PROGRAM
MANAJEMEN
RISIKO
Dr Luwiharsih,MSc
Dr Luwiharsih,MSc
JABATAN :
• Ka Divisi Diklat KARS, sejak tahun 2011 - Sekarang
• Surveior akreditasi, sejak 1995 - sekarang
• Pembimbing akreditasi, sejak 1995 - sekarang
• Dewan Penilai, sejak 2015 - sekarang
PENDIDIKAN
• S-I Fakultas Kedokteran Unair
• * S-II Pasca Sarjana UI, Manajemen RS
PENGALAMAN KERJA
o Direktur RSK Sitanala Tangerang ( 2007 – 2010 )
o Ka Sub Dit RS Pendidikan, Kemkes ( 2005 – 2007 )
o Ka Sub Dit RS Swasta, Kemkes ( 2001 – 2005 )
o Ka Sub Dit Akreditasi RS, Kemkes (1995 – 2001)
2. Meminimalkan risiko kematian, cedera dan / atau penyakit bagi konsumen / pasien,
karyawan dan orang lain sebagai akibat dari pelayanan yang diberikan
3. Meningkatkan hasil asuhan pasien lebih baik
Kerangka
Prinsip-prinsip Proses
Kerja
Manajemen Manajemen
Manajemen
Risiko Risiko
Risiko
2. Prinsip-prinsip
manajemen risiko
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN RISIKO
2. Manajemen risiko adalah bagian integral proses dalam organisasi (an integral part of
organizational processes)
3. Manajemen risiko adalah bagian dari pengambilan keputusan (part of decision making)
5. Manajemen risiko bersifat sistematis, terstruktur, & tepat waktu (systematic, structured & timely)
6. Manajemen risiko berdasarkan informasi terbaik yang tersedia (based on the best available
information)
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN RISIKO
7. Manajemen risiko dibuat sesuai kebutuhan (tailored)
8. Manajemen risiko memperhitungkan faktor manusia dan budaya (takes human and cultural
factors into account)
10. Manajemen risiko bersifat dinamis, interatif, dan responsif terhadap perubahan (dynamic,
iterative and responsive to change)
Design of framework
ERM
Implementing Risk
Management
MITIGASI RISIKO
5. KELOLA RISIKO
2. IDENTIFIKASI RISIKO • Risiko diterima à Monitoring & review
1. Apa yang bisa terjadi? • Risiko tidak diterima à Penanganan/mitigasi
2. Bagaimana itu bisa terjadi? risiko :
3. Mengapa itu bisa terjadi? 1. Identifikasi opsi
4. Kapan itu bisa terjadi? 2. Pertimbangkan dan evaluasi manfaat dan
5. Untuk siapa itu bisa terjadi? kepraktisan opsi
6. Di mana itu bisa terjadi? 3. Pilih opsi yang paling sesuai
4. Siapkan rencana aksi
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
PEMILIK RISIKO :
KOORDINATOR MANAJEMEN RISIKO :
PERIODE :
- 44 -
Tujuan Kode Pernyataan UC/ Dampa
No Kegiatan
Kegiatan TABEL IDENTIFIKASI
Risiko
Sebab
Risiko RISIKO
k (CONTOH)
C
1
Formulir 32 3 4 5
UNIT
6 7
: ………….8
Pemilik Risiko :
KA
TABELUNIT : ……….
ANALISIS RISIKO
Petunjuk pengisian :
•Skoring risiko : 5 X 3 = 15
15 Agustus 2019 29
PRINSIP PENGENDALIAN RISIKO MELIPUTI
LIMA HIERARKI, YAITU
1) Menghilangkan bahaya (eliminasi)
Proses 'Komunikasi dan Konsultasi' sangat penting untuk manajemen risiko klinis yg
efektif dan perlu dilakukan di setiap tingkat proses manajemen risiko klinis.
MONITORING, AUDIT DAN REVIEW
Monitoring terdiri dari
a. Monitoring internal
- dilaksanakan oleh Komite Mutu/Sub Komite Manajemen risiko
setiap 3 bulan sekali
- dilakukan pada seluruh aspek manajemen risiko
- Hasil monitoring dilaporkan ke Dir RS
b. Monitoring eksternal
- Kementrian Kesehatan melalui program KPRS dan program
lainnya
• Rapat koordinasi RS
Diklat risk manajemen Apakah diklat Risk Manajemen berjalan dengan baik
• Risk ranking
• Prioritas risiko
Evaluasi risiko
• Cost benefit analysis
CONTOH: STUDI KASUS - PENERAPAN PROSES MANAJEMEN
RISIKO KLINIS UNTUK RISIKO DI UNIT KEBIDANAN
Langkah 1: Tetapkan konteks
Unit Kebidanan yang sibuk memiliki sejumlah insiden klinis yang terkait dengan cedera neonatal
yang dibuktikan dengan skor Apgar yang rendah dan kelahiran mati yang tidak terduga.
Beberapa Bidan telah menyampaikan keprihatinan mereka kepada Kepala Departemen Kebidanan.
Langkah 2 - Identifikasi risikonya
Penilaian risiko dilakukan. Risiko klinis diidentifikasi sebagai kegagalan untuk memberikan asuhan maternitas
yang efektif dan aman, mengakibatkan risiko yg disebabkan oleh:
1. Kasus-kasus obstetrik berisiko tinggi yang kompleks yang muncul saat persalinan di Kamar Bersalin termasuk
kehamilan kembar dan kelahiran pervaginam setelah Operasi Caesar tanpa persiapan atau perencanaan
antenatal yang memadai.
2. Ruang Operasi tidak tersedia untuk Operasi Caesar Darurat.
3. Staf kebidanan tidak terlatih untuk sepenuhnya memanfaatkan CTG termasuk interpretasi jejak CTG.
CONTOH: STUDI KASUS - PENERAPAN PROSES MANAJEMEN
RISIKO KLINIS UNTUK RISIKO DI UNIT KEBIDANAN
Langkah 2 - Identifikasi risikonya
4. Staf kebidanan tidak tersedia untuk membantu interpretasi jejak CTG karena beban kerja yang sibuk.
5. Konsultan Dokter Anak tidak tersedia karena kekurangan roster.
Konsekuensi dari risiko ini dapat membahayakan neonatal termasuk kematian. Kontrol yang ada termasuk:
1. Kebijakan untuk mengidentifikasi kompleksitas kehamilan melalui kategorisasi rendah, sedang atau tinggi.
2. Staf kebidanan untuk menghadiri Kursus Pengantar Pemantauan Janin.
Penilaian Kontrol Agregat dinilai sebagai Marjinal karena tidak semua penyebab memiliki kontrol yang
sesuai. Kategori Konsekuensi diidentifikasi sebagai: Dampak kesehatan pada Pasien
Dampak Kesehatan pada Pasien dinilai sejak dampak Level 5 (Katastropik) dan Probabilitas Level 4 .
Penilaian ini dapat dengan menggunakan data dari Sistem Manajemen Insiden Klinis (CIMS) tentang tingkat
keparahan cedera neonatal (terutama meninjau insiden)
Peringkat Risiko kemudian dihitung sebagai: 5x4 = 20 menjadi EXTREME.
CONTOH: STUDI KASUS - PENERAPAN PROSES MANAJEMEN
RISIKO KLINIS UNTUK RISIKO DI UNIT KEBIDANAN
Langkah 4: Evaluasi risikonya
Tingkat risiko ini dianggap tidak dapat diterima oleh organisasi dan sumber daya lebih lanjut akan
disediakan untuk menangani risiko tersebut.
Keputusan dibuat bahwa wanita dengan kehamilan berisiko tinggi harus dipindahkan untuk melahirkan bayi
mereka di fasilitas spesialis terdekat. Ini akan segera mengurangi risiko keberadaannya, sehingga skor risiko
dari extreme turun ke level tinggi berikutnya. Dampak masih dinilai sebagai Level 5 (Catastrophic) tetapi
probabilitas diturunkan menjadi Level 3 sehingga peringkat risiko akan menjadi 5x3 = 15 sedang TINGGI
5. PROGRAM
MANAJEMEN
RISIKO RS
(PMKP 12)
Standar PMKP 12
program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan
identifikasi dan mengurangi cedera dan mengurangi risiko lain terhadap
keselamatan pasien dan staf.
1. Konteks
2. Ruang lingkup, tujuan dan kriteria untuk penilaian risiko à tetapkan form-2
nya
3. Tanggung jawab dan fungsi manajemen risiko
4. Pelatihan staf
5. Sebuah daftar risiko yang teridentifikasi – risiko strategis, operasional,
keuangan dan bahaya
6. Ringkasan rencana-rencana risiko untuk risiko-risiko utama
7. Proses untuk berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan
PROGAM MANAJEMEN
RISIKO RS
1. Pendahuluan
2. Latar belakang
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan (Rencana
Kegiatan)
5. Cara melaksanakan kegiatan
6. Sasaran
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Contoh:
4. KEGIATAN POKOK &
RINCIAN KEGIATAN
1. Membentuk Sub Komite Manajemen Risiko
(dibawah Komite Mutu)
2. Menyusun Regulasi (Pedoman) Manajemen Risiko
RS
3. Melakukan identifikasi, analisis dan evaluasi risiko
yg meliputi :
- Risiko Pasien
- Risiko Staf Medis
- Risiko Ten kes dan tenaga lainnya di RS
- Risiko fasilitas dan lingkungan
- Risiko terpapar infeksi
- Risiko lainnya
No RISIKO ANALISA RISIKOA RPN STRATEGI KET
Dampak Propabilitas PENGENDALIAN
RISIKO
RISIKO PASIEN
FASILITAS &
LINGKUNGAN
11 DES 2019
Contoh:
4. Pelaporan insiden/kecelakaan
5. Melakukan strategi pengendalian risiko
6. Melakukan edukasi ke seluruh staf
7. Melakukan monitoring dan laporan ke Direktur RS
PENUTUP
• Form untuk identifikasi, analisis dan pengendalian risiko banyak
sekali à RS agar memilih dan menetapkan mana yang akan
dipergunakan