SKRIPSI
Disusun oleh :
051603503125135
JAKARTA
2021
PENGARUH TAYANGAN SINETRON DARI JENDELA SMP
SKRIPSI
Disusun oleh :
051603503125135
JAKARTA
2021
i
ii
iii
iv
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pengaruh tayangan program sinetron “Dari
Jendela SMP” Di SCTV terhadap perilaku imitasi dikalangan remaja SMP PGRI 3. Tujuan
penelitian untuk mengetahui pengaruh tayangan sinetron “Dari Jendela SMP” di SCTV
terhadap Perilaku Imitasi dikalangan Remaja SMP PGRI 3.
Penelitian ini menggunakan teori Kultivasi ini menjelaskan tentang pengaruh yang
terjadi pada pihak penerima sebagai efek dari individu ketika menerima pesan dari sebuah
media. Penelitian bersifat korelasional, sampel yang diambil adalah Siswa/I Kelas 1,2, dan
3 SMP sebanyak 251 orang.
Penarikan sampel berdasarkan Total Sampling. Data dikumpulkan melalui
kuesioner yang dijawab oleh responden, setiap jawaban dalam kuesioner yang dijawab oleh
responden diberi skor berdasarkan skala Likert. Skor tersebut dimasukkan ke dalam
lembaran koding (coding sheet).
Untuk keperluan analisis data digunakan teknik Pearson Product Moment dengan
program SPSS (Statistical Package for Social Science) 22 untuk mengetahui hasil
penelitian yang diteliti oleh penulis untuk mencari hasil dari penyebaran kuesioner atau
angket terhadap responden Siswa/I SMP PGRI 3 Ciledug Kota Tangerang.
Hasil penelitian diperoleh Pengaruh tayangan sinetron “Dari Jendela SMP” di
SCTV terhadap perilaku imitasi dikalangan remaja SMP PGRI adalah positif/negatif dan
signifikan. Besarnya pengaruh tayangan sinetron “Dari Jendela SMP” adalah 25%. Hal ini
berarti bahwa 25% varians variabel Perilaku Imitasi Siswa/I pada tayangan sinetron “Dari
Jendela SMP” dapat ditentuka oleh variabel tayangan sinetron “Dari Jendela SMP” di
SCTV, dan sisanya (=75%) ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam
penelitian ini.
Kata Kunci : Program Sinetron, Perilaku Imitasi, Teori Kultivasi.
Pembimbing I : Agus Budiana, M.Ikom
Pembimbing II : Drs. Solten Rajaguguk, M.M
v
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
untuk kedua Orang Tua Bapak Abdillah, Ibu Sunarti, yang tidak henti-hentinya
3. Sandra Olifia, M.Si, selaku Ketua Program Studi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Satya Negara Indonesia.
4. Agus Budiana, M.Ikom, selaku Pembimbing I yang telah memberikan
pengarahan, dan bimbingan serta masukan dalam hal menyusun tugas
akhir Skripsi.
5. Drs. Solten Rajaguguk, M.M, selaku Pembimbing II yang telah
memberikan pengarahan, dan bimbingan serta masukan dalam hal
menyusun Tugas akhir Skripsi.
vii
6. Terima Kasih kepada Tim Penguji Dr. Radita Gora Tayibnapis, M.M
dan Oni Tarsani, S. Sos., M.Ikom yang telah memberikan pengarahan,
dan bimbingan dalam hal menyusun Tugas akhir Skripsi.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Satya Negara
Indonesia, yang telah memberikan Ilmu yang sangat berguna untuk
penulis.
8. Terima Kasih kepada Adik-adik yang telah mendoakan dan mensupport
semangat.
9. Terima Kasih kepada SS FAMILY yang sudah selalu mensupport,
mendoakan, dan membantu saya, dan untuk paman romelih, suganda
yang sudah membantu dalam segalanya.
10. Terima Kasih kepada keluarga nenek murnah dan kakek syirbini dan
sodara-sodara lainnya yang sudah mendoakan saya.
11. Terima kasih kepada Rina Sekar, Syavira Qurnia, dan Cuty Asih yang
telah membantu dan menemani penulis dalam melakukan penulisan
tugas akhir Skripsi.
12. Terima kasih kepada 251 responden Siswa/I SMP PGRI 3 CILEDUG
yang telah membantu dalam melakukan penulisan tugas akhir Skripsi.
13. Terima Kasih kepada Idol para Suamik BANGTAN
SONYEONDAN(BTS): Jeon Jungkook, Kim Seokjin, Kim Taehyung,
Park Jimin, Kim Namjoon, Min Yoongi, dan Jong Hoseok. Hyeong yang
telah memberi saya semangat untuk bangkit , mencintai diri sendiri, dan
berkat lagu “Life Goes On” Hidup terus berlanjut atau bahkan ketika
harus melalui keadaan yang sulit, dan lagu lainnya yang sudah
menemani selama saya membuat penulisan penelitian untuk S1 saya.
Borahae!!!!
viii
Dengan Penyusunan tugas akhir ini, besar harapan saya selaku penulis agar
tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca, selain itu, penulis juga menyadari
bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis mengadakan atas saran, masukan, dan kritikan dan sifatnya
membangun dan bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang memerlukan.
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. v
x
2.3.2. Tujuan Media Televisi .............................................................. 23
3.3.2 Sampel...................................................................................... 42
xi
3.6.2 Operasional Variabel................................................................ 47
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 95
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
hadirnya beberapa televisi swasta seperti ANTV, INDOSIAR, TRANS TV, MNC
TV, RCTI, SCTV, GLOBAL TV, TV ONE, TRANS 7, METRO TV. Semua
dan dapat menempati porsi tertinggi. Dalam situasi ini sudah tentu televisi harus
tetapi tidak mungkin atau belum berhasil seluruhnya. Dengan banyaknya stasiun
televisi yang ada di Indonesia dengan berbagai macam acara yang lebih
khususnya orang yang sudah tua harus sudah mulai mengarahkan anak-anaknya
Kondisi sekarang ini menantang para orang tua untuk lebih selektif dan
nikmati dan acara yang seharusnya tidak dilihat oleh anak. Apalagi usia anak-anak
merupakan usia yang strategis dan lebih mudah terkena pengaruh, baik dari
lingkungan dengan kontak langsung maupun media elektronik. Penelitian pada film
adegan antisosial (52%) lebih banyak dari pada adegan prososial (48%).
1
2
prososial sebagai tindakan yang ditujukan untuk memberi bantuan atau kebaikan
pada orang lain atau kelompok orang tanpa mengharapkan balasan, dengan cara-
cara yang cenderung mentaati norma sosial, contoh adegan prososial adalah
mementingkan orang lain, mengalah dengan alasan yang masuk akal dan tanpa
ungkapan perasaan dan perbuatan tertentu dari seorang kepada orang lain seperti
yang dialami oleh orang tersebut, misalnya: turut sedih, turut bergembira, dan lain-
lain. Sedangkan kategori adegan antisosial meliputi; berkata dan bertindak kasar,
mengejek.
15% saja, namun pengaruh terlihat semakin meningkat kalau disertai suara bahkan
adegan visual yang ternyata berpengaruh 50% bagi yang menontonnya. Karena
Imitasi adalah tingkat pertama pengaruh yang kelihatan jelas, dimana pemirsa
perilaku tersebut. Ini bisa dimaklumi karena salah satu perkembangan perilaku
seseorang dihasilkan dari contoh mereka yang lebih dewasa, orang tua, keluarga,
3
guru, bahkan orang lain yang menjadi idola. Setiap program acara televisi
Sinetron merupakan salah satu bentuk dari sekian banyak acara hiburan televisi dan
saat menonton televisi, terdapat 3 faktor yang dapat mengubah seseorang yaitu
perilaku, pikiran dan emosi. Ketiga hal ini saling berkaitan. Apabila ada satu faktor
yang berhasil diubah, kedua sisanya akan ikut berubah. Berdasarkan faktor-faktor
ini, remaja adalah penonton yang paling mudah dipengaruhi. Karena pada remaja
(12 th-15 th) memiliki daya serap yang tinggi dan remaja yang sedang berkembang
perhatian masyarakat, tak terkecuali para siswa/I di SMP PGRI 3 Ciledug. Mereka
kerap menyaksikan sinetron yang dibintangi Rey Bong dan Sandrina Michelle yang
kini namanya mulai mencuat dan digandrungi para remaja. Sinetron ini memang
cukup menarik untuk ditonton dan sangat banyak ditonton oleh masyarakat. Dalam
sinetron ini digambarkan bagaimana sosok Joko yang diperankan oleh Rey Bong
adalah sosok siswa Sekolah Menengah Pertama. Perilaku seorang Joko remaja yang
di anggap anak baik, sikap yang santun, suka menolong dan rajin beribadah dan
dengan model gaya rambut yang cepak, dan kemanapun pakai sepeda tentunya
membuat pemirsa sangat senang melihatnya. Lalu pemeran wanita sebagai wulan
4
sebagian orang bahwa sinetron dari jendela SMP ini adalah seperti
kalangan remaja, banyak pula para orang tua yang menyimpulkan bahwa sinetron
ini tidak pantas di tonton dengan remaja. Dan timbulnya perilaku imitasi pada
sekitarnya.
manusia merasa telah memperoleh tambahan ketika kita meniru orang lain, dalam
hal ini orang tua memainkan peranan penting sebagai seorang model atau tokoh
bagi anak remaja untuk tidak meniru hal yang negative bagi anak remaja. Fenomena
yang saat ini terlihat bahwa anak remaja kini banyak yang beradegan dewasa
sebelum waktunya akibat mencontoh publik figur di media yang menjadi tontonan
anak-anak remaja saat ini. Hal seperti ini harus membuat kita jeli dan kritis untuk
memilih mana siaran televisi yang memang bagus dan berkualitas untuk di tonton
karena kisahnya dinilai tidak pantas, vulgar dan tidak mencerminkan anak remaja
yang seharusnya. Warganet menduga sinetron ini akan menceritakan kisah cinta
remaja yang berujung kehamilan di luar nikah. Menurut mereka, hal tersebut tidak
layak ditampilkan di televisi, Mereka juga melihat ada beberapa adegan dewasa
yang tidak pantas dilakukan oleh anak sekolahan. Berikut komentar tentang
"Dari jendela SMP- kirain cerita uwuuwuan anak sekolah gitu kek senengnya kisah-
kisah sekolah sama temen kelas. Eh malah hamil diluar nikah. Wajah menangis
"Film serial yang gak pantas dan gak mendidik. Bocah SMP loh ini dijadiin sinetron
"Baru mulai udah bunting, Rey nafsuan amatan lihat yang lihat yang baik. iya si ini
diangkat dari novel cuman haduuuh, gak kebayang yg nonton bocah-bocah liat
emak, bapaknya. Mana tau merhatiin apa kgak "Dari Jendela SMP" @KPI_Pusat
"Kirain cerita manis-manis, eh ternyata 'Dari Jendela Smp' terlihat anak hamil di
luar nikah. Wajah tanpa ekspresi tau ah perfilman indo," ucap akun @fali*****cial.
(https://akurat.co/news/id-1158077-read-ramairamai-laporkan-sinetron-dari-
untuk sinetron yang tayang perdana pada 2 Juni 2020 tersebut. Dalam surat teguran
yang ditandatangani Ketua KPI Pusat, Agung Suprio mengatakan bahwa sinetron
tersebut mengandung cerita tentang hubungan asmara dua pelajar SMP. Dan Beliau
diluar nikah, rencana pernikahan dini, serta perawatan bayi setelah melahirkan
Secara garis besar sinetron tersebut agar lebih jelas dalam memberikan
maghrib ini memang mengisahkan tentang pergaulan bebas antar dua siswa SMP
berhubungan badan diluar nikah, dan akhirnya hamil. Mengetahui hal tersebut,
pihak keluarga marah. Akan tetapi, justru kedua siswa melarikan diri untuk kawin
lari. Anehnya, dalam kisah tersebut, sang pelaku pergaulan bebas justru
digambarkan sebagai orang yang berkarakter baik, lurus, dan seakan menjadi pihak
yang terdhzolimi. Lebih tragisnya lagi, sang pelaku tidak merasa berdosa sama
sekali dengan perbuatan hina yang dilakukan. Hal ini seakan-seakan menjadi
pembenaran jika cinta harus gaul bebas, gaul bebas karena cinta apa salahnya.
Bayangkan, jika sinetron seperti menjadi santapan harian anak-anak kita. Apa
jadinya? Pemikiran mereka akan ter- install dengan informasi yang salah kaprah.
Pemahaman mereka akan merekam bahwa mencintai lawan jenis dalam usia
sekolah yang diaplikasikan dengan pacaran bahkan zina, boleh-boleh saja. Memadu
cinta yang melebihi batas bagi anak sekolah tingkat pertama adalah wajar dan mesti
dimaklumi, Disinilah pesan dari tayangan ini. Melalui sinetron ini, anak-anak kita
sepenuh hati dan tanpa sadar akan teradopsi dalam pemikiran dan perilakunya.
sinetron tersebut. Jika demikian, bisa jadi adengan-adegan yang telah ditonton akan
20 September 2019, Laporan KPAI dari survei yang dilakukannya tahun 2007 di
antaranya mengaku pernah menonton film porno. Sebanyak 93,7 persen remaja
sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas mengaku pernah berciuman
serta happy petting alias bercumbu berat dan oral seks. Yang lebih menyedihkan
lagi, 62,7 persen remaja SMP mengaku sudah tidak perawan lagi.
(https://republika.co.id/berita/qdhtkz440/sinetron-dari-jendela-smp-akhlak-
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah sinetron Dari
cukup bagus. Selain itu, sinetron ini juga ditayangkan setiap hari pada jam 18.25 –
20.00 dimana pada saat tersebut seluruh anggota keluarga dapat menonton televisi.
Sinetron Dari Jendela SMP ini mengisahkan tentang kehidupan remaja yang sedang
lagi puber dan melakukan hal romatisme dalam berpacaran dikalangan remaja
SMP.
(https://www.popmagz.com/dari-jendela-smp-rating-dua-putri-untuk-pangeran-
tayangan sinetron dan perilaku imitasi yang khusunya pada “Pengaruh Tayangan
Sinetron Dari Jendela SMP Terhadap Perilaku Imitasi siswa/i remaja (Survey Pada
tambahan dan masukan bagi masyarakat yang membaca penelitian ini, dan
Tinjauan Pustaka
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Teori Kultivasi
Teori kultivasi merupakan teori yang menggambarkan mengenai
kekerasan. Teori ini menitik beratkan pada asumsi yang akan terjadi pada
kekerasan atau Hal negatif dan ditonton oleh anak-anak. Jika proses
akan tidak tahu lagi apa yang semestinya dilakukan oleh anak-anak,
dengan kata lain merasa dirinya bukan lagi di usia yang sebenarnya. Siaran
televisi ini akan berakibat baik bila pesan yang disampaikan adalah pesan-
pesan yang baik dan bermoral. Sebaliknya, akan menjadi bahaya besar
10
11
kesehariannya.
televisi. Pemahaman ini penting bagi para pegiat pendidikan melek media
aturan dan etika media yang ada di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah
remaja Dari Jendela SMP yang tayang pada 29 Juni 2020. Hasil penelitian
Sumber:(http://rizhacommunication.blogspot.com/2010/03/teori-media-dan-
masyarakat-katherine.html)
13
misalnya radio, televisi, dan surat kabar". Menurut Cangara, media adalah
Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau
perantara. Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti
hubungannya satu sama lain. Media massa adalah sarana komunikasi massa
banyak (publik) secara serentak. Sebuah media bisa disebut media massa
penyajian informasi.
14
terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan,
dan dimana saja tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang
beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah
banyak dan bersifat heterogen. Media massa adalah alat yang sangat efektif
pesannya yang terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia,
diantaranya :
pula mengandung unsur fakta yang bersifat penting dan menarik untuk
kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari
keadaan terpisah.
komunikasinya.
menjadi berikut:
fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data,
bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata 11 lain, media
mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk
menirunya.
khalayak.
18
pemirsa.
sebagainya.
a. Media cetak
Adalah media massa pertama kali muncul di dunia pada tahun 1920
an. Di kala itu pada awalnya media massa digunakan pemerintah untuk
kepada suatu tujuan tertentu. Seperti teori jarum suntik pada teori
b. Media elektronik
c. Media internet
Baru populer di abad 21, google lahir pada tahun 1997. Media
yang ada pada kedua media tersebut bisa masuk dalam jaringan internet
media yang lain. Namun akses internet yang masih terbilang bebas bisa
oleh individu.
20
“pengantar”. Sedangkan menurut istilah media berarti segala sesuatu yang dapat
dijadikan sebagai alat atau perantara untuk mencapai tujuan tertentu. Dan di dalam
bahasa arab media adalah “wasail” bentuk jama‟ dari “wasilah” yakni sinonim
alwast yang artinya juga “tengah”. Lebih lanjut, media merupakan penyalur pesan
atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sara
Media massa dinegara kita pada umumnya berupa radio, televise dan surat kabar
atau majalah. Media massa ini tepat sekali dipergunakan sebagai media pendidikan.
b. Media modern atau yang sering disebut media elektronik yang artinya media
siswa yang dapat merangsang siswa dalam belajar bahkan tidak jarang hingga
yang diberikan, ada persamaan dalam batasan tersebut, yaitu media adalh segala
21
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima,
sehingga dapat merancang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga
proses belajar terjadi dengan baik dan menyenangkan. Media televise berasal dari
kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan. Jadi media
televise adalah penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar – gambar melalui
gelombang radio.
Media televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah kita
jumpai dan dimiliki oleh manusia dimana – mana, seperti media massa surat kabar,
radio atau computer. Media televisi sebagai sarana penghubung yang dapat
memancarkan rekaman dari 3 stasiun pemancar televise kepada para penonton atau
mengatakan bahwa gambar bisa mewakili seribu kalimat. Bahkan, ilmuwan yang
lain berpendapat yang juga sesuai dengan jargo cina kuno yang mengatakan gambar
Sedangkan yang dimaksud dengan media televisi adalah system elektronik yang
mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel. Sistem
ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang
elektrik dan mengkonversinya kembali kedalam cahaya yang dapat dilihat dan suara
22
yang dapat didengar. Dewasa ini media televisi dimanfaatkan untuk keperluan
pendidikan sehingga dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke
udara dan dapat dihubungkan melalui siaran dari udara ke udara dan dapat
dihubungkan melalui satelit. Apa yang kita saksikan pada layar media televisi,
semuanya merupakan unsure gambar dan suara. Jadi ada unsur yang melengkapinya
yaitu unsur gambar dan unsur suara. Rekaman suara dengan gambar yang dilakukan
keamanan”.
Banyak acara yang disajikan oleh stasiun Media televisi, diantaranya mengenai
sajian kebudayaan bangsa Indonesia, sehingga 5 hal ini dapat menarik minat
penontonnya untuk lebih mencintai kebudayaan bangsa sendiri, sebagai salah satu
warisan bangsa yang perlu dilestarikan. Dari uraian diatas, dapat dideskripsikan
23
bahwa fungsi media televise secara umum sangat baik karena memliliki fungsi
sebagai berikut :
maka tidak satu wilayahpun yang tidak bisa di cover oleh kotak ajaib ini. Hal ini
sesuai dengan pengertian media televise secara umum yakni segala sesuatu atau
televise kepada para penonton atau pemirsanya yang dapat dijadikan sebagai alat
kepada Tuhan Yang Maha 6 Esa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa,
dan membangun masyarakat adil dan makmur.jadi sangat jelas tujuan secara umum
adanya Media televise di Indonesia sudah diatur oleh undang – undang penyiaran
ini.
umum adanya Media televise atau penyiaran di Indonesia, adalah sebagai berikut :
24
Di era globalisasi ini media televisi merupakan salah satu media elektronik
yang mempunyai daya tarik luar biasa terhadap anak. Hamper tidak ada anak yang
tidak suka menonton televisi, berbagai hal yang disajikan televisi memikat anak-
terkadang mereka juga menerima informasi baru, dan membuat mereka bertanya-
tanya.
menimbulkan reaksi aktif. Termasuk didalamnya pola tingkah laku (akhlak) yang
Berbagai manfaat dari media televisi antara lain misalnya dapat menambah
sehari-hari. Seorang siswa juga dapat belajar tentang berbagai hal melalui program
edukasi dari siaran televisi. Akan tetapi sayangnya prosentase acara televisi yang
Dengan melihat berbagai acara dimedia televisi (selain film cerita) misalnya
acara music, olah raga, kesenian, berita dan lain sebagainya, media televisi juga
dapat menambah wawasan dan minat. Anak akan mengetahui perkembangan ilmu
Filmpun ada juga yang bagus dan mendidik, selain memberi hiburan juga
mengajarkan anak berbagai hal yang baik, tentang sikap-sikap yang baik, tentang
Hanya sayangnya , acara yang baik seperti itu belum banyak. Bahkan bisa
dibilang masih minim sekali, dan memang masih kurang diperhatikan oleh pihak
Disisi lain, media televisi juga memiliki dampak positif bagi pemirsanya
tidak terkecuali bagi siswa/I di Smp PGRI 3 Ciledug Kota Tangerang. Pesan yang
disampaikan televisi biasanya lebih mengena dibenak anak dari pada pesan dari
guru atau orang tua mereka. Itu berarti media televisi dapat menjadi perusak mental
dan juga sebaliknya dapat menjadi mitra belajar anak. Tergantung sisi positif
ataukah negatif yang lebih menarik bagi anak. Agar anak-anak dapat mengambil
pesan positif dari tayangan televisi tentu mereka membutuhkan dampingan dari
orang tua di wilayah pendidikan non formal dan para guru di wilayah pendidikan
formalnya.
26
unsur positif yang berguna bagi pemirsanya, baik manfaat yang bersifat kognitif
diantaranya berita, dialog, wawancara dan sebagainya. Manfaat yang kedua adalah
manfaat efektif, yakni yang berkaitan dengan sikap dan emosi. Acara-acara yang
biasanya memunculkan manfaat efektif ini adalah acara – acara yang mendorong
pada pemirsa agar memiliki kepekaan social, kepedulian sesame manusia dan
sebagainya. Adapun manfaat yang ketiga adalah manfaat yang bersifat psikomotor,
yaitu berkaitan dengan tinfakan dan perilaku yang positif. Acara ini dapat kita lihat
dari film, sinetron, drama dan acar – acara yang lainnya dengan syarat semuanya
itu tidak bertentangan dengan norma – norma yang ada di Indonesia ataupun
yang disiarkan oleh stasiun televisi di Indonesia. Dalam bahasa Inggris, sinetron
disebut soap opera (opera sabun), sedangkan dalam bahasa spanyol disebut
Telenovela. Menurut hasil wawancara dengan Teguh Karya yang merupakan salah
satu sutradara terkenal Indonesia, istilah yang digunakan secara luas di Indonesia
ini pertama kali di cetuskan Soemardjono, salah satu pendiri dan mantan pengajar
diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter yang khas satu
sama lain. Berbagai karakter yang berbeda tersebut menimbulkan konflik yang
makin lama makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu
sinetron dapat bahagia maupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang ditentukan
Dinamika dan ritme plat sinema televisi harus mampu menarik perhatian
adegan yang menarik. Cara lainnya sesuai dengan kondisi pemirsa yang tidak bisa
memilih, maka irama kisah tidak bisa dibiarkan berlama-lama untuk sampai pada
jeda tertentu atau pouse. Biasanya untuk iklan, pada saat jeda inilah pemirsa bisa ke
dapur terlebih dahulu, atau ke kamar dulu mengambil sesuatu, dan kegiatan lainnya
sebelum kisah dimulai lagi, inilah salah satu dari ciri-ciri sinetron.
yang membuat paket acara yang satu ini disukai sebagaimana dikatakan oleh
masyarakat (pemirsa).
28
Dampak sinetron yang yang berlangsung pada level individu yang dapat
sinetron apa saja yang harus mereka tonton, aktris-aktor mana saja yang
c. Pada efek behavior atau perubahan sikap ini adalah sinetron berkedok
sinetron yang seperti apa yang paling banyak disukai pemirsanya. Hal ini bisa
dilihat melalui rating suatu sinetron. Semakin tinggi rating suatu sinetron
berarti sinetron tersebut dilihat oleh banyak orang. Atas dasar inilah, banyak
macam sinetron yang menghiasai layar kaca. Baik dari segi cerita ataupun
adalah :
1) Sinetron Lepas
penayangan itu juga. Sinetron ini berisi satu episode saja. Sehingga
cerita yang disajikan akan berakhir saat jam tayang selesai. Karena jam
tema yang ringan agar pesan yang disampaikan tertangkap oleh pemirsa
yang melihat. Pada sekarang ini, banyak paket jenis ini yang diterima
2) Sinetron serial
bersambung. Jadi cerita yang disajikan adalah sinetron serial ini belum
selesai pada hari itu juga, akan tetapi ada kelanjutannya pada hari
pada cerita bersambung dari buku atau koran. Akan tetapi ada juga yang
dilihat dari asal-usul jenis serial ini dapat ditaksir bahwa masing-
masing episode dalam sinetron ini dan bersebab akibat. Karena itu
keseluruhan berakhir.
mini seri dia adalah sebuah karya yang utuh dan selesai. Miniseri
5) Sinetron Seri
akan selesai pada waktu itu juga, kecuali karakter tokoh-tokoh yang
tidak harus berurutan. Sinetron seri ini bisa berjenis drama atau komedi.
Seperti sinetron yang akan penulis bahas yaitu sinetron remaja “Dari
Jendela SMP, yang dimana setiap episode dapat berubah jalan ceritanya,
mendukung terjadinya interaksi sosial. Imitasi sendiri secara harafiah berarti juga
meniru. Terdapat beberapa pendapat ahli dari berbagai sudut pandang yang
menjelaskan mengenai definisi imitasi. Imitasi dalam ilmu jiwa diartikan sebagai
32
suatu gejala pada seseorang yang melakukan sesuatu karena pengaruh orang lain.
Imitasi dalam sosiologi menurut Tarde (dalam Soegarda, 1982: 142) merupakan
penciptaan-penciptaan hal-hal baru dan peniruan (imitasi) dari penemuan baru itu.
Imitasi adalah proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain
melalui sikap, penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa saja yang dimiliki oleh
orang lain. Proses imitasi pertama kali berlangsung di lingkungan keluarga, ketika
Abdul Hadis (2006: 73) menyebutkan bahwa “imitasi atau modeling yakni
peserta didik atau individu melakukan aktivitas belajar dengan cara 25 meniru
perilaku orang lain, dan pengalaman vicarious, yaitu belajar dari kegagalan dan
tingkah laku pekerti orang lain yang berada di sekitarnya. Imitasi banyak
dipengaruhi oleh tingkat jangkauan indranya, yaitu sebatas yang dilihat, didengar,
imitasi berbeda dengan identifikasi karena hanya melibatkan simulasi yang tampak
jelas dari perilaku orang lain, tanpa harus mengikutsertakan suatu wawasan atau
empati pada mereka. Namun demikian, ada suatu keadaan yang dapat menganggap
imitasi sebagai sebuah rute menuju pemahaman yang lebih dalam terhadap orang
lain. Berperilaku seperti seseorang atau sesuatu yang berpotensi untuk memberikan
33
wawasan mengenai bagaimana rasanya menjadi orang lain tersebut. Dengan kata
lain, imitasi merupakan proses yang menjadikan manusia belajar dari perilaku atau
hal-hal yang ada pada orang lain dan mempraktekkannya pada diri sendiri.
cara belajar yang sangat efektif bagi anak-anak khususnya para remaja. Hal tersebut
terjadi karena dalam masa perkembangannya, anak cenderung lebih tertarik pada
hal-hal di sekitar yang menurutnya mendatangkan banyak perhatian dari orang lain
atau anak bisa mendapat apa yang ia inginkan setelah melakukan imitasi. Oleh
karena itu, secara umum dapat disimpulkan bahwa imitasi merupakan peniruan
terhadap apa yang didapatkan melalui pengamatan yang diwujudkan secara nyata
menurut Miller dan Dollard. Miller dan Dollard (dalam B.R. Hergenhahn dan
Matthew H. Olson, 2008: 357) membagi perilaku imitasi (tiruan) menjadi tiga
kategori, yakni:
a) Same behavior (perilaku sama), perilaku ini terjadi ketika dua atau lebih
b) Copying behavior (perilaku meniru atau menyalin), perilaku ini terjadi ketika
seorang model.
34
Sikap Remaja dan perilaku imitasi Tidak dapat dipungkiri bahwa tayangan
sinetron tersebut akan memberikan pengaruh baik atau buruk bagi penontonnya.
Seperti dikatakan Mar’at dalam Effendy (1986) bahwa acara televisi pada
Remaja merupakan salah satu segmen penonton yang menyukai sinetron yang
kesayangannya.
Pada penelitian ini, peneliti mengambil media televisi yakni stasiun televisi
SCTV sebagai media penelitian. SCTV (singkatan dari Surya Citra Televisi)
stasiun televisi swasta kedua di Indonesia setelah RCTI. SCTV lahir pada
tanggal 24 Agustus 1990 sebagai stasiun televisi lokal di Surabaya. Penelitian kali
ini difokuskan kepada salah satu program sinetron di SCTV yaitu Dari Jendela
SMP.
Peneliti tertarik untuk meneliti salah satu sinetron yang saat ini sedang
menjadi salah satu program di SCTV yakni “Dari Jendela SMP”. Dari Jendela
perdana pada 29 Juni 2020 pukul 18.25 WIB di SCTV. Kisah sinetron ini diadaptasi
dari buku berjudul sama karangan Mira W. Sinetron ini disutradarai oleh
Cortizo, Saskia Chadwick, dan Kiesha Alvaro. Sinetron nya mengisahkan sinetron
remaja yang sedang masa puber dan sudah mengenal lawan jenis.
Jendela SMP” di SCTV terhadap perilaku imitasi di SMP PGRI 3 Ciledug, disajikan
- Perilaku Menyimpang
- Tidak Sesuai Etika
- Moral Sosial
X
Y
Pengaruh Tayangan
Sinetron “Dari Jendela Perilaku Imitasi Remaja
SMP”
‘
36
sebagai media yang saat ini lebih sering digunakan oleh khalayak
Perilaku Imitasi.
37
2.7 Hipotesis
Hipotesis adalah sebagai jawaban sementara terhadap masalah,
1. Hipotesis Penelitian
2. Hipotesis Statistik
CILEDUG).
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian dimulai dari bulan Oktober 2020 sampai dengan Desember 2020.
post facto.Dalam penelitian ex-postfacto tidak ada kelompok kontrol atau kegiatan
pre tes. Hubungan sebab dan akibat antara subjek satu dengan subjek yang lain
diteliti tidak manipulasi, karena penelitian ex- post facto hanya mengungkap gejala-
gejala yang ada atau telah terjadi. Fakta dalam penelitian ini diungkapkan apa
adanya dari data yang terkumpul. Dengan demikian penelitian ini mengungkapkan
menolak unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial. Karena penolakannya
38
39
sebuah varian dari Materialisme (bila yang terakhir ini dikontraskan dengan
Idealisme).
yang berawal dan didasarkan pada pengalaman (experience) yang tertangkap lewat
paling utama adalah fakta yang sudah pernah terjadi, dan lebih khusus lagi hal-hal
fenomena di sini adalah sejalan dengan prinsip sensory experience yang terbatas
pada external appearance given in sense perception saja. Karena pengetahuan itu
bersumber dari fakta yang diperoleh melalui pancaindera, maka ilmu pengetahuan
PENGARUH TAYANGAN
SINETRON DARI JENDELA PERILAKU IMITASI
SMP
Y
X
40
khas penelitian kuantitatif adalah bersandar pada pengumpulan dan analisis data
dan observasi menggunakan pegujian teori dengan uji statistik. (Zulfikar dan
Nyoman, 2014:40).
penelitian ini adalah metode peneltian survei yaitu metode yang melibatkan diri
sendiri untuk terjun lngsung ke lapangan, menilai lapangan, dan mendapatkan data
Dari Jendela SMP terhadap perilaku imitasi di Kalangan remaja smp pgri 3 Ciledug
kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti
survei bahwa penelitian survei adalah “penelitian yang mengambil sampel dari satu
saat tertentu.”
Sugiyono: Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
pengaruh tayangan sinetron Dari Jendela SMP terhadap Perilaku Imitasi Siswa/I
Angket.
penelitian yang berusaha menjawab hubungan sebab akibat yang terjadi (Morissan,
2012:38).
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variable Tayangan Sinetron
“Dari Jendela SMP” di SCTV dan variabel Perilaku Imitasi Siswa/I SMP PGRI 3
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas VII, VIII,
pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 251 siswa/i. Siswa/i di SMP ini memiliki
siswa/i yang beragam latar belakang dengan asal siswa dari berbagai daerah
Tabel 3.3.1
imitasi negative tentang tayangan Dari Jendela SMP yang telah membuat para
3.3.2 Sampel
Menurut Arikunto (2006: 131) sampel adalah sebagian atau wakil dari
jumlah populasi yang diteliti. Sampel penelitian yang digunakan adalah sampel
mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi
43
N
Populasi n =
1 + 𝑁𝑒 2
Keterangan:
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
251
𝑛=
1 + 251(0,05)2
251
𝑛=
1 + (251)(0,0025)
251
=
1 + 0,6275
251
=
1,6275
= 154,22
diambil penulis dalam penelitian ini adalah 154,22 Siswa/I SMP PGRI 3
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
penelitian ini adalah teknik simple random sampling atau simple random
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu,
(2016:82)
menjadi responden dalam penelitian ini adalah Siswa/I SMP PGRI 3Ciledug
sekunder.
(2016:193)
yaitu : “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
yang diajukan untuk pernyataan positif dan negative adalah sebagai berikut:
Sugiyono (2016:93)
dikumpulkan kemudian diedit yaitu dipilih yang dapat dipakai atau tidak dapat
apa saja, yang ditetapkan oleh oleh peneliti untuk dipelajari, sehinggan diperoleh
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
2. Intensitas
a. < 2 jam/hari
b. 2-3 jam/hari
c. > 3 jam/hari
4. Isi Pesan
dalam ingatannya.
Tabel 3.1
Variabel X
menonton pada
Jendela SMP
diTayangkan
pesan komunikasi
non verbal
Tabel 3.2
Variabel Y
perilaku pemain
sinetron
(Refention) jangka
49
panjang
mengenai
aktivitas
yang telah
ditunjukan
- Mengulang
– ulang
perilaku
yang telah
diperhatikan
yang telah
ditampilkan
tayangan tersebut
- Hukuman
50
Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun
dengan realibilitas alat ukur itu sendiri, artinya bahwa alat ukur haruslah memiliki
akurasi yang baik terutama apabila alat ukur tersebut digunakan sehingga validitas
Keterangan :
X : variabel bebas
Y : variabel terikat
51
Sehingga instrument atau alat ukur dikatakan valid apabila diperoleh nilai korelasi
antara butir terhadap keseluruhan nilai butir pada variable lebih besar dari 0,361.
Tabel 3.3
Tabel 3.4
sehingga alat ukur itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Mendesain reliabilitas
penelitian alat ukur itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Mendesain
reliabilitas penelitian yang reliabel adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap
peneliti. Hal ini karena peneliti tidak ingin proses pengumpulan data akan gagal
Suatu alat ukur memiliki relibilitas bila alat ukur tersebut secara konsisten
memberikan hasil atau jawaban yang sama terhadap gejala yang sama, walaupun
digunakan berulang kali, relibilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil.
Alpha yang cukup diterima (Acceptable atau Reliable) adalah bernilai lebih dari
(pooracceptable/reliable
Keterangan :
K : Jumlah item
Uji reabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indicator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Butir kuesioner dikatakan reliabel (layak) jika Cronbach alpha
> 0,06 dan dikatakan tidak reliabel jika Cronbach alpha < 0,6 (Ghozali,2012:47).
Tabel 3.5
SMP SCTV
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.745 10
Variabel (X) Pengaruh Tayangan Sinetron Dari Jendela SMP berada di 0,745% jika
Table 3.7
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.711 11
variable (Y) Tingkat Perilaku Imitasi berada di 0,711% jika dilihat tingkat reabilitas
jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis
Rumus :
Keterangan :
n = Banyaknya Sample
x = Variabel Bebas
y = Variabel Terikat
Sinetron “Dari Jendela SMP” SCTV dan sebagai variable Y adalah Perilaku
sangat kuat dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga
Tabel 3.8.1
Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi
menggunakan rumus:
Keterangan :
n= banyak responden
∑xi2= jumlah total jawaban dari variabel bebas yang telah dikuadratkan
57
determinasi (R²) yaitu antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil
KD = r² X 100
Dimana :
R = Koefisien korelasi
Sinetron Dari Jendela SMP di SCTV (X) dan Perilaku Imitasi (Y) di SMP
Oleh karena itu hal tersebut guna untuk mengetahui seberapa besar
dengan keputusan uji adalah menggunakan uji parsial dengan analisis SPSS
𝒓√𝒏 − 𝟐
𝒕𝒐 =
√𝟏 − 𝒓𝟐
Keterangan :
n : Jumlah sampel
b. Jika thitung < ttabel maka Ho tidak ditolak, tidak ada pengaruh
Sinetron Dari Jendela SMP yang ditayang di SCTV kini telah tengah merajai
rating untuk seluruh program televise diindonesia. Sinetron ini merupakan sinetron
drama remaja yang tayang sejak 29 Juni 2020 yang merupakan produksi SinemArt.
Dari Jendela SMP mengangkat cerita tentang Kisah Percintaan dimasa remaja yang
masih duduk dibangku smp yang saling jatuh cinta. Dimulai dari kisah Joko yang
diperankan oleh Rey Bong, Wulan yang diperankan oleh Sandrinna Michelle, Roni
yang diperankan oleh Kiesha Alvaro, Santi yang diperankan oleh Saskia Chadwick,
Lili yang diperankan oleh Ratu Shofwa, Ria yang diperankan oleh Aqeela Calista,
Indro yang diperankan oleh Rassya Hidayah. Mereka yang menginjak baru duduk
dibangku smp sudah memulai dan mengenali lawan jenis dan menjadi kan
59
60
pembantu di sebuah SMP swasta. Hidup sebagai anak yang terbilang sulit dari segi
Dimana Joko pun sering dijuluki sebagai JAB singkatan dari Joko Anak Babu.
Meski begitu, Joko tetap menerima hinaan itu dan membalasnya justru dengan
prestasi belajar yang melampaui teman-teman sekolahnya. Di sisi lain, sosok Wulan
Tiba-tiba hujan lebat turun sehingga mereka memutuskan untuk berteduh di sebuah
rumah tua kosong. Sebenarnya mereka di rumah tua tersebut tidak melakukan apa-
apa, hanya saja Wulan tak sengaja terpeleset dan ditangkap oleh Joko.
Cerita Remaja sederhana dan dekat dengan masyarakat ini yang menjadikan
sinetron Dari Jendela SMP ini menjadi idola para Remaja saat ini. Selain itu sinetron
Dari Jendela SMP memberikan nilai negative dalam setiap tayangannya yang
disuguhkan kepada penonton yang masih terbilang Remaja. Sehingga sinetron Dari
Jendela SMP ini berhasil memperoleh beberapa kritikan dari warganet yang
menonton sinetron ini dan mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia.
61
berikut ini.
Tabel 4.1
Gender (n=154)
Valid Cumulative
atau 40,9% jumlahnya adalah laki-laki, dan sisanya 91 responden atau 59,1%
Remaja Dari Jendela SMP adalah perempuan.Hal ini disebabkan bahwa perempuan
Tabel 4.2
Usia (n=154)
Valid Cumulative
Tahun, 63 responden atau 40,9% berusia 14 Tahun dan 69 responden atau 44,8%
Tabel 4.3
Pendidikan (n=154)
Valid Cumulative
sebagai siswa/I kelas 1 SMP, 63 responden atau 38,4% 2 SMP, 91 responden atau
Dari Jendela SMP ialah para responden yang berpendikakan di kelas 3 SMP.
Program Sinetron Remaja Dari Jendela SMP Terhadap Perilaku Imitasi Remaja
berikut :
Tabel 4.5
X1
Tabel 4.6
Apakah anda mengetahui sinetron Dari Jendela SMP melalui Media Televisi
(n=154)
X2
Valid Cumulative
banyak responden menonton Tayangan Sinetron Dari Jendela SMP melalui media
televisi. Hal ini menunjukan bahwa tayangan sinetron Dari Jendela SMP
65
mempunyai banyak penonton yang mengetahui sinetron Dari Jendela SMP ini
Tabel 4.7
(n=154)
X3
Valid Cumulative
banyak responden bahwa sinetron yang di tayangkan ini memang kekinian untuk
dikalangan Remaja.
66
Tabel 4.8
Sinetron Dari Jendela SMP selalu mendapatkan kritikan dari para penonton
(n=154)
X4
Valid Cumulative
banyak responden menonton Tayangan Sinetron Dari Jendela SMP ini memang
banyak kritikan dari warganet yang kontra atau tidak suka dengan konten sinetron
ini.
67
Tabel 4.9
Cara penyampaian informasi atau pesan sinetron Dari Jendela SMP sangat
jelas
(n=154)
X5
Valid Cumulative
banyak responden menonton tayangan sinetron Dari Jendela SMP ini merasa
penonton nya itu sampai pada informasi atau pesan nya itu sampai kepada
penontonnya.
68
Tabel 4.10
ditonton
(n=154)
X6
Tota
154 100.0 100.0
l
banyak responden menonton tayangan sinetron Dari Jendela SMP melihat kualitas
dari tayangan sinetron Dari Jendela SMP sangat menarik untuk di tonton
penontonnya.
69
Tabel 4.11
(n=154)
X7
Valid Cumulative
banyak responden menonton sinetron tayangan Dari Jendela SMP melihat kualitas
dari tayangan sinetron Dari Jendela SMP tidak layak untuk ditiru.
70
Tabel 4.12
(n=154)
X8
Valid Cumulative
banyak responden menonton tayangan sinetron Dari Jendela SMP sesuai dengan
Tabel 4.13
romantisme
(n=154)
X9
Valid Cumulative
banyak responden menonton Tayangan sinetron Dari Jendela SMP ini dalam
Tabel 4.14
Sinetron Dari Jendela SMP tidak memberi anda pengetahuan dalam segi
tayangan
(n=154)
X10
Valid Cumulative
banyak responden menonton tayangan sinetron Dari Jendela SMP ini tidak
berikut :
73
Tabel 4.15
Saya mengetahui sinetron Dari Jendela SMP dengan tayangan yang sangat
negative
(n=154)
Y1
Cumulati
Tot
154 100.0 100.0
al
dengan Menonton sinetron Dari Jendela SMP bahwa tayangan sinetron ini yang
Tabel 4.16
Saya mengetahui sinetron Dari Jendela SMP memiliki etika yang tidak baik
dalam tayangannya
(n=154)
Y2
Valid Cumulative
sinetron ini memiliki etika tidak baik untuk dalam segi tayangannya.
75
Tabel 4.17
(n=154)
Y3
Valid Cumulative
dengan menonton sinetron Dari Jendela SMP tidak setuju dengan merasa pada
setelah menonton tayangan sinetron akan jadi menirukan suatu adegan yang di
Tabel 4.18
Setelah menonton saya tidak tertarik dengan sinetron Dari Jendela SMP
(n=154)
Y4
Valid Cumulative
dengan setelah menonton tayangan sinetron Dari Jendela SMP tidak setuju bahwa
Tabel 4.19
(n=154)
Y5
Valid Cumulative
dengan menonton sinetron Dari Jendela SMP dapa berpegaruh dalam berperilaku
Tabel 4.20
(n=154)
Y6
cy t Percent e Percent
Tota
154 100.0 100.0
l
dengan menonton tayangan sinetron Dari Jendela SMP akan membawa dampak
Tabel 4.21
positif bagi diri saya untuk menjadi lebih baik dalam bersahabatan disekolah
(n=154)
Y7
Valid Cumulative
dengan total 75 responden dengan persentase 48,7 yang menyatakan bahwa dengan
menonton sinetron Dari Jendela SMP akan menambah positive dalam hal lebih baik
Tabel 4.22
Setelah menonton tayangan sinetron Dari Jendela SMP saya merasa terhibur
(n=154)
Y8
Valid Cumulative
dengan menonton sinetron Dari Jendela SMP penontonnya merasa terhibur dengan
Tabel 4.23
(n=154)
Y9
Valid Cumulative
dengan menonton tayangan sinetron Dari Jendela SMP merasa puas dengan
tayangan sinetron Dari Jendela SMP sehingga menimbulkan daya khayalan untuk
Tabel 4.24
Saya diperbolehkan menonton sinetron Dari Jendela SMP dengan Orang tua
(n=154)
Y10
Valid Cumulative
Tabel 4.25
(n=154)
Y11
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan atau bentuk arah hubungan
di antara dua variabel atau lebih dan besarnya pengaruh yang disebabkan oleh
variabel yang satu (variabel bebas) terhadap variabel lainnya (variabel terikat).
Dalam penelitian ini pengaruh variabel yang teliti korelasi adalah bilangan yang
menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat
menentukan arah dari dua variabel. Analisis korelasi Pearson’s Product Moment
dengan Software SPSS 22. Di dapat hasil output perhitungan Korelasi Pearson’s
Product Moment seperti berikut. Untuk mengetahui nilai-nilai Rsquare dari setiap
atribut pernyataan pada setiap dimensi dapat dilihat pada table berikut:
Untuk hubungan masing-masing antar variabel dimensi juga dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel 4.26
Correlations
PengaruhMe
nontonTayan
ganSinetron
DariJendelaS PerilakuImita
MP si
Pearson
1 .486**
Correlation
85
anganSinetronDariJend N
154 154
elaSMP
PerilakuImitasi Pearson
.486** 1
Correlation
N 154 154
signifikan apabila memiliki hasil kurang dari 0,05. Dari hasil output software SPSS
22 for windows diatas, menunjukan bahwa nilai signifikansi adalah 0,000. Dimana
Ho diterima karena nilai signifikasi 0,000 < 0,05 N adalah jumlah sampel yang
diambil oleh penulis yaitu 154 responden. Pada hasil output diatas juga
menghasilkan angka pearson correlation adalah 0,486 yang berarti ada hubungan
korelasi yang cukup antara Pengaruh Tayangan Sinetron Dari Jendela SMP
koefisien korelasi adalah positif (+) sehingga dapat disimpulkan bahwa korelasi dari
penelitian ini adalah positif (+) yang bersifat searah, yaitu apabila variabel
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Pengaruh
Tayangan
Sinetron
.526 .171 .503 3.078 .005
Dari
Jendela
SMP
Y = a + bx
Y = 12,596 + 0,526X
Berdasarkan model persamaan regresi yang diperoleh maka analisis regresi dapat
1. Konstan sebesar 12,596 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai variabel X
Model Summary
Jendela SMP
square atau koefisien sebesar 0,253 atau 25,3% menunjukan bahwa Pengaruh
Tayangan Sinetron Dari Jendela SMP dipengaruhi oleh variabel independen yang
dipakai dalam penelitian ini yakni Pengaruh Tayangan Sinetron Dari Jendela SMP
di program SCTV berpengaruh sebesar 25,3% dan masih ada pengaruh dari factor
lainnya yaitu 74,7% dipengaruhi oleh factor lain yang dapat mempengaruhi
Tabel 4.29
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Perilaku Imitasi dikalangan Remaja SMP PGRI 3 terhadap sinetron Dari Jendela
SMP. Dapat dilihat pada tabel bahwa thitung Perilaku Imitasi Siswa/I 3,078 > 1,972
ttabel dan signifikan 0,000 < 0,05 dengan demikian Ho ditolak atau Ha diterima
sehingga secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan Pengaruh Tayangan
Sinetron Dari Jendela SMP Terhadap Perilaku Imitasi Dikalangan Remaja SMP
PGRI 3 Ciledug.
89
Hipotesis
4.4 Pembahasan
Media massa adalah suatu alat untuk melakukan atau menyebarkan
informasi kepada komunikan yang luas, berjumlah banyak dan bersifat heterogen.
Media massa adalah alat yang sangat efektif dalam melakukan komunikasi massa
Pengaruh televisi melebihi pengaruh media – media informasi lainnya. Dan media
televisi merupakan alat atau media massa elektronik yang digunakan oleh pemilik
sebagainya.
kalangan masyarakat. Televisi yang saat ini memiliki rating cukup tinggi untuk
program acara sinetron yaitu SCTV. SCTV merupakan stasiun televise yang
menghadirkan berbagai program acara menarik, salah satunya yaitu sinetron remaja
“Dari Jendela SMP” yang pada saat itu menjadi sinetron andalan SCTV dengan
rating cukup tinggi. Sebab Dari Jendela SMP merupakan sinetron yang memiliki
alur cerita yang menarik dan sedikit menyimpang, dan dekat dengan para remaja
yang masih duduk dibangku SMP ini yang menjadikan sinetron Dari Jendela SMP
91
menjadi idola para remaja saat ini. Selain itu sinetron Dari Jendela SMP juga
memberikan nilai negative dan positif dalam setiap tayangannya yang disuguhkan
kepada penonton. Sehingga sinetron Dari Jendela SMP ini mendapat beberapa
kritikan, komentar dari warganet dan mendapat teguran dari KPI Komisi Penyiaran
Indonesia bahwa alur cerita yang tidak layak untuk ditayangkan. Dengan cerita
yang menarik program sinetron Dari Jendela SMP mampu membuat khalayak
khusunya anak remaja terbawa dengan situasi di dalamnya dan dapat menimbulkan
pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai efek dari individu ketika
menerima pesan dari sebuah media. Seperti yang diketahui dalam penelitian ini,
yang dijadikan responden adalah remaja SMP PGRI 3 Ciledug – Tangerang. Selain
itu, peneliti mengambil salah satu Sinetron remaja Dari Jendela SMP karena ingin
yang secara terus menerus apakah sinetron remaja Dari Jendela SMP ini dapat
memberikan kesesuaian antara pesan dan reaksi perilaku imitasi komunikan dalam
terhadap khalayak yaitu tayangan televisi, intensitas, frekuensi da isi pesan. Factor
intensitas dipengaruhi oleh mengukur khalayak dari sikap, pendapat atau komentar
dan sebagainya. Factor frekuensi dipengaruhi oleh durasi khalayak pada menonton
sinetron Dari jendela SMP ini, factor isi pesan dipengaruhi oleh isi pesan yang
92
ditayangkan dalam sinetron Dari Jendela SMP ini yang memiliki isi pesan yang bisa
diterima oleh khalayak yang menontonnya. Selain itu factor lainnya ialah Perhatian,
tayangan sinetron remaja Dari Jendela SMP SCTV. Sinetron Dari Jendela SMP
alur cerita menarik dan dekat dengan khalayak. Responden menyatakan bahwa
program sinetron Dari Jendela SMP begitu sangat menghibur serta memberikan
beberapa komentar negatife dan positif. Nyatanya sinetron ini mampu memikat para
Jendela SMP. Dalam tayangan program sinetron Dari Jendela SMP tersebur para
tokoh menggunakan Bahasa sederhana dan gaul yang baik serta mudah dimengerti
dengan scenario atau alur cerita yang menampilkan menarik dan bergenre romance.
dimasa saat disekolah atau diluar sekolah dan sebagainya, ini mampu menghibur
berfikir audiens mengenai sesuatu hal yang kemudian diterapkan dalam kehidupan
kesehariannya.
dengan adanya tayangan sinetron Dari Jendela SMP sikap remaja bisa
remaja cenderung akan mengikuti hal yang dilakukan atau yang dilihat oleh orang
lain.
nama yang sudah didata terlebih dahulu. Jumlah responden SMP PGRI 3 Ciedug-
Tangerang yaitu 154, responden laki-laki sebanyak 63 atau 40,9% dan perempuan
sebanyak 91 atau 59,1%. Jadi, responden perempuan lebih banyak disbanding laki-
laki.
yang telah diolah dengan SPSS, penulis menemukan adanya pengaruh tayangan
sinetron Dari Jendela SMP terhadap perilaku imitasi dikalangan remaja SMP PGRI
3. Hal ini dapat dilihat dari persamaan regresi linear Y = 12,596 + 0,526X,
masing dari variabel independen bernilai positif, artinya variabel tayangan sinetron
variabel X dan variabel Y memiliki hubungan yang kuat. Sehingga variabel X dapat
mempengaruhi variabel Y dengan respon atau efek yang di dapat setelah menonton
tayangan sinetron Dari Jendela SMP terhadap perilaku imitasi dikalangan remaja
SMP PGRI 3 Ciledug Kota Tangerang yang terlah dianalisis dengan responden
5.1 Kesimpulan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa remaja memiliki perilaku
imitasi yang cukup sehingga mereka tidak mampu untuk memilih tayangan yang
baik atau tidak baik untuk ditirukan pada kehidupan dimasa remaja. Walaupun
dalam menyampaikan pesan dari tayangan sinetron Dari Jendela SMP ini masih
kurang dimengerti oleh responden atau penonton, tetapi para Siswa/I SMP PGRI 3
Ciledug Kota Tangerang memiliki tingkat perilaku imitasi yang cukup dalam
independen (pengaruh tayangan sinetron Dari Jendela SMP) melalui analisis ini
apakah ada keterkaitan variabel dependen (perilaku imitasi dikalangan remaja SMP
25,3%. Hal ini berarti bahwa 25,3% varians variabel Perilaku imitasi di SMP PGRI
95
96
“Dari Jendela SMP” di SCTV, dan sisanya (=74,7%) ditentukan oleh variabel lain
Dalam hal ini jika biasanya sinetron dianggap hanya sebagai program
hiburan saja, namun justru sinetron Dari Jendela SMP selain menyajikan hiburan
justru lebih menonjolkan sisi romantisme yang negative bagi penonton yang masih
disekolah SMP tersebut. Dalam hal ini pesan yang ingin diberikan kepada penonton
adalah bagaimana cara agar individu tidak melakukan apa yang sudah penonton
lihat dari tayangan sinetron tersebut dan menjaga persahabatan dengan baik
Cerita sederhana dan dekatnya dengan anak remaja SMP ini yang
menjadikan sinetron Dari Jendela SMP ini menjadi idola masyarakat saat ini. Selain
itu sinetron Dari Jendela SMP juga memberikan nilai ada negative dan positif dalam
Jendela SMP ini berhasil mendapatkan rating yang cukup naik pada saat itu dan
banyak kritikan dan komentar negative untuk sinetron Dari Jendela SMP ini.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Pengaruh Tayangan Sinetron Dari
Jendela SMP Terhadap Perilaku Imitasi Dikalangan Remaja SMP PGRI 3” (Survey
pada Siswa/I SMP PGRI 3 Ciledug Tangerang), peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
97
selanjutnya bisa di teliti hingga tingkat kepuasan tayangan dan alur cerita terhadap
dalam menonton sinetron Dari Jendela SMP di SCTV. Selain itu penelitian ini
harusnya bisa dilakukan pada kota lain di Indonesia, tidak terbatas hanya pada Kota
terkandung dalam sinetron. Selain itu lebih berhati-hati dalam adegan-adegan yang
98
99
Internet
https://akurat.co/news/id-1158077-read-ramairamai-laporkan-sinetron-dari-jendela-
smp-ke-kpi
https://republika.co.id/berita/qdhtkz440/sinetron-dari-jendela-smp-akhlak-
generasi-tereduksi
https://www.popmagz.com/dari-jendela-smp-rating-dua-putri-untuk-pangeran-
terkudeta-27335/
https://minartirahayu.blogspot.com/2013/03/pengertian-bakat-dan-minat.html
diakses pada tanggal 28 Oktober 2020, pukul 21.09
http://rizhacommunication.blogspot.com/2010/03/teori-media-dan-masyarakat-
katherine.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Dari_Jendela_SMP
100
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth,
Siswa/I SMP PGRI 3 Jl. Siswa No. 5, RT.004/RW.009 Larangan Indah, Kec.
Di tempat.
Semoga siswa/I selalu diberikan kesehatan serta dilancarkan segala aktifitas sehari-
harinya baik dirumah maupun diluar. Sehubungan dengan penelitian yang saya
ini, saya memohon bantuan kepada Anda untuk ketersediaan meluangkan waktu
Jawaban jujur yang warga berikan akan sangat berarti bagi penelitian yang sedang
Hormat Saya,
No. Responden
101
A. Identitas Responden
Nama :
Usia : 13 Tahun
14 Tahun
15 Tahun
2 SMP
3 SMP
memberi tanda () pada salah satu kotak SS,S,TS,STS, dengan kriteria:
ajukan
TS (2) : Bila Anda Tidak Setuju dengan pertanyaan yang peneliti ajukan
STS (1) : Bila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pertanyaan yang
peneliti ajukan
Contoh :
Pilihan Jawaban
STS TS S SS
No. Pernyataan (1) (2) (3) (4)
1. Saya mengetahui sinetron Dari Jendela SMP
dengan tayangan yang sangat negative.
Angket Penelitian
SMP PGRI 3)