students is being the victim of bullying. The result of
this research brings beneficial things for teacher as a guide to do the further
assessment on behavioural problems and to look for the most suitable
intervention.
Keywords: behaviour, students’ behaviour problem, survey research.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat penyertaan dan kasih karunia-Nya yang sangat berlimpah, sehingga peneliti
dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Peneliti menyadari skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, secara khusus
dalam kesempatan ini, peneliti dengan tulus hati mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Ibu Irine Kurniastuti, M.Psi. dan Ibu Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi, M.A.
selaku dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang dengan sabar
telah memberikan waktunya untuk bimbingan, serta arahan selama proses
penyusunan skripsi.
5. Ibu C. Novi Suratri. P selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Notoyudan yang
telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan uji coba instrument
penelitian.
6. Guru kelas III dan kelas IV SD Kanisius Notoyudan yang telah memberikan
waktu kepada peneliti untuk melakukan uji coba instrument penelitian.
7. Siswa-siswi kelas III dan kelas IV SD Kanisius Notoyudan yang telah
membantu peneliti dalam mengisi kuesioner test uji coba instrument
penelitian.
8. Kepala Sekolah SD Sukacita yang telah memberikan izin peneliti untuk
melaksanakan penelitian dan berkenan memvalidasi instrumen penelitian.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Guru kelas III dan kelas IV SD Sukacita yang telah memberikan waktunya
kepada peneliti melakukan penelitian di kelas.
10. Siswa- siswi kelas III dan kelas IV SD Sukacita yang telah bersedia menjadi
responden untuk mengisi kuesioner penelitian.
11. Orangtua yaitu Ibu saya, Yuliana Partiyem(+) yang ada disisi Allah yang
selalu mendoakan serta Bapak saya, Trisno Suwito yang selalu
mengingatkanku untuk selalu berusaha.
12. Kakak saya, Martha Ika Yuliastuti yang selalu mendukung dalam
menyelesaikan penelitian.
13. Keluarga Ibu Theresia Rudatun yang membantu membiayai perkuliahanku
hingga skripsi.
14. Seluruh saudara tercinta yang memberikan doa, dukungan, dan semangat.
15. Sahabat, Intan, Amel, Clara, Nanda, Resty dan Elfrid yang selalu
memberikan semangat dalam penyelesaian penelitian ini.
16. Segenap pihak yang tidak tersebutkan, terima kasih untuk dukungannya
kepada peneliti.
Semoga kasih dan berkat Tuhan senantiasa melimpah atas mereka yang telah
membantu peneliti dalam masa studi maupun menyelesaikan skripsi ini. Peneliti
menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca.

Yogyakarta, 28 Oktober 2019


Peneliti

Maria Magdalena Dwi Ratnawati

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..................................... vii
ABSTRAK................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
E. Definisi Penelitian ............................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 7
A. Kajian Pustaka................................................................................... 7
1. Perilaku .......................................................................................... 7
2. Indikator Permasalahan Perilaku Siswa Sekolah Dasar ................. 13
3. Dampak Permasalahan Perilaku ..................................................... 28
4. Bentuk Permasalahan Siswa Sekolah Dasar .................................. 29

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Mengembangkan Inteligensi Siswa sebagai Upaya untuk


Memecahkan Permasalahan ......................................................... 32
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 37
C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 40
D. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 42
BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 43
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 43
B. Setting Penelitian .............................................................................. 44
1. Tempat Penelitian........................................................................... 44
2. Waktu Penelitian ............................................................................ 45
3. Subjek Penelitian............................................................................ 46
C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 46
1. Populasi .......................................................................................... 46
2. Sampel ........................................................................................... 46
D. Variabel Penelitian ............................................................................ 47
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 47
F. Instrumen Penelitian.......................................................................... 49
G. Uji Coba Instrumen Kuisioner .......................................................... 54
H. Teknik Pengujian Instrumen ............................................................. 55
1. Uji Validitas Instrumen ................................................................. 55
I. Teknik Analisis Data ......................................................................... 58
1. Analisis Data Kuantitatif ............................................................... 59
2. Analisis Data Kualitatif ................................................................. 61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 63
A. Deskripsi Penelitian .......................................................................... 63
B. Deskripsi Data Kuantitatif................................................................. 64
1. Tingkat Permasalahan Perilaku Siswa ........................................... 64
2. Bentuk Permasalahan Perilaku Siswa ............................................ 66
C. Deskripsi Data Kualitatif................................................................... 71
1. Permasalahan yang Sedang Dihadapi Siswa .................................. 71
2. Pengalaman Tidak Menyenangkan yang Pernah Dialami Siswa ... 75

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Kelebihan yang Dimiliki Siswa ..................................................... 79


D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 82
1. Tingkat Permasalahan Perilaku Siswa Siswa Kelas III dan Kelas
IV SD Sukacita .............................................................................. 82
2. Bentuk Permasalahan Perilaku yang Sedang Dialami Siswa Kelas
III dan Kelas IV SD Sukacita.......................................................... 83
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 95
A. Kesimpulan ....................................................................................... 95
B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 95
C. Saran .................................................................................................. 96
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 97
LAMPIRAN ............................................................................................... 101

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Pernyataan Tertutup .............................. 50


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka................................ 53
Tabel 3.3 Kriteria Kelayakan Kuesioner ................................................. 57
Tabel 3.4 Rumus Kategori Jenjang ......................................................... 60
Tabel 3.5 Kriteria Skor Permasalahan Perilaku ...................................... 60
Tabel 4.1 Kategori Jenjang ..................................................................... 64
Tabel 4.2 Hasil Tingkat Permasalahan Perilaku Siswa........................... 65
Tabel 4.3 Hasil Rekapan Data Frekuensi dan Persentase dari
Permasalahan Perilaku Siswa Kelas III dan Kelas IV
SD Sukacita ............................................................................. 67
Tabel 4.4 Kategori Permasalahan yang Sedang Dihadapi Siswa ............ 71
Tabel 4.5 Kategori Pengalaman Tidak Menyenangkan
yang Pernah Dialami oleh Siswa ........................................... 75
Tabel 4.6 Kategori Kelebihan yang Dimiliki Siswa ............................... 79

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan ........................... 40


Gambar 2.2 Kerangka Berpikir .............................................................. 42
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Tingkat Permasalahan Perilaku Siswa. 66

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat-Surat .......................................................................... 101


Lampiran 1.1 Surat Ijin Uji Coba Penelitian dari Universitas Sanata
Dharma ............................................................................... 102
Lampiran 1.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Uji Coba
Penelitian dari SD Kanisius Notoyudan ............................. 103
Lampiran 1.3 Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ........ 104
Lampiran 1.4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
dari SD Sukacita ................................................................. 105
Lampiran 2 Data Penelitian.................................................................... 106
Lampiran 2.1 Rekap Data Kuesioner Tertutup ......................................... 107
Lampiran 2.2 Rekap Data Kualitatif ......................................................... 115
Lampiran 2.3 Pengkategorisasian Data ..................................................... 127
Lampiran 3 Validasi ............................................................................... 139
Lampiran 3.1 Surat Permohonan Ijin Validasi Kepada Dosen PGSD ...... 140
Lampiran 3.2 Surat Permohonan Ijin Validasi Kepada Kepala Sekolah
SD Sukacita ........................................................................ 141
Lampiran 3.3 Validasi Dosen PGSD ........................................................ 142
Lampiran 3.4 Validasi Kepala Sekolah SD Sukacita ................................ 144
Lampiran 4 Instrumen Penelitian ........................................................... 147
Lampiran 4.1 Data Responden .................................................................. 148
Lampiran 4.2 Petunjuk Pengisian Kuesioner ............................................ 149
Lampiran 4.3 Instrumen Pernyataan Tertutup .......................................... 150
Lampiran 4.4 Instrumen Pernyataan Terbuka ........................................... 153
Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian ...................................................... 154
Lampiran 5.1 Data Responden .................................................................. 155
Lampiran 5.2 Jawaban Responden ............................................................ 156

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masa usia sekolah dasar adalah masa di mana siswa sudah belajar
bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih luas yaitu sekolah. Secara
umum, usia siswa di sekolah dasar berkisar antara 7-12 tahun. Ciri pokok
perkembangan usia sekolah dasar adalah anak sudah mulai ditandai berpikir
logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret, hal ini
menunjukkan bahwa anak memasuki tahap operasional konket (7-11tahun),
menurut Piaget (dalam Baharuddi, 2010: 110). Kondisi ini, menunjukkan
bahwa siswa usia SD merupakan masa kritis. Hal ini mengacu pada
ekspektasi praktisi pendidikan yang memandang dengan adanya beberapa
laporan bahwa perilaku beberapa siswa yang sulit diatur oleh orang tuanya,
(Irham dan Wiyani, 2014: 43). Tugas perkembangan anak yang seharusnya
sudah dikuasai siswa usia sekolah dasar atau masa akhir kanak-kanak
berkaitan dengan perilaku menurut Havighurs (dalam Hurlock, 1980: 10)
antara lain siswa mampu membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri
sebagai makhluk yang sedang tumbuh, belajar menyesuaikan diri dengan
teman-teman seusianya, mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita
yang tepat, mengembangkan hati nurani, serta mengembangkan sikap
terhadap kelompok-kelompok sosial. Misalnya di lingkungan sekolah, siswa
umumnya sudah mengetahui tindakan atau perilaku yang seharusnya tidak
dilakukan yaitu sering mengobrol ketika pembelajaran ataupun ketika akan
masuk kelas, sehingga hanya boleh berbicara ketika diizinkan oleh guru.
Selain itu, siswa mulai mengerti bahwa mengungkapkan amarah dengan cara
menunjukkan kekerasaan, merusak barang dianggap berperilaku seperti bayi
(Hurlock, 1980: 154).
Namun, tak jarang siswa mengalami hambatan atau bahkan melakukan
perilaku keliru yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain
dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa berkaitan

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan pemenuhan tugas-tugas perkembangan. Permasalahan perilaku yang


dialami siswa usia sekolah dasar terjadi ketika proses belajar di kelas. Darwis
(2006: 111) mengemukakan bahwa banyak permasalahan perilaku yang
sebenarnya terjadi karena siswa tidak mengetahui apa yang benar dan apa
yang salah, sehingga siswa meniru apa yang dilihat di lingkungan sekolahnya.
Problematika permasalahan perilaku yang sering dialami siswa sekolah
didasari mulai dari hal-hal kecil yang sering terjadi antara lain siswa
berperilaku tidak disiplin, suka mengambil barang milik orang lain, berkata
tidak jujur, kurang sopan serta agresif.
Adapun permasalahan perilaku yang terjadi di sekolah adalah mogok
sekolah. Tridhonanto dan Agency (2014:14) mengatakan bahwa perilaku
mogok sekolah sering diindikasikan dengan gejala siswa yang menolak untuk
berangkat ke sekolah, mau datang ke sekolah, tetapi tidak lama kemudian
minta pulang, ataupun mengalami masalah belajar atau kesulitan bergaul
dengan guru dan teman- temannya. Hal tersebut sering ditunjukkan oleh
siswa yang sering menghindari pembelajaran di dalam kelas ataupun
memiliki kebiasaan untuk tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas. Di sisi
lain, siswa yang mengalami masalah juga ditunjukkan dengan adanya konsep
diri yang negatif dan kurang percaya diri yang dimiliki siswa. Hal ini akan
menyebabkan siswa cenderung mudah menyerah, cepat frustasi, serta mudah
tersinggung (Darwis, 2006: 112). Prasetyo (2013:88) berpendapat bahwa
tidak percaya diri adalah salah satu bukti bahwa seseorang menyadari adanya
kelemahan di dalam diri sendiri dan seakan ada penghalang yang membuat
tidak yakin apakah bisa melakukan yang terbaik. Berikut beberapa ciri tidak
percaya diri adalah selalu ragu dengan apa yang dilakukan, mudah grogi dan
terbiasa menghindar dari tanggung jawab.
Kemudian, siswa yang mengalami permasalahan perilaku sering tidak
disiplin. Darwis (2006: 116) mengatakan bahwa umumnya, siswa yang
kurang bertanggung jawab atau tidak disiplin adalah siswa yang hanya
melakukan apa yang ingin dilakukan, dan bukan apa yang seharusnya
dilakukan. Siswa ini sering tidak tanggap, banyak melamun daripada

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyelesaikan tugas, jarang melaksanakan pekerjaan rumah, perlu diingatkan


berkali-kali, tidak dapat dipercaya, dan sering ceroboh dalam meletakkan
barang-barangnya. Dengan kata lain, siswa ini hanya mau melakukan apa
yang diinginkan, mengambil cara yang paling mudah.
Selanjutnya, permasalahan perilaku lainnya yang terjadi di sekolah
adalah perilaku agresif secara sosial. Darwis (2006: 39) mengatakan bahwa
perilaku agresif secara sosial, adalah perilaku yang menyerang orang lain baik
penyerangan secara verbal maupun penyerangan secara fisik. Penyerangan
secara verbal yang dilakukan siswa antara lain, mencaci, mengejek, atau
memperolok-olokkan teman. Penyerangan secara fisik yang dilakukan siswa
antara lain, mendorong, memukul ataupun berkelahi.
Dengan demikian, beberapa contoh perilaku tersebut dapat mengganggu
proses pembelajaran di dalam kelas serta dapat memberikan dampak prestasi
yang diperoleh siswa semakin menurun. Darwis (2006: 113) mengungkapkan
bahwa apabila konsep negatif siswa tumbuh, akan terjadi pergeseran bertahap
pada cara siswa menilai dirinya sendiri. Siswa menganggap teman sebaya
lebih mampu, efektif dan kompeten sehingga mengakibatkan makin kurang
rasa bangga pada diri sendiri dan kurang berprestasi. Selain itu, Izzaty (2017)
berpendapat bahwa siswa yang berperilaku agresif bisa memiliki sasaran yang
diberikan kepada pendidik, teman bahkan dilampiaskan pada bangunan
misalnya memukul dinding atau menendang benda. Sasaran lainnya bisa juga
berupa mengganggu proses belajar ataupun mengganggu kegiatan lain yang
sedang berlangsung. Sehingga perilaku agresivitas ini tidak hanya merugikan
pelaku sendiri, tetapi juga bisa merugikan anak-anak lain atau orang lain
disekitarnya.
Berkenaan dengan permasalahan perilaku yang dialami siswa sekolah
dasar tentunya membutuhkan intervensi. Christner dan Mennuti (2009: 6)
mengklasifikasikan intervensi menjadi 4 macam berdasarkan tingkat
keparahan masalah antara lain (1)Universal Intervention, (2)Targeted
Intervention, (3)Intensive Intervention, dan (4)Crisis Intervention.
Berdasarkan macam pengklasifikasian intervensi, peneliti melakukan

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

universal intervention. Untuk melakukan universal intervention, screening


awal perlu dilakukan untuk mengetahui permasalahan perilaku yang mungkin
dialami oleh siswa. Langkah pertama, peneliti melakukan asesmen yang
bertujuan untuk menganalisis kebutuhan siswa. Asesmen adalah suatu proses
pengumpulan informasi tentang diri siswa (Ula, 2013: 58). Asesmen dalam
penelitian ini berupa kuesioner dengan bentuk laporan data diri siswa. Tujuan
asesmen ini untuk mengetahui laporan permasalahan yang sedang dialami
siswa secara individu.
Selanjutnya metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah
metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Peneliti
memilih metode ini karena kuesioner yang dibuat dalam bentuk laporan diri
yang disebarkan kepada siswa sehingga dengan waktu yang singkat peneliti
dapat memperoleh data dengan responden yang cukup dan laporan diri ini
merupakan langkah paling mudah yang dapat dilakukan oleh siswa sendiri.
Peneliti juga tidak mungkin meminta guru mengisi laporan diri sebanyak
jumlah siswa, karena dibutuhkan usaha kuat untuk memahami siswa serta
waktunya pun tidak memungkinkan karena guru memiliki tugas tersendiri
untuk menyiapkan pembelajaran, ataupun urusan lain. Peneliti menyusun
kuesioner yang dibuat dalam bentuk pernyataan tertutup dan pertanyaan
terbuka. Hasil dari pernyataan tertutup disusun untuk mengetahui tingkat
permasalahan pada aspek perilaku yang dialami oleh siswa kelas III dan kelas
IV di SD Sukacita. Selain itu, hasil dari pertanyaan terbuka disusun untuk
mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi oleh siswa SD Sukacita
kelas III dan kelas IV. Hasil penelitian ini sebagai langkah screening awal
guna mengetahui permasalahan perilaku yang dialami siswa. Penelitian ini
diharapkan dapat membantu guru, untuk menindaklanjuti upaya selanjutnya
dalam menangani permasalahan perilaku.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana tingkat permasalahan perilaku yang dialami oleh siswa kelas
III dan kelas IV SD Sukacita tahun ajaran 2018/2019?

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2) Apa saja permasalahan perilaku yang sedang dihadapi oleh siswa kelas
III dan kelas IV SD Sukacita tahun ajaran 2018/2019?

C. Tujuan Penelitian
1) Mendeskripsikan tingkat permasalahan perilaku yang dialami oleh siswa
kelas III dan kelas IV SD Sukacita tahun ajaran 2018/2019.
2) Mendeskripsikan bentuk permasalahan perilaku yang sedang dihadapi
oleh siswa kelas III dan kelas IV SD Sukacita tahun ajaran 2018/2019.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran
mengenai permasalahan pada aspek perilaku yang dialami oleh siswa
sekolah dasar melalui laporan data diri dan dapat dikembangkan lebih
lanjut pada penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis
a. Bagi Guru
Peneliti dapat memberikan informasi kepada guru tentang
permasalahan perilaku yang dihadapi siswa melalui laporan data diri.
b. Bagi Sekolah
Peneliti dapat memberikan informasi tentang kondisi siswa
sehingga dapat menentukan tindakan lebih lanjut apabila terdapat
permasalahan perilaku yang mengganggu dalam proses
pembelajaran.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini, dapat memberikan pengalaman peneliti
dalam melakukan screening awal guna mengetahui permasalahan
perilaku yang dialami siswa melalui laporan data diri.

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Definisi Operasional
1) Permasalahan perilaku adalah permasalahan dalam diri siswa berupa
kesulitan untuk mengendalikan diri supaya fokus sesuai dengan tujuan
belajar dan perilaku- perilaku yang mengganggu yang ditunjukkan siswa
pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di lingkungan sekolah.
2) Perilaku adalah tindakan yang ada pada diri setiap siswa, yang dapat
dilihat dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan ketika pembelajaran di
sekolah berlangsung.
3) Laporan data diri adalah cara pengambilan data dengan menyampaikan
kondisi yang dialami siswa melalui alat ungkap seperti kuesioner dengan
cara siswa menjawab pertanyaan secara mandiri sesuai dengan
pemahaman siswa atas dirinya.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Perilaku
a. Pengertian Perilaku
Susanto (2017: 24) mengemukakan bahwa perilaku merupakan
perbuatan atau tindakan seorang individu yang merupakan cerminan
dari sikap. Darwis (2006: 43) mengatakan perilaku adalah segala
sesuatu yang diperbuat oleh seseorang atau pengalaman. Branca (dalam
Aisyah, 2015: 2) berpendapat perilaku adalah reaksi manusia akibat
kegiatan kognitif, afektif dan psikomotorik yang saling berkaitan. Jika
salah satu aspek mengalami hambatan, maka aspek perilaku juga
terganggu. Sejalan dengan itu, Aisyah (2015: 1) menyatakan bahwa
perilaku merupakan penghayatan yang utuh dan reaksi seseorang akibat
adanya rangsangan baik internal maupun eksternal yang diproses
melalui kognitif yang tercermin pada daya pikir siswa untuk menggali
atau mengembangkan pengetahuan, afektif yang tercermin pada
kepribadian siswa meliputi keimanan serta ketaqwaan, dan psikomotor
yang tercermin dalam pengembangan ketrampilan siswa untuk
membangun jati diri. Perilaku ini menggambarkan kecenderungan
seseorang untuk bertindak, berbuat atau melakukan aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pengertian para ahli, peneliti mengemukakan bahwa
perilaku adalah tindakan yang ada pada diri setiap siswa, yang dapat
dilihat dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan ketika pembelajaran di
sekolah berlangsung.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Siswa
Darwis (2006: 20) menyebutkan bahwa terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi perilaku siswa, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Lingkungan keluarga
Keluarga sudah dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang
pertama dan utama. Predikat ini mengindikasikan betapa esensinya
peran dan pengaruh lingkungan keluarga dalam pembentukan
perilaku dan kepribadian anak. Pandangan seperti ini sangat logis
dan mudah dipahami karena beberapa alasan berikut ini:
a) Keluarga lazimnya merupakan pihak yang paling awal
memberikan banyak perlakuan kepada anak. Apa yang
dilakukan dan diberikan dari pihak keluarga tersebut menjadi
sumber perlakuan pertama yang akan mempengaruhi
pembentukan karakter dan pembentukan perilaku dan pribadi
anak. Freund (dalam Darwis, 2006: 20) menyakini bawa masa
balita merupakan masa emas bagi perkembangan kecerdasan
emosi, pengalaman hidup pada masa awal ini akan menjadi
landasan bagi proses perkembangan perilaku.
b) Sebagian besar waktu anak lazimnya dihabiskan di lingkungan
keluarga. Besarnya peluang dan kesempatan interaksi ini akan
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan perilaku
anak. Jika kesempatan yang banyak ini diisi dengan hal-hal yang
bermakna dan positif bagi perkembangan perilaku siswa, maka
kecenderungan pengaruhnya akan positif pula. Tetapi kalau
kesempatan yang banyak itu disia-siakan apalagi diisi dengan
hal-hal yang tidak mendukung perkembangan perilaku siswa,
maka pengaruhnya bisa menjadi sangat lain.
c) Karakteristik hubungan orangtua berbeda dari hubungan anak
dengan pihak-pihak lainnya (guru, teman, dan sebagainya).
d) Interaksi kehidupan orangtua di rumah bersifat asli, seadanya
dan tidak dibuat-buat. Namun, ketika orangtua menjadi guru di
dalam kelas sangat mungkin bagi seorang guru untuk berbicara
yang baik-baik karena terikat oleh posisinya sebagai pendidik.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Seseorang juga bisa selalu berdasi dan berpakaian rapi untuk


menjaga wibawa dan disiplin di mata anak didik. Perilaku orang
tua yang asli inilah yang cenderung akan menjadi nasehat paling
bermakna bagi anak daripada nasehat kata-kata dan bentuk
nasehat formal lainnya.`
2. Lingkungan sekolah
Pengaruh sekolah terhadap perkembangan aspek kognisi
sangat terlihat dengan jelas. Kegiatan utama anak di sekolah adalah
mengikuti kegiatan pembelajaran yang sangat berkaitan dengan
proses perkembangan kognisi anak. Perkembangan kognisi anak
dapat dilihat dari kegiatan utama ini, yakni proses pembelajaran,
secara logis akan mudah memahami bagaimana kontribusi sekolah
dalam mengembangkan aspek kognisi anak. Selain itu, Santrock
dan Yussen (dalam Darwis, 2006: 20) melukiskan bahwa
perkembangan sekolah merupakan suatu masyarakat kecil bagi
anak yang memiliki budaya, norma dan aturan serta tuntutan-
tuntutan tertentu. Dengan demikian, sekolah mendefinisikan dan
membatasi perilaku, perasaan, dan sikap anak.
3. Lingkungan mayarakat
Masyarakat adalah tempat anak-anak hidup dan bergaul
dengan teman-teman dan orang dewasa lainnya. Lingkungan
masyarakat merupakan lingkungan perkembangan yang memiliki
peran dan pengaruh tertentu dalam pembentukan kepribadian dan
perilaku anak. Pengalaman-pengalaman intraksional anak pada
masyarakat ini akan memberi kontribusi tersendiri dalam
pembentukan perilaku dan perkembangan pribadi anak.
Aisyah (2012 : 6) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor
lain yang mempengaruhi perilaku antara lain emosi, persepsi,
motivasi, belajar dan intelegensi.
a) Emosi adalah reaksi kompleks yang berhubungan dengan
kegiatan atau perubahan secara mendalam dan pengalaman

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

rangsangan eksternal dan keadaan fisiologis. Emosi dapat


membantu orang untuk memahami obyek yang akan
mengubah perilaku seperti rasa marah, gembira, bahagia,
sedih cemas, takut, benci dan sebagainya.
b) Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan oleh
pancaindra. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda,
meskipun obyek persepsinya sama. Persepsi dipengaruhi oleh
minat, kepentingan, kebiasaan yang dipelajari, bentuk dan
latar belakang.
c) Motivasi merupakan dorongan untuk bertindak guna
mencapai tujuan tertentu. Dengan motivasi peserta didik
terdorong untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis
dan sosial.
d) Belajar merupakan salah satu dasar untuk pendidikan karena
memahami perilaku peserta didik berkaitan dengan
kematangan dan perkembangan fisik, emosi, motivasi,
perilaku sosial dan kepribadian. Melalui belajar peserta didik
mampu mengubah perilakunya sesuai dengan kebutuhannya.
e) Intelegensi adalah kemampuan untuk mengkombinasikan
obyek, berpikir abstrak, menentukan kemungkinan dalam
perjuangan hidup. Intelegensi juga menggambarkan
kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan diri pada
situasi yang baru secara cepat dan efektif serta memahami
konsep abstrak.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari emosi, persepsi,
motivasi, belajar dan intelegensi. Faktor eksternal terdiri dari
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Prinsip-Prinsip Perkembangan Perilaku Anak Usia Sekolah Dasar


Prinsip perkembangan yang dikemukakan oleh Darwis (2006: 31)
sebagai berikut:
1. Prinsip Kesatuan Organis
Prinsip ini berbunyi bahwa anak merupakan suatu kesatuan
fisik dan psikis dan kesatuan komponen dari kedua unsur tersebut.
Perkembangan komponen fisik dan psikis bersangkut paut satu
sama lain dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu, proses belajar
sangatlah penting untuk melibatkan sebanyak mungkin komponen
fisik dan komponen psikis murid secara serempak agar hasil belajar
yang maksimal dapat tercapai.
2. Prinsip Tempo dan Irama perkembangan
Prinsip ini menyatakan bahwa anak berkembang sesuai dengan
tempo dan irama perkembangan sendiri-sendiri yang teratur. Setiap
anak memiliki tempo dan irama perkembangan yang berbeda
dengan anak yang lain. Ada anak yang cepat dan ada pula yang
lambat perkembangannya. Tempo dan irama perkembangan anak
ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor bawaan dan lingkungan.
Semakin tinggi potensi dasar semakin cepat irama dan tempo
perkembangannya. Demikian pula sebaliknya, makin rendah
potensi dasar yang dimiliki anak, maka tempo dan irama
perkembangannya pun akan semakin lambat.
3. Prinsip kesamaan pola
Prinsip ini mengemukakan bahwa anak sebagai manusia,
mengikuti pola umum yang sama dalam perkembangannya. Prinsip
ini mempunyai beberapa implikasi dalam pelaksanaaan pendidikan,
yaitu sebagai berikut,
a) Pada umumnya pendidikan dapat dilaksanakan secara klasikal
terhadap anak yang berumur kronologis sama.
b) Dapat dilaksanakan keseragaman pendidikan untuk anak
tingkat umur kronologis tertentu.

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c) Dapat disediakan alat-alat tertentu yang dapat digunakan dari


generasi ke generasi berikutnya untuk anak yang sebaya.
4. Prinsip Kematangan
Secara intelektual anak sekolah dasar dianggap matang kalau
anak telah mencapai kemampuan berpikir kongkret, sehingga dapat
memecahkan masalah-masalah konseptual dan simbol-simbol
dalam pelajaran membaca, menulis, dan berhitung. Secara sosial-
emosional, anak harus dapat membina keakraban dengan teman
sebaya, mengikuti aturan sekolah dan memiliki kemandirian.
Seorang anak yang belum matang untuk masuk sekolah dasar,
namun dipaksa untuk mengikuti pelajaran di sekolah dasar,
kemunginan besar akan timbul di dalam diri anak akan timbul
perasaan gagal. Tidak berdaya dan lebih parah lagi kalau timbul
perasaan tidak mampu belajar dan hilangnya kepercayaan kepada
kemampan diri sendiri.
5. Prinsip Kontinuitas
Perkembangan berlangsung secara terus-menerus dan
berkesinambungan. Perkembangan pada periode awal,
mempengarui pencapaian perkembangan periode berikutnya. Oleh
karena itu, para pendidik hendaknya berusaha untuk menghindari
hal-hal yang mengganggu tercapainya tugas-tugas perkembangan
anak, dan berusaha menciptakan kondisi yang dapat
memungkinkan tugas-tugas perkembangan terselesaikan dengan
sempurna pada setiap periode perkembangan tersebut.
Dari definisi di atas, ada 5 prinsip untuk proses perkembangan
perilaku anak antara lain prinsip kesatuan organis, prinsip tempo dan
irama perkembangan, prinsip kesamaan pola, prinsip kematangan serta
prinsip kontinuitas.
d. Pembentukan Perilaku
Aisyah (2015 :5) berpendapat bahwa perilaku peserta didik dapat
dibentuk, diubah dan dipelajari. Pembentukan perilaku manusia

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

merupakan akibat kebutuhan dalam diri manusia. Kebutuhan manusia


dimulai dari kebutuhan fisiologis, rasa aman, harga diri, sosial, dan
aktualisasi diri. Apabila kebutuhan tidak terpenuhi akan mengakibatkan
ketegangan, frustasi sehingga orang akan terdorong dan bertingkah laku
untuk memenuhi kebutuhan Apabila kebutuhan terpenuhi maka akan
mendatangkan kebahagiaan. Perilaku dapat juga merupakan respon
seseorang terhadap rangsangan dari luar (lingkungan). Misalnya respon
ingin makan karena ada makanan lezat, respon akan bekerja giat karena
mendapat penghargaan.
Aisyah (2015 :5) berpendapat bahwa menurut teori belajar,
pembentukan perilaku bisa merupakan hasil interaksi antara seseorang
dengan lingkungannya. Pengalaman yang menyenangkan akan
menimbulkan perilaku positif serta sebaliknya pengalaman yang tidak
menyenangkan. Ditinjau dari teori sikap, pembentukan perilaku
manusia akibat: faktor predisposisi (pencetus) seperti pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai- nilai dan sebagaainya; faktor
pendukung seperti lingkungan fisik dan fasilitas; dan faktor pendorong.
Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa terbentuknya
perilaku karena adanya interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya melalui suatu proses yakni proses belajar dengan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri peserta
didik, seperti pengalaman dari suatu kebutuhan yang diterima siswa
akan menimbulkan perilaku positif atau sebaliknya.

2. Indikator Permasalahan Perilaku Siswa Sekolah Dasar


Permasalahan perilaku anak sering muncul dalam kehidupan sehari-
hari terutama dalam lingkungan sekolah. Perilaku bermasalah itu nampak,
ketika anak melakukan interaksi dengan lingkungan. Permasalahan yang
akan dibahas oleh peneliti ini lebih pada di lingkungan sekolah. Proses
pembelajaran yang terjadi di sekolah digambarkan adanya interaksi siswa
dengan guru ataupun siswa dengan lingkungannya yang mengakibatkan

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

adanya perubahan tingkah laku dari suatu pengalaman. Berikut beberapa


indikator dari permasalahan perilaku siswa, sebagai berikut:
a) Mogok Sekolah
Tridhonanto dan Agency (2014:14-16) mengatakan bahwa
terdapat beberapa gejala awal yang dapat mengindikasikan perilaku
mogok sekolah yaitu:
1) Menolak untuk berangkat ke sekolah,
2) Mau datang ke sekolah, tetapi tidak lama kemudian minta pulang
3) Menunjukkan sikap-sikap melawan atau menentang gurunya, dan
lain sebagainya.
Ada beberapa penyebab mogok sekolah yang dialami oleh anak
antara lain: kedatangan adik baru, tidak suka pada guru, putusnya
persahabatan, tidak bisa lepas dari ibu, merasa tak mampu, bosan
sekolah, kekhawatiran orang tua yang berlebihan. Orang tua perlu
bersikap bijaksana dalam menyikapi perilaku mogok sekolah ini, agar
dapat memberikan penanganan yang benar-benar tepat. Jika guru
ataupun orang tua mau bersikap terbuka dalam mempelajari dan
mencari semua kemungkinan yang bisa terjadi maka perilaku mogok
sekolah ini dapat segera diatasi. Cara mengatasi anak yang mogok
sekolah ini dapat konsultasi dengan guru di sekolah, dengan melihat
berbagi pengalaman dengan sesama orang tua murid, konsultasi
dengan konselor sekolah, hingga introspeksi diri adalah metode yang
tepat untuk mendapatkan gambaran penyebab dari anak mogok
sekolah.
b) Kurang Percaya Diri
Darwis (2006: 111) mengatakan bahwa anak-anak yang
mempunyai konsep diri yang negatif dan kurang percaya akan
kemampuannya sendiri sering merasakan seakan-akan anak lain lebih
baik daripada diri sendiri. Anak yang kurang percaya diri akan
cenderung mudah menyerah, cepat frustasi dan mudah tersinggung.
Prasetyo, (2013 : 88-90) berpendapat bahwa tidak percaya diri adalah

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

salah satu bukti bahwa seseorang menyadari adanya kelemahan di


dalam diri sendiri. Seseorang yang mengalami kurang percaya diri
terdapat penghalang yang membuat seseorang tidak yakin apakah bisa
melakukan yang terbaik. Berikut beberapa di antaranya;
1) Selalu ragu dengan apa yang dilakukan
2) Mudah grogi
3) Terbiasa menghindar dari tanggung jawab.
c) Kurang Sopan
Djuwita (2017:28) menyebutkan bahwa sopan santun adalah
suatu sikap atau tingkah laku individu yang menghormati serta ramah
terhadap orang yang sedang berinteraksi dengan orang lain. Sopan
santun menurut Antoro (dalam Djuwita, 2017) adalah perilaku
individu yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai,
tidak sombong serta berakhlak mulia. Berdasarkan dua pendapat
tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa sopan santun adalah
melakukan tindakan positif yang dicerminkan dalam perilaku manusia
yaitu dengan menampilkan sikap ramah, menghargai, ataupun
berakhak mulia kepada semua orang.
Artati (2009: 1) berpendapat bahwa sopan santun dalam berbicara
dapat dimiliki seseorang karena kebiasaan. Orang yang terbiasa
berbicara kasar, suka memotong pembicaraaan orang lain, atau tidak
menghargai orang lain saat berbicara dianggap orang tersebut tidak
mempunyai sopan santun. Sebaliknya orang yang ramah, bertutur kata
lembut, menghargai orang lain yang sedang berbicara akan dianggap
mempunyai sopan santun. Mahfudz (dalam Faiz dan Utami, 2008)
berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anak
kurangnya sopan santun antara lain:
1) Anak-anak tidak mengerti aturan yang ada, atau ekspektasi yang
diharapkan dari dirinya jauh melebihi apa yang dapat mereka
cerna pada tingkatan pertumbuhan mereka saat itu.

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2) Anak-anak ingin melakukan hal-hal yang diinginkan dan


kebebasannya.
3) Anak-anak meniru perbuatan orangtua.
4) Adanya perbedaan perlakuan di sekolah dan di rumah.
5) Kurangnya pembiasaan sopan santun yang sudah diajarkan oleh
orang tua sejak dini.
d) Sulit Fokus / Konsentrasi
Surya (2015:6) mengungkapkan bahwa faktor penyebab siswa
mengalami kesulitan dalam hal konsentrasi belajar dapat dibedakan
menjadi dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal, yaitu kesulitan belajar dari luar yang berkaitan dengan
indra, seperti penglihatan, pendengaran dan penciuman. Hal ini
berkaitan dengan kondisi suasana lingkungan tempat belajar. Seperti
suara hiruk pikuk kendaraan, suara musik yang keras, suara TV, suara
orang yang sedang bertengkar, hilir mudiknya orang di sekitar tempat
belajar, dan lain-lain yang dapat memengaruhi perhatian dan
kemampuan seseorang untuk konsentrasi belajar. Hal lainnya, kondisi
tempat belajar yang berantakan, tata ruang yang sumpek, kurang
penerangan, asesoris ruangan yang mencolok dapat mempengaruhi
perhatian dan menimbulkan rasa tak nyaman untuk belajar. Begitu
juga, adanya bau yang menyengat dan mendatangkan cita rasa yang
tak mengenakkan juga dapat menyebabkan gangguan konsentrasi
belajar.
Faktor internal yaitu kesulitan belajar dari dalam diri sendiri yang
berkaitan dengan gangguan fisik dan psikis. faktor tersebut, antara
lain:
a. Gangguan kesehatan jasmani
Gangguan pada kesehatan jasmani, seperti kurang tidur,
keletihan sehabis bekerja dan begitu juga orang yang sedang
dalam kondisi lapar dan kurang gizi sangat berpengaruh sekali

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pada kemampuan seseorang untuk konsentrasi belajar sehingga


anak sering melamun.
b. Timbulnya perasaan negatif, seperti gelisah, tertekan, marah,
khawatir, takut, benci dan dendam
Perasaan tidak enak yang ditimbulkan oleh adanya konflik
dengan pihak lain atau rasa khawatir karena suatu hal, sehingga
menyita sebagian besar perhatian seseorang. Perhatian yang
terpecah ini, tentu menyulitkan anak mengikuti pelajaran dengan
baik. Dengan kata lain, mudah sekali kehilangan konsentrasi
belajar.
c. Lemahnya minat dan motivasi pada pelajaran
Kurang berminat dan motivasi untuk belajar, maka akan
mudah terpengaruh pada hal- hal lain yang lebih menarik
perhatian ketika proses belajar berlangsung.
d. Bersifat pasif dalam belajar
Cenderung menerima begitu saja apa yang diberikan atau
dijejalkan guru, tidak memiliki keberanian untuk
mengungkapkan keingintahuan (ketidaktahuan) yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
e. Tidak memiliki kecakapan dalam cara-cara belajar yang baik
Siswa perlu memiliki stategi untuk pengaktifan pikiran,
agar tetap fokus pada pelajaran ketika proses belajar. Baik itu,
siswa yang belajar dalam situasi mengikuti pelajaran dari guru
maupun situasi belajar sendiri.
e) Keagresifan Sosial
Darwis (2006: 39) mengatakan bahwa perilaku agresif secara
sosial, adalah perilaku yang menyerang orang lain baik penyerangan
secara verbal maupun penyerangan secara fisik. Penyerangan secara
verbal misalnya, mencaci, mengejek, atau memperolok-olokkan orang
lain. Penyerangan secara fisik misalnya. mendorong, memukul atau
berkelahi. Perilaku agresif yang mengganggu hubungan sosial adalah

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melanggar aturan, bermusuhan secara terang-terangan maupun secara


diam-diam, suka berkelahi, merusak. pendendam, pemarah, pencuri,
pembohong, atau pengganggu anak- anak lain, terutama anak yang
lebih kecil, binatang dan orang-orang yang lemah. Risaldy, dkk,
(2014: 62) berpendapat bahwa agresivitas adalah istilah umum yang
dikaitkan dengan adanya perasaan marah atau permusuhan atau
tindakan melukai orang lain baik dengan tindakan kekerasan secara
fisik, verbal maupun dengan menunjukkan ekspresi wajah dan
gerakan tubuh yang mengancam atau merendahkan. Berdasarkan
kedua pendapat di atas, keagresifan sosial adalah tingkah laku
menyerang baik secara fisik maupun verbal. Penyebab anak agresif
diantaranya karena terkekang, reaksi emosi terhadap frustasi karena
dilarang melakukan sesuatu, peniruan dari orang dewasa.
Penyebab perilaku agresif sosial menurut Suton-Smith (dalam
Darwis 2006: 39) adalah anak sedikit mendapatkan kasih sayang,
bimbingan dan perhatian dari orang tua. Anak merasa tidak diterima
atau bahkan tidak dinginkan oleh orang tuanya dan anak melakukan
perilaku anti sosial, sebagai reaksi terhadap penolakan orang tuanya.
Izzaty (2005) menyatakan bahwa perilaku agresif biasa ditunjukkan
untuk mencapai tujuan tertentu bisa berupa pembelaan diri atau untuk
meraih keunggulan dengan cara membuat lawan tidak berdaya.
Perilaku agresivitas ini tidak hanya merugikan pelaku sendiri, tetapi
juga bisa merugikan anak-anak lain atau orang lain disekitarnya.
f) Perilaku Tidak Patuh
Darwis (2006: 141) berpendapat bahwa beberapa murid tertentu
memperlihatkan perilaku tidak patuh dengan ciri-ciri, antara lain:
tidak mengikuti petunjuk, tidak memperdulikan peraturan, tidak
menurut, keras kepala, dan sebagainya. Perilaku ini biasanya
mempengaruhi hubungan antara murid dengan para guru. Perilaku
tidak patuh tidak hanya mempengaruhi perilaku murid saja, melainkan
juga bisa mempengaruhi prestasi belajarnya di kelas. Murid yang tidak

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

patuh biasanya tidak dididik secara efektif dengan cara memberikan


pertimbangan, diajak bicara, atau hubungan verbal timbal balik.
g) Berbohong
Izzaty (2017: 265) mengatakan bahwa berbohong adalah
mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Ada tiga
bentuk kebohongan pada situasi semacam itu, yaitu:
1) Kebohongan yang menutupi kondisi dirinya.
Menyadari anak masih usia sekolah dan belum mampu
melakukan tindakan-tindakan hebat, anak menggunakan cerita
untuk menumbuhkan penghargaan pada dirinya. Respons yang
tepat dari orang dewasa terhadap bualan semacam ini akan
mengubah kebanggaan diri yang semu menjadi kepercayaan diri
yang tinggi pada diri anak.
2) Pada satu kesempatan mungkin anak ingin menunjukkan
superioritasnya dibanding anak- anak yang lain.
Karena superioritas pada anak identik dengan pengalaman-
pengalaman yang hebat, maka anak mungkin melebih-lebihkan
cerita tentang apa yang baru saja dilakukannya.
3) Faktor situasional yang mengancam.
Kadang orangtua menghukum anak secara sembarang. Mungkin
hukuman itu diberikan untuk hal yang tidak dilakukan oleh anak,
atau mungkin dalam pikiran anak hukuman itu tidak setimpal
dengan kesalahan yan dilakukannya. Bila hal ini berlangsung
terus-menerus, anak mungkin berpikir lebih baik berbohong untuk
menghindari hukuman yang mungkin diterimanya .
h) Keterlambatan Berbicara
Keterlambatan bicara merupakan salah satu penyebab gangguan
perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Gangguan ini
semakin hari tampak semakin meningkat pesat. Beberapa laporan
penelitian menyebutkan bahwa angka kejadian gangguan berbicara
dan berbahasa berkisar 5-15 % terjadi pada anak usia sekolah

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(Madyawati, 2016: 91). River (dalam Madyawati, 2016: 108)


mengatakan bahwa, berbicara dikatakan gangguan bila berbicara
mengakibatkan perhatian yang tidak menyenangkan pada diri
pembicara, komunikasi terganggu sehingga menyebabkan pembicara
kesulitan menempatkan diri. Hurlock (dalam Madyawati, 2016: 90)
menyatakan bahwa keterampilan berbicara pada anak harus didukung
dengan perbendaharan kata atau kosakata yang sesuai dengan tingkat
perkembangan bahasa. Maka peneliti akan membahas dua gangguan
bahasa yaitu berbicara gagap dan lemahnya suara.
Salah satu gangguan berbahasa pada anak yaitu gagap (Stuttering).
Gagap merupakan gangguan artikulasi dan sering disertai kontraksi
otot-otot muka dan terjadi akibat adanya tekanan emosi. Orang
dikatakan gagap, apabila ia berbicara dengan tersendat-sendat tak
beraturan mengulang-ulang suku kata. Penyebab kelainan ini memang
belum diketahui, namun diperkirakan karena kekacauan saat bicara
sehingga sering tersendat-sendat lalu kadang berhenti. Penderita
dimungkinkan mengalami tekanan saat kecil karena dididik secara
keras dan ketat, dengan bentakan. Berbicara gagap adalah golongan
gangguan berbicara psikogenetik (Sudarwati,dkk 2017: 90). Gangguan
psikogenetik itu sendiri adalah adanya gangguan pada aspek mental
sehingga menimbulkan adanya variasi saat berbicara dalam hal
intonasi, lafal, intensitas suara, serta pilihan katanya (Sudarwati,dkk
2017: 89).
Gangguan bahasa yang kedua adalah gangguan berbicara akibat
faktor pulmonial. Umumnya gangguan bicara jenis ini, penderita
mengalami penyakit paru-paru yang dikarenakan kurang memiliki
kekuatan bernafas sehingga umumnya penderita berbicara dengan
nada monoton, volume suara sangat kecil (lemah) dan putus-putus
(Sudarwati,dkk 2017: 89). Gangguan ini merupakan golongan dari
gangguan mekanisme bicara. Gangguan mekanisme bicara ini adalah

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

proses menghasilkan ujaran (perkataan) yang dihasilkan oleh alat


ucap.
Anak mengalami gangguan berbahasa, diakibatkan dari dua faktor
antara lain faktor medis dan lingkungan sosial. Faktor medis yaitu
gangguan yang diakibatkan oleh kelainan fungsi otak maupun adanya
disfungsi alat bicara, sedangkan faktor lingkungan sosial yaitu adanya
gangguan berbahasa yang diakibatkan oleh lingkungan sosial dimana
seorang individu tinggal. Misalnya, gangguan yang disebabkan karena
terpinggirkan dari interaksi lingkungan manusia sehingga individu
yang bersangkutan tidak mendapatkan input bahasa sama sekali
(Sudarwati,dkk 2017: 87).
i) Hiperaktif
Asmira, (2015: 6) berpendapat bahwa anak hiperaktif adalah anak
yang mengalami kerusakan kecil pada sistem saraf pusat dan otak
sehingga sulit memusatkan konsentrasi dan cenderung hiperkinetik
(terlalu banyak bergerak). Hiperaktif selalu identik dengan banyak
melakukan gerakan. Anak Hiperaktif biasanya mengalami kegagalan
dalam pembentukan kecerdasan emosional. Anak mengalami
kesulitan mengontrol emosinya sendiri, apalagi dalam menyelesaikan
suatu permasalahan hidupnya. Anak sering gagal menyelesaikan
setiap tugas yang diberikan karena mudah kehilangan fokus. Anak
hiperaktif terkesan sulit diajak berkomunikasi. Setiap diajak berbicara,
mereka tidak menanggapi atau justru mendengarkan hal lain. Hal ini
terjadi karena antara otak dan pendengaran kurang ada singkron. Apa
yang didengar di telinga tidak sampai pada otak atau ditafsirkan
berbeda.
Zaviera (2014: 15) mengatakan bahwa ciri-ciri anak hiperaktif
jenjang usia sekolah adalah
1) Tidak fokus
Anak dengan gangguan hiperaktif tidak bisa berkonsentrasi
lebih dari lima menit. Dengan kata lain, ia tidak bisa diam dalam

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

waktu lama dan udah terahlihkan perhatiannya kepada hal lain.


Anak pun akan berperilaku impulsif melakukan sesuatu secara
tiba-tiba tanpa dipikir lebih dulu, seringkali melakukan sesuatu
secara tiba-tiba tanpa dipikir lebih dulu, memberikan jawaban
sebelum pertanyaan yang ditanyakan selesai. Dia juga berbicara
semaunya berdasarkan apa yang ingin diutarakan tanpa ada
maksud jelas sehingga kalimatnya seringkali sulit dipahami.
2) Menentang
Memiliki sikap penentang atau pembangkang atau tidak mau
dinasehati. Misalnya, penderita akan marah jika dilarang berlari
kesana kemari, coret-coret atau naik turun tak berhenti.
Penolakannya juga bisa ditunjukkan dengan sikap cuek.
3) Destruksi
Perilakunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika
menyusun lego misalnya anak aktif akan menyelesaikannya
dengan baik sampai lego tersusun rapi. Sebaliknya anak
hiperaktif bukan menyelesaikan malah menghancurkan mainan
lego yang sudah tersusun rapi.
4) Tak kenal lelah
Sepanjang hari dia akan selalu bergerak ke sana kemari,
lompat, lari, berguling dan sebagainya.
5) Tanpa tujuan
Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan yang jelas. Kalau
anak aktif, ketika naik ke atas kursi punya tujuan, misalnya
ingin mengambil mainan atau berperan sebagai superman. Anak
hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya naik turun
kursi saja.
6) Tidak sabar dan usil
Ketika bermain anak tidak mau menunggu giliran. Tak hanya
itu, anak hiperaktif pun sering kali mengusili temannya tanpa
alasan yang jelas. Misalnya tiba-tiba memukul, mendorong,

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menimpuk, dan sebagainya, meskipun tidak ada pemicu yang


harus membuat anak melakukan hal seperti itu.
7) Intelektual rendah
Seringkali intelektual anak hiperaktif ini dibawah rata-rata
anak normal. Mungkin karena secara psikologis mentalnya
sudah terganggu sehingga anak tidak bisa menunjukkan
kemampuan kreativitasnya.
Achrony (2013: 3-24) mengungkapkan ciri-ciri umum yang lain
dari anak hiperaktif yang lainnya, antara lain sebagai berikut:
1. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk.
2. Sering meninggalkan tempat duduknya,
3. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan
yang tidak selayaknya.
4. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan
tenang, karena perhatian mudah pecah.
5. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga
tenaganya tidak pernah habis.
6. Sering terlalu banyak bicara.
7. Sering sulit menunggu giliran.
8. Sering memotong atau menyela pembicaraan.
9. Jika diajak bicara tidak .dapat memperhatikan lawan bicaranya
(bersikap apatis terhadap lawan bicaranya), menurut Hafidh
(dalam Achrony, 2013: 3)
10. Head banging (membenturkan kepala, memukul kepala,
menjatuhkan kepala ke belakang (Achrony, 2013: 24)
j) Ketergantungan
Izzaty (2017: 300) mengungkapkan bahwa ketergantungan dapat
dikatakan sebagai perilaku yang sangat membutuhkan kehadiran
orang lain dalam melakukan sesuatu. Darwis (2006: 141) mengatakan
bahwa anak-anak tertentu merasa seakan-akan mereka tidak berdaya
menghadapi lingkungan tanpa dukungan orang dekat. Mereka merasa

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tidak aman, tidak pasti, takut dan menjadi selalu bergantung pada
orang lain. Anak yang tergantung bisa mencakup ketergantungan
secara fisik maupun mental, misalnya selalu meminta bantuan untuk
memenuhi kebutuhan fisiknya atau dalam pengambilan keputusan-
keputusan terhadap suatu hal. Penyebab anak tersebut, karena terbiasa
menerima bantuan yang berlebihan dari orang tua ataupun dari orang
dewasa lainnya. Dengan kata lain, anak terlalu dimanja. Orang tua
yang terlalu melindungi hal ini disebabkan susah mendapatkan anak
tersebut. Izzaty (2017: 300) menyatakan gejala-gejala yang tampak
pada anak, yaitu:
a. Anak terlihat ragu-ragu dalam melakukan sesuatu. Anak selalu
bertanya untuk apa yang harus dilakukannya .
b. Selalu mencari perhatian.
c. Menyenangi kegiatan yang sifatnya berkelompok, namun anak
tidak banyak terlibat, hanya mengandalkan temannya saja.
d. Sulit mengambil keputusan, menggantungkan pada pilihan orang
lain atau ikut-ikutan saja.
Pengaruhnya terhadap perkembangan anak adalah muncul
perilaku tidak mandiri, umumnya ditandai tampak terlihat kurang
percaya diri dalam melakukan kegiatan dan pengambilan keputusan.
Anak tidak bersikap kooperatif untuk permainan yang membutuhkan
kerja sama. Terhambat perkembangan emosi dan sosialnya.
k) Memiliki Sejumlah Keluhan Fisik
Darwis (2006: 131-132) mengatakan bahwa keluhan atau
kecemasan akan keadaan tubuh, rasa mual atau rasa sakit yang tidak
diketemukan sebabnya, meliputi bermacam-macam gejala, seperti
termasuk sakit kepala, pusing-pusing, sakit perut, mual, muntah-
muntah, sakit tenggorokan dan seterusnya. Apabila murid berulang
kali mengeluh atau mengkhawatirkan kesehatan fisik langkah pertama
yang dilakukan adalah menghubungi orang tua, atau dokter dan

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyarankan untuk memeriksakan kesehatan untuk memastikan


apakah keluhannya itu mempunyai dasar.
l) Kejenuhan dalam Belajar
Amin (2005: 110) mengungkapkan pengertian jenuh secara istilah,
arti kejenuhan adalah bosan, jenuh, penuh dan padat. Bila seorang
siswa dalam belajar sudah mulai lelah, capek, biasanya akan
menimbulkan kejenuhan, sehingga tidak mampu lagi mengingat
apapun. Reber (dalam Amin, 2005: 110) kejenuhan belajar
didefinisikan sebagai rentang waktu tertentu yang digunakan untuk
belajar, tetapi tidak mendapatkan hasil. Peserta didik yang mengalami
"penyakit" jenuh dalam belajar akan merasakan bahwa seakan
pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari belajar tidak ada
kemajuan sama sekali bagi dirinya. Seorang siswa yang sedang dalam
kondisi jenuh, maka sistem akalnya tidak dapat bekerja seperti yang
diharapkan dalam memproses item-item informasi (pengetahuan
baru), sehingga prestasi belajarnya seakan-akan "berjalan ditempať"
Cross (dalam Amin, 2005: 111) menjelaskan bahwa keletihan
yang dialami para siswa dapat dikatagorikan menjadi 3 macam, yaitu;
(1) keletihan indera siswa, (2) keletihan fisik siswa, (3) keletihan
mental siswa. Syah (dalam Amin, 2005: 112) menggambarkan, ada
empat faktor yang menyebabkan keletihan psikis (mental) siswa,
sebagai berikut:
1) Kecemasan siswa terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh
keletihan itu sendiri,
2) Kecemasan siswa terhadap standar/patokan keberhasilan dalam
bidang-bidang studi tertentu,
3) Siswa berada dalam situasi kompetitif yang ketat dan menuntut
lebih banyak kinerja intelektual yang dianggap terlalu tinggi,
4) Siswa mempercayai konsep kinerja akademik yang optimum,
sedangkan siswa sendiri menilai dalam belajarnya sendiri hanya
berdasarkan ketentuan yang dibuat sendiri (self-imposed).

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

m) Kurang bertanggung jawab


Darwis (2006: 116-117) mengatakan umumnya, anak yang kurang
bertanggung jawab atau tidak disiplin adalah anak yang hanya
melakukan apa yang ingin dilakukan, dan bukan apa yang seharusnya
dilakukan. Anak ini sering tidak tanggap, banyak melamun daripada
menyelesaikan tugas, jarang melaksanakan pekerjaan rumah, perlu
diingatkan berkali-kali, tidak dapat dipercaya, dan sering ceroboh
dalam meletakkan barang-barangnya. Anak ini dapat digambarkan
berorientasi pada kesenangan. Dengan kata lain, anak ini hanya mau
melakukan apa yang diinginkan, mengambil cara yang paling mudah
atau bertindak asal-asalan.
n) Penyesuaian Diri Buruk
Gufron dan Risnawati (2010: 33-34) menyebutkan bahwa
penyesuaian diri adalah salah satu aspek penting dalam usaha manusia
untuk menguasai perasaan yang tidak menyenangkan atau tekanan
akibat dorongan kebutuhan, usaha memelihara keseimbangan antara
pemenuhan kebutuhan dan tuntutan lingkungan, dan usaha
menyelaraskan hubungan individu dengan realitas. Penyesuaian diri
diartikan sebagai kemampuan individu dalam menghadapi tuntutan-
tuntutan, baik dari dalam diri maupun dari lingkungan sehingga
terdapat keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dengan tuntutan
lingkungan, dan tercipta keselarasan antara individu dengan realitas.
Seseorang dikatakan tidak mampu menyesuaikan diri apabila tidak
mampu mengatasi masalah yang dihadapi dan menimbulkan respons
dan reaksi yang tidak efektif, situasi emosional tidak terkendali, dan
keadaan tidak memuaskan, misalnya seorang anak kesulitan mengikuti
perubahan kegiatan di luar jadwal rutinitas, seorang anak memilih
untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan baru di luar kebiasaannya.
Individu menjadi tidak mampu menggunakan pikiran dan sikap
dengan baik sehingga tidak mampu mengatasi tekanan-tekanan yang
muncul dengan jalan yang baik. Sebaliknya, seseorang dikatakan

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mempunyai penyesuaian diri yang berhasil apabila siswa dapat


mencapai kepuasan dalam usahanya memenuhi kebutuhan, mengatasi
ketegangan, bebas dari berbagai depesi, frustasi, dan konflik.
0) Mencuri
Risaldy,dkk (2014: 67) berpendapat bahwa penyebab anak
mencuri di antaranya, tidak terpenuhinya kebutuhan secara material,
kecintaan anak untuk melakukan petualangan dalam menaklukan
karena petualangan yang heoik, peniruan, cemburu dan dendam, rasa
kepemilikan yang tinggi terhadap barang orang lain. Azzet (2010: 44-
47) mengungkapkan, bahwa anak yang mencuri biasanya disebabkan
oleh beberapa hal sebagai berikut:
1. Meniru perilaku lingkungan
Adakalanya keluarga hidup dan tinggal dalam lingkungan
yang buruk. Orangtua memang sudah mengajarkan banyak nilai
kebaikan kepada anaknya, akan tetapi sang anak juga belajar
dari lingkungannya. Jika anak tetangganya suka mencuri, maka
sang anak pun mudah untuk menirunya dalam mencuri.
2. Didesak oleh kuatnya keinginan
Pada saat tertentu, seorang anak mempunyai keinginan
yang sangat kuat terhadap sesuatu. Keinginan ini bisa jadi
karena anak melihat temannya mempunyai permainan baru dan
anak ini ingin memilikinya atau ingin mempunyai uang untuk
menyewa/membeli permainan tertentu. Keinginan yang kuat ini
biasanya disampaikan kepada orangtuanya agar dapat memenuhi
keinginannya tersebut. Namun, apabila orangtuanya tidak dapat
atau tidak mau menurutinya, maka keinginan yang kuat itu
mendorongnya untuk mencuri
3. Iseng terhadap teman
Seorang anak terkadang melakukan perbuatan mencuri
hanya karena iseng untuk mengerjai temannya agar kebingungan
karena barangnya hilang. Ada juga yang awalnya iseng, akan

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tetapi ketika temannya akhirnya benar-benar tidak menemukan


barangnya, maka perbuatan mencuri yang awalnya iseng itu
menjadi mencuri dalam arti sebenarnya.
4. Anak belum memahami batas hak memiliki
Anak kecil biasanya ingin memiliki apa saja yang menarik
baginya. Anak belum memahami bahwa setiap barang itu ada
hak bagi pemiliknya. Pada saat temannya mempunyai mainan
baru dan sang anak tertarik, maka anak mengambil begitu saja
mainan tersebut untuk dimilikinya. Anak kecil semacam ini
belum bisa membedakan miliknya sendiri dan milik orang lain.
Dalam penelitian ini, uraian mengenai indikator permasalahan
perilaku digunakan untuk dasar penyusunan kisi-kisi penelitian
berkaitan dengan permasalahan perilaku. Indikator-indikator yang
disusun telah mewakili bentuk-bentuk permasalahan perilaku yang
sering dialami oleh siswa di lingkungan sekolah.

3. Dampak Permasalahan Perilaku


Perilaku bermasalah adalah suatu persoalan yang harus menjadi
perhatian. Tindakan negatif yang dilakukan oleh beberapa siswa di kelas,
bisa mengganggu proses pembelajaran. Irham dan Wiyani (2014: 260)
mengungkapkan bahwa siswa dengan berbagai perilaku dan karakteristik
yang unik akan dijumpai oleh seorang guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang dilakukan. Berbagai permasalahan siswa yang ditemui,
ada siswa yang tidak mengumpulkan tugas, suka membolos, dan lain
sebagainya. Gejala- gejala siswa yang cenderung kurang baik atau kurang
mendukung proses belajar dan pembelajaran adalah masalah perilaku pada
diri siswa, sehingga siswa mengalami kesulitan belajar. Dampak yang
akan ditimbulkan berpengaruh pada prestasi yang akan dicapai siswa
menurun. Selain itu, apabila siswa kurang percaya diri mengakibatkan sulit
untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Dengan demikian, penting
bagi para orang tua dan guru untuk memahami permasalahan-

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

permasalahan anak agar dapat meminimalisir kemunculan dan dampak


permasalahan tersebut serta mampu memberikan upaya bantuan yang tepat
(Anisah, 2015).

4. Bentuk Permasalahan Siswa Sekolah Dasar


Bentuk permasalahan siswa dibagi menjadi 4 jenis antara lain,
masalah dengan lingkungan keluarga, masalah dengan teman sebaya,
masalah dengan sekolah, dan masalah dengan masyarakat.
a. Masalah dalam lingkungan keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar mengenal
aturan yang berlaku di lingkungan keluarga dan masyarakat. Fungsi
keluarga adalah memberikan cinta kasih sayang dan dukungan
emosional kepada anggota keluarga. Namun, terkadang dalam
keluarga antar anggota bisa terjadi perselisihan atau perbedaan
pendapat sehingga munculah konflik atau masalah. Berikut akan
dijabarkan konflik sibling dan konflik orangtua-anak dalam
lingkungan keluarga :
1) Konflik sibling
Konflik sibling merupakan konflik yang terjadi antara
saudara (adik-kakak) di dalam lingkungan rumah. Rafaelli
(Lestari, 2014: 104) mengungkapkan bahwa konflik dengan
sibling meningkat seiring meningkatnya jumlah kontak. Selain
itu, jumlah waktu yang dihabiskan bersama lebih signifikan
memprediksi konflik sibling dibandingkan faktor usia, jenis
kelamin, jumlah anggota keluarga, dan variabel yang lain.
Beberapa bentuk darı konflik sibling antara lain saling berebut
mainan, berebut perhatian orang tua, tidak mau mengalah, dan
lain sebagainya
2) Konflik orangtua-anak
Secara naluriah, orangtua akan menganggap anaknya sebagai
bagian terpent ing dalam hidupnya. Maka dari itu, orangtua akan

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berusaha memenuhi segala kebutuhan anak dan memastikan


bahwa anaknya dapat hidup dengan sejahtera. Namun dalam
praktiknya, tidak dapat dipungkiri bahwa orangtua dapat juga
memiliki konflik dengan anak. Laible, dkk (dalam Lestari,
2014:107) mengungkapkan bahwa kualitas konflik antara
orangtua dan anak dipengaruhi oleh tipe kelekatan dan
temperamen anak. Konflik yang terjadi dalam interaksi orangtua
dan anak tidak selalu berkaitan dengan tujuan sosialisasi. Konflik
orangtua dan anak yang terjadi sehari-hari dapat berupa
ketidaksetujuan antara orangtua dan anak tentang fakta-fakta.
Selain itu, konflik dapat pula disebabkan oleh ketidaksediaan atau
ketidakmampuan orangtua menuruti keinginan anak.
b. Masalah dengan lingkungan teman sebaya
Di sekolah, siswa melakukan sosialisasi salah satunya adalah
teman sebaya. Tuju an anak belajar bersosialisasi dengan teman
sebaya tidak lain agar dapat diterima dalam suatu kelompok sosial.
Namun, terkadang anak tidak diterima oleh sekelompok teman sebaya,
karena beberapa alasan. Selain penolakan sosial, anak juga dapat
mengalami permasalahan yaitu menjadi korban dari tindakan bullying.
Sejiwa (dalam Zakiyah, dkk, 2014) mengemukakan bahwa bullying
adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang
atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis
sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Coloroso
(dalam Zakiyah, dkk, 2014) mengungkapkan bahwa terdapat empat
jenis perilaku bullying. Keempat jenis bullying tersebut antara lain:
1. Bullying fisik
Penindasan fisik merupakan jenis bullying yang paling
tampak dan paling dapat diidentifikasi diantara bentuk-bentuk
penindasan lainnya, namun kejadian penindasan fisik terhitung
kurang dari sepertiga insiden penindasan yang dilaporkan siswa.

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jenis penindasan secara fisik diantaranya adalah memukul,


mencekik, menendang, mencubit, dan lain sebagainya.
2. Bullying verbal
Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling
umum digunakan, baik oleh anak perempuan maupun anak laki-
laki. Kekerasan verbal dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah,
kritik kejam, penghinaan, dan perampasan uang jajan atau barang-
barang.
3. Bullying relasional
Penindasan relasional adalah pelemahan harga diri si korban
penindasan secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan,
pengecualian, atau penghindaran. Penindasan relasional dapat
digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau
secara sengaja ditujukan untuk merusak persahabatan. Perilaku ini
dapat mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan
agresif, lirikan mata, helaan napas, tawa mengejek, dan bahasa
tubuh yang kasar.
4. Cyber bullying
Ini merupakan bentuk bullying yang terbaru karena semakin
berkembangnya teknologi, internet, dan media sosial. Pada
intinya korban terus menerus mendapatkan pesan negatif dari
pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet, dan media sosial
lainnya.
c. Masalah di lingkungan sekolah
Sekolah telah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak. Selama
berproses di sekolah, tidak jarang anak akan menghadapi berbagai
permasalahan, diantaranya masalah akademik, masalah non akademik,
atau bisa juga menampilkan perilaku yang tidak baik. Kowitz (dalam
Furqon, 2005: 47) mengungkapkan bahwa masalah akademik dapat
ditemui oleh hampir setiap siswa dalam kelas dan setiap mata
pelajaran. Permasalahan akademis bisa berupa tidak dikuasainya

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kemampuan atau materi yang ditargetkan sebagai tujuan pengajaran.


Anak-anak seperti ini sering dikenal sebagai anak yang berprestasi
rendah, baik karena lambat belajar maupun prestasinya di bawah
kemampuan yang dimilikinya. Selanjutnya, masalah non-akademik
yang dapat dihadapi siswa merupakan masalah diluar aktivitas belajar
siswa, seperti tidak dapat menyelesaikan suatu tugas dalam menghias
kelas. Di sekolah, siswa juga dapat melakukan suatu perbuatan yang
tidak baik, antara lain tidak menaati peraturan sekolah, malas dalam
belajar, tidak menghormati guru, dan lain sebagainya.
d. Masalah di lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat sangat berpengaruh dalam pembentukan
kepribadian dan perilaku anak. Proses interaksi dengan teman yang
beragam jenjang usianya tersebut, bisa memberikan pengaruh buruk
yang akan menimbulkan permasalahan untuk anak. Bentuk
permasalahan di lingkungan masyarakat antara lain anak dapat
mengenali perilaku tidak sopan, saling menghina antar keluarga, serta
terjadi perselisian satu dengan yang lain.
Dengan demikian, bentuk-bentuk permasalahan siswa dapat
berguna untuk mengkategorikan berbagai pengalaman tidak
menyenangkan yang pernah dialami siswa dan permasalahan yang sedang
dihadapi siswa saat ini.

5. Mengembangkan Inteligensi Siswa sebagai Upaya untuk Memecahkan


Permasalahan
Setiap individu merupakan pribadi yang unik dan berbeda antara satu
dengan yang lain. Tak terkecuali dengan kelebihan yang dimiliki oleh
setiap individu terdapat perbedaaan. Peneliti melihat kecerdasan yang
dimiliki oleh setiap siswa adalah salah salah satu upaya dalam
memecahkan permasalahan siswa. Pakar psikologi perkembangan dan
profesor pendidikan dari Graduate School of Education, Hardvard
University, Amerika Serikat, Howard Gardner memiliki definisi tersendiri

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tentang inteligensi. Gardner (dalam Ula, 2013: 82) mengungkapkan


inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan
menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan
dalam situasi nyata.
Kemudian, cara guru mengetahui inteligensi seseorang yang
menonjol, perlu dilihat bagaimana orang itu menyelesaikan persoalan
nyata dalam hidupnya, bukan hanya sekadar menilai kemampuannya
dalam menyelesaikan tes dan soal-soal tertulis di atas meja. Sebagai
contoh misalnya, cara guru untuk mengetahui apakah inteligensi seseorang
yang berkaitan dengan komunikasi dan relasinya dengan orang lain perlu
dilihat bagaimana cara orang tersebut bergaul serta membangun relasinya
dengan orang lain. Setelah melakukan beberapa penelitian, terdapat
sembilan jenis intelegensi berasarkan teori Howard Gardner (dalam Ula,
2013: 88) antara lain
a) Inteligensi Linguistik
Gardner menyatakan bahwa inteligensi linguistik adalah
kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata dengan
efektif, baik secara oral maupun tertulis. Inteligensi linguistik
berhubungan erat dengan keterampilan orang dalam menguasai bahasa
tulisan dan lisan. Inteligensi jenis ini banyak menonjol pada seorang
sastrawan, pencipta puisi, penulis, jurnalis, editor, orator, dramawan
maupun pemain sandiwara, guru, pengacara, dan pelatih/mentor. Pada
umumnya, jenis kemampuan yang banyak dimiliki oleh orang yang
menonjol dalam inteligensi linguistik, antara lain: mengerti urutan dan
arti kata-kata; mampu berkomunikasi dan merasakan sesuatu melalui
bahasa; mampu menjelaskan, bercerita, mengajar, berdebat; mampu
mengingat dan menghafal; mahir menulis dan berbicara; mampu
main drama, berpuisi, berpidato; dan mahir dalam perbendaharaan
kata.

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b) Inteligensi Matematis-Logis
Kecerdasan logika matematika ini meliputi keterampilan
berhitung dan berpikir logis serta keterampilan pemecahan masalah.
Menurut Gardner, inteligensi matematis-logis adalah kemampuan
yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara
efektif. Inteligensi jenis ini banyak menonjol pada seorang
matematikawan, logikus, saintis, akuntan, programer, teknisi/engineer
analis budget, akuntan, ahli sipi, dan ilmuwan. Ciri-ciri orang yang
inteligensi matematis-logisnya menonjol kemampuan yang mumpuni
dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat,
menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola
numerik dan bahkan biasanya, pandangan hidupnya bersifat rasional.
c) Inteligensi Ruang-Visual
Inteligensi ruang-visual ini mencakup berpikir dalam gambar,
kemampuan untuk menyerap, mengubah, dan menciptakan kembali
berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Bagi Howard Gardner,
inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia
ruang-visual secara tepat. Inteligensi jenis ini banyak dimiliki oleh
arsitek, fotografer, mekanik, navigator, dekorator, pilot, atau pemburu.
Orang dengan inteligensi ruang-visual tinggi akan dengan mudah
membayangkan benda dalam ruang berdimensi tiga dan mudah
mengenali relasi benda-benda dalam ruang secara tepat.
d) Inteligensi Kinestetik-Badani
Menurut Howard Gardner, inteligensi kinestetik-badani adalah
kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk
mengekspresikan gagasan dan perasaan. Inteligensi kinestetik ini
menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan (atau
bagian dari badan) dalam membedakan berbagai cara, baik untuk
ekspresi gerak (tarian, akting) maupun aktivitas bertujuan (atletik).
Inteligensi kinestetik-badani ini, banyak dimiliki oleh atlet, penari,
pemahat, aktor, ahli bedah, dan penerjemah bahasa gerak tubuh.

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Keterampilan yang juga termasuk dalam kriteria inteligensi kinestetik


badani adalah keterampilan koordinasi dan fleksibilitas tubuh.
e) Inteligensi Musikal
Inteligensi musikal meliputi kepekaan terhadap tangga nada,
irama, dan warna bunyi (kualitas suara). Howard Gardner,
mendefinisikan inteligensi musikal sebagai kemampuan untuk
mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk
musik serta suara, seperti kepekaan terhadap ritme, melodi dan
intonasi, kemampuan memainkan alat musik kemampuan menyanyi
dan mencipta lagu, bahkan kemampuan untuk menikmati lagu, musik
serta nyanyian. Inteligensi jenis ini banyak dimiliki oleh pencipta
lagu, pesinetron, orang-orang yang peka dengan nada, yang dapat
menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dan
orang yang mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat
ketajaman ritmik tertentu.
f) Inteligensi Interpersonal
Inteligensi interpersonal sangat berhubungan dengan kemampuan
untuk memahami orang lain. Howard Gardner menjelaskan,
inteligensi interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan peka
terhadap perasaan, watak, perangai, intensi, motivasi, dan temperamen
orang lain. Termasuk juga kepekaan terhadap ekspresi wajah isyarat
dari orang lain. Singkatnya, inteligensi interpersonal merupakan
kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain.
Inteligensi interpersonal ini banyak dimiliki oleh para komunikator,
fasilitator, penggerak konselor, diplomat, konsultan manajemen, dan
negosiator. Inteligensi interpersonal mendorong keberhasilan
seseorang dalam mengatur hubungan antar-individu. Juga merupakan
kapasitas yang dimiliki seseorang untuk dapat memahami dan
berinteraksi secara efektif dengan orang lain.

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

g) Inteligensi Intrapersonal
Inteligensi intrapersonal inteligensi intrapribadi adalah
kecerdasan dalam diri sendiri. Kecerdasan dan kemampuan untuk
mengerti diri sendiri, apa yang terbaik yang harus dilakukan, apa yang
harus dihindari meningkatkan kemampuan diri. Jenis kecerdasan ini
terdiri dari kemampuan untuk mengenali emosi diri dan kemampuan
memotivasi diri.
h) Inteligensi Naturalistik
Inteligensi naturalistik oleh Howard Gardner didefinisikan
sebagai keahlian mengenali dan mengategorikan spesies flora dan
fauna di lingkungannya. Para pecinta alam adalah contoh orang yang
tergolong sebagai orang-orang yang memiliki kecerdasan ini. Ada
banyak bidang pekerjaan yang menghendaki bakat naturalis, sepcrti
petani, ilmuwan, ahli tanah, dan orang yang berciri khas mengamati
perilaku alam. Orang-orang dengan kecenderungan inteligensi
naturalistik ini biasanya mampu hidup di luar rumah, dapat berkawan
dan berhubungan baik dengan alam, mudah membuat identifikasi dan
klasifikasi tanaman dan binatang.
i) Inteligensi Eksistensial
Inteligensi eksistensial berhubungan dengan kepekaan dan
kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam
terkait eksistensi manusia. Inteligensi jenis ini tampak pada para
filsuf, terlebih filsuf eksistensialis yang selalu mempertanyakan dan
mencoba menjawab persoalan eksistensi hidup manusia. Sementara
pada anak atau peserta didik yang memiliki inteligensi eksistensial
yang menonjol cenderung untuk mempersoalkan keberadaannya di
tengah alam raya sosial yang luas ini. Pada umumnya, orang yang
menonjol inteligensi eksistensialnya juga berkemampuan untuk; peka
dalam menjawab persoalan eksistensi diri/manusia: melakukan
refleksi diri, dan kontemplasi diri.

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian yang pertama dilakukan oleh Siregar (2015) dengan judul
penelitian “Analisis Jenis-Jenis Kenakalan Siswa SD Bahtera Makmur
Kecamatan Bagan Sinembah”. Penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif
dengan format yang deskriptif. Subjek dalam penelitian ini meliputi kelas VI,
V dan VI. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui gambaran
dari jenis kenakalan siswa SD Bahtera Makmur Kecamatan Bagan Sinembah.
(2) untuk menentukan jenis dominan kenakalan di SD Bahtera Makmur
Kecamatan Bagan Sinembah. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
gambaran dasar aspek perilaku siswa sekolah Bahtera Makmur Kecamatan
Bagan Sinembah, sebagian besar menunjukkan kategori "tinggi" dengan
rincian kenakalan sebagai berikut: a) terjadinya perkelahian, b) kata kotor, c)
tidak sopan, d) tidak memiliki akhlak yang baik, e) selalu brutal, f) ingin
mengganggu ketenangan orang lain, g) memberikan keributan, h) terjadinya
pencurian.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Anjelika (2018) dengan judul
penelitian “Studi Kasus Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Lingkungan V,
Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang, Medan”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dua anak sekolah dasar yang
menolak sekolah. Penelitian ini mengungkapkan bahwa hasil penelitian
menunjukkan bahwa perilaku menolak sekolah yang dilakukan kedua
informan didasari oleh pengalaman negatif di sekolah. Kedua anak menolak
sekolah karena mendapat ejekan teman-temannya, merasa malu dan takut
gagal, mendapat nilai buruk serta mata pelajaran yang tidak disukai, disleksia,
pasif, dan masalah orangtua yang bersikap keras dan pemarah. Hal-hal lain
yang menjadi pemicu menolak sekolah adalah kepribadian kedua anak yang
kurang percaya diri dan pemalu membuat mereka tidak mampu menyesuaikan
diri dan bersosialisasi dengan baik di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan rumah.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Elly (2016) dengan judul penelitian
“Hubungan Kedisiplinan terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V di SD Negeri

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10 Banda Aceh”. Penelitian ini mengungkapkan bahwa SD Negeri 10 Banda


Aceh adalah salah satu lembaga pendidikan jenjang sekolah dasar yang ikut
menerapkan kedisiplinan siswa. Namun pada kenyataannya ketidakdisiplinan
siswa di sekolah ini masih saja terlihat. Berdasarkan hasil pengamatan penulis
saat melakukan PPL di SDN 10 Banda Aceh, tingkat kedisiplinan siswa kelas
V di SDN 10 Banda Aceh dapat dilihat sejak awal pelajaran dimulai sampai
pelajaran berakhir. Pada saat pelajaran akan dimulai siswa ada yang
terlambat, ada siswa yang tidak membawa perlengkapan belajar, tidak
mengikuti pelajaran dengan baik melainkan jalan-jalan, berdiri di pintu kelas,
bersendagurau dan berbicara dengan teman sebangku bahkan bermain-main
di dalam kelas dan ada siswa yang tidak mengumpulkan pekerjaan rumah
sehingga mengganggu proses pembelajaran. Ketika pembelajaran
berlangsung sebagian siswa tidak mendengarkan dengan baik apa yang
sedang dikatakan atau yang diterangkan oleh guru, berbicara tanpa seizin
guru, dan ada siswa yang keluar masuk kelas pada saat pemelajaran
berlangsung. Dengan demikian, berdisiplin sangat penting bagi setiap siswa.
Berdisiplin akan membuat seorang siswa memiliki kecakapan mengenai cara
belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak
yang baik. Maka hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kedisiplinan
mempengaruhi hasil belajar tetapi tidak sepenuhnya hasil belajar dipengaruhi
oleh kedisiplinan. Berdasarkan hasil analisis data, siswa yang memiliki
tingkat kedisiplinan yang tinggi selalu memperoleh nilai yang sangat baik.
Siswa yang tingkat kedisipilinannya sedang ada yang memperoleh nilai yang
sangat baik dan ada pula yang memperoleh nilai yang baik. Sedangkan siswa
yang tingkat kedisiplinannya rendah ada yang sering mendapat nilai yang
baik dan ada yang memperoleh nilai yang rendah.
Ketiga penelitian tersebut memiliki relevansi dan perbedaan dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan. Penelitian pertama memiliki relevansi
dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu terletak pada salah satu
tujuan yaitu untuk mengetahui gambaran dari jenis kenakalan siswa SD, serta
rincian kenakalan siswa yang akan peneliti teliti pun hampir sama sebagai

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berikut: terjadinya perkelahian, kata kotor, tidak sopan, tidak memiliki akhlak
yang baik, serta mengganggu orang lain. Selain itu, penelitian yang
digunakan pun sama yaitu kuantitatif dengan format yang deskriptif.
Instrumen penelitian yang digunakan sama yaitu berupa lembar kuesioner.
Namun, perbedaan dengan penelitian ini adalah subjek yang digunakan dalam
penelitian ini hanya kelas atas saja meliputi kelas VI.V, dan VI.
Selanjutnya, relevansi dari penelitian yang kedua adalah adanya indikator
permasalahan perilaku yang sama dengan penelitian yang memfokuskan pada
aspek perilaku seperti: menolak sekolah dengan beberapa adanya alasan
seperti mendapat ejekan teman-temannya, merasa malu dan takut gagal,
mendapat nilai buruk pada mata pelajaran yang tidak disukai, disleksia, pasif,
dan masalah orangtua yang bersikap keras dan pemarah. Namun, ada
perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian ini
menggunakan penelitian kualitatif studi kasus. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara dan observasi. Subjek penelitian ini
terdapat dua siswa dari kelas atas.
Kemudian, relevansi dari penelitian yang ketiga adalah peneliti
membahas adanya permasalahan ketidakdisiplinan seperti tidak mengikuti
pelajaran dengan baik melainkan jalan-jalan, bersendagurau dan berbicara
dengan teman sebangku bahkan bermain-main di dalam kelas. Kemudian
membahas lebih mendalam hubungan kedisiplinan terhadap hasil belajar
sehingga berpengaruh pada prestasi belajar yang dicapai siswa. Namun, ada
perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah teknik
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Selain itu, penelitian ketiga ini menggunakan kualitatif
deskripsi, dengan subjek kelas V. Litelature map penelitian yang relevan
dapat dilihap pada gambar berikut:

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Anjelika (2018)
Siregar (2015)
Elly (2016)
“Studi Kasus Pada
“Analisis Jenis-
Anak Usia Sekolah “Hubungan
Jenis Kenakalan
Dasar di Lingkungan Kedisiplinan terhadap
Siswa SD Bahtera
V, Kelurahan Asam Hasil Belajar Siswa
Makmur
Kumbang, Kelas V di SD Negeri
Kecamatan Bagan
Kecamatan Medan 10 Banda Aceh”.
Sinembah”.
Selayang, Medan”.

Fokus permasalahan Adanya permasalahan


perilaku penelitian ketidakdisiplinan sangat
Bentuk rincian adalah siswa menolak
kenakalan seperti: berpengaruh terhadap
sekolah karena
a) terjadinya mendapat ejekan
menurunnya hasil belajar
perkelahian, teman-temannya, siswa.
b) kata kotor, merasa malu dan takut
Permasalahan
c) tidak sopan, gagal, mendapat nilai
buruk, masalah ketidakdisiplinan itu
d) mengganggu seperti tidak mengikuti
orang lain, orangtua yang
bersikap keras dan pelajaran dengan baik
e) memberikan melainkan jalan-jalan,
pemarah. Selain itu,
keributan, adanya permasalahan berbicara dengan teman
f) mencuri perilaku kurang sebangku bahkan
percaya diri yang ada bermain-main di dalam
dalam diri siswa. kelas.

Ratnawati (2019)
“Survei Permasalahan Perilaku Siswa Kelas III dan Kelas IV SD Sukacita”

Gambar 2.1 Litelature Map Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berpikir
Siswa-siswi usia sekolah dasar, umumnya berada dalam proses
perkembangan yang berlangsung dengan cepat dalam aspek fisik, emosional,
intelektual dan sosial. Dalam tahap perkembangan tersebut, tak jarang siswa

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengalami hambatan atau bahkan melakukan perilaku yang keliru yang dapat
merugikan, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Perilaku yang
dicerminkan dapat berupa perilaku yang positif dan perilaku yang negatif.
Siswa usia sekolah ini memiliki kisaran usia sekitar 7 sampai 12 tahun.
Sukmadinata (2005: 123) mengungkapkan bahwa ciri khas tiga dorongan
besar yang dialami siswa pada masa ini adalah dorongan untuk keluar dari
rumah dan masuk ke dalam kelompok sebaya, dorongan fisik untuk
melakukan berbagai bentuk permainan dan kegiatan yang menuntut
ketrampilan/gerakan fisik, dan dorongan mental untuk masuk ke dunia
konsep, pemikiran, interaksi dan simbol-simbol orang dewasa.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan perilaku tersebutpun
dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat.
Faktor-faktor tersebut bisa muncul dari pengalaman-pengalaman yang
dialami anak. Pengalaman siswa dalam proses belajar, terdapat adanya
interaksi dengan tujuan mencapai prestasi. Beragam masalah perilaku yang
sering dijumpai antara lain murid sering membolos, mengalami kesulitan
fokus, suka mengganggu teman dan masalah lainnya. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa.
Dengan demikian permasalahan perilaku yang dialami siswa sekolah
dasar tentunya membutuhkan intervensi. Untuk melakukan universal
intervention, screening awal perlu dilakukan untuk mengetahui permasalahan
periaku yang mungkin dialami oleh siswa. Langkah pertama, peneliti
melakukan asesmen yang bertujuan untuk menganalisis kebutuhan siswa.
Asesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang diri siswa (Ula,
2013: 58). Asesmen dalam penelitian ini berupa kuesioner dengan bentuk
laporan data diri siswa. Tujuan asesmen ini untuk mengetahui laporan
permasalahan yang sedang dialami siswa secara individu. Lembar kuesioner
berbentuk laporan diri yang berisi pernyataan tertutup dan pertanyaan
terbuka. Peneliti mengumpulkan data dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada responden. Responden yang peneliti pilih yaitu kelas III dan kelas IV
di SD Sukacita. Kuesioner yang digunakan mengambil referensi dari School

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Referral Questionnare dengan pengarang Jerome M. Satler edisi tahun 2002,


yang seharusnya kuisioner tersebut untuk guru, namun telah dimodifikasi
sesuai kebutuhan peneliti. Berikut kerangka berpikir dalam penelitian ini:

Guru belum mengetahui adanya Dalalm proses belajar, siswa


permasalahan perilaku yang melakukan perilaku yang kurang
dialami oleh siswa. sesuai dengan situasi.

Screening awal perlu dilakukan untuk mengetahui permasalahan


aspek perilaku yang dialami oleh siswa sekolah dasar. Berikut
indikator yang digunakan peneliti untuk menganalisis aspek perilaku
antara lain: mogok sekolah, kurang percaya diri, kurang sopan, sulit
fokus, keagresifan sosial, tidak patut, berbohong, komunikasi
terhambat (mengalami keterlambatan berbicara), hiperaktif,
ketergantungan yang berlebihan, memiliki sejumlah keluhan fisik,
kejenuhan dalam belajar, kurang bertanggung jawab, penyesuaian diri
buruk, serta mencuri.

Data permasalahan perilaku yang mungkin dialami


oleh siswa yang diperoleh dari laporan data diri siswa.

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana tingkat permasalahan perilaku yang dialami oleh siswa kelas
III dan kelas IV SD Sukacita tahun ajaran 2018/2019?
2. Apa saja permasalahan perilaku yang sedang dihadapi oleh siswa kelas
III dan kelas IV SD Sukacita tahun ajaran 2018/2019?

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian
kuantitatif menurut Arifin (2011: 29) adalah penelitian yang digunakan untuk
menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap
variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang
dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data
yang dikumpulkan terutama data kuantitatif. Bungin (2011: 44)
mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,
meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang
timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang
terjadi. Maka hasil data dari penelitian kuantitatif ini berupa angka-angka
yang kemudian dianalisis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 2) adalah cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian
survei merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan angket
sebagai alat penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar
variabel, sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 2013: 11). Survei
merupakan metode yang sangat baik untuk mengukur sikap, dan orientasi
suatu masyarakat melalui berbagai kegiatan jajak pendapat (Morissan, 2012:
166). Morissan (2012: 167) mengungkapkan bahwa metode ini dipilih oleh
peneliti karena memiliki beberapa keunggulan antara lain: survei dapat
digunakan untuk meneliti suatu masalah atau pernyataan penelitian dalam
situasi yang sebenarnya, kuantitas data dalam jumlah besar dapat diperoleh
dengan relatif mudah dari berbagai kelompok masyarakat, serta survei tidak
dibatasi oleh batasan geografis, survei dapat dilakukan dimana saja. Namun,

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

metode ini juga memiliki kelemahan yaitu penelitian survei memiliki


kemungkinan memperoleh responden yang tidak diinginkan, hal ini tidak jadi
masalah karena hanya perolehan data yang sebenarnya dari diri siswa yang
dicari oleh peneliti. Ciri-ciri khusus kunci penelitian survei antara lain sebagai
berikut pengambilan sampel dari populasi, mengumpulkan data melalui
kuesioner atau wawancara, merancang instrumen untuk pengumpulan data
dan memperoleh tingkat respons yang tinggi (Creswell, 2015: 763). Dalam
kegiatan penelitian ini, peneliti hanya memotret apa yang terjadi pada diri
objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi
dalam bentuk laporan penelitian secara lugas, seperti apa adanya (Arikunto,
2010: 3)
Pada penelitian survei ini, peneliti memilih sejumlah kelas responden
dengan memberikan kuesioner yang sudah baku (standar) mudah dimengerti
anak Sekolah Dasar. Responden itu sendiri adalah orang yang memberikan
data untuk dianalisis dengan cara menjawab kuesioner, hal ini disampaikan
oleh Morissan (2012: 165). Teknik pengambilan data yang digunakan dalam
metode survei ini dengan menyebar kuesioner dalam bentuk pernyataan
tertutup dan pertanyaan terbuka. Morissan (2012: 170) menyatakan bahwa
dalam pernyataaan tertutup ini, responden diminta memilih suatu jawaban
dari suatu daftar jawaban yang disediakan peneliti. Hal ini dipilih oleh
peneliti karena jawaban dari responden, memberikan keseragaman jawaban
sehingga data yang diperoleh lebih mudah diolah serta menyediakan pilihan
jawaban yang sederhana. Morissan (2012: 178) menyatakan bahwa dalam
pertanyaan terbuka, responden menjawab berbagai pertanyaan tersebut
dengan menuliskan pendapatnya pada bagian yang telah disediakan pada
kuesioner.

B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Sukacita dengan alamat
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55281. Tempat ini dipilih oleh peneliti karena sekolah ini memiliki kelas
paralel dengan jumlah siswa yang sesuai untuk responden yang akan
digunakan penelitian. Selain itu, SD ini juga sudah bekerjasama dengan
pihak kampus sehingga peneliti secara tidak langsung sudah dimudahkan
dalam mencari data penelitian. Penelitian ini dilakukan di SD Sukacita
dengan alasan belum ada yang melakukan penelitian mengenai
permasalahan perilaku siswa. Tempat penelitian disamarkan atas dasar
kerahasiaan demi menjaga nama baik sekolah.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian dari
bulan Agustus 2018 hingga September 2019. Awal bulan Agustus 2018,
melakukan penyusunan kuesioner, kemudian diserahkan kepada dosen
pembimbing, diperbaiki dan dibahas bersama, hingga membuat layout
lembar kuesioner dan mendapat validasi oleh dosen pembimbing.
Kemudian melakukan uji coba kuesioner serta mulai menyusun bab I-III
pada awal bulan November 2018. Pada tanggal 10 November 2018 di SD
Kanisius Notoyudan peneliti melakukan uji coba kuesioner. Uji coba ini
untuk menentukan pilihan jawaban yang banyak diminati siswa dengan
membuat 2, 3 dan 5 options.
Pertengahan bulan November 2018, peneliti melakukan kegiatan
konsultasi dengan sekolah untuk mengadakan penelitian di SD Sukacita,
pemberian surat ijin dari kampus, serta meminta validasikan kuesioner
dari pihak sekolah yaitu dari kepala sekolah sebelum diujicobakan ke
siswa. Hal ini dilakukan agar bahasa dalam kuesioner mudah di mengerti
oleh anak. Kemudian pengambilan data (penyebaran kuesioner) kepada
siswa kelas III dan IV yaitu pada tanggal 11 Desember 2018 dari pukul
7.30 WIB dan berakhir pada pukul 10.30 WIB. Bulan Februari 2019,
peneliti mengumpukan draf bab I-III, dan seiring berjalannya waktu,
direvisi kembali. Bulan maret peneliti melanjutkan mengolah data
menyusun bab IV-V. Setelah data diperoleh, peneliti dengan anggota satu
payung sering melakukan pembahasan bersama dengan dosen

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembimbing mengenai cara pengolahan data. Bulan Juli peneliti


mengonsultasikan, hasil draf bab I-V. Kemudian bulan Agustus dan
September peneliti mengkonsultasikan hasil draf bab IV dan bab V.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang akan diteliti adalah siswa kelas III dan IV di
SD Sukacita. Alasan peneliti memilih kelas III dan IV sebagai subjek
penelitian karena kedua kelas yang dipilih adalah masa peralihan dimana
kelas III menunjukkan masa akhir dari kelas bawah sedangkan kelas IV
menunjukkan masa awal memasuki kelas atas. Selain itu, siswa-siswi
dari kedua kelas tersebut sudah mampu menulis dan membaca serta
memahami kalimat dengan baik. Siswa kelas III berjumlah 43 siswa
dengan rincian kelas IIIA sejumlah 22 siswa dan kelas IIIB sejumlah 21
siswa. Siswa kelas IV berjumlah 51 siswa, dengan rincian kelas IVA
sejumlah 26 siswa dan kelas IVB sejumlah 25 siswa. Keseluruhan siswa
yang menjadi responden penelitian di SD Sukacita berjumlah sebanyak
94 siswa.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah sebagai suatu kumpulan subjek, varabel, konsep
atau fenomena (Morissan, 2012 :109). Sugiyono (2016:80)
mendefinisikan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III dan
kelas IV SD Sukacita.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang dipilih dengan
menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili
populasi (Martono, 2014: 76). Morissan (2012: 109) mengatakan bahwa
sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili keseluruhan anggota

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

populasi yang bersifat representatif. Suatu sampel yang tidak


representatif terhadap setiap anggota populasi, berapa pun ukuran sampel
itu, tidak dapat digeneralisasikan untuk menjelaskan sifat populasi di
mana sampel diambil. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu: Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012:
117). Tipe penarikan sampel yang dipilih adalah sampel tersedia
(accidental sample). Sampel tersedia ini sering disebut juga sampel
kenyamanan (convenience sample) adalah kumpulan individu, elemen
atau peristiwa yang sudah langsung tersedia, dan dapat langsung
digunakan untuk penelitian (Morissan, 2012 :115). Cara ini dipilih oleh
peneliti untuk memperoleh data mengenai informasi permasalahan
perilaku anak SD. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas III
dan IV di SD Sukacita dengan jumlah 94 siswa.

D. Variabel Penelitian
Variabel adalah pengelompokan logis dari sejumlah atribut. Misal laki-
laki dan wanita adalah atribut dan jenis kelamin adalah variabel yang terdiri
atas dua atribut. Dengan kata lain, atribut terdiri atas sejumlah kategori yang
menghasilkan variabel (Morissan, 2012: 70).
Penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu: variabel bebas (variabel
independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Sugiyono (2013:39)
mengatakan bahwa variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(dependen). Sedangkan, pengertian variabel dependen (Sugiyono, 2013:39)
adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel
independen. Variabel bebas pada penelitian ini berkaitan dengan variabel
yang mempengaruhi hasil adalah siswa, sedangkan variabel terikat dalam
penelitian ini berkaitan dengan hasil dalam penelitian adalah jawaban dari

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pernyataan tertutup dan pertanyaan terbuka yaitu berupa permasalahan


perilaku.

E. Teknik Pengumpulan Data


Peneliti mengumpulkan data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
responden. Responden yang peneliti pilih yaitu kelas III dan kelas IV di SD
Sukacita. Kuesioner yang digunakan mengambil referensi dari School
Referral Questionnare dengan pengarang Jerome M. Satler edisi tahun 2002,
yang seharusnya kuesioner tersebut untuk guru, namun telah dimodifikasi
sesuai kebutuhan peneliti. Kuesioner ini terdiri dari pernyataan tertutup dan
pertanyaan terbuka. Morisan (2012: 170) mengungkapkan dalam pernyataaan
tertutup ini, responden diminta memilih suatu jawaban dari suatu daftar
jawaban yang telah disediakan peneliti. Hal ini dipilih oleh peneliti karena
jawaban dari responden, memberikan keseragaman jawaban sehingga data
yang diperoleh lebih mudah diolah serta menyediakan pilihan jawaban yang
sederhana dan peneliti hanya menyediakan 3 pilihan jawaban yaitu “selalu”,
“kadang-kadang”, dan “tidak pernah”. Pernyataan tertutup terdapat 52
pernyataan yang memaparkan masalah perilaku siswa. Morisan (2012: 178)
mengungkapkan bahwa dalam pertanyaan terbuka, responden menjawab
berbagai pertanyaan tersebut dengan menuliskan pendapatnya pada bagian
yang telah disediakan pada kuesioner. Morisan (2012: 179) mengatakan
bahwa pertanyaan terbuka memungkinkan munculnya jawaban yang tidak
diperkirakan sebelumnya oleh peneliti ketika peneliti menyusun kuesioner,
yaitu jawaban yang menunjukkan kemungkinan hubungan dengan jawaban
lain atau variabel lain.
Langkah-langkah pengumpulan data yaitu dengan menyebar kuesioner
kepada siswa, kemudian mengumpulkan kuesioner setelah diisi oleh siswa.
Proses pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti datang
langsung ke sekolah. Peneliti menyampaikan bahwa ada dua bagian yang
harus diisi yaitu memilih salah satu jawaban dari pernyataan tertutup serta
menjawab pertanyaan terbuka. Kemudian menjelaskan tata cara mengisi

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kuesioner dengan memilih salah satu jawaban dari tiga pilihan yaitu “selalu”,
“kadang-kadang” dan “tidak pernah” serta memberikan contoh jawaban dari
setiap nomor soal dari pertanyaan terbuka. Peneliti berharap jawaban yang
diberikan siswa jujur berdasarkan kemampuan diri yang dimiliki siswa.
Selanjutnya, peneliti memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk
bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami dari penjelasan dan isi
kuesioner. Selama proses pengisian kuesioner, peneliti berkeliling untuk
memastikan para siswa sudah memahami isi kuesioner. Peneliti juga
mengingatkan para siswa untuk menuliskan nama terlebih dahulu dibagian
sampul depan. Setelah selesai mengisi, siswa mengumpulkan kuesioner
tersebut kepada peneliti. Peneliti pun mengecek jumah kuesioner yang
dibagikan sama dengan jumlah kuesioner yang telah dikumpulkan sehingga
tidak ada kuesioner yang tertinggal ataupun belum dikumpulkan. Selanjutnya
data yang telah didapatkan diolah.
.
F. Instrumen Penelitian
Arikunto (2010: 203) menjelaskan instumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Instrumen adalah alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data (Kountur, 2007: 159). Instrumen
penelitian berupa lembar kuesioner berbentuk laporan diri yang berisi
pernyataan tertutup dan pertanyaan terbuka. Lembar kuesioner ini disusun
untuk mengetahui permasalahan perilaku yang dialami siswa kelas III dan
kelas IV di SD Sukacita dengan jumlah 52 pernyataan tertutup dan 3
pertanyaan terbuka.
Kuesioner pada penelitian ini mengacu pada skala sikap model Likert.
Saifuddin (dalam Azwar, 1995: 105) menyatakan bahwa selain praktis, skala
sikap yang dirancang dengan baik pada umumnya memiliki reliabilitas yang
memuaskan. Kuesioner pernyataan tertutup yang digunakan terdapat 3 pilihan
(3 options) yaitu “selalu”, “kadang-kadang” dan “tidak pernah”. Pada butir
pilihan jawaban pernyataan tersebut, jawaban “selalu” diberi skor 3, “kadang-

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kadang” diberi skor 2 dan “tidak pernah” diberi skor 1. Pernyataan tertutup
ini disusun oleh peneliti untuk mengetahui tingkat permasalahan perilaku yan
dialami siswa dan mengetahui permasalahan perilaku apa saja yang banyak
dialami siswa. Kisi- kisi instrumen penelitian ini didasarkan pada referensi
dari School Referral Questionnaire dengan pengarang Jerome M. Satler edisi
tahun 2002. Adapun kisi-kisi kuesioner laporan diri berfokus pada perilaku
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Pernyataan Tertutup Tentang
Permasalahan Perilaku yang Dialami Siswa di SD Sukacita
No Indikator Kategori Deskripsi Nomor
Sub Indikator Item Soal
1. Mogok Sekolah Menghindari Anak sebisa mungkin ingin 1
pembelajaran menghindari belajar di dalam
kelas.
Sering absen Memiliki kebiasaan tidak 48
masuk sekolah tanpa alasan
yang jelas.
2. Kurang percaya Mudah menyerah Mudah menyerah dalam 2
diri mengerjakan sesuatu.
Anak mengalami kesulitan 49
Kesulitan
mempertahankan kontak mata
mempertahankan
dengan orang yang mengajak
kontak mata
berbicara.
3. Kurang sopan Sering menyela Menyela orang yang sedang 17
pembicaraan orang berbicara maupun menjelaskan
lain sesuatu.
Menunjukan Melakukan tindakan-tindakan 30
perilaku yang tidak yang membuat oranglain
sopan mengatakan dirinya tidak
sopan.
4. Sulit Fokus Perhatian dalam Kesulitan fokus atau 12
proses belajar konsentrasi dalam mengikuti
terpecah. pembelajaran.
Sering melamun Terbiasa melamun saat 43
pembelajaran berlangsung.
5. Keagresifan Menunjukkan Menunjukkan adanya amarah 14
Sosial kekerasan dan kekerasan.
Destruktif Merusakkan barang milik 33
teman atau orang lain.
Menyakiti hewan Menyakiti hewan. 32
Menyakiti orang Melakukan perbuatan yang 31
lain membuat oranglain terluka
6. Tidak Patut Sikap acuh tak Tidak peduli (tidak 13
acuh mendengarkan perkataan
orang).
Tidak Terlambat masuk kelas. 22

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Indikator Kategori Deskripsi Nomor


Sub Indikator Item Soal
mempedulikan
peraturan Kesulitan untuk kembali lagi 23
ke kelas tepat waktu, setelah
melakukan kegiatan diluar.
7. Berbohong berkata tidak jujur Memiliki kebiasaan berkata 45
tidak jujur kepada orang lain.
8. Komunikasi Suara yang Cara bicara anak sangat lambat. 36
Terhambat dikeluarkan ketika
(mengalami berbicara sangat
keterlambatan lemah
berbicara) Berbicara gagap Kesulitan berbicara dengan 38
lancar, seperti kesulitan
mengeluarkan kata atau
mengulang kata seperti berikut:
bbb be be bed beda.
9. Hiperaktif Terus menerus Terus-menerus bertanya 5
mengajukan kepada guru untuk memperoleh
pertanyaan jawaban yang dikehendaki.
Bertindak cepat secara tiba-tiba 6
menurut kehendak hati
Impulsif
menanggapi berbagai hal di
sekitarku.
Instruksi yang Kesulitan bermain dengan 11
diberikan tidak tenang.
bisa dipahami.
Terus menerus Kesulitan untuk diam, aku 16
berbicara dapat berbicara sepanjang ada
kesempatan.
Head banging Memiliki kebiasaan 40
(Membenturkan membentur-benturkan kepala
kepala, memukul di meja
kepala) melukai
diri sendiri

Melakukan Memiliki kebiasaan berkeliling 42


kebiasaan tanpa di seputar kelas tanpa tujuan
tujuan. (tidak yang jelas.
mengenal lelah) Memiliki kebiasaan berteriak di 37
dalam kelas tanpa alasan yang
jelas
Kesulitan duduk dengan tenang 21
tanpa melakukan gerakan-
gerakan kecil yang
mengganggu (misalnya
menggerakkan tangan, kaki,
dsb.nya)
Memiliki kebiasaan menggigit 39
jari tangan
Memberi komentar Memberikan komentar yang 19
yang tidak sesuai tidak sesuai dengan topik
dengan topik pembicaraan yang dibahas.
Menunjukkan Melakukan perilaku yang 15
perilaku yang mengganggu bagi teman dan

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Indikator Kategori Deskripsi Nomor


Sub Indikator Item Soal
mengganggu guruku. (misal memukul-mukul
meja, melempar bola kertas ke
depan)
Meninggalkan tempat duduk 34
Tidak bisa diam ketika pelajaran berlangsung.
dan duduk dengan Kesulitan untuk bertahan 20
tenang duduk dalam waktu yang lama.
Tugas Kesulitan memulai atau 3, 7
terbengkalai mengawali tugas-tugas, serta
bertahan mengerjakan.
Kesulitan dalam 4
mengumpulkan tugas-tugas
tepat pada waktunya.
Melakukan Perilaku yang dilakukan sering 51
perilaku membahayakan orang lain dan
membahayakan diriku sendiri.
Melakukan Mengulangi terus menerus 35
perilaku berulang- perilaku yang sama, misalnya:
ulang dan terus berputar-putar, meremas-remas
menerus kertas, menggerak-gerakan
tempat pensil, dsb.nya.
Sering menjawab Menjawab semua pertanyaan 18
pertanyaan tanpa yang ditujukan pada anak tanpa
berfikir dahulu berpikir terlebih dahulu.
Kesulitan Kesulitan berpindah dari satu 8
penyesuaian tugas ke tugas lainnya.
perubahan
Membutuhkan Saat di kelas membutuhkan 50
pengawasan pengawasan dari guru secara
terus menerus
Perilaku tidak Kesulitan mengerjakan satu 9
konsisten tugas sampai selesai, satu tugas
belum selesai ganti
mengerjakan tugas lainnya.
10. Ketergantungan Mengandalkan Kesulitan bekerja seorang diri 10
yang berlebihan teman atau orang
lain dalam
mengerjakan
sesuatu
Terus menerus Melakukan berbagai upaya 27
mencari perhatian untuk menarik perhatian guru
maupun teman.
11. Mengkawatirkan Merasa memiliki beberapa 47
Memiliki keadaan tubuh keluhan pada tubuh yang
sejumlah keluhan dimiliki anak (seperti kaki,
fisik tangan, kepala : merasa
sering pusing, dll)
12. Mudah lelah Merasa mudah lelah saat 44
Kejenuhan dalam
mengikuti kegiatan
belajar
pembelajaran di kelas.
13. Kurang Sering ceroboh Pekerjaan Rumah (PR) tidak 25
bertanggung (melakukan dikerjakan
jawab kebiasaan buruk Buku PR tidak disimpan 26

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Indikator Kategori Deskripsi Nomor


Sub Indikator Item Soal
dalam bekerja) dengan baik.
Kesulitan mengumpulkan tugas 29
dengan lengkap.
Barang-barang tidak tertata 28
sehingga sulit untuk ditemukan
ketika dicari.
Kesulitan untuk tetap bertahan 24
Mengerjakan tugas mengerjakan sesuatu yang
sesuai keinginan terasa sulit dikerjakan.

14. Kesulitan Kesulitan mengikuti perubahan 41


menyesuaikan kegiatan di luar jadwal
terhadap rutinitas.
Penyesuaian diri perubahan dari
buruk rutinitasnya sehari-
hari
Memilih untuk Memilih untuk tidak 52
tidak melakukan melakukan kegiatan-kegiatan
aktivitas diluar baru di luar kebiasaan anak.
kebiasaanya
15. Mencuri Mengambil barang Memiliki kebiasaan mengambil 46
barang milik orang lain.

Pada tabel 3.1 terdapat 52 pernyataan yang dapat dirinci ke dalam 15


indikator penelitian. Langkah selanjutnya, peneliti juga menyusun tiga
pertanyaan terbuka didasarkan dari referensi School Referral Questionnaire
dengan pengarang Jerome M. Satler edisi tahun 2002. Penelitian terbuka ini,
disusun untuk mengetahui (1) permasalahan yang sedang dihadapi siswa,
namun belum diketahui oleh guru, (2) pengalaman yang tidak menyenangkan
yang dialami siswa, dan (3) kelebihan yang dimiliki siswa. Berikut ini kisi-
kisi bagian kedua yaitu berisi pertanyaan terbuka laporan data diri siswa
yang telah disusun oleh peneliti:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Pertanyaan Terbuka Tentang
Permasalahan Perilaku yang Dialami Siswa di SD Sukacita
No Indikator Deskripsi Nomor Item
Instrumen
1. Permasalahan yang sedang Apakah kamu memiliki 1
dihadapi permasalahan yang sedang kamu
hadapi saat ini namun belum
disampaikan kepada guru? Jika
ada coba ceritakan !

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Indikator Deskripsi Nomor Item


Instrumen
2. Pengalaman tidak Apakah kamu memiliki 2
menyenangkan yang pengalaman tidak menyenangkan
pernah dialami oleh siswa yang kamu alami baik di sekolah
ataupun di rumah? Jika ada coba
ceritakan!
3. Menggali potensi yang Apa kelebihan yang kamu miliki? 3
dimiliki siswa

Setelah peneliti menyelesaikan penyusunan instrumen penelitian.


Langkah selanjutnya, meminta validasi data dari para ahli. Peneliti
mengkonsultasikan instrumen tersebut kepada dua orang ahli. Para ahli
diminta memberikan pendapat atau penilaian mereka mengenai instrumen
yang disusun oleh peneliti. Pada tahap validasi ini, peneliti memilih seorang
dosen pembimbing penelitian dan salah satu pihak dari sekolah yaitu kepala
sekolah di SD Sukacita. Setelah itu, peneliti melakukan ujicoba kuesioner.

G. Uji Coba Instrumen Kuesioner


Setelah menyusun instrumen kuesioner yang akan diujicobakan,
langkah yang akan dilakukan oleh peneliti adalah menyusun pernyataan
kuesioner tertutup dengan menyajikan tiga versi jawaban. Versi pilihan
jawaban tersebut antara lain ;
1. Item kuesioner, dengan dua option jawaban : “ya” dan “tidak”
2. Item kuesioner, dengan tiga option jawaban: “selalu” , “kadang-
kadang”, dan “tidak pernah”
3. Item kuesioner, dengan lima option jawaban: “selalu”, “sering”,
“kadang-kadang”, “pernah”, dan “tidak pernah”
Penyusunan ketiga versi jawaban tersebut, diberikan kepada responden.
Sehingga seorang siswa mengerjakan 3 versi jawaban. Kemudian setelah
siswa selesai menjawab semua pernyataan, peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan untuk mengetahui versi pilihan jawaban mana yang lebih mudah
dan efektif diisi oleh siswa. Uji coba kuesiner ini dilakukan di SD Kanisius
Notoyudan, dengan responden kelas III dan IV yang berjumlah 10 siswa.

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil dari uji coba instrumen soal yang diberikan pada 10 responden
tersebut adalah sebagai berikut; ada 4 siswa dengan presentase 40%
mengganggap bahwa item soal dengan dua option jawaban tersebut, lebih
mudah karena hanya memilih salah satu jawaban dari item soal. Selanjutnya 6
siswa dengan presentase 60% memilih jawaban item kuesioner dengan tiga
option jawaban karena jawaban dari siswa yang pernah mengalami kesulitan
tetapi hanya terjadi beberapa waktu saja, memiliki alternatif jawaban
“kadang-kadang”. Hal ini tidak menuntut siswa menjawab “ya” ataupun
“tidak”. Kemudian, 2 siswa dengan presentase 20% memilih jawaban item
kuisioner dengan lima option jawaban karena siswa berpendapat bahwa
pilihan jawaban ini sangat rinci sehingga jawaban yang dipilih pun sesuai
kehendak siswa, namun waktu yang dibutuhkkan dalam memilih 5 pilihan
jawaban juga lebih lama dari dua versi yang lain.
Berdasarkan presentase dari ketiga versi jawaban tersebut, sebagian
besar siswa memilih item soal dengan tiga option jawaban. Hasil uji coba ini
menentukan bahwa kuesioner yang akan disebarkan kepada responden adalah
item soal dengan tiga option jawaban.

H. Teknik Pengujian Instrumen


Jogiyanto (2008 : 17) mengungkapkan bahwa kuesioner merupakan
instrumen survei untuk mendapatkan data. Kuesioner berisi banyak item
berupa pernyataan. Kuesioner yang digunakan ini memang sudah ada,
mengambil referensi dari School Referral Questionnaire dengan pengarang
Jerome M. Satler edisi tahun 2002, yang seharusnya kuesioner tersebut untuk
guru, namun telah dimodifikasi sesuai kebutuhan peneliti. Pengujian intrumen
penelitian ini diperlukan karena digunakan di situasi (tempat dan waktu) serta
responden yang berbeda. Teknik pengujian instrumen berupa uji vadilasi
instrumen.
1. Uji validasi Instrumen
Jogianto (2008: 36) mengatakan bahwa validasi (validity)
menunjukkan seberapa jauh suatu tes atau satu set dari operasi-operasi

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengukur apa yang seharusnya diukur. Validasi juga berhubungan


dengan tujuan dari pengukuran. Pengukuran dikatakan valid jika
mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Validitas dapat berupa
validitas eksternal dan validitas internal. Jogianto (2008: 53) Validitas
eksternal (external validity) menunjukkan bahwa hasil dari suatu
penelitian adalah valid yang dapat digeneralisasikan ke semua objek,
situasi, dan waktu yang berbeda. Jogianto (2008: 56) mengungkapkan
validitas internal (internal validity) adalah menunjukkan kemampuan dari
instrumen riset mengukur apa yang seharusnya diukur dari suatu konsep.
Validitas internal ini dikekompokkan menjadi tiga antara lain validitas isi
(content validity), validitas berhubungan dengan kriteria (criterion-
related validity) dan validitas konstruk (constructt validity).
Penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity), karena
menurut Jogianto (2008: 57) mengatakan bahwa cara mengukur validitas
ini bisanya dilakukan secara judge, atau menggunakan evaluasi dari
panel atau orang lain yang ahli di konsep yang diukur ini. Maka dalam
penelitian ini, peneliti mengkonsultasikan instrumen tersebut kepada dua
orang ahli. Para ahli diminta memberikan pendapat atau penilaian mereka
mengenai instrumen yang disusun oleh peneliti. Pada tahap validasi ini,
peneliti memilih seorang dosen pembimbing penelitian dan salah satu
pihak dari sekolah yaitu kepala sekolah di SD Sukacita. Hasil validasi
instrumen penelitian, menunjukkan terdapat beberapa revisi antara lain
(1) bagian sampul alangkah baiknya ditambahkan dengan keterangan
aspek yang akan diteliti yaitu aspek perilaku. (2) kalimat yang dituliskan
pada beberapa nomor pernyataan masih sulit dipahami siswa, sehingga
harus diubah sesuai dengan bahasa yang mudah dipahami anak, misalnya
“saya sering tidak berkonsentrasi” diubah menjadi “aku sulit fokus atau
berkonsentrasi” (3) ukuran huruf perlu diperbesar.
Jogianto (2008: 56) mengatakan bahwa pengertian dari validitas isi
menunjukkan tingkat seberapa besar item-item di instrumen mewakili
konsep yang diukur. Hal ini sejalan dengan penilaian kuesioner yang

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

harus diisi oleh para ahli. Dalam penilaian itu terdapat berbagai kriteria
kuesioner antara lain; muatan aspek assesment kesulitan belajar siswa di
sekolah dasar, kesesuai dengan aspek yang akan diungkap, penggunaan
bahasa Indonesia yang baik/sesuai EYD, bahasa yang mudah dipahami
oleh anak, serta tampilan kuesioner menarik minat anak untuk
mengisinya. Peneliti dalam uji validasi ini memberikan rentang skor atas
komentar yang diberikan oleh para ahli ke dalam bentuk data interval.
Skala penilaian terhadap lembar kuesioner mengenai permasalahan siswa
di SD Sukacita ini meliputi: “sangat setuju”, “setuju”, “netral”, “tidak
setuju” atau “sangat tidak setuju”.
Skor validasi tersebut, kemudian dihitung menggunakan skala
likert. Skor bobot pilihan jawaban dalam skala likert, sebagai berikut:
(SS) Sangat Setuju (5), (S) Setuju (4), (N) Netral (3), (TS) Tidak Setuju
(2), dan (STS) Sangat Tidak Setuju (1). Selanjutnya peneliti menyusun
kriteria kelayakan kuesioner, sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Kelayakan Kuesioner
Rerata Skor Klasifikasi
> 4,2 Sangat layak
> 3,4 – 4,2 Layak
> 2,6 - 3,4 Cukup layak
> 1,8 – 2,6 Kurang layak
≤1,8 Tidak layak

Kemudian, peneliti melakukan perhitungan agar mendapatkan


rerata penilaian yang dihitung dengan rumus berikut ini:

∑ Skor yang diperoleh


Nilai Akhir =
∑ 𝐼𝑡𝑒𝑚

Validator pertama adalah dosen pembimbing penelitian. Hasil


validasi tersebut menunjukkan skor perolehan skor perolehan 4 yaitu
“setuju” dari poin pernyataan, penggunaan bahasa Indonesia yang

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

baik/sesuai EYD, bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Selanjutnya,


skor perolehan 5 yaitu “sangat setuju” dari poin pernyataan, muatan
aspek assesment kesulitan belajar siswa di sekolah dasar, kesesuai
dengan aspek yang akan diungkap, dan tampilan kuesioner menarik
minat anak untuk mengisinya. Dengan demikian, total perolehan skor 4,6
artinya kuesioner ini layak digunakan, dengan beberapa perbaikan.
Validator kedua adalah salah satu pihak dari sekolah yaitu kepala
sekolah di SD Sukacita. Hasil validasi tersebut menunjukkan skor
perolehan 3 yaitu “netral” diperoleh dari poin pernyataan tampilan
kuesioner menarik minat anak untuk mengisinya, kemudian skor
perolehan 4 yaitu “setuju” dari poin pernyataan mencakup seluruh
muatan aspek assesment kesulitan belajar siswa di sekolah dasar,
kesesuai dengan aspek yang akan diungkap, penggunaan bahasa
Indonesia yang baik/sesuai EYD. Selanjutnya, skor perolehan 5 yaitu
“sangat setuju” dari poin pernyataan bahasa yang mudah dipahami oleh
anak. Dengan demikian, total perolehan skor 4,0 artinya kuesioner ini
layak digunakan, tanpa perbaikan.
Kedua hasil validasi menunjukkan bahwa instrumen penelitian
yang telah disusun, sudah layak digunakan dengan beberapa perbaikan
sebagai saran masukan untuk peneliti.

I. Teknik Analisis Data


Peneliti melakukan analisis data setelah memperoleh data secara
keseluruhan. Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2007: 248)
mengungkapkan analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesisnya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan pada orang lain. Data dalam penelitian ini dianalisis
menggunakan jenis statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah alat yang
digunakan peneliti untuk memahami informasi (Morissan, 2012: 235).

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Analisis terhadap informasi data akan menjadi lebih bermakna jika data yang
telah dikumpulkan oleh peneliti dikelola dalam suatu cara yang bermakna.
Data hasil penelitian yang akan dianalisis yaitu dari pernyataan tertutup akan
menghasilkan data kuantitatif serta pertanyaan terbuka akan menghasilkan
data kualitatif. Pernyataan tertutup ini memiliki sejumlah 52 butir pernyataan
sedangkan pertanyaan terbuka terdapat sejumlah 3 butir pertanyaan. Kedua
data kuesioner, disajikan dalam bentuk tabel yang terdapat frekuensi dan
prosentase yang diperoleh hasil perhitungan. Analisis data selanjutnya, yang
dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :
1. Analisis Data Kuantitatif
Data jawaban setiap siswa yang diperoleh dari pernyataan tertutup
dimasukkan dalam tabel program komputer microsoft excel dengan
nomor responden (1-94). Nilai yang diperoleh dari alternatif jawaban
yang dipilih siswa adalah sebagai berikut, pemberian skor 3 untuk
responden memilih jawaban selalu, skor 2 untuk responden memilih
jawaban kadang-kadang dan skor 1 untuk responden memilih jawaban
tidak pernah. Selanjutnya peneliti menjumlah total skor dari setiap
pernyataan yang diperoleh masing- masing siswa. Setelah menghitung
jumlah skor yang diperoleh setiap siswa, langkah selanjutnya
mengkategorikan. Peneliti menggunakan norma kelompok dengan tiga
kategori yaitu tinggi, sedang, rendah (Azwar, 2012: 149). Tujuan
kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-
kelompok yang posisinya berjenjang menurut suatu kontinum berdasar
atribut yang diukur (Azwar, 2012: 147). Rentang nilai dicari dengan
mengetahui nilai maksimal dan nilai minimal terlebih dahulu. Nilai
maksimal (52x3=156) sedangkan nilai minimal (52x1=52). Luas jarak
sebaran (rentang) adalah 104 diperoleh dari nilai maksimal dikurangi
nilai minimal. Maka, standar deviasi (Ơ) 104:6=17,33 kemudian
dibulatkan menjadi17, dan µ diperoleh dari nilai minimal x 2 = 52 x 2 =
104. Rumus pengklasifikasian permasalahan perilaku dengan

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menggunakan kategori jenjang (ordinal) dari Azwar (2012:149), sebagai


berikut: Tabel 3.4 Rumus Kategori Jenjang (Ordinal)
KATEGORI RUMUS

Rendah X < (µ - 1,0σ)

Sedang (µ - 1,0σ) ≤ X <(µ + 1,0σ)

Tinggi (µ + 1,0σ) ≤ X

Data yang telah diperoleh, kemudian dimasukkan ke dalam rumus


kategorisasi dan dihitung hasilnya. Langkah-langkah penghitungan
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kategori Tinggi
 (µ + 1,0σ) ≤ X
 (104 + 1,0 . 17) ≤ X
 (121) ≤ X
2. Kategori Sedang
 (µ - 1,0σ) ≤ X < (µ + 1,0σ)
 (104 – 1,0 . 17) ≤ X < (104 + 1,0 . 17)
 (87) ≤ X < (121)
3. Kategori Rendah
 X < (µ - 1,0σ)
 X < (104 - 1,0 . 17)
 X < (87)

Selanjutnya, kriteria skor permasalahan perilaku yang sudah


dihitung dengan rumus kategori jenjang (ordinal) dari Azwar (2012:149),
memperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Skor Permasalahan Perilaku
KATEGORI RUMUS
Rendah X < 87

Sedang 87 ≤ X < 121

Tinggi 121 ≤ X

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan tabel 3.5, peneliti dapat mengetahui


pengelompokkan kategori berdasarkan jumlah skor yang telah diperoleh
setiap responden.
2. Analisis Data Kualitatif
Data jawaban yang dituliskan siswa dari pertanyaan tertutup sangat
bervariasi. Peneliti melakukan analisis data dengan mengelompokkan
jawaban siswa ke dalam beberapa tema. Hayes (dalam
Kurniastuti,2010) menjelaskan langkah yang digunakan untuk
menganalisis tema-tema yang muncul itu adalah sebagai berikut: (a)
menyiapkan data yang akan dianalisis, (b) mengidentifikasi informasi
aitem yang spesifik yang nampak relevan dengan topik yang sedang
diteliti, (c) memilah-milahkan data berdasar tema yang muncul, (d)
memeriksa tema-tema yang muncul dan membuat formula definisi,
(e)memberi perhatian pada masing-masing tema secara terpisah dan
dengan hati-hati meninjau kembali masing-masing transkrif dengan
material yang relevan dengan tema, (f) menggunakan seluruh bahan
yang berhubungan dengan masing-masing tema untuk membuat
konstruk, yang hasil akhirnya nanti berisi nama kategori dan definisi
dengan data yang mendukung, dan (g) memilih data yang relevan untuk
dijadikan ilustrasi dalam mendeskripsikan masing-masing tema.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti setelah data terkumpul,
sebagai berikut :
a) Memasukkan data kualitatif
Data kualitatif yang dimasukkan adalah jawaban responden
dari pertanyaan yang telah disediakan peneliti. Peneliti mengetik
jawaban yang telah dituliskan oleh responden dalam bentuk
dokumen menggunakan program komputer microsoft word secara
urut dalam bentuk tabel.
b) Kategorisasi data kualitatif
Langkah pertama, jawaban yang sudah diketik dengan
menggunakan program komputer microsoft word, dicetak,

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kemudian dipotong- potong berdasarkan masing-masing jawaban


responden. Langkah kedua, hasil potongan dikelompokkan dalam
kategori, sesuai dengan tema yang muncul disesuaikan jawaban
siswa. Langkah ketiga, tema yang sudah ditentukan dituliskan pada
kertas manila yang sudah disediakan, dan dilanjutkan
menempelkan jawaban siswa berdasarkan tema. Penempelan
jawaban diurutkan dari nomor responden yang terkecil ke terbesar.
c) Menghitung Frekuensi dan Persentase
Setelah pengkategorisasi data yang dilakukan sesuai dengan
tema-tema yang dimunculkan, langkah selanjutnya menghitung
frekuensi dengan cara menghitung siswa yang mengalami masalah
berdasarkan kategorinya masing-masing. Setelah mendapatkan
jumlah frekuensi dari masing-masing kategori dicari persentase
dengan cara:
frekuensi
Persentase = 𝑿 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
d) Deskriptif data kualitatif
Setelah mengkategorikan data kualitatif, langkah selanjutnya
memasukkan data tersebut, ke dalam program komputer microsoft
excel. Kemudian dibuat kategori supordinat. Kategori supordinat
dan kategori yang kecil diberi nomor dengan format ascending atau
dari besar ke kecil. Dari master lis yang terakhir, pengkodean
kembali ke data survei yang masih asli dan berdasarkan responden
yang diberikan, dipilih masing-masing responden yang sesuai
dengan kategorinya (dari format microsoft word dipindah ke format
microsoft excel). Respon yang tidak masuk dalam kategori
manapun dimasukkan dalam kategori “lainnya”.

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif
deskriptif dengan menggunakan metode survei. Judul penelitian ini “Survei
Permasalahan Perilaku Siswa Kelas III dan Kelas IV SD Sukacita”. Penelitian
ini dilaksanakan bersama dengan enam mahasiswi studi penelitian dengan
tempat SD yang digunakan sama namun setiap mahasiswi meneliti aspek
permasalahan yang berbeda. Aspek permasalahan yang dipilih oleh peneliti
adalah aspek perilaku.
Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah menyusun kembali
kuesioner yang diambil dari School Referral Questionnaire dengan
melakukan modifikasi sesuai kebutuhan peneliti. Kuesioner tersebut disusun
menjadi 2 bagian yaitu pernyataan tertutup yang terdiri dari 52 butir dan
pertanyaan terbuka dengan jumah 4 butir. Langkah selanjutnya, peneliti
melakukan tahap validasi terhadap intrumen penelitian. Penelitian ini
menggunakan validitas isi, dimana peneliti mengkonsultasikan instrumen
tersebut kepada dua orang ahli yaitu salah satu dosen pembimbing dan kepala
sekolah di SD. Tujuan melakukan validasi untuk mengetahui uji kelayakan
kuesioner untuk siswa sekolah dasar berdasarkan dari berbagai aspek.
Setelah kuesioner ini dinyatakan layak, peneliti pun datang ke SD
Kanisius Notoyudan dengan tujuan meminta izin untuk melakukan uji coba
kuesioner. Langkah selanjutnya, peneliti mengurus surat izin melakukan uji
coba penelitian yang dibuatkan oleh sekretariat PGSD. Uji coba kuesioner
pun dilaksanakan di hari yang telah disepakati bersama. Uji coba kuesioner
ini, hanya untuk pernyataan tertutup saja. Hal ini dikarenakan untuk
mengetahui variasi pilihan jawaban yang mudah dipahami siswa. Setiap siswa
menerima tiga variasi pilihan jawaban dengan opsi pertama dengan 2 pilihan
jawaban, opsi kedua dengan 3 pilihan jawaban dan opsi ketiga dengan 5
pilihan jawaban. Setelah responden selesai menyentang jawaban dan

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mencoba tiga macam variasi jawaban. Peneliti pun menanyakan variasi


jawaban yang mudah dipahami siswa serta menanyakan alasan memilih opsi
tersebut. Hasil opsi pilihan terbanyak pun sudah diketahui bahwa sebagian
besar siswa memilih opsi jawaban dengan 3 pilihan yaitu “ya”, “kadang-
kadang” dan “tidak pernah”.
Selanjutnya, peneliti meminta surat izin untuk melakukan penelitian
kepada pihak sekretariat PGSD. Hal ini dilakukan sebagai gerbang masuk
diperbolehkannya melakukan penelitian di SD Sukacita. Akhirnya, pada
tanggal 11 Desember 2018, peneliti mendapat kesempatan waktu untuk bisa
melakukan penelitian dengan menyebarkan kuesioner. Pelaksanaan penelitian
ini berlangsung sejak dari bulan Maret hingga Desember 2018.

B. Deskripsi Data
1) Tingkat Permasalahan Perilaku Siswa Kelas III dan Kelas IV SD
Sukacita
Peneliti menggunakan tiga kategori antara lain kategori tinggi,
sedang dan rendah dalam menentukan tingkat permasalahan perilaku
siswa kelas III dan kelas IV di SD Sukacita. Setiap kategori terdapat
masing-masing skor yang berbeda. Pilihan jawaban “selalu” mendapat
skor 3, pilihan jawaban “kadang-kadang” mendapat skor 2 dan pilihan
jawaban “tidak pernah” mendapat skor 1. Tingkat permasalahan perilaku
ini diperoleh dari data kuantitatif dihitung berdasarkan pada distribusi
normal yang diperoleh dari mean dan standar deviasi teoritik.
Pengkategorian atau tingkatan dengan menggunakan kategori jenjang
(ordinal) sebagai berikut:
Tabel 4.1 Kategori Jenjang
KATEGORI RUMUS

Rendah X < (µ - 1,0σ)

Sedang (µ - 1,0σ) ≤ X <(µ + 1,0σ)

Tinggi (µ + 1,0σ) ≤ X

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan norma standar pada tabel di atas, peneliti dapat


menghitung rentang nilai pada masing-masing kategori. Hasil dari
perhitungan dapat diperoleh yaitu kategori tinggi berada pada rentang
nilai 121 ke atas, kategori sedang berada pada rentang 87-120, dan
kategori rendah berada pada rentang nilai 86 ke bawah. Secara rinci,
dapat diketahui skor frekuensi dan persentase dari masing-masing
kategori, antara lain sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil tingkat permasalahan perilaku siswa kelas III dan
Kelas IV di SD Sukacita
Variabel Kategori Kriteria Frekuensi Persentase
Permasalahan Tinggi 121 ≤ X 0 0%
perilaku siswa kelas Sedang 87 ≤ X < 121 28 29,8%
III dan IV SD Rendah X < 87 66 70,2%
Sukacita
Total 94 100%

Hasil perhitungan pengkategorian pada tabel di atas, diketahui


frekuensi dan persentase dari jumlah total 92 siswa dari masing-masing
kategori. Permasalahan perilaku siswa kelas III dan kelas IV SD Sukacita,
kategori “rendah” sebanyak 66 siswa dengan persentase 70,2%, kategori
“sedang” sebanyak 28 siswa dengan persentase 29,8%, serta pada kategori
“tinggi” tidak ada siswa dengan persentase 0%. Di bawah ini disajikan,
diagram lingkaran dari persentase mengenai tingkat permasalahan perilaku
siswa kelas III dan kelas IV SD Sukacita:

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29,8%
Sedang
70,2%
Rendah

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Tingkat Permasalahan Perilaku


Siswa Kelas III dan Kelas IV SD Sukacita

Diagram lingkaran di atas menggambarkan bahwa tingkat


permasalahan perilaku siswa kelas III dan kelas IV SD Sukacita sebagian
besar cenderung berada pada tingkat kategori rendah. Pernyataan ini
didukung dengan adanya hasil perolehan perhitungan yang menunjukkan
bahwa persentase tingkat permasalahan perilaku kategori rendah lebih
tinggi dari kategori sedang.
2) Bentuk Permasalahan Perilaku Siswa Kelas III dan Kelas IV SD
Sukacita
Bentuk permasalahan perilaku siswa kelas III dan kelas IV SD
Sukacita dipaparkan pada pernyataan tertutup kuesioner dengan jumlah
52 butir. Bentuk permasalahan perilaku yang dperoleh dari lima
pernyataan perilaku yang sering dilakukan siswa yang diketahui dari skor
terbanyak. Hal ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan perilaku
yang sering dialami oleh siswa.
Tahap pertama yang dilakukan peneliti memberikan nilai dari setiap
nomor jawaban yang sudah dicentang siswa. Setiap pilihan jawaban
terdapat masing-masing skor yang berbeda. Pilihan jawaban “selalu”
mendapat skor 3, pilihan jawaban “kadang-kadang” mendapat skor 2 dan
pilihan jawaban “tidak pernah” mendapat skor 1. Tahap kedua, peneliti
memasukkan data ke Microsoft Excel dan menghitung total skor dari

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

setiap jawaban siswa, Tahap ketiga menghitung frekuensi dan persentase


dari setiap butir jawaban pernyataan kuesioner. Di bawah ini hasil
rekapitulasi data dari setiap butir pernyataan kuesioner tertutup.
Tabel 4.3
Hasil Rekapan Data Frekuensi dan Persentase dari Permasalahan
Perilaku Siswa Kelas III dan Kelas IV SD Sukacita
No Pernyataan Kuisioner Jawaban Total
Tidak Kadang- Selalu
Pernah kadang
N % N % N % N %
1. Sebisa mungkin aku 76 80,9 16 17,0 2 2,1 94 100
menghindari belajar di
dalam kelas.
2. Aku mudah menyerah 51 54,3 38 40,4 5 5,3 94 100
dalam mengerjakan
sesuatu.
3. Aku kesulitan untuk segera 35 37,2 54 57,4 5 5,3 94 100
memulai mengerjakan
tugasku dengan tepat
waktu.
4. Aku kesulitan untuk 38 40,4 51 54,3 5 5,3 94 100
mengumpulkan tugas-
tugasku tepat pada
waktunya.
5. Aku terus-menerus 65 69,1 27 28,7 2 2,1 94 100
bertanya kepada guruku
sampai mendapatkan
jawaban yang kuinginkan.
6. Aku bertindak cepat secara 37 39,4 52 55,3 5 5,3 94 100
tiba-tiba menurut
kehendak hati dalam
menanggapi berbagai hal
di sekitarku.
7. Aku kesulitan untuk 31 33,0 47 50,0 16 17,0 94 100
memulai mengerjakan
tugas dan bertahan untuk
tetap mengerjakannya
sampai selesai.
8. Aku kesulitan berpindah 41 43,6 49 52,1 4 4,3 94 100
dari satu tugas ke tugas
lainnya.
9. Aku kesulitan 51 54,3 39 41,5 4 4,3 94 100
mengerjakan satu tugas
sampai selesai.
10. Aku kesulitan 38 40,4 47 50,0 9 9,6 94 100
mengerjakan tugas secara
individu/mandiri.
11. Aku kesulitan bermain 33 35,1 53 56,4 8 8,5 94 100
dengan tenang.

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Pernyataan Kuisioner Jawaban Total


Tidak Kadang- Selalu
Pernah kadang
N % N % N % N %
12. Aku sulit fokus atau 28 29,8 43 45,7 23 24,5 94 100
berkonsentrasi.
13. Pembawaanku seperti anak 49 52,1 42 44,7 3 3,2 94 100
yang tidak peduli (tidak
mendengarkan perkataan
orang).
14. Perilakuku menunjukkan 37 39,4 40 42,6 17 18,1 94 100
adanya amarah dan
kekerasan.
15. Perilakuku mengganggu 59 62,8 34 36,2 1 1,1 94 100
bagi teman dan guruku.
16. Aku kesulitan untuk diam, 50 53,2 39 41,5 5 5,3 94 100
aku dapat berbicara
sepanjang ada kesempatan.
17. Aku menyela orang yang 68 72,3 22 23,4 4 4,3 94 100
sedang berbicara maupun
menjelaskan sesuatu.
18. Aku menjawab semua 43 45,7 47 50,0 4 4,3 94 100
pertanyaan yang ditujukan
padaku tanpa berpikir
terlebih dahulu.
19. Aku memberikan 56 59,6 37 39,4 1 1,1 94 100
komentar yang tidak sesuai
dengan topic pembicaraan.
20. Aku kesulitan untuk 48 51,1 37 39,4 9 9,6 94 100
bertahan duduk dalam
waktu yang lama.
21. Aku kesulitan duduk 31 33,0 53 56,4 10 10,6 94 100
dengan tenang tanpa
melakukan gerakan-
gerakan kecil yang
mengganggu (misalnya
menggerakkan tangan,
kaki, dsb.nya)
22. Aku terlambat masuk 49 52,1 41 43,6 4 4,3 94 100
kelas.
23. Ketika selesai istirahat atau 59 62,8 34 36,2 1 1,1 94 100
melakukan kegiatan di luar
kelas, aku kesulitan untuk
kembali lagi ke kelas tepat
waktu.
24. Aku kesulitan untuk tetap 32 34,0 53 56,4 9 9,6 94 100
bertahan mengerjakan
sesuatu yang bagiku terasa
sulit dikerjakan.
25. Aku tidak mengerjakan 59 62,8 33 35,1 2 2,1 94 100
Pekerjaan Rumah (PR).
26. Aku tidak menyimpan 66 70,2 26 27,7 2 2,1 94 100
buku PR dengan baik.
27. Aku melakukan berbagai 60 63,8 30 31,9 4 4,3 94 100
upaya untuk menarik

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Pernyataan Kuisioner Jawaban Total


Tidak Kadang- Selalu
Pernah kadang
N % N % N % N %
perhatian guru maupun
teman.
28. Barang-barangku tidak 36 38,3 40 42,6 18 19,1 94 100
tertata dengan baik
sehingga sulit untuk
ditemukan ketika dicari.
29. Aku kesulitan 45 47,9 47 50,0 2 2,1 94 100
mengumpulkan tugasku
dengan lengkap.
30. Aku melakukan tindakan- 27 28,7 50 53,2 17 18,1 94 100
tindakan yang membuat
orang lain mengatakan aku
tidak sopan.
31. Aku melakukan perbuatan 48 51,1 43 45,7 3 3,2 94 100
yang membuat orang lain
terluka.
32. Aku menyakiti hewan. 75 79,8 17 18,1 2 2,1 94 100
33. Aku merusakkan barang 58 61,7 36 38,3 0 0 94 100
milik teman atau orang
lain.
34. Aku meninggalkan tempat 51 54,3 38 40,4 5 5,3 94 100
dudukku ketika pelajaran
berlangsung.
35. Aku mengulangi terus 47 50,0 41 43,6 6 6,4 94 100
menerus perilaku yang
sama, misalnya: berputar-
putar dan menggerak-
gerakan tempat pensil,
dsb.nya.
36. Cara bicaraku sangat 69 73,4 25 26,6 0 0 94 100
lambat.
37. Aku memiliki kebiasaan 69 73,4 24 25,5 1 1,1 94 100
berteriak di dalam kelas
tanpa alasan yang jelas
38. Aku kesulitan berbicara 63 67,0 28 29,8 3 3,2 94 100
dengan lancar, seperti
kesulitan mengeluarkan
kata atau mengulang kata
seperti berikut: bbb be be
bed beda.
39. Aku memiliki kebiasaan 58 61,7 30 31,9 6 6,4 94 100
menggigit jari tangan
40. Aku memiliki kebiasaan 71 75,5 22 23,4 1 1,1 94 100
membentur-benturkan
kepala di meja
41. Aku kesulitan mengikuti 60 63,8 31 33,0 3 3,2 94 100
perubahan kegiatan di luar
jadwal rutinku.
42. Aku memiliki kebiasaan 71 75,5 20 21,3 3 3,2 94 100
berkeliling di seputar kelas
tanpa tujuan yang jelas.

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Pernyataan Kuisioner Jawaban Total


Tidak Kadang- Selalu
Pernah kadang
N % N % N % N %
43. Aku terbiasa melamun saat 40 42,6 48 51,1 6 6,4 94 100
pembelajaran berlangsung.
44. Aku merasa mudah lelah 31 33,0 58 61,7 5 5,3 94 100
saat mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas.
45. Aku memiliki kebiasaan 31 33,0 59 62,8 4 4,3 94 100
berkata tidak jujur kepada
orang lain.
46. Aku memiliki kebiasaan 67 71,3 25 26,6 2 2,1 94 100
mengambil barang yang
bukan milikku.
47. Aku merasa memiliki 46 48,9 45 47,9 3 3,2 94 100
beberapa keluhan pada
tubuhku (seperti kaki,
tangan, kepala, dll)
48. Aku memiliki kebiasaan 78 83,0 15 16,0 1 1,1 94 100
tidak masuk sekolah tanpa
alasan yang jelas.
49. Aku kesulitan 49 52,1 41 43,6 4 4,3 94 100
mempertahankan kontak
mata dengan orang yang
mengajakku berbicara.
50. Saat di kelas aku 62 66,0 30 31,9 2 2,1 94 100
membutuhkan pengawasan
dari guru secara terus
menerus
51 Perilaku yang kulakukan 54 57,4 33 35,1 7 7,4 94 100
sering membahayakan
orang lain dan diriku
sendiri.
52 Aku memilih untuk tidak 53 56,4 37 39,4 4 4,3 94 100
melakukan kegiatan-
kegiatan baru di luar
kebiasaanku.

Dilihat dari tabel di atas, lima bentuk permasalahan perilaku yang


sering dialami siswa antara lain (1) sulit fokus atau berkonsentrasi dalam
pembelajaran, yang dialami oleh 23 siswa, (2) kesulitan menemukan
barang yang dicari karena tidak tertata, yang dialami oleh 18 siswa, (3)
menunjukkan amarah dan kekerasan, yang dialami oleh 17 siswa, (4)
melakukan tindakan-tindakan yang membuat orang lain mengatakan “aku
tidak sopan”, yang dialami oleh 17 siswa, (5) kesulitan untuk memulai
mengerjakan tugas dan bertahan untuk tetap mengerjakannya sampai
selesai, yang dialami oleh 16 siswa.

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Deskripsi Data Kualitatif


1. Permasalahan Perilaku yang Sedang Dihadapi Siswa
Berdasarkan hasil penelitian data kualitatif, peneliti mendapatkan data
mengenai kategorisasi permasalahan perilaku yang dihadapi oleh siswa
kelas III dan kelas IV SD Sukacita. Berikut hasil kategori mengenai
permasalahan yang sedang dihadapi siswa secara rinci dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Kategori Permasalahan yang sedang dihadapi siswa
No Pengalaman yang sedang dihadapi Frekuensi Persentase
1. Tidak memiliki permasalahan 28 29,8%
yang dihadapi
2. Sedang menghadapi permasalahan 9 9,6%
namun tidak menyebutkan bentuk
permasalahan
3. Masalah di sekolah 28 29,8%
Masalah akademik 22 23,4%
Masalah non-akademik 6 6,4%
4. Masalah dengan teman sebaya 13 13,8%
Bullying verbal 8 8,5%
Bullying fisik 3 3,2%
Bullying relasional 2 2,1%
5. Masalah di rumah 10 10,6%
Konflik orang tua-anak 7 7,4%
Konflik sibling 3 3,2%
6. Others (lain-lain) 6 6,4 %
Total 94 100%

Permasalahan yang difokuskan peneliti adalah permasalahan


perilaku yang dialami siswa. Permasalahan yang sedang dihadapi siswa
secara umum dibagi menjadi tiga antara lain: masalah di sekolah,
masalah dengan teman sebaya dan masalah di rumah. Sebanyak 28 siswa
dengan persentase 29,8% melaporkan bahwa siswa sedang mengalami
permasalahan di sekolah. Permasalahan di sekolah yang dituliskan siswa
dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu masalah akademik dan masalah
non akademik. Bentuk permasalahan sekolah yang dialami siswa
memiliki hubungan dengan permasalahan perilaku yang sedang dihadapi
siswa. Perolehan persentase masalah akademik, mendapat hasil sebesar
23,4%. Masalah akademik yang dituliskan siswa misalnya seperti,

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

“Sulit memahami pelajaran ipa, ketika ada teman sebelah tempat


dudukku mengobrol” (R-21)
Permasalahan yang dihadapi responden dengan nomor (R-21) di
atas, termasuk ke dalam permasalahan perilaku karena siswa merasa
terganggu dengan kondisi lingkungan tempat belajar. Hal ini termasuk
faktor eksternal penyebab siswa mengalami kesulitan fokus.
“Saya mudah menyerah sehingga tidak bisa mengerjakan soal
bahasa jawa aksara jawa” (R-40)
“Mudah menyerah ketika menghadapi ujian” (R-76)
Selain itu, permasalahan yang dialami oleh responden (R-40), dan
(R-76) merupakan permasalahan perilaku pada siswa yang kurang
percaya diri. Siswa yang mengalami mudah menyerah, cepat frustasi dan
mudah tersinggung termasuk dalam kategori kurang percaya diri.
Selanjutnya, permasalahan di rumah dengan perolehan persentase
sebesar 10,6%. Permasalahan yang dihadapi siswa ketika di rumah
dikategorikan menjadi dua yaitu konflik orangtua-anak dan konflik
sibling. Permasalahan yang ada kaitannya dengan permasalahan perilaku
adalah permasalahan dengan saudara (konflik sibling) terdapat persentase
3,2%. Bentuk permasalahan yang dituliskan siswa dalam kategori
permasalahan dengan saudara (konflik sibling) seperti,
“Selalu dirusuhi kakak saat belajar atau bermain dengan tetangga
atau saudara” (R-2)
“Aku sulit belajar karena adikku menonton televisi terlalu keras”
(R-14)
Permasalahan yang dihadapi responden dengan nomor (R-2) dan
(R-14) di atas, termasuk ke dalam permasalahan perilaku karena siswa
merasa terganggu dengan kondisi lingkungan tempat belajar. Responden
dengan nomor (R-14) mengalami permasalahan perilaku karena
terganggu dengan adanya suara televisi yang terlalu keras. Sedangkan
responden dengan nomor (R-2) mengalami permasalahan perilaku karena
terganggu dengan saudara kandung yang ikut-ikutan mencampuri tanpa

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tujuan. Kedua hal tersebut termasuk faktor eksternal penyebab siswa


mengalami kesulitan fokus sehingga siswa mengalami kesulitan dalam
belajar.
Selain permasalahan perilaku yang dialami siswa, beberapa siswa juga
menuliskan bahwa siswa telah menjadi korban dari tindakan bullying yang
dilakukan oleh teman sebayanya. Permasalahan dengan teman sebaya
yang dialami oleh 13 siswa memiliki persentase 13,8%. Permasalahan
dengan teman sebaya dikategorikan dalam bullying verbal, bullying fisik,
dan bullying relasional. Persentase yang paling banyak dialami siswa
adalah bullying verbal sebesar 8,5%. Bentuk tindakan bullying verbal
berupa julukan nama, celaan, mengancam, mengejek, dll. Jawaban yang
dituliskan siswa yang termasuk jenis bullying verbal misalnya:
“Teman suka mengejek” (R-8)
“Teman suka mengancam apabila lembar jawaban ulanganku
tidak saya berikan” (R-12)
“Diejek teman-teman” (R-28)
Permasalahan yang dihadapi responden dengan nomor (R-8) dan
(R-28) di atas, termasuk ke dalam permasalahan perilaku karena siswa
menjadi korban ejekan oleh teman-temannya. Sedangkan, permasalahan
yang dihadapi responden dengan nomor (R-12) bahwa teman melakukan
perbuatan mengancam apabila tidak memberikan contekkan hasil
pekerjaan responden. Responden menjadi korban karena responden tidak
berkutik ketika lembar jawabnya diambi temannya.
Kemudian, urutan kedua yaitu bullying fisik dengan persentase 3,2%.
Bentuk tindakan bullying fisik seperti, diajak berkelahi dengan teman.
Contoh jawaban yang dituliskan siswa adalah
“Masalahnya temanku di kelas sering berkelahi denganku, tetapi
aku tidak bisa mengatasi” (R-33)
“Menghindari teman yang memukul” (R-48)
Permasalahan yang dihadapi responden dengan nomor (R-33) dan
(R-48) di atas, responden menjadi korban bullying fisik. Urutan ketiga

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

adalah bullying relasional dengan persentase 2,1%. Bentuk bullying


relasional yang dialami oleh siswa adalah
“Setiap menghias kelas aku tidak boleh ikut karena mereka tidak
mau” (R-32)
“Dibeda-bedakan teman” (R-90)
Permasalahan yang dihadapi responden dengan nomor (R-32) dan
(R-90) di atas, responden menjadi korban bullying relasional.
Penelitian ini difokuskan pada permasalahan perilaku, namun tidak
menutup kemungkinan, peneliti menemukan permasalahan lain yang
dihadapai oleh siswa kelas III dan kelas IV SD Sukacita. Permasalahan
tersebut antara lain: permasalahan non akademik yang disebutkan oleh
siswa memiliki persentase 6,4%. Bentuk permasalahan non akademik
yang dihadapi siswa antara lain, kesulitan pada bidang olahraga,
kesulitan memunculkan kreativitas. Permasalahan yang dialami siswa
selanjutnya adalah masalah dirumah, pada kategori konflik orangtua-
anak. Bentuk permasalahan yang dituliskan siswa, seperti di marahi oleh
orangtuanya. Permasalahan orangtua-anak memiliki persentase 7,4%.
Kemudian permasalahan lainnya adalah jawaban yang dianggap
peneliti kurang detail dalam menyampaikan permasalahan yang dialami
siswa, memperoleh persentase 6,4%. Bentuk jawaban yang disampaikan
siswa seperti “Sikapku” (R70), dan“Guru” (R-80). Dengan demikian,
persentase jumlah keseluruhan permasalahan yang dapat teridentifikasi
bentuknya dari kategori permasalahan yang sedang dihadapi siswa
sebanyak 57 siswa dengan perolehan 60,6%. Selanjutnya perolehan
persentase permasalahan yang sedang dihadapi siswa, namun tidak
teridentifikasi bentuknya ada 9 siswa dengan perolehan 9,6%. Bentuk
jawaban yang disampakan siswa seperti:“Iya” (R-5), “Ya, ingin sekali”
(R-63)“Ya, saya ingin” (R-92). Namun, ada beberapa siswa yang tidak
memiliki permasalahan yang sedang dihadapi, sebanyak 28 siswa dengan
persentase sebesar 29,8%.

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pengalaman tidak menyenangkan yang pernah dialami siswa


Segala kejadian yang pernah dialami siswa merupakan suatu
pengalaman, baik pengalaman menyenangkan ataupun pengalaman tidak
menyenangkan. Pengalaman tersebut ada karena siswa melakukan proses
interaksi, baik dengan guru, teman ataupun lingkungan sekitar.
Pengalaman tidak menyenangkan ini dapat berupa permasalahan yang
dialami siswa. Berikut hasil kategorisasi mengenai pengalaman tidak
menyenangkan dapat dilihat dalam tabel ini secara rinci, sebagai berikut:
Tabel 4.5
Kategori Pengalaman Tidak Menyenangkan yang
Pernah dialami Siswa
No Pengalaman Kurang Frekuensi Prosentase
Menyenangkan
1. Tidak Memiliki pengalaman 27 28,8%
yang kurang menyenangkan
2. Memiliki pengalaman kurang 13 13,8%
menyenangkan tanpa
menyebutkan bentuk
pengalaman
3. Masalah dengan teman sebaya 24 25,5%
Bullying verbal 11 11,6%
Bullying fisik 8 8,5%
Bullying relasional 5 5,4%
4. Masalah di rumah 15 16%
Konflik orang tua-anak 9 9,6%
Konflik sibling 6 6,4%
5. Masalah di sekolah 8 8,5%
Masalah akademik 5 5,3%
Berperilaku tidak baik 3 3,2%
6. Masalah Pribadi 7 7,4%
Total 94 100%

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, terdapat 27 siswa


dengan persentase 28,7% yang melaporkan bahwa belum pernah
memiliki pengalaman tidak menyenangkan selama hidupnya.
Selanjutnya, 13 siswa (13,8%) mengungkapkan bahwa, mereka memiliki
pengalaman kurang menyenangkan namun tidak teridentifikasi bentuk
pengalamannya.
Kemudian, masih terdapat 54 siswa dengan persentase 50,8%
yang memiliki pengalaman kurang menyenangkan dan menuliskan

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

alasannya. Bentuk pengalaman kurang menyenangkan yang dialami


siswa dikategorikan dalam empat macam antara lain: masalah dengan
teman sebaya, masalah di rumah, masalah di sekolah, serta masalah
pribadi. Permasalahan yang banyak dituliskan oleh siswa adalah
permasalahan dengan teman sebaya. Jumlah siswa yang memiliki
permasalahan dengan teman sebaya ada 24 siswa dengan persentase
25,5%. Permasalahan dengan teman sebaya dikategorikan dalam 3 jenis
yaitu bullying verbal, bullying fisik, dan bullying relasional.
Permasalahan bulliying yang paling banyak dialami oleh siswa
yaitu bullying verbal dengan jumlah siswa 11 persentase sebesar 11,4%,
bentuk tindakan bullying verbal tersebut antara lain diejek dan dimarahi
oleh teman. Berikut ini contoh jawaban yang menunjukkan kategori
bullying verbal, seperti:
“Aku pernah diejek” (R-25)
“Diejek karena tidak pandai dengan pelajaran bahasa jawa” (R-
83)
Permasalahan yang dihadapi responden dengan nomor (R-25) dan
(R-83) di atas, responden menjadi korban bullying verbal yaitu berupa
kata-kata ejekan.
“Temanku mengganggu aku dan berbicara hinaan tidak sopan”
(R-28)
Permasalahan yang dihadapi responden dengan nomor (R-28) di
atas, menunjukkan bahwa temannya memiliki permasalahan perilaku
tidak sopan.
Selanjutnya, jenis bullying fisik yang dialami siswa memiliki
persentase 8,5%. Bentuk tindakan bullying fisik tersebut antara lain:
dipukul dan didorong. Berikut ini contoh jawaban yang menunjukkan
kategori bullying fisik antara lain:
“Didorong teman” (R-42)
“Dipukul, diejek” (R-38)
“Aku dijahili teman di sekolah” (R-13)

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemudian jenis bullying relasional sebanyak 5 siswa dengan


persentase 5,3%. Bentuk tindakan bullying relasional adalah dijauhi dan
digunjingkan. Berikut ini contoh jawaban yang menunjukkan kategori
bullying relasional antara lain:
“Ingin bicara tetapi tidak di dengarkan” (R-16)
Permasalahan yang dihadapi responden dengan nomor (R-16) di
atas, menunjukkan bahwa temannya memiliki permasalahan perilaku
tidak patut. Hal ini ditunjukkan bahwa temannya tidak peduli sehingga
tidak mendengarkan perkataan responden.
“Dijauhi teman” (R-40)
Jawaban yang dituliskan responden pada kategori permasalahan
dengan teman sebaya di atas merupakan beberapa siswa yang menjadi
korban dari tindakan bullying yang dilakukan oleh teman sebayanya.
Urutan kedua, permasalahan yang tidak menyenangkan yang
dituliskan siswa yaitu permasalahan dirumah. Persentase permasalahan di
rumah sebanyak 16% Bentuk permasalahan dirumah meliputi konflik
orangtua-anak dan konflik sibling. Permasalahan yang banyak disebutkan
oleh siswa adalah konflik orangtua-anak dengan persentase 9,6%.
Pengalaman tidak menyenangkan yang dialami siswa dengan orang tua
ditunjukkan dengan jawaban yang dituliskan siswa seperti
“Dimarai orang tua” (R-17, R-80, R-92)
Permasalahan yang dialami responden (R-17, R-80, R-92)
merupakan permasalahan perilaku, namun tidak disebutkan dengan
detail alasanya.
“Di rumah aku rajin belajar tetapi mamaku tidak mengajariku”
(R-33)
Permasalahan yang dialami responden (R-33) ada kaitannya
dengan permasalahan perilaku yaitu siswa membutuhkan bantuan orang
lain seperti orangtuanya dalam proses belajar.
Pengalaman kurang menyenangkan yang dialami siswa ketika di
sekolah ditunjukkan juga melalui perilaku siswa yang tidak terpuji.

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bentuk perilaku siswa yang tidak terpuji adalah pernah mencontek, dan
dihukum guru karena ramai di kelas. Persentase perilaku tidak terpuji
dilakukan oleh 3 siswa dengan perolehan 3,2%. Pengalaman tidak
menyenangkan yang dialami siswa di sekolah melalui perilaku yang tidak
terpuji ditunjukkan dengan jawaban yang dituliskan siswa seperti :
“Saya pernah menyontek pada saat ulangan” (R-4)
Permasalahan yang dihadapi responden dengan nomor (R-4) di
atas, termasuk ke dalam permasalahan perilaku berbohong karena
responden mencontek hasil pekerjaan orang lain demi mendapatkan nilai
bagus.
“Di hukum di kantor guru, karena ramai dikelas” (R-36)
Permasalahan yang dihadapi responden dengan nomor (R-36) di
atas, termasuk ke dalam permasalahan perilaku tidak berkonsentrasi
ketika pembelajaran dikelas, maka responden mendapat hukuman.
Selanjutnya permasalahan yang lain diluar aspek perilaku antara
lain: Pengalaman tidak menyenangkan di sekolah bidang akademik
memiliki persentase yaitu 5,3%. Bentuk dari permasalahan akademik
antara lain: kurang dapat memahami pelajaran, mendapat nilai jelek.
Kemudian permasalahan sibling (dengan saudara) persentasenya sebesar
6,4%. Gambaran pernyataan siswa dari permasalahan dengan saudara
(konflik sibling) dituliskan seperti: dinakali adik. Selanjutnya
permasalahan pribadi dengan persentase 7,4%. Bentuk permasalahan
pribadi yang merupakan pengalaman tidak menyenangkan yang
dituliskan siswa seperti pernah mengalami sakit karena jatuh dari tangga,
tertabrak kendaraan. Jawabna yang dituliskan siswa tersebut tidak
berhubungan langsung mengenai permasalahan perilaku.

3. Kelebihan yang dimiliki siswa


Penelitian ini lebih mendalam membahas pada aspek perilaku,
maka kelebihan yang dimiliki siswa ini dapat menjadi pintu masuk
mengatasi permasalahaan perilaku siswa. Dengan data yang dimiliki oleh

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

setiap siswa ini, guru dapat memperoleh informasi mengenai kelebihan


yang dimiliki setiap siswa. Berdasarkan hasil analisis data, peneliti
mengkategorikan ada 8 kategori. Tujuh bidang kategori dapat
dimasukkan dalam teori kecerdasan ganda oleh Howard Gardner. Dan
satu kategori masuk dalam aspek baru yaitu kelebihan fisik yang
dituliskan oleh siswa.
Teori kecerdasan ganda terdiri dari kecerdasan gerak badani,
kecerdasan musikal, kecerdasan ruang visual, kecerdasan linguistik,
kecedasaan intrapersonal, intelegensi interpersonal, dan intelegensi
matematis-logis. Berikut ini rincian persentase dan frekuensi dari
kelebihan yang dimiliki siswa:
Tabel 4.6
Kategori Kelebihan yang Dimiliki Siswa
No Kelebihan/Kecerdasan Siswa Frekuensi Prosentase
1. Kecerdasan Gerak Badani 35 37,1%
Bidang Bermain bola 17 18,1%
Olahraga Berenang 5 5,3%
Lari 4 4,3%
Badminton 2 2,1%
Bela diri 1 1,1%
Bermain sepeda 1 1,1%
Bidang Dance ( Tari modern) 2 2,1%
Seni Tari Menari 1 1,1%
Balet 1 1,1%
Memasak Pandai memasak 1 1,1%
2. Kecerdasan Musikal 21 22,3%
Bermain Alat musik biola 6 6,4%
Alat Musik Alat musik gitar 5 5,3%
Alat musik orgen 2 2,1%
Alat musik drum 1 1,1%
Alat musik piano 1 1,1%
Menyanyi Gemar menyanyi 6 6,4%
3. Kecerdasan Ruang Visual 12 12,8%
Seni Visual Menggambar 9 9,6%
Melukis 3 3,2%
4. Kecerdasan Linguistik 6 6,4%
Menyukai Mata Pelajaran Bahasa Ingris 2 2,1%
Menulis 2 2,1%
Membaca 1 1,1%
Bermain Game 1 1,1%
5. Kecedasaan Intrapersonal 4 4,3%
Mengerjakan Tugas Tepat Waktu 1 1,1%
Giat Belajar 3 3,2%
6. Kelebihan Siswa 4 4,3%

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Kelebihan/Kecerdasan Siswa Frekuensi Prosentase


Memiliki Postur tubuh tinggi 1 1,1%
Memiliki tubuh yang lengkap dan sehat 1 1,1%
Memiliki postur tubuh yang besar 1 1,1%
Bisa menulis dengan tangan kiri (kidal) 1 1,1%
7. Intelegensi Interpersonal 3 3,2%
Pandai menjalin relasi dengan teman 2 2,1%
sebaya
Pandai berbicara 1 1,1%
8. Intelegensi Matematis-Logis 3 3,2%
Pandai dalam mata pelajaan matematika 2 2,1%
Pandai berhitung 1 1,1%
9. Others (lain-lain) 6 6,4%
Total 94 100%

Tabel 4.6 ini, digunakan untuk mempermudah pembaca dalam


memahami rincian kelebihan yang dimiliki setiap siswa siswa dalam
kategori masing-masing. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.6,
persentase paling tinggi terdapat pada kelebihan yang dimiliki siswa
dengan kecerdasan gerak badani sebesar 37,1% ada 35 siswa. Kecerdasan
gerak badani ini terbagi dalam bidang olah raga, seni tari dan memasak.
Dalam bidang olah raga, permainan yang diminati siswa terdiri dari
bermain bola, berenang, lari, badminton, bela diri, dan bermain sepeda.
Selanjutnya dalam bidang seni tari terbagi menjadi 3 bagian yaitu dance
dengan perolehan persentase 2,1% (2 siswa), menari ada 1,1% (1 siswa)
dan balet ada 1,1% (1 siswa). Kemudian, dalam bidang pandai memasak
memilikii persentase1,1%
Selanjutnya, persentase urutan kedua mengenai kelebihan yang
dimiliki siswa adalah kecerdasan musikal sebesar 22, 3 % ada 21 siswa.
Kecerdasan musikal dibagi dalam dua bidang yaitu bermain alat musik
dan gemar menyanyi. Kelebihan siswa dalam memainkan alat musik,
dilihat dari minat siswa paling banyak yaitu alat musik biola ada 6,4% (4
siswa), dilanjutkan alat musik gitar dengan perolehan persentase 5,3% (5
siswa), alat musik orgen ada 2,1% (2 siswa) dan alat musik drum dan
piano dengan perolehan persentase yang sama yaitu 1,1% (1 siswa).
Bidang kedua yaitu gemar menyanyi memiliki persentase 6,4% (6 siswa).

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kemudian kecerdasan ruang visual, kelebihan yang disebutkan


siswa ada menggambar dan melukis. Menggambar dengan perolehan
persentase 9,6% (9 siswa) dan melukis dengan perolehan persentase
3,2% (3 siswa). Urutan keempat kecerdasan linguistik dengan perolehan
6,4% (6 siswa), bakat yang dimilik siswa yang disebutan antara lain
menyukai mata pelajaran bahasa inggris, menulis, membaca, serta
bermain game. Urutan kelima yaitu kecedasaan intrapersonal memiliki
perolehan persentase 4,3% (4 siswa) denga bakat yang dimilik siswa
dalam mengerjakan tugas tepat waktu serta giat belajar. Urutan keenam
kelebihan yang disebutkan siswa yaitu terdiri dari memiliki postur tubuh
tinggi, memiliki tubuh yang lengkap dan sehat, memiliki postur tubuh
yang besar, dan bisa menulis dengan tangan kiri (kidal) dengan
keseluruhan persentase 4,3% (4 siswa). Urutan ketujuh kelebihan yang
disebutkan siswa adalah bidang intelegensi interpersonal misalnya seperti
pandai menjalin relasi dengan teman sebaya, dan pandai berbicara.
Persentase yang diperoleh dari kelebihan intelegensi interpersonal
sebesar 3,2%. Urutan kedelapan kelebihan yang disebutkan siswa adalah
intelegensi matematis-logis, contohnya seperti pandai dalam mata
pelajaran matematika serta pandai berhitung. Persentase yang diperoleh
dari kelebihan intelegensi matematis-logis sebesar 3,2%. Kemudian,
kategori lainnya merupakan jawaban yang dianggap peneliti bukan
kelebihan yang dimiliki siswa. Jawaban yang diungkapkan siswa tidak
relevan dengan pertanyaan yang diberikan, seperti ungkapan “kadang
pelupa” (R-87).

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Tingkat Permasalahan Perilaku Siswa Kelas III dan Kelas IV SD
Sukacita
Hasil penelitian dari pernyataan tertutup menunjukkan bahwa
tingkat permasalahan perilaku yang dialami siswa kelas III dan kelas IV
cenderung berada pada kategori rendah. Hal tersebut dilihat dari data
perolehan siswa sebanyak 66 siswa dengan persentase 70,2% masuk
dalam kategori rendah sedangkan pada kategori sedang terdapat 28 siswa
dengan persentase 29,8% dan tidak anak siswa yang masuk dalam
kategori tinggi.
Hasil dari penelitian ini memberikan informasi bahwa meskipun
tingkat permasalahan perilaku yang dialami siswa kelas III dan kelas IV
cenderung berada pada kategori rendah, sekolah perlu mewaspadai
adanya kemungkinan bentuk permasalahan perilaku yang tidak terungkap
dalam kuesioner dan tidak menganggap sepele mengenai permasalahan
perilaku.
Hal ini dikuatkan dengan adanya salah satu contoh kasus yang
terjadi di Lingkungan V, Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan
Selayang, Medan yang menunjukkan hasil bahwa anak menolak sekolah
karena mendapat ejekan teman-temannya, merasa malu dan takut gagal
pada mata pelajaran yang tidak disukai, serta kurang percaya diri
sehingga berakibat mendapat nilai yang dicapai buruk dan prestasi yang
dicapai semakin menurun. Selain itu, siswa akan berakibat tidak mampu
menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan baik di lingkungan sekolah
maupun di lingkungan rumah (Anjelika, 2018).
Hasil penelitian Anjelika, menunjukkan guru SD memiliki peran
yang sangat penting dalam mengarahkan dan membantu peserta didik
berperilaku baik, melindungi mereka dari hal-hal yang akan merusak
kepribadiannya. Anisah (2015) juga menyatakan bahwa setiap anak yang
lahir ke dunia, sangat rentan dengan berbagai masalah. Masalah yang
dihadapi anak, biasanya berkaitan dengan perilaku keliru pada proses

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perkembangannya. Bila muncul perilaku buruk tersebut tidak segera


diatasi maka akan berlanjut pada fase berikutnya yaitu fase
perkembangan anak masa sekolah. Pada gilirannya, perilaku buruk
tersebut dapat menghambat proses perkembangan anak yang optimal.
Dengan demikian, penting bagi para orang tua dan guru untuk memahami
permasalahan-permasalahan anak agar dapat meminimalisir kemunculan
dan dampak permasalahan tersebut serta mampu memberikan upaya
bantuan yang tepat.

2. Bentuk Permasalahan Perilaku yang Sedang Dialami Siswa Kelas III


dan Kelas IV SD Sukacita
Peneliti menganalisis bentuk permasalahan perilaku yang banyak
dialami siswa kelas III dan kelas IV SD Sukacita berdasarkan hasil
pengolahan data dalam kuesioner tertutup. Setelah dilakukan analisis data
yaitu menghitung prosentase dan frekuensi dari setiap butir jawaban dari
setiap pertanyaan, telah diperoleh lima bentuk permasalahan perilaku
yang termasuk dalam kategori paling banyak dilakukan siswa. Lima
bentuk permasalahan perilaku tersebut antara lain (1) sulit fokus atau
berkonsentrasi dalam pembelajaran, yang dialami oleh 23 siswa, (2)
kesulitan menemukan barang yang dicari karena tidak tertata, yang
dialami oleh 18 siswa, (3) menunjukkan amarah dan kekerasan, yang
dialami oleh 17 siswa, (4) melakukan tindakan-tindakan yang membuat
orang lain mengatakan “aku tidak sopan”, yang dialami oleh 17 siswa,
(5) kesulitan untuk memulai mengerjakan tugas dan bertahan untuk tetap
mengerjakannya sampai selesai, yang dialami oleh 16 siswa.
Bentuk permasalahan perilaku yang pertama adalah sulit fokus atau
berkonsentrasi dalam pembelajaran. Surya (2015 :6) mengungkapkan
bahwa siswa yang mengalami kesulitan fokus atau konsentrasi
dikarenakan beberapa faktor penyebab antara lain faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal, yaitu kesulitan belajar dari luar yang
berkaitan dengan indra, seperti penglihatan, pendengaran dan penciuman.

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hal ini berkaitan dengan kondisi suasana lingkungan tempat belajar.


Seperti tempat belajar yang berantakan, hilir mudiknya orang di sekitar
tempat belajar, adanya bau yang menyengat dan mendatangkan cita rasa
yang tak mengenakkan dan lain-lain. Sedangkan faktor internal, yaitu
kesulitan belajar dari dalam diri sendiri yang berkaitan dengan gangguan
fisik dan psikis. Faktor tersebut, antara lain (1) siswa mengalami
gangguan pada kesehatan jasmani, seperti sakit karena kurang tidur,
keletihan, kondisi lapar (2) timbulnya perasaan negatif, seperti gelisah,
tertekan, marah, khawatir, takut, benci dan dendam. (3) kurang minat,
kurang tertarik dan kurang motivasi pada pelajaran (4) siswa bersifat
pasif dalam belajar yaitu tidak memiliki keberanian untuk
mengungkapkan keingintahuan (ketidaktahuan) yang berkaitan dengan
materi pelajaran. Ketika pembelajaran berlangsung, siswa yang
mengalami kesulitan fokus atau konsentrasi, ditunjukkan dengan perilaku
seperti melamun, sering mengganggu teman, tugas yang diberikan guru
tidak terselesaikan, dan hal lain. Apabila hal ini terjadi terus-menerus,
kemungkinan prestasi yang akan dialami siswa akan menurun dan
berakibat untuk orang lain, yaitu suasana kelas akan tidak kondusif
sehingga pembelajaran tidak berjalan lancar.
Permasalahan perilaku berkaitan dengan sulit fokus ini juga
diungkapkan oleh responden, yang telah dipilah-pilah ke dalam beberpa
kategori antara lain permasalahan akademik dan permasalahan dengan
saudara (konflik sibling). Masalah akademik yang dituliskan siswa
misalnya seperti, “Sulit memahami pelajaran ipa, ketika ada teman
sebelah tempat dudukku mengobrol” (R-21). Permasalahan yang
dihadapi responden dengan nomor (R-21) di atas, termasuk ke dalam
permasalahan perilaku karena siswa merasa terganggu dengan kondisi
lingkungan tempat belajar. Hal ini termasuk faktor eksternal penyebab
siswa mengalami kesulitan fokus. Bentuk permasalahan yang dituliskan
siswa dalam kategori permasalahan dengan saudara (konflik sibling)
seperti, “Selalu dirusuhi kakak saat belajar atau bermain dengan

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tetangga atau saudara” (R-2) dan “Aku sulit belajar karena adikku
menonton televisi terlalu keras” (R-14) Permasalahan yang dihadapi
responden dengan nomor (R-2) dan (R-14) di atas, termasuk ke dalam
permasalahan perilaku karena siswa merasa terganggu dengan kondisi
lingkungan tempat belajar. Responden dengan nomor (R-14) mengalami
permasalahan perilaku karena terganggu dengan adanya suara televisi
yang terlalu keras. Sedangkan responden dengan nomor (R-2) mengalami
permasalahan perilaku karena terganggu dengan saudara kandung yang
ikut-ikutan mencampuri tanpa tujuan. Kedua hal tersebut termasuk faktor
eksternal penyebab siswa mengalami kesulitan fokus sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam belajar.
Peran guru dalam menangani siswa yang sulit fokus bisa dilakukan
dengan cara, (1) mempersiapkan materi yang menarik perhatian anak,
bisa berupa memberikan video yang berhubungan dengan materi. (2)
memberikan rasa percaya diri pada anak dengan memberi keyakinan (3)
ketika anak diberi tugas, guru menerapkan pembatasan waktu dalam
mengerjakan (4) melakukan kegiatan yang membuat anak merasa
nyaman.
Bentuk permasalahan perilaku yang kedua adalah kesulitan
menemukan barang yang dicari karena tidak tertata. Masalah ini,
termasuk dalam kategori kebiasaan buruk dalam bekerja. Siswa belum
bisa bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Pada umumnya, siswa
hanya melakukan apa yang ingin dilakukan, dan bukan apa yang
seharusnya dilakukan atau bertindak asal-asalan serta mengambil cara
yang paling mudah dilakukan. Siswa ini dapat digambarkan berorientasi
pada kesenangan (Darwis, 2006: 117). Menata barang milik sendiri
adalah hal yang sederhana dan mudah dilakukan, namun apabila terjadi
terus menerus akan menjadi kebiasaan buruk dalam bekerja. Barang-
barang yang tidak tertata juga bisa berpengaruh terhadap minat anak
untuk belajar. Siswa perlu mengembangkan kepribadian diri dengan
belajar disiplin. Beberapa cara untuk mengurangi kebisaan buruk siswa

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam masalah ini, sebagai berikut: Cara pertama, guru memberikan


peraturan dan konsekuensinya dari apa yang diperbuat sendiri. Cara
kedua menerapkan sistem catatan dengan membuat daftar barang-barang
anak dan penempatannya. Cara ketiga, selalu mengingatkan anak-anak
untuk menata barang pribadi ke dalam loker yang telah disediakan guru.
Bentuk permasalahan perilaku yang ketiga adalah menunjukkan
amarah dan kekerasan. Masalah ini, termasuk dalam kategori keagresifan
sosial. Perilaku agresif secara sosial adalah perilaku yang menyerang
orang lain baik penyerangan secara verbal maupun penyerangan secara
fisik. Penyerangan secara verbal misalnya, mencaci, mengejek, atau
memperolok-olokkan orang lain ataupun dengan menunjukkan ekspresi
wajah dan gerakan tubuh yang mengancam atau merendahkan.
Penyerangan secara fisik misalnya. mendorong, memukul atau berkelahi
(Darwis 2006 : 39). Penyebab perilaku agresif sosial menurut Suton-
Smith (dalam Darwis 2006 : 40) adalah siswa sedikit mendapatkan kasih
sayang, bimbingan dan perhatian dari orang tua ataupun guru. Ketika di
sekolah, siswa biasanya mengalami masalah dengan teman – temannya,
sehingga sering terjadi saling memperolok-olok, dan saling berkelahi.
Peneliti menemukan bahwa pada kuesioner pernyataan tertutup
dalam kategori tingkat permasalahan perilaku dari terbanyak urutan
ketiga terdeteksi adanya masalah anak menunjukkan amarah dan
kekerasan. Setelah digali lebih lanjut, peneliti menemukan permasalahan
yang hampir sama pada kuesioner terbuka yaitu muncul permasalahan
bullying. Jawaban yang dituliskan siswa pada pertanyaan terbuka dan
pernyataan tertutup saling menguatkan. Bentuk dari permasalahan
dengan teman sebaya yang sedang dialami siswa adalah beberapa siswa
menjadi korban dari tindakan bullying yang dilakukan oleh teman
sebayanya. Korban bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan
secara berulang-ulang dimana tindakan tersebut sengaja dilakukan
dengan tujuan untuk melukai dan membuat seseorang menjadi tidak
nyaman (Kurnia, 2016 :20). Terdapat tiga bentuk tindakan bullying yang

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diterima oleh siswa, yaitu bullying verbal, bullying fisik, dan bullying
relasional.
Bentuk bullying yang sering dilakukan oleh beberapa siswa adalah
tindakan bullying verbal. Persentase tindakan bullying verbal sebesar
8,5%. Coloroso ( dalam Zakiyah, dkk, 2014) mengungkapkan bahwa
kekerasan verbal dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam,
penghinaan, dan perampasan uang jajan atau barang-barang. Beberapa
hal tersebut, sama seperti yang peneliti temukan pada ungkapan jawaban
siswa, seperti: (R-8) “teman suka mengejek”, (R-85) “ya, diejek teman”.
Bentuk buliying verbal ini, akan menjadi awal dari perilaku bullying
lainnya seperti kekerasan yang lebil lanjut. Bentuk bullying yang kedua
adalah bullying fisik yang dialami siswa dengan persentase sebesar 3,2%.
Coloroso ( dalam Zakiyah, dkk, 2014) mengungkapkan bahwa bullying
fisik merupakan jenis bullying yang paling tampak dan paling dapat
diidentifikasi di antara bentuk- bentuk penindasan lainnya, namun
kejadian penindasan fisik terhitung kurang dari sepertiga insiden
penindasan yang dilaporkan siswa. Ungkapan tindakan bullying fisik
yang dialami siswa, seperti (R-48) “menghindari teman yng memukul”.
Dalam hal ini, sang korban biasanya siswa yang lebih lemah
dibandingkan dengan sang pelaku. Bentuk bullying yang terakhir yaitu
bullying relasional yang dialami siswa dengan persentase sebesar 2,1%.
Coloroso ( dalam Zakiyah, dkk, 2014) mengungkapkan bahwa bullying
relasional adalah tindakan siswa berupa pelemahan harga diri si korban,
penindasan secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan,
pengecualian, atau penghindaran. Penindasan relasional dapat digunakan
untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau secara sengaja
ditujukan untuk merusak persahabatan. Perilaku ini dapat mencakup
sikap- sikap tersembunyi seperti pandangan agresif, lirikan mata, helaan
napas, tawa mengejek, dan bahasa tubuh yang kasar. Ungkapan tindakan
bullying relasional yang dialami siswa, seperti (R-32) “Setiap menghias

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kelas aku tidak boleh ikut karena mereka tidak mau”. Ungkapan tersebut
adalah salah satu contoh tindakan pengecualian.
Tindakan bullying ini memiliki dampak yang negatif bagi
perkembangan karakter anak. Dampak yang akan ditimbulkan dari
perilaku bullying memang berbeda-beda, akan tetapi ketiga jenis bullying
tersebut akan sangat merugikan bagi korban. Selain itu, jika dikaitkan
dengan bentuk permasalahan perilaku yang ketiga adalah menunjukkan
amarah dan kekerasan. Masalah ini, peneliti golongkan dalam kategori
keagresifan sosial. Perilaku agresif secara sosial adalah perilaku yang
menyerang orang lain baik penyerangan secara verbal maupun
penyerangan secara fisik. Penyerangan secara verbal misalnya, mencaci,
mengejek, atau memperolok-olokkan orang lain ataupun dengan
menunjukkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang mengancam atau
merendahkan. Penyerangan secara fisik misalnya. mendorong, memukul
atau berkelahi (Darwis 2006 : 39). Maka perlu diketahui bahwa bullying
adalah tindakan yang sengaja dilakukan seseorang dengan tujuan untuk
melukai dan membuat seseorang menjadi tidak nyaman, namun sang
korban lemah, tidak berdaya, tidak mampu melawan atau
mempertahankan dirinya dari tindakan bully. Sedangkan agresif adalah
kedua belah pihak saling melakukan penyerangan dengan tujuan untuk
melukai atau membuat tidak nyaman. Permasalahan ini sering terjadi di
sekolah, dan harus segera ditangani, atau perlu adanya perhatian dari
pihak sekolah. Dalam hal ini, peneliti berpendapat mungkin, siswa satu
dengan lainnya saling melapor bahwa dirinya “diejek oleh teman”.
Namun kedua siswa ini saling mengejek. Hal ini bukan disebut tindakan
bullying karena saling melawan satu dengan yang lain. Oleh karena itu,
permasalahan yang dialami siswa bisa berupa perilaku agresif. Hal ini
telah diperkuat adanya bukti dari pernyataan tertutup pada kuesioner
adanya laporan bahwa siswa yang menunjukkan amarah atau kekerasan
dikategorikan urutan ketiga dari yang terbanyak sebesar 18,08% (17
siswa dari 94 siswa).

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Namun, tidak menutup kemungkinan ada beberapa anak menjadi


korban bullying. Bila dilakukan terus-menerus, bullying di sekolah ini,
akan menimbulkan dampak bagi sang korban seperti, trauma, depresi,
minder, ketakutan, kecemasan, menurunnya prestasi serta perasaan tidak
aman berada di lingkungan sekolah. Upaya pencegahan yang bisa
dilakukan dari tindakan bullying yang dilakukan oleh siswa adalah pihak
sekolah mengupayakan lingkungan yang positif dengan melakukan
pendisiplin tanpa melakukan kekerasan, serta apabila siswa melakukan
kesalahan bisa diberikan konsekuensi tanpa melibatkan kekerasan fisik.
Dengan demikian, perlu adanya peran guru dalam menangani
siswa dengan cara menempatkan siswa bisa merasa nyaman (guru
melakukan pendekatan dengan memberikan kasih sayang agar siswa bisa
menceritakan masalah yang dihadapinya). Selain itu, hendaknya guru
atapun orang tua tidak memberikan hukuman kepada siswa, seperti
berupa hal fisik, ataupun memberikan label sebagai siswa “nakal” karena
akan memberikan dampak yang tidak baik sehingga masuk ke pikiran
bawah sadar anak dan menjadi program yang mengendalikan
perilakunya. Alangkah baiknya, guru memberikan pujian menggunakan
kalimat (sugesti) positif, ketika siswa melakukan hal positif.
Bentuk permasalahan perilaku yang keempat adalah melakukan
tindakan-tindakan yang membuat orang lain mengatakan “aku tidak
sopan”. Berikut adalah contoh ungkapan kepada temannya yang dituliskan
pada pertanyaan terbuka mengenai permasalahan yang sedang
dihadapinya, yaitu menuliskan “Temanku mengganggu aku dan berbicara
tidak sopan” (R-28). Permasalahan yang dihadapi responden dengan
nomor (R-28) di atas, menunjukkan bahwa temannya memiliki
permasalahan perilaku tidak sopan. Dalam hal ini, responden yang
mengungkapkan hal tersebut kepada temannya, mungkin karena temannya
sudah berulang kali berbicara tidak sopan. Mahfudz (dalam Faiz dan
Utami, 2008) berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan anak kurangnya sopan santun antara lain: (1) anak-anak

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tidak mengerti aturan yang ada, atau ekspektasi yang diharapkan dari
dirinya jauh melebihi apa yang dapat mereka cerna pada tingkatan
pertumbuhan mereka saat itu. (2) anak-anak ingin melakukan hal-hal yang
diinginkan dan kebebasannya. (3) anak-anak meniru perbuatan orang tua.
(4) adanya perbedaan perlakuan di sekolah dan di rumah. (5) kurangnya
pembiasaan sopan santun yang sudah diajarkan oleh orang tua sejak dini.
Kondisi dilapangan saat ini banyak ditemui perilaku siswa yang
bertentangan dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat
pada umumnya, banyak sikap siswa yang kurang mencerminkan
seorang pelajar, misalnya siswa yang berani terhadap guru, siswa
yang acuh tak acuh jika diberikan nasihat, berbicara kepada guru
dengan nada yang tinggi dan lain sebagainya. Solusi dalam menghadapi
masalah ini adalah dengan melakukan mencari tahu terlebih dahulu
penyebabnya, dan apabila telah menemukan akar masalahnya, kemudian
coba mulai berbicara dengan siswa yang mengalami masalah tersebut.
Bentuk permasalahan perilaku yang terakhir adalah kesulitan untuk
memulai mengerjakan tugas dan bertahan untuk tetap mengerjakannya
sampai selesai. Siswa biasanya sulit untuk memulai mengerjakan tugas
dikarenakan beberapa faktor, antara lain akalnya tidak dapat bekerja
seperti yang diharapkan Reber (Amin, 2005: 110) (1) siswa yang merasa
gelisah akan suatu tugas yang diberikan cukup banyak hingga
terbayangkan sulit untuk dikerjakan. (2) Sebelum mengerjakan, siswa
sudah merasa bahwa dirinya tidak mampu mengerjakan sehingga tidak ada
semangat dalam diri siswa untuk mencoba terlebih dahulu. Selain itu,
siswa juga merasa sulit bertahan untuk tetap mengerjakannya sampai
selesai, dikarenakan beberapa faktor mungkin faktor lingkungan sekitar
yang kurang mendukung ataupun faktor dari dalam diri siswa. Faktor ini
sama halnya dengan faktor kesulitan dalam hal konsentrasi sehingga siswa
kesulitan mengerjakan tugas. Faktor lingkungan sekitar yang kurang
mendukung, misalnya saat siswa mengerjakan tugas, namun tiba- tiba
teman datang menghampiri dan mengajak bermain. Hal ini akan membuat

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

konsentrasi anak teralihkan dan siswa lebih memilih untuk bermain,


sehingga tugas tidak terselesaikan. Faktor dari dalam diri siswa misalnya,
anak sudah merasa kelelahan, mengeluh lelah menulis ketika baru
sebagian tugas dikerjakan (Surya, 2005). Cara yang dapat dilakukan guru
dalam mengatasi permasalahan di atas adalah membagi pekerjaan menjadi
sub-sub bagian pekerjaan yang lebih kecil. Lalu mencoba mengerjakan
satu persatu dari sub-sub pekerjaan tersebut hingga siswa menyelesaikan
semua tugas yang diberikan guru. Dengan fokus hanya mengerjakan satu
persatu sub-sub pekerjaan atau tugas akana hilang bayangan susah dan
berat dari pekerjaan tersebut.
Selain lima permasalahan terbanyak yang sudah dibahas tersebut
ada beberapa tambahan permasalahan yang sedang dihadapi siswa
berkaitan dengan permasalahan perilaku yang dituliskan pada pertanyaan
terbuka antara lain ada dalam kategori permasalahan akademik, dan
perilaku tidak terpuji. Permasalahan akademik yang berkaitan dengan
permasalahan perilaku terjadi pada siswa nomor responden “Saya mudah
menyerah sehingga tidak bisa mengerjakan soal bahasa jawa aksara
jawa” (R-40) dan “Mudah menyerah ketika menghadapi ujian” (R-76).
Permasalahan yang dialami oleh responden (R-40), dan (R-76)
merupakan permasalahan perilaku pada siswa yang kurang percaya diri.
Hal tersebut sejalan dengan ungkapan Darwis (2006: 111) mengatakan
bahwa anak-anak yang mempunyai konsep diri yang negatif dan kurang
percaya akan kemampuannya sendiri sering merasakan seakan-akan anak
lain lebih baik daripada diri sendiri. Anak akan cenderung mudah
menyerah, cepat frustasi dan mudah tersinggung.
Pengalaman tidak menyenangkan yang dialami siswa di sekolah
melalui perilaku yang tidak terpuji ditunjukkan dengan jawaban yang
dituliskan siswa seperti: pernah menyontek pada saat ulangan, di hukum
di kantor dan di marahi guru. Ketiga permasalahan tersebut menunjukkan
permasalahan perilaku dari diri siswa. Menyontek adalah perbuatan yang
dilakukan denga cara sengaja dengan menggunakan cara tidak jujur,

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk mendapat hasil yang bagus. Dalam hal ini, siswa hanya
mementingkan kesenangan yang akan diperolehnya tanpa memikirkan
bahwa perbuatan yang dilakukan dapat merugikan diri sendiri. Padahal,
menyontek punya dampak buruk bagi pelakunya. Dampak buruk ini ada
yang langsung dirasakan akibatnya, tapi ada juga dampak yang sifatnya
jangka panjang. Kurang adanya percaya diri dari siswa, membuat siswa
melakukan perbuatan menyontek.
Hartanto (2012: 37) mengungkapkan faktor penyebab siswa
menyontek, antara lain: adanya tekanan untuk mendapatkan nilai yang
tinggi, keinginan untuk menghindari kegagalan (tidak naik kelas),
adanya persepsi bahwa sekolah melakukan hal yang tidak adil merasa
tidak diperhatikan dengan baik, kurangnya waktu untuk menyelesaikan
tugas sekolah, tidak adanya sikap yang menentang perilaku menyontek di
sekolah (banyak guru yang membiarkan terjadinya perilaku
menyontek tersebut). Dengan demikian perlu adanya upaya mengatasi
siswa yang menyontek antara lan guru menjelaskan dampak buruk dari
menyontek adalah tidak mempercayai diri sendiri dan selalu
mengandalkan orang lain, sehingga siswa tersebut sulit dipercaya,
menanamkan nilai kejujuran dalam diri siswa, menjadi guru yang tegas,
apabila siswa ketahuan menyontek diberi konsekuensi untuk
mengarahkan agar siswa sadar akan kesalahan yang telah dilakukan.
Ungkapan lain yang disampaikan siswa adalah pernah dihukum di
kantor dan dimarahi guru. Guru melakukan tindakan tersebut mungkin
karena perilaku siswa yang sudah tidak bisa ditoleransi lagi dan
dilakukan berulang-ulang, namun siswa tidak merasa jera. Guru marah
kepada siswa, karena ada hal yang membuat jengkel. Guru melakukan
konsekuensi tersebut agar siswa menyadari perbuatan yang dilakukan
salah.
Analisis data tambahan kedua berupa kelebihan yang dimiliki
siswa. Meskipun penelitian ini membahas permasalahan yang dialami
siswa, kelebihan yang dimiliki siswa juga sangat penting diketahui.

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Seperti anak memiliki kelebihan di bidang inteligensi gerak badani,


inteligensi musical, inteligensi ruang visual dan lain sebagainya. Di balik
banyaknya perbedaan konsep dasar kecerdasaan, pemahaman guru
terhadap konsep inteligensia sangat penting untuk menunjang proses
pembelajaranan efektif bagi siswa ( Irham dan Wiyani, 2014: 50).
Kelebihan yang dimiliki siswa dapat dijadikan sebagai pintu masuk
dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang dialami siswa.
Sebagai contoh, peneliti mencermati bahwa jawaban yang dituliskan
siswa (R-34) pada bagian kelebihan yang dimiliki yaitu “bernyanyi”. Hal
ini termasuk dalam kategori intelegensi musikal. Namun, siswa ini
memiliki permasalahan perilaku yang sedang dihadapi yaitu dengan
menuliskan jawaban “mudah menyerah, ketika pelajaran bahasa jawa
karena terasa sulit” (R-34). Di sisi lain, peneliti juga menanyakan
pertanyaan mengenai pengalaman tidak menyenangkan yang pernah
dialami siswa. Jawaban yang diberikan siswa (R-34) yaitu “nilai
menurun”. Anak merasa kesulitan memahami materi bahasa jawa
sehingga anak mudah putus asa atau mudah menyerah untuk terus
belajar. Hal ini dapat menyebabkan perolehan nilai yang didapatkan
siswa menurun. Ketidakmampuan anak dalam menguasai keterampilan
berbahasa jawa ini tidak lepas dari pengaruh lingkungan sekitar di mana
anak tinggal. Berdasarkan pengamatan, terdapat beberapa anak yang
berasal dari daerah luar jawa, namun karena anak bersekolah di kawasan
Jogya maka ada pelajaran bahasa jawa harus dikenalkan pada anak.
Dengan kelebihan yang dimiliki siswa yaitu bernyanyi, guru dapat
mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh beberapa anak tersebut dengan
memberikan alternatif yaitu belajar dengan menggunakan metode
bernyanyi, dengan mengubah syair-syair lagu disesuaikan dengan materi-
materi yang akan diajarkan sesuai dengan tema pembelajaran. Nyanyian
dapat digunakan sebagai salah satu kreasi guru dalam menciptakan model
pembelajaran yang menyenangkan, yang membuat siswa tidak bosan
dan jenuh.

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hidayat (2003: 27) berpendapat bahwa bernyanyi adalah suatu


pendekatan pembelajaran yang secara nyata mampu membuat anak
senang dan bergembira. Selain itu, nyanyian juga dapat menumbuhkan
minat dan menguatkan daya tarik pembelajaran (Fadlillah, 2014: 174).
Hal ini akan membuat anak semakin bersemangat dalam mengikuti
pelajaran dan anak tidak lagi merasa mudah menyerah. Dengan
menciptakan susana belajar yang menyenangkan ini, rasa mudah
menyerah yang muncul pada anak ketika pembelajaran Bahasa Jawa
dapat berkurang dan anak mulai merasa percaya diri akan kemampuan
yang dimilikinya untuk ingin terus belajar akan hal-hal baru terutama
dalam mempelajari pelajaran Bahasa Jawa.

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas
III dan kelas IV di SD Sukacita, kesimpulan peneliti sebagai berikut:
1. Tingkat permasalahan perilaku pada siswa kelas III dan kelas IV di SD
Sukacita cenderung berada pada kategori rendah (70,2%), sedangkan
sisanya sebanyak 29,8% termasuk dalam kategori sedang.
2. Bentuk permasalahan perilaku yang sering dialami siswa antara lain (1)
sulit fokus atau berkonsentrasi dalam pembelajaran, yang dialami oleh
24,46% siswa, (2) kesulitan menemukan barang yang dicari karena tidak
tertata, yang dialami oleh 19,14% siswa, (3) menunjukkan amarah dan
kekerasan, yang dialami oleh 18,08% siswa, (4) melakukan tindakan-
tindakan yang membuat orang lain mengatakan “aku tidak sopan”, yang
dialami oleh 18,08% siswa, (5) kesulitan untuk memulai mengerjakan
tugas dan bertahan untuk tetap mengerjakannya sampai selesai, yang
dialami oleh 17,02% siswa. Selain itu, permasalahan perilaku yang
sedang dialami siswa saat ini adalah siswa menjadi korban bullying.

B. Keterbatasan penelitian
Peneliti menyadari sungguh bahwa dalam proses penelitian ini, masih
terdapat kelemahan dan keterbatasan yang dialami oleh peneliti, berikut
keterbatasan peneliti:
1. Sekolah membatasi waktu untuk pengambilan data sehingga peneliti
tidak dapat menindaklanjuti dengan wawancara.
2. Beberapa jawaban yang dituliskan siswa, tidak sesuai dengan
pertanyaan yang ada. Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan
siswa mengalami kesulitan memahami beberapa pertanyaan pada
kuesioner.

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Saran
Saran yang diberikan peneliti dapat digunakan sebagai masukan dan
bahan perbaikan untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian,
peneliti dapat menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya, alangkah lebih baik jika melakukan wawancara
secara lebih mendalam dengan guru atau pun perwakilan siswa yang
mengalami masalah berupa temuan-temuan unik agar data yang
diperoleh peneliti lebih detail.
2. Penelitian selanjutnya, lebih memperhatikan stuktur kalimat yang
digunakan dalam suatu pertanyaan yang dituliskan pada lembar
kuesioner agar siswa dapat memahami sehingga siswa dapat
menuliskan jawaban sesuai dari isi pertanyaan yang ada.

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Achrony, K. (2013). Sukses mendidik anak hiperaktif. Yogyakarta: Familia.

Aisyah, S.(2015).Perkembangan peserta didik dan bimbingan belajar.


Yogyakarta: Deepublish.

Amin, S. (2005). Pengantar psikologi pendidikan. Banda Aceh: Pena.

Anisah. (2015). Gangguan perilaku pada anak dan implikasinya terhadap


perkembangan anak usia sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah
Dasar,1(2).

Anjelika, N.(2018). Studi kasus pada anak usia sekolah dasar di lingkungan v,
kelurahan asam kumbang, kecamatan medan selayang, medan. Skripsi.
Medan: Universitas Sumatera Utara.

Arifin, Z. (2011). Penelitian pendidikan metode dan paradigma baru. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Azmira, V. (2014). A gift: anak hiperaktif. Yogyakarta: Rapha Publishing.

Azwar, S. (1995). Sikap manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azzet, A. M. (2010). Buku pintar mengatasi anak nakal. Jogjakarta: Kata Hati.

Azzet, A. M. (2011). Bimbingan dan konseling di sekolah. Yogyakarta: AR-Ruzz


Media.

Baharuddin. (2010). Pendidikan dan psikologi perkembangan. Jogyakarta: AR-


Ruzz Media.

Bungin, B. (2011). Metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana


Prenadamedia Group.

Christner, R. W., & Mennuti, R. B. (2009). School based mental health: A


practitioner's guide to comparative practices. New York: Taylor & Francis
Group.

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Creswell, J. (2015). Riset Pendidikan: Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi


Riset Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darwis. (2006). Pengubahan perilaku menyimpang murid sekolah dasar. Jakarta:


Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Direktorat Ketenagaan.

Djuwita, P. (2017). Pembinaan etika sopan santun peserta didik kelas v melalui
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar nomor 45 kota
bengkulu. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar,10(1), 27-
36Artati, B. (2009). Sopan berbahasa, santun berkata-kata. Klaten: Intan
Pariwara.

Elly. (2016). Hubungan Kedisiplinan terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V di SD


Negeri 10 Banda Aceh. Jurnal Pesona Dasar Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Syiah Kuala, 3(4), 43-53.

Fadlillah, M. (2014). Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Furqon. (2005). Konsep dan aplikasi bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Ghufron & Risnawita. (2010). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media


Group.

Hartanto, D. (2012). Menyontek: mengungkap akar masalah dan solusinya.


Jakarta: Indeks.

Hidayat, H. (2003). Aktivitas Mengajar anak TK. Bandung: Katarsis.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang


rentang kehidupan. Jakarta: Gramedia.

Irham & Wiyani. (2014)a. Bimbingan & konseling: teori dan aplikasi di sekolah
dasar. Yogyakarta: AR-Ruzz Media.

Irham & Wiyani. (2014)b. Psikologi pendidikan: teori dan aplikasi dalam proses
pembelajaran. Jogyakarta: AR-Ruzz Media.

Izzaty, R. E. (2017). Perilaku anak prasekolah: masalah dan cara mengadapinya.


Jakarta: Elex Media Komputindo.

Jogiyanto.(2008). Pedoman survei kuisioner: mengembangkan kuisioner,


mengatasi bias, dan meningkatkan respon. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kountur, R. 2007. Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis, edisi
revisi. Jakarta: PPM.

Kurnia, I. (2016). Bullying. Yogyakarta: Relasi Inti Media.

Kurniastuti, I. (2010). Dinamika pencapaian prestasi remaja Jawa. Skripsi. Tidak


diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Lestari, S. (2014). Psikologi keluarga: Penanaman nilai & penanganan konflik


dalam keluarga. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Madyawati. (2016). Strategi pengembangan bahasa pada anak. Jakarta: Prenada


Group.
Martono, N.(2014). Metode penelitian kuantitatif. Depok: PT Rajagrafindo
Persada.

Moleong, L.(2007). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda


Karya.

Morissan. (2012). Metode penelitian survei. Jakarta: Kencana Prenadamedia


Group.

Prasetyo, H. (2013). Lawan virus-virus perusak pribadi anda. Jakarta: Bhuana


Ilmu Populer.

Risaldy & Idris. (2014). Panduan mengatasi permasalahan anak usia dini.
Jakarta: Luxima Metro Media.

Rusmini (2012). Peran Guru dalam Menanamkan Karakter Sopan Santun Siswa
di SDN Teluk Dalam 12 Banjarmasin. (Srikpsi). Banjarmasin: Universitas
Lambung Mangkurat.

Sattler, J. M. (2002). Assesment of children: behavior and clinical applications,


4th edition. San Diego: Jerome Sattler Publisher, Inc.

Siregar.(2015). Analisis jenis-jenis kenakalan siswa SD bahtera makmur


kecamatan bagan sinembah. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, 2(1).

Sudarwati, dkk. (2017). Pengantar psikolinguistik. Malang: UB Press.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

_______. (2013). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sukmadinata, N. S. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Surya, H. (2015). Cara cerdas (smart) mengatasi konsentrasi belajar. Jakarta:


Elex Media Komputindo.

Susanto, A. (2017). Pendidikan anak usia dini (konsep dan teori). Jakarta: PT
Bumi Aksara.

Tridhonanto & Agency. (2014). Mengapa anak mogok sekolah?. Jakarta: Elex
Media Komputindo.

Ula, S. (2013). Revolusi belajar: optimalisasi kecerdasan melalui pembelajaran


berbasis kecerdasan majemuk. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Zakiyah, E. Z., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2014). Faktor yang


mempengaruhi remaja dalam melakukan bullying. Jurnal Penelitian &
PPM, 4(2), 129-389.

Zaviera, F. (2007). Anak hiperaktif: cara cerdas menghadapi anak hiperaktif dan
gangguan konsentrasi. Jogjakarta: Kata Hati.

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 1
Surat-Surat

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.1 Surat Ijin Uji Coba Penelitian dari Universitas Sanata Dharma

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Uji Coba Penelitian


dari SD Kanisius Notoyudan

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.3 Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari SD


Sukacita

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 2
Data Penelitian

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2.1 Rekap Data Kuesioner Tertutup

NO. Nomor Soal


RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
R-1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2
R-2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 3 2 2
R-3 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1
R-4 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 1 2 3 2 3
R-5 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R-6 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 3 3 1 2 2 1 1 2 2 2
R-7 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 1
R-8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
R-9 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 1 1 2 3 1 2 1 3 3 1 2 3 1 1 1 2 1 2
R-10 2 1 2 2 2 3 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2
R-11 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1
R-12 1 1 2 1 2 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1
R-13 1 1 2 1 2 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1
R-14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
R-15 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
R-16 1 1 1 1 1 1 3 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2 3 2 1 1 2 2 2
R-17 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2
R-18 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 2 1 2
R-19 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1
R-20 2 1 3 3 1 2 2 2 2 3 1 3 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2
R-21 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1
R-22 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1 3 1 1 2 3 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

NO. Nomor Soal


RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
R-23 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 3
R-24 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 3 2 1 2 1 3 2 1 2 1 1 2 2 2 2
R-25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R-26 1 1 1 2 1 1 3 2 2 3 2 2 1 2 1 3 1 2 1 2 3 1 2 3 2 1 1 1 2 1
R-27 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2
R-28 2 1 1 1 1 2 3 2 1 2 1 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 1 2 3 3 2 3 2 2 2
R-29 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2
R-30 1 2 2 1 1 3 2 2 2 2 3 3 1 2 1 3 2 2 1 3 3 2 1 2 1 1 2 2 2 2
R-31 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1
R-32 1 2 1 2 2 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R-33 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1
R-34 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1
R-35 1 3 2 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 2 1 1 1 1 1
R-36 1 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2
R-37 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2
R-38 1 2 1 3 1 3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
R-39 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2
R-40 1 2 1 2 1 2 3 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2
R-41 1 1 3 3 1 2 3 1 1 2 3 1 3 2 1 2 3 2 1 3 2 1 2 3 2 3 1 2 2 3
R-42 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 1 2 1 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2
R-43 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1
R-44 1 1 2 2 1 1 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
R-45 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 3 2 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2 2
R-46 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

NO. Nomor Soal


RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
R-47 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1
R-48 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 1 1 3 2 2 3 2 1 1 2 2 2
R-49 1 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1
R-50 2 3 1 2 3 1 3 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
R-51 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 1 2 1 3 1 1 1 1
R-52 1 2 2 2 1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1
R-53 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 3 2 1
R-54 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2
R-55 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R-56 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R-57 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1
R-58 1 3 2 2 3 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 1 3 3 1 2 2 1 3 2 1 2
R-59 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R-60 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2
R-61 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
R-62 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2
R-63 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
R-64 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
R-65 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 2 1 3 2 1
R-66 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 2 1 1 1 1 1 1
R-67 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1
R-68 2 2 2 2 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 3 1 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 1
R-69 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1
R-70 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 2 2 2

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

NO. Nomor Soal


RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
R-71 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
R-72 1 1 1 2 1 3 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2
R-73 1 1 2 2 1 2 3 2 1 3 1 3 2 2 1 3 1 2 2 1 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2
R-74 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R-75 1 2 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2
R-76 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2
R-77 3 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
R-78 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R-79 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2
R-80 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2
R-81 1 1 1 2 2 3 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1
R-82 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1
R-83 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2
R-84 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1
R-85 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 3 1 2 2 1 1 3 1 2 3 1 1 3 1 2
R-86 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R-87 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
R-88 1 1 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 3 1 2 2 1 1 2 2 2 1
R-89 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 1 1 2 2 1
R-90 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3
R-91 1 2 1 1 2 3 2 3 1 2 3 1 1 2 2 3 1 1 1 3 3 1 1 2 2 1 3 1 2 2
R-92 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1
R-93 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 1 1 1 1 3 2 1 2 2 1 2 2 2 3
R-94 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

NO. NO SOAL
JML KRITERIA
RESP 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
R-1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 74 rendah
R-2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 98 sedang
R-3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 65 rendah
R-4 1 1 1 1 3 1 2 2 2 2 1 3 3 2 3 2 3 1 3 2 2 2 106 sedang
R-5 2 2 2 1 1 2 2 1 3 3 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 76 rendah
R-6 2 1 1 2 2 2 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 91 sedang
R-7 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 83 rendah
R-8 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 60 rendah
R-9 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 85 rendah
R-10 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 90 sedang
R-11 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 73 rendah
R-12 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 69 rendah
R-13 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 70 rendah
R-14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 60 rendah
R-15 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 68 rendah
R-16 2 2 1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 2 3 3 3 2 1 2 1 2 1 87 sedang
R-17 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 82 rendah
R-18 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 86 rendah
R-19 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 65 rendah
R-20 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 97 sedang
R-21 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 74 rendah
R-22 2 1 1 3 1 1 2 1 1 1 2 3 1 2 2 1 2 1 3 2 1 1 98 sedang

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

NO. NO SOAL
JML KRITERIA
RESP 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
R-23 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 3 69 rendah
R-24 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 3 2 88 sedang
R-25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 52 rendah
R-26 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 78 rendah
R-27 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 81 rendah
R-28 1 1 1 2 1 2 3 3 1 1 1 1 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 103 sedang
R-29 2 2 2 3 3 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 3 3 94 sedang
R-30 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 3 91 sedang
R-31 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 68 rendah
R-32 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 68 rendah
R-33 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 85 rendah
R-34 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 71 rendah
R-35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 65 rendah
R-36 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 101 sedang
R-37 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 79 rendah
R-38 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 71 rendah
R-39 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 3 3 2 1 81 rendah
R-40 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 77 rendah
R-41 1 1 2 3 2 1 1 3 3 2 1 2 3 3 2 1 2 3 1 2 3 1 103 sedang
R-42 1 1 2 3 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 95 sedang
R-43 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 73 rendah
R-44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 64 rendah
R-45 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 81 rendah
R-46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 58 rendah

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

NO. NO SOAL
JML KRITERIA
RESP 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
R-47 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 73 rendah
R-48 2 1 2 1 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 94 sedang
R-49 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 75 rendah
R-50 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 77 rendah
R-51 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 1 84 rendah
R-52 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 71 rendah
R-53 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 75 rendah
R-54 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 81 rendah
R-55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 60 rendah
R-56 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 97 sedang
R-57 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 67 rendah
R-58 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 3 2 1 1 1 3 2 2 99 sedang
R-59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 63 rendah
R-60 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 70 rendah
R-61 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 59 rendah
R-62 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 79 rendah
R-63 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 59 rendah
R-64 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 64 rendah
R-65 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 74 rendah
R-66 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 62 rendah
R-67 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 81 rendah
R-68 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 3 1 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 107 sedang
R-69 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 79 rendah
R-70 2 1 2 1 3 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 89 sedang

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

NO. NO SOAL
JML KRITERIA
RESP 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
R-71 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 62 rendah
R-72 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 93 sedang
R-73 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 91 sedang
R-74 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 55 rendah
R-75 2 3 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 89 sedang
R-76 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 89 sedang
R-77 2 1 2 1 2 1 2 2 3 1 1 2 2 3 2 2 1 1 1 2 1 1 91 sedang
R-78 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 52 rendah
R-79 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 84 rendah
R-80 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 87 sedang
R-81 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 69 rendah
R-82 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 76 rendah
R-83 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 81 rendah
R-84 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 66 rendah
R-85 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 73 rendah
R-86 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 104 sedang
R-87 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 57 rendah
R-88 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 83 rendah
R-89 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 85 rendah
R-90 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 110 sedang
R-91 2 1 1 2 3 1 2 1 1 2 3 3 1 2 1 1 2 1 2 1 2 3 92 sedang
R-92 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 74 rendah
R-93 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 3 1 86 rendah
R-94 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 58 rendah

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2.2 Rekap Data Kualitatif


Data Kuatitatif Aitem 1 (Permasalahan yang Sedang Dihadapi)
No Inisial Jawaban yang Diberikan

1 R-1 Tidak ada

2 R-2 Selalu dirusuhi kakak saat belajar atau bermain dengan tetangga atau
saudara

3 R-3 Aku sulit belajar karena adikku menonton televisi terlalu keras

4 R-4 Agar teman-temanku tidak mengejekku

5 R-5 Iya

6 R-6 Belajar, bermain

7 R-7 Tidak ada

8 R-8 Teman suka mengejek

9 R-9 Teman mengejek

10 R-10 Dimarahi mama

11 R-11 Tidak ada

12 R-12 Teman suka mengancam apabila lembar jawaban ulanganku tidak


saya berikan
13 R-13 Ada teman yang marah-marah

14 R-14 Aku suit belajar karena adikku menonton televisi terlalu keras

15 R-15 Di marahi orang tua tiba-tiba

16 R-16 Ingin menggambar

17 R-17 Aku ingin belajar tetapi ayahku setiap Sabtu atau Senin selalu
menonton televisi dengan keras, sehingga aku belajarnya tidak fokus

18 R-18 Ya

19 R-19 Tidak ada

20 R-20 Tidak ada

21 R-21 Sulit memahami pelajaran ipa, ketika ada teman sebelah tempat
dudukku mengobrol

22 R-22 Aku suka dimarahi mama

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Jawaban yang Diberikan

23 R-23 Aku kesulitan saat berenang

24 R-24 Olah raga, bermain bola

25 R-25 Dalam matematika

26 R-26 Dalam pekerjaan bahasa jawa

27 R-27 Menghias kelas

28 R-28 Diejek teman-teman

29 R-29 Dimarahi papa

30 R-30 Mengajariku pelajaran yang belum ku tahu

31 R-31 Memasang hiasan natal di kelas

32 R-32 Setiap menghias kelas aku tidak boleh ikut karena mereka tidak mau

33 R-33 Masalahnya temanku di kelas sering bertengkar kepadaku

34 R-34 Mudah menyerah ketika pelajaran bahasa jawa karena terasa sulit

35 R-35 Susah mengerjakan soal

36 R-36 Kesusahan menghafalkan suatu benda

37 R-37 Tidak bisa mengerjakan tugas pr yang sudah diberikan guru

38 R-38 Menggambar

39 R-39 Soal cerita matematika

40 R-40 Saya tidak bisa mengerjakan soal bahasa jawa aksara jawa

41 R-41 Berterimakasih kepada guruku

42 R-42 Dimarahi mama

43 R-43 Sulit memahami pelajaran bahasa jawa

44 R-44 Belajar

45 R-45 Iya

46 R-46 Ya

47 R-47 Tidak ada

48 R-48 Menghindari teman yang memukul

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Jawaban yang Diberikan

49 R-49 Tidak ada

50 R-50 Karena dapat nilai jelek

51 R-51 Masalah belajar

52 R-52 Tidak ada masalah

53 R-53 Tentang pelajaran matematika

54 R-54 Belajar dengan teliti

55 R-55 Mau

56 R-56 Kemungkinan tidak ada

57 R-57 Tidak ada

58 R-58 Tidak ada

59 R-59 Tidak

60 R-60 Tidak ada

61 R-61 Tidak bisa membuat sesuatu

62 R-62 Tentu

63 R-63 Ya, ingin sekali

64 R-64 Tidak ada

65 R-65 Tidak ada

66 R-66 Tidak ada

67 R-67 Masalah dalam belajar

68 R-68 Ada temanku selalu mengejekku lalu aku kadang-kadang ditendang


kakinya

69 R-69 Tidak ada

70 R-70 Sikapku

71 R-71 Ketika aku sedang tidak bersemangat aku diberi semangat oleh orang
lain ataupun guru

72 R-72 Tidak ada

73 R-73 Tidak bisa menjawab soal

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Jawaban yang Diberikan

74 R-74 Tidak ada

75 R-75 Tidak sama sekali

76 R-76 Mudah menyerah ketika menghadapi ujian

77 R-77 Lawan teman

78 R-78 Tidak tahu

79 R-79 Dimarahi mama

80 R-80 Guru

81 R-81 Tidak

82 R-82 Tidak ada

83 R-83 Ingin meminta guru mengajariku bahasa jawa lebih lanjut

84 R-84 Gampang marah

85 R-85 Ya, diejek teman

86 R-86 Tidak ada

87 R-87 Tidak bisa mengerakan ulangan

88 R-88 Tidak ada masalah

89 R-89 Tidak ada

90 R-90 Dibeda-bedakan teman

91 R-91 Tidak

92 R-92 Ya, saya ingin

93 R-93 Ya

94 R-94 -

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Data Kualitatif Aitem 2 (Pengalaman Tidak Menyenangkan yang Pernah


Dihadapi Siswa)

No Inisial Jawaban yang Diberikan

1 R-1 Tidak ada

2 R-2 Tertabrak motor

3 R-3 Jatuh dari sepeda

4 R-4 Saya pernah menyontek pada saat ulangan

5 R-5 Belum pernah

6 R-6 Kepleset jatuh dari tangga

7 R-7 Diganggu teman

8 R-8 Jatuh dari tangga

9 R-9 Tidak pernah

10 R-10 Pernah tapi kadang-kadang

11 R-11 Tidak

12 R-12 Ada

13 R-13 Ada: dijahili teman di sekolah

14 R-14 Membaca tapi malu

15 R-15 Di rumah dinakali adik

16 R-16 Ingin berbicara tapi tidak di dengarkan

17 R-17 Dimarahi orang tua

18 R-18 Tidak

19 R-19 Tidak

20 R-20 Malas belajar

21 R-21 Dirumah selalu di pukul adik

22 R-22 Rumah banjir

23 R-23 dimarahi orang tua

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Jawaban yang Diberikan

24 R-24 Tidak diajak berlibur di Jakarta

25 R-25 Aku pernah diejek

26 R-26 Pernah dipukul teman

27 R-27 Diejek teman jika guru memanggil namaku

28 R-28 Temanku mengganggu aku dan berbicara tidak sopan

29 R-29 Dipukul teman

30 R-30 Dibisik-bisikin

31 R-31 Di sekolah aku diejek teman

32 R-32 Di rumah aku rajin belajar tetapi mamaku tidak mengajariku

33 R-33 Iya aku memiliki pengalaman tidak menyenangkan di rumah

34 R-34 Saya punya pengalaman tidak menyenangkan yaitu nilaiku menurun

35 R-35 Jatuh dari sepeda

36 R-36 Di hukum di kantor guru

37 R-37 Ayah ibu mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan aku tidak
dijak pergi sama orag tuaku

38 R-38 Dipukul, diejek

39 R-39 Teman usil

40 R-40 Dijauhi teman

41 R-41 Berbicara dengan orang tua

42 R-42 Didorong teman

43 R-43 Dinakali adik

44 R-44 Saat adikku menangis karena hal hal kecil, aku merasa jengkel

45 R-45 Ada

46 R-46 Tidak ada

47 R-47 Tidak

48 R-48 Aku pernah diejek goblok di sekolah

49 R-49 Tidak

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Jawaban yang Diberikan

50 R-50 Ya

51 R-51 Aku memiliki

52 R-52 Tidak ada

53 R-53 Tidak pernah

54 R-54 Pernah

55 R-55 Ada

56 R-56 Tidak tapi iya

57 R-57 Tidak

58 R-58 Ada

59 R-59 Kadang-kadang

60 R-60 Ada, tapi yang membaca ini pertama pasti guru jadi saya tidak akan
jawab

61 R-61 Tidak ada

62 R-62 Ya/ada

63 R-63 Tidak pernah

64 R-64 Tidak ada

65 R-65 Tidak

66 R-66 Ada

67 R-67 Hampir selalu dibully

68 R-68 Tidak

69 R-69 Tidak ada

70 R-70 Tidak

71 R-71 Ya, ketika aku diejek temanku "serafim, catheringnya banyak moto"

72 R-72 Tidak

73 R-73 Tidak bisa bermain dengan teman

74 R-74 Tidak pernah

75 R-75 Ya (dirumah) berantem sama kakak

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Jawaban yang Diberikan

76 R-76 Dimarahi teman

77 R-77 Ditabrak mobil

78 R-78 Tidak tahu

79 R-79 Diejek teman

80 R-80 Dimarahi orang tua

81 R--81 Tidak

82 R-82 Pernah diusili

83 R-83 Diejek karena tidak pandai dengan pelajaran bahasa jawa

84 R-84 Belum

85 R-85 Pernah selalu berisik

86 R-86 Tidak pernah

87 R-87 Ya, dapat nilai jelek

88 R-88 Dijauhi teman

89 R-89 Kadang aku disekolah nggak terlalu mudeng tentang pelajaran yang
diajarkan tapi aku malu tanya.

90 R-90 Ada

91 R-91 Saya lumayan sering dibully kadang-kadang. Ada teman, tapi sedikit.
Jadi, saya ingin berusaha supaya banyak teman

92 R-92 Ada, dimarahi orangtua.

93 R-93 Pernah tidak diajak jalan-jalan

94 R-94 Tidak

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Data Kualitatif Aitem 3 (Kelebihan yang Dimiliki)

No Inisial Jawaban yang Diberikan

1 R-1 Suka menggambar

2 R-2 Melukis

3 R-3 Olah raga lari

4 R-4 Menggambar

5 R-5 Menulis

6 R-6 Menulis

7 R-7 Bermain bola

8 R-8 Bermain sepak bola

9 R-9 Pintar olah raga sepak bola

10 R-10 Gemar bermain musik gitar

11 R-11 Menggambar

12 R-12 Matematika

13 R-13 Berenang

14 R-14 Menggambar

15 R-15 Berlari dengan cepat

16 R-16 Menggambar

17 R-17 Bisa bernyanyi

18 R-18 Ramai dikelas

19 R-19 Menggambar

20 R-20 Besar

21 R-21 Biola

22 R-22 Pandai berbicara

23 R-23 Pandai membaca buku bahasa jawa

24 R-24 Malu terhadap banyak orang

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Jawaban yang Diberikan

25 R-25 Belajar bahasa inggris

26 R-26 Belajar bahasa inggis

27 R-27 Menyanyi

28 R-28 Dance

29 R-29 Menjahili teman

30 R-30 Bernyanyi

31 R-31 Menyanyi

32 R-32 Pintar pelajaran matematika

33 R-33 Bisa lari dengan cepat

34 R-34 Saya memiliki kelebihan dalam bernyanyi

35 R-35 Bisa bermain biola

36 R-36 Olahraga sepak bola

37 R-37 Mengajak ayah bermain bola di lapangan

38 R-38 Sepak bola

39 R-39 Berolah raga sepak bola

40 R-40 Menggambar

41 R-41 Mengerjakan tepat waktu

42 R-42 Bisa bermain bersama teman

43 R-43 Dance

44 R-44 Berenang

45 R-45 Main gitar listrik

46 R-46 Bermain gitar

47 R-47 Pintar masak

48 R-48 Suka menyanyi

49 R-49 Mempunyai tubuh yang lengkap

50 R-50 Bermain gitar

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Jawaban yang Diberikan

51 R-51 Menulis dengan tangan kiri

52 R-52 Kelebihan seni budaya melukis

53 R-53 Berenang

54 R-54 Bermain biola

55 R-55 Badminton

56 R-56 Entahlah

57 R-57 Aku bisa bermain orgen

58 R-58 Bermain bola

59 R-59 Menggambar 3D

60 R-60 Bisa berolah raga basket

61 R-61 Bisa main sepak bola

62 R-62 Bermain bola

63 R-63 Main gitar

64 R-64 Bermain musik biola

65 R-65 Aku bisa berenang

66 R-66 Bermain orgen

67 R-67 Bisa bermain biola

68 R-68 Bisa bermain basket

69 R-69 Bisa bermain musik biola

70 R-70 Suka olahraga badminton

71 R-71 Dapat menari

72 R-72 Main bola

73 R-73 Dapat bermain bola dengan bagus

74 R-74 Dapat berenang

75 R-75 Pintar memainkan alat musik drum

76 R-76 Menggambar dengan bagus

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Jawaban yang Diberikan

77 R-77 Main game tebak kata

78 R-78 Belajar dengan baik

79 R-79 Belajar dengan semangat atau giat

80 R-80 Bela diri

81 R-81 Melukis

82 R-82 Belajar dengan giat atau tekun

83 R-83 Dapat bermain piano

84 R-84 Berhitung mtk

85 R-85 Selalu marah

86 R-86 Tinggi

87 R-87 Kadang pelupa

88 R-88 Banyak teman

89 R-89 Menari balet

90 R-90 Bisa lari lumayan cepat atau tepat

91 R-91 Bermain sepak bola

92 R-92 Bermain bola

93 R-93 Bermain sepeda

94 R-94 Bermain basket

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2.3 Pengkategorisasian Data


Pengkategorian Aitem 1 (Permasalahan yang Sedang Dihadapi)
No Inisial Kategori Kecil Kategori Besar

1 R-1 - -

2 R-2 Konflik sibling Permasalahan di rumah

3 R-3 Konflik sibling Permasalahan di rumah

4 R-4 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

5 R-5 - -

6 R-6 - -

7 R-7 - -

8 R-8 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

9 R-9 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

10 R-10 Konflik anak-orang tua Permasalahan di rumah

11 R-11 - -

12 R-12 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

13 R-13 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

14 R-14 Konflik sibling Permasalahan di rumah

15 R-15 Konfik anak-orang tua Permasalahan di rumah

16 R-16 Masalah non-akademik Permasalahan di sekolah

17 R-17 Konflik anak-orang tua Permasalahan di rumah

18 R-18 - -

19 R-19 - -

20 R-20 - -

21 R-21 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

22 R-22 Konflik anak-orang tua Permasalahan di rumah

23 R-23 Masalah non-akademik Permasalahan di sekolah

24 R-24 - -

25 R-25 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Kategori Kecil Kategori Besar

26 R-26 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

27 R-27 Masalah non-akademik Permasalahan di sekolah

28 R-28 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

29 R-29 Konflik anak-orang tua Permasalahan di rumah

30 R-30 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

31 R-31 Masalah non-akademik Permasalahan di sekolah

32 R-32 Bullying relasional Permasalahan dengan teman sebaya

33 R-33 Bullying fisik Permasalahan dengan teman sebaya

34 R-34 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

35 R-35 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

36 R-36 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

37 R-37 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

38 R-38 Masalah non-akademik Permasalahan di sekolah

39 R-39 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

40 R-40 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

41 R-41 - -

42 R-42 Konflik anak-orang tua Permasalahan di rumah

43 R-43 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

44 R-44 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

45 R-45 - -

46 R-46 - -

47 R-47 - -

48 R-48 Bullying fisik Permasalahan dengan teman sebaya

49 R-49 - -

50 R-50 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

51 R-51 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Kategori Kecil Kategori Besar

52 R-52 - -

53 R-53 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

54 R-54 - -

55 R-55 - -

56 R-56 - -

57 R-57 - -

58 R-58 - -

59 R-59 - -

60 R-60 - -

61 R-61 Masalah non-akademik Permasalahan di sekolah

62 R-62 - -

63 R-63 - -

64 R-64 - -

65 R-65 - -

66 R-66 - -

67 R-67 Masalah non-akademik Permasalahan di sekolah

68 R-68 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

69 R-69 - -

70 R-70 - -

71 R-71 - -

72 R-72 - -

73 R-73 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

74 R-74 - -

75 R-75 - -

76 R-76 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

77 R-77 Bullying fisik Permasalahan dengan teman sebaya

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Kategori Kecil Kategori Besar

78 R-78 - -

79 R-79 Konfik anak-orang tua Permasalahan di rumah

80 R-80 - -

81 R-81 - -

82 R-82 - -

83 R-83 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

84 R-84 - -

85 R-85 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

86 R-86 - -

87 R-87 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

88 R-88 - -

89 R-89 - -

90 R-90 Bullying relasional Permasalahan dengan teman sebaya

91 R-91 - -

92 R-92 - -

93 R-93 - -

94 R-94 - -

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengkategorian Aitem 2 (Pengalaman Tidak Menyenangkan yang Pernah


Dialami Siswa)

No Inisial Kategori Kecil Kategori Besar

1 R-1 - -

2 R-2 Tertimpa musibah Permasalahan pribadi

3 R-3 Tertimpa musibah Permasalahan pribadi

4 R-4 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

5 R-5 - -

6 R-6 Tertimpa musibah Permasalahan pribadi

7 R-7 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

8 R-8 Tertimpa musibah Permasalahan pribadi

9 R-9 - -

10 R-10 - -

11 R-11 - -

12 R-12 - -

13 R-13 Bullying fisik Permasalahan dengan teman sebaya

14 R-14 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

15 R-15 Konflik sibling Permasalahan di rumah

16 R-16 Bullying relasional Permasalahan dengan teman sebaya

17 R-17 Konflik orang tua-anak Permasalahan di rumah

18 R-18 - -

19 R-19 - -

20 R-20 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

21 R-21 Konflik sibling Permasalahan di rumah

22 R-22 Tertimpa musibah Permasalahan pribadi

23 R-23 Konflik orang tua-anak Permasalahan di rumah

24 R-24 Konflik orang tua-anak Permasalahan di rumah

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Kategori Kecil Kategori Besar

25 R-25 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

26 R-26 Bullying fisik Permasalahan dengan teman sebaya

27 R-27 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

28 R-28 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

29 R-29 Bullying fisik Permasalahan dengan teman sebaya

30 R-30 Bullying relasional Permasalahan dengan teman sebaya

31 R-31 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

32 R-32 Konflik orang tua-anak Permasalahan di rumah

33 R-33 Konflik orang tua-anak Permasalahan di rumah

34 R-34 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

35 R-35 Tertimpa musibah Permasalahan pribadi

36 R-36 Perilaku tidak terpuji Permasalahan di sekolah

37 R-37 Konflik orang tua-anak Permasalahan di rumah

38 R-38 Bullying fisik Permasalahan dengan teman sebaya

39 R-39 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

40 R-40 Bullying relasional Permasalahan dengan teman sebaya

41 R-41 Konflik orang tua-anak Permasalahan di rumah

42 R-42 Bullying fisik Permasalahan dengan teman sebaya

43 R-43 Konflik sibling Permasalahan di rumah

44 R-44 Konflik sibling Permasalahan di rumah

45 R-45 - -

46 R-46 - -

47 R-47 - -

48 R-48 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

49 R-49 - -

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Kategori Kecil Kategori Besar

50 R-50 - -

51 R-51 - -

52 R-52 - -

53 R-53 - -

54 R-54 - -

55 R-55 - -

56 R-56 - -

57 R-57 - -

58 R-58 - -

59 R-59 - -

60 R-60 - -

61 R-61 - -

62 R-62 - -

63 R-63 - -

64 R-64 - -

65 R-65 - -

66 R-66 - -

67 R-67 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

68 R-68 - -

69 R-69 - -

70 R-70 - -

71 R-71 Bullying verbal Permasalahan dengan teman

72 R-72 - -

73 R-73 Bullying relasional Permasalahan dengan teman sebaya

74 R-74 - -

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Kategori Kecil Kategori Besar

75 R-75 Konflik sibling Permasalahan di rumah

76 R-76 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

77 R-77 Tertimpa musibah Permasalahan pribadi

78 R-78 - -

79 R-79 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

80 R-80 Konflik orang tua-anak Permasalahan di rumah

81 R-81 - -

82 R-82 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

83 R-83 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

84 R-84 - -

85 R-85 - -

86 R-86 - -

87 R-87 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

88 R-88 Bullying relasional Permasalahan dengan teman sebaya

89 R-89 Masalah akademik Permasalahan di sekolah

90 R-90 - -

91 R-91 Bullying verbal Permasalahan dengan teman sebaya

92 R-92 Konflik orang tua-anak Permasalahan di rumah

93 R-93 Konflik orang tua-anak Permasalahan di rumah

94 R-94 - -

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengkategorian Aitem 3 (Kelebihan yang Dimiliki)

No Inisial Kategori Kecil Kategori Besar

1 R-1 Menggambar Inteligensi ruang visual

2 R-2 Melukis Inteligensi ruang visual

3 R-3 Olah raga Inteligensi kinestik badani

4 R-4 Menggambar Inteligensi ruang visual

5 R-5 Menulis Inteligensi linguistik

6 R-6 Menulis Inteligensi linguistik

7 R-7 Olah raga Inteligensi kinestik badani

8 R-8 Olah raga Inteligensi kinestik badani

9 R-9 Olah raga Inteligensi kinestik badani

10 R-10 Bermain alat musik Inteligensi musikal

11 R-11 Menggambar Inteligensi ruang visual

12 R-12 Matematika Inteligensi matematis-logis

13 R-13 Olah raga Inteligensi kinestik badani

14 R-14 Menggambar Inteligensi ruang visual

15 R-15 Olah raga Inteligensi kinestik badani

16 R-16 Menggambar Inteligensi ruang visual

17 R-17 Menyanyi Inteligensi musikal

18 R-18 - Tidak relevan

19 R-19 Menggambar Inteligensi ruang visual

20 R-20 Postur tubuh besar Kelebihan fisik

21 R-21 Bermain alat musik Inteligensi musikal

22 R-22 Komunikatif Inteligensi interpersonal

23 R-23 Membaca Inteligensi linguistik

24 R-24 - Tidak relevan

25 R-25 Pandai dalam mata Inteligensi linguistik


pelajaran bahasa Inggris

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Kategori Kecil Kategori Besar

26 R-26 Pandai dalam mata Inteligensi linguistik


pelajaran bahasa Inggris

27 R-27 Menyanyi Inteligensi musikal

28 R-28 Menari Inteligensi kinestik badani

29 R-29 - Tidak relevan

30 R-30 Menyanyi Inteligensi musikal

31 R-31 Menyanyi Inteligensi musikal

32 R-32 Pandai dalam mata Inteligensi matematis-logis


pelajaran matematika

33 R-33 Olah raga Inteligensi kinestik badani

34 R-34 Menyanyi Inteligensi musikal

35 R-35 Bermain alat musik Inteligensi musikal

36 R-36 Olah raga Inteligensi kinestik badani

37 R-37 Olah raga Inteligensi kinestik badani

38 R-38 Olah raga Inteligensi kinestik badani

39 R-39 Olah raga Inteligensi kinestik badani

40 R-40 Menggambar Inteligensi ruang visual

41 R-41 Sikap terpuji Sikap yang positif

42 R-42 Bersosialisasi dengan Inteligensi interpersonal


baik

43 R-43 Menari Inteligensi kinestik badani

44 R-44 Olah raga Inteligensi kinestik badani

45 R-45 Bermain alat musik Inteligensi musikal

46 R-46 Bermain alat musik Inteligensi musikal

47 R-47 Memasak Inteligensi kinestik badani

48 R-48 Menyanyi Inteligensi musikal

49 R-49 Memiliki tubuh yang Tidak relevan


lengkap

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Kategori Kecil Kategori Besar

50 R-50 Bermain alat musik Inteligensi musikal

51 R-51 Dapat menulis dengan


tangan kiri

52 R-52 Menggambar Inteligensi ruang visual

53 R-53 Olah raga Inteligensi kinestik badani

54 R-54 Bermain alat musik Inteligensi musikal

55 R-55 Olah raga Inteligensi kinestik badani

56 R-56 - Tidak relevan

57 R-57 Bermain alat musik Inteligensi musikal

58 R-58 Olah raga Inteligensi kinestik badani

59 R-59 Menggambar Inteligensi ruang visual

60 R-60 Olah raga Inteligensi kinestik badani

61 R-61 Olah raga Inteligensi kinestik badani

62 R-62 Olah raga Inteligensi kinestik badani

63 R-63 Bermain alat music Inteligensi musikal

64 R-64 Bermain alat musik Inteligensi musikal

65 R-65 Olah raga Inteligensi kinestik badani

66 R-66 Bermain alat musik Inteligensi musikal

67 R-67 Bermain alat musik Inteligensi musikal

68 R-68 Olah raga Inteligensi kinestik badani

69 R-69 Olah raga Inteligensi musikal

70 R-70 Olah raga Inteligensi kinestik badani

71 R-71 Menari Inteligensi kinestik badani

72 R-72 Olah raga Inteligensi kinestik badani

73 R-73 Olah raga Inteligensi kinestik badani

74 R-74 Olah raga Inteligensi kinestik badani

75 R-75 Olah raga Inteligensi kinestik badani

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Inisial Kategori Kecil Kategori Besar

76 R-76 Menggambar Inteligensi ruang visual

77 R-77 Main game tebak kata Inteligensi linguistik

78 R-78 Belajar dengan baik Sikap positif

79 R-79 Giat belajar Sikap positif

80 R-80 Olah raga Inteligensi kinestik badani

81 R-81 Melukis Inteligensi ruang visual

82 R-82 Tekun belajar Sikap positif

83 R-83 Bermain alat musik Inteligensi musikal

84 R-84 Pintar matematika Inteligensi matematis-logis

85 R-85 - Tidak relevan

86 R-86 Postur tubuh tinggi Kelebihan fisik

87 R-87 - Tidak relevan

88 R-88 Memiliki banyak teman Inteligensi interpersonal

89 R-89 Menari Inteligensi kinestik badani

90 R-90 Olah raga Inteligensi kinestik badani

91 R-91 Olah raga Inteligensi kinestik badani

92 R-92 Olah raga Inteligensi kinestik badani

93 R-93 Olah raga Inteligensi kinestik badani

94 R-94 Olah raga Inteligensi kinestik badani

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 3
Validasi

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.1 Surat Permohonan Ijin Validasi Kepada Dosen PGSD

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.2 Surat Permohonan Ijin Validasi Kepada Kepala Sekolah SD

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.3 Validasi Dosen PGSD

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.4 Validasi Kepala Sekolah SD

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 4
Instrumen
Penelitian

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.1 Data Responden

148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.2 Petunjuk Pengisian Kuesioner

149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.3 Instrumen Pernyataan Tertutup

150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.4 Instrumen Pertanyaan Terbuka

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 5
Dokumentasi
Penelitian

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5.1 Data Responden

155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5.2 Jawaban Responden

156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIODATA PENELITI

Maria Magdalena Dwi Ratnawati lahir di Bantul pada tanggal


14 Maret 1997, anak kedua dari dua bersaudara pasangan dari
Bapak Trisno Suwito dan Ibu Yuliana Partiyem(+). Pendidikan
Taman Kanak-Kanak (TK) diperoleh di TK Indriyasana Sedayu,
lulus pada tahun 2003. Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
diperoleh di SD Pangudi Luhur Sedayu, lulus pada tahun 2009.
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) diperoleh di SMP Pangudi Luhur
Sedayu, lulus pada tahun 2012. Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
diperoleh di SMA Pangudi Luhur Sedayu, lulus pada tahun 2015. Selanjutnya
melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP), Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada
tahun 2015. Peneliti mengakhiri pendidikan di Universitas Sanata Dharma dengan
menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Survei Permasalahan Perilaku
Siswa Kelas III dan Kelas IV SD Sukacita”.

160

Anda mungkin juga menyukai