PANDEMI COVID-19
PROPOSAL SKRIPSI
oleh
1511415087
JURUSAN PSIKOLOGI
2020
TINGKAT KEPATUHAN WARGA PURBALINGGA
PANDEMI COVID-19
PROPOSAL SKRIPSI
oleh
1511415087
JURUSAN PSIKOLOGI
2020
ii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Tingkat Kepatuhan Warga Purbalingga Dalam Upaya
Pencegahan Penyebaran Pandemi Covid-19” ini telah disetujui dan siap untuk
diseminarkan.
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar
benar hasil karya (penelitian dan tulisan) sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis
orang lain atau pengutipan dengan cara tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas
pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan apabila
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
(Professor Xavier)
PERSEMBAHAN:
Untuk kedua orang tuaku yang tidak memberikan
v
PRAKATA
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin. Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, dan anugerah-Nya, sehingga penulis
mampu menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Tingkat Kepatuhan Warga
Purbalingga Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Pandemi Covid-19”. Dukungan
dan doa dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan
proposal skripsi ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih setulus hati
kepada:
1. Dr. Achmad Rifai RC, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan beserta
jajaran pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
2. Terimakasih kepada Ibu Rahmawati Prihastuty, S.Psi., M.Si., selaku Ketua
Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan
pengarahan untuk menyelesaikan studi dan proposal skripsi ini.
3. Terimakasih kepada Bapak Drs. Sugiyarta Stanislaus, M. Si., selaku dosen
pembimbing proposal skripsi yang telah memberikan bimbingan dan masukan,
serta semangat untuk menyelesaikan proposal skripsi ini.
4. Terimakasih kepada Ibu Binta Mu’tiya Rizki, S.Psi., M.A. selaku dosen wali
selama perkuliahan yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan
studi.
5. Terimakasih kepada Bapak Sujarno, Ibu Nurwatmi, dan adik-adikku tercinta,
terhebat, serta tersayang yang selalu berdoa dan memberikan semangat lahir
batin untuk menyelesaikan studi ini dan untuk kesuksesan penulis kedepannya.
6. Terimakasih untuk Irkham, Abijata, Toro, Nadi, Adit, Jami’an Faisol, Minul,
Malik, serta berbagai pihak yang telah memberikan semangat dan menghibur
penulis dalam menyusun proposal skripsi ini dan ketika penulis sedang
mengalami permasalahan.
7. Teman-teman Psikologi angkatan 2015 yang membantu, menemani, dan
mengajarkan berbagai hal selama penulis menyusun proposal skripsi ini.
vi
Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih setulus hati kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini. Penulis
berharap proposal skripsi ini memberikan manfaat dan kontribusi untuk
perkembangan ilmu, khususnya ilmu psikologi.
Penulis
vii
ABSTRAK
Purwadana, Danang F. 2020. “Tingkat Kepatuhan Warga Purbalingga Dalam
Upaya Pencegahan Penyebaran Pandemi Covid-19”. Proposal Skripsi. Jurusan
Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing
Drs. Sugiyarta Stanislaus, M. Si.,
Dampak dari lahirnya pandemi Covid-19 tentu saja tidak hanya terbatas
pada bidang kesehatan saja, tetapi bidang lain seperti ekonomi, transportasi, wisata,
sosial, dan psikologis juga mengalami dampaknya baik langsung maupun tidak
langsung. Purbalingga sebagai salah satu Kapubaten di Provinsi jawa tengah juga
tidak luput dari dampak Covid-19. Untuk menghambat meluasnya penularan
Covid-19 di Kabupaten Purbalingga, Tim gugus tugas penanganan pandemi Covid-
19 Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah telah memberlakukan beberpa peraturan,
diantaranya adalah jam malam. Dalam penelitian (Agung, 2020) menyatakan
bahwa lingkungan menjadi faktor pendukung maupun penghambat kepatuhan
dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui tingkat kepatuhan warga
Purbalingga terkait pandemi Covid-19.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif, dengan desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan akurat
fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Adapun variabel
dalam penelitian ini adalah tingkat kepatuhan warga Purbalingga terhadap aturan
pencegahan penyebaran pandemi Covid-19. Sampel dari penelitian ini adalah
warga Kabupaten Purbalingga dengan usia 18-30th yang terdampak pandemi Covid-
19 dan mengetahui sedikitnya 3 aturan dalam rangka pencegahan penyebaran
Covid-19 di wilayah Kabupaten Purbalingga. Peneliti memilih teknik pengambilan
sampel non-probability sampling dengan jenis incidental sampling. Sedangkan
pengambilan data dengan skala kepatuhan berdasarkan teori dari Bliss (1999).
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah
metode statistik deskriptif. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan
deskripsimengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang
diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk
pengujian hipotesis.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
PRAKATA ................................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
1.4.1 Manfaat Teoritis .............................................................................. 8
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................... 9
BAB 2 LANDASAN TEORI .......................................................................... 10
2.1 Kepatuhan .............................................................................................. 10
2.1.1 Pengertian Kepatuhan ..................................................................... 10
2.1.2 Dimensi-dimensi Kepatuhan ........................................................... 11
2.1.3 Faktor yang Memengaruhi Kepatuhan ............................................ 14
2.2 Pandemi Covid 19.................................................................................. 17
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................. 18
2.5 Hipotesis Penelitian............................................................................... 19
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 20
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ................................................................... 20
3.1.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 20
3.1.2 Desain Penelitian............................................................................. 21
ix
3.2 Variabel Penelitian................................................................................. 21
3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian ....................................................... 21
3.2.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................ 22
3.3 Populasi dan Sampel .............................................................................. 23
3.3.1 Populasi Penelitian ......................................................................... 23
3.3.2 Sampel Penelitian ........................................................................... 23
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel .......................................................... 24
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 24
3.4.1 Skala Kepatuhan ............................................................................. 26
3.5 Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 26
3.5.1 Validitas ......................................................................................... 27
3.5.2 Reliabilitas ..................................................................................... 27
3.6 Metode Analisis Data ........................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 30
LAMPIRAN ................................................................................................ 33
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Kategori Pemilihan Aitem ................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 2 Blueprint Skala Keapatuhan ................ Error! Bookmark not defined.
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 18
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Form Bimbingan ....................................................................... 34
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
sindrom pernafasan akut berat sudah ditemukan pada 17 tahun yang lalu, tepatnya
menjadi sebuah epidemi (Putri, 2019). Penyakit tersebut disebabkan oleh virus
ditemukan pada kelelawar dan unta, namun dapat menginveksi manusia. Seperti
namanya virus ini mempengaruhi saluran pernafasan. (Susilo, C., Ceva, Santoso,
& Yulianti, 2020), Pada tanggal 8 Januari 2020 virus corona dengan jenis baru
secara resmi diumumkan sebagai patogen penyebab Covid-19 oleh Chinese Center
for Disease Control and Prevention (Li, Guan, Wu, & Wang, 2020). Virus tersebut
bernama (SARS-CoV-2) dan terdeteksi 66% pasien merujuk pada pasar makanan
laut yang sama yaitu di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir Desember
Hanya membutuhkan waktu kurang dari 4 bulan yaitu pada tanggal 12 Maret
Santoso, & Yulianti, 2020). Porta (2008) menjelaskan bahwa pandemi merupakan
epidemi yang terjadi pada skala yang melintasi batas internasional, biasanya
1
2
mempengaruhi sejumlah besar orang. Tidak semua penyakit yang tersebar luas dan
mematikan dapat disebut sebagai pandemi, tetapi harus ada penuluran yang terjadi.
Wuhan kemudian diikuti penutupan ke-16 kota lain di Provinsi Hubei, Tiongkok.
tahap dari yang masih memperbolehkan warga keluar rumah, sampai benar-benar
tidak ada aktivitas penting di luar ruangan, serta sekitar 780 juta warga China
dari lahirnya pandemi Covid-19 tentu saja tidak hanya terbatas pada bidang
kesehatan saja, tetapi bidang lain seperti ekonomi, transportasi, wisata, sosial, dan
(Widyananda, 2020).
Dilansir dari portal berita online detiknews.com, kasus pertama yang tercatat
di Indonesia diketahui pada awal Maret 2020 di daerah Depok, Jawa Barat (Yunita,
2020). Dalam waktu kurang lebih 3 bulan (per tanggal 11 Juni 2020) jumlah kasus
yang tercatat oleh BNPB sudah mencapai angka 35.295 kasus, dengan rata-rata
kenaikan perbulan kasus positif Covid-19 lebih dari 10.000 kasus. Penyebaran
kasus yang terjadi di Indonesia-pun sudah mencakup seluruh provinsi dengan 424
Purbalingga sebagai salah satu Kapubaten di Provinsi jawa tengah juga tidak luput
dari dampak Covid-19. Dilansir dari website resmi Purbalingga menyatakan bahwa
3
April 2020). Dalam laman terebut Bupati Purbalingga juga menyatakan warga
melakukan isolasi mandiri dan tidak keluar rumah selama 14 hari (Dinkominfo,
2020).
Tengah juga memberlakukan jam malam. Dilansir dari kompas.com (Aziz, 2020)
pukul 10 malam. Tim gugus tugas akan melakukan patroli bersama unsur terkait
TNI, Polri dan Satpol PP. Tidak hanya itu, Bupati purbalingga juga mengeluarkan
karantina Covid-19. Rang karantina ini dimaksudkan untuk menampung para OTG
(Orang Tanpa Gejala) yang berkontak erat dengan positif Covid-19, ODR (Orang
Dalam Risiko) atau pendatang dari wilayah terjangkit ataupun ODP (Orang Dalam
Pandemi Covid-19 juga telah mengubah cara kita dalam bersosialisasi. Dengan
adanya kebijakan sosial distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
signifikan hanya dalam hitungan bulan, perilaku sosial manusia berubah drastis
4
pada level individu tetapi juga kelompok, organisasi dan perusahaan. Hampir
semua aspek terkena, mulai dari pendidikan, ekonomi, politik dan agama.
(Agung, 2020).
yang tersedia. Pada umumnya proses kognitif berawal ketika menerima informasi
mengenai Covid-19, individu akan mencari tahu apa itu Covid-19, apa dampaknya,
informasi yang tersedia baik positif maupun negatif, akan diproses atau dikelola
dalam otak, sehingga menghasilkan suatu respon kognitf berupa penilian atas
informasi tersebut. Proses itu, akan menghasilkan informasi yang akan digunakan
untuk memahami dunia sosial atau disebut kognisi sosial (Taylor, Peplau, Sears,
& B.S, 2009). Sementara Taylor (2019) dalam bukunya “The Pandemic of
luas dan masif,mulai dari cara berpikir dalam memahami informasi tentang sehat
dan sakit, perubahan emosi (takut, khawatir, cemas) dan perilaku sosial
norma, aturan, budaya, agama serta dukungan sarana dan prasarana untuk
5
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Wang, et al., 2020) yang melibatkan
1210 koresponden dari 194 kota di Cina. Secara total, 53,8% responden menilai
dampak psikologis dari wabah tersebut sedang atau berat, sebanyak 16,5%
gejala kecemasan sedang hingga berat, dan sebanyak 8,1% melaporkan tingkat
stres sedang hingga berat. Sebagian besar responden menghabiskan 20-24 jam per
hari di rumah (84,7%), sebanyak 75,2% khawatir tentang anggota keluarga mereka
yang akan tertular Covid-19, serta sebanyak 75.1% puas terhadap ketersediaan
informasi yang ada. Dari penelitian yang dilakukan oleh Wang dkk (2020)
menjadikan individu tenang bahwa anggota keluarga mereka tidak akan tertular.
Dalam penelitian Cullen, Gulati, & Kelly (2020) juga menyatakan bahwa faktor
pandemi seperti saat ini masyarakat diharapkan patuh terhadap kebijakan yang
mematuhi dan bersikap acuh terhadap peraturan yang ada. Padahal masyarakat
juga mengetahui bahwa ancaman dari pandemi Covid-19 adalah nyata dan
menyebabkan kematian.
virus corona dan menyepelekan dengan menganggap hidup dan mati berada di
tangan Tuhan tanpa memikirkan resiko apabila virus corona menginfeksi anggota
dalam mengurangi penyebaran Covid-19 (Agung, 2020). Secara umum ada tiga
hal yang harus diperhatikan yaitu karakteristik personal, lingkungan dan otoritas
himbuaian dari Pemerintah. Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia), patuh berarti suka menurut perintah, taat
kepada perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh,
ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran dan aturan. Menurut Milgram dalam Taylor
7
(2009, p. 266) menjelaskan bahwa kepatuhan adalah sikap yang menunjukkan rasa
patuh dengan menerima dan melakukan tuntutan atau perintah dari orang lain.
Kepatuhan Penderita Diabetes Mellitus dalam Menjalani Terapi Olahraga dan Diet
dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga. Hal tersebut sejalan dengan
Forgas dan William dalam Chen, dkk (2010) yang menyatakan bahwasanya
Hal ini dikuatkan oleh penelitian Arlinkasari, dkk (2018) yang menyebutkan
untuk bersikap pro-lingkungan. Begitu juga pada penelitian yang dilakukan oleh
lingkungan sosial yang memiliki sifat kedekatan secara psikologis mampu menjadi
berkendara.
lingkungan sosial. Namun sejauh ini belum ada penelitian yang meneliti tentang
8
tingkat kepatuhan pada situasi tertentu seperti pandemi Covid-19. Pandemi tentu
Dari uraian yang telah dipaparkan, peneliti ingin melihat tingkat kepatuhan
LANDASAN TEORI
2.1 Kepatuhan
menjelaskan bahwa kepatuhan adalah sikap yang menunjukkan rasa patuh dengan
menerima dan melakukan tuntutan atau perintah dari orang lain. Hal ini serupa
Taylor dkk (2009, p. 279) kepatuhan terkait dengan ketaatan pada otoritas aturan-
aturan. Kepatuhan terhadap aturan pertama kali dipublikasikan Milgram pada tahun
1963, salah satu dari beberapa eksperimen psikologi terkenal pada abad 20.
karena adanya keinginan dari pelaksana perintah untuk menyesuaikan diri, tetapi
lebih karena didasarkan akan kebutuhan untuk menjadi apa yang lingkungan
harapkan, atau reaksi yang timbul untuk merespon tuntutan lingkungan sosial yang
ada. Kepatuhan dapat terjadi dalam bentuk apapun, selama individu menunjukkan
peraturan.
orang lain, didefinisikan sebagai suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan
berdasarkan keinginan orang lain atau melakukan apa-apa yang diminta oleh orang
10
11
lain, kepatuhan mengacu pada perilaku yang terjadi sebagai respon terhadap
permintaan langsung dan berasal dari pihak lain. Herbert Kelman dalam Tondok
otoritas meskipun secara personal individu tidak setuju dengan permintaan tersebut.
dengan harga diri seseorang di mata orang lain. Orang yang telah memiliki konsep
bahwa dirinya adalah orang yang pemurah, akan menjadi malu apabila dia menolak
memberikan sesuatu ketika orang lain meminta sesuatu padanya. Kebebasan untuk
bersikap, juga seringkali mendorong orang untuk mengikuti kemauan orang lain.
untuk patuh. Hal ini disebabkan adanya ambiguitas situasi serta rasa aman yang
berkaitan dengan akibat dan reaksi yang akan diterima jika seseorang memilih
pilihan tertentu. Hal ini akan menimbulkan kecemasan jika memilih pilihan yang
tidak tepat.
perintah atau permintaan orang lain yang mempunyai otoritas tanpa memperhatikan
dapat dikatakan patuh terhadap orang lain, apabila seseorang tersebut memiliki
12
tiga dimensi kepatuhan yang terkait dengan sikap dan tingkah laku patuh. Berikut
1. Mempercayai (belief)
mempunyai hak untuk meminta dan memerintah. Jika individu percaya bahwa diri
mereka diperlakukan secara adil oleh pemimpin atau orang yang memberi
tersebut termasuk bagian dari organisasi atau kelompok yang ada dan memiliki
peraturan yang harus diikuti (Taylor, Peplau, Sears, & B.S, 2009).
2. Menerima (accept)
Pada dimensi penerimaan ini, individu yang patuh akan mau menerima
komunikasi persuasif dari orang yang berpengetahuan luas atau orang yang
disukai. Selain itu juga tindakan yang dilakukan dengan senang hati karena
percaya terhadap tekanan atau norma sosial dalam kelompok atau masyarakat
(Taylor S. E., 2006, p. 258). Riset yang dilakukan Tyler dalam Taylor dkk (2009)
3. Melakukan (act)
Melakukan isi perintah atau permintaan dari orang lain secara sadar yang
suatu peraturan diwujudkan dalam bentuk perilaku, bila peraturan atau nilai
1. Pemegang Otoritas
Status yang tinggi dari figur yang memiliki otoritas memberikan pengaruh
menuntut kepatuhan.
peraturan.
14
terhadap otoritas atau norma sosial dapat terbentuk dengan adanya enam
faktor diantaranya:
1. Informasi
kadang mau melakukan sesuatu yang tidak ingin merea lakukan hanya setelah
orang lain dengan memberikan mereka informasi atau argumen yang logis tentang
2. Imbalan
memberi hasil positif bagi orang lain, membantu orang lain mendapatkan tujuan
bersifat sangat personal, seperti senyum persetujuan dari teman. Imbalan lainna
4. Kekuasaan rujukan
Kekuasaan rujukan adalah basis pengaruh dengan relevansi pada relasi personal
mungkin bersedia meniru perilaku mereka atau melakukan apa yang mereka
minta karena ingin sama dengan mereka atau menjalin hubungan baik dengan
mereka.
Otoritas yang sah adalah seseorang yang memiliki hak atau otoritas
untuk menyuruh orang lain melakukan hal tertentu. Salah satu otoritas yang
sah adalah guru atau orang tua. Peran sosial seperti orang tua dan anak atau
guru dengan muridnya akan menentukan hak dan tanggung jawab masing-masing
pihak dalam relasi mereka. Otoritas yang sah memiliki hal untuk
6. Paksaan
untuk meninggalkan lapak dagangan yang telah disampaikan oleh petugas Satpol
Penghargaan atau ganjaran adalah salah satu cara yang paling fektif
memiliki otoritas yang sah salah situasi itu, sesuai dengan norma sosial yang
berlaku;
itu implisit. Salah satu faktor untuk memaksimalkan ketaatan adalah menempatkan
mungkin timbul.
adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang seperti informasi yang
penekanan atau hukuman, dan harapan orang lain. Sedangkan faktor internal
Secara etimologi Pandemi (dari bahasa Yunani πᾶν pan yang artinya semua
dan δήμος demos yang artinya orang) adalah epidemi penyakit yang menyebar di
wilayah yang luas, misalnya beberapa benua, atau di seluruh dunia. Porta (2008)
menjelaskan bahwa pandemi merupakan epidemi yang terjadi pada skala yang
semua penyakit yang tersebar luas dan mematikan dapat disebut sebagai pandemi,
tetapi harus ada penuluran yang terjadi. Sedangkan menurut WHO, pandemi
adalah skala penyebaran penyakit yang terjadi secara global di seluruh dunia.
Namun, ini tidak memiliki sangkut paut dengan perubahan pada karakteristik
yang luas.
oleh coronavirus yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak
diketahui sebelum wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada Desember 2019. Dari
baru atau novel coronavirus (nCoV) adalah jenis virus corona baru yang
COVID-19, penyakitnya dikenal sebagai virus corona baru 2019 atau 2019-nCoV.
Virus corona baru adalah virus baru, tapi mirip dengan keluarga virus yang
biasa.
18
Gejala dari Covid-19 menurut WHO umumnya adalah demam, batuk kering,
dan kelelahan. Gejala lain yang kurang umum dan dapat mempengaruhi beberapa
pasien termasuk sakit dan nyeri, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis,
sakit tenggorokan, diare, kehilangan rasa atau bau atau ruam pada kulit atau
perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala-gejala ini biasanya ringan dan mulai
secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala
pandemi Covid-19 adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh novel
coronavirus (nCoV) jenis baru dan menyebar secara luas melewati batas
internasional.
Pandemi Covid-19
Kepatuhan Terhadap
Aturan
- Mempercayai (belief)
- Menerima (accept)
- Melakukan (act)
Warga
Purbalingga Patuh Tidak Patuh
aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, ekonomi, politik dan agama. Perubahan
adalah salah satu daerah yang terkena dampak dari pandemi Covid-19, oleh karena
pandemi Covid-19 agar tidak lebih meluas lagi. Kebijakan tersebut dituangkan
beberapa obyek wisata yang ada di Purbalingga menjadi sepi pengunjung akibat
terganggu. Dengan banyaknya aturan yang baru dan kondisi sosial yang berbeda,
warga Purbalingga diharapkan tetap mematuhi aturan aturan yang telah ditetapkan.
adalah dengan terdampaknya warga Purbalinga oleh pandemi Covid-19, lebih dari
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan,
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penelitian adalah metode yang digunakan
harus sesuai dengan objek penelitian dan tujuan yang akan dicapai sehingga
Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa hal yang berhubugan dengan
metode-metode dan hal-hal lain yang menetukan penelitian itu: jenis dan
penelitian, populasi dan sampel, metode alat pengumpulan data, validitas dan
Jenis penelitian yang peneliti pilih dalam penelitian ini adalah penelitian
yang analisisnya menekankan pada data-data angka atau numerikal yang diolah
dengan metode statistika, dimulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
data-data atribut psikologis yang telah diubah kedalam angka sebagai alat untuk
menemukan informasi mengenai apa yang ingin diketahui, kemudian hasil data
penelitian dengan pendekatan kuantitatif ini akan menjadi lebih baik apabila
20
21
disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain yang menjelaskan
sistematis dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang
penelitian ini berupa frekuensi dan persentase, yaitu dengan menggunakan tabel
frekuensi dan grafik untuk memberikan kejelasan serta pemahaman keadaan data
Menurut Sugiyono (2013, p. 38), variabel adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
dan teknik analisis yang digunakan. Variabel yang diteliti harus sesuai dengan
permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Karena jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif maka tidak terdapat variabel terikat dan
22
variable bebas. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini akan dideskripsikan
sebagai hasil penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah tingkat
Covid-19.
variabel tersebut yang dapat diamati. Sedangkan menurut Purwanto (2016, pp. 74-
75), definisi operasional memberi makna terhadap suatu variabel dengan cara
definisi operasional memberitahu peneliti dan pembaca apa saja yang diperlukan
akan dikumpulkan dan untuk menghindari ambiguitas arti dari suatu variabel
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian. Sedangkan menurut
Hadi (2015, p. 190), populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang
hendak diteliti dan mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah individu dengan karakteristik sebagai berikut
Menurut Sugiyono (2013, p. 81) sampel didefinisikan sebagai bagian dari jumlah
dan karakteristik pada populasi yang memiliki karakteristik yang relatif sama dan
adalah sejumlah penduduk yang menjadi bagian dari populasi sehingga jumlahnya
tidak lebih dari populasi tersebut serta memiliki setidaknya satu sifat yang sama.
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Cara yang digunakan peneliti
Form. Hal ini dipilih peneliti karena dapat menjangkau sampel yang lebih luas
secara efisien karena hanya dengan membagikan tautan kepada sampel yang sesuai
kriteria, kemudian setiap subjek sampel membagikan kepada teman yang lain.
Selain itu, himbauan Pemerintah untuk tidak saling berdekatan dan mengurangi
aktivitas di luar ruangan juga merupakan suatu alasan, sehingga pemakaian Google
Form dinilai lebih efektif dan aman dibandingkan dengan didatangi satu persatu
proses yang penting, karena data yang diperoleh dalam penelitian digunakan untuk
25
mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. Tujuan untuk mengetahui data
harus dicapai dengan menggunakan metode yang tepat, akurat, dan efisien (Azwar,
2013, p. 91). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
(attitude statement), yaitu suatu pernyataan mengenai objek sikap. Bentuk skala
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Azwar (2013, p.
97) skala likert adalah metode dengan orientasi pada respon, sehingga data untuk
pembuatan skala bersumber pada respon-respon yang diberikan oleh subjek atau
responden terhadap seperangkat stimulus yang terdiri dari aitem favorable dan
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Penskalaan model likert dikenal lima alternatif jawaban atas
pernyataan yang ada, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai
(TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Namun, dalam penelitian ini peneliti
dengan alasan untuk menghindari responden yang pasif dan cenderung memilih
posisi aman tanpa memberi jawaban yang pasti. Alternatif jawaban disusun dalam
bentuk tingkatan yang berisi dalam empat kategori pilihan jawaban, yaitu Sangat
Sesuai (SS), Sesuai (S), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai).
26
Ada dua persyaratan yang harus dimiliki suatu alat pengumpul data yang baik,
yaitu memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Suatu alat pengumpul data
diharapkan dapat mengukur apa yang sebenarnya hendak diukur. Alat ukur yang
27
3.5.1 Validitas
Validitas berasal dari validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Suatu tes atau
instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat
tersebut mengahsilkan error pengukuran yang minimal, artinya skor setiap subyek
yang diperoleh oleh tes tersebut tidak jauh berbeda dari skor yang sesungguhnya.
Dengan demikian secara keseluruhan tes yang tersebut akan menghasilkan varians
eror yang kecil pula (Azwar S. , 2017, p. 96). Uji validitas digunakan untuk
mengetahui apakah suatu alat ukur mampu menghasilkan data yang akurat sesuai
validitas berkisar antara 0,30 sampai dengan 0,50 telah dapat memberikan
kontribusi yang baik terhadap efisiensi suatu lembaga pelatihan. Uji validitas alat
ukur dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment Pearson dari
Rank Spearman, karena aitem yang digunakan dalam penelitian ini dihitung
dengan menggunakan korelasi antara skor aitem dengan skor total aitem.
3.5.2 Realibilitas
kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama
sebagai tingkat sejauh mana skor konsisten, dapat dipercaya, dan dapat diulang.
Jika dilakukan pengukuran terhadap objek yang sama tetapi dalam waktu yang
28
berbeda, alat ukur reliabel akan menghasilkan skor yang sama. Sedangkan
Cronbach. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Alpha Cronbach > 0,50 dan mendekati 1. Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan
digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode statistik
deskriptif. Analisis data statistik sesuai dengan data kuantitatif atau data yang
data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak
(Arikunto, 2006, p. 240). Agar data dapat terbaca dan dapat dipahami maka perlu
dilengkapi dengan kata-kata yang dapat memberi gambaran yang jelas mengenai
30
31
Li, Q., Guan, X., Wu, P., & Wang, X. (2020). Early Transmission Dynamics in
Wuhan, China, of Novel Coronavirus–Infected Pneumonia. The New
England Journal of Medicine, 1-9.
Pamungkas, R. T. (2020, Mei 14). Bupati Purbalingga Persilakan Pemerintah
Desa Gunakan Gedung Sekolah Jadi Tempat Karantina Covid-19.
Retrieved from Tribun Jateng:
https://jateng.tribunnews.com/2020/05/14/bupati-purbalingga-persilakan-
pemerintah-desa-gunakan-gedung-sekolah-jadi-tempat-karantina-covid-
19?page=2
Porta, M. (2008). Dictionary of Epidemiology. Oxford: Oxford University Press.
Purwanto, E. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Putri, A. W. (2019, November 16). Sejarah Epidemi SARS: Bukti Wabah Virus
yang Tak Pernah Berakhir. Retrieved Mei 30, 2020, from tirto.id:
https://tirto.id/sejarah-epidemi-sars-bukti-wabah-virus-yang-tak-pernah-
berakhir-elth
Saifunurmazah, D. (2013). Kepatuhan Penderita Diabetes Mellitusdalam
Menjalani Terapi Olahraga dan Diet. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Setyawati, N. (2020). Implementasi Saksi Pidana bagi Masyarakat yang
Beraktivitas di Luar Rumah saat Terjadinya Pandemi Covid-19. Jurnal
Education and development, 8 No 2, 135-140.
Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: ALFABETA.
Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suryabrata, S. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Susilo, A., C. M., C. W., Santoso, W. D., & Yulianti, M. (2020, Maret).
Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit
Dalam Indonesia, 7, 45-67.
Taylor, S. (2019). The Psychology of Pandemics: Preparing for the Next Global
Outbreak of Infectious Disease. Newcastle: Cambridge Scholars
Publishing.
Taylor, S. E. (2006). Psikologi Sosial. (Triwibowo, Trans.) Jakarta: Erlangga.
Taylor, S. E., Peplau, L. A., Sears, D. O., & B.S, T. W. (2009). Psikologi sosial
Edisi Kedua Belas. Jakarta: Kencana.
Tondok, M. S., Ardiansyah, F., & Ayuni. (2012). Intensi Kepatuhan Menggunakan
Helmpada Pengendara Sepeda Motor: Aplikasi Teori Perilaku Terencana.
Jurnal Sains Psikologi, 2(2), 96-112.
32
33
LAMPIRAN
FORM BIMBINGAN
34
35