Anda di halaman 1dari 132

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA CEV

(CAREER EDUCATION VIDEO) TERHADAP KEMATANGAN KARIR


SISWA SMP N 2 PLAYEN

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta


untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan

Oleh :
Ridwan Kurniawan
NIM 16104241004

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020

i
EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA CEV
TERHADAP KEMATANGAN KARIR SISWA SMP N 2 PLAYEN

Oleh :

Ridwan Kurniawan
NIM 16104241004

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi kematangan karir yang belum


optimal, dengan didukung data hasil AKPD di SMP N 2 Playen. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas layanan informasi karir dengan Media
CEV (Career Education Video) terhadap kematangan karir siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen
dengan jenis penelitian Quasi Experiment dan desain penelitian yaitu
Nonequivalent Control Group Design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
VIII sejumlah 56 orang. Kelas VIII A sebagai kelompok eksperimen dan kelas
VIII B sebagai kelompok kontrol. Pada penelitian ini terdapat 3 tahapan yakni :
pretest, treatment, dan posttest. Kelompok kontrol diberikan treatment berupa
layanan konvensional, sementara, kelompok eksperimen diberikan layanan
informasi karir dengan Media CEV, yakni video animasi. Instrumen yang
digunakan untuk pengambilan data berupa skala kematangan karir. Teknik
analisis data yang digunakan adalah statistik parametrik uji t Tes yakni uji
Independent Sample t Test, digunakan untuk menguji perbedaan nilai kematangan
karier pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat perbedaan rata-rata nilai
kematangan karir pada kedua kelompok. Perbedaan yang terjadi sebesar 5,10
dengan rincian 104,23 pada kelompok kontrol dan 109,13 pada kelompok
eksperimen. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa (Asymp.Sig = 0,007,p<0,05).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan dengan Media CEV efektif
terhadap kematangan karir pada siswa kelas VIII SMP N 2 Playen.

Kata Kunci : layanan informasi karir, Media CEV, kematangan karir

ii
EFFECTIVENESS OF CAREER INFORMATION SERVICE WITH CEV
MEDIA TO THE MATURITY OF CAREER STUDENTS OF JUNIOR HIGH
SCHOOL 2 PLAYEN

By:

Ridwan Kurniawan
ID 16104241004

ABSTRACT

This study is motivated by the condition of career maturity that is not yet
optimal, supported by data from the AKPD in Junior High School 2 Playen. This
study aims to determine the effectiveness of career information services with CEV
media on student career maturity.
The method used in the study is an experimental method with the type of
Quasi Experiment Research and research design that is Nonequivalent Control
Group Design. The subjects of this study were 56 students in class VIII. Class VIII
A as an experimental group and class VIII B as a control group. In this study
there are 3 stages: pretest, treatment, and posttest. The control group was given
treatment in the form of conventional services, while the experimental group was
given career information services with CEV media, namely video animation. The
instrument used for data collection in the form of career maturity scale. The data
analysis technique used is the parametric statistical t test, the Independent Sample
t Test,
The results of this study concluded there were differences in the average
value of career maturity in the two groups. The difference was 5.10 with details
104.23 in the control group and 109.13 in the experimental group. Hypothesis test
results show that (Asymp.Sig = 0.007, p <0.05). So, it can be concluded that the
giving services with CEV media is effective on career maturity in eighth grade
students of SMP N 2 Playen.

Keywords: career information services, Media Cev, career maturity

iii
iv
v
vi
vii
viii
HALAMAN MOTTO

“Tujuan pendidikan untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan,


serta memperhalus perasaan”
(Tan Malaka)

“Kesuksesanmu tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, melainkan


dibandingkan dengan dirimu sebelumnya”
(Jaya Setiabudi)

ix
HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas Akhir Skripsi ini saya persembahkan dengan penuh hormat untuk :

1. Orangtuaku tercinta, Bapak Subagiyo dan Ibu Sumaryanti dengan segenap

tenaga dan waktu untuk memberi semangat dan nasehat demi terselesaikannya

tugas akhir skripsi ini.

2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi banyak

pengalaman belajar dan membelajarkan selama mengemban amanah sebagai

seorang mahasiswa.

3. Masyarakat, nusa, dan bangsa yang turut serta memberi sumbangsih dalam

setiap pergerakkanku.

x
KATA PENGANTAR

Pertama – tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur atas Kehadirat

Tuhan Yang Maha Esa, Allah Subhanawata’ala. Atas limpahan rahmat dan

barakah-Nya, penulis dapat menyelesaikan amanah tugas akhir skripsi ini dengan

semaksimal mungkin. Tujuan dari penulisan tugas akhir skripsi ini adalah sebagai

bentuk pertanggungjawaban penulis dalam kaitan sebagai syarat untuk

menyelesaikan jenjang Strata 1 (S1) pada Program Studi Bimbingan dan

Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Tak

terpungkiri, telah banyak pihak yang turut serta dalam membantu proses

penyelesaian tugas akhir skripsi ini. Maka, pada kesempatan kali ini,

perkenankanlah penulis menyampaikan banyak terimakasih dan penghargaan

tertinggi kepada :

1. Bapak Dr. Agus Basuki, M.Pd. selaku dosen pembimbing tugas akhir skripsi

yang telah berkenan meluangkan waktu dan tenaga dalam proses bimbingan

tugas akhir skripsi ini.

2. Tim Penguji yaitu Bapak Prof. Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd. selaku penguji

utama dan Ibu Isti Yuni Purwanti, M.Pd. selaku sekretaris penguji yang telah

berkenan menguji dan memberikan koreksi perbaikan secara komprehensif

dan terbuka terhadap tugas akhir skripsi ini.

3. Bapak Dr. Sigit Sanyata, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan Universitas Negeri Yogyakarta beserta dosen, dan staf yang

telah membantu secara langsung maupun tidak langsung terhadap tugas akhir

skripsi ini.

xi
4. Bapak Dr. Sujarwo, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Yogyakarta yang telah berkenan memberikan persetujuan pada tugas

akhir skripsi ini.

5. Kepala Sekolah beserta Segenap tenaga kependidikan SMP N 2 Playen, yang

telah berdedikasi besar dalam proses penyelesaian tugas akhir skripsi ini, saya

bangga menjadi bagian dari kalian.

6. Orang tua tercinta yang tiada hentinya memberikan seluruh doa, motivasi dan

hal non teknis lain kepada penulis selama penyusunan tugas akhir skripsi ini.

7. Teman – Temanku Mahasiswa Bimbingan dan Konseling beserta HIMA PPB

FIP UNY yang telah menjadi tempat teristimewa di hati selama menekuni

kegiatan aktualisasi diri di kampus.

8. Saudari Nur Cahya Ningrum sebagai supporting system teristimewa dengan

segala keunikkannya.

9. Serta semua pihak yang belum bisa disebutkan secara satu persatu oleh

penulis.

Terimakasih atas segala bantuannya. Semoga bantuan ini mendapatkan

balasan oleh Allah SWT. Yang terakhir, semoga tugas akhir skripsi ini bisa

bermanfaat bagi pihak manapun yang membutuhkan.

Yogyakarta, 29 Juni 2020


Penulis

Ridwan Kurniawan
NIM 16104241004

xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ ..i
ABSTRAK ........................................................................................................... .ii
ABSTRACT ........................................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN..................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................. .v
SURAT PENGESAHAN TUGAS AKHIR SKRIPSI ......................................... vi
SURAT PENGESAHAN TUGAS AKHIR SKRIPSI ........................................ vii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... viii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... .x
KATA PENGANTAR ......................................................................................... xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... .xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ..xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ .xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. .1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ .7
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... .7
D. Rumusan Masalah ........................................................................... .7
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ .8
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... .8

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori .................................................................................... 10
1. Bimbingan Karir........................................................................ 10
a. Definisi Bimbingan Karir .................................................... 10
b. Tujuan Bimbingan Karir ..................................................... 13
c. Unsur-Unsur Bimbingan Karir ............................................ 14
d. Metode Penyelenggaraan Layanan Karir ............................ 15
2. Kematangan Karir ..................................................................... 17
a. Definisi Kematangan Karir ................................................. 17
b. Aspek Kematangan Karir .................................................... 19
c. Perkembangan Karir............................................................ 21
d. Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir ................. 28
3. Media CEV (Career Education Video) ..................................... 29
a. Pengertian Media Video ...................................................... 29
b. Kelebihan/Manfaat Media Video ........................................ 30
c. Kriteria Pemilihan Media .................................................... 32
d. Prosedur Penggunaan Media Video dalam BK ................... 33
4. Remaja....................................................................................... 34
a. Pengertian Remaja .............................................................. 34

xiii
b. Tugas Perkembangan Remaja ............................................. 35
B. Penelitian yang Relevan .................................................................. 37
C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 41
D. Hipotesis.......................................................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ................................................................................ 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 46
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 46
D. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 48
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................... 49
F. Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 52
G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ...................................................... 56
B. Uji Hipotesis Penelitian .................................................................. 62
C. Pembahasan Hasil penelitian........................................................... 65
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan ......................................................................................... 69
B. Implikasi .......................................................................................... 69
C. Saran ................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 71


LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 74

xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Profil Hasil Analisa AKPD.............................................................. ...3
Tabel 2. Jumlah Populasi Penelitian .............................................................. . 47
Tabel 3. Kategorisasi Skala Likert ................................................................. . 51
Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Skala Kematangan Karir ................................. . 51
Tabel 5. Interpretasi Koefisien Korelasi ........................................................ . 54
Tabel 6. Uji Reliabilitas ................................................................................. . 54
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol ................................ . 56
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen ......................... . 57
Tabel 9. Hasil Pretest Kelas Kontrol ............................................................. . 58
Tabel 10. Hasil Posttest Kelas Kontrol............................................................ . 59
Tabel 11. Hasil Pretest Kelas Eksperimen ...................................................... . 63
Tabel 12. Hasil Posttest Kelas Eksperimen ..................................................... . 63
Tabel 13. Hasil Uji Paired Sample t Test Kelas Kontrol ................................. . 64
Tabel 14. Hasil Uji Paired Sample t Test Kelas Eksperimen .......................... . 65
Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis Independent Sample t Test ............................... . 65

xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale .................................................... 17
Gambar 2. Model Hexagional Holland ............................................................ 24
Gambar 3. Life Career-Rainbow Super ............................................................ 25
Gambar 4. Kerangka Berpikir .......................................................................... 42
Gambar 5. Desain Penelitian ............................................................................ 45
Gambar 6. Hasil Pretest Kelas Kontrol ............................................................ 57
Gambar 7. Hasil Posttest Kelas Kelas Kontrol ................................................ 58
Gambar 8. Hasil Pretest Kelas Eksperimen ..................................................... 59
Gambar 9. Hasil Posttest Kelas Eksperimen .................................................... 60

xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Skala Sebelum Uji Coba Instrumen ........................................... 77
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas ...................................................................... 83
Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 85
Lampiran 4. Skala Setelah Uji Coba Instrumen ............................................. 86
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian ................................................................... 90
Lampiran 6. RPL Layanan Bimbingan Klasikal............................................. 91
Lampiran 7. Daftar Absensi Kelas Kontrol.................................................. .104
Lampiran 8. Daftar Absensi Kelas Eksperimen .......................................... .105
Lampiran 9. AKPD Kelas VIII .................................................................... .106
Lampiran 10. Data Hasil Pretest Kelas Kontrol ............................................ .108
Lampiran 11. Data Hasil Posttest Kelas Kontrol........................................... .109
Lampiran 12. Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen ..................................... .110
Lampiran 13. Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen .................................... .111
Lampiran 14. Surat Pernyataan Validasi Instrumen Penelitian ..................... .112
Lampiran 15. Dokumentasi Kegiatan ............................................................ .113

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karir adalah sesuatu yang memerlukan pertimbangan yang matang.

Perencanaan arah karir yang baik, tentu akan memengaruhi kesejahteraan

kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Sebaliknya, apabila perencanaan arah

karir tidak berdasarkan pertimbangan yang baik, tentu akan menghambat tugas

perkembangan seseorang pada fase selanjutnya. Pilihan karir merupakan bentuk

tanggung jawab individu sepanjang hayat. Artinya, perencanaan arah karir ini

tidak hanya menjadi tugas perkembangan orang dewasa melainkan juga pada

remaja.

Perencanaan atau Pemilihan karir yang diambil oleh seseorang umumnya

dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya: potensi atau hal – hal yang dimiliki

oleh seseorang seperti: intelektual, minat dan bakat. Selain itu, terdapat pula

faktor eksternal (luar) yang turut andil dalam memengaruhi pengambilan

keputusan karir seseorang, yaitu: orang tua, guru, teman bermain, media

elektronik, atau masyarakat umum. Mereka semua tentu memiliki pengaruh yang

cukup besar dalam perencanaan arah karir individu dalam hidupnya. Hal ini

membuktikan bahwa dalam menentukan suatu pilihan karir, individu tidak secara

langsung dapat memutuskan. Tetapi turut mempertimbangkan berbagai hal.

Peserta didik yang berada di jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama)

tergolong pada fase remaja. Fase ini adalah proses transisi atau peralihan antara

fase kanak – kanak menuju ke masa dewasa. Pada fase ini terjadi interaksi antara

faktor genetik, biologis, lingkungan dan sosial (Santrock, 2003: 402). Pada masa

1
anak – anak, banyak waktu yang dihabiskan oleh mereka untuk bermain dan

berinteraksi dengan keluarga maupun lingkungan sekitar. Pada fase remaja,

remaja memiliki tugas perkembangan yang baru. Remaja mulai belajar mengenal,

memahami dan memutuskan terkait karir mereka.

SKKPD atau Standar Kompetensi Peserta Didik menjelaskan bahwa

aspek – aspek perkembangan siswa SMP pada aspek pemahaman karir meliputi:

(1) Pengenalan, yaitu upaya mengenal jenis pekerjaan/profesi, pendidikan, dan

aktivitas eksplorasi diri, (2) Akomodasi, yaitu upaya untuk memahami/memaknai

suatu potensi, (3) Tindakan, yaitu upaya mempertimbangkan alternatif pekerjaan,

studi pendidikan, dan kegiatan yang sesuai atau berhubungan dengan bakat dan

minat. Jika perkembangan remaja berjalan dengan optimal, maka remaja akan

menemukan konsep atau identitas diri. Tetapi, jika remaja sulit memahami peran

dirinya. Maka, mereka akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas

perkembangan maupun mengidentifikasi konsep identitas diri mereka. Dalam hal

ini, fokus tugas perkembangan remaja dalam karir yang paling penting adalah

mengenai studi lanjut.

Salah satu sekolah yang masih memiliki fenomena permasalahan karir

adalah SMP N 2 Playen. Berdasarkan data pengalaman peneliti ketika

melaksanakan PLP (Pengenalan Lingkungan Persekolahan), banyak ditemui

permasalahan mengenai aspek karir yang dialami oleh siswa SMP N 2 Playen.

Data lebih lengkapnya telah peneliti sajikan melalui profil hasil analisa AKPD

(Angket Kebutuhan Peserta Didik) tahun 2019/2020, yang berasal dari 50 bulir

2
pernyataan angket dan fokus pada empat bidang layanan, yakni pribadi, sosial,

belajar, dan karir.

Tabel 1. Profil Hasil Analisa AKPD (Angket Kebutuhan Peserta Didik)


SMP N 2 Playen
Kelas 8A, 8B, 8C, dan 8D
N Butir Angket Jml Presen Priorit Wa Bidang Layanan
o Sub tase as ktu Pri Sos Bel Karir
jek
1. Saya kurang 120 2,51 % Tinggi 128 =
dapat 11,49%
menyalurkan
bakat dan minat
di sekolah
2. Saya belum 120 2,51% Tinggi
tahu banyak
terkait jenis –
jenis profesi di
masyarakat dan
pendidikan
lanjut
3. Saya belum 120 2,60% Tinggi
tahu tentang
prospek karir ke
depan
4. Saya belum 120 2,87% Tinggi
tahu cara
mengeksplorasi
bakat secara
mandiri

Hasil Analisis AKPD (Angket Kebutuhan Peserta Didik) pada kelas 8A,

8B, 8C, dan 8D, menunjukkan bahwa permasalahan karir menjadi prioritas yang

tinggi diantara bidang lain seperti bidang pribadi, sosial, dan juga belajar.

Permasalahan karir mendapatkan skor 128 atau prosentase 11,49 %. Permasalahan

siswa diantaranya mengenai kurangnya informasi karir, dan cara mengetahui

bakat dan minat, serta kurangnya perencanaan karir pada prospek studi lanjut.

3
Data wawancara pada saat PLP (Pengenalan Lingkungan Persekolahan)

dengan salah satu guru Bimbingan dan Konseling di SMP N 2 Playen, yakni Ibu

Mar’atus Lathifah, S.Pd. diketahui bahwa dalam memfasilitasi program/layanan

terhadap permasalahan karir tersebut sudah dilakukan melalui layanan klasikal.

Pemberian layanan dilakukan secara konvensional melalui metode ceramah,

karena pada saat ini metode tersebut dirasa paling mudah dan efisien untuk

diberikan pada kelas yang memiliki prosentasi tinggi pada permasalahan karir.

Pemberian layanan karir secara konvensional/ceramah masih dinilai belum

maksimal, dikarenakan terbatasnya jam mengajar Bimbingan dan Konseling. Di

mana untuk setiap kelas hanya memiliki satu jam pelajaran BK pada setiap

minggunya. Dengan metode konvensional atau ceramah tentu membutuhkan

waktu yang relatif lebih lama dari satu jam pelajaran. Hal ini dikarenakan, pada

setiap layanan tentu memerlukan evaluasi hasil dan proses, untuk menentukan

pemahaman siswa terhadap suatu layanan BK.

Dalam pemberian layanan karir secara konvensional oleh guru BK di SMP

N 2 Playen, banyak dijumpai permasalahan seperti: siswa yang suka berbicara

sendiri, mengantuk, menggambar, malas, dan terlihat tidak bersemangat.

Fenomena permasalahan tersebut muncul dikarenakan metode yang masih

monoton dan kurang sesuai dengan karakter siswa. Pemberian layanan secara

monoton, tentu sangat wajar membuat siswa menjadi bosan dan tidak aktif dalam

pembelajaran. Siswa pun banyak yang memberi label bahwa layanan yang

diberikan oleh guru BK hanya sebatas untuk menceramahi mereka. Pada aspek

lingkungan sekitar sekolah, berkembang sebuah pandangan bahwa “tidak perlu

4
sekolah yang tinggi – tinggi karena hanya menghabiskan uang, syukur langsung

kerja”. Pandangan ini hadir tentu karena belum terbukanya pikiran siswa atau

peserta didik terhadap pentingnya studi lanjut bagi mereka, dikarenakan dalam

pemberian layanan masih belum sesuai dan maksimal kepada siswa.

Bimbingan dan Konseling (Selanjutnya disebut BK) yang merupakan

bagian dari pendidikan, tentu memiliki berbagai layanan maupun program untuk

memfasilitasi tumbuh kembang peserta didik, terutama dalam bidang karir.

Program tersebut adalah bimbingan karir/layanan informasi karir. Layanan

informasi adalah layanan BK yang membantu siswa dalam menerima dan

memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan

lanjutan secara terarah, objektif dan bijak. Fenomena permasalahan Di SMP N 2

Playen ini, sebenarnya sudah direspon dengan pemberian layanan klasikal secara

konvensional. Tetapi, masih belum maksimal untuk meningkatkan pemahaman

siswa mengenai perencanaan arah studi lanjut.

Pada fenomena tersebut, kreativitas maupun inovasi tentu dituntut bagi

seorang pendidik agar siswa menjadi tertarik dan lebih mudah dalam memahami

materi layanan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah penggunaan media. Media

yang dapat menjadi alternatif solusi tersebut adalah Media CEV (Career

Education Video). Pada media digital ini, ditampilkan urutan gambar, ilustrasi,

serta memberikan fantasi pada gambar yang bergerak. Melalui pengamatan

terhadap video edukasi karir ini maka siswa dapat mengobservasi secara efektif

informasi yang didapatkan dari video tersebut.

5
Aqib (2013: 51) menjelaskan bahwa penggunaan video sebagai media

pembelajaran memiliki banyak sekali manfaat bagi siswa, diantaranya: Proses

Pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, lebih interaktif, hemat waktu dan

tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar, dilakukan di mana dan kapan saja,

serta meningkatkan peran guru menjadi lebih produktif. Pemilihan video pun

relatif mudah pada saat ini, karena didukung perkembangan teknologi. Hanya saja

pada pemilihan video, langkah yang paling penting adalah menyesuaikan materi

video dengan tujuan layanan dan kebutuhan siswa. Pemakaian video pun harus

easy using dan juga menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan

memudahkan siswa dalam memahaminya.

Career Education Video ini sebagai alternatif solusi untuk menjawab

permasalahan guru BK yang ada di lapangan terkait metode yang tepat dalam

mengenalkan karir pada siswa. Pada Career Education Video ini termuat

informasi – informasi mengenai pilihan – pilihan studi lanjut bagi siswa yang

berada di jenjang SMP. Proses penyampaian informasi pun disajikan secara lebih

menarik dalam kemasan animasi. Informasi yang disajikanpun disampaikan dalam

kalimat – kalimat yang relatif sederhana, agar turut mempermudah pemahaman

siswa terkait kematangan karir pada aspek studi lanjut. Melalui media ini, guru

akan dibantu dalam menjelaskan karir kepada siswa, yang tentunya lebih menarik

dan memberikan bayangan visualisasi pada siswa terhadap karir. Arah

pembelajaran selanjutnya akan berjalan lebih interaktif, karena dengan video

dapat merangsang pengetahuan siswa, melatih berpikir logis/rasional,

mengembangkan daya berpikir kreatif, dan mempertajam daya imajinasi siswa.

6
Oleh karena itu penerapan ide atau gagasan dalam pemberian layanan informasi

karir dengan media Career Education Video diharapkan bisa meningkatkan

pemahaman dan memudahkan siswa dalam memahami karir studi lanjut mereka.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat beberapa masalah yang

teridentifikasi oleh peneliti, diantaranya:

1. Belum efektifnya pemberian layanan bimbingan karir / layanan informasi

karir kepada siswa.

2. Siswa masih bingung dalam perencanaan maupun pengambilan keputusan

karir ke depan.

3. Siswa belum memiliki persepsi atau pandangan tentang pentingnya

perencanaan arah karir studi lanjut.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi

masalah pada item no 1, yakni belum efektifnya pemberian layanan informasi

karir kepada siswa. Pemberian layanan masih konvensional dan bersifat monoton.

Oleh karena itu, penggunaan Media CEV diharapkan efektif untuk meningkatkan

kematangan karir siswa SMP N 2 Playen.

D. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah dan batasan masalah diatas maka rumusan

masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah kematangan karir siswa SMP N 2 Playen ?

7
2. Bagaimanakah pengaruh layanan informasi karir dengan Media CEV (Career

Education Video) terhadap kematangan karir siswa SMP N 2 Playen?

3. Bagaimanakah efektivitas CEV (Career Education Video) sebagai media

layanan informasi karir terhadap kematangan karir siswa SMP N 2 Playen?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang didapat maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini diantaranya:

1. Mengetahui keadaan kematangan karir siswa SMP N 2 Playen.

2. Mengetahui pengaruh layanan informasi karir dengan Media CEV (Career

Education Video) terhadap kematangan karir siswa SMP N 2 Playen.

3. Menguji efektivitas CEV (Career Education Video) sebagai media layanan

informasi karir terhadap kematangan karir siswa SMP N 2 Playen.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan

ilmu dalam bidang Bimbingan dan Konseling serta menambah wawasan,

pengetahuan dan referensi tentang efektivitas layanan informasi karir dengan

Media CEV (Career Education Video) terhadap kematangan karir pada siswa

SMP N 2 Playen.

8
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik

Menambah wawasan dan informasi kepada peserta didik tentang

pentingnya arah perencanaan karir sesuai tugas perkembangan mereka.

b. Bagi Pendidik

Memberikan tambahan ilmu pengetahuan pada guru mata pelajaran

khususnya untuk guru/ dosen Bimbingan dan Konseling/ konselor sebagai dasar

memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan yang berhubungan dengan

perencanaan karir pada peserta didik.

c. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu dijadikan referensi atau dasar

dalam melakukan penelitian selanjutnya terkait dengan layanan informasi karir

terhadap kematangan karir peserta didik.

9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Bimbingan Karir

a. Definisi Bimbingan Karir

Patton & Mcmahon dalam Buku Career development & Systems Theory

mengutip the Department of Education and Science defined career as the variety

of occupational roles which individuals will undertake throughout life. It includes

: paid and self employment, the different occupations which a person may have

over the years and period of unemployment, and unpaid occupations such as that

of student, voluntary worker or parent (Patton & Mcmahon, 2006: 4).

Arti dalam terjemahan bebas, karir adalah berbagai jenis peran pekerjaan,

yang di mana individu akan melakukannya sepanjang hidup. Hal-hal tersebut

antara lain: pekerja mandiri dan berupah, pekerjaan-pekerjaan yang berbeda yang

mana seseorang akan mengalami fase tidak bekerja, dan pekerjaan yang tidak

bergaji seperti siswa, relawan atau orang tua.

Baruch & Sulivan dalam (Mulhall, 2014:211), memaparkan bahwa karir

merupakan pengalaman yang memiliki kaitan dengan individu dan kegiatan

relevan lainnya, yang menciptakan pola unik selama rentang hayat individu. Karir

jauh lebih dari sekadar pekerjaan, melainkan segala jenis peran kehidupan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karir memiliki makna yang

lebih luas dari sebatas pada pekerjaan. Karir merupakan rangkaian keseluruhan

kegiatan atau berbagai jenis pekerjaan, pengalaman, dan kegiatan lain yang

dilakukan oleh individu sepanjang rentang hidupnya.

10
Watts dalam jurnal Career Guidance and Orientation menjelaskan Career

guidance and orientation services are defined “Services intended to

help individuals, of any age and any point throughout their lives, to

create educational, training and occupational choices and to manage their

careers. Career guidance has three elements: 1). Career Information, covering

information on courses, occupations and careers path. This includes labour

market information. it's going to be provided in print form, but increasingly is

web-based in nature. 2). Career Information is directed one to at least one wide

or in small groups, during which attention is concentrated on the distinctive

career issues faced by individual. 3). Career Education, as a part of the

academic curriculum, within which attention is paid to helping groups of

people to develop the competences for managing their career development.”

Watts (2014: 241).

Arti dalam terjemahan bebas, Bimbingan dan Orientasi Karir adalah

layanan yang bertujuan untuk membantu individu, baik segala usia dan

berlangsung sepanjang hayat hidup seseorang, dalam proses pengambilan

keputusan terkait pilihan pendidikan, pelatihan dan pilihan pekerjaan, dan untuk

memanajemen karir mereka secara baik. Lebih lanjutnya, dalam bimbingan karir

terdapat 3 hal pokok:

1) Informasi karir, mencakup informasi tentang kursus, pekerjaan, dan jalur

karir. Termasuk didalamnya adalah terkait informasi pasar kerja. Informasi ini

dapat disediakan dalam bentuk cetak maupun berbasis web.

11
2) Konseling karir, dilakukan secara satu persatu dalam kelompok kecil, di mana

perhatian difokuskan pada masalah – masalah karir yang berbeda yang

dihadapi oleh individu.

3) Pendidikan karir, sebagai bagian dari kurikulum pendidikan, di mana fokus

perhatian diberikan untuk membantu individu dalam kelompok untuk

mengembangkan kompetensi dalam rangka mengelola pengembangan karir

mereka. Watts menerangkan bahwa bimbingan karir merupakan upaya

membantu individu dalam proses pengambilan keputusan terkait pilihan

pendidikan, pelatihan, maupun pekerjaan. Bimbingan karir pun memiliki 3 hal

pokok, diantaranya adalah layanan informasi karir, konseling karir, dan

pendidikan karir.

Bimbingan karier merupakan suatu layanan bimbingan dengan tujuan

untuk menolong individu agar dapat mengidentifikasi dirinnya, mengidentifikasi

dunia kerjannya, dan mengembangkan masa depan yang sesuai dengan yang

dicita – citakan. Lebih lanjut dengan bimbingan karier individu mampu

menentukan karier yang diambilnnya sehingga mampu mewujudkan dirinnya

secara bermakna (Nurihsan, 2006: 16).

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan

karir adalah upaya pemberian bantuan kepada individu atau pun konseli, dalam

rangka untuk memberikan pemahaman terhadap potensi individu, yang berkaitan

dalam hal pengambilan keputusan terkait pilhan pendidikan pekerjaan, dan

rencana masa depan.

12
b. Tujuan Bimbingan Karir

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menambahkan bahwa tantangan

kehidupan masa depan, yaitu hubungan antara program pendidikan dengan

tuntutan kerja atau adanya “link and match” (kaitan dan padanan), maka secara

umum layanan bimbingan karir bertujuan membantu peserta didik untuk

mengidentifikasi bakat, minat, dan kemampuannya, serta memilih dan

menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan karir yang

sesuai dengan tuntutan dunia kerja (Kemdikbud, 2006:5-6).

POP BK SMP menjelaskan bahwa layanan bimbingan karir juga

terintegrasi dengan aspek-aspek perkembangan dalam SKKPD. Tujuan akhir

kegiatan ini agar siswa atau peserta didik dapat mengekspresikan, menyadari, dan

mengidentifikasi ragam alternatif pekerjaan, pendidikan, dan aktivitas yang

mengandung relevansi dengan kemampuan diri. (dalam Kemdikbud, 2016:13-15).

Jadi, tujuan diselenggarakannya layanan bimbingan karir adalah untuk

membantu siswa dalam memahami self concept terkait potensi diri, minat, bakat,

dan cita-cita, memiliki banyak informasi dan pertimbangan terkait pilihan-pilihan

kerja maupun pendidikan yang tersedia, individu belajar untuk mengenali

hambatan-hambatannya dan berupaya untuk melakukan problem solving secara

bertanggung jawab, dan individu mampu membentuk pola-pola karir yaitu

kecenderungan arah karir.

13
c. Unsur-Unsur Bimbingan Karir

Ada beberapa hal yang harus turut serta diperhatikan dalam pelaksanaan

pemberian bimbingan karir. Depdikbud (1994: 45) menjelaskan bahwa

pelaksanaan bimbingan karir harus didasarkan pada asas-asas yang berlaku, yaitu:

1) Pelaksanaan bimbingan karir di sekolah didasarkan pada latar belakang

kemampuan dan minat siswa serta pola kreativitas karir dalam masyarakat.

2) Pengambilan keputusan dalam bidang karir merupakan keputusan siswa

sendiri yang telah melalui eksplorasi diri mengenai kemampuan dan minat

serta pengenalan karir di masyarakat.

3) Pelaksanaan bimbingan karir harus proses yang bersifat kontinyu atau

berkelanjutan dengan mempertimbangkan pelaksanaan program pendidikan di

sekolah.

4) Pelaksanaan bimbingan karir di sekolah harus berkolaborasi dengan unsur-

unsur di luar sekolah yang saling menunjang tujuan visi misi.

5) Pelaksanaan bimbingan karir merupakan hasil penggabungan antara potensi

siswa dan lingkungannya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur bimbingan karir terdapat tiga

hal pokok, yaitu adalah :

1) Kesadaran diri. Individu atau konseli mengembangkan pemahaman secara

komprehensif terkait potensi diri, baik yang mencakup minat, bakat,

kelemahan dan sebagainya.

14
2) Kesadaran kondisi lapangan. Individu atau konseli memiliki wawasan yang

luas dan beragam terkait prospek kerja, pilihan kerja, maupun perencanaan

studi lanjut.

3) Kesadaran pengambilan keputusan. Setelah individu atau konseli memiliki

kedua aspek diatas, maka pengambilan keputusan terkait karir yang dihasilkan

akan optimal dan bertanggung jawab.

d. Metode Penyelenggaraan Layanan karir

(Prayitno, 2013: 269) menjelaskan bahwa pemberian informasi karir

kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

1) Ceramah

Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana,

mudah dan murah. Metode ini dapat dilakukan hampir oleh setiap petugas

bimbingan di sekolah atau dapat juga dengan mendatangkan narasumber sesuai

kompetensinya. Pemilihan narasumber disesuaikan dengan kebutuhan siswa, dana

dan waktu yang tersedia.

2) Diskusi

Kegiatan ini dapat dilaksanakan oleh siswa sendiri maupun guru BK.

Apabila diskusi dilakukan sendiri oleh siswa, maka perlu sebuah persiapan yang

matang. Siswanya hendaknya didorong untuk mempersiapkan bahan informasi

secara maksimal. Konselor/guru bertindak sebagai pengamat dan pengarah dalam

diskusi tersebut. Selanjutnya untuk menarik perhatian para peserta dapat

ditampilkan berbagai contoh peraga.

15
3) Karya wisata

Karya wisata bertujuan untuk membantu siswa mengumpulkan informasi

dan mengembangkan sikap-sikap yang positif, menghendaki siswa berpartisipasi

secara penuh dalam persiapan maupun pelaksanaan berbagai kegiatan terhadap

objek yang dikunjungi.

4) Papan Bimbingan

Papan bimbingan berfungsi untuk memberikan banyak pemahaman

maupun informasi yang bermanfaat. Papan bimbingan ini dapat dibuat oleh guru

BK maupun oleh siswa sendiri. Informasi yang disajikan biasanya berfokus pada

bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.

5) Konferensi karir

Pada kegiatan konferensi ini bermaksud untuk menampilkan berbagai

program dan latihan yang diikuti oleh siswa. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan

dengan sesi tanya jawab dan diskusi.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dalam Panduan

Operasional Pelaksanaan BK jenjang SMP (2016: 71), menjelaskan bahwa ada

beberapa urgensi dalam penggunaan media pada layanan BK. Layanan BK sendiri

dapat dilakukan melalui media, baik media informasi, media cetak, maupun media

digital. Media membantu guru BK menampilkan sebuah informasi lebih menarik,

dan menjangkau peserta didik/konseli dalam jumlah yang lebih masif. Guru BK

dapat melakukan inovasi berbagai media layanan bimbingan dan konseling secara

kreatif dan inovatif sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan didukung

perkembangan teknologi. Sebagai alat bantu menyampaikan pesan, memilih

16
media harus hati-hati dan bisa mengikuti pilihan dari tingkat yang paling kongkrit

ke yang paling abstrak, sebagaimana dipresentasikan pada gambar berikut ini.

Gambar 1. Kerucut pengalaman Edgar Dale

Dalam penelitian ini, layanan informasi karir akan diberikan melalui

metode diskusi antara siswa dan turut memberikan layanan bimbingan karir

melalui Media CEV. Melalui diskusi diharakan agar tercipta pembelajaran dan

komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Penggunaan media dalam layanan

juga akan membantu memudahkan siswa dalam menerima informasi karir dan

menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.

2. Kematangan Karir

a. Definisi Kematangan karir

Super (Savickas, 2001: 52) menjelaskan bahwa kematangan karir individu

dikatakan baik, jika pengetahuan yang dimilikinya untuk membuat keputusan

karir didukung oleh informasi yang kuat mengenai pekerjaan berdasarkan

eksplorasi yang telah dilakukan.

Artikel A review of four decades of research oleh Naido (1998: 4),

menjelaskan “Career maturity describe an individual’s readiness to make well-

17
informed, age-appropriate career decisions and to shape his or her career

carefully in the face of existing societal opportunities and constraints.”

Arti dalam terjemahan bebas disebutkan bahwa kematangan karir

mencerminkan kesiapan individu untuk membuat keputusan karir didasarkan pada

pengetahuan yang luas, sesuai usianya, dan dalam dalam rangka untuk

membentuk karir dengan cermat, dalam menghadapi peluang dan kendala sosial

yang ada. Naido menjelaskan bahwa kematangan karir merupakan pengambilan

keputusan karir yang tepat dengan mempertimbangkan aspek faktor-faktor yang

memengaruhi, seperti: pengetahuan, minat, bakat dsb.

Adams mengutip dari Teori John Holland dalam Counseling and

Guidance a Summary View menjelaskan bahwa “Vocational choice of person is

the product of the interaction of his particular heredity with a variety of cultural

and personal forces including peers, parents, and significant adults, his social

class, culture, and the physical environment.” (Adams:1968,217).

Arti dalam terjemahan bebas disebutkan bahwa kematangan karir

seseorang merupakan produk dari interaksi hereditas dengan berbagai budaya dan

kepribadian, seperti: teman sebaya, orang tua, orang dewasa, kelas sosial, budaya,

dan lingkungan fisiknya. Tipe kepribadian seseorang dan jenis lingkungan yang

sesuai akan menghasilkan keselarasan. Sehingga, individu dapat mengembangkan

diri dalam lingkungan okupasi tertentu.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kematangan karir dapat didefinisikan

sebagai keberhasilan seseorang dalam mengambil keputusan terkait pilihan karir

18
secara bertanggung jawab. Pengambilan keputusan terkait karir ini tentu didukung

oleh pemahaman karir yang baik melalui eksplorasi karir sebelumnya.

b. Aspek Kematangan Karir

Super (Savickas, 2001: 52-53) memaparkan beberapa hal yang dapat

digunakan untuk mengetahui kematangan karir seseorang, yaitu :

1) Perencanaan karir

Pada aspek perencanaan karir, Super mengungkapkan bahwa hal yang

penting adalah kesadaran individu bahwa dirinya harus membuat pilihan

pendidikan dan karir, serta mempersiapkan diri untuk membuat pilihan tersebut.

Artinya adalah aspek ini merupakan aktivitas pencarian mengenai berbagai

informasi dan seberapa besar mereka merasa mengetahui dan memehami tentang

berbagai aspek kerja.

Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan adalah belajar mengenai

informasi karir, berbagi pengalaman dengan banyak orang, mengikuti berbagai

kursus ketrampilan tertentu, berpartisipasi di dalam aktivitas-aktivitas

ekstrakurikuler.

2) Eksplorasi karir

Pada tahapan ini, seseorang mengumpulkan berbagai sumber untuk

mendapatkan referensi terkait dunia kerja dan memilih salah satu bidang

pekerjaan yang sesuai. Eksplorasi karir berbeda dengan perencanaan. Perencanaan

karir menyangkut pemikiran dan perencanaan mengenai masa depan yang bisa

sangat kompleks, sedangkan eksplorasi karir menggambarkan pengelolaan sumber

daya individu dengan mendalami pemahaman tentang berbagai komponen yang

19
mendukung dalam berkarir, namun pada dasarnya keduanya sama-sama

memfokuskan pada sikap terhadap kerja.

3) Kompetensi Informasional

Pada aspek ketiga ini individu memliki kemampuan untuk menggunakan

informasi tentang karir yang dimiliki untuk dirinya, serta mulai

mengkristalisasikan pilihan pada bidang dan tingkat pekerjaan tertentu. Artinya

adalah individu diharapkan mampu mencerna, memahami, dan menindaklanjuti

berbagai informasi yang berasal dari berbagai sumber agar mampu disesuaikan

dengan diri sendiri. Ketika informasi tersebut sudah sesuai, individu bisa

menargetkan pilihan bidang dan tingkat pekerjaan mana yang cocok dengan

dirinya sendiri.

4) Pengambilan keputusan

Aspek terakhir yaitu pengambilan keputusan yang mengungkapkan bahwa

individu dapat mengetahui apa saja yang harus dipertimbangkan dalam membuat

pilihan pendidikan dan karir, kemudian membuat pilihan pekerjaan yang sesuai

dengan minat dan kemampuan. Aspek ini merupakan tahap akhir dalam keputusan

individu pada tahap pemilihan pekerjaan yang memerlukan dukungan dari

pengetahuan dan pemikiran individu ketika membuat perencanaan karir. Konsep

ini berdasarkan keinginan individu untuk membuatperencanaan karir.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kematangan karir

dapat terbentuk dari berbagai aspek yang meliputi aspek perencanaan karir,

eksplorasi karir, pengetahuan atau informasi tentang dunia kerja dan pengetahuan

dalam membuat keputusan karir.

20
c. Perkembangan Karir

1) Perkembangan karir menurut Ginzberg

Ginzberg (Hastuti & Winkel 2013: 628) menyatakan bahwa

perkembangan karir dibagi menjadi tiga tahapan, yakni: fase fantasi, fase tentatif,

dan fase realitas.

a) Fase Fantasi (0 hingga 11 tahun)

Pada tahapan ini individu bermain dengan memainkan peran yang tidak

berkaitan dengan dunia kerja. Namun, pada akhir fase menampakkan beberapa

indikasi bahwa kelak cenderung memilih sejumlah 21 aktivitas tertentu yang

mengarah ke peran suatu jabatan tertentu.

b) Fase tentatif (11 hingga 17 tahun)

Pada tahap tentatif, individu mengalami proses peralihan dari sekedar

berperan sambil bermain sampai menunjukan kesadaran tentang tuntutan-tuntutan

suatu pekerjaan. Fase tentatif dibagi empat fase lagi sebagai berikut:

(1) Tahap Minat (Interest)

Ditahap ini individu mengambil sikap terhadap apa yang disukainya.

(2) Tahap Kemampuan (Capacity)

Di tahap ini individu mulai menyadari kemampuan - kemampuan yang

dimiliki sehubungan dengan aspirasi mengenai pekerjaan.

(3) Tahap Nilai-nilai (Values)

Ditahap ini individu mulai mengahyati nilai-nilai kehidupan yang ingin

dikejarnya.

21
(4) Tahap Transisi (Transition)

Pada fase ini individu mulai mengkombinasikan antara minat, kemampuan

diri, dan nilai-nilai yang dimiliki sehingga memperoleh gambaran diri dari

pengambilan suatu ketentuan tentang jabatannya kelak.

c) Fase realistis (17 hingga 25 tahun)

Pada fase realistis dibagi menjadi 3 subfase, yaitu :

(1) Tahap Eksplorasi (Exploration)

Ditahap ini individu membuat dua atau tiga alternatif jabatan namun

belum dapat memutuskan jabatan yang akan dipilih.

(2) Tahap Pemantapan (Crystallization)

Pada tahap ini individu merasa lebih mantap ketika memiliki jabatan

tertentu.

(3) Tahap Penentuan (Specification)

Pada tahap ini individu mulai mengambil keputusan tentang suatu

pekerjaan.

2) Perkembangan karir menurut Holland

Model RIASEC Hexagon yang dipaparkan oleh Holland (Santrock, 2003:

484-485) adalah sebagai berikut:

a) Realistis

Individu yang menampilkan karakteristik maskulin. Individu ini sesuai

untuk bekerja pada situasi lapangan. Seperti buruh, petani, atau tenaga kasar.

22
b) Intelektual

Individu dengan tipe intelektual memiliki pandangan yang bersifat

konseptual dan teoritis. Individu ini cocok dengan pekerjaan yang berhubungan

dengan matematika atau keilmuan.

c) Artistik

Individu jenis artistik lebih menyukai kegiatan interaksi dengan dunia

mereka melalui seni. Individu ini cocok bekerja menjadi seniman atau penulis.

d) Sosial

Individu jenis sosial memiliki kaitan dengan spesifikasi kemampuan

verbal dan interpersonal. Mereka relatif sesuai dengan pekerjaan yang berkaitan

dengan banyak orang seperti mengajar, menjadi pekerja sosial, atau menjadi

konselor.

e) Menguasai (enterprising)

Individu jenis enterprising mampu menggunakan komunikasi verbalnya

untuk memimpin, mendominasi orang lain, dan menjual berita atau produk.

Individu ini relatif sesuai pada pekerjaan yang berkaitan dengan penjualan, sales,

atau politikus.

f) Konvensional

Individu dengan jenis konvensional menyukai kegiatan yang bersifat

teratur dan rapi. Individu ini tepat sebagai bawahan, sekertaris, atau teller bank.

Berikut ditampilkan gambar Teori Holland untuk menggambarkan

hubungan yang terjadi dalam pengambilan keputusan karir, yang dikenal dengan

tipe RIASEC.

23
Gambar 2. Model Hexagonal untuk mendefinisikan antara tipe personaliti Holland

dan lingkungan dan interkasinya.

3) Perkembangan karir menurut Donald Super (Herr & Cramer 1984: 120-128),

sebagai berikut:

a) Growth (0-14 tahun)

Fase ini ditandai dengan perkembangan kemampuan, sikap, minat, dan

konsep diri.

b) Exploration (14-24)

Pada fase ini ditandai dengan pencarian karir yang sesuai dengan konsep

diri, merencanakan karir dengan memadukan informasi dari diri sendiri dan dari

pekerjaan.

c) Establishment (25-44 tahun)

Fase ini ditandai dengan individu yang memasuki dunia kerja yang sesuai

dengan potensinya, serta bekerja keras terhadap pekerjaannya. masa ini

merupakan masa paling produktif dan kreatif.

24
d) Maintenance (45-64 tahun)

Fase ini seorang individu telah memliki pilihan pada satu bidang karir.

e) Decline (lebih dari 65 tahun)

Pada fase ini mulai mempertimbangkan masa pra-pensium, hasil kerja, dan

akhirnya pensiun.

Pada gambar dibawah ini ditampilkan life career-rainbow Donald Super.

Pada ilustrasi ini, ditampilkan tahapan perkembangan karir seseorang beserta 9

potensial peran yang dapat dilakukan seseorang sesuai tahapan perkembangannya.

Gambar 3. Life Career-Rainbow Super

4) Perkembangan Karir menurut Trait & Factor (Williamson & Patterson)

Teori Trait & Factor menjelaskan bahwa kepribadian merupakan sistem

yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Hal yang menjadi dasar bagi sifat dan

faktor (trait and factor) adalah pandangan bahwa individu berusaha untuk

menggunakan pemahaman diri dan potensi dirinya sebagai dasar bagi

pengembangan dirinya. Proses ini menghasilkan suatu kepuasan intrinsik dan

memperkuat usaha untuk mewujudkan diri (Surya. 2003 : 3).

25
Williamson merumuskan sejumlah asumsi yang mendasari Trait and

Factors dalam suatu karangan yang dimuat dalam Theories of Counseling sebagai

berikut:

a) Tiap individu mempunyai sejumlah kemampuan dan potensi, seperti taraf

intelegensi umum, bakat khusus, taraf kreativitas, wujud minat serta

keterampilan dan secara bersama-sama membentuk pola yang khas pada

individu itu. Hal tersebut dapat diidentifikasi melalui tes psikologis.

b) Pola kemampuan dan potensi yang tampak pada seseorang menunjukkan

hubungan yang berlain-lainan dengan kemampuan dan keterampilan yang

dituntut pada seorang pekerja di berbagai bidang pekerjaan. Maka, dibutuhkan

informasi jabatan (vocational information), yang tak hanya mendeskripsikan

tugas-tugas yang dilakukan, tetapi menggambarkan pula pola kualifikasi

dalam kepribadian pekerja. Hal ini bisa melalui testing psikologis.

c) informasi pendidikan yang dibutuhkan bukan hanya mendeskripsikan isi dari

suatu program studi, tetapi juga menggambarkan pola kualifikasi yang

dituntut. Informasi ini harus bersifat objektif berdasarkan hasil penelitian.

Penentuan kecocokan atau ketidakcocokan antara data tentang tuntutan

program studi dan data tentang individu , lebih dapat diandalkan daripada

hanya perkiraan kecocokan atas dasar pandangan pribadi.

d) Tiap individu mampu, berkeinginan, dan berkecenderungan untuk mengenal

diri sendiri serta memanfaatkan pemahaman diri itu dengan berfikir baik-baik,

sehingga dia akan menggunakan keseluruhan kemampuannya dan dapat

mengatur kehidupannya sendiri secara memuaskan.

26
Berdasarkan beberapa pemaparan teori diatas, dapat disimpulkan beberapa

hal penting diantaranya adalah 1). Ginzberg menjelaskan bahwa siswa smp berada

pada fase tentatif, di mana pada tahap ini pilihan karirnya mengalami

perkembangan, dengan belajar mempertimbangkan minat (interest), kemampuan

diri (capacity), kandungan nilai dari pilihan pekerjaan/pendidikan, serta dapat

memadukan ketiganya agar sesuai dan saling berkaitan, 2). Donald Super

menjelaskan bahwa remaja smp berada pada fase exploration, di mana individu

mencoba mengeksplorasi mengenai pilihan karir yang sesuai dengan potensi

dirinya, dengan berdasarkan pada informasi/referensi yang baik, 3). Holland

menjelaskan bahwa RIASEC Hexagon merupakan langkah dalam

mengidentifikasi pilihan karir yang sesuai dengan individu, dengan menganalisis

pekerjaan/pendidikan yang berkaitan dengan karakteristik kepribadian individu

dan mencocokan dengan berbagai jenis pekerjaan, 4). Williamson dalam teori

trait & factor menekankan bahwa jika seseorang ingin karirnya sukses. Maka,

perlu mempertimbangkan kesesuaian antara trait (karakteristik khas individu)

dengan factor (syarat/kualifikasi pendidikan maupun pekerjaan).

Dari pemaparan ahli maka dapat dikatakan agar seseorang dapat

merencanakan pilihan karir dengan baik dan optimal. Maka perlu untuk

melakukan eksplorasi diri atau mengidentifikasi self concept, kemudian

mengidentifikasi spesifikasi atau tuntutan dari pilihan karir, dalam hal ini

pendidikan lanjut SMA atau pun SMK. Proses penyesuaian dua hal tersebut

selanjutnya yang akan menentukan keberhasilan pilihan karir.

27
Dalam konteks ini, tentu diperlukan informasi yang mudah dipahami dan

menarik mengenai informasi pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan suatu media

yang bisa menyajikan informasi tersebut secara baik, mudah dipahami, dan

menarik bagi siswa.

d. Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir

Super (Nurillah, 2017: 74) terdapat lima kelompok faktor-faktor yang

mempengaruhi kematangan karir yaitu sebagai berikut:

1) Faktor bio-sosial, yaitu mengenai informasi yang lebih spesifik, perencanaan,

penerimaan, tanggung jawab dalam perencanaan karir, orientasi pilian karir

berhubungan dengan faktor bio-sosial seperti umur dan kecerdasan.

2) Faktor lingkungan, yaitu indeks kematangan karir individu berkolerasi

dengan tingkat pekerjaan orang tua, kurikulum kampus, stimulus budaya dan

kohesivitas keluarga.

3) Aspek kepribadian individu yang meliputi : bakat dan minat individu.

4) Faktor vokasional, kematangan karir individu berkolerasi positif dengan

aspirasi vokasional, tingkat kesesuaian aspirasi dan ekspektasi karir.

5) Prestasi yang bersifat akademik maupun yang non akademik.

Gothard dkk dalam buku Careers Guidance in Context (2001:23),

menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi keputusan seseorang

dalam pengambilan karir, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Genetic endowment, i.e. race, sex, intelligence, and special abilitties.

2) Enviromental conditions and events, e.g. family experience and training

opportunities.

28
3) Learning experiences, e.g. instrumental and associative learning.

4) Task appoach skills, e.g. learning skills.

Arti dalam terjemahan bebas, bahwa faktor-faktor yang memengaruhi

diantaranya sebagai berikut:

1) Sumbangan genetik seperti : ras, jenis kelamin, kecerdasan, dan bakat khusus.

2) Peristiwa dan kondisi lingkungan seperti: pengalaman dalam keluarga dan

kesempatan pembelajaran.

3) Pengalaman pembelajaran seperti pembelajaran yang asosiatif dan

instrumental.

4) Ketrampilan pendekatan tugas seperti: ketrampilan pembelajaran.

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor yang memengaruhi kematangan karir

adalah faktor genetik seperti kecerdasan dan bakat khusus, faktor lingkungan

seperti pembelajaran dalam keluarga, faktor individu di mana individu memiliki

ketrampilan/kecakapan dalam pembelajaran, faktor pembelajaran dalam menerima

informasi karir dan menyesuaikan dengan kesempatan yang ada.

3. Media CEV (Career Education Video)

a. Pengertian Media Video

Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata

“medium”. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), media adalah alat,

sarana komunikasi seperti: koran, majalah, radio, televisi, film, dan spanduk, yang

terletak antara dua pihak yaitu perantara dan penghubung. Kustandi & Sujipto

(2013: 7), menjelaskan bahwa media merupakan perantara atau medium pesan

dari pengirim kepada penerima pesan.

29
Sukiman (2012: 187), menjelaskan bahwa video adalah seperangkat

komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam

waktu bersamaan. Daryanto (2010: 90), menjelaskan bahwa video merupakan

bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai

dihadapan siswa secara langsung, video menambah suatu dimensi baru terhadap

pembelajaran.

Jadi dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala jenis perantara

komunikasi antara subjek ke objek pada suatu kegiatan. Media video merupakan

media yang dapat menampilkan pesan secara audio visual kepada para

penontonnya. Pesan yang disampaikan berupa bahan ajar non cetak yang kaya

informasi.

b. Kelebihan/Manfaat media video

Nursalim (2013: 19), menjelaskan bahwa ada beberapa kelebihan yang

didapatkan jika menggunakan media video sebagai media pembelajaran,

diantaranya:

1) Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.

2) Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.

3) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

4) Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan.

5) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi siswa.

Sadiman (2005: 195), bahwa penyajian media dalam bentuk media video

memiliki manfaat, antara lain:

30
1) Dengan menggunakan media video, siswa lebih tertarik dalam mengikuti

bimbingan.

2) Siswa menjadi lebih pro aktif dengan kesadaran diri.

3) Siswa berlatih untuk memahami informasi yang disampaikan oleh konselor.

4) Siswa dapat mengembangkan pikiran, imajinasi, dan pendapat siswa tentang

masa depan yang akan mereka pilih atau mereka hadapi.

5) Siswa lebih mudah memahami hal-hal yang bersifat abstrak dan memberikan

gambaran yang lebih realistik tentang pilihan karir mereka.

6) Melalui media video, siswa dapat memberikan umpan balik setelah

menyaksikan video yang telah diputar.

7) Media video dapat menjadikan suasana klasikal menjadi lebih menarik,

sehingga siswa termotivasi untuk meningkatkan pemahaman terhadap masa

depan karir yang akan mereka hadapi di masa mendatang.

8) Media video dapat merangsang siswa untuk memahami, menentukan pilihan,

mampu merancang dan mengambil keputusan terhadap karir mereka dengan

mempertimbangkan peluang di masa depan.

Dapat disimpulkan bahwa kelebihan penggunaan video adalah sebagai

berikut:

1) Dengan media video akan menarik fokus perhatian siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

2) Mengembangkan daya berpikir rasional dan imajinatif pada siswa.

3) Dengan media video, siswa menjadi lebih mudah dalam memahami dan

mempelajari hal-hal yang bersifat abstrak.

31
4) Terjadi suasana pembelajaran yang menarik, aktif dan terjadi feedback atau

umpan balik antara pendidik dan peserta didik.

c. Kriteria Pemilihan Media

Arsyad mengutip Walker & Hess (2015: 206), menjelaskan beberapa

kriteria sehingga suatu media dapat dikatakan berkualitas dan layak digunakan,

diantaranya sebagai berikut:

1) Kualitas isi dan tujuan, yang berarti antara isi dan tujuan harus relevan. Aspek

yang termasuk dalam kriteria ini meliputi: (a) aspek ketepatan materi, tujuan,

dan (b) aspek kepentingan, (c) aspek kelengkapan konten yang digunakan

untuk produk media, (d) aspek minat dan perhatian, di mana produk yang

dikembangkan harus dapat menarik minat dan perhatian pengguna, (e) aspek

kesesuaian dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

2) Kualitas intruksional, yang berkaitan dengan suatu produk yang

dikembangkan sedemikian rupa untuk memberikan kesempatan pengguna

untuk belajar, memberikan tes dan penilaian. Di mana materi yang dimuat

harus sesusai dengan kebutuhan pengguna sehingga dapat memotivasi dan

memberi dampak bagi pengguna.

3) Kualitas teknis berkaitan dengan karakteristik suatu produk, hal ini meliputi:

(a) kualitas keterbacaan, (b) kemudahan operasional, (c) kualitas tampilan

produk, (d) kualitas penanganan respon pengguna, (e) kualitas pengelolaan

media, (f) kualitas pendokumentasian produk media.

Susilana & Riyana (2008: 69), menyebutkan beberapa kriteria umum

dalam pemilihan media, yaitu: (1) Instructional goals, berkaitan dengan

32
kesesuaian materi dengan tujuan pembuatan media, (2) Instructional content,

berkaitan dengan keseuaian konten dengan materi pembelajaran, (3) Kesesuaian

antara produk yang dikembangkan dengan karakteristik user, (4) kesesuaian

dengan teori maupun sumber yang terpercaya, (5) keseuaian antara produk yang

dikembangkan dengan kebutuhan dan gaya belajar pengguna, (6) Kesesuaian

dengan sarana prasarana yang tersedia.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa kriteria pemilihan media tidak hanya

sebatas media tersebut cocok dipakai. Tetapi juga memerhatikan berbagai faktor,

diantaranya adalah kesesuaian dengan tujuan, kesesuaian media dengan materi

BK, kesesuaian dengan karakteristik siswa, kesesuaian dengan teori, kesesuaian

dengan gaya belajar siswa, dan kesesuaian dengan sarana dan prasarana sekolah.

Dalam hal ini, Media CEV telah dipilih dengan mempertimbangkan kriteria

pemilihan media agar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

d. Prosedur Penggunaan Media Video dalam Bimbingan dan Konseling

Nursalim (2013: 103), menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan dalam penggunaan media video dalam BK, yaitu:

1) Pemilihan video. Video yang ditampilkan harus sesuai dengan materi yang

disajikan.

2) Mempersiapkan ruang kelas. Sebelum guru BK memulai penayangan video,

terlebih dahulu juga memerhatikan kondisi kelas.

3) Mempersiapkan siswa. Mempertimbangkan untuk memberikan layanan dalam

kelompok kecil atau secara kelompok besar (klasikal).

4) Mempersiapkan pertanyaan dan penugasan yang dapat mengaktifkan siswa.

33
5) Penggunaan media dikondisikan pada waktu dan posisi yang tepat.

Sadiman (2005: 198) menjelaskan terkait prosedur penggunaan media

pertama persiapan guru, mempersiapkan peralatan yang akan digunakan selama

pelaksanaan, jangan lupa tujuan penggunaan media, serta penempatan media juga

perlu dipertimbangkan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa prosedur penggunaan media dalam BK

yaitu adalah mempersiapkan video yang sesuai dengan materi, mengondisikan

kelas maupun siswa, mengaktifkan kegiatan pembelajaran, dan kegiatan lanjutan

yang bertujuan untuk lebih memahamkan siswa.

4. Remaja

a. Pengertian Remaja

Seorang yang berada pada jenjang SMP, termasuk kategori remaja.

Remaja memiliki definisi proses peralihan/transisi diri antara kanak - kanak

menuju ke fase dewasa yang ditandai dengan banyak perubahan diri, meliputi:

aspek fisiologis, biologis, dan kognisi. Desmita (2012: 198), menjelaskan bahwa

definisi remaja merupakan situasi ketika seseorang mulai belajar mengambil

keputusan. Dalam konteks ini, pengambilan keputusan yang dimaksud mengenai

keputusan masa depan yang tentunya salah satunya berkaitan dengan aspek karir.

Erikson dalam (Dariyo, 2004: 14), dijelaskan bahwa remaja adalah seseorang

yang berumur pada rentang usia 12/13-21 tahun. Pada masa ini, seorang remaja

akan mengalami proses pencarian identitas diri/ self concept. Proses ini yang

nantinya akan menentukan apakah seorang remaja akan dapat berkembang dengan

baik ataupun mengalami hambatan pada fase berikutnya.

34
Hurlock (1980: 206), menggambarkan secara singkat bahwa fase remaja

merupakan fase di mana seseorang merasa pada level yang setara dengan orang

dewasa. Dalam konteks ini bermakna bahwa seorang remaja mulai belajar untuk

berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, serta tidak lagi merasa dibawah seperti

saat fase anak – anak, setidaknya dalam pemenuhan hak. Definisi remaja dapat

digambarkan dalam dua segi, yakni definisi dan umur. Dari definisi, remaja

dimaknai sebagai seseorang yang telah memasuki baligh atau mulai berfungsinya

organ reproduksi baik pria maupun wanita, menurut Elida dalam (Falentini dkk,

2013: 310). Thonburg dalam (Dariyo, 2004: 14), mengkategorikan remaja

menjadi beberapa kategori, diantaranya: a) remaja awal (13-14 tahun), b) remaja

tengah (12-17 tahun), c) remaja akhir (18-21 tahun).

Dari pemaparan beberapa ahli, maka peneliti dapat dikatakan bahwa siswa

SMP N 2 Playen termasuk pada kategori usia remaja. Pada fase ini, merupakan

fase transisi dari seseorang yang awalnya merupakan anak-anak, yang ditandai

dengan perubahan secara psikologis, fisiologis/biologis, maupun konsep

pemikiran. Pada fase ini, seseorang memiliki tugas perkembangan terkait belajar

mengambil keputusan mengenai pilihan-pilihan karir ke depan.

b. Tugas Perkembangan Remaja

Seorang yang memasuki atau berada pada fase remaja memiliki salah satu

tanggung jawab untuk mengambil keputusan mengenai masa depannya. Jika

seseorang berhasil melalui dengan baik tentu akan memengaruhi tumbuh

kembang remaja menjadi lebih optimal. Sebaliknya, jika seorang mengalami

hambatan maka tentunya akan memengaruhi fase berikutnya. Dariyo (2004: 77),

35
menjelaskan bahwa jika seorang remaja mampu melaksanakan tugas

perkembangannya dengan baik, maka individu akan memiliki perasaan optimis

dalam melakukan berbagai hal. Havigurst dalam (Dariyo, 2004: 78-79),

memaparkan bahwa berikut merupakan tugas perkembangan individu dalam fase

remaja. Diantaranya: 1) Proses adaptasi dan penerimaan diri terhadap perubahan

fisiologis maupun psikologis, 2) Belajar mengenal peran antar sesama jenis

maupun interaksi dengan lawan jenis, 3) Mulai memiliki kebebasan emosional, 4)

Belajar menjadi warga negara yang bertanggung jawab, 5) Belajar bersifat

mandiri dan memiliki kepastian ekonomi.

Karl C. Garisson dalam (Mappiare, 1982: 101-105), menjelaskan bahwa

seorang remaja memiliki beberapa tugas perkembangan, diantaranya:

1) Belajar menerima keadaan diri

Pada fase ini, baik pria maupun wanita diharapkan dapat untuk belajar

bersyukur dan menerima diri, terutama pada aspek fisiologis atau fisik. Selain

proses penerimaan diri, seorang remaja juga belajar merawat diri, terutama aspek

organ reproduksi.

2) Belajar untuk berinterkasi, baik sesama jenis maupun lawan jenis

Pada fase ini, baik pria atau pun wanita mulai belajar bersosialisasi dengan

sesama jenis maupun lawan jenis. Dalam konteks ini, seseorang juga belajar

mengenai batasan dalam pergaulan agar menghindari berbagai perilaku negatif

dari pergaulan bebas.

36
3) Memiliki kebebasan emosi seperti orang dewasa

Pada fase ini, seorang remaja mulai memiliki kebebasan atau hak untuk

menyatakan mengenai hal yang disukai maupun tidak. Pernyataan yang keluar

tentunya akan dihargai oleh orang lain. Tetapi, karena fase transisi ini, maka

seorang remaja juga diharapkan belajar untuk mengelola dan mengenal emosi,

agar bisa mengeluarkan sesuai dengan situasinya.

4) Memiliki kebebasan dalam hal ekonomi atau pun keuangan

Remaja pada fase ini mulai memiliki kebebasan atau hak dalam

mengurangi ketergantungan ekonomi atau keuangan dengan orang tua.

5) Belajar mengenai pandangan atau falsafah hidup

Pada fase ini, remaja memiliki rasa belajar atau rasa ingin tahu yang

tinggi. Diharapkan pula pada fase ini, seorang remaja dapat memilih pandangan

atau falsafah hidup yang baik, agar menjadi pribadi yang baik dan berguna bagi

nusa bangsa, dan negara.

Dari beberapa pemaparan ahli diatas, maka peneliti mengambil

kesimpulan bahwa tugas perkembangan remaja meliputi: 1) penerimaan keadaan

diri, 2) belajar pnerimaan dari aspek fisiologis maupun psikologis, 3) belajar

bersosialisasi dengan sesama maupun lawan jenis, 4) Memperoleh kebebasan

dalam hal emosional, 5) Belajar kemandirian, 6) Belajar menjadi warga negara

yang baik dan bertanggung jawab.

B. Penelitian yang relevan

1. Penelitian oleh Maulidah Hasanah dari Universitas Negeri Surabaya pada

tahun 2014 dengan judul Penerapan Layanan Informasi Menggunakan Media

37
Video untuk Meningkatkan Pemahaman terhadap Masa Depan Karir Siswa

Kelas XI SMA N 3 Lamongan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penerapan layanan informasi menggunakan media video dapat meningkatkan

pemahaman terhadap masa depan karir siswa kelas XI SMA N 3 Lamongan.

Langkah penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman

siswa terhadap karir antara sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi

karir dengan media video. Media video yang digunakan adalah video motivasi

yang diisi oleh Motivator Mario Teguh. Penentuan subjek penelitian perlu

memerhatikan pengukuran karir siswa melalui angket yang telah diuji

validitas dan reabilitasnya. Pembagian atau pengelompokkan siswa dibagi

menjadi 3 kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Untuk kategori rendah

sebanyak 8 siswa. Pemberian treatment dilakukan selama 6 kali pertemuan.

Hasilnya adalah terdapat perbedaan skor antara pretest dan posttest terkait

pemahaman masa depan karir. Perhitungan rata-rata pretest adah 45,62 dan

rata-rata posttest adalah 76,62. keseluruhan subjek mengalami peningkatan

skor dan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media video efektif dalam

meningkatkan pemahaman terhadap karir siswa. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang saya lakukan adalah sama-sama menggunakan media

video dalam memberikan layanan informasi karir kepada siswa/peserta didik.

Perbedaan penelitian terdapat pada jenis video yang digunakan. Penelitian

yang saya lakukan menggunakan video animasi dan menjelaskan terkait

pilihan studi lanjut bagi siswa SMP, baik itu yang akan melanjutkan ke SMA

maupun SMK. Penelitian dari Maulidah Hasanah berfokus pada video

38
motivasi dan tidak memberikan gambaran studi lanjut bagi siswa. Pemilihan

subjek penelitian pun berbeda. Pada penelitian Maulidah Hasanah memilih

subjek penelitian pada siswa SMA. Sementara itu, pada penelitian yang saya

bahas memilih subjek penelitian pada siswa SMP. Materi layanan informasi

karir yang difokuskan oleh Maulidah Hasanah yaitu rencana studi lanjut ke

perguruan tinggi maupun pekerjaan. Sementara itu, penelitian yang saya

lakukan berfokus pada rencana studi lanjut pada SMA maupun SMK.

2. Penelitian oleh Santi Nur Puspita dari Universitas Ahmad Dahlan tahun 2019

dengan judul Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling Film Pendek

untuk Meningkatkan Kesiapan Karir (Uji Coba Produk pada Siswa Kelas VIII

F SMP N 3 Godean). Hasil penelitian menunjukkan bahwa media film pendek

dinyatakan layak untuk digunakan dalam salah satu media layanan Bimbingan

dan Konseling pada bidang karir. Subjek penelitian adalah kelas VIII F

sebanyak 32 siswa yang dijadikan satu kelompok uji coba. Hal ini bisa

diketahui juga dari sebelum dilakukan treatment, rata - rata skor konsep diri

siswa sebesar 123,47. Setelah itu, kemudian meningkat menjadi 125,75. Rata-

Rata kenaikan skor yang didapat adalah sebesar 2,28 poin. Dengan demikian,

memang terjadi kenaikkan skor rata-rata tetapi masih belum terlalu tinggi.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah sama-

sama menggunakan media untuk memberikan layanan informasi kepada siswa

SMP. Perbedaannya yaitu terletak pada jenis media yang digunakan. Untuk

peneliti Santi Nur Puspita menggunakan jenis film pendek. Sementara untuk

penelitian saya menggunakan video animasi. Penelitian yang dilakukan oleh

39
Santi Nur Puspita mengambil subjek penelitian pada satu kelas yaitu siswa

VIII F. Sementara, penelitian yang saya lakukan mengambil sampel pada

beberapa kelas VIII.

3. Penelitian oleh Novie Puspitasari Korida dari Universitas Negeri Surabaya

pada tahun 2013 dengan judul Penggunaan Media Video untuk Meningkatkan

Keaktifan Siswa pada Layanan Informasi Di SMP N 2 Ngoro. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai p=0,016 lebih kecil dari α=0,05, dan dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan keaktifan siswa antara sebelum dan

sesudah pemberian layanan informasi dengan menggunakan media video.

Penggunaan video dalam treatment adalah video motivasi yang berdurasi

kurang lebih 5 menit. Penelitian ini memiliki 30 subjek penelitian dengan juga

mengisi angket pretest dan angket posttest pasca treatment. Perhitungan hasil

menunjukkan bahwa skor mean pretest sebesar 170,3 dan skor mean posttest

sebesar 203,1, serta selisih antara keduanya sebesar 32,8. Keseluruhan subjek

mengalami peningkatan, dan dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan

informasi dengan media video efektif dalam meninngkatkan keaktifan siswa.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah sama-

sama menggunakan media video untuk memberikan layanan informasi kepada

siswa SMP. Perbedaannya yaitu pada variabel dependen penelitian, di mana

variabel dependen penelitian Novie Puspitasari Korida adalah keaktifan siswa.

Penelitian yang akan saya lakukan membahas kematangan karir dalam

kaitannya studi lanjut siswa SMP. Penggunaan media video pun berbeda.

Penelitian Novie Puspitasari Korida menggunakan media video motivasi

40
terkait keaktifan siswa. Sementara, penelitian yang saya lakukan

menggunakan video animasi dengan berfokus pada layanan karir studi lanjut

siswa. Pengambilan subjek penelitian oleh Novie Puspitasari Korida dilakukan

pada satu kelas yaitu siswa kelas VIII A. Sementara, penelitian yang saya

lakukan mengambil sampel penelitian pada beberapa kelas VIII.

C. Kerangka Berpikir

Pengambilan keputusan karir merupakan hal yang penting bagi remaja.

Ruang lingkup karir sendiri tidak hanya sebatas mengenai profesi maupun

pekerjaan. Tetapi, juga mengenai rencana pendidikan lanjut. Bagi siswa SMP,

karir yang dimaksud mengenai studi lanjut ke SMA atau SMK. Pemilihan studi

lanjut sangat penting, karena memengaruhi karir kedepan dari siswa.

Fenomena permasalahan karir yang terjadi di SMP N 2 Playen adalah

belum efektifnya layanan informasi karir secara konvensional (ceramah) kepada

siswa. Hal ini berdampak pada permasalahan seperti siswa yang masih bingung

dan belum memiliki cukup informasi mengenai pengambil keputusan studi lanjut.

Oleh karena itu, penggunaan media sangat diharapkan dapat efektif dalam

meningkan kematangan karir siswa.

Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan Media CEV

(Career Education Video). Media CEV ditampilkan dalam bentuk video animasi.

Penggunaan Media CEV sebagai langkah dalam memberikan gambaran kepada

siswa terkait ruang lingkup SMA maupun SMK. Berdasarkan beberapa

pandangan ahli mengenai teori perkembangan karir, maka dapat disimpulkan

bahwa penggunaan media video sangat dibutuhkan oleh siswa. Video ini sebagai

41
bentuk upaya untuk membantu siswa secara mandiri dalam mengidentifikasi

antara kemampuan/potensi dirinya dengan tuntutan lingkungan karirnya.

Penggunaan media animasi ini diharapkan akan lebih memudahkan siswa dalam

memahami informasi yang disampaikan. Video animasi sendiri akan memberikan

rasa nyaman, tampilan yang menyenangkan, tidak membosankan, dan tentunya

memudahkan siswa dalam memahami pesan yang ingin disampaikan. Pemahaman

karir yang baik, selanjutnya diharapkan akan diterapkan oleh siswa dalam

pengambilan keputusan mereka terkait studi lanjut.

Dalam penelitian ini akan dilakasanakan pretest pada kedua kelompok

sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui pemahaman

awal siswa tentang karir. Pelaksanaan selanjutnya untuk kelas eksperimen akan

diberikan layanan informasi karir dengan Media CEV. Sementara, pada kelas

kontrol menggunakan metode ceramah. Setelah itu, akan dilaksanakan posttest

untuk mengetahui hasil kematangan karir guna mengukur efektivitas pemberian

layanan informasi karir dengan Media CEV. Adapun gambaran kerangka berpikir

penelitian ini dapat dilihat pada bagan selanjutnya seperti berikut:

Gambar 4. Bagan kerangka berpikir

42
D. Hipotesis

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ha : Ada perbedaan yang signifikan pada kematangan karir antara siswa yang

diberikan layanan informasi karir dengan CEV (Career Education Video) dan

siswa yang tidak diberikan layanan informasi karir dengan Media CEV

(Career Education Video).

2. Ho : Tidak Ada perbedaan yang signifikan pada kematangan karir antara

siswa yang diberikan layanan informasi karir dengan CEV dan siswa yang

tidak diberikan layanan informasi karir dengan Media CEV.

43
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

adalah pendekatan yang menggunakan data angka pada penelitiannya dan

analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono, 2017: 13). Penjelasan lain dari

Siyoto & Sodik (2015: 17), bahwa pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang

bercirikan sistematis, terencana, dan terstruktur, yang di mana penelitian ini

menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

data, serta hasil yang ditampilkan.

Penelitian ini memakai metode eksperimen (experimental research).

Priyono (2016: 43), memaparkan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian

yang tempat penelitiannya dapat dilakukan di ruang terbuka maupun tertutup.

Penelitian ini menciptakan keadaan tertentu yang disengaja sesuai dengan

kebutuhan peneliti. Penerapan selanjutnya adalah pembuatan dua kelompok/kelas,

yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (pembanding), yang

selanjutnya hasil dari reaksi kedua kelompok yang akan diperbandingkan.

Arikunto (2010: 9), menjelaskan bahwa penelitian eksperimen bertujuan untuk

menemukan atau mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja

ditimbulkan oleh peneliti dari suatu perlakuan.

Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Eksperimen Semu

(Quasi Experiment Design). Desain Quasi Experiment yang digunakan adalah

Nonequivalent Control Group Design, yakni pada desain ini kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Pada

44
penelitian ini menggunakan desain tersebut karena kelompok yang digunakan

sebagai sampel tidak dipilih secara acak, melainkan sesuai dengan kelas yang

sudah ada pada sekolah yang dipilih. Desain penelitian ini dapat ditampilkan

sebagai berikut :

K. Eksperimen
𝑶𝟏 𝑿 𝑶𝟐

K. Kontrol 𝑶𝟑 𝑶𝟒
Gambar 5. Desain Penelitian

Gambar 5. Desain Penelitian


Keterangan :
: Nilai pretest kelompok eksperimen
: Nilai posttest kelompok eksperimen
: Nilai pretest kelompok kontrol
: Nilai posttest kelompok kontrol
X : treatment

Berdasarkan gambar diatas, dalam desain ini terdapat dua kelompok yang

dipilih secara sengaja, yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

berdasarkan kelas yang ada. Sebelum diberikan perlakuan, terlebih dahulu kedua

kelompok diberikan pretest yang berupa skala kematangan karir untuk mengukur

tingkat kematangan karir siswa di awal. Pada penelitian ini, kelompok

eksperimen diberikan treatment berupa layanan informasi karir dengan Media

CEV, sedangkan pada kelompok kontrol untuk layanan informasi karir dilakukan

dengan metode ceramah (konvensional). Setelah kedua kelompok telah

mendapatkan treatmen dengan layanan masing-masing, kedua kelompok

diberikan posttest untuk mengukur tingkat kematangan karir setelah diberikan

layanan informasi karir dengan media yang berbeda. Hasil pengukuran tingkat

kematangan karir siswa di awal dan akhir kemudian dianalisis untuk mengetahui

45
tingkat efektivitas layanan informasi karir dengan Media CEV (Career Education

Video) terhadap kematangan karir siswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Playen yang beralamatkan di Gading

II, Desa Gading, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Waktu penelitian berupa penyusunan proposal penelitian

hingga penelitian selesai. Waktu penelitian ini dimulai bulan Desember 2019.

Proses pengambilan data dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2019/2020 secara online melalui aplikasi Google Hangout Meet.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan data yang terdiri atas objek/subjek yang

memiliki karakteristik tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti untuk diteliti

dan ditarik kesimpulannya (Siyoto & Sodik, 2015: 63). Jadi, dapat disimpulkan

bahwa populasi merupakan Keseluruhan subjek atau responden penelitian, bukan

hanya orang tetapi juga benda alam lainnya yang memiliki kualitas dan

karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dikaji maupun

diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah siswa SMP N 2 Playen kelas VIII tahun

ajaran 2020/2021. Peneliti menggunakan siswa kelas VIII karena subjek dinilai

memiliki prioritas yang tinggi terhadap layanan ini. Peneliti tidak mengambil

responden kelas IX karena untuk angkatan tersebut lebih difokuskan pada

persiapan ujian dan sudah diberikan layanan informasi karir melalui metode

ceramah.

46
Tabel 2. Jumlah Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa


1 VIII A 32
2 VIII B 32
3 VIII C 32
4 VIII D 32
Jumlah Total 128

Sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk

dipelajari (Sarwono, 2006: 111). Arikunto (2010: 174), menambahkan bahwa

sampel merupakan bagian dari keseluruhan populasi yang diteliti. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki

karakteristik sama yang telah ditetapkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini

sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan

sampel yang anggota sampelnya dipilih secara sengaja atas dasar pengetahuan dan

keyakinan peneliti. Berdasarkan pemaparan di atas, hal yang terpenting dalam

menggunakan teknik sampling tersebut adalah menetapkan ciri khusus yang

sesuai dengan tujuan penelitian.

Berdasarkan pemahaman purposive sampling, maka Sampel penelitian ini

ditentukan sebanyak 2 kelas dari 4 kelas yang ada. Pengambilan sampel sebanyak

dua kelas didasarkan dari rata-rata nilai siswa tiap kelas yang berada paling bawah

diantara dua kelas yang lain, dan membutuhkan layanan karir yang perlu segera

diberikan agar perencanaan studi lanjut dapat berjalan dengan baik. Dengan

menggunakan cara tersebut diperoleh data bahwa kelas sampel adalah kelas VIII

B sebagai kelas kontrol dan kelas VIII A sebagai kelas eksperimen.

47
D. Definisi Operasional variabel

Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel – variabel

yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses

pengukuran variabel tersebut (Sarwono, 2006: 27). Definisi operasional variabel

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Layanan informasi karir berbasis Media CEV

Layanan informasi karir berbasis Media CEV merupakan layanan BK

yang bertujuan untuk membantu siswa agar secara mandiri dapat mengerti terkait

arah perencanaan karir kedepan dan dapat mengambil keputusan perencanaan

karir secara bertanggung jawab, dengan turut dibantu media Career Education

Video agar layanan berlangsung lebih menarik, informatif, dan mudah dipahami

oleh siswa.

2. Kematangan karir siswa

Kematangan karir dapat diartikan sebagai keberhasilan seseorang dalam

mengambil keputusan terkait pilihan karir secara bertanggung jawab.

Pengambilan keputusan terkait karir ini juga mempertimbangan faktor internal

dan faktor eksternal individu.

Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017: 61). Hubungan

sebab-akibat atau pengaruh dalam eksperimen dirancang dalam suatu desain

eksperimen. Dalam desain tersebut, dibedakan antara variabel - variabel yang

memberi pengaruh atau menjadi sebab dengan variabel yang diberi pengaruh.

48
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi

sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

layanan informasi karir berbasis Media CEV (Career Education Video).

2. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi dan menjadi akibat

adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kematangan

karir siswa.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data

yang diperlukan untuk menjawab rumusan dalam penelitian. Ada beberapa cara

pengumpulan data, diantaranya menggunakan teknik wawancara, skala, observasi,

studi dokumentasi, dan FGD (Focus Group Discussion) (Juliansyah Noor, 2011:

138). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala. Skala merupakan teknik

pengumpulan data yang bersifat mengukur, karena diperoleh hasil ukur yang

berbentuk angka-angka.

Skala yang digunakan untuk mengetahui kematangan karir siswa yaitu

skala tingkat kematangan karir siswa. Skala tingkat kematangan karir siswa ini

diharapkan dapat memberikan data mengenai tingkat kematangan karir siswa

SMP N 2 Playen.

49
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengukur nilai variabel yang diteliti (Sugiyono, 2017: 135). Langkah-langkah

penyusunan instrumen dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Menyusun kisi-kisi dan bulir skala

2. Konsultasi dengan dosen pembimbing

3. Revisi jika perlu

4. Uji coba instrumen

5. Revisi jika perlu

6. Instrumen siap sebar

Pernyataan – Pernyataan yang terdapat di dalam skala secara garis besar

ada dua jenis, yaitu pernyataan yang bersifat favourable (pernyataan yang

mendukung) dan pernyataan yang bersifat unfavourable (pernyataan yang tidak

mendukung). Dalam setiap tipe terdapat beberapa item pertanyaan yang memiliki

empat pilihan jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan

sangat tidak sesuai (STS). Pernyatan yang bertipe favourable diberi skor secara

berturut-turut 4,3,2,1 dan pernyataan yang bertipe unfavourable diberi skor secara

berturut-turut 1,2,3,4. Peneliti sengaja memodifikasi skala Likert yang awalnya

terdapat lima pilihan jawaban menjadi empat pilihan jawaban dengan

menghilangkan jawaban yang ada di posisi tengah dengan tujuan untuk

menghindari jawaban netral.

50
Tabel 3. Kategorisasi Skala Likert

No Pernyataan Favourable Unfavourable


1 Sangat Sesuai (SS) 4 1
2 Sesuai (S) 3 2
3 Tidak Sesuai (TS) 2 3
4 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Dalam penelitian terdapat instrumen penelitian. Adapun penjelasan

instrumen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Skala Kematangan Karir

Skala kematangan karir peserta didik disusun berdasarkan aspek-aspek

dalam kematangan karir yang bersumber pada teori trait & factor yaitu Self

Information, Career Information, Decision Making, & Career planning.

Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Kematangan Karir Siswa

Variabel Aspek/Sub Indikator Item Jumlah


Variabel + - Item
Kemtangan 1.Self 1.memahami potensi diri 3 3 6
Karir Information 2. mengetahui tugas perkembangan 3 2 5
3. mengetahui faktor penghambat dan 3 2 5
pendukung karir dalam diri
2.Career 1. memiliki kesadaran pentingnya 2 2 4
Information informasi karir
2. mengetahui sumber informasi karir 7 6 13
3. mengetahui faktor penghambat dan 3 2 5
pendukung karir dari luar
3.Decision 1. mengetahui langkah-langkah dalam 3 2 5
Making membuat keputusan karir
2. mandiri dalam membuat keputusan 4 5 9
karir
4. Career 1. merealisasikan keputusan karir 3 2 5
Decision
Implementation
57

51
F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Uji coba instrumen penelitian dilakukan selama satu tahap. Suatu alat ukur

dapat digunakan dalam penelitian apabila telah memenuhi persyaratan yaitu uji

validitas dan reliabilitas. Sugiyono (2017: 363), menjelaskan bahwa validitas

merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi antara obyek penelitian

dengan daya dapat dilaporkan oleh peneliti. Dapat dikatakan kesesuaian instrumen

untuk mengukur variabel yang diteliti, yang mana instrumen yang valid berarti

dapat digunakan untuk mengukur. Semakin tinggi nilai validitas, semakin valid

instrumen tersebut dapat digunakan di lapangan. Validitas adalah ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang

valid memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid

berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2010: 211).

Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

konstruk (construct validity). Sugiyono (2017:176) menjelaskan bahwa untuk

instrumen berupa nontes yang digunakan untuk mengukur cukup memenuhi

validitas kontruks. Menurut Priyono (2016: 90) validitas konstruk berawal dari

logika model kerangka teoretis yang menghubungkan sutu konsep dengan konsep-

konsep lainnya. Kemudian uji validitas intrumen ini diuji dengan pendapat dari

ahli (Expert Judgment). Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang

akan diukur dengan berlandaskan teori, selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.

Ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun (Sugiyono, 2017:

177).

52
Pada penelitian ini, instrumen penelitian yang telah disusun selanjutnya

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing selaku (expert judgment). Hasil yang

diperoleh dari expert judgment kemudian ditindaklanjuti dengan pengujian

instrument pada 31 siswa kelas VIII SMP N 2 Playen. Setelah itu, dilakukan uji

analisis butir item dengan menggunakan uji Product Moment pada item di dalam

instrument skala dengan menggunakan SPSS 21.00 for windows.

Berdasarkan hasil uji analisis butir tersebut, maka dapat diketahui pada

skala kematangan karir, dari total awal 57 item pernyataan, terdapat 22 item

pernyataan yang memiliki internal konsistensi > 0,05. Item tersebut pada nomor 1,

3, 6, 8, 11, 12, 13, 16, 19, 20, 24, 27, 28, 30, 31, 33, 34, 37, 38, 43, 44, 52. Dari

hasil ini dapat disimpulkan untuk item pernyataan pada nomer tersebut tidak dapat

digunakan karena memiliki nilai validitas yang tidak memenuhi syarat.

Sebaliknya, sebanyak 35 item pernyataan diputuskan valid, dikarenakan telah

memenuhi syarat dengan memiliki internal konsistensi < 0,05 dengan taraf

signifikansi 5%.

2. Reliabilitas

Siyoto & Sodik mengutip Azwar dalam Buku Dasar Metodologi Penelitian

(2015: 91), menjabarkan bahwa reliabilitas berhubungan dengan akurasi

instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur & seberapa

akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang.

Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas

instrumen tentang kematangan karir adalah dengan Cronbach’s Alpha.

Penghitungan reliabilitas berkisar antara 0-1 apabila semakin mendekati 1 maka

53
semakin tinggi koefisien reliabilitasnya. Berikut disajikan tabel menurut Sugiyono

(2017: 257) sebagai pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi

dari reliabilitas instrumen yang telah diketahui validitasnya. Interpretasi tersebut

yaitu:

Tabel 5. Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien rhitung Interpretasi


0,80 – 1,000 Reliabilitas sangat kuat
0,60 – 0,799 Reliabilitas kuat
0,40 – 0,599 Reliabilitas sedang
0,20 – 0,399 Reliabilitas rendah
0,00 – 0,199 Reliabilitas sangat rendah

Dalam penelitian ini untuk uji reliabilitas pada skala kematangan karir

dapat disimpulkan bahwa Alpha Cronbach sebesar 0,906 dengan kategori

interpretasi reliabilitas sangat kuat. Berikut merupakan hasil reliabilitas skala

kematangan karir yang dihasilkan menurut perhitungan SPSS versi 21.00 for

windows yang ditampilkan dalam table di bawah ini:

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Skala Kematangan Karir

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.906 57

G. Teknik Analisis Data

Siyoto & Sodik (2015: 109), menjelaskan bahwa analisis data merupakan

rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokkan, sistematisasi, penafsiran dan

verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis, dan nilai

ilmiah. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh

54
responden, menyajikkan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis.

Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teknik analisis dalam

statistika. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Persiapan : meliputi pengecekkan identitas dalam instrumen, kelengkapan

data, dan macam isian data.

2. Melakukan tabulasi data (memberikan skor, dan memberikan data dalam

hubungan dengan pengolahan data menggunakan komputer).

3. Melakukan uji prasyarat analisis model One Sample Kolmogorov-Smirnov

dengan bantuan SPSS for windows 21.00 untuk mengetahui apakah data

penelitian berdistribusi normal atau tidak.

4. Melakukan uji hipotesis menggunakan uji t dengan bantuan SPSS for windows

21.00.

55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Deskripsi Hasil Pretest pada Kelas Kontrol

Peneliti melakukan pretest pada kelas kontrol dengan jumlah sampel 26

siswa SMP N 2 Playen dan diperoleh hasil skor rata-rata = 94,04, skor tertinggi =

108, skor terendah = 77, dan standar deviasi = 7,83. Adapun hasil pretest kelas

kontrol dari 26 siswa SMP N 2 playen adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil Pretest siswa SMP N 2 Playen Kelas Kontrol


Interval Kategori Jumlah Siswa Presentase (%)
35 – 56 Sangat Rendah 0 0%
57 – 77 Rendah 1 3,8%
78 – 98 Sedang 17 65,4%
99 – 119 Tinggi 8 30,8%
120 – 140 Sangat Tinggi 0 0%
Jumlah 26 100%

Berdasarkan hasil pretest skala kematangan karier pada kelas kontrol

menunjukkan bahwa dari 26 siswa terdapat sebagian besar siswa dengan kategori

sedang sebanyak 17 siswa (65,4%), rendah sebanyak 1 (3,8%) dan tinggi

sebanyak 8 siswa (30,8%). Untuk memudahkan pemahaman data, hasil pretest

pada kelas kontrol dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

56
Pretest Kelas Kontrol
70
60
50
40
30
20
10
0
sangat rendah rendah sedang tinggi sangat tinggi

Gambar 6. Hasil pretest Kelas Kontrol

b. Deskripsi Hasil Posttest pada Kelas Kontrol

Peneliti melakukan posttest pada kelas kontrol dengan jumlah sampel 26

siswa SMP N 2 Playen dan diperoleh hasil skor rata-rata = 104,23, skor tertinggi =

117, skor terendah = 88, dan standar deviasi = 7,69. Adapun hasil postest kelas

kontrol dari 26 siswa SMP N 2 Playen adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Hasil Posttest siswa SMP N 2 Playen Kelas Kontrol


Interval Kategori Jumlah Siswa Presentase (%)
35 – 56 Sangat Rendah 0 0%
57 – 77 Rendah 0 0%
78 – 98 Sedang 5 19,2%
99 – 119 Tinggi 21 80,8%
120 – 140 Sangat Tinggi 0 0%
Jumlah 26 100%

Berdasarkan hasil posttest skala kematangan karier pada kelas kontrol

menunjukkan bahwa dari 26 siswa terdapat sebagian besar siswa dengan kategori

tinggi sebanyak 21 siswa (80,8%) dan sedang sebanyak 5 (19,2%). Untuk

57
memudahkan pemahaman data, hasil posttest pada kelas kontrol dapat disajikan

dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Posttest Kelas Kontrol


90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
sangat rendah rendah sedang tinggi sangat tinggi

Gambar 7. Hasil Posttest Kelas Kontrol

c. Deskripsi Hasil Pretest pada Kelas Eksperimen

Peneliti melakukan pretest pada kelas eksperimen dengan jumlah sampel

30 siswa SMP N 2 Playen dan diperoleh hasil skor rata-rata = 101,17, skor

tertinggi = 115, skor terendah = 86, dan standar deviasi = 6,34. Adapun hasil

pretest kelas eksperimen dari 30 siswa SMP N 2 Playen adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Hasil Pretest siswa SMP N 2 Playen Kelas Eksperimen


Interval Kategori Jumlah Siswa Presentase (%)
35 – 56 Sangat Rendah 0 0%
57 – 77 Rendah 0 0%
78 – 98 Sedang 7 23,3%
99 – 119 Tinggi 23 76,7%
120 – 140 Sangat Tinggi 0 0%
Jumlah 30 100%

Berdasarkan hasil pretest skala kematangan karier pada kelas eksperimen

menunjukkan bahwa dari 30 siswa terdapat sebagian besar siswa dengan kategori

tinggi sebanyak 23 siswa (76,7%) dan sedang sebanyak 7 (23,3%). Untuk

58
memudahkan pemahaman data, hasil pretest pada kelas eksperimen dapat

disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Pretest Kelas Eksperimen


90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
sangat rendah rendah sedang tinggi sangat tinggi

Gambar 8. Hasil Pretest Kelas Eksperimen

d. Deskripsi Hasil Postest pada Kelas Eksperimen

Peneliti melakukan posttest pada kelas eksperimen dengan jumlah sampel

30 siswa SMP N 2 Playen dan diperoleh hasil skor rata-rata = 109,13, skor

tertinggi = 118, skor terendah = 100, dan standar deviasi = 5,38. Adapun hasil

posttest kelas eksperimen dari 30 siswa SMP N 2 Playen adalah sebagai berikut:

Tabel 10. Hasil Posttest siswa SMP N 2 Playen Kelas Eksperimen


Interval Kategori Jumlah Siswa Presentase (%)
35 – 56 Sangat Rendah 0 0%
57 – 77 Rendah 0 0%
78 – 98 Sedang 0 0%
99 – 119 Tinggi 30 100,0%
120 – 140 Sangat Tinggi 0 0%
Jumlah 30 100%

Berdasarkan hasil posttest skala kematangan karier pada kelas eksperimen


menunjukkan bahwa dari 30 siswa secara keseluruhan siswa dengan kategori
tinggi sebanyak 30 siswa (100%). Untuk memudahkan pemahaman data, hasil

59
pretest pada kelas eksperimen dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai
berikut:

Posttest Kelas Eksperimen


120

100

80

60

40

20

0
sangat rendah rendah sedang tinggi sangat tinggi

Gambar 9. Hasil Posttest Kelas Eksperimen


2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

a. Pelaksanaan Pretest pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kegiatan pretest dilakukan pada tanggal 19 – 20 Juni 2020 berupa

pengisian skala tingkat kematangan karir siswa oleh kelas kontrol (VIII B) dan

kelas eksperimen (VIII A) SMP N 2 Playen. Untuk pelaksanaan pengisian pretest

dilakukan secara online melalui google form dikarenakan keterbatasan akses

secara langsung/ face to face kepada siswa. Pengisian pretest skala kematangan

karir siswa diikuti sebanyak 56 siswa, dimana 30 siswa berasal dari kelas

eksperimen dan 26 siswa berasal dari kelas kontrol. Kegiatan ini dilakukan

sebelum siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen mendapatkan treatment

atau layanan.

60
b. Pemberian Layanan/Treatment pada Kelas Kontrol

Kegiatan layanan informasi karir di kelas kontrol dilaksanakan pada

tanggal 27-28 Juni 2020. Kegiatan ini berlangsung selama dua kali dengan durasi

waktu layanan mengikuti POP BK pada jenjang SMP. Treatment yang diberikan

pada kelas kontrol berupa pemberian layanan secara konvensional atau ceramah

dengan materi layanan mengenai rencana studi lanjut SMA atau SMK. Kegiatan

ini berlangsung secara virtual menggunakan aplikasi Google Meet. Kegiatan ini

diawali dengan pemberian materi mengenai rencana studi lanjut melalui metode

ceramah dan dilanjutkan dengan penugasan individu untuk memberikan

ringkasan pemahaman yang diperoleh setiap siswa setelah mendapatkan materi

tersebut. Peneliti pun membantu jika siswa memiliki kesulitan dalam proses

penugasan tersebut. Selanjutnya, peneliti memberi waktu untuk beberapa siswa

menyampaikan pemahaman mereka mengenai materi tersebut. Pada akhir sesi,

peneliti kemudian membagikan skala tingkat kematangan karir untuk diisi

kembali oleh siswa yang digunakan sebagai posttest pada penelitian ini.

c. Pemberian Layanan/Treatment pada Kelas Eksperimen

Kegiatan pada kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 26-27 Juni

2020. Kegiatan ini berlangsung selama dua kali dengan durasi waktu layanan

mengikuti POP BK pada jenjang SMP. Treatment yang diberikan pada kelas

eksperimen berupa layanan informasi karir dengan Media CEV (Career

Education Video) dengan materi layanan mengenai rencana studi lanjut SMA atau

SMK melalui aplikasi Google Meet. Kegiatan ini diawali dengan proses

pemberian materi layanan secara virtual dengan Media CEV (Career Education

61
Video) melalui aplikasi Google Meet. Materi layanan yang disampaikan adalah

mengenai rencana studi lanjut SMA atau SMK. Kegiatan kemudian dilanjutkan

dengan proses diskusi. Peneliti membantu siswa yang masih kebingungan dengan

memberikan kesempatan untuk bertanya. Kegiatan dilanjutkan dengan penugasan

individu untuk mengetahui seberapa paham siswa terkait materi yang telah

disampaikan. Pada akhir sesi, peneliti kemudian membagikan skala tingkat

kematangan karir untuk diisi kembali oleh siswa yang digunakan sebagai posttest

pada penelitian ini.

d. Pelaksanaan Posttest pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kegiatan Posttest atau pengisian skala tingkat kematangan karir siswa

setelah diberikan layanan/treatment, kemudian dilaksanakan pada tanggal 27 Juni

2020 untuk kelas eksperimen dan tanggal 28 Juni 2020 untuk kelas kontrol. Untuk

pelaksanaan pengisian posttest dilakukan secara online melalui google form

dikarenakan keterbatasan akses secara langsung/ face to face kepada siswa.

Pengisian posttest skala kematangan karir siswa diikuti sebanyak 56 siswa,

dimana 30 siswa berasal dari kelas eksperimen dan 26 siswa berasal dari kelas

kontrol.

B. Uji Hipotesis Penelitian

1. Pengujian Prasyarat Analisis

Sebelum melakukan analisis data dalam rangka menguji hipotesis, terlebih

dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis. Uji prasyarat yang akan dilakukan

yaitu uji normalitas data. Dipersyaratkan variabel memiliki distribusi atau sebaran

data yang normal. Seperti yang disampaikan Sugiyono (2017: 150) bahwa

62
terdapat asumsi yang harus terpenuhi sebelum menggunakan statistik parametrik,

yakni data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.

Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Terdapat beberapa

cara untuk melakukan uji normalitas, penelitian ini menggunakan perhitungan

model One Sample Kolmogorov-Smirnov dibantu dengan program SPSS 21.00 for

windows untuk menguji normalitas data. Uji normalitas ditentukan dengan

menggunakan taraf signifikansi (P) 5% atau 0,05. Apabila P lebih besar dari 0,05

maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal, dan sebaliknya jika P kurang

dari 0,05 maka data dinyatakan tidak normal. Hasil uji normalitas data penelitian

disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
pre test kelas kontrol .099 26 .200 .981 26 .900
*
pos test kelas kontrol .091 26 .200 .969 26 .608

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pre test kelas eksperimen .194 30 .06 .922 30 .031


*
pos test kelas eksperimen .121 30 .200 .949 30 .163
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

63
Berdasarkan kedua tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

uji Kolmogorov-Smirnov pada kelompok kontrol sebesar 0.200, baik untuk pretest

maupun posttest. Kelompok eksperimen selanjutnya memiliki nilai signifikansi

pada sebesar 0.06 pada pretest dan 0.200 pada posttest. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal.

2. Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest

Hasil pengujian pretest dengan posttest pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji Paired Sample t Test, yang

merupakan pengujian yang dilakukan pada dua kelompok data yang berpasangan.

Pengujian pretest dengan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan

dengan bantuan program SPSS versi 21.00.

a. Hasil Uji Pretest dengan Posttest Kelas Kontrol

Tabel 13. Hasil Uji Paired Sample t Test Kelas Kontrol

Variabel Rata-rata Asymp sig. 2 tailed

Pre Test 94,04 0,000


Pos Test 104,23

Berdasarkan hasil pengujian Paired Sample t Test, diperoleh nilai Asymp

sig. 2 tailed sebesar 0,000 dengan nilai signifikansi 0,05. Hal ini memenuhi syarat

nilai Asymp sig. 2 tailed < nilai signifikansi, di mana 0,000 < 0,05. Oleh karena

itu, terdapat perbedaan rata-rata pretest dengan posttest data pada kelas kontrol.

64
b. Hasil Uji Pretest dengan PostTest Kelas Eksperimen

Tabel 14. Hasil Uji Paired Sample t Test Kelas Eksperimen


Variabel Rata-rata Asymp sig. 2 tailed
Pretest 101,17
0,000
Posttest 109,13

Berdasarkan hasil pengujian Paired Sample t Test, diperoleh nilai Asymp

sig. 2 tailed sebesar 0,000 dengan nilai signifikansi 0,05. Hal ini memenuhi syarat

nilai Asymp sig. 2 tailed < nilai signifikansi, di mana 0,000 < 0,05. Oleh karena

itu, terdapat perbedaan rata-rata pretest dengan posttest data pada kelas

eksperimen.

3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji independent

sample t test, yang merupakan uji hipotesis pada dua kelompok data yang tidak

berpasangan, dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan nilai diantara kelompok

data tersebut. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis dengan bantuan program

SPSS versi 21.00. Peneliti bermaksud menguji perbedaan antara nilai kematangan

karier pada siswa yang diberikan layanan informasi karir dengan CEV (Career

Education Video) dengan yang tidak diberikan.

Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis Independent Sample t Tests


Variabel Rata-rata Asymp sig. 2 tailed
Kontrol 104,23
0,007
Eksperimen 109,13

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji Independent Sample t

Tests, diperoleh nilai Asymp sig. 2 tailed sebesar 0,007 dengan nilai signifikansi

0,05. Hal ini memenuhi syarat nilai Asymp sig. 2 tailed < nilai signifikansi, di

65
mana 0,007 < 0,05. Oleh karena itu, layanan informasi karir dengan CEV (Career

Education Video) efektif terhadap peningkatan kematangan karier pada siswa

SMP N 2 Playen.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Data kematangan karir hasil penelitian pada kelompok kontrol

menunjukkan nilai pretest memiliki rata-rata 94,04 dan untuk kelompok

eksperimen memiliki rata-rata nilai pretest 101,17. Hal ini menunjukkan bahwa

untuk data pretest pada kedua kelompok memiliki rata-rata awal demikian.

Kelompok kontrol mendapatkan treatment/perlakuan berupa metode

konvensional (ceramah). Metode ceramah sendiri merupakan metode yang paling

sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran/layanan. Metode ceramah ini

bersifat menyampaikan informasi secara lisan dari guru kepada siswa dalam

satuan layanan pendidikan, sehingga kebanyakkan siswa menjadi kurang aktif

dalam kegiatan layanan. Setelah mendapatkan treatment/perlakuan, kemudian

kelompok kontrol diberikan skala posttest. Rata-Rata nilai kelompok kontrol

menjadi sebesar 104,23. Layanan yang diberikan kepada kelompok kontrol

berlangsung selama dua kali tatap muka melalui aplikasi Google Meet.

Kelompok eksperimen mendapatkan treatment/perlakuan berupa layanan

karir dengan Media CEV (Career Education Video). Dengan media ini,

diharapkan siswa menjadi aktif dalam kegiatan layanan, dan lebih mudah dalam

memahami informasi karir. Video yang ditampilkan mengenai pilihan studi lanjut

pada SMA atau SMK. Penggunaan media pembelajaran yang menarik, tentunya

akan membuat siswa menjadi menyukai kegiatan tersebut. Selain siswa

66
mendapatkan pembelajaran melalui video, siswa juga diajak untuk berdiskusi

santai untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah didapatkan.

Kegiatan ini berlangsung selama dua kali tatap muka melalui aplikasi Google

Meet. Rata – Rata nilai posttest pada kelompok eksperimen sebesar 109,13.

Perbandingan antara hasil pretest - posttest kelas kontrol dan eksperimen

kemudian menggunakan bantuan uji Paired Sample t Test. Uji ini dilakukan untuk

mengetahui apakah baik kelas kontrol dan kelas eksperimen sama – sama

mengalami peningkatan skor kematangan karir, antara sebelum mendapatkan

layanan dan sesudah mendapatkan layanan. Dengan uji t tersebut ditemukan hasil

bahwa nilai Asymp sig. 2 tailed sebesar 0,000 dengan nilai signifikansi 0,05. Nilai

Asymp sig. 2 tailed sebesar 0,000 < 0,05. Artinya, baik kelas kontrol maupun

kelas eksperimen sama – sama mengalami peningkatan skor kematangan karir.

Uji hipotesis selanjutnya dilakukan dengan analisis parametrik, karena

data terdistribusi normal. Uji t dengan jenis uji Independent Sample t Tests,

kemudian menunjukkan bahwa layanan informasi karir dengan CEV (Career

Education Video) efektif terhadap peningkatan kematangan karier pada siswa

SMP N 2 Playen. Hal ini dibuktikan dengan (Asymp. Sig = 0,007, p < 0,05). Hasil

ini menunjukkan bahwa kayanan informasi karier yang diberikan secara efektif

mampu meningkatkan kematangan karier pada siswa dibandingkan dengan siswa

yang tidak diberikan layanan informasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang menerima layanan

informasi karir dengan CEV (Career Education Video) lebih baik untuk tingkat

kematangan karir dibandingkan dengan yang tidak menerima. Layanan informasi

67
dengan Media CEV merupakan layanan informasi yang berupaya meningkatkan

kematangan karir pada siswa yang ditampilkan dalam bentuk video animasi. Hal

ini juga sesuai dengan penelitian relevan yang dilakukan oleh Novie Puspitasari

Korida dari Universitas Negeri Surabaya mengenai “Penggunaan Video untuk

Meningkatkan Keaktifan Siswa pada Layanan Informasi di SMP N 2 Ngoro. Hasil

penelitian menampilkan nilai Asymp. Sig = 0,016, p < 0,05. Dari treatment video

ini terbukti bahwa layanan informasi dengan media video terbukti efektif terhadap

keaktifan siswa. Media video pun dapat disimpulkan efektif untuk

menginformasikan materi pembelajaran atau layanan kepada siswa.

Pemberian layanan informasi karir dengan CEV (Career Education Video)

berdampak terhadap kematangan karir yang nantinya akan dituju siswa setelah

lulus SMP. Tingkat kematangan karir siswa menjadi lebih baik setelah

mendapatkan layanan informasi dengan Media CEV dibandingkan dengan siswa

yang mendapatkan layanan secara konvensional berupa metode ceramah yang

biasa diberikan dalam pemberian layanan informasi karir.

Hal ini sejalan dengan beberapa teori ahli, seperti dari Ginzberg yang

menyatakan bahwa pada fase remaja ada tiga komponen yang dipadukan, yakni :

minat, kemampuan diri, dan kandungan nilai. Donald Super memaparkan bahwa

tahap remaja merupakan tahap eksplorasi mengenai pilihan karir yang sesuai

dengan potensi dan informasi yang baik. Holland dengan RIASEC Hexagonal

menjelaskan bahwa fase remaja merupakan tahapan identifikasi pilihan karir yang

sesuai antara kepribadian individu dengan berbagai jenis lingkungan kerja.

Williamson dengan trait & factor menjelaskan bahwa karir seseorang akan sukses

68
apabila mempertimbangkan trait (karakteristik khas individu) dan factor

(kualifikasi pendidikan/pekerjaan). Penjelasan diatas menyimpulkan bahwa

penggunaan media video CEV adalah bentuk upaya untuk membantu individu

secara mandiri untuk mengeksplorasi/mengidentifikasi antara self concept

(kemampuan/ketrampilan individu) dengan kualifikasi atau tuntutan lingkungan

pekerjaan atau pendidikan yang sesuai). Media informasi berupa video animasi

yang didapatkan oleh siswa memudahkan siswa dalam memahami informasi yang

disampaikan.

Layanan terhadap siswa dengan menggunakan media video animasi yang

menarik mampu berdampak terhadap sikap dan perilaku dari siswa yang

sebelumnya mempunyai tingkat kematangan sedang menjadi tinggi. video animasi

sendiri akan memberikan rasa nyaman, tampilan yang menyenangkan, tidak

membosankan, dan tentunya memudahkan siswa dalam memahami pesan yang

ingin disampaikan. Pemahaman karir yang baik, selanjutnya diharapkan akan

diterapkan oleh siswa dalam pengambilan keputusan mereka terkait studi lanjut.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan layanan informasi

karir dengan CEV (Career Education Video) terbukti efektif memberikan

motivasi bagi siswa dalam menentukan arah karir yang sesuai dengan keinginan

dari siswa. Penggunaan media video animasi yang menarik dan menyenangkan

terbukti lebih baik dari penggunaan metode konvensional melalui ceramah biasa

terhadap siswa. Kefektifan penggunaan media video animasi berhasil

meningkatkan kematangan siswa dikarenakan merupakan hal baru yang berbeda

dari metode sebelumnya yaitu ceramah. Siswa merasa penggunaan media video

69
animasi lebih menarik dan menyenangkan, dengan demikian antusias untuk

mengikuti bimbingan pun tinggi.

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan upaya maksimal dalam

melaksanakan segala kegiatan penelitian. Akan tetapi, peneliti menyadari masih

banyak terdapat keterbatasan dan kekurangan dalam penelitian ini. Kekurangan

dan keterbatasan pada penelitian ini adalah:

1. Terbatasnya waktu pelaksanaan layanan secara langsung (tatap muka)

sehingga pemberian layanan dilaksanakan secara online selama pandemic

covid-19.

2. Kurangnya intensitas pertemuan langsung antara peneliti dengan siswa yang

menjadikan peneliti kurang dapat memantau perkembangan siswa setelah

dilakukan layanan BK.

3. Jumlah sampel yang tidak sama antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen.

4. Masih terdapat beberapa siswa yang belum siap dengan metode

pembelajaran/kegiatan daring. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dalam

alat pendukung pembelajaran online.

70
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa

terdapat perbedaan rata-rata kematangan karir pada siswa SMP N 2 Playen yang

memperoleh media pembelajaran dengan metode Media CEV (Career Education

Video) dengan yang tidak memperoleh. Perbedaan yang terjadi yaitu sebesar 5,10

dengan rincian 104,23 yang tidak memperoleh media pembelajaran dan 109,13

yang memperoleh media pembelajaran. Hal tersebut juga menunjukkan adanya

perbedaan kategori kematangan karier bahwa terdapat sebagian siswa dengan

kategori sedang pada siswa yang tidak memperoleh media pembelajaran Media

CEV dan secara keseluruhan dengan kategori tinggi pada siswa yang memperoleh

media pembelajaran Media CEV. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji

independent sample t test diperoleh hasil (Asymp. Sig = 0,007, p < 0,05).

Berdasarkan hasil hipotesis tersebut, terdapat perbedaan yang signifikan

kematangan karir antara siswa yang diberikan layanan informasi karir dengan

CEV (Career Education Video) dan siswa yang tidak diberikan layanan informasi

karir dengan Media CEV (Career Education Video).

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, layanan informasi karir dengan Media CEV

(Career Education Video) mampu meningkatkan kematangan karier pada siswa

SMP N 2 Playen. Hal ini mengandung implikasi agar layanan informasi karir

dengan Media CEV (Career Education Video) dapat menjadi alternatif bagi pihak

71
sekolah, khususnya layanan Bimbingan dan Konseling guna meningkatkan

kematangan karier pada siswa.

C. Saran

1. Bagi Subjek Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan siswa dapat mempertahankan

sekaligus meningkatkan tingkat kematangan karier yang dimiliki sebagai hasil

dari proses layanan yang diperoleh.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan guru Bimbingan dan

Konseling dapat menerapkan dan mengembangkan layanan informasi karir

dengan Media CEV (Career Education Video) guna meningkatkan kematangan

karier bagi seluruh siswa.

3. Bagi Pihak Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan pihak sekolah dapat

memberikan dukungan kepada pihak terkait agar didapatkan hasil yang lebih

maksimal.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan penelitian selanjutnya dapat

dilakukan dengan jumlah sample yang lebih banyak, dengan demikian diharapkan

dapat menghasilkan penelitian yang bervariasi.

72
DAFTAR PUSTAKA

.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses November 10, 2019


pukul 10.30 wib, dari kbbi.kemdikbud.go.id/entri/religius.
ABKIN. (2007). Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD).
Yogyakarta: ABKIN.
Adams, J. (1968). Counseling & Guidance A Summary View. New York: The
MacMillan Company.
Aqib, Z. (2013). Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Penerbit Yrama Widya.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2015). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor : Ghalia Indonesia.
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran, Peranannya sangat Penting dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Depdikbud. (1994). Rambu - Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
dalam Jalur Formal. Jakarta.
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Falentini, F., Taufik, & Mudjiran. (2013). Usaha yang dilakukan siswa dalam
menentukan arah pilihan karir dan hambatan-hambatan yang ditemui.
Jurnal Ilmiah Konseling. Vol 2 No 1 , 310-316.
Gothard, B., Mignot, P., Offer, M., et al. (2001). Careers Guidance in Context.
London: Sage Publications Ltd.
Hasanah, M. (2014). Penerapan Layanan Informasi Menggunakan Media Video
untuk Meningkatkan Pemahaman Terhadap Masa Depan Karir Siswa
Kelas IX SMA N 3 Lamongan. 1 - 10.
Hastuti & Winkel. (2013). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
Herr, E. & Cramer. (1984). Career Guidance and Counseling through the Life
Span : Systematic Approaches. USA: Littie, Brown Company Limited.
Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Noor, Juliansyah. (2011). Metode Penelitian. Jakarta: Prenada Media Group.

73
Kemdikbud. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006.
Jakarta.
Kemdikbud. (2016). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan.
Korida, N.P. (2013). Penggunan Media Video untuk Meningkatkan Keaktifan
Siswa pada Layanan Informasi di SMP N 2 Ngoro. Jurnal BK Unesa Vol.
04 No 01 Tahun 2013, 135 - 143.
Kustandi & Sujipto. (2013). Media Pembelajaran : Manual dan Digital. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
Mulhall. (2014). Careers and Career Development. Dublin: Orpen Press.
Naidoo. (1998). Career Maturity : a Review of Four Decades of Researches.
Bellville: University of Western Cape.
Nurihsan, A. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Nurillah, S. (2017). Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan
Karir Siswa. Journal of Innovative Counseling Vol 1.
Nursalim, M. (2013). Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Indeks.
Patton, W. & Mcmahon. (2006). Career Development and Systems Theory,
Connecting Theory and Practice Second Edition. Rotterdam: Sense
Publisher.
Prayitno & Amti, E. (2013). Dasar - Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Priyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Zifatama.
Puspita, S.N. (2019). Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling Film
Pendek untuk Meningkatkan Kesiapan karir (Uji Coba Produk pada Siswa
Kelas VIIIF SMP N 3 Godean). 1 - 11.
Sadiman, A. (2005). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Santrock, J.W. (2003). Adolescence Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

74
Savickas, M. (2001). A Developmental Perspective on Vocational Behaviour :
Career Patterns, salience, and Themes. International Journal for
Educational and Vocational Guidance Vol 1, 49 - 57.
Siyoto & Sodik. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi
Media.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukiman. (2012). Media Pembelajaran. Jogjakarta: Edigo Press.
Surya, M. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Susilana & Riyana. (2009). Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.

75
LAMPIRAN

76
Lampiran 1. Skala Sebelum Uji Coba Instrumen

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Kampus Karangmalang, Yogyakarta 55281
Telp (0274) 542183 Psw.312
e-mail : jurusanppbuny@yahoo.com Web : http://bk.fip.uny.ac.id

SKALA KEMATANGAN KARIR


EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI KARIR DENGAN
MEDIA CEV (CAREER EDUCATION VIDEO)
TERHADAP KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMP N 2 PLAYEN

A. Kata Pengantar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas segala limpahan
rahmat dan barakahNya sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian ini.
Berikut adalah skala kematangan karir untuk mengetahui efektivitas layanan
informasi karir dengan Media CEV (Career Education Video) terhadap
kematangan karir pada siswa SMP N 2 Playen (Kelas VIII).
Skala penelitian ini berisi pernyataan-pernyataan yang ditujukan kepada anda
untuk direspon dengan jujur. Pilihlah pernyataan yang sesuai dengan kondisi
anda saat ini!. Skala ini bukan sebuah tes sehingga apapun jawaban anda, tidak
ada yang benar maupun salah. Selain itu, hasil dari pengisian skala ini tidak ada
hubungannya dengan nilai akademik anda. Data dari skala ini bersifat rahasia,
maka anda tidak perlu khawatir akan diketahui oleh orang lain.
Terimakasih atas kerja sama teman-teman. Semoga Allah SWT senantiasa
membalas kebaikan anda semua. Amin ya Robbal’Alamin

Hormat Peneliti,

Ridwan Kurniawan

77
B. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Usia :
Jenis Kelamin :
C. Petunjuk Pengisian Skala
1. Isilah identitas anda dengan lengkap
2. Baca dan pahami dengan baik setiap pernyataan. Kemudian jawablah semua
pernyataan sesuai dengan keadaan atau perasaan yang sesungguhnya
3. Beri tanda cek ( ) pada salah satu dari 4 (empat) alternatif jawaban yang
tersedia, yaitu sebagai berikut ;
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
4. Berikut ini contoh tabel pernyataan beserta pilihan jawaban pernyataannya
Apabila pernyataan diatas sangat sesuai dengan keadaan anda, maka berilah
tanda ceklist ( ) pada pilihan jawaban pernyataan Sangat Sesuai (SS).

No Pernyataan Pilihan Jawaban


SS S TS STS
1 Saya belum menentukan pilihan ke SMA ataupun
SMK

Apabila hendak mengganti jawaban yang salah, berilah tanda sama dengan
(=), kemudian buatlah tanda ceklist ( ) pada jawaban yang baru.

No Pernyataan Pilihan Jawaban


SS S TS STS
1 Saya belum menentukan pilihan ke SMA ataupun
SMK

5. Telitilah kembali pekerjaan anda !, jangan ada satupun pernyataan yang


terlewatkan
6. Informasi yang anda berikan melalui pengisian skala ini akan saya jaga
kerahasiaannya

Selamat Mengerjakan!

78
Skala Kematangan Karir

No Pernyataan Pilihan Jawaban


SS S TS STS
1 Saya sering bertanya kepada teman maupun orang lain
sebagai usaha untuk mengenali potensi diri
2 Saya sudah mengetahui perbedaan bakat dan minat
3 Saya melatih dan mengembangkan kemampuan yang
diperlukan terkait karir kedepan
4 Saya tidak berniat mengetahui kelebihan dan
kelemahan diri
5 Saya tidak yakin kalau saya memiliki keahlian dalam
bidang tertentu
6 Saya menerapkan skala prioritas (urutan kebutuhan
yang terpenting) dalam diri saya secara acak
7 Saya memahami bahwa pada masa remaja merupakan
masa peralihan menuju masa dewasa, di mana
seseorang dituntut untuk mampu melakukan
penyesuaian baru, baik dari segi sikap, perilaku
maupun pemikiran
8 Saya mengetahui pada fase remaja untuk tugas
perkembangan karir adalah memilih dan
mempersiapkan karir studi lanjut
9 Saya mengetahui bahwa pembahasan karir tidak hanya
sebatas pada pekerjaan, tetapi juga pada perencanaan
studi lanjut
10 Saya merasa belum waktunya untuk memikirkan
terkait studi lanjut
11 Sepengetahuan saya jika membahas perencanaan karir
maka hanya membahas permasalahan pekerjaan
12 Saya berusaha untuk mengetahui faktor pendukung
kesuksesan karir
13 Saya berusaha mengidentifikasi apa saja faktor
pendukung dan penghambat karir dalam diri sendiri
14 Saya senang berdiskusi atau tanya jawab dengan guru
ataupun orangtua terkait faktor penghambat dan
pendukung karir
15 Saya tidak ingin mengetahui faktor penghambat karir
16 Menurut saya mengetahui faktor pendukung karir
sudah cukup, tanpa perlu mengetahui faktor

79
penghambat karir
17 Memiliki informasi studi lanjut adalah hal yang
penting dalam menentukan studi lanjut
18 Memiliki informasi karir yang baik akan
mempermudah dalam menentukan pendidikan lanjut

19 Saya tidak meluangkan waktu untuk mencari informasi


tentang pendidikan lanjut
20 Pengetahuan saya sudah cukup soal pendidikan lanjut
21 Saya meluangkan waktu untuk mencari informasi studi
lanjut di internet ataupun sumber bacaan lain
22 Saya berusaha bertanya mengenai informasi
pendidikan lanjut kepada orang lain, misal : guru atau
orangtua
23 Saya menghindari rasa malas dan berusaha keras
dalam mencari informasi karir
24 Saya berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya
terkait SMA dan SMK
25 Saya mengetahui prospek atau target lulusan antara
SMA dengan SMK

26 Saya mengetahui pilihan jurusan yang ada di SMA


maupun SMK

27 Saya mengetahui bahwa baik SMA maupun SMK


sama-sama memiliki kualitas pendidikan yang baik
28 Saya sudah cukup mendapatkan informasi studi lanjut
dari teman sebaya
29 Saya cukup mencari informasi sendiri tanpa perlu
bantuan orang lain
30 Saya kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang
karir
31 Menurut pengetahuan saya, SMK lebih baik daripada
SMA karena bisa langsung bekerja
32 Saya masih bingung apakah informasi karir yang saya
miliki dapat membantu saya dalam tujuan karir
kedepan
33 Saya masih bingung, apakah lulusan SMK bisa
melanjutkan kuliah? Begitu juga sebaliknya, apakah
lulusan SMA bisa langsung bekerja?

80
34 Saya mengetahui tuntutan yang ada dalam SMA
maupun SMK
35 Mendapatkan dukungan dari orang tua akan lebih
memantapkan pilihan studi lanjut
36 Teman-Teman saya mendukung pilihan studi lanjut
saya
37 Menurut saya seperti lingkungan sekitar maupun
teman sebaya tidak memengaruhi keputusan karir saya
38 Saya kurang terbuka dengan orangtua terkait cita-cita
yang saya miliki
39 Saya mengetahui aspek apa saja yang dipertimbangkan
dalam membuat keputusan karir
40 Membuat keputusan karir dengan pertimbangan yang
matang akan meningkatkan kesuksesan seseorang
41 Saya membuat alternatif pilihan karir
42 Saya asal membuat keputusan karir
43 Membuat keputusan karir dengan banyak
pertimbangan hanya mempersulit hidup seseorang
44 Saya mampu secara mandiri menentukan keputusan
karir
45 Saya membuat keputusan karir berdasarkan
pemahaman diri dengan informasi karir yang dimiliki
46 Saya mengetahui alasan kenapa saya membuat
keputusan tersebut
47 Membuat keputusan studi lanjut merupakan tanggung
jawab saya
48 Saya merasa takut gagal dalam membuat keputusan
karir secara mandiri
49 Saya menentukan pilihan studi lanjut masih mengikuti
teman
50 Saya membuat keputusan karir hanya berdasarkan
faktor akademik atau nilai yang tinggi saja
51 Saya membuat keputusan karir tanpa memikirkan
dampak kedepan yang akan diperoleh
52 Saya membuat keputusan karir hanya berdasarkan
minat saja
53 Saya berani menghadapi konsekuensi atas pilihan karir
saya secara bertanggungjawab
54 Saya memiliki perencanaan karir yang lebih terarah

81
dan jelas setelah mendapatkan layanan informasi karir
55 Saya melakukan evaluasi atas keputusan karir yang
telah dilakukan
56 Saya merasa tidak mampu dalam menjalani keputusan
studi lanjut yang saya buat

57 Saya masih ragu-ragu dalam melaksanakan keputusan


karir

82
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas
1. Skala Kematangan Karir

No Corrected Item-Total
item Correlation Keterangan
1 .138 Tidak Valid
2 .458 valid
3 .286 Tidak Valid
4 .386 valid
5 .486 valid
6 -.035 Tidak Valid
7 .461 valid
8 .286 Tidak Valid
9 .379 valid
10 .594 valid
11 -.037 Tidak Valid
12 .232 Tidak Valid
13 .138 Tidak Valid
14 .539 valid
15 .481 valid
16 .118 Tidak Valid
17 .379 valid
18 .382 valid
19 .340 Tidak Valid
20 .137 Tidak Valid
21 .642 valid
22 .676 valid
23 .617 valid
24 .298 Tidak Valid
25 .565 valid
26 .475 valid
27 .276 Tidak Valid
28 .122 Tidak Valid
29 .404 valid
30 .190 Tidak Valid
31 -.374 Tidak Valid
32 .489 valid
33 .218 Tidak Valid
34 .092 Tidak Valid
35 .516 valid
36 .468 valid

83
37 .083 Tidak Valid
38 .126 Tidak Valid
39 .595 valid
40 .367 valid
41 .437 valid
42 .582 valid
43 -.010 Tidak Valid
44 .318 Tidak Valid
45 .376 valid
46 .756 valid
47 .390 valid
48 .453 valid
49 .606 valid
50 .529 valid
51 .616 valid
52 .294 Tidak Valid
53 .476 valid
54 .540 valid
55 .415 valid
56 .537 valid
57 .578 valid

84
Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas

1. Skala Kematangan Karir

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.906 57

85
Lampiran 4. Skala setelah Uji Coba Instrumen

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Kampus Karangmalang, Yogyakarta 55281
Telp (0274) 542183 Psw.312
e-mail : jurusanppbuny@yahoo.com Web : http://bk.fip.uny.ac.id

SKALA KEMATANGAN KARIR


EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI KARIR DENGAN
MEDIA CEV (CAREER EDUCATION VIDEO)
TERHADAP KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMP N 2 PLAYEN

A. Kata Pengantar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas segala limpahan
rahmat dan barakahNya sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian ini.
Berikut adalah skala kematangan karir untuk mengetahui efektivitas layanan
informasi karir dengan Media CEV (Career Education Video) terhadap
kematangan karir pada siswa SMP N 2 Playen (Kelas VIII).
Skala penelitian ini berisi pernyataan-pernyataan yang ditujukan kepada anda
untuk direspon dengan jujur. Pilihlah pernyataan yang sesuai dengan kondisi
anda saat ini!. Skala ini bukan sebuah tes sehingga apapun jawaban anda, tidak
ada yang benar maupun salah. Selain itu, hasil dari pengisian skala ini tidak ada
hubungannya dengan nilai akademik anda. Data dari skala ini bersifat rahasia,
maka anda tidak perlu khawatir akan diketahui oleh orang lain.
Terimakasih atas kerja sama teman-teman. Semoga Allah SWT senantiasa
membalas kebaikan anda semua. Amin ya Robbal’Alamin

Hormat Peneliti,

Ridwan Kurniawan

86
B. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Usia :
Jenis Kelamin :
C. Petunjuk Pengisian Skala
1. Isilah identitas anda dengan lengkap
2. Baca dan pahami dengan baik setiap pernyataan. Kemudian jawablah semua
pernyataan sesuai dengan keadaan atau perasaan yang sesungguhnya
3. Beri tanda cek ( ) pada salah satu dari 4 (empat) alternatif jawaban yang
tersedia, yaitu sebagai berikut ;
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
4. Berikut ini contoh tabel pernyataan beserta pilihan jawaban pernyataannya
Apabila pernyataan diatas sangat sesuai dengan keadaan anda, maka berilah
tanda ceklist ( ) pada pilihan jawaban pernyataan Sangat Sesuai (SS).

No Pernyataan Pilihan Jawaban


SS S TS STS
1 Saya belum menentukan pilihan ke SMA ataupun
SMK
Apabila hendak mengganti jawaban yang salah, berilah tanda sama dengan
(=), kemudian buatlah tanda ceklist ( ) pada jawaban yang baru.
No Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya belum menentukan pilihan ke SMA ataupun
SMK

5. Telitilah kembali pekerjaan anda !, jangan ada satupun pernyataan yang


terlewatkan
6. Informasi yang anda berikan melalui pengisian skala ini akan saya jaga
kerahasiaannya

Selamat Mengerjakan!

87
Skala Kematangan Karir
No Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya sudah mengetahui perbedaan bakat dan minat
2 Saya tidak berniat mengetahui kelebihan dan
kelemahan diri
3 Saya tidak yakin kalau saya memiliki keahlian dalam
bidang tertentu
4 Saya memahami bahwa pada masa remaja merupakan
masa peralihan menuju masa dewasa, di mana
seseorang dituntut untuk mampu melakukan
penyesuaian baru, baik dari segi sikap, perilaku
maupun pemikiran
5 Saya mengetahui bahwa pembahasan karir tidak hanya
sebatas pada pekerjaan, tetapi juga pada perencanaan
studi lanjut
6 Saya merasa belum waktunya untuk memikirkan
terkait studi lanjut
7 Saya senang berdiskusi atau tanya jawab dengan guru
ataupun orangtua terkait faktor penghambat dan
pendukung karir
8 Saya tidak ingin mengetahui faktor penghambat karir
9 Memiliki informasi studi lanjut adalah hal yang
penting dalam menentukan studi lanjut
10 Memiliki informasi karir yang baik akan
mempermudah dalam menentukan pendidikan lanjut

11 Saya meluangkan waktu untuk mencari informasi studi


lanjut di internet ataupun sumber bacaan lain
12 Saya berusaha bertanya mengenai informasi
pendidikan lanjut kepada orang lain, misal : guru atau
orangtua
13 Saya menghindari rasa malas dan berusaha keras
dalam mencari informasi karir
14 Saya mengetahui prospek atau target lulusan antara
SMA dengan SMK

15 Saya mengetahui pilihan jurusan yang ada di SMA


maupun SMK

88
16 Saya cukup mencari informasi sendiri tanpa perlu
bantuan orang lain
17 Saya masih bingung apakah informasi karir yang saya
miliki dapat membantu saya dalam tujuan karir
kedepan
18 Mendapatkan dukungan dari orang tua akan lebih
memantapkan pilihan studi lanjut
19 Teman-Teman saya mendukung pilihan studi lanjut
saya
20 Saya mengetahui aspek apa saja yang dipertimbangkan
dalam membuat keputusan karir
21 Membuat keputusan karir dengan pertimbangan yang
matang akan meningkatkan kesuksesan seseorang
22 Saya membuat alternatif pilihan karir
23 Saya asal membuat keputusan karir
24 Saya membuat keputusan karir berdasarkan
pemahaman diri dengan informasi karir yang dimiliki
25 Saya mengetahui alasan kenapa saya membuat
keputusan tersebut
26 Membuat keputusan studi lanjut merupakan tanggung
jawab saya
27 Saya merasa takut gagal dalam membuat keputusan
karir secara mandiri
28 Saya menentukan pilihan studi lanjut masih mengikuti
teman
29 Saya membuat keputusan karir hanya berdasarkan
faktor akademik atau nilai yang tinggi saja
30 Saya membuat keputusan karir tanpa memikirkan
dampak kedepan yang akan diperoleh
31 Saya berani menghadapi konsekuensi atas pilihan karir
saya secara bertanggungjawab
32 Saya memiliki perencanaan karir yang lebih terarah
dan jelas setelah mendapatkan layanan informasi karir
33 Saya melakukan evaluasi atas keputusan karir yang
telah dilakukan
34 Saya merasa tidak mampu dalam menjalani keputusan
studi lanjut yang saya buat

35 Saya masih ragu-ragu dalam melaksanakan keputusan


karir

89
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian

90
Lampiran 6. RPL Layanan Bimbingan Klasikal

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMP N 2 PLAYEN
Gading, Playen, Gunungkidul. Telp (0274) 392185

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2019/2020

A Komponen Layanan Perencanaan dan Peminatan Individual


B Bidang Layanan Karir
C Topik / Tema Layanan Perencanaan karir studi lanjut
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum Peserta didik/konseli diharapkan mampu merencanakan karir studi
lanjut dengan baik.

F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya perencanaan


karir.
2. Peserta didik/konseli dapat mengetahui tujuan studi lanjut
pasca lulus SMP
3. Pesera didik/konseli dapat memahami dan merencanakan serta
bertanggung jawab atas pilihan karir yang dibuat

G Sasaran Layanan Kelas 8 A


H Materi Layanan 1. Pengertian dan pentingnya studi lanjut
2. Perbedaan antara SMA dengan SMK
3. Faktor-Faktor yang perlu dipertimbangkan pada saat
pengambilan keputusan karir
I Waktu 1 Kali Pertemuan x 40 Menit
J Sumber Materi 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan
Konseling untuk SMP-MTs kelas 7, Yogyakarta, Paramitra
Publishing
2. Pedoman Peminatan Peserta Didik tahun 2013

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab


L Media / Alat LCD dan Power Point, dan Video Animasi Karir
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan siswa (presensi, menanyakan
kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal / 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
4. Menanyakan kesiapan peserta didik
1. Mahasiswa BK menayangkan media animasi karir yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Peserta didik mengamati video materi yang berhubungan

91
dengan materi layanan
3. Mahasiswa BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Mahasiswa BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
5. Mahasiswa BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup 1. Mahasiswa BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
2. Mahasiswa BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3. Mahasiswa BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam

M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Mahasiswa BK melakukan evaluasi dengan memperhatikan
proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di
kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari pertanyaan
mahasiswa BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak
penting
3. Cara mahasiswa Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak menarik
untuk diikuti

Patuk, 11 Juni 2020


Mengetahui
Guru Bimbingan dan Konseling Mahasiswa

Mar’atul Lathifah Ridwan Kurniawan


NIP.196807071995121 001 NIM.1610424004

92
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMP N 2 PLAYEN
Gading, Playen, Gunungkidul. Telp (0274) 392185

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2019/2020

A Komponen Layanan Perencanaan dan Peminatan Individual


B Bidang Layanan Karir
C Topik / Tema Layanan Perencanaan karir studi lanjut
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum Peserta didik/konseli diharapkan mampu merencanakan karir studi
lanjut dengan baik.

F Tujuan Khusus  Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya


perencanaan karir.
 Peserta didik/konseli dapat mengetahui tujuan studi lanjut
pasca lulus SMP
 Pesera didik/konseli dapat memahami dan merencanakan
serta bertanggung jawab atas pilihan karir yang dibuat

G Sasaran Layanan Kelas 8 B


H Materi Layanan  Pengertian dan pentingnya studi lanjut
 Perbedaan antara SMA dengan SMK
 Faktor-Faktor yang perlu dipertimbangkan pada saat
pengambilan keputusan karir
I Waktu 1 Kali Pertemuan x 40 Menit
J Sumber Materi  Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMP-MTs kelas 7, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
 Pedoman Peminatan Peserta Didik tahun 2013

K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab


L Media / Alat Power Point
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
 Membuka dengan salam dan berdoa
 Membina hubungan baik dengan siswa (presensi,
menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
1. Tahap Awal /  Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Pedahuluan Konseling
 Menanyakan kesiapan peserta didik
 Mahasiswa BK menayangkan media animasi karir yang
berhubungan dengan materi layanan
 Peserta didik mengamati video materi yang berhubungan

93
dengan materi layanan
 Mahasiswa BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti  Mahasiswa BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1
kelompok 5- 6 orang
 Mahasiswa BK memberi tugas kepada masing-masing
kelompok
 Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
 Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian
sampai selesai.
3. Tahap Penutup  Mahasiswa BK mengajak peserta didik membuat
kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
 Mahasiswa BK mengajak peserta didik untuk agar dapat
menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
 Mahasiswa BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan
salam

M Evaluasi 
1. Evaluasi Proses  Mahasiswa BK melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
 Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
 Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
 Cara peserta didik dalam menyampaikan
pendapat atau bertanya
 Cara peserta didik memberikan penjelasan dari pertanyaan
mahasiswa BK
2. Evaluasi Hasil  Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
 Merasakan suasana pertemuan :
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak
menyenangkan.
 Topik yang dibahas : sangat penting/kurang
penting/tidak penting
 Cara mahasiswa Bimbingan dan Konseling atau
konselor menyampaikan : mudah dipahami/tidak
mudah/sulit dipahami
 Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti
Patuk, 11 Juni 2020
Mengetahui
Guru Bimbingan dan Konseling Mahasiswa

Mar’atul Lathifah Ridwan Kurniawan


NIP.19680707 199512 1 001 NIM.1610424004

94
MATERI
Rencana Studi Lanjut Siswa SMP
Layanan informasi karir mengapa penting?. Karena Layanan Informasi
karir merupakan salah satu layanan dalam BK yang berisikan informasi yang
menggambarkan ruang lingkup potensi seseorang, ruang lingkup pendidikan, serta
ruang lingkup pekerjaan. Untuk kali ini kita fokus kepada pendidikan lanjut
setelah lulus dari SMP
Mengapa begitu penting untuk merencanakan pendidikan lanjut dari usia
remaja? Banyak yang bilang kalau jadi remaja itu enak, karena di masa itu remaja
identik dengan berpacaran, senang bermain, belum punya tanggungjawab, dan
pasti selalu bergantung pada orang tua. Padahal Perencanaan Karir dalam
pendidikan ini sangat penting lhoo, karena jika suatu hal tidak direncanakan
dengan baik misal sekolah, maka ibarat kata, kita melakukan suatu hal tanpa arah,
tidak ada target dan bingung setelah lulus mau seperti apa. Hal yang paling
mendasar jika kita merencanakan karir dengan baik, otomatis akan memperbesar
peluang kita dalam meraih kesejahteraan hidup kelak. Kita akan meminimalisir
dari permasalahan yang timbul saat SMA maupun SMK, seperti : salah jurusan,
malas sekolah karena jurusan tidak sesuai, bingung setelah lulus, dan permaslahan
lainnya.
Apasih tugas perkembangan remaja?. Menurut Havigurst, tugas
perkembangan remaja diantaranya adalah :
1. Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis (hal-hal yang identik
dengan fisik) dan psikologis (kepribadian)
2. Belajar bersosialisasi (terutama dengan lawan jenis dengan sikap toleran
atau menghargai )
3. Memperoleh kebebasan secara emosional (mulai tidak bergantung kepada
orang tua)
4. Remaja bertugas sebagai warga negara yang bertanggungjawab, yakni
masa di mana remaja berusaha mencari informasi maupun pengetahuan
dan ketrampilan guna mewujudkan cita-citanya sebagai seorang yang ahli
dalam suatu bidang
5. Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomi. Tujuan utama
individu adalah mempersiapkan diri dengan ilmu maupun ketrampilan
untuk dapat bekerja dan memperoleh penghasilan yang layak dan dapat
menghidupi keluarganya kelak.

95
SMA & SMK
Pada dasarnya baik SMA maupun SMK adalah pilihan yang sama – sama
baik dan memiliki prospek yang bagus. Jika ada salah satu yang lebih baik,
kenapa pemerintah tetap membuka keduanya?, tentu ada alasan yang
melatarbelakangi. Artinya tidak ada yang lebih unggul tetapi menyesuaikan
berbagai pertimbangan dan karaketeristik siswa.

SMA
Sekolah Menengah Atas atau yang lebih dikenal dengan SMA. Lama
pembelajaran pada masa SMA adalah selama 3 tahun, yaitu dari kelas 10-12.
SMA lebih menitikberatkan aspek teori yang lebih mendalam daripada jenjang
SMK yang lebih menitikberatkan praktik secara langsung.
Karakteristik SMA : memiliki penguasaan teori yang baik, mata pelajaran
yang diberikan bersifat pengetahuan, memperoleh ilmu praktik yang sedikit,
dipersiapkan untuk melanjutkan jenjang selanjutnya yaitu perrguruan tinggi. Hal
ini dikarenakan hampir semua jurusan di perguruan tinggi terbuka untuk jenjang
SMA

SMK
Sekolah Menengah Kejuruan atau yang lebih dikenal dengan SMK. Lama
pembelajaran pada SMK bervariasi yaitu 3 atau 4 tahun karena adanya praktik
tambahan, Memiliki berbagai jurusan yang bertujuan untuk meningkatkan
ketrampilan dalam bekerja.
Karakteristik SMK : berfokus pada praktik, setelah tamat diharapkan
memiliki skill/ketrampilan bekerja, memiliki karakter siap bekerja, apabila
melanjutkan ke Perguruan Tinggi yang sesuai dengan jurusan SMK agar tidak
kesulitan beradaptasi dengan materi, memerlukan biaya yang relatif lebih besar
karena adanya praktik.
Pertanyaannya sekarang, Apakah lulusan SMA dapat langsung bekerja ?
dan apakah lulusan SMK dapat melanjutkan kuliah?. Tentu saja keduanya dapat
dilakukan, hanya saja SMA memang lebih dipersiapkan untuk melanjutkan ke
Perguruan Tinggi dan SMK lebih dipersiapkan lulusannya untuk siap bekerja.
Mengenal Peminatan/Penjurusan (Kelompok kurikulum Pendidikan menengah
Kejuruan terlampir).
Peminatan/penjurusan merupakan proses pengambilan pilihan dan
keputusan oleh peserta didik dalam bidang keahlian yang didasarkan atas
pemahaman potensi diri dan peluang yang ada
Tujuannya adalah ? banyak kasus siswa yang salah jurusan pada jenjang
SMA/SMK karena gagal dalam merencanakan karir sejak dini. Jika dibiarkan
tentu akan berdampak ke hal yang lebih besar, misal : salah jurusan pada saat
perguruan tinggi ataupun tidak memiliki ketrampilan bekerja setelah lulus SMK
karena tidak mempertimbangkan perencanaan karir secara matang.

96
Berdasarkan Pedoman Peminatan Peserta Didik tahun 2013 :
Untuk peminatan/penjurusan pada SMA/MA dibagi menjadi 3 kelompok,
yaitu : peminatan Matematika dan Ilmu Alam (IPA), Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
(IIS), dan Peminatan Ilmu bahasa dan budaya. Untuk MA dapat menambah
kelompok peminatan Keagamaan.
Untuk peminatan/penjurusan pada SMK peminatan dibagi menjadi
beberapa kelompok : Peminatan Teknologi dan rekayasa, Peminatan Teknologi
informasi dan komunikasi, Peminatan kesehatan, Peminatan agribisnis dan
agroteknologi, peminatan perikanan dan kelautan, peminatan bisnis dan
manajemen, pariwisata, peminatan seni rupa dan kriya, dan peminatan
pertunjukkan.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengambilan keputusan terkait
studi lanjut:
1. Prestasi akademik : prestasi belajar yang telah dicapai selama proses
pembelajaran di SMP. Nilai raport tentunya dapat dijadikan pertimbangan
secara segi akademik terkait studi lanjut siswa
2. Prestasi nonakademik : cerminan bakat seseorang selain pada bidang mata
pelajaran. Seperti : kejuaraan olahraga, seni, dan bakat khusus lainnya
3. Nilai Ujian Nasional : merupakan cerminan kemampuan akademik pada
mata pelajaran tertentu yang telah berstandar nasional.
4. Minat & Bakat siswa/peserta didik.
Minat berbeda dengan bakat. Minat merupakan dorongan dari
dalam diri yang mempengaruhi gerak dan kehendak terhadap sesuatu,
merupakan dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu
dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi
keinginannya. Sementara bakat merupakan kondisi atau kualitas yang
dimiliki seseorang, yang memungkinkan seseorang tersebut akan
berkembang pada masa mendatang. bakat yang dimiliki oleh seseorang
tidak akan sama dengan yang dimiliki oleh oleh orang lain. Misalkan anak
yang berbakat di bidang pelajaran bahasa inggris , tapi tidak berbakat
di bidang mata pelajaran IPA , atau anak yang berbakat main bola tidak
memiliki bakat untuk main badminton. Bakat memungkinkan seseorang
untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi harus ditunjang
dengan minat, latihan, pengertian, pengetahuan, pengalaman, dan
dorongan untuk hasil yang lebih baik
5. Perhatian Orangtua ; Restu orangtua merupakan kekuatan spiritual yang
dapat memberi semangat dan motivasi bagi siswa dalam belajar dan
mencapai keberhasilan.
6. Tes Psikologis/tes peminatan : menggunakan instrumen tes terkait bakat
dan minat yang dilakukan oleh tim ahli dengan tujuan sebagai
pertimbangan dalam menentukan peminatan/penjurusan peserta didik.

97
Faktor penghambat karir, diantaranya adalah takut gagal, tidak berani mengambil
resiko, senang menunda pekerjaan, dan tidak mampu mengatur prioritas kegiatan

KELOMPOK KURIKULUM SMK


NO BIDANG PROGRAM STUDI PAKET KEAHLIAN
KEAHLIAN KEAHLIAN
1 Teknologi dan 1.Teknik bangunan 1.Teknik kontruksi baja
Rekayasa
2.Teknik kontruksi kayu
3. Teknik Konstruksi Batu dan
Beton
4. Teknik Gambar Bangunan
2.Teknik Furnitur 5.Teknik furnitur
3. Teknik Plambing 6. Teknik Plambing dan
dan Sanitasi Sanitasi
4. Geomatika 7. Surveying
8. Penginderaan Jarak Jauh
9. Sistem Informasi Geografis
(SIG)
5. Teknik 10. Teknik Pembangkit
Ketenagalistrikan Tenaga Listrik
11. Teknik Jaringan Tenaga
Listrik
12. Teknik Instalasi
Pemanfaatan Tenaga Listrik
13. Teknik Otomasi Industri
14. Teknik Pendingin dan Tata
Udara
6. Teknik Mesin 15. Teknik Pemesinan
16. Teknik Pengelasan
17. Teknik Fabrikasi Logam
18. Teknik Pengecoran Logam
19. Teknik Pemeliharaan
Mekanik Industri
20. Teknik Gambar Mesin
7. Teknologi 21. Air Frame & Power Plant
Pesawat Udara
22. Pemesinan Pesawat Udara
23. Konstruksi Badan Pesawat
Udara
24. Konstruksi Rangka
Pesawat Udara
25. Kelistrikan Pesawat Udara
26. Elektronika Pesawat Udara

98
27. Pemeliharaan dan
Perbaikan Instrumen
Elektronika Pesawat Udara
8. Teknik Grafika 28. Persiapan Grafika
29. Produksi Grafika
9. Instrumentasi 30. Teknik Instrumentasi
Industri Logam
31. Kontrol Proses
32. Kontrol Mekanik
10. Teknik Industri 33. Teknik Pelayanan
Produksi
34. Teknik Pergudangan
11. Teknologi 35. Teknik Pemintalan Serat
Tekstil Buatan
36. Teknik Pembuatan Benang
37. Teknik Pembuatan Kain
38. Teknik Penyempurnaan
Tekstil
12. Teknik 39. Teknik Produksi Minyak
Perminyakan dan Gas
40. Teknik Pemboran Minyak
dan Gas
41. Teknik Pengolahan
Minyak dan Gas
13. . Geologi 42. Geologi Pertambangan
Pertambangan
14. Teknik Kimia 43. Kimia Analisis
44. Kimia Industri
15. Teknik Otomotif 45. Teknik Kendaraan Ringan
46. Teknik Sepeda Motor
47. Teknik Alat Berat
48. Teknik Perbaikan Bodi
Otomotif
16. Teknik 49. Teknik Konstruksi Kapal
Perkapalan Baja
50. Teknik Konstruksi Kapal
Kayu
51. Teknik Konstruksi Kapal
Fiberglass
52. Teknik Instalasi
Pemesinan Kapal
53. Teknik Pengelasan Kapal
54. Kelistrikan Kapal
55. Teknik Gambar Rancang
Bangun Kapal

99
56. Interior Kapal
17. Teknik 57. Teknik Audio Video
Elektronika
58. Teknik Elerktronika
Industri
59. Teknik Mekatronika
60. Teknik Ototronik
2 Teknologi 18. Teknik 61. Rekayasa Perangkat Lunak
Informasi dan Komputer dan
Komunikasi Informatika
62. Teknik Komputer dan
Jaringan
63. Multimedia
19. Teknik 64. Teknik Transmisi
Telekomunikasi Telekomunikasi
65. Teknik Suitsing
66. Teknik Jaringan Akses
20. Teknik 67. Teknik Produksi dan
Broadcasting Penyiaran Program
Pertelevisian
68. Teknik Produksi dan
Penyiaran Program Radio
3 Kesehatan 21. Keperawatan 69. Keperawatan Kesehatan
70. Keperawatan Gigi
71. Analisis Kesehatan
22. Kefarmasian 72. Farmasi
73. Farmasi Industri
4 Agrobisnis dan 23. Agribisnis 74. Agribisnis Tanaman
Agroteknologi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
75. Agribisnis Tanaman
Perkebunan
76.Agribisnis Pembibitan dan
Kultur Jaringan Tanaman
24. Agribisnis 77. Agribisnis Ternak
Produksi Ternak Ruminansia
78. Agribisnis Ternak Unggas
79. Agribisnis Aneka Ternak
25. Kesehatan 80. Kesehatan Hewan
Hewan
26. Agribisnis Hasil 81. . Teknologi Pengolahan
Pertanian Hasil Pertanian
82. Teknologi Pengolahan
Hasil Perikanan
83. Pengawasan Mutu
27. Mekanisasi 84. Alat Mesin Pertanian

100
Pertanian
85. Teknik Tanah dan Air
28. Kehutanan 86.Teknik Inventarisasi,
Pengukuran dan Pemetaan
Hutan
87. Teknik Konservasi
Sumberdaya Hutan

88. Teknik Rehabilitasi dan


Reklamasi Hutan
5 Perikanan dan 29. Teknologi 89. Nautika Kapal Penangkap
Kelautan Penangkapan Ikan Ikan
90. Teknika Kapal Penangkap
Ikan
30. Teknologi dan 91. Budidaya Perikanan
Produksi Perikanan
Budidaya
92. Budidaya Krustacea
93. Budidaya Kekerangan
94. Budidaya Rumput Laut
31. Pelayaran 95. Nautika Kapal Niaga
96. Teknika Kapal Niaga
6 Bisnis dan 32. Administrasi 97. Administrasi Perkantoran
Manajemen
33. Keuangan 98. Akuntansi
99. Perbankan
100. Perbankan Syariah
34. Tata Niaga 101. Pemasaran
7 Pariwisata 35. Kepariwisataan 102. Usaha Perjalanan Wisata
103. Akomodasi Perhotelan
36. tata boga 104. Tata Boga
37. Tata Kecantikan 105. Tata Kecantikan Rambut
106. Tata Kecantikan Kulit
38. Tata Busana 107. Busana Butik
108. Produksi Pakaian Jadi
(Garmen)
39.seni lukis 109. Seni Lukis
110. Seni Patung
111. Desain Komunikasi
Visual
112. Desain Produk Interior
dan Landscaping
113. Animasi
40. seni musik 114. Seni Musik Klasik
115. Seni Musik Non Klasik

101
41. seni tari 116. Seni Tari Minang
117. Seni Tari Sunda
118. Seni Tari Yogyakarta
119. Seni Tari Surakarta
120. Seni Tari Jawatimuran
121. Seni Tari Bali
122. Seni Tari Makasar
42. Seni Karawitan 123. Seni Karawitan Minang
124. Seni Karawitan Sunda
125. Seni Karawitan
Yogyakarta
126. Seni Karawitan Surakarta
127. Seni Karawitan
Jawatimuran
128. Seni Karawitan Bali
129. Seni Karawitan Makasar
43. Seni Pedalangan 130. Seni Pedalangan Sunda
131. Seni Pedalangan
Yogyakarta
132. Seni Pedalangan
Surakarta
133. Seni Pedalangan Jawa
Timuran
134. Seni Pedalangan Bali
135. Seni Pedalangan Makasar
44. Seni Teater 136. Seni Teater
45.Desain dan 137. Desain dan Produksi Kria
Produksi Kria Tekstil
138. Desain dan Produksi Kria
Kulit
139. Desain dan Produksi Kria
Keramik
140. Desain dan Produksi Kria
Logam
141. Desain dan Produksi Kria
Kayu

102
KELOMPOK KURIKULUM SMA
KELOMPOK MATA PELAJARAN
1.Kelompok A (Umum) 1.Pendidikan Agama dan
budi pekerti
2.Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3.Bahasa indonesia
4.Matematika
5.Sejarah Indonesia
6.Bahasa Inggris
2.Kelompok B (Umum) 1.Seni Budaya
2.Pendidikan jasamani,
Olahraga dan Kesehatan
3.Prakarya dan
kewirausahaan
3.Kelompok C (Peminatan) 1.Mata Pelajaran Peminatan
Akademik
2.Mata Pelajaran Pilihan
lintas minat

MATA PELAJARAN PEMINATAN AKADEMIK SMA


PEMINATAN/JURUSAN MATA PELAJARAN
1.Peminatan Matematika dan Ilmu 1.Matematika
Pengetahuan Alam
2.Biologi
3.Fisika
4.Kimia
2.Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial 1.Geografi
2.Sejarah
3.Sosiologi
4.Ekonomi
3.Peminatan Bahasa dan Budaya 1.Bahasa dan Sastra Indonesia
2.Bahasa dan Sastra Inggris
3.Bahasa Asing lain (Arab, mandarin,
Jepang, Korea, Jerman, Perancis)
4.Antropologi

103
Lampiran 7. Daftar Absensi Kelas Kontrol (VIII B)

104
Lampiran 8. Daftar Absensi Kelas Eksperimen (VIII A)

105
Lampiran 9. AKPD (Angket Kebutuhan Peserta Didik) Kelas VIII

ANGKET KEBUTUHAN PESERTA DIDIK ( KELAS 8 )

NAMA : _______________________________________, KELAS : ____________________________


Petunjuk :
1. Dibawah ini bukan alat tes, tetapi angket kebutuhan untuk membuat program layanan bimbingan dan konseling.
2. Jawaban Anda sangat bermanfaat untuk pembuatan program layanan BK di sekolah
3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda saat ini, dengan cara memberikan tanda (√) pada kolom
Ya/Tidak
4. Jawaban Anda akan kami rahasiakan, untuk itu jawablah dengan benar dan sungguh-sungguh.
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya kadang lupa bersyukur atas nikmat dan karunia dari Tuhan YME
2 Saya kadang lupa untuk berprilaku sopan dan santun dalam kehidupan
3 Saya merasa belum paham etika yang baik dan benar dalam pergaulan teman sebaya
4 Saya merasa sulit mematuhi tata tertib di sekolah
5 Kadang-kadang saya masih suka menyontek pada waktu ulangan
6 Waktu saya banyak dihabiskan untuk bermain game atau games online
7 Saya sulit meminta maaf jika melakukan kesalahan terhadap orang lain
8 Saya masih merasa belum memiliki rasa percaya diri
9 Saya belum tahu cara mengendalikan emosi
10 Saya belum tahu cara melakukan eksplorasi bakat secara mandiri
11 Saya masih sering mengalami sakit / alergi
12 Kondisi keluarga saya sedang tidak harmonis
13 Saya sedang mempunyai masalah dengan anggauta keluarga di rumah
14 Saya merasa belum bisa menjadi pribadi yang mandiri
15 Saya sering lupa waktu ketika bermain/membuka media sosial (fb, wa, instagram, dll)
16 Saya merasa sulit mengendalikan ketergantungan dengan handphone
17 Saya merasa tidak betah tinggal di rumah sendiri
18 Saya merasa tidak pernah di perhatikan dari orang tua
19 Kata maaf, tolong dan terimakasih kadang lupa saya ucapkan dalam pergaulan
20 Saya belum tahu tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja saat ini dan cara
mensikapinya
21 Saya sering beda pendapat dengan orang lain
22 Saya sedang mempunyai masalah dengan teman di sekolah
23 Saya belum tahu cara untuk menjaga persahabatan agar tetap langgeng
24 Saya belum tahu tentang bullying dan cara mensikapinya
25 Saya sukar bergaul dengan teman-teman di sekolah
26 Saya merasa masih sedikit pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja
27 Saya belum banyak tahu tentang dampak dari pacaran
28 Saya malu jika membicarakan masalah seks dan pacar kepada orang tua
29 Saya merasa malu jika bergaul dengan teman yang beda jenis kelamin
30 Saya merasa takut bertanya atau menjawab di kelas
31 Saya belum paham yang harus dilakuan dengan adanya pemanasan global
32 Saya belum mengetahui banyak tentang jenis obat-obat terlarang serta dampaknya
33 Saya belum tahu cara memilih lembaga bimbingan belajar
34 Saya merasa tidak memiliki semangat belajar
35 Saya belum tahu cara meraih prestasi di sekolah

106
36 Saya belum paham tentang gaya belajar dan strategi yang sesuai dengannya
37 Saya merasa kesulitan dalam memahami pelajaran
38 Saya belum terbiasa belajar bersama atau kelompok
39 Saya merasa belum menenumkan cara belajar yang efektif
40 Saya selalu malas untuk belajar di rumah
41 Saya belajarnya jika akan ada ulangan atau ujian saja
42 Orang tua kurang peduli dengan kegiatan belajar saya
43 Saya belum bisa membuat peta pikiran (mind mapping)
44 Saya belum mengenal tentang macam-macam kecerdasan
45 Saya belum paham cara kerja otak kiri dan otak kanan
46 Saya sering dimarahi orang tua karena boros
47 Saya tidak terbiasa menabung
48 Saya kurang dapat menyalurkan bakat dan minat di sekolah
49 Saya belum tahu tentang prospek karir untuk setiap maple
50 Saya belum banyak tahu tentang jenis-jenis profesi di masyarakat dan Prospeknya

107
Lampiran 10. Data Hasil Pretest Kelas Kontrol

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 Jml Kategori
1 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2 2 4 2 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 83 Sedang
2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 1 2 89 Sedang
3 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 3 77 Rendah
4 3 2 2 1 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 94 Sedang
5 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 91 Sedang
6 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 1 1 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 85 Sedang
7 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 2 3 4 2 4 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 90 Sedang
8 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 86 Sedang
9 4 3 3 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 102 Tinggi
10 2 2 2 3 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 99 Tinggi
11 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 4 3 2 3 2 3 4 100 Tinggi
12 3 3 2 3 4 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 4 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 4 2 2 2 4 97 Sedang
13 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 4 2 3 4 4 92 Sedang
14 3 3 3 4 3 1 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 101 Tinggi
15 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 1 1 2 4 84 Sedang
16 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 96 Sedang
17 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 97 Sedang
18 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 1 2 3 3 2 90 Sedang
19 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 97 Sedang
20 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 108 Tinggi
21 3 2 4 4 2 2 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 104 Tinggi
22 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 89 Sedang
23 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 96 Sedang
24 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 88 Sedang
25 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 105 Tinggi
26 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 105 Tinggi

108
Lampiran 11. Data Hasil Posttest Kelas Kontrol

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 Jml Kategori
1 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 101 Tinggi
2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 93 Sedang
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 3 104 Tinggi
4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 106 Tinggi
5 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 117 Tinggi
6 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 2 1 2 3 2 2 106 Tinggi
7 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 101 Tinggi
8 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 100 Tinggi
9 4 3 3 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 102 Tinggi
10 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 115 Tinggi
11 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 4 3 2 3 2 3 4 112 Tinggi
12 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 4 2 2 2 4 107 Tinggi
13 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 2 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 108 Tinggi
14 2 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 101 Tinggi
15 3 3 4 3 3 2 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 1 1 2 4 107 Tinggi
16 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 105 Tinggi
17 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 106 Tinggi
18 2 4 4 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 1 4 3 3 4 114 Tinggi
19 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 4 97 Sedang
20 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 111 Tinggi
21 2 2 4 4 2 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 1 2 4 113 Tinggi
22 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 89 Sedang
23 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 96 Sedang
24 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 88 Sedang
25 3 3 3 4 3 2 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 99 Tinggi
26 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 4 2 2 2 4 112 Tinggi

109
Lampiran 12. Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 Jml Kategori
1 4 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 100 Tinggi
2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 92 Sedang
3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 3 104 Tinggi
4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 106 Tinggi
5 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 115 Tinggi
6 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 2 1 2 3 2 2 102 Tinggi
7 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 102 Tinggi
8 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 100 Tinggi
9 2 4 3 4 2 1 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 1 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 91 Sedang
10 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 112 Tinggi
11 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 4 3 2 3 2 3 4 104 Tinggi
12 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 4 2 2 2 4 107 Tinggi
13 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 2 2 3 4 3 3 4 2 3 4 4 105 Tinggi
14 2 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 100 Tinggi
15 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 1 1 2 4 103 Tinggi
16 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 103 Tinggi
17 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 106 Tinggi
18 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 1 4 3 3 4 103 Tinggi
19 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 97 Sedang
20 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 103 Tinggi
21 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 2 1 2 4 93 Sedang
22 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 86 Sedang
23 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 96 Tinggi
24 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 88 Sedang
25 2 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 103 Tinggi
26 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 2 2 2 4 103 Tinggi
27 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 4 103 Tinggi
28 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 3 4 1 2 4 104 Tinggi
29 2 4 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 100 Tinggi
30 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 1 4 3 1 4 104 Tinggi

110
Lampiran 13. Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 Jml Kategori
1 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 106 Tinggi
2 4 3 4 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 103 Tinggi
3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 3 106 Tinggi
4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 108 Tinggi
5 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 117 Tinggi
6 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 2 1 2 3 2 2 107 Tinggi
7 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 104 Tinggi
8 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 101 Tinggi
9 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 106 Tinggi
10 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 118 Tinggi
11 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 4 3 2 3 2 3 4 113 Tinggi
12 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 2 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 4 2 2 2 4 107 Tinggi
13 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 2 2 3 4 3 3 4 2 3 4 4 111 Tinggi
14 4 3 3 4 3 1 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 105 Tinggi
15 3 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 1 1 2 4 108 Tinggi
16 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 109 Tinggi
17 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 106 Tinggi
18 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 1 4 3 3 4 115 Tinggi
19 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 101 Tinggi
20 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 113 Tinggi
21 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2 1 2 4 118 Tinggi
22 4 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 115 Tinggi
23 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 2 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 100 Tinggi
24 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 2 2 3 3 3 2 3 4 4 4 3 114 Tinggi
25 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 107 Tinggi
26 4 4 4 3 3 2 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 4 2 2 2 4 115 Tinggi
27 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 4 112 Tinggi
28 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 4 3 3 4 1 2 4 109 Tinggi
29 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 103 Tinggi
30 4 3 2 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 1 4 3 1 4 117 Tinggi

111
Lampiran 14. Surat Pernyataan Validasi Instrumen Penelitian

112
Lampiran 15. Dokumentasi Kegiatan

Dokumentasi saat situasi uji coba instrumen skala di kelas VIII

Dokumentasi saat menjelaskan petunjuk dan tujuan pengisian skala di kelas


VIII

113
Dokumentasi Kelas Online Google Meet dengan Kelas Kontrol

Dokumentasi Materi Kelas Online Google Meet dengan Kelas Kontrol

114
Dokumentasi Kelas Online Google Meet dengan Kelas Eksperimen

Dokumentasi Materi Kelas Online Google Meet dengan Kelas Eksperimen

115

Anda mungkin juga menyukai