Anda di halaman 1dari 219

HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING

DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA


MAHASISWA JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Jurusan Psikologi

oleh
Rizki Kurniawan
1511409067

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING


DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA
MAHASISWA JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Jurusan Psikologi

oleh
Rizki Kurniawan
1511409067

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
i

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi yang berjudul


Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan Prokrastinasi Akademik pada
Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang adalah benar-benar
karya sendiri dan bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun
seluruhnya. Pendapat atau hasil penelitian orang lain yang tercantum dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 22 Agustus 2013

Rizki Kurniawan
1511409067

ii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan


Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri
Semarang telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Penguji Skripsi Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada hari Kamis, 22 Agustus 2013

Panitia Penguji Skripsi


Ketua

Sekretaris

Drs. Sutaryono, M.Pd


NIP. 19570825 198305 1 015

Liftiah, S.Psi., M.Si


NIP. 19690415 199703 2 002

Penguji Utama

Sugiariyanti, S.Psi., M.A


NIP. 19780419 200312 2 001
Penguji I/ Pembimbing I

Penguji I/ Pembimbing II

Dr. Edy Purwanto, M.Si


NIP. 19630121 198703 1 001

Dyah Indah Noviyani, S.Psi., M.Psi


NIP. 19771127 200912 2 005

iii

MOTTO DAN PERUNTUKAN

MOTTO:
Perkenalkanlah dirimu sebagai orang yang baik dan bukan orang yang terkesan
baik, kini, esok dan seterusnya. Balaslah kebaikan orang lain kepadamu dan
berbagilah kebaikan kepada sesama agar kebaikan itu selalu ada padamu dan
menjagamu. (Penulis)
Dimanapun kamu menginjakkan kaki untuk memulai kehidupan baru, maka yang
pertama perlu kamu cari adalah saudara dan keluarga. (Orang Tua Penulis)
Jangan patah semangat walau apapun yang terjadi. Jika kita menyerah, maka
habislah sudah. (Top Ittipat)

PERUNTUKAN:
Penulis peruntukan karya sederhana ini bagi:
Bapak Rajikin dan Ibu Siti Aisyah
Kak Diah, Abang Uki, dan Adek Zaky
Keluarga besar Alm. Matsam
Saudara Angkatku, Miftah Farid dan Suharni
Sahabat IPA SMANSABUK Angkatan 2007
Teman-teman Psikologi UNNES Angkatan 2009

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Self-Regulated
Learning dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang. Skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari
peran berbagai pihak yang telah banyak membantu. Untuk itu, dengan penuh
kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Drs. Hardjono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas


Negeri Semarang

2.

Drs. Sutaryono, M.Pd selaku Ketua Panitia Sidang Penguji Skripsi

3.

Sugiariyanti, S.Psi., M.A selaku Penguji Utama yang telah memberikan


masukan dan penilaian terhadap skripsi penulis.

4.

Dr. Edy Purwanto, M.Si selaku Ketua Jurusan Psikologi FIP UNNES dan
Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan masukan
selama proses penulisan skripsi ini.

5.

Dyah Indah Noviyani, S.Psi,, M.Psi selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan masukan selama proses penulisan skripsi ini.

6.

Rahmawati Prihastuty, S.Psi., M.Si sebagai Dosen pembimbing akademik


atas bimbingan, dan masukan selama penulis menempuh masa studi.

7.

Seluruh Dosen dan Staf di Jurusan Psikologi yang telah berkenan untuk
berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada penulis.

8.

Mahasiswa Jurusan Psikologi angkatan 2006-2008 atas kesediaannya


menjadi subjek dalam penelitian ini.

9.

Teman-teman Psikologi angkatan 2009 (Khususnya Risandy, Maya, Handri,


Silsilia, Ika, Atika, Anggi, Dinar, Zaenal, Murti dan Danang) yang bersamasama dengan penulis menempuh studi dalam suka dan duka, serta atas doa
dan dukungannya.

10. Bapak, Ibu, kakak, abang dan adek atas doa, kasih sayang, nasehat, dan
motivasi yang telah diberikan kepada penulis selama ini.
11. Keluarga Besar Alm. Matsam atas doa dan dukungan moril maupun materiil
selama penulis menempuh masa studi.
12. Keluarga Ibu Rulita Hendriyani, S.Psi., M.Si dan Bapak Hendrajaya, S.E.,
M.M., Akt atas bantuan, motivasi, dan masukan kepada penulis.
13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang
telah membantu penulis hingga akhir masa studi penulis.
Semoga segala kebaikan dan keikhlasan mendapat balasan dari Allah Swt.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja yang
membacanya dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, 22 Agustus 2013

Penulis

vi

ABSTRAK

Kurniawan, Rizki. 2013. Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan


Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri
Semarang. Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Edy Purwanto, M.Si., dan Pembimbing II
Dyah Indah Noviyani, S.Psi., M.Psi.
Kata kunci: Self-Regulated Learning, Prokrastinasi Akademik, Mahasiswa
Jurusan Psikologi

Prokrastinasi akademik masih tetap terjadi hingga kini pada mahasiswa di


perguruan tinggi. Prokrastinasi akademik menyebabkan dampak negatif secara
psikologis, pada waktu, pada kegiatan akademik, dan hilangnya peluang.
Dibutuhkan usaha aktif dan mandiri oleh mahasiswa yang membantu
mengarahkan proses belajarnya sehingga dapat menghindari terjadinya
prokrastinasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara self-regulated learning dengan prokrastinasi akademik.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Populasi
penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri semarang
angkatan 2006 sampai dengan 2008. Jumlah sampel yaitu sebanyak 50 orang
mahasiswa. Teknik sampling yang dipakai yaitu stratified random sampling. Data
penelitian diambil menggunakan skala self-regulated learning dan skala
prokrastinasi akademik. Skala self-regulated learning terdiri dari 63 aitem. Skala
self-regulated learning mempunyai koefisien validitas aitem antara 0,301 sampai
dengan 0,697 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,944. Adapun skala prokrastinasi
akademik terdiri dari 32 aitem. Skala prokrastinasi akademik mempunyai
koefisien validitas aitem antara 0,288 sampai dengan 0,731 dan koefisien
reliabilitas sebesar 0,909.
Self-regulated learning mahasiswa Jurusan Psikologi dalam kategori sedang
dengan indikator yang paling berpengaruh yaitu reherashing and memorizing.
Adapun prokrastinasi akademik mahasiswa Jurusan Psikologi juga dalam kategori
sedang dengan indikator yang paling berpengaruh yaitu penundaan untuk memulai
maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi. Metode analisis
menggunakan Product Moment dengan hasil koefisien korelasi (rxy) = -0,652
dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,01), hipotesis yang menyatakan ada
hubungan negatif antara self-regulated learning dengan prokrastinasi akademik
diterima. Semakin tinggi self-regulated learning maka semakin rendah
prokrastinasi akademik dan semakin rendah self-regulated learning maka semakin
rendah prokrastinasi akademik.

vii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
PERNYATAAN ..........................................................................................

ii

PENGESAHAN ..........................................................................................

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................................

iv

KATA PENGANTAR .................................................................................

ABSTRAK ..................................................................................................

vii

DAFTAR ISI ..............................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................

xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii


BAB
1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................

13

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................

14

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................

14

1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................

14

1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................................................

14

2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prokrastinasi Akademik ........................................................................

16

2.1.1 Pengertian Prokrastinasi Akademik .....................................................

16

2.1.2 Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik .........................................................

18

2.1.3 Area Prokrastinasi Akademik ..............................................................

20

viii

2.1.4 Teori Perkembangan Prokrastinasi Akademik .....................................

21

2.1.5 Faktor-faktor yang Menyebabkan Prokrastinasi ..................................

23

2.2 Self-Regulated Learning .........................................................................

26

2.2.1 Pengertian Self-Regulated Learning ....................................................

26

2.2.2 Aspek-aspek dari Self-Regulated Learning...........................................

28

2.2.3 Tipe-tipe Strategi Self-Regulated Learning ..........................................

30

2.2.4 Karakteristik Mahasiswa yang Memiliki Self-Regulated Learning .......

34

2.3 Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan Prokrastinasi Akademik


pada Mahasiswa .................................................................................... 35
2.4 Kerangka Berpikir ..................................................................................

38

2.5 Hipotesis ...............................................................................................

39

3.

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ...................................................................

40

3.1.1 Jenis Penelitian ...................................................................................

40

3.1.2 Desain Penelitian ................................................................................

40

3.2 Variabel Penelitian .................................................................................

41

3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian ...........................................................

41

3.2.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................................

41

3.3 Hubungan antar Variabel Penelitian ......................................................

42

3.4 Populasi dan Sampel .............................................................................

43

3.4.1 Populasi ..............................................................................................

43

3.4.2 Sampel ................................................................................................

43

3.5 Metode Pengumpulan Data ...................................................................

45

3.5.1 Penyusunan Instrumen Penelitian ........................................................

45

3.5.1.1 Skala Prokrastinasi Akademik ...........................................................

46

ix

3.5.1.2 Skala Self-Regulated Learning ..........................................................

47

3.5.2 Uji Coba .............................................................................................

48

3.5.2.1 Uji Kualitatif .....................................................................................

48

3.5.2.2 Uji Kuantitatif ...................................................................................

50

3.6 Validitas dan Reliabilitas .......................................................................

52

3.6.1 Validitas .............................................................................................

52

3.6.2 Reliabilitas ..........................................................................................

53

3.7 Metode Analisis Data ............................................................................

55

3.7.1 Gambaran Prokrastinasi Akademik dan Self-Regulated Learning ........

55

3.7.2 Uji Asumsi ..........................................................................................

56

3.7.2.1 Uji Normalitas ..................................................................................

56

3.7.2.2 Uji Linieritas ....................................................................................

56

3.7.3 Uji Hipotesis ........................................................................................

57

4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Persiapan Penelitian ..............................................................................

58

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian ................................................................

58

4.1.2 Penentuan Subjek Penelitian ................................................................

59

4.2 Pelaksanaan Penelitian ..........................................................................

60

4.2.1 Pengumpulan Data Penelitian .............................................................

60

4.2.2 Pemberian Skoring ..............................................................................

60

4.3 Analisis Deskriptif .................................................................................

61

4.3.1 Gambaran Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Psikologi


Universitas Negeri Semarang .............................................................. 61
4.3.1.1 Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang ............................................................ 61

4.3.1.2 Gambaran Spesifik Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Psikologi


Universitas Negeri Semarang ............................................................ 63
4.3.1.2.1 Prokrastinasi Akademik berdasarkan Penundaan untuk Memulai
maupun Menyelesaikan Kerja pada Tugas yang Dihadapi ........... 63
4.3.1.2.2 Prokrastinasi Akademik berdasarkan
Keterlambatan
dalam
Mengerjakan Tugas ..................................................................... 65
4.3.1.2.3 Prokrastinasi Akademik berdasarkan Kesenjangan Waktu antara
Rencana dan Kinerja Aktual ........................................................ 66
4.3.1.2.4 Prokrastinasi Akademik berdasarkan Melakukan Aktivitas Lain yang
Lebih Menyenangkan daripada Melakukan Tugas yang Harus
Dikerjakan ................................................................................... 68
4.3.2 Gambaran Self-Regulated Learning Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang .............................................................. 72
4.3.2.1 Gambaran Umum Self-Regulated Learning Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang ............................................................ 72
4.3.2.2 Gambaran Spesifik Self-Regulated Learning Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang Berdasarkan Tiap Indikator ................. 74
4.3.2.2.1 Self-Regulated Learning berdasarkan Goal Setting and Planning .

74

4.3.2.2.2 Self-Regulated Learning berdasarkan Organizing and Transforming


..................................................................................................... 75
4.3.2.2.3 Self-Regulated Learning berdasarkan Environment Structuring ....

77

4.3.2.2.4 Self-Regulated Learning berdasarkan Keeping Record and Monitoring


..................................................................................................... 78
4.3.2.2.5 Self-Regulated Learning berdasarkan Rehearsing and Memorizing
.....................................................................................................

79

4.3.2.2.6 Self-Regulated Learning berdasarkan Self-consequating ..............

80

4.3.2.2.7 Self-Regulated Learning berdasarkan Seeking Social Assistance ..

81

4.3.2.2.8 Self-Regulated Learning berdasarkan Self-evaluating ...................

82

4.3.2.2.9 Self-Regulated Learning berdasarkan Metacognitive Self-regulation


..................................................................................................... 83
4.4 Hasil Penelitian ......................................................................................
xi

87

4.4.1 Hasil Uji Asumsi .................................................................................

88

4.4.1.1 Hasil Uji Normalitas ..........................................................................

88

4.4.1.2 Hasil Uji Linieritas ............................................................................

89

4.4.2 Hasil Uji Hipotesis ..............................................................................

89

4.5 Pembahasan ...........................................................................................

91

4.5.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Prokrastinasi Akademik dan Self-Regulated


Learning pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang
............................................................................................................ 91
4.5.1.1 Analisis Deskriptif Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Jurusan
Psikologi Universitas Negeri Semarang ............................................ 91
4.5.1.2 Analisis Deskriptif Self-Regulated Learning pada Mahasiswa Jurusan
Psikologi Universitas Negeri Semarang ............................................ 93
4.5.2 Pembahasan Analisis Inferensial Prokrastinasi Akademik dengan SelfRegulated Learning pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri
Semarang ............................................................................................ 97
4.6 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 102
5.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...........................................................................................

103

5.2 Saran ..................................................................................................... 103


DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 106
LAMPIRAN ................................................................................................

xii

110

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.1

Data Keadaan Wisudawan S1 Jurusan Psikologi UNNES ...................

2.1

Strategi Self-Regulated Learning .........................................................

32

3.1

Komposisi Populasi berdasarkan Angkatan .........................................

44

3.2

Komposisi Sampel berdasarkan Angkatan ...........................................

45

3.3

Komposisi Populasi dan Sampel Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin


............................................................................................................

45

3.4

Blue Print Skala Prokrastinasi Akademik ............................................

46

3.5

Skoring Aitem Skala Prokrastinasi akademik ......................................

47

3.6

Blue Print Skala Self-Regulated Learning ............................................

48

3.7

Skoring Aitem Skala Self-Regulated Learning .....................................

48

3.8

Aitem Skala Sebelum dan Sesudah Uji Kualitatif .................................

49

3.9

Hasil Uji Coba Skala Prokrastinasi Akademik .....................................

50

3.10 Sebaran Baru Aitem Skala Prokrastinasi Akademik ............................

51

3.11 Hasil Uji Coba Skala Self-Regulated Learning ....................................

51

3.12 Sebaran Baru Aitem Skala Self-Regulated Learning ............................

52

3.13 Interpretasi Reliabilitas .......................................................................

54

3.14 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean teoritis .................

55

4.1

Statistik Deskriptif Prokrastinasi Akademik .........................................

62

4.2

Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik ..........................................

62

4.3

Statistik Deskriptif Prokrastinasi Akademik berdasarkan Penundaan untuk


Memulai maupun Menyelesaikan Kerja pada Tugas yang Dihadapi .... 64

4.4

Gambaran Prokrastinasi Akademik berdasarkan Penundaan untuk Memulai


maupun Menyelesaikan Kerja pada Tugas yang Dihadapi ................... 64
xiii

4.5

Statistik Deskriptif Prokrastinasi Akademik berdasarkan Keterlambatan


dalam Mengerjakan Tugas ................................................................... 65

4.6

Gambaran Prokrastinasi Akademik berdasarkan Keterlambatan dalam


Mengerjakan Tugas ............................................................................. 66

4.7

Statistik Deskriptif Prokrastinasi Akademik berdasarkan Kesenjangan


Waktu antara Rencana dan Kinerja Aktual ........................................... 66

4.8

Gambaran Prokrastinasi Akademik berdasarkan Kesenjangan Waktu antara


Rencana dan Kinerja Aktual ................................................................ 67

4.9

Statistika Deskriptif Prokrastinasi Akademik berdasarkan Melakukan


Aktivitas Lain yang Lebih Menyenangkan daripada Melakukan Tugas yang
Harus Dikerjakan ................................................................................. 68

4.10 Gambaran Prokrastinasi Akademik berdasarkan Melakukan Aktivitas Lain


yang Lebih Menyenangkan daripada Melakukan Tugas yang Harus
Dikerjakan ........................................................................................... 69
4.11 Ringkasan Deskriptif Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Psikologi
berdasarkan Tiap Indikator .................................................................. 69
4.12 Perbandingan Mean empiris Tiap Indikator Prokrastinasi Akademik ...

71

4.13 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning ........................................

72

4.14 Gambaran Umum Self-Regulated Learning ..........................................

73

4.15 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Goal Setting and


Planning .............................................................................................. 74
4.16 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Goal Setting and Planning
............................................................................................................ 75
4.17 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Organizing and
Transforming ....................................................................................... 76
4.18 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Organizing and
Transforming ....................................................................................... 76
4.19 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Environment
Structuring ........................................................................................... 77
4.20 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Environment Structuring
............................................................................................................ 77

xiv

4.21 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Keeping Record


and Monitoring .................................................................................... 78
4.22 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Keeping Record and
Monitoring ........................................................................................... 78
4.23 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Rehearshing and
Memorizing.......................................................................................... 78
4.24 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Rehearshing and
Memorizing.......................................................................................... 80
4.25 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Self-consequating
............................................................................................................ 80
4.26 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Self-consequating .....

81

4.27 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Seeking Social


Assistance ............................................................................................ 81
4.28 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Seeking Social Assistance
............................................................................................................ 82
4.29 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Self-evaluating
............................................................................................................ 83
4.30 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Self-evaluating ..........

83

4.31 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Metacognitive


Self-regulation ..................................................................................... 84
4.32 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Metacognitive Selfregulation ............................................................................................ 84
4.33 Ringkasan Deskriptif Self-Regulated Learning Mahasiswa Jurusan Psikologi
berdasarkan Tiap Indikator .................................................................. 85
4.34 Perbandingan Mean empiris Tiap Indikator Self-Regulated Learning ...

86

4.35 Hasil Uji Normalitas ...........................................................................

88

4.36 Hasil Uji Linieritas ..............................................................................

89

4.37 Analisis Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan Prokrastinasi


Akademik ........................................................................................... 90

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1

Kerangka Berpikir Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan


Prokrastinasi Akademik ....................................................................... 38

3.1

Hubungan antar Variabel ....................................................................

42

4.1

Diagram Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik ...........................

63

4.2

Diagram Ringkasan Deskriptif Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan


Psikologi berdasarkan Tiap Indikator .................................................. 70

4.3

Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap Indikator Prokrastinasi


Akademik ........................................................................................... 71

4.4

Diagram Gambaran Umum Self-Regulated Learning ...........................

4.5

Diagram Ringkasan Deskriptif Self-Regulated Learning Mahasiswa Jurusan


Psikologi berdasarkan Tiap Indikator .................................................. 86

4.6

Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap Indikator Self-Regulated


Learning .............................................................................................. 87

xvi

74

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1 Skala Uji Coba ........................................................................................ 111


2 Tabulasi Uji Coba .................................................................................... 127
3 Validitas dan Reliabilitas .......................................................................... 137
4 Skala Penelitian ........................................................................................ 151
5 Tabulasi Penelitian .................................................................................. 165
6 Tabulasi Penelitian (Per Indikator) ..........................................................

175

7 Statistik Deskriptif ................................................................................... 195


8 Hasil Uji Asumsi ...................................................................................... 198
9 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................... 200

xvii

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan upaya yang bertujuan untuk mengembangkan
seluruh potensi dalam diri individu yang berlangsung seumur hidup sesuai dengan
nilai-nilai dan kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Pengembangan potensi
individu bukan hanya diperlukan oleh individu itu sendiri, melainkan juga
diperlukan oleh masyarakat, bangsa dan negara sebagai konsekuensi individu
bagian dari komunitas sosial. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan
menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1, yaitu:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
Pendidikan individu dapat dilakukan melalui pendidikan formal, non formal
maupun informal. Salah satu tempat untuk mendapatkan pendidikan secara formal
adalah perguruan tinggi, yakni merupakan pendidikan lanjutan bagi peserta didik
setelah selesai menempuh pendidikan menengah atas. Menurut UU No. 12 Tahun
2012, perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi (Pasal 1 Ayat 6), penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
(Pasal 1 Ayat 9).

Peserta didik yang melanjutkan ke perguruan tinggi bukan lagi dikenal


dengan predikat siswa, melainkan mendapat predikat mahasiswa. Mahasiswa
adalah orang yang belajar (pelajar) di perguruan tinggi (Tim Penyusun Kamus
Pusat Bahasa 2008: 895). Hal ini dikarenakan mahasiswa sebagai anggota Sivitas
Akademika diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran sendiri
dalam mengembangkan potensi diri di Perguruan Tinggi untuk menjadi
intelektual, ilmuwan, praktisi, dan/atau profesional (UU No. 12 Tahun 2012 Pasal
13 Ayat 1).
Menurut teori perkembangan, mahasiswa dapat dikategorikan dalam masa
dewasa dini. Menurut Hurlock (1980: 246) masa dewasa dini dimulai dari umur
18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun. Masa dewasa dini memiliki tugas
perkembangan antara lain mendapatkan suatu pekerjaan, memilih seorang teman
hidup, belajar hidup bersama dengan suami atau istri membentuk suatu keluarga,
membesarkan anak-anak, menerima tanggung jawab sebagai warganegara, dan
bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok (Hurlock 1980: 252).
Berdasarkan tugas perkembangan di atas, maka perlu adanya kemandirian
dan keaktifan dari dalam diri mahasiswa. Mahasiswa harus dapat belajar secara
lebih mandiri dan tidak boleh hanya bergantung pada orang lain. Mahasiswa juga
harus dapat mengerjakan tugas-tugas akademiknya dengan sebaik mungkin. Hal
ini penting karena kesuksesan dalam pendidikan tinggi menjadi salah satu faktor
dalam mendapatkan pekerjaan yang baik.
Persaingan yang cukup ketat dalam dunia kerja menuntut mahasiswa untuk
lebih meningkatkan kompetensi dan kualitas diri agar mampu bersaing dengan

sesamanya. Penguasaan ilmu pengetahuan baik yang sesuai minat mahasiswa


maupun umum lainnya dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi
suatu hal yang mutlak. Untuk mendapatkan itu semua, tidak ada jalan lain selain
harus rajin belajar dan berlatih.
Persoalan klasik yang hingga kini tetap ada dalam dunia pendidikan
termasuk dalam perguruan tinggi yaitu masih sering terjadinya prokrastinasi
akademik yang dilakukan oleh mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan
sejumlah ahli bahwa prokrastinasi akademik adalah fenomena umum yang terjadi
pada mahasiswa di perguruan tinggi selama beberapa dekade (Zeenath dan
Orcullo 2012: 42; Jiao, dkk 2011: 120).
Menurut Ferrari (dalam Ghufron 2003: 20) prokrastinasi akademik adalah
jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan
dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas kursus. Pengertian
yang hampir serupa mengenai prokrastinasi akademik dikemukakan oleh
Rothblum, Solomon, dan Murakami (1986: 387) sebagai kecenderungan untuk (a)
selalu atau hampir selalu menunda tugas akademik, dan (b) selalu atau hampir
selalu mengalami masalah kecemasan terkait dengan prokrastinasi ini.
Beberapa penelitian mengenai prokrastinasi diantaranya penelitian Ellis dan
Knaus yang memperkirakan lebih dari 95% mahasiswa perguruan tinggi di
Amerika menunda memulai atau menyelesaikan tugas dengan sengaja dan lebih
dari 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi secara berulang (dalam Sepehrian
dan Lotf 2011: 2987). Beberapa hasil penelitian tentang hal yang sama lainnya di
luar negeri juga menunjukkan hasil bahwa prokrastinasi merupakan salah satu

masalah yang menimpa sebagian besar anggota masyarakat secara luas, dan
pelajar pada lingkup yang lebih sempit. Sekitar 25% sampai dengan 75% pelajar
melaporkan bahwa prokrastinasi merupakan salah satu masalah dalam lingkup
akademis mereka (Ferrari, dkk dalam Muhid 2009: 578).
Penelitian tentang prokrastinasi akademik juga telah dilakukan di Indonesia
dan menghasilkan hasil penelitian yang beragam. Hasil penelitian oleh Tondok,
Ristyadi dan Kartika (2008: 82) terhadap 95 orang mahasiswa Fakultas Psikologi
salah satu universitas di Surabaya menunjukkan tingkat prokrastinasi akademik
paling banyak dalam kategori sedang yaitu sebanyak 45,3% atau 43 orang. Hal ini
menunjukkan mahasiswa belum sepenuhnya dapat menghindari prokrastinasi
terhadap tugas-tugas akademik yang menjadi tanggung jawabnya.
Hasil penelitian di atas bertolak belakang dengan hasil penelitian oleh
Gunawinata, Nanik, dan Lasmono (2008: 265) terhadap 218 orang mahasiswa
Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya menunjukkan tingkat prokrastinasi
akademik paling banyak dalam kategori rendah yaitu sebanyak 76,15% atau 166
orang mahasiswa. Hal ini menunjukkan mahasiswa sudah tidak lagi melakukan
prokrastinasi terhadap tugas-tugas akademik yang menjadi tanggung jawabnya.
Menurut hasil penelitian Solomon dan Rothblum (1984: 505) diketahui
bahwa mahasiswa melakukan prokrastinasi secara bervariasi terhadap tugas
akademik. Dari 342 orang mahasiswa Amerika

yang menjadi subjek

penelitiannya, 46% mahasiswa melakukan prokrastinasi terhadap tugas menulis,


27,6% mahasiswa melakukan prokrastinasi terhadap belajar untuk persiapan ujian,
30,1% mahasiswa melakukan prokrastinasi terhadap tugas membaca, 10,6%

mahasiswa melakukan prokrastinasi terhadap tugas administratif, 23% mahasiswa


melakukan prokrastinasi dalam menghadiri perkuliahan dan 10,2% mahasiswa
melakukan prokrastinasi terhadap aktivitas perkuliahan secara umum.
Salah satu bentuk variasi prokrastinasi akademik sebagaimana dipaparkan di
atas juga peneliti temukan dalam pengamatan yang tidak terstruktur terhadap para
mahasiswa Jurusan Psikologi di perpustakaan Jurusan Psikologi. Peneliti
mengamati seorang mahasiswa Jurusan Psikologi angkatan 2009 berinisial MZ
yang tengah mengerjakan tugas salah satu mata kuliah, mengetik sesuatu yang
sedang dicarinya di situs penelusuran Google dan juga online di situs jejaring
sosial Facebook. Peneliti kemudian bertanya tentang tugas yang sedang
dikerjakannya dan lewat penuturannya peneliti mengetahui jika mahasiswa
tersebut telah melakukan prokrastinasi terhadap tugas menulis. Berikut penuturan
mahasiswa tersebut kepada peneliti:
Tugas ini sudah diberikan seminggu yang lalu tetapi kemarinkemarin aku sibuk. Aku baru ingat tugas ini kemarin, tetapi ini aku
kesulitan cari jawaban dua pertanyaan ini karena aku cari dalam buku
tidak ada jawabannya. Cari di internet juga tidak ada, mana tugas
dikumpulkan nanti pas kuliah lagi jam setengah tiga (melihat kearah
jam dinding yang menunjukkan pukul 13.00 WIB).
(Komunikasi personal; senin, 15 April 2013)
Jaringan wifi di area perpustakaan Jurusan Psikologi diperuntukkan untuk
mendukung keperluan mahasiswa Jurusan Psikologi, termasuk mencari sumber
referensi untuk mengerjakan tugas perkuliahan. Hal tersebut dianggap lebih
praktis, efisien dan cepat. Namun, peneliti juga menjumpai perhatian mahasiswa
teralihkan pada kegiatan nonakademik seperti online di situs jejaring sosial seperti

Facebook dan Twitter dan mengunduh file lagu, video, dan film yang mereka suka
dari beberapa situs popular seperti Youtube.
Fakta yang cukup mengejutkan dalam artikel berjudul Facebook Kalahkan
Jurnal Akademik (Aini, dkk 2013: 1) yang mengutip pernyataan Alfat Yulianto,
Staf BPTIK UNNES bahwa situs terbanyak diakses mahasiswa UNNES adalah
Facebook 26,55%, Google 3,49%, Indowebster 3,14% dan Youtube sebesar
2,43%. Isi artikel tersebut semakin menguatkan bahwa jaringan internet yang
tersedia

belum

sepenuhnya

dimanfaatkan

mahasiswa

untuk

menunjang

kepentingan akademik tetapi lebih untuk aktivitas yang bersifat hiburan dan
kesenangan (entertainment and pleasure).
Prokrastinasi akademik selain terindikasi melalui berbagai bentuk variasi
yang sudah dipaparkan jelaskan diatas, juga dapat terindikasi melalui waktu yang
dibutuhkan dalam menempuh masa studi. Menurut Solomon dan Rothblum (1984:
503) bahwa indikasi prokrastinasi akademik adalah masa studi 5 tahun atau lebih.
Berikut data yang peneliti dapatkan dari Sistem Informasi Akademik Terpadu
(SIKADU) Universitas Negeri Semarang tentang statistika wisudawan Jurusan
Psikologi dalam kurun waktu 3,5 tahun terakhir:
Tabel 1.1 Data Keadaan Wisudawan S1 Jurusan Psikologi UNNES
Jumlah
Wisudawan dengan
Periode
Rata rata masa studi
Wisudawan masa studi 5 tahun
April 2010
17
14 (82%)
5 tahun 7 bulan 22 hari
Oktober 2010
29
22 (76%)
5 tahun 9 bulan 27 hari
April 2011
52
30 (58%)
5 tahun 2 bulan 28 hari
Oktober 2011
27
18 (67%)
5 tahun 6 bulan 22 hari
April 2012
53
42 (79%)
5 tahun 4 bulan 12 hari
Oktober 2012
51
29 (59%)
5 tahun 5 bulan 26 hari
April 2013
25
8 (32%)
4 tahun 10 bulan 24 hari
Sumber: data dari http://akademik.unnes.ac.id dan diolah secara mandiri

Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa pada periode wisuda April tahun
2010 sampai dengan April tahun 2013 masih terdapat wisudawan S1 Psikologi
yang menyelesaikan masa studi 5 tahun atau lebih. Selain itu, rata-rata masa studi
wisudawan juga diatas 5 tahun walaupun untuk pertama kalinya pada wisuda
periode April 2013 rata-rata masa studi sudah dibawah 5 tahun. Hal ini dapat
diartikan bahwa sampai saat ini masih ada mahasiswa Jurusan Psikologi yang
melakukan prokrastinasi akademik dalam masa studinya.
Penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi dengan sistem SKS
(Satuan Kredit Semester) sebenarnya memberi kesempatan mahasiswa dalam
mengatur beban kuliah dan proses belajar pada setiap semesternya. Mata kuliah
diatur sedemikian rupa dan didistribusikan secara merata disetiap semester dengan
pertimbangan bahwa mahasiswa secara rata-rata mampu dalam menjalankan
tanggung jawabnya tersebut. Walaupun demikian, berbagai hal juga turut berperan
mempengaruhi terjadinya prokrastinasi akademik oleh mahasiswa.
Hasil penelitian prokrastinasi akademik oleh Anggraeni dan Widyarini
(2008: 27) diketahui bahwa prokrastinasi akademik terjadi karena motivasi
internal yang rendah, rasa malas yang besar, pola asuh orang tua yang permisif
atau longgar, pengaruh dari teman sebaya (peer), lingkungan dan orang-orang
terdekat yang kurang mendukung, dan kurangnya pengaturan waktu antara tugas
akademik yang harus dikerjakan dengan urusan yang lainnya.
Salah satu hasil penelitian di atas sesuai dengan pernyataan Rizvi, dkk
(dalam Rumiani 2006: 41) bahwa faktor motivasi internal yang rendah dapat
mendorong seseorang untuk melakukan prokrastinasi akademik. Hal ini juga

tercermin lewat penuturan seorang mahasiswi Jurusan Psikologi UNNES


angkatan 2009 berinisial NA kepada peneliti sebagai berikut:
Sebenarnya aku ada tugas buat makalah mata kuliah X, tapi ini
tugas kelompok. Sekarang anggota kelompokku lagi pada pulang
kampung. aku males kalo mesti ngerjain sendiri. Mikir sendiri, cari
bahan sendiri dan ngetik sendiri. Ini kan tugas kelompok, kalau
ngerjain ya mesti sama anggota kelompok.
(Komunikasi personal; Selasa, 16 April 2013)
Menurut Bernard (dalam Catrunada dan Puspitawati 2008: 6-9) terdapat
sepuluh faktor yang menyebabkan seseorang melakukan prokrastinasi. Faktorfaktor tersebut diantaranya kecemasan (anxiety), pencelaan terhadap diri sendiri
(self-depreciation),

rendahnya

toleransi

terhadap

ketidaknyamanan

(low

discomfort tolerance), pencari kesenangan (pleasure seeking), tidak teraturnya


waktu (time disorganization), tidak teraturnya lingkungan (environmental
disorganization), pendekatan yang lemah terhadap tugas (poor task appoach),
kurangnya pernyataan yang tegas (lack of assertion), permusuhan dengan orang
lain (hostility with other), dan stres dan kelelahan (stress and fatique). Hasil
komunikasi personal yang peneliti lakukan terhadap mahasiswa Jurusan Psikologi
juga menemukan satu contoh kasus prokrastinasi akademik yang terkait dengan
salah satu faktor tersebut.
Contoh kasus ini yaitu prokrastinasi akademik yang disebabkan oleh faktor
kelelahan (fatigue) yang dilakukan oleh seorang mahasiswi Jurusan Psikologi
angkatan 2008 berinisial BT. Berikut penuturan mahasiswi tersebut kepada
peneliti:
Dari semester 1 sampai 4, aku rajin kuliah. kalo ada tugas ya aku
kerjakan. Tetapi mulai semester 6 aku ngrasa lelah sama aktivitas dan
apalagi beban tugas-tugas kuliahku yang banyak, rasanya pengen gak

ke kampus dulu. Hal itu berlanjut hingga semester 8. Awalnya waktu


itu aku pengen cuti tapi gak boleh sama dosen waliku karena alasanku
yang gak terlalu mendesak. Ya akhirnya aku sering gak masuk kuliah.
Akibatnya nilai dan IP-ku jelek, jadi semester ini dan kemarin banyak
ngulang lagi. Harusnya aku dah mulai ngerjain skripsi tapi karena
ngulang jadi baru ikut seminar proposal.
(Komunikasi personal; Kamis, 4 April 2013)
Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan Bruno (dalam Rumiani 2006:
41) bahwa adanya kecenderungan individu yang memiliki beban kerja atau tugas
yang terlalu banyak akan melakukan prokrastinasi. Mahasiswi ini juga dapat
dipastikan melakukan prokrastinasi akademik karena ditahun ke-5 masa studinya
masih mengulang mata kuliah dan belum dalam tahap mengerjakan skripsi
sehingga masa studinya akan lebih dari 5 tahun.
Prokrastinasi akademik bukanlah sesuatu hal yang baik. Prokrastinasi
berarti mempersempit waktu untuk kita mengerjakan tugas dimana seharusnya
waktu cukup bagi kita. Hal ini juga menyebabkan tugas-tugas menjadi tidak jelas
kapan akan diselesaikan. Kalaupun tugas dapat diselesaikan, karena waktu yang
sudah semakin sempit maka pengerjaannya menjadi tidak maksimal. Menurut
Ferrari (dalam Muhid 2009: 578) prokrastinasi akademik banyak berakibat
negatif, dengan melakukan penundaan, banyak waktu yang terbuang sia-sia.
Tugas-tugas menjadi terbengkalai, bahkan bila diselesaikan hasilnya menjadi
tidak maksimal.
Prokrastinasi juga dapat mengakibatkan timbulnya rasa cemas baik disaat
mengerjakan tugas atau saat menghadapi ujian. Mahasiswa menjadi kurang teliti
dalam pengerjaan tugas dan ujian sehingga memungkinkan tingkat kesalahan yang
dilakukan tinggi. Apabila hal ini terus berlanjut, maka kegiatan akademik secara

10

keseluruhan mahasiswa akan terganggu bahkan rusak sehingga daya saing


mahasiswa menurun karena rendahnya motivasi dan percaya diri. Sebagaimana
yang telah disampaikan oleh Solomon dan Rothblum (dalam Premadyasari 2012:
3) prokrastinasi dapat menyebabkan rasa cemas yang berujung depresi, tingginya
tingkat kesalahan dan banyak waktu terbuang. Prokrastinasi juga dapat merusak
kegiatan akademik dan juga menyebabkan rendahnya motivasi dan percaya diri.
Mahasiswa tentu ingin segera bekerja apabila sudah lulus dari studinya.
Apabila mahasiswa dapat lulus tepat waktu, mahasiswa tidak perlu merasa
khawatir karena kesempatan untuk memilih pekerjaan yang terbaik terbuka lebar
dan persaingan dalam mendapatkan pekerjaan tidak terlalu ketat. Berbeda dengan
mahasiswa yang melakukan prokrastinasi, masa studinya yang terlalu lama
menyebabkan peluang untuk memilih pekerjaan yang terbaik semakin terbatas,
tidak bisa mengambil peluang ketika ada tawaran pekerjaan yang menurutnya
baik dan harus menghadapi persaingan yang lebih berat daripada mahasiswa yang
bisa lulus tepat waktu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ferrari, dkk (dalam
Muhid 2009: 578) bahwa prokrastinasi bisa mengakibatkan seseorang kehilangan
kesempatan dan peluang yang datang.
Proses belajar di tingkat perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk lebih
mandiri dan disiplin dalam mengatur waktu dan proses belajarnya. Hal ini berbeda
dengan saat mereka masih duduk di tingkat sekolah menengah dan dibawahnya.
Mahasiswa juga dituntut untuk dapat menyesuaikan, mengatur dan mengendalikan
dirinya termasuk saat menghadapi padatnya aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas
kuliah yang sulit. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu usaha aktif dan mandiri oleh

11

mahasiswa untuk membantunya mengarahkan proses belajar pada tujuan belajar


yang ingin dicapai, yang disebut dengan self-regulated learning.
Hasil penelitian Deasyanti dan Armeini (2007: 19) terhadap 128 mahasiswa
FKIP Universitas Negeri Jakarta menunjukkan bahwa 86,7% mahasiswa memiliki
tingkat self-regulated learning kategori sedang dan 13,3% mahasiswa memiliki
tingkat self-regulated learning kategori tinggi. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa mahasiswa telah memiliki keterampilan tentang bagaimana
belajar yang mencakup tentang pemahaman tentang kemampuan berpikir, proses
berpikir, dan motivasi untuk mencapai tujuan belajar.
Hasil penelitian di atas bertolak belakang dengan hasil penelitian oleh
Ishtifa (2011: 84) terhadap 200 mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang menemukan 9,5% mahasiswa berada pada kategori self-regulated
learning yang tinggi, artinya baru sedikit mahasiswa yang memiliki dan
menggunakan kemampuan self-regulated learning dengan efektif. Kemudian
sebesar 47% mahasiswa berada pada kategori rendah dan 43,5% mahasiswa
berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan mahasiswa kurang
menggunakan potensi untuk memonitor, mengatur dan mengontrol kognisi,
motivasi dan perilakunya dalam proses belajar.
Pada umumnya mahasiswa tidak memiliki tujuan belajar dan prioritas yang
pasti. Mahasiswa juga tidak memiliki jadwal belajar yang khusus selain jadwal
perkuliahan yang sudah ada. Hal ini menyebabkan kegiatan mahasiswa yang
berhubungan dengan akademik cenderung mengikuti jadwal perkuliahan saja.
Mahasiswa masih menjalankan kewajiban akademiknya bila sudah mendekati

12

waktunya seperti belajar saat menjelang waktu ujian dan mengerjakan tugas dari
dosen mendekati batas waktu pengumpulan.
Mahasiswa seringkali tidak menyadari jika mereka larut dengan aktivitasaktivitas yang bersifat nonakademik sehingga banyak waktu mereka terbuang siasia. Namun demikian, mahasiswa tetap menjalankan kewajiban akademiknya
seperti belajar dan mengerjakan tugas meskipun tidak teratur atau disiplin,
kesulitan untuk berkonsentrasi, kekurangan referensi dan mengabaikan waktu
yang tersedia.
Mahasiswa masih menerapkan sebuah sistem yang dikenal Sistem Kebut
Semalam atau SKS. Pengerjaan tugas yang serba cepat dalam keterbatasan waktu
sebagai akibat prokrastinasi turut memberikan dampak negatif terhadap tugas
yang sedang dikerjakan dan lebih jauh pada hasil belajar atau prestasi akademik.
Sebagaimana hasil penelitian Amalia tahun 2011 terhadap siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Malang bahwa adanya penurunan prestasi belajar seiring meningkatnya
prokrastinasi akademik (dalam http://library.um.ac.id).
Hasil penelitian self-regulated learning oleh Yulinawati, Hartati, dan
Sawitri tahun 2009 pada mahasiswa ITB program fast track menunjukkan
managemen waktu, usaha dalam mengatur belajar, dan mengatur lingkungan fisik
dan sosial penting untuk menunjang belajar (dalam http://eprint.undip.ac.id).
Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan kasus-kasus yang disebutkan di atas
yang bermasalah dengan pengaturan waktu dan usaha belajar, maka memperkuat
indikasi adanya hubungan antara self-regulated learning dengan prokrastinasi
akademik.

13

Self-regulated learning memiliki tiga aspek penting yang akan menentukan


tinggi rendahnya tingkat self-reguled learning. Pertama yaitu aspek kognisi
dimana upaya individu merencanakan, menetapkan tujuan, mengatur, memonitor
diri, dan mengevaluasi diri. Kedua yaitu aspek motivasi dimana individu
merasakan efikasi diri yang tinggi, atribusi diri dan berminat pada tugas intrinsik.
Ketiga yaitu aspek perilaku dimana upaya individu untuk memilih, menstruktur,
dan menciptakan lingkungan yang mengoptimalkan belajar (Zimmerman, 1990: 45). Apabila mahasiswa mampu dan memiliki ketiga aspek tersebut, maka ia akan
memiliki tingkat self-regulated learning yang tinggi sehingga dapat menghindari
prokrastinasi akademik dan menjaga prestasi belajarnya dengan baik.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk
mengetahui lebih dalam hubungan antara self-regulated learning dan prokrastinasi
akademik sehingga diketahui secara jelas hubungan keduanya. Untuk lokasi
penelitian, peneliti mengambil lokasi di Jurusan Psikologi Universitas Negeri
Semarang dimana peneliti juga menemukan fenomena tersebut dan berusaha
melakukan pendalaman. Oleh karenanya, penelitian ini berjudul Hubungan
antara Self-Regulated Learning dengan Prokrastinasi Akademik pada
Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Adakah hubungan antara self-regulated learning dengan prokrastinasi
akademik pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang?

14

2. Bagaimana gambaran prokrastinasi akademik pada mahasiswa Jurusan


Psikologi Universitas Negeri Semarang?
3. Bagaimana gambaran self-regulated learning pada mahasiswa Jurusan
Psikologi Universitas Negeri Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini, yaitu:
1. Mengetahui hubungan antara self-regulated learning dengan prokrastinasi
akademik pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang.
2. Mengetahui gambaran prokrastinasi akademik pada mahasiswa Jurusan
Psikologi Universitas Negeri Semarang.
3. Mengetahui gambaran self-regulated learning pada mahasiswa Jurusan
Psikologi Universitas Negeri Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil

temuan

ini

diharapkan

dapat

memberikan

informasi

bagi

pengembangan kajian ilmu Psikologi Pendidikan terutama yang terkait dengan


prokrastinasi akademik dan self-regulated learning, sehingga dapat dijadkan
tambahan referensi bagi penelitian-penelitian sejenis oleh peneliti selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Jurusan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
bagi jurusan dalam menyusun kebijakan-kebijakan akademik dan pendukung

15

lainnya yang dapat menekan laju tingkat prokrastinasi akademik dan semakin
mengoptimalkan self-regulated learning pada mahasiswa.
2. Bagi Mahasiswa
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa
mengenai pentingnya meminimalisir tingkat prokrastinasi akademik dengan
penerapan self-regulated learning dalam kegiatan akademiknya sehingga
mahasiswa dapat mencapai kesuksesan akademiknya.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prokrastinasi Akademik


2.1.1 Pengertian Prokrastinasi Akademik
Secara etiologis atau menurut asal kata, istilah prokrastinasi berasal dari dua
kata dalam bahasa latin yaitu pro yang berarti bergerak maju, dan crastinus yang
berarti keputusan hari esok, ini berarti prokrastinasi adalah menangguhkan atau
menunda sampai hari berikutnya (Burka dan Yuen 2008: 5). Menurut Fiore
(dalam Catrunada dan Puspitawati 2008: 6) prokrastinasi adalah suatu mekanisme
untuk mengatasi kecemasan yang berhubungan dengan bagaimana cara memulai
atau menyelesaikan pekerjaan dan dalam hal membuat keputusan.
Noran (dalam Akinsola, Tella dan Tella 2007: 364) mendefinisikan
prokrastinasi sebagai bentuk penghindaran dalam mengerjakan tugas yang
seharusnya

diselesaikan

oleh

mahasiswa.

Mahasiswa

yang

melakukan

prokrastinasi lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman atau pekerjaan


lainnya yang sebenarnya tidak begitu penting daripada mengerjakan tugas yang
harus diselesaikan dengan cepat. Selain itu, mahasiswa yang melakukan
prokrastinasi juga lebih memilih menonton film atau televisi daripada belajar
untuk kuis atau ujian.
Silver (dalam Ghufron 2003: 15) mengatakan seseorang yang melakukan
prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan

16

17

tugas yang dihadapi. Akan tetapi mereka hanya menunda-nunda untuk


mengerjakannya, sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas. Penundaan tersebut menyebabkan dia gagal menyelesaikan tugasnya tepat
waktu.
Ellis dan Knaus (dalam Ghufron 2003: 15-16) mengartikan prokrastinasi
sebagai kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses penghindaran tugas,
yang hal itu sebenarnya tidak perlu dilakukan seseorang karena adanya ketakutan
untuk gagal, serta adanya pandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan
dengan benar, bahwa penundaan yang telah menjadi respon tetap atau kebiasaan
dapat dipandang sebagai suatu trait prokrastinasi.
Menurut Ferrari (dalam Ghufron 2003: 20) prokrastinasi akademik adalah
jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan
dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas kursus.
Rothblum,

Solomon

dan

Murakami

(1986:

387)

mendefinisikan

prokrastinasi akademik sebagai kecenderungan untuk (a) selalu atau hampir selalu
menunda tugas akademik, dan (b) selalu atau hampir selalu mengalami kecemasan
bermasalah terkait dengan penundaan ini.
Berdasarkan pendapat yang diungkapakan oleh beberapa ahli diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik adalah perilaku penundaan pada
tugas akademik yang dilakukan oleh mahasiswa secara sadar dengan melakukan
aktivitas lain yang menyenangkan dan tidak penting, tidak bertujuan, dan tidak
memperhatikan waktu sehingga menimbulkan akibat negatif atau kerugian pada
mahasiswa.

18

2.1.2 Ciri-Ciri Prokrastinasi Akademik


Menurut Ferrari, Johnshon dan McCown (dalam Ghufron 2003: 23),
prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu yang
dapat diukur dan diamati dengan ciri-ciri berupa:
1. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang
dihadapi.
Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya
harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menundanunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan
sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.
2. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.
Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama
daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu
tugas. Seorang prokratinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk
mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak
dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan
keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut
mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara
memadai. Kelambanan, dalam arti lambannya kerja seseorang dalam
melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi
akademik.

19

3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.


Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator
sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah
ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana yang telah dia tentukan
sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan
tugas pada waktu yang telah ia tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba
dia tidak juga melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan,
sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan
tugas secara memadai.
4. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas
yang harus dikerjakan.
Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan
tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang
dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca
(koran, majalah, atau buku cerita lainnya),

nonton,

mengobrol,

jalan,

mendengarkan musik, dan sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki
untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri prokrastinasi akademik
yaitu meliputi penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas
yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu
antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.

20

2.1.3 Area Prokrastinasi Akademik


Menurut Green (dalam Ghufron 2003: 20), jenis tugas yang menjadi objek
prokrastinasi akademik adalah tugas yang berhubungan dengan kinerja akademik.
Perilaku-perilaku yang mencirikan penundaan dalam tugas akademik dipilah dari
perilaku lainnya dan dikelompokkan menjadi unsur prokrastinasi akademik.
Adapun menurut Solomon dan Rothblum (1984: 504), prokrastinasi terjadi
secara merata dalam enam area fungsi akademis yaitu tugas mengarang, belajar
untuk menghadapi ujian, membaca, tugas administrasi, menghadiri pertemuan dan
kinerja akademik secara keseluruhan.
Selanjutnya prokrastinasi terhadap keenam area fungsi akademis tadi
dijelaskan oleh Ghufron (2003: 20-21) sebagaimana berikut ini:
1. Tugas mengarang, meliputi penundaan melaksanakan kewajiban atau tugas
menulis, misalnya menulis makalah, laporan atau tugas mengarang lainnya.
2. Tugas belajar untuk menghadapi ujian, mencakup penundaan belajar untuk
menghadapi ujian, misalnya ulangan mingguan, ujian tengah semester, dan
ujian akhir semester.
3. Tugas membaca, meliputi adanya penundaan untuk membaca buku atau
referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yang diwajibkan.
4. Tugas administrasi, meliputi menyalin catatan, presensi, dan daftar peserta
praktikum.
5. Menghadiri pertemuan, meliputi penundaan atau terlambat masuk kelas atau
pelajaran, praktikum, dan pertemuan lainnya.

21

6. Kinerja akademik secara keseluruhan, meliputi kewajiban mengerjakan atau


menyelesaikan tugas tugas akademik secara keseluruhan.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa ada enam area prokrastinasi
akademik yaitu tugas mengarang, belajar untuk menghadapi ujian, membaca,
tugas administrasi, menghadiri pertemuan dan kinerja akademik secara
keseluruhan.
2.1.4 Teori Perkembangan Prokrastinasi Akademik
Menurut Ferrari dan Ollivete (dalam Anggraeni dan Widyarini 2008: 8-9)
ada beberapa teori perkembangan yang menjelaskan terjadinya prokrastinasi
akademik, antara lain:
1. Psikodinamik. Penganut psikodinamik beranggapan bahwa pengalaman masa
kanak-kanak mempengaruhi perkembangan proses kognitif seseorang ketika
dewasa, terutama trauma. Seseorang yang pernah mengalami trauma akan
suatu tugas tertentu, misalnya gagal menyelesaikan tugas sekolahnya, akan
cenderung melakukan prokrastinasi ketika seseorang tersebut dihadapkan lagi
pada suatu tugas yang sama. Seseorang tersebut akan teringat kepada
pengalaman kegagalan maupun perasaan tidak menyenangkan yang pernah
dialami dimasa lalu, sehingga ia menunda mengerjakan tugasnya, yang
dipersepsikan akan mendatangkan perasaan seperti masa lalu.
2. Behavioristik. Penganut psikologi behavioristik beranggapan bahwa perilaku
prokrastinasi akademik muncul akibat proses pembelajaran. Seseorang
melakukan

prokrastinasi

akademik

karena

dia

pernah

mendapatkan

reinforcement atas perilaku tersebut. Seseorang yang pernah merasakan sukses

22

dalam melakukan tugas kuliahnya dengan melakukan penundaan, cenderung


akan melakukan lagi perbuatannya. Sukses yang pernah ia rasakan akan
dijadikan reward untuk mengulangi perilaku yang sama dimasa yang akan
datang. Perilaku prokrastinasi akademik juga bisa muncul pada kondisi
lingkungan tertentu. Kondisi yang menimbulkan stimulus tertentu bisa menjadi
reinforcement bagi munculnya perilaku prokrastinasi. Kondisi yang rendah
dalam pengawasan akan mendorong seseorang untuk melakukan prokrastinasi
akademik, karena tidak adanya pengawasan akan mendorong seseorang untuk
berperilaku tidak tepat waktu.
3. Cognitive behavioral. Prokrastinasi akademik terjadi karena adanya keyakinan
irrasional yang dimiliki oleh seseorang. Keyakinan irrasional tersebut dapat
disebabkan oleh suatu kesalahan dalam mempersepsikan tugas. Seseorang
memandang tugas tersebut sebagai sesuatu yang berat dan tidak menyenangkan
(aversiveness of the task). Oleh karena itu, seseorang merasa tidak mampu
untuk menyelesaikan tugasnya secara memadai, sehingga seseorang menundanunda dalam menyelesaikan tugas tersebut. Selain itu, keyakinan irrasional
juga disebabkan oleh ketakutan yang berlebihan untuk gagal (fear of failure).
Seseorang menunda-nunda mengerjakan tugas karena takut jika gagal
menyelesaikannya sehingga akan mendatangkan penilaian yang negatif akan
kemampuannya. Akibatnya seseorang menunda-nunda mengerjakan tugas yang
dihadapinya.
Berdasarkan paparan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa terjadinya
prokrastinasi akademik dapat dijelaskan dengan tiga teori perkembangan yaitu

23

psikodinamik (prokastinasi akademik karena trauma masa lalu terhadap tugas),


behavioristik (prokrastinasi akademik karena proses pembelajaran dan mendapat
reinforcement atas perilaku tersebut), dan cognitive behavior (prokrastinasi
akademik karena tugas dipandang berat dan tidak menyenangkan dan takut gagal).
2.1.5 Faktor-faktor yang Menyebabkan Prokrastinasi
Bernard (dalam Catrunada dan Puspitawati 2008: 6-9), mengungkapkan ada
sepuluh faktor yang dapat menyebabkan prokrastinasi, yaitu:
1.

Kecemasan (Anxiety)
Kecemasan yang tinggi yang berinteraksi dengan tugas-tugas yang
diharapkan dapat diselesaikan menyebabkan seseorang cenderung menunda
tugas tersebut.

2.

Pencelaan terhadap Diri Sendiri (Self-Depreciation)


Pencelaan terhadap diri sendiri termanifestasi ke dalam penghargaan yang
rendah atas dirinya sendiri, selalu menyalahkan diri sendiri ketika terjadi
kesalahan, dan rasa tidak percaya diri untuk mendapat masa depan yang cerah
menyebabkan seseorang cenderung melakukan prokrastinasi.

3.

Rendahnya

Toleransi

terhadap

Ketidaknyamanan

(Low

Discomfort

Tolerance)
Kesulitan pada tugas yang dikerjakan membuat seseorang mengalami
kesulitan untuk menoleransi rasa frustrasi dan kecemasan, sehingga mereka
mengalihkan diri sendiri kepada tugas-tugas yang dapat mengurangi
ketidaknyamanan dalam diri mereka.

24

4.

Pencari Kesenangan (Pleasure-seeking)


Seseorang yang mencari kenyamanan cenderung tidak mau melepaskan
situasi

yang

membuat

nyaman

tersebut.

Jika

seseorang

memiliki

kecenderungan tinggi dalam mencari situasi yang nyaman, maka orang


tersebut akan memiliki hasrat kuat untuk bersenang-senang dan memiliki
kontrol impuls yang rendah.
5.

Tidak Teraturnya Waktu (Time Disorganization)


Mengatur waktu berarti bisa memperkirakan dengan baik berapa lama
seseorang membutuhkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Lemahnya pengaturan waktu disebabkan sulitnya seseorang memutuskan
pekerjaan apa yang penting dan kurang penting untuk dikerjakan hari ini.
Semua pekerjaan terlihat sangat penting sehingga muncul kesulitan untuk
menentukan apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu.

6.

Tidak Teraturnya Lingkungan (Environmental Disorganisation)


Salah satu faktor prokrastinasi adalah kenyataan bahwa lingkungan
disekitarnya berantakan atau tidak teratur dengan baik, hal itu terjadi
kemungkinan karena kesalahan mahasiswa tersebut. Tidak teraturnya
lingkungan bisa dalam bentuk interupsi dari orang lain, kurangnya privasi,
kertas yang bertebaran dimana-mana, dan alat-alat yang dibutuhkan dalam
pekerjaan tersebut tidak tersedia. Adanya begitu banyak gangguan pada area
wilayah pekerjaan menyulitkan seseorang untuk berkonsentrasi sehingga
pekerjaan tersebut tidak bisa selesai tepat pada waktunya.

25

7.

Pendekatan yang Lemah terhadap Tugas (Poor Task Approach)


Seseorang merasa siap untuk bekerja, kemungkinan dia akan meletakkan
kembali pekerjaan tersebut karena tidak tahu darimana harus memulai
sehingga cenderung menjadi tertahan oleh ketidaktahuan tentang bagaimana
harus memulai dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.

8.

Kurangnya Pernyataan yang Tegas (Lack of Assertion)


Kurangnya pernyataan yang tegas disebabkan seseorang mengalami kesulitan
untuk berkata tidak terhadap permintaan yang ditujukan kepadanya ketika
banyak hal yang harus dikerjakan karena telah dijadwalkan terlebih dulu. Hal
ini bisa terjadi karena mereka kurang memberikan rasa hormat atas semua
komitmen dan tanggung jawab yang dimiliki.

9.

Permusuhan terhadap orang lain (Hostility with others)


Kemarahan yang terus menerus bisa menimbulkan dendam dan sikap
bermusuhan sehingga bisa menuju sikap menolak atau menentang apapun
yang dikatakan oleh orang tersebut.

10. Stres dan kelelahan (Stress and fatigue)


Stres adalah hasil dari sejumlah intensitas tuntutan negatif dalam hidup yang
digabung dengan gaya hidup dan kemampuan mengatasi masalah pada diri
sendiri. Semakin banyak tuntutan dan semakin lemah sikap seseorang dalam
memecahkan masalah, dan gaya hidup yang kurang baik, semakin tinggi stres
seseorang.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yan
dapat menyebabkan prokrastinasi antara lain kecemasan, pencelaan terhadap diri

26

sendiri, rendahnya toleransi terhadap ketidaknyamanan, pencari kesenangan, tidak


teraturnya waktu, tidak teraturnya lingkungan, pendekatan yang lemah terhadap
tugas, kurangnya pernyataan yang tegas, permusuhan dengan orang lain, dan stres
dan kelelahan.

2.2 Self-Regulated Learning


2.2.1 Pengertian Self-Regulated Learning
Beberapa tahun belakangan, sejumlah teori sudah dikemukakan untuk
menjelaskan bagaimana seorang mahasiswa menjadi regulator dalam belajarnya
sendiri (Zimmerman & Martinez-Pons 1990: 51). Salah satu teori yang berusaha
menjelaskan tentang self-regulated learning adalah teori sosial kognitif. Menurut
teori sosial kognitif, self-regulated learning tidak hanya ditentukan oleh proses
pribadi, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan dan perilaku secara timbal balik
(Zimmerman 1989: 330).
Chamot (dalam Ellianawati dan Wahyuni 2010: 35) menyatakan bahwa,
self-regulated learning atau pembelajaran mandiri adalah sebuah situasi belajar di
mana pebelajar memiliki kontrol terhadap proses pembelajaran tersebut melalui
pengetahuan dan penerapan strategi yang sesuai, pemahaman terhadap tugastugasnya, penguatan dalam pengambilan keputusan dan motivasi belajar.
Self-regulated learning ini menyangkut pada penerapan dari model umum
regulasi

dan

regulasi

diri

berkaitan

persoalan

pembelajaran,

terutama

pembelajaran akademik. Ada empat asumsi umum mengenai self-regulated


learning sebagaimana dijelaskan oleh Wolters, Pintrich, dan Karabenick (2003: 35). Pertama, asumsi aktif dan konstruktif. Mahasiswa sebagai partisipan yang aktif

27

konstruktif dalam proses belajar, baik itu aktif mengkonstruk pemahaman, tujuan,
maupun strategi dari informasi yang tersedia di lingkungan dan pikirannya sendiri.
Kedua, potensi untuk mengontrol. Mahasiswa sanggup memonitor, mengontrol,
meregulasi aspek tertentu dari kognitif, motivasi dan perilaku sesuai karakteristik
lingkungan jika memungkinkan. Ketiga, asumsi tujuan, kriteria, atau standar.
Asumsi tersebut digunakan untuk menilai apakah proses harus dilanjutkan bila
perlu ketika beberapa kriteria atau standar berubah. Keempat, aktivitas regulasi
diri merupakan penengah (mediator) antara personal dan karakteristik konteks dan
prestasi atau performa yang sesungguhnya. Self-regulation pada kognitif,
motivasi, dan perilaku yang dimiliki mahasiswa, merupakan perantara hubungan
antara person, konteks dan bahkan prestasi
Berdasarkan asumsi asumsi tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan
sebagaimana menurut Pintrich dan Zusho (dalam Nicol dan Macfarlane-Dick
2006: 202) bahwa self-regulated learning merupakan proses konstruktif aktif
ketika mahasiswa menetapkan tujuan belajarnya dan kemudian berusaha untuk
memantau, mengatur, dan mengontrol kognisi, motivasi, dan tingkah lakunya agar
sesuai dengan tujuannya dan kondisi kontekstual dari lingkungannya.
Sejalan dengan pengertian menurut Zimmerman (dalam Schunk, Pintrich,
dan Mecce 2008: 154), self-regulation adalah proses dimana mahasiswa
mengaktifkan dan mempertahankan kognisi, perilaku, dan perasaan yang mana
secara sistematis diorientasikan pada pencapaian tujuan mereka. Zimmerman
(1989: 329) memaparkan secara umum bahwa self-regulated learning pada
mahasiswa digambarkan melalui tingkatan atau derajat yang meliputi keaktifan

28

partisipasi baik secara metakognisi, motivasi, maupun perilaku mahasiswa


didalam proses belajar. Mahasiswa dengan sendirinya memulai dan berusaha
secara langsung untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian yang diinginkan,
daripada bergantung pada guru, orang tua atau orang lain.
Berdasarkan dari pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa self-regulated learning adalah usaha aktif dan mandiri
mahasiswa dengan memantau, mengatur dan mengontol kognisi, motivasi, dan
perilaku, yang diorientasikan atau diarahkan pada tujuan belajar.
2.2.2 Aspek Aspek dari Self-Regulated Learning
Menurut Borkowski dan Thorp (dalam Boekaerts 1996: 101) bahwa banyak
peneliti sepakat bahwa aspek yang paling mendasar dari self-regulated learning
adalah keterfokusan pada tujuan. Sedangkan menurut Zimmerman (1990: 4-5)
self-regulated learning terdiri dari 3 aspek umum dalam pembelajaran akademis,
yaitu:
a.

Kognisi dalam self-regulated learning adalah kemampuan mahasiswa


merencanakan,

menetapkan

tujuan,

mengatur,

memonitor

diri,

dan

mengevaluasi diri pada berbagai sisi selama proses penerimaan. Proses ini
memungkinkan mereka untuk menjadi menyadari diri, banyak mengetahui
dan menentukan pendekatan dalam belajar.
b.

Motivasi dalam self-regulated learning yaitu dimana mahasiswa merasakan


self-efficacy yang tinggi, atribusi diri dan berminat pada tugas intrinsik.

c.

Perilaku dalam self regulated learning ini merupakan upaya mahasiswa untuk
memilih, menstruktur, dan menciptakan lingkungan yang mengoptimalkan

29

belajar. Mereka mencari nasihat, informasi dan tempat di mana mereka yang
paling memungkinkan untuk belajar.
Sejalan dengan pendapat di atas, Wolters, Pintrich dan Karabenick (2003: 8,
15, 24) juga membagi aspek-aspek self-regulated learning kedalam tiga aspek
sebagai berikut:
a.

Kognitif. Regulasi dan kontrol kognitif termasuk jenis aktivitas kognitif dan
metakognitif yang mana mahasiswa mengunakannya untuk beradaptasi dan
mengubah kognisi mereka. Satu aspek pokok dari regulasi dan kontrol
kognisi yaitu pemilihan yang sebenarnya dan penggunaan berbagai strategi
kognitif untuk mengingat, belajar, penalaran, pemecahan masalah dan
berpikir.

b.

Motivasi. Motivasi secara konsisten digambarkan sebagai sebuah determinan


penting dari belajar dan prestasi mahasiswa dalam pengaturan akademik. Pada
cara yang sama bahwa pelajar dapat meregulasi kognisi mereka, mereka dapat
meregulasi motivasi dan pengaruh mereka. Wolters menjelaskan regulasi
motivasi seperti kegiatan dimana mahasiswa dengan sengaja bertindak untuk
memulai, mempertahankan atau menambah kesediaan mereka untuk
memulai, menyediakan arah kerja atau untuk menyelesaikan kegiatan atau
tujuan tertentu. Pada tingkatan umum, regulasi motivasi meliputi pemikiran,
tindakan atau perilaku dimana mahasiswa bertindak untuk mempengaruhi
pilihan mereka, usaha atau ketekunan untuk tugas - tugas akademik.

c.

Perilaku. Regulasi perilaku adalah aspek dari regulasi diri yang melibatkan
usaha mahasiswa untuk mengontrol perilaku tampak mereka. Mengikuti

30

model triadik sosial kognitif (Bandura 1986; Zimmerman 1989) dimana


perilaku merupakan aspek dari orang tersebut, walaupun "diri" internal itu
tidak diwakili oleh kognisi, motivasi, dan pengaruh. Namun demikian,
mahasiswa dapat mengamati perilaku mereka sendiri, memonitor, dan
mencoba untuk mengontrol dan mengatur itu dan dengan demikian kegiatan
ini dapat dianggap regulasi diri bagi mahasiswa.
2.2.3 Tipe-Tipe Strategi Self-Regulated Learning
Dalam proses pembelajaran yang baik, maka perlu adanya strategi - strategi
untuk dapat mencapai tujuan belajar. Menurut Zimmerman (1989: 329), selfregulated learning strategy adalah tindakan dan proses diarahkan untuk
memperoleh informasi atau keterampilan yang melibatkan perantara, tujuan, dan
persepsi instrumental oleh mahasiswa.
Wolters, Pintrich dan Karabenick (2003: 8-24) membagi strategi selfregulated learning berdasarkan aspek-aspek self-regulated learning, yaitu:
a. Strategi kognitif, yang terdiri dari 4 strategi antara lain:
1. Rehearsal

termasuk

berusaha

untuk

mengingat

materi

dengan

caramengulang terus menerus atau jenis pengolahan yang lebih dangkal.


2. Elaboration, refleksi yang lebih mendalam pendekatan untuk belajar dengan
berusaha untuk merangkum materi, menempatkan materi kedalam kata
kata kita sendiri, dan lain lain.
3. Organization melibatkan beberapa proses yang lebih dalam melalui
penggunaan berbagai taktik seperti membuat catatan, menggambar diagram,
atau membuat peta konsep untuk mengorganisasikan materi pelajaran.

31

4. Metacognitive self-regulation meliputi berbagai perencanaan, monitoring,


dan regulasi strategi pembelajaran seperti menetapkan tujuan dari kegiatan
membaca, memantau pemahaman sebagai salah satu bacaaan, dan membuat
perubahan atau penyesuaian dalam belajar sebagai salah satu kemajuan
melalui sebuah tugas.
b. Strategi motivasi, yang terdiri dari 7 strategi antara lain:
1. Self-consequating

yaitu menentukan dan menyediakan konsekuensi

ekstrinsik untuk keterlibatan mereka pada kegiatan belajar. Mahasiswa


menggunakan reward dan punishment secara verbal sebagai wujud
konsekuensi.
2. Enviromental

structuring

dideskripsikan

upaya

mahasiswa

untuk

memusatkan perhatian, untuk mengurangi gangguan pada lingkungan


mereka atau lebih umum, untuk menata lingkungan mereka untuk membuat
penyelesaian tugas lebih mudah atau lebih mungkin terjadi tanpa gangguan.
3. Mastery Self-talk adalah berpikir tentang penguasaan yang berorientasi pada
tujuan seperti, pemuasan keinginantahuan, menjadi lebih kompeten atau
lebih mengetahui suatu topik, atau meningkatkan perasaan otonomi mereka.
4. Performance or Extrinsic Self-talk adalah ketika mahasiswa dihadapkan
pada kondisi untuk menyudahi belajar, mahasiswa mungkin berpikir tentang
mendapatkan prestasi yang lebih tinggi atau berusaha sebaik mungkin di
kelas sebagai sebuah cara meyakinkan diri untuk terus belajar.
5. Relative Ability Self-talk dideskripsikan mahasiswa mungkin berpikir
tentang penampilan yang lebih spesifik untuk mencapai tujuan seperti

32

melakukan usaha lebih baik baik dari yanglain atau menunjukkan sebuah
kemampuan bawaan dengan tujuan untuk tetap berusaha keras.
6. Situational Interest Enhancement dideskripsikan mahasiswa dapat bekerja
untuk meningkatkan minat situasional mereka atau kesenangan segera
pengalaman mereka seraya menyelesaikan sebuah tugas.
7. Relevance

Enhancement

meningkatkan

relevansi

dideskripsikan
atau

upaya

kebermaknaan

mahasiswa

suatu

tugas

untuk
dengan

menghubungkan pada kehidupan mereka sendiri atau minat pribadi mereka


sendiri.
c. Strategi perilaku, yang terdiri dari 3 strategi antara lain:
1. Effort Regulation dideskripsikan usaha mahasiswa untuk menyelesaikan
tugas
2. Regulating time/ Study Environment dideskripsikan mahasiswa mencoba
mengatur waktu mereka dan konteks belajar dengan membuat jadwal belajar
dan membuat rencana untuk kapan harus belajar.
3. Help Seeking dideskripsikan mahasiswa mencari bantuan dari teman sebaya,
keluarga, teman satu kelas atau dosen.
Zimmerman dan Martinez Pons (1986: 618) membagi tipe strategi selfregulated learning seperti tercantum dalam tabel 2.1 dibawah ini:

No
1

Tabel 2.1 Strategi Self-Regulated Learning


Strategi
Definisi
Self-evaluating
Mahasiswa mengevaluasi kualitas
tugas atau kemajuan dari tugas
mereka

33

Lanjutan
2
Organizing and transforming

Mahasiswa baik secara terbuka atau


tersembunyi mengatur ulang materi
untuk meningkatkan belajar
3
Goal-setting and planning
Mahasiswa mengatur tujuan atau
subtujuan pendidikan dan rencana
untuk
mengurutkan
prioritas,
pengaturan waktu, dan menyelesaikan
aktivitas yang berhubungan dengan
tujuan tersebut.
4
Seeking information
Mahasiswa
berusaha
untuk
mendapatkan informasi berkenaan
dengan tugas selanjutnya dari sumbersumber nonsosial ketika mengerjakan
tugas.
5
Keeping
records
and Mahasiswa berupaya untuk merekam
monitoring
dan memantau peristiwa atau hasil
6
Environment structuring
Mahasiswa berusaha untuk memilih
atau menata tatanan fisik untuk
membuat belajar lebih mudah
7
Self-consequeting
Mahasiswa
menyusun
atau
mengimajinasikan
reward
atau
punishment atas kesuksesan atau
kegagalan
8
Rehearsing and memorizing
Mahsiswa berusaha untuk mengingat
materi dengan latihan secara terbuka
atau tersembunyi.
9-11 Seeking social assistance
Mahasiswa
berusaha
meminta
bantuan dari teman sebaya (9), dosen
(10), dan orang dewasa (11)
12-14 Reviewing records
Mahasiswa berusaha untuk membaca
kembali catatan (12), soal ujian (13),
atau buku pelajaran (14) untuk
persiapan kelas atau ujian selanjutnya.
15
Other
Mahasiswa mencontoh tingkah laku
belajar yang dicontohkan oleh orang
lain seperti dosen atau orang tua, dan
semua respon verbal yang tidak jelas

34

Berdasarkan paparan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa strategi


self-regulated learning yang telah dikemukakan oleh beberapa tokoh di atas yaitu
goal setting and planning, organizing and transforming, environment structuring,
keeping record and monitoring, rehearsing and memorizing, self-consequating,
seeking social assistance, self-evaluating dan metacognitive self-regulation.
2.2.4 Karakteristik Mahasiswa yang Memiliki Self-Regulated Learning
Pada hakikatnya, karakteristik self-regulated learning dapat diamati dari
bentuk tindakan atau perbuatannya yang mengarah pada tercapainya tujuan
belajar. Beberapa ahli (dalam Montalvo dan Torres 2004: 3-4) mengemukakan
karakteristik Mahasiswa yang memiliki self-regulated learning tinggi, antara lain :
1.

Terbiasa dan tahu bagaimana menggunakan strategi kognitif (pengulangan,


elaborasi, dan organisasi) yang membantu mahasiswa untuk mengikuti,
mentrasformasi, mengorganisasi, mengelaborasi, dan memperoleh informasi.

2.

Mengetahui bagaimana merencanakan, mengontrol, dan mengarahkan proses


mental untuk mencapai tujuan personal (metakognisi).

3.

Menunjukkan seperangkat keyakinan motivasional dan emosi yang adaptif,


seperti tingginya keyakinan diri secara akademik, memiliki tujuan belajar,
mengembangkan emosi positif terhadap tugas (senang, puas, dan antusias),
memiliki kemampuan untuk mengontrol dan memodifikasinya, serta
menyesuaikan diri dengan tuntutan tugas dan situasi belajar khusus.

4.

Mampu merencanakan, mengontrol waktu, dan memiliki usaha terhadap


penyelesaian tugas, tahu bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang

35

menyenangkan, seperti mencari tempat belajar yang sesuai atau mencari


bantuan dari dosen dan teman jika menemui kesulitan.
5.

Menunjukkan usaha yang besar untuk berpartisipasi dalam mengontrol dan


mengatur tugas tugas akademik, iklim dan struktur kelas.

6.

Mampu melakukan strategi disiplin, yang bertujuan menghindari gangguan


internal dan eksternal, menjaga konsentrasi, usaha, dan motivasi selama
menyelesaikan tugas.

2.3 Hubungan

antara

Self-Regulated

Learning

dengan

Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Jurusan Psikologi


Universitas Negeri Semarang
Setiap manusia bertanggung jawab tentang siapa dirinya dan tahu
bagaimana dia akan bertindak. Manusia mempunyai kekuatan dari dalam dirinya
untuk mengontrol kehidupan dirinya, bertanggung jawab terhadap tujuan yang
diinginkan, menentukan cara untuk mencapai tujuan itu, dan menyumbang
pengembangan minat sosial. Kekuatan dari dalam diri itulah yang membuat setiap
manusia menjadi manusia bebas, bergerak menuju tujuan yang terarah.
Mahasiswa antara yang memiliki self-regulated learning tinggi dengan yang
memiliki self-regulated learning rendah, dapat dibedakan melalui kemandirian
mahasiswa lewat usaha untuk mengatur diri mereka sendiri secara aktif dan
mandiri yang meliputi pengaturan kognisi, motivasi, dan perilaku. Self-regulated
learning memiliki tiga aspek penting yang akan menentukan tinggi rendahnya
tingkat self-reguled learning. Pertama yaitu aspek kognisi dimana upaya
mahasiswa merencanakan, menetapkan tujuan, mengatur, memonitor diri, dan

36

mengevaluasi diri. Kedua yaitu aspek motivasi dimana mahasiswa merasakan


efikasi diri yang tinggi, atribusi diri dan berminat pada tugas intrinsik. Ketiga
yaitu aspek perilaku dimana upaya mahasiswa untuk memilih, menstruktur, dan
menciptakan lingkungan yang mengoptimalkan belajar (Zimmerman, 1990: 4-5).
Perbedaan juga ditunjukkan melalui kesadaran mereka terkait keefektifan
strategi self-regulated learning yaitu bagaimana hubungan antara pengaturan
proses dan hasil belajarnya, serta penggunaan strategi tersebut untuk mencapai
tujuan-tujuan akademis. Strategi self-regulated learning yang dapat dilakukan
oleh mahasiwa dalam mencapai tujuan belajarnya antara lain penetapan tujuan
dan perencanaan (goal setting and planning), mengorganisasi dan mentranformasi
materi perkuliahan (organizing and transforming), mengatur lingkungan belajar
(environment structuring), merekam dan memantau kejadian/ hasil belajar
(keeping record and monitoring), mengulang dan mengingat materi perkuliahan
(rehearsing and memorizing), pemberian reward dan punishment pada diri sendiri
(self-consequating), mencari bantuan dari lingkuangan sosial (seeking social
assistance), evaluasi diri (self-evaluating) dan regulasi metakognisi/ penyesuaian
dan perubahan strategi belajar (metacognitive self-regulation). Mahasiswa yang
menggunakan strategi self-regulated learning tersebut secara bersamaan dalam
proses belajar akan memiliki tingkat self-regulated learning yang tinggi dan
prestasi akademiknya akan tetap terjaga baik.
Pada dasarnya setiap mahasiswa sudah memiliki self-regulated learning,
namun dalam tingkatan yang berbeda-beda. Salah satu penyebab adanya
perbedaan tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa dapat dilihat dari tingkat

37

self-regulated learning mahasiswa. Sebagaimana disebutkan oleh Ferrari, dkk


(dalam Ghufron 2003: 23) ciri-ciri dari prokrastinasi akademik antara lain
penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang
dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara
rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.
Prokrastinasi akademik akan menimbulkan dampak negatif seperti waktu
yang terbuang sia-sia, kurang siap menghadapi ujian, kecemasan meningkat,
terbengkalainya tugas-tugas yang seharusnya dikerjakan, bahkan bila tugas dapat
diselesaikan pun kemungkinan besar menjadi tidak maksimal, dan prestasi
akademik menurun. Prokrastinasi juga bisa mengakibatkan seseorang kehilangan
kesempatan dan peluang yang akan datang, serta dapat menjadi penghalang bagi
mahasiswa untuk mengembangkan dirinya secara maksimal.
Oleh karena itu, dengan adanya self-regulated learning diharapkan
mahasiswa mampu menunjukkan langkah nyata yang ditujukan untuk pencapaian
tujuan belajar dengan melakukan perencanaan secara terarah, sehingga
prokrastinasi akademik dapat lebih diminimalisir. Jadi, antara self-regulated
learning dengan prokrastinasi akademik memiliki hubungan negatif. Semakin
tinggi self-regulated learning mahasiswa, maka semakin rendah prokrastinasi
akademik mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah self-regulated learning
mahasiswa, maka semakin tinggi prokrastinasi akademik mahasiswa.

38

2.4 Kerangka Berpikir

Mahasiswa Jurusan Psikologi

Mempunyai tugas-tugas
akademik yang menjadi tanggung
jawabnya sebagai mahasiswa

Self-Regulated Learning Tinggi


1. Menentukan
tujuan
belajar,
prioritas, waktu dan aktivitas yang
berhubungan dengan belajar
2. Mengatur dan mengubah materi
perkuliahan menjadi lebih sederhana
3. Mengatur lingkungan tempat belajar
4. Merekam dan kejadian atau hasil
belajar
5. Mengulang dan mengingat materi
perkuliahan
6. Menyiapkan reward dan punishment
untuk kesuksesan atau kegagalan
belajar
7. Mencari bantuan teman dan dosen
8. Mengevaluasi
kualitas
dan
kemajuan belajar
9. Membuat
perubahan
atau
penyesuaian strategi dalam belajar

Prokrastinasi Akademik Rendah

Self-Regulated Learning Rendah


1. Tidak ada penentuan tujuan belajar,
prioritas, waktu dan melakukan
aktivitas tidak berhubungan belajar
2. Materi tidak diatur dan tidak diubah
menjadi lebih sederhana
3. Lingkungan tempat belajar seadanya
4. Tidak merekam dan memantau
kejadian atau hasil belajar
5. Tidak berusaha untuk mengulang dan
mengingat materi sebelumnya
6. Reward dan punishment tidak berlaku
dalam belajar
7. Malas mencari bantuan teman dan
guru serta lebih mengandalkan
kemampuan pribadi seadanya
8. Tidak mengevaluasi kualitas dan
kemajuan belajar
9. Strategi belajar yang digunakan
monoton

Prokrastinasi Akademik Tinggi


1. penundaan untuk memulai maupun
menyelesaikan tugas yang dihadapi
2. kelambanan dalam mengerjakan tugas
3. kesenjangan waktu antara rencana dan
kinerja aktual
4. melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan daripada melakukan
tugas yang harus dikerjakan

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan


Prokrastinasi Akademik

39

2.5 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan negatif
antara self-regulated learning dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa
Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang. Semakin tinggi self-regulated
learning mahasiswa, maka semakin rendah prokrastinasi akademik mahasiswa.
Sebaliknya, semakin rendah self-regulated learning mahasiswa, maka semakin
tinggi prokrastinasi akademik mahasiswa.

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
kuantitatif dimana pendekatan analisis menekankan analisisnya pada data-data
numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar 2011a: 5). Datadata numerikal yang dimaksud adalah data-data yang berupa angka-angka sebagai
alat untuk menemukan keterangan atau informasi mengenai apa yang ingin
diketahui dalam penelitian ini, kemudian hasil dari data numerikal tersebut
dianalis dengan menggunakan teknik statistik.
3.1.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
korelatif. Penelitian korelatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
menemukan ada atau tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa eratnya
hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto 2006: 270). Pada
penelitian ini, akan mencari tahu hubungan antara self-regulated learning dengan
prokrastinasi akademik pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri
Semarang.

40

41

3.2 Variabel Penelitian


3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto 2006: 118). Variabel juga dapat didefinisikan sebagai konsep
yang mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang dapat
bervariasi secara kuantitatif atau secara kualitatif (Azwar 2011a: 59). Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Variabel Bebas (Variabel X) : self-regulated learning
b. Variabel Terikat/ Tergantung (Variabel Y) : prokrastinasi akademik
3.2.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang
dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat
diamati (Azwar 2011a: 74). Definisi operasional ini dilakukan untuk menghindari
kesalahpahaman mengenai data yang akan dikumpulkan dan untuk menghindari
kesesatan alat pengumpulan data.
a. Self-Regulated Learning
Self-regulated learning adalah usaha aktif dan mandiri mahasiswa dengan
memantau, mengatur dan mengontol kognisi, motivasi, dan perilaku, yang
diorientasikan atau diarahkan pada tujuan belajar. Untuk mengungkap tingkat
self-regulated learning akan digunakan skala yang disusun berdasarkan pada
strategi self-regulated learning yang meliputi goal setting and planning,
organizing and transforming, environment structuring, keeping record and

42

monitoring, rehearsing and memorizing, self-consequating, seeking social


assistance, self-evaluating dan metacognitive self-regulation.
b. Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi akademik adalah perilaku penundaan pada tugas akademik yang
dilakukan secara sadar dengan melakukan aktivitas lain yang menyenangkan,
dan tidak penting, tidak bertujuan, dan tidak memperhatikan waktu sehingga
menimbulkan akibat negatif atau kerugian pada pelakunya. Untuk mengungkap
tingkat prokrastinasi akademik akan digunakan skala yang disusun berdasarkan
ciri-ciri prokrastinasi akademik yang meliputi penundaan untuk memulai
maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam
mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan
melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas
yang harus dikerjakan.

3.3 Hubungan Antar Variabel Penelitian


Penelitian ini akan mencari hubungan antara self-regulated learning sebagai
variabel bebas dengan prokrastinasi akademik sebagai variabel tergantung.
Berikut ini adalah gambar hubungan antar variabel, yaitu:
Self-Regulated Learning
(Variabel X)
Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel

Prokrastinasi Akademik
(Variabel Y)

43

3.4 Populasi dan Sampel


3.4.1 Populasi
Arikunto (2006: 130) mengartikan populasi sebagai keseluruhan subjek
penelitian. Pengertian lain diungkapkan oleh Purwanto (2011: 56-57) bahwa
populasi adalah sebuah kelompok yang kepada mereka hasil-hasil penelitian yang
dilakukan hendak digeneralisasikan. Untuk populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang angkatan 2006-2008
sejumlah 120 orang mahasiswa yang memiliki beberapa karakteristik sebagai
berikut:
1. Mahasiswa Jurusan Psikologi masa studi 5 tahun atau lebih
2. Masih dalam proses pengerjaan proposal skripsi atau skripsi
3. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif atau tidak sedang dalam keadaan cuti
Kriteria pemilihan populasi ini didasarkan pada teori Solomon dan
Rothblum (1984: 503) yang menyatakan bahwa tendensi mahasiswa untuk
melakukan prokrastinasi meningkat seiring dengan makin lamanya studi
seseorang. Indikasi prokrastinasi akademik adalah masa studi sudah mencapai 5
tahun atau lebih.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2006:
131). Menurut Purwanto (2011: 56) istilah sampel menunjukkan pada sebuah
kelompok yang dari padanya peneliti memperoleh informasi yang pada gilirannya
akan digeneralisasikan kepada kelompok yang lebih besar. Penelitian ini
menggunakan teknik probability sampling. Teknik probability sampling biasanya

44

digunakan teknik random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana


setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi
anggota sampel (Purwanto 2011: 61). Teknik random sampling yang peneliti
gunakan adalah stratified random sampling. Menurut Purwanto (2011: 64)
stratified random sampling digunakan jika populasi terdiri dari sejumlah strata
atau sub-sub kelompok, yang berpotensi membawa perbedaan pada variabel yang
sedang diamati. Sehingga peneliti harus mengambil sampel dari tiap-tiap strata
ataupun sub-kelompok dalam proporsi yang sama seperti yang terdapat pada
populasi.
Pada penelitian ini, jumlah populasi yang terdiri dari angkatan 2006, 2007
dan 2008 memiliki jumlah mahasiswa yang berbeda antara satu angkatan dengan
yang lainnya sehingga tidak proporsional. Komposisi masing-masing angkatan
dalam populasi ditunjukkan oleh tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel. 3.1 Komposisi Populasi berdasarkan Angkatan
No
Angkatan
Jumlah
Persentase
1
2006
17
14%
2
2007
32
27%
3
2008
71
59%
Total
120
100%
Melihat perbedaan komposisi yang cukup signifikan maka peneliti
memutuskan untuk mengambil sampel sejumlah 50 orang atau 42% dari total
jumlah populasi. Jumlah sampel yang diambil setidaknya sudah memenuhi syarat
untuk jumlah minimal subjek untuk sebuah penelitian korelasional. Menurut
Frankel (1993) jumlah minimal subjek dalam sebuah untuk penelitian korelasional
yaitu 50 orang, sedangkan menurut McMillan & Schumaker (2001) yaitu 30 orang
(dalam Purwanto 2011: 73).

45

Setiap angkatan akan diambil sampel sejumlah 42% agar setiap angkatan
didalam populasi dapat terwakili secara proporsional. Komposisi sampel
penelitian berdasarkan masing-masing angkatan ditunjukkan oleh tabel 3.2
dibawah ini:
Tabel 3.2 Komposisi Sampel berdasarkan Angkatan
No
Angkatan
Jumlah
Persentase
1
2006
7
14%
2
2007
13
27%
3
2008
30
59%
Total
50
100%
Selain itu, peneliti juga mempertimbangkan jumlah sampel penelitian
berdasarkan jenis kelamin. Hal ini diharapkan agar masing- masing jenis kelamin
dapat terwakili secara proporsional. Komposisi populasi dan sampel penelitian
berdasarkan jenis kelamin dipaparkan pada tabel 3.3 dibawah ini:
Tabel 3.3 Komposisi Populasi dan Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
Jenis
Populasi
Jumlah (%) Sampel
Jumlah (%)
Kelamin
Kelamin
Laki-laki
51 (42,5%)
Laki-laki
21 (42,5%)
120 orang
50 orang
Perempuan 69 (57, 5%)
Perempuan 29 (57,5%)

3.5 Metode Pengumpulan Data


3.5.1 Penyusunan Instrumen Penelitian
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini akan
menggunakan skala psikologi. Skala psikologi berupa konstrak atau konsep
psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu. Satu skala psikologi
hanya diperuntukkan guna mengungkap suatu atribut tunggal (unidimensional)
(Azwar 2011b: 5-6). Skala ini akan digunakan untuk mengukur variabel bebas
yaitu self-regulated learning dan variabel terikat yaitu prokrastinasi akademik.

46

3.5.1.1 Skala Prokrastinasi Akademik


Skala ini mengungkap tingkatan prokrastinasi akademik mahasiswa. skala
ini menggunakan ciri-ciri Prokrastinasi akademik sebagai indikator yang akan
diungkap yaitu 1) penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada
tugas yang dihadapi; 2) keterlambatan dalam mengerjakan tugas; 3) kesenjangan
waktu antara rencana dan kinerja aktual; 4) melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Berdasarkan
indikator-indikator tersebut, maka disusunlah blue print berikut sebaran aitem
skala prokrastinasi akademik dengan sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 3.4
dibawah ini:
Tabel 3.4 Blue Print Skala Prokrastinasi Akademik
No Aitem
No
Indikator
F
UF
1 Penundaan untuk memulai maupun 1,13,18,25,33 5,10,22,30,37
menyelesaikan kerja pada tugas
yang dihadapi
2 Keterlambatan dalam mengerjakan 2,14,17,29,35 6,9,21,26,39
tugas
3 Kesenjangan waktu antara rencana 7,12,23,27,38 3,15,20,32,34
dan kinerja aktual
4 Melakukan aktivitas lain yang 8,11,24,31,40 4,16,19,28,36
lebih menyenangkan daripada
melakukan tugas yang harus
dikerjakan
Jumlah
20
20

Total
10

10
10
10

40

Skala prokrastinasi akademik ini terdiri pernyataan favorable dan


pernyataan unfavorable, dimana pernyataan-pernyataan tersebut mengarah kepada
keadaan sebenarnya diri individu atau penilaian diri sendiri (self report). Skala ini
menggunakan pengskalaan model likert dengan menggunakan empat kategori
jawaban yang tertutup yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang - kadang (KD), dan

47

tidak pernah (TP). Skoring masing-masing aitem pernyataan skala prokrastinasi


akademik dapat dilihat dalam tabel 3.5 dibawah ini:
Tabel 3.5 Skoring Aitem Skala Prokrastinasi akademik
Aitem Favorable
Aitem Unfavorable
Alternatif jawaban
Skor
Alternatif jawaban
Selalu (SL)
4
Selalu (SL)
Sering (SR)
3
Sering (SR)
Kadang kadang (KD)
2
Kadang kadang (KD)
Tidak pernah (TP)
1
Tidak pernah (TP)

Skor
1
2
3
4

3.5.1.2 Skala Self-Regulated Learning


Skala ini mengungkap tingkatan dari self-regulated learning mahasiswa.
Skala ini menggunakan strategi self-regulated learning sebagai indikator yang
akan diungkap antara lain 1) goal setting and planning; 2) organizing and
transforming; 3) environment structuring; 4) keeping record and monitoring; 5)
rehearsing and memorizing; 6) self-consequating; 7) seeking social assistance; 8)
self-evaluating; 9) metacognitive self-regulation. Berdasarkan indikator-indikator
tersebut, maka disusunlah blue print berikut sebaran aitem skala self-regulated
learning sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 3.6 dibawah ini:

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Tabel 3.6 Blue Print Skala Self-Regulated Learning


No Aitem
Indikator
F
UF
Goal Setting and Planning
1,27,50,59 10,32,45,72
Organizing and Transforming
2,33,44,60 11,26,51,71
Environment Structuring
3,25,52,61 12,34,43,70
Keeping Record and Monitoring 4,35,42,62 13,24,53,69
Rehearsing and Memorizing
5,23,54,63 14,36,41,68
Self-consequating
6,19,40,67 15,28,46,55
Seeking Social Assistance
7,29,47,66 16,20,39,56
Self-evaluating
8,21,38,65 17,30,48,57
Metacognitive Self-regulation
9,31,49,64 18,22,37,58
Jumlah
36
36

Total
8
8
8
8
8
8
8
8
8
72

48

Skala self-regulated learning ini terdiri pernyataan favorable dan


pernyataan unfavorable, dimana pernyataan-pernyataan tersebut mengarah kepada
keadaan sebenarnya diri individu atau penilaian diri sendiri (self report). Skala ini
menggunakan pengskalaan model likert dengan menggunakan empat kategori
jawaban yang tertutup yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan
sangat tidak sesuai (STS). Skoring masing-masing aitem pernyataan selfregulated learning dapat dilihat dalam tabel 3.7 dibawah ini:
Tabel 3.7 Skoring Aitem Skala Self-Regulated Learning
Aitem Favorable
Aitem Unfavorable
Alternatif jawaban
Skor
Alternatif jawaban
Sangat sesuai (SS)
4
Sangat sesuai (SS)
Sesuai (S)
3
Sesuai (S)
Tidak sesuai (TS)
2
Tidak sesuai (TS)
Sangat tidak sesuai (STS)
1
Sangat tidak sesuai (STS)

Skor
1
2
3
4

3.5.2 Uji Coba


3.5.2.1 Uji Kualitatif
Uji kualitatif skala penelitian dilakukan pada kelompok kecil subjek yang
terdiri dari 4 orang subjek yang terbagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama
terdiri dari 2 subjek dengan masa studi 5 tahun dan kelompok kedua terdiri dari
2 subjek dengan masa studi < 5 tahun. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah
terdapat kesulitan dalam penggunaan kata-kata, bahasa atau pilihan jawaban yang
kurang tepat yang digunakan dalam skala. Berdasarkan uji kualitatif yang telah
dilakukan, peneliti menemukan beberapa kata dan kalimat yang sulit dipahami
oleh subjek baik dalam skala self-regulated learning maupun skala prokrastinasi
akademik, seperti dijabarkan dalam tabel 3.8 dibawah ini:

49

Tabel 3.8 Aitem Skala Sebelum dan Sesudah Uji Kualitatif


No
Aitem Lama
Aitem Baru
Skala Self-Regulated Learning
1 Saya menentukan hal-hal yang Saya
menentukan
materi
ingin saya ketahui sebelum perkuliahan yang akan saya
membaca materi perkuliahan
pelajari sebelum memulai aktivitas
belajar
2 Saya membiarkan tempat belajar Saya membiarkan tempat belajar
saya diterangi dengan penerangan saya diterangi dengan penenrangan
yang kurang terang
yang redup
3 Saya mencatat hal hal penting Saya mencatat pemaparan dari
setiap sesi perkuliahan dengan dosen setiap sesi perkuliahan
baik dan urut
sesuai dengan silabus materi
perkuliahan
4 Saya tidak melakukan hobi saya Saya tidak melakukan hobi saya
sampai tugas kuliah yang tertunda sampai tugas perkuliahan saya
pengerjaannya
dapat
saya selesai
selesaikan
5 Saya membuat jadwal kapan saya Saya menyediakan waktu minimal
akan belajar setiap harinya
2 jam untuk belajar pada waktu
tertentu setiap harinya.
Skala Prokrastinasi Akademik
1 Saya
mengerjakan
tugas Saya mengerjakan tugas disaatperkuliahan di detik-detik terakhir saat
terakhir
batas
waktu
batas waktu pengumpulan
pengumpulan
2 Saya hanya belajar menjelang Saya hanya belajar menjelang
ujian tiba
ujian berlangsung
3 Saya sibuk dengan kegiatan diluar Saya sibuk dengan kegiatan diluar
perkuliahan sehingga melalaikan perkuliahan sehingga melalaikan
tugas yang seharusnya saya tugas yang harus saya kerjakan
selesaikan segera
4 Tugas makalah dapat saya Saya dapat menyelesaikan tugas
selesaikan tepat waktu seperti makalah tepat waktu seperti yang
rencana saya sebelumnya
telah saya rencanakan
5 Saya menerima ajakan teman saya Saya memilih ajakan teman saya
untuk pergi jalan-jalan dan untuk pergi jalan-jalan daripada
membolos perkuliahan
mengikuti perkuliahan
Skala kemudian direvisi kembali dengan tetap mempertahankan format
112 aitem dengan perubahan pada aitem-aitem tertentu yang dianggap
menyulitkan subjek.

50

3.5.2.2 Uji Kuantitatif


Skala self-regulated learning dan skala prokrastinasi akademik yang telah
di uji kualitatif kemudian disusun dalam bentuk booklet untuk uji kuantitatif. Uji
coba ini dilaksanakan pada tanggal 17-24 Mei 2013 terhadap 56 orang mahasiswa
Jurusan Psikologi angkatan 2009. Pemilihan subjek uji coba didasarkan karena
memiliki karakteristik subjek yang hampir serupa dengan populasi yaitu sedang
dalam proses pengerjaan proposal skripsi atau skripsi dan terdaftar sebagai
mahasiswa aktif. Hasil uji coba dianalisis dengan bantuan SPSS versi 17.0 for
windows. Berikut ini adalah hasil selengkapnya:
1. Skala Prokrastinasi Akademik
Berdasarkan hasil uji coba skala prokrastinasi akademik, diperoleh hasil
bahwa dari 40 aitem terdapat 32 aitem yang valid dan 8 aitem yang tidak valid
yaitu no 6, 17, 19, 21, 22, 24, 36, dan 38. Hasil uji coba skala prokrastinasi
akademik dapat dilihat dalam tabel 3.9 dibawah ini:
Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Skala Prokrastinasi Akademik
No Aitem
No
Indikator
F
UF
1 Penundaan untuk memulai 1,13,18,25,33
5,10,22*,30,37
maupun menyelesaikan kerja
pada tugas yang dihadapi
2 Keterlambatan
dalam 2,14,17*,29,35
6*,9,21*,26,39
mengerjakan tugas
3 Kesenjangan waktu antara 7,12,23,27,38*
3,15,20,32,34
rencana dan kinerja aktual
4 Melakukan aktivitas lain 8,11,24*,31,40
4,16,19*,28,36*
yang lebih menyenangkan
daripada melakukan tugas
yang harus dikerjakan.
Jumlah
20
20
Tanda bintang (*): nomor aitem yang tidak valid

Total
10

10
10
10

40

51

Aitem yang dinyatakan valid kemudian disusun kembali untuk digunakan


sebagai alat pengumpulan data pada penelitian yang sebenarnya, sedangkan aitem
yang dinyatakan tidak valid dibuang, sehingga terdapat 32 aitem pada skala
prokrastinasi akademik. Sebaran baru aitem untuk skala prokrastinasi akademik
dapat dilihat dalam tabel 3.10 dibawah ini:
Tabel 3.10 Sebaran Baru Aitem Skala Prokrastinasi Akademik
No Aitem
No
Indikator
F
UF
1 Penundaan untuk memulai maupun 1,10,18,26,32 6,13,20,23
menyelesaikan kerja pada tugas
yang dihadapi
2 Keterlambatan dalam mengerjakan 3,12,19,29
8,15,22
tugas
3 Kesenjangan waktu antara rencana 5,14,21,28
2,9,17,25,31
dan kinerja actual
4 Melakukan aktivitas lain yang 7,16,24,27
4,11,30
lebih menyenangkan daripada
melakukan tugas yang harus
dikerjakan.
Jumlah
17
15

Total
9

7
9
7

32

2. Skala Self-Regulated Learning


Berdasarkan hasil uji coba skala self-regulated learning, diperoleh hasil
bahwa dari 72 aitem terdapat 63 aitem yang valid dan 9 aitem yang tidak valid
yaitu no 1, 3, 10, 12, 19, 57, 58, 65, 66. Hasil uji coba skala self-regulated
learning dapat dilihat dalam tabel 3.11 dibawah ini:

No
1
2
3
4
5
6

Tabel 3.11 Hasil Uji Coba Skala Self-Regulated Learning


No Aitem
Indikator
F
UF
Goal Setting and Planning
1*,27,50,59
10*,32,45,72
Organizing and Transforming
2,33,44,60
11,26,51,71
Environment Structuring
3*,25,52,61
12*,34,43,70
Keeping Record and Monitoring 4,35,42,62
13,24,53,69
Rehearsing and Memorizing
5,23,54,63
14,36,41,68
Self-consequating
6,19*,40,67
15,28,46,55

Total
8
8
8
8
8
8

52

Lanjutan
7 Seeking Social Assistance
7,29,47,66*
8 Self-evaluating
8,21,38,65*
9 Metacognitive Self-regulation
9,31,49,64
Jumlah
36
Tanda bintang (*) : nomor aitem yang tidak valid

16,20,39,56
17,30,48,57*
18,22,37,58*
36

8
8
8
72

Aitem yang dinyatakan valid kemudian disusun kembali untuk digunakan


sebagai alat pengumpulan data penelitian, sedangkan aitem yang dinyatakan tidak
valid dibuang, sehingga pada terdapat 63 aitem pada skala self-regulated learning.
Sebaran baru aitem untuk skala self-regulated learning dapat dilihat dalam tabel
3.12 dibawah ini:
Tabel 3.12 Sebaran Baru Aitem Skala Self-Regulated Learning
No

Indikator

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Goal Setting and Planning


Organizing and Transforming
Environment Structuring
Keeping Record and Monitoring
Rehearsing and Memorizing
Self-consequating
Seeking Social Assistance
Self-evaluating
Metacognitive Self-regulation
Jumlah

No Aitem
F
UF
1,27,50
10,32,45
2,33,44,58 11,26,51,61
3,25,52
12,34,43
4,35,42,57 13,24,53,62
5,23,54,60 14,36,41,63
6,19,40
15,28,46,55
7,29,47
16,20,39,56
8,21,38
17,30,48
9,31,49,59 18,22,37
31
32

Total
6
8
6
8
8
7
7
6
7
63

3.6 Validitas dan Reliabilitas


3.6.1 Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
(Azwar 2010: 5). Validitas juga dapat didefinisikan sebagai ukuran yang
menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto 2006: 168).

53

Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan jenis validitas konstrak.


Allen & Yen (dalam Azwar 2010: 48) mengatakan bahwa validitas konstrak
adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana tes mengungkap suatu trait
atau kontrak teoritik yang hendak diukurnya. Pengujian validitas konstrak sangat
penting artinya terutama dalam pengembangan dan evaluasi terhadap skala-skala
kepribadian (Azwar 2010: 131).
Untuk menguji validitas tiap tiap aitem dalam skala akan digunakan teknik
korelasi Product Moment dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows karena
item yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan korelasi
antara skor aitem dan skor total aitem.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas, diperoleh hasil bahwa aitem
dinyatakan valid pada skala prokrastinasi akademik mempunyai koefisien
validitas (r) berkisar 0,288 sampai dengan 0,731 dengan taraf signifikansi 5%.
Sedangkan untuk skala self-regulated learning, aitem dinyatakan valid apabila
memiliki koefisien validitas (r) berkisar 0,301 sampai dengan 0,697 dengan taraf
signifikansi 5%.
3.6.2 Reliabilitas
Selain validitas, instrumen juga harus diukur reliabilitasnya. Reliabilitas
adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran
dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subjek yang sama diperleh hasil yang relatif sama, selama
aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah (Azwar 2010: 4).

54

Reliabilitas skala self-regulated learning dan skala prokrastinasi akademik


akan menggunakan pendekatan reliabilitas konsistensi internal karena hanya
melakukan perhitungan berdasarkan data dari instrumen saja. Menurut Azwar
(2011a: 42) pendekatan reliabilitas konsistensi internal bertujuan untuk melihat
konsistensi antaraitem atau antarbagian dalam tes itu sendiri. Analisis reliabilitas
skala self-regulated learning dan skala prokrastinasi akademik akan menggunakan
teknik Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS Versi 17.0 For Windows
Berdasarkan analisis menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan
SPSS Versi 17.0 For Windows mendapatkan hasil untuk reliabilitas skala selfregulated learning diperoleh koefisien sebesar 0,944. Sedangkan untuk skala
prokrastinasi akademik diperoleh koefisien sebesar 0,909. Kedua skala tersebut
dinyatakan reliabel dalam kategori tinggi dan layak untuk digunakan dalam
penelitian. Interpretasi reliabilitas kedua skala didasarkan pada tabel 3.13
(Arikunto 2006: 245) dibawah ini:
Tabel 3.13 Interpretasi Reliabilitas
Besarnya Linier r
Interpretasi
0,800 1,000
Tinggi
0,600 0,800
Cukup
0,400 0,600
Agak Rendah
0,200 0,400
Rendah
0,000 0,200
Sangat Rendah

3.7 Metode Analisis Data


Analisis data dimulai dengan memahami seluruh data yang telah
dikumpulkan yang dilakukan sesuai metode pengumpulan data sebagaimana telah
ditentukan sebelumnya. Analisis dilakukan agar peneliti nantinya diperoleh suatu
kesimpulan. Berikut analisis data dalam penelitian ini:

55

3.7.1 Gambaran Prokrastinasi Akademik dan Self-Regulated Learning


Untuk mengetahui gambaran tingkat prokrastinasi akademik dan selfregulated learning baik secara umum maupun spesifik, maka ditempuh langkahlangkah sebagai berikut:
1. Statistika deskriptif dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows
2. Mencari skor tertinggi

: jumlah aitem (n) x skor tertinggi (xt)

3. Mencari skor terendah

: jumlah aitem (n) x skor terendah (xr)

4. Mencari Mean teoritis

: jumlah aitem (n) x 2,5

5. Mencari standar deviasi :

( )

( )

6. Menentukan kategori
Tujuan kategori ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompokkelompok terpisah secara berjenjang menutut suatu kontinum berdasarkan
atribut yang diukur. Untuk penelitian ini akan digunakan jenis kategorisasi
jenjang dengan tiga jenjang penggolongan, yaitu:
Tabel 3.14 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean teoritis
Interval skor
Kriteria
+1X
Tinggi
- 1 X < + 1
Sedang
X < - 1
Rendah
Keterangan:
: mean teoritis
: Standar deviasi (Azwar, 2011b: 109)

56

7. Menentukan persentase
setelah melakukan kriteria dan mengetahui jumlah individu yang ada dalam
suatu kelompok, langkah selanjutnya yaitu menentukan prosentasenya dengan
cara sebagai berikut:
f
P = x 100%
N
Keterangan:
P = Persentase
f = frekuensi
N = jumlah subjek
3.7.2 Uji Asumsi
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan dengan
menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS
versi 17.0 for windows. Data dikatakan terdistribusi normal jika harga p > 0,05
dan jika p < 0,05 maka data dikatakan terdistribusi secara tidak normal.
3.7.2.2 Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah data variabel X (selfregulated learning) dan variabel Y (Prokrastinasi akademik) memiliki hubungan
linier atau tidak. Uji linierias dilakukan dengan menggunakan uji F (Anova)
dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows. Data dapat dikatakan linier apabila
nilai p < 0,05 dan jika p > 0,05 maka data dikatakan tidak linier.

57

3.7.3 Uji Hipotesis


Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian korelasional yang mana
bertujuan untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya hubungan antara variabel,
maka akan digunakan teknik korelasi Product Moment sebagai teknik penguji
dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows. Hipotesis diterima apabila nilai p <
0,01 dan jika p > 0,01 maka hipotesis ditolak.

BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Persiapan Penelitian


4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian
Orientasi kancah penelitian dilakukan sebelum penelitian dilakukan. Tujuan
dilaksanakannya

orientasi

kancah

adalah

untuk

mengetahui

kesesuaian

karakteristik subjek penelitian dengan lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di


Jurusan Psikologi yang beralamat di Gedung A2 Lt. 2 Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229.
Jurusan Psikologi adalah salah satu jurusan di Universitas Negeri Semarang
yang melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan tinggi khususnya bidang
ilmu psikologi. Pembukaan Jurusan Psikologi didasarkan pada surat tugas untuk
menyusun usulan pendirian Program Studi Psikologi di FIP IKIP Semarang
bernomor 717/K11.04/TU/1997 dan surat nomor 212/J40.1.1/TU/2002 untuk tim
pengembang Jurusan Psikologi. Jurusan Psikologi melakukan penerimaan
mahasiswa untuk angkatan pertama di tahun 2001. Ijin penyelenggaraan Jurusan
Psikologi secara resmi dikuatkan dengan surat keputusan dari Dirjen DIKTI
Depdiknas Nomor 921/D/T/2003 tertanggal 7 Mei 2003. Perpanjangan Ijin untuk
penyelenggaraan Program Studi Psikologi Jenjang S1 Universitas Negeri
Semarang secara resmi berdasarkan surat keputusan dari DIKTI No. 2480/D/T/KN/2010 yang berlaku hingga 30 Agustus 2014.

58

59

Penelitian yang bertempat di Jurusan Psikologi Universitas Negeri


Semarang ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara selfregulated learning dengan prokrastinasi akademik. Subjek penelitian ini adalah
mahasiswa

aktif angkatan 2006-2008 sejumlah 120 orang mahasiswa.

Pertimbangan peneliti melakukan penelitian di Jurusan Psikologi Universitas


Negeri Semarang adalah sebagai berikut:
a. Karakteristik subjek penelitian memenuhi syarat untuk tercapainya tujuan
penelitian.
b. Fenomena masih cukup banyaknya mahasiswa yang lulus tidak tepat waktu
( 5 tahun) yang mengindikasikan mahasiswa melakukan prokrastinasi
akademik.
c. Belum pernah diadakan penelitian mengenai hubungan antara self-regulated
learning dengan prokrastinasi akademik.
d. Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti.
4.1.2 Penentuan Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan
Psikologi angkatan 2006-2008. Tidak semua mahasiswa dari angkatan tersebut
dapat peneliti jadikan subjek penelitian karena ada beberapa mahasiswa yang
kurang aktif dikampus dan peneliti kesulitan untuk menghubungi mereka. Peneliti
menetapkan jumlah sampel penelitian sejumlah 50 orang mahasiswa dari jumlah
120 orang mahasiswa atau sampel sejumlah 42% dari populasi.
Pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling. Menurut
Purwanto (2011: 64) stratified random sampling digunakan jika populasi terdiri

60

dari sejumlah strata atau sub-sub kelompok, yang berpotensi membawa perbedaan
pada variabel yang sedang diamati. Sehingga peneliti harus mengambil sampel
dari tiap-tiap strata ataupun sub-kelompok dalam proporsi yang sama seperti yang
terdapat pada populasi, yang dalam hal ini adalah proporsi masing-masing
angkatan dan jenis kelamin.

4.2 Pelaksanaan Penelitian


4.2.1 Pengumpulan Data Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2013 sampai dengan 26
Juni 2013. Pengumpulan data penelitian menggunakan skala self-regulated
learning dan skala prokrastinasi akademik yang memiliki 4 alternatif jawaban
yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai
(STS) untuk skala self-regulated learning dan Selalu (SL), Sering (SR), KadangKadang (KD), Tidak Pernah (TP) untuk skala prokrastinasi akademik.
4.2.2 Pemberian Skoring
Setelah pengumpulan data dilakukan, selanjutnya skala yang telah diisi
subjek penelitian kemudian dilakukan penyekoran. Langkah-langkah penyekoran
dilakukan dengan memberikan skor pada masing-masing jawaban yang telah diisi
oleh responden dengan rentang skor satu sampai empat pada skala self-regulated
learning dan skala prokrastinasi akademik yang selanjutnya ditabulasi. Setelah
tabulasi dilakukan, langkah selanjutnya yaitu melakukan oleh data yang meliputi
uji asumsi (uji normalitas dan uji linieritas) dan uji hipotesis.

61

4.3 Analisis Deskriptif


Analisis deskriptif data hasil penelitian dilakukan untuk menjawab
permasalahan yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Sesuai dengan rumusan
masalah Bab I, permasalahan yang ingin diungkap adalah bagaimana hubungan
antara self-regulated learning dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa
Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang.
4.3.1 Gambaran Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang
Salah satu skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
prokrastinasi akademik. Skala tersebut disusun berdasarkan indikator-indikator
yang merepresentasikan variabel prokrastinasi akademik. Oleh karena itu,
gambaran prokrastinasi akademik mahasiswa dapat ditinjau baik secara umum
maupun spesifik (ditinjau dari tiap indikator). Berikut merupakan gambaran
prokrastinasi akademik mahasiswa Jurusan Psikologi baik ditinjau secara umum
dan spesifik.
4.3.1.1 Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang
Prokrastinasi akademik mahasiswa ini dapat dilihat dari empat indikator
yaitu, 1.) penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang
dihadapi; 2.) keterlambatan dalam mengerjakan tugas; 3.) kesenjangan waktu
antara rencana dan kinerja aktual; 4.) melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Keempat
indikator tersebut diungkap melalui skala dengan jumlah aitem total sebanyak 32

62

buah dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1 untuk masing-masing aitem.
Berikut ini statistik deskriptif prokrastinasi akademik dengan bantuan SPSS versi
17.0 for windows:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi
akademik

Range

50

47.00

Minimum
44.00

Maximum
91.00

Mean
70.4400

Std.
Deviation
11.58669

Variance
134.251

Pengkategorisasian distribusi prokrastinasi akademik dilakukan secara


manual dengan rincian sebagai berikut:
Skor tertinggi

= 32 x 4 = 128

Skor terendah

= 32 x 1 = 32

Mean teoritis ()

= 32 x 2,5 = 80

Standar deviasi ()

= 16

Berdasarkan kriteria sebagaimana pada tabel 3.14, maka diperoleh hasil


deskripsi prokrastinasi akademik mahasiswa Jurusan Psikologi yang dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi Akademik
Interval Skor
Kriteria
F
%
96 X
Tinggi
0
0%
64 X < 96
Sedang
36
72%
X < 64
Rendah
14
28%
Jumlah
50
100%
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa prokrastinasi akademik
mahasiswa Jurusan Psikologi berada dalam kategori sedang sebanyak 72%, dalam
kategori rendah sebanyak 28%, dan tidak ada yang berada dalam kategori tinggi.
Mean empiris diperoleh nilai sebesar 70,4400 yang apabila diletakkan kedalam

63

ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori sedang yaitu rentang 64 X <
96. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik
mahasiswa Jurusan Psikologi berada pada kategori sedang. Gambaran secara
detail dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini:
Diagram Gambaran Umum
Prokrastinasi Akademik
28%

72%

Tinggi
Sedang
Rendah

Gambar 4.1 Diagram Gambaran Umum Prokratinasi Akademik


4.3.1.2 Gambaran Spesifik Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang
Prokrastinasi akademik dapat dilihat dari empat indikator yaitu 1.)
penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang
dihadapi; 2.) keterlambatan dalam mengerjakan tugas; 3.) kesenjangan waktu
antara rencana dan kinerja aktual; 4.) melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.
4.3.1.2.1 Prokrastinasi Akademik berdasarkan Penundaan untuk Memulai
maupun Menyelesaikan Kerja pada Tugas yang Dihadapi
Guna melihat gambaran prokrastinasi akademik berdasarkan penundaan
untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi digunakan
9 aitem dari skala prokrastinasi akademik. Berikut ini statistik deskriptif
prokrastinasi akademik berdasarkan penundaan untuk memulai maupun

64

menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi dengan bantuan SPSS versi 17.0
for windows:
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Prokrastinasi Akademik berdasarkan Penundaan
untuk Memulai maupun Menyelesaikan Kerja pada Tugas yang Dihadapi
N
penundaan untuk memulai
maupun menyelesaikan kerja
pada tugas yang dihadapi

50

Range Minimum Maximum


13.00

12.00

Mean

25.00 20.1000

Std. Deviation Variance


3.32738

11.071

Pengkategorisasian distribusi prokrastinasi akademik berdasarkan


penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi
dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:
Skor tertinggi

= 9 x 4 = 36

Skor terendah

=9x1=9

Mean teoritis ()

= 9 x 2,5 = 22,5

Standar deviasi ()

= 4,5

Tabel 4.4 Gambaran Prokrastinasi Akademik berdasarkan Penundaan untuk


Memulai maupun Menyelesaikan Kerja pada Tugas yang Dihadapi
Penundaan untuk Memulai maupun
Menyelesaikan Kerja
Interval Skor
Kriteria
F
%
27 X
Tinggi
0
0%
18 X < 27
Sedang
38
76%
X < 18
Rendah
12
24%
Jumlah
50
100%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa prokrastinasi akademik
berdasarkan penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas
yang dihadapi berada dalam kategori sedang sebanyak 76%, dalam kategori
rendah sebanyak 24% dan tidak ada yang berada dalam kategori tinggi. Mean
empiris diperoleh nilai sebesar 20,1000 yang apabila diletakkan kedalam ukuran

65

mean teoritis, maka berada dalam kategori sedang yaitu rentang 18 X < 27. Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik berdasarkan
penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi
berada pada kategori sedang.
4.3.1.2.2 Prokrastinasi

Akademik

berdasarkan

Keterlambatan

prokrastinasi

akademik

dalam

Mengerjakan Tugas
Guna

melihat

gambaran

berdasarkan

keterlambatan dalam mengerjakan tugas digunakan 7 aitem dari skala


prokrastinasi akademik. Berikut ini statistik deskriptif prokrastinasi akademik
berdasarkan keterlambatan dalam mengerjakan tugas dengan bantuan SPSS versi
17.0 for windows:
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Prokrastinasi Akademik berdasarkan Keterlambatan
dalam Mengerjakan Tugas
N
keterlambatan dalam

Range Minimum Maximum

50

12.00

8.00

Mean

20.00 15.0800

Std. Deviation Variance


2.96125

8.769

mengerjakan tugas

Pengkategorisasian distribusi prokrastinasi akademik berdasarkan


keterlambatan dalam mengerjakan tugas dilakukan secara manual dengan rincian
sebagai berikut:
Skor tertinggi

= 7 x 4 = 28

Skor terendah

=7x1=7

Mean teoritis ()

= 7 x 2,5 = 17,5

Standar deviasi ()

= 3,5

66

Tabel 4.6 Gambaran Prokrastinasi Akademik berdasarkan Keterlambatan dalam


Mengerjakan Tugas
Keterlambatan dalam Mengerjakan
Tugas
Interval Skor
Kriteria
F
%
21 X
Tinggi
0
0%
14 X < 21
Sedang
33
66%
14 < X
Rendah
17
34%
Jumlah
50
100%
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa prokrastinasi akademik
berdasarkan keterlambatan dalam mengerjakan tugas berada dalam kategori
sedang sebanyak 66%, dalam kategori rendah sebanyak 34% dan tidak ada yang
berada dalam kategori tinggi. Mean empiris diperoleh nilai sebesar 15,0800 yang
apabila diletakkan kedalam ukuran mean teoritis, maka berada dalam kategori
sedang yaitu rentang 14 X < 21. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
prokrastinasi akademik berdasarkan keterlambatan dalam mengerjakan tugas
berada pada kategori sedang.
4.3.1.2.3 Prokrastinasi Akademik berdasarkan Kesenjangan Waktu antara
Rencana dan Kinerja Aktual
Guna

melihat

gambaran

prokrastinasi

akademik

berdasarkan

kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual digunakan 9 aitem dari skala
prokrastinasi akademik. Berikut ini statistik deskriptif prokrastinasi akademik
berdasarkan kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dengan bantuan
SPSS versi 17.0 for windows:
Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Prokrastinasi Akademik berdasarkan Kesenjangan
Waktu antara Rencana dan Kinerja Aktual
N
kesenjangan waktu antara
rencana dan kinerja actual

50

Range Minimum Maximum


14.00

10.00

Mean

24.00 17.3600

Std. Deviation Variance


3.35492

11.256

67

Pengkategorisasian distribusi prokrastinasi akademik berdasarkan


kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dilakukan secara manual
dengan rincian sebagai berikut:
Skor tertinggi

= 9 x 4 = 36

Skor terendah

=9x1=9

Mean teoritis ()

= 9 x 2,5 = 22,5

Standar deviasi ()

= 4,5

Tabel 4.8 Gambaran Prokrastinasi Akademik berdasarkan Kesenjangan Waktu


antara Rencana dan Kinerja Aktual
Kesenjangan Waktu antara
Rencana dan Kinerja Aktual
Interval Skor
Kriteria
F
%
27 X
Tinggi
0
0%
18 X < 27
Sedang
27
54%
X < 18
Rendah
23
46%
Jumlah
50
100%
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui prokrastinasi akademik
berdasarkan kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual berada dalam
kategori sedang sebanyak 54%, dalam kategori rendah sebanyak 46% dan tidak
ada yang berada dalam kategori tinggi. Mean empiris diperoleh nilai sebesar
17,3600 yang apabila diletakkan kedalam ukuran mean teoritik, maka berada
dalam kategori sedang yaitu rentang 18 X < 27. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik berdasarkan kesenjangan waktu antara
rencana dan kinerja aktual berada pada kategori sedang.

68

4.3.1.2.4 Prokrastinasi Akademi berdasarkan Melakukan Aktivitas Lain yang


Lebih Menyenangkan daripada Melakukan Tugas yang Harus
Dikerjakan
Guna melihat gambaran prokrastinasi akademik berdasarkan melakukan
aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus
dikerjakan digunakan 7 aitem dari skala prokrastinasi akademik. Berikut ini
statistik deskriptif prokrastinasi akademik berdasarkan melakukan aktivitas lain
yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan
dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows:
Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Prokrastinasi Akademik berdasarkan Melakukan
Aktivitas Lain yang Lebih Menyenangkan daripada Melakukan Tugas yang Harus
Dikerjakan
N
melakukan aktivitas lainnya
yang lebih menyenangkan
daripada melakukan tugas
yang harus dikerjakan

50

Range Minimum Maximum


13.00

10.00

Mean

23.00 15.5600

Std. Deviation Variance


3.33295

11.109

Pengkategorisasian distribusi prokrastinasi akademik berdasarkan


melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas
yang harus dikerjakan dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:
Skor tertinggi

= 7 x 4 = 28

Skor terendah

=7x1=7

Mean teoritis ()

= 7 x 2,5 = 17,5

Standar deviasi ()

= 3,5

69

Tabel 4.10 Gambaran Prokrastinasi Akademik berdasarkan Melakukan Aktivitas


Lain yang Lebih Menyenangkan daripada Melakukan Tugas yang Harus
Dikerjakan
Melakukan Aktivitas Lain yang
Lebih Menyenangkan
Interval Skor
Kriteria
F
%
21 X
Tinggi
3
6%
14 X < 21
Sedang
29
58%
X < 14
Rendah
18
36%
Jumlah
50
100%
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui prokrastinasi akademik
berdasarkan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada
melakukan tugas yang harus dikerjakan berada dalam kategori tinggi sebanyak
6%, dalam kategori sedang sebanyak 58%, dan dalam kategori rendah sebanyak
36%. Mean empiris diperoleh nilai sebesar 15,5600 yang apabila diletakkan
kedalam ukuran mean teoritik, maka berada dalam kategori sedang yaitu rentang
14 X < 21. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi
akademik berdasarkan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan
daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan berada pada kategori sedang.
Penjelasan secara deskriptif mengenai prokrastinasi akademik mahasiswa
Jurusan Psikologi sebagaimana yang telah dipaparkan di atas dapat disajikan
secara ringkas pada tabel 4.11 di bawah ini:
Tabel 4.11 Ringkasan Deskriptif Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan
Psikologi berdasarkan Tiap Indikator
Kategori
Prokrastinasi Akademik
Tinggi
Sedang Rendah
Penundaan untuk memulai maupun
menyelesaikan kerja pada tugas
0%
76%
24%
yang dihadapi
Keterlambatan dalam mengerjakan
0%
66%
34%
tugas

70

Lanjutan
Kesenjangan waktu antara rencana
dan kinerja aktual
Melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan daripada melakukan
tugas yang harus dikerjakan.

0%

54%

46%

6%

58%

36%

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa keempat indikator dari


prokrastinasi akademik berada dalam kategori sedang. Adapun gambaran secara
detail dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini:
Diagram Ringkasan Deskriptif Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa Jurusan Psikologi berdasarkan Tiap
Indikator
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

76%
66%
58%

54%
46%

36%

34%
24%
0%

0%

0%

6%

Penundaan Keterlambatan Kesenjangan


Melakukan
untuk memulai
dalam
waktu antara aktivitas lain
maupun
mengerjakan
rencana dan
yang lebih
menyelesaikan
tugas
kinerja aktual menyenangkan
kerja pada tugas
daripada
yang dihadapi
melakukan
tugas yang
harus dikerjakan

Tinggi
Sedang
Rendah

Gambar 4.2 Diagram Ringkasan Deskriptif Prokrastinasi Akademik Mahasiswa


Jurusan Psikologi berdasarkan Tiap indikator
Penjelasan kategorisasi prokrastinasi akademik tiap indikator diatas
disusun berdasarkan kategorisasi distribusi normal, sedangkan untuk menentukan
indikator mana yang paling berpengaruh terhadap tinggi rendahnya variabel
prokrastinasi akademik ditentukan dengan membandingkan mean empiris tiap

71

indikator. Adapun perbandingan mean empirik tiap indikator dapat dilihat pada
tabel 4.12 :
Tabel 4.12 Perbandingan Mean Empiris Tiap Indikator Prokrastinasi Akademik
Mean
Prokrastinasi Akademik
Empiris
Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan
20,1000
kerja pada tugas yang dihadapi
Keterlambatan dalam mengerjakan tugas
15,0800
Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja
17,3600
aktual
Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan
15,5600
daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui indikator penundaan untuk memulai
maupun menyelesaikan kerja pada tugas mendapatkan mean empiris terbesar,
yaitu sebesar 20,1000 yang berarti indikator ini mempunyai pengaruh paling besar
dalam menentukan tinggi rendahnya prokrastinasi akademik. Gambaran secara
detail dapat dilihat pada gambar 4.3 dibawah ini:
Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap Indikator
Prokrastinasi Akademik
25.0000
20.0000

20.1000
15.0800

17.3600

15.5600

15.0000
10.0000
5.0000
0.0000
Penundaan untuk
Keterlambatan Kesenjangan waktu Melakukan aktivitas
memulai maupun dalam mengerjakan antara rencana dan
lain yang lebih
menyelesaikan kerja
tugas
kinerja aktual
menyenangkan
pada tugas yang
daripada melakukan
dihadapi
tugas yang harus
dikerjakan

Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap Indikator Prokrastinasi


Akademik

72

4.3.2 Gambaran Self-Regulated Learning Mahasiswa Jurusan Psikologi


Universitas Negeri Semarang
Salah satu skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala selfregulated learning. Skala tersebut disusun berdasarkan indikator-indikator yang
merepresentasikan variabel self-regulated learning. Oleh karena itu, gambaran
self-regulated learning mahasiswa dapat ditinjau baik secara umum maupun
spesifik (ditinjau dari tiap indikator). Berikut merupakan gambaran self-regulated
learning mahasiswa Jurusan Psikologi yang ditinjau secara umum dan spesifik.
4.3.2.1 Gambaran Umum Self-Regulated Learning Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang
Self-regulated learning mahasiswa ini dapat dilihat dari sembilan indikator
yaitu 1.) goal setting and planning, 2.) organizing and transforming; 3.)
environment structuring; 4.) keeping record and monitoring; 5.) rehearsing and
memorizing; 6.) self-consequating; 7.) seeking social assistance; 8.) selfevaluating; 9.) metacognitive self-regulation. Kesembilan indikator tersebut
diungkap melalui skala dengan jumlah aitem sebanyak 63 buah dengan skor
tertinggi 4 dan skor terendah 1 untuk masing-masing aitem. Berikut ini statistik
deskriptif self-regulated learning dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows:
Tabel 4.13 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning
Self-regulated
learning

Range

50

66.00

Minimum
141.00

Maximum
207.00

Mean
169.6400

Std.
Deviation
16.18233

Variance
261.868

Pengkategorisasian distribusi self-regulated learning dilakukan secara


manual dengan rincian sebagai berikut:
Skor tertinggi

= 63 x 4 = 254

73

Skor terendah

= 63 x 1 = 63

Mean teoritis ()

= 63 x 2,5 = 157,5

Standar deviasi ()

= 31,83

Berdasarkan kriteria pada tabel 3.14, maka diperoleh hasil deskripsi selfregulated learning mahasiswa Jurusan Psikologi yang dapat dilihat pada tabel
4.14 berikut ini:
Tabel 4.14 Gambaran Umum Self-Regulated Learning
Interval Skor
189,33 X
125,17 X < 189,33
X < 125,17
Jumlah

Kriteria
Tinggi
Sedang
Rendah

Self-Regulated Learning
F
%
6
12 %
44
88 %
0
0%
50
100%

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui self-regulated learning mahasiswa


Jurusan Psikologi berada dalam kategori tinggi sebanyak 12%, dalam kategori
sedang sebanyak 84%, dan tidak ada yang dalam kategori rendah. Mean empiris
diperoleh nilai sebesar 1695,6400 yang apabila diletakkan kedalam ukuran mean
teoritik, maka berada dalam kategori sedang yaitu rentang 125,17 X < 189,33.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa self-regulated learning mahasiswa
Jurusan Psikologi berada pada kategori sedang. Gambaran secara detail dapat
dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini:

74

Diagram Gambaran Umum SelfRegulated Learning


12%
Tinggi
Sedang
Rendah

88%

Gambar 4.4 Diagram Gambaran Umum Self-Regulated Learning


4.3.2.2 Gambaran Spesifik Self-Regulated Learning Mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang Berdasarkan Tiap Indikator
Self-regulated learning dapat dilihat dari sembilan indikator yaitu 1.) goal
setting and planning, 2.) organizing and transforming; 3.) environment
structuring; 4.) keeping record and monitoring; 5.) rehearsing and memorizing;
6.) self-consequating; 7.) seeking social assistance; 8.) self-evaluating; 9.)
metacognitive self-regulation.
4.3.2.2.1 Self-Regulated Learning berdasarkan Goal Setting and Planning
Guna melihat gambaran self-regulated learning berdasarkan goal
setting and planning digunakan 6 aitem dari skala self-regulated learning. Berikut
ini statistik deskriptif self-regulated learning berdasarkan goal setting and
planning dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows:
Tabel 4.15 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Goal Setting
and Planning
N Range Minimum Maximum Mean
goal setting and planning

50 10.00

11.00

21.00 14.5200

Std. Deviation Variance


2.01261

4.051

Pengkategorisasian distribusi self-regulated learning berdasarkan goal


setting and planning dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:

75

Skor tertinggi

= 6 x 4 = 24

Skor terendah

=6x1=6

Mean teoritis ()

= 6 x 2,5 = 15

Standar deviasi ()

= 3

Tabel 4.16 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Goal Setting and


Planning
Goal Setting and Planning
Interval Skor
Kriteria
F
%
18 X
Tinggi
4
8%
12 X < 18
Sedang
45
90 %
X < 12
Rendah
1
2%
Jumlah
50
100%
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui self-regulated learning
berdasarkan goal setting and planning berada dalam kategori tinggi sebanyak 8%,
dalam kategori sedang sebanyak 90% dan dalam kategori rendah sebanyak 2%.
Mean empiris diperoleh nilai sebesar 14,5200 yang apabila diletakkan kedalam
ukuran mean teoritik, maka berada dalam kategori sedang yaitu rentang 12 X <
18. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa self-regulated learning
berdasarkan goal setting and planning berada pada kategori sedang.
4.3.2.2.2 Self-Regulated Learning berdasarkan Organizing and Transforming
Guna melihat gambaran self-regulated learning berdasarkan organizing
and transforming digunakan 8 aitem dari skala self-regulated learning. Berikut ini
statistik

deskriptif

self-regulated

learning

berdasarkan

transforming dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows:

organizing

and

76

Tabel 4.17 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Organizing


and Transforming
N Range Minimum Maximum Mean
organizing and transforming

50 11.00

16.00

27.00 21.1400

Std. Deviation Variance


2.61089

6.817

Pengkategorisasian distribusi self-regulated learning berdasarkan


organizing and transforming dilakukan secara manual dengan rincian sebagai
berikut:
Skor tertinggi

= 8 x 4 = 32

Skor terendah

=8x1=8

Mean teoritis ()

= 8 x 2,5 = 20

Standar deviasi ()

=4

Tabel 4.18 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Organizing and


Transforming
Organizing and Transforming
Kriteria
Interval Skor
F
%
24 X
Tinggi
9
18 %
16 X < 24
Sedang
41
82 %
X < 16
Rendah
0
0%
Jumlah
50
100%
Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui self-regulated learning
berdasarkan organizing and transforming berada dalam kategori tinggi sebanyak
18%, dalam kategori sedang sebanyak 82% dan tidak ada yang berada dalam
kategori rendah. Mean empiris diperoleh nilai sebesar 21,14200 yang apabila
diletakkan kedalam ukuran mean teoritik, maka berada dalam kategori sedang
yaitu rentang 16 X < 24. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa selfregulated learning berdasarkan organizing and transforming berada pada kategori
sedang.

77

4.3.2.2.3 Self-Regulated Learning berdasarkan Environment Structuring


Guna

melihat

gambaran

self-regulated

learning

berdasarkan

environment structuring digunakan 6 aitem dari skala self-regulated learning.


Berikut ini statistik deskriptif self-regulated learning berdasarkan environment
structuring dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows:
Tabel 4.19 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Environment
Structuring
N Range Minimum Maximum Mean
environment structuring

50 14.00

10.00

24.00 17.1800

Std. Deviation Variance


2.97397

8.844

Pengkategorisasian distribusi self-regulated learning berdasarkan


environment structuring dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:
Skor tertinggi

= 6 x 4 = 24

Skor terendah

=6x1=6

Mean teoritis ()

= 6 x 2,5 = 15

Standar deviasi ()

=3

Tabel 4.20 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Environment


Structuring
Environment Structuring
Interval Skor
Kriteria
F
%
18 X
Tinggi
23
46 %
12 X < 18
Sedang
26
52 %
X < 12
Rendah
1
2%
Jumlah
50
100%
Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui self-regulated learning
berdasarkan environment structuring berada dalam kategori tinggi sebanyak 46%,
dalam kategori sedang sebanyak 52%, dan dalam kategori rendah sebanyak 2%.
Mean empiris diperoleh nilai sebesar 17,1800 yang apabila diletakkan kedalam

78

ukuran mean teoritik, maka berada dalam kategori sedang yaitu rentang 12 X <
18. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa self-regulated learning berdasarkan
environment structuring berada pada kategori sedang.
4.3.2.2.4 Self-Regulated Learning berdasarkan Keeping Record and Monitoring
Guna melihat gambaran self-regulated learning berdasarkan keeping
record and monitoring digunakan 8 aitem dari skala self-regulated learning.
Berikut ini statistik deskriptif self-regulated learning berdasarkan keeping record
and monitoring dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows:
Tabel 4.21 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Keeping
Record and Monitoring
N Range Minimum Maximum Mean
keeping
monitoring

record

and

50 13.00

15.00

28.00 21.5200

Std. Deviation Variance


3.38809

11.479

Pengkategorisasian distribusi self-regulated learning berdasarkan


keeping record and monitoring dilakukan secara manual dengan rincian sebagai
berikut:
Skor tertinggi

= 8 x 4 = 32

Skor terendah

=8x1=8

Mean teoritis ()

= 8 x 2,5 = 20

Standar deviasi ()

=4

Tabel 4.22 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Keeping Record and


Monitoring
Keeping Record and Monitoring
Interval Skor
Kriteria
F
%
24 X
Tinggi
15
30 %
16 X < 24
Sedang
33
66 %
X < 16
Rendah
2
4%
Jumlah
50
100 %

79

Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui self-regulated learning


berdasarkan

keeping record and monitoring berada dalam kategori tinggi

sebanyak 30%, dalam kategori sedang sebanyak 66%, dan dalam kategori rendah
sebanyak 4%. Mean empiris diperoleh nilai sebesar 21,5200 yang apabila
diletakkan kedalam ukuran mean teoritik, maka berada dalam kategori sedang
yaitu rentang 16 X < 24. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa selfregulated learning berdasarkan keeping record and monitoring berada pada
kategori sedang.
4.3.2.2.5 Self-Regulated Learning berdasarkan Rehearshing and Memorizing
Guna

melihat

gambaran

self-regulated

learning

berdasarkan

rehearshing and memorizing digunakan 8 aitem dari skala self-regulated learning.


Berikut ini statistik deskriptif self-regulated learning berdasarkan rehearshing
and memorizing dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows:
Tabel 4.23 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Rehearshing
and Memorizing
N Range Minimum Maximum Mean
rehearshing and memorizing

50 14.00

16.00

30.00 22.0400

Std. Deviation Variance


2.86399

8.202

Pengkategorisasian distribusi self-regulated learning berdasarkan


rehearshing and memorizing dilakukan secara manual dengan rincian sebagai
berikut:
Skor tertinggi

= 8 x 4 = 32

Skor terendah

=8x1=8

Mean teoritis ()

= 8 x 2,5 = 20

Standar deviasi ()

=4

80

Tabel 4.24 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Rehearshing and


Memorizing
Rehearshing and Memorizing
Interval Skor
Kriteria
F
%
24 X
Tinggi
15
30 %
16 X < 24
Sedang
35
70 %
X < 16
Rendah
0
0%
Jumlah
50
100 %
Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui self-regulated learning
berdasarkan rehearshing and memorizing berada dalam kategori tinggi sebanyak
30%, dalam kategori sedang sebanyak 70%, dan tidak ada yang berada dalam
kategori rendah. Mean empiris diperoleh nilai sebesar 22,0400 yang apabila
diletakkan kedalam ukuran mean teoritik, maka berada dalam kategori sedang
yaitu rentang 16 X < 24. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa selfregulated learning berdasarkan rehearshing and memorizing berada pada kategori
sedang.
4.3.2.2.6 Self-Regulated Learning berdasarkan Self-consequating
Guna melihat self-regulated learning berdasarkan self-consequating
digunakan 7 aitem dari skala self-regulated learning. Berikut ini statistik
deskriptif self-regulated learning berdasarkan self-consequating dengan bantuan
SPSS versi 17.0 for windows:
Tabel 4.25 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Selfconsequating
N Range Minimum Maximum Mean
self-consequating

50 13.00

12.00

25.00 17.2400

Std. Deviation Variance


2.51169

6.309

Pengkategorisasian distribusi self-regulated learning berdasarkan


rehearshing and memorizing dilakukan secara manual dengan rincian sebagai
berikut:

81

Skor tertinggi

= 7 x 4 = 28

Skor terendah

=7x1=1

Mean teoritis ()

= 7 x 2,5 = 17,5

Standar deviasi ()

= 3,5

Tabel 4.26 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Self-consequating


Self- consequating
Interval Skor
Kriteria
F
%
21 X
Tinggi
3
6%
14 X < 21
Sedang
43
86 %
X < 14
Rendah
4
8%
Jumlah
50
100 %
Berdasarkan tabel 4.26 dapat diketahui self-regulated learning
berdasarkan self-consequating berada dalam kategori tinggi sebanyak 6%, dalam
kategori sedang sebanyak 86%, dan dalam kategori rendah sebanyak 8%. Mean
empiris diperoleh nilai sebesar 17,2400 yang apabila diletakkan kedalam ukuran
mean teoritik, maka berada dalam kategori sedang yaitu rentang 14 X < 21. Dari
uraian tersebut menunjukkan bahwa self-regulated learning berdasarkan selfconsequating berada pada kategori sedang.
4.3.2.2.7 Self-Regulated Learning berdasarkan Seeking Social Assistance
Guna melihat gambaran self-regulated learning berdasarkan seeking
social assistance digunakan 7 aitem dari skala self-regulated learning. Berikut ini
statistik deskriptif self-regulated learning berdasarkan seeking social assistance
dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows:
Tabel 4.27 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Seeking
Social Assistance
N Range Minimum Maximum Mean
seeking social assistance

50

9.00

16.00

25.00 20.0800

Std. Deviation Variance


2.01869

4.075

82

Pengkategorisasian distribusi self-regulated learning berdasarkan


seeking social assistance dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:
Skor tertinggi

= 7 x 4 = 28

Skor terendah

=7x1=1

Mean teoritis ()

= 7 x 2,5 = 17,5

Standar deviasi ()

= 3,5

Tabel 4.28 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Seeking Social


Assistance
Seeking Social Assistance
Interval Skor
Kriteria
F
%
21 X
Tinggi
4
8%
14 X < 21
Sedang
42
84 %
X < 14
Rendah
4
8%
Jumlah
50
100%
Berdasarkan tabel 4.28 dapat diketahui self-regulated learning
berdasarkan seeking social assistance berada dalam kategori tinggi sebanyak 8%,
dalam kategori sedang sebanyak 84%, dan dalam kategori rendah sebanyak 8%.
Mean empiris diperoleh nilai sebesar 20,0800 yang apabila diletakkan kedalam
ukuran mean teoritik, maka berada dalam kategori sedang yaitu rentang 14 X <
21. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa self-regulated learning berdasarkan
seeking social assistance berada pada kategori sedang.
4.3.2.2.8 Self-Regulated Learning berdasarkan Self-evaluating
Guna melihat gambaran self-regulated learning berdasarkan selfevaluating digunakan 6 aitem dari skala self-regulated learning. Berikut ini
statistik deskriptif self-regulated learning berdasarkan self-evaluating dengan
bantuan SPSS versi 17.0 for windows:

83

Tabel 4.29 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Selfevaluating


N Range Minimum Maximum Mean
self-evaluating

50

8.00

13.00

21.00 17.1000

Std. Deviation Variance


2.14047

4.582

Pengkategorisasian distribusi self-regulated learning berdasarkan selfevaluating dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut:
Skor tertinggi

= 6 x 4 = 24

Skor terendah

=6x1=6

Mean teoritis ()

= 6 x 2,5 = 15

Standar deviasi ()

=3

Tabel 4.30 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Self-evaluating


Self- evaluating
Interval Skor
Kriteria
F
%
18 X
Tinggi
24
48 %
12 X < 18
Sedang
26
52 %
X < 12
Rendah
0
0%
Jumlah
50
100 %
Berdasarkan tabel 4.30 dapat diketahui self-regulated learning
berdasarkan self-evaluating berada dalam kategori tinggi sebanyak 48%, dalam
kategori sedang sebanyak 52%, dan tidak ada yang berada dalam kategori rendah.
Mean empiris diperoleh nilai sebesar 17,1000 yang apabila diletakkan kedalam
ukuran mean teoritik, maka berada dalam kategori sedang yaitu rentang 12 X <
18. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa self-regulated learning berdasarkan
self-evaluating berada pada kategori sedang.
4.3.2.2.9 Self-Regulated Learning berdasarkan Metacognitive Self-regulation
Guna

melihat

gambaran

self-regulated

learning

berdasarkan

metacognitive self-regulation digunakan 7 aitem dari skala self-regulated

84

learning. Berikut ini statistik deskriptif self-regulated learning berdasarkan


metacognitive self-regulation dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows:
Tabel 4.31 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan
Metacognitive Self-regulation
N Range Minimum Maximum Mean
metacognitive self-regulation

50

9.00

15.00

24.00 18.8200

Std. Deviation Variance


2.28294

5.212

Pengkategorisasian distribusi self-regulated learning berdasarkan


metacognitive self-regulation dilakukan secara manual dengan rincian sebagai
berikut:
Skor tertinggi

= 7 x 4 = 28

Skor terendah

=7x1=1

Mean teoritis ()

= 7 x 2,5 = 17,5

Standar deviasi ()

= 3,5

Tabel 4.32 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Metacognitive Selfregulation


Metacognitive Self-regulation
Interval Skor
Kriteria
F
%
21 X
Tinggi
14
28 %
14 X < 21
Sedang
36
72 %
X < 14
Rendah
0
0%
Jumlah
50
100 %
Berdasarkan tabel 4.32 dapat diketahui self-regulated learning
berdasarkan metacognitive self-regulation berada dalam kategori tinggi sebanyak
28%, dalam kategori sedang sebanyak 72%, dan tidak ada yang berada dalam
kategori rendah. Mean empiris diperoleh nilai sebesar 18,8200 yang apabila
diletakkan kedalam ukuran mean teoritik, maka berada dalam kategori sedang
yaitu rentang 14 X < 21. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa self-

85

regulated learning berdasarkan metacognitive self-regulation berada pada


kategori sedang.
Penjelasan secara deskriptif mengenai self-regulated learning mahasiswa
Jurusan Psikologi sebagaimana yang telah dipaparkan di atas dapat disajikan
secara ringkas pada tabel 4.33 di bawah ini:
Tabel 4.33 Ringkasan Deskriptif Self-Regulated Learning Mahasiswa Jurusan
Psikologi berdasarkan Tiap Indikator
Kategori
Self-Regulated Learning
Tinggi
Sedang Rendah
Goal Setting and Planning
8%
90%
2%
Organizing and Transforming
18%
82%
0%
Environment Structuring
46%
52%
2%
Keeping Record and Monitoring
30%
66%
4%
Rehearsing and Memorizing
30%
70%
0%
Self-consequating
6%
86%
8%
Seeking Social Assistance
8%
84%
8%
Self-evaluating
48%
52%
0%
Metacognitive Self-regulation
28%
72%
0%
Berdasarkan tabel 4.33 diketahui bahwa semua indikator dari self-regulated
learning mahasiswa Jurusan Psikologi berada dalam kategori sedang. Gambaran
secara detail dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini:

86

Diagram Ringkasan Deskriptif Self-Regulated Learning


Mahasiswa Jurusan Psikologi
100%

90%

90%

86%

82%

80%

60%

72%

70%

66%

70%

84%

52%
46%

50%
40%

52%
48%
30%

30%

28%

30%
18%

20%
10%

8%
2%

0%

2%

4%

6%

8% 8%

8%

0%

0%

0%

0%
Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Tinggi

Sedang

Rendah

Gambar 4.5 Diagram Ringkasan Deskriptif Self-Regulated Learning mahasiswa


Jurusan Psikologi berdasarkan Tiap Indikator
Penjelasan kategorisasi prokrastinasi akademik tiap indikator diatas disusun
berdasarkan kategorisasi distribusi normal, sedangkan untuk menentukan
indikator mana yang paling berpengaruh terhadap tinggi rendahnya variabel
prokrastinasi akademik ditentukan dengan membandingkan mean empiris tiap
indikator. Adapun perbandingan mean empiris tiap indikator dapat dilihat pada
tabel 4.34 :
Tabel 4.34 Perbandingan Mean empiris Tiap Indikator Self-Regulated Learning
Self-Regulated Learning
Goal Setting and Planning
Organizing and Transforming
Environment Structuring
Keeping Record and Monitoring
Rehearshing and Memorizing
Self-Consequating

Mean
Empiris
14.5200
21.1400
17.1800
21.5200
22.0400
17.2400

87

Lanjutan
Seeking Social Assistance
Self-Evaluating
Metacognitive Self-regulation

20.0800
17.1000
18.8200

Berdasarkan tabel 4.34 diketahui indikator rehearshing and memorizing


mendapatkan mean empiris terbesar, yaitu sebesar 22,0400 yang berarti indikator
ini mempunyai pengaruh paling besar dalam menentukan tinggi rendahnya selfregulated learning. Gambaran secara detail dapat dilihat pada gambar 4.6
dibawah ini:
Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap Indikator SelfRegulated Learning
25.0000

21.5200 22.0400

21.1400
20.0000
15.0000

17.1800

20.0800
17.2400

18.8200
17.1000

14.5200

10.0000
5.0000
0.0000
Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap Indikator Self-Regulated


Learning

4.4 Hasil Penelitian


Hasil penelitian yang akan disajikan peneliti berupa hasil uji asumsi dan
hasil uji hipotesis. Berikut penjelasan dan perhitungan detailnya:

88

4.4.1 Hasil Uji Asumsi


Hasil uji asumsi terdapat dua bagian yaitu hasil uji normalitas dan hasil uji
linieritas. Berikut penjelasan dan perhitungan detailnya:
4.4.1.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data
yang akan dianalisis (Arikunto 2006: 301). Uji normalitas terhadap data yang
diperoleh, dilakukan sebelum analisis data, yaitu untuk memenuhi asumsi dasar
analisis korelasi product moment dari Pearson.
Untuk mengujinya digunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for windows. Jika p > 0,05 maka
sebaran dinyatakan normal dan jika p < 0,05 maka dinyatakan tidak normal.
Tabel 4.35 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
self-regulated
learning
N
a,,b
Normal Parameters
Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

50
169.6400
16.18233
.084
.084
-.044
.594
.872

prokrastinasi
akademik
50
70.4400
11.58669
.144
.070
-.144
1.021
.249

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel 4.35 diketahui bahwa untuk hasil uji normalitas


terhadap skala self-regulated learning, diperoleh koefisien K-SZ sebesar 0,594
dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,872. Hasil tersebut menunjukkan p > 0,05
sehingga sebaran data skala self-regulated learning berdistribusi normal. Adapun
hasil uji normalitas terhadap skala prokrastinasi akademik, diperoleh koefisien K-

89

SZ sebesar 1,021 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,249. Hasil tersebut
menunjukkan p > 0,05 sehingga sebaran data skala prokrastinasi akademik juga
berdistribusi normal.
4.4.1.2 Hasil Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk menguji apakah pola sebaran variabel X dan
Y membentuk garis linier atau tidak. Untuk mengujinya digunakan teknik uji F
dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for windows. Jika p > 0,05 maka sebaran
dinyatakan tidak linier dan jika p < 0,05 maka dinyatakan linier.
Tabel 4.36 Hasil Uji Linieritas
Anova table
Prokrastinasi Akademik * SRL
Between Groups

Sum of Squares

(Combined)
5588.320

Df
Mean Square

Deviation
Linearity
from Linearity
2800.058
2788.262

Within Groups
990.000

Total
6578.320
49

39

38

100

143.290

2800.058

73.375

647.172

1.447

28.283

.741

.274

.000

.759

F
Sig.

Berdasarkan tabel 4.36 diketahui bahwa untuk hasil uji linieritas terhadap
variabel self-regulated learning dengan variabel prokrastinasi akademik diperoleh
nilai F sebesar 28,283 dengan p = 0,000 dan dikarenakan nilai p < 0,05 maka pola
hubungan antara variabel self-regulated learning dengan variabel prokrastinasi
akademik adalah linier.
4.4.2 Hasil Uji Hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-regulated
learning dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Jurusan Psikologi

90

Universitas Negeri Semarang. Berikut ini adalah hasil uji hipotesis dengan teknik
Product Moment dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for windows:
Tabel 4.37 Analisis Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan
Prokrastinasi Akademik
Correlations
self-regulated
learning
self-regulated learning

Pearson Correlation

prokrastinasi
akademik
1

Sig. (2-tailed)
N
prokrastinasi akademik

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

-.652

**

.000
50

50

**

-.652

.000
50

50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel 4.37, diketahui bahwa koefisien korelasi (r) self-regulated


learning dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa sebesar -0,652 dengan
taraf signifikansi p = 0,000 dimana p <0,01. Hal tersebut menunjukkan bahwa
hipotesis yang berbunyi ada hubungan negatif antara self-regulated learning
dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas
Negeri Semarang diterima. Nilai koefisien korelasi yang negatif menunjukkan
hubungan berbanding terbalik, dimana hubungan yang terjadi adalah hubungan
negatif. Kenaikan suatu variabel akan menyebabkan menurunnya variabel lain.
Artinya, jika tingkat self regulated learning tinggi maka tingkat prokrastinasi
akademik akan rendah dan jika tingkat self regulated learning rendah maka
tingkat prokrastinasi akademik akan tinggi.

91

4.5 Pembahasan
Pembahasan yang akan dipaparkan oleh peneliti terdiri dari dua bagian yaitu
pembahasan mengenai hasil analisis deskriptif dan hasil analisis inferensial.
Berikut ini pembahasan yang akan dipaparkan oleh peneliti:
4.5.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Prokrastinasi Akademik dan SelfRegulated Learning pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas
Negeri Semarang
4.5.1.1 Analisis Deskriptif Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Jurusan
Psikologi Universitas Negeri Semarang
Prokrastinasi akademik adalah perilaku penundaan pada tugas akademik
yang dilakukan secara sadar dengan melakukan aktivitas lain yang menyenangkan
dan tidak penting, tidak bertujuan, tidak memperhatikan waktu sehingga
menimbulkan akibat negatif atau kerugian pada pelakunya. Prokrastinasi
akademik dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala prokrastinasi
akademik, semakin tinggi skor total yang diperoleh maka menunjukkan semakin
tinggi prokrastinasi akademik subjek. Demikian sebaliknya, semakin rendah skor
total yang diperoleh oleh subjek menunjukkan semakin rendah prokrastinasi
akademik subjek.
Secara umum prokrastinasi akademik mahasiswa Jurusan Psikologi berada
pada kategori sedang dengan presentase 72%. Hasil ini berarti bahwa subjek
masih melakukan penundaan pada tugas akademik dengan beralih melakukan
aktivitas lain yang menyenangkan dan tidak penting, tidak bertujuan, dan tidak

92

memperhatikan waktu sehingga pelaku mendapatkan akibat negatif atau merasa


rugi atas perbuatannya itu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang berjudul
Prokrastinasi Akademik dan Niat Membeli Skripsi.

Hasil penelitian

menunjukkan tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa Fakultas Psikologi salah


satu universitas di Surabaya paling banyak dalam kategori sedang, yaitu sebanyak
45,3% (Tondok, Ristyadi dan Kartika 2008: 82).
Diperkuat pula dengan hasil penelitian yang berjudul Hubungan antara
Tingkat Stres dengan Perilaku Prokratinasi Akademik pada Mahasiswa
Universitas Bina Nusantara yang sedang Mengerjakan Skripsi pada Semester
Genap

2011/2012. Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa tingkat

prokrastinasi pada mahasiswa paling banyak berada pada kategori sedang, yaitu
sebanyak 54,5% (Melisa dan Astrini dalam http://thesis.binus.ac.id).
Dua hasil penelitian lain di atas dapat memperkuat hasil penelitian ini yang
memaparkan bahwa tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa Jurusan Psikologi
berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa belum
sepenuhnya dapat menghindari prokrastinasi terhadap tugas-tugas akademik yang
menjadi tanggung jawabnya.
Prokrastinasi akademik memiliki empat indikator yaitu penundaan untuk
memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan
dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual,
dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas
yang harus dikerjakan.

93

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh gambaran bahwa indikator


penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang
dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara
rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan juga berada pada
kategori sedang.
Tiap

indikator

mempunyai

pengaruh

terhadap

tinggi

rendahnya

prokrastinasi akademik. Berdasarkan perbandingan mean empiris tiap indikator


prokrastinasi

akademik,

indikator

penundaan

untuk

memulai

maupun

menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi memiliki mean empiris terbesar.
Hal ini berarti mahasiswa yang melakukan penundaan untuk memulai maupun
menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi akan membuat tingkat
prokrastinasi akademik menjadi tinggi dan mahasiswa yang segera memulai
maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi akan membuat tingkat
prokrastinasi akademiknya menjadi rendah.
4.5.1.2 Analisis Deskriptif Self-Regulated Learning pada Mahasiswa Jurusan
Psikologi Universitas Negeri Semarang
Self-regulated learning adalah usaha aktif dan mandiri peserta didik
dengan memantau, mengatur dan mengontol kognisi, motivasi, dan perilaku, yang
diorientasikan atau diarahkan pada tujuan belajar. Self-regulated learning dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan skala self-regulated learning, semakin
tinggi skor total yang diperoleh maka menunjukkan semakin tinggi self-regulated

94

learning subjek. Demikian sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh
oleh subjek menunjukkan semakin rendah self-regulated learning subjek.
Secara umum self-regulated learning mahasiswa Jurusan Psikologi berada
pada kategori sedang dengan presentase 88%. Hasil ini berarti bahwa subjek
cukup baik dalam menunjukkan usahanya secara aktif dan mandiri untuk
memantau, mengatur dan mengontrol kognisi, motivasi, dan perilaku agar tujuan
belajarnya dapat tercapai.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang berjudul Self
Regulation Learning pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Jakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa self-regulated
learning mahasiswa ada dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 86,7%. Hal ini
menggambarkan bahwa mahasiswa cukup memiliki keterampilan tentang
bagaimana belajar (how to learn) yang mencakup pemahaman tentang
kemampuan berpikir, proses berpikir, dan motivasi untuk mencapai tujuan belajar
(Deasyanti dan Armeini 2007: 19).
Gambaran lebih spesifik tentang self-regulated learning ditinjau dari
indikator-indikatornya antara lain goal setting and planning, organizing and
transforming, environment structuring, keeping

record and

monitoring,

rehearsing and memorizing, self-consequating, seeking social assistance, selfevaluating, dan metacognitive self-regulation.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator goal setting and planning
berada pada kategori sedang dengan presentase 90%. Hal ini berarti subjek cukup
baik dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam belajar dan membuat

95

perencanaan baik dalam hal prioritas tugas, alokasi waktu dan aktivitas yang
mendukung belajar.
Berdasarkan

hasil

analisis

deskriptif

indikator

organizing

and

transforming berada pada kategori sedang dengan presentase 82%. Hal ini berarti
subjek cukup baik dalam mengorganisasi materi perkuliahan dan dapat
mentransformasikan atau mengubahnya kedalam bentuk yang sederhana sehingga
memudahkan dalam belajar.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator environment structuring
berada pada kategori sedang dengan presentase 52%. Hal ini berarti subjek sudah
cukup baik dalam mengatur lingkungan secara fisik agar mendukung kegiatan
belajarnya.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator keeping record and
monitoring berada pada kategori sedang dengan presentase 66%. Hal ini berarti
subjek cukup baik dalam melakukan perekaman proses dan hasil perkuliahan dan
memantau kegiatan belajarnya secara mandiri agar tetap pada koridor.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator rehearsing and memorizing
berada pada kategori sedang dengan presentase 70%. Hal ini berarti subjek cukup
baik dalam upayanya mengulang dan mengingat kembali materi perkuliahan yang
telah dipelajari sebelumnya agar dapat mencapai tujuan belajarnya.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator self-consequating berada
pada kategori sedang dengan presentase 86%. Hal ini berarti subjek cukup baik
dalam memberikan reward dan punishment terhadap diri sendirinya sebagai

96

bentuk imbalan untuk kesuksesan dan hukuman atas kegagalan yang didapat
selama proses belajar guna mendukung pencapaian tujuan belajarnya.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator seeking social assistance
berada pada kategori sedang dengan presentase 84%. Hal ini berarti subjek cukup
baik dalam upaya mencari bantuan yang sesuai dari lingkungan sosial (dosen dan
teman sebaya) guna membantu dirinya dalam mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator self-evaluating berada pada
kategori sedang dengan presentase 52%. Hal ini berarti subjek cukup baik dalam
melakukan evaluasi secara mandiri terhadap kualitas tugas dan proses yang
belajar yang dia jalani sehingga tujuan belajar bisa tercapai.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif indikator metacognitive selfregulation berada pada kategori sedang dengan presentase 72%. Hal ini berarti
subjek cukup baik dalam melakukan perubahan atau penyesuaian strategi belajar
agar mendukung kesuksesan akademiknya.
Tiap indikator mempunyai pengaruh terhadap tinggi rendahnya selfregulated learning. Berdasarkan perbandingan mean empiris tiap indikator selfregulated learning, indikator rehearshing and memorizing memiliki mean empiris
terbesar. Hal ini berarti mahasiswa yang menggunakan strategi rehearshing and
memorizing (mengulang dan mengingat materi perkuliahan) dalam belajarnya
akan membuat tingkat self-regulated learning menjadi tinggi dan mahasiswa yang
tidak menggunakan strategi rehearshing and memorizing (mengulang dan
mengingat materi perkuliahan) akan membuat tingkat self-regulated learning
menjadi rendah.

97

4.5.2 Pembahasan Analisis Inferensial Prokrastinasi Akademik dengan SelfRegulated Learning pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas
Negeri Semarang
Hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara
self-regulated learning dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Jurusan
Psikologi Universitas Negeri Semarang diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi self-regulated learning mahasiswa maka semakin rendah
prokrastinasi akademik mahasiswa dan semakin rendah self-regulated learning
maka semakin tinggi prokrastinasi akademik mahasiswa.
Peneliti berpendapat mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik
disebabkan oleh kesalahan internal mahasiswa yang terjadi secara berulang.
Mahasiswa memandang tugas akademik itu selalu berat dan membosankan, dan
merasa cemas atau takut berlebihan sehingga timbul perasaan mudah menyerah.
Hal ini sesuai dengan teori cognitive behavioral (Ferrari dan Ollivete dalam
Anggraeni dan Widyarini 2008: 8) bahwa prokrastinasi akademik terjadi karena
keyakinan irasional yang disebabkan oleh aversiveness of the task and fear of
failure. Seseorang memandang tugas sebagai sesuatu yang berat, tidak
menyenangkan dan pelaku merasakan ketakutan berlebihan untuk gagal walaupun
mahasiswa memiliki kemampuan yang dapat mendukung proses belajarnya.
Salah satu kemampuan yang berasal dari dalam diri mahasiswa adalah selfregulated learning. Menurut Pintrich dan Zusho (dalam Nicol dan MacfarlaneDick 2006: 202) bahwa self-regulated learning merupakan proses konstruktif aktif
ketika mahasiswa menetapkan tujuan belajarnya dan kemudian berusaha untuk

98

memantau, mengatur, dan mengontrol kognisi, motivasi, dan tingkah lakunya agar
sesuai dengan tujuannya dan kondisi kontekstual dari lingkungannya.
Indikator penyusun self-regulated learning yaitu goal setting and planning,
organizing and transforming, environment structuring, keeping record and
monitoring, rehearsing and memorizing, self-consequating, seeking social
assistance, self-evaluating, dan metacognitive self-regulation. Indikator penyusun
self-regulated learning memiliki hubungan negatif dengan prokrastinasi
akademik. Hal ini sejalan dengan penelitian Pratama (2011: xiii) yang meneliti
tentang hubungan antara regulasi diri dalam belajar dan intensi mencontek pada
siswa SMA swasta di Yogyakarta, diperoleh hasil korelasi sebesar -0,466 dengan
nilai p = 0,000. Hasil ini berarti ada hubungan negatif antara regulasi diri dalam
belajar dengan intensi mencontek pada siswa dan semakin memperkuat hasil
penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan
bahwa prokrastinasi akademik pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas
Negeri Semarang kategori sedang. Hal ini berarti meskipun mahasiswa Jurusan
Psikologi Universitas Negeri Semarang memiliki self-regulated learning yang
tinggi tetapi juga masih melakukan prokrastinasi akademik, hal ini dikarenakan
mahasiswa malas untuk mengulang dan mengingat materi perkuliahan
(rehearshing and memorizing) Mahasiswa self-regulated learner akan berusaha
untuk mempelajari ulang dan mengingat-ingat materi perkuliahan yang telah dia
pelajari sebelumnya. Apabila ada tugas, pop quiz atau ujian lainnya maka
mahasiswa sudah siap untuk mengerjakannya dan tidak perlu melakukan

99

prokrastinasi akademik seperti tidak hadir dalam perkuliahan dan tidak mengikuti
ujian.
Perekaman dan pemantauan kejadian/ hasil belajar (keeping record and
monitoring) juga dapat menjadi pengaruh prokrastinasi akademik. Mahasiswa
self-regulated learner akan berusaha merekam dan memantau setiap kejadian dan
hasil belajarnya, seperti membuat dan melengkapi catatan materi perkuliahan,
membuat list untuk tugas akademik yang harus dikumpulkan oleh guru, dan
mengumpulkan soal dan hasil ujian. Hal ini membuat mahasiswa selalu
mengetahui apa yang akan dan telah ia lakukan sehingga mahasiswa menjadi lebih
mawas diri dan dapat menghindari prokrastinasi akademik selama proses
belajarnya.
Prokrastinasi akademik dapat dipengaruhi oleh pengorganisasian dan
pengubahan materi perkuliahan (organizing and transforming). Mahasiswa selfregulated learner akan berusaha mengatur dan mengubah materi perkuliahan yang
begitu banyak menjadi lebih sederhana. Hal ini bertujuan agar memudahkan
dirinya dalam mempelajari setiap materi perkuliahan dan menghindari beban yang
terlalu banyak yang dapat membuat mahasiswa melakukan prokastinasi akademik.
Hal ini sesuai dengan peryataan Bruno (dalam Rumiani 2006: 41) bahwa adanya
kecenderungan individu yang memiliki beban kerja atau tugas yang terlalu banyak
akan melakukan prokrastinasi.
Prokrastinasi akademik juga dapat dipengaruhi oleh pencarian bantuan dari
lingkungan sosial (seeking social assistance). Mahasiswa self-regulated learner
akan berusaha mencari bantuan yang sesuai dari lingkungan sosial untuk

100

mendukung proses belajarnya, seperti teman sebaya dan dosen. Mahasiswa


mencari bantuan termasuk untuk mencari tahu cara menuntaskan tugas akademik
yang harus dikerjakannya sehingga ia tidak perlu menunda-nunda dalam
mengerjakan tugas yang dapat mengakibatkan terjadinya prokrastinasi akademik.
Regulasi metakognisi atau penyesuaian dan perubahan strategi belajar
(metacognitive self-regulation) juga dapat menjadi pengaruh prokrastinasi
akademik. Mahasiswa self-regulated learner akan berusaha menyesuaikan strategi
belajarnya dengan jenis materi dan tugas yang harus dikerjakannya. Mahasiswa
akan segera mengganti strategi belajarnya dengan strategi belajar yang baru ketika
strategi yang diterapkannya sekarang sudah tidak mendukung dalam proses
belajar termasuk cara menuntaskan tugasnya dengan segera, sehingga mahasiswa
dapat terhindar dari prokrastinasi akademik.
Pemberikan reward dan punishment pada diri sendiri (self-consequating)
juga dapat menjadi pengaruh prokrastinasi akademik. Mahasiswa self-regulated
learner akan memberlakukan sistem reward dan punishment bagi dirinya dalam
proses belajarnya. Mahasiswa akan memberikan reward pada diri sendirinya
ketika ia berhasil menuntaskan tugas akademik dan akan memberikan punishment
pada diri sendirinya ketika ia gagal dalam menuntaskan tugas akademiknya,
termasuk ketika ia gagal karena melakukan prokrastinasi akademik.
Pengaturan lingkungan belajar (environment structuring) juga dapat menjadi
pengaruh prokrastinasi akademik. Mahasiswa self-regulated learner akan
berusaha mengatur lingkungan belajarnya senyaman mungkin agar proses
belajarnya menjadi maksimal. Mahasiswa juga berusaha mengurangi seminimal

101

mungkin distraktor baik karena diri sendiri maupun dari luar yang dapat membuat
dirinya melakukan prokrastinasi akademik seperti menjauhkan atau mematikan
alat komunikasi dan chatting di jejaring sosial selama ia belajar.
Penentukan tujuan belajar dan perencanaan (goal setting and planning)
juga dapat menjadi pengaruh prokrastinasi akademik. Mahasiswa self-regulated
learner akan berusaha mengatur waktu belajarnya dan menyediakan alokasi waktu
yang cukup untuk mengerjakan tugas akademiknya sebelum tenggang waktu tugas
habis. Mahasiswa juga akan lebih selektif dalam mengerjakan tugas dengan
membuat prioritas, misalkan berdasarkan batas waktu pengumpulan dan tingkat
kesulitan tugas sehingga aktivitas yang akan ia lakukan lebih terarah pada tujuan
belajar dan terhindar dari prokrastinasi akademik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima
dilihat dari nilai koefisien korelasi negatif (r = -0,652 dengan p = 0,000) yang
berarti adanya hubungan berkebalikan, dimana hubungan yang terjadi adalah
hubungan negatif. Walaupun demikian, hasil analisis deskriptif menunjukkan selfregulated learning dan prokrastinasi akademik mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang berada dalam kategori sedang. Hal ini dapat
dijelaskan lewat adanya tingkat kecenderungan yang saling berkebalikan antara
self-regulated learning dengan prokrastinasi akademik. Self-regulated learning
mahasiswa memiliki tingkat kecenderungan dari sedang menuju tinggi, sedangkan
prokrastinasi akademik mahasiswa memiliki tingkat kecenderungan dari sedang
menuju rendah. Hal inilah yang membuat hubungan self-regulated learning
dengan prokrastinasi akademik menjadi berkorelasi negatif.

102

Hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien determinasi penelitian sebesar


0,426. Angka tersebut mengandung arti bahwa dalam penelitian ini, self-regulated
learning memberikan sumbangan efektif sebesar 42,6% terhadap prokrastinasi
akademik. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa tingkat konsistensi variabel
prokrastinasi akademik sebesar 42,6% dapat diprediksi oleh variabel selfregulated learning, sedangkan sisanya sebesar 57,4% ditentukan oleh faktorfaktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.

4.6 Keterbatasan Penelitian


Keterbatasan penelitian ini yaitu skala self-regulated learning menggunakan
sembilan strategi self-regulated learning sebagai indikator dalam penyusunan
skala sehingga aitem skala menjadi cukup banyak. Hal ini menyebabkan subjek
mengalami kejenuhan dan kurang fokus pada saat mengisi skala sehingga peneliti
harus mengecek skala segera setelah diisi oleh subjek dengan tujuan untuk
memastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan oleh subjek.

BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pengujian hipotesis, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Ada hubungan negatif antara self-regulated learning dengan prokrastinasi
akademik pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang.
Semakin tinggi self-regulated learning mahasiswa maka semakin rendah
prokrastinasi akademik mahasiswa dan semakin rendah self-regulated learning
mahasiswa maka semakin tinggi prokrastinasi akademik mahasiswa.
2. Prokrastinasi akademik pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri
Semarang berada pada kategori sedang. Indikator yang paling berpengaruh
dalam prokrastinasi akademik mahasiswa yaitu penundaan untuk memulai
maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi.
3. Self-regulated learning pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri
Semarang berada pada kategori sedang. Indikator yang paling berpengaruh
dalam self-regulated learning mahasiswa yaitu rehearshing and memorizing
(mahasiswa berusaha untuk mengulang dan mengingat materi perkuliahan).

5.2 Saran
Merujuk pada simpulan penelitian di atas, peneliti mengajukan beberapa
saran sebagai berikut:

103

104

1. Bagi Jurusan
Diharapkan

Jurusan

menyelenggarakan

program-program

yang

dapat

menurunkan prokrastinasi akademik dan meningkatkan self-regulated learning


mahasiswa. Jurusan dapat menyelenggarakan program pembimbingan dan
pendampingan seperti orientasi akademik dan masa depan yang informatif
pada awal tahun pertama perkuliahan, perwalian akademik rutin sebanyak 2-3
kali persemester, pembimbingan khusus bagi mahasiswa yang mengalami
kesulitan akademik dan masa studi diatas 4 tahun, dan program lainnya yang
dapat dilakukan oleh para dosen secara mandiri. Jurusan juga dapat
menyelenggarakan

program

aspresiasi

dengan

melakukan

pemilihan

mahasiswa berprestasi setiap tahunnya agar mahasiswa terpacu untuk


senantiasa berprestasi.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa yang memiliki tingkat prokrastinasi akademik yang
sedang untuk lebih meningkatkan self-regulated learning dengan cara
menyadari peran dan tanggung jawabnya yang menentukan kesuksesan dirinya
baik kini maupun dimasa depan. Mahasiswa yang memiliki tingkat
prokrastinasi akademik yang rendah agar tetap mempertahankan self-regulated
learning sehingga dapat menghindari prokrastinasi akademik dalam kegiatan
akademiknya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang hendak meneliti maupun
mengembangkan penelitian serupa, peneliti menyarankan untuk mencari

105

variabel-varibel lain yang diduga juga memiliki hubungan dan berkontribusi


terhadap variabel prokrastinasi akademik. Peneliti selanjutnya juga disarankan
untuk menggunakan aspek-aspek atau fase-fase self-regulated learning dalam
menyusun skala self-regulated learning guna menghindari jumlah aitem skala
terlalu banyak yang dapat menyebabkan kejenuhan dan kurang fokusnya
subjek pada saat mengisi skala.

DAFTAR PUSTAKA

Aini., dkk.2013. Facebook Kalahkan Jurnal Akademik. Buletin Mingguan


Mahasiswa UNNES Express. 11 April. Hal. 1-2
Akinsola, M. K., Tella, Adedeji., dan Tella, Adenvika. 2007. Correlates of
Academic Procrastination and Mathematics Achievement of University
Undergraduate Student. Eurasia Journal of Mathematics, Science &
Technology Education. No. 3. Vol. 4. Hal. 363-370
Amalia, Fitri. 2011. Hubungan Prokrastinasi Akademik dan Prestasi belajar siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Malang. Online di http://library.um.ac.id/freecontents/index.php/pub/detail/hubungan-prokrastinasi-akademik-danprestasi-belajar-siswa-kelas-xi-sma-negeri-1-malang-fitri-amaliah48578.html (diakses tanggal 17 Juni 2012)
Anggraeni, Priska Devy dan Widyarini, M. M Nilam. 2008. Prokrastinasi pada
Mahasiswa dalam Penyelesaian Skripsi. Jakarta: Program Sarjana
Universitas Gunadarma. Online di http://www.gunadarma.ac.id/library
/articles/graduate/psychology/2008/Artikel_10504135.pdf (diakses tanggal
17 Juni 2012)
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
Revisi VI). Cetakan XIII.Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Azwar, Saifuddin. 2010. Reliabilitas dan Validitas Edisi ke-3 Cetakan X.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
______________. 2011a. Metode Penelitian Edisi I Cetakan XII. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
______________. 2011b. Penyusunan Skala Psikologi Edisi I Cetakan XV.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Boekaerts, M. 1996. Self Regulated Learning at The Junction of Cognition and
Motivation. European Psychologist. Vol. I, no. 2. Hal. 100-112
Burka, Jane B dan Yuen, Lenora M. 2008. Procrastination: Why You Do it, What
to Do It Now. MA: Da Capo Press
Catrunada, Linda dan Puspitawati, Ira. 2008. Perbedaan Kecenderungan
Prokrastinasi Tugas Skripsi Berdasarkan Tipe Kepribadian Introvert Dan
Ekstrovert. Jakarta: Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma. Online di http://papers.gunadarma.ac.id/index.php/psychology/
article/download/229/208 (diakses tanggal 17 Juni 2012)
Deasyanti dan Armeini. R. A. 2007. Self-Regulation Learning pada Mahasiswa
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta. Prespektif Ilmu
Pendidikan. Vol. 16. Th. VIII. Hal. 13-21

106

107

Ellianawati dan Wahyuni, S. 2010. Pemanfaatan Model Self-Regulated Learning


sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Mandiri pada Mata Kuliah
Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 6. Hal. 35-39
Ghufron, M. Nur. 2003. Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap
Penerapan Disiplin Orang Tua dengan Prokrastinasi Akademik. Tesis.
Yogjakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah mada. Online di
http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=303
(diakses
tanggal
27
November 2012)
Gunawinata, Vensi Anita Ria., Nanik., dan Lasmono, Hari K. 2008.
Perfeksionisme, Prokrastinasi Akademik, dan Penyelesaian Skripsi
Mahasiswa. Anima: Indonesian Psychological Journal. No. 3. Vol. 23. Hal.
256-276
Hurlock, B. E. 1980. Developmental Psychology: A Life-Span Approach, Fifth
Edition. Alih bahasa oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Ishtifa, Hanny. 2011. Pengaruh Self-Efficacy dan Kecurangan Akademis terhadap
Self-Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Jakarta. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Online di http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/
bitstream/123456789/1790/1/HANNY%20ISHTIFA-FPS.pdf.
(diakses
tanggal 22 April 2013)
Jiao, Qun. G., dkk. 2011. Academic Procrastination and The Performance of
Graduate-Level Cooperative Groups in Research Methods Courses. Journal
of The Scholarship of Teaching and Learning. No. 1. Vol. 11. Hal. 119-138
Melisa dan Astrini. (n.d). Hubungan antara Tingkat Stres dengan Perilaku
Prokratinasi Akademik pada Mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang
sedang Mengerjakan Skripsi pada Semester Genap 2011/2012. Online di
http://thesis.binus.ac.id/Doc/RingkasanInd/2011-2-01085-PS%20Ringkasan
001.pdf (diakses tanggal 10 Juli 2013)
Montalvo, Fermin. T dan Torres, Maria. C. G. 2004. Self-Regulated Learning:
Current and Future Directions. Electronics Journal of Research in
Educational. No. 2.Vol. 1. Hal. 1-34. ISSN:1698-2095
Muhid, Abdul. 2009. Hubungan antara Self-Control dan Self-Efficacy dengan
Kecenderungan Perilaku Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Fakultas
Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Jurnal Ilmu Dakwah. No. 1. Vol. 18.
Hal. 577-588
Nicol, David. J dan Macfarlane-Dick, Debra. 2006. Formative Assessment and
Self-Regulated Learning: A Model and Seven Principles of Good Feedback
Practice. Studies in Higher Education. No. 2. Vol. 31. Hal. 199-218
Pramedyasari, Dianrika. 2012. Prokrastinasi dan Task Aversiveness Tugas
Makalah pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. No. 1. Vol. 1

108

Pratama, Johan. M. 2011. Regulasi Diri dalam Belajar dan Intensi Mencontek
pada Siswa SMA. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Psikologi Fakultas
Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Online di
http://simpus.uii.ac.id/search_adv/?n=001694&l=320&b=I&j=SK (diakses
tanggal 10 Juli 2013)
Purwanto, Edy. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Semarang: Jurusan Psikologi
FIP UNNES
Rumiani. 2006. Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan
Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. No. 2. Vol. 3.
Hal. 37-48.
Rothblum, Esther. D., Solomon, Laura. J., dan Murakami, Janice. 1986. Affective,
Cognitive, and Behavioral Differences Between High and Low
Procrastinators. Journal of Counseling Psychology. Vol. 33. Hal. 387-394
Schunk. H. D., Pintrich, P. R., and Mecce. L.J. 2008. Motivation in Education:
Theory, Research, And Application . Ohio: Pearson Press
Sepehrian, Firouzeh dan Lotf, Jalil Jabari. 2011. The Effects of Coping Styles and
Gender on Academic Procrastination among University Students. Journal of
Basic and Applied Scientific Research. Vol. 12. No. 1. Hal. 2987 - 2993
Solomon, Laura J., dan Rothblum, Esther J. 1984. Academic Procrastination:
Frequency and Cognitive-Behavioral Corraletes. Journal of Counseling
Psychology. Vol. 31. No. 4. Hal. 503-509. American psychological
Association, Inc
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Tondok, Marselius Sampe., Ristyadi, Hernanda., dan Kartika, Aniva. 2008.
Prokrastinasi akademik dan Niat Membeli Skripsi. Anima: Indonesian
Psychological Journal. No. 1. Vol. 24. Hal. 76-87
Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi
Wolters, Christopher. A., Pintrich, Paul. R., dan Karabenick, Stuart. A. 2003.
Assessing Academic Self-Regulated Learning. Conference on Indicator of
Positive Development: ChildTrends, National Institute of Health
Yulinawati, Irma, Hartati, Sri, dan Sawitri, Dian Ratna. 2009. Self-Regulated
Learning Mahasiswa Fast Track. Online di http://eprints.undip.ac.id/
11134/1/Jurnal_SRL_Mahasiswa_Fast_Track.pdf (diakses tanggal 27
November 2012)
Zeenath, Shakir dan Orcullo, Daisy Jane C. 2012. Exploring Academic
Procrastination among Undergraduates. IPEDR. Vol. 47. No. 9. Hal. 42-46

109

Zimmerman, Barry J. 1989. A Social Cognitive View of Self-Regulated


Academic Learning. Journal of Educational Psychology. No. 3. Vol. 81.
Hal. 329339. Washington: American Psychological Association
Zimmerman, Barry J. 1990. Self-Regulated Learning and Academic Achievement:
An Overview. EDUCATIONAL PSYCHOLOGIST. No. 1. Vol. 25. Hal. 317. Lawrence Erlbaum Associates, Inc
Zimmerman, Barry J dan Martinez-Pons, Manuel. 1986. Development of a
Structured Interview for Assessing Student Use of Self-Regulated Learning
Strategies. American Educational Research Journal. No. 4. Vol. 23. Hal.
614 - 628
Zimmerman, Barry J dan Martinez-Pons, Manuel. 1990. Student Differences in
Self-Regulated Learning: Relating Grade, Sex, and Giftedness to SelfEfficacy and Strategy Use. Journal of Educational Psychology. No. 1. Vol.
82. Hal. 51-59
Http://akademik.unnes.ac.id

LAMPIRAN

110

111

LAMPIRAN 1:
SKALA UJI COBA

112

No:
SKALA PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

113

Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan
sarjana di Jurusan Psikologi FIP UNNES, saya membutuhkan sejumlah data yang
hanya akan saya peroleh dengan adanya kerja sama dari anda dalam mengisi skala
ini.
Skala ini terdiri dari dua bagian yaitu skala I dan skala II. Cara
menjawabnya akan dijelaskan pada petunjuk pengisian. Untuk itu saya
mengharapkan agar anda memperhatikan petunjuk pengisian dengan baik.Bila
telah selesai dikerjakan, periksalah kembali jawaban anda agar tidak ada
pernyataan yang terlewati untuk dijawab.
Dalam mengisi skala ini, tidak ada jawaban yang benar dan salah, karena
setiap orang akan memiliki jawaban yang berbeda. Saya mengharapkan jawaban
yang paling sesuai dengan diri anda. Dengan demikian sudilah kiranya anda
memberikan jawaban sendiri, jujur, dan tanpa mendiskusikannya dengan orang
lain
Kesediaan anda untuk mengisi skala ini merupakan bantuan yang amat besar
bagi keberhasilan penelitian ini. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima
kasih.

Hormat Saya,

(Rizki Kurniawan)

114

IDENTITAS DIRI
Silahkan anda mengisi identitas diri anda terlebih dahulu:

Nama/ Inisial :..

Jenis kelamin :..

Angkatan

: ..

115

PETUNJUK PENGISIAN SKALA I


Pada skala I ini terdapat 72 pernyataan. Bacalah dan pahami baik-baik setiap
pernyataan. Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang
tersedia dikanan dari setiap pernyataan berdasarkan pada kondisi anda yang
sebenarnya. Berilah tanda () pada salah satu alternatif jawaban. Berikut pilihan
jawaban yang tersedia:
SS

: Sangat Sesuai

: Sesuai

TS

: Tidak Sesuai

STS

: Sangat Tidak Sesuai

Contoh Pengisian Skala:


No

Pernyataan

Saya malas belajar kelompok

SS

TS

STS

apabila nilai saya jelek

Apabila anda ingin mengganti jawaban yang telah anda berikan sebelumnya,
maka berilah tanda (=) pada tanda () dan berikan tanda () pada alternatif
jawaban yang menurut anda sesuai.
Contoh Koreksi Jawaban:
No

Pernyataan

Saya malas belajar kelompok


apabila nilai saya jelek

SS

TS

STS

116

No
Pernyataan
1 Saya menentukan materi perkuliahan
yang akan saya pelajari sebelum
memulai aktivitas belajar
2 Saya
merapikan
catatan
materi
perkuliahan agar mudah untuk dipelajari
kembali
3 Saya membuat kondisi lingkungan
belajar saya terasa menyenangkan
4 Saya mencatat pemaparan dari dosen
setiap sesi perkuliahan sesuai dengan
silabus mata kuliah
5 Saya membaca kembali catatan materi
perkuliahan untuk mempertajam ingatan
dan pemahaman
6 Saya menambah jam belajar saya setiap
kali saya mendapatkan nilai yang kurang
memuaskan
7 Saya meminta bantuan teman bila
menemukan kendala dalam mengerjakan
tugas dari dosen
8 Saya memeriksa kembali jawaban ujian
yang telah saya kerjakan sebelum saya
mengumpulkannya
9 Saya berdiskusi dengan teman ketika
materi yang saya pelajari cukup banyak
dan sulit dipahami
10 Saya membaca materi perkuliahan
dengan tidak menetapkan secara pasti
apa yang saya baca
11 Membuat ringkasan materi hanya
membuang-buang waktu saya saja
12 Saya membiarkan tempat belajar saya
diterangi dengan penerangan yang redup
13 Saya tidak pernah mencatat materi yang
diajarkan oleh dosen
14 Saya tidak pernah membaca ulang
catatan materi perkuliahan yang saya
buat

SS

TS

STS

117

No
Pernyataan
15 Saya tidak memberi hadiah apapun pada
diri saya ketika saya mendapatkan hasil
belajar yang baik
16 Saya merasa tidak perlu bertanya pada
dosen meskipun saya belum paham
materi perkuliahan
17 Setelah selesai mengerjakan ujian, saya
mengumpulkan
jawaban
tanpa
memeriksanya kembali
18 Saya tetap dengan strategi belajar saya
sekarang walau sudah tidak mendukung
kesuksesan akademik saya
19 Saya tidak melakukan hobi saya sampai
tugas perkuliahan saya selesai
20 Saya tidak pernah bertanya pada teman
walau saya mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas dari dosen
21 Saya mencermati setiap hasil ujian yang
saya dapatkan dan membandingkannya
dengan hasil ujian sebelumnya
22 Saya tetap menggunakan strategi belajar
yang sama dari waktu ke waktu
23 Saya membaca materi perkuliahan secara
berulang-ulang sampai saya paham
materi perkuliahan dengan baik
24 Saya tidak pernah menyimpan hasil-hasil
ujian saya
25 Saya menyiapkan peralatan belajar agar
memudahkan saya dalam belajar
26 Saya membuat rangkuman materi ketika
ditugasi oleh dosen saja
27 Saya menyediakan waktu minimal 2 jam
untuk bejalar pada waktu tertentu setiap
harinya
28 Saya tetap menyibukan diri dengan
kegiatan-kegiatan nonakademik saya
walaupun IPK saya menurun

SS

TS

STS

118

No
Pernyataan
29 Saya menemui dosen saya untuk
meminta penjelasan ulang atas tugas
yang belum saya pahami instruksi
pengerjaannya
30 Saya membiarkan hasil ujian saya tanpa
berkeinginan mengetahui kemajuan yang
saya capai
31 Saya mencoba strategi belajar baru yang
diajarkan oleh dosen dikampus
32 Saya belajar hanya pada saat saya sedang
memiliki waktu luang saja
33 Saya membuat rangkuman materi
perkuliahan supaya lebih mudah
dipahami
34 Saya tidak menghiraukan dengan adanya
barang-barang yang berserakan ditempat
belajar saya
35 Saya mengumpulkan tugas-tugas yang
sudah dikembalikan dosen untuk saya
pelajari kembali
36 Saya membaca materi perkuliahan hanya
pada saat menjelang ujian berlangsung
37 Saya tidak menerapkan strategi apapun
untuk mempertajam ingatan saya
38 Jika target belajar saya tidak tercapai,
saya berusaha mencari tahu apa yang
menjadi penyebabnya
39 Saya memilih diam saja walau saya
belum memahami materi perkuliahan
40 Saya mengurangi kegiatan senangsenang dengan teman saya saat nilai saya
menurun
41 Saya belajar hanya pada saat perkuliahan
dan tidak membaca kembali catatan dan
referensi dikos/dirumah
42 Saya menyimpan hasilhasil ujian saya
dengan baik

SS

TS

STS

119

No
Pernyataan
43 Saya membiarkan meja belajar saya
dipenuhi dengan barang-barang yang
tidak diperlukan untuk belajar
44 Ketika membaca materi perkuliahan,
saya menggaris bawahi (underline) pada
pokok materi yang saya rasa penting
45 Saya tidak punya waktu belajar khusus
diluar jadwal perkuliahan
46

47

48
49

50

51

52
53
54

55
56

Saya tidak mengintensifkan kegiatan


belajar saya saat nilai-nilai pop quiz saya
kurang memuaskan
Saya langsung bertanya pada dosen bila
ada materi yang disampaikan beliau yang
belum saya pahami
Saya membiarkan proses belajar saya
berjalan begitu saja
Saya menerapkan berbagai strategi
belajar menyesuaikan dengan materi
perkuliahan yang saya pelajari
Saya menentukan apa yang saya lakukan
selama belajar agar tujuan belajar saya
tercapai dengan baik
Saya tidak pernah membuat peta konsep
materi perkuliahan yang sudah saya
pelajari di kampus
Saya menata buku perkuliahan dengan
rapi ditempat saya biasa belajar
Tugas yang saya kerjakan tidak terpantau
secara pasti
Saya mencoba memasukkan pokok
materi perkuliahan dalam kalimat saya
sendiri untuk memudahkan saya
mengingat materi
Saya tidak pernah menghadiahi diri saya
atas kemajuan belajar yang saya raih
Saya merasa tidak ada gunanya bertanya
materi perkuliahan pada teman

SS

TS

STS

120

No
Pernyataan
57 Saya membuat tugas makalah tanpa
memeriksa ulang penulisan dan isi secara
menyeluruh
58 Saya tidak mencoba sama sekali strategi
belajar yang telah teman sarankan
59 Saya
menentukan
batas
waktu
pengerjaan tugas sebelum tenggat waktu
yang diberikan dosen habis
60 Saya membuat peta konsep setiap materi
yang sudah diajarkan oleh dosen agar
saya memahami materi dengan mudah
61 Saya menjauhkan benda-benda yang
dapat mengganggu konsentrasi saya saat
sedang belajar
62 Saya mencatat tugas-tugas yang harus
saya selesaikan dalam sebuah list/ daftar
dan menandainya bila telah usai
mengerjakannya
63 Saya membaca lagi rangkuman materi
yang telah saya buat sebelumnya
64 Saya segera mengganti strategi belajar
saya ketika sudah tidak lagi mendukung
kesuksesan akademik saya
65 Saya menelaah kembali tugas-tugas
perkuliahan yang mendapatkan nilai
kurang bagus untuk mencari tahu dimana
kekurangan dalam pengerjaannya
66 Saya menemui teman saya untuk
menanyakan langkah mengerjakan tugas
yang tidak mampu saya kerjakan
67 Saya membeli sesuatu yang saya suka
sebagai hadiah untuk kemajuan belajar
yang saya capai
68 Saya tidak mempunyai cara-cara khusus
untuk membantu saya mengingat materi
perkuliahan

SS

TS

STS

121

No
Pernyataan
69 Saya membiarkan tugas-tugas yang
sudah dikembalikan oleh dosen tercecer
dan menghilang entah kemana
70 Saya membiarkan buku perkuliahan
tertumpuk tidak beraturan
71 Saya hanya membaca materi perkuliahan
begitu saja tanpa memberikan tanda pada
topik-topik penting
72 Saya hanya belajar ketika hendak ujian
saja

SS

TS

---SILAHKAN LANJUT KE SKALA II---

STS

122

PETUNJUK PENGISIAN SKALA II


Pada skala II ini terdapat 40 pernyataan. Bacalah dan pahami baik-baik
setiap pernyataan. Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang
tersedia dikanan dari setiap pernyataan berdasarkan pada kondisi anda yang
sebenarnya. Berilah tanda () pada salah satu alternatif jawaban. Berikut pilihan
jawaban yang tersedia:
SL

: Selalu

SR

: Sering

KD

: Kadang-kadang

TP

: Tidak Pernah

Contoh Pengisian Skala:


No

Pernyataan

Saya masuk ruang kuliah


ketika sesi perkuliahan sudah
dimulai

SL SR KD TP

Apabila anda ingin mengganti jawaban yang telah anda berikan sebelumnya,
maka berilah tanda (=) pada tanda () dan berikan tanda () pada alternatif
jawaban yang menurut anda sesuai.
Contoh Koreksi Jawaban:
No

Pernyataan

Saya masuk ruang kuliah


ketika sesi perkuliahan sudah
dimulai

SL SR KD TP

123

No

Pernyataan

Saya mengerjakan tugas perkuliahan di


saat-saat
terakhir
batas
waktu
pengumpulan
Saya terlambat mengumpulkan tugas
karena terlalu lama mencari referensi
yang saya butuhkan
Bagian tugas kelompok yang menjadi
tanggung jawab saya dapat terselesaikan
sesuai dengan kesepakatan kelompok
saya
Saya mengerjakan tugas terlebih dahulu
sebelum pergi jalan-jalan dengan teman
Saya segera mengerjakan tugas dimulai
dari tugas yang saya anggap mudah
Saya membuka internet hanya untuk
mencari tambahan referensi yang
berhubungan dengan tugas kuliah saya
Diawal semester saya berencana aktif
dikelas tetapi saya belum juga
melakukannya hingga kini
Saya menonton acara televisi yang saya
sukai
daripada
membaca
materi
perkuliahan
Saya tetap bisa mengerjakan tugas tepat
waktu walaupun sempat kekurangan
referensi
Saya mengerjakan tugas makalah segera
setelah diberikan oleh dosen
Saya larut bermain game dan
mengabaikan
materi
ujian
yang
seharusnya saya baca
Waktu yang saya targetkan untuk
menyelesaikan tugas kerap kali meleset
dari rencana awal saya
saya hanya belajar menjelang ujian
berlangsung
Saya melakukan aktivitas lainnya walau
tugas yang saya kerjakan belum selesai

4
5
6

10
11

12

13
14

SL

SR

KD

TP

124

No

Pernyataan

15

Saya dapat menyelesaikan tugas makalah


tepat waktu seperti yang telah saya
rencanakan
Saya tetap berkonsentrasi mengerjakan
tugas kuliah/ belajar walau idola saya
sedang live concert di televisi
Saya belum akan belajar jika catatan
materi perkuliahan saya belum lengkap
Saya berhenti mengerjakan tugas ketika
menemukan sesuatu hal yang sulit dan
enggan melanjutkannya lagi
Saya bermain game ketika tugas
perkuliahan sudah selesai saya kerjakan
Saya datang ke kampus lebih awal setiap
hari seperti yang saya rencanakan
Saya tetap belajar untuk ujian besok hari
walau catatan saya masih ada yang
kurang lengkap
Saya belajar setiap hari walau tidak ada
ujian
Saya berencana untuk tekun belajar
tetapi saya masih belum melakukannya
Saat
diperpustakaan
saya
asyik
mengobrol dengan teman walau niat
semula membaca referensi untuk
mengerjakan tugas
Saya mengerjakan tugas setelah teman
saya selesai mengerjakan agar saya bisa
mendapat inspirasi dari tugas teman
Saya fokus pada tugas yang sedang saya
kerjakan dan baru akan melakukan
aktivitas lainnya setelah tugas saya
selesai
Saya ingin bangun lebih pagi untuk
belajar tetapi saya tetap tertidur walau
alarm sudah berbunyi berkali-kali

16

17
18

19
20
21

22
23
24

25

26

27

SL

SR

KD

TP

125

No

Pernyataan

28

Saya menolak ajakan teman saya untuk


menonton di bioskop karena belajar
untuk ujian esok hari
Saya sibuk mencari topik yang bagus
untuk
tugas
makalah
hingga
mengabaikan waktu pengumpulan yang
semakin dekat
Saya menyelesaikan bagian tugas
laporan kelompok sesuai dengan
kesepakatan dengan anggota kelompok
yang lain
Saya memilih ajakan teman saya untuk
pergi jalan-jalan daripada mengikuti
perkuliahan
Saya mengumpulkan tugas sebelum
tenggang waktu yang diberikan oleh
dosen habis
Saya belum akan mengerjakan tugas
yang diberikan oleh dosen karena temanteman saya juga belum mengerjakannya
Saya mengembalikan catatan teman
sesuai dengan janji yang saya buat
dengan teman saya
Saya sibuk dengan kegiatan diluar
perkuliahan sehingga melalaikan tugas
yang harus saya kerjakan
Saya mengacuhkan teman saya yang
mengajak
mengobrol
dan
fokus
menyimak penjelasan materi perkuliahan
dari dosen
Kesulitan yang saya temui dalam
mengerjakan tugas tidak menyurutkan
langkah saya untuk menyelesaikan tugas
dengan segera
Saya tidur lebih awal karena kelelahan
beraktivitas walau saya sudah berencana
untuk membaca materi untuk ujian besok
pagi

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

SL

SR

KD

TP

126

No

Pernyataan

39

Saya mengatur waktu untuk kegiatankegiatan lain agar tidak mengganggu jam
belajar saya
Saya membiarkan tugas yang seharusnya
saya selesaikan saat ini dan fokus dengan
film yang saya putar di laptop

40

SL

---TERIMA KASIH---

SR

KD

TP

127

LAMPIRAN 2:
TABULASI UJI COBA
SKALA

128

Tabulasi Uji Coba Skala Self-Regulated Learning


S

No Aitem
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

129

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

No Aitem

130

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

131

No Aitem
43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

132

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

64

65

66

67

68

69

70

71

72

222

201

219

224

232

173

205

234

216

10

179

11

205

12

209

13

214

14

218

15

179

16

228

17

196

18

185

19

196

20

235

21

211

No Aitem

Total

133

22

189

23

220

24

224

25

191

26

231

27

209

28

210

29

225

30

205

31

167

32

203

33

155

34

204

35

225

36

207

37

184

38

206

39

205

40

183

41

229

42

181

43

210

44

211

45

177

46

238

47

180

48

200

49

171

50

18

51

219

52

200

53

200

54

164

55

233

56

189

134

Tabulasi Uji Coba Skala Prokrastinasi Akademik


S

No Aitem
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

135

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

75

95

73

80

73

107

91

76

69

10

96

11

82

12

91

13

85

14

82

15

99

16

74

17

94

18

92

19

94

No Aitem

Total

136

20

63

21

87

22

91

23

98

24

69

25

97

26

83

27

81

28

83

29

73

30

82

31

109

32

91

33

107

34

76

35

70

36

79

37

100

38

86

39

92

40

99

41

72

42

109

43

103

44

88

45

105

46

64

47

113

48

110

49

105

50

100

51

74

52

100

53

92

54

86

55

70

56

105

137

LAMPIRAN 3:
VALIDITAS DAN
RELIABILITAS

138

SKALA SELF-REGULATED LEARNING


Validitas
CORRELATIONS
/VARIABLES=VAR00001 VAR00002
VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009
VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016
VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023
VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030
VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037
VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044
VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051
VAR00054 VAR00055 VAR00056 VAR00057 VAR00058
VAR00061 VAR00062 VAR00063 VAR00064 VAR00065
VAR00068
VAR00069
VAR00070
VAR00071
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

VAR00003 VAR00004
VAR00010 VAR00011
VAR00017 VAR00018
VAR00024 VAR00025
VAR00031 VAR00032
VAR00038 VAR00039
VAR00045 VAR00046
VAR00052 VAR00053
VAR00059 VAR00060
VAR00066 VAR00067
VAR00072
total

Correlations
total
VAR00001

Pearson Correlation

.234

Sig. (2-tailed)

.083

N
VAR00002

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00003

.002
56

Sig. (2-tailed)

.551

Pearson Correlation

N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
VAR00006

**

.081

Sig. (2-tailed)

VAR00005

.402

Pearson Correlation

N
VAR00004

56

56
.466

**

.000
56
.383

**

.004
56
*

Pearson Correlation

.301

Sig. (2-tailed)

.024

56

139

Correlations
total
VAR00007

Pearson Correlation

.277*

Sig. (2-tailed)

.039

N
VAR00008

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00009

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00010

56
*

.012
56

Pearson Correlation

.091

Sig. (2-tailed)

.506

Pearson Correlation

Pearson Correlation

56
.425

**

.001
56
.406

**

.002
56
*

Pearson Correlation

.311

Sig. (2-tailed)

.019

56
*

Pearson Correlation

.308

Sig. (2-tailed)

.021

N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
VAR00018

56

Sig. (2-tailed)

VAR00017

.003

.334

Sig. (2-tailed)

VAR00016

**

Pearson Correlation

VAR00015

.388

.100

Sig. (2-tailed)

VAR00014

56

Sig. (2-tailed)

N
VAR00013

.002

.222

N
VAR00012

.398**

Pearson Correlation

N
VAR00011

56

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

56
.463

**

.000
56
.547

**

.000
56

140

Correlations
total
VAR00019

Pearson Correlation

.234

Sig. (2-tailed)

.083

N
VAR00020

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00021

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00022

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00023

Pearson Correlation

Pearson Correlation

N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
VAR00028

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00029

.588

**

.000
56
.364

**

.006
56
*

.020

Sig. (2-tailed)

VAR00027

56

Sig. (2-tailed)

VAR00026

.001

.310

Sig. (2-tailed)

VAR00025

.442**

Pearson Correlation

N
VAR00024

56

56
.555

**

.000
56
.534

**

.000
56
.464

**

.000
56
.385

**

.003
56
.374

**

.004
56
*

Pearson Correlation

.305

Sig. (2-tailed)

.022

56

141

Correlations
total
VAR00030

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00031

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00032

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00033

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00034

Pearson Correlation

Pearson Correlation

N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
VAR00039

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00040

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00041

.000
56
.468

**

.000
56
.633

**

.000
56
*

.011

Sig. (2-tailed)

VAR00038

.556**

Sig. (2-tailed)

VAR00037

56

.339

Sig. (2-tailed)

VAR00036

.002

Pearson Correlation

N
VAR00035

.402**

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

56
.451

**

.000
56
.461

**

.000
56
.697

**

.000
56
.445

**

.001
56
.392

**

.003
56
.495

**

.000
56
.525

**

.000
56

142

Correlations
total
VAR00042

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00043

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00044

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00045

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00046

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00047

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00048

Pearson Correlation

Pearson Correlation

N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
VAR00053

.000
56
.625

**

.000
56
.627**
.000
56
.429

**

.001
56
.532

**

.000
56
*

.035

Sig. (2-tailed)

VAR00052

.641**

Sig. (2-tailed)

VAR00051

56

.282

Sig. (2-tailed)

VAR00050

.000

Pearson Correlation

N
VAR00049

.555**

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

56
.582

**

.000
56
.573

**

.000
56
.613

**

.000
56
.589

**

.000
56
.647

**

.000
56

143

Correlations
total
VAR00054

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00055

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00056

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00057

.008
56

56

.071

Pearson Correlation

Pearson Correlation

Pearson Correlation

N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
VAR00065

**

.243

Sig. (2-tailed)

VAR00064

.351

Sig. (2-tailed)

VAR00063

56

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

VAR00062

.005

.161

VAR00061

.371**

Sig. (2-tailed)

Sig. (2-tailed)

VAR00060

56

.190

N
VAR00059

.000

Pearson Correlation

N
VAR00058

.498**

56
.458

**

.000
56
.528

**

.000
56
.631

**

.000
56
.586

**

.000
56
.460

**

.000
56
.535

**

.000
56

Pearson Correlation

.253

Sig. (2-tailed)

.060

56

144

Correlations
total
VAR00066

Pearson Correlation

.130

Sig. (2-tailed)

.339

N
VAR00067

56

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

.408**
.002

N
VAR00068

56

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

.515

.000

N
VAR00069

56

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

.605

56

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

.499

56

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

.434

56

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

.478

**

.000

N
Total

**

.001

N
VAR00072

**

.000

N
VAR00071

**

.000

N
VAR00070

**

56

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)
N

56

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).

Reliabilitas
DATASET ACTIVATE DataSet0.
NEW FILE.
RELIABILITY
/VARIABLES=VAR00001
VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008
VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015
VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022
VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029
VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036
VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043

VAR00002
VAR00009
VAR00016
VAR00023
VAR00030
VAR00037
VAR00044

VAR00003
VAR00010
VAR00017
VAR00024
VAR00031
VAR00038
VAR00045

VAR00004
VAR00011
VAR00018
VAR00025
VAR00032
VAR00039
VAR00046

145

VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052 VAR00053


VAR00054 VAR00055 VAR00056 VAR00057 VAR00058 VAR00059 VAR00060
VAR00061 VAR00062 VAR00063
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.
Case Processing Summary
N
Cases

Valid
Excluded

%
56

Total

100.0

.0

56

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.944

N of Items
63

146

SKALA PROKRASTINASI AKADEMIK


Validitas
NEW FILE.
CORRELATIONS
/VARIABLES=VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011
VAR00013 VA R00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018
VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025
VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032
VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039
total
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Total
VAR00001

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00002

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00003

.000
56
*

.012

Pearson Correlation

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

56
**

.731

.000
56
.377**
.004
56

Pearson Correlation

.207

Sig. (2-tailed)

.126

N
VAR00007

**

.451

Sig. (2-tailed)

VAR00006

56

.333

Sig. (2-tailed)

VAR00005

.000

Pearson Correlation

N
VAR00004

**

.571

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

56
**

.495

.000
56

VAR00005
VAR00012
VAR00019
VAR00026
VAR00033
VAR00040

147

Correlations
Total
VAR00008

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00009

.031

Pearson Correlation

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00013

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00014

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00015

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00018

.000
56
**

.676

.000
56
.545**
.000
56
.476**
.000
56
.511**
.000
56
**

.650

.000
56
*

Sig. (2-tailed)

.029

Pearson Correlation

N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
VAR00021

**

.292

Sig. (2-tailed)

VAR00020

56
.476

Pearson Correlation

N
VAR00019

Sig. (2-tailed)

VAR00012

56
.288

Sig. (2-tailed)

VAR00011

.000

Pearson Correlation

N
VAR00010

**

.549

56
-.086
.531
56
**

.552

.000
56

Pearson Correlation

.084

Sig. (2-tailed)

.539

56

148

Correlations
Total
VAR00022

Pearson Correlation

.230

Sig. (2-tailed)

.088

N
VAR00023

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00024

.131

Pearson Correlation

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00028

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00029

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00030

.000
56
.592**
.000
56
.422**
.001
56
.598**
.000
56
**

.358

.007
56
*

Sig. (2-tailed)

.010

Pearson Correlation

N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
VAR00033

**

.611

.340

Sig. (2-tailed)

VAR00032

56

Pearson Correlation

N
VAR00031

56

Sig. (2-tailed)

VAR00027

.000

.204

Sig. (2-tailed)

VAR00026

**

Pearson Correlation

N
VAR00025

56
.639

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

56
**

.548

.000
56
**

.462

.000
56
**

.563

.000
56

149

Correlations
Total
VAR00034

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00035

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

VAR00036

Pearson Correlation

56

56
**

.416

.001
56

Pearson Correlation

.199

Sig. (2-tailed)

.141

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Total

.000

.244

VAR00040

**

Sig. (2-tailed)

VAR00039

56
.541

.158

Sig. (2-tailed)

VAR00038

.009

Pearson Correlation

N
VAR00037

**

.348

Pearson Correlation

56
.589**
.000
56
.622**
.000
56
1

Sig. (2-tailed)
N

56

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).

Reliabilitas
NEW FILE.
RELIABILITY
/VARIABLES=VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011
VAR00013 VA
R00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017
VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024
VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.

VAR00005
VAR00012
VAR00018
VAR00025
VAR00032

150

Case Processing Summary


N
Cases

Valid
Excluded

%
56

100.0

.0

56

100.0

Total

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.909

N of Items
32

151

LAMPIRAN 4:
SKALA PENELITIAN

152

No:

SKALA PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

153

Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan
sarjana di Jurusan Psikologi FIP UNNES, saya membutuhkan sejumlah data yang
hanya akan saya peroleh dengan adanya kerja sama dari anda dalam mengisi skala
ini.
Skala ini terdiri dari dua bagian yaitu skala I dan skala II. Cara
menjawabnya akan dijelaskan pada petunjuk pengisian. Untuk itu saya
mengharapkan agar anda memperhatikan petunjuk pengisian dengan baik.Bila
telah selesai dikerjakan, periksalah kembali jawaban anda agar tidak ada
pernyataan yang terlewati untuk dijawab.
Dalam mengisi skala ini, tidak ada jawaban yang benar dan salah, karena
setiap orang akan memiliki jawaban yang berbeda. Saya mengharapkan jawaban
yang paling sesuai dengan diri anda. Dengan demikian sudilah kiranya anda
memberikan jawaban sendiri, jujur, dan tanpa mendiskusikannya dengan orang
lain
Kesediaan anda untuk mengisi skala ini merupakan bantuan yang amat besar
bagi keberhasilan penelitian ini. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima
kasih.

Hormat Saya,

(Rizki Kurniawan)

154

IDENTITAS DIRI
Silahkan anda mengisi identitas diri anda terlebih dahulu:

Nama/ Inisial :..

Jenis kelamin :..

Angkatan

: ..

155

PETUNJUK PENGISIAN SKALA I


Pada skala I ini terdapat 63 pernyataan. Bacalah dan pahami baik-baik setiap
pernyataan. Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang
tersedia dikanan dari setiap pernyataan berdasarkan pada kondisi anda yang
sebenarnya. Berilah tanda () pada salah satu alternatif jawaban. Berikut pilihan
jawaban yang tersedia:
SS

: Sangat Sesuai

: Sesuai

TS

: Tidak Sesuai

STS

: Sangat Tidak Sesuai

Contoh Pengisian Skala:


No

Pernyataan

Saya malas belajar kelompok

SS

TS

STS

apabila nilai saya jelek

Apabila anda ingin mengganti jawaban yang telah anda berikan sebelumnya,
maka berilah tanda (=) pada tanda () dan berikan tanda () pada alternatif
jawaban yang menurut anda sesuai.
Contoh Koreksi Jawaban:
No

Pernyataan

Saya malas belajar kelompok


apabila nilai saya jelek

SS

TS

STS

156

No
Pernyataan
1 Saya menyediakan waktu minimal 2 jam
untuk belajar pada waktu tertentu setiap
harinya
2 Saya
merapikan
catatan
materi
perkuliahan agar mudah untuk dipelajari
kembali
3 Saya menyiapkan peralatan belajar agar
memudahkan saya dalam belajar
4 Saya mencatat pemaparan dari dosen
setiap sesi perkuliahan sesuai dengan
silabus mata kuliah
5 Saya membaca kembali catatan materi
perkuliahan untuk mempertajam ingatan
dan pemahaman
6 Saya menambah jam belajar saya setiap
kali saya mendapatkan nilai yang kurang
memuaskan
7 Saya meminta bantuan teman bila
menemukan kendala dalam mengerjakan
tugas dari dosen
8 Saya memeriksa kembali jawaban ujian
yang telah saya kerjakan sebelum saya
mengumpulkannya
9 Saya berdiskusi dengan teman ketika
materi yang saya pelajari cukup banyak
dan sulit dipahami
10 Saya belajar hanya pada saat saya sedang
memiliki waktu luang saja
11 Membuat ringkasan materi hanya
membuang-buang waktu saya saja
12 Saya tidak menghiraukan dengan adanya
barang-barang yang berserakan ditempat
belajar saya
13 Saya tidak pernah mencatat materi yang
diajarkan oleh dosen
14 Saya tidak pernah membaca ulang
catatan materi perkuliahan yang saya
buat

SS

TS

STS

157

No
Pernyataan
15 Saya tidak memberi hadiah apapun pada
diri saya ketika saya mendapatkan hasil
belajar yang baik
16 Saya merasa tidak perlu bertanya pada
dosen meskipun saya belum paham
materi perkuliahan
17 Setelah selesai mengerjakan ujian, saya
mengumpulkan
jawaban
tanpa
memeriksanya kembali
18 Saya tetap dengan strategi belajar saya
sekarang walau sudah tidak mendukung
kesuksesan akademik saya
19 Saya mengurangi kegiatan senangsenang dengan teman saya saat nilai saya
menurun
20 Saya tidak pernah bertanya pada teman
walau saya mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas dari dosen
21 Saya mencermati setiap hasil ujian yang
saya dapatkan dan membandingkannya
dengan hasil ujian sebelumnya
22 Saya tetap menggunakan strategi belajar
yang sama dari waktu ke waktu
23 Saya membaca materi perkuliahan secara
berulang-ulang sampai saya paham
materi perkuliahan dengan baik
24 Saya tidak pernah menyimpan hasil-hasil
ujian saya
25 Saya menata buku perkuliahan dengan
rapi ditempat saya biasa belajar
26 Saya membuat rangkuman materi ketika
ditugasi oleh dosen saja
27 Saya menentukan apa yang saya lakukan
selama belajar agar tujuan belajar saya
tercapai dengan baik
28 Saya tetap menyibukan diri dengan
kegiatan-kegiatan nonakademik saya
walaupun IPK saya menurun

SS

TS

STS

158

No
Pernyataan
29 Saya menemui dosen saya untuk
meminta penjelasan ulang atas tugas
yang belum saya pahami instruksi
pengerjaannya
30 Saya membiarkan hasil ujian saya tanpa
berkeinginan mengetahui kemajuan yang
saya capai
31 Saya mencoba strategi belajar baru yang
diajarkan oleh dosen dikampus
32 Saya tidak punya waktu belajar khusus
diluar jadwal perkuliahan
33

34

35

36
37
38

39
40

41

42

Saya membuat rangkuman materi


perkuliahan supaya lebih mudah
dipahami
Saya membiarkan meja belajar saya
dipenuhi dengan barang-barang yang
tidak diperlukan untuk belajar
Saya mengumpulkan tugas-tugas yang
sudah dikembalikan dosen untuk saya
pelajari kembali
Saya membaca materi perkuliahan hanya
pada saat menjelang ujian berlangsung
Saya tidak menerapkan strategi apapun
untuk mempertajam ingatan saya
Jika target belajar saya tidak tercapai,
saya berusaha mencari tahu apa yang
menjadi penyebabnya
Saya memilih diam saja walau saya
belum memahami materi perkuliahan
Saya membeli sesuatu yang saya suka
sebagai hadiah untuk kemajuan belajar
yang saya capai
Saya belajar hanya pada saat perkuliahan
dan tidak membaca kembali catatan dan
referensi dikos/dirumah
Saya menyimpan hasilhasil ujian saya
dengan baik

SS

TS

STS

159

No
Pernyataan
43 Saya membiarkan buku perkuliahan
tertumpuk tidak beraturan
44 Ketika membaca materi perkuliahan,
saya menggaris bawahi (underline) pada
pokok materi yang saya rasa penting
45 Saya hanya belajar ketika hendak ujian
saja
46 Saya tidak mengintensifkan kegiatan
belajar saya saat nilai-nilai pop quiz saya
kurang memuaskan
47 Saya langsung bertanya pada dosen bila
ada materi yang disampaikan beliau yang
belum saya pahami
48 Saya membiarkan proses belajar saya
berjalan begitu saja
49 Saya menerapkan berbagai strategi
belajar menyesuaikan dengan materi
perkuliahan yang saya pelajari
50 Saya
menentukan
batas
waktu
pengerjaan tugas sebelum tenggat waktu
yang diberikan dosen habis
51 Saya tidak pernah membuat peta konsep
materi perkuliahan yang sudah saya
pelajari di kampus
52 Saya menjauhkan benda-benda yang
dapat mengganggu konsentrasi saya saat
sedang belajar
53 Tugas yang saya kerjakan tidak terpantau
secara pasti
54 Saya mencoba memasukkan pokok
materi perkuliahan dalam kalimat saya
sendiri untuk memudahkan saya
mengingat materi
55 Saya tidak pernah menghadiahi diri saya
atas kemajuan belajar yang saya raih
56 Saya merasa tidak ada gunanya bertanya
materi perkuliahan pada teman

SS

TS

STS

160

No
Pernyataan
57 Saya mencatat tugas-tugas yang harus
saya selesaikan dalam sebuah list/ daftar
dan menandainya bila telah usai
mengerjakannya
58 Saya membuat peta konsep setiap materi
yang sudah diajarkan oleh dosen agar
saya memahami materi dengan mudah
59 Saya segera mengganti strategi belajar
saya ketika sudah tidak lagi mendukung
kesuksesan akademik saya
60 Saya membaca lagi rangkuman materi
yang telah saya buat sebelumnya
61 Saya hanya membaca materi perkuliahan
begitu saja tanpa memberikan tanda pada
topik-topik penting
62 Saya membiarkan tugas-tugas yang
sudah dikembalikan oleh dosen tercecer
dan menghilang entah kemana
63 Saya tidak mempunyai cara-cara khusus
untuk membantu saya mengingat materi
perkuliahan

SS

TS

---SILAHKAN LANJUT KE SKALA II---

STS

161

PETUNJUK PENGISIAN SKALA II


Pada skala II ini terdapat 32 pernyataan. Bacalah dan pahami baik-baik
setiap pernyataan. Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang
tersedia dikanan dari setiap pernyataan berdasarkan pada kondisi anda yang
sebenarnya. Berilah tanda () pada salah satu alternatif jawaban. Berikut pilihan
jawaban yang tersedia:
SL

: Selalu

SR

: Sering

KD

: Kadang-kadang

TP

: Tidak Pernah

Contoh Pengisian Skala:


No

Pernyataan

Saya masuk ruang kuliah


ketika sesi perkuliahan sudah
dimulai

SL SR KD TP

Apabila anda ingin mengganti jawaban yang telah anda berikan sebelumnya,
maka berilah tanda (=) pada tanda () dan berikan tanda () pada alternatif
jawaban yang menurut anda sesuai.
Contoh Koreksi Jawaban:
No

Pernyataan

Saya masuk ruang kuliah


ketika sesi perkuliahan sudah
dimulai

SL SR KD TP

162

No

Pernyataan

Saya mengerjakan tugas perkuliahan di


saat-saat
terakhir
batas
waktu
pengumpulan
Bagian tugas kelompok yang menjadi
tanggung jawab saya dapat terselesaikan
sesuai dengan kesepakatan kelompok
saya
Saya terlambat mengumpulkan tugas
karena terlalu lama mencari referensi
yang saya butuhkan
Saya mengerjakan tugas terlebih dahulu
sebelum pergi jalan-jalan dengan teman
Diawal semester saya berencana aktif
dikelas tetapi saya belum juga
melakukannya hingga kini
Saya segera mengerjakan tugas dimulai
dari tugas yang saya anggap mudah
Saya menonton acara televisi yang saya
sukai
daripada
membaca
materi
perkuliahan
Saya tetap bisa mengerjakan tugas tepat
waktu walaupun sempat kekurangan
referensi
Saya dapat menyelesaikan tugas makalah
tepat waktu seperti yang telah saya
rencanakan
saya hanya belajar menjelang ujian
berlangsung
Saya tetap berkonsentrasi mengerjakan
tugas kuliah/ belajar walau idola saya
sedang live concert di televisi
Saya melakukan aktivitas lainnya walau
tugas yang saya kerjakan belum selesai
Saya mengerjakan tugas makalah segera
setelah diberikan oleh dosen
Waktu yang saya targetkan untuk
menyelesaikan tugas kerap kali meleset
dari rencana awal saya

4
5

6
7

10
11

12
13
14

SL

SR

KD

TP

163

No

Pernyataan

15

Saya fokus pada tugas yang sedang saya


kerjakan dan baru akan melakukan
aktivitas lainnya setelah tugas saya
selesai
Saya larut bermain game dan
mengabaikan
materi
ujian
yang
seharusnya saya baca
Saya datang ke kampus lebih awal setiap
hari seperti yang saya rencanakan
Saya berhenti mengerjakan tugas ketika
menemukan sesuatu hal yang sulit dan
enggan melanjutkannya lagi
Saya sibuk mencari topik yang bagus
untuk
tugas
makalah
hingga
mengabaikan waktu pengumpulan yang
semakin dekat
Saya menyelesaikan bagian tugas
laporan kelompok sesuai dengan
kesepakatan dengan anggota kelompok
yang lain
Saya berencana untuk tekun belajar
tetapi saya masih belum melakukannya
Saya mengatur waktu untuk kegiatankegiatan lain agar tidak mengganggu jam
belajar saya
Kesulitan yang saya temui dalam
mengerjakan tugas tidak menyurutkan
langkah saya untuk menyelesaikan tugas
dengan segera
Saya memilih ajakan teman saya untuk
pergi jalan-jalan daripada mengikuti
perkuliahan
Saya mengumpulkan tugas sebelum
tenggang waktu yang diberikan oleh
dosen habis
Saya mengerjakan tugas setelah teman
saya selesai mengerjakan agar saya bisa
mendapat inspirasi dari tugas teman

16

17
18

19

20

21
22

23

24

25

26

SL

SR

KD

TP

164

No

Pernyataan

27

Saya membiarkan tugas yang seharusnya


saya selesaikan saat ini dan fokus dengan
film yang saya putar di laptop
Saya ingin bangun lebih pagi untuk
belajar tetapi saya tetap tertidur walau
alarm sudah berbunyi berkali-kali
Saya sibuk dengan kegiatan diluar
perkuliahan sehingga melalaikan tugas
yang harus saya kerjakan
Saya menolak ajakan teman saya untuk
menonton di bioskop karena belajar
untuk ujian esok hari
Saya mengembalikan catatan teman
sesuai dengan janji yang saya buat
dengan teman saya
Saya belum akan mengerjakan tugas
yang diberikan oleh dosen karena temanteman saya juga belum mengerjakannya

28

29

30

31

32

SL

---TERIMA KASIH---

SR

KD

TP

165

LAMPIRAN 5:
TABULASI
PENELITIAN

166

TABULASI PENELITIAN SKALA SELF-REGULATED


LEARNING
NO AITEM

JK

AKT

10

11

12

13

14

15

16

17

S-1

2007

S-2

2007

S-3

2008

S-4

2008

S-5

2008

S-6

2006

S-7

2006

S-8

2008

S-9

2008

S-10

2008

S-11

2007

S-12

2006

S-13

2006

S-14

2006

S-15

2008

S-16

2008

S-17

2007

S-18

2008

S-19

2006

S-20

2008

S-21

2008

S-22

2008

S-23

2008

S-24

2008

S-25

2008

S-26

2007

S-27

2008

S-28

2007

S-29

2007

S-30

2007

S-31

2008

S-32

2008

S-33

2008

S-34

2008

S-35

2006

S-36

2007

167

S-37

2008

S-38

2008

S-39

2007

S-40

2007

S-41

2007

S-42

2008

S-43

2008

S-44

2007

S-45

2008

S-46

2008

S-47

2008

S-48

2008

S-49

2008

S-50

2008

JK

AKT

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

S-1

2007

S-2

2007

S-3

2008

S-4

2008

S-5

2008

S-6

2006

S-7

2006

S-8

2008

S-9

2008

S-10

2008

S-11

2007

S-12

2006

S-13

2006

S-14

2006

S-15

2008

S-16

2008

S-17

2007

S-18

2008

S-19

2006

S-20

2008

S-21

2008

S-22

2008

S-23

2008

S-24

2008

NO AITEM

168

S-25

2008

S-26

2007

S-27

2008

S-28

2007

S-29

2007

S-30

2007

S-31

2008

S-32

2008

S-33

2008

S-34

2008

S-35

2006

S-36

2007

S-37

2008

S-38

2008

S-39

2007

S-40

2007

S-41

2007

S-42

2008

S-43

2008

S-44

2007

S-45

2008

S-46

2008

S-47

2008

S-48

2008

S-49

2008

S-50

2008

JK

AKT

S-1

S-2

S-3

NO AITEM
35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

2007

2007

2008

S-4

2008

S-5

2008

S-6

2006

S-7

2006

S-8

2008

S-9

2008

S-10

2008

S-11

2007

S-12

2006

169

S-13

2006

S-14

2006

S-15

2008

S-16

2008

S-17

2007

S-18

2008

S-19

2006

S-20

2008

S-21

2008

S-22

2008

S-23

2008

S-24

2008

S-25

2008

S-26

2007

S-27

2008

S-28

2007

S-29

2007

S-30

2007

S-31

2008

S-32

2008

S-33

2008

S-34

2008

S-35

2006

S-36

2007

S-37

2008

S-38

2008

S-39

2007

S-40

2007

S-41

2007

S-42

2008

S-43

2008

S-44

2007

S-45

2008

S-46

2008

S-47

2008

S-48

2008

S-49

2008

S-50

2008

170

JK

AKT

S-1

S-2
S-3
S-4

NO AITEM

TOTAL

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

2007

160

2007

181

2008

195

2008

192

S-5

2008

173

S-6

2006

157

S-7

2006

167

S-8

2008

167

S-9

2008

192

S-10

2008

178

S-11

2007

150

S-12

2006

175

S-13

2006

178

S-14

2006

189

S-15

2008

207

S-16

2008

161

S-17

2007

173

S-18

2008

174

S-19

2006

181

S-20

2008

184

S-21

2008

179

S-22

2008

147

S-23

2008

198

S-24

2008

148

S-25

2008

182

S-26

2007

170

S-27

2008

163

S-28

2007

150

S-29

2007

153

S-30

2007

158

S-31

2008

154

S-32

2008

162

S-33

2008

155

S-34

2008

164

S-35

2006

145

S-36

2007

156

S-37

2008

174

S-38

2008

152

S-39

2007

157

171

S-40

2007

176

S-41

2007

183

S-42

2008

141

S-43

2008

165

S-44

2007

153

S-45

2008

180

S-46

2008

169

S-47

2008

206

S-48

2008

152

S-49

2008

185

S-50

2008

171

172

TABULASI PENELITIAN SKALA PROKRASTINASI


AKADEMIK
NO AITEM

JK

AKT

10

11

12

13

14

15

16

17

S-1

2007

S-2

2007

S-3

2008

S-4

2008

S-5

2008

S-6

2006

S-7

2006

S-8

2008

S-9

2008

S-10

2008

S-11

2007

S-12

2006

S-13

2006

S-14

2006

S-15

2008

S-16

2008

S-17

2007

S-18

2008

S-19

2006

S-20

2008

S-21

2008

S-22

2008

S-23

2008

S-24

2008

S-25

2008

S-26

2007

S-27

2008

S-28

2007

S-29

2007

S-30

2007

S-31

2008

S-32

2008

S-33

2008

S-34

2008

S-35

2006

S-36

2007

173

S-37

2008

S-38

2008

S-39

2007

S-40

2007

S-41

2007

S-42

2008

S-43

2008

S-44

2007

S-45

2008

S-46

2008

S-47

2008

S-48

2008

S-49

2008

S-50

2008

JK

AKT

S-1

S-2

S-3

NO AITEM

TOTAL

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

2007

78

2007

62

2008

66

S-4

2008

64

S-5

2008

66

S-6

2006

80

S-7

2006

63

S-8

2008

65

S-9

2008

63

S-10

2008

79

S-11

2007

77

S-12

2006

44

S-13

2006

48

S-14

2006

47

S-15

2008

56

S-16

2008

80

S-17

2007

71

S-18

2008

57

S-19

2006

61

S-20

2008

76

S-21

2008

76

S-22

2008

69

S-23

2008

53

S-24

2008

77

174

S-25

2008

59

S-26

2007

56

S-27

2008

69

S-28

2007

85

S-29

2007

76

S-30

2007

78

S-31

2008

84

S-32

2008

68

S-33

2008

86

S-34

2008

83

S-35

2006

86

S-36

2007

81

S-37

2008

80

S-38

2008

81

S-39

2007

73

S-40

2007

73

S-41

2007

58

S-42

2008

78

S-43

2008

70

S-44

2007

91

S-45

2008

68

S-46

2008

83

S-47

2008

48

S-48

2008

70

S-49

2008

79

S-50

2008

81

175

LAMPIRAN 6:
TABULASI
PENELITIAN (PER
INDIKATOR)

176

SKALA SELF-REGULATED LEARNING


Goal Setting and Planning
S

JK

AKT

S-1

2007

S-2

2007

S-3

2008

S-4

2008

S-1

2008

S-6

2006

S-7

2006

S-8

2008

S-9

2008

S-10

2008

S-11

2007

S-12

2006

S-13

2006

S-14

2006

S-15

2008

S-16

2008

S-17

2007

S-18

2008

S-19

2006

S-20

2008

S-21

2008

S-22

2008

S-23

2008

S-24

2008

S-25

2008

S-26

2007

S-27

2008

S-28

2007

S-29

2007

S-30

2007

S-31

2008

S-32

2008

S-33

2008

S-34

2008

1
2
3
3
2
2
2
2
2
2
4
3
2
2
2
3
2
3
2
2
2
4
2
4
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2

10
2
3
2
2
2
2
2
3
1
4
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
3
3
2
1
2
1
2
2
2
1
2
2

NO AITEM
27 32
2 3
3 3
4 3
3 2
3 2
3 2
2 3
3 2
3 3
2 1
2 2
3 2
3 2
3 2
3 3
2 3
3 2
3 2
3 3
4 2
4 2
2 2
4 3
2 2
3 2
3 2
2 2
2 2
2 2
3 2
2 2
3 2
2 2
3 2

45 50
3
2
3
3
2
4
3
3
2
4
2
3
3
3
2
3
3
2
3
1
1
3
1
4
1
4
4
4
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
1
3
2
3
2
3
3
4
1
2
2
3
3
4
2
3
4
2
4
2
2
3
2
2
1
2
2
2
2
2

TOTAL
14
18
18
15
15
14
15
15
14
15
12
14
14
17
17
14
15
14
15
14
17
14
21
12
14
15
13
13
13
14
12
11
12
13

177

S-35

2006

S-36

2007

S-37

2008

S-38

2008

S-39

2007

S-40

2007

S-41

2007

S-42

2008

S-43

2008

S-44

2007

S-45

2008

S-46

2008

S-47

2008

S-48

2008

S-49

2008

S-50

2008

1
2
2
3
1
2
3
1
2
2
3
3
4
2
3
2

2
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
3
3
3
2

3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
2
3
1
2
2

3
2
1
3
2
2
3
2
3
2
2
1
4
1
3
2

2
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3

13
13
13
15
13
14
17
13
15
13
16
14
20
13
17
14

Organizing and Transforming


S

JK

AKT

S-1

S-2

S-3

NO AITEM

TOTAL

11

26

33

44

51

58

61

2007

22

2007

19

2008

24

S-4

2008

27

S-1

2008

20

S-6

2006

19

S-7

2006

18

S-8

2008

21

S-9

2008

25

S-10

2008

19

S-11

2007

19

S-12

2006

18

S-13

2006

22

S-14

2006

23

S-15

2008

26

S-16

2008

21

S-17

2007

23

S-18

2008

22

S-19

2006

21

S-20

2008

23

178

S-21

2008

22

S-22

2008

20

S-23

2008

24

S-24

2008

17

S-25

2008

23

S-26

2007

26

S-27

2008

22

S-28

2007

20

S-29

2007

20

S-30

2007

20

S-31

2008

20

S-32

2008

18

S-33

2008

18

S-34

2008

21

S-35

2006

18

S-36

2007

19

S-37

2008

21

S-38

2008

16

S-39

2007

21

S-40

2007

21

S-41

2007

24

S-42

2008

17

S-43

2008

21

S-44

2007

24

S-45

2008

23

S-46

2008

22

S-47

2008

26

S-48

2008

17

S-49

2008

22

S-50

2008

22

Environment Structuring
S

JK

AKT

S-1

S-2

S-3

NO AITEM

TOTAL

12

25

34

43

52

2007

16

2007

20

2008

24

S-4

2008

19

S-1

2008

16

S-6

2006

17

179

S-7

2006

14

S-8

2008

18

S-9

2008

19

S-10

2008

18

S-11

2007

15

S-12

2006

22

S-13

2006

17

S-14

2006

20

S-15

2008

19

S-16

2008

16

S-17

2007

18

S-18

2008

16

S-19

2006

18

S-20

2008

19

S-21

2008

17

S-22

2008

13

S-23

2008

22

S-24

2008

14

S-25

2008

23

S-26

2007

15

S-27

2008

19

S-28

2007

12

S-29

2007

10

S-30

2007

16

S-31

2008

12

S-32

2008

16

S-33

2008

17

S-34

2008

18

S-35

2006

12

S-36

2007

17

S-37

2008

18

S-38

2008

17

S-39

2007

14

S-40

2007

17

S-41

2007

17

S-42

2008

15

S-43

2008

16

S-44

2007

13

S-45

2008

22

S-46

2008

18

S-47

2008

20

180

S-48

2008

20

S-49

2008

18

S-50

2008

20

Keeping Record and Monitoring


S

JK

AKT

S-1

S-2

NO AITEM

TOTAL

13

24

35

42

53

57

62

2007

22

2007

23

S-3

2008

26

S-4

2008

26

S-1

2008

23

S-6

2006

19

S-7

2006

21

S-8

2008

20

S-9

2008

24

S-10

2008

18

S-11

2007

19

S-12

2006

23

S-13

2006

24

S-14

2006

24

S-15

2008

25

S-16

2008

22

S-17

2007

20

S-18

2008

21

S-19

2006

25

S-20

2008

25

S-21

2008

23

S-22

2008

19

S-23

2008

28

S-24

2008

17

S-25

2008

25

S-26

2007

17

S-27

2008

23

S-28

2007

17

S-29

2007

15

S-30

2007

19

S-31

2008

20

S-32

2008

16

S-33

2008

19

181

S-34

2008

23

S-35

2006

18

S-36

2007

21

S-37

2008

18

S-38

2008

18

S-39

2007

22

S-40

2007

27

S-41

2007

25

S-42

2008

19

S-43

2008

19

S-44

2007

19

S-45

2008

26

S-46

2008

23

S-47

2008

28

S-48

2008

15

S-49

2008

23

S-50

2008

24

Rehearsing and Memorizing


S

JK

AKT

S-1

S-2

NO AITEM

TOTAL

14

23

36

41

54

60

63

2007

22

2007

23

S-3

2008

24

S-4

2008

24

S-1

2008

23

S-6

2006

21

S-7

2006

24

S-8

2008

23

S-9

2008

24

S-10

2008

29

S-11

2007

20

S-12

2006

20

S-13

2006

20

S-14

2006

24

S-15

2008

26

S-16

2008

19

S-17

2007

23

S-18

2008

23

S-19

2006

24

182

S-20

2008

23

S-21

2008

23

S-22

2008

18

S-23

2008

25

S-24

2008

19

S-25

2008

19

S-26

2007

24

S-27

2008

21

S-28

2007

24

S-29

2007

28

S-30

2007

19

S-31

2008

18

S-32

2008

22

S-33

2008

20

S-34

2008

21

S-35

2006

20

S-36

2007

17

S-37

2008

22

S-38

2008

21

S-39

2007

20

S-40

2007

22

S-41

2007

24

S-42

2008

16

S-43

2008

23

S-44

2007

21

S-45

2008

19

S-46

2008

22

S-47

2008

30

S-48

2008

20

S-49

2008

25

S-50

2008

20

Self-Consequating
S

JK

AKT

S-1

S-2

NO AITEM

TOTAL

15

19

28

40

46

55

2007

15

2007

21

S-3

2008

20

S-4

2008

21

S-1

2008

19

183

S-6

2006

17

S-7

2006

17

S-8

2008

18

S-9

2008

19

S-10

2008

20

S-11

2007

12

S-12

2006

19

S-13

2006

20

S-14

2006

19

S-15

2008

25

S-16

2008

16

S-17

2007

18

S-18

2008

19

S-19

2006

17

S-20

2008

19

S-21

2008

19

S-22

2008

16

S-23

2008

17

S-24

2008

13

S-25

2008

20

S-26

2007

13

S-27

2008

15

S-28

2007

16

S-29

2007

16

S-30

2007

18

S-31

2008

19

S-32

2008

14

S-33

2008

17

S-34

2008

15

S-35

2006

14

S-36

2007

18

S-37

2008

19

S-38

2008

17

S-39

2007

17

S-40

2007

17

S-41

2007

17

S-42

2008

14

S-43

2008

15

S-44

2007

15

S-45

2008

18

S-46

2008

16

184

S-47

2008

18

S-48

2008

13

S-49

2008

20

S-50

2008

15

16

20

29

39

47

56

Seeking Social Assistance


NO AITEM

JK

AKT

TOTAL

S-1

2007

17

S-2

2007

20

S-3

2008

21

S-4

2008

21

S-1

2008

19

S-6

2006

18

S-7

2006

19

S-8

2008

17

S-9

2008

23

S-10

2008

23

S-11

2007

21

S-12

2006

23

S-13

2006

23

S-14

2006

22

S-15

2008

25

S-16

2008

20

S-17

2007

20

S-18

2008

20

S-19

2006

22

S-20

2008

22

S-21

2008

20

S-22

2008

17

S-23

2008

20

S-24

2008

23

S-25

2008

19

S-26

2007

22

S-27

2008

18

S-28

2007

17

S-29

2007

19

S-30

2007

19

S-31

2008

19

S-32

2008

22

185

S-33

2008

20

S-34

2008

21

S-35

2006

20

S-36

2007

18

S-37

2008

23

S-38

2008

16

S-39

2007

18

S-40

2007

18

S-41

2007

19

S-42

2008

17

S-43

2008

21

S-44

2007

19

S-45

2008

19

S-46

2008

20

S-47

2008

22

S-48

2008

21

S-49

2008

21

S-50

2008

20

Self-evaluating
S

JK

AKT

S-1

S-2
S-3
S-4

NO AITEM

TOTAL

17

21

30

38

48

2007

14

2007

18

2008

17

2008

18

S-1

2008

18

S-6

2006

15

S-7

2006

18

S-8

2008

17

S-9

2008

21

S-10

2008

17

S-11

2007

17

S-12

2006

18

S-13

2006

19

S-14

2006

21

S-15

2008

21

S-16

2008

17

S-17

2007

17

S-18

2008

18

186

S-19

2006

18

S-20

2008

18

S-21

2008

18

S-22

2008

15

S-23

2008

20

S-24

2008

16

S-25

2008

19

S-26

2007

18

S-27

2008

15

S-28

2007

13

S-29

2007

13

S-30

2007

16

S-31

2008

17

S-32

2008

19

S-33

2008

15

S-34

2008

17

S-35

2006

14

S-36

2007

16

S-37

2008

18

S-38

2008

16

S-39

2007

13

S-40

2007

21

S-41

2007

19

S-42

2008

13

S-43

2008

18

S-44

2007

14

S-45

2008

18

S-46

2008

16

S-47

2008

20

S-48

2008

17

S-49

2008

18

S-50

2008

16

Metacognitive Self-Regulation
S

JK

AKT

S-1

S-2
S-3
S-4

NO AITEM

TOTAL

18

22

31

37

49

59

2007

18

2007

19

2008

21

2008

21

187

S-1

2008

20

S-6

2006

17

S-7

2006

21

S-8

2008

18

S-9

2008

23

S-10

2008

19

S-11

2007

15

S-12

2006

18

S-13

2006

19

S-14

2006

19

S-15

2008

23

S-16

2008

16

S-17

2007

19

S-18

2008

21

S-19

2006

21

S-20

2008

21

S-21

2008

20

S-22

2008

15

S-23

2008

21

S-24

2008

17

S-25

2008

20

S-26

2007

20

S-27

2008

17

S-28

2007

18

S-29

2007

19

S-30

2007

17

S-31

2008

17

S-32

2008

24

S-33

2008

17

S-34

2008

15

S-35

2006

16

S-36

2007

17

S-37

2008

22

S-38

2008

16

S-39

2007

19

S-40

2007

19

S-41

2007

21

S-42

2008

17

S-43

2008

17

S-44

2007

15

S-45

2008

19

188

S-46

2008

18

S-47

2008

22

S-48

2008

16

S-49

2008

21

S-50

2008

20

189

SKALA PROKRASTINASI AKADEMIK

Penundaan untuk Memulai maupun Menyelesaikan Kerja pada Tugas


yang Dihadapi
S

JK

AKT

S-1

S-2
S-3
S-4

NO AITEM

TOTAL

10

13

18

20

23

26

32

2007

21

2007

16

2008

17

2008

18

S-1

2008

21

S-6

2006

22

S-7

2006

18

S-8

2008

19

S-9

2008

21

S-10

2008

23

S-11

2007

20

S-12

2006

12

S-13

2006

16

S-14

2006

13

S-15

2008

17

S-16

2008

22

S-17

2007

21

S-18

2008

16

S-19

2006

18

S-20

2008

21

S-21

2008

21

S-22

2008

21

S-23

2008

14

S-24

2008

23

S-25

2008

16

S-26

2007

17

S-27

2008

20

S-28

2007

23

S-29

2007

21

S-30

2007

22

S-31

2008

23

S-32

2008

23

S-33

2008

25

190

S-34

2008

22

S-35

2006

25

S-36

2007

24

S-37

2008

21

S-38

2008

24

S-39

2007

22

S-40

2007

18

S-41

2007

17

S-42

2008

24

S-43

2008

19

S-44

2007

25

S-45

2008

19

S-46

2008

24

S-47

2008

14

S-48

2008

21

S-49

2008

20

S-50

2008

25

Keterlambatan dalam Mengerjakan Tugas


S

JK

AKT

S-1

S-2

NO AITEM

TOTAL

12

15

19

22

29

2007

17

2007

14

S-3

2008

13

S-4

2008

14

S-1

2008

12

S-6

2006

18

S-7

2006

11

S-8

2008

11

S-9

2008

13

S-10

2008

16

S-11

2007

20

S-12

2006

10

S-13

2006

S-14

2006

S-15

2008

13

S-16

2008

17

S-17

2007

15

S-18

2008

13

S-19

2006

15

191

S-20

2008

15

S-21

2008

15

S-22

2008

15

S-23

2008

13

S-24

2008

17

S-25

2008

13

S-26

2007

12

S-27

2008

16

S-28

2007

18

S-29

2007

16

S-30

2007

17

S-31

2008

19

S-32

2008

14

S-33

2008

19

S-34

2008

18

S-35

2006

20

S-36

2007

18

S-37

2008

19

S-38

2008

17

S-39

2007

13

S-40

2007

17

S-41

2007

12

S-42

2008

17

S-43

2008

16

S-44

2007

19

S-45

2008

16

S-46

2008

16

S-47

2008

11

S-48

2008

13

S-49

2008

17

S-50

2008

18

Kesenjangan Waktu antara Rencana dan Kinerja Aktual


S

JK

AKT

S-1

S-2

NO AITEM

TOTAL

14

21

25

28

31

2007

21

2007

16

S-3

2008

17

S-4

2008

16

S-1

2008

20

192

S-6

2006

19

S-7

2006

18

S-8

2008

19

S-9

2008

14

S-10

2008

18

S-11

2007

15

S-12

2006

11

S-13

2006

10

S-14

2006

12

S-15

2008

15

S-16

2008

21

S-17

2007

17

S-18

2008

11

S-19

2006

13

S-20

2008

16

S-21

2008

17

S-22

2008

21

S-23

2008

13

S-24

2008

17

S-25

2008

15

S-26

2007

12

S-27

2008

17

S-28

2007

19

S-29

2007

20

S-30

2007

21

S-31

2008

20

S-32

2008

18

S-33

2008

24

S-34

2008

22

S-35

2006

20

S-36

2007

19

S-37

2008

18

S-38

2008

18

S-39

2007

18

S-40

2007

19

S-41

2007

15

S-42

2008

18

S-43

2008

19

S-44

2007

23

S-45

2008

15

S-46

2008

23

193

S-47

2008

12

S-48

2008

16

S-49

2008

19

S-50

2008

21

Melakukan

Aktivitas

Lain

yang

lebih

Menyenangkan

Melakukan Tugas yang harus Dikerjakan


S

JK

AKT

S-1

S-2
S-3

NO AITEM

TOTAL

11

16

24

27

30

2007

17

2007

15

2008

18

S-4

2008

15

S-1

2008

12

S-6

2006

18

S-7

2006

13

S-8

2008

13

S-9

2008

12

S-10

2008

20

S-11

2007

19

S-12

2006

10

S-13

2006

13

S-14

2006

11

S-15

2008

10

S-16

2008

18

S-17

2007

16

S-18

2008

15

S-19

2006

13

S-20

2008

20

S-21

2008

19

S-22

2008

10

S-23

2008

11

S-24

2008

17

S-25

2008

12

S-26

2007

13

S-27

2008

13

S-28

2007

23

S-29

2007

17

S-30

2007

16

daripada

194

S-31

2008

19

S-32

2008

11

S-33

2008

15

S-34

2008

18

S-35

2006

18

S-36

2007

16

S-37

2008

19

S-38

2008

19

S-39

2007

17

S-40

2007

16

S-41

2007

13

S-42

2008

17

S-43

2008

13

S-44

2007

21

S-45

2008

17

S-46

2008

17

S-47

2008

10

S-48

2008

18

S-49

2008

21

S-50

2008

14

195

LAMPIRAN 7:
STATISTIKA
DESKRIPTIF

196

Skala Self-Regulated Learning

Statistika Deskriptif Self-Regulated Learning


Descriptive Statistics
N
self-regulated learning
Valid N (listwise)

Range

50
50

Minimum Maximum

66.00

141.00

Mean

Std. Deviation Variance

207.00 169.6400

16.18233 261.868

Statistika Deskriptif Indikator Self-Regulated Learning


Descriptive Statistics
N
goal setting and planning
organizing
and
transforming
environment structuring
keeping
record
and
monitoring
rehearshing
and
memorizing
self-consequating
seeking social assistance
self-evaluating
metacognitive
selfregulation
Valid N (listwise)

Range Minimum Maximum

Mean

Std. Deviation Variance

50
50

10.00
11.00

11.00
16.00

21.00
27.00

14.5200
21.1400

2.01261
2.61089

4.051
6.817

50
50

14.00
13.00

10.00
15.00

24.00
28.00

17.1800
21.5200

2.97397
3.38809

8.844
11.479

50

14.00

16.00

30.00

22.0400

2.86399

8.202

50
50
50
50

13.00
9.00
8.00
9.00

12.00
16.00
13.00
15.00

25.00
25.00
21.00
24.00

17.2400
20.0800
17.1000
18.8200

2.51169
2.01869
2.14047
2.28294

6.309
4.075
4.582
5.212

50

197

Skala Prokrastinasi Akademik


Statistika Deskriptif Prokrastinasi Akademik
Descriptive Statistics
N
prokrastinasi akademik
Valid N (listwise)

50
50

Range

Minimum

47.00

Maximum

44.00

Mean

91.00

Std. Deviation Variance

70.4400

11.58669

134.251

Statistika Deskriptif Indikator Prokrastinasi Akademik


Descriptive Statistics
N
penundaan untuk memulai
maupun menyelesaikan kerja
pada tugas yang dihadapi
keterlambatan
dalam
mengerjakan tugas
kesenjangan waktu antara
rencana dan kinerja aktual
melakukan aktivitas lain yang
lebih
menyenangkan
daripada melakukan tugas
yang harus dikerjakan
Valid N (listwise)

Range

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation Variance

50

13.00

12.00

25.00

20.1000

3.32738

11.071

50

12.00

8.00

20.00

15.0800

2.96125

8.769

50

14.00

10.00

24.00

17.3600

3.35492

11.256

50

13.00

10.00

23.00

15.5600

3.33295

11.109

50

198

LAMPIRAN 8:
HASIL UJI ASUMSI

199

Hasil Uji Normalistas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
self-regulated
learning
N
a,,b
Normal Parameters

50
169.6400
16.18233
.084
.084
-.044
.594
.872

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Most Extreme Differences

prokrastinasi
akademik

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

50
70.4400
11.58669
.144
.070
-.144
1.021
.249

Hasil Uji Linieritas


Anova table
Prokrastinasi Akademik * SRL
Between Groups

Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.

(Combined)
5588.320

Deviation
Linearity
from Linearity
2800.058
2788.262

Within Groups
990.000

Total
6578.320
49

39

38

100

143.290

2800.058

73.375

647.172

1.447

28.283

.741

.274

.000

.759

Measures of Association
R
Prokrastinasi akademik * SRL

-.652

R Squared
.426

Eta
.922

Eta Squared
.850

200

LAMPIRAN 9:
HASIL UJI HIPOTESIS

201

Descriptive Statistics
Mean
self-regulated learning 169.6400
prokrastinasi akademik 70.4400

Std. Deviation

16.18233 50
11.58669 50

Correlations
self-regulated
learning
self-regulated learning

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)
N
prokrastinasi akademik Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

prokrastinasi
akademik
-.652

**

.000
50

50

**

-.652

.000
50

50

Anda mungkin juga menyukai