Anda di halaman 1dari 138

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN

KONSELING KOMPREHENSIF SELAMA MASA PANDEMI COVID-19


PADA TIGA SMP DI SUKOHARJO

SKRIPSI

Oleh:

RAVI EKA WINATA

K3116053

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN
KONSELING KOMPREHENSIF SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
PADA TIGA SMP DI SUKOHARJO

Oleh:
RAVI EKA WINATA
K3116053

Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan
Konseling

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021

i
ii
iii
PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Ravi Eka Winata


NIM : K3116053
Judul Skripsi : Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling Komprehensif Selama Masa Pandemi Covid- 19
Pada Tiga SMP di Sukoharjo
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada
hari ..................................dengan hasil ......................................... Skripsi telah
perbaiki sesuai balikan dan saran Tim Penguji.

Persetujuan hasil revisi oleh tim Penguji:

Nama Penguji Tanda Tangan

Ketua : Dr. Edy Legowo, M.Pd. ______________


Sekretaris : Agus Tri Susilo, M.Pd. ______________
Anggota I : Rian Rokhmad Hidayat, M.Pd. ______________
Anggota II : Citra Tectona Suryawati, M.Pd. ______________

Mengesahkan
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kepala Program Studi
Universitas Sebelas Maret, Bimbingan dan Konseling,

Dr. Mardiyana, M.Si. Dr. Edy Legowo,M.Pd.


NIP 196602251993021002 NIP 19570324 198303 1 002

iv
ABSTRAK

Ravi Eka Winata. K3116053. PERSEPSI SISWA TERHADAP


PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING SELAMA MASA
PANDEMI COVID- 19 PADA TIGA SMP DI SUKOHARJO. Skripsi,
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Februari 2021.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat persepsi siswa terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif selama masa pandemi Covid-
19 dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi siswa terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konseling selama masa pandemi Covid-19 pada tiga
SMP di Sukoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode penelitian komparasi. Pengumpulan data menggunakan
angket yang disebar melalui google form secara daring. Populasi pada penelitian
ini adalah siswa kelas IX pada SMP Negeri 1 Kartasura, SMP Negeri 2 Gatak, dan
SMP Negeri 3 Kartasura. Teknik sampling yang digunakan yaitu convenience
sampling karena perlu dilakukan verifikasi data yang telah dikumpulkan oleh para
sampel secara daring. Sampel pada penelitian ini sebanyak 138 siswa dengan
masing-masing sekolah diambil 46 siswa. Teknik analisis data menggunakan
analisis deskriptif guna mengetahui tingkat persepsi siswa terhadap pelaksanaan
bimbingan dan konseling komprehensif selama masa pandemi Covid-19 dan uji
One Way Anova untuk menguji hipotesis perbedaan persepsi siswa antar tiga
sekolah tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat persepsi siswa terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif selama masa pandemi Covid-
19 pada tiga SMP di Sukoharjo tergolong pada kategori tinggi 2,2 %, sedang 63,3
%, rendah 35,5 %. Pencapaian terhadap ketiga aspek, yaitu aspek penerimaan 49,3
%, aspek pemahaman 50 %, dan aspek penilaian 49,3 %, ketiga aspek tersebut
tergolong pada kategori sedang. Hasil uji anova diperoleh nilai Sig yaitu 0,033
(0,033<0,05) sehingga artinya secara umum ketiga SMP di Sukoharjo tersebut
menunjukkan adanya perbedaan secara signifikan persepsi siswa terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif selama masa pandemic
Covid- 19. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa persepsi siswa SMP Negeri 1
Kartasura dengan persepsi siswa SMP Negeri 2 Gatak tidak terdapat perbedaan
yang signifikan, persepsi siswa SMP Negeri 2 Gatak dengan persepsi siswa SMP
Negeri 3 Kartasura menunjukkan hasil adanya perbedaan yang signifikan,
selanjutnya persepsi siswa SMP Negeri 3 Kartasura dengan persepsi siswa SMP
Negeri 1 Kartasura tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu bahwa tingkat persepsi siswa
terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif selama masa
pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo tergolong sedang, serta terdapat
adanya perbedaan persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
komprehensif selama masa pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo yaitu
SMP Negeri 1 Kartasura, SMP Negeri 2 Gatak, dan SMP Negeri 3 Kartasura.

v
Kata Kunci: Komparasi, Persepsi Siswa, Bimbingan dan Konseling
Komprehensif
ABSTRACT

Ravi Eka Winata. K3116053. STUDENTS’ PERCEPTION OF GUIDANCE


AND COUNSELING SERVICES DURING COVID-19 PANDEMIC IN
THREE JUNIOR HIGH SCHOOLS IN SUKOHARJO Thesis, Surakarta:
Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University Surakarta.
February 2021.
The present study aimed to explore the students’ perception of the
implementation of comprehensive guidance counseling services during the Covid-
19 pandemic. In addition, students’ differences in perceptions of guidance and
counseling service during the Covid-19 pandemic were also investigated. This
comparative study collected the data using a questionnaire that was distributed
through google form. The population of the study was class IX of SMP Negeri 1
Kartasura, SMP Negeri 2 Gatak, dan SMP Negeri 3 Kartasura. Since it is
necessary to verify the data collected through online means, convenience
sampling technique was applied. The respondents of the study were 138 students
from three schools, each school was represented by 46 students. The collected
data were analyzed descriptively to find out the students’ perception of the
implementation of comprehensive guidance and counseling service during the
Covid-19 pandemic. One Way Anova was also conducted to test the hypothesis
on the difference in students' perceptions among these three schools.
This study found that students’ perceptions were categorized into three
groups, high (2.2%), moderate (63.3%), and low (35.5%). Regarding the three
aspects, i.e., acceptance (49.3%), understanding (50%), and assessment (49.3%),
they were categorized as moderate. Anova test result shows the sig. value of 0.033
(< 0.05), indicating a significant difference of perceptions related to the
implementation of comprehensive guidance and counseling services during the
Covid-19 pandemic. The LSD test result showed no significant difference
between SMP Negeri Kartasura students’ perception and SMP Negeri 2 Gatak
students’ perception. A similar result was also found when comparing SMP
Negeri 3 Kartasura students’ perception to SMP Negeri 1 Kartasura students’
perception. A significant difference was found between SMP Negeri 2 Gatak
students’ perception and SMP Negeri 3 Kartasura students’ perception.
To conclude, the students’ perception of the implementation of
comprehensive guidance and counseling services in three junior high schools in
Sukoharjo regency during the Covid-19 pandemic was categorized as moderate. A
difference in students’ perception regarding the implementation of comprehensive
guidance and counseling services among three junior high schools in Sukoharjo
during Covid-19 pandemic was also revealed.

Keywords: Comparison, Students’ perception, Comprehensive Guidance and


Counseling

vi
MOTTO

“Hargai setiap perjuangan, perjalanan, dan pertemuan”

(Penulis)

“Sanggup memelihara kepribadian, sanggup patuh pada kejujuran, sanggup


mempertinggi prestasi, sanggup menjaga sopan santun, sanggup menguasai diri”

(Cadets Dojo)

vii
PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah dan Bismillahirrahmanirrahim, saya


persembahkan skripsi ini untuk orang yang saya sayangi dan cintai:

Ayah, Ibu, dan Anissa Dwi Winata


“Terima kasih sudah mendoakan, memberikan dukungan, motivasi, kasih sayang,
materi, dan segala keperluan yang saya butuhkan. Semoga karya kecil ini dapat
sedikit membanggakan keluarga”

Muhammad Rizqi Setiawan


“Terima kasih sudah memberikan dukungan sepenuhnya untuk menyelesaikan
skripsi ini, selalu bersedia mendengarkan keluh kesah, dan selalu bersedia
direpotkan walaupun sedang sibuk”

Airily Vocal, Fitria Ramadhanty, Genoveva Ratna, Marlina Simorangkir,


Rosalia Sekar
“Terima kasih sahabatku yang selalu menyemangati walaupun kalian sendiri juga
butuh semangat. Tetap semangat, kompak, jangan lupa menabung mari wujudkan
impian kita bersama-sama”

Almamater BK FKIP UNS


“Terima kasih atas ilmu dan pengalaman hidup yang luar biasa ini. Alhamdulillah
wa syukurillah”

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Atas kehendak
dan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa serta dukungan keluarga dan para
sahabat, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Siswa
Terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Komprehensif Selama
Masa Pandemi Covid- 19 Pada Tiga SMP di Sukoharjo”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti
menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan,
bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Berkenaan dengan hal tersebut,
peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Mardiyana, M.Si., Dekana Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan izin
penelitian dan izin menyusun skripsi.
2. Bapak Dr. Edy Legowo, M.Pd., selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret Surakarta, yang memberikan persetujuan pelaksanaan penyusunan
skripsi ini serta memberikan motivasi dan dukungan.
3. Bapak Rian Rokhmad Hidayat, M.Pd., selaku dosen pembimbing I, yang
selalu memberikan bimbingan, arahan dengan baik dan sabar, serta
memberikan motivasi dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Citra Tectona Suryawati, M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang selalu
membimbing, mengarahkan, serta memotivasi peneliti dalam menyusun
skripsi ini.
5. Para siswa di SMP Negeri 1 Kartasura, SMP Negeri 2 Gatak, dan SMP
Negeri 3 Kartasura yang bersedia membantu peneliti mengisi angket
penelitian.

ix
6. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016, dan
teman-teman yang sudah membantu, serta memotivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.
Peneliti menyadari dengan segala kekurangan atas penyusunan skripsi ini.
Namun, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak
lain yang membutuhkan skripsi ini.

Surakarta, Februari 2021

Penulis

x
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN...........................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................................v
MOTTO.............................................................................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................vii
KATA PENGANTAR.......................................................................................viii
DAFTAR ISI......................................................................................................x
DAFTAR TABEL..............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Pustaka...........................................................................................8
1. Tinjauan Pustaka Persepsi...................................................................8
a. Pengertian Persepsi........................................................................8
b. Prinsip-prinsip Persepsi.................................................................8
c. Proses Terbentuknya Persepsi.......................................................11

xi
d. Sifat-sifat Persepsi.........................................................................12
2. Tinjauan Pustaka Bimbingan dan Konsling Komprehensif................13
a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif...................13
b. Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif....18
c. Manajemen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif...25
3. Tinjauan Pustaka Pandemi Covid- 19.................................................
a. Pengertian Pandemi Covid- 19......................................................29
b. Deskripsi Kejadian Pandemi Covid- 19.........................................31
4. Tinjauan Pustaka Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama...
5. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Masa Pndemi Covid-19. .
B. Kerangka Berpikir.....................................................................................41
C. Hipotesis....................................................................................................42
BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................43


B. Desain Penelitian.......................................................................................44
C. Populasi dan Sampel..................................................................................45
D. Teknik Pengambilan Sampel.....................................................................46
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................46
F. Variabel Penelitian....................................................................................47
G. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen.......................................49
H. Teknik Analisis Data.................................................................................51
I. Prosedur Penelitian....................................................................................52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian..............................................................................55
B. Hasil Penelitian..........................................................................................55
1. Pencapaian Tingkat Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Komprehensif Selama Masa
Pandemi Covid- 19 Pada Tiga SMP di Sukoharjo.............................
a. Pencapaian Aspek Penerimaan......................................................
b. Pencapaian Aspek Pemahaman.....................................................

xii
c. Pencapaian Aspek Penilaian..........................................................
2. Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling Komprehensif Selama Masa Pandemi Covid-
19 Pada Tiga SMP di Sukoharjo.........................................................
C. Pembahasan...............................................................................................66
1. Pencapaian Tingkat Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Komprehensif Selama Masa
Pandemi Covid- 19 Pada Tiga SMP di Sukoharjo.............................
2. Pencapaian Aspek Penerimaan Terhadap Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Komprehensif Selama Masa
Pandemi Covid- 19 Pada Tiga SMP di Sukoharjo.............................
3. Pencapaian Aspek Pemahaman Terhadap Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Komprehensif Selama Masa
Pandemi Covid- 19 Pada Tiga SMP di Sukoharjo.............................
4. Pencapaian Aspek Penilaian Terhadap Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Komprehensif Selama Masa
Pandemi Covid- 19 Pada Tiga SMP di Sukoharjo.............................
5. Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling Komprehensif Selama Masa Pandemi Covid-
19 Pada Tiga SMP di Sukoharjo.........................................................
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan....................................................................................................79
B. Implikasi....................................................................................................79
C. Saran..........................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jadwal Penelitian ..........................................................................................44
3.2 Kisi-kisi Instrumen........................................................................................47
3.3 Hasil Uji Validitas.........................................................................................50
3.4 Hasil Uji Reliabilitas.....................................................................................51
3.5 Pedoman Pengkategorian Data......................................................................51
4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Tingkat Persepsi Siswa...................................56
4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Persepsi Siswa................................................56
4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Pencapaian Aspek Penerimaan.......................57
4.4 Distribusi Frekuensi Pencapaian Aspek Penerimaan....................................58
4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif Pencapaian Aspek Pemahaman......................59
4.6 Distribusi Frekuensi Pencapaian Aspek Pemahaman....................................59
4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif Pencapaian Aspek Penilaian...........................61
4.8 Distribusi Frekuensi Pencapaian Aspek Penilaian........................................61
4.9 Hasil Uji Normalitas......................................................................................62
4.10 Hasil Uji Homogenitas..................................................................................63
4.11 Hasil Uji Deskriptif.......................................................................................63
4.12 Hasil Uji Anova Persepsi Siswa....................................................................64
4.13 Uji Beda Lanjutan Persepsi Siswa Tiga Sekolah..........................................65

xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir..........................................................................................42
3.1 Prosedur Penelitian.........................................................................................53
4.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Persepsi Siswa Terhadap
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Selama Masa Pandemi Covid- 19
pada Tiga SMP di Sukoharjo..........................................................................
4.2 Jumlah Siswa Berdasarkan Pencapaian Aspek Penerimaan...........................
4.3 Jumlah Siswa Berdasarkan Pencapaian Aspek Pemahaman..........................
4.4 Jumlah Siswa Berdasarkan Pencapaian Aspek Penilaian...............................

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 : Instrumen Penelitian Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas........90
Lampiran 2 : Tabulasi Data Uji Coba Instrumen................................................93
Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen..............................94
Lampiran 4 : Instrumen Penelitian Sesudah Uji Validitas dan Reliabilitas........97
Lampiran 5 : Tabulasi Data Siswa...................................................................100
Lampiran 6 : Analisis Data Persepsi Siswa.......................................................105
Lampiran 7 : Analisis Data Aspek dalam Persepsi...........................................106
Lampiran 8 : Hasil Uji Normalitas....................................................................109
Lampiran 9 : Hasil Uji Homogenitas................................................................110
Lampiran 10 : Hasil Uji One Way Anova...........................................................111
Lampiran 11 : Uji Post Hoc LSD........................................................................112
Lampiran 12 : Surat Izin Menyusun Skripsi.......................................................113

xvi
xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemunculan virus corona atau Covid- 19 (Coronavirus 2019) pada awal
tahun 2020 sungguh menggemparkan dunia. Yuliana (2020) mengungkapkan
bahwa Covid-19 yaitu sindrom pernapasan akut coronavirus (Sars Cov 2) yang
dapat mempengaruhi sistem pernapasan paru-paru, hidung, mulut, tenggorokan,
bronkus, dan semua bagian tubuh lainnya yang terlibat dalam pernapasan. Worth
Health Organization (WHO) telah menetapkan dunia memasuki kondisi darurat
global (Sebayang, 2020). Indonesia termasuk negara yang ikut terdampak serta
terinfeksi penyebaran Covid- 19 (Siahaan: 2020: 1). Keputusan yang diambil
pemerintah untuk memutuskan rantai penyebaran virus ini yakni dengan
menerapkan social distancing. Social distancing bertujuan untuk mengurangi dan
memutuskan rantai penyebaran virus corona ini dengan melakukan jaga jarak saat
beinteraksi dengan orang lain, serta tidak melakukan kontak fisik dengan orang
lain secara langsung, dan mengurangi aktivitas yang menimbulkan kerumunan
(CNN Indonesia, 2020).
Upaya pencegahan virus corona memunculkan berbagai dampak, salah
satunya yaitu dibidang pendidikan. Prasasti (2020) mengungkapkan bahwa United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mencatat
bahwa sektor pendidikan tingkat dunia terkena dampak dengan munculnya Covid-
19 dengan jumlah 290,5 juta pelajar. UNESCO menyatakan kebijakan penutupan
sekolah akibat Covid-19 ini bersifat sementara, akan tetapi meski sifatnya hanya
sementara akan memunculkan dampak pada kurangnya waktu pengajaran
sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal tersebut memunculkan
kebijakan UNESCO dalam mendukung kegiatan pembelajaran secara daring serta
mengusulkan rekomendasi jenis aplikasi pendidikan untuk sekolah yang dapat
diakses untuk melakukan pembelajaran serta menjangkau siswa dari jarak jauh.
Kemunculan kebijakan UNESCO untuk melakukan pembelajaran secara jarak
jauh ditindak lanjuti oleh berbagai pemerintah negara salah satunya yaitu

1
2

Indonesia. Pemerintah Indonesia menindak lanjuti hal ini dengan mengeluarkan


kebijakan yang dikelurkan oleh Mendikbud terkait pelaksanaan pendidikan secara
online yaitu siswa belajar dari rumah secara online dilaksanakan melalui
pembelajaran jarak jauh atau daring.
Munculnya kebijakan tersebut, menghimbau siswa diminta agar
menerapkan sosial distancing mentaati peraturan yang telah dibuat. Faktanya,
tidak semua siswa paham dengan bahaya dari virus corona, serta masih banyak
pelajar yang belum memaknai belajar secara daring, sehingga masih banyak siswa
yang berkeliaran di luar rumah seperti yang dituliskan Chairunnisa (2020) pada
berita tempo bahwa diketahui puluhan pelajar sedang berada di pusat perbelanjaan
pada waktu pembelajaran daring sedang berlangsung. Fahrina, Amelia & Zahara
(2020: 18) mengungkapkan dengan terbukti adanya siswa yang masih keluyuran
saat jam pembelajaran berlangsung, menandakan bahwa pembelajaran secara
daring yang diterapkan oleh pemerintah belum belajar secara efektif dan tingkat
pemahaman siswa dengan adanya pembelajaran daring guna mencegah maraknya
penyebaran virus corona masih rendah. Siswa juga harus diberikan himbauan
terkait dengan belajar dari rumah, yang artinya bukan untuk meliburkan diri
sehingga dapat tetap bermain bersama teman-teman. Edukasi terkait permasalahan
ini sangat diperlukan guna untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait dengan
adanya adaptasi kebiasaan baru.
Pemberlakuan pembelajaran secara daring memunculkan pro dan kontra
dalam dunia pendidikan. Pembelajaran secara jarak jauh tidaklah seefektif
pembelajaran secara tatap muka, banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar
dan tidak paham dengan materi yang didapatkan, tetapi hal tersebut harus tetap
dilakukan mengingat penerapan social distancing yang ditekankan oleh
pemerintah Indonesia. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti
hal ini, Retno Listyarti selaku Komisioner KPAI Bidang Pendidikan
mengungkapkan “sejumlah siswa mengeluhkan tugas yang diberikan guru dengan
jangka waktu yang sempit, serta masih harus mengerjakan tugas yang lain pula”.
Retno menambahkan bahwa guru memang kerap gagap menanggapi cara baru ini,
sehingga imbasnya guru hanya berpikir memberikan tugas saja tanpa
3

mempertimbangkan tingkat kesulitan yang siswa hadapi untuk menyelesaikan


tugas tersebut (Jannah, 2020).
Selain permasalahan belajar, siswa juga mengalami ketakutan terhadap
virus corona. Hal ini diperkuat pada kutipan berita yang dipaparkan oleh Dewi
(2020) bahwa terjadinya wabah virus corona ini akan membawa dampak bagi
semua kalangan terutama pelajar. Kekhawatiran yang melanda siswa akan
memunculkan kecemasan apabila tidak segera diberikan penjelasan dan
pemahaman terkait virus corona. Hal ini akan semakin memburuk terlebih jika
siswa mengalami bosan saat terus berada dirumah. Aji (2020: 396)
mengungkapkan pada penelitiannya bahwa peralihan pembelajaran secara
langsung atau tatap muka menjadi daring akan mempengaruhi psikologis anak,
hal ini disebabkan bahwa sekolah merupakan tempat dimana siswa berinteraksi
baik dengan teman, guru, maupun lingkungan sekitar.
Permasalahan yang muncul akibat Covid-19 di bidang pendidikan sangat
beragam. Kondisi ini tidak mudah untuk siswa, sehingga hal ini harus segera
direspon oleh guru bimbingan dan konseling untuk menindaklanjuti berbagai
kesulitan yang tengah dihadapi siswa selama pandemi. Peran bimbingan dan
konseling menurut Winkel (2006: 27) membantu kendala serta kesulitan yang
sedang terjadi kepada siswa, sehingga guru bimbingan dan konseling ini berperan
penting bagi siswa dan diharapkan siswa dapat memahami dirinya sendiri, dapat
mengaktualisasikan diri sehingga dapat mencapai prestasi dengan maksimal dan
tercapainya tugas perkembangan siswa.
Namun, dengan kemunculan pandemi Covid-19 ini yang berdampak pada
sektor pendidikan tentunya menghambat program-program yang telah disusun
oleh sekolah termasuk program yang sudah dibuat oleh guru bimbingan dan
konseling. Menyusun ulang program yang sudah dibuat dan disesuaikan kondisi
terkini, khususnya layanan yang biasanya disampaikan secara tatap muka, perlu
dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling di sekolah. Guru bimbingan dan
konseling perlu bergerak secara cepat dalam menanggapi permasalahan yang
mulai bermunculan dari siswa serta menyesuaikan kebutuhan siswa. Guru
bimbingan dan konseling perlu memberikan layanan bimbingan dan konseling
4

komprehensif. Bhakti (2015: 95) mengungkapkan bahwa bimbingan dan


konseling komprehensif didasarkan pada upaya pengembangan potensi siswa,
pencapaian tugas-tugas perkembangannya, dan pengentasan masalah yang
dihadapi siswa.
Guru bimbingan dan konseling perlu melakukan penyesuaian program
bimbingan dan konseling komprehensif dengan kondisi terkini ditengah pandemi
Covid-19 perlu digagas kembali terkait penyususnan program ulang. Kondisi
seperti ini tidak terprediksi sebelumnya, seperti yang dikatakan Rahman (2012:
30) bahwa banyak kegiatan yang perlu dilaksanakan tanpa direncanakan
sebelumnya. Oleh sebab itu, pelaksanaan evaluasi program perlu dilakukan oleh
guru bimbingan dan konseling. Sejalan dengan pendapat Sink (Rahman, 2012: 30)
yang mengungkapkan dengan melaksanakan evaluasi program bimbingan dan
konseling maka dapat mengidentifikasi hambatan yang dialami oleh siswa serta
membantu guru bimbingan dan konseling untuk merencanakan dan mendesain
ulang program sesuai dengan kondisi terkini.
Andori (2020, 3:05:00) pada webinar strategi layanan bimbingan dan
konseling di era new normal melalui youtube bahwa guru bimbingan dan
konseling perlu melakukan evaluasi dan revisi pada program bimbingan dan
konseling yang sudah disusun, disesuaikan dengan kondisi saat ini dengan
meminta pertimbangan kepala sekolah. Sulastriningsih (2020, 3:47:27) dalam
webinar strategi layanan bimbingan dan konseling di era new normal melalui
platform youtube juga menjelaskan bahwa kebutuhan siswa selama pandemi
Covid-19 berubah. Perubahan inilah yang memicu untuk merubah segala program
sesuai dengan kondisi terkini ditengah wabah pandemi Covid-19 ini, mulai dari
media penyampaian assessment terhadap siswa, media yang digunakan untuk
menyampaikan materi, serta pemberian materi layanan disesuaikan dengan
kebutuhan siswa.
Evaluasi program terhadap suatu pelaksanaan pembelajaran di sekolah
dapat berupa evaluasi berbasis persepsi siswa. Persepsi siswa disebut dengan
penerimaan rangsangan dari luar kemudian ditangkap oleh alat indra baik
pendengaran maupun penglihatan, lalu diproses kembali oleh otak, kemudian
5

munculah pemahaman baru yang nantinya akan dinilai oleh siswa (Rahmat, 2007:
51). Penelitian yang dikemukakan oleh Mashuri (2017: 3) menyebutkan bahwa
hasil dari persepsi siswa terhadap suatu proses jalannya suatu pembelajaran di
sekolah sangat diperlukan untuk menentukan kesiapan guru akan materi yang
disampaikan kepada siswa serta kebutuhan apa saja yang diperlukan siswa. Hal
tersebut dijelaskan pula pada penelitian Darussyamsu & Amelia (2020: 87) bahwa
hasil dari persepsi siswa tersebut dijadikan acuan terkait dengan kekurangan serta
kelebihan dari pelaksanaan pembelajaran tersebut. Persepsi siswa tentunya akan
menunjukkan hasil yang berbeda-beda seperti halnya yang diungkapkan
Darussyamsu & Amelia (2020: 87) pada penelitiannya bahwa setiap siswa akan
memiliki penilaian masing-masing sesuai dengan hal-hal yang sudah diterima
serta dipahami oleh siswa tersebut.
Sejauh ini, peneliti melakukan studi pendahuluan terkait realita
pelaksanaan bimbingan dan konseling selama masa pandemi Covid-19 ini dengan
melakukan wawancara terhadap beberapa siswa. Perolehan hasil saat melakukan
wawancara dengan siswa kelas VII dan IX di SMP Negeri 1 Kartasura yaitu
selama pandemi guru bimbingan dan konseling di sekolah tersebut diawal
diberlakukannya school from home memberikan beberapa item pertanyaan tentang
pembelajaran daring, siswa juga diminta menuliskan kesulitan yang dihadapi
selama pandemi Covid-19 tetapi belum ada tindak lanjut setelahnya. Peneliti juga
melakukan wawancara dengan siswa kelas VII dan IX di SMP Negeri 3 Kartasura
secara langsung, siswa memberikan keterangan selama pandemi layanan
bimbingan dan konseling belum berjalan maksimal, hanya diberikan angket
melalui pesan WhatsApp lalu siswa diminta menuliskan jawabnya pada kertas lalu
difoto kemudian dikirimkan pada grup. Terakhir, peneliti melakukan wawancara
secara online dengan dua siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Gatak keduanya
memberikan keterangan bahwa selama masa pandemi ini belum diberikan layanan
apapun oleh guru bimbingan dan konseling, siswa juga mengungkapkan sedikit
kesulitan dengan adanya metode pembelajaran secara daring ini, kesulitan
memperoleh informasi tentang sekolah lanjutan.
6

Hasil wawancara dengan beberapa siswa diatas, diketahui bahwa selama


masa pandemi Covid- 19 peran guru bimbingan dan konseling ini sangatlah
dibutuhkan untuk memberikan bantuan terhadap siswa terkait berbagai persoalan
yang sedang dihadapi siswa. Namun, hasil dari wawancara dengan beberapa siswa
diatas belum bisa disimpulkan secara keseluruhan persepsi siswa terkait dengan
pelaksanaan bimbingan dan konseling selama masa pandemi Covid- 19 di masing-
masing sekolah. Hal ini menjadikan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan membandingkan hasil persepsi siswa terhadap layanan bimbingan dan
konseling selama masa pandemi Covid-19 di masing-masing sekolah yaitu di
SMP Negeri 1 kartasura, SMP Negeri 2 Gatak, dan SMP Negeri 3 Kartasura agar
mengetahui lebih jelas hasil persepsi siswa di masing-masing sekolah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah peneliti paparkan diatas
maka memunculkan rumusan masalah penelitian yaitu:
1. Bagaimana profil persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan
konseling komprehensif selama masa pandemi Covid-19 pada tiga SMP di
Sukoharjo?
2. Apakah terdapat perbedaan persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan
dan konseling komprehensif selama masa pandemi Covid-19 pada tiga SMP di
Sukoharjo?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sangat diperlukan karena untuk menentukan arah dari
dilakukannya penelitian serta apa saja yang akan dicapai dari penelitian tersebut.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui profil persepsi siswa terhadap terhadap pelaksanaan bimbingan
dan konseling komprehensif selama masa pandemi Covid-19 pada tiga SMP di
Sukoharjo.
7

2. Mengetahui perbedaan persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan


konseling komprehensif selama masa pandemi Covid-19 pada tiga SMP di
Sukoharjo.

D. Manfaat Penelitian
Adanya hasil penelitian ini, peneliti mengharapkan dapat bermanfaat untuk
pembaca baik secara teoritis maupun manfaat praktis, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah teoritik, wawasan,
serta dapat menambah informasi dan ilmu pengetahuan terkait dengan persepsi
siswa terhadap layanan bimbingan dan konseling ditengah pandemi Covid-19.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai evaluasi
pihak sekolah terhadap pentingnya melakukan evaluasi perbaikan dan
penyusunan ulang program sekolah yang telah direncanakan dengan
menyesuaikan situasi dan kondisi guna untuk meningkatkan layanan
bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan siswa.
b. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru bimbingan dan
konseling agar lebih tanggap lagi terhadap permasalahan yang sedang
terjadi dan menyesuaikan program dengan kondisi kebutuhan siswa,
sehingga siswa dapat menyampaikan keluhan yang dialaminya kepada guru
bimbingan dan konseling.
c. Bagi Siswa
Penelitian ini hasilnya dapat dimanfaatkan siswa agar semakin
memperhatikan kinerja guru bimbingan dan konseling sehingga siswa dapat
menilai dalam rangka untuk meningkatkan mutu layanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
d. Bagi Penelitian Selanjutnya
8

Berdasarkan perolehan hasil penelitian ini, dapat dimanfaatkan oleh


peneliti selanjutnya sebagai pedoman referensi saat melakukan penelitian
sejenis dengan subjek yang lebih luas.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Pustaka Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan proses tahap terakhir dari pengamatan oleh
individu, diawali dengan proses pengindraan, yaitu proses diterimanya
stimulus oleh alat indra individu, kemudian dilanjutkan dengan
menangkap perhatian, lalu diteruskan ke otak, selanjutnya individu akan
menyadari dengan munculnya sesuatu baru yaitu persepsi (Sunaryo, 2004:
93). Sutrisman (2019: 76) juga menyatakan persepsi merupakan proses
yang dibutuhkan oleh individu agar dapat memahami serta mengartikan
hal-hal yang telah ditempuh dan terjadi disekitarnya.
Pernyatan tersebut diperkuat oleh Robins (Sutrisman, 2019: 76)
bahwa persepsi merupakan pandangan dari individu terhadap suatu
kondisi yang sedang berlangsung atau terjadi pada sekitarnya berdasarkan
hal-hal yang telah dirasakan oleh individu tersebut. Beberapa pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa proses yang dibutuhkan oleh individu
dalam menangkap perhatian, serta memahami dan mengartikan hal-hal
yang telah terjadi disekelilingnya sesuai dengan kondisi yang telah
dirasakannya.
b. Prinsip-Prinsip Persepsi
1) Persepsi itu relatif bukan absolut
Segala sesuatu atau informasi yang diperoleh siswa tidak selalu
diterima dan dipahami dengan baik persis seperti informasi yang
diterima. Persepsi yang dimiliki atau yang diterima siswa selama
proses pembelajaran akan berubah dengan sendirinya saat
munculnya informasi serta materi baru yang diterima. Terbentuknya
pesepsi dengan baik dan benar dalam belajar perlu dilakukan oleh

8
9

setiap siswa mengingat persepsi memiliki prinsip relatif. Peran guru


sangat penting dalam memperbaiki persepsi siswa yang kurang baik.
2) Persepsi itu selektif
Dari beberapa rangsangan yang masuk, seseorang hanya mampu
memperhatikan beberapa rangsangan tertentu. Hal ini akan
menyebabkan rangsangan yang diterima akan dikaitkan dengan
rangsangan atau sesuatu hal yang telah Didapatkan sebelumnya.
Dapat dikatakan bahwa persepsi hanya memiliki kecenderungan ke
satu arah tertentu. Kemampuan siswa untuk memaknai berbagai hal
terutama dalam hal penerimaan stimulus atau rangsangan memiliki
keterbatasan. Peran guru dalam menyampaikan materi harus lebih
menekankan pada informasi yang penting. Hal tersebut
mengantisipasi keterbatasan sisswa pada saat penerimaan materi,
sehingga materi pokok atau materi penting menjadi terlewatkan.
Selektifnya siswa dapat dipengaruhi dengan banyaknya stimulus
atau rangsangan, informasi serta kendala yang muncul selama proses
belajar. Oleh karena itu, peran guru sangat menentukan dalam
pembentukan persepsi yang baik untuk siswa sehingga selama proses
belajar hendaknya guru memberikan perhatian lebih kepada
siswanya saat menyampaikan hal-hal yang sifatnya utama serta guru
juga harus menjaga suasana agar tetap kondusif sehingga siswa
menerima rangsangan atau informasi tanpa adanya gangguan yang
menyebabkan penerimaan persepsi menjadi keliru.
3) Persepsi memiliki tatanan
Rangsangan atau stimulus yang diterima oleh siswa tidak
sembarangan, melainkan memiliki tatanan. Siswa akan menerima
rangsangan dengan bentuk berhubungan, jika rangsangan yang
diterima kurang sesuai maka siswa dapat menyesuaikan dan
melengkapi sendiri melalui cara yaitu mencari hubungan-hubungan
tersebut sehingga rangsangan yang diterima akan menjadi jelas dan
lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa terbentuknya persepsi yang
10

baik maka diperlukan adanya penyusunan atau tatanan materi serta


penyampaian dengan baik. Penyusunan serta penataan materi yang
akan disampaikan siswa agar menjadi rangsangan yang baik, maka
guru hendaknya menyiapkan serta merencanakan susunan
pembelajaran yang baik pula.
Perencanaan pembelajaran harus disusun dengan penuh
pertimbangan termasuk beberapa hal yang dapat mempengaruhi
penerimaan siswa terkait pembelajaran yang disampaikan. Materi
yang disampaikan perlu diperjelas secara lengkap dan berurutan agar
mudah dipahami saling berhubungan sehingga tidak memunculkan
penerimaan yang negatif.
4) Persepsi dipengaruhi harapan dan kesiapan
Penerimaan pesan yang didapatkan oleh siswa bergantung pada
harapan dan kesiapan siswa dalam menerima segala pesan yang
masuk lalu akan disusun secara runtut agar dapat dipahami dengan
baik. Siswa ynag memiliki harapan serta kesiapan yang tinggi
terhadap pelaksanaan pembelajaran, maka akan berpersepsi baik
terhadap pembelajaran tersebut. Beberapa hal yang dapat
mempengaruhi harapan dan kesiapan belajar siswa yaitu kemauan,
motivasi, minat, serta kemauan dalam diri untuk memperoleh
persepsi yang baik dari pembelajaran yang sudah disampaikan.
5) Persepsi seorang dapat jauh berbeda dengan persepsi orang lain
sekalipun situasinya sama
Perbedaan persepsi dapat terjadi meskipun dalam situasi dan
mendapat perlakuan yang sama. Hal ini dapat diketahui melalui
perbedaan siswa dalam satu kelas, terdapat siswa yang tingkat
pemahaman materinya sangat baik serta ada pula siswa yang
memiliki pemahaman yang cukup rendah. Peran guru pada hal ini
sangat diperlukan, guru hendaknya memberikan perhatian kepada
siswa yang memiliki persepsi kurang baik, dapat pula melalui siswa
11

yang pandai untuk membantu temannya agar mendapatkan persepsi


yang baik (Slameto, 2010: 103).

c. Proses Terbentuknya Persepsi


Bimo Walgito (2004: 90) menjelaskan proses terbentuknya
persepsi diawali dengan adanya objek yang dapat menimbulkan
rangsangan, kemudian rangsangan mengenai alat indera. Ketika
rangsangan sudah ditangkap oleh alat indra, maka dilanjutkan proses
sensoris menuju otak. Setelah sampai ke otak maka timbulah pemahaman
dari individu tersebut kemudian dapat ditafsirkan hasilnya
Proses terjadinya persepsi juga dikemukakan oleh Thoha (2003: 145)
melalui beberapa tahapan:
1) Stimulus atau rangsangan, sebelum terjadinya persepsi individu akan
mendapatkan rangsangan terlebih dahulu dari lingkungan sekitarnya.
2) Registrasi, suatu gejala yang nampak pada proses registrasi
merupakan mekanisme penginderaan dan juga syarat seseorang
berpengaruh melalui alat inderanya. Seorang individu akan
mendapatkan informasi melalui pendengaran atau melihat
rangsangan yang masuk melalui alat inderanya, kemudian diterima
semua informasi yang masuk pada dirinya.
3) Interpretasi
Interpretasi merupakan proses pemberian makna serta
menyampaikan pesan dan kesan kepada rangsangan yang
diterimanya. Proses interpretasi ini bergantung dengan cara pandang
dan pendalaman individu serta motivasi yang dimiliki.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat diatas yaitu proses
terbentuknya persepsi berawal dari adanya rangsang yang diperoleh oleh
panca indera baik melalui pendengaran atau penglihatan secara langsung,
setelah menerima rangsangan lalu diteruskan dan diproses pada pusat
kesadaran yaitu otak., sehingga manusia akan sadar akan hal-hal yang
telah dilihat, didengar, atau diraba. Proses yang terakhir yaitu dimana
12

seorang individu telah menyadari hasil yang ditangkap dari melihat,


mendengar, dan meraba tersebut akan berkaitan dengan hal-hal apa saja.

d. Sifat-Sifat Persepsi
Persepsi memiliki beberapa sifat,berdasarkan pendapat Mulyana
(2007: 3) dapat diketahui sifat persepsi antara lain:
1) Persepsi adalah pengalaman
Pengalaman digunakan untuk memaknai atau menjadi pembanding
untuk mempersepsikan sesuatu. Untuk memaknai tersebut
diinterpretasikan dengan pengalaman masa lalu yang hamper mirip
atau menyerupai.
2) Persepsi adalah selektif
Setiap individu menyeleksi terhadap hal-hal tertentu. Seseorang
melakukan persepsi berdasarkan atas nilai, sikap, serta keyakinan
yang dimiliki dan mengabaikan karakteristik yang lain.
3) Persepsi adalah penyimpulan
Persepsi dihasilkan melalui interpretasi merupakan penarikan
kesimpulan atas informasi yang tidak sepenuhnya lengkap. Hal ini
disebabkan karena pengambilan kesimpulan tidak berdasarkan data
yang sesungguhnya, melainkan hanya sebatas berdasarkan dari hasil
penangkapan indera saja.
4) Persepsi mengandung ketidakakuratan
Persepsi yang dilakukan setiap individu dapat mengandung
kesalahan pada masa tertentu. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
selektifitas, pengalaman yang di terima pada masa lalu, serta
berdasarkan kesimpulan yang pernah dibuat. Persepsi dikatakan
semakin tidak akurat apabila jarak antara orang yang melakukan
persepsi dengan obejek yang dipersepsi semakin jauh jaraknya.
5) Persepsi adalah evaluatif
Persepsi dapat dikatakan tidak objektif, hal ini terjadi karena
interpretasi yang kita lakukan berdasarkan pengalaman, keyakinan
13

pribadi, serta penilaian yang nantinya digunakan untuk memaknani


objek yang akan dipersepsi. Hal-hal yang diingat setiap individu
berbeda-beda seperti, hal-hal yang nilainya bermakna baik itu positif
atau negatif tentu akan cenderung lebih diingat dibandingkan dengan
hal-hal yang memiliki nilai biasa-biasa saja, bahkan lebih cenderung
dilupakan.

2. Tinjauan Pustaka Bimbingan dan Konseling Komprehensif


a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Frank Parson dijuluki sebagai father of the guidance movement in
American education. Hal ini disebabkan karena beliau merupakan tokoh
yang telah memunculkan bimbingan dan konseling pada tahun 1908 di
Amerika, kemunculan ini ditandai dengan berdirinya Vocationam
Bureau. Frank Parson mendefinisikan bimbingan yaitu proses pemberian
bantuan yang ditujukan kepada konseli, sehingga konseli dapat memilih,
mempersiapkan dirinya sendiri, dan memahami kemajuan jabatan yang
dimiliki.
Seiring berjalannya waktu, bimbingan berkembang tidak hanya
terfokus pada satu titik yaitu pada bidang pekerjaan atau jabatan yang
akan dicapai oleh individu, melainkan masih banyak fokus yang harus
diperhatikan oleh guru bimbingan dan konseling yaitu, dalam bidang
pribadi, sosial, belajar, dan tentunya pada bidang karir tersebut
(Imaningtyas & Radjah, 2019: 1).
Bimbingan merupakan bagian dari sistem pendidikan yang
memiliki ciri khas yaitu bertujuan untuk memandirikan siswa, siswa
mampu mengenali lingkungan sekitarnya, mampu mementukan
keputusan yang tepat untuk dirinya, dan mampu mengaktualisasikan diri
dengan mengembangkan bakat dan minat (Budiarti, 2017: 11).
Dunsmor & Miller (Luddin, 2010: 14) menambahkan bahwa
bimbingan dapat pula dikatakan sebagai bantuan secara sistematik yang
diberikan untuk siswa agar siswa memperoleh penyesuaian diri di
14

lingkungan sekolah dan kehidupannya dengan baik. Pendapat tersebut


sejalan dengan pernyataan Mortenson & Scmuller (Luddin, 2010: 14)
bimbingan adalah upaya pemberian bantuan oleh konselor kepada klien
senantiasa agar klien dapat memahami diri pribadi serta lingkungan
sekitarnya.
Menurut Rochman Natawidjaja yang dikutip oleh Rukaya (2019:
7) bimbingan merupakan bantuan yang diberikan untuk siswa secara
berkelanjutan dengan maksud dan tujuan kepada individu secara
berkesinambungan dengan maksud siswa tersebut paam akan potensi
atau keadaan dirinya sehingga siswa dapat bertingkah laku secara wajar
dan sesuai tuntutan lingkungan sekitarnya. Susanto (2018: 2) mengutip
pendapat Suherman bahwa bimbingan yaitu bagian program dari
pendidikan di sekolah melalui guru bimbingan dan konseling untuk
membeirkan bantuan secara berkelanjutan agar siswa dapat bertindak
secara wajar pada lingkungan sekitarnya dan mampu memahami akan
potensi yang ada pada diri masing-masing.
Kesimpulan dari pendapat ahli diatas, bimbingan dapat diartikan
sebagai upaya memberikan bantuan untuk siswa dalam rangka membantu
siswa memperoleh pengetahuan terhadap dirinya beserta lingkungan
disekitarnya, sehingga siswa mampu menentukan berbagai hal sesuai
dengan kemampunnya.
Rukaya (2019: 9) mengungkapkan bahwa bimbingan tidaklah
lengkap tanpa adanya konseling, karena konseling merupakan
“jantungnya” bimbingan sehingga konseling merupakan kegiatan inti.
Praktik bimbingan dianggap belum mencapai kata maksimal apabila
tidak dilakukan konseling.
Menurut pendapat Winkel yang dikutip dalam bukunya Rukaya
(2019: 9) konseling yaitu bentuk serangkaian kegiatan inti dari
bimbingan dalam hal memberikan bantuan pada klien yang bertujuan
untuk membantu klien atau konseli bertanggung jawab terhadap
permasalahan yang dimiliki. Rogers mengartikan konseling yakni
15

hubungan yang berkaitan dengan membantu dimana konselor memiliki


tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan mental klien atau konseli
agar dapat mengatasi persoalan yang menimpanya (Lumongga, 2011: 7).
Menurut pendapat Suherman (Susanto, 2018: 6) konseling merupakan
hubungan yang terjalin antar konselor dengan kliennya yang sifatnya
cenderung menangani kendala yang dihadapi klien, serta mampu
memberikan bantuan pada klien untuk membuat keputusan yang
berkaitan dengan masa depannya serta mampu memecahkan masalah
yang dihadapi.
Konseling menurut pendapat Adi dapat diartikan bantuan yang
ditujukan untuk konseli dari konselor yang mengarah pada membantu
menegtahui konsep serta kepercayaan terhadap diri sendiri sehingga
dapat dimanfaatkan oleh dirinya untuk memperbaiki tingkah lakunya
dimasa mendatang. Selanjutnya Adi juga mengutip pendapat Prayitno
yakni makna dari konseling adalahpemberian bantuan oleh konselor
ditujukan kepda yang bertujuan untuk mengentaskan masalah klien
dengan menggunakan berbagai teknik (Adi, 2013: 9).
Pendapat diatas dapat diartikan bahwa konseling merupakan
terjalinnya hubungan antar konselor dengan siswa yang bertujuan untuk
membantu siswa untuk mengeksplorasi dirinya, serta membantu
mempelajari terkait dengan perkembangan dirinya, membantu
menentukan arah tujuan diri mereka, serta membantu mengentaskan
permasalahan yang dihadapi siswa.
Bimbingan dan konseling memiliki arti yang berbeda tetapi saling
berkaitan seperti halnya yang dikemukakan Kardinata (Susanto, 2018: 6)
bahwa konseling merupakan merupakan proses bantuan hingga
dipandang sebagai jantung dari bimbingan (counseling is the hearth of
guidance). Bimbingan dan konseling dapat diartikan upaya memberikan
bantuan yang ditujukan untuk siswa baik secara individu atau kelompok
yang tujuannya untuk memandirikan serta berkembang dengan maksimal
16

sesuai dengan tuntutan dan aturan yang ditetapkan (Kamaluddin, 2011:


448).
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia menyatakan,
bimbingan dan konseling merupakan layanan ahli dalam konteks
memandirikan siswa, berbeda dengan KBM seperti halnya guru mata
pelajaran pada mestinya (ABKIN, 2006). Susanto (2018: 6)
mendefinisikan bimbingan dan konseling yaitu tergolong pada suatu
proses pendidikan yang berkaitan dengan layanan pemberian bantuan
yang dilakukan konselor yang tujuannya untuk meningkaatkan
kemampuan siswa agar memahami dirinya sendiri serta lingkungan
disekitarnya sehingga dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya
sengan maksimal sesuai dengan kemampuannya. Bimbingan dan
konseling berdasarkan pada proses memfasilitasi siswa agar berkembang
sesuai dengan norma dan ketentuan yang tertera pada masyarakat sekitar
serta mengoptimalkan kemapuan diri.
Kesimpulan dari pendapat ahli diatas, bimbingan dan konseling
yaitu upaya dalam memberikan bantuan secara sistematis ditujukan untuk
siswa, yang bertujuan untuk membantu siswa mengoptimalkan
perkembangannya, mampu memahami dirinya terkait potensi yang
dimiliki.
Bimbingan dan konseling disebut mempunyai peranan dalam
mengembangkan lingkungan, menjalin hubungan antar individu dengan
lingkungan sekitarnya, mengoptimalkan dan membimbing perkembangan
siswa terhadap perilakunya (Gemilang, 2017: 3). Pernyataan tersebut
sejalan dengan pendapat Kumara dan Lutflyani (2017: 184) bahwa
bimbingan dan konseling yang memegang teguh pada prinsip
perkembangan yaitu model bimbingan dan konseling komprehensif.
Pernyataan ini diperjelas oleh Asosiasi Bimbingan dan Konseling
Indonesia (ABKIN) bahwa saat ini Indonesia melakukan perubahan
paradigma pendekatan bimbingan dan konseling dari pendekatan yang
berorientasi tradisional, klinis, remedial, dan terpusat pada konselor,
17

beralih pada pendekatan yang berorientasi perkembangan (Imaningtyas


& Radjah, 2019: 2).
Bimbingan dan konseling komprehensif adalah serangkain
program yang tujuan penyusunan dari program tersebut yaitu membantu
guru bimbingan dan konseling menindak lanjuti berbagai persoalan yang
berkaitan dengan siswa di sekolah (Iswara, 2017: 18). Menurut Hidayat
(Kumara dan Lutflyani, (2017: 184) bimbingan dan konseling
komprehensif hasil adopsi dari American School Counseling Association
(ASCA) yang mana model tersebut dapat diterapkan dengan baik di
Indonesia. Model bimbingan konseling komprehensif ini wujud respons
dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh ASCA. Ahman (Rahman,
2015: 168) berpendapat bahwa bimbingan dan konseling komprehensif
yaitu pemberian bantuan yang berfokus pada upaya membangun
perkembangan siswa menuju ke arah yang akan dicapai sesuai dengan
tujuan pendidikan, melalui berbagai layanan serta kom. Atrup (2014: 31)
menambahkan bahwa bimbingan dan konseling komprehensif yaitu
rangkaian program yang diberikan terhadap siswa bertujuan untuk
membantu siswa dalam pengentasan masalah, mencapai tugas
perkembangan, mampu mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki, serta
untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang dipaparkan pada
Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD).
Menurut Myrick bimbingan dan konseling komprehensif
didasarkan pada upaya untuk mencapai tugas perkembangan,
mengentaskan berbagai permasalahan, dan mengembangkan potensi yang
dimiliki. Bimbingan dan konseling komprhensif dapat pula disebut
program layanan bantuan yang memiliki prinsip: (1) subyek layanan
adalah siswa; (2) berfokus pada kegiatan pembelajaran siswa serta
mendorong perkembangan siswa; (3) guru bimbingan dan guru lain
saling bekerjasama; (4) program bimbingan terencana; (5) peduli
terhadap pemahaman diri, peningkatan diri, dan penerimaan diri; (6)
18

berfokus pada proses; (7) bersifatnya fleksibel (Imaningtyas & Radjah,


2019: 2).
Pernyataan diatas mengarahkan bahwa bimbingan dan konseling
komprehensif yakni upaya pemberian bantuan terhadap siswa dan
dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa, kemampuan yang dimiliki,
serta permasalahan siswa pada tahap perkembangannya yang sifatnya
menyeluruh dan terprogram guna untuk membantu siswa dalam
mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Bimbingan dan konseling
komprehensif yang bersifat menyeluruh tersebut, diyakini mampu
memberikan peran positif terhadap siswa terkait dengan beberapa aspek
pribadi, sosial, akademik, karir, dan spiritual.
b. Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Menurut Kartadinata (2017: 4) menggolonggakan komponen
program kedalam empat layanan antara lain yaitu: (1) dasar, (2)
responsif, (3) perencanaan individual, dan (4) dukungan sistem.
1) Layanan dasar
a) Pengertian
Layanan dasar yaitu pemberian bantuam yang ditujukan
pada siswa melewati beberapa tahapan kegiatan yang dikemas
secara sistematis baik secara klasikal atau kelompok disajikan
dengan harapan untuk mengembangkan tugas-tugas
perkembangan yang dibutuhkan untuk mencapai kemampuan
dalam mengambil keputusan serta memilih dan menentukan
kehidupan dimasa mendatang (Imaningtyas & Radjah, 2018: 9).
Bower & Hatch berpendapat bahwa istilah layanan dasar di
Amerika Serikat lebih dikenal dengan sebutan kurikulum
bimbingan atau guidance curiculum. Makna dari kurikulum
bimbingan diharapkan dapat membantu dalam hal meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa
(Rahman, 2008: 6).
b) Tujuan
19

Tujuan layanan dasar yaitu memberikan bantuan kepada


siswa senantiasa agar mendapatkan perkembangan secara wajar
dan normal, mempunyai keterampilan dasar, memiliki kesehatan
mental yang baik, sehingga tugas perkembangan siswa dapat
tercapai dengan optimal. Tujuan layanan dasar secara rinci yaitu
meberikan bantuan agar siswa (1) memiliki pemahaman
terhadap dirinya sendiri beserta lingkunga disekitarnya, (2)
dapat mengembangkan keterampilan yang dimiliki untuk
memahami rasa tanggung jawab serta bertindak yang pantas
untuk beradaptasi untuk lingkungannya, (3) mampu mengatasi
berbagai hal dan memenuhi kebutuhannya, dan (4) dapat
mengoptimalkan dirinya sendiri agar menggapai tujuannya
(Rahman, 2008: 7).
c) Fokus Pengembangan
Layanan dasar difokuskan pada perilaku yang
dikembangkan berkaitan dengan aspek pribadi, sosial, belajar,
dan karir. Layanan dasar memiliki dasar standar kompetensi
yang dikemas dalam materi antara lain mencakup pengembanan:
(1) self-esteem; (2) motivasi belajar dan berprestasi; (3)
keterampilan dalam merumuskan dan mengambil keputusan; (4)
keterampilan dalam pemecahan masalah; (5) keterampilan
menjalin komunikasi antar pribadi; (6) toleransi keragaman
budaya dan agama; (7) pemantapan studi lanjut; (8)
keterampilan dalam dunia kerja (Rahman, 2008: 7).
d) Strategi implementasi program
Bentuk implementasi dari layanan dasar yaitu:
(1) Bimbingan klasikal
Bimbingan klasikal yaitu layanan yang tujuannyauntuk
memberikan bantuan kepada seluruh siswa melalui diskusi
kelas atau curah pendapat yang disajikan secara sistematis
20

guna untuk meningkatkan perkembangan siswa secara


optimal (Mukhtar, Budiamin & yusuf, 2016: 8).
(2) Layanan orientasi
Layanan orientasi merupakan suatu bentuk kegiatan
pengenalan yang bertujuan untuk membantu siswa
memahami serta beradaptasi diri terhadap lingkungan yang
baru (Imaningtyas & Radjah, 2018: 9).
(3) Layanan informasi
Layanan informasi ini sifatnya memberikan informasi
berkaitan dengan hal-hal yang penting dan bermanfaat
untuk perkembangan siswa dimasa mendatang baik secara
langsung atau tidak langsung, seperti melalui media cetak,
buku, dll (Imaningtyas & Radjah, 2018: 9).
(4) Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok adalah rangkaian kegiatan
berwujud kelompok yang teridiri dari pemimpin kelompok
beserta anggotanya. Kelompok tersebut saling berinteraksi
dalam berpendapat, bertukar tanggapan, serta kritik dan
saran. Peran pemimpin kelompok yaitu sebagai penyedia
informasi serta membantu anggotanya dalam memahami
inti dari permasalahan (Puluhulawa, Djibran, & Pautina,
2017: 303).
(5) Layanan pengumpulan data
Layanan ini berkaitan dengan pengumpulan data atau
seputar info pribadi siswa, keluarga, dan lingkungan sekitar
siswa. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui
instrument tes atau non tes (Imaningtyas & Radjah, 2018:
10).
2) Layanan responsif
a) Pengertian
21

Layanan responsif yaitu proses bantuan yang ditujukan


pada siswa dalam rangka membantu memecahkan permasalahan
yang sifatnya harus segera diberikan bantuan sehingga siswa
tidak menimbulkan masalah dan mengalami hambatan dalam
mencapai tugas perkembangannya (Kumara dan Lutflyani, 2017
:186).
b) Tujuan
Layanan responsif memiliki tujuan yaitu: (1) layanan
intervensi terhadap siswa yang mengalami permasalahan dan
harus segera ditangani, siswa yang memutuskan pilihan kurang
tepat dengan kondisinya atau siswa yang membutuhkan bantuan
pada suatu bidang untuk segera diatasi; (2) layanan pencegahan
kepada siswa yang berada pada kondisi diambang pengembilan
pilihan yang kurang bijaksana sehingga segera membutuhan
bimbingan oleh guru bimbingan dan konseling (Kumara dan
Lutflyani, 2017 :186).
c) Fokus Pengembangan
Layanan responsif berfokus pada permasalahan dan
kebutuhan siswa yang berkaitan dengan adanya tekad untuk
mengetahui dan memahami suati hal yang dipandang penting
untuk perkembangannya. Kebutuhan yang dimaksudkan seperti
keinginan mengetahui tentang kelanjutan sekolah tinggi atau
jurusannya, mengetahui karir yang sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki, bahaya dari pergaulan bebas, ingin mengetahui
meningkatkan prestasi belaja. Guru bimbingan dan konselir
dalam memahami kebutuhan dan masalah siswa dapat melalui
angket, wawancara, sosiometri, melakukan observasi, daftar
nilai, dan lain-lain. (Rahman, 2008: 8).
d) Strategi implementasi program
Imaningtyas & Radjah, (2018: 10) mengungkapkan bahwa
implementasi program dari layanan responsif antara lain: (1)
22

Konseling individual atau kelompok; (2) alih tangan atau


referal; (3) kolaborasi (guru mata pelajaran atau wali kelas); (4)
kolaborasi dengan orang tua; (5) kolaborasi dengan pihak luar
sekolah; (6) konsultasi; (7) bimbingan dengan teman sebaya; (8)
Kunjungan rumah.
3) Perencanaan individual
a) Pengertian
Imaningtyas & Radjah (2018: 11) mengemukakan bahwa
perencanaan individual berkaitan dengan membantu siswa untuk
mencapai pemahaman dalam merumuskan kegiatan atau
keinginan yang akan dicapai di masa mendatang. Hal tersebut
tentunya disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh siswa,
kelebihan, serta kekurangan dirinya.
b) Tujuan
Tujuan perencanaan individual diungkapkan oleh Rahman
(Iswara, 2017: 25) yaitu untuk membantu siswa agar memiliki
kemampuan antara lain: (a) peham akan dirinya serta
lingkungan sekitarnya; (b) merumuskan tujuan, merencanakan,
dan mengelola perkembangan diri sendiri terkait dalam aspek
pribadi, sosial, belajar, maupun karir; (c) melakukan hal-hal
sesuai kemampuan diri serta tujuan yang sudah dibuat.
Melalui layanan individual, Rahman (2008: 9)
mengungkapkan bahwa siswa dihaeapkan mampu: (1)
mempersiapkan diri dan segala kebutuhan untuk melanjutkan
tahap pendidikan selanjutnya, mampu merencanakan karir
dimasa mendatang, merencanakan kehidupan kelak di dunia
kerja, serta memahami dan menegmbangkan kemampuan yang
dimiliki untuk mempersiapkan kehidupan dimasa depan; (2)
memahami akan dirinya sendiri, peka terhadap kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki untuk mencapai tujuannya; (3)
mengukur tingkatan pencapaian tujuan dalam dirinya; (4)
23

mengambil keputusan terkait dengan perencanaan yang sudah


dirumuskan oleh dirinya.
c) Fokus Pengembangan
Fokus perencanaan individual ini berkaitan dengan
pengembangan aspek pribadi, sosial, akademik, dan karir. Peran
guru bimbingan dan konseling dalam membantu siswa
memberikan layanan perencanaan individual yaitu dengan
menganalisis kemampuan, kelebihan, dan kekurangan yang
dimiliki siswa berdasarkan informasi atau data yang diperoleh
melalui capaian tugas-tugas perkembangannya atau melalui
aspek pribadi, sosial, akademik, dan karir (Iswara, 2017: 25).

d) Stategi implementasi program


Juntika & Sadianto mengungkapkan pendapatnya (Imaningtyas
& Radjah, 2018: 11) bahwa strategi yang digunakan dalam
perencanaan individual yaitu layanan konseling dan konsultasi.
Menurut Gybers (Imaningtyas & Radjah, 2018: 12) strategi
layanan perencanaan individual antara lain:
(1) Individual appraisal
Konselor meminta klien untuk menginterpretasikan terkait
dengan minat, bakat, keterampilan, prestasi, kelebihan, dan
kekurangan yang dimiliki.
(2) Individual advisement
Klien diminta konselor untuk mempertimbangkan tentang
pendidikan, pribadi, sosial, dan karir. Klien diminta untuk
mengambil keputusan untuk direalisasikan.
(3) Transition planning
Konselor sekolah menjalin kerja sama bersama guru yang
lain dalam rangka ikut serta memberikan bantuan kepada
24

siswa untuk merumuskan rencana yang akan segera diambil


berkaitan dengan pendidikan lanjut, kursus, atau bekerja.
(4) Follow up
Konselor menjalin kerjasama bersama guru lain untuk
menindak lanjuti hasil yang didapatkan dan selanjutnya
melakukan evaluasi.
4) Dukungan sistem
Dukungan sistem merupakan program yang memberikan
dukungan kepada guru bimbingan dan konseling dalam
memperlancar jalannya layanan dasar, layanan responsif, dan
perencanaan individual. Dukungan sistem bagi guru lainnya yaitu
membantu kelancaran terselenggaranya program pendidikan di
sekolah (Imaningtyas & Radjah, 2018: 12). Iswara (2017: 25)
menambahkan bahwa dukungan sistem yaitu komponen layanan dan
kegiatan manajemen, infrastruktur, tata kerja, dan kemampuan
pengembangan profesional konselor. Dukungan sistem merupakan
kegiatan manajemen yang memiliki tujuan menjaga, meningkatkan
program bimbingan dan konseling.
Dukungan sistem dalam penyelenggaraan program bimbingan
dan konseling dari pendapat Yusuf yang dikutip oleh Febritus (2014:
2) terdiri dari dua aspek, yaitu:
a) Pengembangan jejaring
Pengembangan jejaring berhubungan pada kegiatan guru
bimbingan dan konseling atau konselor yaitu: (1) melakukan
kolaborasi dengan guru lain; (2) melaksanakan kerja sama
bersama wali murid atau masyarakat; (3) ikut serta rangka
merencanakan dan membangun kegiatan sekolah; (4) melakukan
kerja sama dengan personel sekolah lain dengan tujuan
membangun serta menciptakan situasi dan kondisi lingkungan
sekolah semakin meningkat dan kondusif untuk perkembangan
siswa; (5) mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan
25

bimbingan dan konseling; (6) menjalin kerjasama atau


kolaborasi dengan ahli lain yang berkaitan dengan bimbingan
dan konseling.
b) Kegiatan manajemen
Kegiatan manajemen yang tujuannya untuk menjaga serta
meningkatkan program bimbingan dan konseling melalui
beberapa kegiatan antara lain:
(1) Pengembangan profesionalitas
Guru bimbingan dan konseling hendaknya melakukan
pelatihan, aktif dalam organisasi profesi, mengikuti seminar
atau workshop, serta menempuh pendidikan lanjutan untuk
meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan.
(2) Pemberian konsultasi dan berkolaborasi
Guru bimbingan dan konseling bersama wali siswa,
guru pelajaran, karyawan sekolah, dan pihak pendukung
dari luar agar mendapatkan data siswa untuk kebutuhan
penyelenggaraan layanan untuk siswa Guru bimbingan dan
konseling juga bekerjasama dengan personel sekolah guna
untuk meningkatkan suasana kondusif di lingkungan
sekolah.
(3) Manajemen program
Tercapainya program bimbingan dan konseling secara
optimal dapat dipengaruhi oleh sistem pengelolaannya,
apabila sitem pengelolaan baik, bermutu dan dilakukan
secara sistematis dan jelas, maka keseluruhan program akan
terselenggara dengan baik.
c. Manajemen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Program bimbingan dan konseling menurut Gysbers & Henderson
(2012) dikembangkan melalui beberapa proses, antara lain: 1)
perencanaan; 2) perancangan; 3) implementasi; 4) evaluasi; 5)
peningkatan.
26

1) Perencanaan (Planning)
Pada saat melakukan proses perencanaan hendaknya dilakukan
dengan cara terbuka, yang artinya pada proses perencanaan ini
melibatkan tidak hanya personil bimbingan dan konseling saja,
melainkan menggandeng pihak yang lain untuk mempertimbangkan
pengambilan kebijakan (Hartinah,2016: 70). Schmidt (Hartinah,
2016: 70) menyatakan bahwa pada proses perencanaan yang harus
dilakukan yaitu berfokus pada prosedur keprmimpinan dan
keputusan tentang schoolwide, memberikan assesmen terhadap
siswa, orang tua, dan guru.
Brown & Trusty (Kurniawan, 2018: 3) mengungkapkan
beberapa pertimbangan yang hendak dilakukan sebagai
pertimbangan dalam perencanakan penyusun program bimbingan
dan konseling, antara lain:
a) Adanya ketersediaan dukungan administratif, karena dalam
program bimbingan dan konseling kedepannya akan melibatkan
unsur administratif sekolah.
b) Menetapkan pemimpin yang akan memberikan arahan terkait
langkah serta mendampingi setiap proses perencanaan dan
desain.
c) Adanya sumber daya yang mendukung secara fiansial, sumber
daya manusia, sarana dan prasarana.
d) Mempertimbangkan permasalahan dan kondisi yang
ditimbulkan pada program bimbingan yang telah diterapkan
sebelumnya.
e) Menyusun penyesuaian jadwal kerja yang jelas untuk
mengoptimalkan pelaksanaan pemberian layanan bimbingan dan
konseling.
f) Mempertimbangkan dampat yang muncul terhadap program
yang akan disusun.
2) Perancangan (Designing)
27

Gysbers & Handerson (2012: 140) mewujudkan desain


program dengan mengembangkan tujuh tahapan, antara lain:
a) Menentukkan struktur dasar yang digunakan untuk menyusun
program, termasuk menyusun struktur komponen dan
menentukan komponen program.
b) Mengidentifikasi kompentensi siswa
c) Menegaskan dukungan kebijakan pengembangan program
bimbingan dan konseling.
d) Menetapkan prioritas pada program penyampaian.
e) Menetapkan parameter untuk alokasi sumber daya program.
f) Menempatkan semua keputusan secara tertulis dan
mendistribusikan pedoman pelaksanaan program kepada
konselor dan pengelola.

3) Penerapan (Implementing)
Tahap implementasi dilaksanakan setelah menempuh proses
tahap perencanaan dan desain. Guru bimbingan dan konseling
hendaknya memperhatikan antara program yang dirancang dengan
program yang akan diterapkan di lapanagan (Hartinah, 2016: 70).
Gysbers & Handerson (2012: 224) merekomendasikan beberapa
aktualisasi dalam perubahan program bimbingan dan konseling perlu
mempertimbangkan sumber daya personil, sumber daya keuangan,
dan sumber daya politik pada program bimbingan dan konseling.
a) Sumber daya personil
(1) Mengimplementasikan rasio antara jumlah konselor
dibanding siswa yang direkomendasikan.
(2) Mengembangkan profesi guru bimbingan dan konseling.
(3) Menetapkan tingkat peran serta tanggung jawab pemimpin
program bimbingan dan konseling.
28

(4) Mengembangkan tugas semua personil yang ikut serta


terlibat dalam program bimbingan dan konseling.
(5) Mengklarifikasi hubungan organisasi dalam bimbingan
dan konseling.
b) Sumber daya keuangan
(1) Menetapkan anggaran pada tsetiap bagian bimbingan
(2) Mengeksplirasi penggunaan sumber daya diluar
lingkungan sekolah.
(3) Menegmbangkan panduan sumber daya dalam komponen
program bimbingan dan konseling.
(4) Menetapkan fasilitas standar bimbingan.
c) Sumber daya politik
(1) Memperbarui kebijakan dan prosedur.
(2) Mendapatkan dukungan dari konselor, staff administrasi,
dan guru.
(3) Bekerja sama dengan orang tua yang bersangkutan.
4) Evaluasi (Evaluating)
Permendikbud RI No. 111/2014 berisi tentang evaluasi dalam
bimbingan dan konseling merupakan proses yang berfungsi untuk
pertimbangan terkait dengan keefektivan dalam pencapaian tujuan
program bimbingan dan konseling berdasarkan ukuran standar
tertentu. Hal ini dapat diketahui bahwa evaluasi adalah suatu proses
secara sistematis yang tujuannya untuk mengumpulkan dan
menganalisis terkait dengan keefektifan, efisiensi, serta dampak yang
dihasilkan dari program layanan bimbingan dan konseling terhadap
perkembangan pribadi, sosial, akademik, dan karir siswa. Ramli, dkk
(2017) Evaluasi yang dilakukan dalam bimbingan dan konseling
dapat melalui: (1) angket pelaksanaan program bimbingan dan
konseling; (2) catatan anekdot terkait dengan pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling; (3) instrument evaluasi setiap pemberian
materi untuk siswa.
29

Gysbers dan Henderson (2012) menyatakan bahwa


pelaksanaan evaluasi dalam bimbingan dan konseling bersifat
sistematis yang bertujuan untuk mengukur pencapaian keberhasilan
program bimbingan dan konseling. Seiring berkembangnya berbagai
perubahan yang terjadi baik pada program sekolah, perkembangan
sosial, serta tantangan baru yang muncul dalam dunia pendidikan,
menyebabkan layanan bimbingan dan konseling menjadi sorotan
utama sehingga program layanan bimbingan dan konseling harus
terus berjalan dan tidak boleh statis. Pelaksanaan evaluasi program
harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Hasil evaluasi
program dapat diketahui dan digunakan sebagai patokan untuk
merencanakan kelanjutan program yang sudah dibuat atau menyusun
ulang program sesuai dengan kebutuhan.
5) Peningkatan (Enhanching)
Redesign atau mendesain ulang program merupakan bentuk
peningkatan program bimbingan dan konseling. Mendesain ulang
program tidak hanya berdasarkan dari hasil evaluasi yang ada tetapi
saat belajar dan pada waktu pelaksanakan program bimbingan dan
konseling. mendesain ulang dapat meningkatkan program
sebelumnya yang belum meningkat, dalam mengambil keputusan
untuk mendesain ulang program harus mempertimbangkan kebutuan
siswa, keadaan sekolah, dan lingkungan sekitar (Gysbers &
Handerson (2012: 381).
Evaluasi yang dilakukan akan menghasilkan beberapa
pertimbangan untuk meningkatkan program sebelumnya. Dalam
pelaksanaan evaluasi guru bimbingan dan konseling hendaknya
memperhatikan kebutuhan siswa, program tahunan keseluruhan, isi
program, dan jenis kegiatan layanan yang akan disampaikan
(Gysbers & Handerson (2012: 382).

3. Tinjauan Pustaka Pandemi Covid- 19


30

a. Pengertian Pandemi Covid- 19


Pandemi Covid-19 masih mengundang perhatian publik dan
pemerintah seluruh dunia. Pratama (2020) menuliskan dalam
penelitiannya bahwa pandemi merupakan wabah global yang berasal dari
virus jenis baru. Pandemi terjadi pada saat virus baru tersebut muncul
sehingga dapat menginfeksi dan menyebar antar manusia secara cepat.
Penderita yang terinfeksi memiliki kekebalan yang kurang sehingga
dengan mudahnya virus masuk kedalam tubuh penderita tersebut. Virus
ini dapat menginfeksi manusia yang memiliki kekebalan rendah, kondisi
kesehatan kurang baik, memiliki riwayat penyakit, usia yang cukup tua
sehingga sistem kekebalan dapat menurun, melakukan kontak langsung
dengan penderita.
Pandemi merupakan penyakit yang menyebar luas di seluruh
dunia. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan bahwa
Covid-19 sebagai pandemi. Secara khusus pandemi merujuk pada
penyakit yang terbilang baru dan setiap orang tidak memiliki
kekebalannya dan penyakit ini telah menyebar keseluruh dunia (Budi,
2020). Pandemi Covid-19 merupakan krisis kesehatan pertama yang
terjadi di dunia (Purwanto, dkk, 2020: 1). Pernyataan WHO yang dikutip
oleh Sebayang (2020) Covid-19 teah ditetapkan sebagai pandemi. WHO
mengungkapkan bahwa pandemi yaitu skala penyebaran penyakit yang
tejadi secara menyeluruh atau secara global pada tingkat dunia. Pandemi
memiliki kapasitas level yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
epidemi. Epidemi merupakan keadaan dimana suatu jenis penyakit yang
tersebar secara cepat di antara banyak orang dengan jumlah lebih banyak
jika dibanding dengan jumlah penyebaran secara normal.
Pernyataan WHO terkait dengan penetapan pandemi Covid-19 ini
akan menjadikan pengingat untuk seluruh pemerintah di tingkat dunia
untuk mewaspadai serta menindaklanjuti secara tegas dan cepat untuk
mencegah penyebaran wabah tersebut. Berita liputan 6 yang ditulis oleh
Budi (2020) menyatakan bahwa penyakit Coronavirus 2019 atau Covid-
31

19 ini memiliki nama teknik dari Coronavirus yaitu SARS-Cov-2.


Penyakit ini menyerang pada pernapasan manusia. Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada bulan Maret 2020
mengungkapkan bahwa Coronavirus merupakan golongan penyakit yang
dapat menimbulkan penyakit mulai dari ringan dampai dengan berat.
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) ini merupakan penyakit baru yang
muncul tanpa diketahui atau belum teridentifikasi sebelumnya. Virus
penyebab COVID-19 yaitu Sars-Cov-2. Virus ini dapat ditularkan
melalui hewan atau manusia (zoonosis).
Coronavirus Disease atau Covid-19 yaitu penyakit yang tergolong
baru diketahui dapat menyebabkan terjadinya gangguan pernapasan dan
peradangan pada paru-paru. Penyakit ini diketahui penyebabnya yaitu
melalui terjadinya infeksi Severe Acute Respiratory Syndrom
Coronavirus 2 (Sar-Cov-2) Fakhrur, dkk, (2020: 7). Zulva (2020: 2)
menambahkan bahwa Covid-19 merupakan penyakit baru yang
penyebaran virusnya sangat cepat dan menyerang pada sistem
pernapasan manusia sampai berujung pada kematian. Dokter Merry
Dame Cristy Pane juga menuliskan pendapatnya pada konsultasi
alodokter.com bahwa Covid-19 yang menyerang sistem pernapasan
manusia hingga menyebabkan infeksi pari-paru ini bisa terjadi pada
semua tingkatan usia baik anak-anak, lansia, bayi, orang dewasa, ibu
hamil, dan ibu menyususi (Pane, 2020).
Gejala yang ditimbulkan akibat terinfeksinya Covid-19 yaitu
seseorang mengalami demam dengan suhu tubuh diatas 38 derajat
celcius, mengalami sakit pada tenggorokan, batuk, flu dan disertai
dengan nyeri kepala. Gejala yang ditimbulkan muncul dalam kurun
waktu 2 hari sampai dengan 14 hari setelah penderita terpapar Covid-19.
Penularan Covid-19 sangatlah cepat. Seseorang dapat tertular melalui
beberapa cara, antara lain:
1) Melalui droplet.
32

2) Mengusap sekitar muka tanpa cuci tangan terlebih dahulu seteah


melakukan kontak dengan penderita atau menyentuk benda yang
terkontaminasi percikan ludah penderita.
3) Melakukan kontak dengan jarak dekat dengan penderita (Pane,
2020).
Berdasarkan beberapa penyataan diatas terkait dengan pandemi
Covid-19, disimpulkan bahwa pandemi Covid-19 yaitu mewabahnya
penyakit secara global yang diketahui berasal dari coronavirus disease
2019 yang mana penyakit tersebut tergolong jenis baru dan setiap
manusia belum memiliki tingkat kekebalan untuk melawan jenis penyakit
ini dan diketahui penularan penyakit ini sangat cepat. Covid-19 dapat
ditularkan secara cepat melalui kontak langsung dengan penderita,
droplet, melalui benda-benda yang terkontaminasi dengan percikan ludah
penderita. Covid-19 memporak-porandakan seluruh dunia sehingga untuk
memutuskan rantai penyebaran pemerintah khususnya Indonesia
menerapkan social distancing.
b. Deskripsi Kejadian Pandemi Covid-19 di Indonesia
Covid-19 tergolong jenis virus yang tengah menggemparkan dunia.
Dunia sedang mewaspadai penyebaran virus tersebut. Covid-19
merupakan jenis baru yang ditemukan ditahun 2019, virus ini belum
pernah terindikasi menyerang manusia sebelumnya, jika dilihat dari
gejalanya yang menyerupai gejala influenza seringkali masyarata awam
tidak menyadarinya tetapi jika dilihat melalui kacamata medis virus ini
tergolong berbahaya hingga dapat menyebabkan kematian (Mona, 2020:
117). Virus corona diketahui muncul pertama kali dan menyerang
masyarakat di Wuhan China, penularan virus ini sangatlah cepat
sehingga menyebar seluruh dunia. Pernyataaan Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) yang dikutip oleh Putri pada berita Kompas bahwa WHO
resmi mengumunkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global pada Rabu
tanggal 11 Maret 2020 (Putri, 2020).
33

Awal mula terungkapnya kasus Covid-19 di Indonesia diawali saat


Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa kasus Covid-19 terungkap
setelah terdapat laporan bahwa salah satu WNA berasal dari Jepang
terinfeksi Covid-19 tersebut berkunjung ke Indonesia. Hasil penelusuran
tersebut terungkap bahwa penderita yang berasal dari Jepang tersebut
memiliki hubungan dengan 2 orang asal Indonesia, hingga pemerintah
mengungkapkan bahwa 2 warga Indonesia tersebut dinyatakan positif
Covid-19 (Nuraini, 2020).
Peningkatan kasus positif Covid- 19 sejak kasus pertama muncul
hingga saat ini 26 April 2020 mencapai 8.882 pasien positif Covid-19.
Pergerakan pemerintah untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di
Indonesia yaitu dengan membatasi aktivitas di luar rumah baik sekolah,
bekerja, dampai dengan kegiatan beribadah (Yunus & Rezki, 2020: 228).
Pemerintah menghimbau masyarakat Indonesia untuk menggalakkan
social distancing. Hal ini berkaitan dengan diliburkannya sementara
kegiatan sekolah secara tatap muka. Pemerintah juga menggalakkan
larangan untuk berkumpul dalam suasana keramaian, larangan
berkunjung ke luar negeri, menunda keberangkatan Umrah, ataupun
hanya sekedar keluar rumah (Prasasti, 2020).
Langkah awal penerapan social distancing dimaknai bahwa
penularan Covid-19 ini sangatlah cepat melalui droplet, atau percikan-
percikan kecil yang keluar dari mulut penderita. Mengatur jarak antar
sesama sehingga dapat mengurangi pula kemungkinan dapat tertular.
Kebijakan ini dianggap efektif untuk diterapkan untuk mencegah
penyebaran dari Covid-19. Upaya pemerintah menindaklanjuti
penyebaran Covid-19 yang terus meningkat ini akhirnya pemerintah
mengeluarkan kebijakan baru Nuraini (2020) mengutip bahwa
pemerintah mengambil tindakan dengan mengeluarkan kebijakan
pembatasan sosial. Kebijakan ini sebagai langkah menekan penyebaran
Covid-19 dengan memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial
Bersekala Besar (PSBB). Kebijakan ini telah disetujui dan diatur dalam
34

Peraturan Pemenerintah yang ditandatangani oleh Presiden Republik


Indonesia. Selasa, 31 Maret 2020 yang diberitakan oleh Kompas,
pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2020 yang menyatakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau
PSBB sebagai upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi dan melawan
adanya pandemi Covid-19. Pelaksanaan teknis PSBB secara detail diatur
pada Peraturan Menteri Kesehatan atau Permenkes RI Nomor 9 Tahun
2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
(Azanella, 2020).
Upaya pemerintah tersebut senantiasa bertujuan untuk menangani
penyebaran Covid-19 yang terus meningkat ini hingga akhirnya
pemerintah mengeluarkan kebijakan new nomal. Pemberlakuan new
normal dapat membawa pengaruh negative pula apabila masyarakat tidak
mematuhi protokol kesehatan. Sebagi masyarakat tentunya harus bijak
terhadap kondisi seperti ini dengan mematuhi protokol kesehatan yang
sudah ditentukan dan mampu menjaga diri sendiri guna membantu
memutus rantai penyebaran Covid-19. Kebijakan new normal yang
dikeluarkan pemerintak tentunya akan sangat mempengaruhi dari
berbagai bidang, terutama pada bidang pendidikan. Sector pendidikan
pada era new normal memiliki wacara akan dibukanya sekolah dengan
berbagai ketentuan protokol kesehatan, namun sampai sekarang wacana
tersebut tidak ada kejelasan mengingat semakin tingginya angka
penyebaran virus corona sehingga dipertimbangkan kembali terkait
dengan dibukanya sekolah secara tatap muka (Kardina & Firmansyah,
2020: 101).
4. Tinjauan Pustaka Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama
Tingkat pendidikan dasar secara formal setelah Sekolah Dasar yaitu
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Siswa SMP pada umumnya berusia 12
sampai dengan 15, usia tersebut tergolong masa remaja. Masa remaja disebut
dengan proses menuju kedewasaan dari masa transisi ke dewasa (Putro, 2017:
35

24). Santrock (2003: 26) menambahkan bahwa pendidikan untuk remaja


sangatlah penting, hal ini disebabkan karena remaja berperan penting dalam
mencapai cita-cita bangsa kelak di masa mendatang. Perubahan baru yang
muncul baik dari dalam diri atau lingkungan sekitar pada masa remaja perlu
diperhatikan dan membutuhkan bimbingan agar siswa tidak salah dalam
menentukan pandangan hidup.
Karakteristik siswa SMP dituliskan dalam Panduan Operasional
Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama
(2016) yang meliputi, antara lain:
1. Aspek Religius
Aspek yang berhubungan dengan kepercayaan yang dianut disebut
aspek religius. Perkembangan religius pada remaja tergantung pada pola
didik tentang kepercayaan yang ditanamkan sejak dini.
2. Aspek Moral
Aspek moral berisikan tentang kemampuan siswa menilai atau
mempertimbangkan hal-hal yang positif dan negatif, serta
mempertimbangkan diperbolehkan atau tidaknya sebelum melakukan
suatu tindakan. Perkembangan moral memiliki hubungan dengan
perkembangan kognitif, hal ini dikarenakan masa perkembangan kognitif
pada usia remaja akan semakin berkembang pesat dibandingkan ketika
mereka berada pada usia kanak-kanak hal ini akan mempengaruhi
perubahan moral siswa.
3. Aspek Emosi
Remaja pada umumnya memiliki emosi yang sangat labil. Perubahan
emosi ini dipengaruhi adanya transisi pada aspek fisik, kognitif, serta
sosial. Kondisi yang demikian perlu dipahami dan diberi tindakan yang
sesuai, apabila tidak diberikan maka akan menyebabkan persoalan.
4. Aspek Kognitif
Aspek kognitif mempengaruhi perubahan remaja, hal ini
menimbulkan remaja mampu berpikir secara abstrak. Banyak siswa pada
usia remaja menjadi kritis. Memiliki rasa ingin tahu tinggi, rasa ego yang
36

tinggi, dan beranggapan orang dewasa tidak bias memahami kemauan


mereka. Sehingga hal ini menjadikan kebanyakan mengalami
memberontak dan beranggapan bahwa dirinya benar.
5. Aspek Sosial
Usia remaja dipandang masyarakat sudah tidak anak-anak lagi, tetapi
belum bisa dikatakan sebagai dewasa. Hal ini menyebabkan siswa merasa
bahwa dirinya diperlakukan secara tidak konsisten. Pada tahap ini siswa
tidak mau diperlakukan seperti anak-anak, tetapi juga keberatan jika
dituntuk melakukan tanggung jawab layaknya orang dewasa.
6. Aspek Fisik
Aspek fisik berkaitan dengan pertumbuhan fisik dari anak-anak
menuju remaja. Perubahan ini berkaitan dengan hormon-hormon dan
organ tubuh. Perubahan fisik dapat berpengaruh pada diri siswa seperti
tingkat kepercayaan dirinya.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui bahwa siswa SMP
tergolong dalam usia remaja awal yang merupakan perpindahan masa transisi
dari anak-anak menjadi remaja yang mengalami berbagai perkembangan dari
berbagai aspek. Hal ini menyebabkan remaja pada tingkat SMP mengalami
berbagai permasalahan pada diri mereka. Masa remaja SMP banyak
menghabiskan waktu pada berbagai aktivitas sekolah, hal ini perlu
diperhatikan agar siswa tidak terlibat pada hal-hal negative maka peran
sekolah sangatlah penting untuk mewadahi setiap perkembangan remaja.

5. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Masa Pandemi Covid-19


Di Indonesia, sektor pendidikan sangat merasakan dampaknya terkait
dengan pandemi Covid-19, dengan ditegaskannya social distancing maka
berimbas pada kegiatan sekolah. Pemerintah mulai mengambil kebijakan
dengan diberlakukannya school from home. Pemerintah mulai menggerakkan
langkah strategis untuk meredam dampak yang ditimbulkan dari penyebaran
virus ini, mengingat terus bertambahnya penderita yang positif Covid-19
melalui Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun
37

2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat


penyebaran Covid-19. Lebih lanjut lagi, Rajab (2020) menuliskan pada berita
detik news terkait dengan langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia antara lain:
a. Memberikan edukasi kepada tenaga pendidik dan siswa yang tujuannya
untuk mengurangi kecemasan akibat timbulnya virus corona ini.
Pemerintah dapat melakukan kerjasama dengan tim dinas kesehatan
untuk memberikan sosialisasi secara online atau memberikan himbauan-
himbauan terkait pencegahan atau menyikapi pandemic ini. Melalui
langkah ini diharapkan dapat mengurangi kecemasan yang berlebihan.
b. Pemerintah perlu menyiapkan tim khusus dari tenaga psikolog atau
konselor untuk memberikan bimbingan kepada pendidik serta siswa yang
mengalami tekanan akibat penyebaran virus corona khususnya terhadap
sekolah yang berada di lintasan wilayah terdampak virus. Hal ini juga
akan berdampak pada siswa yang mengalami kesulitan belajar selama
diberlakukannya pembelajaran jarak jauh.
c. Memberikan solusi belajar terhadap siswa melalui pemanfaatan teknologi
untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Sehingga dengan
memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran jarak jauh, setidaknya dapat
membantu siswa untuk tetap belajar sehingga proses belajar tetap terus
belajar. Meskipun melalui pembelajaran dari rumah ini memunculkan
beberapa kesulitan, akan tetapi hal ini dapat dibantu oleh kerjasama guru
dengan orang tua.
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah terkait dengan sistem
pembelajaran dari rumah (daring) ini dapat memunculkan beberapa
permasalahan yang dihadapi baik siswa maupun guru, seperti yang
diungkapkan oleh Puspitasari (2020) bahwa pada umumnya siswa memiliki
kesulitan saat menyelesaikan tugas sekolah karena mereka tidak paham akan
materi yang diberikan, ditambah lagi dengan metode belajar yang baru yang
terkadang menyulitkan siswa karena tidak biasa mengoperasikan dengan
maksimal seperti melalui zoom, google form, dan google classroom.
38

Permasalahan tersebut dapat diperkuat apabila terjadinya kendala jaringan


yang menimbulkan keterlambatan informasi atau terlambatnya pengerjaan
soal. Selain itu, berdampak pula pada orang tua atau wali siswa seperti masih
adanya orang tua siswa yang gagap teknologi sehingga tidak dapat membantu
mengoperasikan penggunaan aplikasi dengan maksimal. Selain siswa dan
orang tua, dengan diberlakukannya pembelajaran dari rumah ini juga
berdampak pada guru. Guru seringkali mengalami kesulitan saat
menyampaikan materi kepada siswa, menciptakan media belajar yang kreatif
serta mnggunakan metode yang menarik saat mengajar agar siswa tidak bosan
serta menyusun ulang program yang disesuaikan dengan kondisi belajar saat
pandemi ini, guru juga seringkali mengalami kendala jaringan saat mengakses
internet sehingga materi atau tugas yang disampaikan kepada siswa menjadi
terhambat.
Puspitasari (2020) juga menambahkan dibalik kendala diberlakukannya
sistem pembelajaran secara daring ini memunculkan hikmah yang dapat
diambil seperti siswa dan guru secara tidak langsung mulai mengenal dan
belajar menggunakan teknologi yang semakin maju untuk mendukung
pembelajaran secara daring. Guru semakin mempelajari berbagai media
belajar yang dapat dipakai untuk mengajar melalui berbagai platform seperti
zoom, google meet, youtube, dan lain-lain. Orang tua juga semakin mudah
mengontrol kegiatan belajar anaknya saat dirumah serta dapat membantu
anaknya saat kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang disampaikan
guru.
Munculnya pandemi Covid-19 hingga terbentuknya kebijakan-
kebijakan baru yang dibuat oleh pemerintah dengan mengharuskan siswa
school from home, hal ini menjadi tantangan bagi guru bimbingan dan
konseling. Peran guru bimbingan dan konseling seharusnya sangat
dibutuhkan siswa untuk mendampingi siswa dalam menjalankan berbagai
peraturan baru terkait dengan pembelajaran secara online yang
memungkinkan akan muncul berbagai kendala (Rahman, 2020). Kondisi saat
ini juga dapat menyebabkan kecemasan bagi siswa sehingga guru bimbingan
39

dan konseling perlu menormalkan kecemasan dan ketakutan siswanya. Hal ini
diperkuat dengan pendapat Moh & Sperandio (2020) bahwa siswa mengalami
kecemasan serta ketakutan karena tidak terbiasa dengan situasi ini, dengan
adanya pemberlakuan social distancing ini banyak siswa yang mengalami
tekanan seperti tidak bisa berkumpul dengan teman-teman sekolah, tidak
dapat kontak langsung dengan orang terdekat, serta berdiam diri dirumah
yang menimbulkan kejenuhan, maka kondisi ini perlu dikendalikan dengan
baik oleh guru bimbingan dan konseling seperti memberikan himbauan serta
arahan yang berkaitan dengan komunikasi sementara dialihkan melalui
platform secara virtual, mengurangi aktifitas diluar rumah dan memanfaatkan
waktu selama dirumah dengan olahraga, membiasakan pola hidup bersih.
Peran guru bimbingan dan konseling selama pandemi Covid-19 salah
satunya dengan membuka akses konsultasi secara online melalui berbagai
aplikasi seperti via whatsapp, line, telegram, zoom, dan lain-lain. Hal ini
dilakukan sesuai dengan kondisi dan kebijakan pemerintah yang telah
ditetapkan dengan diberlakukannya belajar secara online (daring). Hal
pertama yang perlu dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling sebelum
merencanakan program yaitu memberikan asesment kepada siswa.
Assessment dapat dilakukan secara daring dengan menggunakan google form,
whatsapp, dan lain-lain.
Andori (2020, 3:08:11) menjelaskan melalui rekaman youtube pada
webinar strategi layanan bimbingan dan konseling di era new normal bahwa
program bimbingan dan konseling dapat direvisi sesuai dengan kondisi saat
ini dengan meminta pertimbangan kepala sekolah. Penyusunan ulang program
diperlukan penyesuaian terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan materi yang
akan disampaikan dengan memberikan asesmen kebutuhan materi siswa,
guru, dan kepala sekolah untuk mengetahui materi yang akan diberikan
kepada siswa selama pandemi Covid-19.
Asesmen yang diberikan siswa berisikan untuk mengungkap kebutuhan
serta permasalahan siswa selama masa pandemi Covid-19 baik munculnya
masalah pada diri sendiri atau permasalahan yang muncul akibat penyesuaian
40

metode belajar secara online (daring). Asesmen juga diperlukan untuk


kebutuhan sekolah, kebutuhan sekolah berkaitan dengan kepala sekolah dan
guru. Asesmen juga diberikan kepada orang tua sehingga dalam penyampaian
program layanan jika guru bimbingan dan konseling membutuhkan
kolaborasi dengan orang tua akan lebih mudah karena orang tualah yang akan
mendampingi siswa selama program belajar secara daring (Andori, 2020,
3:08:11).q
Dengan situasi dan kondisi sekarang ini guru bimbingan dan konseling
perlu melakukan revisi atau penyesuaian program yang akan disampaikan
kepada siswa. Pernyataan ini juga dipaparkan oleh Sulastriningsih (2020,
3:47:27) dalam webinar strategi layanan bimbingan dan konseling di era new
normal melalui plat from youtube bahwa perubahan ini perlu dilakukan
karena kondisi, permasalahan, serta kebutuhan siswa berubah. Mulai dari
sistem belajar, keluhan saat mengoperasikan berbagai media pendukung,
kecemasan akibat pandemic Covid-19, serta keluhan orang tua yang tidak
dapat mengawasi anaknya selama 24 jam mengoperasikan smartphone.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlunya melakukan revisi
penyusunan program yang telah dibuat terdahulu sehingga dapat disesuaikan
dengan kebutuhan-kebutuhan siswa pada saat ini. Penyusunan program perlu
mempertimbangkan pula bagaimana cara penyampaian materi kepada siswa
secara daring. Materi yang disampaikan kepada siswa harus disesuaikan
dengan kebutuhan siswa seperti mrngrmbangkan personality skill seperti
membiasakan pola hidup bersih dan sehat, tanggung jawab , mandiri, perduli
terhadap sesame, selain itu perlu ditekankan dengan pemahaman Covid-19
yang benar karena mengingat beredarnya kabar diberbagai media sehingga
membuat siswa mengalami cemas dan takut. Guru bimbingan dan konseling
juga perlu menyampaikan materi yang menekankan pengelolaan penggunaan
HP dan sosial media dengan baik, sehingga orang tua dapat mengurangi rasa
takut dan cemas selama anaknya setiap saat menggunakan HP. Guru
bimbingan dan konseling juga perlu menyampaikan materi layanan terkait
41

dengan study lanjut terhadap siswa yang akan melanjutkan pendidikan


kejenjang yang lebih tinggi.

B. Kerangka Berpikir
Sistem persekolahan merasakan dampak dari Covid-19 dengan
diberlakukannya kegiatan belajar dari rumah. Kebijakan ini menimbulkan
permasalahan yang dihadapi oleh siswa, guru, maupun orang tua siswa sehingga
diperlukannya adaptasi baru. Penyesuaian program bimbingan dan konseling
komprehensif dengan kondisi terkini ditengah pandemi Covid-19 perlu digagas
kembali oleh guru bimbingan dan konseling sekolah yang merupakan bagian dari
sistem sekolah untuk memberikan bantuan kepada siswa dalam melakukan
adaptasi dengan situasi baru ini.
Mengingat banyak kendala-kendala dalam pelaksanaan selama
pembelajaran daring, kondisi seperti ini membuat guru bimbingan dan konseling
perlu mengadakan evaluasi program. Evaluasi program bimbingan dan konseling
dapat membantu guru bimbingan dan konseling dalam menentukan layanan yang
memberi pengaruh positif untuk siswa serta mengidentifikasi hambatan yang
dialami oleh siswa sehingga mengganggu jalannya perkembangan siswa, evaluasi
juga membantu guru bimbingan dan konseling untuk merencanakan dan
mendesain ulang program layanan yang efektif dan dibutuhkan siswa. Salah satu
bentuk evaluasi program yang penting untuk dilakukan yaitu evaluasi program
berbasis persepsi siswa.
Data persepsi dapat memberi gambaran tentang apa yang dirasakan siswa
terkait layanan yang telah diberikan oleh guru bimbingan dan konseling.
Perbedaan persepsi dapat terjadi meskipun dalam situasi dan mendapat perlakuan
yang sama. Hal ini dapat diketahui melalui perbedaan siswa dalam satu kelas,
terdapat siswa yang memiliki pemahaman materi yang sangat baik serta ada pula
siswa yang memiliki pemahaman yang kurang baik. peran guru pada hal ini
sangat diperlukan, guru hendaknya memberikan perhatian kepada siswa yang
memiliki persepsi kurang baik, dapat pula melalui siswa yang pandai untuk
membantu temannya agar mendapatkan persepsi yang baik (Slameto, 2010: 103).
42

Persepsi siswa tentunya akan berbeda-beda terkait dengan pelaksanaan bimbingan


dan konseling dimasing-masing sekolah.

Pandemi Covid-19 membuat kegiatan Bimbingan dan Konseling


belajar-mengajar yang biasanya dilakukan sebagai bagian dari sistem
di sekolah, kini harus dilakukan secara sekolah, yang berfokus pada
jarak-jauh melalui bantuan jaringan usaha bantuan kemandirian siswa
internet. Hal ini membuat guru dan siswa perlu membantu siswa untuk
perlu beradaptasi dan menyesuaikan diri beradaptasi dengan kondisi baru
dengan kondisi baru ini. ini.

Data persepsi dapat memberi gambaran


tentang apa yang dirasakan siswa terkait
layanan yang telah diberikan oleh guru
BK selama masa pandemi Covid-19.
Perbedaan persepsi dapat terjadi Evaluasi program perlu
meskipun dalam situasi dan mendapat dilakukan untuk memastikan
perlakuan yang sama. Persepsi siswa program sesuai standar dan
sesuai kebutuhan siswa di
tentunya akan berbeda-beda sesuai
masa pandemi Covid-19.
dengan pelaksanaan bimbingan dan
konseling di masing-masing sekolah

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap rumusan
masalah yang telah ditentukan. Hipotesis pada penelitian Persepsi Siswa terhadap
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Komprehensif Selama Masa Pandemi
Covid-19 Pada Tiga SMP di Sukoharjo sebagai berikut:
Ho= Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil persepsi siswa pada ketiga SMP di
Sukoharjo .
Ha= Terdapat perbedaan rata-rata hasil persepsi siswa pada ketiga SMP di
Sukoharjo.
43
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian yang berjudul “Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Komprehensif Selama Masa Pandemi Covid-19
Pada Tiga SMP di Sukoharjo” ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
persepsi siwa terkait dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling
komprehensif yang dilaksanakan secara online pada 3 sekolah di wilayah
Sukoharjo yakni SMP Negeri 1 Kartasura, SMP N 2 Gatak, dan SMP N 3
Kartasura. Berdasarkan studi pendahuluan dengan beberapa siswa di ketiga
sekolah tersebut menunjukkan bahwa peran guru bimbingan dan konseling
dalam rangka mengedukasi serta pemberian layanan kepada siswa terkait
dengan pandemi Covid-19 tersebut belum optimal.
Hasil studi pendahuluan tersebut belum mewakili keseluruhan pendapat
siswa di masing-masing sekolah tersebut, oleh sebab itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian membandingkan persepsi siswa pada ketiga sekolah
tersebut untuk mengetahui secara keseluruhan persepsi siswa terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah masing-masing selama
pandemic ini.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2020 sampai dengan
bulan Februari 2021. Jadwal rinci dari kegiatan penelitian tersebut dapat
dilihat pada Tabel 3.1.

44
45

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian


2020 2021
No. Kegiatan
Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb

Pengajuan
1. judul
penelitian

Penyusunan
2.
proposal

Seminar
3.
proposal

Pelaksanaan
4.
penelitian

Penulisan
5.
laporan

Pelaksanaan
6. ujian skripsi
dan revisi

B. Desain Penelitian
Penelitian yang berjudul “Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling Komprehensif Selama Masa Pandemi Covid-19 Pada Tiga SMP di
Sukoharjo”, ini merupakan penelitian yang dilaksanakan secara sistematis dan
terencana, pemecahan masalah terhadap fenomena yang akan dipecahkan oleh
peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian komparasi.
Penelitian komparasi merupakan penelitian yang digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan dua kelompok atau lebih (Sugiyono, 2014: 54). Nazir (2005:
58) mengungkapkan bahwa penelitian komparasi yaitu penelitian yang sejenis
dengan deskriptif yang tujuannya untuk mencari jawaban tentang sebab akibat
dengan menganalisis munculnya suatu fenomena dan mecari faktor penyebab.
46

Penelitian komparasi menurut Silaliha Ulber (2005) merupakan penelitian


dengan membandingkan dua gejala atau lebih, penelitian komparasi terdapat dua
jenis penelitian komparasi deskriptif dan penelitian komparasi korelasi. Menurut
Hasan (2002: 126-127) penelitian komparasi bertujuan untuk menguji perbedaan
antar dua kelompok, uji ini bergantung pada jenis data serta kelompok sampel
yang diujikan. Pada penelitian komparasi dapat juga membandingkan kesamaan
pandangan anatara orang, grup, kelompok, terhadap suatu obyek atau fenomena.
Berdasakan pendapat beberapa ahli terkait dengan pengertian komparasi dapat
disimpulkan bahwa penelitian komparasi adalah penelitian yang tujuannya
menguji atau membandingkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar
dua kelompok atau lebih.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi yaitu objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah
tertentu dan memiliki karakteristik atau syarat tertentu yang kaitannya dengan
masalah yang akan diteliti oleh peneliti (Unaradjan, 2019: 110). Populasi
menurut pendapat Margono (2004: 118) yaitu seluruh data yang kita amati
dan fokuskan dalam suatu lingkup serta waktu yang telah ditentukan.
Penelitian yang berjudul “Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling Komprehensif Selama Masa Pandemi Covid-19 Pada Tiga
SMP di Sukoharjo” ini populasinya adalah siswa kelas IX pada tiga SMP di
Sukoharjo yaitu SMP Negeri 1 Kartasura, SMP Negeri 2 Gatak, dan SMP
Negeri 3 Kartasura.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi (Margono, 2004: 121). Sampel
diambil karena berdasarkan pertimbangan seperti, jumlah populasi yang besar
sehingga peneliti tidak memungkinkan mendalami semua yang terdapat pada
populasi tersebut dikarenakan terbatasnya waktu serta kondisi yang sedang
tidak kondusif maka diperlukan pengambilan sampel dari populasi tersebut.
Peneliti menetapkan sampel siswa kelas IX yang diampu oleh guru
47

bimbingan dan konseling yang sudah sertifikasi. Peneliti menggunakan guru


bimbingan dan konseling yang sudah sertifikasi karena guru yang sudah
mendapatkan sertifikat pendidik akan lebih menguasai dalam penyampaian
layanan serta memiliki hubungan dan komunikasi jauh lebih terampil dari
guru yang belum bersertifikat pendidik (Prasetyo, 2013: 41). Diperoleh data
valid pada penelitian ini sebanyak 138 siswa dengan masing-masing sekolah
diambil 46 siswa.

D. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel yaitu teknik yang perlu dilakukan oleh
peneliti guna untuk memastikan jumlah sampel yang akan dipakai untuk data
penelitian, serta perlu memperhatikan penyebaran populasinya yang tujuannya
agar memperoleh sampel yang sesuai data (Margono, 2005: 125). Penelitian ini
menggunakan teknik sampling non probabilitas, yaitu convenience sampling.
Convenience sampling merupakan teknik yang digunakan untuk pengambilan
sampel yang didasarkan pada kemudahan unit atau orang yang digunakan sebagai
sampel tersebut diambil yang paling mudah dijumpai, diakses, atau didapatkan
(Santoso & Tjiptono, 2001: 89). Convenience sampling dipilih berdasarkan
beberapa pertimbangan, diantaranya kesulitan untuk memastikan sample dengan
teknik probability sampling bisa mengisi kuisioner secara benar dan valid karena
pengisiannya dilakukan secara daring, sehingga dipilih sampling non probability
agar datanya lebih valid.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan bagian dari instrumen pengumpulan
data dari suatu penelitian yang mana sangat menentukan keberhasilan dari
penelitian tersebut (Bungin, 2005: 133). Pengumpulan data pada penelitian
“Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Selama Masa Pandemi Covid-19 Pada Tiga SMP di Sukoharjo” menggunakan
angket atau kuesioner yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Angket atau
kuesioner yang dijelaskan oleh Bungin (2005: 133) mengarah pada kempulan
48

pertanyaan yang disusun secara rinci dan sistematis yang digunakan pada sebuah
penelitian untuk menggali informasi terkait dengan data penelitian dan ditujukan
serta diisi oleh responden.
Angket atau kuesioner pada penelitian “Persepsi Siswa terhadap
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Komprehensif Selama Masa Pandemi
Covid-19 Pada Tiga SMP di Sukoharjo” digunakan sebagai alat ukur untuk
mengetahui pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif di beberapa
sekolah pada situasi pandemi ini. Pengembangan angket atau kuesioner pada
penelitian ini dengan mendefinisikan variabel terikat secara konseptual dan
operasional, menentukan aspek dan indikatornya, membuat kisis-kisi instrumen,
dan menentukan skor penilaian jawaban. Kisi-kiai angket pada penelitian ini
seperti pada Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket
Konsep Dasar Aspek Indikator No. Item
Perencanaan 1, 2
Perancangan 3, 4
Penerimaan Pelaksanaan 5, 6, 7
Evaluasi 8
Peningkatan 9
Penerimaan,
pemahaman, dan Perencanaan 10, 11
penilaian siswa
Perancangan 12, 13
terhadap program
bimbingan dan Pemahaman Pelaksanaan 14, 15
konseling yang
Evaluasi 16
dilaksanakan oleh
guru BK di masa Peningkatan 17
pandemi Covid-19
Perencanaan 18
Perancangan 19
Penilaian Pelaksanaan 20, 21, 22, 23
Evaluasi 24, 25
Peningkatan 26, 27
49

Jumlah 27

F. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian “Perbedaan Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Komprehensif Selama Masa Pandemi Covid-19 Pada
Tiga SMP di Sukoharjo” adalah variabel tunggal, yaitu persepsi siswa terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif di masa pandemi Covid-19.
a. Definisi Konseptual
1. Persepsi Siswa
Suatu proses masuknya pesan yang diterima siswa terkait dengan informasi
atau pengalaman yang telah didapatkan pada lingkungan sekolah melalui
pengamatan menggunakan indra yang dimiliki, sehingga siswa dapat
memahami obyek yang diamati tersebut (Slameto, 2013: 102).
2. Layanan Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Layanan bimbingan dan konseling komprehensif adalah upaya pemberian
bantuan layanan yang diberikan kepada siswa untuk membantu
perkembangannya secara optimal dan terprogram, yang terdiri dari layanan
dasar, layanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem.
Program bimbingan dan konseling dijalankan melalui tahapan perencanaan,
perancangan, pelaksanaan, evaluasi, dan peningkatan (Sutirna, 2013: 66).
3. Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 yaitu kemunculan Virus (SARS Cov 2) yang mendunia
sehingga menyebabkan perubahan sosial yang sangat cepat diantaranya
munculnya kebijakan sekolah jarak jauh (daring) untuk menegah
penyebarannya (Handayani, Arradini & Darmayanti, 2020: 374).
b. Definisi Operasional
Persepsi siswa terhadap layanan bimbingan dan konseling komprehensif di
masa pandemi Covid-19 adalah suatu proses penerimaan, pemahaman, dan
50

penilaian siswa terkait dengan informasi atau pengalaman yang telah


didapatkan pada lingkungan sekolah melalui pengamatan terhadap berjalannya
layanan bimbingan dan konseling yang merupakan upaya dalam memberikan
bantuan terhadap siswa secara sistematis yang telah terprogram melalui
tahapan perencanan, pelaksanaan, evaluasi, dan peningkatan selama munculnya
kebijakan baru dengan menerapkan pembelajaran daring yang bertujuan untuk
mencegah penyebaran Covid-19.

G. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Uji validitas dan reliabilitas diperlukan untuk menghasilkan instrumen
yang valid dan tepat sasaran, sehingga data yang dihasilkan dapat dinyatakan
valid dan benar. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dibantu dengan
menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Soulution) versi 23.0 for
windows. Berikut hasil pengujian validitas dan reliabilitas:
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji kevalidan atau keabsahan yang mengarah
pada sejauh mana instrument pada penelitian dalam menjalankan fungsi.
Instrumen yang valid diketahui jika instrument dapat digunakan untuk
mengukur hak-hal yang hendak diukur. Uji validitas perlu dilakukan untuk
mengantisipasi adanya pertanyaan atau pernyataaan yang kurang jelas saat
diterima oleh responden serta menyatakan bahwa instrumen yang dibuat
sesuai dan layak diberikan responden untuk penelitian selanjutnya (Riyanto &
Hatmawan, 2020: 62).
Menghitung validitas dapat menggunakan rumus yaitu rumus korelasi
product moment (Arikunto, 2006: 170). Pengambilan keputusan valid atau
tidak valid dapat menggunakan perbandingan nilai r hitung dengan nilai r
tabel. Jika nilai r hitung > r tabel, maka item dapat dikatakan valid. Apabila
nilai r hitung < r tabel, maka item dapat dinyatakan tidak valid. Untuk
mengetahui r tabel dapat dilihat melalui tabel taraf signifikansi 0,05. Hasil uji
validitas instrument dapat dilihat sebagai berikut:
51

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas


No. r hitung r tabel Keterangan
Item
1. 0,424 0,374 Valid
2. 0,647 0,374 Valid
3. 0,546 0,374 Valid
4. 0,547 0,374 Valid
5. 0,654 0,374 Valid
6. 0,320 0,374 Tidak Valid
7 0,636 0,374 Valid
8. 0,440 0,374 Valid
9. 0,654 0,374 Valid
10. 0,752 0,374 Valid
11. 0,728 0,374 Valid
12. 0,590 0,374 Valid
13. 0,561 0,374 Valid
14. 0,750 0,374 Valid
15. 0,622 0,374 Valid
16. 0,527 0,374 Valid
17. 0,509 0,374 Valid
18. 0,589 0,374 Valid
19. 0,311 0,374 Tidak Valid
20. 0,634 0,374 Valid
21. 0,670 0,374 Valid
22. 0,652 0,374 Valid
23. 0,745 0,374 Valid
24. 0,692 0,374 Valid
25. 0,509 0,374 Valid
26. 0,596 0,374 Valid
27. 0,429 0,374 Valid

2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan uji keajegan atau ketetapan data. Instrument
penelitian yang berasal dari angket atau kuesioner akan memperoleh keajegan
dari hasil angket atau kuesioner tersebut dengan waktu dan tempat yang
relativ berbeda, hasil yang ditunjukkan sering kali berbeda. Perlu
52

dilakukannya uji reliabilitas ini tujuannya agar hasil yang diperoleh dari
penelitian tersebut lebih berkualitas serta daftar pertanyaan atau penyataan
yang dibuat dapat dikatakan reliabel jika jawaban responden mengenai
pertanyaan atau pernyataan tersebut konsisten. Pengambilan keputusan uji
reliabilitas jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka instrumen dinyatakan
reliabel atau konsisten (Riyanto & Hatmawan, 2020: 63). Berikut sajian hasil
uji reliabillitas pada tabel 3.4:
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items


0,925 27

H. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian “Persepsi Siswa
terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Komprehensif Selama Masa
Pandemi Covid-19 Pada Tiga SMP di Sukoharjo” sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif yaitu statistik yang berfungsi untuk analisis data dengan
cara mendeskripsikan data yang telah dihasilkan tanpa menarik kesimpulan
yang berlaku untuk umum. Statistik deskriptif ini memudahkan peneliti dalam
pengumpulan data secara acak sehingga memudahkan pembacanya dalam
memahami gambaran dari hasil penelitian (Syafril, 2019: 2). Penelitian ini
menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Soulution) versi 23.0 for
windows untuk mengetahui rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, standar
deviasi yang nantinya digunakan untuk mengkategorikan “tinggi, sedang, dan
rendah” pada data yang dihasilkan Berikut pedoman yang dituliskan Azwar
(2012) digunakan untuk mengkategorikan data hasil penelitian:
Tabel 3.5 Pedoman Pengkategorian Data
Interval Kategori

X < M – 1SD Rendah


53

M – 1SD ≤ X < M + 1SD Sedang

M + 1SD ≤ X Tinggi

2. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan prosedur dalam uji statistic yang digunakan
untuk mengetahui data penelitian yang dipeoleh apakah berdistribusi secara
normal atau tidak. Pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS (Statistical
Product and Service Soulution) versi 23.0 for windows dengan menggunakan
uji normlitas shapiro wilk, penggunaan teknik shapiro wilk dikarenakan jumlah
data masing-masing kelompok kurang dari 50 siswa. Pengambilan keputusan
pada uji normalitas teknik shapiro wil yaitu melihat pada tabel hasil pengujian,
jika nilai Sig > 0,05 maka dapat dikatakan data berdistribusi “normal”
(Nuryadi, Astuti, & Utami, 2017: 79-83).
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan prosedur dalam uji statistic yang berfungsi
untuk melihat dua atau lebih kelompok data penelitian apakah mempunyai
variansi sama atau tidak. Penelitian ini menggunakan uji levene dengan
bantuan SPSS (Statistical Product and Service Soulution) versi 23.0 for
windows. Pada uji homogenitas dengan uji Levene ini pengambilan keputusan
yaitu dengan cara melihat hasil jika nilai Levene Statistic > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data penelitian tersebut “Homogen” (Nuryadi, Astuti, &
Utami, 2017: 89) .
4. Uji One Way Anova
Uji anova merupakan pengujian hipotesis yang bertujuan untuk
mengetahui adanya perbedaan rata-rata atau tidak antara dua kelompok sampel
atau lebih. Uji anova terdapat dua jenis yaitu uji anova one way (satu variabel
independen) dan two way (dua variable independen) (Sirait, 2001: 39). Pada
penelitian persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
komprehensif selama masa pandemi Covid-19 pada tiga SMP di Sukoharjo
menggunakan uji one way anova.
54

Tahap selanjutnya setelah dilakukannya uji anova dengan hasil yang


signifikan, untuk mengetahui letak perbedaan yang signifikan atau tidak
signifikan terdapat pada kelompok mana saja, maka dilakukan uji lanjut yang
disebut Uji Post Hoc LSD (Mushon, 2016: 18).

I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yaitu beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh
peneliti pada suatu penelitian. Gambaran dari prosedur penelitian yaitu sebagai
berikut:

Melakukan Studi
Pendahuluan

Mengajukan Judul
Tahap Persiapan Penelitian
Penelitian

Menyusul Proposal
Skripsi

Seminar Proposal
Skripsi

Prosedur
Penelitian Menyusun Instrument
Penelitian

Tahap Pelaksanaan Penyebaran Angket


Penelitian Penelitian

Tahap Analisis Hasil


Penelitian

Tahap Penyusunan
Laporan Penelitian

Tahap Pengujian
Penelitian

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian


55

Penjelasan dari bagan prosedur pelasanaan penelitian yaitu sebagai


berikut:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian bertujuan untuk mempersiapkan segala rencana
agar tujuan yang telah ditentukan tercapai. Tahap-tahap tersebut antara lain,
sebagai berikut:
a. Melakukan studi pendahuluan
b. Mengajukan judul penelitian
c. Mengumpulkan bahan materi terkait dengan penelitian serta menyusun
proposal
d. Seminar proposal
e. Menyusun instrument penelitian
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan membagikan kuesioner
kepada siswa di SMP Negeri 1 Kartasura, SMP Negeri 2 Gatak, dan SMP
Negeri 3 Kartasura.
3. Tahap Analisis Hasil Penelitian
Setelah melaksanakan tahap persiapan dan pelaksanaan penelitian maka
tahap selanjutnya yaitu analisis data. Peneliti melakukan analisis data setelah
dilaksanakannya penelitian melalui google form terkait persepsi siswa
terhadap bimbingan dan konseling komprehensif selama masa pandemi
Covid-19 pada tiga SMP di Sukoharjo. Analasis data ini menggunakan
bantuan SPSS (Statistical Product and Service Soulution) versi 23.0 for
windows kemudian dideskriptifkan dalam bentuk kata-kata sehingga lebih
mudah untuk dipahami.
4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
Tahap penyusunan laporan adalah tahapan terakhir dalam penelitian,
langkah-langkah adalah sebagai berikut:
a. Menyususn laporan awal
b. Review atau ulasan laporan yaitu mendiskusikan laporan penelitian yang
telah disusun dengan orang yang memahami penelitian
56

c. Memperbaiki atau merivisi laporan sesuai hasil diskusi


d. Penyusunan laporan akhir penelitian
5. Tahap Pengujian Penelitian
Tahap pengujian penelitian dilakukan setelah laporan penelitian sudah
diselesaikan oleh peneliti dan siap untuk di uji oleh penguji.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini melakukan pengambilan data secara online pada tiga sekolah
SMP Negeri di Sukoharjo. Penyebaran kuesioner penelitian dilakukan secara
daring menggunakan formulir daring. Penyebaran kuisioner dilakukan secara
daring karena kondisi masih belum kondusif ditengah pandemic ini, sehingga
sampai saat ini masih diberlakukannya pembelajaran daring yang mana tidak bisa
melakukan penelitian untuk pengambilan data secara langsung di lapangan.
Kuesisoner mulai disebarkan kepada siswa secara online pada tanggal 06
November 2020 sampai 20 Desember 2020.
Sasaran penyebarannya yaitu peserta didik kelas IX yang diampu oleh guru
BK yang telah tersertifikasi di SMP N 1 Kartasura, SMP N 2 Gatak, dan SMP N 3
Kartasura. Kuisioner daring disebarkan kepada siswa, namun karena teknik
sampling yang digunakan adalah convenience sample, yang mana hanya siswa
yang bersedia dan datanya valid yang dianalisis, maka data yang dianalisis dalam
penelitian ini yaitu sebanyak 56 siswa sebagai sampel dari tiap sekolah sasaran.

B. Hasil Penelitian
1. Profil Pencapaian Tingkat Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Komprehensif Selama Pandemi Covid- 19
pada Tiga SMP di Sukoharjo
Berdasarkan hasil pengolahan data statistik deskriptif pada penelitian
persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif
selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo menghasilkan skor
terendah (minimum) 25, skor tertinggi (maximum) 100, rata-rata (mean) 87,5,
standar deviasi (SD) 12,5. Hasil pengolahan data statistik deskriptif
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1.

57
58

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Tingkat Persepsi Siswa Terhadap


Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Selama Pandemi Covid- 19 pada
Tiga SMP di Sukoharjo
Uji Deskriptif Skor
Rata-Rata 87.5
Skor Minimum 25
Skor Maksimum 100
Standar Deviasi 12.5

Berikut sajian data distribusi frekuensi tingkat persepsi siswa terhadap


pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif terhadap pelaksanaan
bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di
Sukoharjo, dapat dilihat selengkapnya pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Persepsi Siswa Terhadap


Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Selama Pandemi Covid- 19 pada
Tiga SMP di Sukoharjo
No. Interval Kategori Frekuensi %
1. X < 75 Rendah 49 35.5
2. 75 ≤ X < 100 Sedang 86 63.3
3. 100 ≤ X Tinggi 3 2.2
Jumlah 138 100%

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada tabel 4.2 diatas, tingkat


persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif
selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo, disajikan dalam
gambar 4.1 sebagai berikut:
100
80
60
40
20
0
Rendah Sedang Tinggi

Gambar 4.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Persepsi Siswa


Terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Selama Pandemi
Covid- 19 pada Tiga SMP di Sukoharjo
59

Tabel 4.2 dan gambar 4.1 diatas menunjukkan tingkat persepsi siswa
terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19
pada tiga SMP di Sukoharjo, yang berada pada kategori “rendah” sebesar
35.5% (49 siswa), kategori “sedang” sebesar 63,3% (86 siswa), dan kategori
“tinggi” 2.2% (3 siswa). Sesuai dengan perolehan hasil rata-rata yaitu 87,5
sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat persepsi siswa terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19 pada tiga
SMP di Sukoharjo termasuk dalam kategori “sedang”.
a. Profil Pencapaian Aspek Penerimaan Terhadap Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Komprehensif Selama Pandemi Covid- 19
pada Tiga SMP di Sukoharjo
Berdasarkan hasil pengolahan data statistik deskriptif pada
penelitian persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
komprehensif selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo
berdasarkan aspek penerimaan menghasilkan skor terendah (minimum) 7,
skor tertinggi (maximum) 28, rata-rata (mean) 31,5, standar deviasi (SD)
3,5. Berikut hasil pengolahan data statistik deskriptif selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Pencapaian Aspek Penerimaan


Uji Deskriptif Skor
Rata-Rata 24.5
Skor Minimum 7
Skor Maksimum 28
Standar Deviasi 3.5

Berikut sajian data distribusi frekuensi tingkat persepsi siswa


terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19 pada
tiga SMP di Sukoharjo berdasarkan aspek penerimaan, dapat dilihat
selengkapnya pada tabel 4.4 sebagai berikut:
60

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pencapaian Aspek Penerimaan


No Kategor Frekuens
Interval %
. i i
1. X < 21 Rendah 61 44.2
21 ≤ X <
2. 28 Sedang 68 49.3
3. 28 ≤ X Tinggi 9 6.5
100
Jumlah 138
%

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada tabel 4.2 diatas, tingkat


persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
komprehensif selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo
berdasarkan aspek penerimaan, disajikan dalam gambar 4.2 sebagai
berikut:
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Rendah Sedang Tinggi

Gambar 4.2 Jumlah Siswa Berdasarkan Pencapaian Aspek


Penerimaan

Tabel 4.4 dan gambar 4.2 menunjukkan tingkat persepsi siswa


terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi Covid-
19 pada tiga SMP di Sukoharjo berdasarkan aspek penerimaan yang
berada pada kategori “rendah” sebesar 44.2% (61 siswa), kategori
“sedang” sebesar 49,3% (68 siswa), dan kategori “tinggi” 6,5% (9 siswa).
Sesuai dengan perolehan hasil rata-rata yaitu 24,5 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat persepsi siswa terhadap pelaksanaan
bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di
Sukoharjo berdasarkan aspek penerimaan termasuk dalam kategori
“sedang”.
61

b. Profil Pencapaian Aspek Pemahaman Terhadap Pelaksanaan


Bimbingan dan Konseling Komprehensif Selama Pandemi Covid- 19
pada Tiga SMP di Sukoharjo
Berdasarkan hasil pengolahan data statistik deskriptif pada
penelitian persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
komprehensif selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo
berdasarkan aspek pemahaman menghasilkan skor terendah (minimum)
9, skor tertinggi (maximum) 36, rata-rata (mean) 31,5, standar deviasi
(SD) 4,5. Berikut hasil pengolahan data statistik deskriptif selengkapnya
dapat dilihat pada table 4.5.

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Pencapaian Aspek Pemahaman


Uji Deskriptif Skor
Rata-Rata 31.5
Skor Minimum 9
Skor Maksimum 36
Standar Deviasi 4.5

Berikut sajian data distribusi frekuensi tingkat persepsi siswa


terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19 pada
tiga SMP di Sukoharjo berdasarkan aspek pemahaman, dapat dilihat
selengkapnya pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pencapaian Aspek Pemahaman


No. Interval Kategori Frekuensi %
1. X < 27 Rendah 57 41.3
2. 27 ≤ X < 36 Sedang 69 50
3. 36 ≤ X Tinggi 12 8.7
Jumlah 138 100%

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada tabel 4.6 diatas, tingkat


persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
62

komprehensif selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo


berdasarkan aspek pemahaman, disajikan dalam gambar 4.3 sebagai
berikut:
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Rendah Sedang Tinggi

Gambar 4.3 Jumlah Siswa Berdasarkan Pencapaian Aspek


Pemahaman

Tabel 4.4 dan gambar 4.2 diatas menunjukkan tingkat persepsi


siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi
Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo berdasarkan aspek pemahaman
yang berada pada kategori “rendah” sebesar 41,3% (57 siswa), kategori
“sedang” sebesar 50% (69 siswa), dan kategori “tinggi” 8,7% (12 siswa).
Sesuai dengan perolehan hasil rata-rata yaitu 31,5 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat persepsi siswa terhadap pelaksanaan
bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di
Sukoharjo berdasarkan aspek pemahaman termasuk dalam kategori
“sedang”.
c. Profil Pencapaian Aspek Penilaian Terhadap Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Komprehensif Selama Pandemi Covid- 19
pada Tiga SMP di Sukoharjo
Berdasarkan hasil pengolahan data statistik deskriptif pada
penelitian persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
komprehensif selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo
berdasarkan aspek penilaian menghasilkan skor terendah (minimum) 9,
skor tertinggi (maximum) 36, rata-rata (mean) 31,5, standar deviasi (SD)
4,5. Berikut hasil pengolahan data statistik deskriptif selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut:
63

Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Pencapaian Aspek Penilaian


Uji Deskriptif Skor
Rata-Rata 31.5
Skor Minimum 9
Skor Maksimum 36
Standar Deviasi 4.5

Berikut sajian data distribusi frekuensi tingkat persepsi siswa


terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19 pada
tiga SMP di Sukoharjo berdasarkan aspek penilaian, dapat dilihat
selengkapnya pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pencapaian Aspek Penilaian


No. Interval Kategori Frekuensi %
1. X < 27 Rendah 57 41.3
2. 27 ≤ X < 36 Sedang 68 49.3
3. 36 ≤ X Tinggi 13 9.4
Jumlah 138 100%

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada tabel 4.8 diatas, tingkat


persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
komprehensif selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo
berdasarkan aspek penilaian, disajikan dalam gambar 4.4 sebagai berikut:

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Rendah Sedang Tinggi

Gambar 4.4 Jumlah Siswa Berdasarkan Pencapaian Aspek Penilaian


64

Tabel 4.8 dan gambar 4.4 diatas menunjukkan tingkat persepsi


siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi
Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo berdasarkan aspek penilaian yang
berada pada kategori “rendah” sebesar 41,3% (57 siswa), kategori
“sedang” sebesar 49,3% (68 siswa), dan kategori “tinggi” 9,4% (13
siswa). Sesuai dengan perolehan hasil rata-rata yaitu 31,5 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat persepsi siswa terhadap pelaksanaan
bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di
Sukoharjo berdasarkan aspek penilaian termasuk dalam kategori
“sedang”.

2. Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan


Konseling Komprehensif Selama Masa Pandemi Covid- 19 pada Tiga
SMP di Sukoharjo
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan suatu prosedur yang bertujuan untuk
mengetahui terkait sebaran data penelitian apakah berdistribusi secara
normal atau tidak (Nuryadi, dkk., 2017: 79). Penelitian persepsi siswa
terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi Covid-
19 pada tiga SMP di Sukoharjo ini menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilk karena jumlah sampel data pada tiap kelompok kurang dari 50.

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas


Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Asal_Sekolah
Statistic Df Sig.
SMP N 1
.961 46 .125
KARTASURA
Nilai_Persepsi SMP N 2 GATAK .949 46 .104

SMP N 3
.965 46 .173
KARTASURA
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa nilai Sig.


persepsi siswa pada SMP N 1 Kartasura yaitu 0,125, nilai Sig. persepsi
65

siswa pada SMP N 2 Gatak yaitu 0,104, dan nilai Sig. persepsi siswa
pada SMP N 3 Kartasura yaitu 0,173. Sehingga dapat disimpulkan sesuai
dengan dasar pengambilan keputusan uji normalitas Shapiro-Wilk bahwa
ketiga kelompok tersebut memiliki nilai Sig. > 0,05 yang artinya data di
ketiga sekolah berdistribusi secara normal.

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah terdapat persamaan varians atau tidak diantara variasi beberapa
data dari populasi (Nuryadi, dkk., 2017: 89).

Tabel 4.10
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Persepsi Siswa
Levene
df1 df2 Sig.
Statistic
2.444 2 135 .091

Berdasarkan tabel 4.10 diatas, dapat diketahui bahwa nilai Sig. 0,091
> 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan pada
uji homogenitas varians data nilai persepsi siswa pada SMP N 1
Kartasura, SMP N 2 Gatak, dan SMP N 3 Kartasura yaitu sama atau
homogen.
c. Uji Anova
Uji anova merupakan teknik analisis statistik perluasan dari uji t,
perbedaannya uji t dengan uji anova yaitu uji t digunakan hanya untuk
mengetahui perbedaan dua populasi saja, tetapi pada uji anova digunakan
untuk mengetahui perbedaan antara lebih dari dua populasi (Setiawan,
2019: 4).
Tabel 4.11 Hasil Uji Deskriptif
66

Nilai Persepsi Siswa


95% Confidence Interval
Std. for Mean
N Mean Std. Error Minimum Maximum
Deviation Lower Upper
Bound Bound

SMP N 1
46 77.39 13.749 2.027 73.31 81.47 42 99
KARTASURA
SMP N 2
46 73.54 17.981 2.651 68.20 78.88 40 100
GATAK
SMP N 3
46 81.15 7.489 1.104 78.93 83.38 60 99
KARTASURA

Total 138 77.36 14.016 1.193 75.00 79.72 40 100

Berdarkan Tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata


persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling selama
pandemi Covid- 19 pada SMP N 1 Kartasura 77,39. Hasil nilai rata-rata
persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling selama
pandemi Covid- 19 pada SMP 2 Gatak yaitu 73.54. Hasil nilai rata-rata
persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling pada
pandemi Covid- 19 pada SMP N 3 Kartasura lebih tinggi dari kedua SMP
tersebut yaitu 81,15.
Sesuai dengan hasil rata-rata diatas dapat disimpulkan bahwa
diantara ketiga SMP di Sukoharjo yang memiliki tingkat persepsi siswa
terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi Covid-
19 tertinggi yaitu SMP Negeri 3 Kartasura kemudian yang kedua yaitu
SMP Negeri 2 Gatak dan yang menduduki posisi terendah yaitu SMP
Negeri 1 Gatak.
Tabel 4.12 Uji Anova Persepsi Siswa
Sum of
df M ean Square F Sig.
Squares
Between
1.331.580 2 665.790 3.514 .033
Groups
Within
25.580.304 135 189.484
Groups
Total 26.911.884 137

Pengambilan keputusan dapat dinyatakan melalui ketentuan


sebagai berikut:
67

1) Ho = Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil persepsi siswa pada


ketiga SMP di Sukoharjo (Ho diterima jika Sig > 0,05),
2) Ha = Terdapat perbedaan rata-rata hasil persepsi siswa pada ketiga
SMP di Sukoharjo (Ha diterima jika Sig < 0,05).
Pada tabel 4.12 diatas digunakan untuk menguji apakah terdapat
perbedaan persepsi siswa atau tidak pada ketiga SMP di Sukoharjo.
Dasar pengambilan keputusan pada analisis anova ini, jika nilai
Signifikansi (Sig) > 0,05 maka rata-rata sama sehingga tidak terdapat
perbedaan. Jika nilai Signifikansi (Sig) < 0,05 maka terdapat adanya
perbedaan. Berdasarkan pada tabel 4.12 diatas dapat disimpulkan bahwa
hasil uji anova tersebut memiliki nilai Sig yaitu 0,033 (0,033 < 0,05),
sehingga artinya ketiga SMP di Sukoharjo tersebut terdapat perbedaan
yang signifikan.
Hasil dari anova diatas sifatnya masih menyeluruh, terkait dengan
persepsi siswa dari ketiga SMP di Sukoharjo tersebut sehingga belum
diketahui perbedaan secara signifikan.mengetahui perbedaan secara
signifikan antar ketiga sekolah tersebut maka dilakukan uji lanjut Post
Hoc LSD.

Tabel 4.13 Uji Beda Lanjutan Persepsi Siswa Tiga Sekolah


95% Confidence
Mean Diffe- Interval
(I) Asal Sekolah (J) Asal Sekolah Std. Error Sig.
rence (I-J) Lower Upper
Bound Bound
SMP N 2 Gatak 3.848 2.870 .182 -1.83 9.52
SMP N 1
Kartasura SMP N 3
-3.761 2.870 .192 -9.44 1.92
Kartasura
SMP N 1
-3.848 2.870 .182 -9.52 1.83
Kartasura
SMP N 2 Gatak
SMP N 3 *
-7.609 2.870 .009 -13.29 -1.93
Kartasura
SMP N 1
SMP N 3 3.761 2.870 .192 -1.92 9.44
Kartasura
Kartasura *
SMP N 2 Gatak 7.609 2.870 .009 1.93 13.29
*. The Mean Difference Is Significant At The 0.05 Level.

Apabila nilai Sig < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa adanya
perbedaan yang signifikan antar kelompok. Apabila nilai Sig > 0,05
68

maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya perbedaab yang sifnifikan


antar kelompok. Cara yang lain yaitu dengan melihata pada mean
difference, apabila terdapat tanda “*” maka melambangkan adanya
perbedaan yang signifikan. Berdasarkan tabel 4.13 hasil Uji Post Hoc
LSD diatas dapat diketahui hasil bahwa (1) SMP N 1 Kartasura dan SMP
N 2 Gatak tidak terdapat perbedaan; (2) SMP N 2 Gatak dan SMP N 3
Kartasura terdapat perbedaan; (3) SMP N 3 Kartasura dan SMP N 1
Kartasura tidak terdapat perbedaan.
Dapat disimpulkan bahwa dari ketiga sekolah tersebut bahwa di
SMP Negeri 1 Kartasura dengan SMP Negeri 2 Gatak tidak terdapat
perbedaan yang signifikan, di SMP Negeri 2 Gatak dengan SMP Negeri
3 Kartasura menunjukkan hasil adanya perbedaan yang signifikan,
selanjutnya di SMP Negeri 3 Kartasura dengan SMP Negeri 1 Kartasura
tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

C. Pembahasan
1. Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
Komprehensif Selama Pandemi Covid- 19 pada Tiga SMP di Sukoharjo
Persepsi merupakan suatu bentuk penerimaan informasi atau pesan
yang diberikan oleh seseorang melalui indra pendengaran, penglihatan, dan
peraba kemudian di proses dan mencerna informasi tersebut untuk
mendapatkan pengetahuan (Slameto, 2010: 102). Setiap siswa memiliki
persepsi yang berbeda tentunya, hal ini dikarenakan masing-masing siswa
mempunyai cara tersendiri dalam menerima, memahami, dan menilai suatu
obyek.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19
memunculkan persepsi yang berbeda pada setiap siswa di sekolah, hal ini
sejalan dengan pendapat Ranjabar & Widyana (2018) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa persepsi siswa muncul bergantung pada penyampaian
yang disampaikan oleh guru kepada siswa, sehingga siswa merespon
penyampaian tersebut menjadi respon positif atau negatif sesuai dengan apa
69

yang telah ditangkap. Pelaksanaan bimbingan dan konseling selama


pandemi Covid- 19 tentunya memiliki perbedaan dari pelaksanaan
sebelumnya. Selama berlangsungnya Covid- 19 pelaksanaan bimbingan dan
konseling dilakukan secara daring sehingga hal ini merubah kebiasaan
mengajar dan menjadikan tantangan baru oleh masing-masing guru dengan
mengoptimalkan penggunaan media sosial atau aplikasi. Hal ini sejalan
dengan pernyataan (Putri, 2020: 11) bahwa penggunaan media disesuaikan
dengan kebutuhan siswa dan dioptimalkan penggunaan teknologi yang
dapat menunjang tercapainya pelaksanaan layanan daring secara maksimal.
Tercapainya pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi
Covid- 19 dapat diketahui berdasarkan persepsi siswa di sekolah. Pada
faktanya, persepsi setiap siswa tentunya berbeda hal ini sejalan dengan
pernyataan (Heldayani & Busmayaril, 2016: 122) bahwa dalam menafsirkan
pelaksanaan bimbingan dan konseling sesuai dengan sudut pandang masing-
masing siswa sesuai dengan apa yang sudah diterima, dipahami, dan dinilai
terkait dengan informasi yang sudah disampaikan oleh guru bimbingan dan
konseling. Perbedaan persepsi tersebut dipengaruhi pula dengan hasil
pengamatan dan pengalaman terhadap suatu obyek. Pada penelitian ini
siswa melakukan persepsi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
selama pandemi Covid- 19 dengan melalui 3 aspek yaitu penerimaan,
pemahaman, dan penilaian. Ketiga aspek tersebut digunakan sebagai acuan
untuk menentukan tingkat persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan
dan konseling selama pandemi Covid- 19.
Penelitian persepsi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
komprehensif selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo
memperoleh hasil yang berbeda-beda setiap siswa. Rata-rata tingkat
persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling selama
pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo terhitung 87,5 dan
termasuk dala kategori “sedang” dengan jumlah 86 siswa. Melalui
penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk guru bimbingan dan konseling
pada ketiga SMP di Sukoharjo yaitu SMP Negeri 1 Kartasura, SMP Negeri
70

2 Gatak, dan SMP Negeri 3 Kartasura bahwa dalam pelaksanaan pemberian


layanan bimbingan dan konseling selama pandemi Covid-19 perlu
ditingkatkan lagi. Pemberian layanan bimbingan dan konseling berbeda
dengan penyampaian pembelajaran pada mata pelajaran lain, layanan
bimbingan dan konseling cenderung tidak memberatkan siswa.
Guru bimbingan dan konseling terlibat dalam mengatasi kebutuhan
layanan siswa selama pandemi Covid- 19, permasalahan pada diri siswa
atau dilingkungan sekitarnya. Hasil penelitian dari Pincus (2020: 248)
selama pandemi Covid-19 guru bimbingan dan konseling diketahui kurang
memberikan layanan kepada siswa secara maksimal dan efektif hal ini
terjadi karena guru bimbingan dan konseling banyak melakukan kegiatan
non konseling selama pandemi Covid-19. Kegiatan non konseling yang
dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling jelas akan menyita banyak
waktu mengingat jam pemberian layanan kepada siswa setiap pertemuan
tidak banyak, hal tersebut akan membawa pengaruh pada penilaian siswa
terhadap guru bimbingan dan konseling di sekolahnya.
Dengan adanya persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan
konseling selama pandemi Covid- 19 menjadikan evaluasi untuk setiap
sekolah, sesuai dengan pernyataan (Amronah, 2014:112) bahwa dengan
adanya persepsi siswa maka akan diketahui tingkat kefektifan pelaksanaan
bimbingan dan konseling, hal ini tentunya sangat diperlukan dalam rangka
untuk mencari tahu terkait layanan yang sudah disampaikan dan tujuan dari
pemberian layanan yang sudah dibuat tersebut telah tercapai dan
tersampaikan kepada siswa atau belum sama sekali.
a. Aspek Penerimaan Terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling Komprehensif Selama Pandemi Covid- 19 pada Tiga
SMP di Sukoharjo
Aspek penerimaan dapat diartikan sebagai suatu proses
menangkap rangsangan dari luar melalui alat indera baik pendengaran,
penglihatan, ataupun peraba. Hasil dari penyerapan serta penerimaan
segala informasi melalui alat indera tersebut yang akan menghasilkan
71

suatu bentuk tanggapan, gambaran, serta pesan di dalam otak. Herinda


(2017: 11) mengungkapkan pada penelitiannya bahwa gambaran atau
pemikiran yang terkumpul dalam otak siswa, baik yang terkumpul sejak
dahulu ataupun informasi baru akan terlihat secara jelas atau tidaknya
tergantung pada rangsangan yang diberikan, jangka waktu perolehan
informasi, serta normalitas alat indera untuk menangkap informasi
tersebut.
Penelitian persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan
konseling komprehensif selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di
Sukoharjo ini mengarah pada segala sesuatu atau informasi yang
diterima siswa terkait dengan layanan yang diberikan oleh guru
bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19. Layanan yang
diberikan oleh guru bimbingan dan konseling akan diproses siswa
melalui alat indra kemudian diserap lalu terkumpul dalam otak
kemudian siswa dapat memaknai berbagai hal yang telah disampaiakn
oleh oleh guru bimbingan dan konseling.
Hasil dari penilaian pada siswa di SMP Negeri 1 Kartasura,
SMP Negeri 2 Gatak, dan SMP Negeri 3 Kartasura terhadap aspek
penerimaan ini menghasilkan rata-rata 24,5 termasuk dalam kategori
“sedang” dengan jumlah 68 siswa. Pada pencapaian aspek penerimaan
ini, siswa yang termasuk dalam kategori “rendah” sebanyak 61 siswa
yang artinya perbedaan antara siswa yang masuk dalam kategori sedang
dan rendah memiliki selisih sedikit.
Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan masukan untuk guru
bimbingan dan konseling pada ketiga SMP tersebut bahwa masih
banyak siswa yang belum menerima layanan bimbingan dan konseling
selama pandemi Covid- 19 dengan maksimal. Nugroho (2020: 78)
menuliskan pada penelitiannya bahwa guru bimbingan dan konseling
seharusnya mampu memahami keadaan siswa guna untuk membantu
siswa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Namun, dengan
kondisi yang terjadi saat ini diketahui bahwa guru bimbingan dan
72

konseling banyak menghadapi permasalahan terutama pada penguasaan


IT sebagai media dalam penyampaian layanan secara daring sehingga
penerimaan siswa terkait layanan yang diberikan guru bimbingan dan
konseling cenderung kurang maksimal.
Pernyataan diatas diperkuat oleh pernyataan Kurniawan (2020:
87) bahwa dalam situasi pandemi ini guru bimbingan dan konseling
hendaknya menyesuaikan dengan kondisi lapangan yang mana saat ini
layanan bimbingan dan konseling tidak dapat dilaksanakan melalui
tatap muka sehingga guru bimbingan dan konseling dituntut untuk
menguasai teknologi informasi serta tanggap dengan kebutuhan yang
diperlukan siswa selama pandemi Covid-19. Penyesuaian terhadap
pembelajaran daring akan terhambat apabila guru bimbingan dan
konseling belum mampu mengoperasikan teknologi informasi secara
maksimal sehingga membawa dampak yang kurang baik bagi siswa jika
layanan bimbingan dan konseling selama pandemic Covid-19 tidak
berjalan dengan maksimal.Kasih & Kons (2017) menyatakan dalam
penelitiannya bahwa program bimbingan dan konseling pada umumnya
setiap tahun cenderung sama dari tahun sebelumnya sehingga
penerimaan yang didapatkan siswa melalui layanan yang disampaikan
oleh guru bimbingan dan konseling tidak banyak mengalami perubahan.
Apabila guru bimbingan dan konseling belum mampu menyesuaikan
program dengan situasi yang sedang terjadi saat ini maka akan kesulitan
saat membantu siswa untuk beradaptasi pada situasi pandemi ini.
b. Aspek Pemahaman Terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling Komprehensif Selama Pandemi Covid- 19 pada Tiga
SMP di Sukoharjo
Aspek pemahaman dapat diartikan sebagai hasil dari penerimaan
yang sudah dimengerti atau dipahami. Gambaran atau pesan yang
terdapat pada otak kmudian diigolongkan, dibedakan, dibandingkan,
serta dianalisis menjadi suatu bentuk pemahaman atau pengertian
(Herinda, 2017: 11). Pemahaman yang dimiliki setiap siswa berbeda-
73

beda hal ini disebabkan karena setiap siswa memiliki tingkat


penerimaan terhadap rangsang dari luar yang tidak bisa disamakan satu
sama lain sehingga akan mempengaruhi pemahaman siswa tersebut.
Selain itu, pemahaman juga dapat dipengaruhi oleh tingkat perhatian
siswa terhadap informasi yang diberikan (Walgito, 2010: 101).
Aspek pemahaman pada penelitian persepsi terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif selama pandemi
Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo ini mengarah pada seberapa
besar pemahaman siswa terkait dengan peran guru bimbingan dan
konseling dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling selama
pandemi Covid- 19. Pada masa pandemi tentunya pelaksanaan layanan
berbeda dengan biasanya. Pelaksanaan bimbingan dan konseling selama
pandemi Covid- 19 dilaksanakan tanpa adanya tatap muka melainkan
dengan cara daring sehingga pada kesempatan ini peran serta
keterlibatan guru bimbingan dan konseling akan berbeda yaitu dengan
cara mengoptimalkan pemberian layanan menggunakan media sosial.
Tambusai (2020: 181) memaparkan pada penelitiannya bahwa kreaifitas
guru bimbingan dan konseling akan membawa pengaruh besar terhadap
siswa, sehingga pada kondisi seperi ini peran serta guru bimbingan dan
konseling untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait dampak yang
ditimbulkan dari pandemi Covid-19 ini tidak mudah.
Guru bimbingan dan konseling harus memiliki peran kuat dalam
memperhatikan masalah siswa secara personal, dengan kondisi saat ini
komunikasi antara siswa dengan guru tentunya sangat terbatas hal ini
dikarenakan karena banyaknya tugas yang memberatkan siswa sehingga
siswa seringkali mengabaikan peran guru bimbingan dan konseling
selama pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, pada kondisi ini tingkat
kreatifitas konselor dalam memanfaatkan media sosial sebagai media
penyampaian layanan sangat dibutuhkan sehingga dapat meningkatkan
pemahaman siswa terkait peran guru bimbingan dan konseling di
74

sekolahnya dalam rangka membantu siswa menghadapi berbagai sit


uasi baru.
Hasil dari penelitian siswa di SMP Negeri 1 Kartasura, SMP
Negeri 2 Gatak, dan SMP Negeri 3 Kartasura pada aspek pemahaman
terhadap pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling selama
pandemic Covid-19 ini menghasilkan rata-rata 31,5 termasuk dalam
kategori “sedang” dengan jumlah 69 siswa. Berdasarkan hasil penilaian
ketiga SMP tersebut, dapat dijadikan masukan untuk guru bimbingan
dan konseling bahwa masih ada siswa yang masuk pada kategori
“rendah” sejumlah 57 siswa, artinya masih banyak pula siswa yang
tingkat pemahaman yang dimiliki terkait dengan pelaksanaan
bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19 ini belum tercapai
dengan maksimal. Hasil dari penelitian tersebut dapat dijadikan
masukan oleh guru bimbingan dan konseling pada ketiga SMP tersebut,
bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan
konseling masih perlu ditingkatkan lagi.
Penelitian Harahap (2020: 33) menyebukan bahwa masih
banyak siswa yang belum memahami situasi masa pandemi Covid-19
sehingga peran guru bimbingan dan konseling kembali menjadi sorotan.
Hal ini diperjelas dengan kondisi siswa yang belum mampu memahami
bagaimana memposisikan diri disaat situasi banyak yang berubah
terutama pada pola belajar siswa yang semula tatap muka menjadi
daring. Beberapa siswa mengalami penurunan nilai yang disebabkan
oleh banyak fakor seperti tertundanya penyelesaian tugas, hilangnya
konsentrasi saat mengerjakan tugas dari rumah karena kondisi rumah
kurag kondusif, serta terbengkalainya managemen waktu.
Kebiasaan belajar siswa perlu diperbaiki dan disesuaikan dengan
kondisi. Hal ini tentunya tidak mudah untuk siswa, keberhasilan dalam
belajar tergantung pada kebiasaan dari pola belajar siswa itu sendiri
sehingga pada hal ini guru bimbingan dan konseling perlu lebih detail
kembali dalam memberikan siswa layanan terutama pada saat
75

memberikan angket kebutuhan kepada siswa untuk lebih


memperhatikan kembali apa saja yang dibutuhkan siswa, apa saja
permasalahan yang selama ini dihadapi siswa. Hal-hal tersebut perlu
diperhatikan kembali oleh guru bimbingan dan konseling serta dapat
dijadikan masukan untuk memberikan layanan yang berkaitan dengan
kebiasaan belajar siswa guna untuk meningkatkan pemahaman siswa
terkait dengan adanya pelaksaan bimbingan dan konseling selama
pandemi ini dapat membantu memberikan solusi serta bantuan disetiap
permasalahan yang dihadapi siswa.
c. Aspek Penilaian Terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
Komprehensif Selama Pandemi Covid- 19 pada Tiga SMP di
Sukoharjo
Aspek penilaian merupakan hasil dari terbentuknya penerimaan
dan pemahaman sehingga munculah penilaian terhadap suatu obyek.
Siswa akan membandingan berbagai informasi atau pembelajaran yang
telah disampaikan oleh guru kemudian siswa menyimpulkan sehingga
munculah suatu bentuk penilaian terhadap informasi atau pembelajaran
yang telah disampaikan tersebut. Pada aspek penilaian ini, hasil yang
didapatkan antara siswa satu dengan yang lain akan berbeda meskipun
obyek yang diamati sama (Walgito, 2010: 102).
Aspek penilaian pada penelitian persepsi terhadap pelaksanaan
bimbingan dan konseling komprehensif selama pandemi Covid- 19
pada tiga SMP di Sukoharjo ini mengarah pada penilaian siswa
terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi Covid-
19 yang telah diberikan oleh guru bimbingan dan konseling. Siswa
menilai apa saja layanan atau peran guru bimbingan dan konseling
selama pandemi, penilaian siswa berdasarkan dari penerimaan atas
segala informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan bimbingan dan
konseling yang telah diberikan guru bimbingan dan konseling serta
pemahaman yang siswa dapatkan dari informasi tersebut kemudian
siswa dapat menyimpulkan dan menilai bahwa selama pandemi ini
76

apakah guru bimbingan dan konseling sudah memberikan layanan


secara maksimal atau belum.
Hasil dari penilaian pada siswa di SMP Negeri 1 Kartasura,
SMP Negeri 2 Gatak, dan SMP Negeri 3 Kartasura terhadap aspek
penilaian ini menghasilkan rata-rata 31,5 termasuk dalam kategori
“sedang” dengan jumlah 68 siswa. Berdasarkan hasil penilaian ketiga
SMP tersebut antara siswa yang masuk kategori “sedang” dengan
“rendah” memiliki selisih 8% sekitar 11 siswa. Hasil penilaian pada
siswa ini dapat dijadikan evaluasi guru bimbingan dan konseling bahwa
masih terdapat siswa yang masuk pada kategori “rendah” sejumlah 57
siswa, artinya masih banyak pula siswa yang belum mendapatkan
layanan bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19 secara
maksimal.
Hasil penelitian tersebut dapat menjadikan masukan untuk guru
bimbingan dan konseling pada ketiga SMP di Sukoharjo bahwa
berdasarkan hasil survey terhadap siswa tentang pelaksanaan bimbingan
dan konseling selama pandemic Covid-19 pada aspek penilaian masih
perlu ditingkatkan. Artinya, guru bimbingan dan konseling harus lebih
memperhatikan lagi setiap kebutuhan dan permasalahan siswa saat ini.
Santosa (2020) menyebutkan bahwa problem utama yang dengan
adanya pemberian layanan secara daring ini yaitu kesiapan dalam
rangka menyambut pemberlakuan kebijakan layanan daring yang dinilai
masih kurang. Pernyataan tersebut diperkuat dengan paparan Fauzi,
Heiriyah & Matarif (2020: 10) pada penelitiannya terhadap siswa
selama pandemi Covid-19 peran guru bimbingan dan konseling dinilai
kurang berjalan secara efektif, guru bimbingan dan konseling jarang
memberikan layanan untuk disampaikan kepada siswa, menurut
pendapat siswa tersebut guru bimbingan dan konseling tidak
memberikan layanan secara maksimal karena kurangnya waktu dan
kesiapan guru bimbingan dan konseling untuk memberikan materi
kepada siswa. Kesiapan dalam memberikan layanan daring oleh guru
77

bimbingan dan konseling memiliki hambatan dalam hal penggunaan


teknologi. Aji (2020: 397) kondisi guru bimbingan dan konseling yang
tergolong sudah tua akan sangat kesulitan beradaptasi dengan
penggunaan teknologi dan memanfaatkan media sosial untuk membantu
siswa dalam menghadapi berbagai persoalan yang dibuuhkan serta
memberikan layanan sekreatif mungkin untuk menghasilkan suasana
pembelajaran daring yang menyenangkan dan tidak membuat bosan
siswa saat mengikutinya.
Halik & Aini (2020: 133) mengungkapkan pada penelitiannya
berdasarkan hasil pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran
tatap muka, banyak siswa yang mengalami kebosanan saat mengikuti
layanan bimbingan dan konseling. Siswa banyak yang pasif saat
mengikuti layanan, banyak yang menganggap bahwa bimbingan dan
konseling tidak memiliki banyak manfaat, serta seringkali mengabaikan
materi yang disampaikan oleh guru bimbingan dan konseling. Hal ini
akan menjadikan tantangan tersendiri bagi guru bimbingan dan
konseling untuk meningkatkan perofesionalitasnya saat menghadapi
situasi pandemic ini yang mana mengharuskan menggunakan tenologi
dan media sosial secara maksimal. Sejalan dengan pendapat tersebut
Karneli, Syukur & Pratiwi (2020: 2) mengungkapkan pada
penelitiannya bahwa jika seorang guru bimbingan dan konseling
memiliki kreatifitas dan keterampilan yang baik dalam menyajikan
layanan, serta tanggap terhadap kondisi siswa maka respon dan
penilaian yang ditunjukan siswa terhadap layanan bimbingan dan
konseling akan semakin tinggi, selain itu dapat pula meningkatkan
antusias siswa dalam mengikuti layanan yang diberikan oleh guru
bimbingan dan konseling.

2. Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan


Konseling Komprehensif Selama Pandemi Covid- 19 pada Tiga SMP di
Sukoharjo
78

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan pada program


komputer yaitu IBM SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi
23.0 for windows terkait dengan perbedaan persepsi siswa terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif selama pandemi
Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo yaitu SMP N 1 Kartasura, SMP N 2
Gatak, dan SMP N 3 Kartasura diketahui bahwa SMP Negeri 1 Kartasura
menghasilkan nilai mean 77,39, SMP N 2 Gatak 73,54, dan SMP Negeri 3
Kartasura 81,15. Sehingga tingkat persepsi siswa terhadap pelaksanaan
bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19 dengan nilai tertinggi
yaitu SMP Negeri 3 Kartasura.
Hasil perhitungan uji anova dengan bantuan pada program komputer
yaitu IBM SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 23.0 for
windows dapat diketahui perbedaan tingkat persepsi siswa terhadap
pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemic Covid- 19 antara
SMP N 1 Kartasura, SMP N 2 Gatak, dan SMP N 3 Kartasura bahwa
persespsi siswa pada SMP Negeri 1 Kartasura tidak memiliki perbedaan
yang signifikan dengan SMP Negeri 2 Gatak dan SMP Negeri 3 Kartasura,
sedangkan persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
selama pandemi Covid- 19 pada SMP Negeri 2 Gatak memiliki perbedaan
yang signifikan dengan SMP Negeri 3 Kartasura.
Persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran yang disampaikan
oleh guru dapat dipengaruhi oleh guru itu sendiri. Tarmiji, Basyah, & Yunus
(2016: 44) mengungkapkan pada penelitiannya bahwa persepsi siswa
memiliki tatanan bagi seorang guru, hal ini dijadikan sebagai dasar saat guru
memberikan pembelajaran kepada siswa bahwa penyampaian kepada siswa
harus tersusun dengan baik sehingga saat pembelajaran atau informasi yang
disampaikan guru tersebut dapat diterima siswa dengan baik dan benar.
Hasil persespsi siswa pada SMP Negeri 1 Kartasura tidak memiliki
perbedaan yang signifikan dengan SMP Negeri 2 Gatak dan SMP Negeri 3
Kartasura, hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya faktor yang mempengaruhi
persepsi siswa seperti yang diungkapkan oleh Heldayani & Busmayaril
79

(2016: 117) bahwa salah satu faktor internal atau faktor yang terdapat dalam
diri siswa yakni adanya minat serta perhatian yang dimiliki siswa saat
mengikuti pembelajaran yang sedang disampaikan oleh guru. Seorang guru
dapat menyamakan persepsi siswa terhadap pembelajaran tertentu yaitu
dengan cara menggunakan metode serta media untuk menyampaian materi
sekreatif mungkin sehingga dapat menarik perhatian siswa.
Minat yang timbul dalam diri siswa disebabkan adanya perhatian serta
rasa ingin tahu terhadap suatu obyek (Marleni, 2016: 151), seperti halnya
saat guru bimbingan dan konseling memberikan jadwal untuk pelaksanaan
layanan secara daring dengan menggunakan media sekreatif mungkin yang
menarik perhatian siswa yang mana sebelumnya guru bimbingan dan
konseling belum memberikan media belajar tersebut. Hal ini akan
membawa dampak kepada siswa dengan munculnya rasa ingin tahu dengan
pelaksanaan layanan yang akan disampaikan oleh guru bimbingan dan
konseling tersebut. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Heldayani &
Busmayaril (2016: 118) bahwa keunikan atau kekreatifan guru saat
menyajikan materi dengan cara yang unik serta dapat menarik perhatian
siswa merupakan merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi kesamaan persepsi siswa .
Hasil persepsi siswa tentunya tidak semua menunjukkan hasil yang
sama antara siswa satu dengan siswa yang lain, hal tersebut akan
menunjukkan hasil berbeda-beda meskipun termasuk dalam lingkungan
yang sama, situasi yang sama, serta sumber informasi yang sama tetapi yang
menjadi perbedaan yaitu adanya perbedaan antar individu, adanya
perbedaan kepribadian setiap siswa, perbedaan motivasi serta sikap yang
dimiliki siswa dan perbedaan pemberian stimulus kepada siswa (Tarmiji,
Basyah, & Yunus, 2016: 44). Hasil persepsi siswa terhadap pelaksanaan
bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19 pada SMP Negeri 2
Gatak memiliki perbedaan yang signifikan dengan SMP Negeri 3 Kartasura.
Perbedaan yang muncul pada persepsi siswa dapat dipengaruhi oleh
faktor dalam diri siswa seperti alat indra, jelas atau tidaknya informasi yang
80

ditangkap oleh alat indra akan mempengaruhi hasil persepsi siswa. Apabila
informasi yang diperoleh tidak diterima secara jelas maka pemahaman yang
ada dalam diri siswa akan bermasalah atau salah mengartikan informasi.
Selain itu, obyek yang dipersepsipun juga menentukan hasil dari persepsi
tersebut hal ini terjadi karena apabila obyek yang diamati tidak
menunjukkan kejelasan maka informasi tidak akan diterima jelas oleh alat
indra siswa (Heldayani & Busmayaril, 2016: 117).
Faktor yang lain yang mempengaruhi terjadinya perbedaan persepsi
siswa yaitu rangsangan yang diberikan serta yang meberikan (Walgito,
2010). Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi Covid-
19 ini terjadi perbedaan persepsi pada siswa dapat dipengaruhi oleh guru
bimbingan dan konseling itu sendiri. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan
bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19 ini banyak merubah
proses pelaksanaan yang harusnya dilakukan secara tatap muka, menjadi
dilakukan secara daring sehingga keaktifan guru bimbingan dan konseling
tentunya disorot apakah guru bimbingan dan konseling tetap memberikan
layanan yang siswa butuhkan atau tidak. Hal ini akan menjadi penilaian
sendiri untuk siswa terhadap gurunya di masing-masing sekolah.
Maulana, Herdiayan, & Gumelar (2013: 47-48) menyatakan bahwa
faktor yang mempengaruhi persepsi siswa timbul dari kebutuhan siswa dan
pengalaman masa lalu siswa. Kebutuhan siswa mengarah pada peran guru
bimbingan dan konseling di masing-masing sekolah dengan cermat
memberikan need assessment pada siswanya untuk mengetahui kebutuhan
serta pemasalahan apa saja yang timbul selama masa pandemi Covid- 19 ini
yang dialami oleh para siswa. Dengan tercapainya kebutuhan serta
terselesaikannya masalah-masalah yang dialami siswa selama pandemi ini,
hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan masing-masing guru bimbingan
dan konseling di sekolah sangatlah besar. Selain itu, yang mempengaruhi
persepsi siswa yaitu pengalaman masa lalu. Yang dimaksudkan disini yaitu
pengalaman siswa saat mendapatkan layanan bimbingan dan konseling
sebelum adanya pandemi Covid- 19 dan diberlakukannya pembelajaran
81

daring ini. Siswa dapat menyimpulkan dengan berbagai pengalaman saat


guru bimbingan dan konseling memberikan layanan apa saja kepada siswa
serta apakah peran guru bimbingan dan konseling tersebut membantu siswa
untu mencapai kebutuhan serta membantu menangani permasalahan siswa.
Dengan adanya pengalaman tersebut siswa akan mengaitkan dengan
kondisi yang sekarang, apakah guru bimbingan dan konseling akan terlibat
membantu siswa dalam menangani berbagai kendala di masa pandemi ini
atau tidak melakukan tindakan apapun, semua bergantung pada peran guru
bimbingan dan konseling dari mulai memberikan need assessment,
merencanakan kegiatan layanan, pelaksanaan layanan, sampai dengan
evaluasi dan merencanakan tindak lanjut. Hal tersebut akan menjadikan
pertimbangan persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
selama pandemi Covid- 19.
BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
yang berjudul persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
komprehensif selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo ini
diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Tingkat persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
komprehensif selama pandemi Covid- 19 pada tiga SMP di Sukoharjo
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diperoleh rata-rata 87,5
termasuk dalam kategori “sedang” sebesar 63,3%. Hasil analisis deskriptif
juga menunjukkan bahwa pencapaian aspek penerimaan diperoleh rata-rata
24,5, pencapaian aspek pemahaman diperoleh rata-rata 31,5, dan pencapaian
aspek penilaian diperoleh rata-rata 31,5. Ketiga aspek tersebut termasuk pada
kategori “sedang”.
2. Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
Komprehensif Selama Pandemi Covid- 19 Pada Tiga SMP di Sukoharjo
Berdasarkan hasil uji anova diperoleh nilai Sig yaitu 0,033 < 0,05 sehingga
artinya secara umum persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan
konseling pada tiga SMP di Sukoharjo tersebut menunjukkan adanya
perbedaan secara signifikan. Hasil uji post hoc LSD menunjukkan bahwa
persepsi siswa SMP Negeri 1 Kartasura dengan persepsi siswa SMP Negeri 2
Gatak tidak terdapat perbedaan yang signifikan, persepsi siswa SMP Negeri 2
Gatak dengan persepsi siswa SMP Negeri 3 Kartasura menunjukkan hasil
adanya perbedaan yang signifikan, selanjutnya persepsi siswa SMP Negeri 3
Kartasura dengan persepsi siswa SMP Negeri 1 Kartasura tidak terdapat
perbedaan yang signifikan.

82
83

B. Implikasi
Berdasarkan hasil paparan penelitian diatas dapat dikemukakan implikasi
dari hasil penelitian yang dapat diterapkan sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah, penelitian ini dapat diterapkan hasilnya yaitu digunakan
sebagai acuan untuk lebih mendorong guru bimbingan dan konseling di
sekolah, serta memantau kesulitan atau kendala yang dialami guru bimbingan
dan konseling saat memberikan layanan secara daring.
2. Bagi guru bimbingan dan konseling, adanya hasil penelitian persepsi siswa
terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi ini, dapat
dijadikan sebagai acuan dalam melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
bimbingan dan konseling selama masa pandemi Covid- 19.
3. Bagi siswa, dengan adanya hasil penelitian ini dapat digunakan siswa sebaik
mungkin untuk memberikan penilaian serta masukan terhadap guru
bimbingan dan konseling di sekolah masing-masing pada saat memberikan
layanan selama pandemi Covid- 19 ini agar guru bimbingan dan konseling
mengetahui hal-hal yang diperlukan siswa selama pembelajaran daring ini.
4. Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
untuk lebih memperluas jangkauan sekolah yang diteliti, mengingat penelitian
ini hanya membandingkan tiga sekolah saja di SMP Sukoharjo.

C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas, ada beberapa saran yang akan
disampaikan oleh peneliti, antara lain:
1. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi kepala sekolah untuk
memfasilitasi sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan bimbingan dan
konseling selama pandemi Covid-19, serta melakukan supervisi untuk
memastikan layanan bimbingan dan konseling bermanfaat untuk siswa.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk para guru
bimbingan dan konseling dalam meningkatkan pemberian layanan kepada
84

siswa agar membuat variasi dalam teknik dan media yang digunakan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling secara daring selama pandemi
Covid- 19 sehingga dapat membantu siswa mencapai kebutuhan serta
menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi selama pandemi ini.
3. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan agar siswa lebih memperhatikan lagi dengan
pelaksanaan bimbingan dan konseling selama pandemi Covid- 19 serta aktif
bertanya dan konsultasi kepada guru bimbingan dan konseling terkait
permasalahan atau kesulitan yang dihadapi selama pandemi Covid- 19,
meskipun dilakukan secara daring.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengkaji
lebih detail lagi dengan tambahan subyek dan sekolah yang diteliti sehingga
dapat membandingkan pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan banyak
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, K. (2013). Esensial Konseling: Pendekatan Trait and Factor dan Client
Centered. Yogyakarta: Garudhawaca.
Aji, R. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah
Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i.
7 (5). 395-402.
Amronah. (2014). Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Layanan Bimbingan
Pribadi. Psikopedagogia. 3 (2). 108-115.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Pneleitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2007). Penataan Pendidikan
Profesional Konselor. Naskah Akademik ABKIN.
Atrup. (2014). Survai Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling (BK) Di
Sekolah. Nusantara of research. 01 (01). 1-90.
Azanella, L. (2020, 13 April). Apa Itu PSBB hingga Jadi Upaya Pencegahan
Covid-19?. Kompas. Diperoleh 27 April 2020, dari
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/13/153415265/apa-itu-psbb-
hingga-jadi-upaya-pencegahan-covid-19
Azwar. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bhakti, C. (2015). Bimbingan dan Konseling Komprehensif: Dari Paradigma
Menuju Aksi. Jurnal Fokus Konseling. 1 (2), 93-106.
Budi. (2020, 30 Maret). Saat Pandemi Corona Covid-19, 27 Istilah Populer yang
Harus Dimengerti: Dari Novel sampai Viral Loard. Liputan 6. Diperoleh
21 April 2020, dari https://www.liputan6.com/bola/read/4214575/saat-
pandemi-corona-covid-19-27-istilah-populer-yang-harus-dimengerti-dari-
novel-sampai-viral-load#
Budiarti, M. (2017). Bimbingan Konseling Di Sekolah Dasar. Magetan: CV. AE
Media Grafika
Bungin, B. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosia Lainnya. Jakarta: Kencara.
Chairunnisa, N. (2020, 18 Maret). Masa Belajar di Rumah, Puluhan Pelajar Malah
Ada di Mall. Diperoleh 21 Januari 2021, dari https://nasional-tempo-
co.cdn.ampproject.org
CNN Indonesia. (2020, 14 Maret). Mengenal Social Distancing sebagai Cara
Mencegah Corona. Diperoleh 17 April 2020,dari
//www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200314102823255483358/menge
nal-social-distancing-sebagai-cara-mencegah-corona

85
86

Darussyamsu., & Amelia, Y. (2020). Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan


Pembelajaran Online Mata Pelajaran Biologi di Masa Pandemi Covid- 19.
Jurnal Bioilmi. 6 (2). 86-93.
Dewi, D. (2020, 9 Maret). Cara Jelaskan Virus Corona ke Anak untuk Cegah
Penularan. Tirto.id. Diperoleh 17 April 2020, dari https://tirto.id/segudang-
masalah-belajar-dari-rumah-karena-corona-covid-19-eGqQ
Fahrina., Amelia,. & Zahara. (2020). Minda Guru Indonesia: Pandemi Corona,
Disrupsi Pendidikan dan Kreativitas Guru. Aceh: Syiah Kuala University
Press.
Fakhrur, dkk. (2020). Bunga Rampai COVID-19: Buku Kesehatan Mandiri Untuk
Sahabat #Dirumahaja. Depok: PD PROKAMI.
Fauzi, Z., Heiriyah, A., & Matarif, J. (2020). Upaya Pelayanan Guru Bimbingan
dan Konseling Selama Pandemi Covid-19 Pada Siswa di SMP Negeri 23
Banjarmasin. Jurnal Mahasiswa BK An-Nur. 6 (3). 1-12.
Febritus., Dahlan., & Rosra. (2014). Dukungan Sistem Penyelenggaraan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kecamatan Sekampung.
Laporan Penelitian Universitas Lampung Tahun 2014, Hlm. 2. FKIP
UNILA.
Fitrah, M., & Lutfiyah. (2017). Metode Penelitian; Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas & Studi Kasus. Jawa Barat: CV Jejak.
Gemilang, G. (2017). Peran Orang Tua Sebagai Non Direct Service Dalam
Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Jurnal Fokus Konseling. 3 (1).
1-11.
Gysbers, N.C. & Henderson P. (2012). Developing and Managing Your School
Guidance and Counseling Program Fifth Edition. Alexandria: American
Counseling Assosiation.
Halik, A. & Aini, Z. (2020). Analisis Keakifan Siswa dalam Proses Pembelajaran
Daring di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Bimbingan Konseling Islam. 3
(2). 131-141.
Handayani., Arradini., & Darmayanti. (2020). Pandemi Covid- 19, Respon Imun
Tubuh, dan Herd Immunity. Jurnal Ilmiah Pernas. 10 (3). 373-380.
Harahap, S. (2020). Konseling: Kebiasaan Belajar Siswa Dimassa Pandemi
Covid-19. Jurnal Pendidikan dan Konseling. 10 (1). 30-35.
Hasan, I. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Heldayani. & Busmayaril. (2016). Persepsi Peserta Didik Terhadap Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karya
Penggawa Kabupaten Pesisir Barat Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal
Bimbingan dan Konseling. 03 (1). 113-126.
87

Herinda, A. (2017). Hubungan Persepsi Siswa dan Sikap Siswa Kelas V Pada
Mata Pelajaran PKN di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta. Skripsi hasil
penelitian Universitas Sanata Darma Tahun 2017, Hlm. 11. Perpustakaan
USD Yogyakarta.
Hermawan, I. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif,
dan Mixed Methode. Kuningan: Percetakan Kuningan.
Imanintyas, I & Radjah, C. (2018). Inovasi Penyusunan Program dan
Pelaksanaan Asesmen Bimbingan dan Konseling Komprehensif Berbasis
Information dan Communication Technologies (ICT). Malang: Wineka
Media.
Iswara, A. (2017). Pengaruh Bimbingan dan Konseling Komprehensif dengan
Pendekatan Kognitif Sosial Terhadap Efektivitas Pembelajaran Peserta
Didik SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018.
Skripsi dipublikasikan oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Jannah. (2020, 20 Maret). Segudang Masalah Belajar dari Rumah karena Corona
COvid-19. Tirto.id. Diperoleh 17 April 2020, dari https://tirto.id/segudang-
masalah-belajar-dari-rumah-karena-corona-covid-19-eGqQ
Kamaluddin, H. (2011). Bimbingan dan Konseling Sekolah. Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan. 17 (4). 447-454.
Kardina,. & Firmansyah. (2020). Pengaruh New Normal Ditengah Pandemi
Covid-19 Terhadap Pengelolahan Sekolah dan Peserta Didik. Buana Ilmu.
4 (2). 99-112.
Karneli, Y., Syukur, Y., & Pratiwi, R. (2020). Improving The Skill Of BK
Teacher/Counselors Using KREIN-MKP (Creative And Innovative
Cognitive-Based Behavioral Counseling) To Reduce Covid-19 Pandemic
Anxiety. Jurnal Neo Konseling. 2 (4). 1-6.
Kartadinata, S. (2017). Dari Bimbingan dan Konseling Perkembangan ke
Komprehensif (Refleksi 21 Tahun Menhawal Perjalanan Vimbingan dan
Konseling di Indonesia, 1996-2017. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia
Kasih, F. & Kons, M. P. (2017). Profil Kompetensi Guru Bimbingan dan
Konseling dalam Pelayanan Kelompok di SMA Sumatra Barat. Jurnal
Counseling Care. 1 (1). 13-26.
Kumara, A. & Lutfiyani, V. (2017). Strategi Bimbingan dan Konseling
Komprehensif Dalam Perencanaan Karir Siswa SMP. G-Couns Jurnal
Bimbingan dan Konseling. 1 (02). 180-191.
Kurniawan, D. (2018). Perencanaan dan Perancangan Program BK. Tentang
Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.Kumpulan Artikel Ilmiah Program Pasca Sarjana Magister
88

Manajemen Pendidikan. Hlm. 3. Universitas Kristen Satya Wacana


Saatiga.
Luddin, A. (2010). Dasar-Dasar Konseling: Tinjauan Teori dan Praktik.
Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Lumongga. (2011). Memahami Dasar-dasar Konseling dalam Teori dan Praktik.
Jakarta: Kencana.
Marleni, L. (2016). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 1 Bangkinang. Jurnal Cendekia. 1 (1). 149-159.
Mashuri, H. (2017). Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan
Jasmani di SMA Muhammadiyah Kediri.
Maulana., Herdiayan., & Gumelar. (2013). Psikologi Komunikasi dan Persepsi.
Jakarta: Akademi Permata.
Mona, N. (2020). Konsep Isolasi Jaringan Sosial Untuk Meminimalisasi Efek
Contagious (Kasus Penyebaran Virus Corona Di Indonesia). Jurnal Sosial
Humaniora Terapan. 2 (2). 117-125.
Muflihin, A. (2019). Survei Minat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan
Ekstrakulikuler Olahraga di SMA Negeri 3 Takalar. Skripsi dipublikasikan
oleh Universitas Negeri Makassar.
Mukaromah. V. (2020, 5 April 2020). Simak! Berikut Daftar Pembatasan di
PSBB untuk Cegah Covid-19. Kompas. Diperoleh 28 April 2020, dari
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/05/123000365/simak-berikut-
daftar-6-pembatasan-di-psbb-untuk-cegah-covid-19
Mukhtar., Budiamin., & Yusuf. (2016). Program Layanan Bimbingan Klasikal
untuk Meningkatkan Self-Control Siswa. Psikopedagogia. 5 (1). 1-16.
Mulyanan. D. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mushon, A. (2016). Pedoman Praktikum Analisis Statistik. Yogyakarta: UNY.
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nugroho, G. (2020). Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Pendampingan
Belajar Siswa Selama Pembelajaran Online. Jurnal Psiko-Edukasi. 18 (1).
73-83.
Nuraini, T. (2020, 28 April). Kronologi Munculnya Covid-19 di Indonesia hingga
Terbit Keppres Darurat Kesehatan. Merdeka. Diperoleh 28 April 2020,
dari https://www.merdeka.com/trending/kronologi-munculnya-covid-19-
di-indonesia-hingga-terbit-keppres-darurat-kesehatan-kln.html
Nurdin, I. & Hartati, S. (2019). Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Media
Sahabat Cendekia.
89

Nuryadi, Astuti, & Utami. (2017). Dasar-Dasar Statistik Penelitian. Yogyakarta:


Gramasurya.
Nuryadi, Astuti, T., Utami, E,. & Budiantara, M. (2017). Dasar-Dasar Statistik
Penelitian. Yogyakarta: Gramasurya.
Pane, Merry. (2020). Alodokter Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:
Virus Corona (COVID-19). Diperoleh 21 April 2020, dari alodokter.com.
Permendikbud RI Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Pincus, dkk. (2020). Covid-19’s Effect on Stidents: How School Counselor Rise
to the Rescue. NASSP Bulletin. 104 (4). 241-256.
Pramana. (2020). Siapkah Dokter Menghadapi Pandemi akibat Covid-19.
Kumpulan Artikel Ilmiah Universitas Negeri Semarang 2020. Hlm. 3.
Universitas Negeri Semarang.
Prasasti, G. (2020, 26 April). 26 April: 8.882 Kasus Positif Covid-19 Terjadi di
Indonesia, 1.107 Sembug, 743 Meninggal. Liputan 6. Diperoleh 26 April
2020, dari https://www.liputan6.com/health/read/4237908/26-april-8882-
kasus-positif-covid-19-terjadi-di-indonesia-1107-sembuh-743-meninggal
Prasasti, G. (2020, 6 Maret). UNESCO: Penutupan Sekolah Akibat COVID-19
Berdampak Pada 290 Juta Pelajar di Dunia. Liputan 6. Diperoleh 17 April
2020, dari https://www.liputan6.com/health/read/4195275/unesco-
penutupan-sekolah-akibat-covid-19-berdampak-pada-290-juta-pelajar-di-
dunia
Prasetyo, B. (2013). Perbedaan Kinerja Konselor Bersertifikat Pendidik Dengan
Konselor Yang Belum Bersertifikat Pendidik Dalam Pelaksanaan Layanan
Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri Se-Kota Tegal Tahun
2012/2013. Skripsi dipublikasikan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
Puluhulawa, M., Djibran, R., & Pautina, M. (2017). Layanan Bimbingan
Kelompok dan Pengaruhnya Terhadap Self-Esteem Siswa. Proceeding
Seminar dan Lokakarya Nasional Revitalisasi Laboratorium dan Jurnal
Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum Bimbingan dan Konseling
Berbasis KKNI. Hlm. 301-310. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
Purwanto, dkk. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap
Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Journal of Educational,
Psychology, and Counseling. 2 (1). 1-12.
Puspitasari, R. (2020). Hikmah Pandemi Covid-19 Bagi Pendidikan Di Indonesia.
Penelitian Institut Agama Islam Negeri. Hlm. 1. Surakarta: IAIN.
Putri, V. (2020). Layanan Bimbingan dan Konseling Daring Selama Masa
Pandemi Covid- 19. Journal of Counseling and Education. 1 (2). 7-16.
90

Rahman, F. (2008). Penyusunan Program BK di Sekolah. Yogyakarta: Universitas


Negeri Yogyakarta Departemen Pendidikan Nasional.
Rahman, F. (2012). Modul Ajar Pengembangan dan Evaluasi Program BK.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Rahman, I. (2015). Penyelenggaraan Layanan Bimbingan dan Konseling
Komprehensif Pada Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Agama UIK Bogor. 1
(2). 163- 176.
Rahmat, J. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rajab, M. (2020, 19 Maret). Pendidikan di Tengah Pusaran Wabah Corona. Detik.
Diperoleh 22 April 2020, dari m.detik.com.
Ramli, dkk. (2027). Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017. Mata
Pelajaran/Paket Keahlian Bimbingan dan Konseling. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan 2012.
Ranjabar. & Widyana. (2018). Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang
Karakteristik Guru Bimbingan Konseling dan Dukungan Sosial Teman
Sebaya Dengan Minat Mengikuti Layanan Bimbingan Konseling Pada
Siswa Kelas XI SMA Pangudi Lugur Sedayu Tahun Ajaran 2018/2019.
Kumpulan abstrak hasil penelitian Program Magister Psikologi. Fakultas
Psikologi Universitas Mercu Buana.
Riyanto, S. & Hatmawan, A. (2020). Metode Riset Penelitian Kuantitatif
Penelitian di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan dan Eksperimen.
Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Rukaya. (2019). Aku Bimbingan dan Konseling. Jawa Barat: Guepedia.
Santosa, D. (2020). Covid-29 Dalam Ragam Tinjauan Perspektif. Yogyakarta:
MBridge Press.
Santoso. & Tjiptono. (2001). Riset Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Andi Offset.
Sari, D. (2020). Efek Samping PSBB Terhadap Masyarakat. Suara News.
Diperoleh 28 April 2020, dari
https://www.suara.com/yoursay/2020/04/16/171009/efek-samping-psbb-
terhadap-masyarakat
Sebayang, R. (2020, 12 Maret). WHO Nyatakan Wabah COVID-19 jadi Pandemi,
Apa Maksudnya?. CNBC Indonesia. Diperoleh 21 April 2020, dari
cnbcindonesia.com.
Sebayang, R. (2020, 31 Januari). Awas! WHO Akhirnya Tetapkan Corona
Darurat Global. CNBC Indonesia. Diperoleh 16 April 2020, dari
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200131060856-4-134146/awas-
who-akhirnya-tetapkan-corona-darurat-global
91

Setiawan, K. (2019). Buku Ajar Metodologi Penelitian. Lampung: Universitas


Lampung
Siahaan, M. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan.
Jurnal Kajian Ilmiah. 1 (7). 1-3.
Silalahi, U. (2005). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press.
Sirait, A. (2001). Analisis Varians (ANOVA) dalam Penelitian Kesehatan. Media
Litbang Kesehatan. XI (2). 39-43.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Kedokteran
GEC.
Susanto, A. (2018). Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Konsep, Teori, dan
Aplikasinya. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sutirna. (2013). Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal, dan
Informal. Yogyakarta: Andi Offset.
Sutrisman, D. (2019). Pendidikan Politik, Persepsi, Kepemimpinan, Dan
Mahasiswa. Bogor: Guepedia Publisher
Syafril. (2019). Statistik Pendidikan: Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
Tambusai, K. (2020). Peran Bimbingan dan Konseling Sekolah di Tengah
Pandemi Covid-19. Al-Mursyid. 2 (2). 175-187.
Tarmiji, Basyah & Yunus. (2016). Persepsi Siswa Terhadap Kesiapan Guru
Dalam Proses Pembelajaran (Studi Pada SMP Negeri 18 Banda Aceh).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Unsyiah. 1 (1).
41-48.
Thoha, M. (2003). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
PT. Raja Grafindo
Unaradjan, D. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Penerbit Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya.
Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Winkel. (2006). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:
Media Abadi.
92

Yuliana. (2020). Corona Virus Diseases (Covid-19); Sebuah Tinjauan Literatur.


Wellness and Healthy Magazine. 2 (1). 187-192.
Yunus, N., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lockdown Sebagai
Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19. Jurnal Sosial & Budaya
Syar’i. 7 (3). 227-238.
Yusuf, M. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana.
Zulva, T. (2020). Covid-19 dan Kecenderungan Psikosomatis. Kumpulan Artikel
Ilmiah UIN Wali Songo Semarang 2020. Hlm. 2. Fakultas Psikologi dan
Kesehatan UIN Wali Songo Semarang.
LAMPIRAN
90

Lampiran 1: Instrumen Penelitian Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas

INSTRUMEN ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN


LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF SELAMA
MASA PANDEMI COVID- 19
A. Identitas Responden
Nama : ______________________________
Nama Sekolah/ Kelas : _____________________/________
Jenis Kelamin :L/P
B. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda centang (√) pada salah satu pilihan jawaban yang
menurut Anda sesuai dengan kendala diri Anda dengan keterangan sebagai
berikut:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
C. Tabel Pernyataan
No Pernyataan STS TS S SS

1. Guru BK memberikan instrumen,


misalnya AKPD, ITP untuk
mengidentifikasi kebutuhan layanan
selama masa pandemi Covid-19
2. Guru BK memberikan instrument,
misalnya AUM, DCM untuk
mengidentifikasi masalah yang saya
alami selama masa pandemi Covid-19
3. Guru BK merancang layanan yang akan
diberikan kepada siswa dengan cara
menginformasikan layanan untuk
beberapa minggu ke depan
4. Guru BK merancang jadwal
pelaksanaan pemberian layanan BK
melalui poster atau pesan whatsapp
5. Guru BK menampilkan media berupa
91

gambar atau video dalam kegiatan


bimbingan di kelas daring
6. Siswa diberikan kesempatan untuk
melaksanakan konsultasi terkait dengan
kesulitan selama pandemi Covid- 19
7. Guru BK meminta siswa mengisi
lembar evaluasi terkait dengan layanan
yang sudah disampaikan
8. Guru BK meningkatkan kualitas
layanan BK daring selama pandemi
Covid-19
9. Guru BK meminta siswa untuk
mengidentifikasi perasaan siswa selama
masa pandemi Covid-19 melalui form
online
10. Guru BK meminta siswa
mengidentifikasi kesulitan yang dialami
selama belajar dari rumah
11. Guru BK merancang teknis pelaksanaan
layanan konseling secara daring
12. Guru BK merancang dan menjalaskan
teknis pelaksanaan layanan konseling
secara daring
13. Guru BK menentukan dan meminta
siswa mempersiapkan penggunaan
aplikasi yang mendukung layanan BK
secara online
14. Guru BK dan siswa melakukan diskusi
dan tanya jawab
15. Materi yang disampaikan terkait dengan
kesulitan siswa selama masa pandemi
Covid-19
16. Guru BK memberikan evaluasi kepada
siswa secara daring
17. Siswa diberi kesempatan
menyampaiakan saran terkait
pelaksanaan layanan lanjutan
18. Guru BK mengidentifikasi kebutuhan
siswa berdasarkan instrument yang
telah diberikan
19. Guru BK merancang pemberian layanan
daring secara rutin dan terjadwal
20. Guru BK berperan dalam membantu
memahami perasaan yang dihadapi
siswa saat beradaptasi dengan kebiasaan
92

baru selama pandemi Covid-19


21. Guru BK memberikan arahan saat siswa
mengalami kesulitan dalam mengambil
keputusan di masa pandemi Covid-19
22. Guru BK aktif memberikan informasi
kepada siswa selama pandemi Covid-19
23. Guru BK memberikan materi yang saya
butuhkan berkenaan dengan kesulitan
selama pembelajaran daring di masa
pandemi
24. Guru BK bertanya apakah layanan
daring mudah diakses atau tidak
25. Guru BK meminta pendapat siswa
apakah layanan yang diberikan
bermanfaat atau tidak
26. Layanan yang diberikan guru BK
membantu kesulitan saya selama masa
pandemi Covid- 19
27. Guru BK menggunakan platform yang
mudah diakses siswa
Lampiran 2 : Tabulasi Data Uji Coba Instrumen

Identitas Responden
Jenis Kelamin
Asal
(boleh
Sekolah
inisial)
Kelas Nomor Telepon
1. Guru(hadiah
BK2.memberikan
Guru
saldoBKOVO
3.memberikan
Guru
instrumen,
bagiBK4.yang
merancang
Guru
instrumen,
misalnya
beruntung)
BK5.merancang
Guru
layanan
AKPD,
misalnya
BK6.menampilkan
yang
ITP
Siswa
jadwal
AUM,
untuk
akan
diberikan
7.Guru
pelaksanaan
DCM
mengidentifikasi
diberikan
media
untuk
BKkesempatan
8.Guru
dan
mengidentifikasi
berupa
kepada
pemberian
siswa
BKkebutuhan
gambar
9.siswa
meminta
melakukan
untuk
Guru
layanan
dengan
melaksanakan
BK
atau
masalah
siswa
10.
layanan
meningkatkan
diskusi
video
Guru
BKcara
mengisi
melalui
yang
BK
selama
dalam
menginformasikan
dan
11.meminta
konsultasi
Guru
saya
tanya
lembar
poster
kualitas
kegiatan
masa
alami
BK12.
jawab
siswa
atau
evaluasi
meminta
pandemi
terkait
Guru
layanan
selama
bimbingan
pesan
untuk
layanan
BKdengan
13.Guru
terkait
siswa
Covid-19
merancang
masa
BK
whatsapp
mengidentifikasi
daring
diuntuk
mengidentifikasi
dengan
kesulitan
BK
pandemi
kelas
14.menentukan
selama
beberapa
Sebelum
dan
daring
layanan
selama
Covid-19
menjalaskan
15.perasaan
pandemi
menyampaikan
Materi
minggu
yang
dan
kesulitan
pandemi
meminta
16.
sudah
yang
Covid-19
siswa
ke
teknis
Guru
yang
depan
Covid-
disampaikan
disampaikan
selama
pelaksanaan
siswa
BK
layanan
dialami
17.19memberikan
Siswa
mempersiapkan
masa
guru
selama
terkait
diberi
18.
pandemi
layanan
BK
Guru
evaluasi
belajar
dengan
menyampaikan
kesempatan
BKCovid-19
19.
konseling
penggunaan
mengidentifikasi
dari
Guru
kesulitan
kepada
rumah
BK
melalui
menyampaiakan
20.
secara
tujuan
siswa
merancang
Guru
siswa
aplikasi
form
daring
secara
kegiatan
BK
dan
selama
21.online
berperan
yang
Guru
merencanakan
pemberian
daring
saran
masa
mendukung
BK22.dalam
terkait
memberikan
pandemi
Guru
layanan
membantu
BK
pelaksanaan
pemberian
23.
layanan
aktif
Covid-19
Guru
daring
arahan
memberikan
BK24.
memahami
layanan
secara
secara
memberikan
layanan
saat
Gurusiswa
BK
rutin
sesuai
online
25.
informasi
lanjutan
perasaan
bertanya
Guru
mengalami
dan
materi
dengan
terjadwal
BK26.
kepada
apakah
yang
meminta
yang
Layanan
kebutuhan
kesulitan
dihadapi
saya
siswa
layanan
27.pendapat
yang
butuhkan
Guru
selama
siswa
dalam
siswa
diberikan
daring
BKTOTAL
siswa
pandemi
mengambil
menggunakan
saat
berkenaan
mudah
NILAI
beradaptasi
apakah
guru
Covid-19
diakses
BK
keputusan
dengan
layanan
platform
membantu
dengan
atau
kesulitan
yang
ditidak
yang
masa
kebiasaan
kesulitan
diberikan
mudah
selama
pandemi
saya
baru
diakses
pembela
bermanf
Covid
selam
selas
DeaRF PerempuanSMPN 01 Kartasura
9A 085741395787 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 97
Salsabiala PAerempuanSMP N 1 KARTASURA
IX B 0838 7015 26023 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 95
novena angela
Perempuansmp
kanahaya n 1 kartasura
9 D 088802851349 4 2 1 1 1 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 52
Anggietha PerempuanSMP 1 KARTASURA
IX A 085812775187 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 94
Choi Yeh HuiPerempuanSMP N 1 KARTASURA
ix a 081806687163 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81
Angelina PerempuanSMP N 1 Kartasura
IX A 082242193982 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81
Ertita SelsyPerempuanSMP
K N 1 KARTASURA
9 d 089648462845 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81
Immanuel Christian
Laki-laki SMPN 1 Kartasura
9C 087728350791 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 77
Priskalia Ervikasari
PerempuanSMP N 1 Kartasura
9 b 08953240764643 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 91
Fahmi Laki-laki SMP N 1 KARTASURA
IX C 089508338698 3 2 4 3 3 3 3 2 4 1 2 3 3 4 3 1 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 82
Alya Eka Saputri
PerempuanSMPN 2 Gatak9C +62 858-7721-9804
2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 4 78
Irma mutiyaPerempuanSmp
risma n 2 gatak9 C 085877720495 3 4 4 3 3 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 89
Salma nur azizah
PerempuanSmp N 2 gatak10 C 081558852484 3 3 3 1 4 4 3 1 1 1 3 4 1 1 1 3 1 2 4 2 3 1 3 3 2 2 4 64
Nicolas erlangga
Laki-laki Smpn 2 gatakIX H 085770641200 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 1 4 2 4 2 3 1 3 4 88
Dimas SetyoLaki-laki
P SMP NEGERI 92 bGATAK
+62 895-1342-4568
3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 83
mesyta gadis
PerempuanSMP Negeri 2 IXGatak
D +62 856-4199-5938
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 91
Evrellia Wulandari
PerempuanSMPN 2 Gatakix c 085876632348 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 60
Bunga nayza
PerempuanSMPN
kamalia 2 GATAK
9E 085640166143 3 2 4 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 3 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 77
Vyati Vina PWerempuanSMP Negri 2 gatak
9 h sukoharjo
088233559345 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 84
Devin kusuma
Laki-laki
w SMPN 2 GATAK
9 H 085740969252 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 82
089634778001 4
Anissa PerempuanSMP NEGERI 93 cKARTASURA 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 83
Nindi IX B 08882251233 4
PerempuanSMP 3 KARTASURA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 82
A PerempuanSMP Negri 3 Kartasura
9 F 089673735296 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 95
Tiara Perempuansmp 3 kartasura9 F 085600619804 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81
Zahwa PerempuanSMP N 3 Kartasura
IX F 085740571174 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 84
Aya PerempuanSmp Negeri 3 IXKartasura
A 081236311811 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 93
Deny Kusuma
Laki-laki Smp N 3 Kartasura
9 C 087880108765 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 101
Athallah Laki-laki SMP Negeri 3 9Kartasura
C 087804082006 2 1 3 2 3 4 1 2 3 1 1 2 3 2 3 1 4 4 2 1 3 4 2 1 4 3 2 64
Iqbal YanuarLaki-laki
Saputra SMP N 3 Kartasura
9 C 08816584310 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 79
udin Perempuangazura 9B 08953917447772 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 1 3 4 3 2 2 2 1 1 3 4 66

93
94

Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Skor_Total Skor_Total
Item _6 Pears on
Item_1 Pearson Correlatio ,320
Correlatio .424 * n
n Sig. (2-
tailed) ,085
Sig. (2-
,020
tailed) N
30
N 30
Item _7 Pears on
Item_2 Pearson
**
Correlatio .636 **
Correlatio .647 n
n Sig. (2-
Sig. (2- tailed) ,000
,000
tailed) N
N 30
30
Item _8 Pears on
Item_3 Pearson
Correlatio .440 *
Correlatio .546** n
n Sig. (2-
Sig. (2- tailed) ,015
,002
tailed)
N
N 30
30
Item_4 Pearson Item _9 Pears on
** Correlatio .654 **
Correlatio .547 n
n Sig. (2-
Sig. (2- tailed) ,000
,002
tailed)
N
N 30 30

Item_5 Pearson Item _10 Pears on


** Correlatio .752 **
Correlatio .654 n
n Sig. (2-
Sig. (2- tailed) ,000
,000
tailed)
N
N 30 30
95

Skor_Total
Skor_Total
Item _11 Pears on
Correlatio .728 ** Item_16 Pearson
n Correlatio .527 **
Sig. (2- n
,000
tailed)
Sig. (2-
N ,003
30 tailed)
N 30
Item _12 Pears on
Item_17 Pearson
Correlatio .590 **
n Correlatio .509 **
Sig. (2- n
,001
tailed) Sig. (2-
N ,004
tailed)
30
N 30
Item _13 Pears on Item_18 Pearson
Correlatio .561 **
n Correlatio .589 **
Sig. (2- n
,001
tailed) Sig. (2-
N ,001
tailed)
30
N 30
Item _14 Pears on Item_19 Pearson
Correlatio .750 **
n
Correlatio ,311
Sig. (2- n
,000
tailed) Sig. (2-
N ,094
tailed)
30
N 30
Item _15 Pears on Item_20 Pearson
Correlatio .622 **
n
Correlatio .634 **
Sig. (2- n
,000
tailed) Sig. (2-
N ,000
tailed)
30
N 30
96

Skor_Total Reliability Statistics


Item _21 Pears on
Correlatio .670 **
n
Sig. (2-
,000
tailed) Cronbach's Alpha N of Items
N
30 .925 27
Item _22 Pears on
Correlatio .652 **
n
Sig. (2-
,000
tailed)
N
30

Item _23 Pears on


Correlatio .745 **
n
Sig. (2-
,000
tailed)
N
30

Item _24 Pears on


Correlatio .692 **
n
Sig. (2-
,000
tailed)
N
30

Item _25 Pears on


Correlatio .509 **
n
Sig. (2-
,004
tailed)
N
30

Item _26 Pears on


Correlatio .596 **
n
Sig. (2-
,001
tailed)
N
30

Item _27 Pears on


Correlatio .429 *
n
Sig. (2-
,018
tailed)
N
30

Skor_Total Pears on
Correlatio 1
n
Sig. (2-
tailed)
N
30
97

Lampiran 4 : Instrumen Penelitian Sesudah Uji Validitas dan Reliabilitas

INSTRUMEN ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN


LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF SELAMA
MASA PANDEMI COVID- 19

A. Identitas Responden
Nama : ______________________________
Nama Sekolah/ Kelas : _____________________/________
Jenis Kelamin :L/P
B. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda centang (√) pada salah satu pilihan jawaban yang
menurut Anda sesuai dengan kendala diri Anda dengan keterangan sebagai
berikut:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
C. Tabel Pernyataan
No Pernyataan STS TS S SS

1. Guru BK memberikan instrumen,


misalnya AKPD, ITP untuk
mengidentifikasi kebutuhan layanan
selama masa pandemi Covid-19
2. Guru BK memberikan instrument,
misalnya AUM, DCM untuk
mengidentifikasi masalah yang saya
alami selama masa pandemi Covid-19
3. Guru BK merancang layanan yang akan
diberikan kepada siswa dengan cara
menginformasikan layanan untuk
beberapa minggu ke depan
4. Guru BK merancang jadwal
pelaksanaan pemberian layanan BK
melalui poster atau pesan whatsapp
5. Guru BK menampilkan media berupa
98

gambar atau video dalam kegiatan


bimbingan di kelas daring
6. Guru BK meminta siswa mengisi
lembar evaluasi terkait dengan layanan
yang sudah disampaikan
7. Guru BK meningkatkan kualitas
layanan BK daring selama pandemi
Covid-19
8. Guru BK meminta siswa untuk
mengidentifikasi perasaan siswa selama
masa pandemi Covid-19 melalui form
online
9. Guru BK meminta siswa
mengidentifikasi kesulitan yang dialami
selama belajar dari rumah
10. Guru BK merancang teknis pelaksanaan
layanan konseling secara daring
11. Guru BK merancang dan menjalaskan
teknis pelaksanaan layanan konseling
secara daring
12. Guru BK menentukan dan meminta
siswa mempersiapkan penggunaan
aplikasi yang mendukung layanan BK
secara online
13. Guru BK dan siswa melakukan diskusi
dan tanya jawab
14. Materi yang disampaikan terkait dengan
kesulitan siswa selama masa pandemi
Covid-19
15. Guru BK memberikan evaluasi kepada
siswa secara daring
16. Siswa diberi kesempatan
menyampaiakan saran terkait
pelaksanaan layanan lanjutan
17. Guru BK mengidentifikasi kebutuhan
siswa berdasarkan instrument yang
telah diberikan
18. Guru BK berperan dalam membantu
memahami perasaan yang dihadapi
siswa saat beradaptasi dengan kebiasaan
baru selama pandemi Covid-19
19. Guru BK memberikan arahan saat siswa
mengalami kesulitan dalam mengambil
keputusan di masa pandemi Covid-19
20. Guru BK aktif memberikan informasi
99

kepada siswa selama pandemi Covid-19


21. Guru BK memberikan materi yang saya
butuhkan berkenaan dengan kesulitan
selama pembelajaran daring di masa
pandemi
22. Guru BK bertanya apakah layanan
daring mudah diakses atau tidak
23. Guru BK meminta pendapat siswa
apakah layanan yang diberikan
bermanfaat atau tidak
24. Layanan yang diberikan guru BK
membantu kesulitan saya selama masa
pandemi Covid- 19
25. Guru BK menggunakan platform yang
mudah diakses siswa
Lampiran 5 : Tabulasi Data Siswa

Identitas Responden
Jenis Kelamin
Asal
(bolehSekolah
inisial)Kelas Nomor Telepon
1. Guru(hadiah
BK2.memberikan
Guru
saldoBKOVO
3.memberikan
Guru
instrumen,
bagiBK4.yang
merancang
Guru
instrumen,
misalnya
beruntung)
BK5.merancang
Guru
layanan
AKPD,
misalnya
BK7.Guru
menampilkan
yang
ITPjadwal
AUM,
untuk
akan
BK8.Guru
pelaksanaan
dan
DCM
mengidentifikasi
diberikan
siswa
media
untuk
BK9.meminta
melakukan
mengidentifikasi
berupa
Guru
kepada
pemberian
BKkebutuhan
gambar
siswa
10.siswa
meningkatkan
diskusi
Guru
layanan
mengisi
dengan
atau
BK
masalah
dan
11.layanan
meminta
video
Guru
BKtanya
lembar
cara
kualitas
melalui
yang
BKselama
dalam
menginformasikan
12.jawab
siswa
evaluasi
meminta
Guru
saya
layanan
poster
kegiatan
masa
untuk
alami
BK13.Guru
terkait
siswa
atau
merancang
BK
pandemi
mengidentifikasi
selama
bimbingan
daring
pesan
mengidentifikasi
dengan
BKlayanan
14.menentukan
Covid-19
masa
selama
Sebelum
whatsapp
danlayanan
diuntuk
menjalaskan
pandemi
kelas
15.perasaan
pandemi
menyampaikan
Materi
beberapa
yang
dan
kesulitan
daring
Covid-19
meminta
16.sudah
yang
Covid-19
siswa
teknis
Guru
minggu
yang
disampaikan
disampaikan
selama
pelaksanaan
siswa
layanan
BKdialami
17.kememberikan
Siswa
mempersiapkan
masa
depan
guru
selama
terkait
diberi
18.pandemi
layanan
BKGuru
evaluasi
belajar
dengan
menyampaikan
kesempatan
BKCovid-19
20.konseling
penggunaan
mengidentifikasi
dari
Guru
kesulitan
kepada
rumah
BK
melalui
menyampaiakan
21.secara
tujuan
siswa
berperan
Guru
siswa
aplikasi
form
daring
secara
kegiatan
BKdan
selama
22.dalam
online
memberikan
yang
Guru
merencanakan
daring
saran
masa
mendukung
membantu
BK23.terkait
aktif
pandemi
Guru
arahan
memberikan
BKpelaksanaan
pemberian
24.memahami
layanan
memberikan
Covid-19
saat
Gurusiswa
BK25.informasi
layanan
perasaan
secara
bertanya
layanan
Guru
mengalami
materi
BKsesuai
online
26.kepada
lanjutan
apakah
yang
meminta
yang
Layanan
kesulitan
dengan
dihadapi
saya
siswa
layanan
27.pendapat
yang
butuhkan
Guru
kebutuhan
selama
dalam
siswa
diberikan
daring
BKTOTAL
siswa
pandemi
mengambil
menggunakan
saat
berkenaan
siswa
mudah
NILAI
beradaptasi
apakah
guruCovid-19
diakses
BK
keputusan
dengan
layanan
platform
membantu
dengan
atau
kesulitan
yang
ditidak
yang
masa
kebiasaan
kesulitan
diberikan
mudah
selama
pandemi
saya
baru
diakses
pembelajara
bermanfaat
Covid-19
selama
selama
siswam
Charles Laki-laki Smp n 1 kartasura
9 E 082199571339 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 84
Budi Laki-laki Smp negeri 1 kts9E 089524589730 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 94
N PerempuanSmp kts 1 9 E 085725668527 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50
Mustofa Laki-laki Smp negeri 1 Kartasura
9 E 082399636332 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 86
KN PerempuanSMP N 1 KARTASURA
ix c 082125710211 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 72
AK PerempuanSmp 1 kartasura9c 089514015089 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 97
IFI PerempuanSMP 1 KARTASURA
9 b 082225017744 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
‑ ‑
Vikri Laki-laki SMP N 1 KARTASURA
9B Shoppe pay (085867405737)
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
Tasya PerempuanSMP N 1 KARTASURA
9 B +62 896 5488 6019
2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 81
Puput PerempuanSmp Negeri 1 kartasura
9 B 085642699353 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 74
I PerempuanSMP N 1 KTSIX B 08156753788 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 92
Jessi PerempuanSMP N 1 Kartasura
IX A 085643751500 2 2 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 3 73
Cetat Laki-laki Smpn 1 kartasura
IX A 082147672061 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 2 2 2 1 3 74
SPW PerempuanSMP Negeri 1IXKartasu
A 085645861183 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 73
Yolanda PerempuanSMPN 1 Kartasura
9D 085804073994 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
agus Laki-laki smp n 1 kartasura
9 d 085647230469 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 88
D Laki-laki SMPN 1 KARTASURA
IX D 2 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 70
roro jongrangPerempuansmp 1 kartasuraixA 087843225390 2 3 2 3 3 3 1 1 1 4 2 4 3 2 2 4 4 3 4 3 2 4 3 2 4 69
Sriyono aji Laki
saputro
-laki SMP 1 Kartasura
IX B 081542633544 1 2 3 2 2 1 3 2 1 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 52

100
Cindy PerempuanSMPN 1 KARTASURA
IX B 0882 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95
nabila PerempuanSmp N 1 kartasura
IX B +62 856-3214-3863 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
AK PerempuanSmp 1 kartasuraIX B 089514015089 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 97
ZAAD PerempuanSmp negeri 1kartasura
IX B 087798961210 1 1 1 1 1 1 4 2 3 1 3 1 1 2 1 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 42
BZ PerempuanSMP N 1 Kartasura
9 c 081615143826 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 91
JSM PerempuanSMP 1 Kartasura9a 088228662858 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 92
MF Laki-laki SMPN 1 KARTASURA
IX B 085711524437 2 2 2 4 2 1 4 1 3 2 3 1 1 3 1 4 1 1 4 1 4 2 3 2 3 57
ICN Laki-laki SMPN 1 KARTASURA
9A 087836195501 3 3 4 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 4 4 74
Afifa PerempuanSMP N 1 Kartasura
9A 085726074831 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
DW PerempuanSmp n 1 Kartasura
9c - 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 64
B Laki-laki Smp negeri 1 kartasura
9 D 081265114976 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 66
Sasa PerempuanSMP N 1 KARTASURA
9 d 083656772078 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 62
SHANIN PerempuanSMPN 1 KARTASURA
9D 8,59E+10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
HILDA P PerempuanSMP N 1 KARTASURA
9a 085643677800 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 84
Vanes PerempuanSMP N 1 KARTASURA
IXA 083128140749 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 87
Fiko Laki-laki SMP N 1 KTS 9e 082165778012 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 59
Milan PerempuanSmp negeri 1 kts9D 082137384928 3 2 3 1 3 4 2 4 2 3 2 4 2 3 2 3 4 4 2 2 3 2 4 2 3 69
nug Laki-laki smp n 1 kartasura
9b 082167588907 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 87
Tipen Laki-laki Smp n 1 Kartasura
9E 082146918625 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 93
Dewi PerempuanSMP negeri 1 Kartasura
9a 085344762817 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 87
HDZ Laki-laki SMP N 1 KTS 9D 087542500972 3 2 1 4 1 1 3 2 1 4 4 2 3 4 4 4 4 4 1 1 1 1 4 1 4 64

101
San PerempuanSmp n 1 kartasura
IX A 62857-6905-7873 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 2 4 3 2 3 2 4 2 69
G Laki-laki SMP n 1 kartasura
IX C 0895905321 3 3 2 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3 1 3 3 4 72
F.G.S PerempuanSMP NEGERIIX1 EKARTASURA
085344762817 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 87
RSW Laki-laki Smp n 1 kartasura
9E 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 85
KWJ PerempuanSmp Negeri 1 Kartasura
9 C 087702278925 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 66
dio PerempuanSMP N 1 Kartasura
9 B 088656057600 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 87
Elisa Khusnul
PerempuanSMPN 2 GATAK9C 089518238179 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 92
AKP PerempuanSMP N 2 GATAK
9C 085878914258 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 85
YY PerempuanSmp gatak 2 9C 08121335129503 3 2 1 4 3 2 4 2 4 2 2 2 2 1 4 1 4 4 2 1 4 1 3 3 64
Dela PerempuanSMP negeri 2 Gatak
9C 085692262697 4 3 4 4 4 1 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 83
A PerempuanSMP N 2 GATAK
9C 088238277134 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 78
TAN PerempuanGatak 2 Sukoharjo
9C 085800390249 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 2 2 4 74
Dina veronica
PerempuanSMP Gatak 2 Sukoharjo
9E 085725663657 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 94
Ervina PerempuanSmp n 2 gatak9D 081578379724 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100
Fransinta Dewi
PerempuanSMP
Ayu AnggrainiN 2 GATAK
9F +62 857 2731 5242
3 3 3 4 4 1 1 4 4 4 1 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 79
Narecta PerempuanSMPN 2 Gatak9 Skh
C 085772405276 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100
Nabila PutriPerempuanSMP
B N 2 GATAK
9D 085747269027 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 76
Riezma AyuPerempuanSMP
Anggraini N 2 GATAK
9 E 083130017512 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 72
Dinda. PerempuanSmp N 2 Gatak9H 085877777359 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77
Avia PerempuanSmp n 2 gatak9 A 083105582215 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 73
𝐒𝐌𝐏 𝐍 𝐆𝐚𝐭𝐚𝐤
Awr PerempuanSMP N 2 Gatak9H 089668954070 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 3 2 4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 63
PS Perempuan 29H +62896807948454 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 73
Lita PerempuanSmp n 2 gatak9sukoharjo
G 089677312434 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50
Kikan senitaPerempuanSmp negeri 2 gatak
IX E 089567222167 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 51
Vieranita PerempuanSmp negeri 2 gatak
9C 085647322090 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 51
K Laki-laki, Perempuan
Smp n 2 gatakIX D - 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50
CAD Laki-laki Gatak 2 IX F 088277076112 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50
Lion Laki-laki SMP N 2 GATAK
9 H 089656712098 2 2 2 2 2 1 4 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 41
DL Laki-laki Smp gatak 2 9 E 082113979600 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50
Shafa PerempuanSMP N 2 GATAK
9 D SKH088623445112 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50

102
Auliana R PerempuanSmp negeri 2 gatak
9H 087657814230 2 2 2 2 2 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 40
FF Laki-laki 2 gatak 9C 088233545788 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 41
Hok a hok ePerempuanSmp 2 gatak 9 G 08712237993 2 3 2 3 4 2 2 3 2 4 3 3 2 3 4 2 4 4 4 3 3 2 3 4 2 73
Della PerempuanSmpn 2 gatakIX E 0892374892 2 3 2 3 1 2 2 1 2 3 2 3 2 4 2 4 2 4 2 3 2 1 3 2 4 61
CALI Laki-laki SMP N 2 GATAK
ix f 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 94
Riska PerempuanSMP n 2 gatakIX G 082122550780 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 88
Dian PerempuanSmp n 2 GatakIX H 081334402735 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 95
ATA Laki-laki Smp N 2 gatak9H 081247978651 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 93
p Laki-laki Smp n 2 GatakIX H 081334402735 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 83
Sintha PerempuanSMPN 2 gatakIX G 082347778925 2 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 85
Kasih PerempuanSmp n 2 galak 9D 08235586377 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
Galang Laki-laki SMPN 2 GTK SKH
9 F 082198386615 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 86
Siska PerempuanSMP N 2 GATAK
9G 082356568990 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 89
JETAK PerempuanSmp n 2 gatak9 H 082355863777 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100
Widy PerempuanSMPN 2 gatakIX C 082399446727 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 87
Merry PerempuanSMP NEGERIIX1 CGATAK
082367952921 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 91
RFF PerempuanSMPN 2 GATAK
9 CSKH089666489544 1 2 3 4 1 4 2 1 2 4 1 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 72
FAR Laki-laki SMP N 2 GATAK
9C 089508338698 3 2 4 3 3 3 2 4 1 2 3 3 4 3 1 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 75
Yoreno H Laki-laki SMPN 2 GTK SKH
9C 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 69
Lauren olivPerempuanSMPN 2 GATAK
9C 088290227014 3 2 3 4 4 2 3 3 1 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 63
eka Laki-laki Smpn 2 gatak 9 C 082139853007 1 2 1 3 2 1 2 3 1 3 2 2 1 2 3 1 2 2 2 1 1 1 2 3 2 46
Iksan Laki-laki SMPN 2 Gatak9 C 085604088615 2 3 3 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 1 3 80
Fersaleo Laki-laki Smp n 3 kartasura
IX I 082281521545 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 87
putri PerempuanSMP 3 KARTASURA
IX C 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
Fransisco Laki-laki SMP Negeri 3IXKartasura
A 082325558512 3 2 3 4 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 77
Dea NisrinaPerempuanSMP N 3 Kartasura
9 081327191756 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 85
R Laki-laki SMP NEGERI 39KARTASURA
081227766940 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78
Snr PerempuanSmp 3 kts 9 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 81
SARASWATI
PerempuanSMPN
KUSUMA.W 3 KARTASURA
IX 083829162305 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 99
Risa PerempuanSMP N 3 KARTASURA
9A 083826761746 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 85

103
Nur Indah SPerempuanSMP N 3 kartasura
9 088233416743 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 71
A PerempuanSMP n 3 Kartasura
9D +62 857-4727-1069
3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 77
NLA PerempuanSMP N 3 Kartasura
9 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 81
Org Laki-laki SMP negeri 3 Kartasura
9 O81229875310 3 3 2 3 2 3 2 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 64
Fahtiar Izacky
Laki-laki
A SMP N 3 KTS 9 089691796086 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
Nailah safiraPerempuanSMP
nafezza 3 9 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 78
Aqhnia PerempuanSMP N 3 KARTASURA
9 085865374271 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74
PSR PerempuanSMP N 3 KARTASURA
9 085747260865 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 1 4 3 3 4 4 3 4 4 4 94
Lia PerempuanSMP Negeri 3 9Kartasura
C 081338810966 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 100
Rasya Laki-laki SMP N 3 KARTASURA
9C 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 79
Rezki Laki-laki Smpn 3 kartasura
9A 082244089566 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 100
Laila PerempuanSMP negri 3 surakarta
9D 087770595340 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
Mutiara PerempuanSMP N 3 Kartasura
9 085728303028 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 72
Era OctaviaPerempuanSmp N 3 Kts 9 081236274084 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77
Selvii PerempuanSmp N 3 Kts
9(sembilan)089518181450 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 73
FVW PerempuanSMP N 3 KARTASURA
9 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 63
Rafa Laki-laki SMP N 3 Kartasura
9 083105252735 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 73
Rezki Laki-laki Smpn 3 kartasura
8 082244089566 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 50
Laila PerempuanSMP negri 3 surakarta
9D 087770595340 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51
H PerempuanSMP N 3 Kartasura
9 089630871095 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51
Silvia Laki-laki, Perempuan
Smp N 3 kts 9A 082566090122 2 2 2 3 2 3 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 50
Harista PerempuanSMP NEGERI 39CKARTASURA
083675231157 2 2 2 3 3 4 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 50
HANAFI M Laki-laki GAZURA 9H 081566311700 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2 2 2 3 41
M.R.H Laki-laki Gazura 9I - 1 1 1 3 3 4 4 2 3 3 1 1 1 1 3 1 1 2 2 3 2 2 2 2 3 50
F Laki-laki Smp negeri 3 kartasura
9 B 089533240021 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 50
TM Z PerempuanSMP NEGERI 93 CKARTASURA
087344178250 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 40
ZZ Laki-laki Gazura 9B Tidak punya ovo2kak 3 2 3 3 3 3 2 3 4 1 1 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 41
Cinta PerempuanSmp n 3 kartasura
9H 081564778002 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 73
M PerempuanSmp3kartasura9H 082578898544 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 4 61
Al Laki-laki Smp 3 kartasura9 089923554123 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 94
LITA H PerempuanSMP NEGERI 93 CKARTASURA
089322076654 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 88
Kia PerempuanSmp n 3 kartasura
9G 081319342667 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 95
Azra Laki-laki Smp 2 kts 9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 93
Tafta nur Laki-laki Smp 3 kts 9 083244650073 2 2 2 3 3 1 1 2 1 3 1 1 2 3 1 1 1 2 3 2 1 1 2 2 3 83
Dennis Laki-laki Gazura 9B Ntar boong lagi 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 85
FSW Laki-laki Gazurw 9 085721300656 2 2 2 3 3 1 1 2 2 3 1 1 1 2 3 2 1 3 3 3 2 1 1 2 3 96
Valentino vigho
Laki-laki Smp negeri 3 kartasura
9 Besuk beliin jajan
2 aja ya mbak
3 rav wkowko
2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 4 86
K Laki-laki Gazura 9C 088672800621 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 89

104
105

Lampiran 6 : Analisis Data Persepsi Siswa

1. Hasil Statistik Deskriptif (SPSS)

Std.
N Range Minimum Maximum Mean Deviation
Persepsi
_ 138 75 25 100 87,50 12,50
Siswa
Valid N
(listwise) 138

2. Mengkategorikan Data

Interval Kategori
X < M – 1SD Rendah
M – 1SD ≤ X < M + 1SD Sedang
M + 1SD ≤ X Tinggi
a. Rendah
X < M – 1SD
X < 87,50 – 12,50
X < 75
b. Sedang
M – 1SD ≤ X < M + 1SD
87,50 – 12,50 ≤ X < 87,50 + 12,50
75 ≤ X < 100
c. Tinggi
M + 1SD ≤ X
87,50 + 12,50 ≤ X
100 ≤ X
106

Lampiran 7 : Analisis Data Aspek dalam Persepsi

1. Aspek Penerimaan
a. Hasil Statistik Deskriptif (SPSS)

Std.
N Range Minimum Maximum Mean Deviation
Penerimaan
138 21 7 28 24,50 3,50
Valid N
(listwise) 138

b. Mengkategorikan Data

Interval Kategori
X < M – 1SD Rendah
M – 1SD ≤ X < M + 1SD Sedang
M + 1SD ≤ X Tinggi
1) Rendah
X < M – 1SD
X < 24,50 – 3,50
X < 21
2) Sedang
M – 1SD ≤ X < M + 1SD
24,50 – 3,50 ≤ X 24,50 + 3,50
21 ≤ X < 28
3) Tinggi
M + 1SD ≤ X
24,50 + 3,50 ≤ X
28 ≤ X
107

2. Aspek Pemahaman
a. Hasil Statistik Deskriptif (SPSS)

Std.
N Range Minimum Maximum Mean Deviation
Pemahama
n 138 27 9 36 31,50 4,50
Valid N
(listwise) 138

b. Mengkategorikan Data

Interval Kategori
X < M – 1SD Rendah
M – 1SD ≤ X < M + 1SD Sedang
M + 1SD ≤ X Tinggi
1) Rendah
X < M – 1SD
X < 31,50 – 4,50
X < 27
2) Sedang
M – 1SD ≤ X < M + 1SD
31,50 – 4,50 ≤ X < 31,50 + 4,50
27 ≤ X < 36
3) Tinggi
M + 1SD ≤ X
31,50 + 4,50 ≤ X
36 ≤ X
108

3. Aspek Penilaian
a. Hasil Statistik Deskriptif (SPSS)

Std.
N Range Minimum Maximum Mean Deviation
Penilaian
138 27 9 36 31,50 4,50
Valid N
(listwise) 138

b. Mengkategorikan Data

Interval Kategori
X < M – 1SD Rendah
M – 1SD ≤ X < M + 1SD Sedang
M + 1SD ≤ X Tinggi
1) Rendah
X < M – 1SD
X < 31,50 – 4,50
X < 27
2) Sedang
M – 1SD ≤ X < M + 1SD
31,50 – 4,50 ≤ X < 31,50 + 4,50
27 ≤ X < 36
3) Tinggi
M + 1SD ≤ X
31,50 + 4,50 ≤ X
36 ≤ X
109

Lampiran 8 : Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Shapiro-Wilk

Asal_Sekolah Statistic df Sig.


Nilai_Persepsi SMP N 1
KARTASURA
,961 46 ,125

SMP N 2 GATAK
,949 46 ,104

SMP N 3
KARTASURA
,965 46 ,173

a. Lilliefors Significance Correction


110

Lampiran 9 : Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Nilai Persepsi Siswa

Levene
Statistic df1 df2 Sig.

2,444 2 135 ,091


111

Lampiran 10 : Hasil Uji Anova

ANOVA

Nilai Persepsi Siswa

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups
401.754 2 200.877 .664 .516

Within Groups
40825.326 135 302.410

Total
41227.080 137
112

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Nilai Persepsi Siswa
LSD

95% Confidence

Mean Interval

Difference Std. Lower Upper


(I) Asal Sekolah (J) Asal Sekolah (I-J) Error Sig. Bound Bound

SMP N 1 KARTASURA SMP N 2


3.848 2.870 .182 -1.83 9.52
GATAK

SMP N 3
-3.761 2.870 .192 -9.44 1.92
KARTASURA
SMP N 2 GATAK SMP N 1
-3.848 2.870 .182 -9.52 1.83
KARTASURA
SMP N 3
-7.609* 2.870 .009 -13.29 -1.93
KARTASURA
SMP N 3 KARTASURA SMP N 1
3.761 2.870 .192 -1.92 9.44
KARTASURA

SMP N 2
7.609* 2.870 .009 1.93 13.29
GATAK

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.


Lampiran 11 : Uji Post Hoc LSD
113

Lampiran 12 : Surat Izin Menyusun Skripsi


114

Anda mungkin juga menyukai