SKRIPSI
Oleh:
Agnes Virgiana
NIM: 121124026
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Yogyakarta.
perhatian mendoakan.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah manara tidak
duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk
menyelesaikan pekerjaan itu”
(Luk 14:28)
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”
(Rm 12:2)
“ Pendidikan harus ditinjau agar tidak hanya demi kesenangan dan kemajuan
pribadi atau untuk mengetahui lebih banyak lagi. Pendidikan harus dilaksanakan
dalam rangka demi peningkatan kebutuhan pelayanan orang miskin”
(Menuju kesucian Louisa de Marillac hal 152)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Mahakuasa atas
segala berkat dan kasih karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
banyak pihak dengan dukungan, perhatian, kasih dan kesetiaan yang sangat
berarti bagi penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan
kepada:
1. Bapak FX. Dapiyanta, SFK, M.Pd, selaku dosen pembimbing utama yang
2. Romo Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ., selaku dosen penguji II yang menyediakan
waktu dan kebaikan hati untuk menjadi dosen penguji dalam skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Romo Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, SJ, M.Ed selaku Kaprodi PAK
5. Para Romo dan segenap staf dosen yang telah mendukung penulis selama
Sanata Dharma.
6. Seluruh karyawan Prodi PAK (Pendidikan Agama Katolik) yang secara tidak
7. Suster Visitatris Puteri Kasih dan Dewan Provinsi yang telah mengutus
8. Para Suster Puteri Kasih komunitas St. Louisa de Marillac Kediri Jawa
Timur yang mendukung dalam doa, perhatian dan cinta kepada penulis selama
9. Para Guru, Staf dan karyawan, SMPK St. Maria Kediri Jawa Timur atas
10. Suster Pamong Unit dan Kepala sekolah SMPK St. Maria Kediri Jawa Timur
serta para siswa kelas IX yang memberikan kesempatan dan dukungan yang
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyelesaian skripsi.
Menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka
dengan segala keterbukaan dan kerendahan hati mohon saran dan kritik demi
Penulis
Agnes Virgiana
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab
Indonesia.
Luk : Lukas
Rm : Roma
B. Singkatan Lain
Sr : Suster
SJ : Sociatas Jesu
UU : Undang-undang
N : Jumlah Responden
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
poor 55
outcome). 59
Statistics 62
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nilai bukan hanya masalah tahu tentang “apa yang baik”.
padahal masih ada jarak antara “tahu” dan “tindakan”. Arah pendidikan nilai
sesuatu yang berharga bagi suatu kelompok masyarakat yang berupa standar
perilaku atau dasar moral untuk mengarahkan dan evaluasi tindakan (Kolthoff,
terbuka, jiwa pelayanan, belarasa dan pengorbanan. Dengan kata lain pendidikan
nilai tidak lepas dari pembentukan habitus, yakni melalui pelatihan, pembiasaan,
yang beiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi
kegiatan yang ditujukan bagi generasi yang sedang ada dalam masa-masa
dan pembentukan diri secara terus menerus (on going formation), (Doni
Koesoema A, 2007:4).
Sebagai sekolah yang berada dalam naungan Yayasan St. Louisa, SMPK
didik memiliki sikap batin yang semakin berkembang serta mampu melihat
SMPK St. Maria Kediri merupakan Sekolah yang berada dalam Yayasan
St. Louisa dari Serikat Puteri Kasih yang juga memprioritaskan pelayanannya
dalam karya sosial, kesehatan, termasuk juga pendidikan dan pembinaan kaum
diri sebagai Serikat hidup kerasulan ( Konstitusi 1.b). Karya kerasulan bidang
pendidikan merupakan karya yang diwariskan oleh pendiri Serikat Puteri Kasih
yaitu St. Vinsensius dan St. Louisa. Dalam seruannya pemimpin tertinggi Puteri
menjadi seorang Puteri Kasih, adalah melakukan apa yang dilakukan Putera
Allah di dunia, bekerja secara terus menerus bagi sesama, mengunjungi dan
merawat mereka yang sakit, mengajar mereka yang tidak mengerti demi
Puteri Kasih tetap bertekat bulat mempertahankan warisan pendiri, dalam karya
kristiani. Salah satu upaya demi mempertahankan karya kerasulan Serikat yaitu
ini disesuaikan dengan tingkat pendidikan sehingga dapat diterima dan dipahami
Kitab Suci, dan buku-buku yang terkaitan dengan spiritualitas Vinsensius, buku
seharusnya empat jam pelajaran, tetapi menurut kurikulum 2013, hanya tiga jam
Semua sekolah di bawah naungan Yayasan St. Louisa wajib menerapkan pelajaran
dan kerjasama. Diharapkan peserta didik kelak menjadi dewasa serta mampu
kesejateraan bersama.
yang efektif sebagai aksi dari teori pembiasaan Vinsensian, dilaksanakan beberapa
program, salah satunya adalah live in exposure in the poor untuk kelas IX.
dengan maksud agar peserta didik tidak hanya menerima teori saja, tetapi bisa
praktek secara nyata di tengah masyarakat yang di pedesaan. Kegiatan yang khas
dengan tema “live in exposure in the poor” merupakan salah satu program
peserta didik kelas IX tinggal bersama dengan keluarga lain di suatu daerah
tertentu selama tiga hari dua malam. Dengan kegiatan live in exposure in the
poor yang singkat ini, diharapkan peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan
pikir yang kritis, baik dan benar sesuai dengan tujuan dari program live in.
Persiapan kegiatan live in diawali dengan survei oleh tim pembina live in,
guna mengetahui situasi dan kondisi serta program kegiatan di desa tersebut.
memudahkan peserta didik untuk peduli serta terlibat dalam kegiatan program
desa misalnya gotong royong desa maupun baksos bagi warga yang miskin.
desa setempat dengan persetujuan dari seluruh pihak yang berkaitan dengan
mengusahakan persiapan yang baik, yaitu dengan membuat buku panduan live in,
setiap hari. Selain itu peserta didik diminta membuat laporan pengalaman live in
dalam bentuk paper yang memuat hasil kegiatan dan refleksi mulai hari pertama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kedua dan ketiga, dan laporan ini dibuat perkelompok dengan maksud untuk
hidup bersama tersebut dapat membentuk karakter pribadi sebagai manusia yang
utuh, beriman dan bertakwa kepada Tuhan serta mencintai sesama dalam hidup
sehari-hari. Pendidikan nilai tidak lepas dari pembentukan habitus, yaitu melalui
etos. Etos menandai karakter seseorang. Karakter terwujud dalam sikap dan
Menanggapi kenyataan yang di atas maka lulusan SMPK St. Maria Kediri
mestinya menjadi pribadi yang memiliki daya tahan, karakter yang kuat.
Karakter yang terus menerus dibangun supaya menjadi habitus, dan milik
peserta didik baik dari tingkat pendidikan dasar, menengah, sampai perguruan
pembiasaan Vinsensian dalam live in exposure in the poor di SMPK St. Maria
Kediri Jawa Timur, mengatakan bahwa masih mengalami kesulitan dalam hal
Sejauh pendampingan kami bahwa peserta didik SMP yang masih remaja
dan dalam usia mencari jadi diri tidaklah mudah dalam penanaman nilai-
nilai hidup kristiani. Hal ini terlihat masih ada yang terlambat ke Sekolah,
masih ada yang belum peduli atau kurang respon sesama teman yang susah
serta masih pilih-pilih teman. (wawancara, 5 April 2016).
poor dari segi perencanaan ada pembekalan materi tentang lima keutamaan
sudah ada, namun dirasakan masih kurang dalam hal sumber bahan dokumen
Vinsensian sebagai ciri khas pastoral sekolah katolik seperti diungkapan (Piet
Sesuai pengamatan penulis selama ini di SMPK St. Maria Kediri, dalam
silabus yang sudah disusun oleh tim pembina Vinsensian. Kemudian untuk
kegiatan live in exposure in the poor, untuk hari pertama sebelum berangkat
diawali doa bersama, perjalanan menuju tempat live in, kemudian serah terima
peserta ke pamong desa setempat, pembagian orang tua angkat, doa bersama,
tinggal bersama keluarga. Kemudian hari kedua dan ketiga mengikuti aktifitas
keluarga dan program kegiatan desa setempat. Pada akhir kegiatan pembina
mengajak peserta didik untuk membuat refleksi dari kegiatan hari pertama hingga
ketiga, sebagai tanggapan atas kegiatan live in exposure in the poor. Kegiatan ini
dilaksanakan setiap tahun dan menjadi program rutin dengan praktek nyata dari
kegiatan live in tersebut belum maksimal untuk peserta didik, mengingat refleksi
live in exposure in the poor dengan harapan agar kualitas lulusan yang
Kami berharap suatu saat peserta didik menjadi pribadi yang utuh dalam
arti bukan hanya pintar secara akademik tetapi juga dalam sikap hidup
seperti kepekaan terhadap kesulitan sesama dan akhirnya menjadi pelaku-
pelaku perubahan sosial. (wawancara 5 April 2016).
penting sehingga dalam pelaksanaan kegiatan live in exposure in the poor perlu
ada usaha peningkatan mutu dan kualitas melalui evaluasi periodik secara
pembinaan, hingga pelaksanaan program kegiatan, serta evaluasi hasil. Dari fakta
lapangan berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa SMPK St. Maria Kediri,
cukup menarik.
Live in yang singkat dalam tiga hari menjadi kegiatan diminati peserta
didik hal ini terlihat dari laporan dan refleksi yang positif. Namun di sisi lain
wajib diikuti.
hasil kegiatan. Kenyataan selama ini evaluasi dilakukan dalam bentuk klasikal,
Evaluasi yang demikian kurang mengena dan mengesan hati peserta didik akan
the poor. Persoalan lain dalam pembinaan yang diberikan kepada peserta didik
hanya dalam bentuk laporan dan refleksi singkat tentang apa yang dialami dalam
kelompok mengenai kegiatan live in, jadi laporan dan refleksi tersebut kurang
10
in exposure in the poor terutama di kelas IX SMPK St. Maria Kediri. Penulis
dan hasil pelaksanaan live in exposure in the poor dengan judul EVALUASI
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
Vinsensian dalam live in exposure in the poor yang dicanangkan oleh SMPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
St. Maria Kediri-Jawa Timur. Dalam hal ini peneliti menggunakan model
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses live in exposure in the poor di SMPK St. Maria Kediri?
2. Seberapa jauh hasil live in exposure in the poor di SMPK St. Maria Kediri?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui proses live in exposure in the poor di SMPK St. Maria Kediri.
2. Mengetahui hasil live in exposure in the poor di SMPK St. Maria Kediri.
F. Manfaat Penelitian
praktis.
1. Secara teoritis:
poor di SMPK St. Maria Kediri. Data tersebut menjadi dasar untuk
12
2. Secara praktis:
Penelitian ini dapat memberi pamahaman dan wawasan baru bagi SMPK St.
G. Metode Penelitian
data kuantitatif.
H. Sistematika penulisan
model-model evaluasi program, pengertian live in, tujuan live in, aspek-aspek
live in,
penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik
13
dokumen, pembahasan hasil penelitian yang meliputi tiga dimensi yakni (1)
anteseden/konteks(antecedents/context), (2)transaksi/proses(transaction/process),
BAB II
pengetahuan dan pemahaman yang baik dan benar mengenai seluruh aspek-
aspek hidup manusia sebagai makluk sosial yang holistik. Dunia pendidikan
menjadi salah satu ladang yang tepat dalam pembentukan generasi muda yang
1. Pengertian evaluasi
dan bernilai. Evaluasi terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan terhadap
proses belajar mengajar mengandung penilaian terhadap hasil belajar atau proses
belajar itu, sampai berapa jauh keduanya dapat dinilai baik. peninjauan evaluatif
yang pertama, memusatkan perhatian pada produk atau efek yang dihasilkan
oleh siswa, sesuai dengan semua tujuan instruksional yang seharusnya dicapai;
15
nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja,
pemecahan, metode, materiil dll. Bila dilihat dari segi tersebut maka evaluasi
pengertian secara khusus dan secara umum. Secara umum “program” dapat
diartikan sebagai “rencana” misalnya seorang siswa ditanya oleh guru, apa
maka arti “program” dalam kalimat tersebut adalah rencana atau rancangan yang
akan dilakukan setelah lulus. Rencana ini mungkin berupa keinginan untuk
16
orang tua dalam usaha, mungkin juga belum menentukan program apapun. Ada
yaitu (1) realisasi atau implementasi suatu kebijakan, (2) terjadi dalam waktu
yang relative lama bukan kegiatan tunggal tetapi jamak berkesinambungan, dan
“program” adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan maka program merupakan
sebuah sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali
pengertian secara umum. Selain itu dalam kehidupan terdapat juga “program”
hari bersa nasional di OSIS, HUT RI, Hardiknas, Harkitnas, Lahirnya Pancasia,
Natal, Bulan Ramadhan, Nyepi, Imlek. Program pengingatan hari besar ini juga
melalui suatu proses yang panjang, tetapi pelaksanaan hanya sebentar artinya
tidak lebih dari khusus ini adalah bagian dari program khusus. Dengan
dan proses seperti kegiatan belajar mengajar, pembuatan rencana mengajar dan
lain sebagainya.
dipandang sebagai dua bentuk dasar dalam evaluasi belajar. Evaluasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dilakukan guna mengetahui hasil belajar siswa yakni seberapa besar siswa
prestasi belajar siswa pada akhir suatu semester sesuai dengan tujuan yang harus
tidak berjalannya suatu proses sehingga dapat dilakukan suatu perbaikan pada
Dengan kata lain evaluasi terhadap proses ini akan berguna sebagai dasar
produk yang dihasilkan dapat ditingkatkan mutunya. Selain itu juga dengan
hasil akhir dari suatu kebijakan tersebut dapat mendukung untuk rekomendasi atas
2. Tujuan evaluasi
bagaimana dari komponen dan subkomponen yang belum terlaksana dan apa
sebabnya. Oleh sebab itu, sebelum mulai dengan langkah evaluasi, evaluator
perlu memperjelas dirinya dengan apa tujuan program akan dievaluasi. Misalnya
ingin mengevaluasi program IPA. Tujuan ini diharapkan dapat tercapai apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
ketercapaian pembelajaran dimaksud adalah; (1) siswa, (2) guru, (3) materi yang
evaluasi dan pembelajaran itu sendiri. Evaluasi berarti menilai atau mengambil
berikut:
a). Seleksi
keputusan tentang siswa-siswa mana yang diterima dan mana yang tidak
naik kelas ditetapkan kriteria rata-rata nilai minimal 6, dengan nilai agama,
memenuhi syarat tersebut dapat naik kelas, sedangkan yang tidak harus
mengulang program.
b) Diagnostik
19
kelemahan dan kekuatan siswa serta sebab-sebabnya. Dengan data tersebut guru
c) Penempatan
disesuaikan atas dasar hasil evaluasi dari sekolah. Evaluasi mengungkap bakat
dan minat siswa. Bakat dan minat dapat terungkap pada mata pelajaran tertentu
tersebut berbakat. Jika pada mata pelajaran siswa berprestasi tinggi berminat
maka penjurusan menjasi kuat. Namun jika siswa tidak berminat maka siswa
dapat memilih jurusan yang diminati dan tetap mendasarkan diri pada bakat yang
memungkinkan.
c) Pengukur keberhasilan
evaluasi. Data hasil evaluasi dapat dipakai untuk menilai apakah program yang
beberapa faktor, antara lain; guru, siswa, metode, media, sarana, sistem,dan
maupun hasil supaya dapat diketahui sejauh mana keberhasilan program dan
tujuan program itu merupakan dasar untuk merumuskan tujuan evaluasi program.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tujuan evaluasi program harus dirumuskan dengan titik tolak tujuan program
yang dievaluasi. Ada dua macam tujuan evaluasi, yaitu tujuan umum dan
melakukan evaluasi harus mencermati tujuan program dan merenungkan apa yang
dalam kegiatan yaitu; (what) apa yang digarap, (who) siapa yang menggarap,
3. Manfaat evaluasi
supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan
pemberian yang tepat pula. Kebijakan supervisi dapat dikatakan sama dengan
kata lain prestasi belajar menjadi titik pusat perhatian. Oleh karena itu tujuan
supervisi kelas, (3) supervisi sekolah. Supervisi sekolah yang diartikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Evaluasi program merupakan langkah awal dari proses akreditasi dan validasi
tidak lain adalah supervisi pendidikan dalam pengertian khusus, tertuju pada
keputusan atau kebijakan lanjutan dari program, karena dari masukan hasil
evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut
dari program yang sedang atau telah dilaksanakan. Wujud dari evaluasi adalah
penilaian mempunyai makna atau manfaat dari berbagai segi, yaitu makna bagi
mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Ada dua
tentu kepuasan ini ingin diperoleh lagi pada kesempatan lain. Akibatnya siswa
mempunyai motivasi yang cukup besar untuk belajar lebih giat, agar mendapat
nilai yang memuaskan lagi. Sebaliknya dapat terjadi yakni siswa sudah merasa
puas yang diperoleh dan usahanya kurang gigih untuk lain kali. Kemungkinan
kedua (2) Tidak memuaskan, siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
akan berusaha agar keadaan itu lain kali tidak terulang lagi. Maka ia belajar
dengan giat, sebaliknya dapat terjadi ada siswa yang lemah kemauannya, akan
menjadi putus asa dengan hasil yang kurang memuaskan yang diterimanya.
keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang
(1) Dengan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat mengetahui siswa
meteri, maupun siswa-siswi yang belum berhasil menguasai materi. Guru perlu
mengetahui sebab-sebab dan guru akan memberikan perhatian yang memusat dan
diharapkan.
(2) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa
diadakan perubahan.
(3)Guru akan mengetaui metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika
sebagian besar siswa memperoleh nilai jelek pada penilaian yang diadakan,
mungkin disebabkan oleh pendekatan atau metode yang kurang tepat. Guru harus
23
positif bagi sekolah, dengan demikian penilaian menjadi tolok ukur keberhasilan
bagi sekolah. Selain itu untuk mengetahui kondisi belajar yang diciptakan oleh
sekolah sesuai dengan harapan atau belum, maka hasil belajar merupakan cermin
diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar
(2) Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat
mendatang.
(3)Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun, dapat digunakan
sebagai pedoman bagi sekolah. Apakah yang dilakukan oleh sekolah sudah
memenuhi standar atau belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari bagusnya
memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam
3. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dari obiek yang dievaluasi, perlu
keberhasilan program.
menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil
kesimpulan
bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan
kata lain, dalam melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat
pada tujuan program kegiatan sebagai standart, kriteria, atau tolok ukur.
rinci untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana,
maka perlu ada identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi sub
7. Standart, kriteria dan tolok ukur diterapkan pada indikator, yaitu bagian yang
paling kecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan
8. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan
25
Gambar 1.
4. Prinsip-prinsip evaluasi
dalam mencapai tujuan belajar, bukannya sebagai alat untuk menvonis atau
maupun kriteria harus bebas dari subjektivitas guru, dengan begitu data
evaluasi perlu memenuhi syarat validitas dan reabilitas serta penafsiran secara
26
apa yang hendak diukur. Reliabel artinya handal, tidak berubah-ubah. Alat
yang reliable berarti alat tersebut ketika digunakan untuk berbagai kelompok
hasilnya relatif sama. Penafsiran bertanggungjawab berarti ada dsar dan kriteria
yang baku dan umum dipakai. Tentang validitas dan reliabilitas akan dibahas
masukan, proses, produk, konteks dan hasil belajar dalam berbagai aspek;
terwujud jika evaluasi dibuat secara terencana, bertahap dan terus menerus.
dapat diukur hanya satu macam jenis alat evaluasi. Konteks ini prinsip variatif
penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat
tiga komponen yaitu; (1) tujuan pembelajaran, (2) kegiatan pembelajaran atau
27
Gambar. 2
Tujuan
KBM Evaluasi
disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Anak
makna bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah pada KBM,
mana tujuan sudah tercapai. Dengan makna demikian maka anak panah berasal
dari evaluasi menuju ke tujuan. Jika dilihat dari langkah, dalam menyusun alat
Seperti yang sudah disebutkan pada nomor (1), KBM dirancang dan
disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan, juga disebutkan
pada nomor (2), bahwa alat evaluasi juga disusun dengan mengacu pada tujuan,
Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu pada KBM yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dalam evaluasi karena sebagai penentu kualitas pendidikan maka upaya penilaian
berikut :
jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi
pokok bahasan yang diberikan , ruang lingkup, urutan penyajian, dan pedoman
bagaimana pelaksanaanya.
b) Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dalam proses belajar
segia atau abilitas yang dinilainya tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek
secara seimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
d) Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya. Data hasil
penilaian sangat bermanfaat bagi guru maupun bagi siswa. Oleh karena itu, perlu
dicatat secara teratur dalam catatan khusus mengenai kemajuan siswa. Dari data
hasil penilaian harus dapat ditafsirkan sehingga guru dapat memahami para
dengan baik.
5. Alat-alat evaluasi
seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik
lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya.
Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu
untuk mencapai apa yang diharapkan dalam tujuan awal pembelajaran tersebut.
30
a) Tes
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid.
yang dikutip dari Webster’s Collegiate, tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,
inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat lain, tes bersifat
lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Tes pada umumnya digunakan
untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa terutama hasil belajar kognitif
dan pengajaran. Walaupun demikian tes juga dapat digunakan untuk mengukur
1) Tes standar ialah tes yang isi, tujuan, perumusan, dan susunannya telah teruji,
mantap dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai alat ukur yang objektif. Tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
standar terbagi dua macam yakni tes bakat dan tes prestasi. Kedua macam tes
Kedua tes standar tersebut sama-sama digunakan untuk meramalkan hasil pada
2) Tes buatan guru adalah tes yang dibuat oleh guru dengan cakupan, tujuan, dan
susunan sesuai kebutuhan. Tes buatan guru pada umumnya disusun sendiri
oleh guru, beberapa mungkin mengambil dari literatur, jarang ada masukan
dari ahli, jarang yang diuji coba sebelum dipakai, dan karang analisis sehingga
tidak diketahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Tes buatan guru digunakan
untuk mengukur dan menilai pencapaian hasil belajar siswa dalam pelajaran.
Tes buatan guru dapat digunakan pula untuk mendiagnosa kesulitan belajar
secara optimal.
b) Jenis tes berdasar ragam dan bentuk soal terdiri atas tes objektif, benar dan
atau isian. Selain itu ada tes uraian ialah serangkaian pertanyaan yang
c) Nontes
Nontes ini meliputi angket, daftar cocok, wawancara, skala bertingkat, perbedaan
32
Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, baik melalui
bentuk tes uraian maupun tes objektif, tetapi juga dapat dinilai oleh alat-alat
nontes atau bukan tes. Kelebihan nontes dari tes adalah sifatnya lebih
individu sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek
secara lebih efektif dan efisien. Kata alat biasa juga disebut dengan istilah
dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu dengan hasil seperti keadaan
atau teknik, maka di kenal dengan teknik evaluasi yaitu teknik nontes dan teknik
Keberhasilan tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa,
tetapi juga dari segi prosesnya. Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari
suatu proses belajar. Ini berarti optimalnya hasil belajar siswa bergantung pula
pada proses belajar siswa dan proses mengajar guru, maka sangat perlu dilakukan
evaluasi atau penilaian terhadap proses belajar mengajar. Hal ini memungkinkan
33
serta ada juga yang diberi sebutan sesuai dengan sifat kerjanya (Suharsimi
Arikunto, 2014). Beberapa ahli evaluasi program yang dikenal sebagai penemu
dan Glaser. Kaufman dan Thomas membedakan model evaluasi menjadi delapan
yaitu:
tiga hal yakni: konteks, proses, dan hasil yang digunakan dalam penelitian
tujuan penelitian ini. Dengan demikian model yang dipakai sebagai strategi atau
34
Arikunto, 2014:43).
Gambar 3.
Desain Evaluasi Model Stake
35
Tiga hal yang dituliskan diantara dua diagram menunjuk obyek atau
yang terjadi selama proses evaluasi. Matriks pertama, yaitu matriks deskripsi,
berkaitan atau menyangkut dua hal yang menunjukkan posisi sesuatu (yang
2. Apa yang sesungguhnya terjadi atau apa yang benar-benar terjadi (observation).
Model evaluasi Stake dapat membawa dampak yang cukup besar dalam
penilaian, dan merupakan konsep yang cukup kuat untuk perkembangan yang
lebih jauh dalam bidang evaluasi. Matriks deskripsi dan pertimbangan dapat
36
program.
kategori yang pertama. Kategori ini juga sebagaimana yang pertama terdiri
dan pertimbangan, dan fokus antecedents, transaksi, dan outcomes (hasil yang
diperoleh).
Standar adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu kurikulum atau
yang dimiliki kurikulum, tetapi dapat juga dari yang lain (pre-ordinate, mutually
37
dari kategori yang pertama dan kedua matriks Deskripsi sampai kategori
Kelebihannya adalah:
mungkin terjadi.
Kelemahannya adalah:
hasil yang merupakan perluasan ruang lingkup evaluasi pada tahun 1970-an.
2. Evaluator memegang kendali dalam evaluasi dan juga memutuskan cara yang
http://hakekatpendidikan.blogspot.co.id/2011/10/evaluasi-kurikulum-model-model
countenance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
secara individual atau berkat interaksi siswa dengan guru dalam proses
generasi muda. Hampir segala sesuatu yang dipelajari dalam kelas merupakan
1. Pengertian Live in
(1989) dijelaskan pengertian live in or out; to reside at or away from the place of
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
one’s employment, esp. as a domestic servent; the butler, cook, and chauffeur live
in, but the two mainds live out. Begitu pula dalam The Comtemparory English-
Indo Dictionary dijelaskan live in dari kata to live in yang berarti; tinggal dalam.
The workers of the works. Selain itu dalam Kamus Inggris-Indonesia menjelaskan
live in dari kata keterangan to live in; tinggal di dalam. to live in fear of o’s life
tempati itu, serta mengenal penduduk dan keadaan masyarakat sekitar. Live in
merupakan suatu kegiatan dalam bentuk tinggal dan hidup bersama dalam
masyarakat untuk beberapa hari agar peserta didik dapat mengalami dan belajar
(status sosial ekonomi budaya) dalam kehidupan nyata. Live in pada dasarnya
http://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/80/Live-in-dan-Pendidikan-
dalam hubungan atau interaksi sosial juga diartikan sebagai proses untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Camping atau Live in dan membuat laporan study tour (Cicih Juarsih, 2014:33-
34).
2014:41)
alat untuk mencapai kemajuan sosial, dimana interaksi peserta didik dengan
lingkungan lambat laun akan menjadi kesadaran baru akan dirinya sebagai
41
tepat bagi peserta didik melalui pengalaman di luar sekolah (live in) seperti
2. Tujuan live in
sebuah lingkungan penduduk desa, dengan mengikuti semua kegiatan mereka baik
di rumah maupun saat bekerja di luar. Para peserta didik ini akan diajarkan hidup
mandiri seperti melakukan kegiatan rutin sehari hari misalnya ke ladang atau
mereka tinggal. Tujuan dari Program live in ini adalah menanamkan nilai nilai
atau sikap sikap dan budi pekerti luhur yang disinyalir sudah mulai luntur
dikalangan anak muda sekarang. Dengan program kegiatan Live In di desa ini
Mereka dapat belajar tentang unggah ungguh, gotong royong, tepo sliro,
jiwa sosial yang tinggi. Selain itu dengan program kegiatan Live in ini,
42
http://sewasepedajogja.com/program-live-in-di-desa-wisata-jogja/.
kelakuan sosial dan kesadaran baru akan dirinya, lebih mengenal dirinya dalam
lingkungan sosialnya. Dengan kata lain dalam interaksi sosial itu memperoleh
merupakan soal disposisi batin atau diri serta kecenderungan dalam menghadapi
yang dianggapnya baik untuk diri serta hidup. Dari pengalaman-pengalaman itu
orang dapat mengenali dua sikap dasar, yaitu terhadap diri sendiri dan terhadap
Komunikasi tidak hanya lisan tetapi juga tertulis dalam berbagai konteks.
43
lingkungan. Jelas bahwa proses menjadi manusia ada dalam konteks interelasi
ini dapat dikatakan bahwa manusia ada hanya dalam relasi dengan manusia lain.
didik dapat maju dalam hidupnya, memiliki disposisi batin sebagai manusia yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
tinggal dengan … orang atau situasi tertentu yang dipilih sebagai tempat Live in.
Entah itu orang cacat, entah itu orang terlantar, orang sakit, orang terbuang, orang
terasing, Lansia, para buruh dan sebagainya. Dengan demikian tujuan menjadi
jelas, yakni ingin mengalami situasi dan suasana atau keadaan seperti yang terjadi
dan ada dalam diri dan situasi dimana ditempatkan untuk Live in.
selalu terkait dengan sesamanya. Ia berasal dari masyarakat dan hidup serta
melainkan hidup dalam relasi timbal balik dengan sesama dan sejarah umat
manusia. Dia tidak bisa menolak kebersamaan. Sosialitas manusia bukan hanya
dan sekaligus partisipasi dan realitas sosial dan kodrat manusiawinya (Mulyatno,
2009:56).
kultural dimana semua obiek dan kejadian yang ditemukan mempunyai arti yang
45
hidup dan yang tidak hidup dalam lingkungan semua cara belajar berlangsung
secara sosial. Oleh karena itu studi tentang belajar dan mengajar perlu juga
memperhatikan segi sosial dalam pembentukan arti (Tobin, Tippins, dan Gallard,
1994).
apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Belajar bukanlah kegiatan
proses belajar peserta didik selalu berhubungan dengan sesama dan lingkungan
hanya terjadi dalam kelas melainkan juga di luar kelas, dimana peserta didik
dapat berinteraksi dengan kondisi fakta di lapangan seperti live in, kemping
46
2012: 29).
1997:38-39).
adalah hubungan antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah, misalnya
iklim sosial antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, guru dengan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dengan dunia luar, hubungan sekolah dengan orang tua dan dengan masyarakat.
Dengan relasi yang baik dengan masyarakat maupun lembaga luar akan
Belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat,
menuju yang kompleks, oleh karena itu belajar tidak dapat sekaligus, akan tetapi
sesuai dengan irama kemampuan siswa. Selain itu melalui proses refleksi peserta
keterlibatan siswa yang secara penuh untun menemukan materi yang sedang
yang nyata.
berada. Iklim yang dialami tersebut membentuk pola pikir dan bertindak peserta
didik dalam bersosialisasi. Bila dilihat dari aspek psikologis lebih berkaitan
setempat dan belajar interaksi dengan orang banyak. Dengan melibatkan diri pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mengubah pola pikir, sikap dan perilaku yang dengan situasi masyarakat
setempat. Perilaku yang benar sesuai dengan harapan masyakat, juga dalam
dengan keadaan yang baru dan secara tidak langsung situasi itu dapat mendorong
langsung dari orangtua. Dalam hal ini peserta didik terlatih untuk mandiri dan
hasil belajarnya di dalam kelas. Peserta didik membawa pengertiannya yang lama
dalam situasi belajar yang baru, membuat penalaran atas apa yang dipelajari
dengan apa yang ia perlukan dalam pengalaman yang baru (Suparno, 1997:62).
49
lain untuk memenuhi kebutuhannya. Belajar ini mencakup fakta seperti didirikan
Jacquest Mariatin adalah seorang tokoh yang menekan aspek sosial dari
terpisahkan dari kenyataan seorang pribadi. Setiap pribadi adalah bagian dari
keseluruhan alam semesta. Dengan kata lain setiap pribadi adalah daya untuk
mencintai dan dicintai secara timbal balik di dalam kehidupan sosial yang terarah
pengolahan diri, dikatakan demikian karena saat live in peserta didik mengalami
perubahan cara belajar yang tadinya hanya lebih menekankan teori dan berganti
berpusat pada interaksi dengan orang lain. Dalam live in peserta didik
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
data yang akurat. Maka metodologi sebagai suatu sarana untuk memperoleh
hasil yang tepat dan efektif dalam bentuk data-data yang dibutuhkan dalam sebuah
yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan cara pengolahannya.
Dengan demikian dalam bab ini akan diuraikan metodologi penelitian evaluasi
analisis data.
A. Jenis Penelitian
atau manfaat (worth) dari suatu praktik pendidikan berdasarkan atas hasil
tertentu yang digunakan secara absolut maupun relatif. Model evaluasi yang
51
Peneliti akan melaksanakan penelitian ini pada awal Agustus 2016 hingga
akhir Agustus 2016 di SMPK St. Maria Kediri yang ada di Kediri Jawa Timur.
dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX SMPK St. Maria Kediri yang
berjumlah 165.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
52
1. Variabel Penelitian
deskriptif kuantitatif, maka hanya ada satu aspek atau variabel yang di ukur
Berdasarkan tujuan dari penelitan ini, untuk mengetahui proses dan hasil
live in maka, definisi live in secara konseptual adalah kegiatan tinggal dan hidup
bersama dalam masyarakat tertentu untuk beberapa hari, supaya peserta didik
lingkungan sekitar sehingga dapat membentuk konsep diri yang tangguh dan
berkarakter. Adapun tujuan dari live in yakni sebagai implikasi dari terori
spiritualitas Vinsensian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
live in, Siswa/i, Pembina live in, materi live in, sarana/prasarana, manajemen
pembina live in, sebagai masukan untuk latarbelakang serta pada peserta didik
kegiatan live in exposure in the poor SMPK St. Maria Kediri. Wawancara
yang mengikuti live in exposure in the poor di SMPK St. Maria Kediri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3. Instrumen Penelitian
fenomena alam maupun sosial yang diamati sehingga memperoleh data hasil
ini terdiri dari wawancara, studi dokumen, dan angket/skala sikap. Sebagai
pedoman untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan skala likert
untuk mengukur skala sikap, maka disusun dalam bentuk suatu pertanyaan dan
(Sugiyono, 2015:93).
Tabel 1:
Skor alternatif jawaban variabel Program Live in
Item favorable 5 4 3 2 1
Item Non-faforable 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4. Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 2.
Kisi-kisi angket
Evaluasi program live in exposure in the poor
56
Kegiatan
terlaksana
secara efektif
dan efisien
sesuai jadwal
yang ditetapkan
3. Luaran/ hasil Penilaian hasil Memenuhi 10
(output-outcomes) kriteria sasaran
(31, 32, 33, 34,
35, 36, 37, 38,
39, 40)
D. Pengembangan instrumen
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Dalam uji coba instrumen ini
berbentuk uji coba terpakai. Artinya peneliti hanya satu kali menyebarkan
dengan maksud supaya perolehan data yang masuk benar-benar murni karena
pertama kali digunakan, juga untuk menjaga agar tidak terjadi rekayasa dalam
57
instrumen yang tingkat validitasnya sangat rendah tidak dipakai. Setelah itu
signifikan atau tidak, maka harga t hitung perlu dibandingkan dengan harga t
tabel. Bila t hitung lebih besar dengan t tabel, maka perbedaan itu signifikan,
Tabel .3
Kriteria klasifikasi tingkat validitas
menggambarkan segi atau aspek yang di ukur. Maka setelah data terkumpul,
tingkat validitas data yang sudah didapat. Validitas sebuah tes dapat diketahui
dari hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman (Suharsimi Arikunto, 2012:40).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Oleh sebab itu diperlukan uji
Keterangan:
Analisis butir soal dalam penelitian ini menggunakan program IBM SPSS
Statistic 21. Butir soal tersebut dikatakan valid, jika r hitung > r tabel.
Besarnya r tabel ditentukan oleh jumlah sampel dalam penelitian. Dalam uji
coba angket ini, responden sebanyak 136 dengan taraf signifikan 5 % maka
59
Item r r Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Hitung Tabel
25 0,728 0,361 Valid
Berdasarkan hasil analisis data di atas yang terdiri dari 40 butir soal yang
61
koefisiensi korelasi lebih besar atau sama dengan 0,361 dianggap valid dan layak
yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur
beberapa kali dan hasilnya relatif sama. Pengukuran reliabilitas dari penelitian
ini akan dilakukan dengan cara satu kali pengukuran guna mencari reliabilitas
internal dari setiap item instrumen. Besar koefisien reliabilitas berkisar antara
0,00 sampai dengan 1,00. Jika koefisien semakin mendekati 1,00 maka
Keterangan:
reliabilitas alpha
K = jumlah item
62
menggunakan program IBM SPSS Statistic 21. Hasil pengujian reliabilitas dapat
Tabel.5
Reliability Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.942 40
Dari data tersebut terdapat 40 butir soal yang valid. Maka diketahui nilai
Tabel 6.
Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut :
Range Keterangan
0,80-1,00 Sangat tinggi
0,60-0,79 Tinggi
0,40-0,59 Cukup
0,20-0,39 Rendah
63
generalisasi.
Live in bagi peserta didik kelas IX SMPK St. Maria Kediri Jawa Timur.
akan diuji melalui statistik deskriptif meliputi data berupa tabel, grafik, serta
Tabel 7.
Rumus Penentuan Kriteria
Keterangan:
Smak = skor maksimal
Smin = skor minimal
n = rentang skala setiap item instrument
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Dari 24 butir soal dengan skala 1-5 instrumen yang telah diperoleh skor
tertinggi adalah 120, dan skor terendah adalah 24 serta intervalnya sebagai
berikut:
Tabel. 8
Kriteria Dimensi 1. Anteseden/konteks(antecedents/context)
Kategori Interval
Setuju setuju 100,9-120
Setuju 81,7-100,8
Netral 62,5-81,6
Tidak setuju 43,3-62,4
Sangat tidak setuju 24-43,2
Dari 6 butir soal dengan skala 1-5 instrumen yang telah diperoleh skor
tertinggi adalah 30, dan skor terendah adalah 6 serta intervalnya sebagai berikut:
Tabel. 9
Kriteria Dimensi 2. Transaksi/proses (transaction/process)
Kategori Interval
Setuju setuju 25,3-30
Setuju 20,9-25,2
Netral 15,7-20,8
Tidak setuju 10,9-15,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Dari 10 butir soal dengan skala 1-5 dari instrumen yang telah diperoleh
skor tertinggi adalah 50, dan skor terendah adalah 10 serta intervalnya sebagai
berikut:
Maka : 50-10 = 40 = 8
5 5
Tabel. 10
Kriteria Dimensi : Luaran/hasil (output-outcomes)
Kategori Interval
Setuju setuju 43-50
Setuju 35-42
Netral 27-34
Tidak setuju 19-26
Sangat tidak setuju 10-18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang data hasil penelitian, proses dan hasil
Peneliti memperoleh data hasil penelitian ini dari hasil wawancara, studi
dokumen serta hasil penyebaran angket kepada peserta didik kelas IX SMPK
St. Maria Kediri. Hasil penelitian akan dibahas dalam bentuk evaluatif deskriptif
(output-outcomes).
A. Hasil penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini, melalui teknik pengumpulan data
angket. Berhubungan dengan hal tersebut, maka yang menjadi data pokok dalam
penting dalam analisis data, sedangkan wawancara dan studi dokumen menjadi
67
didik yang berjumlah 165, tetapi angket yang terkumpul hanya berjumlah 136
angket tertunda kerena peserta didik yang telah mengikuti program Live in
tersebut sudah lulus. Melihat situasi tersebut peneliti bekerjasama dengan para
guru/pembina Live in, agar menghubungi semua peserta didik supaya bisa hadir
sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik. Pemilihan responden dalam
penelitian ini hanya peserta didik saja, mengingat peserta didik menjadi
komponen yang paling pokok dalam pelaksanaan program kegiatan Live in.
Selain itu dapat mendukung kelancaran dalam penelitian, guna mengetahui sejauh
mana tingkat keberhasilan proses dan hasil dari program live in tersebut. Hasil
data angket/kuisioner hasil yang akan diolah dengan menggunakan program IBM
Tabel 11.
Deskripsi Statistik Keseluruhan program Live in
68
Mode 166
Std. Deviation 16
Variance 272
Skewness -1
Std. Error of Skewness 0
Kurtarsis 3
Range 105
Minimum 95
Maximum 200
Sum 22094
didik kelas IX SMPK St. Maria Kediri terdapat dari hasil tabel statistik deskripsi
nilai keseluruhan Program Live in di atas dapat diketahui N Valid 136 dengan
jumlah instrumen yang valid sebanyak 40 butir soal dan tidak ada data yang
tujuan perencanaan program (2 item), sasaran konkret terukur (2 item), ada studi
awal tentang siswa dengan berbagai macam situasi dan kondisi (3 item), ada
data-data mengenai situasi awal dari pembina live in (3 item), live in relevan
dengan tujuan, siswa, pembina (3 item), studi data awal sesuai dengan tujuan dan
sasaran (3 item), ada tahap persiapan secara pengelolaan (3 item), studi awal
tentang kondisi lingkungan sekolah dan daya dukung (3 item), dana sudah
dipikirkan dengan baik dan memenuhi kebutuhan (1 item), waktu berapa lama (1
item).
manajerial dan logistik yang sesuai dengan rencana (2 item), pelaksanaan sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
terlaksana secara efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang ditetapkan (2
item).
hasil memenuhi kriteria sasaran (10 item). Ketiga dimensi tersebut dapat
sebesar 200. Dengan nilai rata-rata pada periode pengamatan (mean) sebesar
162 dan simpangan baku (std. deviation) sebesar 16. Nilai variance sendiri
sebesar 272 dengan nilai tengah (median) 162 dan nilai yang sering muncul
(mode) sebesar 166. Nilai kisaran (range) yang merupakan selisih antara nilai
maximum dan nilai minimum adalah sebesar 105 dengan tingkat kemencengan
(skewness) sebesar -1 dan (std. error Skewness sebesar (0) sedangkan tingkat
keruncingan kurtosis (3) serta nilai sum pada periode pengamatan sebesar 22,094.
(Target Live in jelas dan sesuai dengan tujuan rencana program live in) dengan
(sangat tidak setuju) nilai skor 2% pada kriteria netral dan tidak setuju,
70
Tabel 12.
Kualifikasi nilai Keseluruhan Program Live in
Grafik 1.
Frekuensi keseluruhan Program Live in
sangat setuju dengan program live in, 88 responden (65%) masuk kriteria
71
(tidak setuju) 2 %, dan tidak ada kriteria (sangat tidak setuju) 0% dalam hal
pelaksanaan program live in. Dengan demikian hasil penelitian tersebut dapat
disimpulkan kebanyakan siswa kelas IX SMPK St. Maria Kediri tahun ajaran
Tebel. 13
Statistik dimensi anteseden/konteks(antecedents/context)
Dari statistik deskripsi tabel di atas dapat di lihat bahwa N Valid 136
dengan jumlah instrumen yang valid sebanyak 24 butir soal dan tidak ada data
yang hilang (missing). Data ini merupakan hasil dari dimensi anteseden/konteks
item), sasaran konkret terukur (2 item), ada studi awal tentang siswa dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
berbagai macam situasi dan kondisi (3 item), ada data-data mengenai situasi
awal dari pembina live in (3 item), live in relevan dengan tujuan, siswa, pembina
(3 item), studi data awal sesuai dengan tujuan dan sasaran (3 item), ada tahap
sekolah dan daya dukung (3 item), dana sudah dipikirkan dengan baik dan
skor tertinggi (maximum) sebesar 120. Dengan nilai rata-rata pada periode
pengamatan (mean) sebesar 95 dan simpangan baku (std. deviation) sebesar 11.
Nilai variance sendiri sebesar 116 dengan nilai tengah (median) 95 dan nilai
yang sering muncul (mode) sebesar 96. Nilai kisaran (range) yang merupakan
selisih antara nilai maximum dan nilai minimum adalah sebesar 69 dengan
tingkat kemencengan (skewness) sebesar (-1) dan (std. error Skewness sebesar
(0) sedangkan tingkat keruncingan (kurtasis) sebesar (3) serta nilai sum pada
tujuan dan sasaran program live in (target live in sesuai dengan visi dan misi
dan 24 item pertanyaan dengan kualifikasi nilai 39 responden 29% (sangat setuju),
setuju) dan 0 responden 0% (sangat tidak setuju). Skor 2% pada kriteria netral
maksud perencanaan program live in), skor 1% pada kriteria (tidak setuju) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
skor 0% pada kriteria (sangat tidak setuju) menunjukkan (program live in kurang
Tabel. 14
Kualifikasi dimensi anteseden/konteks (antecedents/context)
Jumlah Persentase
Kriteria Interval
Responden (%)
Sangat Setuju 100,9-120 39 29%
Setuju 81,7-100,8 92 68%
Netral 62,5-81,6 3 2%
Tidak setuju 43,3-62,4 2 1%
Sangat tidak setuju 24-43,2 0 0%
Total 136 100%
Grafik. 2.
Frekuensi dimensi anteseden/konteks (antecedents/context)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
sesuai dengan visi misi sekolah. Dari 136 responden terdapat 92 responden 68%
kebutuhan responden dan 39 responden 29% dengan kriteria (sangat setuju), yang
adanya obeservasi tempat live in dan kurang sesuai dengan keadaan responden,
serta 2 responden 1% kriteria yang (tidak setuju), tidak ada responden masuk
dalam kriteria (sangat tidak setuju) (0%). Dengan demikian hasil penelitian
Kediri tahun pelajaran 2015/2016 mengerti maksud tujuan dan sasaran program
live in.
Tabel. 15
Statistik dimensi transaksi/proses (transaction/process)
Mean 25
Median 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Mode 24
Std. Deviation 3
Variance 9
Skewness 0
Kurtosis 1
Range 16
Minimum 14
Maximum 30
Sum 3376
pelaksanaan program live in, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan
pengelolaan live in. Pada tabel di atas statistik deskripsi dapat di lihat bahwa N
Valid 136 dengan jumlah instrumen yang valid sebanyak 6 butir soal dan tidak
ada data yang hilang (missing). Hasil data di atas terdapat dari dimensi
secara efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang ditetapkan (2 item). Dapat
dilihat bahwa skor terendah (minimum) 14 dan skor tertinggi (maximum) sebesar
30. Dengan nilai rata-rata pada periode pengamatan (mean) sebesar 26 dan
simpangan baku (std. deviation) sebesar 3. Nilai variance sendiri sebesar 9 dengan
nilai tengah (median) 24 dan nilai yang sering muncul (mode) sebesar 24. Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
kisaran (range) yang merupakan selisih antara nilai maximum dan nilai
dan (std. error Skewness sebesar (0) sedangkan tingkat keruncingan (kurtosis)
sebesar (1) serta nilai sum pada periode pengamatan sebesar 3376.
Tabel .16
Kualifikasi dimensi transaksi/proses (transaction/process)
Jumlah Persentase
Kriteria Interval
Responden (%)
Sangat Setuju 25,3-30 45 62%
Setuju 20,9-25,2 84 33%
Netral 15,7-20,8 6 4%
Tidak setuju 10,9-15,6 1 1%
Sangat tidak setuju 6-10,8 0 0%
Total 136 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Grafik. 3
Frekuensi dimensi transaksi/proses (transaction/process)
kriteria (sangat tidak setuju). Hal ini dapat disimpulkan pada umumnya program
live in berjalan sesuai rencana dan tujuan bagi responden kelas XI SMPK St.
Maria Kediri.
Tabel. 17
Statistik dimensi luaran/hasil (output-outcomes)
78
Mean 42
Median 42
Mode 40
Std. Deviation 5
Variance 26
Skewness 0
Kurtosis 0
Range 22
Minimum 28
Maximum 50
Sum 5748
dikatakan berhasil atau tidak, jika hasil penilaian responden terhadap program
deskripsi dapat dilihat bahwa N Valid 136 dengan jumlah instrumen yang
valid sebanyak 10 butir soal dan tidak ada data yang hilang (missing).
outcomes) yang meliputi indikator penilaian hasil memenuhi kriteria sasaran (10
item). Dapat dilihat bahwa skor terendah (minimum) 28 dan skor tertinggi
(maximum) sebesar 50. Dengan nilai rata-rata pada periode pengamatan (mean)
sebesar 42 dan simpangan baku (std. deviation) sebesar 5. Nilai variance sendiri
sebesar 26 dengan nilai tengah (median) 42 dan nilai yang sering muncul (mode)
sebesar 40. Nilai kisaran (range) yang merupakan selisih antara nilai maximum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
sebesar (0) dan (std. error Skewness sebesar (0) sedangkan tingkat keruncingan
(kurtosis) sebesar (0) serta nilai sum pada periode pengamatan sebesar 5748.
dan menjadi pribadi yang berkarakter tangguh, kritis dan kreatif serta menjadi
kriteria (netral), 0 responden 0% kriteria (tidak setuju) dan (sangat tidak setuju).
Kedua responden kurang paham dan tahu arah live in karena belum ada evaluasi
Tabel. 18
Kualifikasi dimensi luaran/hasil (output-outcomes)
Jumlah Persentase
Kriteria Interval
Responden (%)
Sangat Setuju 43-50 66 48%
Netral 27-34 5 4%
80
Grafik. 4.
Frekuensi dimensi luaran/hasil (output-outcomes)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
responden 0% (kriteria sangat tidak setuju dan tidak setuju). Dengan demikian
pada dimensi luaran/hasil secara umum dapat dilihat sebagaian besar program live
B. Hasil Wawancara
2. Menurut anda apakah target live in jelas dan sesuai dengan tujuan rencana
program live in?
Responden 1: Ya sesuai target. Karena Sekolah mempunyai kewajiban untuk
membentuk pribadi peserta didik maka diadakan pelaksanaan
kegiatan live in. Selain itu saya dan teman yang dari kota dapat
belajar hidup sederhana, merasakan hidup yang di desa dengan
segala keadaan yang terbatas, pekerjaan yang sederhana seperti:
berkebun, beternak.
Responden 2: Ya sesuai target. Karena SMPK bernaung di bawah Yayasan st.
Louisa yang mempunyai spirit vinsensian yang mengajarkan lima
keutamaan Vinsensian (sederhana, kerendahan hati,
kelemahlembutan, mati raga, penyelamatan jiwa-jiwa). Maka
dalam live in saya dan teman-teman mempraktekkan lima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
83
84
Responden 1 : Secara umum live in sudah baik, dan usul saya perlu ditingkatkan
persiapan yang baik lagi, karena masih ada yang belum paham
dengan kegiatan live in karena ada siswa yang hanya ikut karena
kewajiban dari sekolah. Siswa hanya bermain-main dan
bermalasan tidak membantu keluarga. Maka perlu ada
penjelasan tujuan live in bagi siswa di setiap kelompok oleh
pembina live in.
Responden 2: Secara keseluruhan live in sudah baik, tetapi masih perlu
persiapkan lagi oleh Pembina tentang kerjasama yang baik
antara sesama teman juga mengerti tugas-tugas untuk
membantu keluarga tempat live in.
10. Apakah selesai live in anda mengisi lembaran evaluasi kegiatan live in?
Responden 1: Setahu saya selesai live in tidak ada evaluasi secara pribadi.
Pembina tidak menyiapkan lembaran evaluasi.
Responden 2 : Menurut pengalamanku selesai live in, tidak evaluasi baik secara
pribadi tetapi hanya klasikal di tanyakan oleh pembina live in
dalam kelas.
Kediri, Wawacara 2 Nopember 2016
C. Studi Dokumen
objek penelitian. Maka hasil studi dokumen berikut ini dijabarkan berdasarkan
program live in. Adapun data atau dokumen tersebut seperti surat edaran orang
tua, surat ke kepala dusun, dinas, dokumen proposal, buku panduan live in, visi
85
keutamaan Vinsensian). Data atau dokumen tersebut terkait dalam indikator : ada
konkret terukur, ada studi awal tentang siswa dengan berbagai macam situasi dan
kondisi, ada data-data mengenai situasi awal dari pembina live in, live in relevan
dengan tujuan, siswa, pembina, studi data awal sesuai dengan tujuan dan sasaran,
ada tahap persiapan secara pengelolaan, studi awal tentang kondisi lingkungan
sekolah dan daya dukung, dana sudah dipikirkan dengan baik dan memenuhi
menjadi bahan pertimbangan atau alasan yang pikirkan dalam proses pelaksanaan
program live in. Data atau dokumen tersebut terkait dalam indikator managerial
dan logistik yang sesuai dengan perencanaan (kalender sekolah, proposal, sesuai
terlaksana secara efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
berupa informasi data-data, dokumen, serta arsip-arsip terkait yang menjadi bahan
pertimbangan atau alasan yang pikirkan dalam proses pelaksanaan program live
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
in. Data atau dokumen tersebut terkait dalam indikator penilaian hasil memenuhi
kriteria sasaran yakni laporan dan refleksi siswa tentang kegiatan live in.
outcomes). Pembahasan ini akan dibandingkan dengan data hasil kuisioner, hasil
wawancara dan studi dokumen yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
Pada dimensi ini pembahasan difokuskan apakah program live in sudah ada
data-data yang jelas dalam arti sekolah melaksanakan studi kelayakan sebelum
program live in (live in sudah didasarkan pada data-data yang valid), yakni
pernah dilakukan survei, pernah dicari data-data, dokumen survei yang menjadi
87
rencana program, dalam arti ada data yang melibatkan pihak yayasan, guru-guru,
tersebut termasuk dalam indikator (item 3) target live in jelas dan sesuai rencana
program live in), peserta didik mampu memberi alasan-alasan mengapa perlu
mengatakan bahwa target live in sesuai dengan visi misi sekolah (item 4),
dengan baik program live in serta memahami keadaan peserta didik. Tetapi dalam
(item 18) obeservasi tempat live in kurang sesuai dengan keadaan peserta didik
atau miskin sedangkan target live in jelas sesuai visi misi sekolah yang
ditemukan terdapat surat edaran orang tua, surat ke kepala dusun, dinas, surat
visi misi sekolah, buku panduan live in, dokumen hasil survei, dokumen proposal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
yang menjelaskan latarbelakang, tujuan program live in, jadwal kegiatan. Maka
mendukung seperti survei tempat yang belum sesuai dengan tujuan program live
in dan laporan hasil survei oleh pembina yang menjadi dasar untuk pembuatan
program live in. Maka hal ini menjadi evaluasi bahwa program live in selanjutnya
harus dipertimbangankan lebih lanjut diperlukan data-data yang akurat dan valid
seperti laporan hasil survei dan tempat yang sesuai dengan rencana program.
hasil belajar siswa yakni seberapa besar siswa telah menguasai hasil belajar,
evaluasi program tidak terlepas dari tujuan program yang akan dievaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Keduannya saling terkait karena merupakan tujuan program menjadi dasar untuk
berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Jika dilihat dari hasil data
kuisioner kualifikasi nilai skornya ada 84 responden 62% kriteria (sangat setuju),
1% kriteria (tidak setuju). Hasil ini terdapat dalam (item 21) program live in
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan meningkatkan mutu sekolah), (item
17) ada rundown acara live in atau buku panduan yang membantu kedisiplinan
dan keefektifan kegiatan live in. Beberapa item ini berkaitan dengan indikator
manajerial dan logistik yang sesuai dengan rencana yang meliputi bagian dari
perencanaan tahap persiapan, (tempat live in sudah di survei dan berjalan sesuai
buku panduan live in, tatatertib,) dan pelaksanaan (pembagian kelompok, jadwal,
90
program live in. Hasil data kuisioner di atas telah menunjukkan bahwa
sesuai dengan skor tinggi data kuisioner. Peserta didik mengatakan (item 28) ada
perubahan jadwal dalam live in tetapi perlu dikonfirmasikan karena ada beberapa
teman yang mengeluh jika jadwal kegiatan terlambat. Selain itu juga (item 29)
kurang ada pemahaman yang jelas mengenai tugas refleksi pribadi, alasannya
masih ada teman yang malas membuat refleksi. Sedangkan mengenai (item 30)
kerjasama dan saling belajar. Item yang belum memenuhi persyaratan program
Jika dibandingkan dengan hasil studi dokumen pada dimensi ini tidak
dan persiapan dokumen laporan hasil survei program live in. Mengenai proposal
dan tujuannya, jadwal kegiatan harian. Secara umum tahap ini belum sepenuhnya
hal tersebut menjadi dasar pertimbangan dalam membuat suatu program. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
studi dokumen hanya ditemukan data laporan hasil survei pembina live in yang
rasional dan yang menjadi sumber dokumen untuk dasar pertimbangan dalam
pembuatan program.
dalam sebuah program. Tetapi dalam wawancara responden dan studi dokumen
masih perlu diperhatikan dan ditingkatkan beberapa hal yang berkaitan dengan
kriteria refleksi yang baik dan perlu dirumuskan sehingga membantu peserta didik
muda memahami dan memaknai, proposal dan laporan hasil dokumen survei serta
berdasarkan program yang dilaksanakan bagi peserta didik sehingga program live
Hal ini sejalan dengan pendapat (Dapiyanta, 2008: 15) evaluasi proses
dengan maksud untuk memberi umpan balik akan jalannya proses, yakni
akan berguna sebagai dasar bagi berbagai tindakan korektif terhadap proses
92
Selain itu juga dengan hasil akhir dari suatu kebijakan tersebut dapat mendukung
selanjutnya.
sasaran dengan tujuan, selain itu harus punya kriteria. Sesuai dengan data hasil
48% kriteria (setuju), 5 responden 4% kriteria (netral). Skor di atas memuat item-
item berikut yakni membangun rasa peduli, syukur, sikap sederhana, dan rendah
Kritis dan reflektif dan menjadi pelaku perubahan sosial. Kualifikasi nilai di atas
program live in perlu ada kriteria untuk menyatakan berhasil atau tidaknya suatu
program tetapi sekolah belum menetapkan kriteria atau standart nilai keberhasilan
untuk program live in, meskipun evaluasi program hasil kuisioner live in rata-rata
bagus.
Jika dibandingkan dengan data wawancara ada perbedaan dan kurang sesuai
dengan skor tinggi data kuisioner, (item 31) program live in membentuk karakter
peserta didik. Ada kesan yang berbeda dari peserta didik yakni belum sepenuhnya
live in membangun karakter peserta didik karena masih banyak nilai-nilai yang
harus diperjuangkan, masih sulit praktek lima keutamaan dan perlu butuh belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
lagi. Selain itu (item 39) evaluasi secara periodik dari setiap siswa, belum
dilaksanakan tetapi hanya secara klasikal ditanyakan dalam kelas saat pelajaran.
Hal ini kurang mendukung keberhasilan suatu program, yang semestinya perlu
ada saran dan masukan dari responden supaya menjadi bahan pertimbangan untuk
Jika dibandingkan dengan studi dokumen secara umum ada hal yang
menjadi catatan yang perlu diperhatikan bahwa live in belum ada kriteria atau
standart, sehingga hal ini sebagai hambatan untuk menyatakan berhasil atau
ketercapaian program yang bisa dilihat sebagai bukti bahwa program live in
berhasil baik dari sisi proses maupun hasil. Kriteria menjadi penting supaya ada
standart yang jelas dan tidak bisa di ubah-ubah dan juga untuk penilaian bagi
peserta didik dalam live in. Adapun dari sisi hasil dokumen berupa refleksi
namun perlu dirumuskan panduan refleksi yang singkat dan jelas, sehingga
peserta didik, orang tua, sekolah dapat mengetahui kriteria refleksi yang ideal.
dengan tujuan program. Selain itu perlu ada dokumen hasil evaluasi kegiatan live
in baik dari peserta didik, pembina, dan orangtua. Berdasarkan hasil wawancara
dikatakan bahwa evaluasi live in peserta didik hanya dilakukan secara klasikal
dalam kelas, maka hal ini menjadi penghambat untuk saling mengevaluasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
maupun di sekolah.
menjadi catatan yang perlu diperhatikan yaitu: panduan refleksi yang ideal,
kriteria atau standart live in. Dalam hal ini mengenai kriteria sekolah perlu
menentukan standart tersebut. Maka hal ini menjadi catatan sebagai studi
tidaknya sebuah program, dan peserta didik juga tahu berhasil atau tidak program
kegiatan tersebut. Peserta didik dan orang tua perlu tahu apa yang mau dicapai
dalam live in. Perlu juga ada evaluasi yang berkala baik bagi peserta didik secara
pribadi maupun bagi guru dan orang tua. Maksudnya untuk memudahkan
sekolah, dan orang tua, guru dalam mengecek apakah ada perubahan peserta didik
dalam hal karakter maupun tingkah laku. Maka sangat dibutuhkan komitmen yang
keterhubungan antara teori dan praktek yang dilaksanakan, dan mencapai suatu
bukan hanya masalah tahu tentang “apa yang baik” orang mengira “mengetahui”
seakan-akan sama dengan sudah melakukan” padahal masih ada jarak antara
“tahu” dan “tindakan”. Arah pendidikan nilai seharusnya fokus pada modalitas,
95
jiwa pelayanan, belarasa dan pengorbanan. Dengan kata lain pendidikan nilai
E. Keterbatasan penelitian
Secara umum penelitian ini relevan dan bermanfaat bagi sekolah dalam
keterbatasan penelitian:
penelitian.
pertanyaan sehingga muncul perbedaan antara hasil data wawancara dan hasil
data kusioner. Hal ini mungkin responden kurang terkondisi dan belum ada
96
belum lengkap.
F. Refleksi Penelitian
keluarga kami. Mengingat menanam itu menjadi kebiasaan kami maka masih
terniang dan terlintas dalam benakku akan proses menanam padi. Bagi Ayah
bertani adalah pekerjaan utama dan menjadi pembiasaan maka pagi-pagi ia sudah
berangkat ke ladang. Ayah sangat peka dan tahu serta memperhatikan, melihat
dan memperhitungkan situasi cuaca dan musim yang cocok untuk bertanam.
Bulan berganti tibalah musim berladang dan ayah melihat lahan mana yang
cocok untuk ditanam. Rencananya ingin menanam lima karung padi supaya dapat
memanen sepuluh karung padi. Setelah itu Ayah memperhitungkan berapa luas
lahan serta ukurannya untuk menanam padi tersebut. Seperti biasa Ayah lakukan
dan dicangkul hingga tanahnya gembur, bersih dan menunggu hujan membasahi
tanaman tersebut supaya dapat ditanam padi. Setelah ditanam, sebulan kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
tumbuhlah padi yang hijau beserta rumputnya. Ayah selalu tekun membersihkan
rumput-rumput yang tumbuh bersama padi, supaya tanaman padi bisa tumbuh
dengan sehat dan subur. Tiga bulan telah berlalu dan tibalah saatnya memanen
hasil tanaman. Setelah dipanem hasil padi lumayan baik namun belum
hanya mendapatkan delapan karung padi. Selain itu juga ternyata masih ada hama
tikus yang merusak tanaman padi kami. Dengan keadaan ini membuat kami
sekeluarga merasa kecewa, sedih, tetapi Ayah selalu memberi harapan bahwa kita
harus optimis, mencari solusi yang tepat. Ayah mulai kembali melihat apa yang
padi. Dengan pengalaman tersebut Ayah mengatakan bahwa hama tikus perlu
dicek saat membersihkan rumput, caranya diberi asap dilubang tanah tempat
dan jangan hanya dibakar sehingga kalau saat musim hujan rumput tidak tumbuh
lagi. Pesan Ayah menjadi komitmen kami untuk merubah cara atau strategi yang
lebih baik lagi dalam menanam padi. Harapannya supaya hasil panenan sesuai
gambaran tentang makna sebuah evaluasi. Melakukan evaluasi diri berarti berani
belajar dari setiap pijakan langkah, karya, tindakan, sikap-sikap sebelumnya untuk
mengatur langkah-langkah baru yang lebih baik dan lebih efektif dalam mencapai
apa yang menjadi tujuan hidup. Setiap langkah ke depan adalah kesempatan baru
dalam meningkatkan kualitas diri. Dengan evaluasi diri, menjadi lebih mengenal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
siapa diriku, secara benar dan dengan itu memudahkan dalam meningkatkan
Dalam kisah (Luk 14:28) “Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau
harus memutuskan lebih dahulu apakah ia telah siap untuk membayar harganya.
Harga kemuridan yang sejati adalah mengorbankan semua hubungan dan harta
milik, yaitu segala sesuatu yang kita miliki: barang materiel, keluarga, kehidupan,
cita-cita, rencana dan kepentingan kita sendiri. Ini berarti diperlukan sikap daya
perutusan dari Tuhan. Perutusan yang membutuhkan sebuah proses yang tidak
memberikan hal-hal baru dan bermakna bagi hidupku. Namun di sisi lain
kutemukan berbagai kelemahan dalam diri, yang kadang menjadi batu sandungan
bagi orang lain. Awal studi merupakan persiapan bagi saya secara mental sebagai
mahasiswa religius. Pengalaman yang belum terbiasa dengan budaya luar dengan
orang muda yang usia di bawah saya, dan dengan dunia pendidikan yang kian hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
kian berkembang. Ada saat-saat semester yang menjadi pengalaman transisi bagi
saya. Pengalaman merasakan beban yang berat, situasi yang tidak kondusif baik
Setelah merenungkan dan melihat kembali bahwa sejauh ini saya telah
belajar banyak hal mengenai ilmu-ilmu, teori-teori dalam pembelajaran dari para
Namun bagi saya sadari bahwa ilmu tidaklah cukup hanya teori tetapi lebih
penting bagaimana ilmu itu harus dipahami dengan sungguh-sungguh, agar bisa
menjadi kebijaksanaan dalam diri sendiri artinya tampak dalam sikap hidup setiap
hari. Oleh karena itu selama proses belajar di PAK (Pendidikan Agama Katolik)
saya merasakan diubah oleh keadaan secara utuh baik dalam teori maupun
praktek. Saya yang awalnya pengetahuan mengajar belum mantap namun setelah
menerima ilmu dan praktek di Sekolah, saya makin menyadari dan memahami
bahwa menjadi pendidik tidak cukup hanya transfer ilmu tetapi juga memerlukan
kesaksian hidup, kerendahan hati, sabar dan bijak dalam mendidik, dengan
ini sangat mendukung dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu diperlukan
kreativitas dan ketrampilan serta metode mengajar yang menarik sehingga peserta
didik senang dan gembira dalam belajar, bertumbuh dan berkembang secara utuh.
Saya yang awalnya juga kurang memahami dan mengerti bagaimana cara
berketekese yang baik, tetapi dengan mengenyam teori dan praktek berkatekese di
Lingkungan, Paroki, stasi saya merasa semakin diperkaya, bahwa menjadi seorang
katekis tidaklah cukup hanya pandai dalam berbicara, tetapi diperlukan kesiap-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
pendidik maupun katekis tidak terlepas dari kedekatan relasi personal dengan
Tuhan. Relasi yang kuat dengan Tuhan menjadi fondasi untuk terus setia dan
tekun dalam menjalani tugas perutusan yang terus menerus berbuah bagi
untuk terus menerus mengevaluasi diri, untuk semakin menjadi lebih baik. Setiap
hari belajar memproses diri melalui pengalaman dan perjumpaan dengan sesama
artinya belajar tak ada kata akhir, belajar hidup sampai akhir hayat. Maka dalam
penulisan skripsi ini saya memilih judul evaluasi, sebagai usaha dan komitmen
berkualitas dan berdaya guna bagi perkembangan karakter peserta didik dan
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
berikut.
sudah didasarkan pada data-data yang valid yakni: pernah dilakukan survei, ada
data-data yang menjadi daya dukung untuk pembuatan program live in.
survei tempat live in guna mencari data-data yang diperlukan untuk keterlibatan
peserta didik selama live in, dan ada pembentukan panitia live in. Dari proposal
hasil survei dibuat buku panduan live in yang memuat pengantar, tujuan live in,
waktu pelaksanaan, tempat live in, jumlah peserta, bentuk kegiatan, dan susunan
panitia. Hal ini dapat dikatakan bahwa perencanaan mendukung dan program
103
ada data yang melibatkan pihak Yayasan, Guru-guru, Sekolah, Orangtua, Komite
dilakukan saat live in, tata tertib, perlengkapan yang dibawa, daftar pertanyaan
refleksi, dan pembagian kelompok untuk tempat tinggal dan kendaraan. Maka
program live in. Selanjutnya dari tahap evaluasi kegiatan belum ada pelaksanaan
evaluasi secara berkala, baik bagi peserta didik, Guru dan Orang tua.
hanya ditentukan dari hasil refleksi semacam laporan hasil live in yang dibuat
oleh peserta didik secara kelompok dengan panduan pertanyaan refleksi yang
Laporan hasil tersebut berisi kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, isi/kegiatan
live in, refleksi dan harapan. Dari laporan hasil live in tersebut oleh guru atau
yang dibuat oleh peserta didik dan nilai tersebut masuk dalam nilai mata pelajaran
104
B. SARAN
sebagai berikut:
1. Kriteria atau standart dalam live in menjadi sangat penting dalam sebuah
Berdasarkan hal ini maka disarankan ada penentuan kriteria tujuan live in juga
perlu ada indikator-indikator yang dapat dilihat sebagai bukti bahwa program
2. Disarankan perlu memperhatikan survei tempat untuk live in, dan harus ada
pedoman yang jelas mengenai tempat live in. Misalnya tempat seperti apa yang
tempat live in yang cocok dan sesuai dengan target visi dan misi sekolah.
3. Disarankan agar ada dokumen studi kelayakan berupa data-data yang jelas
semacam laporan hasil survei yang berisikan gambaran situasi umum maupun
khusus tempat live in. Dokumen ini sebagai dasar penjelasan apa yang menjadi
suatu program.
sebagai berikut:
1. Berdasarkan dimensi ini disarankan perlu dibuat panduan refleksi yang singkat
pentingnya refleksi pribadi. Selain itu membantu pembina atau guru serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
berikut:
1. Disarankan perlu ada evaluasi yang berkala dan komprehenship dari peserta
didik, sekolah, masyarakat tempat live in. Evaluasi secara pribadi maupun
bersama dan perlu ada pedoman evaluasi yang jelas dan berguna untuk
proses, maka diusulkan perlu ada evaluasi kepada orangtua peserta didik
yang ikut live in setelah beberapa lama. Jika hal ini mungkin sudah dilakukan
ini berguna untuk mengetahui hasil-hasil yang dicapai peserta didik dalam live
3. Disarankan perlu diperkirakan waktu lamanya live in, jika dimungkinkan satu
karakter dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
DAFTAR PUSTAKA
107
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran (1)
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran (2)
Instruksi:
1. Isilah identitas anda pada kotak identitas yang tersedia
2. Beri tanda centang ( ) pada pertanyaan berikut:
SS : Bila anda SANGAT SETUJU
S : Bila anda SETUJU
N : Bila anda NETRAL
TS : Bila anda TIDAK SETUJU
STS : Bila anda SANGAT TIDAK SETUJU
3. Isilah dengan jujur dan teliti, jawablah sesuai dengan kondisi anda, dan
jawaban pertama itulah yang paling diharapkan.
4. Contoh cara menjawab :
SOAL SS S N TS STS
SMPK St. Maria Kediri merupakan sekolah yang
bernaung di bawah Yayasan St. louisa
===============Selamat mengerjakan=================
Nama : _____________________________________
NO. SOAL SS S N TS STS
Menurut saya tujuan pelaksanaan
program live in sesuai dengan Visi
1 vinsensian.
Sebelum live in Pembina/guru
2 menanyakan tentang keadaan siswa.
Target live in jelas dan sesuai dengan
tujuan rencana program live in.
3
Target live in sesuai dengan visi misi
sekolah
4
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran (4)
(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dimensi Konteks/antecedents
1. Menurut pengetahuan/pendapatmu Apa itu Live in?
Responden 1: Menurut pemahamanku live in adalah saat dimana saya
meninggalkan aktivitas-aktivitas yang sering kita lakukan untuk
terjun ke tempat tertentu dengan tujuan untuk belajar hidup
sederhana, matiraga, bersyukur dll. Selain itu kegiatan ini
mengajak orang-orang yang hidup di kota untuk belajar
kehidupan sederhana di pedesaan.
Responden 2 : Menurut pendapat saya live in ialah kegiatan dimana saat saya
meninggalkan sejenak dari kesibukan yang sering biasa kita
lakukan ke suatu tempat tertentu dengan tujuan untuk belajar
hidup sederhana, dan lebih semangat lagi dengan melihat dan
merasakan pengalaman di tempat live in.
Responden 3 :Menurut saya kegiatan ini sangat baik, namun masih perlu juga
dibina iman dari setiap peserta didik. kegiatan ini sebagai wujud
dari iman. Maka saya mendapatkan pengalaman baru ketika hidup
bersama di pedesaan. Maksudnya perjumpaan dengan orang desa
juga merupakan wujud dari iman.
2. Menurut anda apakah target live in jelas dan sesuai dengan tujuan
rencana program live in?
Responden 1: Ya sesuai target. Karena Sekolah mempunyai kewajiban untuk
membentuk pribadi peserta didik maka diadakan pelaksaan
kegiatan live in. selain itu saya prihatin dengan melihat teman-
teman yang masih memilih hal-hal yang negatif. Maka kegiatan
ini menjadi menarik juga untuk membentuk karakter setiap
pribadi. Di desa bisa bisa belajar hidup, merasakan hidup yang di
desa dengan segala keadaan yang terbatas, pekerjaan yang
sederhana seperti: berkebun, beternak, bertani.
Responden 2: Ya sesuai target. Karena SMPK bernaung di bawah Yayasan st.
Louisa yang mempunyai spirit Vinsensian yang mengajarkan lima
keutamaan Vinsensian (sederhana, kerendahan hati,
kelemahlembutan, mati raga, penyelamatan jiwa-jiwa). Maka
dalam live in saya dan teman-teman mempraktekkan lima
keutamaan tersebut, juga membantu para siswa semakin mengerti
dan bersyukur bahwa hidup.
Responden 3:Live in menarik dan menurut saya belum sepenuhnya sesuai target
tujuan program. Karena praktek live in masih kurang dalam hal
pembekalan mengenai iman dan pemahaman nilai-nilai Vinsensian.
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Maka diantara siswa masih ada yang motivasi hanya sekedar ikut-
ikutan.
(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Apakah selesai live in anda mengisi lembaran evaluasi kegiatan live in?
Responden 1: Setahu saya selesai live in tidak ada evaluasi. Pembina tidak
menyiapkan lembaran evaluasi.
Responden 2 :Menurut pengalamanku selesai live in, tidak evaluasi baik secara
pribadi maupun bersama.
Responden 3: Saya tidak mengisi lembaran evaluasi, tetapi hanya dalam
pertanyaan singkat dari guru saat pelajaran di Kelas.
(10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)