Anda di halaman 1dari 46

KONSEP MANAJEMEN

RISIKO SISTEM
PELAPORAN

Oleh:
Bidasari Jamil
PERATURAN TERKAIT PEYELENGGARAAN
1.
2.
FASYANKES
Undang-Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dan turunan peraturannya
4. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah No. 88 Tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja
6. Permenkes No. 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
7. Permenkes No. 9 Tahun 2014 tentang Klinik
8. Permenkes No. 47 Tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan
9. Permenkes No. 20 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Telemedicine Antar Fasilitas Pelayanan Kesehatan
10. Permenkes No. 24 Tahun 2020 tentang Pelayanan Radiolog
11. Permenkes No. 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Sektor Kesehatan & perubahannya dalam Permenkes No. 8 Tahun 2022
12. Permenkes No. 34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik
13. Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/4799/2021 tentang Daftar Obat Kedaruratan Medis
14. Permenkes No. 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis
15. Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/1423/2022 tentang Pedoman variabel dan Meta Data Pada Penyelenggaraan Rekam Medis
Elektronik
16. Permenkes No. 30 Tahun 2022 tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi,
Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan Unit Transfusi Darah
17. Permenkes No. 34 Tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyaraka, Klinik, Laboratorium Kesehatan,Unit Transfusi Darah,
Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
18. Permenkes No. 165 Tahun 2023 Tentang Standar Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat
19. Peraturan-peraturan lainnya
KONSEP MANAJEMEN
Risiko adalah kemungkinanRISIKO
terjadinya suatu peristiwa yang berdampak negatif terhadap
pencapaian sasaran organisasi. (PMK 25/2019)
Risiko adalah paparan yang dapat mengakibatkan cedera atau kerugian
Risiko adalah dampak ketidak pastian mencapai tujian (ISO 31000)
Kategori risiko di Fasyankes :
1. Risiko klinis yang berhubungan dengan keselamatan pasien dan
2. Risiko non klinis meliputi risiko terkait manajemen fasilitas keselamatan (MFK), risiko PPI
yang tidak berdampak pada pasien, risiko keuangan, risiko kepatuhan, risiko
reputasional dan risiko strategis pada KMP, pelayanan UKM, serta UKP, laboratorium,
dan kefarmasian.
MANAJEMEN
Proses identifikasi risiko, RISIKO
identifikasi risiko yang dapat terjadi didokumentasikan dalam
register risiko.
Register risiko harus dibuat :
1. Sebagai dasar penyusunan program manajemen risiko
2. Untuk membantu petugas Fasyankes mengenal dan mewaspadai kemungkinan risiko dan
akibatnya sehingga dapat melakukan pelindungan terhadap sasaran program, pasien,
keluarga, masyarakat, petugas, lingkungan, dan fasilitas pelayanan kesehatan.

Fasyankes menyusun profil risiko yang merupakan risiko prioritas berdasarkan evaluasi
terhadap hasil identifikasi dan analisa risiko yang ada pada register risiko yang memerlukan
penanganan lebih lanjut. Selanjutnya dilakukan pemantauan dan penyampaian laporan
manajemen risiko setiap enam bulan kepada Kepala Fasyankes
MANAJEMEN
Program manajemen risiko (MR) RISIKO
berisi strategi dan kegiatan untuk mereduksi atau memitigasi
risiko yang disusun setiap tahun, terintegrasi dalam perencanaan Puskesmas, serta
berdasarkan identifikasi dan analisis risiko baik yang sudah berakibat terjadinya
kejadian/insiden ataupun yang berpotensi menyebabkan terjadinya kejadian/insiden.

Penatalaksanaan risiko berupa strategi reduksi, mitigasi dan pemantauan pelaksanaan tata
laksana dilakukan sesuai kategori risiko
Satu alat/metode analisis proaktif terhadap proses kritis dan berisiko tinggi adalah analisis
efek modus kegagalan (failure mode effect analysis) untuk menganalisis minimal satu proses
kritis atau berisiko tinggi yang dipilih setiap tahun.
Tujuan Penerapan Manajemen Riskiko
di lingkungan Kemenkes

a. Mengantisipasi dan menangani segala bentuk risiko secara efektif dan efisien
b. Meningkatkan kepatuhan terhadap segala regulasi
c. Memberikan dasar pada setiap pengambilan keputusan dan perencanaan
d. Meningkatkan pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja
Manfaat Penerapan Manajemen Tujuan Penerapan Manajemen
Risiko Risiko

a. Meningkatnya mutu informasi a. Mengantisipasi dan menangani segala


untuk pengambilan bentuk risiko secara efektif dan efisisen
keputusan b. Meningkatkan kepatuhan terhadap
b. Perlindungan kepada unit regulasi
kerja c. Memberikan dasar pada setiap
c. Mengurangi kejutan atas risiko pengambil keputusan dan
yang tidak diinginkan perencanaan
d. Meningkatkan pencapaian tujuan dan
peningkatan kinerja
MANAJEMEN
RISIKO
Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi

a. Menetapkan Kebijakan dan prosedur manajemen risiko fasyankes


b. Menetapkan program manajemen risiko fasyankes
c. Menetapkan selera risiko dan kriteria risiko
d. Menetapkan profil risiko dan rencana penanganan / mitigasinya
e. Melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan manajemen risiko
f. Memastikan proses manajemen risiko berjalan dan terintegrasi
Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi
(SSP)
Struktur Manajemen Strategi Manajemen Risiko Proses Manajemen Risiko
Risiko
Regulasi: 1. Komunikasi dan
Governing Body (Dewas) Kebijakan, Panduan , SOP konsultasi
BOD (Direksi/ Ka PKM) 2.Penetapan konteks
Penilaian dan 3. Identifikasi risiko
Komite mutu – Sub Komite Pengendalian Risiko 4. Analisa Risiko
PJ Mutu – Koord MR Sarana 5. Evaluasi risiko
Ka Instalasi/ a Unit Prasarana: 6. Penanganan risiko
- Sumber daya 7. Monitoring dan review
- Infrastruktur
Integrasi dalam POAC

Katagori Risiko

Strategic Operational Law & Financial Human technology


Regulation
STRUKTUR ORGANISASI
MANAJEMEN RISIKO
DIREKTUR
PMK 25 Tahun 2019
UTAMA
Manajemen Risiko di
lingkungan Kemenkes
KOMITE MUTU
1. Pemilik risiko : Kepala DAN
Satuan kerja/ KESELAMATAN
Direktur RS/ Kepala PASIEN
Fasyankes
2. Koordinator (Es III/ IV)
3. Administrator (es IV) SUB KOMITE SUB KOMITE SUB KOMITE
KESELAMATA PENINGKATA
4. Unit Kerja
N PASIEN MANAJEMEN N MUTU
RISIKO
PJ Mutu di Unit Kerja
MANAJEMEN
RISIKO
Proses Manajemen Risiko
MANAJEMEN
Proses Manajemen RisikoRISIKO
PROSES MANAJEMEN RISIKO
PENILAIAN RISIKO/ (RISK ASSESSMENT)

ANALISIS RISIKO EVALUASI RISIKO


IDENTIFIKASI RISIKO • Proses evaluasi hasil
• Proses analisis terhadap analisis risiko
• Proses identifikasi • Mencakup
potensi risiko
potensi risiko perbandingan hasil
• Meliputi analisis: penyebab
• Identifikasi terhadap: analisis risiko
risiko, likelihood serta
sumber risiko, dengan kriteria yang
impact risiko
kejadian yang telah ditetapkan
• Mempertimbangkan
mungkin terjadi, menjadi basis dalam
kontrol2 yang sudah ada
penyebab serta area penentuan risk
• Dapat berupa analisis
yang terkena dampak treatment terhadap
kualitatif, semi kuantitatif
risiko tsb risiko
maupun kuantitatif
SUMBER RISIKO
RISIKO DI FASYANKES
PENDEKATAN MANAJEMEN
RISIKO Belum terjadi/
Sudah terjadi IKP
kemungkinan terjadi
Lakukan severity assessment
Sumber Daya (5M+E)
Probabilitas Dampak

GRADING

RCA
Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan
analisis yang akan dilakukan:
• Grade Biru: Investigasi sederhana oleh atasan
langsung
maksimal 1 minggu

• GradeHijau: Investigasi sederhana oleh atasan langsung


maksimal 1 minggu

• Grade Kuning: Analisis akar masalah/RCA, waktu


maksimal 45 hari

• Grade Merah: Analisis akar masalah/RCA, waktu


maksimal 45 hari
Daftar risiko fasyankes yang dibuat sekali dalam setahun dan dilakukan mitigasi resiko D
EP 4
Identifikasi Risiko
Adalah pemeriksaan apa yang ada di dalam organisasi, yang dapat mengakibatkan cedera
pada individu, sehingga bisa ditentukan apakah organisasi sudah mengambil tindakan
pencegahan (prevent), migate, mendeteksi error yang dapat menyebabkan cedera (harm).

1. Daftar Potensi risiko yang menggambarkan 2. Daftar Risiko : Rekapitulasi kejadian /


proses risiko tinggi pada pasien, staf, insiden dalam waktu 1 tahun mencakup :
pengunjung atau pekerja kontrak. 1) Insiden keselamatan pasien
Kriteria prioritas yang biasa digunakan: 2) Insiden staf medis
1. Probabilitas or likelihood of occurance (P) 3) Insiden K3 (tenaga kesehatan dan tenaga
2. Risk of harm (criticality) or impact (D) lainnya
3. System capacity or preparedness (K) 4) Hasil inspeksi / ronde fasilitas dan
lingkungan fasyankes
Skor risiko :
DXPXK
5) Hasil asesmen PPI
Skor risiko :
6) Bisnis/ keuangan (finansial)
DXP
fasyankes
ANALISA RISIKO
 Tahapan analisa risiko dapat dilakukan dalam 2 tahap :
1. Skrining awal risiko dengan Teknik Kualitatif
2. Analisa risiko dengan Teknik Kuantitatif
 Sebagian besar perusahaan mulai dengan asesmen kualitatif kemudian kuantitatif

1. Asesmen Kualitatif : penilaian risiko dan peluang sesuai dengan skala, menggunakan
deskripsi tetapi tidak dengan angka. Misal Kemungkinan : Hampir pasti, kemungkinan.
Dampak : Kritis, besar, sedang. Assesmen kualitatif yang paling sering digunakan :
wawancara, survei, brenchmarking dan analisis skenario dll

2. Analisis Kuantitatif membutuhkan nilai numerik. Menggunakan angka anktual untuk


peringkat
 Kemungkinan : % kemungkinan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Kemungkinan
terjadi 2 tahun ke depan, 5 tahun kedepan, 10 tahun ke depan dll
 Dampak : secara umum dinyatakan dalam Rupiah :  1 juta, 1-5 juta dll
Analisa Risiko
Tools Risk management :
1. Prioritas Risk/ Risk Scoring/ Risk Grading Matrix
2. Root Causa Analysis – RCA
3. Failure Mode Effect Analysis – FMEA
4. Hazard Vurnerability Analysis – HVA
5. Infection Control Risk Assessment – ICRA
6. Pre Construction Risk Assessment – PCRA
7. Hospital Safety Index - HSI
RISK TREATMENT
KONTROL RISIKO

1. Hindari risiko : Menghindari/ tidak terlibat dalam kegiatan risiko

2. Cegah kerugian : Reduksi/ eliminasi potensial kerugian

3. Reduksi kerugian : Mitigasi dampak saat pertama kejadian reduksi kerugian


selanjutnya

4. Segregasi : Pemisahan , duplikasi

5. Transfer : Meruduksi kerugian dengan membuat kontrak dan pergeseran tanggung


jawab hukum jika kerugian dari satu pihak ke pihak yang lain
MANAJEMEN
RISIKO
Upaya manajemen risiko dilaksanakan dengan menyusun program manajemen risiko setiap
tahun yang mencakup proses manajemen risiko
Proses manajemen risiko yaitu
komunikasi dan konsultasi, menetapkan konteks, identifikasi, analisis, evaluasi,
penatalaksanaan risiko, dan pemantauan dan review yang dilakukan serta pelaporan
manajemen risiko.
Program manajemen risiko merupakan pendekatan proaktif yang komponen pentingnya
meliputi:
1) proses identifikasi risiko;
2) integrasi risiko meliputi risiko klinis yang berhubungan dengan keselaman pasien dan
risiko non klinis meliputi risiko terkait manajemen fasilitas keselamatan (MFK), risiko PPI
yang tidak berdampak pada pasien, risiko keuangan, risiko kepatuhan, risiko
reputasional dan risiko strategis;
3) pelaporan proses manajemen risiko setiap enam bulan; dan
4) pengelolaan terkait terkait tuntutan (klaim).
Risk vs. Medical Error
TRANSFORMASI MANAJEMEN RISIKO

Risk Management has cahnaged:


FROM REAKTIVE TO PROACTIVE

Manajemen risiko berubah dari Program Safety yang menangani cedera dan kecelakaan
ke Proses:
1. Identifikasi dan menangani semua sumber risiko dan kerugian
2. Menangani semua area fasilitas pelayanan termasuk kepatuhan pada peraturan
regulator
3. Memperioritaskan perlindungan di fasilitas pelayanan pasien, pengunjung dan
penyimpanan aset
4. Menghindari situasi potensial terjadinya kerusakan.
Register Resiko - Tindak Lanjut dari Mitigasi Resiko

DOKUMEN BUKTI KEGIATAN


PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN
Insiden Keselamatan Pasien yang selanjutnya disebut Insiden, adalah setiap kejadian yang
tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang
dapat dicegah pada pasien.

Insiden di fasilitas pelayanan kesehatan meliputi:


a. Kondisi Potensial Cedera (KPC); merupakan kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.

b. Kejadian Nyaris Cedera (KNC); merupakan terjadinya insiden yang belum sampai terpapar
ke pasien.

c. Kejadian Tidak Cedera (KTC); merupakan insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi
tidak timbul cedera.

d. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). merupakan Insiden yang mengakibatkan cedera pada
pasien.
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien:
1. Secara Internal
2. Secara Eksternal

Laporan Insiden Keselamatan Pasien (Internal)


Pelaporan secara tertulis setiap kejadian Sentinel, Kejadian Nyaris Cedera (KNC) atau
Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau Kejadian Tidak Cedera (KTC) atau Kondisi Potensial
Cedera Signifikan/ Serius (KPCS) yang menimpa pasien.

Laporan Insiden Keselamatan Pasien ke KNKP (Eksternal)


Pelaporan secara anonim dan elektronik ke KNKP, setiap Kejadian Sentinel , Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD), yang terjadi pada Pasien dan telah dilakukan analisa penyebab ,
rekomendasi dan solusinya.
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN
Jenis Insiden yang harus dilaporkan:

1. Kejadian Sentinel
Suatu kejadian tidak diinginkan yang menyebabkan kematian dan cedera

2. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)


Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien

3. Kejadian Tidak Cedera (KTC)


Insiden yang sudah terpapar kepada pasien tapi tidak menimbulkan cedera

4. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)


Insiden yang belum terpapar kepada pasien

Kondisi Potensial Cedera (KPCS)


Kondisi yang potensial signifikan menimbulkan cedera tapi belum terjadi insiden
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN
Jenis Insiden
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN
Formulir Pelaporan IKP, dan dilakukan investigasi secara Internal

PMK NO11 TAHUN 2017


TTG KESELAMATAN
PASIEN
Formulir Pelaporan IKP, dan dilakukan investigasi secara Eksternal
4
PEMILIK FASYANKES Dinas Kesehatan
3
Diberitahuka Daerah
n kurang 1
jam
Kabupaten/Kota
PENANGGUNG JAWAB 4
FASYANKES 5
Komite Nasional
3 Sentinel Keselamatan
2 KTD Pasien (KNKP)
*) Laporan eksternal adalah
Penanggung Jawab laporan yang sudah
selesai diinvestigasi di
atau Tim Mutu Klinik.
1
Investigasi komprehensif
Aplikasi Laporan RCA dilakukan maksimal 45
2 IKP di
Fasyanke hari. Laporan eksternal
s
Diberitahuka dilakukan dalam
n
kurang 1 kesempatan pertama
jam
Koordinator sesudah selesai investigasi.
Pelayanan Dilaporkan paling ALUR PELAPORAN
1 lambat 2x24 jam INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN DI FASYANKES
KTD
Sentinel Laporan
KTC KNC
Alur pemberitahuan sentinel
KPC

Anda mungkin juga menyukai